7 BAB II
DESKRIPSI TEMPAT MAGANG
3.1 Sejarah
3.1.1 Sejarah Terbentuknya KPK RI
Usaha pemberantasan korupsi di Indonesia sudah dimulai sejak Indonesia merdeka. Pada masa orde baru dibentuk perangkat aturan undang-undang bahaya, lembaga ini disebut Panitia Retooling Aparatur Negara (PARAN).
PARAN bertugas menghimpun data seluruh pejabat Indonesia, namun pada saat itu banyak pejabat yang melawan. Pada akhirnya PARAN menyerahkan kembali pelaksanaan tugasnya kepada Kabinet Djuanda.
Melalui Keputusan presiden No.275 tahun 1963, di bentuk lembaga baru yakni Operasi Budhi. Operasi Budhi bertugas menyeret pelaku korupsi ke pengadilan. Pada akhirnya lembaga ini dibubarkan dan diganti menjadi Komando tertinggi Retooling Aparat Revolusi (KONTRAR). Kemudian pada masa orde baru pada tanggal 16 Agustus 1967 melalui pidato kenegaraan dibentuk Tim Pemberantasan Korupsi (TPK). TPK ini juga tidak lama berjalan kemudian dibentuk Operasi Tertib (OPSTIB). Pada akhirnya OPSTIB pun hilang.
Muncul gagasan pembentukan KPK berawal dari TAP MPR No. 11 tahun 1998 yang berisi amanat kepada DPR dan Pemerintah untuk lebih progresif dalam menciptakan pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN). Kemudian DPR dan Pemerintah membuat UU No.28 tahun 1999 yang dikeluarkan oleh B.J. Habibie tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Di bentuklah Komisi Pengawas Kekayaan Pejabat Negara (KPKPN), KPPU atau lembaga Ombudsman.
Pada tahun 2000 terbitlah Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2000 membentuk Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TGPTPK).
TGPTPK akhirnya dibubarkan dengan alasan berbenturan dengan UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. KPKPN kemudian melebur dalam Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). KPK resmi dibentuk pada 29 Desember 2003 berdasarkan UU No. 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, KPK diberi amanat melakukan pemberantasan korupsi secara profesional, intensif dan berkesinambungan.
3.1.2 Berdirinya Perpustakaan
Setelah empat tahun berdiri pada pertengahan tahun 2007, KPK mulai mengembangkan Clearing House Antikorupsi (Pusat Informasi Antikorupsi), dengan membentuk perpustakaan sebagai repositorisnya, di bawah Direktorat Penelitian dan Pengembangan. Clearing House Antikorupsi ini mendapat donor dari Deutsche Gesellschaft fur Technische Zusammenarbet (GTZ). GTZ merupakan organisasi pemerintah Jerman dalam bidang pembangunan yang bertindak sebagai fasilitator kerjasama pembangunan. KPK yang saat itu masih berlokasi di Jl. Juanda, belum memiliki ruangan khusus untuk perpustakaan.
Namun demikian, koleksi mulai dikumpulkan baik itu buku, CD, makalah, dan artikel yang berasal dari hasil kegiatan KPK, hadiah, maupun pembelian. Koleksi yang telah diadakan untuk sementara diletakkan dalam rak di ruangan Direktorat Penelitian dan Pengembangan.
Awal 2008, KPK menempati gedung baru di Jl. HR. Rasuna Said, Kuningan. Di Gedung baru ini, perpustakaan mendapatkan satu ruangan khusus di lantai 2 seluas 24 x 6 meter. Pada bulan Maret 2008, GTZ mempekerjakan seorang Project Manager untuk mendukung pengembangan proyek Clearing House Antikorupsi dan seorang konsultan perpustakaan untuk membangun Perpustakaan KPK dengan tugas sebagai berikut:
a. Mengolah koleksi yang telah ada
b. Membuat Standar Operational Prosedur (SOP) alur kerja perpustakaan c. Mengadakan software katalog online
Selain itu, 2 fungsional Litbang yang diberi tanggung jawab mengelola Clearing House Antikorupsi, diikutsertakan pada pelatihan Training for Trainers di Thailand dan Knowledge Management di Malaysia sebagai bekal mengembangkan Clearing House Antikorupsi di masa datang.
Akhir 2008, perpustakaan telah memiliki koleksi yang telah terolah menggunakan klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC) dan katalog online Lontar versi 3.1 dengan berdasarkan standar Anglo-American Cataloguing Rules (AACR). Beberapa alur kerja perpustakaan telah dibuatkan SOP walaupun itu masih bersifat umum. Penambahan koleksi juga mulai diajukan ke donor GTZ
dengan fokus utama pada buku bersubjek korupsi. Dan pada akhir tahun 2008 ini pula tugas Konsultan Perpustakaan berakhir.
Tahun 2009 sistem automasi perpustakaan diganti menggunakan software SLiMS Cendana. Pada tanggal 5 Januari 2009, Perpustakaan KPK memiliki 1 Koordinator Perpustakaan yang bertugas mengelola perpustakaan guna:
a. Terkumpulnya seluruh dokumen yang berkaitan dengan subjek korupsi dan subjek lain yang berhubungan menjadi koleksi perpustakaan.
b. Terkelolanya seluruh koleksi perpustakaan dalam suatu sistem temu kembali informasi yang terintegrasi
c. Terkelolanya sistem automasi perpustakaan yang terintegrasi d. Terlaksananya diseminasi informasi seluruh koleksi perpustakaan e. Tersedianya pedoman bagi proses pekerjaan di perpustakaan f. Tersedianya ruangan perpustakaan yang nyaman
g. Terlaksananya pengembangan perpustakaan
Untuk membantu tugas Koordinator Perpustakaan, maka dipekerjakan seorang staf perpustakaan mulai bulan Maret 2009.
3.1.3 Visi dan Misi
Visi dari Perpustakaan Komisi Pemberantasan Korupsi RI yaitu Menjadi perpustakaan rujukan bidang korupsi dan subjek terkait.
Misi dari Perpustakaan Komisi Pemberantasan Korupsi RI yaitu mengumpulkan dan mengelola data, informasi, dan pengetahuan publik mengenai korupsi dan subjek terkait.
Semboyan dari Perpustakaan Komisi Pemberantasan Korupsi RI yaitu
“Kami percaya bahwa masyarakat yang melek informasi mengenai korupsi membuka jalan menuju masyarakat yang antikorupsi”.
3.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan mekanisme formal untuk pengelolaaan diri dengan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan bersama.
3.2.1 Perpustakaan dalam Organisasi KPK RI
Perpustakaan dalam Instansi KPK RI berada dibawah Biro Humas KPK RI. Perpustakaan menjadi bagian dari media layanan informasi dan komunikasi publik yang bertugas memenuhi hak publik untuk mendapatkan informasi publik dari institusi KPK RI. Media layanan informasi dan komunikasi publik KPK RI terdiri dari Perpustakaan KPK RI, Anti- Corruption Clearing House (ACCH), Media Sosial, Majalah INTEGRITO, KanalKPK Radio dan KanalKPK TV.
Bagan 1
Struktur Organisasi Perpustakaan Komisi Pemberantasan Korupsi RI dalam Organisasi Komisi Pemberntasan Korupsi RI
Sumber: Perpustakaan KPK RI 2016
3.2.2 Perpustakaan dalam Organisasi Perpustakaan
Struktur organisasi Perpustakaan KPK RI terdiri dari koordinator Penasehat
Pimpinan
Sekretaris Jendral
Biro Humas
Bagian Pelayanan Informasi dan Komunikasi Publik
Perpustakaan
Anti-Corruption Clearing House(ACCH)
Media Sosial
Majalah INTEGRITO
KanalKPK Radio
& KanalKPK TV
perpustakaan dan staff perpustakaan. Seluruh staff perpustakaan dan kordinator perpustakaan melaksanaan pengelolaan perpustakaan secara keseluruhan baik pengadaan koleksi, pengolahan koleksi, dan layanan pemustaka.
Bagan 2
Struktur Organisasi Mikro Perpustakaan Komisi Pemberantasan Korupsi RI
Sumber: Profil dan SOP Perpustakaan KPK RI 2016
3.2.3 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah salah satu syarat berdirinya perpustakaan.
Semua tenaga kerja yang mengelola kegiatan di perpustakaan disebut sumber Perpustakaan
Koordinator Perpustakaan
Staf Perpustakaan
Pengadaan Pengolahan Layanan
daya manusia di perpustakaan. Pengelola Perpustakaan KPK RI berjumlah tiga orang dengan formasi sebagai berikut:
Tabel 1
Sumber Daya Manusia
Perpustkaan Komisi Pemberantasan Korupsi RI
No. Nama Pegawai
Jenjang Pendidikan
Jabatan Status Pegawai 1. Budi Prasetyo D3 Perpajakan
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN)
Staff Humas KPK RI (Koordinator
Perpustakaan, pengelola ACCH)
Pegawai KPK RI (PNS)
2. Ade Desnia S1 Perrpustakaan Universitas Padjajaran Bandung (UNPAD)
Staff Humas KPK RI (Pengelola ACCH, Pengelola Perpustakaan)
Pegawai KPK RI (Non PNS)
3. Galuh Ayu Puspita
S1 Perpustakaan Universitas Indonesia (UI)
Staff Humas KPK RI (Pengelola ACCH, Pengelola
Perpustakaan)
Pegawai KPK RI (Non PNS)
Sumber: Perpustakaan Komisi Pemberantasan Korupsi RI 25 April 2016
Pengelola perpustakan adalah Staff Humas KPK RI yang memiliki tugas mengelola media layanan informasi dan komunikasi publik KPK RI melalui Perpustakaan KPK RI sekaligus mengelola portal Anti-Corruption Clearing House (ACCH). Sumber daya manusia Perpustakaan KPK RI dilihat dari instansi yang begitu besar dan pekerjaaan yang begitu banyak bisa dikatakan masih sangat minim.
3.2.4 Koleksi Perpustakaan
Jumlah koleksi per 30 maret 2016 yang dimiliki Perpustakaan KPK RI sebanyak 7895 eksemplar atau kopi.
Diagram 1
Jumlah Koleksi berdasarkan GMD (General Material Designation)
Sumber : Perpustakaan KPK RI 25 April 2016 69,89%
27,84%
2,06%
0,20%
0,02%
Total Titles By Medium/GMD
BUKU : 4277
ARTIKEL LEPAS : 1704
CD-ROM : 126
JURNAL : 12 BERKAS KOMPUTER : 1
Berdasarkan judul sebanyak 6120 judul, jumlah ini termasuk judul yang sudah tidak memiliki item. Sedangkan jumlah judul dengan item lengkap yakni 5993. Jumlah koleksi berdasarkan GMD (General Material Designation) meliputi:
a. Koleksi berbentuk buku 4277 judul
b. Koleksi berbentuk artikel lepas 1704 judul c. Koleksi berupa CD-ROM 126 judul d. Koleksi berupa jurnal 12 judul
e. Koleksi berupa berkas komputer 1 judul
Diagram 2
Jumlah Koleksi Berdasarkan Tipe Koleksi
Sumber : Perpustakaan KPK RI 25 April 2016 12,72%
63.10%
1,45%
7,99%
2,07%
8,88%
2,37%
0,97%
0,33%
0,12%
Total Items By Collection Type
Koleksi Khusus : 1027
Koleksi Umum : 5059
Daerah dan Institusi : 117 Artikel : 645
Publikasi Lokal : 167
Peraturan : 717
Referensi : 191
Audiovisual : 78
Jurnal : 27
Koleksi Populer : 10
Sepuluh kelompok besar Koleksi Perpustakaan KPK berdasarkan tipe koleksi, yaitu:
a. Koleksi Khusus
Koleksi Khusus yaitu koleksi yang diterbitan oleh KPK seperti hasil kajian sistem, hasil survei, modul sosialisasi anti korupsi, laporan tahunan, maupun makalah seminar atau kongres yang diselenggarakan KPK RI. Jumlah koleksi khusus yang tersedia sejumlah 1027 judul.
b. Koleksi Umum
Koleksi Umum yaitu koleksi multi subjek mulai dari komputer, psikologi, agama, politik, hukum, ekonomi, kebijakan publik, good governance, akuntansi, audit, manajemen, biografi, dan subjek khusus tentang korupsi yang diterbitkan oleh penerbit umum dan institusi lain.
Jumlah koleksi umum yang tersedia sejumlah 5095 judul.
c. Daerah dan Institusi
Koleksi Daerah dan Institusi yaitu koleksi buku dan dokumen mengenai suatu daerah atau institusi yang diterbitkan internal daerah atau institusi tersebut. Jumlah koleksi daerah dan institusi yang dimiliki Perpustakaan KPK RI sebanyak 117 judul.
d. Artikel
Koleksi artikel Perpustakaan KPK RI terdiri dari jurnal, koran, dan majalah yang terkait dengan subjek anti korupsi, kebijakan publik, reformasi birokrasi, dan good governance. Artikel ini berbentuk artikel
lepas. Jumlah koleksi artikel lepas Perpustakaan KPK RI sebanyak 645 judul.
e. Publikasi Lokal
Koleksi Publikasi Lokal yaitu kumpulan hasil publikasi seperti skripsi, tesis, disertasi, jurnal ilmiah yang berkaitan dengan korupsi dan subjek terkait dari berbagai institusi pendidikan atau universitas di Indonesia. Koleksi di publikasikan setelah institusi pendidikan atau universitas melakukan perjanjian kerjasama dengan KPK. Koleksi ini berbentuk permalink, jumlah koleksi sebanyak 167 judul.
f. Peraturan
Koleksi Peraturan yaitu koleksi berupa kumpulan Peraturan Perundang-undangan, Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Keputusan Presiden, Peraturan Presiden sejak tahun 1985 – 2008. Jumlah koleksi tipe ini sebanyak 717 judul.
g. Referensi
Koleksi referensi yaitu Koleksi kamus subjek atau bahasa, direktori, panduan, modul, dan handbook tentang korupsi dan subjek terkait. Jumlah koleksi referensi di Perpustakaan KPK RI sejumlah 191 judul.
h. Audiovisual
Koleksi yang berupa kepingan DVD atau VCD berisi film populer nasional dan berkaitan dengan korupsi. Koleksi audiovisual ini adalah
koleksi pengadaan terbaru tahun 2016. Jumlah koleksi sebanyak 78 judul.
i. Jurnal
Koleksi jurnal ini berbentuk buku jurnal yaitu koleksi jurnal yang isinya tentang korupsi atau topik terkait. Jumlah koleksi jurnal sebanyak 27 judul.
j. Koleksi Populer
Kumpulan koleksi buku yang pernah populer di masyarakat, bisa berupa karya filosofi, novel, dan parenting. Koleksi ini merupakan tipe koleksi baru, jumlah koleksi sebanyak 10 judul.
3.2.5 Fasilitas Perpustakaan
Fasilitas yang disediakan oleh Perpustakaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI yaitu:
1. Sistem Otomasi Perpustakaan
Sistem otomasi perpustakaan di Perpustakaan KPK RI menggunakan Software SLiMS Cendana. Software tersebut digunakan untuk membantu proses pekerjaaan perpustakaan dan terus dikembangkan oleh pustakawan KPK RI.
2. Katalog daring (online)
Katalog Perpustakaan KPK RI dapat diakses di berbagai situs, hal ini karena katalog perpustakaan sudah terintegrasi dengan website KPK RI.
Pemustaka dapat mengakses OPAC secara langsung pada web Perpustakaan KPK RI dan website KPK RI. OPAC Perpustakaan KPK RI tersedia juga di portal Anti-Corruption Clearing House (ACCH).
Katalog dapat dilihat secara online melalui jaringan internet, untuk pemustaka eksternal pada alamat:
www.kpk.go.id > klik katalog buku Perpustakaan KPK http://perpustakaan.kpk.go.id
http://acch.kpk.go.id/elibrary
OPAC perpustakaan untuk pemustaka internal melalui alamat yang berbeda, karena komputer pegawai sudah terkoneksi dengan IP address jaringan kantor, yaitu:
http://perpustakaan:8080/kpk
3. Ruang Baca Buku
Perpustakaan KPK RI menyediakan ruang baca untuk pemustaka.
Ruang baca digunakan untuk menikmati koleksi sekaligus ditawarkan teh hangat atau air mineral untuk pemustaka eksternal dan musik sebagai backing sound.
4. Ruang Diskusi
Perpustakaan KPK RI menyediakan ruang khusus untuk diskusi.
Ruangan ini tidak hanya digunakan untuk diskusi tetapi juga digunakan untuk interview, rapat internal dan liputan media.
5. Fasilitas Internet
Fasilitas internet di Perpustakaan KPK RI masih sangat terbatas. Baru tersedia jaringan internet menggunakan switch, belum tersedia hotspot.
6. Saluran Televisi Internasional
Perpustakaan KPK RI dilengkapi dengan saluran TV Internasional, untuk memperkaya wawasan pemustaka melalui televisi. Saluran TV ini dapat dinikmati pemustaka.
3.2.6 Sarana dan Prasarana
Tabel 2
Daftar Sarana Perpustakaan KPK RI
No. Nama Barang No. Nama Barang
1 Rak display buku 20 Kursi diskusi 2 Rak display jurnal 21 Sofa pengolahan 3 Rak display koran 22 Meja pengunjung 4 Rak display souvenir 23 Meja kerja 5 Rak display koleksi anak 24 Meja diskusi
6 Rak display Audiovisual 25 Meja tempat buku shelving
7 Rak majalah 26 Meja pengolahan
8 Rak audiovisual 27 Meja pelayanan 9 Rak koleksi khusus korupsi 28 Meja sofa
10 Rak koleksi umum 29 Komputer Pemustaka 11 Rak koleksi terbitan KPK 30 Komputer Layanan 12 Rak koleksi belum diolah 31 Komputer Kerja 13 Almari besi khusus berkas 32 Scanner
14 Kursi kerja 33 Printer
15 Kursi baca 34 Tempat sampah
16 Sofa Baca 35 Standar display buku 17 Kursi pengunjung 36 Layar CD
18 Kursi pelayanan 37 Hub jaringan
19 Kursi sofa 38 Televisi
Sumber : Perpustakaan KPK RI 24 Maret 2016
Tabel 3
Daftar Prasarana Perpustakaan KPK RI
No. Nama Barang Jumlah Satuan
1 Ruang baca, ruang tamu, ruang kerja 1 Ruang
2 Ruang diskusi 1 Ruang
3 Ruang Pengolahan 1 Ruang
Sumber : Perpustakaan KPK RI 24 Maret 2016
Perpustakaan KPK RI masih memiliki banyak perabotan dan perlengkapan penunjang lain yang tidak dapat disebutkan secara rinci satu- persatu.
3.3 Tata Kelola
Perpustakaan KPK RI merupakan Perrpustakaan Khusus yang sebagian besar koleksinya bersubjek korupsi. Perpustakaan diperuntukkan bagi
masyarakat pada umumnya dan untuk pegawai KPK RI pada khususnya.
Anggota perpustakaan hanya diberikan kepada pegawai KPK RI, sebagai pemustaka internal. Sedangkan pemustaka eksternal tidak memiliki hak untuk menjadi anggota Perpustakaan KPK RI. Adapun untuk tata kelola perpustakaan sebagai berikut:
3.3.1 Administrator Software Perpustakaan
Administrator Perpustakaan Komisi Pemberantasan Korupsi RI dipegang oleh koordinator perpustakaan. Administrator di Perpustakaan Komisi Pemberantasan Korupsi RI memiliki otoritas yakni:
1. Login software Perpustakaan KPK RI
2. Menambah, mengedit, menghapus dan menentukan password staf admin di Perpustakaan KPK RI
3. Melakukan pengaturan perpustakaan secara umum pada software Perpustakaan KPK RI
4. Menentukan koneksi dan membuka database Perpustakaan KPK RI
3.3.2 Data Perpustakaan
Data pada perpustakaan KPK RI terdiri dari data koleksi, data anggota dan data peminjam perpustakaan. Kelola data koleksi terdiri atas penambahan data koleksi, edit data koleksi, dan hapus data koleksi. Data anggota terdiri atas penambahan data anggota, perpanjangan masa anggota dan penghapusan data anggota. Data peminjaman perpustakaan yaitu data pemustaka internal dan
pemustaka eksternal yang melakukan peminjaman koleksi di Perpustakaan KPK RI.
3.3.3 Penelusuran Informasi di Perpustakaan
Penelusuran koleksi melalui software SLIMS Cendana menggunakan kata kunci subjek, topik, pengarang dan judul koleksi. Pencarian Anggota hanya bisa melalui nama anggota Perpustakaan KPK RI. Penelusuran Informasi dilaksanakan berdasarkan Profil dan SOP Perpustakaan KPK RI.
3.3.4 Transaksi Perpustakaan
Transakasi peminjaman koleksi di Perpustakaan KPK RI dilaksanakan seefisien mungkin dan dengan cara yang memudahkan pemustaka. Koleksi buku dapat dipinjam oleh pemustaka baik internal maupun pemustaka eksternal. Koleksi audiovisual hanya bisa dipinjam pemustaka internal, artinya hanya bisa dipinjam oleh pegawai KPK RI.
Transaksi Pengembalian buku untuk pemustaka eksternal harus dikembalikan seluruhnya. Untuk pemustaka internal pengembalian buku bisa dilakukan sebagian dan sebagian diperpanjang masa peminjamannnya.
3.3.5 Keterlambatan
Apabila peminjam buku melakukan keterlambatan mengembalikan buku seharusnya dipungut denda, akan tetapi di Perpustakaan KPK RI tidak
diberlakukan denda atas keterlambatan pengembalian buku. Dengan alasan belum ada solusi untuk pengelolaan keuangan hasil denda tersebut.akan tetapi untuk buku yang hilang dan rusak maka pemustaka harus menggantinya.
3.3.6 Tata Tertib
Tata tertib Perpustakaan KPK RI mengikuti tata tertib yang berlaku di KPK RI yang tertuang dalam Tata Tertib Peraturan Gedung KPK RI. Selain pegawai KPK, setiap orang yang memasuki gedung KPK disebut sebagai tamu.
Tamu yang memasuki gedung kpk di klasifikasikan menjadi beberapa jenis tamu, untuk pemustaka eksternal di Perpustakaan KPK RI di klasifikasikan sebagai tamu umum. Berdasarkan Tata Tertib Peraturan Gedung KPK dalam BAB.II point 2.4.1 mengenai tamu umum bahwa ”ketentuan dan peraturan untuk tamu umum sama dengan point 2.3. yang disebut diatas”.
Isi dari Tata Tertib Peraturan Gedung KPK dalam BAB.II point 2.3.
yaitu bahwa:
Pengunjung / tamu akan dilayani oleh Receptionist di Lobby.
Receptionist bertanggungjawab dalam pelaksanaan pekerjaan yang bersifat pelayanan kepada pengunjung / tamu agar tercipta komunikasi dan sistim kerja yang baik.
2.3.1 Pengunjung / tamu wajib mentaati pemeriksaan Security dan wajib mengisi formulir yang disediakan oleh Receptionist di Lobby.
2.3.2 Pengunjung / tamu wajib meninggalkan kartu tanda pengenal berupa KTP atau SIM untuk ditukarkan dengan Kartu Tanda Pengenal Tamu.
2.3.3 Pengunjung / tamu hanya diperbolehkan menunggu di Ruang Tunggu yang terletak di sisi kiri Lobby. Lobby di sisi kanan khusus untuk tamu pemeriksaan dan tamu pimpinan / pejabat KPK.
2.3.4 Pengunjung / tamu tidak diperkenankan langsung masuk, tetapi harus dijemput oleh orang yang dituju.
2.3.5 Pengunjung / tamu tidak diperkenankan membawa barang - barang bawaan, baik itu Handphone, Laptop, dan lain - lain. Barang - barang bawaan pengunjung / tamu harus dititipkan di Loker Pengunjung di Lobby, kecuali tamu untuk keperluan Rapat
2.3.6 Selama berada di dalam lingkungan KPK, pengunjung / tamu wajib mengenakan Kartu Tanda Pengenal Tamu.
2.3.7 Pengunjung / tamu wajib menjaga ketertiban dan kebersihan selama berada di gedung KPK.
2.3.8 Pengunjung / tamu dilarang membuang, menyimpan atau meletakkan barang - barang pribadi apapun selain di Locker yang telah ditentukan.
2.3.9 Pengunjung / tamu dilarang makan, minum, dan merokok selama berada di ruangan Lobby.
2.3.10 Sanksi yang dikenakan apabila tidak mengikuti tata tertib dan peraturan diatas, pengunjung / tamu tidak diperkenankan masuk, dan Security gedung berhak menahan.
2.3.11 Pada saat meninggalkan gedung, Kartu Tanda Pengenal Tamu harus dikembalikan kepada Receptionist.
2.3.12 Apabila Kartu tanda pengenal tamu hilang pada saat akan meningalkan gedung KPK, tamu harus melapor kepada Koordinator Security.
Demikian peraturan pengunjung untuk pemustaka eksternal Perpustakaan KPK RI. Pelaksanaan layanan perpustakaan mengikuti peraturan yang berlaku di gedung KPK RI.
3.4 Tata Kerja
Perpustakaan KPK RI merupakan Perpustakaan Khusus dengan koleksi khusus bidang korupsi dan subjek terkait. Perpustakaan KPK RI mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan menyebarluaskan data, informasi, dan pengetahuan publik yang berasal dari tugas atau kegiatan internal KPK maupun stake holder lainnya. Perpustakaan KPK berperan mendukung pelaksanaan tugas instansi KPK RI dan masyarakat luas dalam memenuhi kebutuhan literaturnya. Berikut adalah tata kerja Perpustakaan KPK RI meliputi:
3.4.1 Layanan Perpustakaan
Perpustakaan merupakan salah satu media layanan informasi dan komunikasi publik institusi Komisi Pemberantasan Korupsi RI. Penyampaian
informasi publik dapat dilakukan langsung melalui tatap muka atau melalui sarana komunikasi lainnya seperti surat, e-mail, telepon, fax, serta melalui media social facebook dan twitter.
Perpustakaan KPK tidak hanya dapat dimanfaatkan bagi pemustaka sinternal KPK, tetapi juga terbuka bagi masyarakat umum.
Waktu Pelayanan:
Hari : Senin-Jumat
Pukul : 09.00-16.00 WIB Istirahat : 12.00-13.00 WIB Alamat :
Gedung KPK
Ruang Perpustakaan, lantai 2 Jl.HR. Rasuna Said, kav. C-1, Kuningan, Jakarta Selatan, 12920 Telp. (021) 25578300, ext. 8642 E-mail: [email protected]
Website: http://perpustakaan.kpk.go.id http://acch.kpk.go.id/elibrary
3.4.1.1 Keanggotaan
Pemustaka di Perpustakaan KPK RI memiliki dua kategori yakni Pemustaka Internal dan Pemustaka Eksternal. Yang disebut pemustaka
Internal adalah pegawai KPK, sedangkan yang dimaksud pemustaka eksternal adalah pemustaka non pegawai KPK.
Keanggotaan Perpustakaan Komisi Pemberantasan Korupsi RI hanya diperuntukkan bagi pemustaka internal yakni pegawai KPK RI.
Pemustaka eksternal tidak memiliki hak keanggotan, akan tetapi dapat meminjam koleksi menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
3.4.1.2 Layanan Sirkulasi
Sebagai kategori perpustakaan khusus maka layanan perpustakaan disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan pemustaka, khususnya kebutuhan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi RI. Perpustakaan memberikan layanan peminjaman koleksi untuk pemustaka internal maupun pemustaka eksternal. Dengan dua kategori pemustaka, layanan sirkulasi di Perpustakaan KPK RI memiliki dua alur yakni alur layanan untuk pemustaka internal dan alur untuk pemustaka eksternal.
Layanan sirkulasi untuk pemustaka eksternal Perpustakaan KPK dimulai dari menjemput pemustaka dari lobby atau ruang tunggu sampai mengantarkan kembali ke lobby ketika pemustaka pulang. Peminjaman koleksi Perpustakaan KPK RI bagi pemustaka internal maksimal dua eksemplar selama 14 hari. Sedangkan untuk pemustaka eksternal maksimal dua eksemplar selama 2 hari.
3.4.1.3 Layanan Referensi
Layanan referensi diberikan kepada pemustaka yang memerlukan informasi. Pustakawan menerima permintaan referensi dari pemustaka melalui email, telepon atau langsung datang ke perpustakaan.
Pustakawan mencari dan menganalisa referensi yang diminta jika informasi yang dibutuhkan terdapat di perpustakaan, informasi akan dikemas ulang yang kemudian referensi langsung diberikan kepada pemustaka.
Apabila Rererensi yang dibutuhkan belum bisa dipenuhi dengan koleksi yang ada di Perpustakaan KPK RI, pustakawan akan memberi rujukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan pemustaka.
3.4.1.4 Layanan CEKATAN
Layanan CEKATAN merupakan layanan alternatif di perpustakaan Komisi Pemberantasan Korupsi RI. CEKATAN adalah singkatan dari Cara Cepat Akses Perpustakaan. Layanan ini merupakan layanan pinjam- antar perpustakaan, dimana pemustaka yang meminjam koleksi perpustakaan tidak perlu datang ke Perpustakaan KPK. Koleksi yang dipinjam akan diantar sampai dikantor pemustaka. Di era sekarang layanan ini disebut delivery order.
Delivery order dalam bahasa Indonesia berarti pesan antar.
Pemustaka hanya perlu melakukan pemesanan dan mengkonfirmasikan
pengembalian koleksi melalui ip telp atau e-mail. Koleksi akan diantar oleh bagian persuratan KPK RI. Layanan ini merupakan alternatif layanan sirkulasi khusus untuk pemustaka internal kpk yang mana berada di gedung dengan lokasi yang berbeda.
Sumber: Newsletter edisi 011/November 2015
Gambar 1. Layanan CEKATAN Perpustakaan KPK RI 2016
3.4.1.5 Layanan Publikasi Lokal Universitas
Perpustakaan KPK RI berfungsi untuk mendukung instansi induknya yakni KPK RI sebagai lembaga pemberantasan korupsi di
Indonesia. Kejahatan perilaku korupsi di Indonesia yang telah megakar dan sistemik tidak bisa diberantas secara parsial maupun sendirian.
Menyadari hal tersebut, dalam menggalang pemikiran-pemikiran ilmiah Perpustakaan KPK RI melakukan kerjasama dengan berbagai universitas di Indonesia melalui perjanjian kerjasama Publikasi Lokal Universitas sebagai upaya pemberantasan korupsi melalui bidang akademis.
Sumber: http://perpustakaan.kpk.go.id
Gambar 2. OPAC Publlikasi Lokal Universitas di Perpustakaan KPK RI 2016
Perpustakaan KPK RI menghimpun hasil-hasil penelitian baik berupa tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi dengan topik tentang korupsi dan subjek lain yang masih berkaitan dengan korupsi kemudian dilayankan kepada pemustaka. Sampai saat ini Perpustakaan KPK RI menggandeng 14 Universitas untuk Publikasi Lokal Universitas.
3.4.1.6 Bimbingan Pemustaka
Bimbingan pemustaka dilakukan oleh pustakawan di Perpustakaan KPK RI. Pemustaka yang diberikan bimbingan adalah pemustaka yang baru pertama kali berkunjung di Perpustakaan KPK RI. Pustakawan mengenalkan koleksi yang dimiliki perpustakaan, cara akses, letak koleksi, dan memberi bimbingan untuk mendapatkan informasi yang dicari pemustaka.
3.4.2 Produk Yang Dihasilkan
Perpustakaan KPK RI mengeluarkan berbagai produk informasi baik berupa benda ataupun kegiatan. Berbagai produk yang dihasilkan Perpustakaan KPK RI meliputi:
3.4.2.1 Aksesories sebagai bahan promosi perpustakaan
Perpustakaan KPK RI memberikan setiap pemustaka souvenir ketika hendak pulang. Souvenir itu bisa berupa aksesories seperti gantungan konci, stiker, pembatas buku, dan brosur informasi tentang KPK RI. Selain itu ada juga block note Perpustakaan KPK, goody bag perpustakaan, bolpen dll.
3.4.2.2 Newsletter
Perpustakaan komisi pemberantasan korupsi RI menerbitkan Newsletter yang berisi resensi buku populer terpilih. Newsletter tersebut diterbitkan setiap bulan sekali pada pekan ke dua. Sebagai sarana
promosi perpustakaan dengan menampilkan alur peminjaman buku, koleksi terbaru, serta testimoni layanan perpustakaan sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan layanan selanjutnya. Buku terpilih yang dibuat resensi adalah buku yang akan dibedah pada kegiatan bedah buku.
Berikut contoh newsletter yang diterbitkan Perpustakaan Komisi Pemberantasan Korupsi RI
Sumber: http://acch.kpk.go.id/newsletter-perpustakaan Gambar 3. Layout Newsletter edisi januari 2016
Resensi buku dibuat oleh salah satu pustakawan, kemudian resensi di-review oleh koordinator perpustakaan. Setelah naskah resensi di-review oleh koordinator perpustakaan, kemudian naskah resensi diajukan kepada kepala biro humas untuk disetujui atau perlu dirombak lagi. Jika disetujui
naskah resensi diolah oleh salah satu staf humas kpk untuk didesain menjadi newsletter yang kemudian diterbitkan.
Penerbitan newsletter melalui unggah soft file dalam format file pdf pada portal http://acch.kpk.go.id, dan menempelkan pada majalah dinding setiap lantai di 3 lokasi gedung KPK RI.
3.4.2.3 Bedah Buku
Bedah buku menjadi salah satu program kerja Perpustakaan Komisi Pemberantasan Korupsi, kegiatan ini dilaksanakan setiap dua bulan sekali, pada minngu ke 3 bulan ke 2. Buku yang dibedah adalah buku yang telah dibuat resensi pada salah satu newsletter 2 bulan terdekat. Target peserta yang mengikuti bedah buku ini yaitu 150 orang.
Buku terpilih yang dibedah biasanya adalah buku terbaru ataupun koleksi popular. Bedah buku ini bertujuan untuk menambah wawasan pegawai tentang hal-hal baru yang sedang menjadi trend saat itu. Bedah buku juga bertujuan sebagai sarana referensi dan refreshing pengetahauan bagi Pegawai KPK RI.
Berbagai hal yang harus dipersiapkan untuk acara bedah buku yaitu:
1. Menghubungi pembicara atau penulis buku yang akan dibedah
2. Menyiapkan konsep (konsep promosi, konsep acara, konsep panggung, konsep konsumsi, konsep stand bazar buku, dan konsep photobooth)
3. Melakukan promosi dengan membuat dan mempublikasikan poster acara bedah buku.
4. Melakukan pemesanan konsumsi 5. Membuat aksesories photobooth
6. Membuat notulensi pembicara pada saat acara
7. Membuat notulensi acara setelah acara bedah buku selesai untuk dipublikasikan di website perpustakaan.
Sumber: http://acch.kpk.go.id/tema/newsletter-perpustakaan
Gambar 4. Poster bedah buku 19 februari 2016
3.5 Sumber Dana Perpustakan
Anggaran merupakan faktor penting dalam kegiatan perpustakaan.
Anggaran Perpustakaan KPK RI berasal dari instansi KPK RI. Alokasi sebagian besar dana digunakan untuk pengadaan koleksi. Koleksi yang disediakan harus terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka tentang korupsi. Anggaran pada tahun 2016 sebagian besar digunakan untuk pengadaan koleksi audiovisual.