• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi masalah-masalah yang intens dialami oleh mahasiswa semester tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dan implikasinya terhadap usulan topik-top

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Deskripsi masalah-masalah yang intens dialami oleh mahasiswa semester tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dan implikasinya terhadap usulan topik-top"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRAK

DESKRIPSI MASALAH-MASALAH YANG INTENS DIALAMI OLEH MAHASISWA SEMESTER TIGA

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL Kandida Valeria Hubung

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan masalah-masalah yang intens dialami oleh mahasiswa semester tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dan membuat usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian adalah 70 mahasiswa semester tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling tahun ajaran 2014/2015. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang mendapat inspirasi dari Alat Ungkap Masalah yang disusun oleh Prayitno, dkk dan dimodifikasi oleh peneliti. Kuesioner terdiri dari 43 pernyataan yang mencakup ketiga aspek yaitu: (1) aspek belajar (2) aspek sosial (3) aspek pribadi. Data dianalisis dengan menggunakan kriteria Penilaian Azwar dan digolongkan menjadi 3 yaitu dialami, cukup dialami, dan kurang dialami.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) terdapat (53,4%) masalah-masalah yang intens dialami oleh mahasiswa semester tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 antara lain sulit membagi waktu dan merasa rendah diri atau kurang percaya diri. (b) terdapat (46,6%) masalah-masalah yang cukup intens dialami oleh mahasiswa semester tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 antara lain kurang mampu mengatasi pengaruh negatif dari kelompok atau teman sebaya dan sering merasa murung dan tidak bahagia. (c) tidak ada (0%) masalah-masalah yang kurang intens dialami oleh mahasiswa semester tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil penelitian disusunlah usulan topik-topik bimbingan klasikal untuk membantu mahasiswa semester tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk mengatasi masalahnya.

(2)

ix ABSTRACT

DESCRIPTION OF PROBLEMS THAT INTENSE EXPERIENCED BY STUDENTS OF THE THIRD SEMESTER STUDY PROGRAM GUIDANCE AND COUNSELLING, FACULTY OF TEACHERSHIP AND

SCIENCE EDUCATION, UNIVERSITY OF SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014/2015 ACADEMIC YEAR AND THE IMPLICATIONS OF PROPOSED TOPICS CLASSICAL GUIDANCE

Kandida Valeria Hubung Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

This study attempts to describe intense problems experienced by students of third semester Study Program Guidance and Counseling, Faculty Of Teachership And Science Education, University of Sanata Dharma Yogyakarta 2014/2015 academic year and make proposals guidance klasikal topics appropriate.

This study is a descriptive survey method. The subjects were 70 students of third semester Study Program Guidance and Counseling, Faculty Of Teachership And Science Education, University of Sanata Dharma Yogyakarta 2014/2015 academic year. The research instrument was a questionnaire that takes inspiration from the Reveral Tool Issues compiled by Prayitno, et al modified by researchers. The questionnaire consists of 43 statements that cover all three aspects of the problems experienced intense namely: (1) aspects of learning (2) social aspects (3) The personal aspect. Data were analyzed using Azwar Assessment criteria and classified into 3 experienced, quite experienced, and less experienced.

(3)

DESKRIPSI MASALAH-MASALAH YANG INTENS DIALAMI OLEH MAHASISWA SEMESTER TIGA

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Kandida Valeria Hubung 091114063

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

DESKRIPSI MASALAH-MASALAH YANG INTENS DIALAMI OLEH MAHASISWA SEMESTER TIGA

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Kandida Valeria Hubung 091114063

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv MOTTO

Saya bukannya pintar, hanya saja, saya bergelut dengan masalah lebih lama”

-Albert Einstein-

Segala sesuatu terletak pada keberanian untuk menghadapi apapun yang datang dalam hidup”

-St. Teresa dari Avila-

“Jangan takut untuk berjalan pelan:takutlah jika Anda hanya berdiam diri”

(8)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2. Orangtuaku tercinta Bapak Artawil dan Ibu Serenia

3. Adikku tercinta Gregorius Magnus Luhat

4. Anakku tercinta Melania Grecce Ho’ong 5. Oma-oma tersayang di Panti Wreda

(9)
(10)
(11)

viii ABSTRAK

DESKRIPSI MASALAH-MASALAH YANG INTENS DIALAMI OLEH MAHASISWA SEMESTER TIGA

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL Kandida Valeria Hubung

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan masalah-masalah yang intens dialami oleh mahasiswa semester tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dan membuat usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian adalah 70 mahasiswa semester tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling tahun ajaran 2014/2015. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang mendapat inspirasi dari Alat Ungkap Masalah yang disusun oleh Prayitno, dkk dan dimodifikasi oleh peneliti. Kuesioner terdiri dari 43 pernyataan yang mencakup ketiga aspek yaitu: (1) aspek belajar (2) aspek sosial (3) aspek pribadi. Data dianalisis dengan menggunakan kriteria Penilaian Azwar dan digolongkan menjadi 3 yaitu dialami, cukup dialami, dan kurang dialami.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) terdapat (53,4%) masalah-masalah yang intens dialami oleh mahasiswa semester tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 antara lain sulit membagi waktu dan merasa rendah diri atau kurang percaya diri. (b) terdapat (46,6%) masalah-masalah yang cukup intens dialami oleh mahasiswa semester tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 antara lain kurang mampu mengatasi pengaruh negatif dari kelompok atau teman sebaya dan sering merasa murung dan tidak bahagia. (c) tidak ada (0%) masalah-masalah yang kurang intens dialami oleh mahasiswa semester tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil penelitian disusunlah usulan topik-topik bimbingan klasikal untuk membantu mahasiswa semester tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk mengatasi masalahnya.

(12)

ix ABSTRACT

DESCRIPTION OF PROBLEMS THAT INTENSE EXPERIENCED BY STUDENTS OF THE THIRD SEMESTER STUDY PROGRAM GUIDANCE AND COUNSELLING, FACULTY OF TEACHERSHIP AND

SCIENCE EDUCATION, UNIVERSITY OF SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014/2015 ACADEMIC YEAR AND THE IMPLICATIONS OF PROPOSED TOPICS CLASSICAL GUIDANCE

Kandida Valeria Hubung Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

This study attempts to describe intense problems experienced by students of third semester Study Program Guidance and Counseling, Faculty Of Teachership And Science Education, University of Sanata Dharma Yogyakarta 2014/2015 academic year and make proposals guidance klasikal topics appropriate.

This study is a descriptive survey method. The subjects were 70 students of third semester Study Program Guidance and Counseling, Faculty Of Teachership And Science Education, University of Sanata Dharma Yogyakarta 2014/2015 academic year. The research instrument was a questionnaire that takes inspiration from the Reveral Tool Issues compiled by Prayitno, et al modified by researchers. The questionnaire consists of 43 statements that cover all three aspects of the problems experienced intense namely: (1) aspects of learning (2) social aspects (3) The personal aspect. Data were analyzed using Azwar Assessment criteria and classified into 3 experienced, quite experienced, and less experienced.

(13)

x

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha baik atas segala rahmat dan kesetiaan-Nya sehingga penulis memperoleh kekuatan dan semangat untuk tetap setia menyusun skripsi. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bimbingan dan Konseling di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan, perhatian, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2. Dra. M.J. Retno Priyani, M.Si., selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan pengarahan kepada peneliti dalam proses menyelesaikan skripsi ini.

3. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma atas kebersamaan dan ilmu yang telah diberikan kepada peneliti.

4. Pemerintah kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.

5. Para karyawan perpustakaan, sekretariat Program Studi Bimbingan dan Konseling, yang dengan ramah, sabar, setia membantu peneliti dalam hal peminjaman buku, dan pengurusan administrasi

6. Seluruh mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2013 yang bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi subjek penelitian ini.

(14)
(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GRAFIK... xviii

(16)

xiii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Definisi Operasional... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Arti dan Jenis-Jenis Masalah... 8

1. Pengertian Masalah... 8

2. Jenis-Jenis Masalah... 9

B. Mahasiswa Sebagai Individu Pada Masa Remaja Akhir.... 13

1. Pengetian Masa Remaja... 13

2. Ciri Khas Remaja Akhir... 14

3. Tugas Perkembangan Remaja... 18

C. Bimbingan Klasikal Di Perguruan Tinggi... 19

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling... 20

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling... 20

3. Bidang Bimbingan dan Konseling... 21

4. Bimbingan Klasikal... 22

(17)

xiv BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian... 24

B. Subjek Penelitian... 24

C. Instrumen Penelitian... 25

1. Alat Pengumpulan Data... 25

2. Skoring... 26

3. Kisi-Kisi Kuesioner... 26

4. Validitas... 28

5. Reliabilitas... 29

D. Prosedur Pengumpulan Data... 31

1. Tahap Persiapan... 31

2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data... 31

E. Teknik Analisis Data... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 35

B. Pembahasan... 40

(18)

xv BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 73

B. Saran... 74

DAFTAR PUSTAKA... 76

(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-Kisi Kuesioner Masalah-Masalah Mahasiswa... 27 Tabel 2. Rincian Item Valid dan Gugur... 29 Tabel 3. Kriteria Guilford... 30 Tabel 4. Norma Kategorisasi Tingkat Masalah-Masalah

Yang Intens Dialami Oleh Mahasiswa... 32 Tabel 5. Norma Kategorisasi Masalah-Masalah Yang Intens

Dialami Oleh Mahasiswa Semester Tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015... 34 Tabel 6. Kategori Masalah-Masalah Yang Intens Dialami

Oleh Mahasiswa Semester Tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ,Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015... 36 Tabel 7. Masalah-Masalah Yang Masuk Kategori

(20)

xvii

(21)

xviii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Kategorisasi Masalah-Masalah Yang Intens

(22)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Masalah Mahasiswa... 78 Lampiran 2. Hasil Uji Reliabilitas... 86 Lampiran 3. Hasil Uji Validitas... 87 Lampiran 4. Data Masalah-Masalah Mahasiswa Semester Tiga

(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

A.Latar Belakang Masalah

Sebagian besar mahasiswa yang hidup di lingkungan kampus mempunyai satu tujuan yang sama yaitu menuntut ilmu, menjadi pribadi yang baik, mendapat gelar sarjana, mempunyai keahlian di bidang pendidikan yang digeluti dan bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi. Mahasiswa dapat digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa awal, yaitu usia 17-21 tahun dan 22-24 tahun. Pada usia ini mahasiswa mengalami masa transisi dari remaja akhir kedewasa awal.

(24)

tergantung dari laju perkembangan masing-masing mahasiswa (Winkel dan Hastuti 2006: 157)

Masa transisi yang dialami mahasiswa, mendorong mahasiswa untuk menghadapi berbagai tuntutan dan tugas perkembangan yang baru. Tuntutan dan tugas perkembangan mahasiswa tersebut muncul dikarenakan adanya perubahan yang terjadi pada beberapa aspek fungsional individu, yaitu fisik, psikologis, dan sosial. Perubahan tersebut menuntut mahasiswa untuk dapat menyesuaikan diri.

Belajar di perguruan tinggi memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan belajar di sekolah lanjutan. Karateristik utama dari studi pada tingkat ini adalah kemandirian, baik dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan pemilihan program studi, maupun dalam pengelolaan diri sebagai mahasiswa. Mahasiswa juga dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri, tanpa banyak diatur, dan diawasi. Dalam mengelola hidupnya, mahasiswa dipandang telah cukup dewasa dalam mengatur hidupnya sendiri.

(25)

Permasalahan merupakan sesuatu yang menghambat, menghalangi, mempersulit, seseorang dalam mencapai sesuatu. Masalah bisa saja berupa tidak tercapainya tujuan tertentu, belum terpenuhinya kebutuhan tertentu, atau belum terselesaikan tugas perkembangan tertentu. Setiap mahasiswa mempunyai masalah yang beraneka ragam di dalam hidupnya. Masalah yang muncul didalam kehidupan sehari-hari harus dicari penyelesaiannya agar hidup dapat dijalani dengan perasaan tenang dan semua aktivitas dapat berjalan dengan baik.

(26)

dengan masyarakat sekitar tempat tinggal mahasiswa, khususnya mahasiswa pendatang; 14) kesulitan karena masalah-masalah keluarga; dan 15) kesulitan karena masalah-masalah pribadi.

Penyelesaian masalah-masalah yang dialami oleh mahasiswa dapat berjalan dengan baik apabila mahasiswa mendapat bantuan dari orang lain. Agar mahasiswa terbantu dalam menyelesaikan masalahnya yang dialami maka mahasiswa perlu mendapat bimbingan dari dosen atau orang lain yang dilakukan secara sistematik untuk mendampingi mahasiswa menghadapi masalahnya dan mahasiswa mendapat perubahan-perubahan positif dalam dirinya yang sedang berkembang menuju kedewasaan. Menurut Winkel & Hastuti (2006: 44) bimbingan merupakan proses membantu orang perorangan dalam memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan dari bimbingan adalah agar individu dapat mengatur kehidupannya sendiri, menjamin perkembangan dirinya sendiri seoptimal mungkin, memikul tanggung jawab sepenuhnya atas arah hidupnya sendiri, menggunakan kebebasannya sebagai manusia secara dewasa dengan berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang baik padanya, dan menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam kehidupan (Winkel dan Hastuti 2006: 65).

(27)

hampir menempuh separuh waktu dan masih lama menjalankan studi. Harapan penulis dengan adanya penelitian ini para mahasiswa terbantu dalam mengembangkan diri secara optimal dan memahami permasalahan yang dialami serta dapat menyelesaikannya dengan baik. Ini menunjukan bahwa perlu ada bimbingan dari para dosen atau orang lain yang dilakukan secara sistematik untuk mendampingi mahasiswa menghadapi masalahnya. Apa bila masalah-masalah yang dialami mahasiswa kurang mendapat perhatian, maka tidak tertutup kemungkinan bahwa masalah-masalah ini akan menghambat perkembangan mahasiswa secara optimal. Oleh karena itu ,penulis tertarik untuk mengungkap masalah-masalah yang intens dialami oleh mahasiswa semester tiga Bimbingan dan Konseling (BK) Universitas Sanata Dharma tahun ajaran 2014/2015. Dengan mengetahui masalah-masalah yang intens dialami mahasiswa, maka dapat diusulkan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk membantu mahasiswa mengatasi masalahnya.

B.Rumusan Masalah

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Masalah-masalah apa sajakah yang intens dialami mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling semester tiga tahun ajaran 2014/2015? 2. Topik-topik bimbingan klasikal apakah yang sesuai untu membantu

(28)

C.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan masalah-masalah yang intens dialami mahasiswa Bimbingan dan Konseling semester tiga tahun ajaran 2014/2015

2. Mengusulkan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk membantu mahasiswa Bimbingan dan Konseling semester tiga mengatasi masalah-masalah yang intens dialaminya

D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Memberikan gambaran mengenai masalah-masalah yang intens dialami mahasiswa BK semester tiga dan implikasinya pada topik-topik bimbingan klasikal

2. Manfaat praktis

a. Bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan berupa informasi mengenai masalah-masalah yang intens dialami mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling semester tiga sehingga dapat disusun program bimbingan guna membantu mahasiswa mengatasi masalahnya dan mengembangkan diri secara optimal.

b. Bagi dosen Prodi BK

(29)

mahasiswa dalam mengembangkan diri dan menghindari, serta mengatasi hambatan dan masalah yang dihadapi.

c. Bagi mahasiswa Bimbingan dan Konseling semester tiga

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang masalah-masalah yang bisa dialami mahasiswa dan cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.

d. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi penulis lain jika akan melakukan penelitian yang sama.

E.Definisi Operasional

1. Masalah merupakan sesuatu yang menghambat, merintangi, atau mempersulit seseorang untuk melakukan tindakan tertentu, karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi, dan masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.

(30)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian tentang arti dan jenis-jenis masalah, mahasiswa sebagai individu pada masa remaja akhir, dan bimbingan klasikal di perguruan tinggi.

A.Arti dan Jenis-Jenis Masalah

1. Pengertian Masalah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Sugono dkk., 2008: 883) masalah didefinisikan sebagai sesuatu hal yang harus dipecahkan.

Menurut Sudrajad (2011: 3) masalah dapat diartikan sebagai suatu kesulitan yang harus dipecahkan atau dicarikan jalan keluarnya.

Ciri-ciri masalah menurut Sudrajad (2011: 4) adalah sebagai berikut:

a. Masalah muncul karena adanya kesenjangan antara harapan (das sollen) dan kenyataannya (das sein)

b. Semakin besar kesenjangan, maka masalah semakin berat

c. Tiap kesenjangan yang terjadi dapat menimbulkan persepsi yang berbeda-beda

d. Masalah timbul akibat proses belajar yang keliru

e. Masalah memerlukan berbagai pertanyaan dasar yang perlu dijawab f. Masalah dapat bersifat individual atau kelompok

(31)

mempersulit seseorang untuk melakukan tindakan tertentu, karena ada kebutuhan yang belum terpenuhi atau tugas perkembangan yang belum terselesaikan. Masalah-masalah yang dialami antara orang yang satu dengan orang yang lainnya juga berbeda-beda intensitasnya

2. Jenis-jenis Masalah

Prayitno (2004: 238) mengelompokkan masalah ke dalam sebelas kelompok masalah, yaitu kelompok masalah yang berkenaan dengan:

a. Perkembangan jasmani dan kesehatan

b. Keuangan, keadaan lingkungan, dan pekerjaan c. Kegiatan sosial dan reaksi

d. Hubungan muda-mudi, pacaran, dan perkawinan e. Hubungan sosial kejiwaan

f. Keadaan pribadi kejiwaan g. Moral dan agama

h. Keadaan rumah dan keluarga

i. Masa depan pendidikan dan pekerjaan j. Penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah k. Kurikulum sekolah dan prosedur pengajaran

(32)

Menurut Achmad (2006: 28) mengelompokan masalah yang mungkin dialami mahasiswa ke dalam lima belas kelompok masalah, yaitu kelompok masalah yang berkenaan dengan:

a. Kesulitan dalam memilih program studi/konsentrasi/pilihan mata kuliah yang sesuai dengan kemampuan dan waktu yang tersedia

b. Kesulitan dalam mengatur waktu belajar disesuaikan dengan banyaknya tuntutan dan aktivitas perkuliahan, serta kegiatan kemahasiswaan lainya c. Kesulitan dalam mendapatkan sumber belajar dan buku-buku sumber. d. Kesulitan dalam menyusun makalah, laporan, dan tugas akhir

e. Kesulitan dalam mempelajari buku-buku yang berbahasa asing, khususnya bahasa Inggris

f. Kurang motivasi atau semangat belajar g. Adanya kebiasaan belajar yang salah

h. Rendahnya rasa ingin tahu dan ingin mendalami ilmu serta rekayasa i. Kurangnya minat terhadap profesi

j. Kesulitan ekonomi/biaya kuliah

k. Kesulitan berkenaan dengan masalah pemondokan

l. Kesulitan menyesuikan diri dangan teman sesama mahasiswa, baik di kampus maupun di lingkungan tempat tinggal

m. Kesulitan menyesuiakan diri dengan masyarakat sekitar tempat tinggal mahasiswa, khususnya mahasiswa pendatang

(33)

Masalah-masalah yang dikemukan di atas dapat digolongkan menjadi dua jenis masalah yaitu: masalah akademik, dan masalah sosial pribadi.

Menurut Winkel & Hastuti, (2006: 47) masalah-masalah yang dialami mahasiswa dapat digolongkan menjadi beberapa bidang masalah yaitu:

a. Masalah belajar (bidang belajar)

Kesulitan yang dihadapi mahasiswa berkaitan dengan belajar antara lain: motivasi dan semangat belajar yang kurang, ketidaksukaan dengan mata kuliah, pemilihan jurusan yang tidak sesuai dengan bidangnya atau tuntutan dari orang tua, hubungan dengan teman dan dosen tidak akrab, banyaknya tugas-tugas kuliah, banyaknya kesibukan kegiatan kemahasiswaan di kampus, sehingga mengakibatkan kesempatan belajar kurang.

b. Keluarga (bidang sosial)

Ada hal-hal yang menyebabkan para mahasiswa mengalami kesulitan dalam belajar karena situasi keluarga antara lain: suasana rumah kurang nyaman, keadaan ekonomi kurang memadai, perceraian kedua orang tua, banyaknya tugas rumah yang diberikan orang tua, perhatian dari orang tua kurang, orang tua terlalu banyak menuntut dan menekan.

c. Masalah pengisian waktu luang (bidang belajar)

(34)

cara mengisi waktu luang yang baik dan bagaimana menggunakan waktu tersebut lebih bermanfaat.

d. Masalah pergaulan dengan teman sebaya (bidang sosial)

Masalah pergaulan sering terjadi antar teman sebaya, sehingga dapat menyebabkan hambatan dalam belajar. Misalnya antara lain: perbedaan latar belakang atau status keluarga, selisih paham dan pendapat dengan teman, sulitnya menerima kelebihan dan kekurangan teman.

e. Masalah pergulatan dalam diri sendiri (bidang pribadi)

Pergulatan diri dapat menganggu konsentrasi belajar, seperti: iri terhadap teman yang sukses, rendah diri dengan segala kekurangan yang dimiliki, cemburu dengan teman, emosi dan marah melihat keberhasilan teman, dan gelisah memikirkan masa depan.

(35)

yang dialami mahasiswa kedalam tiga bidang masalah yaitu yang berkenaan dengan bidang belajar, sosial, dan pribadi.

Atas beberapa pertimbangan penulis memutuskan menggunakan teori dari Winkel dan Hastuti dalam penyusunan kisi-kisi kuesioner, namun menggunakan Alat Ungkap Masalah Umum (AUM-U) Format 1 yang telah di susun oleh Prayitno (Gantina dan Eka 2011: 131-132), dan dimodifikasi oleh penulis, menggunakan kuesioner yang telah di susun Prayitno dikarenakan kuesioner ini mengungkap masalah-masalah umum yang dialami mahasiswa, dengan menggunakan teori dari Winkel dan Hastuti penulis sudah mendapatkan tiga aspek dan beberapa indikator, ini yang menjadi landasan penulis dalam memilih item-item yang ada pada kuesioner yang di susun Prayitno dan memodifikasinya.

B.Mahasiswa Sebagai Individu Pada Masa Remaja Akhir

1. Pengertian Masa Remaja

Masa remaja merupakan sebuah tahapan dalam kehidupan seseorang yang berada di antara tahap kanak-kanak dengan tahap dewasa. Pada periode ini ini adalah ketika seorang anak muda harus beranjak dari ketergantungan menuju kemandirian, otonomi, dan kematangan.

Hurlock (Hartinah, 2008: 58) juga mengatakan bahwa adolesensi (masa remaja) berasal dari kata Latin adolensence berarti “tumbuh atau

tumbuh untuk mencapai kematangan”. Adolesensi memiliki arti yang luas,

mencangkup kematangan mental, sosial, dan fisik. Istilah adolesensi juga

dapat diartikan sebagai “masa remaja” dalam arti yang luas, meliputi

(36)

karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.

Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.

Hal senada di ungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa adolensence diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencangkup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 tahun hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12-15 tahun= masa remaja awal, 15-18= masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun= masa remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10-12 tahun, masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun, dan masa remaja akhir 18-21 tahun.

2. Ciri Khas Remaja Akhir

(37)

a. Kestabilan bertambah

Dibandingkan pada masa remaja awal, periode ini kesetabilan semakin bertambah. Hal ini nampak pada minatnya, pemilihan jabatan, pakaian, rekreasi, persahabatan dengan lawan jenis maupun dengan jenis yang sama menjadi semakin stabil. Demikian pula dengan tingkah laku yang berhubungan dengan emosinya. Mengenai kapan remaja berganti keadaan dari tidak stabil kekeadaan stabil tergantung dari lingkungan sekitarnya baik keluarga, sekolah, masyarakat, maupun teman sebaya. b. Lebih matang dalam cara menghadapi masalah

Pada periode ini cara-cara remaja dalam menghadapi setiap permasalahan lebih matang dibanding sebelumnya. Tentunya hal ini tidak terlepas dari bimbingan dan motivasi serta pemberian kesempatan dari lingkungan sekitar di mana remaja tumbuh dan berkembang. c. Campur tangan dari orang dewasa berkurang

Karena telah stabil keadaannya, lebih matang tingkah lakunya, maka orang dewasa tidak terlalu mengkhawatirkan keadaannya lagi dan tidak banyak ikut campur tangan.

d. Ketenangan emosional bertambah

Karena campur tangan orang dewasa berkurang, maka remaja lebih mendapatkan kebebasan sehingga merasa tenang secara emosional. Meskipun begitu, letupan-letupan emosi yang pernah dialami pada masa remaja awal tidak lenyap sekaligus.

(38)

Hal ini dikarenakan bertambahnya pengalaman dan kemampuan untuk berpikir secara realistis, maka remaja dalam periode ini dapat melihat keadaan dirinya, keluarganya, dan teman-temannya dengan lebih realistis.

f. Lebih banyak perhatian terhadap lambang-lambang kematangan

Remaja akhir merupakan gerbang atau ambang memasuki kedewasaan. Maka remaja alam masa ini ingin menunjukan bahwa mereka kini telah dewasa dan untuk mencapai hal tersebut, mereka cenderung meniru tingkah laku orang dewasa.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa remaja yang berada pada periode remaja akhir sudah dianggap sebagai individu yang sudah matang baik dalam hal sikap, emosi, cara berpikir karena sudah menunjukkan kesetabilannya, namun ciri khas pada periode ini juga dapat menjadi sebuah masalah bagi remaja, remaja yang belum mampu mencapai perkembangan pada periode ini akan mengalami masalah karena keterlambatan perkembangannya pada periode ini.

Masalah-masalah yang bisa muncul karena adanya perkembangan yang belum terpenuhi seperti belum mampu mengatasi letupan-letupan emosi, belum tahu cara menghadapi masalah, tingkah lakunya masih kekanak-kanakkan, belum mampu berpikir realistis terhadap diri sendiri maupun orang lain, dll.

(39)

1) Pemilihan kehidupan mulai mendapat perhatian yang tegas 2) Telah ada spesialisasi berdasarkan bakat-bakat yang

diselidiknya

3) Kecenderungan untuk menetapkan jenis pekerjaan yang akan pilihnya sebagai bekal mencari nafkah

4) Memilih teman hidup dan memikirkan masalah keluarga 5) Berhati-hati dalam memilih pakaian dan cara berdandan

6) Kalau pada usia remaja awal sikap dan tindakan-tindakannya serba kaku, maka kekakuan pada masa remaja mulai hilang menjelang masa remaja akhir.

7) Keamanan dan kebebesan ekonomis. Mereka secara ekonomis tidak tergantung lagi pada orang tua, tetapi ia sendiri telah dapat mencari uang untuk membiayai keperluan hidupnya. 8) Mereka mulai berpikir tentang tanggung jawab sosial, moral,

ekonomi, dan keagamaan

9) Perspektif kehidupan semakin meluas, nilai-nilai kehidupan mulai muncul, pengertian-pengertian lebih diperluas dan dalam.

(40)

3. Tugas perkembangan remaja

Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar satu periode tertentu dari kehidupan individu dan jika berhasil akan menimbulkan kebahagiaan dan membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi kalau gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.

Adapun tugas-tugas perkembangan remaja menurut Hurlock (1991) adalah:

a. Mampu menerima keadaan fisiknya

b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok

yang berlainan jenis

d. Mencapai kemandirian emosional e. Mencapai kemandirian ekonomi

f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat

g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua

h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa

(41)

j. Memilih pasangan dan mempersiapkan diri untuk berkeluarga k. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab

kehidupan keluarga

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas-tugas perkembangan remaja adalah sikap dan perilaku diri sendiri dalam menyikapi lingkungan di sekitarnya. Perubahan yang terjadi pada fisik maupun psikologisnya menuntut anak untuk dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan dan tantangan yang ada dihadapannya.

Remaja yang belum mampu memenuhi tugas perkembangannya akan menunjukkan keterlambatan dalam hal perkembangannya yang mana akan tampak pada masalah-masalah yang akan muncul dan dialami remaja itu sendiri, masalah-masalah yang dialami remaja terkaitan dengan belum tercapainya tugas perkembangannya akan mempengaruhi perkembangan remaja untuk memenuhi tugas perkembangannya pada periode selanjutnya yang mana akan berdampak cukup besar terhadap kebahagiaan di masa dewasa kelak.

C.Bimbingan Klasikal di Perguruan Tinggi

(42)

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan yang dilakukan melalui kegiatan perorangan atau secara kelompok, dengan tujuan untuk membantu peserta didik semakin mandiri dan berkembang secara optimal. Ada empat bidang bimbingan (pribadi, sosial, belajar, karier), yang dilaksanakan melalui layanan-layanan bimbingan dan sejumlah kegiatan pendukung, dengan mengikuti norma-norma yang belaku (Depdiknas 2003:4).

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Winkel & Hastuti (2006: 155) mengungkapkan bahwa tujuan bimbingan dan konseling di perguruan tinggi yaitu supaya manusia muda mampu mengatur hidupnya sendiri, mengembangkan kepribadiannya sesuai dengan potensi-potensi yang dimiliki, mengintegrasikan studinya dalam pola kehidupan sehari-hari, dan merencanakan masa depannya dengan mengingat situasi hidupnya yang konkret.

(43)

3. Bidang Bimbingan dan Konseling

Ada tiga bidang bimbingan, yaitu: bidang karier, bidang akademik, dan bidang pribadi-sosial. Winkel & Hastutui (2006: 114) memberikan penjelasan mengenai ketiga bidang tersebut, sebagai berikut:

a. Bimbingan karier

Bimbingan karier bertujuan untuk membantu peserta didik untuk memahami jenis-jenis pekerjaan di masyarakat, memahami bakat, minat dan kemampuannya serta kemungkinan-kemungkinan pengembangan karier yang sesuai baginya.

b. Bimbingan akademik

Tujuan bimbingan akademik adalah membantu peserta didik dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan.

c. Bimbingan pribadi-sosial

(44)

4. Bimbingan Klasikal

Dalam Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling (Depdiknas 2003: 26), bimbingan klasikal diartikan sebagai berikut:

Layanan bimbingan klasikal merupakan layanan yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok.

Dengan demikian, bimbingan klasikal yang merupakan bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan kepada sejumlah/sekelompok peserta didik dalam waktu yang bersamaan. Tujuan bimbingan klasikal adalah untuk mengembangkan kemampuan sosial peserta didik, kemampuan untuk mengenali dirinya sendiri serta mengembangkan kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah-masalah yang dialaminya.

(45)

5. Bimbingan Klasikal untuk Membantu Mengatasi Masalah

Bimbingan klasikal atau kelompok dijenjang perguruan tinggi mempunyai beberapa manfaat bagi mahasiswa yaitu: menjadi lebih sadar akan situasi yang dihadapinya, mau menerima dirinya sendiri, berani mengemukakan pandangannya sendiri bila berada di dalam kelompok, dan diberi kesempatan untuk mendiskusikan sesuatu bersama.

(46)

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A.Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa ada perlakuan khusus terhadap objek yang diteliti (Kountur, 2003: 53). Sifat deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran masalah-masalah yang dialami oleh mahasiswa, sehingga dengan hasil penelitian yang diperoleh dapat disusun usulan topik bimbingan klasikal yang sesuai dengan kebutuhan. B.Subjek Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian populasi. Menurut Sugiyono (2011: 117) populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, dan tumbuh-tumbuhan, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karekteristik tertentu di dalam suatu penelitian.

(47)

C.Instrumen Penelitian

1. Alat Pengumpulan Data

Pada penelitian ini alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian berupa kuesioner yang disusun berpedoman pada teknik penyusunan skala model Likert. Kuesioner adalah sekumpulan daftar pernyataan tertulis yang diberikan kepada subjek penelitian (Sugiyono, 2011: 199).

(48)

2. Skoring

Penentuan skoring untuk masing-masing alternatif jawaban adalah sebagai berikut:

Semua pernyataan dalam angket bersifat negatif, kuesioner terdiri dari item yang menjelaskan masalah yang boleh jadi dialami. Untuk mengungkap intensitas masalah masing-masing item disediakan empat alternatif jawaban, yaitu Tidak Mengalami (TM) diberi skor 1, Kurang Mengalami (KM) diberi skor 2, Mengalami (M) diberi skor 3, dan Sangat Mengalami (SM) diberi skor 4.

3. Kisi-kisi Kuesioner

(49)

Tabel 1

Kisi-kisi Kuesioner Masalah-Masalah Mahasiswa

No Aspek Indikator Item

1 Belajar a. Motivasi dan semangat belajar yang kurang

1,2,31,32,60

b. Ketidaksukaan dengan mata kuliah

3,4,33

c. Pemilihan jurusan yang tidak sesuai dengan bidang atau tuntutan dari orang tua

5,6,34

d. Banyaknya kesibukan kemahasiswaan dikampus

7,8,35,36

e. Banyaknya tugas-tugas kuliah

9,10,37,38

f. Kesulitan belajar 11,12,39,40,61,62 g. Pengaturan waktu luang 13,14,41,42,63 2 Sosial a. Hubungan dengan

keluarga

15,16,43,44,80

b. Hubungan dengan dosen 17,18,45,78,79

c. Hubungan dengan teman 19,20,46,47,48,64,65,66 d. Hubungan dengan lawan

jenis

21,22,49,50

e. Keadaan ekonomi 23,24,76 f. Aktif kegiatan sosial 25,26,51,52,53

3 Pribadi a. Identitas diri 27,28,54,55,56,57,67,68,69,73,74,75 b. Perkembangan fisik 29,30,58,59,70,71,72,77

(50)

4. Validitas

Menurut Azwar ( 2008: 5) validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.

Sedangkan teknik statistik yang digunakan untuk menguji tingkat validitas dari kuesioner menggunakan teknik korelasi Spearman’s rho (Tulus, 2006: 72). Rumus korelasi Spearman’s rho adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Pada penelitian ini proses penghitungan taraf validitas dilakukan dengan cara memberi skor terlebih dahulu pada setiap item dan mentabulasikan kedalam penelitian. Untuk mengukur keofisien korelasi validitas item, peneliti menggunakan program SPSS (Statistic Programme For Social Science) versi 16. Kriteria uji validitas pada instrument penelitian ini berdasarkan korelasi item total,

(51)

dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila skor ≤ 0,30 maka item tersebut

dinyatakan tidak valid. Jika jumlah item yang valid ternyata masih tidak

mencukupi jumlah yang diinginkan, maka dapat diturunkan sedikit batas kriteria ≥

0,30 menjadi ≥ 0,25 (Azwar, 2011: 65).. Dari hasil perhitungan uji coba yang

telah dilakukan menunjukkan bahwa dari 80 item, ada 37 item yang koefisien

validitasnya ≤ 0,25. Sedangkan sisanya 43 item termasuk kedalam item yang valid

karena koefisien validitasnya ≥ 0,25. Adapun hasil analisis dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 2

Rincian Item Valid dan Gugur

No Aspek-2 Sosial 15,16,17,18,23,64,65,

76,79,80

(52)

koefisien Alpha Cronbach (a). Berikut ini rumusan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (a) (Azwar 2011: 87).

α =

2[1-

2 S

2 S + 2 S

x i x

]

Keterangan rumus:

S12 dan S22 : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2

Sx2 : varians skor skala

Hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan kriteria Guilford (Masidjo, 1995).

Tabel 3 Kriteria Guilford

No Koefisien Korelasi Kualifikasi

1 0,91 – 1,00 Sangat tinggi

2 0,71 – 0,90 Tinggi

3 0,41 – 0,70 Cukup

4 0,21 – 0,40 Rendah

5 Negatif – 0,20 Sangat rendah

(53)

Guilford, dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas intrumen masuk dalam kriteria tinggi.

D.Prosedur Pengumpulan Data

1. Tahap persiapan

Dalam tahap ini peneliti melakukan beberapa usaha sebagai persiapan sebelum pengisian kuesioner, yaitu:

a. Menyusun kuesioner masalah-masalah yang dialami mahasiswa pada penelitian ini disusun berdasarkan aspek-aspek masalah-masalah yang dialami mahasiswa menurut Winkel dan Hastuti.

b. Mengkonsultasikan kuesioner kepada dosen pembimbing

c. Setelah mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing, kemudian dilakukan pengumpulan data yang sekaligus uji coba terpakai.

2. Tahap pelaksanaan pengumpulan data

Pengisian kuesioner dilaksanakan di Kampus III Universitas Sanata Dharma pada hari Kamis dan Jumat, 13-14 November 2014, lama waktu setiap pengisian kuesioner berlangsung selam 30 menit di setiap kelasnya.

(54)

E.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui masalah-masalah yang dialami mahasiswa semester tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling tahun ajaran 2014/2015 sebagai berikut:

Mengkategorisasi masalah-masalah yang intens dialami mahasiswa semester tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling ke dalam tiga kategori: tinggi, sedang, dan rendah seperti tampak pada tabel 4 berikut ini (Azwar, 2011 : 109).

Tabel 4

Norma Kategorisasi Tingkat

Masalah-Masalah Yang Intens Dialami Mahasisa

Norma/Kriteria Skor Kategori Makna Kategori

(µ+ 1,5σ) ≤ X Tinggi Masalah Yang Intens Dialami (µ- 1,5 σ) ≤ X < (µ+ 1,5σ) Sedang Masalah Yang Cukup

Intens Dialami X < (µ- 1,5 σ) Rendah Masalah Yang Kurang

Intens Dialami

Keterangan:

X maksimum teoritik :

skor tertinggi yang dapat diperoleh subjek penelitian

X minimum teoritik : skor terendah yang dapat diperoleh subjek penelitian

(55)

satuan deviasi sebaran.

µ (mean teoritik) : rata-rata teoritis dari skor maksimum dan minimum.

Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan masalah yang intens dialami mahasiswa semester tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling dengan jumlah item = 43, diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut:

X maksimum teoritik : 4 x 43 = 172 X minumun teoritik : 1 x 43 = 43 Luas jarak : 172 – 43 = 129

σ (stadar deviasi) : 129 : 6 = 21,5 dibulatkan 22

µ (mean teoritik) : (172+43) : 2 = 108

(56)

Tabel 5

Norma Karegorisasi Masalah-Masalah Yang Intens Dialami Mahasiswa Semester Tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori

(µ+ 1,5σ) ≤ X 141 ≤ X Tinggi (µ- 1,5 σ) ≤ X < (µ+ 1,5

σ)

75 ≤ X < 141 Sedang

(57)

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

Bab ini berisikan hasil penelitian, pembahasan, dan usulan topik-topik

bimbingan klasikal. Hasil penelitian ini merupakan jawaban atas “Masalah

-masalah apa sajakah yang dialami para mahasiswa semester tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015?”

A.Hasil Penelitian

1. Masalah-Masalah yang Intens dialami oleh Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling , Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun ajaran

2014/2015.

(58)

Tabel 6

Kategori Masalah –Masalah Yang Intens Dialami

Mahasiswa Semester Tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 No Rentang Skor Kategori Jumlah Masalah

yang Dialami

Persentase

1 ≥ 141 Tinggi 23 53,4%

2 75-141 Sedang 20 46,6%

3 ≤ 75 Rendah 0 0%

Jumlah Total 43 100%

Berdasarkan tabel di atas, dan sesuai dengan kategorisasi yang berpedoman pada Azwar (2011: 108-109), terlihat bahwa terdapat 23 (53,4%) masalah yang intens dialami oleh mahasiswa semester tiga, terdapat 20 (46,6%) masalah yang cukup intens dialami oleh mahasiswa semester tiga, dan tidak terdapat 0 (0%) masalah yang kurang intens dialami oleh mahasiswa semester tiga.

(59)

Grafik 1. Masalah-Masalah Yang Intens Dialami Mahasiswa Semester Tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

Pengamatan pada tabel maupun grafik menunjukkan:

a. Terdapat 23 (53,4%) masalah yang intens dialami oleh mahasiswa semester tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015

b. Terdapat 20 (46,6%) masalah yang cukup intens dialami oleh mahasiswa semester tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan , Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015

c. Tidak ada (0%) masalah yang kurang dialami oleh mahasiswa semester tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan

0 5 10 15 20 25

tinggi sedang rendah

Kategorisasi Masalah-Masalah Yang

Intens Dialami Mahasiswa

(60)

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

Dari hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa ada berbagai masalah yang dialami oleh mahasiswa semester tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Masalah-masalah tersebut dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini.

Tabel 7

Masalah-Masalah Yang Intens Dialami Mahasiswa No No

Item

Masalah-Masalah Mahasiswa A. Masalah Belajar

Skor Peringkat

1 2 Saya kurang memahami cara-cara meningkatkan semangat belajar

167 4

2 7 Sulit membagi waktu 181 2

3 11 Saya kurang mengetahui cara-cara belajar yang tepat 162 7 4 12 Saya kurang menyadari kebiasaan belajar yang baik

dan tidak baik

160 9 5 13 Saya sering tidak siap dalam menghadapi ujian 156 11 6 31 Saya merasa malas membaca catatan materi

perkuliahan saat berada dirumah

181 2 7 39 Saya kurang konsentrasi saat perkuliahan sedang

berlangsung

164 5 8 42 Kegemaran/hobi sering menganggu waktu belajar 153 14 9 62 Saya sukar memahami penjelasan dosen saat

perkuliahan

155 12 B. Masalah Sosial

10 17 Saya merasa kurang akrab dengan dosen tertentu 161 8 11 18 Saya merasa takut dengan dosen tertentu 161 8 12 23 Saya merasa kurang mampu berhemat atau

kemampuan keuangan sangat tidak mencukupi, baik untuk keperluan sehari-hari, maupun keperluan kuliah

186 1

13 79 Cara dosen menyampaikan materi perkuliahan terlalu kaku atau membosankan

151 16 C.Masalah Pribadi

14 27 Saya mudah marah atau tidak mampu mengendalikan diri

(61)

Tabel 7

Masalah-Masalah Yang Intens Dialami Mahasiswa No No

Item

Masalah-Masalah Mahasiswa A. Masalah Pribadi

Skor Peringkat

16 54 Mudah patah semangat 154 13

17 57 Saya merasa takut mencoba sesuatu yang baru 147 17 18 59 Saya mengalami susah tidur 163 6 19 67 Penakut,pemalu,dan/atau mudah menjadi bingung 156 11 20 68 Saya merasa sulit mengambil keputusan 168 3 21 69 Saya sulit mengungkapkan perasaan dengan tepat dan

jujur

162 7 22 73 Saya merasa ucapan dan perbuatan sering tidak sesuai 145 18 23 75 Saya merasa takut berbicara didapan umum 163 6

Jumlah Item 23

Tabel 8

Masalah-Masalah Yang Cukup Intens Dialami Mahasiswa No No

Item

Masalah-Masalah Mahasiswa A. Masalah Belajar

Skor Peringkat

1 5 Saya merasa terpaksa atau ragu-ragu kuliah di program studi saat ini

115 29 2 6 Saya merasa kurang yakin akan kemampuan saya

kuliah di program studi saat ini

105 33 3 34 Saya kuliah di program studi saat ini karena tuntutan

dari orang tua

103 34 4 36 Saya terlibat di kepengurusan inti di beberapa kegiatan

mahasiswa

124 25 5 37 Saya tidak memiliki target dalam menyelesaikan tugas

kuliah

132 22 6 38 Saya cenderung menyepelekan tugas mata kuliah

tertentu

130 23 B. Masalah Sosial

7 15 Hubungan saya dengan kedua orang tua kuranmg harmonis

98 36 8 16 Saya merasa diperlakukan tidak adil oleh oramng tua

dan anggota keluarga yang lain

(62)

kelompok atau teman sebaya

10 65 Saya cenderung pilih-pilih dalam berteman 106 32

Tabel 8

Masalah-Masalah Yang Cukup Intens Dialami Mahasiswa No No 12 80 Kurang mendapat perhatian dan pengertian dari orang

tua atau anggota keluarga

101 35 C.Masalah Pribadi

13 29 Badan saya terlalu pendek atau terlalu tinggi 141 21 14 30 Saya merasa kurang nyaman dengan warna kulit yang

saya miliki

112 30 15 55 Saya sering merasa murung dan tidak bahagia 142 20 16 70 Saya gagap dalam berbicara 122 27 17 71 Saya sering merasa pusing dan mudah sakit 144 19 18 72 Saya mengalami gangguan akibat rokok atau minuman

atau obat-obatan

89 38 19 74 Merasa hidup ini kurang berarti 110 31 20 77 Secara umum tidak sehat 119 28

Jumlah 20 item

Berdasarkan tabel-tabel di atas item-item yang masuk dalam kategori dialami dan cukup dialami adalah item-item yang digunakan sebagai penyusunan usulan topik-topik bimbingan klasikal untuk membantu mahasiswa mengatasi masalah-masalahnya.

B.Pembahasan

(63)

Masalah – masalah yang cukup intens dialami mahasiswa dikelompokkan menjadi tiga bidang masalah – masalah yaitu masalah belajar, masalah sosial, dan maslaah pribadi.

1. Masalah belajar

a. Saya kurang memahami cara-cara meningkatkan semangat belajar (item nomor 2)

b. Saya merasa terpaksa atau ragu-ragu kuliah di program studi saat ini (item nomor 5)

c. Saya merasa malas membaca catatan materi perkuliahan saat berada di rumah (item nomor 31)

d. Saya kuliah di program studi saat ini karena tuntutan dari orang tua (item nomor 34)

e. Saya cenderung menyepelekan tugas mata kuliah tertentu (item nomor 38)

(64)

pengetahuan tersebut), kurang memiliki kebiasaan belajar yang baik, dan rendahnya dorongan kebutuhan akan belajar.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah mahasiswa, antara lain: pertama, usaha yang dapat dilakukan oleh dosen atau pembimbing dapat membantu mahasiswa melalui layanan bimbingan klasikal atau kelompok dengan topik bimbingan motivasi dalam belajar dosen atau pembimbing dapat menunjukkan kepada siswa cara-cara meningkatkan motivasi dalam belajar serta keuntungan yang didapat jika memiliki motivasi dalam belajar. Kedua, mahasiswa sendiri dapat melatih diri dengan membiasakan diri dengan menemukan cara-cara yang efektif dalam belajar seperti membuat ringkasan materi kuliah, membuat mind map, tekun dan serius dalam belajar, menghindari kebiasaan mengerjakan tugas dengan Sistem Kebut Semalam (SKS), meningkatkan kebutuhan akan belajar,dan memberi perhargaan kepada diri sendiri atas hasil yang diperoleh dengan begitu akan termotivasi dalam belajar.

f. Sulit membagi waktu (item nomor 7)

g. Saya terlibat di kepengurusan inti di beberapa kegiatan mahasiswa (item nomor 36)

h. Saya tidak memiliki target dalam menyelesaikan tugas kuliah (item nomor 37)

(65)

Masalah sulit membagi waktu, terlibat di kepengurusan inti di beberapa mahasiswa, tidak memiliki target dalam menyelesaikan tugas kuliah, kegemaran/hobi sering menganggu waktu belajar, dan sering tidak siap dalam menghadapi ujian dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu mahasiswa masih belum mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan belajar di perguruan tinggi di mana pada taraf ini mahasiswa di tuntut mandiri dalam hal belajar, dan mahasiswa belum mampu membuat prioritas dalam hal belajar sehingga belum mampu membedakan kegiatan-kegiatan berdasarkan kepentingan dan kemendesakannya dan menyusun jadwal kegiatan harian berdasarkan prioritas yang sudah dipilih. Hal-hal tersebut sebetulnya sangat baik bagi mahasiswa dengan catatan semua nya dapat berjalan seimbang dengan porsi yang sama tanpa ada yang harus diutamakan kecuali kuliah.

(66)

k. Saya merasa kurang yakin akan kemampuan saya kuliah di program studi saat ini (item nomor 6)

l. Saya kurang mengetahui cara-cara belajar yang tepat (item nomor 11) m. Saya kurang menyadari kebiasaan belajar yang baik dan tidak baik

(item nomor 12)

n. Saya sukar memahami penjelasan dosen saat perkuliahan (item nomor 62)

o. Saya kurang konsentrasi saat perkuliahan sedang berlangsung (item nomor 39)

Masalah kurang yakin akan kemampuan kuliah di program studi saat ini, kurang mengetahui cara-cara belajar yang tepat, kurang menyedari kebiasaan belajar yang baik dan tidak baik, sukar memahami penjelasan dosen saat perkuliahan, dan kurang konsentrasi saat perkuliahan sedang berlangsung dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu mahasiswa kurang mengetahui cara belajar yang efektif, dan belum mampu mengenali gaya belajar yang dimilikinya sehingga pada proses belajar mengalami kesulitan dan sulit berkonsentrasi.

(67)

dimilikinya di dalam proses belajar. Kedua, mahasiswa dapat melatih diri dengan cara menemukan gaya belajar yang sesuai dengan dirinya, belajar pada lingkungan yang kondusif, dan membuat perencanaan dalam belajar.

2. Masalah sosial

a. Saya merasa kurang akrab dengan dosen tertentu (item nomor 17) b. Saya merasa takut dengan dosen tertentu (item nomor 18)

c. Cara dosen menyampaikan materi perkuliahan terlalu kaku atau membosankan (item nomor 79)

(68)

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah mahasiswa, yaitu: pertama, usaha yang dapat dilakukan oleh dosen atau pembimbing dapat membantu mahasiswa melalui layanan bimbingan klasikal atau kelompok dengan topik komunikasi yang efektif, dosen atau pembimbing dapat menunjukkan manfaat yang diperoleh mahasiswa dari terjalinnya komunikasi yang efektif bersama dosen. Kedua, mahasiswa dapat melatih diri dengan bersifat aktif bertanya kepada dosen sehingga komunikasi yang efektifpun dapat terjalin, dan jangan pernah merasa takut di salahkan.

d. Hubungan saya dengan kedua orang tua kurang harmonis (item nomor 15)

e. Saya merasa diperlakukan tidak adil oleh orang tua dan anggota keluarga yang lain (item nomor 16)

f. Kurang mendapat perhatian dan pengertian dari orang tua atau anggota keluarga (item nomor 80)

(69)

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah mahasiswa, antara lain: pertama, usaha yang dapat dilakukan oleh dosen atau pembimbing dapat membantu mahasiswa melalui layanan bimbingan klasikal atau kelompok dengan topik bimbingan membangun komunikasi yang baik dosen atau pembimbing dapat menunjukkan kepada mahasiswa cara-cara membangun komunikasi yang baik serta keuntungan yang didapat jika memiliki komunikasi yang baik dengan orang tua. Kedua, mahasiswa sendiri dapat melatih diri dengan membiasakan diri membangun komunikasi yang baik dengan orang tua, seperti selalu bertukar kabar, dan melibatkan orang tua dalam suatu hal seperti: bertanya pendapat orang tua dll. Dengan pembiasaan-pembiasaan senderhana itu dapat terjalin komunikasi yang baik antara anak dan orang tua.

g. Saya cenderung pilih-pilih dalam berteman (item nomor 65)

Masalah cenderung pilih-pilih dalam berteman dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu mahasiswa belum mampu menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan sekitar, serta terlalu tinggi dalam menentukkan kriteria pertemanan dengan orang lain sehingga membatasi diri dalam berteman dan hanya berteman dengan orang-orang tertentu yang diyakininya.

(70)

bimbingan klasikal atau kelompok dengan topik bimbingan bergaul dengan baik dosen atau pembimbing dapat menunjukkan kepada mahasiswa cara-cara bergaul dengan baik dan keuntungan yang didapatkan jika mampu bergaul dengan baik. Kedua, mahasiswa dapat melatih dirinya sendiri dengan membuka diri dengan orang dan lingkungan sekitarnya sehingga dapat memiliki teman, dan menyadari bahwa perbedaan itu suatu yang indah karena dapat belajar banyak dari suatu perbedaan.

h. Saya kurang mampu mengatasi pengaruh negatif dari kelompok atau teman sebaya (item nomor 64)

Masalah kurang mampu mengatasi pengaruh negatif dari kelompok atau teman sebaya dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu mahasiswa butuh akan rasa bebas dari orang dewasa merasa ingin dianggap menjadi bagian pada kelompok tertentu sehingga sulit mengatasi pengaruh negatif dari kelompok atau teman sebaya, seperti banyak menghabiskan waktu bermain-main sehingga tidak ada waktu untuk belajar atau hilangnya semangat belajar dan cenderung malas.

(71)

mengatasi pengaruh negatif dari kelompok atau teman sabaya. Kedua, mahasiswa dapat melatih diri untuk mampu mengatasi pengaruh negatif dari kelompok atau teman sebaya seperti dengan lebih selektif lagi dalam bergaul dengan kelompok atau teman sebaya dengan memikirkan keuntungan dan kerugian dari relasi yang dibangun dan lebih bijak lagi menyikapi apa yang baik dan tidak baik bagi dirinya.

i. Saya merasa kurang mampu berhemat atau kemampuan keuangan sangat tidak mencukupi, baik untuk keperluan sehari-hari, maupun keperluan kuliah (item nomor 23)

Masalah kurang mampu berhemat atau kemampuan keuangan sangat tidak mencukupi, baik untuk keperluan sehari-hari, maupun keperluan kuliah dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu mahasiswa belum mampu mengelola keuangan secara baik, yang mana akan berdampak pada keperluan sehari-hari, maupun keperluan kuliah. Mahasiswa merasa punya kebebasan penuh dalam menggunakan uang nya sehingga kurang mampu mengontrol pengeluaran.

(72)

penggunaan uang sehingga dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan kuliah.

j. Sarana belajar dirumah kurang memadai (item nomor 76)

Masalah sarana belajar dirumah kurang memadai dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu fasilitas yang berada dirumah atau kost kurang menunjang dan secara pribadi mahasiswa sendiri tidak memiliki fasilitas penunjang belajar seperti leptop. Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah mahasiswa, yaitu: pertama, usaha yang dapat dilakukan oleh dosen atau pembimbing dapat membantu mahasiswa melalui layanan bimbingan klasikal atau kelompok dengan topik mandiri memanfaatkan belajar mandiri. Kedua, mahasiswa dapat memanfaatkan fasilitas yang disediakan di kampus guna menunjang sarana belajar seperti ruang komputer, dan perpustakaan.

3. Masalah pribadi

a. Saya mudah marah atau tidak mampu mengendalikan diri (item nomor 27)

(73)

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi maslah mahasiswa, yaitu: pertama, usaha yang dapat dilakukan oleh dosen atau pembimbing dapat membantu mahasiswa melalui layanan bimbingan klasikal atau kelompok dengan topik emosi, dosen atau pembimbing dapat menunjukkan keuntungan yang didapat jika mampu mengendalikan emosi dengan baik. Kedua, mahasiswa dapat melatih diri dengan berusaha mengontrol emosinya, bisa dengan menggunakan kata-kata yang lebih baik, dan melihat tempat jika ingin meluapkkan emosinya.

b. Saya merasa rendah diri atau kurang percaya diri (item nomor 28) c. Badan saya terlalu pendek atau terlalu tinggi (item nomor 29)

d. Saya merasa kurang nyaman dengan warna kulit yang saya miliki (item nomor 30)

e. Mudah patah semangat (item nomor 54)

f. Saya sering merasa murung dan tidak bahagia (item nomor 55) g. Saya merasa takut mencoba sesuatu yang baru (iten nomor 57) h. Merasa hidup ini kurang berarti (item nomor 74)

(74)

dan cenderung melihat kekurangan yang dimiliki dan tidak melihat kelebihan yang ada didalam diri karena rendahnya pemahaman yang mendalam dan menyeluruh mengenai diri dan mengenali kebutuhan untuk dapat berkembang secara optimal. Sehingga mahasiswa dapat menarik diri, memiliki konsep diri yang negatif, dan lain sebagainya.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah mahasisw, yaitu: pertama, usaha yang dapat dilakukan oleh dosen atau pembimbing dapat membantu mahasiswa melalui layanan bimbingan klasikal atau kelompok dengan topik aku berharga (menghargai diri), dosen atau pembimbing dapat menunjukkan keuntungan yang didapat jika memiliki sikap menghargai diri dan memiliki konsep diri yang positif. Kedua, mahasiswa dapat melatih diri dengan berefleksi dan membuat daftar kelebihan-kelebihan yang ada didalam dirinya dan hal apa yang dapat dia lakukan dengan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya guna dapat berkembang secara optimal.

i. Penakut, pemalu, dan/atau mudah menjadi bingung (item nomor 67) j. Saya merasa sulit mengambil keputusan (item nomor 68)

k. Saya sulit mengungkapkan perasaan dengan tepat dan jujur (item nomor 69)

(75)

mahasiswa belum mengenal potensi diri, belum mampu mengekpresikan dirinya dengan segala potensi yang dimilikinya dikarenakan mahasiswa belum memiliki cukup kepercayaan diri terhadap dirinya sendiri.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah mahasiswa, yaitu: pertama, usaha yang dapat dilakukan oleh dosen atau pembimbing dapat membantu mahasiswa melalui layanan bimbingan klasikal atau kelompok dengan topik berani ekpresikan diri, dosen atau pembimbing dapat menunjukkan keuntungan yang didapatkan jika mahasiswa menanamkan sikap berani ekpresikan diri. Kedua, mahasiswa dapat melatih diri dengan cara meningkatkan rasa kepercayaan diri yang dimilikinya, dan berpikir positif terhadap dirinya. m. Saya mengalami susah tidur (item nomor 59)

Masalah susah tidur bisa disebabkan oleh beberapa hal yaitu gaya hidup seperti (sering begadang karena menonton televisi, tidak punya waktu tidur tetap, dan sering mengkomsumsi kafein), gangguan psikologis atau emosi seperti (stress karena pekerjaan, tugas kuliah,atau trauma karena sesuatu seperti kejadian menakutkan), hal-hal medis seperti (rasa nyeri, perih, sesak, maag, atau sakit kepala) , atau karena faktor lingkungan seperti ( lingkungan yang tidak kondusif dan tidak nyaman, terlalu panas, dingin, atau berisik).

Gambar

Tabel 1.  Kisi-Kisi Kuesioner Masalah-Masalah Mahasiswa............ 27
Tabel 9. Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal........................
Grafik 1. Kategorisasi Masalah-Masalah Yang Intens
Tabel 1  Kisi-kisi Kuesioner Masalah-Masalah Mahasiswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

oeruoertNu,r

Berdasarkan analisa pos simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan dalam laporan posisi keuangan Bank, kredit

Sesuai dengan hasil analisis perhitungan dari regresi berganda, menunjukkan bahwa pengetahuan (X 5 ) memiliki nilai positif sebesar 1,008. Hal ini menunjukkan bahwa proses

(skala perusahaan) adalah upaya secara lebih terinci beban atau biaya lingkungan dari aspek apa saja yang secara nyata memang menghasilkan biaya lingkungan. Dengan demikian

Penelitian tentang penggunaan Facebook di antara anggota komunitas DTLS ini bertujuan untuk mengetahui dinamika proses produksi pesan antaranggota, fungsi media

Berdasarkan pada pengalaman kami dan informasi yang ada, diharapkan tidak ada efek yang membahayakan jika ditangani sesuai dengan rekomendasi dan tindakan pencegahan yang sesuai

Hal itu dikarenakan dengan adanya perputaran piutang yang semakin tinggi maka modal yang diinvestasikan dalam piutang akan semakin sedikit, sehingga perusahaan