BAB III
METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII MTs Cikuya Kabupaten Tasikmalaya pada semester genap bulan Maret – April tahun ajaran 2017 M/ 1438 H.
2. Waktu Penelitian
Penelitian di laksanakan dengan berbagai tahapan yang dimulai dari mengajukan proposal sampai dengan akhir penyusunan laporan. Penelitian ini terhitung dari bulan Januari sampai dengan bulan Juni dengan rincian sebagai berikut pada tabel 2:
Tabel 3.1 Jadwal Waktu Penelitian.
No
Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Seminar Proposal
2
Perizinan Tempat penelitian 3 Persiapan 4
Bimbingan Instrumen 5
Uji Coba Instrumen 6
Validasi Uji Coba 7
Persiapan Penelitian 8 Pre tes 9 Eksperimen 10
Pengumpulan Data
11 Post Tes 12 Analisis Data 13
Penyusunan Laporan
B. Gambaran Umum Wilayah Penelitian 1. Lokasi MTs Cikuya
MTs Cikuya merupakan sekolah yang termasuk kedalam Kabupaten Tasikmalaya tepatnya di Kecamatan Cikatomas. MTs Cikuya terletak di pedesaan yang sangat terpencil, akan tetapi desa tersebut merupakan desa terpelajar karena telah lahir banyak pendidik-pendidik generasi muda. Selain itu, desa nya sangat sejuk akan meskipun jauh dari keramaian dan jauh dari jalan utama kota. Keadaan jalan nya sangat mengkhawatirkan, hanya harapan yang selalu mereka inginkan.
Desa yang seperti tidak berpenghuni akan tetapi pada kenyataan nya, desa tersebut desa yang cukup ramai dan kemungkinan besar akan menjadi desa idaman.
Sekolah MTs Cikuya beralamat di Kampung Cikuya, RT/RW 001/001 Desa Sindangasih, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya.
2. Kondisi Umum Wilayah Penelitian
Sekolah MTS Cikuya terletak di suatu pedesaan, tepatnya beralamat di Kampung Cikuya, RT/RW 001/001 Desa Sindangasih, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya. Jalan yang jauh dari dari jalan protokol membuat lingkungan belajar di MTs Cikuya begitu sejuk dan cukup kondusif karena jauh dari yang namanya keramian. Nuansa akademispun begitu terasa di lingkungan sekolah, karena MTs Cikuya berlokasi satu kompleks dengan MI Cikuya dan MA Cikuya, selain itu terdapat pesantren kecil tempat anak-anak belajar mempelajari ilmu-ilmu agama yang dimulai dari jenjang MI dan MTs. Untuk anak-anak yang sudah ada pada jenjang MA mereka di tempatkan di tempat pengajian yang cukup jauh dari lingkungan sekolah.
Kebanyakan murid-murid yang sekolah di MTs Cikuya adalah masih termasuk orang-orang yang berada di lingkungan desa tersebut, meski dari desa lain ada beberapa yang bersekolah sambil mondok. Kegiatan religius yang dilakukan disekolah MTs Cikuya yaitu berdo’a sebelum memasuki pembelajaran, berdo’a setelah pembelajaran dan melaksanakan shalat dzuhur berjama’ah di masjid yang dekat dari wilayah sekolah karena secara fasilitas sekolah MTs Cikuya belum terdapat masjid.
Sekolah MTs cikuya memiliki tenaga pengajar yang cukup kompeten, akan tetapi hanya ada beberapa saja tenaga pengajar yang sudah melanjutkan pendidikan sampai pascasarjana (S2). Adapun sarana dan prasarana di sekolah
MTs Cikuya dikatakan cukup karena gedung belajar nya berlantai 2 meski sebagian ada satu kelas yang disatukan karena kekurangan kelas sehingga tidak cukup kondusif. Akibat tidak terpantaunya sekolah tersebut dan kurang amanah orang-orang yang diberi amanah sekolah tersebut masih harus berkembang, yang ditunjukan dengan belum adanya raboratorium di sekolah tersebut.
Proses pembelajaran di sekolah MTs Cikuya dilaksanakan dari mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB untuk hari senin sampai kamis dan sabtu, sedangkan hari jum’at dimulai dari pukul 07.00 WIB dan selesai pukul 11.30 WIB. Jam istirahat pada hari senin sampai kamis dan sabtu 2 kali, yaitu pukul 10.00 istirahat pertama, dan istirahat kedua ketika shalat dzuhur tepat pukul 12.00 WIB. Sedangkan pada hari sabtu hanya satu kali istirahat.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk kategori penelitian dengan pendekatan kuantitatif.
Penelitian ini menggunakan desain true experimental design. Dalam model ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompk kontrol, pengambilannya dilakukan secara random. Paradigma yaitu:
Keterangan:
R =kelompok eksperimen dan kontrol murid MTs diambil secara random O1 dan O3 =kedua kelompok tersebut di observasi dengan pre tes untuk
mengetahui hasil belajar awalnya.
O2 =hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran model VCT berbasis nilai religius
O4 =hasil belajar kelompok kontrol murid yang tidak diberi perlakuan ( Sugiyono, 2015)
R O1 X O2 R O3 O4
D. Menentukan Sumber Data 1. Pengertian Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.
Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan data, maka sumber data disebut responden, yaitu orang-orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan.
(S. Arikunto, 2014) 2. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (S. Arikunto, 2014). Namun menurut (Sugiyono, 2015) populasi merupakan wilayah umum yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan ciri-ciri tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 52 siswa yang merupakan siswa kelas VIII MTs Cikuya Kabupaten Tasikmalaya.
3. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (S. Arikunto, 2014) sedangkan (Sugiyono, 2015) mengatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan ciri-ciri yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam menarik sampel dilakukan melalui sample random sampling (Sugiyono, 2015), pengambilan anggota sampel dan populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih maka diambil semuanya, tetapi jika jumlah subjeknya lebih besar, dapat diambil antar 10-15 % atau 20- 25% atau lebih.
Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas VIII A berjumlah 26 siswa untuk dijadikan kelas kontrol dan kelas VIII B untuk kelas eksperimen dengan jumlah siswa 26 orang. Kelas eksperimen dalam proses pembeajarannya menggunakan model VCT berbasis nilai religius sedangkan kelas kontrol pembelajarannya menggunakan konvensional.
4. Variabel Penelitian
Variabel merupakan suatu objek penelitian, atau apa yang akan menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2013). Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu variabel bebas X dan variabel terikat Y. Adapun yang dimaksud variabel bebas adalah pembelajaran model VCT berbasis nilai religius sedangkan variabel terikat nya yaitu hasil belajar.
E. Tekhnik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari sebuah penelitian adalah mendapatkan data.
(Sugiyono, 2014). Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu, tes observasi dan angket.
1. Tes
Tes merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi (S. Arikunto, 2014). Pada penelitian ini, menggunakan bentuk soal pilihan ganda. Soal pilihan ganda merupakan bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. (N. Sudjana, 2016).
Tes tulis diberikan kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa pada konsep sistem pencernaan. Bentuk tes yang dilakukan yaitu pilihan ganda sebanyak 30 soal. Tes tertulis dilakukan sebanyak dua kali yaitu tes awal (pre- tes) dan tes akhir (pos test) untuk mengukur perbandingan hasil belajar siswa berupa tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda, begitupun pada setiap akhir pertemuan, hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap konsep materi yang sudah diajarkan.
2. Observasi
N. Sudjana (2016) observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya sesuatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dalam S. Arikunto (2014) mengatakan dalam menggunakan metode observasi cara yang paling epektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen.
Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Strisno Hadi (1986) dalam Sugiyono (2015) mengatakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis. Dari segi proses pelaksanaan nya pengumpulan data, observasi dapat dibedakan mejadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation (obseravsi tidak berperan serta).
Penelitian ini menggunakan jenis participant observation (observasi berperan
serta), pengamat ikut terlibat langsung dalam kegiatan yang sedang berlangsung.
Format lembar observasi dalam penelitian ini menggunakan sistem pengamatan indikator dalam pembelajaran.
3. Angket Respon dan Sikap Siswa
Sugiyono (2015) kuisioner merupakan tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pernyataan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner merupakan tekhnik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
N. Sudjana (2016) kelebihan kuisioner dari wawancara yaitu sifatnya yang lebih praktis, hemat waktu, tenaga, dan biaiya. Kelemahan nya adalah jawabn nya sering tidak objektif, lebih-lebih bila pertanyaan nya kurang tajam yang memberi kemungkinan siswa berpura-pura. Dalam hal ini peneliti akan mengukur respon siswa pada pembelajaran model VCT berbasis nilai religius untuk meningkatkatka hasil belajar, peneliti memberikan pertanyaan kepada responden atau siswa secara tertulis dengan cara menyediakan kemungkinan jawaban yang terbatas kepada siswa untuk memperoleh data tentang keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, untuk mendapatkan data tentang respon siswa terhadap pembelajaran model VCT berbasis nilai religius. Selain itu, angket ini digunakan pula untuk mengetahui sikap siswa setelah melakukan pembelajaran yang berkaitan dengan sistem pencernaan salah satunya yaitu tata cara makan yang telah dianjurkan sehingga berkaitan dengan sistem pencernaan.
Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah model skala likert yang mengharuskan responden untuk menjawab suatu pertanyaan dengan jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), ragu-ragu (RG), tidak setuju dan STS (Sangat Tidak Stuju). Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomenana sosial (Sugiyono, 2015)
Tabel 3.2
Penskoran Pilihan Jawaban Sakala Likert
Pernyataan SS S RG TS STS
Positif (favorable) 5 4 3 2 1
Negatif (unfavorable) 1 2 3 4 5
Sumber: (Lestari, 2015)
Tabel 3.3
Kriteria Persentase Angket
No Skor (%) Kriteria
1 0-20 Sangat Lemah
2 21-40 Lemah
3 41-60 Cukup
4 61-80 Kuat
5 81-100 Sangat Kuat
Sumber: (Sunarto, 2014)
Penentuan persentase jawaban siswa untuk masing-masing item pernyataan/pertanyaan dalam angket, digunakan rumus (Lestari, 2015:334) sebagai berikut:
× 100%
Keterangan:
= Persentase Jawaban f = Frekuensi Jawaban n = Banyak Responden
Adapun secara singkat, tekhnik pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 3.4 Tabel 3.4 Teknik Pengumpulan Data
Data Sumber Data Instrumen Pelaksanaan
Penguasaan Konsep
Siswa Tes Pilihan Ganda (PG)
Saat pembelajaran di kelas kontrol
dan kelas
eksperimen
Aktivitas Siswa Siswa Lembar Observasi Saat pembelajaran di kelas kontrol
dan kelas
eksperimen Respon dan Sikap
Siswa
Siswa Angket Setelah
pembelajaran di kelas eksperimen F. Tekhnik Analisis Data
1. Uji Instrumen Tes
Sebelum dilakukan pengamatan, soal yang sudah dibuat sebanyak 50 butir soal, disiapkan oleh peneliti untuk di uji coba terlebih dahulu, hal ini bertujuan untuk mengetahui tentang validitas, reliabelitas, indeks kesukaran dan daya
pembeda. Dalam penelitian ini, soal di uji cobakan kepada siswa kelas X pada tanggal 20 Maret 2017. Dari ke 50 butir soal tersebut yang sudah dibuat peneliti, maka akan dilakukan beberapa uji, yaitu uji validitas, uji reliabelitas, indeks kesukaran dan daya pembeda. Selanjutnya, akan dipaparkan beberapa rumus yang sering digunakan untuk menganalisis instrumen soal tes pilihan ganda.
a. Uji Validitas
Validitas merupakan salah satu elemen penting dalam pengukuran dan merupakan salah satu inti atribut terpenting dari seluruh proses penilaian.
Hasil dari sebuah pengetesan, pengukuran harus bersifat valid. Validitas sendiri berasal dari kata validity yang mempunyai arti bagaimana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukuran nya (Y.
Abdin, 2016). Pendapat lain mengatakan validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen atau alat ukur. (Arikunto, 2014)
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Data yang valid merupakan data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian (Sugiyono, 2015)
Validitas tes dibedakan antara validitas isi, validitas pengertian, validitas ramalan dan validitas kesamaan. Dua validitas yang disebut pertama, yakni validitas isi dan pengertian dapat dibuat melalui upaya penyusunan tes tanpa harus dilakukan pengujian statistika. Sedangkan untuk validitas kesamaan dan validitas ramalan harus dilakukan pengujian statistika melalui uji korelasi (N. Sudjana, 2015)
Untuk menghitung validitas suatu butir soal dapat menggunakan rumus korelasi-produck moment dengan angka kasar, yaitu:
rxy = ∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ } ∑ ∑ }
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi antara skor butir soal (X) dan total skor (Y) N : Banyaknya subjek
X : Skor butir soal atau skor item pernyataan/ pertanyaan Y : Total Skor
Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Korelasi Validitas
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi validitas
0,90<rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi Sangat tepat/ sangat baik 0,70<rxy≤ 0,90 Tinggi Tepat/ baik 0,40<rxy≤ 0,70 Sedang Cukup tepat/ cukup baik 0,20<rxy≤ 0,40 Rendah Tidak tepat/ buruk 0,00<rxy≤ 0,20 Sangat Rendah Sangat tidak tepat/ Sangat Buruk
Sumber: (Lestari, 2015)
Berdasarkan uji yang dilakukan dalam anatase, soal yang termasuk valid atau signifikan sebanyak 34 butir soal, dan yang tidak valid sebanyak 16 soal, sehingga item tes yang valid digunakan sebagai instrumen penelitian untuk mengukur hasil belajar siswa sedangkan yang tidak valid di buang atau tidak digunakan sebagai alat instrumen dalam penelitian. Dalam uji instrumen peneliti tepat nya menggunakan 30 butir soal yang valid yang telah disesuaikan dengan kebutuhan sesuai indikator pembelajaran.
b. Uji Reliabelitas
Reliabelitas mengacu pada konsistensi hasil-hasil penelitian tentang hal ini Poham dalam (Y. Abidin, 2016) mengatakan bahwa reliabelitas mengacu pada konsistensi hasil penilaian terhadap apapun yang dinilai. Pendapat lain mengatakan reliabelitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dikatakan baik. Reliabelitas menunjuk pada tingkat keterendahan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, sehingga dapat diandalkan (S. Arikunto, 2014). Reliabelitas merupakan alat penelitian yang menunjukkan ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya (N. Sudjana, 2015).
Perhitungan reliabilitas dapat diukur dengan menggunakan rumus Spearman-Brown, berikut rumusnya:
Keterangan :
r1/21/2 = rxy indeks korelasi antara dua belahan instrumen r11 = reliabilitas instrumen
(Arikunto, 2014)
Tabel 3.6
Kriteria Koefisien Korelasi Realibilitas Instrumen Koefisien
Korelasi
Korelasi Interpretasi
0,90<r ≤ 1,00 Sangat Tinggi Sangat Tetap/Sangat Baik
0,70<r ≤ 0,90 Tinggi Tetap/ Baik
0,40<r ≤ 0,70 Sedang Cukup Tetap/ Cukup Baik 0,20<r ≤ 0,40 Rendah Tidak Tetap/ Buruk
r ≤ 0,20 Sangat Rendah Sangat tidak tetap/ Sangat Buruk Sumber: (Lestari, 2015:206)
Berdasarkan hasil analisis uji anatase, diperoleh nilai reliabilitas tes sebesar 0,91. Menurut kategori diatas termasuk kedalam reliabilitas yang sangat tinggi. Maka instrumen tes tersebut dinyatakan reliabel dan dapat diunakan sebagai alat pengumpulan data.
c. Indeks Kesukaran
Istilah tingkat kesukaran instrumen pada dasarnya merupakan suatu tingkatan kesukaran instrumen item soal yang diujikan terhadap siswa. Hal ini berarti tingkat kesukaran instrumen berkenaan dengan proporsi jumlah siswa yang menjawab benar atas item soal tertentu. Dengan kata lain, tingkat kesukaran merupakan perbandingan jumlah sisa yang menjawab benar dengan jumlah siswa seluruhnya (Y. Abidin, 2016).
Asumsi yang digunakan untuk memperoleh suatu kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan reliabilitas, harus adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksud adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar secara proporsional. Untuk mengetahui soal yang diujikan mudah, sedang atau sukar, perlu dilihat tingkat kesukaran nya, yaitu dengan rumus:
Keterangan:
I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N =banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan.
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, semakin sulit soal tersebut. Sebaliknya, semakin besar indeks yang diperoleh, semakin mudah soal tersebut.
Tabel 3.7 Kriteria indeks soal
Rentang Keterangan
0 – 0,30 soal kategori sukar 0,31 – 0,70 soal kategori sedang 0, 71 – 1,00 soal kategori mudah (N. Sudjana, 2016)
Berdasarkan analisis anatase, dapat dilihat pada tabel dibawah no item soal yang termasuk dalam kategori sukar, sedang dan mudah.
d. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dan bagi siswa yang tergolong rendah atau lemah prestasinya.
Cara yang biasa dilakukan dalam analisis daya pembeda adalah dengan menggunakan tabel atau kriteria dari Rose dan stanley seperti dalam analisis tingkat kesukaran soal. Dengan menggunakan rumus:
SR-ST
Keterangan:
SR= jumlah siswa yang menjawab salah kelompok rendah ST= jumlah siswa yang menjawab salah kelompok tinggi.
Dengan kriteria :
0,40 – 1,00 = soal diterima baik
0,30 – 0,39 = soal diterima tetapi perlu diperbaiki
0,20 – 0,29 = soal diperbaiki
0,19 – 0,00 = soal tidak dipakai/ dibuang (Depdiknas, 2008)
Setelah diperoleh kriteria soal yang baik dengan uji instrumen soal tes tertulis tersebut, kemudian soal divalidasi ahli (pembimbing dan guru pamong biologi) dan digunakan untuk soal pre test dan post test.
Kriteria yang digunakan:
0 – 0,30 = soal kategori sukar 0,31 – 0,70 = soal kategori sedang 0, 71 – 1,00 = soal kategori mudah (N. Sudjana, 2016)
Berikut adalah langkah-langkah perhitungan untuk menguji validitas, reliabelitas, indeks kesukaran dan daya pembeda dengan menggunakan Anatse pilihan ganda versi 4.0.9 13 Februari 2004.
1. Buka program anatase
2. Jalankan anatase pilihan ganda 3. Buat file baru
4. Tentukan jumlah objek, jumlah butir soal dan jumlah alternatif jawaban kemudian klik OK
5. Isi pada kolom yang sudah tersedia nama-nama siswa dan isi kunci jawaban dalam butir soal.
6. Analisis satu persatu jawaban masing-masing siswa.
7. Setelah selesai, kemudian bisa dibaca file nya kemudian bisa di lihat validitas, reliabelitas, indeks kesukaran dan daya pembeda.
Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang telah dilakukan, penulis melakukan uji coba dengan bantuan anatase. Adapun perhitungan lebih rinci dari uji coba validitas tersebut dapat dilihat pada lampiran 18.
2. Analisis Data Hasil Penelitian a. Analisis Instrumen Tes Tulis
1) Menentukan Skor Jawaban
Sebelum dianalisis hasil jawaban siswa menggunakan spss, skor jawaban hasil pre test dan pos test siswa kelas kontrol dan eksperimen terlebih dahulu dilakukan analisis dalam excel, ditentukan dengan kriteria yang menjawab benar diberi skor 1 dan yang menjawab salah diberi skor 0.
2) Menghitung Skor Mentah
Untuk menghitung skor mentah dari hasil test baik dalam pre test maupun pos test yaitu dilakukan dengan cara tanpa memberi hukuman yaitu apabila banyaknya angka dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci jawaban yang telah ditentukan. Adapun rumusnya sebagai berikut:
Sk = B Keterangan :
Sk = skor yang diperoleh siswa
B = jumlah jawaban yang benar (S. Arikunto, 2014) 3) Menghitung N-gain
Indeks gain digunakan untuk memperoleh nilai gain yang bersifat netral, hal ini dilakukan untuk menghilangkan anggapan bahwa nilai gain yang terbesar menunjukkan hasil belajar yang paling baik. Adapun rumus indeks gain yang digunakan adalah sebagai berikut :
Indeks gain = – 4) Uji Prasyarat Analisis
a) Uji Normalitas Data
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data. Uji kenormalan dapat dilakukan dengan Kolmogorov-Swirnov dan Shapiro-Wilk. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data tersebut. Dalam penelitian ini untuk uji normalitas menggunakan SPSS V.21 for windows.
Ketentuan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut:
Jika Nilai Signifikan P> 0,05, data berdistribusi normal.
Jika Nilai Signifikan P< 0,05, data tidak berdistribusi normal. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus Kolmogorov-Smirnov menurut Riyanto (2014) sebagai berikut:
D= | S(X) - (X)|
Keterangan:
D = Deviasi maksimum
S(X) = Fungsi distribusi frekuensi komulatif sampel = Fungsi distribusi frekuensi komulatif teoritis
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat variansi data dari sampel yang telah dianalisis apakah homogen atau tidak (Lestari, 2015). Dalam penelitian ini, uji homogenitas menggunakan bantuan program SPSS 21.0 dengan taraf signifikansi 5%.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji homogenitas data pada program SPSS 21.0 dilakukan sama seperti uji normalitas, pada uji tersebut dilakukan uji gabungan yaitu uji langsung normalitas dan homogenitas sehingga data bisa di lihat langsung tingkat normaliats dan homogenitas nya.
5) Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel terikat atau tidak. Uji hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS 21.0 dan uji hipotesis yang digunakan adalah uji parametrik Independent Sample T Test apabila data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen, dan uji non parametric Mann-Withney U apabila data penelitian berdistribusi normal dan tidak homogen.
a) Uji T
Uji T digunakan untuk mengetahui kedua group memiliki nilai rata- rata yang sama atau berbeda secara signifikan. Uji t dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 21.0. Jika data normal dan homogeny maka menggunakan independent sample T-Test.
Kriteria pengujiannya adalah nilai signifikansi atau Sig <0,05 maka Ho atau Ha diterima yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara dua variabel. Jika nilai signifikansi atau sig > 0,05 maka Ho diterima atau Ha di tolak yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikansi antara dua variable.
b) Uji Mann-Whitney U
Uji ini merupakan alternative untuk uji dua sampel independen (Independent SampleT Test). Tujuan dari uji Mann Whitney U adalah untuk membedakan kinerja kelompok yang terdapat dalam sampel kedalam kedua kelompok dengan dua kriteria yang berbeda. Kriteria
pengambilan keputusan dalam uji ini ialah Jika nilai Prob./Signifikansi/P- value < 0.05, maka Ho ditolak, tetapi Jika nilai Prob./Signifikansi/P-value
= 0.05, maka Ho diterima.
b. Analisis Instrumen Angket
1. Menentukan skor setiap siswa pada seluruh pertanyaan, dengan ketentuan:
a) Angket Sikap Nilai Religius
Untuk pernyataan positif siswa diberi skor 5 (SS), 4 (S), 3 (RG) 2 (TS), dan 1 (STS).
Untuk pernyataan negatif siswa diberi skor 1 (SS), 2 (S), 3 (RG) 4 (TS) dan 5 (STS)
b) Angket Respon Siswa
Untuk pernyataan positif siswa diberi skor 5 (SS), 4 (S), 3 (RG) 2 (TS), dan 1 (STS).
Untuk pernyataan negatif siswa diberi skor 1 (SS), 2 (S), 3 (RG) 4 (TS) dan 5 (STS)
2. Menghitung persentase dan interpretasi dari setiap pernyataan, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P = 100%
Keterangan:
P : Persentase untuk kemungkinan jawaban F : Frekuensi setiap kemungkinan jawaban N : Jumlah responden
100 % : Standar hitung (bilangan tetap)
c. Analisis Aktivitas Siswa
Aktivitas belajar siswa yang diamati dalam penelitian ini antara lain: (1) mengajukan pertanyaan; (2) menjawab pertanyaan ; (3) menanggapi pendapat siswa yang lain dan (4) menghargai pendapat siswa yang lain dalam diskusi. Dalam anailisis lembar observasi ini dihitung persentase kegiatan belajar siswa selama pembelajaran. Dalam analisis lembar observasi menggunakan rumus:
P = 100%
Keterangan:
P : Persentasi untuk kemungkinan jawaban F : Frekuensi setiap kemungkinan jawaban N : Jumlah responden
100 % : Standar hitung (bilangan tetap)
Hasil pengamatan tersebut kemudian dipresentase dan diinterpretasi berdasarkan keaktifan siswa selama mengikuti pelajaran. Kriteria interpretasi skor sebagai berikut (Arikunto, 2012):
Angka 0% - 40% = sangat kurang Angka 41% - 54% = kurang
Angka 55% - 69% = cukup Angka 70% - 84% = baik Angka 85% - 100% = sangat baik
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data berdasarkan kebutuhan. Adapun alur penelitiannya adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Study Pendahuluan
Data Emprik
Kajian Teori
Data Teoritik Penyusunan Instrumen
Validasi Instrumen Uji Coba Instrumen Penelitian
Hasil Analisis Data Penyusunan Laporan
Tes Akhir/ Post tes Tes Akhir/ Post tes
Observasi Observasi
Diterapkan pembelajaran model VCT Berbasis Nilai
Religius
Tes Awal/ Pre tes Tes Awal/ Pre tes
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Tidak diterapkan pembelajaran model VCT
Berbasis Nilai Religius
Angket