• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LETAK DAN LOKASI PENELITIAN 2.1 Kota Pematang Siantar - Chapter II (526.5Kb)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II LETAK DAN LOKASI PENELITIAN 2.1 Kota Pematang Siantar - Chapter II (526.5Kb)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LETAK DAN LOKASI PENELITIAN

2.1 Kota Pematang Siantar

Kota Pematang Siantar adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara, dan kota terbesar kedua di provinsi tersebut setelah Medan. Karena letak Pematang Siantar yang strategis, ia dilintasi oleh Jalan Raya Lintas Sumatera. Menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara tahun 2000 dapat diketahui bahwa kota Pematang Siantar memiliki luas wilayah 79,971 Km2 dan berpenduduk sebanyak 240.787 jiwa.

Kota Pematang Siantar secara geografis berada di bagian tengah Sumatera Utara, terletak pada garis 2° 53’ 20” Lintang Utara (LU) dan 99° 1’ 00” - 99° 6’ 35” Bujur Timur (BT) pada peta bumi.Kondisi topografi dan morfologi (kelerengan) yang ada di Kota Pematangsiantar hanya terdiri dari 2 morfologi yaitu datar dan landai sehingga dapat dikatakan relatif datar secara keseluruhan. Curah hujan rata-rata Kota Pematangsiantar pada tahun 2010 sebesar 269,08 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 173 hari per tahun.

(2)

km2 atau sekitar 28,41 % luas Kota Pematangsiantar.

Kota Pematang Siantar yang berjarak sekitar 128 Km dari Medan dan kurang lebih berjarak 52 Km dari lokasi tujuan wisata Parapat sering menjadi kota perlintasan bagi wisatawan yang hendak ke Danau Toba.

Sebagai kota penunjang pariwisata di daerah sekitarnya, kota ini memiliki ciri khas berupa sepeda motor model lama, yang disebut dengan BSA, sepeda motor BSA model lama dipergunakan sebagai becak bermesin yang menimbulkan bunyi yang keras dan hingga saat ini sepeda motor BSA ini dianggap sebagai icon kota Pematang Siantar karena banyaknya jumlah sepeda motor BSA dan masih dipergunakan hingga saat ini.

Adapun hal lainnya yang dapat menjadi arakteristik dan pencapaian Kota Pematang Siantar dalam mengembangkan wilayahnya mencakup, seperti Wakil Presiden Republik Indonesia yang ke-3 Adam Malik, lahir di kota ini pada 22 Juli 1917. Kota ini pernah menerima Piala Adipura pada tahun 1993 atas kebersihan dan kelestarian lingkungan kotanya. Sementara itu, karena ketertiban pengaturan lalu lintasnya, kota ini pun meraih penghargaan Piala Wahana Tata Nugraha pada tahun 1996.

(3)

Gambar 1

Peta Kota Pematang Siantar

Sumber : BPS Pematang Siantar (data diolah penulis)

Gambar 2

(4)

2.2 Sejarah Perkembangan Kota Pematang Siantar

Sebelum proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Kota Pematang Siantar merupakan daerah kerajaan Siantar. Kota Pematang Siantar yang berkedudukan di pulau Holing dan raja terakhir dari dinasti keturunan marga Damanik yaitu Tuan Sangnawaluh Damanik, yang memegang kekuasan sebagai raja tahun 1906.

Disekitar Pulau Holing kemudian berkembang menjadi perkampungan tempat tinggal penduduk diantaranya Kampung Suhi Haluan, Siantar Kahean, Pantoan, Suhi Bah Bosar, dan Tomuan. Daerah-daerah tersebut kemudian menjadi daerah hukum Kota Pematangsiantar yaitu :

i. Pulau Holing menjadi Kampung Pematang, ii. Siantar Bayu menjadi Kampung Pusat Kota,

iii. Suhi Kahean menjadi Kampung Sipinggol-pinggol, Kampung Melayu, Martoba, Sukadame dan Bane,

iv. Suhi Bah Bosar menjadi Kampung Kristen, Karo, Tomuan, Pantoan, Toba dan Martimbang.

(5)

Pada tahun 1910 didirikan Badan Persiapan Kota Pematang Siantar. Kemudian Pada tanggal 1 Juli 1917 berdasarkan Stad Blad No.285 Pematang Siantar berubah menjadi Geemente yang mempunyai otonomi sendiri. Sejak Januari 1939 berdasarkan Stad Blad No.717 berubah menjadi Geemente yang mempunyai Dewan.

Pada jaman Jepang berubah menjadi Siantar Estate dan Dewan dihapus. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Kota Pematang Siantar kembali menjadi daerah Otonomi. Berdasarkan UU No.22/1948 status geemente menjadi kota kabupaten Simalungun dan wali kota dirangkap oleh Bupati Simalungun sampai 1957.

Berdasarkan UU No. 1/1957 berubah menjadi Kota Praja penuh dan dengan keluarnya UU No.18/1965 berubah menjadi Kotamadya, dan dengan keluarnya UU No.5/1974 Tentang pokok-pokok pemerintah di daerah berubah menjadi daerah tingkat II Pematang Siantar sampai sekarang.

2.3 Data Kependudukan Kota Pematang Siantar

(6)

Hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan perdagangan dan jasa terkonsentrasi di ketiga kecamatan tersebut sedangkan di sisi lain kecamatan-kecamatan yang mengalami kepadatan penduduk sedang dan rendah merupakan area yang didominasi oleh permukiman maupun pertanian. Dari segi jenis kelamin, penduduk berjenis kelamin perempuan di Kota Pematang Siantar pada tahun 2010 berjumlah 120.137 jiwa dan penduduk laki-laki berjumlah 114.561 jiwa (sex ratio sebesar 95,36).

Tab el 1

Luas Kecamatan dan Jumlah Penduduk Kota Pematang Siantar

No Kecamatan Luas Wilayah

8 Siantar Sitalasari 22.723 22.127 22.007

Total 79.79 239.65 2.997

Sumber : Pematangsiantar dalam Angka, 2012

(7)

untuk memajukan Kota Pematang Siantar ke arah yang lebih baik.

Pada tahun 2010 jumlah sarana pendidikan yang tersebar di 8 Kecamatan untuk tingkat TK sebanyak 24 unit dimana jumlah murid yang diajar oleh 164 guru sebanyak 2.779 orang. Sedangkan untuk tingkat SD dan MI jumlah sekolah sebanyak 168 unit dimana sebanyak 30.781 orang murid diajar oleh 1.463 orang guru. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa sarana pendidikan untuk tingkat TK dan SD lebih terpusat di Kecamatan Siantar Barat.

Tabel 2

Jumlah Sekolah, Murid, Guru Tingkat TK dan SD Tahun 2010

No Kecamatan TK SD + MI Sumber : Pematangsiantar dalam Angka, 2011

(8)

sebanyak 1.184 orang. Jumlah sarana pendidikan tingkat SMU dan MA sebanyak 35 unit dimana jumlah terbanyak berada di Kecamatan Siantar Barat yakni 10 unit. Jumlah murid yang diajar oleh 760 orang guru tetap adalah 19.578 orang. Sedangkan untuk tingkat SMK, jumlah sekolah yang tersedia sebanyak 34 unit dengang jumlah murid sebanyak 13.116 orang dan guru tetap sebanyak 576 orang. Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :

Tab el 3

Jumlah Sekolah, Murid, Guru Tingkat SMP, SMU dan SMK Tahun 2010

Gambar

Gambar 1 Peta Kota Pematang Siantar
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3

Referensi

Dokumen terkait

Pola asuh merupakan cara orang tua membesarkan anak dengan memenuhi kebutuhan anak, memberi perlindungan, mendidik anak, serta mempengaruhi tingkah laku anak dalam

Hal ini dapat di lihat dari aktifitas para remaja di kota Palu dalam pengunaan variasi bahasa yang mengunakan ragam variasi bahasa, oleh karena penelitian ini

[r]

Berdasarkan konsep metode gradien daya reaktif disebutkan bahwa jika Δ Q/ Δ t>0 atau arah positif maka dapat disimpulkan bahwa sumber harmonisa terbesar adalah dari

Untuk itu penulis memilih materi penulisan skripsi dengan judul: “Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Jual Beli Ikan Segar Hasil Laut (Studi Pada UD. Ciam Tiau

Analisis data dibahagikan kepada empat tema utama, iaitu: (1) Persepsi guru tentang konsep Falsafah Bahasa dalam pendidikan Bahasa Melayu, (2) Persepsi guru

Alhamdulillaahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Mempelajari Karakteristik Kimia

Berdasarkan Hasil Evaluasi Administrasi, Teknis, Kewajaran Harga serta Evaluasi Kualifikasi dan Pembuktian Kualifikasi maka Pokja V Kantor Layanan Pengadaan (KLP) Kabupaten