ABSJ'RAK
SETIAWAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Locus of control Terhadap Kemampuan Penalaran Matematika Siswa. Tesis. Medan: Program Paseasarjana UNIMED;2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah terdapat perbedaan kemampuan penalaran matematika siswa yang diberi pendekatan pembelajaran open ended dengan siswa yang diberikan pendekatan pembelajaran secara konvensional. (2) apakah kemampuan penalaran matematika siswa yang memiliki locus of control internal lebih baik dibandingk;m siswa yang memiliki locus of control eksternal pada pendekatan pembelajaran open-ended maupun pada pendekatan pembelajaran konvensional. (3) apakah terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan locus of control yang dimiliki siswa dalam mempengaruhi penalaran matematika siswa.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SMP Negeri Kota Lhokseumawe yang secara purposive sampling terpilih SMPN 11 dan SMPN 13 sebagai sampel dan kelas sebagai unit sampel yang pengambilaruiya dilakukan berdasarkan acak kelas dengan siswa sebanyak 135 orang. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain faktorial 2x2.
Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah tes kemampuan penalaran matematika berbentuk uraian berjumlah 6 butir soal dan angket locus of control berjumlah 12 butir pemyataan. Nilai reliabilitas masing-masing instrumen tersebut sebesar 0,923 dan 0,611. ·
Data dianalisis dengan menggunakan analisis varians (ANA VA), basil analisis menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan kemampuan penalaran pada pendekatan pembelajaran open ended dengan konvensional secara signifikan. (2) terdapat perbedaan kemampuan penalaran pada kedua jenis locus of control secara signifikan, kemampuan penalaran matematika siswa yang memiliki iocus of control intemallebih baik dari locus control ekstemal. (3) tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan locus of control yang dirniliki siswa.
Berdasarkan basil penelitian, peneliti menyarankan agar pendekatan pembelajaran open ended dapat dijadikan sebagai salah satu altematif pembelajaran yang mampu mengembangkan penalaran matematika siswa dan juga mampu mengubah secara perlahan locus of control ekstemal yang dimiliki siswa ke arah internal.
ABSTRACT
SETIAWAN. The Influence of Learning Approach and Locus of Control to ·The Student's Reasoning Ability in Mathematics. Thesis. Medan: Post
Graduate Program of UNIMED, 2011.
1bis study aims to detetmine: (1) whether there are differences in mathematical reasoning ability of stUdents who were given open..:.ended learning approach with students who are given conventional teaching approaches. (2) whether students' mathematical reasoning abilities that have an internal.locus of control is better than students who have external locus of control on the open-ended approach to learning and conventional learning approach; (3) whether there is an interaction between learning approach with the locus of control that students have in influencing students' mathematical reasoning.
· · The population in this study are all SMP Negeri Lhokseumawe are selected by purposive sampling SMP 11 and SMP 13 as the sample and the class as a unit-extracted samples based on a random class with the students as many as 135 people. 1bis research used quasi-experimental 2x2 factorial design. Research instrument in this research is shaped mathematical reasoning ability tests totaled six points about the description and locus of control questionnaire amounted to 12 grains statement. Reliability value of each instrument amounted to 0.923 and 0.611.
Data were analyzed using analysis of variance (ANOV A), the analysis showed that: (1) there are differences in reasoning ability on learning approach with conventional open-ended significantly. (2) there are differences in the ability of reasoning on both types of locus of control significantly. Mathematical reasoning abilities of students who have internal locus of control is better than an external locus control. (3) there is no interaction between learning approach with the locus of control 's students.
Based on the results of the study, researchers suggested that open-ended learning approach can be used as an alternative capable of learning to develop students' mathematical reasoning and is also able to gradually change an external locus of control students have an internal direction.
·j \
~
.
\
\
\
Diajukan Untuk Memenuhl
Penyantan
dabrm Memperoleh Gelar Mapter
P~11didikaa. .padsa
Program Studi Pendidikan Matemadka
SETIAWAN
NIM: 081188710009
.. a
PROGRAM PASCASARJANA '·
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ME DAN
2011
PENGARUHPENDEKATANPEMBELAJARANDAN
LOCUS OF CONTROL
TERHADAP KEMAMPUAN
PENALARAN MATEMATIKA SISWA SMP
Disusun dan diajukan oleb
SETIAWAN
NIM: 081188710009Telalt Dipertaltallkau di . . . . ham. Ujiau Tesis Pada Taaaall4 Februari 2011 dan Diuyatakaa Telab Memenubi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar MaPfer Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Pembimbing I,
~
ProJ.Dr. Sabat S,npjiL M.Pd NIP.1961020S 198803 1003
f Ketua Program Studi
flfiPeodidikaa Matematika
Pro£
Dr.&•'!
§aprih M.PdNIP.1961020S 1988031003
Menyetujui
Tim Pembimbing ·
Medan, 24 Februari 2011
Pembimbing II,
PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN
NO.
NAMA
1.
Prof. Dr. Sabat Saragih. M.Pd
NIP. 19610205 198803 1 003
Tanda Tangan
Prof. Dr. Pamaulan Siagian. M.PCJi(J---==---.:·
;.:·--:..:.·-·~:::..·_--_---·-NIP. 19541019 1980111 001
3.
Prof. Dian Arman to. M.Pd. M.A. M.Sc. Ph.D
NIP. 19631011198803 1 001
4.
Prof. Dr. Asmin. M.Pd
NIP. 19570804 198503 1 002
S.
Dr. Sumarno. M.Pd
.. .
_ __ , _\.,. .... -.Lembar Peagesahan Tesis
PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN
LOCUS OF CONTROL
TERHADAP KEMAMPUAN
PENALARAN MATEMATIKA SISWA SMP
Prof.Dr. Sal!at S.nrih. M.Pd
NIP.196102051988031003
TESIS
Oleh:
SETIAWAN
~:081188710009
Medan, 24 Februari 2011
Menyetujui
Tim Pembimbillg
-Pembimbing D,
Prof.Dr.Parpulaa Si!Wa.M.Pd
NIP. 19541019 198011 1 001
Mengetahui:
Ketua Prognm Stu(li
0'l
"1Pendidikan MatematikaPernyataan Tidak Melakukan Plagiat dan Mema!sukan Data
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama SETIAWAN
NIM 081188710009
Angkatan XIV
Prodi . . Pendidikan Matematika
Jndul Tesis . Pengaruh pendekatan pembelajaran dan kontrol lokus terh11dap
kemampuan penalaran :r1atematika si.>wa SMP.
. . dengan ini menyataka.'1 bahwa:
1. benar tesis Sl=lya adalah karya saya seHdiri, bukan dikerjakan orang lain; 2. saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan tt:sis saya;
3. saya tidak ada merobah atau memalsukan data penelitian saya.
Jika temyata di kemudian hari diketahui saya telah melakukan sa!Rli satu hi!! ui atas, maka s:1ya bersedia dikenai sanksiyang beriaku berupa ~copota11 geiar s_gva.
Demiki::m pcrnyat::um h1i $ayabur.t dengan sebenarnya.
Diketahui oleh
Syarifuddin, M.Sc, Ph.D NIP.l95911221986011 001
Medan, 14 Februari 2011
Saya yang membuat pernyataan,
METERAI &.i.A
TEJVtFEL ~- .
~~1i·~
KATAPENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahirabbil'alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat
-dafl
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul " Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Kontrol Lokus Terhadap Kemampuan · Penalaran Matematika Siswa SMP". Salawat dan salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah ummat.Penelitiaan ini merupakan studi eksperimen yang melibatkan pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended dan kontrol lqkus yang dimiliki oleh siswa. Dalam proses pembelajarannya pendekatan ini menggunakan soal-soal open-ended secara diskusi kelompok. Pembelajaran dengan pendekatan open-ended dan kontrol lokus ini akan ditelaah pengaruhnya terhadap kemampi.lan penalaran matematika siswa . .
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dengan keikhlasan dan ketulusan baik langsung maupun tidak langsung sampai terselesainya tesis ini. Semoga Allah Swt memberikan balasan yang setimpal afa:s.kebaikan tersebut. Terima kasih dan penghargaan khU:Susnya peneliti · sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Pergaulan Siagian, M.Hum, selaku l)osen Pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu & _
. I .
2. Bapak Prof. Dian Artnanto, M.Pd., M.A., M.Sc., -Ph.D, Bapak Prof. Dr Asmin M.Pd., ~an Bapak Dr. Sumarno M.Pd., _selaku Narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan-masukan dalam penyempurilaan tesis ini. 3. Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd dan Bapak Dr. Hasratuddin, M.Pd,
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pen<l.idikan Matematika yang setiap saat memberikan kemudahan, araban dan nasihat yang sangat berharga bagi penulis.
4. Direktur, Asisten Direktur I dan II beserta Staf Program Pascasarjana UNIMED yang telah memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis menyelesaikan tesis ini.
5. Kepala Sekolah SMP Negeri 11 dan Kepala Sekolah SMP Negeri 13 Lhokseumawe yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian lapangan, semua pihak serta rekan-rekan satu angkatan
dari Program Studi Pendidikan Matematika yang telah banyak memberikan
bantuan dan dorongan dalarn penyelesaian tesis ini.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan, penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan sumbangan dan manfaat bagi para pembaca, sehingga dapat memperkaya khasanan penelitian-penelitian sebelumnya, dan dapat memberi inspirasi untuk penelitian lebih lanjut.
Medan, Februari 2011 Penulis
BABI
PENDAHULUAN .
A. Latar Belakang Mualah
Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Karena pada proses belajar matematika terjadi proses berpikir, dalam berpikir orang menyusun hubungan-hubungan antara bagian-bagian informasi yang telah direkam dalam pikirannya sebagai pengertian-pengertian. Dari pengertian itu terbentuklah pendapat yang pada akhimya dapat ditarik suatu kesimpulan. Oleh sebab itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematik_a perlu diajarkan kepada setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK.
Jika dipandang dari kejelasan unsur-unsur yang membentuknya, matematika sekolah umumnya dianggap sebagai suatu subjek yang bersifat abstrak. Namun, sebelum siswa sampai . kepada tingkat abstrak, matematika memang harus dipelajari melalui tingkatan konkret, khususnya bagi siswa yang masib memiliki tingkat perkembangan berpikir tahap konkret dan semi-konkret.
3
Tujuan _ umum pertama, pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah memberikan penekanan pada penataan penalaran dan pembentukan sikap siswa. Sedangkan pada tujuan yang kedua memberikim penekanan pada keterampilan dalam penerapan matematika, baik dalam -kehidupan sehari-hari maupim dalam membantu mempelajari ilmu pengetahuan
lainnya.
Kemampuan untuk · menghadapi permasalahan-permasalahan baik dalam permasalahan matematika maupun permasalahan dalam kehidupan nyata merupakan daya matematis (mathematical power). Untuk dapat menumbuh kembangkan daya matematis siswa dalam pelaksanaan pembelajaran, maka kegiatan pembelajaran harus membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan banyak cara dan mungkin juga ·banyak jawaban (yang benar) dengan demikian akan menggugah kemampuan penalaran siswa dan mampu meningkatkan potensi intelektual serta pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru.
Sejalan dengan itu, istilah penalaran (reasoning) dijelaskan Keraf (1982:5) sebagai: "Proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta atau kejadian-kejadian yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan". Pada intinya, penalaran merupakan suatu proses atau suatu aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan atau 111embuat suatu pemyataan baru yang benar berdasar pada beberapa pernyataan · kebenarannya telah dibuktikan atau diasuinsikan -sebelumnya.
4
Pengembangan penal~an berarti juga pengembangan berpikir dasar, berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Karena itu, salah satu tujuan pembelajaran di sekolah . menengah pertama berdasarkan peraturan pemerintah no. 22 tahun 2006 dalam KTSP adalah siswa mampu menggunakan penalaran pada pola dan sifat, ·melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. Kemampuan penalaran siswa merupakan aspek penting, karena dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah lain, baik masalah matematika maupun masalah kehidupan sehari-hari. Bahkan menurut Krulik dan Rudnick (1999) kemampuan penalaran merupakan aspek kunci dalam mengembang-kan kemampuan berpikir kritis dan kreatif dari siswa.
Depdiknas (2002:6) menyatakan bahwa "Materi maternatika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi matematika dipaharni melalui penalaran dan penalaran dipaharni dan dilatihkan melalui belajar materi matematika." Pola berpikir yang dikembangkan matematika memang membutuhkan dan melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis dan kreatif'. Betapa pentingnya aspek penalaran ini, maka perlu adanya pengembangan kemarnpuan penalaran siswa dalarn pembelajaran matematika.
Namun berdasarkan. kenyataan, di dalam proses pembelajaran guru umumnya melakukan penilaian masalah hanya -pada hasil akhirnya saja, yang merupakan tujuan utama dalam pembelajarah -dan jarang memperbatikan proses penyelesaian masalah menuju ke basil akhir. Padahal proses penyelesaian suatu masalah menuju ke basil akhir merupakan salah satu_ daya pikir (p_enalaran) y~g
-
5
siswa dalam menyelesaikan suatu masalah baik itu matematika maupun masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai macam strategi penyele.saian. Guru masih beranggapan bahwa dengan memberikan tugas yang banyak akan membuat siswa lebih terlatih dan meningkatkan basil belajamya Padahal pemberian tugas kepada siswa yang· ctikup banyak tanpa memperdulikan kualitas dan bentuk tugas akan niembuat siswa semakin menjauhi dan membenci pelajaran matematika. Kurang terbukanya siswa dalam komunikasi dengan guru untuk membicarakan materi matematika di kelas, hal ini disebabkan siswa masih merasa takut dan belum terbiasa dengan suasana pembelajaran matematika yang memberikan keleluasaan siswa dalam memberikan ide atau gagasan.
Proses pembelajaran matematika saat sekarang ini masih didominasi oleh guru yang mengajar secara ceramah dengan menjelaskan apa-apa yang telah dipersiapkannya dan . siswa sendiri menjadi penerima informasi yang baik. Akibatnya siswa hanya mencontoh apa yang dikeijakan guru, sehingga dalam menyelesaikan masalah siswa beranggapan cukup dikerjakan seperti apa yang dicontohkan. Hal ini menyebabkan siswa kurang -memiliki kemampuan menyelesaikan masalah dengan altematif lain. Padahal proses berpikir untuk men®patkan penyelesaian masalah lebih dari satu altematif merupakan salah satu kemampuan penalaran yang-harus dikembangkan pada siswa.
6
2 + 2 + 2 + 2 +2 + 2 + 2 + 2, 4 + 4 + 4 +
4,
8 + 8, 8 x 2 atau (2+2) x (2+2) dan lain sebagainya. Kesemuanya itu adalah benar pada alasan masing-masing siswa~Hal seperti inilah yang dapat menggugah siswa untuk bemalar pada suatu masalah dan siswa akan berani mengemukakan ide-idenya karena pertanyaan tersebut adalah terbuka, selain itu dengan sendirinya siswa akan saling menghargai keragaman ide-ide yang muncul dalam menjawab pertanyaan. Jadi proses pembelajaran seperti ini merupakan basil dari refleksi pembelajaran yang mengedepankan masalah terbuka.
Pembelajaran yang mengedepankan masalah terbuka dengan · ban yak alternatif jawaban atau banyak altematif untuk mendapatkan jawaban sering disebut dengan pendekatan pembelajaran open-ended, yaitu pembelajaran matematika yang dapat memberikan keleluasaan siswa untuk berpikir secara aktif dan kreatif dalam rangka meningkatkan daya nalar siswa serta mengeksplor secara terbuka hasil pemikiran/penalarannya dalam memecahkan masalah tertentu dan mengkomunikasikan basil pemikiran tersebut dalam bentuk lisan maupun tulisan. Pemyataan ini didasari oleh pendapat Heddens dan Speer (1995:30) yang menyatakan bahwa pendekatan open-ended bermanfaat untuk meningkatkan cara · berpikir siswa._Pendekatan open-ended merupakan salah satu pendekatan yang membantu siswa melakukan pemecahan masalah secara berpikir ata1,1 men8lar . suatu masalah dan menghargai keragaman berpikir yang mungkin timbul selama
proses pemecahan masalah.
7
Keberuiran ilmu tidak terbatas pada apa yang disam~n oleh guru. Guru harus mengubah perannya, tidak lagi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan indoktriner, tetapi menjadi . fasilitator yang membimbing siswa ke arah
pembentukan pengetahuan oleh diri mereka sendiri. Melalui paradigma baru tersebut diharapkan di kelas -siswa aktif dalam belajar, aktif berdiskusi, berani menyampaikan gagasan dan menerima gagasan dari siswa lain, dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi (Zamroni, 2000). Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) pendekatan open-ended sangat sesuai dengan paradigma baru pendidikan,
. •
dimana dalam pembelajaran dengan pendekatan open-ended dimulai dengan memberikan problem terbuka kepada siswa. Mereka diminta untuk mengembangkan metode, cara yang berbeda-beda dalam upaya memperolah jawaban yang benar, dimana guru tetap menjadi fasilitator dan membimbing siswa; Dari basil jawaban siswa tersebut didiskusikan adanya berbagai kemungkinan cara menjawab dan berbagai basil akhir ·yang mungkin berbeda. Penyampaian jawaban siswa . ini penting guna memberikan kepercayaan kepada siswa bahwa cara mengeJjakan suatu masalah maupun jawaban akhir yang benar tidak selalu sama.
Kegiatan ini dihar~pkan pula dapat membawa siswa untuk menjawab permasalahan dengan banyak cara, sehingga mengundang potensi intelektual dan _
pengal~an siswa -dalam proses menemukan sesuatu yang l;>aru. Dengan demikian
maka proses pembelajaran akan mengembangkan penalaran siswa dalam memecahkan masalah.
8
9
Salah satu karakteristik siswa yang berpengaruh dalam proses pem~lajaraan
diantaranya adal~ variabel kepribadian yaitu locus of control.
Locus of control adalah salah satu aspek kepribadian yang dimiliki oleh setiap individu, yang pada dasarnya menunjukkan pada keyakinan individu mengenai sumber penyebab dari peristiwa-peristiwa yang- tetjadi pada dirinya. Menurut Rotter (1966) locus of control adala:h merupakan derajat keyakinan individu bahwa mereka mampu mengontrol event-event dalam kehidupannya (locus of control internal) atau keyakinan individu bahwa lingkunganlah yang mampu mengontrol event-event dalam kehidupannya (locus of control eksternal).
Keberhasilan siswa dalam belajar matematika tidak terlepas dari pengaruh locus of control. Siswa yang mempunyai locus of control internal mempunyai kecenderungan sifat lebih aktif · daiam mencari, mengolah dan memanfaatkan berbagai informasi, serta memiliki motivasi intristik untuk . berprestasi tinggi, memiliki rasa percaya diri lebih tinggi, sehingga akan memiliki peluang yang lebih besar untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Sedangkan locus of control eksternal merupakan keyakinan individu bahwa keberhasilan atau kegagalan ditentukan oleh kekuatan yang berada di luar dirinya yaitu nasib, keberuntungan atau kekuatan lain, artinya sis"Yfl yang mempunyai locus of control eksternal lebih pasif, disebabkan sikap seperti ini dilandasi oleh kerangka berpikir bahwa kejadian-kejadian ~am hidupnya ditentukan oleh situasi atau orang y8Jlg berkuasa dan adanya inasalah peluang keberuntungan atau nasib. Sehingga ini akan mempengaruhi sikap belajar siswa ke arab yang negatif.
10
penalaran yang lebib baik. Karena-locus of control internal akan membawa kepada kesadaran pribadi ~an suatu keberhasilan atau kegagalan akan dianggap sebagai keberhasilan yang tertunda sehingga akan menimbulkan kerja keras untuk mencapai keberhasilan. Kerja keras inilah akan menciptakan sifat lebib aktif ·· dalam mencari solusi-solusi dari pennasalahan-permasalahan d~m - mampu
memanfaatkan sumber-sumber belajar yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi. Sebingga akan timbul keberanian mengeluarkan ide baik forum diskusi sesama ternan atau lebib besar dari itu yang disebabkan siswa mampu
.·
memanfaatkan informasi-informasi yang merupakan dasar dari ide siswa tersebut. Dengan kecenderungan seperti ini kemampuan penalaran dan pemecahan masalah matematika siswa akan lebih baik.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian untuk melibat kontribusi penerapan pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika terbadap kemampuan penalaran siswa dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari perspektif locus of control yang dimiliki oleb siswa.
B. Identifakasi Masalah
11
matematika siswa Guru masih beranggapan bahwa dengan memberikan tugas yang banyak akan membuat siswa lebih terlatih dan meningkatkan basil belajarnya. Padahal pemberian tuga5 kepada siswa yang cukup banyak tanpa memperdulikan kualitas dan bentuk tugas akan membuat siswa semakin menjauhi dan membenci pelajaran matematika. Siswa masih belum terbiasa atau masih merasa takut untuk berkomunikasi dengan guru untuk membicarakan materi matematika di kelas. Masih ada guru yang dalam kegiatan pembelajaran jarang melibatkan siswa, guru masih mendominasi seluruh kegiatan pembelajaran, sehingga dalam menyelesaikan masalah siswa menjadi kaku. Artinya penyelesaian masalah itu akan benar jika masalah diselesaikan seperti yang dicontohkan oleh guru. Pembelajaran seperti ini membuat guru kurang memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh siswa sesuai dengan karakteristik siswa. Salah satu karakteristik siswa yang berpengaruh dalam proses pembelajaraan diantaranya adalah variabel kepribadian yaitu locus of control.
C. Pembatasan Masalah
Adapun masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada masalah sehubungan dengan kemampuan penalaran matematika siswa SMP dan faktor yang mempengaruhinya, faktor tersebut adalah pendekatan pembelajaran dan locus of control yang dimiliki oleh siswa Dal~ hal ini pe~dekatan · pembelajaran yang digunakan nantinya adalah pendekatan pembelajaran open-ended dan pendekatan pembelajaran konvensional. Kemampuan penalaran matematika dibatasi pada materi pokok bahasan balok dan kubus pada siswa SMP kelas VIII.
12
D. · Perumusan Masalah
Berdasarkan · latar belakang masalah, maka masalah penelitian yang akan diselidiki dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan penalaran matematika siswa yang diberi pendekatan pembelajaran open ended dengan siswa yang diberikaii pendekatan pembelajaran secara konvensional?
Apakah kemampuan penalaran matematika siswa yang memiliki locus of control internal lebih baik daripada siswa yang memiliki locus of control ekstemal pada pendekatan pembelajaran open-ended maupun pada pendekatan pembelajaran konvensional?
3. Apakah terdapat pengaruh intemksi antara pendekatan pembelajaran dan locus of control terhadap penalaran matematika siswa?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang keefektifan pembelajaran matematika dengan suatu pendekatan pembelajaran open-ended. Secara khusils tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan penaJ~an
matematika siswa yang diberi pendekatan pembelajaran open ended dengan siswa yang diberikan pendekatan . pembelajaran secara konvensional.
13
locus of control ekstemal pada pendekatan pembelajarari open-ended
maupun pada pendekatan pembelajaran konvensional.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh inteiaksi antara pendekatan pembelajaran dan locus of control terhadap penalaranmatematika siswa.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi dan sekaligus manfaat sebagai berikut:
a. Bagi guru, diharapkan pendekatan pembelajaran open-ended sebagai altematif pada materi yang mempunyai banyak teknik penyelesaian suatu masalah yang menghasilkan basil akhir yang sama atau ban yak jawaban dari suatu masalah.
BABV
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan basil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu dapat diambil beberapa simpulan yang -berkaitan dengan faktor pembelajaran, faktor locus of control terhadan kemampuan penalaran matematika siswa. Adapun simpulan-simpulan terse but sebagai berikut:
1. Kemampuan penalaran matematika siswa yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran open-ended lebih baik dibandingkan siswa yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran secara konvensional
2. Secara umum kemampuan penalaran matematika siswa yang memiliki locus of control internal lebih baik · dari siswa yang memiliki locus of control eksternal.
3. Tidak terdapat interaksi antara pendekaan pembelajaran dengan locus of control terhadap kemampuan penalaran matematika. Siswa yang memiliki locus of control internal mempunyai kemampuan penalaran yang lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki locus of control eksternal baik pada pendekatan pembelajaran open-ended maupun pada pendekatan pembelajaran secara konvensional.
B. lmplikasi
Penemuan dalam penelitian menunjukkan kemampuan penalaran matematika siswa yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran open-ended lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajarkan melalui pendekatan pembelajaran secara konvensional. Hal ini berimplikasi pada pemilihan
124
pendekatan pembelajaran oleh guni matematika. Guru matematika di- sekolah menengah pertama h~ mempunyai cukup pengetahuan teoretis maupun keterampilan dalam meinilih pendekatan · pembelajaran yang mampu mengubah siswa lebih aktif, mengkontruksi pengetahuan sendiri, memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih leluasa menjawab permasalahan d_engan caranya sendiri, mempunyai pengalaman secara matematis dan mampu melatih komunikasi matematika. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat mengubah siswa ke arab yang lebih positif tersebut a~ah pendekatan pembelajaran open-ended. Perubahan itu sendiri akan mampu melatih kemampuan penalaran matematika siswa sejak dini.
Implikasi lainnya yang perlu mendapat perhatian guru adalah dengan pendekatan pembelajaran open-ended akan membuat siswa lebih kritis, berani mengeluarkan ide dan menghargai pendapat orang lain. Diskusi kelompok yang merupakan bagian dari proses pembelajaran open-ended akan membuat siswa dapat berkomunikasi matematika secara lisan pada mengawali penyelesaian masalah dan tulisan disaat mereka · menemukan kesepahaman. Selain dari itu dengan diskusi kelompok siswa akan saling berkompetisi untuk memberikan yang terbaik bagi kelompoknya, sehingga suasana kelas akoo terlihat lebih dinamis dan
siswa merasa senang dal~ belaj~.
125
mampu memberikan motivasi kepada siswa untuk mengubah siswa
yang·tadinya-memiliki locus of control ekster!l31 menjadi individual yang memiliki locus of control internal, dan yang tadinya siswa memiliki locus of control internal akan mempunyai kematangan pada iocus of control internal. Sehingga siswa akan lebih mempunyai rasa tanggung jawab dalam keberhasilim atau kegagalan _ dalam
belajar. Jika siswa sudah mempunyai rasa tanggung jawab, niaka siswa akan
berusaha keras untuk dapat mencapai suatu keberhasilan. Dampak dari sini akan
aktif, mempunyai inisiatif atau ide-ide dalam. menyelesaikan suatu permasalahan
dengan cara apapun.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka ada beberapa saran berikut yang menjadi perhatian dari semua pihakyang berkepentingan:
1. Pendekatan pembelajaran open-ended sangat potensial untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika, terutama pada saat pengenalan konsep dasar
suatu materi.
Pendekaan pembelajaran open-ended akan sangat baik diterapkan dalam rangka memenuhi tujuan mata pelajaran matematika pada---satuan pendidikan
dasar dan menengah (dikdasmen).
3. Untuk meningkatkan kompetensi -guru 1entang berbagai macam pendekatan
pembelajaran -agar pembelajaran dapat memenuhi tujuan mata pelajaran
matematika, maka guru harus sangat peka dengan perkembangan dunia
pendidikan matematika dan aktif di dalam keikutsertaan d<tlam Musyawarah
126
4.
Diharapkan kepada guru untuk dapat memperhatikan karakteristik siswaterutama locus of control yang dimiliki siswa. Setidaknya dengan perhatian ini, guru akan mencari cara untuk memotivasi siswa untuk dapat mengubah locus of control yang negatif yang dimiliki siswa.