• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Novel Mockingjay Unsur Intrin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Novel Mockingjay Unsur Intrin"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel

The Hunger Games

Mockingjay

Suzanne Collins

Analis: Khizbul Kurniawan

Unsur Intrinsik

1. Tema

Novel Mockingjay merupakan karya fiksi ilmiah seri ketiga dan seri terakhir dari

trilogi The Hunger Games. Tentunya tema dari Mockingjay berhubungan erat

dengan tema dari dua buku sebelumnya, The Hunger Games dan Catching Fire.

Novel ini secara tersirat mengangkat tema Distopia. Distopia adalah perasaan

pesimistis dan kecemasan akan kemajuan pengetahuan dan perkembangan

kehidupan karena perkembangan tersebut dianggap sebagai sumber masalah di

masa mendatang.

Pada awal cerita (pada buku pertama dan kedua), penulis sempat mengecoh

pembaca dengan mambubuhkan tema romansa percintaan yang membingungkan.

Tokoh utama dihadapkan dengan pilihan dua pria yang sama-sama penting di dalam

hidupnya. Tema perjuangan juga sempat muncul (dominan di buku kedua) namun

kedua tersebut hanya pembuka dari tema utama yang sebenarnya, distopia yang

sangat menakutkan.

Tokoh utama, yaitu Katniss Everdeen yang berjuang menghadapi serangan,

intrik dan konspirasi dari berbagai pihak di wilayah Panem. Berikut adalah sinopsis

singkat yang dapat digunakan sebagai referensi untuk lebih memahami tema.

Katniss Everdeen merupakan gadis 16 tahun yang menggantikan adiknya untuk

mengikuti acara Hunger Games. Hunger Games adalah acara peringatan dari

pemberontakan distrik di Panem terhadap Capitol yang gagal. Hunger Games

diadakan sebagai pengingat kepada seluruh distrik bahwa Capitol tidak bisa

(3)

Katniss Everdeen memenagkan permainan Hunger Games ke-74 dan merusak

sistem di permainan Quartell Quell (diceritakan di novel pertama dan kedua) secara

heroik sehingga menyulut api pemberontakan distrik-distrik di Panem terhadap

Capitol. Oleh karena itu, Katniss mendapat tekanan dari Capitol. Capitol membabi

buta distrik-distrik di Panem, termasuk kampung halaman Katniss di Distrik 12

sebagai peringatan. (dijelaskan di buku pertama)

Distrik 12 telah hancur dan Katniss sangat diburu oleh Capitol. Oleh karena itu,

Para pemberontak segera mengevakuasi Katniss ke Distrik 13 yang sebelumnya

dianggap telah musnah. Sedangkan Peeta Mellark, peserta Hunger Games lain dari

Distrik 12 tertangkap dan dibawa ke Capitol. (dijelaskan di buku kedua)

Terjadilah peperangan antara Capitol dan distrik-distrik yang dipimpin oleh

Distrik 13. Pemberontakan Distrik 13 dipimpin oleh Katniss Everdeen yang berperan

sebagai Mockingjay, penyulut api pemberontakan untuk melawan, dan Presiden Coin

sebagai pemimpin Distrik 13.

Para pemberontak berhasil menculik Peeta, namun Peeta telah mengalami banyak

perubahan dan menderita gangguan otak sejak di Capitol. Katniss depresi dan

mengalami stress menyandang peran yang sangat penting di dalam peperangan

besar. Ia tidak menyadari Coin punya motif tersendiri terhadap Katniss.

Gale Hawthorne, sahabat Katniss selalu mendampingi Katniss di dalam

perjuangan, sama halnya dengan Peeta. Katniss harus memilih kepada siapa ia

memberikan perhatiannya. Namun percuma, karena Katniss tahu tidak dari mereka

yang akan mendapatkan harapan.

Perang telah mengubah semua karakter yang kita kenal dari buku pertama dan

kedua secara keseluruhan. Banyak karakter vital yang menemui ajal dengan tidak

disangka-sangka. Mockingjay bukanlah sebuah kisah heroik atau kisah cinta yang

bahkan tidak pernah digubris melainkan sebuah kisah tragedi yang pantas untuk

direnungkan sebelum terjadi di dunia nyata.

Dari sinopsis singkat diatas, sangat jelas bahwa kehidupan tokoh utama berubah

drastis sejak ia menjadi tribut Hunger Games. Kehidupan tokoh utama dipenuhi

dengan ancaman-ancaman dari berbagai pihak, baik dari Capitol maupun Distrik 13.

(4)

2. Tokoh dan Penokohan

a. Katniss Everdeen

Karakter utama protagonis dari Distrik 12. Wanita berumur 16 tahun

yang menjadi relawan untuk menggantikan adiknya, Primrose Everdeen

untuk mengikuti permainan Hunger Games ke-74. Katniss memenangkan

Hunger Games-74 dan membuat banyak perbedaan, seperti memenagkan

permainan tersebut berdua dengan Peeta Mellark, pemuda dari distrik

yang sama dengannya. Akibatnya, hal tersebut melahirkan sebuah konflik

besar dan revolusi baru bagi Panem.

Hal. 39

“Aku akan menjadi Mockingjay”

b. Peeta Mellark

Karakter pria protagonis dari Distrik 12 yang terpilih sebagai tribut untuk

bermain Hunger Games. Peeta sangat perhatian terhadap Katniss

Everdeen dan telah memainkan banyak peranan penting dalam

menghadapai kediktatoran Capitol. Pemuda yang sangat optimistis.

Hal. 128

“Jangan bodoh, Katniss. Pikirkan dirimu sendiri. Mereka mengubahmu

menjadi senjata yang bisa menjadi alat dalam kehancuran umat manusia.”

c. Gale Hawthorne

Pemuda berusia 18 tahun dari Distrik 12. Gale merupakan teman berburu

dan sahabat dari Katniss Everdeen. Gale secara langsung membantu

Katniss ketika pemberontakan terhadap Capitol. Sangat sabar dalam

menghadapi masalah dan membantu Katniss.

Hal. 64

“Katniss, kenapa kau begitu peduli pada tim persiapanmu?”

d. Haymitch Arbernathy

Pria paruh baya yang suka mengkonsumsi alkohol. Haymitch meruapakan

pemenang Hunger Games ke-50 yang berasal dari Distrik 12. Haymitch

(5)

Quartel Quell. Haymitch menduduki posisi penting dalam pemberontakan

melawan Capitol. Pria yang terkesan liar dan tegas.

Hal. 123

“Yeah, kami tak mau kehilangan Mockingjay kecil kita ketika dia akhirnya mulai bernyanyi.”

e. Presiden Coriolanus Snow

Karakter antagonis utama dalam trilogi Hunger Games. Presiden Snow

adalah pemimpin autokratis dan diktator di Capitol dan semua distrik di

Panem. Presiden Snow menjadikan bunga mawar putih sebagai simbol

dirinya. Mawar putih memiliki warna yang bersih putih seperti salju

(snow). Sosok yang sangat ambisius dan pendendam.

f. Presiden Alma Coin

Pemimpin dari distrik 13. Coin tidak menyukai Katniss karena Coin

menganggap Katniss lebih menguntungkan jika dia mati daripada saat

hidup. Kediktatoran Coin bahkan bisa dikatakan melebihi kediktatoran

dari Presiden Snow. Karakter pemimpin yang diktator namun sangat

disiplin.

Hal. 68

“Tapi sebagai balasan dari permintaan yang tak pernah terjadi

sebelumnya, Prajurit Everdeen sudah berjanji untuk membaktikan dirinya

ke tujuan perjuangan kita. Jika terlihat adanya adanya penyimpangan dari

misinya, baik dalam bentuk motif atau perbuatan, itu akan dilihat sebagai

pelanngaran perjanjian.”

g. Effie Trinket

Wanita Capitol dengan aksen dan gaya rambut yang sangat khas. Effie

merupakan pengiring untuk peserta Distrik 12. Effie adalah orang yang

mengambil undian nama untuk peserta tribut (dijelaskan di buku

pertama). Tokoh yang cenderung netral.

(6)

h. Cinna

Penata busana Katniss dalam setiap permainan Hunger Games. Cinna juga

merupakan bagian dari pemberontakan yang telah direncanakan dengan

matang oleh Distrik 13. Cinna muncul di buku pertama dan terbunuh di

buku kedua. Namun, karakter ini masih sering disebut di buku ketiga

karena meninggalkan baju khusus untuk Mockingjay yang telah

dirancangnya. Sangat mendukung Katniss.

i. Caear Flickerman

Pembawa acara dan komentator Hunger Games yang telah bergelut

dengan acara Hunger Games paling tidak selama 24 tahun. Sangat ramah

terhadap para bintang tamu.

j. Plutarch Heavensbee

Head Game Maker baru yang menggantikan Head Game Maker

sebelumnya yang dibunuh oleh Presiden Snow, Seneca Crane. Plutarch

juga ternyata merupakan bagian dari pemberontak yang melawan

Capitol. Penuh dengan gagasan dan strategi.

k. Primrose Everdeen

Gadis berusia 12 tahun dari Distrik 12. Prim adalah adik Katniss

Everdeen. Prim terbunuh di peperangan dalam salah satu pengeboman

dan membuat Katniss sangat depresi. Lugu dan senang membantu ibunya.

Hal. 41

“Kau tahu kan, kau bisa cerita padaku. Aku pandai menyimpan rahasia. Bahkan dari Mom.”

l. Boggs

Pria berbadan kekar, kaki tangan dari Presiden Snow. Namun Boggs

berjanji untuk melindungi Katniss tanpa menghiraukan perintah Coin.

(7)

m. Cressida

Penduduk Capitol yang ikut memberontak setelah pelarian Katniss dari

Quartel Quell. Cressida bersama Messala, Castor dan Pollux ditugaskan

sebagai perekam aksi penyulutan api oleh Katniss.

n. Messalla

Warga Capitol yang merupakan asisten Cressida.

o. Castor dan Pollux

Dua bersaudara yang menjadi kru Cressida. Mempunyai dendam pribadi

dengan pemerintah Capitol.

p. Fulvia Cardew

Asisten Plutarch Heavensbee yang merupakan warga Capitol dan

kemudian pindah ke Distrik 13 dan ikut dalam pemberontakan. Baik

namun kurang bersahabat dengan lingkungan Distrik 13.

Hal. 71

“Dandani dia menjadi Cantik Dasar Nol”

q. Flavius, Octavia dan Venia

Tiga wanita dengan gaya rambut dan berpakaian yang sangat khas

Capitol. Mereka adalh tim perias Katniss dalam Hunger Games. Mereka

diculik oleh Distrik 13, namun Katniss meminta Coin untuk membebaskan

mereka. Baik dan tidak tahu apa-apa. Ketika di Capitol, mereka hanya

mengerjakan tugas mereka sesuai dengan apa yang disuruh.

r. Paylor

Salah satu pasukan pemberontak dari Distrik 13. Paylor bertempur

menghadapi pesawat pengebom Capitol di Distrik 8 bersama Katniss, Gale

(8)

s. Dalton

Ahli biogenetika dari distrik 8. Pindah ke Distrik 13 untuk membantu

pemberontakan terhadap Capitol. Dalton memberikan banyak saran yang

membantu bagi Katniss unutk menyulutkan api pemberontakan.

t. Buttercup

Kucing peliharaan keluarga Everdeen. Sangat dekat dengan Prim.

Buttercup diselamatkan oleh Katniss di desa pemenang setelah

pengeboman Distrik 12.

Masih banyak lagi karakter yang belum disebutkan di dalam trilogi The Hunger

Games. Sebagian dari karakter tersebut tetap eksis sejak buku pertama hingga buku

ketiga ataupun sejak buku kedua hingga buku ketiga. Namun, tidak sedikit pula karakter

yang hanya muncul dalam satu buku saja, seperti para peserta Hunger Games ke-74 dan

para peserta Quartel Quell (Hunger Games ke-75). Contohnya seperti Finnick yang

muncul di buku kedua dan ketiga, berperan sebagai peserta Quartel Quell dan

memberontak melawan Capitol. Selain itu adapula tokoh-tokoh pendukung seperti

polisi penjaga perdamaian dan para warga distrik yang hanya muncul sekali-dua kali

dalam cerita.

3. Latar

i. Latar Tempat

Berlatar di suatu wilayah bernama Panem dengan pusat pemerintahan di

Capitol dan sisanya terbagi atas 13 distrik.

Capitol adalah pusat pemerintahan Panem dan merupakan tempat

diadakannya acara Hunger Games. Penduduk Capitol hidup dengan sangat

berlebihan. Sangat kontras dengan kehidupan penduduk di distrik-distrik.

Distrik 12 merupakan kampung halaman dari tokoh utama, Katniss

Everdeen. Gale, Haymitch dan Peeta juga berasal dari Distrik 12. Kehidupan di

Distrik 12 sangat kurang jauh daripada cukup. Penduduk harus bertahan dengan

(9)

Distrik 13 adalah daerah yang dulunya pernah diakui ada, namun lenyap

kabar beritanya setelah hampir 75 tahun peperangan. Warga dan petinggi di

Capitol berasumsi bahwa Distrik 13 telah lenyap akibat wabah cacar dan perang

antara Capitol dengan Distrik 13 yang dimengkan oleh Capitol. Namun, Distrik

13 masih ditemui keberadaannya yaitu dibawah tanah dengan sistem dan

teknologi yang sangat maju dari sebelumnya.

Distrik 8, salah satu distrik di Panem yang dibom oleh Capitol akibat dari

upaya pemberontakan melawan Capitol.

Desa pemenang, merupakan tempat bagi pemenang Hunger Games yang

disediakan Capitol di semua distrik. Katniss Everdeen tinggal bersama Peeta

Mellark dan Haymitch di desa pemenang setelah memenangkan Hunger Games

ke-74.

ii. Latar Waktu

Novel ini berada di suatu waktu atau zaman beberapa tahun dari masa

sekarang. Latar waktu yang spesifik dari novel ini beragam, karena permainan Hunger

Games (dibuku pertama dan kedua), pemberontakan, dan kehidupan sehari-hari para

tokoh terjadi sepanjang hari, baik siang maupun malam.

iii. Latar Suasana

Suasana di dalam novel ini didominasi oleh keadaan yang menegangkan.

Sangat sering dijumpai tokoh utama, Katniss Everdeen terjebak dalam suatu keadaan

yang mengharuskan dia untuk memilih diantara dua pilihan yang sangat sulit.

4. Alur

Novel ini didominasi oleh alur maju yang menceritakan tragedi-tragedi yang

beruntun dan saling berkaitan mulai dari awal Katniss Everdeen terpilih sebagai tribut

Hunger Games (dijelaskan di buku pertama) hingga sampai di peperangan besar antara

(10)

Walaupun didominasi oleh alur maju, di novel ini juga bisa dijumpai alur

mundur seperti flashback di masa lalu atau yang menceritakan tentang tokoh utama

yang sedang mengingat perbuatannya sebelumnya. Contohnya ketika Katniss

membayangkan saat dia membunuh banyak orang di permainan Hunger Games.

5. Sudut Pandang

Sudut pandang yang digunakan dari novel ini adalah orang pertama pelaku utama.

Karena penulis novel menempatkan Katniss Everdeen sebagai “aku” oleh karena itu,

novel ini meggunakan kata ganti pertama “aku”. Di keseluruhan buku, banyak

ditemukan bukti dari penggunaan sudut pandang ini.

6. Amanat

Novel terakhir dari trilogi The Hunger Games ini mengandung banyak sekali amanat

yang tidak terduga. Pada awalnya kebanyakan pembaca akan mengira bahwa novel ini

mengedapankan cerita romansa yang kuat atas pilihan Katniss Everdeen antara

memilih Gale atau Peeta. Namun, ternyata novel ini sangat mengedepankan pesan

bahwa perkembangan teknologi yang pesat tidak menjamin adanya kedamaian.

Tema Distopia yang diangkat seakan mengisayaratkan bahwa kerusakan yang

terjadi disebabkan karena bumi yang kita pijaki sekarang semakin menua dan lelah atau

bahkan karena manusia semakin jahat dan terlena dengan teknologi. Oleh karena itu,

sebagai manusia yang hidup di bumi, hendaknya kita mengetahui apa yang sebenarnya

harus ditingkatkan dan bukannya malah terlena kepada sesuatu yang memberi dampak

negatif terhadap tempat tinggal kita. Harus ada keseimbangan di dalamnya.

Kita bisa belajar dari tragedi perang Capitol dengan Distrik 13 yang malah berujung

perubahan yang sangat mengenaskan. Akhir perang di Capitol sangat ironis malah

menjadi antiklimaks. Kisah romansa hilang begitu saja. Novel ini memberikan amanat

kepada kita agar memikirkan kembali tentang apa yang akan kita lakukan kedepannya

(11)

Walaupun begitu, amanat yang kuat masih bisa diambil di bagian epilog. Sang

Mockingjay yang melakukan perjalanan terakhirnya, terbang dengan kesakitan yang

luar biasa dan pada akhirnya terjatuh dan kandas begitu saja. Katniss akhirnya bersatu

dengan Peeta, membuahkan sepasang anak perempuan dan laki-laki.

Hal. 422 (epilog)

Ini seperti permainan. Berulang-ulang. Bahkan agak membosankan setelah dua puluh tahun.

Tapi masih ada permainan yang jauh lebih buruk daripada itu.

Novel ini berakhir dengan meninggalkan bekas sayatan dan kengerian akan masa

(12)

Unsur Ekstrinsik

1. Biografi Penulis

Suzanne Collinslahir pada 10 Agustus 1962 di Hartford, Connecticut. Dia adalah

putri dari seorang perwira Angkatan Udara Amerika Serikat yang bertugas di Perang

Vietnam. Sebagai putri seorang perwira militer, ia dan keluarganya terus-menerus

pindah tempat tinggal. Dia menghabiskan masa kecilnya di Alabama, menempuh masa

SMA di Alabama School of Fine Arts kemudian lulus dari Indiana University di jurusan

Drama dan Telekomunikasi.

Collins saat ini tinggal di Newtown, Connecticut, bersama suami dan dua

anak mereka beserta dua ekor kucing. Dia adalah seorang penganut Katolik Roma.

Buku-buku karya Collins adalah sebagai berikut:

The Underland Chronicles

1. Gregor the Overlander (2003)

2. Gregor and the Prophecy of Bane (2004)

3. Gregor and the Curse of the Warmbloods (2005) 4. Gregor and the Marks of Secret (2006)

5. Gregor and the Code of Claw (2007)

2. When Charlie McButton Lost Power (2005) 3. When Charlie McButton Gained Power (2009)

Referensi: http://www.openisbn.com/author/Suzanne_Collins/162394

2. Situasi dan Kondisi Pengarang terhadap Isi Novel

Trilogi novel The Hunger Games adalah sebuah novel fiksi yang terinspirasi

dari keadaan di bumi saat ini. Tema distopsia yang diangkat merupakan pandangan

(13)

Sebagai puteri seorang perwira militer, penulis tentunya memiliki

pengalaman banyak tentang peperangan, khususnya pengalaman yang mengharukan.

Atas latar belakang inilah, mengapa penulis sangat lihai membangun sebuah konflik

besar dan menggambarkan sisi negatif peperangan secara intens di dalam karya

novelnya.

3. Nilai-nilai.

- Nilai Moral:

Nilai moral yang sangat kental di novel ini adalah di bagian peperangan Capitol dan

distrik-distrik di Panem. Salah satu contohnya ketika pesawat pengebom Capitol

menjatuhkan bomnya ke rumah sakit di Distrik 8. Emosi pembaca diaduk dengan rasa

kesal terhadap Capitol yang secara sengaja mengebom rumah sakit karena mereka

berpikir jika mereka menang, orang-orang penghuni rumah sakit tidak akan berguna,

karena Capitol tidak membutuhkan orang-orang sakit dan cacat.

Nilai yang digambarakan adalah Capitol yang tidak memiliki moral terhadap sesama

manusia dan hanya mementingkan warga kalangan atas saja.

Hal. 160 (Ketika Katniss sedang berada di Distrik 8 dan tiba-tiba pesawat Capitol datang menjatuhkan bomnya)

Rasanya mengerikan seperti sedang dijepit ke dinding ketika bom-bom berjatuhan.

Apa istilah yang digunakan ayahku tentang membunuh dengan mudah? Seperti

menembak ikan di dalam gentong. Kami jadi ikannya, jalanan ini gentongnya.

- Nilai Budaya:

Penulis berhasil membentuk budaya baru di dalam cerita novel ini. Budaya Capitol

yang sangat berlebihan dengan gaya hidupnya. Diceritakan pula tentang kedisiplinan

Distrik 13 setelah terjadinya wabah cacar dan kekalahan mereka atas Capitol. Penduduk

(14)

Hal 25 (Peraturan di Distrik 13)

Kau tidak boleh melewatkan jadwalmu. Setiap pagi, kau harus memasukkan lengan

kananmu ke dalam alat aneh di dinding. Benda itu menato jadwalmu dalam satu hari

dengan tinta ungu terang: 07.00 – sarapan. 07.30 – tugas dapur. 08.30 – pusat pendidikan, ruang 17. Dan seterusnya.

- Nilai Sosial:

Terdapat banyak nilai sosial yang sangat menyedihkan. Khususnya perbandingan

kehidupan sosial penduduk Capitol dengan penduduk Distrik 12. Sangat kontras

bagaimana penulis menggambarkan kehidupan di Distrik 12 sangat tidak layak,

sedangkan penduduk di Capitol menghamburkan kekayaan mereka dengan sangat

berlebihan.

- Nilai Estetika:

Di novel ini saya menemukan banyak frase dan kata-kata yang disusun secara

artistik dan membentuk suatu kalimat yang sangat sulit untuk dilupakan, seperti:

JIKA KAMI TERBAKAR

KAU TERBAKAR BERSAMA KAMI

Hal. 120

“Api sudah tersulut! Dan jika kami terbakar, kau terbakar bersama kami!”

Adapula kalimat Katniss Everdeen yang menunjukkan kecemasan atas dirinya sendiri:

"My name is Katniss Everdeen. Why am I not dead? I should be dead."

Selain itu ada kalimat pembukaan acara Hunger Games yang diucapkan oleh Effie ketika

di Distrik 12 yang sangat populer dalam versi berbahasa inggrisnya:

“May the odds be ever in your favor” dan

(15)

Informasi detail buku

(Edisi terjemahan bahasa Indonesia)

Judul: The Hunger Games #3: Mockingjay

Penulis: Suzanne Collins

Alih bahasa: Hetih Rusli

Ukuran: 13.5 x 20 cm

Tebal: 432 halaman

Terbit: Januari 2012

ISBN: 978-979-22-7843-9

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

(16)

Referensi

Dokumen terkait

By looking at SANFIC as an example of the international film festival circuit, this essay has intended to highlight the role of such events in three interrelated ways: as an

Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan intrakurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Tokoh penganjur sejarah sebagai seni adalah George Macauly Travelyan. Ia menyatakan bahwa menulis sebuah kisah peristiwa sejarah tidaklah mudah, karena memerlukan imajinasi dan

Perbedaan Profil Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini Pada Kelompok Eksperimen di TK Negeri Pembina Kota Cimahi yang Menggunakan Metode Proyek dan Kelompok Kontrol di

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran,

Posisi kurikulum di jenjang pendidikan tinggi memang berbeda dari jenjang pendidikan dasar dan menengah. Jika kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah lebih

menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam Laporan Akhir/ Skripsi/ Tesis saya yang berjudul “Uji Penambahan Jintan Hitam

Menentukan kondisi operasi yang optimal (daya microwave , lama waktu ekstraksi, dan rasio antara bahan baku yang akan diekstrak dengan pelarut yang digunakan) dari