• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE SMART SYSTEM DI PT PANCA GRAHA PRATAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE SMART SYSTEM DI PT PANCA GRAHA PRATAMA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN

MENGGUNAKAN METODE SMART SYSTEM DI PT PANCA GRAHA PRATAMA

Raditya.Y.E1), Dira Ernawati2), dan Rochmoeljatie3)

1,2,3

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, UPN “Veteran” Jawa Timur

e-mail: [email protected]1)

ABSTRAK

PT. Panca Graha Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dibidang furniture khususnya Springbead (foam). Penelitian ini dilator belakangi karena PT Panca Graha Pratama mengukur kinerja perusahaan nya menggunakan sistem tradisional yang mengacu pada laporan rugi laba.

Tujuan penelitian ini yaitu memberikan usulan perbaikan kinerja bagi perusahaan, metode yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan adalah SMART System, metode ini diharapkan dapat memberikan perbaikan kinerja yg sesuai bagi perusahaan. Berdasarkan data hasil penelitian menggunakan metode SMART Systemtiap perspektif secara keseluruhan pada perus- ahaan PT Panca Graha Pratama adalah perspektif finansial dengan bobot penilaian paling tertinggi yaitu 15% dan perspektif kualitas dengan penilaian terendah 7,2% jadi perspektif yang harus diperhatikan unuk evaluasi kinerja perusahaan adalah pada perspektif quality khususnya yang menjadi prioritas utama adalah pada KPI prosentase kecacatan produk.

Kata Kunci: Kinerja Perusahaan, SMART System, Perspektif

ABSTRACT

PT. Panca Graha Pratama is a company engaged in furniture especially Springbead (foam). This research is made because PT Panca Graha Pratama measures the company's performance using traditional system that refers to the income statement. The aim of this study is to propose performance improvements for companies, the method used to evaluate company performance is the SMART System, this method is expected to provide performance improvements which are appropriate for the company.

Based on research data result using the SMART System method, the overall perspective of PT Panca Graha Pratama is a financial perspective with the highest assessment weighting of 15% and a quality perspective with the lowest valuation of 7.2% so the perspective that must be considered for company performance evaluation is on the perspective quality especially the top priority is the KPI percentage of product defects.

Keywords: Company Performance, SMART System, Perspective

(2)

I. PENDAHULUAN

Dalam era persaingan yang semakin ketat, setiap kali sebuah perusahaan harus mengevaluasi kinerja, serta melakukan serangkaian perbaikan, agar tetap tumbuh dan dapat bersaing. Perbaikan ini akan dilaksanakan secara terus menerus, sehingga kinerja perusahaan makin baik dan dapat terus unggul dalam persaingan, atau minimal tetap dapat bertahan. Ditambah lagi dengan makin dekatnya era pasar bebas maka persaingan tidak hanya berlaku dengan perusahaan dalam negeri tetapi dengan perusahaan luar negeriPT. Panca Graha Pratama merupakan perusahaan yang terletak di kota Gresik dan sudah berdiri sejak yahun 2002 bergerak dibidang furniture khususnya Springbead (foam), untuk sekarang ini perusahaan memproduksi brand Olympic untuk kalangan menengah kebawah dan brand Procella untuk kalangan menengah keatas. Karena banyak perusahaan yang bergerak pada bidang yang sama mengakibatkan perlunya suatu evaluasi kinerja secara bertahap hal ini berguna agar perusahaan dapat bertahan dari para pesaingnya. Selama ini PT Panca Graha Pratama mengukur kinerja perusahaannya menggunakan sistem tradisional yaitu dengan menggunakan model akuntansi keuangan yang mengacu pada laporan rugi laba dan laporan neraca. Padahal tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya ditentukan oleh aspek finansial saja, tetapi juga aspek – aspek pendukung yang lain, Dikarenakan adanya suatu keadaan yang kurang kompleks pada analisis kinerja perusahaan pada periode sebelumnya, maka diperlukan suatu tindakan analisis kinerja yang kompleks untuk mengidentifikasi setiap key performance indicator dalam perspektif yang berlaku pada perusahaan tersebut, salah satu solusi adalah menggunakan suatu metode SMART System, untuk mengetahui key performance indicator yang berguna dalam mengevaluasi kinerja suatu perusahaan serta memberikan usulan kepada perusahaan bagaimana untuk memperbaiki kinerja menurut sembilan perspektif yang telah, diidentifikasi, karena hal ini berguna bagi continous improvement perusahaan. Beberapa penelitian telah dilakukan dengan menerapkan metode SMART system untuk pengukuran kinerja diantaranya Vanani dan Sugiarto (2007), Pratiwi (2009), Papilo (2012) dan Taman (2012), dan Salomon et al. (2017).

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kinerja

Di dalam penelitian ini, kinerja akan menjadi topik utama. Oleh karena itu, perlu di- jelaskan terlebih dahulu mengenai apa yang dimaksud dengan kinerja. Terkait dengan pengertian kinerja, terdapat beberapa pendapat dari para tokoh yang menyatakan bahwa:

“kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasa- ran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan”. (Mul- yadi 2007: 337).

B. Pengukuran Kinerja Perusahaan

Dalam kaitannya dengan pengukuran kinerja sebuah perusahaan, terdapat beberapa istilah yang biasa digunakan, antara lain yaitu pengukuran kinerja (performance meas- urement), ukuran kinerja (performance measure), metrik kinerja (performance metric).

Istilah istilah tersebut seringkali digunakan secara bergantian, namun demikian untuk menghindarkan kerancuan pemahaman diantara istilah-istilah tersebut, maka perlu diberi- kan penjelasan mengenai masing-masing perbedaannya

Pengukuran kinerja dapat didefinisikan sebagai proses pengkuantifikasian efisiensi dan efektivitas dari tindakan yang lalu (Gramerta, 2015). Ukuran kinerja dapat didefinisi- kan sebagai sebuah parameter yang digunakan untuk mengkuantifikasi efisiensi dan/atau efektivitas dari tindakan yang lalu. Metrik kinerja adalah definisi dari cakupan, isi dan

(3)

C. Key Peformance Indicator

Dalam setiap proses pengukuran kinerja dibutuhkan suatu ukuran untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau capaian dari kinerja perusahaan tersebut. Salah satu ukuran yang digunakan dalam proses pengukuran kinerja adalah Indikator Kinerja Utama/ Key Performance Indicator (KPI). Indikator Kinerja Utama/Key Performance Indicator (KPI) merupakan suatu indikator yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh strategi yang telah dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan visi dan misi perusahaan. (Moeheriono, 2012: 1).

D. Metode SMART System

Model SMART (Strategic Management Analysis and Reporting Technique) System merupakan sistem yang dibuat oleh Wang Laboratory, Inc.Lowell, yang mampu mengintegrasikan aspek finansial dan non-finansial yang dibutuhkan manajer (terutama manajer operasi). Model ini dibuat untuk menganalisis kinerja dari suatu perusahaan, se- hingga fokusnya lebih mengarah ke operasional setiap departemen dan fungsi di perus- ahaan. Tanpa adanya strategi yang jelaspun, kerangka kerja ini dapat digunakan, akan tetapi akan lebih baik didasarkan atas visi dan strategi perusahaan.

Gambar 1. Perspektif pada metode SMART System

Strategi objektif perusahaan diperoleh dari penjabaran visi dan fungsi bisnis unit yang utama yaitu finansial (financial) dan pasar (market). Keberhasilan kinerja finansial dan pasar perlu didukung kemampuan perusahaan untuk dapat memuaskan konsumennya (customer satisfaction), fleksibilitas produknya (flexibility), dan kemampuan memproduksi yang efektif dan efisien (productivity). Level terakhir yang perlu dilakukan oleh masing-masing departemen dan stasiun kerja adalah bagaimana agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik(quality), kecepatan proses produksi dan pengi- riman produk (delivery), waktu proses yang semakin pendek (process time), dan biaya yang murah (cost). Keempat perspektif ini diyakini akan dapat menunjang kemampuan perusahaan untuk memuaskan konsumen, memiliki produk yang fleksibel, dan kemampau produksi dan karyawan yang produktif.

E. Analytical Hierarcy Process (AHP)

Pembobotan KPI dapat dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya adalah dengan Analitical Hierarcy Process (AHP) Peralatan utama proses Analisis Hirarki (Ana- lytical Hierarchy Process) adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya per- sepsi manusia (Kirom dan Bilfaqih, 2012). Dalam penjabaran hirarki tujuan, tidak ada

(4)

pedoman yang pasti seberapa jauh pengambil keputusan menjabarkan tujuan menjadi yang lebih rendah.

III. METODE PENELITIAN

Tujuan penelitian ini yaitu memberikan usulan perbaikan kinerja bagi perusahaan, metode yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan adalah SMART System, metode ini diharapkan dapat memberikan perbaikan kinerja yg sesuai bagi perusahaan.

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan terbagi menjadi dua yaitu :

 Variabel terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah penetapan key per- formance indicator yang dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas.

 Variabel bebas

Variabel bebas merupakan variable yang memperngaruhi atau menyebabkan variabel terikat. Variabel bebas digunakan dalam penelitian ini ada 9 perspektif, antara lain:

Perspektif finansial, perspektif marketing, perspektif produksi, perspektif fleksibilitas, perspektif pelanggan, perspektif biaya, perspektif waktu proses, perspektif delivery, perspektif kualitas produk.

Pengumpulan data diperoleh melalui:

 Pengamatan (Observasi)

Yaitu pengumpulan data pada waktu penelitian dengan melakukan pengamatan lang- sung pada obyek untuk mendapatkan gambaran dan keadaan yang sebenarnya.

 Wawancara (interview)

Yaitu pengambilan data penelitian dengan melakukan sistem Tanya jawab langsung dengan orang – orang yang memiliki hubungandengan masalah yang diteliti yaitu ba- gian keuangan, marketing, pemasaran, produksi, fleksibilitas, pelanggan, biaya, waktu proses dan bagian kualitas.

 Daftar Pertanyaan (angket/kuisioner)

Yaitu pengumpulan data melalui kuisioner/penyebaran kepada responden, dalam hal ini pihak manajemen perusahaan yang terlibat secara langsung terhadap obyek yang bersangkutan dan masalah yang dikaji.

Dari hasil pengolahan data yang dilakukan setelah menentukan perspektif dalam kerang- ka kerja smart, kemudiandilakukan proses pembobotan menggunakan AHP dari Key per- formance indikator (KPI) yaitu perspektif keuangan, marketing, produksi, fleksibilitas, pelanggan, biaya, waktu proses dan perspektif kualitas untuk mengetahui aspek –aspek mana saja yang memerlukan perbaikan dan aspek mana yang dipertahankan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada matrik perbandingan, intensitas kepentingan setiap KPI nya telah ditetapkan oleh perusahaan, menggunakan skala banding berpasangan mulai dari angka 1 sampai dengan 9 berdasarkan hasil dari kuisioner yang telah di dapat dari responden, seperti tabel berikut ini

TABEL 1

PERBANDINGAN BERPASANGAN PERSPEKTIF KESELURUHAN Perspektif Finansial Marketing Productiv-

ity

Flexibility Cuistomers Cost Process time

Delivery Quali- ty

Finansial 1 2 2 3 1/2

(0,5)

1/3 (0,33)

3 3 1/2

(0,5) Marketing 1/2

(0,5)

1 2 2 3 3 2 3 2

Productivity 1/2 (0,5)

1/2 (0,5)

1 3 2 3 3 1/2

(0,5)

2

Flexibility 1/3 1/2 1/3 1 2 2 2 1/2 1/2

(5)

Cuistomers 2 1/3 (0,33)

1/2 (0,5)

1/2 (0,5)

1 2 3 3 3

Cost 3 1/3

(0,33)

1/3 (0,33)

1/2 (0,5)

1/2 (0,5)

1 1/3

(0,33)

2 2

Process time 1/3 (0,33)

1/2 (0,5)

1/3 (0,33)

1/2 (0,5)

1/3 (0,33)

3 1 2 2

Delivery 1/3 (0,33)

1/3 (0,33)

2 2 1/3

(0,33)

1/3 (0,33)

1/2 (0,5)

1 2

Kualitas 2 1/2

(0,5)

1/2 (0,5)

2 1/3

(0,33)

1/3 (0,33)

1/2 (0,5)

1/2 (0,5)

1

Jumlah 9,8 5,9 8,9 14,5 9,9 14,9 15,33 15,5 15

Sumber data diolah

Setelah dilakukan pengisian matriks perbandingan, langkah selanjutnya adalah membuat matriks hasil normalisasi dan bobot dari masing – masing perspektif. Dengan cara mem- bagi setiap entri dalam setiap kolom dengan jumlah nilai pada kolom tersebut

TABEL 2

MATRIKS PERBANDINGAN HASIL NORMALISASI

Sumber data diolah

Dalam perhitungan uji konsistensi ini dilakukan perkalian antara matriks perbandingan perspektif SMART System dengan bobot.

TABEL 3

PENGUJIAN KRITERIA UJI KONSISTENSI

Sumber data diolah Perspektif Finan

cial

Marke ting

Produc tivity

Flexi- bility

Cuisto mers

Cost

Process

time Delivery Quality Jumlah Bobot

Financial 0,10 0,38 0,22 0,20 0,050 0,022 0,19 0,19 0,033 1,38 0,153

Marketing 0,05 0,16 0,22 0,13 0,30 0,020 0,13 0,19 0,13 1,33 0,147

Productivity 0,05 0,083 0,11 0,20 0,20 0,020 0,19 0,032 0,13 1.015 0,112

Flexibility 0,03 0,083 0,036 0,068 0,20 0,13 0,13 0,032 0,033 0,742 0,082

Cuistomers 0,20 0,055 0,055 0,034 0,10 0,13 0,19 0,19 0,2 1,154 0,128

Cost 0,30 0,055 0,036 0,034 0,050 0,067 0,021 0,12 0,13 0,813 0,090

Process time 0,033 0,083 0,036 0,034 0,033 0,20 0,065 0,12 0,13 0,734 0,081

Delivery 0,033 0,055 0,22 0,13 0,033 0,022 0,032 0,064 0,13 0,719 0,079

Quality 0,20 0,083 0,055 0,13 0,033 0,022 0,032 0,032 0,066 0,653 0,072

Jumlah 0,98 0,96 0,99 0,633 0,99 0,633 0,98 0,97 0,982 9 1

Perspektif Financial Marketing Productivity Flexibility Customers Cost

Process

time Delivery Quality Jumlah

Financial 1

(0,153)

2 (0,147)

2 (0,112)

3 (0,082)

1/2 (0,128)

1/3 (0,090)

3 (0,081)

3 (0,079)

1/2 (0,072)

1,506

Marketing 1/2 (0,153)

1 (0,147)

2 (0,112)

2 (0,082)

3 (0,128)

3 (0,090)

2 (0,081)

3 (0,079)

2 (0,072)

1,787

Producti vity

1/2 (0,153)

1/2 (0,147)

1 (0,112)

3 (0,082)

2 (0,128)

3 (0,090)

3 (0,081)

1/2 (0,079)

2 (0,072)

1,438

Flexibility 1/3 (0,153)

1/2 (0,147)

1/3 (0,112)

1 (0,082)

2 (0,128)

2 (0,090)

2 (0,081)

1/2 (0,079)

1/2 (0,072)

0,906

Cuisto mers

2 (0,153)

1/3 (0,147)

1/2 (0,112)

1/2 (0,082)

1 (0,128)

2 (0,090)

3 (0,081)

3 (0,079)

3 (0,072)

1,433

Cost 3

(0,153)

1/3 (0,147)

1/3 (0,112)

1/2 (0,082)

1/2 (0,128)

1 (0,090)

1/3 (0,081)

2 (0,079)

2 (0,072)

1,045

Process time 1/3 (0,153)

1/2 (0,147)

1/3 (0,112)

1/2 (0,082)

1/3 (0,128)

3 (0,090)

1 (0,081)

2 (0,079)

2 (0,072)

0,883

Delivery 1/3

(0,153)

1/3 (0,147)

2 (0,112)

2 (0,082)

1/3 (0,128)

1/3 (0,090)

1/2 (0,081)

1 (0,079)

2 (0,072)

0,808

Quality 2

(0,153)

1/2 (0,147)

1/2 (0,112)

2 (0,082)

1/3 (0,128)

1/3 (0,090)

1/2 (0,081)

1/2 (0,079)

1 (0,072)

0,811

(6)

Berdasarkan tabel 3 didapat pembobotan kelompok kinerja pada masing – masing per- spektif terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL 4

HASIL PEMBOBOTAN SMART SYSTEM

Sumber data diolah

Dari analisis diatas telah diketahui pembobotan setiap perspektif – perspektif yang diper- lukan oleh perusahaan oleh perusahaan dengan menggunakan metode SMART System terhadap sembilan perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif Marketing, perspektif produksi, perspektif fleksibilitas, perspektif pelanggan, perspektif harga, perspektif ke- mampuan proses, perspektif Delivery, dan perspektif kualitas dapat diuraikan didalam tabel dibawah ini

TABEL 5

HASIL PEMBOBOTAN PERSPEKTIF DAN KPI

Berdasarkan tabel hasil pembobotan tiap – tiap perspektif dan key performance indicator diatas maka perusahaan harus mengutamakan KPI dengan hasil pembobotan terkecil dari 9 perspektif yang ada di dalam perusahaan, bobot terkecil adalah perspektif yang harus diperhatikan untuk diperbaiki, dan dapat dijelaskan pada tabel berikut

Perspektif Bobot (%)

Financial 15

Marketing 14

Productivity 11

Flexibility 8,2

Cuistomers 12

Cost 9

Process time 8,1

Delivery 7,9

Quality 7,2

Jumlah 100

Consistency Ratio 0,09

Kesimpulan Konsisten

No Perspektif Bobot (%) Key Peformance Indicator Bobot (%)

1

Financial

15

1. Jumlah Profit 48

2. Pendapatan Penjualan 35

3. Cash Ratio 17

2 Marketing 14 1. Volume Penjualan 83

2. Produk baru yang laku 17

3 Cuistomers 12 1. Keluhan pelanggan 55

2. Pelanggan baru 35

3. Pelanggan tetap 10

4 Productivity 11 1. Inovasi produk 88

2. Kapasitas Produksi 12

5 Cost 9 1. Harga pokok produksi 88

2. Efisensi mesin 12

6 Flexibility 8,2 1. Mesin baru 88

2. Pemeliharaan mesin 12

7 Process time 8,1 1. Waktu proses pembuatan ram 83

2. Waktu proses pembuatan busa 17

8 Delivery 7,9 1.Ketepatan pengiriman 88

2. Return order 12

9 Quality 7,2 1. Cacat Produk 83

2. Ketersediaan barang hasil produksi 17

(7)

TABEL 6

USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini sebagai berikut :

 Berdasarkan hasil evaluasi kinerja pada PT panca Graha Pratama menggunakan metode SMART System dapat diketahui Perspektif Finansial mendapatkan hasil penilaian paling tinggi yaitu 15% khususnya di KPI jumlah profit dengan penilaian 48%, yang artinya Perspektif finansial mempunyai peranan yang cukup besar pada pe- rusahaan tersebut.

 Berdasarkan hasil analisis kinerja perusahaan menggunakan SMART system, dapat diketahui perspektif Kualitas mendapatkan hasil paling rendah dengan penilaian 7,2 % khususnya pada KPI ketersediaan produk dengan penilaian 17%, yang artinya perus- ahaan harus lebih mempriotaskan perspektif kualitas untuk segera di lakukan perbai- kan khususnya pada KPI ketersediaan barang hasil produksi

VI. PUSTAKA

Kirom, D. N., abdul Kadier, R. E., & Bilfaqih, Y. (2012). Sistem Informasi Manajemen Beasiswa ITS Berbasis Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode Ana- lytical Hierachy Process. Jurnal Teknik ITS, 1(1), A154-A159.

Gramerta, A. (2015). Perancangan Model Penilaian Kinerja Divisi Teknologi Informasi Organisasi Bank Bjb Dengan Pendekatan Balance Score Card Untuk Meningkat- kan Efektifitas Dalam Mendukung Divisi Bisnis (Doctoral dissertation, Tesis Pro- gram Magister Management Universitas Widyatama).

Mulyadi, 2009, Sistem Manajemen Strategik Berbasis Balance Scorecard, Penerbit, Pen- erbit UPP AMP YKPN

Moeheriono, E., dan Si, D. M. (2012). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi.

Taman, A. (2012). Model Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Metode Smart System (Studi Kasus pada UKM CV. Batara Elektrindo).

Papilo, P. (2012). Integrasi Metode IPMS dan SMART System Dalam Pengukuran Kiner- ja Perguruan Tingi. Jurnal Teknik Industri, 13(2), 186-193.

No Prioritas Perbaikan

Bobot (%)

Perspektif KPI Yang diutamakan Usulan Perbaikan

1 7,2 Quality Ketersediaan barang

hasil produksi

Meningkat ketersediaan barang hasil produksi / ready stock agar memenuhi permintaan dari pasar / konsumen

2 7,9 Delivery Return order Memperhatian spesifikasi order yang di minta oleh agen-2 atau toko untuk meminimalisisr adanya return order

3 8,1 Process Time Waktu proses pembuatan busa

Meminimalkan waktu yang digunakan untuk memproses pembuatan busa

4 8,2 Flexibility Pemeliharaan Mesin Melakukan proses maintenance secara berkala agar kerusakan mesin dapat di minimalisir

5 9 Cost Efisisensi mesin Mengefiensikan penggunaan mesin produksi untuk meminimalkan biaya operasional

6 11 Productivity Kapasitas produksi Meningkatkan kapasitas produksi hal ini agar pe- rusahaan dapat memenuhi semua order 7 12 Customers Pelanggan tetap Menjaga kepercayaan atau kepuasan pelanggan

tetap dengan cara mengikuti perkembangan per- mintaan konsumen.

8 14 Marketing Produk baru yang laku Melakukan proses promosi produk agar penjualan dapat meningkat.

9 15 Finansial Cash Ratio Mengefisiensikan terhadap seluruh biaya – biaya operasional agar dapat memperoleh laba lebih tinggi

(8)

Pratiwi, R. P. (2009). Penerapan SMART System sebagai Metode Pengukuran Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada Ukm Hentoro Leather). Jurnal Universitas Gunadarma.

Salomon, L. L., Saryatmo, M. A., dan Salim, G. G. (2017). Pengukuran Kinerja Perus- ahaan Berbasis Model Smart System (Studi Kasus: Perusahaan Manufaktur Gaharu. Teknik dan Ilmu Komputer, 6(23).

Vanany, I., dan Sugianto, A. (2007). Perancangan dan Pengukuran Kinerja Perusahaan Kecil dan Menengah dengan Metode Smart System. Jurnal Manajemen Usahawan Indonesia, PPM UI, (05).

Referensi

Dokumen terkait

Partodihardjo (1986) menjelaskan bahwa suplai nutrisi antara fetus dengan induk dihubungkan oleh plasenta. Pertumbuhan ukuran fetus yang terus bertambah pesat

Tujuan dari penelitian ini Untuk pendapat dan apa yang menjadi landasan pemikiran Ibn Qayyim al-Jawziyyah tentang persetujuan anak gadis dalam perkawinan, dan untuk

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa kadar Na dalam nanas biasa 3,71 mg/kg sementra dalam nanas Bogor 2.41 mg/kg sementara kadar K dalam

Evakuasi mandiri merupakan kapabilitas dan aksi dari perorangan/masyarakat secara mandiri, cepat, Tujuan diadakannya latihan kesiapsiagaan

Untuk itu maka perlu diterapkan teknik budidaya di lahan sawah yaitu : persiapan lahan/pengolahan tanah yang baik, jarak tanam dan waktu tanam yang tepat, penggunaan varietas

Maka secara sederhana kemasan dapat diartikan sebagai suatu benda yang berfungsi untuk melindungi, mengamankan produk tertentu yang berada di dalamnya serta dapat

Tahun 1945-1950 Indonesia masih berjuang mengghadapi belanda yang ingin kembali ke Indonesia.Pada masa itu penyelenggaraan pemerintah dan demokrasi Indonesia belum berjalan