55
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
PT TIMAH Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha pertambangan timah terintegrasi mulai dari kegiatan eksplorasi, penambangan, peleburan dan hilirisasi hingga pemasaran dan pengolahan. Perseroan mewarisi sejarah panjang usaha penambangan timah di Indonesia yang sudah berlangsung lebih dari 200 tahun. Perusahaan berdomisili di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung dan memiliki wilayah operasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Riau, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara serta Cilegon, Banten.
3.1.1. Sejarah Perusahaan
Sejarah Perseroan telah dimulai sejak era Pemerintahan Hindia Belanda yang melakukan penambangan timah di daratan dan perairan sekitar kepulauan Bangka, Belitung dan Singkep. Penambangan timah di Bangka dikelola oleh badan usaha milik Pemerintah Hindia Belanda yang bernama Banka Tin Winning Bedrijf (BTW), penambangan di Belitung dikelola oleh perusahaan swasta Belanda bernama Gemeenschappelijke Mijnbouw Billiton Maatschappij (GMB) dan di Singkep oleh perusahaan swasta Belanda NV. Singkep Tin Exploitatie Maatschappij (NV. SITEM).
Di era kemerdekaan, tahun 1961 Pemerintah Indonesia menasionalisasikan ketiga perusahaan tersebut dan mengubah namanya menjadi Perusahaan Negara (PN) Tambang Timah Bangka, PN Tambang Timah Belitung dan PN Tambang Timah Singkep. Pada tahun yang sama Pemerintah juga membentuk Badan
Pimpinan Umum Perusahaan Tambang Timah Negara (BPU Timah) untuk mengkoordinasikan ketiga perusahaan negara tersebut. Tahun 1968, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.21 Tahun 1968, ketiga Perusahaan Negara bersama dengan BPU Timah dan Proyek Peleburan Timah Muntok dilebur ke dalam Perusahaan Negara (PN) Tambang Timah. Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.3 Tahun 1976 tanggal 24 Januari 1976, PN Tambang Timah dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT Tambang Timah (Persero), sebagaimana dituangkan dalam Akta No.1 Tahun 1976 yang dibuat di hadapan notaris Imas Fatimah SH, tertanggal 2 Agustus 1976, yang telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.26, tanggal 1 April 1977, Tambahan Berita Negara No.200 dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.Y.A.5/65/17 tanggal 5 Februari 1977. Perseroan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 2 Agustus 1976.
Pada era tahun 1980-an industri timah mengalami krisis yang ditandai dengan hancurnya The International Tin Council (ITC) tahun 1985 mendorong Perseroan melakukan restrukturisasi dan privatisasi. Restrukturisasi dilakukan dalam kurun 1991-1995, meliputi reorganisasi dan relokasi Kantor Pusat ke Pangkalpinang pada 19 Oktober 1995, rekonstruksi peralatan pokok dan penunjang produksi, serta pelepasan aset dan fungsi yang tidak berkaitan dengan usaha pokok Perseroan. Langkah-langkah restrukturisasi ini berhasil memulihkan kesehatan dan daya saing Perseroan. Setelah restrukturisasi tersebut, Pemerintah pada tahun 1995 melakukan privatisasi dengan mencatatkan saham Perseroan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia).
Global Depositary Receipts (GDRs) milik Perseroan juga tercatat di Bursa Efek London, namun pencatatan GDRs tersebut dihentikan pada tahun 2006 karena peredarannya semakin kecil dan tidak likuid dan nama Perseroan menjadi PT TIMAH (Persero) Tbk.
Visi Misi PT Timah Tbk
Visi: “Menjadi perusahaan pertambangan terkemuka di dunia yang ramah lingkungan”
Misi:
1. Membangun sumber daya manusia yang tangguh, unggul dan bermartabat 2. Melaksanakan tata kelola penambangan yang baik dan benar
3. Mengoptimalkan nilai perusahaan dan kontribusi terhadap pemegang saham serta tanggung jawab sosial
3.1.2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT Timah Tbk merupakan sarana untuk pembagian kerja sesuai dengan bidangnya, sehingga diharapkan dapat mencapai tujuan dan memudahkan proses kegiatan yang dilaksanakan. Berikut struktur organisasi PT Timah Tbk:
Direktur Utama
Direktur Keuangan
Direktur Pengembangan Usaha
dan Niaga
Direktur Operasi dan Produksi
Direktur SDM dan Umum
Sekretaris Perusahaan
Divisi Akuntansi
Divisi Manajemen
Strategi
Divisi Manajemen
Risiko
Divisi Eksplorasi
Divisi
Keteknisan Divisi SDM Pengadaan& Divisi Pergudangan
Divisi Keuangan
Divisi Manajemen
Portofolio
Divisi PKBL
Divisi Manajemen
Aset Satuan
Pengawasan Intern
Divisi Pengamanan
Divisi Pengkajian &
Pengembangan
Divisi Pemasaran
Divisi Teknologi
Informasi
Divisi Perencanaan &
Pengendalian
Divisi K3LH
Divisi pembelajaran &
pengembangan SDM
Divisi Hukum Perusahaan
Divisi Sarana
& Adm Umum
Divisi Perencanaan &
Pengendalian
Divisi Perencanaan &
Pengendalian
Divisi Perencanaan &
Pengendalian
Divisi Perencanaan &
Pengendalian
Divisi Perencanaan &
Pengendalian
Divisi Perencanaan &
Pengendalian
Divisi Perencanaan &
Pengendalian
Divisi Perencanaan &
Pengendalian
3.1.3. Aktivitas/ Kegiatan Perusahaan
PT TIMAH (Persero) Tbk merupakan produsen dan eksportir logam timah, dan memiliki segmen usaha penambangan timah terintegrasi mulai dari kegiatan eksplorasi, hilirisasi hingga pemasaran. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi juga bidang pertambangan, perindustrian, perdagangan, pengangkutan dan jasa. Kegiatan utama perusahaan adalah sebagai perusahaan induk yang melakukan kegiatan operasi penambangan timah dan melakukan jasa pemasaran kepada kelompok usaha mereka. Perusahaan memiliki beberapa anak perusahaan yang bergerak dibidang perbengkelan dan galangan kapal, penambangan non timah, jasa pelayanan kesehatan, agrobisnis, properti, pemasaran logam timah dan hilirisasi produk timah.
Kegiatan pemasaran mencakup kegiatan penjualan dan pendistribusian dimana pendistribusian logam timah hampir 95 % adalah untuk memenuhi pasar di luar negeri (ekspor) dan sekitar 5 % untuk memenuhi pasar domestik. Negara- negara yang menjadi tujuan ekspor timah antara lain di Asia yang meliputi Jepang, Korea, Taiwan, Cina, dan Singapura. Sedangkan untuk wilayah Eropa, meliputi Inggris, Belanda, Perancis, Spanyol, Italia, serta wilayah Amerika danKanada.
3.2. Metode Penelitian
Sugiyono (2018) menjelaskan bahwa metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional yang berarti penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga
terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan eksplanatori. Metode penelitian eksplanatori adalah penelitian yang tujuannya untuk memperoleh jawaban tentang bagaimana dan mengapa suatu fenomena terjadi (Nuryaman & Christina, 2015). Maksud digunakannya metode pendekatan eksplanatori yaitu untuk menguji suatu teori atau hipotesis yang diharapkan dapat memperkuat atau bahkan dapat menolak teori atau hipotesis hasil penelitian sebelumnya.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan sampelnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2018).
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2017) penelitian deskriptif merupakan salah satu analsis yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Sedangkan penelitian verifikatif merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan kausalitas antar variabel melalui suatu pengujian sehingga
didapat hasil pembuktian yang menunjukkan hipotesis ditolak atau diterima. Pada penelitian ini pendekatan verifikatif digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang berisifat verifikatif yaitu seberapa besar pengaruh dewan komisaris independen, leverage dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada PT Timah Tbk baik secara parsial maupun secara simultan.
Tujuan dari penelitian deskriptif dan verifikatif adalah untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi kemudian mengangkat ke permukaan suatu gambaran atau karakter kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut dan melihat pengaruh Dewan Komisaris Independen, Leverage, Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba.
3.2.1. Desain Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif masalah yang dibawa oleh peneliti harus jelas.
Setelah masalah diidentifikasi dan dibatasi, maka selanjutnya masalah tersebut harus dirumuskan. Rumusan masalah pada umumnya dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Kemudian rumusan masalah tersebut dijawab dengan berbagai teori yang dinamakan hipotesis. Hipotesis tersebut masih merupakan jawaban sementara yang harus dibuktikan kebenarannya secara empiris/nyata. Untuk itu peneliti mengumpulkan data. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis.
Data dari hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka dapat disimpulkan (Sugiyono, 2018). Berdasarkan hal tersebut maka desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini:
Sumber: Sugiyono (2018)
Gambar III. 2.
Desain Penelitian Kuantitatif
Proses penelitian dapat berjalan dengan baik, maka proses penelitian dimulai dari perencanaan sampai pelaksanaan penelitian. Berdasarkan hal tersebut maka desain penelitian secara kuantitatif menurut Sugiyono (2018) dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada umumnya dinyatakan dalam kalimat pertanyaan yang akan memeandu peneliti dalam kegiatan penelitian selanjutnya. Pada penelitian ini terdapat beberapa topik pembahasan yang dijadikan sebagai dasar rumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimanakah gambaran Dewan Komisaris Independen pada PT Timah Tbk periode 2012-2018?
Pengujian Instrumen
Pengembangan instrumen Populasi
& Sampel
Rumusan Masalah
Landasan Teori
Perumusan Hipotesis
Pengumpulan Data
Analisis Data
Kesimpulan dan Saran
b. Bagaimanakah gambaran Leverage pada PT Timah Tbk periode 2012- 2018?
c. Bagaimanakan gambaran Ukuran Perusahaan pada PT Timah Tbk periode 2012-2018?
d. Bagaimanakah gambaran Manajemen Laba pada PT Timah Tbk periode 2012-2018?
e. Bagaimana pengaruh Dewan Komisaris Independen secara parsial terhadap Manajemen Laba pada PT Timah Tbk periode 2012-2018?
f. Bagaimana pengaruh Leverage secara parsial terhadap Manajemen Laba pada PT Timah Tbk periode 2012-2018?
g. Bagaimana pengaruh Ukuran Perusahaan secara parsial terhadap Manajemen Laba pada PT Timah Tbk periode 2012-2018?
h. Bagaimana pengaruh Dewan Komisaris Independen, Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada PT Timah Tbk periode 2012- 2018?
2. Landasan Teori
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (hipotesis), maka peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan kerangka berpikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka peneliti menggunakan berbagai teori untuk memperjelas dan menjawabnya.
3. Perumusan Hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris disebut hipotesis. Untuk itu peneliti menetapkan populasi sebagai tempat pengujian dan sekaligus menyiapkan instrumen penelitiannya. Bila populasi terlalu luas dan ada keterbatasan dari peneliti baik dari segi tenaga, biaya dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Jumlah dewan komisaris independen pada PT Timah Tbk periode 2012- 2018 memenuhi syarat.
b. Tingkat leverage pada PT Timah Tbk periode 2012-2018 tinggi.
c. Tingkat ukuran perusahaan pada PT Timah Tbk periode 2012-2018 besar dan mengalami peningkatan setiap tahun.
d. Tingkat manajemen laba pada PT Timah Tbk periode 2012-2018 mengalami fluktuasi yang bernilai negatif.
e. Terdapat pengaruh yang signifikan antara dewan komisaris independen terhadap manajemen laba pada PT Timah Tbk periode 2012-2018.
f. Terdapat pengaruh yang signifikan antara leverage terhadap manajemen laba pada PT Timah Tbk periode 2012-2018.
g. Terdapat pengaruh yang signifikan antara ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada PT Timah Tbk periode 2012-2018.
h. Terdapat pengaruh yang signifikan antara dewan komisaris independen, leverage dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada PT Timah
Tbk periode 2012-2018.
4. Pengumpulan Data
Instrumen untuk pengumpulan data dapat berbentuk tes dan nontest. Data yang terkumpul selajutnya dianalisis. Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik berupa statistik deskriptif dan statistik verifikatif.
Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif dan verifikatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan tahunan.
5. Analisis Data
Data hasil analisis selanjtunya disajikan dan diberikan pembahasan.
Penyajian data dapat menggunakan tabel, grafik garis, grafik batang, piechart ataupun diagram lingkaran. Pembahasan terhadap hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan.
6. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir dalam suatu periode penelitian yang berupa jawaban atas rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.
3.2.2. Operasionalisasi Variabel
Variabel adalah sesuatu dalam bentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga menghasilkan informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2018). Variabel dalam penelitian ini dapat dibedakan sebagi berikut:
1. Variabel Independen (X)
Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang menjadi pengaruh atau menjadi sebab timbulnya variabel dependen (variabel terikat) (Sugiyono, 2018). Variabel independen dalam penelitian ini ada tiga yaitu, Dewan Komisaris Independen (X 1), Leverage (X2) dan Ukuran Perusahaan (X3).
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2018). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Manajamen Laba.
Tabel III. 1.
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Dewan Komisaris Independen (X1)
Keberadaan dewan komisaris independen dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya
ketidakseimbangan
informasi dan tindakan
manajemen yang
menyimpang. Dewan komisaris independen bertugas dan bertanggung jawab untuk memastikan
1. Jumlah Anggota Dewan Komisaris Independen
2. Jumlah Anggota Dewan Komisaris
Rasio
bahwa perusahaan memiliki strategi bisnis yang efektif, mematuhi hukum dan peraturan perundangan yang berlaku, serta menjamin bahwa prinsip-prinsip dan praktik
good corporate
governance telah diterapkan dengan baik (Arifin & Destriana, 2016).
Leverage (X2) Leverage menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi manajamen laba.
Kemampuan perusahaan
dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya dapat diukur menggunakan leverage. Perusahaan yang memiliki rasio leverage tinggi, dinilai lebih berpotensi melakukan manajemen laba karena perusahaan terancam tidak
dapat memenuhi
kewajibannya pada waktu yang telah ditentukan (Mahawyahrti & Budiasih, 2016).
1. Total Hutang 2. Total Modal
Rasio
Ukuran Perusahaan (X3)
Ukuran perusahaan
digunakan untuk
mengidentifikasi besar kecilnya suatu perusahaan.
Besarnya perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan atau total aktiva (Wardani & Santi, 2018).
1. Total Aset Rasio
Manajemen Laba (Y)
Manajemen laba dapat mempengaruhi relevansi penyajian laporan keuangan sehingga laporan keuangan menyesatkan para penggunanya. Hal ini mengakibatkan laporan
1. Nilai Discretionary Accrual
2. Nilai Non
Discretionary Accrual 3. Nilai Total Accrual
Rasio
keuangan tidak dapat diandalkan karena informasi yang terkandung di dalamnya menjadi bias (Amijaya & Prastiwi, 2013).
3.2.3. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan (Sugiyono, 2018). Data sekunder yang digunakan berupa data-data laporan keuangan dan laporan tahunan PT Timah Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2018. Adapun data yang dijadikan sumber dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Laporan tahunan PT Timah Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2018.
2. Laporan keuangan PT Timah Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2018.
3. Data lain yang bersumber dari sumber kepustakaan, jurnal keuangan dan hasil penulisan yang berhubungan dengan objek yang diteliti.
3.2.4. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2018).
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah dewan komisaris independen, total hutang, total aset pada PT Timah Tbk.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi (Sugiyono, 2018).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2018). Alasan penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling karena tidak semua sampel yang diperlukan memiliki kriteria sesuai dengan yang telah ditentukan. Oleh karena itu penelitian ini menetapkan beberapa pertimbangan atau kriteria tertentu agar menghasilkan sampel yang sesuai. Sampel dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari laporan keuangan dan laporan tahunan PT Timah Tbk berupa jumlah dewan komisaris independen, jumlah seluruh dewan komisaris, total hutang, total modal, total aset dan lain sebagainya selama periode 2012-2018.
3.2.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan
Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk mendapatkan beberapa informasi dari pengetahuan yang dapat dijadikan pegangan dalam penelitian yaitu dengan cara studi kepustakaan untuk mempelajari, meneliti, mengkaji dan menelaah literatur-literatur berupa buku, jurnal, bulletin, hasil symposium yang
berhubungan dengan penelitian untuk memperoleh bahan-bahan yang akan dijadikan landasan teori.
2. Dokumentasi
Pengumpulan data dilakukan dengan mempelajari catatan-catatan atau dokumen perusahaan sesuai dengan data yang diperlukan dalam penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data laporan keuangan dan laporan tahunan PT Timah Tbk.
3.2.6. Rancangan Analisis Data dan Hipotesis A. Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan dalam menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sesuai dengan yang sebenarnya dan tidak menyimpulkan data secara umum (Sugiyono, 2018). Statistik deskriptif adalah penyajian melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram dan perhitungan pengukuran tendensi sentral (Sugiyono & Susanto, 2015).
Statistik deskriptif dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menghitung minimal, maksimal dan mean yang disajikan menggunakan tabel descriptive statistic dari program SPSS. Pada penelitian ini akan mendeskripsikan variabel komite audit, dewan komisaris independen, leverage, ukuran perusahaan dan manajemen laba pada PT Timah Tbk tahun 2012-2018.
Dewan Komisaris Independen
Tahapan dalam menganalisis dewan komisaris independen adalah sebagai berikut:
a. Menentukan jumlah dewan komisaris independen dan total dewan komisaris pada PT Timah selama periode pengamatan
b. Menghitung persentase dewan komisaris independen dengan cara membagi jumlah dewan komisaris independen dengan total dewan komisaris
c. Menunjukan proporsi dewan komisaris independen yang harus dimiliki perusahaan
Tabel III. 2.
Proporsi Dewan Komisaris Independen
Kriteria Proporsi
Dewan Komisaris Independen Minimal 30%
Sumber: UU Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 d. Menarik kesimpulan dari hasil pengamatan
Leverage
Tahapan dalam menganalisis leverage adalah sebagai berikut:
a. Menentukan jumlah total hutang dan total aset pada PT Timah Tbk selama periode pengamatan
b. Menghitung rasio DER dengan cara membagi total hutang dengan total aset
c. Menunjukkan tingkat leverage sesuai dengan standar industri
Tabel III. 3.
Persentase Maksimal Debt to Equit Ratio
Rasio Leverage Persentase Maksimal DER
Debt to Equity Ratio 66%
Sumber: Fahmi (2016), data diolah
d. Menarik kesimpulan dari hasil pengamatan Ukuran Perusahaan
Tahapan dalam menganalisis ukuran perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Menentukan total aset pada PT Timah Tbk selama periode pengamatan b. Menghitung ukuran perusahaan dengan menggunakan logaritma natural
dari total aset
Tabel III. 4.
Klasifikasi Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan
Kriteria Aset (tidak termasuk tanah
&bangunan tempat usaha)
Penjualan Tahunan
Usaha Mikro Maksimal 50 Juta Maksimal 300 Juta Usaha Kecil >50 Juta – 500 Juta >300 Juta – 2,5 M Usaha Menengah >10 Juta – 10 M 2,5 M – 50 M
Usaha Besar >10 M >50 M
Sumber: UU No. 20 Tahun 2008
c. Menunjukkan kriteria ukuran perusahaan d. Menarik kesimpulan dari hasil pengamatan
Manajemen Laba
Tahapan dalam menganalisis manajemen laba adalah sebagai berikut:
a. Menentukan jumlah aset tetap, total aset, pendapatan, piutang, pendapatan bersih dan arus kas operasi pada PT Timah Tbk selama periode pengamatan
b. Menentukan nilai non discretionary accrual, total accrual dan discretionary accrual
c. Menunjukkan klasifikasi manajemen laba Tabel III. 5
Identifikasi Manajemen Laba
Nilai discretionary accrual Identifikasi manajemen laba
DA = 0 Manajemen laba dilakukan
dengan pola perataan laba
DA (+) Manajemen laba dilakukan
dengan pola penaikan laba
DA (-) Manajemen laba dilakukan
dengan pola penurunan laba Sumber: Sulistyanto (2008)
d. Menarik kesimpulan dari hasil pengamatan 2. Analisis Verifikatif
Sugiyono (2012) analisis verifikatif adalah penelitian yang melakukan pembuktian untuk menguji hipotesis hasil penelitian deskriptif dengan satu perhitungan statistika sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukan hipotesis ditolak atau diterima. Analisis ini digunakan untuk menunjukkan pengaruh variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) atau dalam penelitian ini
digunakan untuk menunjukan pengaruh dewan komisaris independen, leverage dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Metode analisis ini dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
a. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian regresi linier berganda, perlu dilakukan beberapa pengujian untuk memperoleh penelitian yang akurat yaitu sebagai berikut:
1) Uji normalitas data
Sugiyono (2015) mengungkapakan bahwa pengujian normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik. Pengujian normalitas data menggunakan metode Kolmogrov-smirnov (K-S) Dalam uji normalitas data dengan uji non parametik Kolmogrov-smirnov, keputusan diambil berdasarkan asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.05 (5%) sehingga dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
a) Asymp. Sig. > 0.05 maka data tersebut berdistribusi normal.
b) Asymp. Sig.< 0.05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
2) Uji Multikolinearitas
Sugiyono dan Susanto (2015) mendefiniskan uji multikolinearitas yaitu uji multikolinearitas diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas atau variabel independen, dimana
akan diukur kerataan hubungan antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi (R-Square). Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel independen, maka koefisien- koefisien regresi semakin besar kesalahannya dan standar erornya semakin besar pula. Apabila nilai VIF diatas atau < 10 maka diantara variabel independen terdapat gejala multikolinearitas. Dasar pengambilan keputusan dalam uji VIF adalah sebagai beriku:
a) Apabila nilai VIF > 10 maka terdapat gejala multikolinearitas.
b) Apabila nilai VIF < 10 maka tidak terdapat gejala multikolinearitas.
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat kesalahan (error) pada data memiliki varians yang sama atau tidak, heteroskedastisitas memiliki sesuatu kondisi bahwa (error) berbeda dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan dimana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap atau heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode Scartter Plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik seperti titik melebar dari atas dan dibawah angka 0 pada sumbu (Sugiyono & Susanto, 2015).
4) Uji Autokorelasi
Sugiyono dan Susanto (2015) autokorelasi merupakan salah satu asumsi dalam model regresi linier. Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam persamaan regresi terdapat kondisi serial atau tidak antara variabel pengganggu. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu penelitian seperti uji Dur bin-Watson dan uji run test.
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan run test. Run test sebagai bagain dari statistik non-parametik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual tidak terdapat hubungan korelasi dapat dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis).
Dasar pengambilan keputusan run test adalah:
a) jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih kecil < dari 0,05 maka terdapat gejala autokorelasi
b) jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar > dari 0,05 maka tidak terdapat gejala autokorelasi.
b. Analisis Linier Berganda
Menurut Sugiyono (2017) analisis regresi berganda digunakan untuk menguji apakah variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen secara simultan maupun parsial. Analisis ini digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen apabila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi
(dinaik turunkan nilainya). Analisis linier berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono (2018)
Keterangan:
Y = Manajemen Laba a = Nilai Konstanta b1, b2, b3 = Koefisien Regresi
X1 = Dewan Komisaris Independen X2 = Leverage
X3 = Ukuran Perusahaan Ԑ = Pengaruh Variabel lain
Sugiyono (2018) menyatakan bahwa paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang akan digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis serta teknik statistik yang akan digunakan. Bentuk paradigma dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + Ԑ
ryx1
ryx2
ryx3
ryx1x2x3
Gambar III. 3.
Paradigma Penelitian c. Analisis Koefisien Korelasi
Korelasi ganda (multiple correlation) merupakan nilai yang menjelaskan arah dan kuatnya hubungan antar dua variabel atau lebih secara simultan dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2017).
Pengujian koefisien korelasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara dewan komisaris independen, leverage dan ukuran perusahaan dengan manajemen laba dengan menggunakan korelasi pearson (product moment) untuk mencari koefisien korelasi anatara variabel berskala interval atau rasio digunakan rumus sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono (2018)
rxy =
n(ƩXiY) – (ƩXi) (Ʃy)√[𝑛Ʃ𝑋𝑖2 −(Ʃ𝑋¡)2][𝑛Ʃ𝑌2−(Ʃ𝑌)2] Dewan Komisaris
Independen
Leverage
Ukuran Perusahaan
Manajemen Laba
Keterangan:
r = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
∑X = jumlah seluruh variabel x
∑Y = jumlah variabel y n = Jumlah data
Interpretasi dari nilai koefisien korelasi :
Jika r = -1 atau mendekati, artinya korelasi negatif sempurna Jika r = 0 artinya ada korelasi
Jika r = +1 atau mendekati, artinya korelasi positif sangat kuat
Interpretasi terhadap hubungan korelasi atau seberapa besarnya pengaruh variabel-variabel tidak bebas, digunakan pedoman sebagai berikut:
Tabel III. 6.
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber : Sugiyono (2018) d. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Analisis koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang
dinyatakan dalam persentase. Sugiyono (2015) mengemukakan besarnya koefisien determinasi dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
KD = Koefisien determinasi
r2 = Kuadrat koefisien determinasi Kriteria analisis koefisien determinasi:
1) Jika KD mendekati nol (0), artinya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen lemah.
2) Jika KD mendekati satu (1), artinya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen kuat.
Tabel III. 7.
Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi Nilai Koefisien Determinasi Tingkat Hubungan
0% - 20% Sangat Rendah
21% - 40% Rendah
41% - 60% Sedang
61% - 80% Tinggi
81% - 100% Sangat Tinggi
Sumber: Sugiyono(2018)
B. Rancangan Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini digunakan pengujian hipotesis yang berkaitan dengan pengaruh yang timbul oleh variabel bebas atau variabel independen terhadap variabel yang terkait atau variabel dependen. Pengujian yang dilakukan adalah
KD = r2 x 100%
pengujian hipotesis nol (H0) yang menyatakan tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, dan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Alat uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah aplikasi software SPSS 20.
1. Pengujian Hipotesis Desktiptif
Pengujian hipotesis deskriptif pada dasarnya merupakan proses pengujian generalisasi hasil yang didasarkan pada satu sampel. Kesimpulan yang dihasilkan adalah apakah hipotesis yang diuji itu dapat digeneralisasikan atau tidak. Bila H0
diterima berarti dapat digeneralisasikan.
Hipotesis Pertama
H01 : ProporsiDewan Komisaris Independen < 30%
Ha1 : ProporsiDewan Komisaris Independen > 30%
Hipotesis Kedua
H02 : Rasio Leverage < 66%
Ha2 : Rasio Leverage> 66%
Hipotesis Ketiga
H03 : Ln Ukuran Perusahaan < 25 Ha3 : Ln Ukuran Perusahaan > 25 Hipotesis Keempat
H04 : Terindikasi melakukan manajemen laba Ha4 : Tidak terindikasi melakukan manajemen laba 2. Pengujian Secara Parsial (Uji Statistik t)
Uji t adalah pengujian masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah dewan komisaris independen, leverage dan ukuran perusahaan sedangkan variabel dependennya adalah manajemen laba. Sesuai dengan hipotesis penelitian yang diajukan, maka hipotesis statistik untuk pengujian secara parsial dapat diformulasikan sebagai berikut:
Hipotesis Kelima
H05 : β = 0 : Dewan Komisaris Independen tidak berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba
Ha5 : β ≠ 0 : Dewan Komisaris Independen berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba
Hipotesis Keenam
H06 : β = 0 : Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba
Ha6 : β ≠ 0 : Leverage berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba Hipotesis Ketujuh
H07 : β = 0 : Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba
Ha7 : β ≠ 0 : Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0.05 atau 5%, karena dinilai cukup mewakili hubungan variabel-variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikan yang umum digunakan dalam suatu penelitian. ttabel
dicari dengan menentukan degree of freedom (df) sebagai berikut:
df = n - k
Keterangan:
n = banyaknya sampel k = banyaknya variabel
Setelah mencari nilai ttabel maka selanjutnya mencari thitung dengan rumus sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono (2018) Keterangan:
n = jumlah anggota sampel r = koefisien korelasi
t = thitung yang selanjutnya dibandingkan dengan ttabel
Uji hasil perhitungan dibandingkan dengan ttabel dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak (signifikan) b. Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima (tidak signifikan) 3. Pengujian Secara Simultan (Uji Statistik f)
Uji f digunakan untuk menguji hipotesis secara simultan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel dependen. Sesuai dengan hipotesis penelitian yang diajukan, maka hipotesis statistik untuk pengujian secara simultan dapat diformulasikan sebagai berikut:
H8 = Ho : β8 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dewan komisaris independen, leverage dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba.
Thitung = 𝑟 √𝑛−2
√1−𝑟²
Ha : β8 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara dewan komisaris independen, leverage dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba.
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam pengujian ini adalah 0.05 atau 5%. Ftabel dicari dengan menentukan besarnya degree of freedom (df1) pembilang dan (df2) penyebut, sebagai berikut:
df1 = k, k; banyaknya variabel bebas df2 = n – k -1 (n= jumlah sampel)
Setelah nilai degree of freedom diketahui, maka selanjutnya mencari nilai Fhitung
dengan rumus sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono (2018) Keterangan:
R2 = Koefisien korelasi ganda k = Jumlah variabel independen n = Jumlah anggota sampel
Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel, untuk memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan yang diperoleh dari koefisien korelasi, dengan krit eria sebagai berikut :
a. Jika Fhitung positif, maka
1) Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak (signifikan)
2) Fhitung < Ftabel, maka Ha diterima (tidak signifikan) Fhitung = 𝑅
2/𝑘 (1−𝑅2)
(𝑛−𝑘−1)
⁄
b. Jika Fhitung negatif, maka
1) Fhitung > Ftabel, maka Ho diterima (tidak signifikan) 2) Fhitung < Ftabel, maka Ha ditolak (signifikan)
c. Jika F sign < ɑ 0,05 maka Ho ditolak Jika F sign > ɑ 0,05 maka Ha diterima