HASIL WARNA ALAM SESUDAH FIKSASI
G. Analisis Data
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan analisis data dimulai dengan tahap persiapan alat yang digunakan sebagai penunjang dalam penelitian eksperimen daun mangga, selanjutnya tahap pengolahan ekstak daun mangga dan kemudian tahap pengolahan kain, meliputi mordanting awal, dan mordanting iring yang akan penulis paparkan sebagai berikut:
a. Persiapan Alat dan Bahan
Suatu penelitian dapat berhasil apabila memiliki alat dan bahan yang sesuai dengan penelitian tersebut. Penelitian zat pewarna alam dari daun mangga ini memerlukan alat-alat diantaranya panci, kompor, sendok plastik, tali rapia,
Vania Griselda Subjana, 2014
EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jepitan, gelas ukur, timbangan digital, blender, gunting, sarung tangan plastik, saringan, baskom. Alat- alat ini dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut ini :
Citel Kompor Sendok Plastik
Tali Rapia Jepitan Baju Gelas Ukur
Vania Griselda Subjana, 2014
EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1
Alat-alat yang dipergunakan dalam penelitian Sumber: Dokumentasi Pribadi
Kain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kain sutera asli. Kain sutera memiliki sifat menyerap zat pewarna yang lebih baik dibandingkan dengan jenis kain lainnya. Sifat sutera ini diharapkan dapat menunjukan warna yang lebih bervariasi dan lebih tajam.
Kain sutera yang penulis pakai adalah kain sutera satin Cina (Pure Silk Satin China) dengan merek Xinda yang diperoleh di Toko Wong Cihideung Tasikmalaya. Sutera China dipilih karena dikenal dengan kualitas yang sangat baik dibandingkan dengan produk sutera negara lain. Contoh kain sutera ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
Sarung Tangan Karet Saringan Plastik Baskom
Vania Griselda Subjana, 2014
EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jenis Kain
Sutera Satin Cina (Xinda)
Gambar 3.2
Jenis kain yang digunakan dalam penelitian 1) Ekstraksi Daun Mangga
Ekstrak daun Mangga dapat diambil dari semua bagian pohonnya yaitu daun, batang, akar, bunga dan buah. Penelitian ini menggunakan bagian daun yang dirasa aman untuk kelangsungan pohon Mangga. Daun dari ketiga jenis Mangga ini, penulis ambil yang sudah tua untuk mendapatkan warna yang lebih baik.
Daun Mangga penelitian ini penulis ambil dari tiga tempat yang berbeda. Daun Mangga Arumanis, penulis ambil di depan penulis sendiri yaitu di Perum Mitra Batik Jalan Batik Keris II C110 RT/RW 01/17 Kel. Karsamenak Kec. Kawalu Kota Tasikmalaya. Daun Mangga Gedong di peroleh dari depan rumah Ibu Hj. Ade di Perum Mitra Batik Jalan Batik Keris II C RT/RW 01/17 Kel. Karsamenak Kec. Kawalu Kota Tasikmalaya. Daun Mangga Manalagi penulis ambil dari depan rumah Ibu Hj. Emin di Jalan Rumah Sakit Gang Arjo No.7 RT/RW Kel. Empang Sari Kec. Tawang Kota Tasikmalaya.
Vania Griselda Subjana, 2014
EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.3
Pohon Mangga Arumanis, Mangga Gedong Gincu dan Mangga Manalagi Sumber; Dokumentasi Pribadi
2) Zat Mordan
Zat mordan membantu dalam proses penyerapan warna alam pada kain. Penulis menggunakan empat jenis zat mordan diantaranya mordan jenis basa Baking Soda (NaHCO ), mordan jenis logam Ferro Sulfat/ Besi II Sulfat (FeSO ), mordan jenis netral Tawas/ Alumunium Sulfat (Al (SO ), dan mordan jenis asam Jeruk nipis/ Asam Sitrat (C H O .yang penulis peroleh di toko kimia. Zat mordan yang digunakan penulis dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.4 Zat Mordan (Dokumentasi Pribadi)
Vania Griselda Subjana, 2014
EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3) Zat Fiksasi
Zat fiksasi membantu dalam proses penguncian warna agar warna yang sudah terserap kain tidak mudah luntur. Zat fiksasi yang penulis gunakan yaitu fiksasi jenis basa Baking Soda (NaHCO ), fiksasi jenis logam Ferro Sulfat/ Besi II Sulfat (FeSO ), fiksasi jenis netral Tawas/ Alumunium Sulfat (Al (SO ), dan fiksasi jenis asam Jeruk nipis/ Asam Sitrat (C H O . yang diperoleh dari toko kimia dan warung. Zat fiksasi dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.5 Zat Fiksasi (Dokumentasi Pribadi)
Zat mordan yang digunakan yaitu mordan jenis basa Baking Soda (NaHCO ). mordan jenis logam Ferro Sulfat/ Besi II Sulfat [FeSO ], mordan jenis netral Tawas/ Alumunium Sulfat [Al (SO ], dan mordan jenis asam Jeruk nipis/ Asam Sitrat [C H O ]. Fiksasi yang digunakan yaitu fiksasi jenis logam Ferro Sulfat/ Besi II Sulfat [FeSO ], fiksasi jenis netral Tawas/ Alumunium Sulfat [Al (SO ], dan fiksasi jenis asam Jeruk nipis/ Asam Sitrat [C H O ].
a. Pengolahan Ekstrak Daun Mangga
Proses pengolahan ekstrak daun mangga ini melalui beberapa proses yaitu: 1) Memilih daun mangga yang segar dan cukup tua
Vania Griselda Subjana, 2014
EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Menyiapkan daun mangga yang sudah dipilih
3) Merendam daun mangga untuk menghilangkan daun mangga dari kotoran dan getah
4) Setelah perendaman dan daun kering dari air, dilakukan penimbangan 5) Lalu menghaluskan daun mangga dengan blender
6) Setelah daun mangga halus, daun mangga direbus hingga tersisa setengahnya 7) Ekstrak daun mangga diendapkan semalam
8) Ektrak daun mangga kemudian disaring kembali untuk menghilangkan endapan
9) Ektrak siap untuk pencelupan
b. Pengolahan Kain (Mordanting)
Kain sutera harus direndam dalam larutan Teepol lalu dijemur semalaman, setelah itu kain sutera dicuci dan dikeringkan kembali ditempat yang terhindar dari sinar matahari. Hal ini dimaksudkan agar kain sutera dapat lebih menyerap warna. Selanjutnya kain siap dilakukan tahapan mordanting awal, dan mordanting iring.
Agar tahapan mordanting dapat lebih jelas dipaparkan dalam Tabel 3.11 , dan Tabel 3.12 berikut ini
Vania Griselda Subjana, 2014
EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.11
Tahapan Mordanting Awal (Asam/ Basa/ Netral/ Logam) + Fiksasi
No Proses Tahapan Mordanting Keterangan Gambar
1. Memasukkan kain ke dalam zat mordan (mordanting)
2. Kain dikeringkan setelah mordanting di tempat yang tidak terkena sinar matahari.
3. Kain dimasukkan ke larutan pewarna daun mangga...*
4. Kain setelah pencelupan dikeringkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari.
5. Setelah kering, kain dimasukkan ke dalam zat fiksasi
6. Setelah dicelup ke larutan fiksasi, kain dibilas dan dikeringkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari.
Vania Griselda Subjana, 2014
EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.12
Tahapan Mordanting Iring + Fiksasi
No Proses Tahapan Mordanting Keterangan Gambar
1. Kain dimasukkan ke dalam zat mordan (mordanting) yang sudah dicampur pewarna daun mangga..* dalam satu wadah yang sama
kemudian dipanaskan dengan api kecil. + 2. Kain dikeringkan di tempat yang terhindar dari
sinar matahari.
3. Setelah kering, kain dimasukkan ke dalam zat fiksasi.
4. Selanjutnya, kain di jemur di tempat yang terhindar dari sinar matahari.
Keterangan : *) Daun Mangga Arumanis, Gedong, Manalagi