• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Prosedur

Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan yang diberikan kepada konsumen sebuah perusahaan pasti menentukan suatu rancangan atau prosedur yang akan diterapkan untuk mencapai suatu pelayanan yang efektif dan efisien sehingga perusahaan tersebut dapat mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Untuk itu perlu diketahui mengenai definisi-definisi tentang prosedur.

Menurut Ibnu Syamsi dalam buku Ensiklopedi Administrasi (1989:352), “Prosedur merupakan suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan dan merupakan suatu kebulatan”. Prosedur ini juga merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan dan tidak hanya dalam bidang kegiatan operasional, tetapi juga dalam bidang pekerjaan kantor.

Prosedur menurut Ig. Wursanto (1987:65), menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan prosedur adalah :

“Merupakan bagian dari klasifikasi perencanaan eksekutif dimana perencanaan eksekutif atau perencanaan manajemen dibuat oleh pimpinan organisasi dan perencanaan eksekutif diperlukan untuk menentukan prosedur pelayanan rencana, yakni petunjuk-petunjuk pelaksanaan yang bersifat direktif”.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:899) ada 2 (dua) pengertian tentang prosedur yaitu :

1. Tahap-tahap kegiatan untuk suatu aktivitas

2. Metode langkah demi langkah secara eksak dalam memecahkan suatu problem.

Lebih tepatnya, kata ini bisa mengindikasikan rangkaian aktivitas, tugas-tugas, langkah-langkah, keputusan-keputusan perhitungan-perhitungan

(2)

dan proses-proses yang dijalankan melalui serangkaian pekerjaan yang menghasilkan suatu tujuan yang diinginkan, suatu produk atau sebuah akibat.

Sebuah prosedur biasanya mengakibatkan sebuah perubahan.

Menurut W. Gerald Cole dalam Zaki Baridwan (1994:3), menyatakan bahwa, “Prosedur adalah suatu urutan-urutan pekerjaan kerani ( clerial ), biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi”.

Menurut Mulyadi (2001:5), “Prosedur adalah suatu kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang berulang-ulang”.

Prosedur menurut Moekijat (1978:475), menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan prosedur adalah :

“Serangkaian dari pada tugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan menurut waktu dan cara tertentu untuk melakukan pekerjaan yang harus diselesaikan. Suatu prosedur berhubungan dengan pemilihan dan penggunaan suatu arah tindakan tertentu sesuai dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditentukan. Prosedur memberikan urutan menurut waktu (kronologi) kepada tugas-tugas dan menentukan jalan dari serangkaian tugas-tugas demikian dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan dan kearah tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu”.

Menurut The Liang Gie (1986:187) menyatakan bahwa, “Prosedur adalah suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang membutuhkan suatu kebulatan”.

Prosedur menurut Moekijat ( 1990:435 ), pengertian prosedur dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Suatu prosedur berhubungan dengan pemilihan dan penggunaan arah tindakan tertentu sesuai dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditentukan.

2. Prosedur memberikan urutan waktu (kronologis) kepada tugas-tugas dan menentukan jalan dari serangkaian tugas kebijaksanaan-kebijaksanaan ke arah yang telah ditentukan terlebih dahulu.

3. Suatu prosedur adalah serangkaian tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan menurut waktu dan cara-cara tertentu untuk melakukan pekerjaan yang harus diselesaikan.

4. Urutan secara kronologis (menurut waktu) dari tugas-tugas ini merupakan ciri tiap prosedur. Biasanya suatu prosedur meliputi

(3)

bagaimana, bilamana, dan oleh siapa masing-masing tugas harus diselesaikan.

5. Prosedur-prosedur menggambarkan cara atau metode yang dipilih untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Dalam pembuatan prosedur harus dipikirkan sungguh-sungguh agar dapat berfungsi sabagai “alat” untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Moenir (1982:114-116), Faktor-faktor yang perlu diperhatikan ialah :

1. Urutan pembuatan atau langkah-langkah hendaknya sederhana, tidak berbelit belit sehingga memperpanjang jarak-jarak yang harus ditempuh untuk tahap yang dimaksud.

2. Urutan pembuatan atau langkah-langkah hendaknya berkaitan (relevan) dengan yang hendak dicapai.

3. Faktor waktu hendaknya dipertimbangkan secara matang sehingga tidak membuang waktu.

4. Mudah dilakukan oleh orang yang berkepentingan dan hendaknya dengan cepat menjadi kebiasaan dalam tingkah laku.

5. Ingat bahwa prosedur merupakan alat pengawasan dalam pekerjaan.

6. Prosedur yang dibuat hendaknya selalu berdasar atas aturan pokok yang ada dan merupakan kelengkapan yang mengikat.

Dari pengertian prosedur diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan serangkaian tugas atau tahapan tata cara untuk menyelesaikan dan menjalankan suatu pekerjaan atau kegiatan menurut urutan waktu untuk mencapai suatu tujuan secara terperinci dan teratur.

2. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

(4)

Menurut Ainun Na’im ( 1988:47), “Laporan keuangan adalah laporan yang memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, yang ditujukan terutama kepada pihak luar atau kepada umum”.

Menurut Indra Bastian (2008:128), “Laporan Keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi, yaitu aktivitas pengumpulan dan pengolahan data keuangan untuk disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para pemakainya dalam membuat keputusan. Untuk menyusun laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterima secara umum, harus diterapkan prinsip- prinsip akuntansi, prosedur, metode serta teknik dari segala sesuatu yang dicangkup dalam lingkup akuntansi”.

Menurut Pahala Nainggolan (2007:39), “Laporan Keuangan adalah informasi yang disajikan kepada pembacanya dengan harapan bahwa setelah disajikan informasi tadi dianggap berguna oleh pembaca”. Maksudnya dalam proses pembuatan laporan keuangan, apa yang dibahas dalam laporan tersebut harus sesuai dengan urutan sehingga pembaca laporan itu paham dengan isi dalam laporan tersebut.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1, IAI (Revisi 1998) mengatakan bahwa :

“Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”.

Menurut Munawir (2004:5), “Laporan Keuangan adalah Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah Neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar Rugi-Laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (laba yang ditahan)”.

Laporan keuangan menggambarkan pencapaian kinerja program dan kegiatan, kemajuan realisasi pencapaian target pendapatan, realisasi penyerapan belanja dan realisasi pembiayaan. (Indra Bastian, 2008:134).

(5)

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah Laporan yang berisi tentang informasi keuangan perusahaan yang merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, dan laporan tersebut diharapkan bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

3. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pengguna yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. ( PSAK No.1, IAI. revisi 1998).

Berdasarkan Pedoman Akuntansi BLU rumah sakit, (2010:2,19),

“Laporan Keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (pengguna laporan keuangan) dalam pengambilan keputusan ekonomi yang rasional”. Pihak pengguna laporan keuangan BLU (Badan Layanan Umum) rumah sakit memiliki kepentingan bersama dalam rangka menilai jasa yang diberikan oleh BLU rumah sakit dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut dan cara manajemen BLU rumah sakit melaksanakan tanggungjawabnya dan aspek lain dari kinerja mereka.

Menurut Indra Bastian (2008:73), “Tujuan Laporan Keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas pengguna sumber daya yang dipercayakan kepadanya”.

(6)

Dalam PSAK 45 dinyatakan bahwa tujuan utama dari pembuatan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota lembaga, kreditur dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi lembaga nirlaba termasuk juga yayasan.

Berdasarkan tujuan-tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi tentang keuangan suatu perusahaan yang digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi bagi pihak-pihak yang berkepentingan (pengguna laporan).

4. Keterbatasan Laporan Keuangan

Dalam pengambilan keputusan ekonomi tidak dapat semata-mata didasarkan atas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena laporan keuangan memiliki keterbatasan, diantaranya : a. Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang telah

lampau.

b. Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna. Biasanya informasi khusus yang dibutuhkan oleh pihak tertentu tidak dapat secara langsung dipenuhi semata-mata dari laporan keuangan saja.

c. Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran.

d. Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Bila ada kemungkinan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka dipilh alternatif yang menghasilkan kenaikan ekuitas atau nilai aset yang paling kecil.

e. Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi.

f. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis dan tingkat kesuksesan antar BLU rumah sakit.

(7)

5. Komponen Laporan Keuangan

Komponen Laporan Keuangan rumah sakit pemerintah, Menurut Indra Bastian (2008:108-109), meliputi:

a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode Laporan.

Tujuannya adalah menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, aktiva bersih dan hubungan diantara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.

b. Laporan aktivitas.

Tujuan laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh dan peristiwa lain yang mengubah jumlah serta sifat aktiva bersih, hubungan antara transaksi dan peristiwa lain dan penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Laporan ini mencangkup organisasi secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan.

c. Laporan arus kas untuk suatu periode laporan.

Tujuannya adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.

d. CALK (catatan atas laporan keuangan).

Catatan ini harus disajikan secara sistematis. Maksudnya setiap pos-pos neraca, laporan aktivitas, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang ada dalam catatan atas laporan keuangan. Secara umum catatan atas laporan keuangan mengungkapkan : a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.

b. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan dalam neraca, laporan aktivitas, laporan perubahan ekuitas da laporan arus kas.

(8)

c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam neraca, laporan aktivitas, laporan perubahan ekuitas da laporan arus kas, tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

Secara khusus, laporan keuangan termasuk catatan atas laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi mengenai :

a. Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban dan aktiva bersih suatu lembaga.

b. Pengaruh transaksi keuangan, peristiwa dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat aktiva bersih.

c. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan hubungan antara keduanya.

d. Cara suatu lembaga mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman dan faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya.

e. Usaha jasa suatu lembaga.

6. Pengguna Laporan Keuangan

Berdasakan standar akuntansi keuangan yang disusun oleh IAI (2007:2- 3), kebutuhan informasi menurut penggunanya pada Laporan Keuangan meliputi:

a. Investor. Tujuannya untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahn atau menjual investasi tersebut. Karena penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan.

b. Karyawan. Mereka membutuhkan informasi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pascakerja dan kesempatan kerja.

c. Pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

(9)

d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya. Mereka membutuhkan informasi untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.

e. Pelanggan. Mereka berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau bergantung pada perusahaan.

f. Pemerintah. Informasi digunakan untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

g. Masyarakat. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (tren) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

7. Sifat Laporan Keuangan

Menurut Munawir (1992:6-8), bahwa Laporan Keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan pihak menagemen yang bersangkutan. Jadi paoran keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progres report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara :

a. Fakta-fakta yang telah dicatat

Laporan keuangan dibuat berdasarkan fakta dari catatan akuntansi, pencatatan dari pos-pos ini merupakan catatan historis dari peristiwa yang telah terjadi dimasa lampau dan jumlah uang yang tercatat dinyatakan dalam harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut. Dengan sifat yang demikian maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian paling akhir.

b. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi

Data yang dicatat didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, di dalam

(10)

akuntansi juga digunakan prinsip atau anggapan-anggapan yang melengkapi konvensi-konvensi atau kebiasaan yang digunakan antara lain Bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern atau kontinuitas usaha konsep ini menganggap bahwa perusahaan akan berjalan terus, konsekwensinya bahwa jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan bukanlah nilai realisasi jika aktiva tersebut dijual.

c. Pendapat pribadi

Bahwa walaupun pencatatan akuntansi telah diatur oleh dalil-dalil dasar yang telah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan, namun penggunaan tersebut tergantung oleh akuntan atau pihak management perusahaan yang bersangkutan misalnya dalam menentukan nilai persediaan itu tergantung pendapat pribadi management serta berdasar pengalaman masa lalu.

8. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan a. Neraca

Menurut Ainun Na’im (1988:47), “Pengertian Neraca adalah laporan yang menyajikan posisi harta, hutang dan hak pemilik atau pemegang saham pada saat tertentu”.

Menurut Munawir (1992:13), “Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau kalender, sehingga neraca sering disebut dengan Balance Sheet”.

Neraca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu : 1. Aktiva

Menurut Munawir (2007; 14), “Pengertian aktiva adalah aktiva yang tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang belum dialokasikan (deffered charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya (intangible assets)”.

Aktiva diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :

(11)

a. Aktiva Lancar

Adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal). Berikut ini terdapat lima unsur pokok dari aktiva lancar, yaitu :

1. Kas yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. Dan pengertian kas adalah check yang diterima dari para pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali (dengan menggunakan check atau bilyet) setiap saat diperlukan oleh perusahaan.

2. Investasi jangka pendek (surat-surat berharga) yang sifatnya sementara (jangka pendek) dengan maksud memanfaatkan uang kas untuk sementara belum dibutuhkan dalam operasi.

3. Piutang penghasilan (tagihan) atau penghasilan yang harus diterima adalah salah satu jenis transaksi akuntansi yang mengurusi penagihan konsumen yang berhutang pada seseorang, suatu perusahaan atau suatu organisasi untuk barang dan layanan yang telah diberikan pada konsumen tersebut. Hal ini biasanya dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen yang akan dibayar dalam suatu tanggal waktu yang disebut termin kredit atau pembayaran.

4. Persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih di gudang atau masih belum laku terjual.

(12)

5. Persekot atau biaya dibayar dimuka adalah pengeluaran untuk memperoleh jasa atau prestasi dari pihak lain.

b. Aktiva Tidak Lancar

Adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (mempunyai unsur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan). Dan berikut ini terdapat lima unsur pokok dari aktiva tidak lancar yaitu :

1. Investasi Jangka panjang, bagi perusahaan yang cukup besar dalam arti mempunyai kekayaan atau modal yang cukup atau sering melebihi yang dibutuhkan maka perusahaan ini dapat menanamkan modalnya dalam investasi jangka panjang diluar usaha pokoknya, seperti : saham dari perusahaan lain atau obligasi.

2. Aktiva Tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang pisiknya nampak (konkrit), seperti : tanah, bangunan, mesin, inventaris, kendaraan dan kelengkapan lainnya.

3. Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Fixed Assets), adalah kekayaan perusahaan yang secara pisik tidak tampak, tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan, seperti : hak cipta, merk dagang, goodwill.

4. Beban Yang Ditangguhkan adalah menunjukkan adanya pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang (lebih dari satu tahun), atau suatu pengeluaran yang akan dibebankan juga pada periode-periode berikutnya, seperti : biaya pemasaran, biaya penelitian, biaya pembukaan perusahaan.

5. Aktiva Lain-Lain adalah aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat dimasukkan dalam klasifikasi-

(13)

klasifikasi sebelumnya. Seperti : gedung dalam proses, tanah dalam penyelesaian.

2. Hutang

Menurut Munawir (2007; 18), “Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor”. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

a. Hutang Lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, penghasilan yang diterima dimuka.

b. Hutang Jangka Panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannnya (jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca), yang meliputi : hutang obligasi, hutang hipotik, pinjaman jangka panjang yang lain.

3. Modal

Menurut Munawir (2007:19), “Modal adalah merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), laba ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya”.

b. Laporan Laba Rugi

Menurut Ainun Na’im (1988:60), “Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menyajikan informasi tentang tingkat keberhasilan operasi perusahaan dalam suatu periode tertentu”.

(14)

Menurut Munawir (2007:26), Laporan rugi laba mempunyai prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut :

1. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan barang dagang atau memberikan service) diikuti dengan harga pokok dari barang / service yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor.

2. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum / administrasi (operating expenses).

3. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar usaha pokok perusahaan (non operating / financial income and expenses).

4. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil (extraordinary gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.

Selain mempunyai prinsip-prinsip, Laporan Laba Rugi juga mempunyai 2 bentuk. Menurut Kasmir (2012:49), bentuk dari laporan rugi / laba yang bisa digunakan adalah sebagai berikut:

1. Bentuk Tunggal atau single step, yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan, baik pokok (operasional) maupun diluar pokok (non operasional) dijadikan satu, kemudian jumlah biaya pokok dan diluar pokok juga dijadikan satu. Dengan demikian, faktor pengurangnya adalah jumlah seluruh penghasilan dengan jumlah seluruh biaya.

Artinya dalam bentuk ini laporan laba rugi disusun tanpa membedakan pendapatan dan biaya usaha dan diluar usaha lain.

2. Bentuk Majemuk atau Multiple Step, merupakan pemisahan antara komponen usaha pokok (operasional) dengan diluar pokok (non operasional). Artinya terlebih dahulu dikurangi antara penghasilan pokok dengan biaya pokok, kemudian baru ditambah dengan hasil pengurangan penghasilan dan biaya diluar pokok.

(15)

c. Laporan Laba yang Ditahan

Menurut Ainun Na’im (1988:79), “Laporan Laba yang Ditahan merupakan bagian laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang jumlah laba yang belum dibagikan kepada pemegang saham sampai pada suatu saat tertentu”.

Menurut Munawir (2007:27), Dalam laporan laba yang ditahan hanya berisi tentang :

1. Net Income yang ditransfer dari laporan rugi laba.

2. Deklarasi (pembayaran) dividend.

3. Penyisihan dari laba (Appropriation of retained earning).

9. Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan

Dalam PSAK No.1 Revisi 1998, (2007:2-3), dijelaskan bahwa laporan keuangan yang baik adalah laporan yang disajikan secara lengkap.

Berdasarkan pengamatan dan uraian mengenai laporan keuangan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam penyusunan laporan keuangan yang lengkap dalam suatu perusahaan harus mencangkup uraian pencatatan, diantaranya meliputi :

a. Penerimaan kas dan piutang b. Pengeluaran KAS

c. Persediaan d. Aset tetap

e. Pengeluaran dan Penyusunan Laporan Keuangan.

Komponen-komponen pada laporan keuangan di bagian ini meliputi : 1. Neraca

2. Laporan Laba Rugi 3. Laporan Perubahan Modal 4. Laporan Arus Kas, dan

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

(16)

Berdasarkan uraian pengertian dari prosedur, laporan keuangan dan uraian pencatatan beserta komponen-komponen laporan keuangan diatas, maka dapat dijelaskan bahwa prosedur penyusunan laporan keuangan adalah suatu tahapan atau tata cara penyusunan laporan yang berisi tentang informasi keuangan perusahaan yang merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Yang mana laporan tersebut harus mampu memprediksi kemungkinan yang akan terjadi di masa mendatang, sehingga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi dengan melihat sampai seberapa jauh aktivitas rumah sakit dan bagaimana tingkat keberhasilan rumah sakit. laporan keuangan tersebut juga harus memenuhi tujuan kualitatif yang terdiri dari :

a. Relevan

Bahwa laporan keuangan tersebut harus memberikan informasi yang dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya oleh pemakai laporan keuangan tersebut.

b. Dapat Dimengerti

Bahwa informasi yang disajikan oleh laporan keuangan harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan istilah tertentu sesuai dengan batas pengertian para pemakainya dan lingkungan ekonomi perusahaan.

c. Daya Uji

Bahwa informasi yang telah disajikan oleh laporan keuangan harus dapat diuji kebenarannya oleh pihak yang independen dengan menggunakan ukuran yang lazim.

d. Netral

Bahwa informasi laporan keuangan harus diarahkan pada kebutuhan pemakainya, tidak boleh menguntungkan pihak tertentu ataupun merugikan pihak yang berkepentingan.

e. Tepat Waktu

Bahwa informasi laporan keuangan harus disampaikan secepat mungkin, agar dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi tepat pada waktunya.

(17)

f. Lengkap

Bahwa informasi yang disajikan oleh laporan keuangan harus memenuhi standar, sehingga tidak membingungkan pembacanya dan dalam penyusunan harus mengungkapkan semua fakta keuangan dalam perusahaan.

g. Dapat Diperbandingkan Dengan Tahun-Tahun Sebelumnya.

Bahwa informasi yang disajikan oleh laporan keuangan harus bisa dibandingkan antara laporan periode (saat tertentu) dengan laporan keuangan pada periode lain, tentang perusahaan yang sama serta perusahaan satu dengan lainnya.

(18)

B. METODE PENGAMATAN

Berbagai hal yang berkaitan dengan pengamatan yang digunakan dalam pengamatan ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Lokasi Pengamatan

Dalam pengamatan ini penulis melakukan pengamatan di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Lokasi pengamatan ini terletak Di Jalan A. Yani Pabelan Kartasura Sukoharjo. Alasan penulis melakukan pengamatan di lokasi ini karena Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta merupakan lokasi yang strategis dan mudah dijangkau. Karena lokasi ini berletak tepat dipinggir jalan raya yang dilewati langsung oleh jalur angkutan umum, selain itu lokasi ini juga dekat dengan Bandara Adi Soemarmo. Dalam metode ini, penulis melaksanakan pengamatan dengan alasan untuk mengetahui penunjang dan pendukung semua aktifitas penyusunan laporan keuangan yang dijalankan oleh Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Penyusunan laporan keuangan ini dilakukan guna untuk menyampaikan informasi keuangan yang dapat dipercaya kepada pihak yang berkepentingan dan juga untuk melihat sampai seberapa jauh aktivitas perusahaan dan bagaimana tingkat keberhasilan perusahaan selama satu tahun. Dengan adanya penyusunan laporan keuangan ini tentu perusahaan dapat memperkirakan dalam pengambilan keputusan perusahaan kedepannya.

2. Jenis Pengamatan

Jenis pengamatan yang digunakan oleh penulis dalam Tugas Akhir ini menggunakan pengamatan Deskriptif Kualitatif. Pengamatan ini dilakukan dengan mengungkap fakta, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya, Serta penulis menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi.

Biasanya kegiatan penelitian ini meliputi pengumpulan data, menganalisis

(19)

data, meginterprestasi data, dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang mengacu pada penganalisisan data tersebut. Jenis pengamatan ini mampu menangani berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi teliti dan penuh nuansa yang lebih berharga daripada sekedar pernyataan jumlah ataupun frekuensi dalam bentuk angka. (H. B Sutopo, 2002:183).

3. Sumber Data

Untuk mengetahui bagaimana prosedur penyusunan laporan keuangan di sub bagian akuntansi keuangan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R.

Soeharso Surakarta, maka sumber data yang digunakan dalam pengamatan ini berasal dari :

a. Nara Sumber

Pada sumber data ini penulis mengamati data dengan mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh secara langsung dari seorang informan.

Dan informan tersebut bisa dikatakan mewakili informasi, karena mereka memberikan keterangan-keterangan seputar pertanyaan yang diajukan berkenaan dengan pengamatan yang dilakukan oleh penulis secara jelas dan detail. Informan yang dimaksud adalah pihak-pihak yang berada di lingkungan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.

b. Dokumen

Jenis sumber data ini adalah jenis data yang merupakan sebuah tulisan yang memuat informasi, biasanya berupa surat berharga yang tertulis atau tercetak dan dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan. Dokumen dapat pula dikategorikan menurut bentuk fisiknya, misalnya arsip-arsip resmi atau buku-buku yang ada di Perpustakaan.

c. Tempat/Lokasi

Sumber data ini terdiri dari kegiatan-kegiatan penyusunan laporan keuangan di sub bagian akuntansi keuangan Rumah Sakit Ortopedi Prof.

Dr. R. Soeharso Surakarta. Penulis mengambil tempat/lokasi pengamatan ini karena kegiatan-kegiatan ini membahas banyak hal, mulai dari alur

(20)

atau tahapan-tahapan dalam proses penyusunan sampai proses penyesuaian Laporan Keuangan.

4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

Teknik pengumpulan data ini merupakan suatu bentuk komunikasi lisan, yang dilakukan menurut struktur pembicaraan tertentu oleh dua orang atau lebih (pewawancara dan informan), dengan kontak langsung atau jarak jauh, untuk membahas dan menggali informasi yang berkaitan dengan pengamatan guna mencapai tujuan dari pengamatan tersebut.

Selain itu juga ada suatu sanggahan jawaban responden apabila ada penjelasan yang kurang dimengerti dan juga apabila ada penjelasan yang menyimpang dari pertanyaan yang diajukan. Sumber data yang didapat dari hasil wawancara pribadi dengan kepala bagian akuntansi, staff karyawan di bagian akuntansi dan diklit.

b. Dokumen

Teknik ini merupakan suatu proses pengumpulan data dan informasi secara lengkap, yang mana diperoleh dari dokumen-dokumen serta arsip- arsip resmi yang berkaitan dengan pengamatan yang dilakukan di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Yaitu data yang berkaitan dengan prosedur penyusunan laporan keuangan di sub bagian akuntansi keuangan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.

c. Observasi

Teknik pengamatan ini ialah teknik dengan cara-cara dan metode dengan menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis dengan mengamati ataupun melihat langsung individu atau kelompok-kelompok yang berada di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, terutamanya di bagian akuntansi. Menurut H. B. Sutopo dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif (2002:64), bahwa teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda serta rekaman gambar. Perlunya

(21)

diadakan observasi ini karena observasi dirasakan lebih mudah dari pada cara pengumpulan data yang lain dan juga memungkinkan untuk mengukur banyak prilaku-prilaku yang tidak dapat diukur menggunakan alat ukur psikologis ataupun alat lainnya.

5. Teknik Analisis Data

Dalam teknik analisis data penulis akan melakukan analisis dengan menggunakan model analisis interaktif. Menurut H. B. Sutopo dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif (2002:91-96) Model analisis ini meliputi tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan / verifikasinya, seperti sebuah siklus. Untuk lebih jelasnya, proses analisis ini dapat digambarkan seperti skema berikut :

PENJELASAN : a. Reduksi data

Komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian. Bahkan prosesnya diawali sebelum pelaksanaan pengumpulan data. Jadi dapat disimpulkan bahwa reduksi data adalah bagian dari proses analisis

PENGUMPULAN DATA

REDUKSI DATA

SAJIAN DATA

PENARIKAN

KESIMPULAN/VERIFIKASI

(22)

yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal- hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan. Proses ini tidak bersifat aktivitas kuantitatif data seperti yang dilakukan didalam penelitian kuantitatif.

b. Sajian data

Sebagai komponen analisis kedua, Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian ini merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga bila dibaca, akan bisa mudah dipahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan peneliti untuk berbuat sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut. Jadi intinya sajian data ini merupakan komponen analisis kedua yang penting sehinggga kegiatan perencanaan kolom dalam bentuk matriks bagi data kualitatif dalam bentuknya yang khusus sudah membawa peneliti memasuki daerah analisis penelitian. Kedalaman dan kemantapan hasil analisis sangat ditentukan oleh kelengkapan sajian datanya.

c. Penarikan kesimpulan/verifikasi

Dari awal pengumpulan data, peneliti harus sudah memahami apa arti dari barbagai hal yang ia temui dengan melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola, pernyatan-pernyataan, konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat, dan berbagai proposisi. Peneliti kemudian menangkap berbagai hal tersebut secara kuat, namun tetap terbuka dan bersifat skeptis. Pada simpulan akhir tidak akan terjadi sampai pada waktu proses pengumpulan data berakhir. Sehingga perlu diverifikasi agar cukup matang dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan mengenai metode pengamatan yang dilakukan penulis. Pengamatan ini mengambil lokasi di RSO Prof. Dr. R.

(23)

Soeharso Surakarta. Jenis pengamatan yang digunkan penulis adalah diskriptif kualitatif. Sumber data dalam pengamatan ini adalah narasumber, dokumen dan tempat/lokasi. Teknik pengumpulan datanya yang digunakan penulis adalah analisis interaktif, analisis ini meliputi tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan.

Referensi

Dokumen terkait

Ketika Perang Aceh terjadi, maka sejak saat itu juga hubungan diplomasi Kesultanan Aceh dan Turki Utsmani yang pernah terjalin baik menjadi merenggang (2) penyebab

Tujuan dari penelitian ini membuat aplikasi untuk memudahkan kinerja administrasi dan pengelolaan data laporan masyarakat, agar petugas SPKT lebih efektif

Informasi tentang seks sebaiknya didapatkan langsung dari orang tua yang memiliki perhatian khusus terhadap anak-anak mereka.Peranan orang tua dalam

menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul PENEGAKAN HUKUM PRAKTIK USAHA CURANG DI TINJAU DARI UNDANG-UNDANG PIDANA KHUSUS EKONOMI, Merupakan salah satu syarat untuk

Aim: to elucidate the pattern of molecular response assessed by logarithmic reduction in BCR-ABL transcription levels based on Sokal prognostic score in chronic phase chronic

Untuk mengaktifkan Menu Design, coba anda klik tab Menu Design pada tab menu atau tekan Alt+J kemudian tekan T, perhatikan ribbon menu yang tampil.. Untuk

Partisipasi masyarakat dalam Pelaksanaan Program Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di Desa Swarga Bara Kabupaten Kutai Timur dalam perencanaan program masih terbatas

Persamaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama menggunakan rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio pasar dalam