• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AL QURA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AL QURA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR AL-QUR’AN HADITS

MELALUI METODE PENUGASAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).

Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia. PerasAan ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar. Salah satunya adalah memasuki abad ke- 21 gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain.

Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.

(2)

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Sebelum proses pembelajaran guru diminta untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh setiap siswa yaitu meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang social budayanya, dan lain sebagainya. “Mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indicator suksesnya pelaksanaan belajar” (Sagala, S. 2005:61). Selain itu, suksesnya pelaksanaan pembelajaran didukung oleh semua komponen yang saling berkaitan dan saling mendukung satu sama lainnya seperti adanya perubahan kurikulum, adanya evaluasi, model mengajar dalam pembelajaran, teknik dan taktik yang digunakan, penggunaan metode, strategi, dan pendekatan yang berbeda, sumber balajar yang bermacam-macam, serta media yang tepat digunakan dalam pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya didorong untuk melakukan kegiatan yang dapat menumbuhkan proses kegiatan kreatif. Melihat kondisi rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa, beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah dengan pemberian tugas (metode penugasan). Dengan pemberian penugasan kepada siswa diharapkan siswa dapat meningkatkan aktivitas belajarnya, sehingga terjadi pengulangan dan penguatan terhadap meteri yang diberikan di sekolah dengan harapan siswa mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa.

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah

Permasalahan mendasar dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Bagaimana meningkatkan Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits pada siswa kelas IV MI Sindangraja”. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah :

Apakah melalui metode penugasan dapat meningkatkan prestasi belajar Al-Qur’an

Hadits bagi siswa kelas IV MI Sindangraja?”

C. Pemecahan Masalah

(3)

(Sardiman, 1996:90) menjelaskan “Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya dari luar individu, atau motivasi yang tidak ada kaitannya dengan suatu tujuan yang dicanangkan”. Lebih lanjutnya Sardiman mengemukakan bahwa motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.

Demikian halnya dengan guru memberikan penugasan kepada siswa dengan harapan baik yaitu agar siswa dapat lebih termotivasi dalam belajar, memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini menjadi masukan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan hasil belajar.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini :

“Untuk mengetahui apakah melalui metode penugasan dapat meningkatkan hasil belajar Al-Qur’an Hadits di kelas IV MI Sindangraja.”

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. MI Sindangraja

Dengan hasil penelitian ini diharapkan MI Sindangraja dapat lebih meningkatkan pemberdayaan pemberian penugasan agar hasil belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lain.

2. Guru

Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya. 3. Siswa

(4)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Al-qur’an Hadits

Menurut bahasa, kata Al-Qur’an adalah bentuk masdar yang berasal dari kata qoro’a yang memiliki makna sinonim dengan kata qiro’ah, yaitu bacaan . Menurut istilah, Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa arab, riwayatnya mutawattir. Oleh karena itu terjemahan Al-Qur’an tidak disebut sebagai Al-Qur’an. Para ahli ilmu kalam berpendapat bahwa Al-Qur’an itu adalah lafal yang diturunkan kepada Nabi Muhammad mulai dari awal surah Al-Fatihah sampai surah An-Nas, yang mempunyai keistimewaan-keistimewaan yang terlepas dari sifat-sifat kebendaan.

Dr. A. Yusuf Al-Qosim memberukan definisi Al-Qur’an dengan menyebutkan identitasnya :

“Al-Qur’an ialah kalam mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang tertulis dalam mushaf yang diriwayatkan dengan mutawattir, dan membacanya adalah ibadah.”

Secara lughowiyah hadits berarti baru, hadits juga dapat diartikan “sesuatu yang dibicarakan dan dinukil. ”Menurut istilah ahli hadits yang dimaksud dengan As-Sunnah adalah segala yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik yang berupa perkataan, perbuatan, dan pengakuan/ ketetapan Rasulullah SAW, yang berposisi sebagai petunjuk dan tasyri’.

Sedangkan menurut istilah ahli ushul fiqh hadits adalah perkataan, perbuatan dan penetapan yang disandarkan kepada nabi Muhammad saw setelah kenabiannya. Adapun perkataan, perbuatan dan penetapan beliau sebelum kenabiannya tidak dianggap sebagai hadits.

Mata pelajaran Al-Qur’an-Hadits bertujuan untuk:

a. Meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap al-Qur’an dan hadits

b. Membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadits sebagai

(5)

c. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan isi kandungan al-Qur’an dan hadits yang

dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan tentang al-Qur’an dan hadits.

2. Belajar

Menurut Slavin dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman. Menurut Gagne dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku.

Sedangkan menurut Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian belajar

adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies,

skills, and attitude. Kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.

3. Hasil belajar

Hasil belajar menurut Anni (2004:4) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya.

Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar, yakni : informasi verbal, kecakapan intelektul, strategi kognitif, sikap dan keterampilan. Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik (Sudjana, 1990:22)

Hasil belajar ialah berupa kecakapan manusiawi (human capabilities) yang meliputi :

informasi verbal, kecakapan intelektual meliputi deskriminasi, konsep konkret, konsep abstrak, aturan, atuan yang lebih tinggi, strategi kognitif, sikap, dan kecakapan motorik (R.M. Gagne 1957,1977)

4. Metode Penugasan

(6)

1976). Sedangkan menurut kamus Purwadarminta ( 1976 ), secara umum metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik – baik untuk mencapai suatu maksud

Metode Penugasan / pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan jalan memberi tugas kepada siswa. Tugas-tugas itu dapat berupa mengikhtisarkan karangan, (dari surat kabar, majalah atau buku bacaan) membuat kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan. Metode pemberian tugas, dianjurkan antara lain untuk mendukung metode ceramah, inkuiri, VCT. Penggunaan metode ini memerlukan pemberian tugas dengan baik, baik ruang lingkup maupun bahannya. Pelaksanaannya dapat diberikan secara individual maupun kelompok.

Metode penugasan adalah suatu cara mengajar dimana guru dengan siswa bersama-sama merencanakan suatu soal, problema atau kegiatan yang harus diselesaikan murid dalam jangka waktu tertentu (Diddaktik dan Metodik Umum PPPG Tertulis Tahun 1983-1984 Hal 101).

Penggunaan metode pemberian tugas bertujuan: a. Menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif

b. Mendorong perilaku kreatif

c. Membiasakan berpikir komprehensif

d. Memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran

Metode pemberian tugas yang digunakan secara tepat dan terencana dapat bermanfaat untuk:

a. Menumbuhkan kebiasaan belajar secara mandiri dalam lingkungan bersama (kolektif)

maupun sendiri

b.Melatih cara mencari informasi secara langsung dari sumber belajar yang terdapat di

lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat

c. Menumbuhkan suasana pembelajaran yang menggairahkan (rekreatif)

Kelebihan metode penugasan adalah:

a. Hasil pelajaran lebih tahan lama dan membekas dalam ingatan siswa.

b. Siswa belajar dan mengembangkan inisiatif dan sikap mandiri.

c. Memberikan kebiasaan untuk disiplin dan giat belajar.

d. Dapat mempraktekkan hasil-hasil teori dalam kehidupan yang nyata.

e. Dapat memperdalam pengetahuan siswa dalam spesialisasi tertentu.

(7)

a. Siswa dapat melalukan penipuan terhadap tugas yang diberikan (dikerjakan oleh orang lain

atau menjiplak karya orang lain).

b.Bila tugas diberikan terlalu banyak, maka siswa dapat mengalami kejenuhan sehingga

mengganggu ketenangan batin siswa.

c. Sulit memberikan tugas yang dapat memenuhi sifat perbedaan individunya dan minat dari

masing-masing siswa.

d.Pemberian tugas cenderung memakan waktu da tenaga serta biaya yangcukup berarti.

Oleh karena itu, metode penugasan tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan. Maka guru perlu memperhatikan saran-saran pelaksanaan, sebagai berikut:

a. Merencanakan pemberian tugas secara matang.

b. Tugas yang diberikan hendaknya didasarkan pada minat dan kemampuan siswa.

c. Tugas yang diberikan berkaitan dengan materi pelajaran yang telah diberikan.

d. Jenis tugas yang diberikan hendaknya telah dimengerti betul oleh siswa agar tugas dapat

dilaksanakan dengan baik.

e. Jika tugas yang diberikan bersifat tugas kelompok, maka pembagian tugas (materi tugas)

harus diarahkan, termasuk batas waktu penyelesaiannya.

f. Guru dapat membantu menyediakan alat dan sarana yang diperlukan dalam pemberian tugas.

g. Tugas yang diberikan dapat merangsang perhatian siswa dan realistis.

h. Hasil tugas siswa dinilai oleh guru.

B. Hipotesis Tindakan

Hipotesis Tindakan dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut:

(8)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Sindangraja untuk mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Sebagai subjek penelitian ini adalah kelas IV Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 26 orang, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Lokasi sekolah ini berada Kp. Lengkong Ds. Sindangraja Kec. Jamanis Kab. Tasikmalaya. Kehidupan masyarakat di sekitar lokasi penelitian bermata pencaharian beragam, seperti petani, PNS, guru honorer, pensiunan, pedagang dan lain-lain.

B. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan pelaksanaannya dalam 2 (dua) siklus secara berkelanjutan dalam 1 (satu) semester. Setiap siklus dilaksanakan dengan menyelesaikan 1 (satu) kompetensi dasar selama 3 (tiga) kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan pada bulan Juli 2012 dan siklus II dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 . Model PTK yang digunakan adalah yang dikembangkan oleh John Elliot dimana setiap siklusnya dilaksanakan dengan langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi) dan refleksi sebagai berikut:

1. Perencanaan

Dalam perencanaan ini, persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut:

a. Menyusun Rencana Pembelajaran tentang menghafalkan surat al-‘Adiyat secara benar dan

fasih

b. Membuat soal-soal pre-test dan membuat soal untuk post-test yang akan dipakai sebagai

acuan keberhasilan pembelajaran ini.

c. Menyiapkan format pengamatan dalam proses belajar mengajar tentang keaktifan siswa

dalam proses belajar mengajar.

2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan ini, yang akan dilakukan antara lain adalah sebagai berikut:

(9)

b. Guru menyampaikan materi dengan ceramah dan drill

c. Masing-masing siswa diharuskan untuk menghafal surat al-‘Adiyat secara benar dan fasih

d. Guru melakukan tes akhir (post-test) untuk mengukur kemampuan siswa

3. Pengamatan

Pengamatan atau observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan ini adalah dengan menggunakan format pengamatan yang telah disediakan. Aspek-aspek yang diamati antara lain meliputi:

a. Situasi kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari 3 (tiga) komponen yaitu siswa senang

belajar, dan siswa antusias dalam proses pembelajaran.

b. Kemampuan siswa dalam menghafal surat al-‘Adiyat secara benar dan fasih

4. Refleksi

Hasil pengamatan yang diperoleh selama proses belajar mengajar berlangsung dianalisa. Berdasarkan hasil analisa ini, guru melakukan refleksi diri untuk menentukan keberhasilan penelitian dan merencanakan tindakan berikutnya.

Untuk siklus II dalam penelitian tindakan ini direncanakan berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, sehingga masing-masing siklus saling keterkaitan. Siklus II merupakan modifikasi dari siklus I. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sehingga indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dengan kata lain kekurangan atau kelemahan yang ditemui pada siklus I dijadikan sebagai bahan perencanaan untuk perbaikan pada siklus selanjutnya.

C. Data dan Analisis Data

1. Data aktivitas siswa yang menunjukkan motivasi belajar siswa dikumpulkan dengan

menggunakan lembaran observasi.

2. Data nilai hafalan dan ulangan harian siswa diperoleh setelah melakukan ulangan pada akhir

proses pembelajaran.

3. Pencatatan dilakukan oleh guru yang bersangkutan terutama yang berhubungan aktifitas

siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Semua hasil observasi, pencatatan dan hasil ulangan harian siswa pada siklus pertama

(10)
(11)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Siklus I

Penelitian ini dirancang sejak bulan Juli dengan melakukan kegiatan mempersiapkan RPP, membuat instrumen. Penelitian yang dilakukan di MI Sindangraja meliputi aktivitas guru bersama siswa terhadap keterlaksanaan PBM dan juga penguasaan materi dengan metode penugasan.

Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus, setiap siklus menggambarkan kegiatan dan penguasaan materi yang terjadi pada kegiatan pembelajaran Al-Qur’an Hadits.

Adapun hasil evaluasi pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.1

Nilai Hasil Tes Siswa Kelas I MI Sindangraja Pada Siklus I

(12)

Jumlah 1445 Rata – rata 55,6 Nilai Tertinggi 70 Nilai Terendah 40

Berdasarkan data pada tabel 4.1 tersebut di atas dapat dilihat bahwa yang mendapat nilai ≥ 60 sebanyak 15 orang (57,7%) dan yang mendapat nilai di bawah 60 sebanyak 11 orang (42,3%). Maka secara klasikal dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

Tabel 4.2

Data nilai berdasarkan banyaknya siswa Pada Siklus I

No

. Nilai (N) Banyaknya siswa (S) N x S Keterangan

1. 70 4 280 Tuntas

Sedangkan daya serap klasikal (DSK) dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Berdasarkan hasil di atas, yang dilakukan pada siklus pertama mencapai nilai ketuntasan klasikal sebesar 57,7% dari nilai KKM 70.

B. Refleksi Siklus I

Berdasarkan perhitungan diatas tentang ketuntasaan klasikal sebesar 57,7% (15 orang) artinya ada 15 orang yang telah tuntas untuk KD Menghafalkan Surat Al-‘Adiyat Secara Benar dan Fasih dari jumah siswa sebayak 26 orang dengan dari target KKM mata pelajaran Al-Qur’an Hadits sebesar 70, maka yang belum tuntas adalah sebanyak 11 orang lagi, sehngga dilanjutkan ke siklus II agar mencapi target KKM yang telah ditentukan.

C. Deskripsi Data Siklus II

Adapun hasil evaluasi pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut.

(13)

Nilai Hasil Tes Siklus II

Berdasarkan data tabel 4.2 yang di atas tadi, dapat dilihat bahwa yang mendapat nilai ≥ 60 sebanyak 25 orang (96.15%) dan yang mendapat nilai di bawah 60 sebanyak 1 orang (3.85%). Maka secara klasikal dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

Tabel 4.4

Data nilai berdasarkan banyaknya siswa Pada Siklus II No

. Nilai (N) Banyaknya siswa (S) N x S Keterangan

1. 85 1 85 Tuntas

2. 80 1 80 Tuntas

(14)

4. 70 7 490 Tuntas

5. 65 5 325 Tuntas

6. 60 7 420 Tuntas

7. 50 1 50 Tidak tuntas

Jumlah 26 1750

Sedangkan daya serap klasikal (DSK) dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

D. Refleksi Siklus II

Berdasarkan perhitungan diatas tentang ketuntasaan klasikal sebesar 96,14% (25 orang) artinya ada 25 orang yang telah tuntas untuk KD Menghafalkan Surat Al-‘Adiyat Secara Benar dan Fasih dari jumah siswa sebayak 26 orang dari target KKM mata pelajaran Al-Qur’an Hadits sebesar 70 sehingga dinyatakan telah tuntas.

E. Pembahasan

Berdasarkan hasil obeservasi yang dilakukan oleh rekan guru yang bertindak sebagai observer menyatakan bahwa aktifitas guru adalah cukup baik pada siklus 1, siklus 2. Hal ini dipandang sesuai dengan kenyataan dimana aktifitas guru banyak berfungsi sebagai fasilitator yang melayani para siswa baik dalam menjelaskan konsep pembelajaran maupun teknis operasional perangkat pembelajaran. Namun observer menyarankan bahwa dalam pembelajaran ini hendaknya guru dibantu oleh rekan guru jika sewaktu waktu ada hambatan, seperti yang terjadi pada siklus pertama.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dirasakan banyak manfaatnya. Seperti yang kita pahami bahwa metode penugasan merupakan suatu cara mengajar dimana guru dengan siswa bersama-sama merencanakan suatu soal, problema atau kegiatan yang harus diselesaikan murid dalam jangka waktu tertentu. Dari hasil penelitian ini ternyata metode penugasan cukup berhasil terutama dalam kompetensi dasar Menghafalkan Surat Al-‘Adiyat Secara Benar dan Fasih walaupun ada kekurangannya, tetapi apabila metode penugasan dilaksanakan sesuai dengan proseder yang telah ditetapkan, maka target KKM akan tercapai. Share on : Facebook Twitter Google+ Lintasme

Newer Post Older Post Home

Artikel Menarik

 Bacaan Surat Juz Amma Arab Latin dan Artinya

 Macam- Macam Shalat Sunat | Tata Cara Pelaksanaan Sholat Sunat

 CONTOH LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN ( LPJ ) BANTUAN DANA

(15)

 Contoh Naskah Drama Komedian Si Kabayan dan Iteung

 Surat An Naba' Arab Latin dan Artinya

Artikel Terbaru

 Bacaan Doa Qunut dan Artinya | Doa Qunut dan Terjemahannya | Doa Qunut dalam

Bahasa Arab dan Latin

 Bacaan Surat Yasin Arab dan Terjemahannya

 CONTOH SURAT LAMARAN KERJA YANG BAIK DAN BENAR

 Bacaan Ayat Kursi Arab, Latin dan dan Terjemahannya

 Bacaan Teks Asmaul Husna Arab, Latin dan Terjemahannya

 Surat Al-Waqi'ah Arab Latin dan Terjemahannya

 Kumpulan Doa dari Al-Qur'an dan Artinya

 Doa Untuk Orang Sakit Supaya Lekas Sembuh

 Tata Cara Sholat Dhuha | Bacaan Doa Sholat Dhuha

 Bacaan Doa Selamat Lengkap dan Artinya

Tag Populer

Surat- surat Pendidikan Agama Islam Ilmu Pendidikan Bacaan Al-Quran Makalah- makalah Pendidikan Bahasa Indonesia Skripsi & PTK Juz Amma Ilmu Kesehatan Pidato Proposal Doa-doa Pengetahuan Umum Puisi Kata Mutiara Dunia Contoh Soal SD/MI Kumpulan Artikel Pendidikan Ilmu Hukum Tips & Trick Keuangan Asmaul Husna Bacaan Sholat Lima Waktu Cerpen Internet Komputer Bacaan Doa Qunut Doa Keselamatan Peternakan Resep Makanan Rukun Iman Rukun Islam

SEPERTI PELANGI - About - Contact - Privacy Policy - Disclaimer - Sitemap

Referensi

Dokumen terkait

Mengacu kepada teori hirarki Abraham Maslow tersebut, didapatkan hasil penelitian bahwa dilihat dari segi kebutuhan fisik, kebutuhan fisik bagi para pemain game online

Hasil analisis kinerja pada tabel di atas menujukkan beberapa perbandingan berdasarkan konsep konvensional dan konsep value based , pada ROI misalnya nilai Rate

penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “ Deteksi Iris Mata Untuk Menentukan Kelebihan Kolesterol Menggunakan Ekstraksi Ciri Moment Invariant

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh survey awal yang dilakukan oleh peneliti dengan melakukan wawancara kepada guru kelas pada hari jumat tanggal 2 Mei 2013 jam 09.00 –

[r]

1.1.a) forests within nature reserves and national parks (forests designated only for nature conservation not compromising productive needs) excluding forests within landscape

Kesimpulan Terdapat perbedaan yang bermakna antara curah saliva wanita tidak hamil dengan wanita hamil, curah saliva pada kehamilan trimester 1 dengan kehamilan trimester 2,

Sedangkan model Duane adalah model yang dikenal baik untuk sistem perbaikan dengan asumsi waktu antar kerusakan saat ini berkaitan dengan waktu antar kerusakan satu waktu