• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPERIMEN WARNA ALAM DAUN MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSPERIMEN WARNA ALAM DAUN MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EKSPERIMEN WARNA ALAM DARI DAUN MANGGA

ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA

SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Oleh:

Vania Griselda Subjana 1000401

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

(2)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM DARI DAUN MANGGA

ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA

SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Oleh

Vania Griselda Subjana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Seni dan Desain

© Vania Griselda S 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Vania Griselda S 1000401

“EKSPERIMEN WARNA ALAM DAUN MANGGA ARUMANIS,

MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA”

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing

Pembimbing I

Bandi Sobandi, M.Pd. NIP. 197206131999031001

Pembimbing II

Zakiah Pawitan, M.Ds. NIP. 198305052005012001

Diketahui oleh

Ketua Departemen Pendidikan Seni Rupa Fakultas Pendidikan Seni dan Desain

(4)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bandi Sobandi, M.Pd.

NIP. 197206131999031001 LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

“EKSPERIMEN WARNA ALAM DAUN MANGGA ARUMANIS,

MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA”

Vania Griselda S

1000401

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Penguji I,

Drs. Untung Supriyanto, M.Pd.

NIP.195210161986011001

Penguji II,

Drs. Hery Santosa, M.Pd. NIP.196506181992031003

Penguji III,

Suryadi, M.Pd. M,Sn.

(5)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

(6)

Vania Griselda Subjana

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

UCAPAN TERIMA KASIH ...i

KATA PENGANTAR ...ii

ABSTRAK ...iii

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR TABEL ...x

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ...2

C. Tujuan Penelitian ...3

D. Manfaat Penelitian ...3

E. Struktur Organisasi Skripsi ...4

BAB II LANDASAN TEORITIS ...6

A. Zat Warna ...6

B. Pewarna Tekstil ...7

1. Definisi Pewarna Alam ...7

2. Sumber Warna Alam serta Kelebihannya ...8

C. Kain Sutera ...9

1. Klasifikasi Serat Sutera ...9

2. Cara Memproduksi Serat Sutera ...11

3. Struktur Serat Sutera ...11

4. Sifat-sifat Sutera ...12

5. Jenis-jenis Kain Sutera ...13

D. Pohon Mangga ...18

1. Morfologi Pohon Mangga ...18

2. Ciri Khusus Pohon dan Daun Mangga ...19

3. Jenis- jenis Mangga ...20

4. Kandungan Kimia Daun Mangga ...21

5. Manfaat Daun Mangga ...22

(7)

Vania Griselda Subjana

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Budidaya ...24

E. Zat Pewarna Alam ...25

1. Zat Pembantu Pewarna Alam ...25

2. Proses Pengolahan Warna Alam ...26

a. Ekstraksi Zat Warna Alam ...26

b. Mordan ...28

c. Fiksasi ...29

d. Pencelupan Zat Warna Alam ...29

BAB III METODE PENELITIAN ...31

A. Lokasi Penelitian ...31

B. Desain Penelitian ...31

C. Metode Penelitian ...33

D. Definisi Operasional ...34

E. Instrumen Penelitian ...34

F. Teknik Pengumpulan Data ...41

1. Eksperimen ...42

2. Observasi ...42

3. Dokumentasi ...43

G. Analisis Data ...43

1. Tahap Persiapan ...44

2. Tahap Pelaksanaan ...45

3. Tahap Penerapan Data ...53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...55

A. Hasil Penelitian ...55

1. Proses Pengolahan Bahan Warna Alam Daun Mangga Arumanis, Gedong dan Manalagi ...55

2. Proses Mordanting Awal dan Iring dengan mordan Tawas, Jeruk nipis, Baking Soda dan Ferro Sulfat menggunakan Fiksasi ...63

(8)

Vania Griselda Subjana

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Mordanting yang Menghasilkan Warna Paling Baik Secara Visual

pada Kain Sutera Jika Dicelup ZPA dengan Fiksasi ...104

5. Perbedaan Warna yang Dihasilkan Dari Mangga Arumanis, Gedong, dan Manalagi...104

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...105

1. Kelompok Warna yang Dihasilkan Mordanting Awal dan Mordanting Iring Menggunakan Mordan Jenis Netral Tawas, jeruk nipis, Baking Soda, dan Ferro Sulfat ...105

2. Mordanting yang Menghasilkan Warna Paling Baik Secara Visual pada Kain Sutera Jika Dicelup ZPA dengan Fiksasi Tawas, Jeruk Nipis, Baking Soda, dan Ferro Sulfat ...109

a. Mordanting Awal ...109

b. Mordanting Iring ...111

3. Perbedaan Warna yang Dihasilkan Dari Mangga Arumanis, Gedong, dan Manalagi ...113

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...116

A. Kesimpulan ...116

B. Saran ...118

DAFTAR PUSTAKA ...119 DAFTAR ISTILAH

(9)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EKSPERIMEN WARNA ALAM DAUN MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI

PEWARNA KAIN SUTERA

Oleh: Vania Griselda

1000401

ABSTRAK

Penggunaan zat warna alam telah tergeser oleh keberadaan zat warna sintesis, namun penggunaan zat warna alam yang merupakan kekayaan budaya warisan nenek moyang masih tetap dijaga keberadaannya. Salah satu tanaman yang dapat digunakan dalam pewarnaan batik adalah daun mangga (Mangifera L.indica) yang daunnya selalu tumbuh sepanjang tahun sehingga mudah didapat. Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai beikut: 1) Menemukan kelompok warna yang dihasilkan mordanting awal, dan mordanting iring menggunakan mordan (zat pembangkit warna) tawas, baking soda, jeruk nipis, dan ferro sulfat; 2) Menemukan mordanting yang menghasilkan warna paling baik secara visual pada kain sutra, jika dicelup zat warna daun mangga dengan menggunakan fiksasi (zat pengikat warna) tawas tawas, baking soda, jeruk nipis, dan ferro sulfat; 3) Menemukan perbedaan warna yang dihasilkan dari tiga jenis mangga yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan sampel penelitian daun mangga arumanis, gedong dan manalagi. Dalam hal ini adanya pemberian perlakuan yang beragam terhadap kain sutra melalui beragam tahapan mordanting, kemudian warna yang dihasilkan dibandingkan dan dianalisis. Hasil penelitian eksperimen ini menunjukan bahwa: 1) Jenis kelompok warna yang dihasilkan mordanting awal dan iring dengan mordan Tawas adalah kuning, jeruk nipis adalah kuning muda, baking soda adalah cokelat dan ferro sulfat adalah abu-abu; 2) Mordanting yang menghasilkan warna paling baik secara visual pada kain sutera adalah mordanting iring; 3) Perbedaan warna yang dihasilkan ketiga jenis mangga terlihat memiliki perbedaan meskipun hanya sedikit.

(10)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EKSPERIMEN WARNA ALAM DAUN MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI

PEWARNA KAIN SUTERA

Oleh: Vania Griselda

1000401

ABSTRAK

The use of natural dyes has been altered by the presence of the dye synthesis, but the use of natural dyes is a wealth of cultural heritage is still maintained. One of the plants that can be used in batik coloring of leaves of mango (Mangifera L.indica) whose leaves always grow throughout the year so it is easy to come by. The problems of this study are as follows: 1) what color group generated initial mordanting, and mordanting procession using alum mordant, baking soda, lime, and ferrous sulfate ?; 2) Which produces Mordanting best color visually pad of silk, if dyed dye fixation mango leaves using alum, baking soda, lime, and ferrous sulfate ?; 3) Are there differences in color resulting from the three different types of mangoes ?. The method used in this research is to use an experimental method using a sample of mango leaves arumanis, gedong and manalagi. In this case the grant of diverse treatment of silk fabrics through the various stages of mordanting, then the resulting color compared and analyzed. The results of this experimental study showed that: 1) type color group generated initial mordanting and procession with Alum is a mordant yellow, lime is light yellow, chocolate and baking soda is ferrous sulfate is gray; 2) Mordanting which produces visually best color on silk fabric is mordanting procession; 3) The difference in color produced three types of mango looks differ a little.

(11)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pada awalnya proses pewarnaan tekstil menggunakan zat warna alam. Namun, seiring kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat warna sintetis untuk tekstil, maka semakin terkikislah penggunaan zat warna alam. Keunggulan zat warna sintetis adalah lebih mudah diperoleh, ketersediaan warna terjamin, jenis warna bermacam-macam, dan lebih praktis dalam penggunaannya. Meskipun dewasa ini penggunaan zat warna alam telah tergeser oleh keberadaan zat warna sintesis, namun penggunaan zat warna alam yang merupakan kekayaan budaya warisan nenek moyang masih tetap dijaga keberadaannya khususnya pada proses pembatikan dan perancangan busana. Rancangan busana maupun kain batik yang menggunakan zat warna alam memiliki nilai jual atau nilai ekonomi yang tinggi karena memiliki nilai seni dan warna khas, ramah lingkungan sehingga berkesan etnik dan eksklusif.

Zat-zat warna pada waktu dulu sampai kira- kira abad 18 diperoleh dari tumbuh-tumbuhan di antaranya: a) Daun pohon nila; b) Kulit pohon soga; c) Kayu pohon soga; d) Akar mengkudu; e) Temulawak; f) Teh (Susanto, 1973, hal. 71)

Selain berdaya jual tinggi, pewarna alam juga ramah lingkungan karena tidak adanya zat- zat berbahaya yang dapat memberi limbah berbahaya pada alam. Maka dari itu penulis ingin meneliti pewarna alam dari tiga jenis mangga.

(12)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maka dari itu penulis ingin melakukan penelitian guna mencari salah satu keuntungan daun mangga yang banyak tersebut. Penelitian ini berupa eksperimen warna alam sebagai pewarna kain sutra. Pewarna ini yang nantinya dapat bermanfaat untuk pewarnaan kain batik.

Menurut Natural Dyes Institute of Batik and Handicraft Jogjakarta (2007) disebutkan bahwa di lab Pharmacology di Bogor, dari kulit batang dan daun mangga dapat dipisahkan suatu persenyawaan berwarna kuning dalam keadaan kristal yang dapat dipandang sebagai zat pewarna.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang Zat Pewarna Alam. Peneliti ingin mengangkat topik penelitian ini, untuk membandingkan warna alam dari tiga jenis mangga yang berbeda. Melihat permasalahan di atas peneliti akan mencoba meneliti dengan judul “EKSPERIMEN WARNA ALAM DARI DAUN MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA”.

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah membandingkan warna alam dari tiga jenis mangga yang berbeda. Dengan demikian, peneliti akan bereksperimen melalui beragam mordanting (proses perendaman kain atau penyerapan bahan kain di dalam larutan mordan) di antaranya adalah mordanting awal, dan mordanting iring, menggunakan bahan ekstrak hanya pada bagian daun mangga tua degar dengan media kain sutra.

Agar permasalahan yang ditinjau tidak terlalu luas dan agar sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin dicapai, maka perlu adanya pembatasan masalah yang menjadi aspek penelitian.

(13)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan data di atas maka pembatasan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah apa arah warna atau kelompok warna alam dari daun mangga arumanis, gedong dan manalagi sebagai pewarna kain sutra?

Sejalan dengan batasan di atas, rumusan masalah penelitian yang diajukan adalah

1. Kelompok warna apa yang dihasilkan mordanting awal, dan mordanting iring menggunakan mordan tawas, baking soda, jeruk nipis, dan ferro sulfat?

2. Mordanting manakah yang menghasilkan warna paling baik secara visual pada kain sutra, jika dicelup zat warna daun mangga dengan menggunakan fiksasi tawas, baking soda, jeruk nipis, dan ferro sulfat?

3. Adakah perbedaan warna yang dihasilkan dari tiga jenis mangga yang berbeda?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian yang adalah

1. Menemukan kelompok warna yang dihasilkan mordanting awal, dan mordanting iring menggunakan mordan (zat pembangkit warna) tawas, baking soda, jeruk nipis, dan ferro sulfat.

2. Menemukan mordanting yang menghasilkan warna paling baik secara visual pada kain sutra, jika dicelup zat warna daun mangga dengan menggunakan fiksasi (zat pengikat warna) tawas tawas, baking soda, jeruk nipis, dan ferro sulfat.

3. Menemukan perbedaan warna yang dihasilkan dari tiga jenis mangga yang berbeda.

D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat untuk Jurusan

a. Menambah bahan pertimbangan bagi para pendidik sebagai pengetahuan tentang zat pewarna alam.

(14)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Menambah bahan keterangan berwujud data otentik mengenai zat pewarna alam.

b. Meningkatkan aplikasi keilmuan dalam bidang batik khususnya penggunaan warna alam.

3. Manfaat untuk Penulis

a. Menambah pengetahuan tentang tehnik pengolahan data yang berhubungan dengan penganalisisan data.

b. Menambah pengalaman dalam hal penelitian dan penganalisisan dalam pengolahan data.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Urutan penulisan laporan penelitian ini terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai berikut:

BAB I berisi pendahuluan tentang latar belakang penelitian eksperimen warna alam daun mangga arumanis, gedong dan manalagi, identifikasi dan perumusan masalah kelompok warna alam yang dihasilkan daun mangga, tujuan penelitian eksperimen warna alam daun mangga arumanis, gedong dan manalagi, manfaat penelitian yang dihasilkan dari penelitian eksperimen warna alam daun mangga arumanis, gedong dan manalagi, dan sistematika penulisan eksperimen warna alam daun mangga arumanis, gedong dan manalagi.

BAB II berisi kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan dan mendasari usulan penelitian eksperimen warna alam yaitu tentang definisi zat warna, jenis zat warna tekstil baik itu dari segi definisi maupun bahan pembuatannya, sumber penghasil warna alam, kelebihan pewarna alam, bahan- bahan, sifat- sifat zat pembantu, ekstraksi, mordanting, fiksasi dan pencelupan zat warna alam.

(15)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengembangannya yang akan digunakan dalam eksplorasi warna alam tiga jenis daun mangga, juga teknik pengumpulan data dan analisis data yang digunakan dalam penelitian eksplorasi tiga jenis daun mangga.

BAB IV berisi temuan hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari mendeskripsikan proses pengolahan warna alam, melalui proses mordanting, pencelupan zat warna alam dan fiksasi. Selanjutnya analisis data temuan hasil penelitian eksperimen warna alam tiga jenis daun mangga yaitu pada jenis kelompok warna dan membandingkan mordanting yang paling sesuai untuk kain sutera.

(16)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di rumah penulis sendiri yaitu di Perum Mitra Batik Blok C110 RT/RW 01/17 Kel. Karsamenak Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya, karena semua alat dan bahan ada di rumah penulis.

Atas dasar itulah, dalam melakukan penelitian eksperimen tiga jenis daun mangga ini penulis melakukan penelitian di rumah, sebagai laboratorium dengan latar alam tempat penulis melakukan percobaan.

B.Desain Penelitian

“Desain artinya rencana, tetapi apabila dikaji lebih lanjut kata itu dapat berarti pula pola, potongan, bentuk, model, tujuan dan maksud. “(Echols dan Hassan Shadily, 1976, hlm. 177). Desain Penelitian menurut William M.K. Trochim (2006) “Research design can be thought of as the structure of research...it is the "glue" that holds all of the elements in a research project together.” Sedangkan Lincoln dan Guba (1985, hlm. 226) mendefinisikan “rancangan penelitian sebagai usaha merencanakan kemungkinan-kemungkinan tertentu secara luas tanpa menunjukkan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsur masing-masing.”

Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar (1999, hlm. 102) adalah: “rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian.”

Dalam penelitian eksperimental, desain penelitian disebut desain eksperimental. Desain eksperimen dirancang sedemikian rupa guna meningkatkan validitas internal maupun eksternal.

(17)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

treatment designs.” Sedangkan Ibnu Hadjar (1999, hlm. 327) membedakan desain penelitian eksperimen murni menjadi dua yaitu pre-test, post-test kelompok kontrol dan post-test kelompok kontrol. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif melalui eksperimen. Desain penelitian sendiri sangat penting karena tanpa adanya desain penelitian, suatu kegiatan tidak akan memiliki rencana yang matang. Hal ini dijelaskan pula oleh Arikunto (2010, hlm. 90) bahwa: “ Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar- ancar kegiatan, yang akan dilaksanakan”.

Menurut Alwasilah (2002) mengemukakan dalam bukunya yang berjudul Pokoknya Kualitatif” adalah:”... desain penelitian mirip filsafat hidup atau paradigma yang dimiliki setiap orang... sebagai rujukan dan sudut pandang, juga sebagai pembatas ruang dan gerak peneliti”. Dari pendapat Alwasilah ini penulis dapat menyimpulkan bahwa desain penelitian memberikan aturan untuk membatasi pergerakan dan penelitian, dimaksudkan agar penelitian dapat berjalan sesuai tujuan.

Penulis memilih desain penelitian yang sesuai dengan penelitian eksperimen tiga jenis daun mangga ini yaitu desain kualitatif. Menurut Sugiyono (2013) mengungkapkan bahwa:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

(18)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian studi eksperimen ini penulis sebagai instrumen data menggunakan sumber data tertulis, dan benda yang diamati untuk melihat pengaruh perbedaan warna yang dihasilkan pewarna alam dari tiga jenis daun mangga melalui mordanting awal, dan mordanting iring. Penelitian ini menggunakan zat mordan tawas, baking soda, jeruk nipis dan ferro sulfat dengan fiksasi tawas, baking soda, jeruk nipis, dan ferro sulfat. Selain itu penelitian ini bersifat alamiah, hasilnya tidak dapat dipastikan sebelum penelitian selesai.

C.Metode Penelitian

Diungkapkan Sugiyono (2012, hlm. 2) metode penelitian adalah sebagai berikut:

Metode penelitian adalah cara ilmiah utuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen karena berdasarkan tujuan daun mangga ini yaitu meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap tanda- tanda yang dihasilkan suatu kelompok tertentu dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda, dalam hal ini adanya pemberian perlakuan yang beragam terhadap kain sutra melalui beragam tahapan mordanting, kemudian warna yang dihasilkan dibandingkan dan dianalisis.

Menurut Alwasilah (2002, hlm. 71) mengenai penelitian eksperimen “Istilah eksperimental menunjukan adanya kontrol terhadap data yang diakses peneliti.” Sedangkan eksperimen menurut Arikunto (2010, hlm. 9) berkenaan metode penelitian eksperimen dalam bukunya yang berjudul Prosedur Penelitian adalah:

...penelitian sengaja membangkitkan timbulnya sesuatu kejadian atau keadaan, kemudian diteliti sebagaimana akibatnya. Dengan kata lain, eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti...Ekperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan.

(19)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

izin penelitian serta penyusunan instrumen dan perangkat penelitian. Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan, pada tahap ini peneliti mulai melaksanakan penelitian eksperimen tiga daun mangga yang berbeda dan perlakuannya sama antara satu daun mangga dengan daun mangga yang lain, lalu yang terakhir adalah tahap penyelesaian yang terdiri dari proses analisis data dan penyusunan laporan penelitian.

D.Definisi Operasional

Untuk memperjelas penelitian yang dikaji, penulis merumuskan definisi operasional sebagai berikut

1. Ekperimen adalah suatu penelitian yang berdasarkan uji coba secara sistematik. Konteks eksperimen dalam penelitian ini adalah uji coba pengolahan varian warna alam adalah dari bahan daun mangga arumanis, gedong, dan manalagi. 2. Warna alam adalah warna yang dihasilkan dari unsur atau benda alam seperti

dari hewan, tumbuhan, dll. Konteks warna alam dalam peneliti ini adalah daun mangga.

3. Kain sutera merupakan kain yang berasal dari filamen ulat sutera bombyx mori. Konteks kain sutera dalam penelitian ini adalah bahan kain yang dijadikan media untuk proses pewarnaan.

E.Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2000, hlm. 134) bahwa ”instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.” Sedangkan menurut Moleong (2007, hlm.9) mengenai penelitian kualitatif yaitu:

(20)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang bertujuan membantu peneliti mengumpulkan keterangan untuk mencapai suatu tujuan.

Lembar observasi pengolahan ekstrak pewarna alam daun mangga yang digunakan untuk memperoleh data mengenai ukuran bahan dan alat yang digunakan agar data penelitian dapat lebih mudah disusun. Penulis menggunakan lembar observasi tahapan proses kegiatan yang dilakukan sebelum pencelupan seperti pada Tabel 3.1, membuat larutan mordan pada Tabel 3.2, dan membuat larutan fiksasi pada Tabel 3.3.

Tabel 3.1

Lembar Pengamatan Proses Pengolahan Ekstrak Daun Mangga Arumanis, Gedong dan Manalagi

No Jenis Kegiatan

yang Dilakukan Hasil Pengamatan Evaluasi

1.

Persiapan dan pengecekan alat yang akan digunakan

2. Penimbangan kain

3.

Pemilihan dan pengolahan daun sebelum dilakukan perebusan

4. Pengecekan volume air hasil rebusan 5. Pengolahan zat

(21)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2

Lembar Pengamatan Proses Persiapan Larutan Mordan

No Jenis Kegiatan

yang Dilakukan Hasil Pengamatan Evaluasi

1. Alat yang digunakan

2. Penimbangan berat kain yang

digunakan

3. Pengukuran jumlah zat mordan dan air yang digunakan 4. Proses pembuatan

(22)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3

Lembar Pengamatan Proses Persiapan Larutan Fiksasi

No Jenis Kegiatan

yang Dilakukan Hasil Pengamatan Evaluasi

1. Alat yang digunakan

2. Pengukuran jumlah zat fiksasi yang digunakan

3. Pengukuran jumlah air yang digunakan 4. Proses pembuatan

larutan

Instrumen penelitian mengenai hasil warna alam daun mangga setelah di mordanting dan dicelup pada ekstrak daun mangga arumanis, gedong, dan manalagi akan dipaparkan dalam lembar pengamatan Tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.4

Lembar Pengamatan Hasil Pengolahan Warna Alam Daun Mangga

No ZAT

MORDAN

HASIL WARNA

(23)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Awal Iring

1. Tawas [Al SO ] 2. Jeruk Nipis [C H O ]

3. Baking Soda[NaHCO ]

4. Ferro Sulfat [FeSO ]

Keterangan: Daun mangga yang digunakan adalah Daun mangga Arumanis, Gedong, dan Manalagi

Lembar pengamatan hasil warna alam daun mangga setelah mordanting, pencelupan ekstrak, dan fiksasi agar lebih mudah dianalisis, dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini:

Tabel 3.5

Lembar Pengamatan Hasil Pengolahan Warna Alam Daun Mangga Menggunakan Mordan

No ZAT FIKSASI

HASIL WARNA ALAM SESUDAH FIKSASI

Mordanting Awal Mordanting Iring

1. Tawas [Al SO ] 2. Jeruk Nipis [C H O ]

3. Baking Soda[NaHCO ]

4. Ferro Sulfat [FeSO ]

Keterangan: Daun mangga yang digunakan adalah Daun mangga Arumanis, Gedong, dan Manalagi dan Zat mordan yang digunakan Tawas, Baking Soda, Jeruk Nipis, Ferro Sulfat.

Berikut Tabel untuk melihat perbandingan warna ketiga jenis mangga:

Tabel 3.6

Lembar Pengamatan Hasil Pengolahan Warna Alam Daun Mangga

No Zat

Mordan

HASIL WARNA ALAM

MANGGA ARUMANIS MANGGA GEDONG MANGGA MANALAGI

(24)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Awal Iring Awal Iring Awal Iring

Lembar Pengamatan Hasil Pengolahan Warna Alam Daun Mangga dengan Mordan*

No Zat

Fiksasi

HASIL WARNA ALAM MORDAN *

MANGGA ARUMANIS MANGGA GEDONG MANGGA MANALAGI

Mordanting

Ket * Mordan Tawas, Jeruk nipis, Baking Soda, Ferro Sulfat

Instrumen penelitian bermula dari rancangan pertanyaan/ kisi- kisi yang membantu dalam pembahasan. Menurut Arikunto (2010, hlm. 205) mengenai kisi- kisi, mengatakan bahwa

(25)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjukan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana data akan diambil, metode yang digunakan dan instrumen yang disusun.

Kisi-kisi yang dikembangkan ileh peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini disajikan pada Tabel berikut ini:

Tabel 3.8

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Eksperimen Daun Mangga (Arumanis/ Gedong/ Manalagi)

(Mangifera L indica) Sebagai Pewarna Kain Sutera

No Variabel Penelitian Indikator

Teknik Pengumpulan

data 1. Kelompok warna yang

dihasilkan dari mordanting awal, dan mordanting iring menggunakan mordan asam, basa, netral dan logam

a. Warna mordanting awal, dan iring, mordan asam.

b. Warna mordanting awal, dan iring, mordan basa.

2. Mordanting yang

menghasilkan warna paling baik secara visual pada kain sutera, jika dicelup zat warna daun mangga

arumanis/ gedong/ manalagi dengan menggunakan fiksasi asam, basa, netral,

1. Mordanting Awal

a. Warna mordanting awal asam

menggunakan fiksasi asam, basa, netral dan logam.

b. Warna mordanting

(26)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan logam awal basa

menggunakan fiksasi asam, basa, netral dan logam.

c. Warna mordanting awal netral

menggunakan fiksasi asam, basa, netral dan logam.

d. Warna mordanting awal logam

menggunakan fiksasi asam, basa, netral dan logam.

No Variabel Penelitian Indikator

Teknik asam, basa, netral dan logam.

b. Warna mordanting iring basa

menggunakan fiksasi asam, basa, netral dan logam.

c. Warna mordanting iring netral

menggunakan fiksasi asam, basa, netral dan logam.

d. Warna mordanting iring logam

(27)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Perbedaan warna mangga

arumanis, gedong dan manalagi yang dihasilkan

a. Tampilan zat warna alam mangga arumanis b. Tampilan zat warna

alam mangga gedong c. Tampilan zat warna

alam mangga manalagi

Praktek Eksperimen, Dokumentasi, Observasi

F. Teknik Pengumpulan Data

(28)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah menggunakan metode eksperimen, observasi dan dokumentasi.

1. Eksperimen

Sugiyono (2012:109) menambahkan “Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.” Sama halnya dengan penelitian ini, melakukan pengendalian yaitu dengan waktu pencelupan.

Penelitian eksperimen menurut Yatim Riyanto (dalam Zuriah, 2006: 57) adalah “penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi.”

Penelitian ini menggunakan pengukuran zat fiksasi dan mordan dengan ketentuan yang sudah disepakati sebelumnya. Pengukuran ini merupakan kontrol terhadap kondisi pencelupan. Pengendalian kondisi penelitian ini adalah waktu lamanya pencelupan.

2. Observasi

Melalui observasi, penulis dapat melihat apa yang tidak bisa diungkapkan, karena peneliti merasakan sendiri suatu penelitian. Menurut Alwasilah (2002, hlm. 211) “Observasi penelitian adalah pengamatan sistematis dan terencana yang diniati untuk perolehan data yang dikontrol validitasnya dan realibilitasnya.” Sedangkan menurut Yehoda dkk. dalam (Narbuko dkk. , 2003, hlm. 70)

Pengamatan akan menjadi alat pengumpulan data yang baik apabila: 1. Mengabdi kepada tujuan penelitian

2. Direncanakan secara sistematik

3. Dicatat dan dihubungkan dengan proporsi- proporsi yang umum 4. Dapat dicek dan dikontrol validitas, realibilitas, dan ketelitiannya.

Menurut Arikunto (2010, hlm. 199) pendapatnya tentang observasi mengatakan bahwa:

(29)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecapan. Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan langsung.

Observasi merupakan pencarian fakta yang ada di dunia nyata, hal ini sejalan dengan pendapat Nasution dalam Sugiyono (2006) menambahkan uraian diatas bahwa:

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.

Teknik pengumpulan data observasi penelitian pewarna alam tiga jenis daun mangga pada kain sutera ini yaitu observasi terhadap perbedaan warna serta kecenderungan warna yang dihasilkan mordanting awal pada tawas, baking soda, jeruk nipis dan ferro sulfat, mordanting iring tawas, baking soda, jeruk nipis, dan ferro sulfat, jika dicelup pada zat warna alam daun mangga arumanis, gedong dan manalagi pada kain sutera. Selanjutnya dilakukan observasi perbandingan mordanting yang paling menghasilkan warna paling baik secara visual pada kain sutera serta perbandingan warna paling baik dari ketiga jenis daun mangga.

3. Dokumentasi

Dokumentasi sangat diperlukan untuk mendapatkan keterangan, memperkuat wawasan keilmuan secara teoritis dan mendapat masukan tentang segala sesuatu mengenai pewarna alam, agar tujuan dalam penelitian dapat tercapai dengan baik.

(30)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengumpulan data dokumentasi lainnya yang penulis gunakan yaitu alat dokumentasi perekam kegiatan penelitian eksperimen daun mangga berupa foto-foto proses kegiatan yang diperoleh dari pemotretan sendiri untuk mendapatkan keterangan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

Dokumentasi sangat penting dalam penelitian dikarenakan dokumentasi bisa untuk landasan penelitian. Teknik dokumentasi lainnya yang digunakan yaitu alat perekam kegiatan penelitian eksperimen daun tiga jenis daun mangga berupa foto- foto proses kegiatan yang dilakukan oleh penulis sendiri untuk mendapatkan keterangan dalam penelitian. Diharapkan dengan dokumentasi ini penulis dapat menjabarkan dengan baik penelitian yang penulis lakukan.

G.Analisis Data

Analisis data sebaiknya dilakukan secepatnya, tidak boleh menunggu data menumpuk untuk memudahkan dalam penyusunannya. Dengan menyusun sesegera mungkin, setiap tahapan pengumpulan data akan terfokus dengan jelas. Sebagaimana pendapat Arikunto (2010, hlm. 278) bahwa:” secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi tiga langkah yaitu persiapan, langkah-langkah dan penerapan data sesuai dengan pendekatan atau desain penelitian.”Penulis dalam menganalisis data membaginya dalam beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan sebelum penelitian adalah memilih tumbuhan yang banyak tersedia di sekitar penulis tinggal dan berpotensi menghasilkan warna alam yang unik selain itu juga belum banyak diteliti oleh peneliti lain, serta memastikan kain sutera dapat menarik zat warna yang ada dalam daun mangga. Selain itu studi pendahuluan dilakukan untuk menentukan zat mordan dan zat fiksasi yang sesuai untuk zat warna daun mangga.

(31)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

banyak yang menelitinya dan terbukti memiliki warna ekstraksi yang baik dan bagus untuk tekstil. Namun, belum ada yang meneliti perbedaan dari pewarna alami ketiga jenis daun mangga.

Zat mordan yang baik untuk pewarna daun mangga ini diantaranya mordan jenis basa Baking Soda [NaHCO ]. mordan jenis logam Ferro Sulfat/ Besi II Sulfat [FeSO ], mordan jenis netral Tawas/ Alumunium Sulfat [Al (SO ], dan mordan jenis asam Jeruk nipis/ Asam Sitrat [C H O ]. Fiksasi yang digunakan yaitu fiksasi jenis logam Ferro Sulfat/ Besi II Sulfat [FeSO ], fiksasi jenis netral Tawas/ Alumunium Sulfat [Al (SO ], dan fiksasi jenis asam Jeruk nipis/ Asam Sitrat [C H O ]. Tahap selanjutnya adalah mengumpulkan data yang akan dilakukan melalui studi pustaka, dan bertanya pada ahli. Kemudian setelah data terkumpul, selanjutnya pembuatan proposal yang diseminarkan, kemudian proposal tersebut dikonsultasikan kepada pembimbing yang telah ditunjuk oleh dewan skripsi.

Proposal yang disetujui merupakan syarat untuk perizinan penelitian. Surat ini dikeluarkan oleh Rektorat melalui Fakultas dengan tembusan dekan FPBS UPI, Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS UPI, setelah surat ini diperoleh penulis, maka penelitian bisa dimulai.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan analisis data dimulai dengan tahap persiapan alat yang digunakan sebagai penunjang dalam penelitian eksperimen daun mangga, selanjutnya tahap pengolahan ekstak daun mangga dan kemudian tahap pengolahan kain, meliputi mordanting awal, dan mordanting iring yang akan penulis paparkan sebagai berikut:

a. Persiapan Alat dan Bahan

(32)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jepitan, gelas ukur, timbangan digital, blender, gunting, sarung tangan plastik, saringan, baskom. Alat- alat ini dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut ini :

Citel Kompor Sendok Plastik

Tali Rapia Jepitan Baju Gelas Ukur

(33)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1

Alat-alat yang dipergunakan dalam penelitian

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Kain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kain sutera asli. Kain sutera memiliki sifat menyerap zat pewarna yang lebih baik dibandingkan dengan jenis kain lainnya. Sifat sutera ini diharapkan dapat menunjukan warna yang lebih bervariasi dan lebih tajam.

Kain sutera yang penulis pakai adalah kain sutera satin Cina (Pure Silk Satin China) dengan merek Xinda yang diperoleh di Toko Wong Cihideung Tasikmalaya. Sutera China dipilih karena dikenal dengan kualitas yang sangat baik dibandingkan dengan produk sutera negara lain. Contoh kain sutera ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:

Sarung Tangan Karet Saringan Plastik Baskom

(34)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jenis Kain

Sutera Satin Cina (Xinda)

Gambar 3.2

Jenis kain yang digunakan dalam penelitian 1) Ekstraksi Daun Mangga

Ekstrak daun Mangga dapat diambil dari semua bagian pohonnya yaitu daun, batang, akar, bunga dan buah. Penelitian ini menggunakan bagian daun yang dirasa aman untuk kelangsungan pohon Mangga. Daun dari ketiga jenis Mangga ini, penulis ambil yang sudah tua untuk mendapatkan warna yang lebih baik.

(35)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.3

Pohon Mangga Arumanis, Mangga Gedong Gincu dan Mangga Manalagi Sumber; Dokumentasi Pribadi

2) Zat Mordan

Zat mordan membantu dalam proses penyerapan warna alam pada kain. Penulis menggunakan empat jenis zat mordan diantaranya mordan jenis basa Baking Soda (NaHCO ), mordan jenis logam Ferro Sulfat/ Besi II Sulfat (FeSO ), mordan jenis netral Tawas/ Alumunium Sulfat (Al (SO ), dan mordan jenis asam Jeruk nipis/ Asam Sitrat (C H O .yang penulis peroleh di toko kimia. Zat mordan yang digunakan penulis dapat dilihat pada Gambar 3.2.

(36)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3) Zat Fiksasi

Zat fiksasi membantu dalam proses penguncian warna agar warna yang sudah terserap kain tidak mudah luntur. Zat fiksasi yang penulis gunakan yaitu fiksasi jenis basa Baking Soda (NaHCO ), fiksasi jenis logam Ferro Sulfat/ Besi II Sulfat (FeSO ), fiksasi jenis netral Tawas/ Alumunium Sulfat (Al (SO ), dan fiksasi jenis asam Jeruk nipis/ Asam Sitrat (C H O . yang diperoleh dari toko kimia dan warung. Zat fiksasi dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.5 Zat Fiksasi (Dokumentasi Pribadi)

Zat mordan yang digunakan yaitu mordan jenis basa Baking Soda (NaHCO ). mordan jenis logam Ferro Sulfat/ Besi II Sulfat [FeSO ], mordan jenis netral Tawas/ Alumunium Sulfat [Al (SO ], dan mordan jenis asam Jeruk nipis/ Asam Sitrat [C H O ]. Fiksasi yang digunakan yaitu fiksasi jenis logam Ferro Sulfat/ Besi II Sulfat [FeSO ], fiksasi jenis netral Tawas/ Alumunium Sulfat [Al (SO ], dan fiksasi jenis asam Jeruk nipis/ Asam Sitrat [C H O ].

a. Pengolahan Ekstrak Daun Mangga

(37)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Menyiapkan daun mangga yang sudah dipilih

3) Merendam daun mangga untuk menghilangkan daun mangga dari kotoran dan getah

4) Setelah perendaman dan daun kering dari air, dilakukan penimbangan 5) Lalu menghaluskan daun mangga dengan blender

6) Setelah daun mangga halus, daun mangga direbus hingga tersisa setengahnya 7) Ekstrak daun mangga diendapkan semalam

8) Ektrak daun mangga kemudian disaring kembali untuk menghilangkan endapan

9) Ektrak siap untuk pencelupan

b. Pengolahan Kain (Mordanting)

Kain sutera harus direndam dalam larutan Teepol lalu dijemur semalaman, setelah itu kain sutera dicuci dan dikeringkan kembali ditempat yang terhindar dari sinar matahari. Hal ini dimaksudkan agar kain sutera dapat lebih menyerap warna. Selanjutnya kain siap dilakukan tahapan mordanting awal, dan mordanting iring.

(38)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.11

Tahapan Mordanting Awal (Asam/ Basa/ Netral/ Logam) + Fiksasi

No Proses Tahapan Mordanting Keterangan Gambar

1. Memasukkan kain ke dalam zat mordan (mordanting)

2. Kain dikeringkan setelah mordanting di tempat yang tidak terkena sinar matahari.

3. Kain dimasukkan ke larutan pewarna daun mangga...*

4. Kain setelah pencelupan dikeringkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari.

5. Setelah kering, kain dimasukkan ke dalam zat fiksasi

6. Setelah dicelup ke larutan fiksasi, kain dibilas dan dikeringkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari.

(39)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.12

Tahapan Mordanting Iring + Fiksasi

No Proses Tahapan Mordanting Keterangan Gambar

1. Kain dimasukkan ke dalam zat mordan (mordanting) yang sudah dicampur pewarna daun mangga..* dalam satu wadah yang sama

kemudian dipanaskan dengan api kecil. + 2. Kain dikeringkan di tempat yang terhindar dari

sinar matahari.

3. Setelah kering, kain dimasukkan ke dalam zat fiksasi.

4. Selanjutnya, kain di jemur di tempat yang terhindar dari sinar matahari.

Keterangan : *) Daun Mangga Arumanis, Gedong, Manalagi

3. Tahap Penerapan data

(40)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya hasil pewarnaan mordanting awal, dan mordanting iring menggunakan zat mordan tawas, baking soda, jeruk nipis, dan ferro sulfat dengan membandingkan warna yang dihasilkan dari pewarna ketiga jenis daun mangga (Arumanis, Gedong, dan Manalagi) melalui perlakuan mordanting sebagaimana Tabel 3.2 dan Tabel 3.3 Analisis berikutnya dilakukan dengan membandingkan mordanting awal, dan mordanting iring menggunakan zat mordan tawas, baking soda, jeruk nipis dan ferro sulfat berdasarkan warna yang dihasilkan berdasarkan Tabel 3.4 dan Tabel 3.5.

(41)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan dan analisis serta pembahasan maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kelompok warna yang dihasilkan mordanting awal, dan mordanting iring menggunakan mordan tawas, baking soda, jeruk nipis, dan ferro sulfat

a. Mordan Tawas

Pada mangga arumanis, warna yang dihasilkan pada tawas setelah mordanting awal dan mordanting iring terlihat memiliki kecenderungan warna kuning. Warna yang paling tajam terlihat pada mordanting iring setelah perebusan 10 menit yaitu berwarna hijau kekuningan. Lalu pada mangga gedong, warna yang dihasilkan pada tawas setelah mordanting awal dan mordanting iring terlihat memiliki kecenderungan warna kuning. Warna yang paling tajam terlihat pada mordanting iring setelah perebusan 10 menit yaitu berwarna kuning tua. Sedangkan pada mangga manalagi, warna yang dihasilkan pada tawas setelah mordanting awal dan mordanting iring terlihat memiliki kecenderungan warna kuning. Warna yang paling tajam terlihat pada mordanting iring setelah perebusan 10 menit yaitu berwarna kuning kehijauan.

b. Mordan Jeruk nipis

(42)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Mordan Baking Soda

Pada mangga arumanis dan gedong, warna yang dihasilkan pada baking soda setelah mordanting awal dan mordanting iring terlihat memiliki kecenderungan warna cokelat. Warna paling tajam terlihat pada mordanting iring yaitu warna cokelat. Pada mangga manalagi, warna yang dihasilkan pada baking soda setelah mordanting awal dan mordanting iring terlihat memiliki kecenderungan warna cokelat. Warna yang paling tajam terlihat pada mordanting iring yaitu cokelat muda kemerahan.

d. Mordan Ferro Sulfat

Pada mangga arumanis, warna yang dihasilkan pada ferro sulfat setelah mordanting awal dan mordanting iring terlihat memiliki kecenderungan warna abu-abu. Warna yang paling tajam terlihat pada mordanting iring yaitu berwarna hitam. Lalu pada mangga gedong, warna yang dihasilkan pada ferro sulfat setelah mordanting awal dan mordanting iring terlihat memiliki kecenderungan warna abu-abu. Warna yang paling tajam terlihat pada mordanting iring yaitu berwarna abu tua kehitaman. Selanjutnya pada mangga manalagi, warna yang dihasilkan pada ferro sulfat setelah mordanting awal dan mordanting iring terlihat memiliki kecenderungan warna abu-abu. Warna yang paling tajam terlihat pada mordanting iring yaitu berwarna hitam.

2. Mordanting yang menghasilkan warna paling baik secara visual pada kain sutra, jika dicelup zat warna daun mangga dengan menggunakan fiksasi tawas tawas, baking soda, jeruk nipis, dan ferro sulfat.

Hasil yang didapat dari penelitian ini, bahwa mangga arumanis, gedong dan manalagi setelah diberi fiksasi tawas, jeruk nipis, baking soda dan ferro sulfat menghasilkan warna yang beragam. Warna yang paling baik secara visual adalah menggunakan mordanting simultan dengan pemanasan.

(43)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Perbedaan warna yang dihasilkan dari tiga jenis mangga yang berbeda.

Perbedaan pada ketiga jenis mangga ini memiliki perbedaan yang sedikit satu sama lain dari segi warna. Mordan Tawas pada ketiga jenis mangga ini menghasilkan warna sama-sama kuning namun memiliki tingkatan yang berbeda. Begitu juga pada mordan jeruk nipis terlihat perbedaannya, meski memiliki warna sama yaitu krem pada jenis Mangga Gedong memiliki warna krem yang berbeda dengan yang lain yaitu krem kemerahan. Begitu juga dengan mordan Baking Soda meski sama-sama berwarna cokelat muda namun memiliki tingkat warna yang berbeda. Sedangkan untuk mordan Ferro Sulfat tidak begitu terlihat perbedaannya karena berwarna gelap yaitu abu tua.

4. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan dalam hal ini peneliti merasa perlu memberikan saran dan rekomendasi. Adapun saran dan rekomendasi dapat penulis paparkan sebagai berikut:

1. Bagi pembaca, penelitian ini dapat dijadikan referensi dan wawasan baru dalam pewarnaan alam batik.

2. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa, diharapkan menjadi bahan pembelajaran dalam kajian bidang kerajinan Batik dan Tekstil.

3. Bagi peneliti lainnya yang akan atau sedang melakukan penelitian zat warna alam, khususnya daun mangga agar mengkaji lebih dalam tentang ketahanan dan kelunturan pewarna alami daun mangga ini. Disarankan juga agar meneliti pewarna dari bagian-bagian pohon mangga yang lain seperti akar, batang, kulit serta buahnya.

(44)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(45)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. (2002). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Bungin, M. Burhan. (2008). Penelitian kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana

Castagnola, L dan Orlay, H.G. (1956). A System of Endodontia. London : Pitman Medical Publishing

Garnadi, Y.M .(2007). Melukis Di Atas Sutera. Jakarta: Dian Rakyat

Gunawan, dkk. (2009). Kain. Jakarta: Dian Rakyat

Institute of Batik and Handycraft Jogjakarta. (2007). Natural Dyes. Yogyakarta:MU:3 Communication.

Jumaeri, dkk. (1977). Pengetahuan Barang Tekstil. Bandung: STT Tekstil Bandung

Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Narbuko, C dan Achmadi, A. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Pracaya. (2006). Bertanam Mangga Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya

Prastowo, Andi. Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif . Jogjakarta: DIVA Press.

Rukmana. R. (1997). Mangga (Seri Budi daya). Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Silalahi, Ulber. (2006). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Unpar Press.

Soeprijono, Dkk. (1974). Serat-serat Tekstil. Bandung: Institut Teknologi Tekstil

Subagia, A. (1988). Pemanfaatan Kokon Sutera Liar Sebagai Bahan Baku Serat Tekstil Dalam Lingkungan Industri Kecil. Thesis pada Institut Teknologi Tekstil, Bandung

(46)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian kuantitatife, Kualitatife, dan R & D. Bandung: ALFABETA.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta

Sumihartati, Atin Dkk. (2013). Teknologi Tekstil. Bandung: STT Tekstil Bandung

Sunarto. (2008). Teknik Pencelupan dan Pencapan. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Suryabrata, S. (2010). Metodelogi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.

Suryabrata, S. (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Susanto,S.K. (1973). Seni Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta: Balai Penelitian Batik dan Kerajinan. LPPI, Departemen Perindustrian Republik Indonesia.

Sutopo, HB. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Waluyo, K. (2008). Budidaya Mangga. Bandung:Epsilon Grup

Zuriah, Nurul. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Laman Internet:

Alfi, A. (2014). Manfaat dan Khasiat Daun Mangga. [Online]

Tersedia: http://manfaattumbuhanbuah.blogspot.com/2014/01/manfaat-dan-khasiat-daun-mangga-untuk.html [23 September 2014]

Anita. (2012). Klasifikasi dan Ciri Umum Tanaman Mangga. [Online]

Tersedia:http://racikanobat.blogspot.com/2012/09/klasifikasi-dan-ciri-umum-tanaman-mangga.html [9 Agustus 2014]

(47)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tersedia: http://wawasanilmukimia.wordpress.com/2014/02/13/besiii-sulfat-vitriol-hijau-yang-banyak-gunanya/ [3 September 2014]

Bestagarlic. (2014). Manfaat Gula Aren. [Online]

Tersedia: http://www.bestgarlic.com/manfaat-gula-aren/ [18 Agustus 2014]

Bujikuda. (2012). Buah, Biji, Kulit dan Daun. [Online]

Tersedia: http://bujikuda.blogspot.com/2012/02/smoothes-face-skin.html [23 September 2014]

Depdiknas. (2011). Sejarah Mangga. [Online]

Tersedia:http://www.mangga.info/html/profil.php?id=profil&kode=12&prof il=Sejarah%20Mangga [23 Agustus 2014]

Fatimah, S. (2014). Makalah Pewarna Makanan. [Online]

Tersedia:http://enviromenthealth22.blogspot.com/2012/11/makalah-pewarna-makanan.html [3 September 2014]

Firtana, H. (2011). Tugas Serat Sutera. [Online]

Tersedia:http://firtanahadi.blogspot.com/2011/03/tugas-serat-sutera-sutra.html [18 Agustus 2014]

Gunawan, T. (2013). Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mangga. [Online]

Tersedia:http://tanamanobat-herbal.blogspot.com/2013/05/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-mangga.html [9 Agustus 2014]

Harmandini, F. (2011). Pewarna Alam Bikin Batik Jadi Unik. [Online]

Tersedia:http://female.kompas.com/read/2011/04/22/21560222/Pewarna.Ala m.Bikin.Warna.Batik.Jadi.Unik [3 September 2014]

Mila. (2010). Membuat Kain dari Ulat Sutera. [Online].

Tersedia:http://caramembuatkaindariulatsutra.blogspot.com/ [9 Agustus 2014]

Milano, A.J. (2011). Boraks. [Online]

(48)

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu [3 September 2014]

Oktora, N. (2013). Morfologi Tanaman Mangga. [Online]

Tersedia: http://om-tani.blogspot.com/2013/10/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-mangga.html [18 Agustus 2014]

Rusmawan, I. (2012). Makalah Sutera. [Online].

Tersedia:http://perpuskecilseputartekstil.blogspot.com/2012/07/makalah-sutera.html [9 Agustus 2014]

Suhartini, N. (2012). Optimalisasi Celupan Ekstrak Daun Mangga Pada Kain Katun dengan Larutan Fixer yang Berbeda.

Tersedia:http://chemistryofdrizzle.blogspot.com/2012/09/kimia-zat-warna.html [23 September 2014]

Wijaya, dkk. (2011). Zat Warna Alam Dalam Daun Asam Jawa. [Online]

Gambar

Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Proses Pengolahan Ekstrak Daun Mangga Arumanis,
Tabel 3.2 Lembar Pengamatan Proses Persiapan Larutan
Tabel 3.4 Lembar Pengamatan Hasil Pengolahan Warna Alam Daun Mangga
Tabel 3.5 Lembar Pengamatan Hasil Pengolahan Warna Alam Daun Mangga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kedamaian dan keseimbangan yang baru ditemukan Syari’ati tercermin dengan sangat baik dalam karya-karya seriusnya yang pertama, Tarikh-e Takamol-e Falsafe

Berdasarkan pengamatan awal yang telah dilakukan oleh peneliti maka kelas X IIS 2 menjadi pilihan peneliti untuk melakukan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

sebaliknya jika harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan turun, sehingga. grafik fungsipermintaan mempunyai

Getah pohon pisang yang merupakan obat tradisional yang dapat menyembuhkan luka luar yang sudah di kemas dalam bentuk obat tetes, sehingga mempermudah masyarakat

Memeriksa kelengkapan alat dan bahan praktik serta mengembalikan secara tertib...

Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah dapat memberikan pengetahuan pada peneliti serta masyarakat umum proses pembuatan surfaktan natrium lignosulfonat

Dominannya guru PNS yang diperbantukan pada SD GMIT di Rote Ndao dimulai ketika Negara, pada masa pemerintahan Orde Baru, melakukan pengontrolan secara ketat

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari seluruh data, yaitu 317 data, terhadap naskah pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia tahun 2006 terdapat 2 data atau 0,63 %