• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jaga Marwah Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat ISSN Online Volume 2 No 1 Januari 2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Jaga Marwah Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat ISSN Online Volume 2 No 1 Januari 2022"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

8 AKUNTANSI GEREJA DI HKBP CINTA DAMAI MEDAN

Audrey M. Siahaan1 , Danri T. Siboro2 , Victor H. Sianipar3 Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen, Medan

audreysiahaan@uhn.ac.id1 , danrisiboro@uhn.ac.id2 , victorsianipar@uhn.ac.id3 ,

Abstract

Church institutions have different characteristics from business entities. The church gets its resources from donations in collections or assets obtained from the congregation itself or from outside the community. The HKBP Church and the Cinta Damai HKBP Church do not set church accounting standards. So that the audit for activities in HKBP is challenging to see the accountability. The Cinta Damai HKBP Church is expected to be able to make a simple church accounting standard first. Then, if the church's accounting standards have been made, used, and matched, what can submit them to the Godang HKBP Synod..

Key Words: Accounting, Church Accounting, Accountable

Abstrak

Lembaga gereja mempunyai karateristik yang berbeda dengan entitas bisnis. Gereja memperoleh sumber daya dari sumbangan berupa kolekte atau asset yang diperoleh dari jemaat itu sendiri atau dari luar jemaat. Gereja HKBP, begitu juga dengan Gereja HKBP Cinta Damai, tidak membuat standar akuntansi gereja. Sehingga audit untuk kegiatan di HKBP sulit untuk melihat akuntabelnya. Gereja HKBP Cinta Damai diharapkan dapat membuat terlebih dahulu standar akuntansi gereja yang sederhana.

Jika standar akuntansi gereja tersebut sudah dibuat, dipakai dan cocok, dapat kiranya diajukan ke Sinode Godang HKBP.

Kata Kunci: Akuntansi, Akuntansi Gereja, Akuntabel PENDAHULUAN

Latar Belakang Kegiatan PKM

Karakteristik Lembaga Gereja berbeda dengan entitas bisnis. Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara Lembaga Gereja memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Lembaga Gereja memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para

penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari Lembaga Gereja tersebut. Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam Lembaga Gereja timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam entitas bisnis, misalnya penerimaan sumbangan.

Namun demikian, dalam praktik Lembaga Gereja sering tampil dalam berbagai bentuk, sehingga sering kali

(2)

9 sulit dibedakan dengan entitas bisnis

pada umumnya. Pada beberapa bentuk entitas nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan, Lembaga Gereja tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari utang, dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya, pengukuran jumlah, saat, dan kepastian aliran kas masuk menjadi ukuran kinerja penting bagi para pengguna laporan keuangan Lembaga Gereja tersebut, seperti kreditor dan pemasok dana lainnya.

Entitas semacam ini memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan entitas bisnis pada umumnya.

Para pengguna laporan keuangan Lembaga Gereja memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan entitas bisnis, yaitu untuk menilai: (a) jasa yang diberikan oleh Lembaga Gereja dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut; (b) cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek kinerja manajer.

Kemampuan Lembaga Gereja untuk

terus memberikan jasa

dikomunikasikan melalui laporan posisi keuangan yang menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, aset neto, dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut. Laporan ini harus menyajikan secara terpisah aset neto baik yang terikat maupun yang tidak terikat penggunaannya.

Tujuan Kegiatan PKM HKBP Cinta Damai Medan

Pertanggung jawaban manajer mengenai kemampuannya mengelola sumber daya Lembaga Gereja yang diterima dari para penyumbang disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas. Laporan aktivitas menyajikan informasi mengenai perubahan yang terjadi dalam kelompok aset neto.

ANALISIS SITUASI DAN TEORI

Karakteristik Lembaga Gereja

Laporan keuangan yang disajikan oleh Lembaga Gereja yang memenuhi karakteristik

sebagai berikut:

a. Sumber daya Lembaga Gereja berasal dari para penyumbang yang

tidak mengharapkan

pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.

b. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika Lembaga Gereja menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada para pendiri atau pemilik Lembaga Gereja tersebut.

c. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada entitas bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam Lembaga Gereja tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya Lembaga Gereja pada saat likuidasi atau pembubaran Lembaga Gereja.

(3)

10 Laporan keuangan untuk entitas

nirlaba terdiri atas laporan posisi keuangan (neraca), laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut berbeda dengan laporan keuangan untuk entitas bisnis pada umumnya.

Pembatasan Sumber Daya (Aset) Gereja

Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan oleh penyumbang agar sumber daya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi Lembaga Gereja diizinkan untuk menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut.

Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh penyumbang yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu.

Sumbangan terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang.

Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen atau temporer.

Sumbangan tidak terikar adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang.

Laporan Keuangan Lembaga Gereja Laporan keuangan Lembaga Gereja meliputi laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode laporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas laporan keuangan.

Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, serta aset neto dan informasi mengenai hubungan di antara unsur- unsur tersebut pada waktu tertentu.

Laporan posisi keuangan mencakup Lembaga Gereja secara keseluruhan dan menyajikan total aset, liabilitas, dan aset neto. Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut:

a) Menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas, dan liabilitas berdasarkan tanggal atuh tempo;

b) Mengelompokkan aset ke dalam lancar dan tidak lancar, dan liabilitas ke dalam jangka pendek dan jangka panjang;

c) Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh temponya liabilitas, termasuk pembatasan penggunaan aset, pada catatan atas laporan keuangan.

Klasifikasi Aset Neto Terikat atau Tidak Terikat

Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset neto berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu:

(4)

11 terikat secarapermanen, terikat secara

temporer, dan tidak terikat.

Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan.

Pembatasan permanen terhadap (1) aset, seperti tanah atau karya seni, yang disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual, atau (2) aset yang disumbangkan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset neto yang penggunaanya dibatasi secara permanen atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan permanen kelompok kedua tersebut berasal dari hibah atau wakaf dan warisan yang menjadi dana abadi (endowment).

Pembatasan temporer terhadap (1) sumbangan berupa aktivitas operasi tertentu, (2) investasi untuk jangka waktu tertentu, (3) penggunaan selama periode tertentu dimasa depan, atau (4) pemerolehan aset tetap, dapat disajikan sebagai unsur

terpisah dalam kelompok aset neto yang penggunaannya dibatasi secara temporer atau disajikan dalam catatan atas aporan keuangan. Pembatasan temporer oleh penyumbang dapat

berbentuk pembatasan waktu atau pembatasan

penggunaan, atau keduanya.

Aset neto tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset neto tidak terikat dapat berasal dari sifat Lembaga Gereja. Informasi mengenai batasan- batasan tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.

Laporan Aktivitas

Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai (a) pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto, (b) hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, dan (c) bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa.

Laporan aktivitas mencakup Lembaga Gereja secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aset neto selama suatu periode. Perubahan aset neto dalam laporan aktivitas tercermin pada aset neto atau ekuitas dalam posisi keuangan.

Perubahan Kelompok Aset Neto

Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahanaset neto terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode.

(5)

12 Klasifikasi Pendapatan, Beban,

Keuntungan dan Kerugian Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat. Sumbangan disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer, bergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal

sumbangan terikat yang

pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.

Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain (atauliabilitas) sebagai penambah atau pengurang aset neto tidakterikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.

Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian dalam kelompok aset neto tidak menutup peluang adanya klasifikasi tambahan dalam laporan aktivitas. Misalnya, dalam suatu kelompok atau beberapa kelompok perubahan dalam aset neto,

Lembaga Gereja dapat

mengklasifikasikan unsur-unsurnya menurut kelompok operasi atau nonoperasi, dapat dibelanjakan atau tidak dapat dibelanjakan, telah direalisasi atau belum direalisasi,

berulang atau tidak berulang, atau dengan cara lain.

Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian yang berasal dari transaksi insidental atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian Lembaga Gereja dan manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang tidak digunakan lagi.

Informasi Pemberian Jasa

Laporan aktivitas atau catatan atas laporan4 keuangan harus menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung.

Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk membantu para penyumbang, kreditur, dan pihak lain dalam menilai pemberian jasa dan penggunaan sumber daya. Disamping penyajian klasifikasi beban secara fungsional, Lembaga Gereja dianjurkan untuk menyajikan informasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya.

Misalnya, Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa kepada para penerima manfaat, pelanggan, atau anggota dalam rangka mencapai tujuan atau misi Lembaga Gereja.

Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan dan hasil utama yang dilaksanakan melalui berbagai program utama.

(6)

13 Aktivitas pendukung meliputi semua

aktivitas selain program pemberian jasa. umumnya, aktivitas pendukung meliputi aktivitas-aktivitas manajemen dan umum, pencarian dana, dan pengembangan anggota. Aktivitas manajemen dan umum meliputi pengawasan, manajemen bisnis, pembukuan, penganggaran, pendanaan, dan aktivitas administratif lainnya, dan semua aktivitas manajemen dan administrasi kecuali program pemberian jasa atau pencarian dana. Aktivitas pencarian dana meliputi publikasi dan kampanye pencarian dana; pengadaan daftar alamat penyumbang; pelaksanaan acara khusus pencarian dana; pembuatan dan penyebaran manual, petunjuk, dan bahan lainnya; dan pelaksanaan aktivitas lain dalam rangka pencarian dana dari individu, yayasan, pemerintah dan lain-lain. Aktivitas pengembangan anggota meliputi pencarian anggota baru dan pengumpulan iuran, anggota, hubungan dan aktivitas sejenis

Laporan Arus Kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 (revisi 12 2009): Laporan Arus Kas dengan tambahan berikut ini:

(a) Aktivitas pendanaan:

i. Penerimaan dari kas pemyumbang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang.

ii. Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan danpemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana abadi.

iii. Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.

PELAKSANAAN PKM

Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan November 2020 di Gereja HKBP Resort Cinta Damai Distrik X Medan Aceh.

Kegiatan ini hadiri oleh Pendeta resort, para penatua dan jemaat per lingkungan (Wijk). Secara rinci kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema Akuntansi Gereja. Alat yang digunakan dalam penyampaian materi adalah infokus dan proyektor dengan tampilan slide powerpoint.

Penjelasan pemateri dilakukan dengan satu arah, dan setiap peserta menyimak paparan dari pemateri sembari mempersiapkan pertanyaan atau hal yang nantinya akan didiskusikan.

Materi yang diberikan berkaitan dengan bagaimana pencatatan akuntansi gereja sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Tahapan Diskusi dengan proses komunikasi dua arah antara pemateri dan orang-orang yang hadir.

(7)

14 Dalam tahapan ini peserta secara bebas

menyampaikan berbagai pertanyaan ataupun hal yang ingin didiskusikan terkait dengan pemaparan materi yang telah diberikan ataupun tema yang sedang didiskusikan dalam kegiatan ini.

Peserta secara tertib mulai memberikan berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan pencatatan akuntansi yang dapat dipakai di HKBP Cinta Damai Medan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HKBP merupakan gereja yang bentuk kepemimpinan gerejanya adalah Sinodal. Dimana, pemimpin tertinggi gereja tersebut adalah Ephorus. HKBP mempunyai struktur organisasi gereja yang berjenjang. Di dalam struktur organisasinya, HKBP terdiri dari 1 Sinodal HKBP terdiri dari beberapa distrik. 1 distrik terdiri dari beberapa gereja resort. 1 Gereja Resort terdiri dari 1 atau lebih gereja pagaran.

Gereja HKBP Cinta Damai masih melakukan pencatatan secara sederhana. Ini diakibatkan karena belum adanya strandarisasi pencatatan sesuai akuntansi yang disusun oleh HKBP sendiri. Setiap gereja yang dibawah naungan HKBP mencatatkan sendiri-sendiri setiap transaksi. Pola pencatatan akuntansi setiap gereja baik itu pagaran maupun resort berbeda- beda. Ini akan membuat munculnya

penyelewengan baik itu dalam bentuk uang maupun aktiva.

Setiap gereja akan memberikan laporan keuangannya secara sederhana, terkadang terperinci atau terkadang tidak terlampau terperinci. Akibat yang seperti itu membuat Badan Audit HKBP sulit mengaudit setiap gereja.

Kami memberikan ceramah yang berhubungan dengan Akuntansi Gereja, bertujuan untuk memberikan pemahaman secara sederhana mengenai pentingnya pencatatan akuntansi yang memadai. Pengurus gereja sendiri mempunyai periode di dalam mengelola gereja. Tidak adanya pemahaman terhadap suatu pencatatan, membuat terjadinya salah paham sewaktu pergantian antar waktu pengurus gereja tersebut. Selain adanya pergantian antar waktu pengurus gereja tersebut, Gereja HKBP sering membentuk panitia-panitia kecil untuk suatu kegiatan. Panitia kecil tersebut bertujuan untuk mengumpulkan dana.

Pada saat pertanggungjawaban pemakai dana yang sudah dikumpulkan sering dikatakan tidak akuntabel dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Ukuran yang melakukan audit atas laporan tersebut sering sesuka hati daripada tim audit yang ditunjuk oleh Gereja HKBP Cinta Damai. Untuk menentukan suatu laporan tersebut akuntabel adalah adanya suatu standar akuntansi yang ditetapkan oleh Gereja HKBP Cinta Damai.

(8)

15 Kami memberikan ceramah tersebut

untuk membuka wawasan daripada warga jemaat di Gereja HKBP Cinta Damai. Kami berharap supaya Gereja HKBP Cinta Damai membuat suatu Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum (PABU) di Gereja HKBP Cinta Damai.

KESIMPULAN

Dari hasil kegiatan ceramah pengabdian kepada masyarakat di Gereja HKBP Cinta Damai, sangat dibutuhkan suatu standar akuntansi di Gereja HKBP Cinta Damai. Diharapkan supaya Gereja HKBP Cinta Damai menjadi pelopor untuk membuat standar akuntansi gereja.

Apabila sudah dibuat standar tersebut, standar dapat diajukan ke sinode godang supaya dipakai oleh seluruh gereja HKBP.

DAFTAR PUSTAKA

Warren , Carl S. , James M. Reeve, Jonathan E. Duchac, Ersa Tri Wahyuni, Amir Abadi Jusuf, Pengantar Akuntansi 2 (Adaptasi Indonesia), Edisi Kedua:

Salemba Empat, Jakarta, 2018

Henry, Akutansi Keuangan Menengah 1:

Bumi Aksara, Jakarta, 2009

Kieso , Donald E. , Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield, Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate Acc Vol. 1) IFRS: Salemba Empat, Jakarta, 2017

Jaluanto Sunu Punjul Tyoso, Sistem Informasi Akuntansi: Pendidikan Deepublish, Jakarta, 2017

Referensi

Dokumen terkait

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan

Bagi tempat penelitian diharapkan kepada pihak petugas kesehatan dapat memberikan edukasi dan informasi kepada ibu hamil tentang pentingnya mengkonsumsi tablet Fe pada masa

“semua program dan kegiatan baik yang bersifat akademik maupun non akademik kami mempunyai target pencapaian yang telah kami buat bersama dengan jajaran Pimpinan

Informasi yang digunakan dalam penelitian ini guna menghitung sampel perusahaan yaitu informasi return saham, return on equity , arus kas operasi, kualitas laba,

masih rendah di mana tidak tercapainya target yang telah ditentukan setiap tahunnya. Penentuan target penerimaan pajak sangat berpengaruh dengan meningkatnya jumlah

Konsumen yang mulai kritis dengan kualitas, rasa dan lebih dalam lagi ke proses pembuatan menyebabkan Founder UKM menjadi sangat terpojok, seperti dikutip dari wawancara

1. Jumlah produk cacat masih dalam jumlah yang besar. Model kemeja yang menjadi objek penelitian adalah kemeja wanita style 12FS4808. Hal ini dikarenakan, pada saat penulis

Tujuan dari penelitian ini membuat aplikasi untuk memudahkan kinerja administrasi dan pengelolaan data laporan masyarakat, agar petugas SPKT lebih efektif