• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan dan analisis serta pembahasan maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kelompok warna yang dihasilkan mordanting awal, dan mordanting iring menggunakan mordan tawas, baking soda, jeruk nipis, dan ferro sulfat

a. Mordan Tawas

Pada mangga arumanis, warna yang dihasilkan pada tawas setelah mordanting awal dan mordanting iring terlihat memiliki kecenderungan warna kuning. Warna yang paling tajam terlihat pada mordanting iring setelah perebusan 10 menit yaitu berwarna hijau kekuningan. Lalu pada mangga gedong, warna yang dihasilkan pada tawas setelah mordanting awal dan mordanting iring terlihat memiliki kecenderungan warna kuning. Warna yang paling tajam terlihat pada mordanting iring setelah perebusan 10 menit yaitu berwarna kuning tua. Sedangkan pada mangga manalagi, warna yang dihasilkan pada tawas setelah mordanting awal dan mordanting iring terlihat memiliki kecenderungan warna kuning. Warna yang paling tajam terlihat pada mordanting iring setelah perebusan 10 menit yaitu berwarna kuning kehijauan.

b. Mordan Jeruk nipis

Pada mangga arumanis, warna yang dihasilkan pada jeruk nipis setelah mordanting awal dan mordanting iring terlihat memiliki kecenderungan warna cokelat. Warna yang paling tajam terlihat pada mordanting iring yaitu berwarna krem muda kecoklatan. Pada mangga gedong dan manalagi, warna yang dihasilkan pada jeruk nipis setelah mordanting awal dan mordanting iring terlihat memiliki kecenderungan warna cokelat. Warna yang paling tajam terlihat pada mordanting iring yaitu berwarna krem.

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Mordan Baking Soda

Pada mangga arumanis dan gedong, warna yang dihasilkan pada baking soda setelah mordanting awal dan mordanting iring terlihat memiliki kecenderungan warna cokelat. Warna paling tajam terlihat pada mordanting iring yaitu warna cokelat. Pada mangga manalagi, warna yang dihasilkan pada baking soda setelah mordanting awal dan mordanting iring terlihat memiliki kecenderungan warna cokelat. Warna yang paling tajam terlihat pada mordanting iring yaitu cokelat muda kemerahan.

d. Mordan Ferro Sulfat

Pada mangga arumanis, warna yang dihasilkan pada ferro sulfat setelah mordanting awal dan mordanting iring terlihat memiliki kecenderungan warna abu-abu. Warna yang paling tajam terlihat pada mordanting iring yaitu berwarna hitam. Lalu pada mangga gedong, warna yang dihasilkan pada ferro sulfat setelah mordanting awal dan mordanting iring terlihat memiliki kecenderungan warna abu-abu. Warna yang paling tajam terlihat pada mordanting iring yaitu berwarna abu tua kehitaman. Selanjutnya pada mangga manalagi, warna yang dihasilkan pada ferro sulfat setelah mordanting awal dan mordanting iring terlihat memiliki kecenderungan warna abu-abu. Warna yang paling tajam terlihat pada mordanting iring yaitu berwarna hitam.

2. Mordanting yang menghasilkan warna paling baik secara visual pada kain sutra, jika dicelup zat warna daun mangga dengan menggunakan fiksasi tawas tawas, baking soda, jeruk nipis, dan ferro sulfat.

Hasil yang didapat dari penelitian ini, bahwa mangga arumanis, gedong dan manalagi setelah diberi fiksasi tawas, jeruk nipis, baking soda dan ferro sulfat menghasilkan warna yang beragam. Warna yang paling baik secara visual adalah menggunakan mordanting simultan dengan pemanasan.

Pada mordanting awal, warna yang dihasilkan cenderung lebih muda dari mordanting simultan. Hal ini dapat dilihat pada hasil sebelum fiksasi dan setelah fiksasi.

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Perbedaan warna yang dihasilkan dari tiga jenis mangga yang berbeda.

Perbedaan pada ketiga jenis mangga ini memiliki perbedaan yang sedikit satu sama lain dari segi warna. Mordan Tawas pada ketiga jenis mangga ini menghasilkan warna sama-sama kuning namun memiliki tingkatan yang berbeda. Begitu juga pada mordan jeruk nipis terlihat perbedaannya, meski memiliki warna sama yaitu krem pada jenis Mangga Gedong memiliki warna krem yang berbeda dengan yang lain yaitu krem kemerahan. Begitu juga dengan mordan Baking Soda meski sama-sama berwarna cokelat muda namun memiliki tingkat warna yang berbeda. Sedangkan untuk mordan Ferro Sulfat tidak begitu terlihat perbedaannya karena berwarna gelap yaitu abu tua.

4. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan dalam hal ini peneliti merasa perlu memberikan saran dan rekomendasi. Adapun saran dan rekomendasi dapat penulis paparkan sebagai berikut:

1. Bagi pembaca, penelitian ini dapat dijadikan referensi dan wawasan baru dalam pewarnaan alam batik.

2. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa, diharapkan menjadi bahan pembelajaran dalam kajian bidang kerajinan Batik dan Tekstil.

3. Bagi peneliti lainnya yang akan atau sedang melakukan penelitian zat warna alam, khususnya daun mangga agar mengkaji lebih dalam tentang ketahanan dan kelunturan pewarna alami daun mangga ini. Disarankan juga agar meneliti pewarna dari bagian-bagian pohon mangga yang lain seperti akar, batang, kulit serta buahnya.

4. Bagi dunia pendidikan seperti tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas sederajat, diharapkan dapat dijadikan pengembangan bahan ajar pendidikan seni rupa.

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini bukanlah hasil akhir, sehingga memerlukan penelitian yang lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang sempurna.

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. (2002). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta Bungin, M. Burhan. (2008). Penelitian kualitatif; Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana

Castagnola, L dan Orlay, H.G. (1956). A System of Endodontia. London : Pitman Medical Publishing

Garnadi, Y.M .(2007). Melukis Di Atas Sutera. Jakarta: Dian Rakyat Gunawan, dkk. (2009). Kain. Jakarta: Dian Rakyat

Institute of Batik and Handycraft Jogjakarta. (2007). Natural Dyes. Yogyakarta:MU:3 Communication.

Jumaeri, dkk. (1977). Pengetahuan Barang Tekstil. Bandung: STT Tekstil Bandung

Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Narbuko, C dan Achmadi, A. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara Pracaya. (2006). Bertanam Mangga Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya Prastowo, Andi. Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif .

Jogjakarta: DIVA Press.

Rukmana. R. (1997). Mangga (Seri Budi daya). Yogyakarta: Penerbit Kanisius Silalahi, Ulber. (2006). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Unpar Press.

Soeprijono, Dkk. (1974). Serat-serat Tekstil. Bandung: Institut Teknologi Tekstil Subagia, A. (1988). Pemanfaatan Kokon Sutera Liar Sebagai Bahan Baku Serat

Tekstil Dalam Lingkungan Industri Kecil. Thesis pada Institut Teknologi Tekstil, Bandung

Subakti,Y. (2013). Proposal Penelitian Pembuatan Perekat dari Bahan Alami Asam Sitrat dan Gliserol. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian kuantitatife, Kualitatife, dan R & D. Bandung: ALFABETA.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta

Sumihartati, Atin Dkk. (2013). Teknologi Tekstil. Bandung: STT Tekstil Bandung Sunarto. (2008). Teknik Pencelupan dan Pencapan. Jakarta: Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Suryabrata, S. (2010). Metodelogi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers. Suryabrata, S. (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Susanto,S.K. (1973). Seni Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta: Balai Penelitian Batik dan Kerajinan. LPPI, Departemen Perindustrian Republik Indonesia.

Sutopo, HB. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Waluyo, K. (2008). Budidaya Mangga. Bandung:Epsilon Grup

Zuriah, Nurul. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Laman Internet:

Alfi, A. (2014). Manfaat dan Khasiat Daun Mangga. [Online]

Tersedia: http://manfaattumbuhanbuah.blogspot.com/2014/01/manfaat-dan-khasiat-daun-mangga-untuk.html [23 September 2014]

Anita. (2012). Klasifikasi dan Ciri Umum Tanaman Mangga. [Online]

Tersedia:http://racikanobat.blogspot.com/2012/09/klasifikasi-dan-ciri-umum-tanaman-mangga.html [9 Agustus 2014]

Ansarikimia. (2014). Besi Sulfat Vitriol Hijau yang Banyak Gunanya. [Online]

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tersedia: http://wawasanilmukimia.wordpress.com/2014/02/13/besiii-sulfat-vitriol-hijau-yang-banyak-gunanya/ [3 September 2014]

Bestagarlic. (2014). Manfaat Gula Aren. [Online]

Tersedia: http://www.bestgarlic.com/manfaat-gula-aren/ [18 Agustus 2014] Bujikuda. (2012). Buah, Biji, Kulit dan Daun.

[Online]

Tersedia: http://bujikuda.blogspot.com/2012/02/smoothes-face-skin.html [23 September 2014]

Depdiknas. (2011). Sejarah Mangga. [Online]

Tersedia:http://www.mangga.info/html/profil.php?id=profil&kode=12&prof il=Sejarah%20Mangga [23 Agustus 2014]

Fatimah, S. (2014). Makalah Pewarna Makanan. [Online]

Tersedia:http://enviromenthealth22.blogspot.com/2012/11/makalah-pewarna-makanan.html [3 September 2014]

Firtana, H. (2011). Tugas Serat Sutera. [Online]

Tersedia:http://firtanahadi.blogspot.com/2011/03/tugas-serat-sutera-sutra.html [18 Agustus 2014]

Gunawan, T. (2013). Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mangga. [Online]

Tersedia:http://tanamanobat-herbal.blogspot.com/2013/05/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-mangga.html [9 Agustus 2014]

Harmandini, F. (2011). Pewarna Alam Bikin Batik Jadi Unik. [Online]

Tersedia:http://female.kompas.com/read/2011/04/22/21560222/Pewarna.Ala m.Bikin.Warna.Batik.Jadi.Unik [3 September 2014]

Mila. (2010). Membuat Kain dari Ulat Sutera. [Online].

Tersedia:http://caramembuatkaindariulatsutra.blogspot.com/ [9 Agustus 2014]

Milano, A.J. (2011). Boraks. [Online]

Vania Griselda Subjana, 2014

EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu [3 September 2014]

Oktora, N. (2013). Morfologi Tanaman Mangga. [Online]

Tersedia: http://om-tani.blogspot.com/2013/10/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-mangga.html [18 Agustus 2014]

Rusmawan, I. (2012). Makalah Sutera. [Online].

Tersedia:http://perpuskecilseputartekstil.blogspot.com/2012/07/makalah-sutera.html [9 Agustus 2014]

Suhartini, N. (2012). Optimalisasi Celupan Ekstrak Daun Mangga Pada Kain Katun dengan Larutan Fixer yang Berbeda.

Tersedia:http://chemistryofdrizzle.blogspot.com/2012/09/kimia-zat-warna.html [23 September 2014]

Wijaya, dkk. (2011). Zat Warna Alam Dalam Daun Asam Jawa. [Online]

Tersedia:http://awii-textile-chemistry.blogspot.com/2011/11/zat-warna-alam-dalam-daun-asam-jawa.html [23 September 2014]

Dokumen terkait