• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PEMBUKAAN UUD DENGAN BATANG TUB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN PEMBUKAAN UUD DENGAN BATANG TUB"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PEMBUKAAN UUD DENGAN BATANG TUBUH UUD 1945

a. Makna Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945

Setiap warga negara berhak mendapatkan hak-hak azasinya yang meliputi hak azasi pribadi, hak azasi ekonomi, hak azasi politik, hak azasi sosial dan kebudayaan, hak azasi mendapatkan pengayoman dan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan serta hak azasi terhadap perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan hukum. Keseluruhan hak azasi manusia di negara kita tercantum di dalam UUD 1945.

Pada materi ini akan dijelaskan tentang makna yang terkandung pada alinea pembukaan UUD 1945.

Alinea pertama adalah suatu pengakuan hak azasi kebebasan atau kemerdekaan semua bangsa dari segala bentuk penjajahan dan penindasan oleh bangsa lain. Contoh jika Anda sedang berbicara dengan teman Anda berilah kesempatan kebebasan mereka untuk mengeluarkan pendapat jangan Anda memaksa kehendak.

Alinea kedua adalah pengakuan hak azasi sosial yang berupa keadilan dan pengakuan azasi ekonomi yang berupa kemakmuran dan kesejahteraan. Contoh lihatlah di

lingkungan sekitar Anda tentang hubungan antara majikan atau tuan tanah atau pemilik kapal dengan nelayan atau pekerja.

Alinea ketiga adalah hak kodrat yang dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada semua bangsa. Contoh hak untuk memeluk agama, berbicara dan lain sebagainya.

Alinea keempat adalah memuat tujuan negara. Contoh pak polisi tidak boleh menangkap seseorang tanpa alasan yang jelas, pemerintah harus memajukan kesejahteraan umum dan juga kita hendaknya ikut mewujudkan ketertiban dunia dan lain sebagainya.

b. Pola Batang Tubuh UUD 1945

Di dalam batang tubuh UUD 1945 terdapat beberapa ketentuan yang mengatur

persamaan derajat manusia yang dicantumkan sebagai hak dan kewajiban warga negara, antara lain:

1. Segala warga negara bersamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (pasal 27 ayat 1).

2. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27 ayat 2).

3. Kebebasan berserikat, berpendapat dan berpolitik (pasal 28).

4. Kebebasan memeluk dan melaksanakan agama/kepercayaan (pasal 29 ayat 1). 5. Hak dan kewajiban membela negara (pasal 30).

(2)

Hubungan Pembukaan dengan Batang Tubuh UUD 1945

Pokok-pokok pikiran pembukaan UUD 1945, merupakan suasana kebatinan Undang-Undang DasarNegara Indonesia serta mewujudkan cita hukum yang menguasai hkum dasar Negara, baik yang tertulis maupun tidak tertulis, dan pokok-pokok pikrab tersebut dijelmakan dalam pasal UUD 1945.

Oleh karena itu, dipahami bahwa suasana kebatinan UUD 1945 serta cita hukum UUD 1945 bersumber atau dijiwaioleh dasar falsafat Pancasila. Inilah yang dimaksud dengan arti dan fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara. Dengan demikian, jelaslah bahwa Pembukaan UUD 1945 mempunyai fungsi atau hubungan langsungdegan Batang Tubuh UUD 1945, karena Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal di Batang Tubuh UUD 1945 tersebut. Pembukaan UUD 1945yang merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, bahkan hal ini menjadi rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu.Batang Tubuh UUD 1945 terdiri dari rangkaian pasal-pasal merupakan perwujudan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, yang tidak lain adalah pokok pikiran : PersatuanIndonesia, Keadilan social, Kedaulatan Rakyat berdasar atas kerakyatan danpermusyawaratan/perwakilan, dan Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar Kemanusiaan yang adil danberadab.Pokok-pokok pikiran tersebut tidak laib adalah pancaran dari Pancasila yang telah nanpu nenberikanemangat dan terpancang dengan khidmay dalam perangkat UUD 1945. Semangat (Pembukaan) padahakikatnya merupakan suatu rangkaian lesatuan yang tak dapat dipisahkan. Kesatuan serta semangatyang demikian itulah yang harus diketahui, dipahami, dan dihayati oleh setiap insan warga NegaraIndonesia.

Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh UUD 45

1. Alinea 1,2,3 a tidak memiliki hub. Causal organis dengan UUD 1945 karena

I. HUBUNGAN PANCASILA DENGAN PEMBUKAAN UUD 1945

II. HUBUNGAN PANCASILA DENGAN BATANG TUBUH UUD 1945

(3)

bangsa dan Negara Republik Indonesia. Dengan menjadikan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, berarti kita menjadikan Pancasila sebagai ukuran dalam menilai hukum kita

III. IMPLEMENTASI PANCASILA DI BIDANG POLITIK

Di Negara Indonesia segala pelaksanaan sistem politiknya didasarkan pada nilai-nilai yang tercantum dalam nilai-nilai pancasila dan berpegang teguh kepada UUD 1945. Di dalam pelaksanaan pemerintah Indonesia sebagai penganut Demokrasi Pancasila yang dalam palaksanaannya berpegang kepada prinsip kebudayaan yang besifat keserasian, keselarasan dan keseimbangan. Sehingga kebudayaan materiil harus di selaraskan dan di seimbangangkan dengan kebudayaan Spiritual

IV. IMPLEMENTASI PANCASILA DI BIDANG HUKUM

Pancasila sebagai dasar falsafah negara merupakan norma fundamental negara yang dijadikan sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Notonagoro (dalam Prasetya, 2013, 69) menyatakan bahwa Pancasila sebagai norma fundamental negara merupakan norma tertinggi di Indonesia yang merupakan norma yang tidak dibentuk oleh suatu norma yang lebih tinggi lagi, tetapi ditetapkan dulu oleh masyarakat Indonesia dan merupakan norma yang menjadi tempat bergantungnya norma-norma hukum di

bawahnya.

HUBUNGAN ANTARA PANCASILA DENGAN PEMBUKAAN UUD 1945 DAN BATANG TUBUH UUD 1945, SERTA IMPLEMENTASI PANCASILA DI BIDANG POLITIK, HUKUM, SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI

Disusun Oleh :

1. Fiska Yuhanitasari 102012601 2. Suryo Eko Wibowo 212011605 3. Refila Pricilia 232011004 4. Prisca Anrestha H 412010001 5. Priscila Erma P 412010004 6. St Rio Eka KP 362011604 7. Rizka Suaida 802008088

(4)

dikarenakan dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat rumusan Pancasila yang secara formal diakui sejak ditetapkannya oleh Pembentuk Negara pada tanggal 18 Agustus 1945. Pembukaan UUD 1945 memuat asasi bagi kenegaraan dan tidak dapat diubah, sebagaimana yang telah diakui, dipertegas, dan dikuatkan oleh MPRS

1. Pokok pikiran pertama : Negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasarkan asas persatuan.

2. Pokok pikiran kedua : Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. Pokok pikiran ketiga : Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan.

4. Pokok pikiran keempat : Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Terdapat 4 pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945 . Empat pokok pikiran di dalam Pembukaan UUD 1945 kesemuanya merupakan nilai-nilai pancasila

Karena Pembukaan UUD 1945 merupakan Stattsfundamentalnorm

, yang mengandung empat pokok pikiran yang tidak lain adalah Pancasila itu sendiri, serta Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, maka dapat disimpulkan bahwa Pembukaan UUD 1945 adalah filsafat hukum Indonesia, maka Batang Tubuh beserta dengan Penjelasan UUD 1945 adalah teori hukumnya. Dikatakan demikian karena dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu akan ditemukan landasan hukum positif bangsa Indonesia.

Menurut Surya Saputra, Lukman (2007: 55-58) Batang Tubuh merupakan rangkaian kesatuan pasal-pasal yang bulat dan terpadu. Batang tubuh UUD 1945 terdiri atas 16 Bab, 37 pasal, 3 pasal aturan peralihan, dan 2 pasal aturan tambahan. Batang Tubuh pada dasarnya memuat dua materi dasar, yaitu:

a. Berisi materi pengaturan tentang bentuk Negara dan seidtem pemerintahan Negara, termasuk di dalamnya pengaturan tentang kedudukan, tugas, wewenang dan hubungan antara lembaga Negara satu dengan yang lainnya.

(5)

Batang Tubuh dirancang dengan dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD.

Dalam hubungannya, dengan tertib hukum Indonesia, Pembukaan UUD 1945

mempunyai hakikat kedudukan yang terpisah dari batang tubuh UUD 1945. Dalam pokok kaidah Negara fundamental, Pembukaan UUD 1945 memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada batang tubuh UUD 1945. Pengertian terpisah sebenarnya bukan berarti tidak memiliki hubungan sama sekali tetapi, antara pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 terdapat hubungan kausal organis, dimana UUD harus menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945. Dengan demikian pengertian terpisah di sini adalah keduanya memiliki hakikat dan kedudukan sendiri-sendiri, dimana Pembukaan UUD 1945 memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada pasal-pasal UUD 1945, bahkan yang tertinggi dalam tertib hukum di Indonesia (Setiadi, Elly, 2003: 124). Nilai-nilai pancasila yang menjadi tolok ukur dalam pelaksanaan kebijakan bidang politik di Indonesia terkandung dalam Pancasila sila ke-4 yang berbunyi Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang dapat diartikan :

1. Kerakyatan : Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan rakyat, sehingga kerakyatan disebut pula sebagai kedaulatan rakyat artinya rakyat yang berdaulat atau berkuasa dan menentukan (demokrasi).

2. Hikmat Kebijaksanaan : Penggunaan pikiran atau rasio yang sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyatdan dilaksanakan dengan sadar, jujur dan bertanggung jawab serta didorong oleh Iktikad baik sesuai dengan hati nurani.

3. Permusyawaratan : Suatu tata carauntuk merumuskan dan memutuskan suatu hal berdasarkan kehendak rakyat sehingga tercapai keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapatatau mufakat.

4. Perwakilan : Suatu sistem tata cara atau prosedur dengan mengusahakan turut sertanya rakyatuntuk mengambil bagian dalam kehidupan bernegara melalui badan-badan atau lembaga-lembaga perwakilan yang ada

(6)

mengatasnamakan rakyat itu ditempuh melelui sistem perwakilan, dan keputusan-keputusan yang diambil diselenggarakan melalui jalan musyawarah yang dipimpin oleh pikiran yang sehat serta rasa tanggung jawab abik kepada Tuhan Yang Maha Esa, maupun kepada rakyat yang diwakilinya/rakyat banyak.

Posisi ini mengharuskan pembentukan hukum positif adalah untuk mencapai ide-ide dalam Pancasila, serta dapat digunakan untuk menguji hukum positif. Dengan ditetapkan sebagai norma fundamental negara maka pembentukan hukum, penerapan, dan

pelaksanaannya tidak dapat lepas dari nilai-nilai Pancasila. Pancasila tidak hanya sebagai dasar dari pembuatan hukum, namun juga sebagai ukuran dalam menilai hukum itu sendiri. Aturan-aturan hukum yang diterapkan dalam masyarakat harus mencerminkan kesadaran dan rasa keadilan sesuai dengan kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila

Pembangunan hukum dan sistem nasional harus sesuai dengan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia. Sehingga dalam pembentukan hukum dan sistem hukum nasional berdasarkan Pancasila harus mencakup nilai-nilai :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya bahwa dalam pembentukan hukum di Indonesia harus dilandasi oleh nilai-nilai Ketuhanan atau keagamaan. Selain itu dalam

pembentukan setiap hukum harus ada jaminan bagi kebebasan beragama dan tidak boleh ada hukum yang mengistimewakan salah satu agama.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. Artinya bahwa dalam setiap pembentukan hukum harus ada jaminan dan penghormatan hak-hak asasi manusia.

3. Persatuan Indonesia. Artinya dalam pembentukan hukum harus memperhatikan persatuan atau integritas bangsa dan negara, tidak boleh mengakibatkan perpecahan negara.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Artinya bahwa dalam pembentukan hukum harus dilandasi oleh nilai demokratis yang melibatkan semua unsur yang ada di negara (pemerintah, legislatif maupun masyarakat.

(7)

V. IMPLEMENTASI PANCASILA DI BIDANG SOSIAL BUDAYA

Pada dasar negara kita , yaitu Pancasila disebutkan bahwa inti sila kelima yaitu “keadilan” yang mengandung makna sifat-sifat dan keadaan Negara Indonesia harus sesuai dengan hakikat adil, yaitu pemenuhan hak dan wajib pada kodrat manusia hakikat keadilan ini berkaitan dengan hidup manusia , yaitu hubungan keadilan antara manusia satu dengan lainnya, dalam hubungan hidup manusia dengan Tuhannya, dan dalam hubungan hidup manusia dengan dirinya sendiri (Notonegoro).

Jika kita berbicara masalah budaya dan Pancasila, budaya itu sendiri tercipta oleh beberapa faktor yaitu ;

organ biologis manusia, lingkungan alam, lingkungan psikologis, dan perkembangan pemikiran

. Dalam negara yang berpaham integralistik, subsistem sosial budaya yang paling dominan mempengaruhi kehidupan kenegaraan ada tiga subsistem yaitu ; 1) kehidupan keagamaan, 2) pendidikan nasional ,3) Kebudayaan nasional. Ketiga subsistem sosial budaya ini dalam kehidupan manusia harus mendasarkan pada kebersamaan dan kekeluargaan sebagai ciri utama integralistik Indonesia. Implementasi Pancasila dalam bidang Sosial dan Budaya sebenarnya dapat terlihat jelas dalam kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari. Indonesia yang terdiri dari belasan ribu pulau dan juga beribu-ribu adat budaya yang ada memiliki sebuah dasar yang sama yaitu dasar negara pancasila yang senantiasa mereka hayati sebagai warga negara Indonesia.

VI. IMPLEMENTASI PANCASILA DI BIDANG EKONOMI

Negara berusaha menyusun suatu sistem ekonomi atas dasar kebersamaan dan

kekeluargaan dengan menentukan adanya tiga sektor pelaku utama ekonomi, yaitu sektor negara, sektor swasta, dan sektor koperasi. Ketiga sektor ini bekerja sama demi

kesejahteraan bersama atau kesejahteraan seluruh rakyat.

(8)

Sebagai pelaku ekonomi kedua adalah orang seorang atau swasta yang ditegaskan hanya boleh berusaha di bidang yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak.

Sebagai pelaku ekonomi ketiga adalah koperasi, yang harus juga berlandaskan demokrasi ekonomi, kemakmuran untuk semua orang. Perekonomian disusun sebagai usaha

bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

Ketiga sektor pelaku sistem ekonomi dasar utamanya adalah kebersamaan dan

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Tuhan YME karena atas Rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Sistem Informasi Geografis Lokasi Gereja

Persepsi kegunaan menunjukkan bahwa pengguna sistem teknologi informasi akan mau menggunakan sistem jika sistem tersebut berguna untuk meningkatkan kinerjanya.Persepsi

Apa manfaat kemajemukan itu bagi bangsa Indonesia Mendampingi siswa bagaimana menggunakan Ensiklopedi, manfaatnya bagi pemustaka Mempernalkan “kata kunci” dalam penelusuran,

Kualitas sistem yang terbentuk dari waktu yang direspon, kehandalan, fungsionalitas, dan fleksibel dengan sistem yang relatif mudah digunakan dan dapat dipertanggung

10). Pakaian seragam Korps Sukarela PMI Unit III UPN "Veteran" Yogyakarta adalah pakaian yang dilengkapi dengan tanda pengenal dan atribut tertentu yang dipakai dan

Penduduk Kota Pematang Siantar pada tahun 2010 (data Badan Pusat Statistik tahun 2012) mencapai 234.698 jiwa yang tersebar pada 8 (delapan) kecamatan, dimana Kecamatan Siantar

terdapat di mana-mana, tidak hanya pada sebuah superkomputer dengan 25 processor- nya, sebuah komputer genggampun telah di lengkapi dengan perangkat lunak yang dapat di

- Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan dan sifat khusus keempat tatabahasa : unrestricted, context sensitive, context free, regular - Mahasiswa dapat memberi contoh setiap