ANALISIS PELUANG PENGEMBANGAN USAHA DALAM INDUSTRI KREATIF
Studi Kasus pada Catalogue Digital Printing di Kota Surakarta
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh :
Fransiska Asrini Kurniawati NIM : 072214098
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
ANALISIS PELUANG PENGEMBANGAN USAHA DALAM INDUSTRI KREATIF
Studi Kasus pada Catalogue Digital Printing di Kota Surakarta
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh :
Fransiska Asrini Kurniawati NIM : 072214098
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
TUGAS AKHIR
ANALISIS PELUANG PENGEMBANGAN USAHA DALAM INDUSTRI KREATIF
(Studi Kasus pada Catalogue Digital Printing di Kota Surakarta) Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Disusun oleh :
Fransiska Asrini Kurniawati NIM : 072214098
Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
iv
Laporan Tugas Akhir ini kupersembahkan kepada…
Tuhan Allahku, pemberi hidup dan berkat tak berkesudahan, pencapaian ini adalah salah satu berkatNya yang indah..
Bunda Maria, pelindung dan penenang jiwaku, Tugas Akhir ini terselesaikan karena pendampingan Bunda yang selalu
mendoakanku..
Ayahku, Agustinus Nugroho & Ibuku, Theresia Wahyuni,, terimakasih untuk cinta dan doa yang luar biasa..
Adikku tercinta, Gregorius Gesta Danu Aji,, makasih yhaa bro,udh mau ngalah kalo aq hrs pake laptopnya ☺
Pengisi hatiku, Vico Michael Franklin,, makasih yhaa beib, udh mau jd tempat aq marah-marah ☺
Penyemangat hidupku yang tiada duanya, Yuppita & Mb’ Yan, makasii yhaa kakak-kakakku, udh mau kasih tempat transit kalo aq bimbingan ke Jogja ☺
Sistahood & Brotherhood, kalian adalah cerita terindah dalam pencapaian ini, Anne, Debot, Anien, Bonbon, Olip, Taro, Bass, Wigita, Yoga, terimakasih untuk doa dan dukungan kalian..
v
^^MOTTO^^
“Buah dari perenungan adalah DOA.
Buah dari doa adalah IMAN.
Buah dari iman adalah CINTA.
Buah dari cinta adalah PELAYANAN.
Buah dari pelayanan adalah KEDAMAIAN..”
(Bunda Teresa)
"Jika engkau rendah hati, tak ada sesuatu pun yang dapat mengusikmu,,baik itu pujian maupun makian..
Sebab kamu tahu siapa dirimu yang sebenarnya.."
(Bunda Teresa)
"Diperlukan matahari dan hujan untuk menciptakan pelangi.."
(Pepatah Tiongkok)
"Imagination is more important than knowledge..
Knowledge is limited,,Imagination encircles the world.."
vi
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, dengan ini menyatakan bahwa ANALISIS PELUANG PENGEMBANGAN USAHA DALAM INDUSTRI KREATIF (Studi Kasus pada Catalogue Digital Printing di Kota Surakarta) yang diajukan untuk diuji pada tanggal 23 Juni 2011 adalah benar-benar karya saya. Dengan ini saya juga menyatakan bahwa di dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian gagasan/pendapat/pemikiran orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru atau mengambil dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan/pendapat/pemikiran dari penulis lain itu seolah-olah sebagai gagasan/pendapat/pemikiran saya sendiri, dan atau tidak terdapat keseluruhan atau sebagian gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru atau mengambil dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya diatas tidak benar, dengan ini saya menyatakan menarik Tugas Akhir yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri, dan gelar serta ijazah yang telah diberikan oleh Universitas Sanata Dharma batal saya terima.
Yogyakarta, 24 Juni 2011
Yang membuat pernyataan,
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Fransiska Asrini Kurniawati
Nomor Mahasiswa : 072214098
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
ANALISIS PELUANG PENGEMBANGAN USAHA DALAM INDUSTRI KREATIF (Studi Kasus pada Catalogue Digital Printing di Kota Surakarta) beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 19 Juli 2011
Yang menyatakan
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Dalam penyelesaian tugas akhir ini penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. Drs. YP. Supardiyono M.Si., Akt., QIA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma.
2. Venantius Mardi Widyadmono, S.E,. M.B.A., selaku Ketua Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, yang juga berperan selaku pembimbing Tugas Akhir, yang selalu bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, koreksi, dan motivasi yang membangun selama penulisan Tugas Akhir ini.
3. Dra. Diah Utari Bertha Rivieda, M.Si., selaku dosen Pembimbing Akademik. 4. Semua dosen Program Studi Manajemen yang telah memberikan ilmu
pengetahuan, pengalaman, dan pembelajaran hidup yang sangat berguna bagi pengembangan diri dan bekal hidup penulis.
ix
6. Sulhul Muqtadir B. dan Anastasia Intan Prabawatie, pemilik “CATALOGUE” Digital Printing, yang telah bersedia meminjamkan tempat usahanya sebagai objek pengembangan usaha ini, terima kasih untuk kerja sama dan kepercayaan yang telah diberikan.
7. Felicia Yuliana, teman seperjuangan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini, terima kasih untuk waktu, ilmu, dan pengalaman yang telah dibagikan selama pengerjaan Tugas Akhir Pengembangan Usaha ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran supaya Laporan Tugas Akhir ini dapat makin bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 8 Juni 2011
x DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii
HALAMAN DAFTAR ISI ... x
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii
HALAMAN DAFTAR BAGAN ... xv
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xvi
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
HALAMAN EXECUTIVE SUMMARY ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
BAB II RENCANA USAHA (BUSINESS PLAN) ... 5
2.1. Deskripsi Usaha yang akan Dikembangkan ... 5
2.2. Analisis Pasar ... 10
2.3. Analisis Industri dan Persaingan ... 11
2.4. Rencana Program Pemasaran ... 26
xi
2.6. Rencana Program SDM ... 36
2.7. Rencana Finansial ... 37
BAB III RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN ... 50
3.1. Rencana Implementasi Program Pemasaran ... 50
3.2. Rencana Implementasi Program Operasi ... 51
3.3. Rencana Implementasi Program SDM ... 51
3.4. Rencana Implementasi Program Lain-lain ... 51
BAB IV PROSES DAN HASIL PENGEMBANGAN USAHA ... 52
4.1. Kondisi Aktual Indikator-indikator Utama Pengembangan Usaha ... 52
4.2. Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan Aktual per bulan selama 4 bulan Pengembangan Usaha ... 57
4.3. Proses dan Hasil Aktual Implementasi Pengembangan Usaha ... 60
BAB V EVALUASI DAN REFLEKSI PENGEMBANGAN USAHA ... 68
5.1. Evaluasi Indikator-indikator Utama Pengembangan Usaha ... 68
5.2. Evaluasi Kinerja Keuangan ... 75
5.3. Evaluasi Implementasi Program Pengembangan Usaha ... 84
5.4. Hambatan dalam Pengembangan Usaha dan Cara Mengatasinya ... 87
xii
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 92
6.1. Kesimpulan ... 92
6.2. Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA... 95
LAMPIRAN ... 96
xiii Daftar Tabel
halaman
Tabel II.1. : Daftar Produk ... 6
Tabel II.2. : Daftar Harga Produk Per Unit ... 7
Tabel II.3. : Daftar Harga Produk Kaos Polo Bahan Combed ... 7
Tabel II.4. : Daftar Harga Produk Kaos Polo Bahan Carded ... 7
Tabel II.5. : Daftar Harga Produk Kaos Polo Bahan Combed/Lacoste ... 8
Tabel II.6. : Jumlah Penduduk Per Kecamatan di Kota Surakarta ... 10
Tabel II.7. : Investasi Awal Catalogue ... 38
Tabel II.8. : Laporan Aliran Kas (Cash Flow) per bulan 1 April 2010-31 Oktober 2010 ... 41
Tabel II.9. : Laporan Laba/Rugi tahun 2010 ... 43
Tabel II.10. : Laporan Neraca Januari 2010-Agustus 2010 ... 45
Tabel II.11. : Proyeksi Aliran Kas (Cash Flow) per bulan 1 Januari 2011-30 April 2011 ... 47
Tabel II.12. : Proyeksi Laba/Rugi tahun 2011 ... 48
Tabel II.13. : Proyeksi Neraca Januari 2011-April 2011 ... 49
Tabel III.1. : Rencana Implementasi Program ... 50
Tabel IV.1. : Perbandingan Jumlah Penjualan Antara Konsumen Individu dan Konsumen Instansi ... 52
Tabel IV.2. : Total Penjualan, Biaya, dan Laba selama 4 bulan ... 57
Tabel IV.3. : Laporan Aliran Kas (Cash Flow) aktual bulanan ... 58
xiv
Tabel IV.5. : Laporan Neraca aktual bulanan ... 60
Tabel IV.6. : Penerima Surat Penawaran Produk ... 64
Tabel V.1. : Evaluasi Indikator-indikator Utama Pengembangan Usaha ... 70
Tabel V.2. : Laporan Aliran Kas (Cash Flow) ... 78
Tabel V.3. : Laporan Laba/Rugi ... 81
Tabel V.4. : Laporan Neraca ... 83
xv Daftar Bagan
halaman
xvi Daftar Gambar
halaman
Gambar 1 : Logo ... 96
Gambar 2 : Lokasi Usaha ... 97
Gambar 3 : Alat Cetak Digital ... 98
xvii
Daftar Lampiran
xviii
Executive Summary
Catalogue Digital Printing merupakan bagian dari industri kreatif. Usaha ini didirikan oleh Sulhul Muqtadir B. dan Anastasia Intan Prabawatie, bisnis ini dijalankan di Surakarta. Pemilik Catalogue memiliki cita-cita agar Catalogue dapat menjadi usaha digital printing terbesar di Surakarta. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, pemilik berharap Catalogue dapat dikelola dengan manajemen yang baik.
Pasar digital printing di Surakarta belum terlalu padat oleh persaingan, sehingga Catalogue memiliki waktu dan kesempatan untuk mengembangkan diri dan nantinya dapat memimpin pasar. Selama melakukan pengembangan usaha, penulis mendapatkan kepercayaan penuh dari pemilik untuk mengembangkan Catalogue yang mencakup bidang pemasaran, keuangan, produksi, administrasi, dan SDM. Pengembangan usaha dilakukan dengan cara membangun relasi yang lebih baik dengan target pasar, mencari bahan baku baru, menciptakan desain-desain baru, melakukan penataan administrasi, dan melakukan promosi yang lebih menarik. Semua cara tersebut telah mampu memberikan hasil positif bagi Catalogue.
Catalogue harus lebih mengembangkan produk dan bahan baku yang dimiliki, mengembangkan sistem informasi, mengembangkan desain produk yang dimiliki. Hal-hal tersebut dimaksudkan untuk menarik minat konsumen dalam melakukan pembelian. Jika konsumen bertambah banyak dalam hal jumlah ataupun dalam hal nilai pembelian, maka cita-cita pemilik akan dapat terlaksana.
xix
Executive Summary
Catalogue Digital Printing is a part of creative industry. This business that was founded by Mr Sulhul Muqtadir and Mrs Anastasia Intan Prabawatie is operated at Surakarta. They set target for the Catalogue to be the largest digital printing in Surakarta. To achieve these ideals, Catalogue needs a sound management.
Competition in digital printing market in Surakarta is loose. Catalogue has the opportunity to grow and eventually can lead the market. During the business development, I get the trust of the owners to develop programmes in terms of marketing, finance, production, administration and human resources area of Catalogue. This business development includes establishing a good relationship to the target market, exploring for new raw materials, creating new designs, performing administrative arrangements, and making more attractive promotions. All these development programs have been able to deliver positive results for the Catalogue.
1
BAB I PENDAHULUAN
Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, "desain" memiliki arti "proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru". Sebagai kata benda, "desain" digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata.
Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya. Akhir-akhir ini, proses (secara umum) juga dianggap sebagai produk dari desain, sehingga muncul istilah "perancangan proses". Salah satu contoh dari perancangan proses adalah perancangan proses dalam industri kimia.
Selanjutnya cetak sablon berkembang hingga ke daratan Eropa pada tahun 1851-1862 dan kemudian pada tahun 1868 Joseph Swan mendirikan atau menemukan produk autotype.
Pada tanggal 11 Juli 1907 Samuel Simmon yang berkebangsaan Inggris mendapatkan hak patentnya untuk teknik cetak sablon. Setelah itu cetak sablon berkembang ke Amerika Serikat sehingga pada tahun 1924 pertama kalinya proses cetak sablon dilakukan di atas bahan tekstil dan kemudian pada tahun 1946 MC Kornick dan Penney menemukan mesin cetak sablon.
Sekarang ini, selain cetak sablon dengan cara manual, kita mengenal adanya Sablon Digital. Sablon digital adalah proses untuk transfer partikel-partikel warna ke atas bahan-bahan baku yang bisa menyerap panas dalam tingkat yang tinggi. Biasanya digunakan untuk mencetak ke textil, keramik, gelas, ataupun logam, dan lainnya. Contohnya seperti sablon kaos, dll.
Dalam proses sablon digital printing menggunakan printer inkjet, cairan tinta itu adalah sebagai pembawa bahan pewarna tersebut. Cairan akan tetap berada dikertas ketika proses transfer terjadi dari kertas ke bahan baku. Hasil cetakan sablon kaos digital misalnya ke kertas akan terlihat sangat pucat apabila dibandingkan dengan hasil akhir ke bahan baku tersebut.
bahan baku polyester, hijet, tc, ataupun satin, tetapi hasil cetaknya tidak akan tahan selama hasil cetak di atas bahan baku polyester, hijet, tc, ataupun satin.
Setelah mencetak gambar ke atas bahan-bahan tersebut, maka tidak dapat dilakukan pencetakan ulang. Karena, ketika gambar anda sudah ditransfer, maka hasil itu akan menjadi bahan permanen di bahan baku tersebut, walaupun anda bisa mencopotnya dengan cara apapun, maka kemungkinan besar bahan baku tersebut akan ikut rusak.
Sekarang ini banyak ditawarkan kaos murah dengan berbagai desain sablon digital yang menarik. Desain-desain sablon kaos tersebut biasanya dicetak ke kaos murah dengan teknik sablon murah manual. Hasilnya bisa dikatakan cukup baik. Lebih-lebih bila dikerjakan oleh orang sablon kaos murah yang profesional dan berpengalaman.
Selain teknik sablon manual saat ini juga dikenal teknik baru untuk menyablon kaos yaitu dengan sablon kaos digital atau digital printing. Dibanding manual, sablon digital mempunyai keunggulan antara lain :
1. Sablon digital mampu menyablon foto di kaos dengan hasil halus dan sempurna seperti mencetak foto di kertas.
2. Sablon kaos digital mampu menyablon gambar-gambar yang mengandung warna-warna bergradasi.
Saat ini, disaat industri kreatif mulai berkembang dibutuhkan banyak sarana sebagai penyalur kreatifitas tersebut. Salah satunya melalui media pakaian, yang dinggap dapat menyampaikan jati diri dari pemakainya. Industri fashion pun saat ini dituntut untuk terus berkembang dan melakukan berbagai inovasi mengikuti perkembangan jaman.
Dengan adanya banyak permintaan industri fashion kreatif, maka didirikanlah usaha ini, usaha desain dan sablon kaos digital. Usaha ini pun sekarang telah berkembang dan tidak hanya melayani sablon digital saja, tetapi mulai melayani sablon manual untuk pesanan partai besar sehingga dapat menekan biaya produksi, selain itu usaha ini juga mulai menyediakan jasa desain dan cetak kartu nama serta sticker.
5
BAB II
RENCANA USAHA (BUSINESS PLAN)
2.1. Deskripsi Usaha yang akan Dikembangkan
Usaha yang akan saya kembangkan ini bernama “CATALOGUE”, yang merupakanusahajasa desain dan sablon kaos digital. Catalogue adalah suatu jasa percetakan desain kaos teknik digital printing dengan tidak ada minimum order, artinya pemesanan satu potong kaos saja bisa di layani.
Catalogue dapat mencetak desain dengan warna separasi maupun foto dengan lebih efisien. Para konsumen pun dapat mengekspresikan kreasi desain mereka dalam kaos. Selain mencetak kaos dengan teknik digital, Catalogue mulai mengembangkan usaha dengan menyediakan jasa cetak kaos dengan teknik manual, teknik manual ini digunakan untuk melayani pesanan partai besar sehingga dapat menekan biaya produksi. Selain dalam bentuk kaos, kini Catalogue juga mulai menyediakan jasa cetak kartu nama dan sticker digital.
2.1.1. Tujuan Pendirian Usaha
2.1.1.1. Tujuan utama pendirian usaha ini adalah agar usaha ini dapat menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya.
2.1.1.3. Tujuan Jangka menengah : Pemilik berharap semakin banyak orang yang mengenal usahanya, semakin banyak orang yang percaya untuk melakukan pemesanan pada Catalogue, dan akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 8.000.000/tahun. 2.1.1.4. Tujuan Jangka Panjang : Pemilik berharap Catalogue mampu
bertahan menghadapi pesaing, dan mampu mendatangkan keuntungan bagi pemilik sebesar Rp 12.000.000/tahun.
2.1.2. Informasi Bisnis Utama Usaha 2.1.2.1. Produk (Barang atau Jasa)
Tabel II.1. Daftar Produk
Produk Karakteristik yang Penting Sablon digital
print kaos
Hasil sablon tidak blok kotak (mengikuti kontur desain) Sablon digital
flock A4
Sablon dengan bahan bludru (mengikuti kontur desain) Sablon digital
Glitter
Sablon dengan bahan glitter (mengikuti kontur desain)
Tabel II.2.
Daftar Harga Produk Per Unit
Produk Harga Pabrik Harga Jual
Sablon digital print kaos Rp 52.000 Rp 65.000 Sablon digital flock A4 Rp 70.000 Rp 75.000 Sablon digital glitter Rp 42.000 Rp 65.000
Tabel II.3.
Daftar Harga Produk Kaos Polo Bahan Combed
Tabel II.4.
Daftar Harga Produk Kaos Polo Bahan Carded
BAHAN JUMLAH 1 MUKA 2 MUKA *DIGITAL
Combed
12 pcs Rp 43.000 Rp 46.000 Rp 44.500
24 pcs Rp 42.000 Rp 45.000 Rp 43.500
25-50 pcs Rp 40.500 Rp 43.500 Rp 42.500
51-100 pcs Rp 39.500 Rp 42.500 Rp 41.500 101-250 pcs Rp 38.000 Rp 41.000 Rp 40.000 251-500 pcs Rp 34.500 Rp 37.500 Nego > 500 pcs Rp 30.500 Rp 33.500 Nego
BAHAN JUMLAH 1 MUKA 2 MUKA *DIGITAL
Carded
12 pcs Rp 38.000 Rp 41.000 Rp 40.500
24 pcs Rp 37.000 Rp 40.000 Rp 39.500
Tabel II.5.
Daftar Harga Produk Kaos Polo Bahan Combed/Lacoste
2.1.2.3. Identitas Pengelola
Nama Usaha : Catalogue.
Jenis Usaha : Jasa Desain dan sablon kaos digital Alamat Usaha : Banyuanyar Regency No.10.
Jalan Tarumanegara III Rt. 03 / Rw. 06,Banyuanyar, Solo
Badan Hukum : CV
No. SIUP : ----
NPWP : ----
Nama Pemilik : Sulhul Muqtadir B.
Alamat Domisili : Banyuanyar Regency No.10. Jalan Tarumanegara III Rt. 03 / Rw. 06,Banyuanyar, Solo Telp. / Hp : 0271 9228239 / 0856 4767 7509
Email : indonesiana_suluh@yahoo.com
Bank : Mandiri (a.n. Intan Prabawatie)
No. Rek. : 138-00-0649848-4
BAHAN JUMLAH (pcs) 1 MUKA *DIGITAL
Combed / Lacoste
12 pcs Rp 44.500 Rp 46.000
24 pcs Rp 43.500 Rp 45.000
25-50 pcs Rp 42.500 Rp 44.000
51-100 pcs Rp 41.500 Rp 43.000
101-250 pcs Rp 40.000 Rp 42.000
251-500 pcs Rp 36.500 Nego
2.1.2.4. Bentuk Kepemilikan Usaha
Catalogue merupakan usaha perorangan, yang keseluruhan modalnya dimiliki oleh pemilik usaha ini dan istrinya. Akan tetapi nantinya pemilik berharap usaha ini dapat berkembang besar dan bentuknya berubah menjadi CV yang kepemilikannya tetap dimiliki sepenuhnya oleh pemilik dan istri.
Pemilik usaha, Sulhul Muqtadir B., sebelumnya telah memiliki pengalaman yang relevan dengan usaha yang saat ini dijalankan, yaitu menjalankan usaha Sablon sticker (2004), dan Jasa desain grafis (2009). Pemilik juga telah mengikuti pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan usaha, yaitu Seminar Kewirausahaan SLTA (2005), dan Seminar Program Mahasiswa Wirausaha (21-22 Mei 2010).
Dipilihnya lokasi usaha seperti yang disebutkan diatas, yaitu di Banyuanyar Regency No.10. Jln. Tarumanegara III Rt. 03/Rw. 06, Banyuanyar, Solo adalah karena dekat dengan lokasi strategis di Solo (Manahan, Slamet Riyadi, Solo Square), dan mengurangi biaya pengeluaran untuk pajak ijin usaha karena tempatnya yang tidak dipinggir jalan.
1) Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli/intangibility.
2) Jasa pada umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian
diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan/inseperability.
3) Unsur jasa tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan dimana jasa itu dilakukan/variability, dan 4) Jasa tidak dapat disimpan/perishability.
2.2. Analisis Pasar
2.2.1. Analisa Kondisi Pasar
Tabel II.6.
Jumlah Penduduk Per Kecamatan di Kota Surakarta
2.2.2. Analisa Pola Perilaku Pasar Sasaran
Dari data yang ada, konsumen biasa melakukan pembelian dari awal sampai pertengahan bulan, hal ini dipengaruhi oleh keuangan
Kecamatan Penduduk (ribuan) Sex Ratio
L P L + P
Laweyan 41.912 44.403 86.315 94,39
Serengan 21.246 22.874 44.120 92,88
Pasar Kliwon 36.653 37.492 74.145 97,76
Jebres 66.848 71.776 138.624 93,13
Banjarsari 76.704 80.734 157.438 95,01
mereka, karena mereka masih meminta uang saku dari orang tua. Dalam melakukan pembelian, mereka biasanya membeli dalam jumlah satuan (1-2 potong kaos), dan membayar dengan tunai. Dalam 1 bulan biasanya terjual 4-8 potong kaos.
Dalam pengambilan keputusan pembelian, konsumen dipengaruhi oleh teman dan lingkungan mereka berada, hal ini dikarenakan industri semacam ini terus bergerak mengikuti perkembangan trend dan biasanya trend tertentu akan marak dibicarakan dalam lingkungan pergaulan remaja.
Apabila dalam pengambilan keputusan pembelian mereka (buyer) dipengaruhi oleh teman dan lingkungan (influencer), tetapi yang menjadi evaluator adalah orang tua mereka. Hal tersebut dikarenakan mereka masih meminta uang dari orang tua mereka untuk melakukan konsumsi. Akan tetapi beberapa konsumen melakukan konsumsi dan langsung mengambil keputusan tanpa memerlukan evaluasi dari orang tua, karena mereka mengumpulkan uang saku mereka sendiri sehingga tidak perlu meminta kepada orang tua untuk melakukan konsumsi.
2.3. Analisis Industri dan Persaingan
Usaha ini termasuk ke dalam Industri Kreatif. Definisi industri kreatif dari Departemen Perdagangan RI adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeskploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
Nilai ekonomi dari suatu produk atau jasa di era kreatif tidak lagi ditentukan oleh bahan baku atau sistem produksi seperti pada era industri, tetapi pada pemanfaatan kreativitas dan inovasi. Industri tidak dapat lagi bersaing di pasar global dengan hanya mengandalkan harga atau mutu produk saja, tetapi bersaing berbasiskan inovasi, kreativitas dan imajinasi.
Industri yang berbasis aset kekayaan intelektual (intellectual property) ini dianggap sebagai pilar penting untuk mendorong penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Tak mengherankan, saat ini industri kreatif terus menggeliat di seluruh dunia.
2.3.1. Analisa Persaingan Michael Porter
Melihat peluang yang menjanjikan dalam industri kreatif, maka banyak orang yang tertarik untuk mencoba masuk ke dalam industri ini. Michael Porter mengemukakan teori yang sangat terkenal untuk menganalisis persaingan atau yang biasa disebut dengan competition analysis. Teori tersebut sangat sangat terkenal dengan istilah Porter Five Forces Model. Maka, kita akan menggunakan Porter Five Forces Model untuk menganalisa persaingan dalam industri kreatif ini :
2.3.1.1. Ancaman Masuk Dari Pendatang Baru
Ketika pendatang baru dapat dengan mudah masuk ke dalam suatu industri tertentu, intensitas persaingan antar perusahaan meningkat. Kekuatan ini dipengaruhi besar kecilnya hambatan masuk ke dalam industri (kreatif).
Hambatan masuk kedalam industri itu contohnya antara lain : besarnya biaya investasi yang dibutuhkan, perijinan, akses terhadap bahan mentah, akses terhadap saluran distribusi, ekuitas merek dan masih banyak lagi. Biasanya semakin tinggi hambatan masuk , semakin rendah ancaman yg masuk dari pendatang baru.
distribusi mudah, dan yang dibutuhkan hanya kemauan dan kemampuan menampilkan kreatifitas yang dimiliki. Jadi, ancaman masuk dari pendatang baru = tinggi.
2.3.1.2. Kekuatan Tawar Pemasok (Supplier)
Biasanya sedikit jumlah pemasok, semakin penting produk yang dipasok, dan semakin kuat posisi tawarnya. Dalam industri ini sangat banyak pemasok yang menawarkan berbagai macam produk yang menunjang industri. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa kekuatan tawar pemasok atau supplier = rendah.
2.3.1.3. Kekuatan Tawar Pembeli
Kita bisa melihat bahwa semakin besar pembelian, kekuatan tawar-menawar mereka menjadi kekuatan utama untuk mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Dalam usaha ini, kekuatan tawar konsumen rendah, karena harga yang ditawarkan merupakan harga yang tidak dapat ditawar.
2.3.1.4. Kekuatan Produk-produk Pengganti (Substitusi)
Dalam banyak industri, perusahaan bersaing dekat dengan produsen produk substitusi dalam industri yang berbeda. Ketersedian produk substitusi yang banyak akan membatasi keleluasaan pemain dalam industri untuk menentukan harga jual produk.
Usaha ini berhadapan dengan banyak pesaing dalam industri yang berbeda, yaitu industri manufaktur. Di dalam industri manufaktur sendiri, telah banyak dihasilkan produk kaos yang sekarang juga telah banyak dimodifikasi mengikuti perkembangan trend. Hal tersebut dikatakan menjadi produk substitusi karena orang dapat memilih untuk langsung membeli kaos di toko pakaian tanpa harus repot menyesuaikan desain dan bahan kaos, tetapi dapat langsung memilih kaos yang telah dipajang di toko dengan desain yang sesuai dengan keinginan mereka. Jadi, untuk usaha ini kekuatan produk substitusi = tinggi.
2.3.1.5. Intensitas Persaingan Antar Pemain Dalam Industri
menurun, dan karena pemotongan harga menjadi semakin umum.
Persaingan juga meningkat ketika konsumen dapat berpindah merek dengan mudah, ketika hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi, ketika biaya tetap tinggi, ketika produk mudah rusak. Dalam industri ini, dirasakan intensitas persaingan antar pemain dalam industri = tinggi, karena banyak pesaing dalam industri yang sama semakin banyak bermunculan dan berlomba-lomba menampilkan yang terbaik dan membuat konsumen tertarik untuk menggunakan produk mereka.
2.3.2. Pesaing
Di Solo sendiri, sekarang ada 3 usaha sejenis salain Catalogue yang berlomba untuk merebut pasar. Pesaing-pesaing tersebut adalah : 2.3.2.1. Hand Digital Printing, usaha ini terletak di Jl. Adisucipto, Solo.
Jasa yang ditawarkan sama dengan Catalague, yaitu jasa sablon kaos digital.
2.3.2.2. Atmosphere, usaha ini terletak di daerah Ngoresan, UNS. Jasa yang ditawarkan masih sama, yaitu sablon kaos digital.
Akan tetapi, berdasarkan survey yang dilakukan, Catalogue tetap memiliki keunggulan apabila dibandingkan dengan pesaing yang lain. Catalogue memiliki alat untuk cutting sablon, sehingga hasil sablon dapat mengikuti kontur desain yang dibuat, sehingga hasilnya terlihat lebih bagus, dan alat ini belum dimiliki oleh pesaing lain.
2.3.3. Segmentation, Targeting, and Positioning
Berdasarkan data yang ada dan analisa pasar, maka akan ditentukan STP usaha ini, yaitu :
2.3.3.1. Segmentation
Segmen pasar terdiri dari sekelompok pelanggan yang memiliki sekumpulan kebutuhan dan keinginan yang serupa (Kotler, 2009). Dalam usaha ini, akan dilakukan Segmentasi Demografis, yaitu membagi pasar menjadi kelompok-kelompok berdasarkan variabel seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kebangsaan, dan kelas sosial.
Dari berbagai variabel tersebut, dipilih variabel usia yang dianggap sesuai dengan situasi usaha dan konsumen pada usaha ini. Variabel usia dapat juga menggambarkan tingkat daya beli konsumen. Maka, didapatkan segmen pasar usaha : 1)Segmen yang pertama, adalah konsumen dengan usia 15-19
Usia ini merupakan usia remaja menuju pra-dewasa, dimana kebanyakan orang pada usia ini sedang giat mencari jati diri dan ingin selalu tampil beda sesuai karakter mereka tetapi tetap mengikuti perkembangan trend.
2)Segmen yang kedua, adalah konsumen dengan usia 20-25 tahun.
Usia ini merupakan usia pra-dewasa menuju dewasa, dimana kebanyakan orang pada usia ini telah mulai menemukan jati diri mereka, tetapi masih agak labil, sehingga mereka memerlukan pengungkapkan jati diri dan ingin agar semua orang mengetahui dan memberikan pengakuan.
2.3.3.2. Targeting
Setelah segmentasi dilakukan, kita akan membidik kelompok konsumen mana yang akan kita sasar. Dengan begitu, akan didapatkan target pasar yang tepat untuk usaha ini.
2.3.3.3. Positioning
Target pasar sudah jelas, maka selanjutnya akan ditentukan positioning usaha ini. Positioning adalah bagaimana kita menjelaskan posisi produk kepada konsumen, apa beda produk kita dibandingkan competitor, dan apa saja keunggulannya. Maka usaha ini ingin memposisikan diri di benak konsumen sebagai tempat dimana konsumen akan mendapatkan kaos yang mereka inginkan dan dapat menjadi pencitraan diri mereka, sehingga orang yang melihat kaos yang mereka kenakan akan dapat menilai karakter orang yang memakainya.
2.3.4. Marketing Mix (4P)
Agar usaha ini dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan ketepatan strategi dalam menjalankan usaha, maka diperlukan dasar yang kuat dalam menyusun strategi dengan bantuan marketing mix (4P). Marketing mix(4P) usaha ini adalah :
2.3.4.1. Product
pemesan, sehingga melalui produk yang nantinya dihasilkan, dapat menyampaikan ekspresi pemesan.
2.3.4.2. Price
Catalogue memberikan patokan harga yang bervariasi untuk semua produknya. Seperti pada data yang telah saya paparkan sebelumnya, dapat dilihat bahwa pemberian harga telah disesuaikan juga dengan banyaknya jumlah pesanan konsumen, semakin banyak jumlah pesanan konsumen maka semakin murah harga yang akan diberikan. Agar produk dapat terjangkau oleh target pasar, maka penetapan harga produk juga tidak terlalu mahal, dengan harga termurah Rp 65.000, dan harga termahal Rp 75.000.
2.3.4.3. Promotion
Catalogue telah melakukan promosi melalui media internet yaitu melalui akun Facebook dan Multiply. Catalogue juga telah menyebarkan kartu nama pada beberapa instansi/ lembaga yang dirasa berpotensi untuk menjadi konsumen. Selain itu, telah diikuti juga beberapa tender pembuatan kaos kepanitiaan event-event di luar kota.
2.3.4.4. Place
2.3.5. MATRIKS S.W.O.T.
Analisis SWOT adalah analisis faktor internal dan eksternal yang meliputi faktor-faktor kekuatan dan kelemahan, faktor kesempatan dan ancaman perusahaan. Matrik SWOT adalah suatu matriks yang menggambarkan bagaimana manajemen dapat mencocok kan peluang-peluang dan ancaman-ancaman eksternal yang dihadapi suatu perusahaan tertentu dengan kekuatan-kekuatan dan kelemahan internalnya, untuk menghasilkan empat rangkaian strategi alternatif. Keterangan :
2.3.5.1. Strategi SO - Strengths Opportunities
adalah suatu strategi di mana perusahaan dapat menggunakan kekuatan-kekuatannya untuk mengambil manfaat dan peluang-peluang.
2.3.5.2. Strategi WO- Weaknesses Opportunities
adalah suatu strategi di mana perusahaan dapat mengambil keuntungan dan peluang yang ada dengan mengatasi berbagai kelemahan perusahaan.
2.3.5.3. Strategi ST - Strengths Threats
adalah suatu strategi di mana perusahaan dapat mempertimbangkan kekuatan-kekuatan untuk menghindari ancaman-ancaman.
Bagan II.1. Matrik Analisis SWOT
STRENGTHS – S
1.Waktu proses sablon digital singkat, sehingga konsumen tidak perlu menunggu lama. 2.Harga jadi relatif lebih
murah dari sablon manual, apalagi jika dilakukan pemesanan untuk satu item saja.
3.Menggunakan bahan-bahan dengan kualitas terbaik, seperti transfer paper Forever Subli-dark 301 dari Jerman, tinta sublime dari Korea, serta kaos cotton combed setara kualitas kaos distro dari luar Solo. 4.Menyediakan sablon tanpa
tinta, yaitu dengan menggunakan bahan flock yang tersedia dalam beberapa warna, ditambah glitter yang tersedia dalam warna emas dan perak.
WEAKNESSES – W
1.Karena menggunakan bahan-bahan nomer satu, maka harga produksi menjadi relatif sedikit lebih mahal dari sablon biasa.
2.Lokasi yang agak jauh dari akses jalan utama (±150m dari jalan raya) menjadi salah satu penghambat kami untuk dijangkau langsung oleh konsumen.
OPPORTUNITIES – O
1.Populasi penduduk
SO STRATEGY
1.Melakukan perluasan pasar
WO STRATEGY
1.Memberikan harga yang
besar.
2.Disekitar lokasi usaha, dalam radius ± 2km belum ada usaha seperti Catalogue. 3.Memiliki jaringan di
luar Solo.
pada wilayah yang belum dijangkau.
2.Melakukan inovasi produk, sehingga menjadi lebih menarik.
3.Menambah lagi ragam jasa yang ada, sehingga
konsumen semakin memiliki banyak pilihan dalam melakukan konsumsi.
lebih beragam, untuk target pasar utama akan diberikan harga maha dengan kualitas nomor 1, untuk segmen yang lain yang bukan target utama akan diberikan harga lebih murah dengan murunkan sedikit standar kualitas.
THREATS – T
1.Banyaknya usaha konveksi yang menawarkan produk kaos dengan harga lebih murah.
2.Tidak dapat dilakukan pengurangan harga yang signifikan untuk pemesanan produk yang sama dalam jumlah yang banyak.
ST STRATEGY
1.Melakukan komunikasi dan edukasi dengan pelanggan mengenai kelebihan produk yang mahal dibandingkan dengan produk yang murah.
WT STRATEGY
1.Perluasan lini produk dengan harga murah.
Bagan II.2. Matriks Grand Strategy
PERTUMBUHAN PASAR TINGGI
KUADRAN 2 KUADRAN 1
1. Pengembangan pasar 1. Pengembangan pasar
2. Penetrasi pasar 2. Penetrasi pasar
3. Pengembangan produk 3. Pengembangan produk
4. Integrasi horizontal 4. Integrasi ke depan
5. Divestasi 5. Integrasi ke belakang
6. Likuidasi 6. Integrasi horizontal
7. Diversifikasi konsentrik
POSISI
KOMPETITIF POSISI KOMPETITIF
LEMAH KUAT
KUADRAN 3 KUADRAN 4
1. Retrenchment 1. Diversifikasi konsentrik
2. Diversifikasi konsentrik 2. Diversifikasi horizontal 3. Diversifikasi horizontal 3. Diversifikasi konglomerat
4. Diversifikasi konglomerat 4. Joint Venture
5. Divestasi
6. Likuidasi
Karena industri kreatif merupakan industri dengan pertumbuhan pasar yang cepat, sedangkan Catalogue berada pada posisi kompetitif yang lemah, maka usaha ini terletak pada Kuadran 2. Yang berarti, usaha ini perlu melakukan evaluasi serius terhadap pendekatan yang selama ini mereka lakukan terhadap pasar.
Walaupun industri kreatif bertumbuh, akan tetapi usaha ini belum mampu bersaing secara efektif, dan usaha ini perlu menentukan mengapa pendekatan yang mereka lakukan tidak efektif dan bagaimana usaha ini mampu merubah pendekatan tersebut ke arah yang lebih baik untuk memperbaiki daya saingnya.
Dengan melihat kondisi dan kemampuan usaha, maka ada beberapa strategi yang dapat dipilih :
2.3.6.1. Pengembangan Pasar
yaitu memperkenalkan produk yang ada saat ini pada pasar baru (new market). Strategi ini dijalankan dengan memperluas area geografi baru, menambah segmen baru, mengubah dari bukan pemakai menjadi pemakai, menarik pelanggannya pesaing.
2.3.6.2. Penetrasi Pasar
melakukan bauran promosi dan harga, contohnya adalah dengan menaikkan anggaran iklan, menawarkan secara gencar berbagai produk yang ada, atau bahkan meningkatkan aktivitas publisitas.
2.3.6.3. Pengembangan Produk
yaitu meningkatkan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk yang ada saat ini. Strategi ini melibatkan biaya pengembangan produk, yang digunakan untuk meneliti dan mengembangkan produk.
Setelah melihat berbagai pilihan strategi tersebut, dan melihat juga kondisi usaha ini, maka strategi yang ideal untuk digunakan adalah Penetrasi Pasar. Strategi tersebut dipilih karena dianggap usaha ini telah memiliki produk yang baik, hanya saja usaha ini kurang melakukan promosi dan tidak memiliki jaringan pemasaran yang luas.
Dengan melakukan penetrasi pasar, maka nantinya usaha ini akan lebih banyak dikenal oleh konsumen, ketertarikan konsumen terhadap produk akan naik, penjualan meningkat, dan pada akhirnya keuntungan usaha juga akan meningkat.
2.4. Rencana Program Pemasaran
Saat ini, Catalogue memiliki 3 ragam jenis sablon untuk jasa sablon digital yang ada, dan sekarang Catalogue sedang merintis untuk menambah jasa sablon manual yang dikhususkan untuk pesanan dalam partai besar, selain itu jasa lain yang sedang coba untuk dirintis adalah jasa desain dan cetak sticker dan kartu nama.
2.4.1.2. Program Distribusi
Lokasi usaha saat ini ada di Banyuanyar Regency No.10. Jln. Tarumanegara III Rt. 03 / Rw. 06, Banyuanyar, Solo.
Catalogue telah memiliki pemasok tetap untuk bahan baku kaos yang digunakan untuk produksi, kaos tersebut didatangkan dari luar Solo dengan pertimbangan kualitas yang lebih bagus dari produk yang ada di Solo, supplier kaos adalah Toko Oblong Digital yang berlokasi di Serpong.
Cakupan daerah penjualan saat ini di sekitar lokasi usaha (Solo), akan tetapi ada juga konsumen yang berasal dari luar Solo yang melakukan pemesanan secara online dan meminta produk untuk dikirimkan.
2.4.1.3. Program Promosi
dan di depan rumah, sehingga konsumen dengan mudah dapat mengetahui lokasi usaha.
Pemilik juga telah memberikan kartu nama pada instansi dan konsumen potensial, menyebarkan brosur pada lokasi yang dianggap banyak didatangi oleh konsumen potensial, serta memberikan potongan harga pada awal pendirian usaha dengan harapan akan banyak konsumen yang tertarik melakukan konsumsi.
2.4.1.4. Program Penetapan Harga
Penetapan harga dilakukan dengan melakukan perhitungan biaya operasi, sehingga nantinya apabila produk terjual maka biaya operasi dapat terbayar dan pemilik akan mendapatkan laba.
2.4.1.5. Kekayaan Intelektual
Catalogue belum memiliki SIUP ataupun NPWP, juga belum ada hak paten untuk desain yang dibuat oleh Catalogue.
2.4.2. Kondisi Ideal Program Pemasaran Marketing Mix (4P) :
2.4.2.1. Product
1)Memiliki berbagai ragam media yang digunakan untuk mencetak, selain kaos, kartu nama, dan sticker dan media tersebut disukai oleh target pasar.
2)Memiliki berbagai media bahan baku pencetak, selain tinta dan bahan flock, yang tentunya nyaman dan memiliki tekstur yang disukai konsumen.
3)Memiliki banyak ragam warna menarik yang sedang tren. 4)Memiliki banyak koleksi desain sablon siap cetak untuk
kaos, sticker ataupun kartu nama, yang menarik dan sesuai dengan apa yang sekarang sedang disukai oleh konsumen. 5)Menyediakan banyak pilihan jenis dan model kaos, sticker,
dan kartu nama. 2.4.2.2. Price
Harga produk yang berkisar antara Rp65.000-Rp75.000 dapat diturunkan sebagai jalan untuk melakukan penetrasi pasar, penurunan harga dapat dilakukan dengan : 1)Mengurangi biaya produksi.
2)Mencari alternatif lain bahan baku.
3)Mencari alternatif lain pemasok bahan baku.
2.4.2.3. Place
Lokasi usaha yang tidak terletak dipinggir jalan, namun padat penduduk dapat menjadi nilai tambah bagi usaha ini. Jadi, walaupun tidak terletak di pinggir jalan raya, tetapi karena produk yang dihasilkan oleh usaha ini tergolong ke dalam produk spesial, maka konsumen tetap akan datang dan melakukan konsumsi.
Telah ada penunjuk arah yang menarik dan mudah dilihat oleh konsumen, dan terletak dipinggir jalan utama menuju lokasi usaha. Di dalam area perumahan, ada tanda khusus yang menarik, agar konsumen yang bukan berasal dari daerah tersebut dapat dengan mudah menemukan usaha ini. Tetapi, agar usaha ini dapat semakin berkembang, pemilik dapat melakukan beberapa cara pemasaran produk tanpa memindahkan lokasi usaha :
1) Menggunakan tenaga penjual yang dapat mencari konsumen.
2) Menggunakan media online yang dimiliki secara optimal. 3) Mengikuti basar UKM dan pasar malam.
2.4.2.4. Promotion
1) Melakukan pembenahan pada Facebook dan Multiply, sehingga konsumen akan tertarik untuk melakukan konsumsi.
2) Memberikan informasi mengenai produk-produk baru yang dimiliki.
3) Memberikan penawaran khusus kepada konsumen lama apabila mereka melakukan pembelian lagi. Dapat diberikan diskon ataupun bonus bagi konsumen dengan jumlah pembelian tertentu.
4) Menjaga hubungan baik dengan konsumen lama agar tetap mengingat usaha ini dan menjadi konsumen yang loyal. 5) Memberikan penawaran khusus pada saat konsumen
berulang tahun.
6) Untuk menambah pendapatan, maka akan dilakukan penawaran produk diluar target pasar, yaitu kepada instansi, sekolah, distro, dan kantor-kantor, dengan cara membuat proposal usaha yang berisi penawaran produk.
7) Memberikan diskon bagi konsumen baru pada pembelian pertama dengan jumlah minimum pembelian tertentu. 8) Mulai mencari segmen potensial yang sebelumnya belum
2.4.3. Rencana Program Pemasaran Marketing Mix (4P) :
Dengan membandingkan kondisi ideal dan aktual, maka akan dilakukan beberapa program pemasaran terkait Marketing Mix dan Strategi Penetrasi Pasar yang dipilih :
2.4.3.1. Product
1) Membuat berbagai produk baru selain kaos, sticker, dan kartu nama. Produk baru tersebut berupa kartu ucapan, kartu pos edisi solo, poster dan ID card. Hal ini bertujuan agar semakin banyak ragam produk yang dapat ditawarkan kepada konsumen. Yang semula hanya 3 item menjadi 7 item.
2) Membuat desain baru yang disesuaikan dengan event khusus seperti hari Valentine, Imlek, Paskah, Ramadhan, Natal, dll. Dengan memanfaatkan moment-moment tertentu, maka akan didapatkan perhatian dari konsumen yang ingin merayakannya, sehingga dengan mudah dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pemesanan. Hal ini bertujuan agar konsumen memiliki semakin banyak pilihan apabila akan melakukan pemesanan untuk merayakan event khusus.
dan mengikuti perkembangan jaman saat ini, maka konsumen akan mendapatkan alternatif lain saat akan melakukan pemesanan kecuali membuat sendiri desain yang akan dipesan, sehingga desain yang ada dapat langsung dicetak atau dimodifikasi sesuai keinginan konsumen. Hal ini bertujuan untuk mempersingkat waktu pelayanan, karena desain sudah tersedia dan siap dicetak. Selain itu, agar konsumen juga mendapatkan semakin banyak pilihan desain.
4) Menambah jenis dan model kain, kertas sticker dan kartu nama. Hal ini bertujuan agar konsumen mendapatkan lebih banyak pilihan dalam melakukan konsumsi.
2.4.3.2. Price
Untuk dapat menjalankan penetrasi pasar maka harga dapat diturunkan dengan menekan biaya produksi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menghemat biaya produksi, seperti biaya bahan baku.
2.4.3.3. Place
1) Karena menggunakan tenaga penjual akan menambah biaya, maka akan dimanfaatkan distro yang ada di solo untuk melakukan kerjasama. Nantinya produk yang telah diproduksi,akan dijual/dititipkan pada distro yang ada. Hal ini bertujuan agar produk semakin dikenal oleh konsumen. 2) Mengoptimalkan media online yang dimiliki, seperti yang
akan dijelaskan pada Promotion. 2.4.3.4. Promotion
1) Mengubah tampilan Facebook dan Multiply menjadi lebih menarik dan terus update, serta selalu menyapa konsumen, sehingga konsumen akan terus ingat pada usaha ini dan tertarik membuka Facebook atau Multiply Catalogue, dan nantinya tertarik melakukan konsumsi. Hal ini bertujuan agar Catalogue dapat selalu dekat dengan konsumen, dan dapat melakukan promosi setiap waktu.
2) Membuat proposal penawaran produk, dan ditawarkan ke beberapa instansi yang dianggap potensial, seperti event organizer, sekolah, rumah sakit, bank, clothing line dan beberapa band lokal. Hal ini bertujuan untuk menambah jumlah konsumen dan meningkatkan penjualan.
untuk meningkatkan ketertarikan konsumen dalam melakukan pembelian, karena mereka akan mendapatkan keuntungan lebih.
2.5. Rencana Program Operasi
2.5.1. Kondisi Aktual Program Operasi
Produk yang ditawarkan oleh Catalogue diproduksi sendiri secara costumize berdasarkan pesanan dari konsumen. Dan konsumen dapat mendesain sendiri kaos mereka, atau dapat juga meminta untuk didesainkan sesuai dengan keinginan mereka.
Alat yang digunakan dalam perawatan yang dilakukan adalah Komputer, Printer sublime, Cutting, dan Heat Press. Untuk mengoperasikan alat-alat tersebut agar memberikan hasil yang maksimal, diperlukan keahlian khusus untuk mengoperasikannya. Dan saat ini, pemilik dapat mengoperasikan alat-alat tersebut dengan baik karena sebelumnya telah mengikuti pelatihan.
2.5.2. Kondisi Ideal Program Operasi
2.5.2.1.Kegiatan produksi dijalankan dengan professional, untuk mencegah adanya produk cacat.
2.5.2.2.Jumlah bahan baku tercatat dan tertata rapi. 2.5.2.3.Pesanan konsumen tercatat rapi.
2.5.3. Rencana Program Operasi
2.5.3.1.Meminta data diri konsumen, dan membuat pencatatan pesanan konsumen dengan lebih rinci. Sehingga dengan mudah dapat melakukan promosi melalui media online sehingga dengan mudah dapat mempost foto atau berita mengenai produk kepada konsumen. Hal ini bertujuan agar pesanan konsumen dapat ditangani dengan baik dan tidak ada complain dari konsumen karena kesalahan pembuatan pesanan mereka.
2.6. Rencana Program SDM
2.6.1. Kondisi Aktual Program SDM
Saat ini Catalogue tidak memiliki karyawan, untuk pembuatan produk masih dilakukan berdua saja, antara pemilik dan istrinya. Tetapi apabila ada pemesanan sablon dalam jumlah besar maka akan dibayar tenaga bantuan untuk membantu produksi.
2.6.2. Kondisi Ideal Program SDM
Pemilik menganggap, saat ini kecuali ada pesanan dalam jumlah besar, semua pekerjaan dapat dilakukan hanya berdua saja antara pemilik dan istrinya, sehingga tidak perlu adanya penambahan karyawan.
Hal tersebut dikarenakan jumlah konsumen yang datang setiap hari juga tidak terlalu banyak dan masih dapat ditangani sendiri oleh pemilik, sehingga tidak memerlukan tenaga tambahan untuk melayani konsumen.
2.6.3. Rencana Program SDM
Pemilik akan mengikuti pelatihan ketrampilan yang berhubungan dengan usaha, apabila ada pelatihan yang diselenggarakan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan pemilik dan menambah ilmu yang dimiliki untuk dapat menjalankan usaha dengan lebih baik.
2.7. Rencana Finansial
Tabel II.7.
Investasi Awal Catalogue
Kebutuhan Jumlah Unit Jumlah Total
Komputer 2 Rp 7.075.000
Printer sublime 2
Rp 18.500.000
Alat cutting 1
Hot Press 1
Lemari 1 Rp 100.000
Gantungan baju Rp 130.000
Meja print + Kursi 1 set Rp 700.000 Papan nama, neon box, &
stempel 1 set Rp 1.825.000
Modem 1 Rp 499.000
Total Rp 28.829.000
2.7.1. Rencana Kebutuhan Pendanaan Untuk Pelaksanaan Rencana Program
1)Membuat produk baru berupa kartu ucapan, poster, kartu pos edisi solo, ID card. Pembelian bahan baku pembuatan sample produk baru = Rp 150.000
2)Membuat desain baru untuk edisi Valentine’s Day. 3)Menambah jumlah desain siap cetak.
4)Menambah jenis dan model kain, kertas sticker, dan kartu nama. Pembelian sample bahan baku jenis baru = Rp 200.000
5)Mencari supplier lain yang memiliki bahan baku dengan harga lebih murah.
6)Menitipkan produk jadi ke distro di solo. 7)Mengubah tampilan Facebook dan Multiply.
8)Melakukan penawaran produk, dan diedarkan ke beberapa instansi yang dianggap potensial, seperti event organizer, sekolah, rumah sakit, bank, clothing line dan beberapa band lokal. Biaya pembuatan dan cetak proposal = Rp 200.000 9)Memberikan diskon bagi konsumen baru dengan pembelian
minimal Rp 100.000
Total biaya rencana program pemasaran = Rp 550.000 2.7.1.2. Rencana Program Operasi
2)Penataan administrasi bahan baku. Pembelian buku = Rp 20.000
Total biaya rencana program operasi = Rp 40.000 2.7.1.3. Rencana Program SDM
1)Mengikuti pelatihan ketrampilan yang mendukung usaha. Biaya pelatihan = Rp 100.000
Total biaya rencana program SDM = Rp 100.000 2.7.1.4. Rencana Lain-lain
Membuat pencatatan dan laporan keuangan secara berkala, yang dilakukan dengan rapi dan lebih teratur, sehingga pemilik dengan mudah dapat mengetahui kondisi keuangan saat ini, dan memudahkan untuk melakukan berbagai perencaaan. Pembelian buku = Rp 20.000
Total biaya rencana lain-lain : Rp 20.000 Total biaya rencana pengembangan usaha = Rp 710.000
2.7.2. Rencana Sumber Pendanaan
2.7.3. Posisi Keuangan tahun 2010
Tabel II.8.
Laporan Cash Flow/Aliran Kas per bulan
1 Mei – 31 Oktober 2010
Keterangan Mei Juni Juli Agustus September Oktober
Penerimaan
Modal Rp 50.000.000 - - - - -
Penjualan Rp 445.000 Rp 510.000 Rp 615.000 Rp 520.000 Rp 1.456.000 Rp 396.000
Total Penerimaan Rp 50.445.000 Rp 510.000 Rp 615.000 Rp 520.000 Rp 1.456.000 Rp 396.000 Pengeluaran
Pembelian komputer Rp 7.075.000 - - - - -
Pembelian printer sublime
Rp 18.500.000 - - - - -
Pembelian alat cutting Pembelian hot press
Pembelian modem - - - - Rp 499.000 -
Pembelian
perlengkapan Rp 4.627.700
- Rp 234.000 Rp 189.000 - Rp 184.000
Pembelian peralatan Rp 435.000 Rp 700.000 - - Rp 15.000 -
Biaya listrik Rp 120.000 Rp 120.000 Rp 120.000 Rp 120.000 Rp 120.000 Rp 120.000
Biaya promosi Rp 255.000 Rp 1.825.000 Rp 25.000 - - Rp 335.000
Biaya renovasi Rp 1.320.000 - - - - -
Biaya transportasi Rp 465.000 - - - - -
Total Pengeluaran Rp 32.797.700 Rp 2.645.000 Rp 379.000 Rp 309.000 Rp 634.000 Rp 639.000
Surplus/Defisit Rp 17.647.300 (Rp 2.135.000) Rp 236.000 Rp 211.000 Rp 822.000 (Rp 243.000)
Tabel II.9.
Laporan Laba/Rugi Tahun 2010
1 Mei – 31 Oktober 2010
Keterangan Mei Juni Juli Agustus September Oktober
Pendapatan Rp 445.000 Rp 510.000 Rp 615.000 Rp 520.000 Rp 1.456.000 Rp 396.000 Biaya:
Listrik Rp 120.000 Rp 120.000 Rp 120.000 Rp 120.000 Rp 120.000 Rp 120.000 Promosi Rp 255.000 Rp 1.825.000 Rp 25.000 - - Rp 335.000
Renovasi Rp 1.320.000 - - - - -
Transportasi Rp 465.000 - - - - -
Kaos Rp 3.553.000 - Rp 189.000 - -
Tinta sublime Rp 890.000 - Rp 216.000 - - -
Transfer paper - - Rp 18.000 - - -
Glossy paper - - - Rp 27.000
Transfer paper warna - - - Rp 128.000
Box kartu nama - - - Rp 10.000
Kabel Rp 50.000 - - - Rp 15.000 ‐
Gantungan baju Rp 130.000 - - - - ‐
Modem - - - - Rp 499.000 ‐
Meja + Kursi - Rp 700.000 - - - ‐
Total Biaya Rp 6.903.000 Rp 2.645.000 Rp 379.000 Rp 309.000 Rp 634.000 Rp 639.000 Depresiasi:
Komputer Rp 117.917 Rp 117.917 Rp 117.917 Rp 117.917 Rp 117.917 Rp 117.917 Printer sublime
Rp 308.333 Rp 308.333 Rp 308.333 Rp 308.333 Rp 308.333 Rp 308.333 Alat cutting
Hot press
Tabel II.10.
Laporan Neraca 1 Mei – 31 Oktober 2010
Bulan Mei Juni Juli Agustus September Oktober
2.7.4. Proyeksi atau Posisi Rencana Keuangan 2011
Saya mengasumsikan pendapatan Catalogue pada bulan Maret 2011 akan naik sekitar 10% dari pendapatan bulan Januari 2011 karena menurut saya dengan adanya Valentine’s Day, maka tingkat penjualan akan meningkat.
Dengan mengaplikasikan program pemasaran yang telah dirancang dengan baik, maka nantinya akan banyak konsumen yang tertarik dan melakukan pembelian sehingga jumlah konsumen juga akan bertambah. Hal tersebut dikarenakan akan ditampilkan berbagai produk dan desain baru, dan produk yang telah siap jual juga tidak hanya dijual di lokasi usaha tetapi akan mulai dilakukan display produk pada distro yang ada di Solo, maka jumlah penjualan akan meningkat.
Tabel II.11.
Proyeksi Cash Flow/Aliran Kas Per bulan
1 Januari 2011-30April 2011
Keterangan Januari Februari Maret April
Penerimaan
sample produk baru
Rp 150.000 - - - proposal penawaran
- Rp 200.000 - -
Biaya merapikan administrasi bahan baku
Rp 20.000 - - -
Biaya pendataan pesanan konsumen
Rp 20.000 - - -
Tabel II.12.
Proyeksi Laba/Rugi Tahun 2011 1 Januari – 30 April 2011
Keterangan Januari Februari Maret April
Pendapatan Rp 546.000 Rp 600.600 Rp 662.000 Rp 695.000
sample produk baru
Rp 150.000 - - -
Biaya pembelian sample jenis & model baru bahan baku
- - Rp 300.000 -
Biaya pembuatan proposal penawaran
- Rp 200.000 - -
Biaya merapikan administrasi bahan baku
Tabel II.13.
Proyeksi Neraca Januari 2011-April 2011
Bulan Januari Februari Maret April
AKTIVA Aktiva Lancar Aktiva Tetap Total Aktiva
Rp 796.000 Rp 25.148.750 Rp 25.944.750
Rp 600.600 Rp 24.722.500 Rp 25.323.100
Rp 937.000 Rp 24.296.250 Rp 25.233.250
Rp 695.000 Rp 23.870.000 Rp 24.565.000 PASSIVA
Modal sendiri Total Passiva
Rp 25.944.750 Rp 25.944.750
Rp 25.323.100 Rp 25.323.100
Rp 25.233.250 Rp 25.233.250
BAB III
RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN
Tabel III.1.
Rencana Implementasi Program No Nama
Program
Rincian Program Tujuan Program Waktu
Pelaksanaan
1.1.Membuat sample produk baru
Catalogue memiliki lebih banyak ragam produk yang dapat ditawarkan kepada konsumen
Januari 2011 Rp 150.000 Ragam produk yang hanya berjumlah 3 item akan bertambah menjadi 7 item
1.2.Membuat desain edisi Valentine’s Day
Catalogue memiliki banyak desain baru dengan tema yang sesuai dengan event Valentine
Januari 2011 - Catalogue memiliki 4 desain siap cetak untuk edisi Valentine’s Day 1.3.Menambah jumlah
desain siap cetak
Menambah ragam koleksi desain, konsumen pun akan memiliki lebih banyak pilihan desain
Januari 2011 - April 2011
- Setiap bulan memiliki minimal 4 desain baru siap cetak
1.4.Menambah jenis dan model bahan baku
Catalogue memiliki banyak penawaran jenis bahan baku bagi konsumen
Maret 2011 Rp 200.000 Memiliki masing-masing minimal 2 model dan jenis bahan baku baru untuk kaos, sticker dan kartu nama 1.5.Mencari supplier
bahan baku lain yang lebih murah
Biaya pembelian bahan baku dapat ditekan, biaya operasi dan harga jual produk makin murah
Januari 2011 - Mendapatkan supplier yang memiliki harga jual bahan baku lebih murah dari sebelumnya
1.6.Melakukan kerjasama dengan distro setempat
1.7.Mengubah tampilan dan update Facebook dan Multiply
Tampilan menjadi lebih menarik dan interaktif
Januari 2011 - April 2011
- Banyak pesanan yang datang dari media online
1.8.Penawaran produk ke instansi
Agar jumlah konsumen bertambah dan penjualan meningkat
Februari 2011 - April 2011
Rp 200.000 Jumlah konsumen bertambah dan jumlah penjualan meningkat sebanyak 5% dari penjualan bulan sebelumnya 1.9.Memberikan
diskon
Memberikan penawaran menarik bagi konsumen agar konsumen yang pertama memesan melakukan konsumsi dengan jumlah besar
Januari 2011 - April 2011
- Konsumen baru, melakukan pembelian prpoduk minimal Rp 100.000
Agar administrasi bahan baku lebih teratur dan memudahkan proses operasional
Januari 2011 - April 2011
Rp 20.000 Pemilik lebih mudah mengetahui jumlah bahan baku yang tersedia 2.2.Membuat buku
pesanan konsumen
Agar pesanan konsumen tercatat dengan baik dan memiliki data konsumen dengan jelas
Januari 2011 -konsumen meningkat dan jumlah penjualan juga meningkat
Ketrampilan meningkat Januari 2011 - April 2011
Rp 100.000 Tercipta desain/produk baru
3.4. Rencana
Mempermudah penghitungan transaksi yang terjadi setiap hari
Februari 2011 -April 2011
Rp 20.000 Pemilik dapat mengetahui laba/rugi dengan cepat dan jelas
53
BAB IV
PROSES DAN HASIL PENGEMBANGAN USAHA
4.1. Kondisi Aktual Indikator-indikator Utama Pengembangan Usaha 4.1.1. Pasar Aktual, Pasar Potensial, dan Pasar Sasaran
Setelah dilakukan pengembangan usaha dari Januari 2011-April 2011, dapat diidentifikasi bahwa pasar aktual usaha ini adalah individu, serta instansi atau lembaga yang membutuhkan jasa pembuatan kaos untuk pribadi atau karyawan. Sedangkan pasar potensial usaha ini adalah instansi pemerintah ataupun swasta. Pasar tersebut dapat dikatakan pasar potensial usaha ini karena, konsumen tersebut dalam melakukan pemesanan produk nilai transaksinya cukup besar.
Tabel IV.1.
Perbandingan Jumlah Penjualan Antara Konsumen Individu dan Konsumen Instansi
Individu Nilai Transaksi Instansi Nilai Transaksi
Anastasia Rp 315.000 PT. Indopipe Rp 59.000.000
Gesta Rp 80.000 PT. Indopipe Rp 300.000
Toyota Nasmoco Rp 2.590.000
BBKPM Rp 6.400.000
potensial usaha ini, maka dapat ditentukan pasar sasaran usaha ini adalah instansi pemerintah dan swasta, hal tersebut dikarenakan tanggapan positif dari program pemasaran kami lebih banyak datang dari instansi pemerintah dan swasta. Hal lain yang membuat pasar sasaran ini diambil, karena instansi pemerintah dan swasta melakukan pemesanan dalam jumlah besar dan hal tersebut sangat menguntungkan usaha ini.
Produk yang kami tawarkan memiliki harga yang terjangkau, oleh karena itu cocok bagi instansi atau lembaga dengan jumlah karyawan yang banyak. Alasan lain kami menetapkan pasar instansi atau lembaga, karena instansi atau lembaga cenderung memiliki banyak kegiatan yang membutuhkan kaos sebagai seragam karyawan mereka saat melakukan kegiatan tertentu, dan kaos yang dikenakan selalu berganti sesuai kegiatan yang dilakukan.
4.1.2. Pola Perilaku Pasar Sasaran
Setelah melakukan pengamatan selama pelaksanaan pengembangan usaha selama bulan Januari 2011-April 2011, maka dapat saya identifikasi perilaku pasar sasaran Catalogue :
a. Konsumen melakukan pemesanan atau bertanya melalui sms ataupun telepon.
b. Kesepakatan harga dilakukan melalui sms atau telepon. c. Konsumen melakukan penawaran harga.
4.1.3. Kondisi Industri dan Persaingan
Selama penulis melakukan pengembangan usaha pada bulan Januari 2011-April 2011, dapat disimpulkan beberapa usaha sejenis menjadi pesaing utama usaha ini, yaitu Atmosphere Digital Printing dan Digi-Pro Laweyan Digital Printing. Kedua usaha tersebut dikatakan sebagai pesaing utama usaha ini karena mereka mempunyai jumlah penawaran produk yang lebih banyak daripada yang ditawarkan oleh usaha yang dijalankan oleh penulis.
Selama menjalankan usaha ini, penulis memposisikan Catalogue sebagai Market Challenger, yaitu penantang pemimpin pasar. Dan, pemimpin pasar saat ini adalah Digi-Pro Laweyan Digital Printing. Yang kami lakukan adalah mencari tahu apa saja jasa yang ditawarkan pemimpin pasar, mencari tahu harga yang ditawarkan, dan bagaimana promosi yang dilakukan.
Kami berusaha mencari tahu konsumen mereka, dan memberikan penawaran yang lebih baik kepada konsumen mereka dengan harapan konsumen mereka akan berpindah kepada kami. Dalam pasar, kami juga bersaing memperebutkan konsumen potensial yang belum menjadi pelanggan pihak manapun dengan saling menonjokan kualitas produk masing-masing.
4.1.6. Proses Penjualan
Penjualan yang kami lakukan, merupakan hasil dari program pemasaran yang kami jalankan. Program tersebut antara lain, melakukan update Facebook dan Multiply, menyebarkan surat penawaran kepada instansi pemerintah dan swasta di Solo, dan berbagai program pemasaran lain yang telah kami lakukan.
Konsumen yang merasa tertarik dengan produk yang kami tampilkan pada program pemasaran kami, lalu menghubungi kami untuk melakukan pemesanan atau hanya sekedar melakukan konfirmasi mengenai surat penawaran yang kami kirimkan. Apabila telah terjadi kesepakatan, lalu konsumen akan melakukan pembayaran dan kami memulai proses produksi.
Setelah produksi selesai, maka dilakukan packaging produk, setelah produk diteliti kembali dan siap dikirim maka pemesan melakukan pelunasan pembayaran. Pengiriman produk dilakukan setelah pemesan melakukan pelunasan. Untuk mempermudah pengiriman produk kepada konsumen yang ada di kota, kami menggunakan jasa pengiriman barang Tiki JNE.
4.1.7. Ketrampilan SDM yang Diperlukan