• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan dengan metode Team Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen Waibakul pada sub bab sistem pernapasan manusia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan dengan metode Team Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen Waibakul pada sub bab sistem pernapasan manusia."

Copied!
241
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN

METODE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)UNTUK

MENINGKATKAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

KELAS XI IPA SMA KRISTEN WAIBAKUL PADA SUB BAB SISTEM

PERNAPASAN MANUSIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh:

ANDRIANI RAMBU ANAJAWA NIM : 091434051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

TUHAN YESUS KRISTUS yang luar biasa

m encur ahkan ber kat kepada penyusun unt uk

m enyelesaikan set iap t anggung jaw ab dan kuat

dalam m enghadapi set iap t ant angan

BAPAK DAN M AMA

t er im a kasih unt uk cint a dan kasih yang t ulus

t anpa pam r ih

kuper sem bahkan hidupku unt uk m enyenangkan

(5)

v

MOTTO

KAREN A M ASA D EPAN SUN GGUH AD A,

D AN H ARAPAN M U TI D AK AKAN H I LAN G

(6)
(7)
(8)

viii

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dan motivasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen Waibakul dengan menggunakan metode Team Games Tournament (TGT) pada sub bab sistem pernapasan manusia. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dan dilaksanakan dalam dua siklus yang didesain menggunakan model Kemmis dan Sanford. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas kelas XI IPA SMA Kristen Waibakul berjumlah 54 siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan menggunakan teknik tes, angket, teknik observasi, dan teknik dokumentasi. Teknik analisis data pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan deskriptif kualitatif dan kuntitatif.

Setelah diterapkan pembelajaran kooperatif dengan metode TGT, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata dan presentase aspek kognitif siswa. Sebelum tindakan pretasi belajar siswa masih rendah yaitu 0% siswa yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata kelas 41. Setelah diberi tindakan, presentase siswa yang tuntas belajar menjadi 44,4% dengan nilai rata-rata kelas 65,7 pada Pos Test siklus I, dan meningkat menjadi 81,5% siswa yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata kelas 74,6 pada Pos Test siklus II. Motivasi siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini ditunjukan dengan peningkatan presentase siswa yang termotivasi berdasarkan hasil angket pada siklus I yaitu 88,9% dengan skor rata-rata kelas 83,5 meningkat menjadi 96,3% dengan skor rata-rata-rata-rata 84,9 pada siklus II. Hasil observasi motivasi belajar siswa secara kelompok juga mengalami peningkatan skor pada setiap kelompok dengan presentase 100% kelompok termotivasi pada setiap siklus. Berdasarkan hal tersebut, maka terjadi peningkatan perestasi belajar dan motivasi siswa setelah mengikuti proses pembelajaran model pembelajaran kooperatif dengan metode TGT.

(9)

ix

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the learning achievement and increasing student motivation by implementing cooperative learning method in section Team Games Tournament (TGT) human respiratory system. This study was class action research and conducted in two cycles designed using the model of Kemmis and Sanford. Subjects in thid study were students of class XI Science Waibakul Christian High School in total 54 student. Data collection techniques used in this study were test techniques, questionnaires, observation, and documentation techniques. Data analysis done was qualitative and quantitative descriptive analysis.

Once the cooperative learning method TGT applied the student achievement increased. This is indicated by an increase of the average grade and the percentage of students cognitive learning achievement. Before the achivement of student learning is still low at 0% of students who passed the study with an average value of 41 classes. After a given action, the percentage of students who pass the study reached to 44.4% with an average score of 65.7 on the posttest class first cycle, and increased to 81.5% of students who passed the study with an average grade of 74.6 on the posttest class second cycle. Motivation of students also increased from cycle I to cycle II. This is evidenced by an increase in the percentage of students who are motivated by the results of the questionnaire in the first cycle reaching 88.9% with an average score of 83.5 increasing to 96.3% with an average score of 84.9 on the second cycle. The observation of students' motivation in the group also increased in each group with a percentage of 100% at each cycle. Based on that, if can be concluded that there was an increase in student achievement and motivation after participating in the learning process by implementing the cooperative learning model TGT method.

Key word: (1) academic achievement, (2) cooperative learning methods Team

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada TUHAN Yang Maha Esa atas penyertaan dan cinta-NYA kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA KELAS XI IPA SMA KRISTEN WAIBAKUL PADA SUB BAB SISTEM PERNAPASAN MANUSIA”.

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Biologi. Dalam proses penyusunan dan menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari akan keterlibatan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu membimbing penulis dengan sabar dan teliti meyusun dan menyelesaikan skripsi.

2. Ibu Luisa Diana Handoyo S. Si., M.Si., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan dosen pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu membimbing penulis dengan sabar dan teliti meyusun dan menyelesaikan skripsi.

3. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Biologi yang tercinta, yang telah membagikan ilmu kepada penulis untuk diterukan kepada generasi muda selanjutnya.

4. Segenap Dosen dan Staf Sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.

(11)

xi

6. Ibu Serlina Rambu Kareri Toga, S. Pd, selaku guru Biologi yang telah membantu dan memberikan pengarahan dan selaku observer kepada penulis dalam melaksanakan penelitian di SMA Kristen Waibakul.

7. Ibu Torine Rambu Baba Ama, S. Pd, selaku guru Bahasa Indonesia yang telah membantu mengobservasi kegiatan penelitain di SMA Kristen Waibakul. 8. Segenap guru dan karyawan SMA Kristen Waibakul yang telah membantu

dalam pelaksanaan penelitian sehingga dapat berjalan dengan lancar dan dapat penulis selesaikan dengan baik.

9. Siswa-siswi kelas XI IPA SMA Kristen Waibakul tahun ajaran 2012/2013 yang telah membantu dan memberikan partisipasi baiknya selama melaksanakan penelitian.

10. Bapak dan Mama tercinta, Umbu Kabobu dan April Sedu Oyi yang senantiasa mendoakan, memenuhi segala kebutuhan penulis baik secara finansial maupun moral serta segala cinta kasih yang luar biasa dalam hidup penulis.

11. Kakak dan adik-adikku tersayang, Herlina Rambu Mina, Onky Umbu Deki Sipul, dan Winarti Rambu Tagu Dima yang selalu mendoakan penulis dan memberikan dukungan serta kasih sayang kepada penulis.

12. Seluruh keluarga besar Lairika-Pasunga-Katikuloku yang telah memberikan semangat dalam menempuh studi.

13. Heryang, sahabat kecilku (Charles, Arji, Arnest, Tanta, Ira, Astin, Supeny), sahabat seperjuangan (Siska, Duyung, Cio, Eran, Prima, Putu, Rere, Lana, Tiel, Dara, Rere), teman-teman Pendidikan Biologi 2009 terima kasih untuk semangat dan motivasi yang luar biasa dalam hidup penulis.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari akan adanya kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik yang membangun dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap, semoga karya ini dapat bemanfaat bagi banyak orang.

(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah... 4

D. Variabel Penelitian ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Pengertian Belajar ... 6

B. Pengertian Prestasi Belajar ... 8

1. Faktor Internal ... 8

2. Faktor Eksternal ... 9

C. Motivasi Siswa ... 9

(13)

xiii

2. Motivasi Ekstrinsik ... 10

D. Model Pembelajaran Kooperatif ... 11

1. Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif ... 12

2. Keterbatasan Model Pembelajaran Kooperatif ... 13

E. Metode Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) ... 14

1. Pengertian Metode Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) ... 14

2. Langkah-langkah Pelaksanaan Team Games Tournament (TGT) ... 15

F. Materi Sistem Pernapasan Manusia ... 19

1. Alat-alat Peranapasan Manusia ... 19

2. Mekanisme Pernapasan ... 22

3. Volume Udara dan Frekuensi Pernapasan ... 24

4. Pertukaran Gas di Dalam Tubuh ... 26

5. Gangguan Sistem Pernapasan Manusia ... 27

G. Penelitian yang Relevan ... 27

H. Kerangka Berpikir ... 29

I. Hipotesis Tindakan ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Desain Penelitian ... 31

C. Setting Penelitian ... 32

1. Obyek Penelitian ... 32

2. Subyek Penelitian ... 32

3. Tempat Penelitian ... 32

4. Waktu Penelitian ... 33

D. Rancangan Tindakan ... 33

1. Pra Tindakan ... 33

2. Siklus I ... 34

3. Siklus II ... 40

E. Instrumen Penelitian ... 44

1. Instrumen Pembelajaran ... 44

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 45

F. Metode Analisis Data ... 50

(14)

xiv

2. Analisis Kualitatif ... 55

G. Indikator Keberhasilan ... 57

BAB IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Deskripsi Proses Penelitian ... 58

1. Pra tindakan ... 58

2. Pelaksanaan Siklus I ... 58

3. Pelaksanaan Siklus II ... 69

B. Hasil Penelitian dan Analisis Data ... 79

1. Prestasi Belajar Aspek Kognitif Siswa ... 79

2. Motivasi Belajar Siswa Aspek Afektif ... 84

C. Pembahasan ... 85

1. Peningkatan Prestasi Belajar Aspek Kognitif ... 85

2. Peningkatan Motivasi Siswa Aspek Afektif ... 88

BAB V. KESIMPULAN ... 97

A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 98

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Penghargaan Kelompok TGT ... 18

Tabel 3.1 Skor Permainan Akademik Siklus I ... 38

Tabel 3.2 Skor Permainan Akademik Siklus II... 43

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa ... 47

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa ... 49

Tabel 3.5 KategoriKetuntasan Individu... 50

Tabel 3.6 Kategori Skor Angket Motivasi ... 52

Tabel 3.7 Kriteria Predikat Motivasi Kelas ... 52

Tabel 3.8 Keterangan Motivasi Individu ... 52

Tabel 3.9 Skor Motivasi Belajar Siswa ... 53

Tabel 3.10 Kategori Motivasi Kelompok ... 54

Tabel 3.11 Keterangan Motivasi Kelompok ... 54

Tabel 3.12 Penjabaran Penggunaan Instrumen ... 56

Tabel 3.13 Indikator Keberhasilan Penelitian ... 57

Tabel 4.1 Skor dan Kategori Permainan Akademik Siklus I ... 65

Tabel 4.2 . Skor Dan Kategori Permainan Akademik Siklus II ... 76

Tabel 4.3 Hasil Analisis Nilai Pre Test Siswa ... 79

Tabel 4.4 Hasil Analisis Nilai Pos Test Siswa siklus I... 80

Tabel 4.5 Hasil Analisis Nilai Pos Test Siswa siklus II ... 81

Tabel 4.6 Hasil Analisis Skor Angket Motivasi Siswa Siklus I ... 82

Tabel 4.7 Hasil Analisis Skor Angket Motivasi Siswa Siklus II ... 82

Tabel 4.8 Hasil Analisis Observasi Motivasi Belajar Kelompok Siklus I... 83

Tabel 4.9 Hasil Analisis Observasi Motivasi Belajar Kelompok Siklus II ... 84

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rancangan Meja Turnamen ... 18

Gambar 2.2 Alat-alat Pernapasan Manusia ... 19

Gambar 2.3 Bagian-bagian Paru-paru Manusia ... 22

Gambar 2.4 Mekanisme Pernapasan ... 24

Gambar 3.1 PTK Model Gabungan Sanford dan Kemmis ... 32

Gambar 4.1 Kelompok Diskusi Mengerjakan LKS Siklus I ... 62

Gambar 4.2 Proses Pelaksanaan Permainan Akademik Siklus I ... 65

Gambar 4.3 Pos Test Siklus I ... 68

Gambar 4.4 Kelompok Diskusi Mengerjakan LKS Siklus II ... 73

Gambar 4.5 Proses Pelaksanaan Permainan Akademik Siklus II... 76

Gambar 4.6 Pos Test Siklus II ... 78

Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ... 86

Gambar 4.8 Grafik Afektif Siswa ... 89

Gambar 4.9 Grafik Peningkatan Motivasi Siswa Berdasarkan Hasil Angket dari Siklus I ke Siklus II... 90

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ... 101

Lampiran2 Rencana Program Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 104

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Siklus (LKS) I ... 109

Lampiran4 Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I ... 112

Lampiran 5 Kisi-Kisi Soal Pre Test ... 114

Lampiran 6 Soal Pre Test... 116

Lampiran 7 Kunci Jawaban Pre Test ... 122

Lampiran 8 Kisi-Kisi Soal Pos Test Siklus I ... 123

Lampiran 9 Soal Pos Test Siklus I ... 125

Lampiran 1 0 Kunci Jawaban dan Pedoman Skoring Pos Test Siklus I ... 131

Lampiran 11 Soal, Kunci Jawaban, dan Panduan Skoring Permainan Akademik Siklus I ... 134

Lampiran 1 2 Angket Motivasi Siklus I ... 138

Lampiran 1 3 Lembar Observasi Motivasi Siswa Siklus I ... 140

Lampiran 14 RPP Siklus II ... 141

Lampiran 1 5 LKS Siklus II ... 146

Lampiran 1 6 Kunci Jawaban LKS Siklus II ... 149

Lampiran 1 7 Kisi-Kisi Soal Pos Test Siklus II ... 152

Lampiran 1 8 Soal Pos Test Siklus II ... 154

Lampiran 1 9 Kunci Jawaban dan Pedoman Skoring Pos Test Siklus II... 159

Lampiran 20 Soal, Kunci Jawaban, dan Panduan Skoring Permainan Akademik Siklus II ... 162

Lampiran 21 Angket Motivasi Siklus II ... 165

Lampiran 22 Lembar Observasi Motivasi Siswa Siklus II ... 167

Lampiran 23 Hasil Penskoran Permainan Akademik Siklus I ... 168

Lampiran 24 Hasil Penskoran Permainan Akademik Siklus II ... 173

Lampiran 25 Hasil Analisis Nilai Pre Test ... 178

Lampiran 26 Hasil Analisis Nilai Post Test Siklus I ... 182

Lampiran 27 Hasil Analisi Nilai Post Test Siklus II ... 189

(18)

xviii

Lampiran 29 Hasil Analisis Skor Angket Motivasi Siswa Siklus II ... 202

Lampiran 30 Hasil Analisis Skor Observasi Motivasi Siswa Siklus I ... 209

Lampiran 31 Hasil Analisis Skor Observasi Motivasi Siswa Siklus II ... 214

Lampiran 32 Surat Pengantar dari Universitas Sanata Dharma ... 219

Lampiran 33 Surat Perijinan Penelitian dari Pemda... 220

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan merupakan bidang yang sangat luas. Pendidikan dapat diartikan secara khusus dan dapat pula diartikan secara meluas. Pendidikan dalam arti khusus hanya dibatasi sebagai usaha orang dewasa dalam membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Setelah anak menjadi dewasa dengan segala cirinya, maka pendidikan dianggap selesai (Sadulloh, 2011). Pendidikan dalam arti luas merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, yang berlangsung sepanjang hayat (Sadulloh, 2011). Beberapa ahli juga mengemukakan pengertian pendidikan di antaranya menurut Islamuddin (2012:3), “pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui usaha pengajaran dan pelatihan”. Dalam usaha tersebut terdapat suatu proses belajar mengajar. Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi antara guru dengan anak didik (Djamarah dan Zain, 2010).

(20)

melihat salah satu peranan penting guru untuk memilih metode pembelajaran yang tepat.

Metode pembelajaran mempunyai peranan yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Dengan demikian tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat sesuai dengan standar keberhasilan yang telah ditetapkan dalam suatu tujuan pembelajaran. Adapun tujuan pembelajaran tersebut mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Dalam meningkatkan pembelajaran biologi, dikenal berbagai macam metode pembelajaran salah satunya adalah metode Team Games Tournament (TGT). Metode pembelajaran TGT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang mudah dan sangat relevan diterapkan karena metode pembelajaran ini melibatkan keaktifan seluruh siswa tanpa adanya pembedaan status dengan mengimplementasikan unsur permainan dan penguatan. Dalam metode ini siswa berperan sebagai tutor sebaya.

(21)

yang cukup panjang dan proses pemecahan masalah tersebut memerlukan pembuktian secara ilmiah. Selain penerapan metode pembelajarn inquiry yang memakan waktu yang lama, metode ini juga masih belum maksimal diterapkan pada pembelajaran biologi materi sistem pernapasan manusia pada kelas XI IPA SMA Kristen Waibakul karena keterbatasan fasilitas sekolah. Oleh karena itu, diperlukan metode pembelajaran yang dapat membuat peserta didik mampu memecahkan masalah tanpa memerlukan waktu yang lama contohnya permainan akademik yang akan diterapkan melalui metode pembelajaran TGT.

Kemampuan siswa dalam memahami materi sistem pernapasan pada manusia dengan penerapan metode inquiry tidak sesuai dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 74 dan tidak mencapai standar nasional yang ditetapkan yaitu 75. Nilai rata-rata yang dicapai adalah 65,4 dan hanya 46% yang mencapai standar KKM yang telah ditetapkan. Selain pencapaian kognitif yang tidak maksimal, siswa juga kurang memiliki motivasi dalam pembelajaran. Karena siswa dituntut untuk mencari dan menemukan konsep sendiri.Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti ingin mengetahui pengaruh penerapan metode TGT pada materi sistem pernapasan manusia pada kelas XI IPA di SMA Kristen Waibakul.

B. Rumusan Masalah

Perumusan pokok dalam penelitian ini adalah :

(22)

2. Apakah penerapan metode pembelajaran TGT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen Waibakul pada materi sistem pernapasan manusia?

C. Batasan Masalah

Pada penelitian ini, masalah dibatasi pada upaya peningkatan prestasi siswa sebagai aspek kognitif dan peningkatan motivasi belajar siswa sebagai aspek afektif pada sub bab sistem pernapasan manusia dengan Standar Kompetensi (SK) menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas dan Kompetensi Dasar (KD) yaitu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses, serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia dan hewan (misalnya burung). Adapun materi yang akan pelajari adalah struktur dan fungsi alat pernapasan pada manusia, mekanisme pernapasan pada manusia, volume udara dan frekuensi pernapasan, proses pertukaran gas di dalam tubuh, dan gangguan sistem pernapasan pada manusia.

D. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang terdiri dari:

(23)

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi dan motivasi belajar siswa kelas XI IPA Kristen Waibakul dengan menggunakan metode pembelajaran TGT pada materi sistem pernapasan manusia.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

a. Dapat meningkatkan prestasi tentang sistem pernapasan pada manusia siswa kelas XI IPA pada SMA Kristen Waibakul.

b. Dapat meningkatkan motivasi belajar biologi tentang sistem pernapasan manusia pada siswa kelas XI IPA pada SMA Kristen Waibakul.

2. Bagi Guru

Memberikan masukan pada guru biologi tentang pengembangan proses pelaksanaan pembelajaran biologi dengan metode pembelajaran TGT.

3. Bagi Peneliti

(24)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Para ahli memberikan pengertian belajar yang berbeda-beda di antaranya adalah:

1. Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational Physocology dalam Syah (2008:64) menyatakan “belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif”. 2. Menurut Chaplin (1972) dalam Dictionary of Psycology dalam Syah (2008) membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua adalah belajar ialah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus. 3. Reber (1989) dalam kamusnya, dictionary of psychology dalam Syah (2008) membatasi belajar dengan dua macam defenisi. Pertama, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif lama sebagai hasil latihan yang berkelanjutan.

(25)

Menurut Siregar dan Nara (2011), belajar adalah sebuah proses yang kompleks dan mengandung beberapa aspek, yaitu:

1. bertambahnya jumlah pengetahuan;

2. adanya kemampuan mengingat dan memproduksi; 3. adanya penerapan pengetahuan;

4. menyimpulkan makna;

5. menafsirkan dan mengaitkan dengan realitas; 6. adanya perubahan sebagai pribadi.

Ciri-ciri belajar menurut Siregar dan Nara (2011)

1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku tersebut bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun nilai dan sikap (afektif).

2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau dapat disimpan.

3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interkasi dengan lingkungan.

4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.

(26)

B. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar menurut Anonim (2011:427) adalah “penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”. Menurut Linawati (1999) dalam Akbar dan Hawadi (2001:168), “prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari siswa”. Prestasi belajar menggambarkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan. Prestasi belajar atau keberhasilan belajar dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor indeks prestasi studi, angka kelulusan, prediksi keberhasilan dan sebagainya. Untuk mengetahui seberapa jauh pengamalan belajar telah dipahami siswa, dilakukan evaluasi hasil belajar.

Menurut Akbar dan Hawadi (2001), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat berasal dari dalam diri sendiri (faktor internal) dan dari luar diri (faktor eksternal).

1. Faktor Internal

a. Kemampuan intelektual. Dari beberapa penelitian, ditemukan adanya korelasi positif dan cukup kuat antara taraf intelegensi dengan prestasi seseorang, yaitu berkisar 0,70.

b. Minat. Pada umumnya, seseorang akan merasa senang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan minatnya

(27)

d. Motivasi berprestasi. Semakin tinggi motivasi berprestasi seseorang, maka akan semakin baik prestasi yang akan diraihnya.

e. Konsep diri. Konsep diri menunjukkan bagaimana seseorang memandang dirinya serta kemampuan yang ia miliki. Siswa yang memiliki konsep diri yang positif akan lebih berhasil di sekolah.

2. Faktor Eksternal

a. Menguasai bahan pelajaran. Untuk dapat memahami bahan dari suatu buku, hal yang pertama untuk diketahui adalah gambaran umum isi buku tersebut yang bisa dilihat dari pendahuluan dan judul setiap bab.

b. Membuat ringkasan dan mencatat.

c. Belajar dari berbagai sumber. Untuk memperkaya pengetahuan dan menambah pemahaman serta penguasaan terhadap suatu materi adalah dengan mempelajarinya dari berbagai macam sumber.

C. Motivasi Siswa

Para ahli telah mengemukakan pengertian motivasi dengan dengan berbagai sudut pandang masing-masing, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Menurut Wlodkowski (1985) dalam Siregar dan Nara (2011) menjelaskan bahwa motivasi merupakan suatu kondisi yang menyebabkan timbulnya perilaku tertentu, dan yang memberi arah serta ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.

(28)

menjadi alasan dan motivasi. Kata kerjanya adalah to motivate yang berarti mendorong, menyebabkan dan merangsang.

3. Menurut Croplay (1985) dalam Siregar dan Nara (2011) menjelaskan bahwa motivasi juga merupakan tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu.

Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan oleh para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan atau perilaku untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Siregar dan Nara (2011), jenis-jenis motivasi dibagi menjadi dua yaitu:

1. motivasi intrinsik : motivasi yang berasal dari dalam diri individu tanpa adanya rangsangan dari luar;

2. motivasi ekstrinsik : motivasi yang berasal dari luar, misalnya pemberian pujian, pemberian nilai sampai pada pemberian hadiah dan faktor-faktor eksternal lainnya yang memiliki daya dorong motivasional.

Imron (1996) dalam Siregar dan Nara (2011), mengemukakan 6 unsur atau faktor yang mempengaruhi motivasi dalam proses pembelajaran, yaitu:

1. cita-cita atau aspirasi pembelajaran; 2. kemampuan pembelajaran;

3. kondisi pembelajaran;

(29)

5. unsur-unsur dinamis belajar/pembelajaran; 6. upaya guru dalam membelajarkan pembelajar.

D. Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sugiyanto (2009:37), “pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”. Menurut Lie (2004) dalam Sugiyanto (2009), menjelaskan elemen-elemen yang terkait dalam pembelajaran kooperatif yang juga merupakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif yaitu:

1. Saling ketergantungan positif. Guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan.

2. Interaksi tatap muka. Saling tatap muka dalam kelompok mendorong siswa untuk berdialog, sehingga siswa dapat belajar dari sesamanya. Hal ini juga mencerminkan konsep pengajaran teman sebaya.

(30)

4. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi. Keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri dan mberbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan.

Menurut Sanjaya (2006), model pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan dan juga kelemahan.

1. Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif

a. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

b. Dapat mengembangkan kemampuan mengugkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannnya dengan ide-ide orang lain.

c. Dapat membantu anak untuk respek kepada orang lain dan menyadari akan segala ketebatasannya serta menerima segala perbedaan.

d. Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggungjawab dalam belajar.

(31)

dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positf terhadap sekolah.

f. Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggungjawab kelompoknya.

g. Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.

h. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

2. Keterbatasan Model Pembelajaran Kooperatif

a. Untuk siswa yang dianggap memilki kelebihan, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan seperti ini dapat menggangu iklim kerja dalam kelompok.

(32)

d. Keberhasilan model pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang sehingga hal tersebut tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-sekali penerapan model pembelajaran kooperatif.

e. Walaupun kemampuan kerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, tetapi banyak aktifitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan pada kemampuan secara individual.

E. Metode Pembelajaran Team Games Tournament (TGT)

1. Pengertian Metode Pembelajaran Team Games Tournament (TGT)

Menurut Gora dan Sunarto (2010:61), “metode pembelajaran Team Games Tournament (TGT) adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemapuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda”. Untuk mengecek penguasaan materi pelajaran oleh siswa, maka diberikan permainan akademik. Sedangkan menurut Huda Miftahul (2012:116), ”Team Games Tournament (TGT) adalah metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Slavin yang penerapannya mirip dengan metode Student Team Achievment Development (STAD) dalam hal komposisi kelompok, format instruksional, dan lembar kerjanya. Team Games Tournament (TGT) umumnya berfokus pada level kemampuan”.

(33)

a. siswa bekerja secara kelompok-kelompok kecil; b. games tournament;

c. penghargaan kelompok.

2. Langkah-langkah Pelaksanaan TGT

Menurut Slavin dalam Gora dan Sunarto (2010), pembelajaran kooperatif dengan metode TGT perlu ditempuh melalui beberapa tahap.

a. Mengajar (teach), mempresentasikan atau menyajikan materi, menyampaikan tujuan, tugas atau kegiatan yang harus dilakukan siswa, dan memberikan motivasi.

b. Belajar kelompok (team study), siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri dari 5 sampai 6 orang dengan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras/suku yang berbeda. Setelah guru menginformasikan materi, dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi dengan menggunakan LKS. Dalam kelompok terjadi diskusi untuk memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban dan mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam menjawab.

(34)

c. Permainan (game tournament), permainan diikuti oleh anggota kelompok dari masing-masing kelompok yang berbeda. Tujuan permainan ini untuk mengetahui apakah semua anggota kelompok telah menguasai materi, dimana pertanyaan-pertanyaan yang diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam kegiatan kelompok.

Dalam permainan ini, setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya masing-masing ditempatkan dalam meja-meja tournament. Tiap meja turnamen ditempati oleh lima sampai enam orang peserta dan diusahkan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Dalam setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta homogen. Permainan diawali dengan memberitahukan aturan permainan, setelah itu permainan dimulai dengan membagikan kartu-kartu soal untuk bermain (kartu soal dan kunci diletakkan terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca). Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan dengan aturan sebagai berikut. Pertama, setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal dan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil pemain.

(35)
(36)

G a m b a r 2 . 1 : R g a m b a r

2.1: Rancangan Meja Turnamen

Sumber: Buku Cooperatif Learning, Teori, Riset, dan Praktek ( Slavin:2005:168)

[image:36.612.101.527.108.601.2]

d. Penghargaan kelompok (team recognition). Pemberian penghargaan (rewards) berdasarkan pada rerata poin yang diperoleh kelompok dari permainan.

Tabel 2.1: Kriteria Penghargaan Kelompok TGT Skor Kelompok Kriteria Penghargaan

≤ 40 Tim Baik

41 – 45 Tim Sangat Baik

≥ 46 Tim Super

Sumber: Slavin (2005:175)

(37)

bekerja sama, saling membantu dan membangun pemahaman dari suatu materi, dan mencapai tujuan bersama dalam pembelajaran.

F. Materi Sistem Pernapasan Manusia

1. Alat-alat Pernapasan Manusia

[image:37.612.103.510.241.559.2]

Pernapasan pada manusia dilakukan melalui alat respirasi yang terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, paru-paru, bronkus, dan alveolus.

Gambar 2.2: Alat-alat Pernapasan Manusia Sumber : Buku Biologi SMA Kelas XI (Priadi, 2010:109) a. Rongga Hidung

Rongga hidung merupakan tempat pertama kali masuknya udara ke dalam tubuh. Udara disaring oleh rambut rongga hidung dan dihangatkan di ruang nasal sesuai dengan suhu tubuh. Bau udara yang masuk dikenali oleh indera pembau kemudian masuk ke faring.

b. Faring

(38)

hidung yang disebut uvula atau anak tekak. Selanjutnya udara masuk ke laring.

c. Laring

Laring terdiri dari lempengan-lempengan tulang rawan. Bagian dalam dindingnya digerakkan oleh otot untuk menutup serta membuka epiglotis (katup pangkal tenggorokan). Pada pangkal tenggorokan inilah terdapat pita suara.

d. Trakea

Trakea tersusun atas cincin tulang rawan yang terletak di depan kerongkongan dan berbentuk pipa dengan panjang sekitar 10 cm. bagian dalam trakea licin karena dilapisi oleh selaput lendir dan mempunyai lapisan yang terdiri dari sel-sel bersilia. Lapisan bersilia ini berfungsi untuk menahan debu atau kotoran dalam udara agar tidak masuk ke dalam paru-paru.

e. Paru-paru

Paru-paru adalah alat pernapasan yang terletak di dalam rongga dada dan di atas diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang disebut pleura yang dibagi menjadi dua yaitu pleura viseralis (selaput dalam) dan pleura parietalis (selaput luar).

(39)

f. Bronkus dan Bronkiolus

Bronkus dan bronkiolus merupakan percabangan dari trakea. Bronkus bercabang menjadi bronkus kanan dan bronkus kiri. Bronkus kanan bercabang menjadi tiga bronkiolus sedangkan bronkus kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. Masing masing pembuluh alveolus berakhir pada alveolus.

g. Alveolus

[image:39.612.101.506.173.634.2]

Alveolus merupakan ujung dari saluran respirasi yang dibangun oleh epitel pipih selapis. Alveolus memiliki dinding yang sangat tipis dan elastis. Pada permukaan luarnya terdapat banyak kapiler darah sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran oksigen dan karbondioksida secara difusi. Pada paru-paru terdapat kurang lebih 300 juta alveolus.

Gambar 2.3. Bagian-bagian Paru-paru Manusia

(40)

2. Mekanisme Pernapasan

Proses pernapasan pada manusia dapat terjadi secara sadar maupun tidak sadar. Pernapasan secara sadar terjadi jika kita melakukan pengaturan-pengaturan saat bernapas, misalnya pada saat latihan dengan cara menarik napas panjang, kemudian menahannya beberapa saat kemudian mengluarkannya. Pernapasan secara tidak sadar yaitu pernapasan yang dilakukan secara otomatis dan dikendalikan oleh saraf di otak, misalnya pernapasan yang terjadi pada saat kita tidur nyenyak.

Saat bernapas, selalu terjadi dua siklus, yaitu inspirasi (menghirup udara) dan ekspirasi (menghembuskan udara). Proses inspirasi dan ekspirasi diatur oleh otot-otot diafragma dan otot antar tulang rusuk. Berdasarkan proses ekspirasi dan inspirasi serta tempat terjadinya, mekanisme pernapasan manusia dibedakan menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.

a. Pernapasan Dada

Pernapasan dada disebut juga pernapasan tulang rusuk.

Proses Inspirasi

1) Muskulus interkostalis (otot antar tulang rusuk) bagian luar berkontraksi.

2) Tulang rusuk terangkat.

(41)

Proses Ekspirasi

1) Muskulus interkostalis (otot antar tulang rusuk) bagian luar berelaksasi.

2) Tulang rusuk turun.

3) Volume rongga dada menyempit dan paru-paru mengecil.

4) Volume paru-paru yang mengecil menyebabkan tekanan udara di dalam rongga dada menjadi lebih tinggi dari tekanan udara di luar. 5) Udara keluar dari paru-paru.

b. Pernapasan Perut

Proses Inspirasi

1) Otot diafragma berkontraksi. 2) Diafragma mendatar.

3) Rongga dada dan paru-paru mengembang.

4) Tekanan di dalam rogga dada menjadi kecil, sehingga udara dari luar masuk ke paru-paru.

Proses Ekspirasi

1) Otot diafragma berelaksasi. 2) Diafragma kembali melengkung. 3) Rongga dada dan paru-paru mengecil.

(42)
[image:42.612.99.509.81.609.2]

Gambar 2.4: Mekanisme Pernapasan

Sumber:http://belajar.kemdiknas.go.id/file_storage/materi_pok ok/MP_505/Image/h13.jpg

3. Volume Udara dan Frekuensi Pernapasan

Volume udara pernapasan pada seseorang berbeda-beda, bergantung pada ukuran paru-paru, kekuatan bernapas, dan mekanisme bernapas. Pada orang dewasa, volume paru-paru berkisar pada 5 sampai 6 liter, sebagai berikut.

a. Volume Tidal (VT): volume udara hasil isnpirasi dan hasil ekspirasi pada setiap kali bernapas normal, sebanya kira-kira 500 ml pada rata-rata orang dewasa muda.

b. Volume Cadangan Inspirasi (VCI) atau udara komplementer: volume udara ekstra yang masih dapat dihirup setelah volume tidal, biasanya mencapai 3000 ml.

(43)

d. Volume Residu (VR): volume udara yang masih tetap berada di paru-paru setelah ekspirasi kuat, kira-kira sebanyak 1000 ml-1200 ml.

Dalam proses bernapas, terkadang diperlukan penyatuan dau atau lebih jenis-jenis volume udara di atas. Kombinasi dari jenis-jenis volume itu disebut kapasitas aru-paru. Beberapa jenis kapasitas paru-paru adalah sebagai berikut:

a. Kapasitas Inspirasi

Kapasitas inspirasi sama dengan volume tidal ditambah dengan volume cadangan inspirasi. Kapasitas inspirasi merupakan jumlah udara yang dapat dihirup oleh seseorang melalui inspirasi dan mengembangkan paru-parunya sampai jumlahnya maksimum (kira-kira 3500 ml).

b. Kapasitas Residu Fungsional

Kapasitas residu fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah dengan volume residu. Besarnya kapasitas residu fungsional adalah udara yang tersisa dalam paru-paru pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2300 ml).

c. Kapasitas Vital

Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah dengan volume tidal ditambah volume cadangan ekspirasi. Kapasitas vital ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru-paru seseorang setelah terlebih dahulu mengisi paru-paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya (kira-kira 4600 ml).

d. Kapasitas Paru-paru Total

(44)

5800 ml) atau sama dengan kapasitas vital ditambah dengan volume residu.

Pada orang dewasa normal, frekuensi pernapasan berkisar antara 15-18 kali setiap menit pada saat melakukan aktivitas berat. Beberapa faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan, antara lain aktivitas tubuh, usia, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh, dan kadar CO2 maupun O2 di udara.

4. Pertukaran Gas di Dalam Tubuh

Pertukaran gas di dalam tubuh tidak hanya di dalam paru-paru, melainkan juga di jaringan. Pertukaran gas terjadi karena perbedaan tekanan udara. Gas yang bertekanan tinggi akan berdifusi ke tempat gas yang bertekanan rendah.

a. Respirasi Eksternal

Respirasi eksternal berhubungan dengan proses pertukaran gas antara udara di dalam alveolus dengan darah di dalam kapiler paru-paru. Darah yang masuk ke kapiler paru-paru membawa CO2 bertekanan lebih tinggi

dari pada tekanan udara di atmosfer, menyebabkan CO2 berdifusi keluar

dari darah masuk ke paru-paru. b. Respirasi Internal

Respirasi internal berhubungan dengan pertukaran gas antara darah didalam pembuluh kapiler dengan cairan jaringan. Darah yang masuk ke kapiler mengandung oksihemoglobin. Oksihemoglobin akan membebaskan O2 sehingga berdifusi keluar dari darah dan masuk ke

(45)

5. Gangguan Sistem Pernapasan Manusia

Beberapa gangguan pada sistem pernapasan manusia antara lain sebagai berikut.

a. Sinusitis yaitu infeksi pada bagian sinus, infeksi ini terjadi ketika saluran hidung yang mnegarah ke sinus tersumbat.

b. Laryngitis yaitu infeksi pada daerah laring yang menyebabkan suara parau atau serak.

c. Bronkitis akut yaitu infeksi pada daerah bronkus yang biasanya didahului olaeh infeksi saluran respirasi bagian atas oleh virus yang kemudian diikuti dengan infeksi bakteri.

d. Pneumonia yaitu infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh virus dan bakteri sehingga bronkus dan alveolus berisi banyak cairan. Kondisi ini menyebabkan terganggunya proses pertukaran udara.

e. Tuberkolosis (TB) yaitu infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

f. Bronkitis kronis yaitu tersumbatnya saluran udara oleh cairan mukus sehingga suplai udara ke paru-paru terganggu.

G. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan antara lain sebagai berikut.

(46)

menunjukkan bahwa siswa yang berhasil dalam kegiatan belajar sebanyak 21 siswa (80,7%). Hasil tersebut merupakan akumulasi dari kriteria penilaian sangat baik 4 siswa (15,4%), kriterium baik sebanyak 7 siswa (26,9%), dan kriteria cukup sebanyak 10 siswa (38,4%). Sedangkan siswa yang mengalami kekurang sekalian sebanyak 5 siswa (19,3%) yang merupakan akumulasi dari kriteria kurang sebanyak 4 siswa (15,4%) dan kurang sekali 1 siswa (3,9%). Pada tes kedua tingkat keberhasilan siswa bertambah mencapai 96,1%. Hasil tersebut merupakan akumulasi dari kriteria penilaian sangat baik, baik, dan cukup masing-masing sebanyak 53,4%, 30,8%, dan 11,5%. Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan metode TGT.

(47)

menggunakan metode jigsaw dengan saat menggunakan metode TGT. Secara keseluruhan sikap, minat, dan motivasi berpresatsi siswa dalam belajar matematika menggunakan TGT dikatakan lebih baik dalam menumbuhkan sikap, minat dan motivasi berprestasi siswa dalam belajar matematika dibandingkan belajar matematika menggunakan metode jigsaw.

H. Kerangka Berpikir

(48)

I. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut.

(49)

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian untuk meningkatkan prestasi belajar dan motivasi siswa yang pelaksanaannya menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini mengkaji keberhasilan metode TGT terhadap peningkatan prestasi belajar dan motivasi siswa pada sub bab sistem pernapasan manusia. Menurut Wibawa (2004) dalam Taniredja (2010:15) menyatakan bahwa “penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan”.

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini akan menggunakan model yang dikembangkan oleh Sanford dan Kemmis. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus meliputi tahapan Planning (Perencanaan), Action (penerapan tindakan), Observation and Evaluation (mengobservasi dan mengevaluasi proses hasil tindakan) dan Reflection (Refleksi). Menurut Depdiknas dalam Taniredja (2010:28) model gabungan Sanford dan Kemmis dikembangkan untuk memperoleh batasan penelitian tindakan adalah sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang siklis dan bersifat reflektif mandiri yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi.

(50)
[image:50.612.101.507.80.582.2]

Gambar 3.1. PTK Model Gabungan Sanford dan Kemmis (adaptasi Depdiknas, 1999)

C. Setting Penelitian

1. Obyek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar dan motivasi siswa pada pembelajaran biologi kelas XI IPA SMA Kristen Waibakul sub bab sistem pernapasan manusia dengan penerapan metode TGT.

2. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Kristen Waibakul yang berjumlah 54 orang terdiri dari 30 orang siswa putri dan 24 siswa putra.

3. Tempat Penelitian

(51)

4. Waktu Penelitian

Waktu akan dilaksanakan penelitian adalah pada tanggal 25 Februari 2013 sampai tanggal 14 Maret 2013.

D. Rancangan Tindakan

Rancangan tindakan pada penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus dan setiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan evaluasi, serta tahap refleksi.

1. Pra Tindakan

a. Mengidentifikasi masalah dengan cara menganalisis prestasi belajar siswa pada tahun sebelumnya pada materi sub bab sistem pernapasan manusia.

b. Mengobservasi kegiatan siswa dan guru melalui informasi dari guru mata pelajaran biologi untuk mendapat gambaran awal kondisi kegiatan belajar mengajar biologi di kelas XI IPA SMA Kristen Waibakul.

c. Menghubungi pihak sekolah SMA Kristen Waibakul untuk memperoleh persetujuan sebagai tempat mengadakan penelitian.

d. Membicarakan dengan dosen pembimbing tentang informasi permasalahan yang ada dan menentukan judul penelitian.

e. Mengerjakan rancangan penelitian sambil mengadakan studi kepustakaan hingga rancangan penelitian selesai dengan bimbingan dari dosen pembimbing.

(52)

g. Penyerahan surat ijin dari kampus kepada pihak sekolah SMA Kristen Waibakul untuk mengadakan penelitian.

2. Siklus I

a. Planning (perencanaan)

Pada tahap ini peneliti merancang tindakan yang akan dilaksanakan antara lain sebagai berikut.

1) Peneliti bersama guru menggali data awal karakteristik siswa untuk membagi siswa dalam kelompok berdasarkan kemampuan akademik, jenis kelamin, suku, dan ras.

2) Menyusun silabus dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif dengan metode TGT yang difokuskan pada strategi mengajar dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan masalah dalam kelompok dalam rangka mencapai tujuan bersama serta menyelesaikan permainan akademik yang akan disajikan, rencana pembelajaran ini akan digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pembuatan RPP siklus I juga disesuaikan dengan materi tentang alat-alat pernapasan manusia dan mekanisme pernapasan manusia.

a) Silabus selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1

b) RPP siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2

(53)

a) LKS siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3

b) Kunci jawaban LKS siklus I selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 4

c) Kisi-kisi soal pre test selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 5

d) Soal pre test selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6

e) Kunci jawaban dan pedoman skoring pre test selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran 7

f) Kisi-kisi soal post test siklus I selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 8

g) Soal post test siklus I selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 9

h) Kunci Jawaban dan pedoman skoring post test siklus I

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10

i) Soal, kunci jawaban, dan panduan skoring permainan

akademik siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11

4) Menyiapkan kartu undi, kartu soal, dan kartu jawab untuk turnamen, dan menyiapkan tabel skoring siswa.

5) Menyusun dan mempersiapkan angket motivasi dan lembar observasi motivasi siswa.

a) Angket motivasi siklus I selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 12

b) Lembar observasi motivasi siswa siklus I selengkapnya dapat

(54)

b. Action (Pelaksanaan)

Tindakan akan dilaksanakan sebagaimana yang telah direncanakan, selama kegiatan belajar mengajar berlangsung peneliti akan meminta bantuan guru mata pelajaran biologi untuk mengamati aktivitas dan perilaku siswa. Pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan sesuai dengan apa yang akan terjadi di lapangan. Adapun perencanaan pelaksanaan tindakan yaitu sebagai berikut.

1) Peneliti bertindak sebagai guru yang membimbing dan mengarahkan siswa.

2) Guru melakukan apersepsi dengan cara pemodelan yang diikuti oleh semua siswa yaitu dengan mengajak semua siswa untuk menahan napas sejenak.

3) menyampaikan motivasi, KD, menjelaskan tujuan pembelajaran, yaitu dengan materi pembelajaran yaitu alat-alat pernapasan pada manusia dan mekanisme pernapasan manusia;

4) Sebelum diskusi, diadakan pre test yang mencakup keseluruhan materi siklus I dan siklus II.

5) Mengkoordinasikan siswa menjadi 9 kelompok (@ kelompok 6 orang) yang telah ditentukan oleh peneliti bersama guru sebagai kelompok asal.

(55)

LKS dengan cara lotere, siswa yang menjawab adalah siswa yang loterenya dipilih.

7) Pembelajaran kooperatif dengan metode TGT yaitu menerapkan permainan akademik yang diikuti oleh seluru siswa dan guru sebagai fasilitator.

Langkah-langkah permainan akademik sebagai berikut.

a) Perwakilan dari setiap kelompok asal (kelompok diskusi) menempati meja turnamen sesuai dengan yang telah ditentukan oleh guru.

b) Kartu soal dan kunci diletakkan terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca sebelum permainan berlangsung. c) Setiap kelompok menentukan siapa yang menjadi pembaca soal, penjawab soal, dan penantang dengan cara undian. Siswa yang mendapat giliran sebagai pembaca juga bertugas menghitung waktu.

d) Pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal, pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil pemain.

(56)

f) Pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar.

g) Jika semua pemain menjawab salah, maka kartu dibiarkan saja. h) Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, penantang, dan penjawab soal.

i) Dalam permainan ini, pembaca soal hanya bertugas untuk membaca soal dan membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban kepada peserta lain.

[image:56.612.104.521.237.628.2]

j) Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain dalam satu meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan.

Tabel 3.1. Skor Permainan Akademik Siklus I

Nama :…. Kelompok: ….

No Nama Anggota kelompok

Skor Jumlah

I II III IV 1

2 3

8) Pemberian angket untuk mengetahui perkembangan motivasi siswa.

(57)

c. Observation (Observasi)

Observasi adalah tahap pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Pada tahap observasi ini, dilakukan observasi terhadap motivasi siswa selama penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode TGT. Observasi dilakukan oleh guru mata pelajaran biologi kelas XI SMA Kristen Waibakul dan juga dibantu oleh salah satu guru lainnya. Pengamatan juga menggunakan kamera foto.

d. Evaluation (evaluasi)

Pada tahap evaluasi akan dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1) untuk mengukur pemahaman siswa (kognitif) menggunakan permainan akademik;

2) untuk mengukur prestasi belajar menggunakan post test;

3) untuk mengetahui motivasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung digunakan lembar observasi motivasi;

4) untuk mengetahui peningkatan motivasi (afektif) siswa secara individu, digunakan angket.

e. Reflection (Refleksi)

(58)

kooperatif dengan metode TGT. Hasil refleksi digunakan untuk merencanakan tindakan pada siklus II.

3. Siklus II

a. Perencanaan

1) Mengidentifikasi masalah yang terjadi selama siklus I berlangsung melalui refleksi dan hasil observasi, hasil angket, dan hasil tes.

2) Peneliti bersama guru mata pelajaran melakukan menggali hasil refleksi pada siklus I untuk mengenali karakteristik siswa.

3) Menyiapkan instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data seperti pada siklus I.

a) RPP siklus II selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14

b) LKS siklus II selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15

c) Kunci jawaban LKS siklus II selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 16

d) Kisi-kisi soal post test siklus II selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran 17

e) Soal post test siklus II selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 18

f) Kunci jawaban dan pedoman skoring post test siklus II

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19

g) Soal, kunci jawaban, dan panduan skoring permainan

akademik siklus II selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

(59)

h) Angket motivasi siklus II selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 21

i) Lembar observasi motivasi siswa siklus II selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran 22

b. Pelaksanaan

1) Peneliti bertindak sebagai guru yang membimbing dan mengarahkan siswa.

2) Guru melakukan apersepsi sesuai dengan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya.

3) Menyampaikan motivasi, KD, serta menjelaskan tujuan pembelajaran yaitu dengan materi volume pernapasan manusia, frekuensi pernapasan, proses pertukaran gas di dalam tubuh, dan gangguan atau penyakit yang terjadi pada sistem pernapasan manusia. 4) Mengkoordinasikan siswa menjadi 9 kelompok (@ kelompok 6 orang) yang telah ditentukan oleh peneliti bersama guru sebagai kelompok asal.

5) Siswa melakukan kegiatan diskusi dan mengerjakan LKS dengan bimbingan dari peneliti, dan kemudian melakukan pembahasan soal pada LKS dengan cara lotere. Siswa yang menjawab adalah siswa yang loterenya dipilih.

(60)

a) Perwakilan dari setiap kelompok asal (kelompok diskusi) menempati meja turnamen sesuai dengan yang telah ditentukan oleh guru.

b) Kartu soal dan kunci diletakkan terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca.

c) Setiap kelompok menentukan siapa yang menjadi pembaca soal, penjawab soal, dan penantang dengan cara undian. Siswa yang mendapat giliran sebagai pembaca juga bertugas menghitung waktu.

d) Pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal, pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil pemain.

e) Soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam soal, setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi oleh penantang searah jarum jam.

f) Pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar.

(61)

dapat berperan sebagai pembaca soal, penantang, dan penjawab soal.

i) Dalam permainan ini, pembaca soal hanya bertugas untuk membaca soal dan membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban kepada peserta lain.

[image:61.612.104.523.202.550.2]

j) Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain dalam satu meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan.

Tabel 3.2. Skor Permainan Akademik Siklus II

Nama :…. Kelompok: ….

No Nama Anggota kelompok

Skor Jumlah

I II III IV 1

2 3

7) Pemberian angket untuk mengetahui perkembangan motivasi siswa.

8) Post test siklus II.

c. Observasi

(62)

d. Evaluasi

Pada tahap evaluasi siklus II masih sama dengan yang dilaksanakan pada siklus I yang dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

1) untuk mengukur pemahaman siswa (kognitif) menggunakan permainan akademik;

2) untuk mengkur prestasi belajar menggunakan post test siklus II; 3) untuk mengetahui motivasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung digunakan lembar observasi motivasi;

4) untuk mengetahui peningkatan motivasi (afektif) siswa secara individu, digunakan angket.

e. Refleksi

Pada tahap ini, akan ditarik kesimpulan berdasarkan pelaksanaan yang dilakukan apakah telah berhasil atau tidak. Diharapkan pada akhir siklus, prestasi belajar dan motivasi siswa meningkat dibandingkan pada siklus I dan telah mencapai indikator yang ditargetkan.

E. Intrumen Penelitian

Pada penelitian ini, terdapat dua instrumen yang digunakan yang mendukung proses pembelajaran dan pengumpulan data yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

1. Instrumen Pembelajaran

(63)

penyusunannya berdasarkan model pembelajaran kooperatif dengan metode TGT sebagai acuannya, silabus dan RPP juga LKS.

2. Instrument Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini bersumber dari interaksi guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa. Dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, pengumpulan data penelitian dilakukan beberapa langkah.

a. Data Prestasi Belajar

Untuk memperoleh data prestasi belajar siswa, digunakan cara tes. Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar atau salah. Tes juga diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap hasil tertentu dari orang yang dikenai tes. Hasil tes merupakan informasi tentang karakteristik seseorang ataupun sekelompok orang. Karateristik ini bisa berupa kemampuan atau keterampilan seseorang.

(64)

b. Data Motivasi

Menurut Keller (1983) dalam Siregar dan Nara (2010), beberapa prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran, yang disebut sebagai ARCS model yaitu Attention (perhatian), Relevance (Relevansi), Convidence (kepercayaan diri), dan Satisfaction (kepuasan).

Dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, pengumpulan data mengenai motivasi belajar siswa dilakukan dengan teknik berikut.

1) Teknik Angket

Angket berisi pernyataan-pernyataan tentang peningkatan motivasi belajar siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan metode TGT. Lembar angket digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa selama berlangsungnya pembelajaran dengan metode TGT. Lembar angket akan diberikan kepada siswa setelah proses belajaran berlangsung bertujuan untuk mengetahui motivasi siswa setelah diberi tindakan. Angket ini terdiri dari 26 pernyataan, dan masing-masing pernyataan disediakan empat alternatif jawaban dimana siswa harus memilih salah satu jawaban. Empat alternatif jawaban tersebut antara lain Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Pernyataan-pernyataan tersebut terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif. Angket motivasi ini dikembangkan berdasarkan indikator:

a) perhatian;

(65)

(2) mencari informasi mengenai hal yang dianggap tidak mengerti;

(3) berdiskusi tentang materi;

(4) bertanya tentang materi yang tidak dipahami; b) relevansi;

(1) komitmen belajar;

(2) menghubungkan tugas dengan tujuan dan kepentingan; c) keyakinan diri;

(1) keyakinan diri dalam mengikuti pembelajaran; (2) keyakinan diri dalam mengerjakan tugas; d) kepuasan;

(1) kepuasan mengikuti pembelajaran; (2) kepuasan dalam berdiskusi; (3) semangat mengikuti pembelajaran; (4) semangat dalam berdiskusi;

(5) semangat mengenai materi dan tugas yang diberikan.

[image:65.612.104.520.97.731.2]

Kisi-kisi angket motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa No

Indikator Motivasi Belajar

Bentuk Pernyataan Pernyataan

Positif

Pernyataan Negatif 1. Perhatian

a. Perhatian mengikuti pembelajaran

20 6

b. Mencari informasi mengenai hal yang dianggap tidak dimengerti

17 19

(66)

No

Indikator Motivasi Belajar

Bentuk Pernyataan Pernyataan

Positif

Pernyataan Negatif d. Bertanya tentang materi yang

tidak dipahami

16 14

2 Relevansi

a. Komitmen belajar 7,8 b. Menghubungkan tugas dengan

tujuan dan kepentingan

21 18

3 Keyakinan diri

a. Keyakinan diri dalam mengikuti pembelajaran

1 2

b. Keyakinan diri dalam mengerjakan tugas

3 11

4 Kepuasan

a. Kepuasan mengikuti pembelajaran

23 25

b. Kepuasan dalam berdiskusi 26 c. Semangat mengikuti

pembelajaran

15 24

d. Semangat dalam berdiskusi 10 22 e. Semangat mengenai materi

dan tugas yang diberikan

5,9 12

2) Teknik Observasi

Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Lembar observasi digunakan sebagai pedoman peneliti dalam melakukan observasi guna memperoleh data motivasi belajar siswa selama penerapan metode TGT. Pada kegiatan ini peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran biologi kelas XI SMA Kristen Waibakul. Lembar observasi motivasi belajar siswa yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 10 yang dinilai dari beberapa indikator yaitu :

(67)

(1) perhatian mengikuti pembelajaran;

(2) mencari informasi mengenai hal yang dianggap tidak mengerti;

(3) berdiskusi tentang materi;

(4) bertanya tentang materi yang tidak dipahami; b) relevansi;

(1) komitmen belajar;

(2) menghubungkan tugas dengan tujuan dan kepentingan; c) keyakinan diri;

(1) keyakinan diri dalam mengikuti pembelajaran; (2) keyakinan diri dalam mengerjakan tugas; d) kepuasan;

(1) kepuasan mengikuti pembelajaran; (2) kepuasan dalam berdiskusi; (3) semangat mengikuti pembelajaran; (4) semangat dalam berdiskusi;

(5) semangat mengenai materi dan tugas yang diberikan.

[image:67.612.100.515.91.685.2]

Kisi-kisi lembar observasi motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.4. Kisi-kisi Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa No Indikator Motivasi Belajar Nomor pernyataan

1. Perhatian 1,3,6, 7

2 Relevansi 10

3 Keyakinan diri 8,4

(68)

F. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul lengkap langkah selanjutnya adalah mengambil data dengan menarik analisis data yang sesuai. Dalam penelitian ini terdapat data kuantitatif yang dikumpulkan, diolah dengan rumus. Hasil yang diperoleh dalam penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai peningkatan prestasi belajar dan motivasi siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode TGT.

1. Analisis Kuantitatif a. Data Prestasi Belajar

Data peningkatan prestasi belajar siswa dalam penelitian ini berguna untuk mengukur kemampuan kognitif siswa. Prestasi belajar siswa dilihat dari hasil tes prestasi secara tertulis yaitu tes obyektif berupa pilihan ganda dan tes subyektif berupa soal uraian. Kemampuan awal siswa, di lihat dari hasil pre tes).

Adapun teknik penskoran adalah sebagai berikut: 1) Ketuntasan Individu

[image:68.612.101.509.246.699.2]

Ketuntasan individu siswa dapat diperoleh jika siswa memperoleh ni

Gambar

Tabel 2.1:  Kriteria Penghargaan Kelompok TGT
Gambar 2.2:  Alat-alat Pernapasan Manusia
Gambar 2.3. Bagian-bagian Paru-paru Manusia
Gambar 2.4: Mekanisme Pernapasan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pembukaan UUD 1945yang merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, bahkan hal ini menjadi rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu.Batang Tubuh UUD 1945 terdiri

Sedangkan menurut Nor (2011:206) laporan tanggungjawab sosial adalah laporan mengenai aktivitas tanggung jawab sosial yang telah dilakukan oleh perusahaan maupun dunia

Adapun dalam studinya, baik Sari Atmini (2005) maupun Surroh (2005) menyatakan bahwa rasio-rasio keuangan berbasis akrual maupun berbasis aliran kas dapat digunakan

Takoder uoˇcimo da ´ce ta dva modela unutar baze podataka biti u odnosu mnogo naprama mnogo, ˇsto znaˇci da jedna kategorija moˇze sadrˇzavati viˇse kampanja, dok jedna kampanja

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel independen (Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga, FDR, dan NPF) mampu menjelaskan variasi Total Aset Bank Pembiayaan

(1991) yang menyatakan, bahwa faktor-faktor penyebab kematian anak sebelum sapih diantaranya adalah karena bobot lahir yang rendah (anak domba yang lemah), masalah saat

Berdasarkan data hasil perhitungan yang ditampilkan pada Tabel 4.5 maka dapat dibuat grafik hubungan antara torsi dengan kecepatan putaran kincir yang dihasilkan

Industri - IP Muhammad Ridwan Andi Purnomo,,S.T., M.Sc., Ph.D.. Industri - IP Raden