TAHUN.LXX NO 160
OPNI
RABU wAGE,
tt
meRer zors
( 20JUMADTLAWAL 1948.)
'IKEDAULATAN RAKYAT"
HALAMAN
12Tugas
lntelektual
(1
URAI
Perintah
11Maret
(Superse-$
**r
merupakan momentrunp"rrt-g
h-f
suksesi kekuasaan di negeriini.Sete-lah
Soekarno
dan
Orde
Lama
tenggelam,mrrncutie
pemimpin baruyaitu
Soehavto i yai,tgmengusung Orde Baru. Sejakitqlah
Su.persemar menjadi tnonumen' yang
menegas-kan lahirnya pemerintahan baru.
Kini
hampirsetengah abgdl,berlalu, berb.agai pertanyaan
besar seputar
Supersemarperlahan
mulai
terkuak. Pasca Orde Baru, Supersemar tak
la-gi dianggap
sakral
sehingga berkembanglahberbagai
pemikiran
dan analisis. Tentutidak
semuanya,dapat diterima karena rlihadapkan
, dengan:fakta sejarah yang tak bisa dipungkiri.
Kontroversi
besar mengenai Supersemar'ls'u4gguh+unggulr ada atau sekadar mitos
te-lah terjawab dalam Pidato Jasmerah (Jangan
Sekali.kali Melupakan Sejarah). Dalam pidato
tanggal
17fuustus
1966ini,
PresidenSoekar-no mengakui keberadaan Supersemar namun
ditegaskannya
bukan
sebagaiperintah
per-alihan kekuasaan. Pidato
inijuga
secaraoto-matis
menepis dugaan bahwa ada upayape-maksaan atau todongan se4jata di Istana
Bo-gor terhadap Soekarno agar mau
menandata-ngani Supersemar.
Persoalan
berikutnya
terkait
denganke-muncufan berbagai versi Supersemar.
Menu-rut
Baskara TWardaya (2007) setidaknya adatiga
versi salinan Supersemar yang beredar.Versi pertama dan kedua
diketik
dalam satuhalaman dengan kop surat, format pengetikan
dan goresan tanda tangan Soekarno yang ber-beda. Versi
ketiga
milik
M Jusuf,
salahsatu
jenderal yang
ikut
menemui Soekarnomenje-lang
keluarnya
Supersemar.terdiri
dari
duahalaman. Hingga sekarang kontroversi
ini
be-lum tedawab karena tak ada yang tahu di ma-na sebema-narnya keberadaan ma-naskah yang asli.
Tak hanya Supersemar, masih ada banyak
kontroversi sejarah di negeri
ini
yang perludi-ungkap.
Sejakdulu
sejarah
memangtidak
bisa lepas dari kepentingan
politik
penguasa.Akibatnya kebenaran dan kebohongan
menja-di
sesuatu yangtipis
bedanya. Padahal sesu-atu yang salah mesti diluruskan, namun yangsudah
benar akan tetap benar
sehinggaja-,
.
,,..,., ^.:
,Hendra
Kurniawan
:::::t:r:::i::::: ::: :t ii,'
ngan lalu menjadi
plintiran
di masa sekarang.Objektivisnreinilah
yang harus bisadisikapi
dengan baik oleh semua pihak.
Kebenaran
Sejarall
Tbrakurnulasinya sinisme terhadap sejarah
resmi yang selama
ini
diyakini
sebagaikebe-na,r'aq;tunggal
melahirkan
berbagai wacanaalternhtif.
Terutama soalperlunya
historio-Brafi atau penulisan ulang Sejarah Indorresia.
Seiring bergulirnya reformasi, upaya
meming-girkan
peran Soehartolantas
bermunculan.karno memiliki
kekurangan
pun
demikian
Soeharto, namun keduanya msmiliki jasa
ma-sing-masing yang
tak
dapatdilupakan
olehrakyat.
Pada akhirnya ketenaran sejarah
harusdi-teruskan kepada masyarakat agar
tidak
terje-bak dalam'kegamangan masa
lalu. M
lbllius
Cicero mengat akan
iHistoria
est testistenxpo-rum, lux
ueritatis, uita mzmoria, ma.gistra ui:tae,
nuntia
irctustatisi. Sejarah adalahtanda
zar
ar:,, cahaya kebenaran, kehidupaningat-an,
guru
kehidupan, utusan
masa lampau.Memahami sejarah merupakan
pelajaran
hidup yang akan membuat manusia lebih
bi-jak. IGbenaran sejarah juga penting bagi
pem-bentukan
imaji
masalalu
yangmelahirkan
identitas dan integrasi bangsa.
Jika
adapela-rangan terhadap
kegiatan
akademik yang
hendak mengg4li dan menyerukan kebenaran
sejarah jelas melanggar kehendak bebas ma:
nusia yang
dilindungi pula
oleh
konstitusi
hidup bernegara
Berhadapan dengan tugas yang
tidak
mu-dah ini, Ery Seda (2015) mengungkapkan
bah-wa
kalangan intelektuallharus
memiliki
in-teCritas personal yang
terkait
erat denganin-tegritas akademik. Kaurn
intelektual,
tenrna-suk para sejarawan,
memiliki
tanggung jawabmoral
untuk
berpihak
pada kebenaran.Ja-ngan sampai
kadm
intelektual
hanyabersi-kap netral sehingga menjadi mandul atau
jus-tru
melacurkandiri untuk
dipetebutkan olehkepentingan
tertentu.
Bagaimanapungagas-an merupakan senjata yang ampuh dan
kebe-naran
tak
akan pernah mati. tr -g
*)
Hendra Kurniausan
MPd., DosenPendidikan Sej ur q.h,
J
urw Biiara
Linghar Studi Eosen Untuersitas
S anata Dhnrma Yogy akar.ta.
o
a
o
F 7 tj
o
Y
o
?
&,
I
Hal
ini
miryip dengan upaya de-Soekarnoisasipada maSa
awal pemerintahan
OrdeBaru.
Gejala sejarah
yang
samaterjadi
berulang
atas dua pemimpin bangsa
kjta ini.
Menariknya
meskipun sempatte{adi
upa.ya de-Soekarnoisasi dan kemudian juga mun-cul Qika boleh disebut) de-Soehartoisasi,
na-rnun keduanya menghadhkan romarifika
ter-sendiri.
Buktinya di
masapemilu kemarin,
banyak yang berkampanye dengan
mengha-dirkan
sosok Soekarno maupun Soeharto de-ngan caranya masing-masing. Tbntu harapan-nya dapat mendulang suara