• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi penyajian laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi penyajian laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EVALUASI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PUSKESMAS

MAGELANG SELATAN

Maharani Pratiwi

NIM: 122114060

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2017

Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui apakah penyajian laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan yang beralamat di Jl. Beringin III No.2, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang, Jawa Tengah, Indonesia telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010. Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara, dokumentasi dan observasi. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif eksploratif. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data yang dibutuhkan, lalu membandingkan laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan dengan laporan keuangan yang sesuai dengan penyajian laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Puskesmas Magelang Selatan sudah menerapkan sebagian Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010. Dapat dilihat dari dua puluh tiga paragraf yang diperbandingkan, terdapat 13 paragraf yang sudah sesuai antara laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan dan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010.

(2)

ABSTRACT

AN EVALUATION OF GOVERNMENT’S FINANCIAL STATEMENT AT

THE SOUTH MAGELANG HEALTH CENTER

Maharani Pratiwi

NIM: 122114060

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2017

The purpose of this research is to assess whether presentation of financial report of South Magelang Health Center located on Beringin Street III no.2, in South Magelang, Magelang City, Central Java, Indonesia has accordedwith the government accounting standards inGovernment’s Regulation No.71 year 2010.

The kind of the research conducted is case study. Data was collected by interviewing, documentation and observation.Analysis technique used was descriptive. The steps usedwere to collect data needed, then compare financial report of South Magelang Health Center with the standards of financial report based on Government’s Regulation No.71 year 2010.

The result showed that the South Magelang Health Center have applied some of the items at the accounting standards in Government’s Regulation No.71 in year 2010. From twenty three paragraphs, there are 13 paragraphs followed, implying the reports has been in line with Government’s Regulation No.71 year 2010.

(3)

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

Oleh:

MAHARANI PRATIWI

122114060

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

Oleh:

MAHARANI PRATIWI

122114060

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

Walau hidup terasa penuh cobaan dan sangat berat untuk dijalani, percayalah kuasa Tuhan tidak akan datang terlambat..

Walau terkadang rasa lelah menyergap tanpa memberi celah untuk semangat, tuntaskan apa yang sudah dan akan kamu mulai.

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

● Ibu dan Ayah

Theodora Widhyani & Budi Santoso

● Kakak-kakak

(8)
(9)
(10)

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan atas dukungan dan doa dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat dirampungkan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya haturkan keberhasilan saya kepada:

1. Tuhan YME, karena atas izin dan karunia-Nya maka skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga pada Tuhan yang mengabulkan segala doa.

2. Rektor Universitas Sanata Dharma, Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., yang telah memberikan kesempatan belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis. 3. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan penulis untuk menimba ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

4. Drs. Yohanes Pembaptis Supardiyono, Ak., M.Si., selaku Kaprodi Akuntansi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri di Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma kepada penulis.

5. Antonius Diksa Kuntara S.E., M.F.A. selaku pembimbing yeng telah membantu serta membimbing penulis menyelesaikan skripsi.

6. Ibu dan Bapak Dosen penguji dan pengajar, yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik. Serta para Staf Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang mendukung dalam pembuatan skripsi.

(11)

tiada kata seindah lantunan doa dan tiada doa yang paling khusyuk selain doa yang terucap dari orang tua.

9. Kakak-kakak, Almh. Anastasia Yunita Dwi Hapsari, S.Pd. M.Hum dan Yohanes Raditya Wicaksana yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, hiburan dan doanya dalam penyusunan skripsi sehingga saya mendapatkan keberhasilan ini.

10. Sahabat, Veronica Anggri Puspita dan Bernarda Marcela, yang selalu memberikan kobaran semangat dan membantu saya dalam berbagai hal serta terimakasih atas canda, tawa, tangis, dan perjuangan yang telah kita lewati selama ini.

11. Teman-teman Akuntansi 2012, (khususnya Siska, Ira, Yemima, Ena, Mayang, Dhion, Sari, Putri, Yoshua, Ridha) terimakasih atas kebersamaan kita selama menempuh pendidikan di Sanata Dharma, semoga kita sukses selalu.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 20 Januari 2017

(12)

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR... vii

HALAMAN DAFTAR ISI... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL... xi

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN... xii

ABSTRAK... xiii

ABSTRACT... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Batasan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 6

F. Sistematika Penulisan... 7

BAB II LANDASAN TEORI... 9

A. Laporan Keuangan... 9

(13)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 36

A. Jenis Penelitian... 36

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 36

C. Subjek dan Objek Penelitian... 37

D. Data yang Dibutuhkan... 37

E. Teknik Pengumpulan Data... 38

F. Teknik Analisis Data... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM... 43

A. Sejarah dan Perkembangan... 43

B. Tugas Pokok dan Fungsi... 44

C. Struktur Organisasi... 46

D. Kondisi Geografis dan Batas Wilayah... 47

E. Visi dan Misi... 47

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 49

A. Sajian Data... 49

B. Analisis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010... 55

C. Pembahasan... 63

BAB VI PENUTUP... 72

A. Kesimpulan... 72

B. Saran... 73

C. Keterbatasan Penelitian... 74

DAFTAR PUSTAKA... 75

(14)

Tabel II.1 Format Laporan Realisasi Anggaran Menurut StandarAkuntansi

Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010... 19 Tabel II.2 Format Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih Menurut

StandarAkuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010... 22 Tabel II.3 Format Neraca Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan

PP No.71 Tahun 2010... 27 Tabel II.5 Format Laporan Arus Kas Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan

PP No.71 Tahun 2010... 30 Tabel II.6 Format Laporan Perubahan Ekuitas Menurut Standar Akuntansi

Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010... 33 Tabel III.1 Contoh Tabel Evaluasi Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan

menurut Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010... .. 39 Tabel V.1 Format Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah

Puskesmas Magelang Selatan tahun 2015... 50 Tabel V.2 Format Laporan Operasional Keuangan Puskesmas Magelang

Selatan tahun 2015... 50 Tabel V.3 Format neraca Puskesmas Magelang Selatan tahun 2015...52 Tabel V.4 Evaluasi Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan menurut

(15)
(16)

EVALUASI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PUSKESMAS

MAGELANG SELATAN

Maharani Pratiwi

NIM: 122114060

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2017

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penyajian laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan yang beralamat di Jl. Beringin III No.2, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang, Jawa Tengah, Indonesia telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010. Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara, dokumentasi dan observasi. Data yang diambil adalah sejarah dan perkembangan instansi, tujuan instansi, struktur organisasi instansi, kondisi geografis dan batas wilayah, visi dan misi instansi, serta laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan.

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif eksploratif. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data yang dibutuhkan, lalu membandingkan laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan dengan laporan keuangan yang sesuai dengan penyajian laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Puskesmas Magelang Selatan sudah menerapkan sebagian Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010. Dapat dilihat dari dua puluh tiga paragraf yang diperbandingkan, terdapat 13 paragraf yang sudah sesuai antara laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan dan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010. Hal tersebut dikarenakan Puskesmas Magelang Selatan beracuan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 61 Tahun 2007.

(17)

AN EVALUATION OF GOVERNMENT’S FINANCIAL STATEMENT AT THE

SOUTH MAGELANG HEALTH CENTER

Maharani Pratiwi

NIM: 122114060

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2017

The purpose of this research is to assess whether presentation of financial report of South Magelang Health Center located on Beringin Street III no.2, in South Magelang, Magelang City, Central Java, Indonesia has accorded with the government accounting

standards in Government’s Regulation No.71 in year 2010.

The kind of the research is case study. Data was collected by interviewing, documentation and observation. Analysis technique used was descriptive. The steps used in this research were to collect data needed, then compare financial report of South

Magelang Health Center with the standard of financial report based on Government’s

Regulation No.71 in year 2010.

The result showed that the South Magelang Health Center have applied some of

the items at the accounting standards in Government’s Regulation No.71 in year 2010.

From twenty three paragraphs, there are 13 paragraphs followed, implying that the reports has been in line with Government’s Regulation No.71 in year 2010.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam rangka menciptakan tata kelola yang baik (good governance), pemerintah Indonesia terus melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Sebagai upaya untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara salah satunya adalah dengan melakukan pengembangan kebijakan akuntansi pemerintah berupa Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang bertujuan untuk memberikan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Melalui PP 71 Tahun 2010 (Perubahan atas Peraturan Pemerintah No.24 tahun 2005), SAP kini didasarkan pada basis akrual. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan terdiri dari tiga lampiran utama, yaitu lampiran I tentang Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual, lampiran II tentang Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Kas Menuju Akrual dan Lampiran III tentang Proses Penyusunan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual. (KeuLSM:2013)

(19)

Tahun 2010 adalah unit pada pemerintahan yang mengelola anggaran, kekayaan dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakan. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih entitas akuntansi menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. (Halim dkk:2012)

Transparansi laporan pertanggungjawaban (LPJ) pada suatu instansi dianggap sebagai hal yang sangat penting, terlebih pada instansi pemerintah. Hal tersebut karena instansi pemerintah banyak disorot oleh masyarakat, selain memang instansi pemerintah harus selalu melaporkan pertanggungjawaban kepada yang pihak terkait.

Saat ini, pelayanan pengobatan gratis yang menjadi program unggulan pemerintah sangat berdampak besar bagi masyarakat. Diimbangi dengan perbaikan fasilitas-fasilitas dari pemerintah, mulai dari rumah sakit, puskesmas induk maupun puskesmas pembantu. Sebagai organisasi sektor publik tipe quasi non profit, puskesmas terus membenahi fasilitas dan pelayanannya. Organisasi

(20)

Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografi dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.

Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yaitu Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan pengobatan (kuratif), upaya pencegahan (preventif), peningkatan kesehatan (promotif) dan pemullihan kesehatan (rehabilitatif) yang ditujukan kepada semua penduduk dan tidak dibedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.

Adapun fungsi puskesmas adalah sebagai berikut:

a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

(21)

c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada

masyarakat di wilayah kerjanya.

(puskesmasprimaryhealthcare.wordpress.com:2011)

Di Magelang sendiri terdapat cukup banyak sarana kesehatan antara lain 5 rumah sakit umum, 1 rumah sakit jiwa, 1 rumah sakit bersalin, 1 rumah sakit khusus lainnya, 1 Badan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (BPKM), 5 buah puskesmas induk dan 12 puskesmas pembantu yang tersebar di seluruh kecamatan. (Dinas Kesehatan Kota Magelang:2015)

Puskesmas Magelang Selatan merupakan satu dari lima puskesmas induk yang ada di Kota Magelang. Penulis memilih untuk menganalisis laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan karena di puskesmas ini terdapat pelayanan rawat inap bagi pasien bersalin. Hal ini menarik minat penulis untuk lebih lanjut mengetahui apakah penyajian laporan keuangan yang pastinya berbeda dengan puskesmas lain yang ada di Magelang karena di puskesmas ini adalah puskesmas yang ditetapkan sebagai unit kerja yang menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pada tahun 2013.

(22)

BLUD merupakan bagian dari perangkat pemerintah daerah, dengan status hukum tidak terpisah dari pemerintah daerah. Berbeda dengan SKPD pada umumnya, pola pengelolaan keuangan BLUD memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, seperti pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya. Sebuah satuan kerja atau unit kerja dapat ditingkatkan statusnya sebagai BLUD. (Fakhrurrozie:2013)

B. Rumusan Masalah

Apakah penyajian laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan?

C. Batasan Masalah

Penelitian menitikberatkan pada penyesuaian laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi pemerintahan khususnya dalam PP No. 71 tahun 2010 . Periode tahun yang akan diteliti hanya mencakup pada tahun 2015.

D. Tujuan Penelitian

(23)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat membantu Puskesmas Magelang Selatan untuk lebih mengetahui apa saja penghambat instansi ini dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan pengalaman yang berharga sehingga diharapkan berguna untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah serta dapat digunakan sebagai sarana penerapan ilmu yang diperoleh dengan praktik di lapangan.

3. Bagi Puskesmas Magelang Selatan

Penelitian ini akan menambah informasi dan masukan bagi instansi ini dalam penyusunan laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan.

4. Bagi Pembaca

(24)

5. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak yang berminat mempelajari analisis laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi pemerintah.

F. Sistematika Penulisan

Bab I. Pendahuluan

Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II. Landasan Teori

Pada bab ini penulis mencoba untuk menyajikan dan membahas secara teoritis berbagai hal yang berhubungan dengan pokok-pokok bahasan yang diajukaan.

Bab III. Metode Penelitian

(25)

Bab IV. Gambaran Umum

Bab ini menguraikan tentang sejarah dan perkembangan instansi, tujuan instansi, struktur organisasi instansi, kondisi geografis dan batas wilayah, serta visi dan misi instansi.

Bab V. Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini berisi penjelasan data laporan keuangan dan pembahasan masalah sesuai dengan data yang diperoleh.

Bab VI. Penutup

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2007) laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan da hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah: Neraca atau Laporan Laba/Rugi, atau hasil usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Posisi Keuangan.

APB Statement No 4 (AICPA), menggambarkan tujuan laporan keuangan

dan membaginya menjadi dua yaitu: ● Tujuan Umum

Menyajikan Laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima.

● Tujuan Khusus

Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi lain yang relevan.

(27)

Prinsip akuntansi di sini tidak sama dengan prinsip dalam Prinsip Akuntansi Indonesia atau dalam GAAP. Prinsip akuntansi yang merupakan elemen struktur teori akuntansi adalah:

Peraturan umum yan dijabarkan dari tujuan laporan keuangan atau

konsep teoritis akuntansi yang menjadi dasar dalam pengembangan teknik

akuntansi

Istilah ini kadang diganti dengan “Standard”. Definisi lain, prinsip ini

diartikan sebagai peraturan atau undang-undang yang bersifat umum yang dimiliki yang dimaksudkan untuk menajdi pedoman bertindak, landasan atau menjadi dasar untuk bertindak dan melakukan praktik.

B. Standar Akuntansi Pemerintahan

1. Pengertian Standar Akuntansi Pemerintahan

(28)

Menurut Wijaya (2008), Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan standar akuntansi pertama di Indonesia yang mengatur mengenai akuntansi pemerintahan Indonesia. Sehingga adanya standar ini, maka laporan keuangan pemerintah yang merupakan hasil dari proses akuntansi diharapkan dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara pemerintah dengan stakeholders sehungga tercipta pengelolaan keuangan neagara yang transparan dan akuntabel.

Dari beberapa pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa standar akuntansi pemerintahan merupakan acuan wajib dalam meyusun dan menyajikan laporan keuangan dalam pemerintahan, baik itu pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah dalam rangka mencapai transparansi dan akuntabilitas. Standar akuntansi pemerintahan dapat menjadi pedoman untuk menyatukan persepsi antara penyusun, pengguna dan auditor.

2. Pentingnya Standar Akuntansi Pemerintahan

Seiring dengan berkembangnya akuntansi di sektor komersil yang dipelopori dengan dikeluarkannya standar akuntansi keuangan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), kebutuhan akan standar akuntansi pemerintahan kembali menguat. Maka dari itu, Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN), kementrian keuangan, mulai mengembangkan standar akuntansi.

(29)

adanya kekhususan yang signifikan antara organisasi sektor publik dengan perusahaan komersial, yang diantaranya adalah adanya kewajiban pertanggungjawaban kepada publik yang lebih besar atas penggunaan dana-dana yang dimiliki.

Mahsun dkk (2011:12) menyebutkan di Indonesia, berbagai organisasi termasuk dalam cakupan sektor publik antara lain pemerintah pusat, pemerintah daerah, sejumlah perusahaan dimana pemerintah mempunyai saham (Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah), organisasi bidang pendidikan, organisasi bidang kesehatan, dan organisasi-organisasi massa. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, merupakan bagian dari organisasi sektor publik, sehingga diperlukan juga standar akuntansi tersendiri.

Untuk memecahkan berbagai kebutuhan yang muncul dalam pelaporan keuangan, akuntansi, dan audit di pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah Republik Indonesia, diperlukan sebuah standar akuntansi pemerintahan yang kredibel yang dibentuk oleh komite SAP (Nordiawan dkk,2007).

3. Basis Penerapan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

a. SAP Berbasis Kas

(30)

Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan asset, kewajiban dan ekuitas dalam Neraca.

Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas di terima di Rekening Kas Umum Negara / Daerah atau oleh entitas pelaporan dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara / Daerah atau entitas pelaporan (PP No.71 tahun 2010).

b. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) menyusun SAP berbasis

akrual yang mecakup PSAP berbasis kas untuk pelaporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports), sebagaimana di cantumkan pada PSAP 2, dan PSAP berbasis akrual untuk pelaporan keuangan, yang pada PSAP 12 mempasilitasi pencatatan, pendapatan, dan beban dengan basis akrual.

(31)

Perbedaan mendasar SAP berbasis kas menuju akrual dengan SAP berbasis akrual terletak pada PSAP 12 menganai laporan operasional. Entitas melaporkan secara transparan besarnya sumber daya ekonomi yang didapatkan, dan besarnya beban yang di tanggung untuk menjalankan kegiatan pemerintahan. Surplus/defisit operasional merupakan penambah atau pengurang ekuitas/ kekayaan bersih entitas pemerintahan bersangkutan (PP NO 71 Tahun 2010)

c. SAP berbasis Akrual

SAP Berbasis Akrual, yaitu SAP yang

mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD.

Basis Akrual untuk neraca berarti bahwa asset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan di catat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas di terima atau di bayar (PP No.71 tahun 2010).

SAP berbasis akrual di terapkan dalam lingkungan pemerintah yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah dan satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/ daerah, jika menurut peraturan perundang – undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan (PP No.71 Tahun 2010).

(32)

Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis Akrual dimaksud tercantum dalam Lampiran I Peraturan Pemerintah nomor 71 Tahun 2010.

Penyusunan SAP Berbasis Akrual dilakukan oleh KSAP melalui proses baku penyusunan (due process). Proses baku penyusunan SAP tersebut merupakan pertanggungjawaban profesional KSAP yang secara lengkap terdapat dalam Lampiran III Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

Penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap dilakukan dengan memperhatikan urutan persiapan dan ruang lingkup laporan. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual dinyatakan dalam bentuk PSAP dan dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. PSAP dan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis Kas Menuju Akrual tercantum dalam Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

4. Tahap - tahap penyiapan SAP yaitu (Supriyanto:2005):

a) Identifikasi Topik untuk Dikembangkan Menjadi Standar b) Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam Komite c) Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja

d) Penulisan draf SAP oleh Kelompok Kerja e) Pembahasan Draf oleh Komite Kerja

(33)

h) Dengar Pendapat Terbatas (Limited Hearing) dan Dengar Pendapat Publik (Public Hearings)

i) Pembahasan Tanggapan dan Masukan Terhadap Draf Publikasian j) Finalisasi Standar

Sebelum dan setelah dilakukan public hearing, standar dibahas bersama dengan Tim Penelaah Standar Akuntansi Pemerintahan BPK. Setelah dilakukan pembahasan berdasarkan masukan-masukan KSAP melakukan finalisasi standar kemudian KSAP meminta pertimbangan kepada BPK melalui Menteri Keuangan. Namun draf SAP ini belum diterima oleh BPK karena komite belum ditetapkan dengan Keppres. Suhubungan dengan hal tersebut, melalui Keputusan Presiden, dibentuk Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. Komite ini segera bekerja untuk menyempurnakan kembali draf SAP yang pernah diajukan kepada BPK agar dapat segera ditetapkan.

(34)

C. Format Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan

PP No.71 Tahun 2010

Laporan keuangan pemerintah terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (bugedtary reports), laporan finansial, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan pelaksanaan terdiri atas Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih. Laporan finansian terdiri dari Necara, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan merupakan laporan yang merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial dan merupakan laporan yang tidak terpisahkan dari laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial. (Paragraf 60)

1. Laporan Realisasi Anggaran

a. Paragraf 61: Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.

b. Paragraf 62: Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:

(35)

oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA, belanja, transfer dan pembiayaan.Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

2. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

3. Transfer adalahpenerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.

(36)

pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.

Format tabel laporan realisasi anggaran dapat disajikan sebagai berikut:

Pemerintah Kabupaten/Kota

Laporan Realisasi Anggaran

Per 31 Desember 20X1 dan 20X0

(Dalam Rupiah)

Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah

Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan

Lain-lain PAD yang sah

Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3s/d6) Pendapatan Transfer

Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan

Dana Bagi Hasil Pajak

Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya Dana Otonomi Khusus

Dana Penyesuaian

Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya (18s/d19)

Transfer Pemerintah Provinsi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Pendapatan Bagi Hasil Lainnya

Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi (23s/d24) Total Pendapatan Transfer (15+20+25)

(37)

Lanjutan...

Pemerintah Kabupaten/Kota

Laporan Realisasi Anggaran

Per 31 Desember 20X1 dan 20X0

Lain-Lain Pendapatan yang Sah Pendapatan Hibah Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Aset Tetap Lainnya

Transfer/Bagi Hasil Ke Desa Bagi Hasil Pajak

(38)

Lanjutan...

Pemerintah Kabupaten/Kota

Laporan Realisasi Anggaran

Per 31 Desember 20X1 dan 20X0

Penerimaan Pembiayaan

Penggunaan SILPA Pencairan Dana Cadangan

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Pusat Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Daerah Lainnya

Pinjaman Dalam Negeri-Lembaga Keauangan Bank Pinjaman Dalam Negeri-Lembaga Kauangan Bukan Bank

Pinjaman Dalam Negeri-Obligasi Pinjaman Dalam Negeri-Lainnya

Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara

Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah

Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lain

Jumlah Penerimaan (72s/d83)

Pengeluaran Pembiayaan Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah *PPPDN-Pemerintah Pusat

PPPDN-Pemerintah Daerah Lainnya PPPDN-Lembaga Keuangan Bank PPPDN-Lembaga Keuangan Bukan Bank PPPDN-Obligasi

PPPDN-Lainnya

Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Lainnya

Jumlah Pengeluaran (87s/d97) Pembiayaan Neto (84+98)

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (67+99)

xxx

Sumber: PP No.71 tahun 2010

(39)

2. Laporan Perbahan Saldo Anggaran Lebih

a. Paragraf 63: Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Format tabel laporan perubahan saldo anggaran lebih dapat disajikan sebagai berikut:

Pemerintah Pusat

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Per 31 Desember 20X1 dan 20X0

(Dalam Rupiah)

Saldo Anggaran Lebih Awal

Penggunaan SAL sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun Berjalan

Subtotal (1-2)

Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SILPA/SIKPA) Subtotal (3+4)

Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya Lain-lain

Sumber: PP No.71 tahun 2010

3. Neraca

(40)

b. Paragraf 65: Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban dan ekuitas. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan oleh penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

2. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

3. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.

Aset

(41)

d. Paragraf 67: Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua nonlancar. Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak dapat dimasukkan dalam kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai aset nonlancar.

e. Paragraf 68: Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang dan persediaan.

f. Paragraf 69: Aset nonlancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang dan aset tak berwujud yang digunakan baik langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum. Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan dan aset lainnya.

(42)

investasi nonpermanen lainnya. Investasi permanen antara lain penyertaan modal pemerintah dan investasi permanen lainnya.

h. Paragraf 71: Aset tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan.

i. Paragraf 72: Aset nonlancar lainnya diklasifikasikan sebagai aset lainnya. Termasuk dalam aset lainnya adalah aset tak berwujud dan aset kerja sama (kemitraan).

Kewajiban

j. Paragraf 73: Karakteristik esensial kewajiban adalah bahwa pemerintah mempunyai kewajiban masa kini yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang akan datang.

(43)

yang bekerja pada pemerintah atau dengan pemberi jasa lain.

l. Paragraf 75: Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan.

m. Paragraf 76: Kewajiban dikelompokkan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka pendek merupakan kelompok kewajiban yang diselesaikan dalam waktu kurang dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka panjang adalah kelompok kewajiban yang penyelesaiannya dilakukan setelah 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.

Ekuitas

n. Paragraf 77: Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.

(44)

Pemerintah Kabupaten/Kota

Neraca

Per 31 Desember 20X1 dan 20X0

(Dalam Rupiah)

Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan Investasi Jangka Pendek Piutang Pajak

Piutang Retribusi Penyisihan Piutang Belanja Dibayar Dimuka

Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Pusat

Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran

Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi Piutang Lainnya

Persediaan

Jumlah Aset Lancar (4s/d19)

Investasi Jangka Panjang

Investasi Nonpermanen Pinjaman Jangka Panjang

Investasi dalam Surat Utang Negara Investasi dalam Proyek Pembangunan Investasi Nonpermanen Lainnya

Jumlah Investasi Nonpermanen (24s/d27) Investasi Permanen

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Investasi Permanen Lainnya

Jumlah Investasi Permanen (30s/d31) Jalan, Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya

Konstruksi dalam Pengerjaan

xxx

(45)

Lanjutan...

Pemerintah Kabupaten/Kota

Neraca

Per 31 Desember 20X1 dan 20X0

(Dalam Rupiah)

Akumulasi Penyusutan Jumlah Aset Tetap (36s/d42)

Dana Cadangan

Dana Cadangan

Jumlah Dana Cadangan (46)

Aset Lainnya

Tagihan Penjualan Angsuran Tuntutan Ganti Rugi

Kemitraan dengan Pihak Ketiga Aset Tak Berwujud

Kewajiban Jangka Pendek

Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) Utang Bunga

Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Pendapatan Dibayar Dimuka Utang Belanja

Utang Jangka Pendek Lainnya

Jumlah Kewajiban Utang Jangka Pendek (62s/d67)

Kewajiban Jangka Panjang

Utang Dalam Negeri-Sektor Perbankan Utang Dalam Negeri-Obligasi Premium (Diskonto) Obligasi Utang Jangka Panjang Lainnya

Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (71s/d74) Jumlah Kewajiban (68+75)

(46)

4. Laporan Operasional

a. Paragraf 78: Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah dalam satu periode pelaporan.

b. Paragraf 79: Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Oprasional terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pendapatan-Lo adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

2. Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.

3. Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang dari/oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.

(47)

5. Laporan Arus Kas

a. Paragraf 80: Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu.

b. Paragraf 81: Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas, yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum Negara/Daerah.

2. Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum Negara/Daerah.

Format tabel laporan arus kas dapat disajikan sebagai berikut:

Pemerintah Kabupaten/Kota

Laporan Arus Kas

Per 31 Desember 20X1 dan 20X0

(Dalam Rupiah)

No. Uraian 20X1 20X0

1 2 3 4

Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus Masuk Kas

Penerimaan Pajak Daerah Penerimaan Retribusi Daerah

xxx xxx xxx

(48)

Lanjutan...

Pemerintah Kabupaten/Kota

Laporan Arus Kas

Per 31 Desember 20X1 dan 20X0

(Dalam Rupiah)

Penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak

Penerimaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Penerimaan Dana Alokasi Umum

Penerimaan Dana Alokasi Khusus Penerimaan Dana Otonomi Khusus Penerimaan Dana Penyesuaian

Penerimaan Pendapatan Bagi Hasil Pajak Penerimaan Bagi Hasil Lainnya

Penerimaan Hibah Penerimaan Dana Darurat Penerimaan Lainnya

Penerimaan dari Pendapatan Luar Biasa Jumlah Arus Masuk Kas (3s/d18)

Arus Keluar Kas

Pembayaran Pegawai Pembayaran Barang Pembayaran Bunga Pembayaran Subsidi Pembayaran Hibah Pembayaran Bantuan Sosial Pembayaran Tak Terduga Pembayaran Bagi Hasil Pajak Pembayaran Bagi Hasil Retribusi

Pembayaran Bagi Hasil Pendapatan Lainnya Pembayaran Kejadian Luar Biasa

Jumlah Arus Keluar Kas (21s/d31)

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (19-32)

Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus Masuk Kas

Pencairan Dana Cadangan Penjualan atas Tanah

Penjualan atas Peralatan dan Mesin Penjualan atas Gedung dan Bangunan Penjualan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan Penjualan Aset Tetap

Penjualan Aset Lainnya

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Penerimaan Penjualan Investasi Nonpermanen Jumlah Arus Masuk Kas (36s/d44)

Arus Keluar Kas

Pembentukan Dana Cadangan Perolehan Tanah

Perolehan Peralatan dan Mesin Perolehan Gedung dan Bangunan Perolehan Jalan, Irigasi dan Jaringan

xxx

(49)

Lanjutan..

Pemerintah Kabupaten/Kota

Laporan Arus Kas

Per 31 Desember 20X1 dan 20X0

(Dalam Rupiah)

Perolehan Aset Tetap Lainnya Perolehan Aset Lainnya

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

Pengerluaran Pembelian Investasi Nonpermanen Jumlah Arus Keluar Kas (47s/d55)

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi (45-56)

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Arus Masuk Kas

Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Pusat

Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Daerah Lainnya Pinjaman Dalam Negeri-Lembaga Keuangan Bank Pinjaman Dalam Negeri-Lembaga Keuangan Bukan Bank Pinjaman Dalam Negeri-Obligasi

Pinjaman Dalam Negeri-Lainnya

Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya Jumlah Arus Masuk Kas (60s/d68)

Arus Keluar Kas

*PPPDN-Pemerintah Pusat

PPPDN-Pemerintah Daerah Lainnya PPPDN-Lembaga Keuangan Bank PPPDN-Lembaga Keuangan Bukan Bank PPPDN-Obligasi

PPPDN-Lainnya

Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya Jumlah Arus Keluar Kas (71s/d79)

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan (69-80)

Arus Kas dari Aktivitas Transitoris Arus Masuk Kas

Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Jumlah Arus Masuk Kas (84)

Arus Keluar Kas

(50)

6. Laporan Perubahan Ekuitas

a. Paragraf 82: Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Format tabel dari laporan perubahan ekuitas dapat disajikan sebagai berikut:

Pemerintah Kabupaten/Kota

Laporan Perubahan Ekuitas

Per 31 Desember 20X1 dan 20X0

(Dalam Rupiah)

Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar: Koreksi Nilai Persediaan

Sumber: PP No.71 tahun 2010

7. Catatan Atas Laporan Keuangan

(51)

diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Catatan atas Laporan Keuangan mengungkapkan/menyajikan/menyediakan hal-hal sebagai berikut:

1. Mengungkapkan informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi;

2. Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro;

3. Menyajikan ikhtisal pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;

4. Menyampaikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;

(52)

6. Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;

(53)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian dengan melihat masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan keadaan saat ini dari subjek dan objek penelitian. Kemudian peneliti melakukan pengolahan data berupa laporan keuangan Puskesmas untuk selanjutnya dievaluasi kesesuaiannya dengan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian tentang analisis laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010 dilakukan di Puskesmas Magelang Selatan, alamat: Jl. Beringin III No.2, Kecamatan Magelang Selatan.

2. Waktu Penelitian

(54)

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah pimpinan Puskesmas Magelang Selatan dan bagian keuangan Puskesmas Magelang Selatan.

2. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan periode tahun 2015, karena pada tahun 2013 Puskesmas Magelang Selatan ditetapkan sebagai unit kerja yang menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), serta mengalami transisi pada tahun 2013-2014 dan tahun 2015 diasumsikan sudah menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD sepenuhnya.

D. Data yang Dibutuhkan

1. Profil tentang Puskesmas Magelang Selatan

2. Struktur Organisasi Puskesmas Magelang Selatan

(55)

E. Teknik Pengumpulan Data

- Riset Lapangan

Riset lapangan adalah pengumpulan data secara langsung ke lapangan dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

A. Wawancara

Dalam penelitian ini penulis mengadakan tanya jawab langsung kepada Kepala Puskesmas Magelang Selatan dan bagian keuangan Puskesmas Magelang Selatan untuk mendapatkan berbagai informasi, data dan gambaran umum tentang Puskesmas Magelang Selatan, serta tata cara dan cara kerja bagian keuangan.

b. Dokumentasi

Penelitian mendapatkan langsung informasi yang dibutuhkan dari sumber yaitu dari laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan periode tahun 2015.

c. Observasi

(56)

- Riset Pustaka

Pengertian dari riset pustaka yaitu dengan mempelajari buku-buku dan tulisan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif, yaitu penggalian masalah yang terjadi dan atau untuk mendukung hipotesis (Supranto:1997 dalam Suharso:2009). Untuk menjawab permasalahan menggunakan cara sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data berupa laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan yang berupa laporan realisasi anggaran, laporan perubahan saldo anggaran lebih, neraca, laporan operasional, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan.

(57)

Tabel III.1 Contoh Tabel Evaluasi Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010

No. Kriteria No. Paragraf SAP PP No.71

tahun 2010

Puskesmas Magelang Selatan

Penyajian Keterangan

Sesuai Sesuai Sebagian

Tidak Sesuai

Tidak Relevan 1. Laporan Realisasi

Anggaran

1. Paragraf 61 2. Paragraf

62 2. Laporan

Perubahan Saldo Anggaran Lebih

1. Paragraf 63

3. Neraca 1. Paragraf

64 2. Paragraf

65 3. Paragraf

66 4. Paragraf

67 5. Paragraf

68 6. Paragraf

69 7. Paragraf

(58)

Tabel II.1 Contoh Tabel Evaluasi Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010 (Lanjutan)

No. Kriteria No. Paragraf SAP PP No.71

tahun 2010

Puskesmas Magelang Selatan

Penyajian Keterangan

Sesuai Sesuai Sebagian

Tidak Sesuai

Tidak Relevan 10. Paragraf

73 11. Paragraf

74 12. Paragraf

75 13. Paragraf

76 14. Paragraf

77 4. Laporan

Operasional

1. Paragraf 78 2. Paragraf

79 5. Laporan Arus Kas 1. Paragraf

80 2. Paragraf

81 6. Laporan

Perubahan Ekuitas

(59)

Tabel II.1 Contoh Tabel Evaluasi Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010 (Lanjutan)

No .

Kriteria No .

Paragra f

SAP PP No.71 tahun 2010

Puskesmas Magelang

Selatan

Penyajian Keterangan

Sesuai Sesuai Sebagian

Tidak Sesuai

Tidak Relevan 7. Catatan Atas

Laporan Keuangan

(60)

BAB VI

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah dan Perkembangan

Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang disingkat dan lebih dikenal di Indonesia dengan nama Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja UPT. Sebagai unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan dalam unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tugasnya adalah menyelenggarakan sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan. Pembangunan kesehatan maksudnya adalah sebagai penyelenggara upaya kesehatan seperti melaksanakan upayapenyuluhan, pencegahan dan penanganan kasus-kasus penyakit di wilayah kerjanya secara terpadu dan terkoordinasi. Sementara pertanggungjawaban secara keseluruhan ada di Dinkes dan sebagian ada di Puskesmas.

Pada tahun 1979 didirikan Puskesmas Magelang Selatan yang berada di Jalan Beringin III Kota Magelang yang dulunya berada di Jalan Singosari, sejak berdirinya Puskesmas yang sampai sekarang sudah mengalami pergantian pimpinan sebanyak lima kali.

(61)

2013 yang mencakup seluruh kegiatan program diantaranya Program P2P, Gizi, KIA/KB, Kesling, Promkes, Pelayanan Medis dan Pelayanan Administrasi.

Berdasarkan Keputusan Walikota Magelang Nomor: 445.4/114/112 tanggal 4 Desember 2013 Puskesmas Magelang Sealatan ditetapkan sebagai unit kerja yang menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). (Profil Puskesmas Magelang Selatan)

B. Tugas Pokok dan Fungsi

1. Tugas Pokok

Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelemggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods). Puskesmas melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai bentuk usaha pembangunan kesehatan.

2. Fungsi

(62)

Jenis pelayanan kesehatan disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas, namun terdapat upaya kesehatan wajib yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas ditambah dengan upaya kesehatan pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang ada serta kemampuan Puskesmas. Upaya-upaya kesehatan wajib tersebut adalah (Basic Six):

a. Upaya promosi kesehatan

b. Upaya kesehatan lingkungan

c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana

d. Upaya perbaikan gizi masyarakat

e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

f. Upaya pengobatan

(63)
(64)

D. Kondisi Geografis dan Batas Wilayah

Kondisi Geografis

Lokasi : Jl. Beringin III No.2 Magelang

Kelurahan : Tidar Utara

Kecamatan : Magelang Selatan

Kota : Magelang

Propinsi : Jawa Tengah

Batas Wilayah

Sebelah Utara : Kelurahan Rejowinangun Utara

Sebelah Timur : Desa Mejing

Sebelah Selatan : Desa Mertoyudan

Sebelah Barat : Kelurahan Magersari

E. Visi dan Misi

1. Visi

(65)

2. Misi

- Menggerakkan pembangunan kecamatan Magelang Selatan berwawasan kesehatan

- Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu merata dan terjangkau

- Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya

- Melaksanakan sistem informasi kesehatan yang cepat dan tepat

- Menanggulangi permasalahan kesehatan

(66)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Sajian Data

Puskesmas Magelang Selatan sebagaimana umumnya sebuah lembaga yang melakukan kegiatan untuk kesejahteraan dan kesehatan masyarakat, dituntut untuk bisa mempertanggungjawabkan segala kegiatan dan program kerja yang berhubungan dengan lembaga tersebut kepada pemerintah. Bukti pertanggungjawaban kepada pemerintah tersebut berupa laporan keuangan, yang kemudian akan dilaporkan atau diserahkan kepada pihak terkait seperti misalnya Dinas Kesehatan untuk ditindaklanjuti. Dengan laporan keuangan sebagai salah satu tolok ukur bagaimana pelayanan Puskesmas Magelang Selatan kepada masyarakat, hal tersebut dapat dilihat melalui pendapatan yang diperoleh dari pasien umum.

(67)

Berdasarkan pendapat dari staf keuangan, Puskesmas Magelang Selatan belum menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 tahun 2010 karena mengikuti Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri). Staf terlihat belum mengetahui lebih dalam mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 tahun 2010, namun mengetahui bahwa standar penyusunan laporan keuangan yang saat ini digunakan adalah akrual.

Tabel V.1 Format laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah Puskesmas Magelang Selatan tahun 2015

No. Urut

Uraian Anggaran

2015

Tabel V.2 Format laporan operasional keuangan Puskesmas Magelang Selatan tahun 2015

A. Biaya Operasional

(68)

Tabel V.2 Format laporan operasional keuangan Puskesmas Magelang Selatan tahun 2015 (Lanjutan)

No. Uraian Anggaran

B. Biaya Non Operasional

a. Biaya Bunga b. Biaya Administrasi Bank

c. Biaya Kerugian Penjualan Aset Tetap d. Biaya Kerugian

Jumlah Biaya Non Operasional

xxx xxx xxx xxx xxx

C. Biaya Investasi

(69)

Tabel V.3 Format neraca Puskesmas Magelang Selatan tahun 2015

INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi Non Permanen

JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG xxx xxx

ASET TETAP

(70)

Tabel V.3 Format neraca Puskesmas Magelang Selatan tahun 2015 (Lanjutan)

Uraian 2015 2014

ASET LAINNYA

Tagihan Piutang Penjualan Angsuran Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah Kemitraan dengan Pihak Ketiga

Aset Tidak Berwujud Aset Lain-lain Amortisasi

Akumulasi Penyusutan Aset Lain-lain

xxx

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Utang Bunga

Utang Pajak

Bagian Lancar Utang Jangka Panjang-Utang Bank Bagian Lancar Utang Jangka Panjang-Utang Obligasi

Bagian Lancar Utang Jangka Panjang-Utang Pemerintah Pusat Bagian Lancar Utang Jangka Panjang-Utang Pemerintah Provinsi Bagian Lancar Utang Jangka Panjang-Utang Pemerintah Kabupaten/Kota Pendapatan Diterima Dimuka

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK xxx xxx

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Utang Dalam Negeri-Sektor Perbankan Utang Dalam Negeri-Obligasi

Utang Pemerintah Pusat Utang Pemerintah Provinsi Utang Pemerintah Kabupaten/Kota Utang Luar Negeri-Sektor Perbankan

xxx

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG xxx xxx

JUMLAH KEWAJIBAN xxx xxx

EKUITAS DANA

EKUITAS DANA LANCAR

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Cadangan untuk Piutang

Cadangan untuk Persediaan

Dana yang Harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek Pendapatan yang Ditangguhkan

EKUITAS DANA INVESTASI

Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan dalam Aset Tetap

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya (Tidak termasuk Dana Cadangan) Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Hutang Jangka Panjang

(71)

Tabel V.3 Format neraca Puskesmas Magelang Selatan tahun 2015 (Lanjutan)

Uraian 2015 2014

EKUITAS DANA CADANGAN

Diinvestasikan dalam Dana Cadangan xxx xxx

JUMLAH EKUITAS DANA CADANGAN xxx xxx

KOREKSI EKUITAS

Koreksi Ekuitas xxx xxx

JUMLAH KOREKSI EKUITAS xxx xxx

JUMLAH EKUITAS DANA xxx xxx

(72)

B. Analisis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010

Tabel V.4 Evaluasi Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010

No. Kriteria No. Paragraf SAP PP No.71 tahun 2010

Puskesmas Magelang Selatan

Penyajian Keterangan

Sesuai Sesuai Sebagian ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.

Laporan Realisasi Anggaran hanya menyajikan

pendapatan dan belanja, namun sudah

menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.

2. Paragraf 62

Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA, belanja, transfer dan pembiayaan.

Unsur yang dicakup hanya Pendapatan-LRA dan posisi keuangan suatu entitas pelaporan aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu.

Neraca Puskesmas Magelang Selatan menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan aset, kewajiban dan ekuitas.

(73)

Tabel V.4 Evaluasi Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun

Penyajian Keterangan

Sesuai Sesuai Sebagian

Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban dan ekuitas.

Unsur yang dicakup neraca adalah aset, kewajiban dan ekuitas.

3. Paragraf 66

Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan operasional pemerintah, berupa aliran pendapatan atau

penghematan belanja bagi pemerintah.

Potensi aset dapat memberikan sumbangan di masa depan, baik langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan operasional pemerintah, berupa aliran pendapatan atau

penghematan belanja bagi pemerintah.

√ Dalam neraca

Puskesmas Magelang Selatan selain aset juga terdapat kewajiban dan ekuitas yang kemudian dapat

Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan nonlancar. Aset lancar dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak

(74)

Tabel V.4 Evaluasi Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun

Penyajian Keterangan

Sesuai Sesuai Sebagian

Tidak Sesuai

Tidak Relevan sebagai aset lancar jika

diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau Aset yang tidak dapat dimasukkan dalam kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai aset nonlancar.

dimasukkan dalam kriteria tersebut akan masuk dalam aset tetap.

5. Paragraf 68

Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang dan persediaan.

Aset lancar meliputi kas dan setara kas, piutang, investasi jangka pendek dan persediaan.

6. Paragraf 69

Aset nonlancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang dan aset tak berwujud yang digunakan baik langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum. Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan dan aset lainnya.

Aset nonlancar berisi aset yang sifatnya jangka panjang dan aset tidak berwujud yang dapat digunakan baik langsung maupun tidak untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan oleh masyarakat. Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi aset tetap, investasi jangka panjang, dana cadangan dan aset lainnya.

(75)

Tabel V.4 Evaluasi Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun

Penyajian Keterangan

Sesuai Sesuai Sebagian

Investasi jangka panjang merupakan investasi yang diadakan dengan maksud untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan manfaat sosial dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Investasi jangka panjang meliputi investasi

nonpermanen dan

permanen. Investasi nonpermanen antara lain investasi dalam Surat Utang Negara, penyertaan modal dalam proyek

pembangunan dan

investasi nonpermanen lainnya. Investasi permanen antara lain

penyertaan modal

Investasi jangka panjang diklasifikasikan menjadi investasi non permanen dan investasi permanen, keduanya diadakan dengan maksud mendapatkan manfaat ekonomi dan manfaat sosial dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi.

(76)

Tabel V.4 Evaluasi Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun

Penyajian Keterangan

Sesuai Sesuai Sebagian

Aset tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan.

Aset tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, jaringan dan instalasi, aset tetap lainnya dan konstruksi dalam pengerjaan.

9. Paragraf 72

Aset nonlancar lainnya diklasifikasikan sebagai aset lainnya. Termasuk dalam aset lainnya adalah aset tak berwujud dan aset kerja sama (kemitraan).

Aset nonlancar lain diklasifikasikan sebagai aset lainnya, termasuk di dalamnya adalah aset tidak berwujud dan kemitraan dengan pihak ketiga.

10. Paragraf 73

Karakteristik esensial kewajiban adalah bahwa pemerintah mempunyai kewajiban masa kini yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan

pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang akan datang.

Karakteristik kewajiban adalah bahwa pemerintah mempunyai kewajiban saat ini yang penyelesaiannya mengakibatkan

pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang akan datang, misal membayar utang pajak.

(77)

Tabel V.4 Evaluasi Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun

Penyajian Keterangan

Sesuai Sesuai Sebagian tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintah lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah atau dengan pemberi jasa lain.

Timbulnya kewajiban dikarenakan konsekuensi atas pelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk tindakan dimasa lalu. Dalam konteks pemerinahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan dari masyarakat, lembaga keuangan seperti bank, entitas pemerintah lain seperti Pemerintah Pusat, atau lembaga internasional seperti utang luar negeri, perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah atau pemberi jasa lain.

(78)

Tabel V.4 Evaluasi Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun

Penyajian Keterangan

Sesuai Sesuai Sebagian

Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai

konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan.

Kewajiban dapat

dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau perundang-undangan. kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka pendek merupakan kelompok kewajiban yang diselesaikan dalam waktu kurang dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka panjang adalah kelompok kewajiban yang penyelesaiannya

dilakukan setelah 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.

Kewajiban dibagi menjadi dua, yaitu kewajiban jangka panjang dan kewajiban jangka pendek. Kewajiban jangka pendek adalah kelompok kewajiban yang diselesaikan atau dilunasi dalam waktu kurang dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan, sedangkan kewajiban jangka panjang diselesaikan atau dilunasi setelah 12 (dua belas) bulas setelah tanggal pelaporan.

(79)

Tabel V.4 Evaluasi Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun

Penyajian Keterangan

Sesuai Sesuai Sebagian

Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.

Ekuitas merupakan kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal pelaporan.

√ Tidak relevan

karena Puskesmas Magelang Selatan tidak

mencantumkan Laporan Perubahan Ekuitas ke dalam sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah dalam satu periode pelaporan.

Laporan Operasional hanya menyajikan biaya yang harus dikeluarkan Puskesms Magelang Sealatan dalam satu periode tertentu.

2. Paragraf 79

Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Oprasional terdiri dari

pendapatan-Unsur yang dicakup biaya operasional, biaya non operasional dan biaya investasi.

Gambar

Tabel III.1 Contoh Tabel Evaluasi Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010
Tabel II.1 Contoh Tabel Evaluasi Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010 (Lanjutan)
Tabel II.1 Contoh Tabel Evaluasi Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010 (Lanjutan)
Tabel V.1 Format laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah Puskesmas Magelang Selatan tahun 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada Gambar 7 dan 8 diatas dapat terlihat hasil penelitian triangle test yang dilakukan terhadap 199 orang panelis yang terdiri dari 102 laki-laki dan 97 wanita..

Melihat kapasitas adsorpsi dan efisiensi removal untuk data ketiga jenis produk adsorben tersebut terjadi fenomena penurunan persen removal efisiensi sedang

HEPPY INDAH HAPSARI, E0013213, STUDI PUTUSAN YANG TIDAK DAPAT DIEKSEKUSI (NON EKSEKUTABLE) DALAM PERKARA PERDATA (Studi Putusan Nomor 16/Pdt.Plw/2014/PN.Kdl)

salah satu caranya yaitu mengalihkan jalur angkutan umum dengan tidak melewati pusat kota sesuai dengan trayek angkutannya dan dibuatnya jalur satu arah dari

Sistem ini, seperti telah dijelaskan memberikan kesempatan pada masyarakat dan pemerintah menjalin komunikasi melalui program atau bantuan yang diberikan, sehingga

Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Astrini (2013) yang menyatakan bahwa laju pertumbuhan PDRB tidak berpengaruh signifikan terhadap

Cara kerja alat ini adalah mendeteksi cuaca disekitar melalui sensor air hujan dan sensor cahaya atau LDR, ketika sensor tidak menerima cahaya maka alat akan

Hasil penelitian tentang bahan pelajaran menurgukkan bahwa wawasan gum-gum bahasa Indonesia di SMTP Tanjungkarang terhadap konsep dan prinsip-prinsip mengenai bahan pelajaran yang