• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "3. METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Paradigma Interpretif

Metode kualitatif cenderung dihubungkan dengan paradigma intepretif, metode ini memusatkan pada penyeledikan terhadap cara manusia memaknai kehidupan sosial mereka, dan bagaimana manusia mengekspresikan pemahaman mereka melalui bahasa, suara, perumpamaan, gaya pribadi, maupun ritual sosial Kasali (2008, p. 5).

Para peneliti yang menganut paradigma ini kurang tertarik untuk meneliti kekuatan eksternal yang mungkin menentukan perilaku masyarakat, seperti peraturan yang mengontrol standar periklanan. Mereka berpendapat bahwa orang- orang yang melakukan sesuatu berdasarkan makna atas hal tersebut yang lantas di hubungkan dengan tindakanya sendiri serta tindakan orang lain.

Peneliti interpretif meyakini teori konstruktivisme sosial (social constructivisme) yang mengemukakan gagasan bahwa ‘realitas’ yang kita tinggali ini terbentuk dari waktu melalui proses komunikasi, interaksi dengan orang-orang di sekitar dan sejarah bersama oleh karena itu merupakan hal-hal yang dimiliki bersama dan diterima sebagaimana cara dunia dipersepsi dan dipahami.

Paradigma interpretif, menantang gagasan bahwa realitas sosial sesuatu yang kita terima begitu saja, sesuatu dari luar sana yang membentuk tindakan masyarakat.

Para peneliti yang menggunakan paradigma interpretif menyadari bahwa dalam rangka memahami praktik hubungan masyarakat dan komunikasi, maka harus aktif terlibat di dalamnya sebelum menafsirkan atau menginterpretasikan praktik itu, keterlibatan di lapangan memungkinkan peneliti mengonsepkan kenyataan dari sudut pandang orang-orang yang terlibat di dalamnya. Dengan mengeksplorasi bukti sebelum melakukan penafsiran terhadap “realitas” para peneliti meyakini bahwa teori dan konsep muncul dari data yang dihubungkan secara langsung dengan situasi tertentu yang tengah berlangsung secara alami, dengan kata lain apa yang ditemukan di lapangan tidak ditemukan oleh teori atau model yang yang di tentukan pada literatur sebelum penelitian dimulai Kasali (2008, p. 5).

(2)

Pada penelitian ini peneliti masuk pada paradigma interpretif, karena peneliti ingin mengetahui, memahami realitas sosial yang terjadi pada klub MAR’S Yamaha Mio dari berbagai sudut pandang orang-orang atau anggota yang hidup di dalam kelompok komunitas klub MAR’S Yamaha Mio. Peneliti juga ingin mengetahui hubungan komunikasi yang terjalin antara anggota dan atasan klub MAR’S Yamaha Mio, dan untuk mengonsepkan kenyataan yang terjadi pada klub MAR’S Yamaha Mio untuk mengeksplorasi bukti sebelum melakukan penafsiran realitas tentang terjadinya groupthink yang terjadi pada klub MAR’S Yamaha Mio.

3.2. Definisi Konseptual

Dalam penelitian ini, peneliti ingin memaparkan fenomena komunikasi yang sedang terjadi dalam masyarakat yang tepat. Oleh karena itu peneliti mengambil sebuah konsep berpikir untuk menerangkan kejadian yang sedang terjadi. Menurut Singarimbun (2006, p.33), konsep yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak: kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Maka dari itu definisi konseptual yang digunakan oleh peneliti yaitu :

Komunikasi kelompok adalah suatu studi tentang segala sesuatu yang terjadi pada saat individu-individu berinteraksi dalam kelompok kecil dan bukan deskripsi mengenai bagaimana seharusnya komunikasi terjadi, serta bukan pula sejumlah nasehat tentang cara-cara bagaimana harus ditempuh. Sebab bagaimanapun juga, dari sudut pandang komunikasi kelompok sudah dapat dibayangkan bahwa dalam jangka panjang, pemusatan perhatian pada deskripsi dan analisa, mungkin akan berguna dalam meningkatkan proses diskusi kelompok daripada seperangkat aturan yang paling baik sekalipun.

“Groupthink is defined by Janis as mode of thingking that people engage in where the are deeply involve in a cohesive in-gorup when the members strivings for unanimity override their motivation to realistically appraise alternative courses of action” (Pemikiran Kelompok menurut Janis adalah sebuah model berpikir sekelompok orang yang sifatnya kohesif, ketika usaha-usaha keras yang dilakukan oleh anggota kelompok untuk mencapai kata mufakat.

Mengesampingkan motivasinya untuk menilai tindakan secara realistis.

(3)

3.3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata dan bukan angka-angka.

Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya (Moeloeng, 2005, p.11). Jenis penelitian ini bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Peneliti sudah mempunyai konsep dan kerangka konseptual. Riset ini untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variabel (Kriyantono, 2006, p. 69). Penelitian ini lebih dimaksudkan untuk mengemukakan gambaran dan atau pemahaman (understanding) mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala atau realitas komunikasi terjadi (Pawito, 2007, p. 35).

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, dimana peneliti menjelaskan fenomena melalui pengumpulan dan data analisis sedalam-dalamnya.

Jenis penelitian adalah deskriptif, yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematif, aktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu (Kriyantono, 2007, p. 58-69).

3.4. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus mengenai groupthink (pemikiran kelompok) yang dibangun berdasarkan interaksi-interaksi dalam kelompok. ”Case studies are in depth studies of particular people, organizations, events or even processes. They are provide a richly detailed and complete understanding of the case under study” (studi kasus adalah studi yang mendalam terhadap berbagai orang, organisasi, even ataupun proses even. Studi kasus tersebut memparkan data yang mendetail dan penjelasan yang lengkap terhadap suatu bidang yang ditelitinya) (Stacks, 2002, p. 71). Dari penjelasan tersebut, maka pemilihan studi kasus dalam penelitian ini adalah untuk menyelidiki fenomena komunikasi secara mendalam dalam konteks kehidupan nyata, dimana untuk melihat proses komunikasi kelompok yang berlangsung dengan pola interaksi di dalamnya dalam pengambilan keputusan kelompok.

(4)

Proses ini akan dilihat dengan menggunakan metode observasi partisipatif dan indepth interview bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan klub MAR’S motor Yamaha Mio Surabaya khususnya dalam kegiatan diskusi kelompok.

3.5. Sasaran Penelitian

Sasaran dalam penelitian ini adalah komunikasi kelompok pada klub MAR’S Motor Yamaha Mio Surabaya.

3.5.1. Objek Penelitian

Objek merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Objek itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya. Pada penelitian ini objek penelitian adalah groupthink dalam komunikasi Klub MAR’S Motor Yamaha Mio.

3.5.2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pengurus dari Klub Motor Yamaha Mio Surabaya (MAR’S).

3.6. Unit Analisis

Untuk pengambilan unit analisis yaitu Individu, maka peneliti menggunakan teknik purposive sampling. ”purposive sampling accurs when you have particular reason for only selecting certain participants or messages” (teknik purposive sampling digunakan ketika peneliti memiliki alasan khusus dalam menentukan responden ataupun pesan yang akan digunakan) (Stacks, 2002, p. 157). Menurut Sugiyono (2008, p. 52) pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut. Oleh karena itu penentuan sumber data dilakukan secara purposive yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.

Apabila dalam proses penelitian dirasa bahwa teknik purposive sampling belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka peneliti akan menggunakan teknik snowball sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data yang pada awalnya jumlah sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit ibu belum mampu

(5)

memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data (Sugiyono, 2008, p. 54)

Adapun sebagai sumber data atau informan maka dipilih dengan kriteria sebagai berikut (Sugiyono, 2008, p. 57) :

1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayati.

2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti.

3. Mereka yang mempunyai waktu memadai untuk dimintai informasi.

4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi ”kemasannya”

sendiri.

5. Mereka yang pada mulanya tergolong ”cukup asing” dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.

Berdasarkan kriteria di atas maka subyek penelitian ini adalah lima pengurus klub Yamaha Mio Surabaya yaitu AN (25 th) sebagai ketua komunitas klub MAR’S motor Yamaha Mio Surabaya, AN bergabung pada klub MAR’S pada tahun 2006, AN ikut bergabung dalam komunitas ini sebagai hobi karena ketertarikannya kepada sepeda motor Yamaha Mio. Informan kedua BM (32 th) sebagai wakil ketua komunitas klub MAR’S motor Yamaha Mio Surabaya, BM bergabung kedalam komunitas MAR’S pada tahun 2006, BM adalah mantan anggota dari komunitas Honda GL (merk nama sepeda motor). BM adalah seorang pegawai pada salah satu perusahaan swasta di Surabaya dan menjabat sebagai supervisor. BM adalah salah satu pembentuk komunitas MAR’S. Alasan bergabung dalam komunitas MAR’S karena tertarik dan penasaran dengan komunitas MAR’S, ingin mencari teman, mencari pengetahuan mengenai motor Mio. Informan ketiga AR (27 th) sebagai perlengkapan komunitas klub MAR’S motor Yamaha Mio Surabaya, bergabung dalam komunitas MAR’S pada bulan Oktober tahun 2008. AR adalah salah satu pegawai pada perusahaan penerbangan di Jawa Timur. Informan keempat DR (25 th) sebagai bendahara komunitas klub MAR’S motor Yamaha Mio Surabaya, bergabung dalam komunitas MAR’S pada tahun 2009. DR adalah pegawai negeri pada salah satu instansi pemerintahan di

(6)

Surabaya. Dan informan kelima EF (26 th) sebagai sekretaris komunitas klub MAR’S motor Yamaha Mio Surabaya. bergabung dalam komunitas MAR’S pada bulan Agustus tahun 2007. EF adalah pegawai sebuah bank di Surabaya. EF bergabung dalam komunitas MAR’S, karena saran temannya. Peneliti memilih ketua, wakil ketua, perlengkapan, bendahara dan sekretaris sebagai subyek penelitian dikarenakan lima pengurus dari MAR’S ini yang berperan aktif dalam jalannya rapat dan mengambil keputusan.

3.7. Jenis Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan (bergabung dalam komunitas MAR’S pada bulan Agustus tahun 2007. EF adalah pegawai sebuah bank di Surabaya. EF bergabung dalam komunitas MAR’S, karena saran temannya, p. 43). Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari data pengalaman individu yang diperoleh dari kegiatan wawancara mendalam. Metode wawancara ini memotret jelas seorang subjek penelitian dan gaya hidupnya dan menyingkapkan apa yang tidak dapat diperoleh penelitian kuantitatif (Kriyantono, 2005, p. 41). Data primer yang diperoleh oleh peneliti bersumber pada kegiatan observasi di lapangan dan wawancara dengan subjek penelitian yaitu anggota klub motor Yamaha Mio Surabaya.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder (Kriyantono, 2005, p. 44). Pada penelitian ini sumber data sekunder diperoleh dari data internet, dokumen internal klub motor Yamaha Mio Surabaya seperti company profile, struktur organisasi serta data jumlah anggota sampai tahun 2010.

(7)

3.8. Metode Pengumpulan Data

Pada metode pengumpulan data, peneliti mengambil data melalui observasi partisipatif dan in-depth interview (wawancara mendalam). Pengambilan data dilakukan sejak awal peneliti melakukan wawancara dengan anggota Klub MAR’S Motor Yamaha Mio Surabaya.

Dalam observasi non partisipatif, peneliti terlibat dalam kegiatan orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak (Sugiyono, 2008, p. 64)

Dalam observasi partisipatif, observasi ini dapat digolongkan menjadi empat yaitu (Sugiyono, 2008, p. 66):

1. Partisipasi pasif (passive participation): means the research is present ot the scene of action but does not interact or participate. Jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

2. Partisipasi moderat (moderate participation): means that the researcher maintains a balance between being insider and being outsider. Dalam observasi ini terdapat keseimbangan antara peneliti menjadi orang dalam dengan orang luar.

3. Partisipasi aktif (active participation): means that the researcher generally does what others in the setting do. Dalam observasi ini peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh narasumber tetapi tidak secara keseluruhan.

4. Partisipasi lengkap (complete participation) : means the researcher is as naturally participant. This is the highest level of involvement. Dalam pengumpulan data, peneliti sudah terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data. Jadi suasananya sudah natural, peneliti tidak terlihat melakukan penelitian. Hal ini merupakan keterlibatan peneliti yang tertinggi terhadap aktivitas kehidupan yang diteliti.

(8)

Dalam hal ini peneliti akan mencoba untuk mencoba untuk melakukan tahapan demi tahapan dalam observasi partisipatif sesuai dengan kebutuhan data.

Namun apabila memungkinkan peneliti akan mencoba untuk memasuki hingga tahapan partisipasi lengkap dalam kegiatan klub motor Yamaha Mio Surabaya.

Wawancara mendalam (in-depth interview) digunakan sebagai metode pengumpulan data untuk mengetahui berbagai hal dari seorang narasumber.

Menurut Kriyantono (2005, p.98) wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan narasumber agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara insentif. Pada wawancara mendalam ini, pewawancara relatif tidak mempunyai kontrol informan, artinya informan bebas memberikan jawaban. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi partisipasi pasif (passive participation) dimana peneliti datang ke setiap kegiatan yang diadakan oleh MAR’S, akan tetapi peneliti tidak ikut terlibat secara aktif dalam kegiatan tersebut, jadi peneliti hanya melakukan pengamatan mendalam dan wawancara saja tanpa harus ikut dan aktif dalam pelaksanaan kegiatan MAR’S, misal menjadi panitia acara ataupun mengikuti kegiatan touring ke luar kota.

3.9. Teknik Analisis Data

Mengingat penelitian ini mendeskripsikan mengenai implementasi komunikasi dalam kelompok, maka digunakan analisa data yang bersifat deskriptif kualitatif.

Dalam penelitian kualitatif, analisa data dilakukan sejak awal dan sepanjang proses penelitian berlangsung. Dalam penelitian ini digunakan data kualitatif setelah seluruh data diperoleh, maka peneliti akan menganalisis data tersebut. Selanjutnya peneliti akan mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode dan mengkategorikan data secara deskriptif untuk mengetahui bagaimanakah groupthink yang terjadi di komunitas klub motor Yamaha Mio Surabaya.

(9)

Dalam penelitian ini digunakan data kualitatif dengan prosedur sebagai berikut yang berpedoman dari buku Analisa Data Kualitatif karangan Miles dan Huberman terjemahan Tjejep R. Rohidi 1992 : (16-21) sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Diartikan sebagai proses pemilihan tema yang berkaitan langsung dengan fokus penelitian yang telah ditetapkan. Selanjutnya diadakan penyederhanaan atau penelitian yang berkaitan langsung dengan fokus penelitian secara sistematis.

Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisa. Pilihan-pilihan peneliti tentang bagian data mana yang dikode, mana yang dibuang, pola-pola mana yang meringkas sejumlah bagian yang tersebar, cerita-cerita apa yang sedang berkembang, Semuanya ini merupakan pilihan pilihan analisis.

Secara sederhana "reduksi data" tidak perlu diartikan sebagai kualifikasi.

Data kualitatif dapat disederhanakan dan ditranformasikan dalam aneka macam cara : melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkan dalam satu pola yang lebih luas.

Untuk bab ini peneliti menentukan tema yang akan diangkat untuk menyusun hasil data yang didapat tentang seputar MAR’S yang akan ditulis.

2. Penyajian Data

Alur penting yang kedua dari kegiatan analisis adalah penyajian data.

Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penyajian data dilakukan dengan cara mendeskripsikan data yang ada secara sederhana, rinci, utuh dan integrative yang digunakan sebagai pijakan untuk menentukan langkah berikutnya, apakah peneliti sudah dapat menarik kesimpulan dari data yang ada ataukah peneliti perlu melakukan penelusuran kembali sebelum penarikan kesimpulan dilakukan.

Adapun praktek yang dilakukan oleh peneliti adalah mengumpulkan data dan informasi mengenai klub MAR’S kemudian disusun dan diolah sesuai

(10)

dengan alur yang telah disesuaikan berdasarkan metode yang telah ditentukan kemudian langkah selanjutnya peneliti mengambil kesimpulan.

3. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi

Hal ini dilakukan secara terus menerus sepanjang proses penelitian, yakni sejak peneliti memasuki lokasi penelitian, yakni sejak peneliti dan proses pengumpulan data berlangsung. Peneliti berusaha untuk menganalisa dan mencari pola, tema, hubungan persamaan dan hal-hal yang sering timbul yang dituangkan dalam kesimpulan yang tentative. Namun dengan bertambahnya data melalui verifikasi terus menerus maka akan diperoleh kesimpulan yang bersifat grounded.

Pada bab ini setelah peneliti menyusun data yang diperoleh oleh peneliti mengenai klub MAR’S maka peneliti mengambil kesimpulan dari data yang telah disusun.

Analisa data model interaktif dapat dilihat pada gambar ini dalam gambar 3.1 di bawah ini :

Gambar 3.1

Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif

Berdasarkan hal tersebut diatas, jelas bahwa data yang diperoleh di lapangan tidak dibuktikan dengan angka-angka tetapi berisikan uraian uraian sehingga menggambarkan hasil yang sesuai dengan data yang telah dianalisa kemudian diinterprestasikan. Masalah yang dihadapi diuraikan dengan berpatokan pada teori-teori serta temuan yang diperoleh pada saat penelitian tersebut, kemudian dicarikan kesimpulan dan jalan pemecahannya.

Pengumpulan Data

Pengumpulan Data

Penyajian Data Reduksi Data

Sumber : (Miles dan Hubberman, 1992 : 20)

(11)

3.9. Uji Keabsahan Data 3.9.1. Triangulasi

Dari pengertian tentang analisis data, maka melihat bahwa teknik analisis data kualitatif yang tepat untuk melihat proses komunikasi kelompok klub Motor Yamaha Mio di Surabaya, dalam pengambilan keputusan kelompok, dengan berbagai cara dengan mengunakan analisis triangulasi. “Triangulation is qualitative cross-validation. It assesses the sufficiency the data according to convergence of multiple data source or multiple data collection procedures”

(William Wiersma, 1987) (Triangulasi dalam pengujian kreadibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik penyimpulan data, dan waktu) (Sugiyono, 2008, p. 125).

Dalam hal ini peneliti memanfaatkan analisis triangulasi teknik pengumpulan data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi atau kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar, karena sudut pandangnya berbeda- beda (Sugiyono, 2008, p.127). Adapun penggunaan teknik ini, dapat dicapai dengan jalan :

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan ataupun pemerintahan.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Moelong, 2005, p.330).

(12)

Penelitian ini hanya akan menempuh jalan satu, yaitu membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, dua, yaitu membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

dan lima yaitu, membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Hal ini dikarenakan pada poin ke tiga, peneliti tidak berada selama 24 jam bersama nara sumber yang bersangkutan, sehingga tidak dapat melihat apa yang dikatakan sepanjang waktu. Untuk poin ke empat, juga tidak digunakan, karena peneliti tidak menggali data berdasarkan pendapat orang lain diluar kelompok klub Motor Yamaha Mio di Surabaya.

Referensi

Dokumen terkait

Orang yang bekerja sebagai tukang ojek dan mempunya perilaku yang demikian dapat dikatakan telah menda- patkan kepuasan dalam hidupnya serta dapat menerima segala

Kharisma Cakranusa Rubber Industrty adalah sebuah perusahaan yang memproduksi karet compound untuk ban vulkanisir dengan sistem masak panas, perusahaan ini didirikan pada tahun

a) Data primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui observasi di lapangan, wawancara dan dokumentasi. Adapun data primer dalam penelitian ini

Perkerasan jalan adalah suatu bagian konstruksi jalan yang terletak diatas tanah dasar yang bertujuan untuk melewati lalulintas dengan aman dan nyaman

Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi Papaverin HCL yang terdapat pada sediaan tablet dan menghitung kadar Sirup Vitamin B1 (Curcuma Plus) secara

penelitian di Desa Sidomulyo memiliki pengaruh yang penting dalam menunjang permodalan petani kopi rakyat (2) Lembaga pembiayaan non formal yakni pelepas uang dan pedagang

energi nasional yang mengarah pada pemanfaatan energi baru seperti energi nuklir, sudah tentu juga mencakup usaha-usaha dalam peningkatan keselamatan reaktor dan optimalisasi

1) Kategori “A” : adalah terror bom yang menimbulkan bahaya langsung bagi keselamatan jiwa, sarana dan prasarana yang juga dapat menimbulkan dampak sangat berbahaya bagi