• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL KAWASAN PERKOTAAN BARU (KPB)/KOTA TERPADU MANDIRI (KTM) KIKIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PROFIL KAWASAN PERKOTAAN BARU (KPB)/KOTA TERPADU MANDIRI (KTM) KIKIM"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

kesejahteraan masyarakat transmigran dan masyarakat sekitarnya, meningkatkan kemampuan dan produktifitas masyarakat transmigrasi, membangun kemandirian dan mewujudkan integrasi di pemukiman transmigrasi sehingga ekonomi dan sosial budaya mampu tumbuh dan

berkembang secara berkelanjutan dalam rangka mendukung

ketahanan pangan serta pembangunan wilayah. Transmigrasi dilaksanakan dengan pendekatan pengembangan kawasan sebagai sentra-sentra produksi baru dari berbagai komuditas pertanian, baik pangan, perkebunan, perikanan, maupun peternakan. Untuk itu,

pembangunan transmigrasi dilaksanakan berbasis kawasan

transmigrasi melalui Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu mandiri (KTM) yang dimaksudkan untuk melakukan penguatan terhadap penyelenggaraan transmigrasi selama ini, sehingga dapat mewujudkan pusat-pusat pertumbuhan baru secara cepat, cermat dan tepat.

Sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan daerah, pembangunan transmigrasi dengan tidak mengesampingkan segala permasalahan yang terjadi telah memberikan kontribusi dalam terbentuknya daerah otonom baru, penambahan jumlah penduduk, terbangunnya prasarana dan sarana wilayah, serta pengembangan pertanian. Dalam rangka memberikan gambaran tentang kawasan transmigrasi khususnya KPB/KTM dan kontribusinya terhadap daerah, Pusat Data dan Informasi (Pusdatin), menerbitkan Buku Data dan Informasi Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim Kabupaten lahat provinsi Sumatera Selatan. Hal ini patut diberikan apresiasi dan penghargaan agar informasi KPB/KTM dapat menjadi sumber informasi dan acuan kita semua dalam mewujudkan pembangunan kawasan transmigrasi yang akan datang.

Keberadaan buku ini diharapkan mampu menyampaikan informasi terkini dan akurat yang bisa dijadikan acuan dalam menentukan arah kebijakan pengembangan KPB/KTM Kikim Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Buku ini kami persembahkan kepada masyarakat,

(3)
(4)
(5)

DAFTAR ISI ... iii DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR GAMBAR ... v DAFTAR LAMPIRAN ... vi BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Ruang Lingkup Pembahasan ... 3

1.3 Tujuan ... 4

1.4 Metodologi ... 4

1.4.1 Pengumpulan Data ... 5

1.4.2 Pengolahan Data ... 6

1.4.3 Analisis Data ... 6

1.5 Sistematika Pnulisan Laporan ... 6

BAB II PROFIL KAWASAN PERKOTAAN BARU (KPB)/KOTA TERPADU MANDIRI (KTM) KIKIM ... 9

2.1 Letak Geografis dan Administrasi ... 9

2.2 Aksesibilitas ... 11

2.3 Kondisi Fisik KPB/KTM Kikim ... 13

2.3.1 Fisik KPB/KTM Kikim ... 13

2.3.2 Penggunaan Lahan ... 14

2.3.3 Hidrologi ... 15

2.3.4 Klimatologi ... 16

2.3.5 Kondisi Fisik Pusat KPB/KTM Kikim ... 21

2.4 Legalitas KPB/KTM Kikim ... 23

(6)

2.6 Sarana Pendidikan ... 28 2.7 Sarana Kesehatan ... 33 2.8 Sarana Peribadatan ... 36 2.9 Sarana Olahraga ... 38 2.10 Jaringan Listrik ... 40 2.11 Air Bersih ... 41

BAB III POTENSI KPB/KTM KIKIM ... 43

3.1 Potensi Sumber daya Manusia ... 43

3.2 Transportasi dan Komunikasi ... 44

3.3 Kelembagaan ... 49

3.3.1 Lembaga Ekonomi dan Sosial ... 50

3.3.2 Lembaga Pemerintahan ... 51

3.4 Kerja sama Investasi ... 52

3.5 Potensi Pengembangan Kawasan/Komoditas Unggulan ... 54

3.5.1 Potensi Tanaman Perkebunan ... 54

3.5.2 Potensi Tanaman Pangan ... 55

3.5.3 Potensi Peternakan ... 56

3.5.4 Potensi Perikanan ... 57

3.6 Permasalahan ... 59

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

4.1 Kesimpulan ... 60

4.2 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(7)

Tabel 2.2 Route Perjalanan menuju Lokasi KPB/KTM Kikim ... 12

Tabel 2.3 Luas KPB/KTM Kikim menurut Bentuk Wilayah ... 14

Tabel 2.4 Penggunaan Lahan di Wilayah Perencanaan... 15

Tabel 2.5 Curah Hujan KPB/KTM Kikim ... 17

Tabel 2.6 Kondisi Iklim KPB/KTM Kikim ... 21

Tabel 2.7 Perkembangan Pembangunan Jalan KPB/KTM Kikim Tahun 2015 ... 22

Tabel 2.8 Jumlah Penduduk di Wilayah KPB/KTM Kikim ... 25

Tabel 2.9 Jumlah Penduduk di Kawasan KPB/KTM Kikim ... 26

Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Desa Setempat KPB/KTM Kikim ... 26

Tabel 2.11 Jumlah Penduduk Eks. Kimtrans KPB/KTM Kikim ... 27

Tabel 2.12 Jumlah Tenaga Pendidik dan Kesehatan KPB/KTM Kikim ... 28

Tabel 2.13 Jumlah Sarana dan Prasarana Pendidikan Umum KPB/KTM Kikim ... 30

Tabel 2.14 Jumlah Sarana Kesehatan di KPB/KTM Kikim ... 34

Tabel 3.1 Kondisi permukaan jalan di KPB/KTM Kikim ... 45

Tabel 3.2 Jumlah Sarana Komunikasi di KPB/KTM Kikim ... 48

Tabel 3.3 Sinyal Telepon Genggam di KPB/KTM Kikim ... 49

Tabel 3.4 Jenis dan Jumlah Kelembagaan di KPB/KTM Kikim ... 51

Tabel 3.5 Luas Lahan Perkebunan di KPB/KTM Kikim ... 55

Tabel 3.6 Luas Tanam serta Produksi Padi dan Palawija di KPB/KTM Kikim ... 56

Tabel 3.7 Jenis dan JumlahTernak di KPB/KTM Kikim ... 57

Tabel 3.8 Jenis dan Jumlah Unggas di KPB/KTM Kikim ... 57

(8)

Kikim ... 5

Gambar 1.2 Outline Laporan Buku Data dan Informasi KPB/KTM Kikim ... 8

Gambar 2.1 Foto akses masuk menuju KPB/KTM Kikim ... 13

Gambar 2.2 Sungai di Kecamatan Pangi Kikim Selatan ... 16

Gambar 2.3 Grafik Curah Hujan KPB/KTM Kikim ... 17

Gambar 2.4 Grafik Jumlah Bangunan Pendidikan di KPB/KTM Kikim ... 31

Gambar 2.5 Grafik Jumlah Murid di KPB/KTM Kikim ... 31

Gambar 2.6 Grafik Jumlah Guru di KPB/KTM Kikim ... 32

Gambar 2.7 Foto Sekolah Dasar di KPB/KTM Kikm ... 33

Gambar 2.8 Diagram Jumlah Sarana Kesehatan di KPB/KTM Kikim .... 34

Gambar 2.9 Diagram Jumlah Tenaga Kesehatan di KPB/KTM Kikim .... 35

Gambar 2.10 Diagram Jumlah Pengguna Fasilitas Kesehatan KPB/KTM Kikim ... 36

Gambar 2.11 Diagram Jumlah Sarana Peribadatan KPB/KTM Kikim ... 37

Gambar 2.12 Diagram Jumlah Pemeluk Agama KPB/KTM Kikim ... 37

Gambar 2.13 Diagram Jumlah Fasilitas Olahraga KPB/KTM Kikim ... 39

Gambar 2.14 Diagram Jumlah Kelompok olahraga KPB/KTM Kikim ... 39

Gambar 2.15 Diagram Jumlah Pengguna Listrik KPB/KTM Kikim ... 41

Gambar 3.1 Diagram Lapisan Permukaan Jalan KPB/KTM Kikim ... 46

Gambar 3.2 Prasarana Jalan dan Jembatan KPB/KTM Kikim ... 46

Gambar 3.3 Diagram Industri Mikro dan Kecil di KPB/KTM 2014 ... 54

(9)

Lampiran 2 Peta Administrasi KPB / KTM Kikim ... 93 Lampiran 3 Peta Akses ke KPB / KTM Kikim ... 95 Lampiran 4 Peta Sebaran Lahan Perkebunan KPB / KTM Kikim ... 97

(10)

PUSAT DATA DAN INFORMASI

Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Jl. TMP. Kalibata No. 17. Jakarta Selatan

Penanggung Jawab

Elly Sarikit

Tim Penyusun

Ria Fajarianti Sunar

Moh. Faisal Batalipoe Adlan Pribadi

Sindy Saputri

Jesisca Putri Andriani Nugroho

Cetakan Pertama, 2015 Diterbitkan Oleh

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada RPJMN 2015–2019 yang memuat Nawacita (9 Agenda Strategi Prioritas Presiden), Nawacita ketiga yang berbunyi

“Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam rangka negara kesatuan" inilah yang menjadi

roh atau spirit Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Berdasarkan Nawa Cita itulah Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, menelurkan sembilan prioritas komponen atau kegiatan yang disebut Nawa Kerja,

untuk menangani permasalahan maupun meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan pembangunan di desa, daerah tertinggal dan transmigrasi.

Berdasarkan Fokus Prioritas Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015–2019,

pembangunan dan pengembangan Kawasan Perkotaan Baru sebagai pusat pertumbuhan (Poin 6). Pada tahun 2009 telah ditetapkan 44 KTM di kawasan transmigrasi berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor Kep.293/MEN/IX/2009 tentang Penetapan Lokasi Kota Terpadu Mandiri (KTM) di Kawasan Transmigrasi. Kemudian pada tahun 2011 menyusul ditetapkannya 4 KTM baru sehingga saat ini berjumlah 48 KTM / KPB.

Pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi merupakan manifestasi untuk perkembangan suatu kota atau provinsi. Selain itu pembangunan transmigrasi juga adalah merupakan upaya

(12)

untuk mempercepat pembangunan kawasan-kawasan yang masih tertinggal guna meningkatkan kesejahteraan transmigran dan penduduk lokal sekitar. Pembangunan transmigrasi dilaksanankan berbasis pada kawasan yang memiliki keterkaitan dengan daerah sekitarnya dalam membentuk suatu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah melalui pembangunan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan transmigrasi dan sekitarnya. Transmigrasi memiliki banyak tantangan dan hambatan, yang telah dialami pada berbagai sektor di beberapa lokasi Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT), sehingga dalam perkembangannya kementerian tenaga kerja dan transmigrasi merancang suatu strategi

atau terobosan untuk memberikan peningkatan terhadap

pengembangan lokasi-lokasi Transmigrasi tersebut maupun desa-desa disekitarnya dengan program yang disebut Kawasan Perkotaan Baru (KPB) / Kota Terpadu Mandiri (KTM).

KTM merupakan sebuah program yang dirancang secara holistik dan komperhensif, yang bertujuan membangun kawasan transmigrasi yang bernuansa perkotaan, sebagai akselerasi pengembangan perekonomian pedesaan dan terwujudnya Kawasan Transmigrasi yang mandiri.

Seiring dengan perkembangan Kawasan Perkotaan Baru (KPB) / Kota Terpadu Mandiri (KTM), juga diperlukan adanya Penyusunan data dan informasi tentang kawasan-kawasan tersebut yang dapat menunjukan lebih detail atas keseluruhan informasi yang dimiliki oleh kawasan-kawasan tersebut sehingga perkembangan dari daerah-daerah tersebut dapat terpantau dan dipublikasikan.

(13)

Dalam pelaksanaannya Penyusunan Data dan Informasi Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) dilaksanakan dengan menganalisis aspek kewilayahan (kesesuaian lahan komoditas, unggulan, tutupan lahan, kararakteristik lahan,

geologi, sosial masyarakat dan hierarkhi wilayah), dan

mengintegrasikannya untuk perancangan tata guna lahan dan tata ruang KTM. Identifikasi kondisi eksisting dilakukan, menggunakan data sekunder maupun survai lapangan, meliputi survai peta dan data sumberdaya fisik (geologi, tanah, sistem lahan, liputan lahan), dan survai sosial-ekonomi wilayah.

1.2. Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup dari pembahasan buku data dan informasi Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim secara umum menyangkut aspek-aspek berikut: Profil yang meliputi

aspek Geografis, Aksesibilitas, Kondisi Fisik, Legalitas,

Kependudukan/SDM, Sarana dan Prasarana meliputi Potensi Sumber Daya Manusia, Transportasi dan Komunikasi, Kelembagaan, Kerjasama Investasi, Komoditas Unggulan dan Permasalahan yang ada di Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim.

(14)

1.3. Tujuan

Tujuan dari Penyusunan Buku Data dan Informasi Kawasan Perkotaan Baru (KPB) / Kota Terpadu Mandiri (KTM) adalah;

 Memberikan gambaran yang akurat dan komprehensif mengenai

kondisi pembangunan dan pengembangan Kawasan Perkotaan Baru (KPB) / Kota Terpadu Mandiri (KTM).

 Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan arah

pembangunan dalam ruang lingkup Kementerian desa, pembangunan daerah tertinggal dan Transmigrasi baik di pusat maupun daerah, Ditjen Bangdes / PMD, Bappeda, Dinas Pertanian, Dinas PU dan lain-lain.

1.4. Metodologi

Dalam tahapan penyusunan data dan informasi Kawasan Perkotaan Baru/Kota Terpadu Mandiri terdiri dari beberapa tahapan yang meliputi, pengumpulan data dari pusat maupun daerah, pengolahan data, dan penyusunan buku data dan informasi KTM/KPB.

(15)

Gambar 1.1

Bagan Penyusunan Buku Data dan Informasi KPB/KTM

1.4.1. Pengumpulan Data

Dalam tahap pelaksanaannya pengumpulan data yang dilakukan, di awali dengan melakukan koordinasi pada Unit Teknis terkait (Pusat dan Daerah), kaitannya dengan informasi dan data-data yang diperlukan dalam penyusunan buku data informasi Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim, kemudian melakukan pengumpulan data pada unit teknis tersebut, maupun tinjauan langsung ke lokasi khusus Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim untuk mendapatkan data dan informasi existing serta prospek-prospek pengembangannya.

Pengumpulan data dari Pusat dan Daerah

Cross Cek Data

Pengolahan Data Pengolahan Data

(16)

1.4.2. Pengolahan Data

Pengolahan data terlebih dahulu dengan melakukan verifikasi terhadap data yang diperoleh kemudian dilakukan konfirmasi dengan unit teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi, untuk selanjutnya dilakukan tabulasi data

1.4.3. Analisis Data

Dalam penyusunan buku data dan informasi Kawasan Perkotaan Baru/ Kota Terpadu Mandiri analisis data yang digunakan adalah dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul, penyajian data dalam penyusunan data dan informasi ini melalui tabel, grafik, diagram dan persentase.

1.5. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan Buku Data dan InformasiKPB/KTM Kikim sebagai berikut:

Bab I, menjelaskan secara umum kegiatan penyusunan data dan informasi kawasan perkotaan baru (KPB) / Kota Terpadu Mandiri (KTM) Mulai dari latar belakang kegiatan penyusunan buku datin, ruang lingkup, tujuan dari penyusunan buku datin, metode maupun sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan datin KPB/ KTM Kikim.

Bab II, pada buku datin KTM/KPB membahas secara menyuluruh mengenai informasi dari kawasan perkotaan baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) yang menjadi lokus kegiatan dengan data terupdate dan terpercaya mulai dari Letak Geografis dan administratif, aksesibilitas, kondisi fisik kawasan, legalitas kawasan,

(17)

kependudukan/sumber daya manusia, sarana pendidikan, sarana

kesehatan, sarana peribadatan, sarana olahraga, sarana

perdagangan, dan jaringan listrik.

Bab III, pada buku datin KPB/KTM ini membahas mengenai potensi yang terdapat pada KPB/KTM Kikim mulai dari potensi sumber daya manusia, transportasi dan komunikasi, kelembagaan, komuditas unggulan, kerjasama investasi, potensi pengembangan wilayah maupun permasalahan-permasalahan yang ada pada KPB/KTM Kikim

Dalam Bab IV pada buku datin KPB/KTM ini mereview kembali pembahasan yang ada pada Bab 2 dan 3 secara singkat dan padat sebagai suatu kesimpulan, dan memberikan saran atas kendala dan solusi yang diperoleh dari pengembangan KPB/KTM Kikim.

Berikut merupakan outline secara rinci dari buku data dan informasi KPB/KTM Kikim:

(18)

Gambar 1.2

Outline Laporan Buku Data dan Informasi KPB/KTM Kikim

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

2. Ruang Lingkup Pembahasan 3. Tujuan Penyusunan 4. Metode Penyusunan Buku 5. Sistematika Penulisan

BAB II PROFIL KPB/KTM KIKIM

1. Letak Geografis dan Administratif 2. Aksesibilitas 3. Kondisi Fisik KPB/KTM  Fisik KPB/KTM Kikim  Pengguanaan Lahan  Hidrologi  Klimatologi

 Kondisi Fisik Pusat KPB/KTM 4. Legalitas KPB/KTM

5. Kependudukan/Sumber daya Manusia  Penduduk Eks Pemukiman Tranmigrasi  Penduduk Desa Setempat

 Mata Pencaharian Penduduk 6. Sarana Pendidikan 7. Sarana Kesehatan 8. Sarana Peribadatan 9. Sarana Olahraga 10. Jaringan Listrik 11. Air Bersih BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan 2. Saran

BAB III POTENSI KPB / KTM KIKIM

1. Potensi Sumber Daya Manusia 2. Transportasi dan Komunikasi 3. Kelembagaan

 Lembaga Ekonomi dan Sosial  Lembaga Pemerintah 4. Kerjasama Investasi

 Kerjasam Investasi  Industri Mikro dan Kecil

5. Potensi pengembangan KPB/KTM Kikim  Komoditas Unggulan

 Pertanian  Potensi Peternakan  Potensi Perikanan 6. Permasalahan Kawasan

(19)

BAB II

PROFIL KAWASAN PERKOTAAN BARU (KPB) / KOTA TERPADU MANDIRI (KTM) KIKIM

2.1. Letak Geografis dan Administrasi

Secara administratif Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim berada di dalam wilayah Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan, dengan wilayah pengembangan mencakup 3 (tiga) kecamatan, yaitu Kecamatan Kikim Barat, Kecamatan Kikim Selatan dan Kecamatan Kikim Tengah, yang terdiri dari 22 desa, dimana dari 12 Desa merupakan Eks Permukiman Transmigrasi dan 10 Desa setempat.

Secara geografis Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim terletak pada posisi 103º.0’ - 103º.30’ BT - 03º.30’ - 03º.60’ LS, dengan batas administrasi sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kikim Timur

Sebelah Selatan : Kabupaten Empat Lawang

Sebelah Timur : Kecamatan Lahat dan Kecamatan

GumayTalang

Sebelah Barat : Kabupaten Empat Lawang

Untuk areal kecamatan terluas adalah Kecamatan Kikim Barat dengan luas wilayah 33.141 Ha atau 45,84%, sedangkan areal kecamatan tersempit adalah Kecamatan Kikim Selatan dengan luas wilayah 12.604 atau 17,43%. Jumlah dan luas kecamatan serta

(20)

jumlah dan luas desa yang termasuk di dalam Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim tertera pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1

Luas Administrasi KPB/KTM Kikim

No Kecamatan Keterangan

Permukiman

Luas Ha %

Kecamatan Kikim Barat

1 Desa Darma Raharja* Eks kimtrans 3.600 4,98

2 Desa Suka Bakti** Desa Setempat 3.200 4,43

3 Desa Sidomakmur* Eks Kimtrans 1.956 2,71

4 Desa Saung Naga** Desa Setempat 860 1,19

5 Desa Penantian** Desa Setempat 150 0,21

6 Desa Singapura* Eks Kimtrans 894 1,24

7 Desa Babat Baru** Desa Setempat 150 0,21

8 Desa Ulak Bandung*** Desa Diluar KPB/KTM 300 0,41 9 Desa Jajaran Baru*** Desa Diluar KPB/KTM 900 1,24

10 Desa Wonorejo** Desa Setempat 400 0,55

11 Desa Suka Merindu*** Desa Diluar KPB/KTM 2.500 3,46 12 Desa Jajaran Lama*** Desa Diluar KPB/KTM 551 0,76 13 Desa Lubuk Suketi*** Desa Diluar KPB/KTM 550 0,76 14 Desa Sukarami*** Desa Diluar KPB/KTM 300 0,41

15 Desa Purwo Rejo* Eks Kimtrans 4.100 5,67

16 Desa Bandarjaya* Eks Kimtrans 2.500 3,46

17 Desa Wanaraya* Eks Kimtrans 2.900 4,01

18 Desa Purnamasari* Eks Kimtrans 4.400 6,09

19 Desa Mekar Jaya* Eks Kimtrans 2.930 4,05

Sub Total 33.141 45,84

Kecamatan Kikim Selatan

20 Desa Keban Agung SP I* Eks Kimtrans 267 0,37 21 Desa Pandan Arang*** Desa Diluar KPB/KTM 1.880 2,6

22 Desa Keban Agung* Eks Kimtrans 685 0,95

23 Desa Tanjung Kurung*** Desa Diluar KPB/KTM 1.050 1,45 24 Desa Nanjungan*** Desa Diluar KPB/KTM 1.050 1,45 25 Desa Pulau Beringin*** Desa Diluar KPB/KTM 1.950 2,7 26 Desa Tanjung Beringin*** Desa Diluar KPB/KTM 350 0,48 27 Desa Pagar Jati*** Desa Diluar KPB/KTM 685 0,95 28 Desa Jaga Baya*** Desa Diluar KPB/KTM 160 0,22 29 Desa Sirah Pulau*** Desa Diluar KPB/KTM 277 0,38 30 Desa Tanjung Alam*** Desa Diluar KPB/KTM 500 0,69 31 Desa Karang Cahaya*** Desa Diluar KPB/KTM 1.000 1,38 32 Desa Pagardin*** Desa Diluar KPB/KTM 1.500 2,07 33 Desa Banuayu*** Desa Diluar KPB/KTM 400 0,55

34 Desa Beringin Jaya** Desa Setempat 300 0,41

35 Desa Padang Bindu** Desa Setempat 200 0,28

36 Desa Lubuk Lungkang** Desa Setempat 350 0,48

Sub Total 12.604 17,43

Kecamatan Kikim Tengah

(21)

38 Desa Sukaraja*** Desa Diluar KPB/KTM 804 1,11

39 Desa Maspura** Desa Setempat 357 0,49

40 Desa Sungai Laru** Desa Setempat 9.332 12,91 41 Desa Tanjung Baru*** Desa Diluar KPB/KTM 1.072 14,82 42 Desa Muara Lingsing*** Desa Diluar KPB/KTM 536 0,74 43 Desa Kepala Siring*** Desa Diluar KPB/KTM 1.340 1,85

44 Desa Banyumas* Eks Kimtrans 1.876 2,59

45 Desa Purbamas* Eks Kimtrans 1.876 2,59

Sub Total 26.557 36,73

Total 72.302 100

Sumber: BPS Kecamatan Kikim Selatan,Tengah dan barat dalam angka, 2014 Keterangan

* = Eks Permukiman Transmigrasi ** = Desa Setempat

*** = Desa diluar KPB/KTM

2.2. Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan salah satu hal penting dalam proses pengembangan suatu wilayah atau kawasan, karena aksesibilitas merupakan urat nadi kegiatan perekonomian yang berimbas pada

peningkatan konektivitas dan kesejahteraan masyarakat

penggunanya. Kemudahan akses dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu wilayah merupakan aspek yang harus dipertimbangkan

sebelum menjalankan kegiatan usaha, karena aksesibilitas

merupakan sarana distribusi kegiatan ekonomi wilayah yang akan sangat berpengaruh terhadap sebagian besar hasil produksi pertanian di kawasan tersebut, tidak terkecuali aksesibilitas di KPB/KTM Kikim.

Selain aksesibilitas/pencapaian ke KPB/KTM Kikim, perlu diperhatikan juga aksesibilitas internal kawasan utamanya dari Pusat KTM ke pusat-pusat SKP maupun antar desa ke Pusat SKP atau bahkan dari desa-desa ke Pusat KTM. Masyarakat kawasan KTM Kikim sangat mengandalkan akses jalan dan jembatan sebagai

(22)

sehingga secara umum pergerakan perekonomian masyarakat ataupun distribusi kebutuhan dan hasil bumi masyarakat sangat tergantung pada kondisi prasarana yang ada dan kelancaran atau kemudahan aksesibilitas di dalam kawasan.

Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim dapat ditempuh dari Palembang menuju Lahat melalui jalan darat dengan jarak 250 km atau sekitar 5 sampai 6 jam perjalanan dengan darat menggunakan kendaraan roda empat, kemudian dari Lahat menuju desa Beringin Jaya tepatnya di dusun Lubuk Lungkang melalui jalan darat sepanjang 51,7 Km. Lebih jelas mengenai aksesibilitas menuju Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/ Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2

Route Perjalanan menuju Lokasi KPB/KTM Kikim

No Tujuan Dari/Ke Jarak

(Km) Waktu Tempuh (Jam) Jenis Transportasi Jenis Permukaan Jalan 1 Palembang –Musi Banyuasin 250 5-6 Kendaraan roda Empat Jalan Provinsi, aspal hotmix 2 Musi Banyuasin – Ds.Lubuk Lungkang - Padang Bindu 51,7 1,2 Kendaraan roda Empat Jalan Provinsi, aspal hotmix

(23)

Gambar 2.1

Foto Akses Masuk Menuju KPB/KTM Kikim

2.3. Kondisi Fisik KPB/KTM Kikim

2.3.1. Fisik KPB/KTM Kikim

Secara fisiografi Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim memiliki bentuk lahan mulai datar dengan kemiringan 0 % sampai > 40 %, dengan bentuk wilayah mulai datar sampai berbukit. Topografi datar dengan kemiringan lereng (0 – 3 %) seluas 9.047 Ha atau 14,85 % dari kawasan KTM yaitu berada disebagian wilayah Kecamatan Kikim Selatan, Tengah, Barat. Topografi berombak dengan kemiringan (4–8 %) seluas 23.056 Haatau 37,84 % dari kawasan KTM. Topografi bergelombang dengan kemiringan (9 - 15 %) seluas 20.647 Ha atau 33,84% dari kawasan KTM. Wilayah perbukitan juga ditemui dengan kemiringan antara (16 – 25 %) dengan luas areal 7.840 Ha atau sekitar 12,87 % dan dengan kemiringan (26-40 %) merupakan kawasan hutan seluas 347 Ha atau 0,57 % masing-masing bentuk wilayah Kawasan Perkotaan Baru Kikim tersaji pada tabel 2.3.

(24)

Tabel 2.3

Luas KPB/KTM Kikim menurut Bentuk Wilayah

No Bentuk Wilayah Lereng Luas

Ha % 1 Datar 0 - 3% 9.047 14,85 2 Berombak 4 - 8% 23.056 37,84 3 Bergelombang 9 - 15% 20.647 33,88 4 Agak Berbukit 16 - 25% 7.840 12,87 5 Hutan 26 - 40% 347 0,57 JUMLAH 60.937 100,00

Sumber: Masterplan KPB/KTMKikim, 2009

2.3.2. Penggunaan Lahan

Sebagian besar penggunaan lahan di Kawasan Perkotaan Baru (KPB) / Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim adalah perkebunan. Wilayah perencanaan KPB/KTM Kikim seluas 61.805,7 Ha. Penggunaan lahan di wilayah perencanaan yang mempunyai areal terluas adalah perkebunan 33.761 Ha sedangkan areal tersempit adalah kolam 55 Ha. Penggunaan lahan terluas di wilayah perencanaan adalah Kecamatan Kikim Barat 28.831 Ha atau 46,65% , sedangkan penggunaan lahan tersempit adalah Kecamatan Kikim Selatan 12.604,70 Ha atau 20,39%. Berikut tabel 2.4 penggunaan lahan di KPB/KTM Kikim.

(25)

Tabel 2.4

Penggunaan Lahan di Wilayah Perencanaan

Penggunaan Lahan Kikim

Barat Kikim Selatan Kikim Tengah Pekarangan 514 - - Tegal 1.700 - 2.670 Ladang 529 - 495 Penggembalaan 107 - - Rawa - - - Kolam 55 - - Sementara tdk diusahakan 3.515 - 360 Hutan Rakyat 4.735 - 350 Hutan Negara - - - Perkebunan 17.356 - 16.405 Lainnya 320 - 90 Jumlah 28.831 12.604,70 20.370 % 46,65 20,39 32,96

Sumber: BPS, Kabupaten Lahat Dalam Angka dan Kecamatan Dalam Angka Tahun 2009

2.3.3 Hidrologi

Daerah Aliran Sungai merupakan suatu wilayah daratan yang menerima air hujan, menampung, menyimpan dan mengalirkannya melalui sungai utama ke laut/danau.Sungai yang ada di Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/ Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim merupakan sungai-sungai yang mengalir sepanjang tahun. Aliran sungai di Kawasan ini berasal dari Hulu di Kecamatan Kikim Tengah yaitu aliran sungai Musi yang terdistribusi menjadi beberapa anak sungai yang melalui Kecamatan Kikim Barat yaitu anak sungai Jernih dengan bentangan sungai sekitar 35 meter sampai 50 meter dan Sungai Aro dengan bentangan sekitar 40 meter dan Kecamatan Kikim Selatan yaitu sungai Pangi dengan bentangan antara 75 meter sampai 225 meter.

(26)

Gambar 2.2

Sungai Pangi di Kecamatan Kikim Selatan

2.3.4 Klimatologi

a. Curah Hujan dan Hari Hujan

Curah Hujan dan waktu musim hujan bervariasi untuk setiap wilayah, informasi tentang curah hujan dan waktu musim hujan bermanfaat bagi kegiatan pertanian, penelitian, pembangunan, pendidikan dan lain sebagainya. Informasi data klimatologi diperoleh dari Stasiun Klimatologi Kenten Palembang serta Stasiun Meteorologi Bandara Sultan Mahmud Badarudin selama kurun waktu 10 tahun terakhir , dimana berdasarkan data tersebut diperoleh gambaran klimatologi selama kurun waktu 10 tahun terakhir sebagai berikut : lokasi studi mempunyai kisaran curah hujan rata-rata bulanan 288,72 mm, curah hujan maksimum terjadi pada bulan Januari yaitu 693,40 mm dan minimum terjadi pada bulan Juli sebesar 84,80 mm. Sedangkan curah hujan rata-rata tahunannya adalah 2.408 mm. Hari hujan rata-rata perbulan di lokasi studi adalah 11 Hari. Menurut kriteria Oldeman di Kawasan Perkotaan Baru Kikim memiliki bulan basah (curah hujan >200 mm/bulan) selama 7-9 bulan, dan bulan

(27)

kering (curah hujan <100 mm/bulan) selama 3 bulan. Data curah hujan dan hari hujan Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/ Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim tertera pada tabel 2.5 dan Gambar grafik 2.3 dibawah ini:

Tabel 2.5

Curah Hujan KPB/KTM Kikim

Bulan

Kikim Barat Kikim Selatan Kikim Tengah

Jumlah Hujan (Hari) Curah Hujan (mm) Jumlah Hujan (Hari) Curah Hujan (mm) Jumlah Hujan (Hari) Curah Hujan (mm) Januari 15 185 9 279 13 210 Februari 20 397 9 486 15 392 Maret 11 162 18 403 14 244 April 14 218 14 272 16 344 Mei 13 150 6 127 14 216 Juni 4 40 2 3 6 98 Juli 13 107 13 196 13 382 Agustus 7 51 7 83 8 60 September 7 127 10 199 13 235 Oktober 15 157 14 225 10 242 November 12 144 17 430 16 241 Desember 17 395 19 751 16 344

Sumber : Kecamatan Dalam Angka, Kabupaten Lahat, 2014

Gambar 2.3

Grafik Curah Hujan KPB/KTM Kikim 2014

0 100 200 300 400 500 600 700 800 Cu rah H u ja n (m m )

Grafik Curah Hujan KPB/KTM Kikim 2014

Kikim Barat Kikim Tengah Kikim Selatan

(28)

b. Suhu Udara

Suhu udara adalah keadaan panas udara yang di sebabkan oleh panas matahari. Faktor-faktor yang mempengaruhi banyak sedikitnya panas matahari yang di terima oleh bumi adalah keadaan awan, keadaan bidang permukaan, sudut sinar datang, dan lamanya penyinaran matahari. Panas permukaan bumi oleh penyinaran matahari mempengaruhi panas udara. Suhu udara di permukaan bumi bervariasi karena sinar matahari menyebar tidak merata di permukaan bumi.

Tempat-tempat di permukaan bumi memiliki suhu udara yang berbeda-beda dan bersifat menyebar. Suhu di permukaan bumi menyebar secara horizontal dan vertikal. Persebaran secara horizontal menunjukkan suhu udara tertinggi. Sedangkan persebaran secara vertikal menunjukkan semakin tinggi tempat, maka suhu udara semakin dingin.

Suhu udara minimum bulanan di lokasi mempunyai kisaran rata-rata 23,60oC. Suhu udara rata-rata bulanan tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar 24,6oC dan terendah pada bulan Juli dan Agustus sebesar 23,1oC. Sedangkan suhu udara maksimum bulanan rata-rata adalah 31,6oC, suhu udara maksimum bulanan terendah terjadi pada bulan Februari 29,9oC dan tertinggi pada bulan Oktober sebesar 32,7oC. Berdasarkan kriteria dari FAO (1978) dan Kassam (1976) lokasi studi yang mempunyai kisaran suhu udara 25 - 30oC cocok untuk pengusahaan tanaman C3 seperti padi, kedelai, kacang tanah, kapas, ubi kayu, ubi jalar, dan lain-lain.

(29)

c. Kelembapan Udara

Kelembapan udara merupakan kadar uap air yang ada di udara. Dimana kelembapan udara merupakan bagian dari komponen iklim yang memiliki pengaruh terhadap lingkungan. Kelembapan udara disuatu tempat dapat berpengaruh pada semua aktivitas yang kita lakukan, khususnya pada sektor pertanian.

Berdasarkan data dari masterplan KPB/KTM Kikim,

kelembapan udara di lokasi KPB/KTM menunjukkan fluktuasi yang kecil. Kelembaban tertinggi terjadi pada bulan April sebesar 86,1% dan terendah terjadi pada bulan September sebesar 79,1%. Pada kelembaban yang tinggi (di atas 90%) transpirasi daun akan berkurang, hal ini dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat dan merangsang perkembangan hama penyakit.

d. Kecepatan Angin

Angin kecepatannya dapat dipengaruhi oleh karakteristik permukaan yang dilaluinya. Kecepatan angin pada dasarnya ditentukan oleh perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan tujuan angin (sebagian faktor pendorong) dan resistensi medan yag dilaluinya

Kecepatan angin di lokasi KPB/KTM ini tergolong lemah. pada bulan Juli –Agustus kecepatan maksimum angin mencapai 280,8 km/Hari atau 11,7 Km/jam dan pada bulan Februari mencapai nilai terendah yaitu 28,32 km/hari atau 1,18 Km/jam. Ditinjau dari kecepatan angin, daerah ini sesuai untuk pengusahaan berbagai jenis tanaman pertanian.

(30)

e. Lama Penyinaran

Matahari merupakan sumber energi bagi kehidupan. Sinar matahari merupakan unsur yang sangat penting dalam bidang pertanian. Lamanya penyinaran akan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup misalnya pada manusia dan hewan dan juga akan berpengaruh terhadap metabolisme yang berlangsung pada tubuh makhluk hidup. Di Indonesia termasuk wilayah beriklim tropis karena terletak pada garis lintang antara 6°08’LU dan 11° 15 LS, ini terbukti di seluruh wilayah Indonesia menerima rata-rata waktu penyinaran matahari cukup banyak.

Lama penyinaran rata-rata bulanan di lokasi KPB / KTM menurut data masterplan KTM Kikim tahun 2009 mencapai nilai tertinggi 73,2 % pada bulan Juni, sedangkan terendah 44,8 % pada bulan Januari. Lama penyinaran di lokasi tergolong sedang, hal ini karena lokasi studi berada didataran datar sampai berombak serta mempunyai tingkat kelembapan sedang lebih rinci mengenai kondisi iklim di KPB/KTM Kikim dapat dilihat pada tabel 2.6 berikut:

(31)

Tabel 2.6

Kondisi Iklim KPB/KTM Kikim

Bulan Suhu Udara Kelembaban Udara (%) Kecepatan Angin (Km/Jam) Lama Penyinaran (%) Min °C Mak °C Januari 26,40 37,10 76,90 4,44 44,8 Pebruari 24,80 30,90 76,20 1,18 54,7 Maret 25,40 28,60 77,30 6,24 61,00 April 21,80 22,70 78,80 4,91 66,9 Mei 22,70 29,40 85,30 5,23 68,4 Juni 21,20 31,60 79,70 7,02 70,9 Juli 19,40 30,70 77,60 11,70 70,3 Agustus 20,40 30,80 90,20 9,50 73,2 September 21,50 32,20 79,80 5,01 65,1 Oktober 20,20 30,60 81,40 3,52 64,4 Nopember 21,40 31,20 81,60 2,75 57,6 Desember 20,80 29,80 66,85 2,40 48,6

Sumber: Stasiun Meteorologi Bandara Udara Sutan Mahmud Badarudin II dan Stasiun Meteorologi Kenten Palembang 1999-2009 / Kecamatan Kikim Barat, Tengah dan Selatan Dalam Angka

2.3.5. Kondisi Fisik Pusat KPB/KTM Kikim

Pembangunan sarana dan prasarana sebagai bagian dari konsep pengembangan ruang sangat dibutuhkan untuk mendukung pusat-pusat pertumbuhan sesuai dengan fungsinya.

Sarana dan prasarana pada Pusat KPB/KTM Kikim selama 5 tahun terakhir ini mengalami beberapa perkembangan, seperti pembebasan lahan pusat KTM/KPB, pembukaan jalan boulevard, pematangan lahan, pembangunan jalan penghubung, pembangunan drainase, peningkatan jalan maupun pembangunan jembatan. Perkembangan sarana dan prasarana pada KPB/KTM Kikim dari tahun 2009 hingga tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 2.7.

(32)

Tabel 2.7

Perkembangan Pembangunan Jalan KPB/KTM Kikim Tahun 2015

No

. Kegiatan Volume Tahun

1 Pembangunan Jalan Boulevart 4 KM 2011

2 Pembangunan Jalan Lokal Sekunder 1 KM 2011 3 Pembangunan Jalan Penghubung dari air Pangi 2 KM 2012

4 Lanjutan Jalan Penghubung 4,8 KM 2012

5 Pembangunan Lanjutan Jalan Lokal Sekunder 1,5 KM 2013 6 Pembangunan Jalan Penghubung ke Beringin Jaya 700 M 2013

7 Peningkatan Jalan Penghubung 6,8 KM 2014

8 Pembangunan Jalan Penghubung TaHap II di KTM menuju Kab.

Empat Lawang 1 KM 2014

9 Pengembangan Jalan di KTM Kikim 6 KM 2015

Sumber Data: Metrik Pelaksanaan Sarpras KTM Kikim Kabupaten Lahat 2015

Pusat KPB/KTM berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial-ekonomi masyarakat KPB/KTM Kikim. Kawasan pusat KPB/KTM Kikim ini berisi infrastruktur dan fasilitas/sarana publik. Pengembangan pusat KTM meliputi : pola sirkulasi transportasi dan struktur pemanfaatan ruang. Pola sirkulasi pusat KTM meliputi: sistem jaringan transportasi dan jaringan jalan pada Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/ Kota Terpadu Mandiri (KTM). Struktur pemanfaatan ruang dalam Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/ Kota Terpadu Mandiri (KTM) meliputi: zonasi pemanfaatan ruang dan pembagian kawasan fungsional dalam pusat KPB/KTM. Penetapan lokasi pusat KPB/KTM Kikim didasarkan pada beberapa pertimbangan/kriteria yaitu:

a. Memiliki akses transportasi terhadap pusat-pusat desa utama b. Merupakan kawasan permukiman transmigrasi yang sudah

berkembang

c. Memiliki lahan dan cadangan yang cukup luas, minimal 200 Ha d. Sudah disetujui dan ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Lahat e. Sudahdisetujui oleh masyarakat setempat.

(33)

Kawasan pusat KPB/KTM Kikim berlokasi di Desa Lubuk Lungkang-Padang Bindu, Kecamatan Kikim Selatan dengan luas areal 66.240 Ha. Kawasan ini didesain untuk pembangunan fasilitas dan sarana pusat pemasaran dan distribusi industri agribisnis.

Konsep pengembangan pusat KPB/KTM Kikim adalah sebagai sentral pemasaran dan distribusi industri agribisnis dari wilayah desa sekitarnya maupun dari luar KPB/KTM. Pada pusat KPB/KTM, pembangunan infrastruktur dan fasilitasnya bersifat perkotaan sebagai pusat kegiatan bisnis pertanian. Pusat KPB/KTM juga terdapat sarana dan fasiltas publik yang bersifat sosial, seperti permukiman, pendidikan, kesehatan, peribadatan, olahraga dan taman terbuka.

2.4. Legalitas KPB/KTM Kikim

Beberapa landasan hukum yang terkait dengan

pengembangan kawasan transmigrasi adalah:

1. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

Indonesia Nomor. Kep.293/MEN/IX/2009 tanggal 29

September 2009 tentang Penetapan Lokasi Kota Terpadu Mandiri (KPB/KTM) di Kawasan Transmigrasi.

2. Rekomendasi Gubernur Sumatera Selatan

475.1/0733/Disnakertrans/2010 tanggal 19 Maret 2010 tentang Rekomendasi Calon Lokasi KTM Kikim.

3. Surat Rekomendasi DPRD Kab. Lahat No

595/199/DPRD/2010 tentang Program Pembangunan KTM Kikim

(34)

4. SK Bupati Lahat No. 51/KPTS/I/2010 tanggal 13 Februari 2010 tentang Penetapan Kawasan KTM Kikim.

5. SK Bupati Lahat No. 146/KEP/IV/2010 tanggal 22 April 2011 tentang Penetapan Lokasi Pusat KTM.

6. SK Bupati Lahat No. 400/330/KPTS/Disnakertrans/2009

tanggal 25 November 2009 tentang Pembentukan POKJA Kab. Lahat.

Hingga Saat ini belum terbentuk Badan Pengelola KTM. Sehingga untuk sementara Pengelolaan KTM berada di Pokja Provinsi dan Pokja Kabupaten.

2.5. Kependudukan/Sumber Daya Manusia

Kependudukan merupakan hal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Kependudukan dan pembangunan keluarga merupakan upaya terencana untuk mengarahkan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga untuk mewujudkan

penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas

penduduk. Perkembangan kependudukan merupakan kondisi yang berhubungan dengan perubahan keadaan kependudukan yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan berkelanjutan.

Kualitas penduduk merupakan kondisi penduduk dalam aspek fisik dan nonfisik yang meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat sosial, ketahanan, kemandirian,

(35)

kecerdasan, sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang bertaqwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan dan hidup layak.

Tabel 2.8

Jumlah Penduduk di Wilayah KPB/KTM Kikim

Kecamatan JUMLAH PENDUDUK

Laki-laki Perempuan Jumlah % KK %

Kikim Barat 5.747 5.365 11.112 58,13 4.161 42,87 Kikim Selatan 2.209 2.104 4.313 22,56 3.641 37,52 Kikim Tengah 1.903 1.788 3.691 19,31 1.903 19,61

Jumlah 9.859 9.257 19.116 100 9.705 100

Sumber : Data Podes 2014

Berdasarkan BPS tahun 2014, jumlah penduduk Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim sebesar 19.116 jiwa (9.705 KK), jumlah penduduk KPB/KTM Kikim sebanyak 19.116 dengan jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Kikim Barat 11.112 jiwa atau 58,13 % dengan 4.161 KK atau 42,87 %, sedangkan penduduk paling sedikit di Kecamatan Kikim Tengah 3.691 jiwa 19,31 % dengan 1.903 KK atau 19,61 %. Penduduk di Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim jumlah penduduk desa setempat sebanyak 7.582 jiwa (39,66 %), dimana sebagian besar merupakan penduduk eks permukiman transmigrasi yaitu 11.534 jiwa (60,34 %) dari seluruh jumlah penduduk di Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim.

Secara rinci jumlah penduduk di Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/ Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim, disajikan pada Tabel 2.9.

(36)

Tabel 2.9

Jumlah Penduduk di Kawasan KPB/KTM Kikim

No Jenis Penduduk Jumlah Penduduk Jiwa % 1 2 Penduduk Setempat Penduduk Eks Kimtrans

7.582 11.534

39,66 60,34

Jumlah 19.116 100

Sumber: Kecamatan dalam angka, BPS Kab. Lahat, 2014

2.5.1. Penduduk Desa Setempat

Penduduk desa setempat di Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/ Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim sebesar 7.582 jiwa, yang tersebar pada 10 desa di tiga kecamatan yaitu: Kecamatan Kikim Barat , Kecamatan Kikim Selatan dan Kecamatan Kikim Tengah. Penduduk desa setempat dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Kikim Barat dengan jumlah penduduk 3.166 jiwa atau 41,76 %, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Kikim Selatan dengan jumlah penduduk 1.836 jiwa atau 24,22 %. Rincian penduduk desa setempat di Kawasan Perkotaan Baru Kikim dapat dilihat pada tabel 2.10.

Tabel 2.10

Jumlah Penduduk Desa Setempat KPB/KTM Kikim

No Nama Kecamatan

Penduduk saat ini

Jiwa %

1 Kikim Barat 3.166 41,76

2 Kikim Selatan 1.836 24,22

3 Kikim Tengah 2.580 34,02

Jumlah 7.582 100

(37)

2.5.2. Penduduk Eks Permukiman Transmigrasi

Penduduk eks permukiman transmigrasi di Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/ Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim sebesar 11.534 jiwa yang tersebar pada 12 Desa di tiga kecamatan, yaitu: di Kecamatan Kikim Barat, Kecamatan Kikim Selatan dan di Kecamatan Kikim Tengah.Penduduk eks permukiman transmigrasi dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Kikim Barat dengan jumlah penduduk 7.946 jiwa atau 68,89 %, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Kikim Tengah dengan jumlah penduduk 1.733 jiwa atau 15,03 %. Rincian penduduk eks permukiman transmigrasi di Kawasan Perkotaan Baru Kikim dapat dilihat pada tabel 2.11.

Tabel 2.11

Jumlah Penduduk Eks Kim. Trans. KPB/KTM Kikim

No Nama Kecamatan

Penduduk saat ini

Jiwa %

1 Kikim Barat 7.946 68,89

2 Kikim Selatan 1.855 16,08

3 Kikim Tengah 1.733 15,03

Jumlah 11.534 100

Sumber: Kecamatan dalam angka, BPS Kab. Lahat, Tahun 2014

2.5.3. Mata Pencaharian Penduduk

Mayoritas mata pencaharian penduduk Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/ Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim adalah petani, kondisi ini tercermin dari cukup luasnya lahan untuk kegiatan pertanian penduduk, terutama tanaman jagung, kacang-kacangan, padi, ubi-ubian. Hanya saja cara budidaya oleh penduduk dilakukan dengan cara tradisional. Hal ini dilakukan karena cara ini dianggap lebih

(38)

yang juga banyak digeluti oleh penduduk adalah merambah hutan di sekitarnya termasuk menebang pohon yang patut di duga merupakan salah satu mata rantai dari illegal logging. Kendati istilah dan status hukum pekerjaan ini kurang dipahami oleh penduduk, akan tetapi pekerjaan ini menjadi salah satu alternatif pilihan penduduk karena kemudahannya memperoleh uang.

Selain sebagai petani dan penebang pohon di hutan pekerjaan penduduk di daerah Kawasan Perkotaan Baru (KPB) / Kota Terpadu Mandiri adalah sebagai tenaga pendidik dan tenaga kesehatan, jumlah penduduk dengan mata pencaharian seb9agai tenaga pendidik sebesar 253 orang, sebagai tenaga kesehatan sebesar 87 orang, Berikut adalah tabel tenaga pendidik dan tenaga kesehatan.

Tabel 2.12

Jumlah Tenaga Pendidik dan Kesehatan KPB/KTM Kikim

No

Pekerjaan / Mata PencaHarian

Jmlh Penduduk per kecamatan (jiwa)

Jumlah Kikim Barat Kikim Selatan Kikim Tengah 1 Tenaga Pendidik 240 - 13 253 2 Tenaga Kesehatan 56 13 18 87 Jumlah Keseluruhan 296 13 31 340

Sumber: Kecamatan dalam angka, BPS Kab. Lahat Tahun 2014

2.6. Sarana Penddikan

Sarana dan Prasarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak, maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien. Begitu pula dengan sarana dan prasarana pendidikan di Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/

(39)

Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim akan menjadi suatu hal yang penting untuk dapat memajukan kawasan tersebut melalui pendidikan dan menciptakan masyarakat yang berpendidikan, sehingga ketersediaan saranadan prasarana pendidikan yang memadai sangat diharapkan keberadaannya.

Secara garis besar fasilitas atau sarana pendidikan dapat dibedakan menjadi fasilitas fisik dan fasilitas non fisik. Fasilitas fisik atau sering disebut fasilitas materiil adalah segala sesuatu yang berupa benda yang mempunyai peranan dalam memudahkan dan memperlancar kegiatan belajar-mengajar, seperti: ruang kelas, peralatan ruang kelas, peralatan ruang laboratorium, peralatan perpustakaan, alat tulis, buku, komputer, OHP, kendaraan dan lain sebagainya. Sedangkan fasilitas non fisik adalah segala sesuatu yang bersifat mendukung dan mempermudah/memperlancar kegiatan belajar-mengajar akibat bekerjanya nilai-nilai fisik, seperti: uang, waktu, kepercayaan dan lain sebagainya.

Prasarana pendidikan di Kawasan Perkotaan Baru

(KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim meliputi fasilitas pendidikan Sekolah Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Adapun bangunan sekolah terbanyak adalah Sekolah Dasar 20 unit dan bangunan paling sedikit adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 3 unit, untuk tenaga pengajar paling banyak adalah Sekolah Dasar 186 guru dan tenaga pengajar paling sedikit adalah Taman Kanak-kanak 22 guru, untuk jumlah murid terbanyak adalah Sekolah Dasar 2.218 siswa dan untuk jumlah murid paling sedikit adalah aman Kanak-Kanak 157 siswa. Uraian dari jumlah fasilitas pendidikan per

(40)

jenjang, maupun jumlah murid, dan jumlah tenaga pengajar/guru per kecamatan di Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim seperti tertera pada tabel 2.13 Sarana dan prasarana Pendidikan Umum KPB/KTM Kikim.

Tabel 2.13

Jumlah Sarana dan Prasarana Pendidikan Umum KPB/KTM Kikim

No

Jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan Kecamatan Jumlah Kikim Barat Kikim Tengah Kikim Selatan 1 TK

Bangunan Sekolah (Unit 12 3 1 16

Guru (org) 9 13 0 22

Murid (org) 100 57 0 157

2 SD/MI Sederajat

Bangunan Sekolah (Unit) 12 3 5 20

Guru (org) 140 46 0 186

Murid (org) 1608 610 0 2218

3 SMP/MTS Sederajat

Bangunan Sekolah (Unit) 6 1 1 8

Guru (org) 68 0 0 68

Murid (org) 364 0 0 364

4 SLTA/SMK Sederajat

Bangunan Sekolah (Unit) 1 2 0 3

Guru (org) 23 0 0 23

Murid (org) 350 0 0 350

(41)

Gambar 2.4

Grafik Jumlah Bangunan Pendidikan di KPB/KTM Kikim2014

Grafik bangunan pendidikan menjelaskan bahwa bangunan SD, SMP, dan SMA sederajat secara akumulatif terbanyak terdapat pada kecamatan Kikim Barat dan terendah terdapat pada kecamatan Kikim Selatan. Hal ini menunjukan bahwa kurang meratanya pembangunan fasilitas pendidikan di wilayah KPB/KTM Kikim.

Gambar 2.5

Grafik Jumlah Murid di KPB/KTM Kikim

0 5 10 15 20 25

Grafik Bangunan Pendidikan di KPB/KTM Kikim 2014

TK/Paud SD/ MI Sederajat SLTP/MTS Sederajat SLTA/SMK Sederajat 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600

1800 Grafik Jumlah Murid di KPB/KTM Kikim 2014

TK/Paud SD/ MI Sederajat SLTP/MTS Sederajat SLTA/SMK Sederajat

(42)

Tabel 2.13 dan gambar 2.5 menunjukkan bahwa data untuk jumlah murid pada Kawasan Perkotaan Baru (KPB) / Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim secara akumulatif terbesar terdapat pada kecamatan Kikim Barat dan terendah terdapat pada kecamatan Kikim Selatan yang artinya barbanding lurus dengan jumlah prasarana pendidikan yang ada.

Gambar 2.6

Grafik Jumlah Guru di KPB/KTM Kikim

Tabel 2.13 dan gambar 2.6 menunjukkan bahwa data untuk jumlah Guru pada Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim secara akumulatif terbesar terdapat pada kecamatan Kikim Barat dan terendah terdapat pada kecamatan Kikim Selatan yang artinya barbanding lurus dengan jumlah murid dan prasarana pendidikan yang ada.

0 20 40 60 80 100 120 140

Grafik Jumlah Guru di KPB/KTM Kikim 2014

TK/Paud SD/ MI Sederajat SLTP/MTS Sederajat SLTA/SMK Sederajat

(43)

.

Gambar 2.7

Foto Sekolah dasar Di KPB / KTM Kikim

2.7. Sarana Kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok penduduk selain sandang dan pangan. Fasilitas dan kualitas pelayanan kesehatan yang baik sudah menjadi tuntutan utama dalam menjaga kesehatan masyarakat. Pada tahun 2014 jumlah sarana pelayanan kesehatan masyarakat di Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/ Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim adalah sebanyak 29 unit pelayanan yang meliputi : Puskesmas Pembantu 6 unit, Posyandu 23 unit, Poskesdes 8 unit dan Praktek dokter 1 unit.

Adapun jumlah tenaga medis yang ada di KawasanPerkotaan BaruKikim adalah sebanyak 84 orang yang terdiri dari: bidan 19 orang, tenaga medis 18 orang, dan dukun bersalin sebanyak 47 orang. Rincian per kecamatan jumlah sarana kesehatan dan tenaga medis yang ada di Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim dapat dilihat di Tabel 2.14 dan dapat juga dilihat pada grafik.

(44)

Tabel 2.14

Jumlah Sarana Kesehatan di KPB/KTM Kikim

No Sarana Kesehatan Kecamatan Jumlah Kikim Barat Kikim Tengah Kikim Selatan % Fasilitas 1 Pustu 4 1 1 6 4,92 2 Posyandu 13 5 5 23 18,85 3 Poskesdes 3 0 5 8 6,56 4 Praktek dokter 1 0 0 1 0,82 Tenaga Kesehatan 7 Bidan 9 6 4 19 15,57 8 Tenaga Medis 15 0 3 18 14,75 9 Dukun Bersalin 32 9 6 47 38,52 Jumlah 77 21 24 122 100

Sumber Data: Kecamatan Kikim Tengah, Kikim Barat dan Kikim Selatan dalam Angka, 2014

Gambar 2.8

Diagram Jumlah Sarana Kesehatan di KPB/KTM Kikim2014

Tabel 2.14 dan gambar 2.8 menunjukkan bahwa fasilitas kesehatan posyandu secara akumulatif terbanyak dengan jumlah 23 unit atau 60%, sedangkan fasilitas kesehatan yang paling minim

16%

60% 21%

3%

Diagram Sarana Kesehatan di KPB/KTM Kikim 2014 Puskesmas pembantu Posyandu Poskesdes Praktek Dokter

(45)

secara akumulatif adalah praktek dokter sebanyak 1 unit atau 3 % yang terdapat di Kecamatan Kikim Barat.

Gambar 2.9

Diagram Jumlah Tenaga Kesehatan KPB/KTM Kikim 2014

Tabel 2.14 dan gambar 2.9 menunjukkan bahwa tenaga kesehatan terbanyak yang terdapat pada KPB/KTM Kikim secara akumulatif adalah dukun bersalin sebanyak 23 orang atau 56 %, untuk tenaga kesehatan paling sedikit adalah bidan sebanyak 18 orang atau 21 %.

Pelayanan kesehatan gratis yang disediakan pemerintah berbagai macam bentuknya dengan tujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan bagi setiap rakyat Indonesia. Program pelayanan kesehatan gratis yang disediakan pemerintah antara lain penerima kartu JAMKESMAS/JAMKESDA, surat miskin/SKTM yang dikeluarkan desa/kelurahan dan peserta BPJS Kesehatan/JKN.

Pengguna pelayanan kesehatan gratis terbanyak dari pemerintah di Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/ Kota Terpadu Mandiri

23%

21% 56%

Diagram Tenaga Kesehatan di KPB/KTM Kikim 2014 Bidan Tenaga Medis Dukun Bersalin

(46)

jiwa atau 85 %, sedangkan untuk pengguna pelayanan kesehatan paling sedikit adalah peserta BPJS Kesehatan/JKN 28 jiwa atau 1 %. Berikut grafik penerima pelayanan kesehatan gratis program pemerintah di Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim.

Gambar 2.10

Diagram Jumlah Pengguna Fasilitas Kesehatan KPB/KTM Kikim 2014

2.8. Sarana Peribadatan

Sarana peribadatan merupakan salah satu sarana dalam kehidupan yang dibutuhkan untuk mendapatkan kebutuhan rohani yang disediakan oleh pemerintah maupun tokoh masyarakat pada setiap wilayah. Kebutuhan masyarakat untuk memenuhi kewajibannya sebagai umat beragama dengan adanya dukungan sarana peribadatan masyarakat bisa melakukan ibadah dengan sarana yang sudah disediakan. Dengan dominannya penduduk Kawasan KTM Kabupaten Lahat yang memeluk agama islam maka ketersediaan sarana peribadatan di dominasi oleh jenis sarana ibadah Masjid dan

85% 14% 1%

Diagram Pengguna Fasilitas Kesehatan di KPB/KTM Kikim 2014 Penerima kartu JAMKESMAS/JAMKESDA

Surat Miskin/SKTM yang dikeluarkan Desa/Kelurahan Peserta BPJS Kesehatan/ JKN

(47)

Mushollah/Surau yang menyebar secara rata di seluruh wilayah.

Ketersediaan sarana peribadatan paling banyak adalah

Mushollah/Surau 36 unit atau 58 %, untuk sarana peribadatan paling sedikit adalah Gereja 6 unit atau 6 % sedangkan untuk pemeluk agama Islam terbanyak 3.631 jiwa atau sebesar 96 % , untuk pemeluk agama paling sedikit adalah pemeluk agama Kristen Katolik sebanyak 100 jiwa atau 1 % Untuk jelasnya lihat grafik dibawah :

Gambar 2.11

Diagram Jumlah Sarana Peribadatan di KPB/KTM Kikim 2014

Gambar 2.12

Diagram Jumlah Pemeluk Agama KPB/KTM Kikim 2014

36%

58% 6%

Diagram Sarana Peribadatan di KPB/KTM Baru Kikim 2014 Masjid Musholah/ Surau Gereja

96% 3% 1%

Diagram Pemeluk Agama di KPB/KTM Kikim 2014

(48)

2.9 Sarana Olahraga

Olahraga merupakan sarana bagi sebagian besar orang

untuk mengurangi kejenuhan dari aktifitas

sehari-hari.Pembangunan sarana olah raga itu dimaksudkan untuk mewujudkan keselarasan, keserasian, keterpaduan, kelestarian, keberlanjutan, keterkaitan bangunan dengan bangunan, bangunan dengan prasarana dan lingkungannya serta menjaga keselamatan bangunan dan lingkungan. Sarana prasarana olahraga adalah salah satu faktor yang berperan penting dalam dinamika berlangsungnya kegiatan olahraga. Pertandingan tenis dapat dilaksanakan jika lapangan tenis tersedia, pertandingan bulu tangkis akan dapat dinikmati oleh penonton jika tersedia gedung olahraga dengan segala sarana pendukungnya. Fasilitas olahraga dan kelompok kegiatan olahraga yang ada di Kawasan Perkotaan Baru (KPB) / Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim adalah sepak bola, bola voli, bulu tangkis, tenis meja, bela diri dan bilyard, untuk fasilitas olahraga yang paling banyak digunakan penduduk sekitar adalah bulu tangkis sebesar 35 % dengan kelompok kegiatan olahraga bulu tangkis dengan peminatnya sebesar 32 %, sedangkan olahraga yang peminatnya sedikit adalah bela diri dengan prosentase sebesar 2 %. Berikut dibawah ini diagram fasilitas olahraga dan kelompok kegiatan olahraga di Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim.

(49)

Gambar 2.13

Diagram Jumlah Fasilitas Olahraga di KPB/KTM Kikim

Gambar 2.14

Diagram Jumlah Kelompok Olahraga di KPB/KTM Kikim

Gambar 2.13 dan 2.14 menunjukkan kelompok kegiatan olahraga di KPB/KTM Kikim, dapat dilihat dari kedua diagram diatas bahwa ketersediaan fasilitas memungkinkan adanya kelompok-kelompok kegiatan olahraga yang ada pada KTM Kikim.

17% 35% 24% 15% 2% 7%

Diagram Fasilitas Olahraga di KPB/KTM Kikim 2014 Sepak Bola Bola Voli Bulu Tangkis Tenis Meja Bela diri Bilyard

26%

32% 21%

14% 2% 5%

Diagram Kelompok Kegiatan di KPB/KTM Kikim 2014 Sepak Bola Bola Voli Bulu Tangkis Tenis Meja Bela diri Bilyard

(50)

2.10. Jaringan Listrik

Jaringan pelayanan PT PLN telah menyebar hampir di seluruh bagian wilayah Kawasan (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim. Pelanggan PLN di Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim hampir seluruhnya menggunakan untuk kebutuhan rumah tangga biasa, untuk kegiatan usaha umumnya mereka menggunakan diesel. Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim paling banyak adalah pengguna listrik PLN sebanyak 4.670 keluarga atau 73 %, sedangkan paling sedikit adalah keluarga tanpa listrik 725 keluarga atau 11 %. Adapun sebagian masyarakat yang masih menggunakan minyak tanah sebagai bahan penerangan atau lainya. Jenis penerangan di jalan ada yang listriknya non pemerintah adapula yang listriknya diusahakan oleh pemerintah. Bahan bakar yang digunakan untuk memasak penduduk di Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim ada yang menggunakan kayu bakar dan LPG. Untuk jelasnya lihat grafik berikut:

(51)

Gambar 2.15

Diagram Jumlah Pengguna Listrik di KPB/KTM Kikim 2014

2.11. Air Bersih

Air bersih merupakan kebutuhan yang paling utama dalam hidup dan kehidupan manusia. Usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat di Kabupaten Lahat telah dilakukan, namun sampai pada saat ini masih belum dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat. Khsususnya di Kawasan (KPB)/ Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim sampai saat ini masih belum terlayani oleh jaringan air bersih dan yang sudah terlayani baru di Kecamatan Kikim Timur sebesar 0,7 % dari jumlah keluarga yang ada.

Masyarakat di Kawasan (KPB)/ Kota Terpadu Mandiri (KTM)Kikim Kabupaten Lahat sampai saat ini belum dalam memenuhi kebutuhan air bersih dan masih mempergunakan air sungai, mata air dan sumur pompa untuk memenuhi kebutuhannya untuk air minum dan untuk mandi/mencuci. Masyarakat di Kawasan Perkotaan

73% 16%

11%

Diagram Pengguna Listrik di KPB/KTM Kikim 2014 Pengguna Listrik PLN Pengguna Listrik Non PLN Keluarga Tanpa Listrik

(52)

Baru(KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim untuk tempat buang air besar sebagian besar keluarga ada yang memiliki jamban sendiri ada pula yang masih menggunakan jamban bersama.

(53)

BAB III

POTENSI KPB/KTM KIKIM

3.1. Potensi Sumber Daya Manusia

Jumlah penduduk di Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim tahun 2014 adalah sebesar 19.116 jiwa.

Adapun jumlah angkatan kerja per kecamatan di Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/ Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim adalah sebagai berikut:

- Angkatan kerja laki-laki (15-60 tahun) tertinggi di Kecamatan Kikim Barat, yaitu 714 jiwa atau 3,74 % dari seluruh jumlah penduduk di kawasan KTM Kikim, sedangkan

Angkatan kerja perempuan (15-60 tahun) tertinggi di Kecamatan Kikim Barat, yaitu 692 jiwa atau 3,62 % dari seluruh jumlah penduduk di kawasan KTM Kikim

- Angkatan kerja laki-laki (15-60 tahun) tertinggi di Kecamatan Kikim Selatan, yaitu 647 jiwa atau 3,38 % dari seluruh jumlah penduduk di kawasan KTM Kikim, sedangkan

Angkatan kerja perempuan (15-60 tahun) tertinggi di Kecamatan Kikim Selatan, yaitu 707 jiwa atau 3,70 % dari seluruh jumlah penduduk di kawasan KTM Kikim

- Angkatan kerja laki-laki (15-60 tahun) tertinggi di Kecamatan Kikim Tengah, yaitu 380 jiwa atau 1,99 % dari seluruh jumlah penduduk di kawasan KTM Kikim, sedangkan

(54)

Angkatan kerja perempuan (15-60 tahun) tertinggi di Kecamatan Kikim Tengah, yaitu 408 jiwa atau 2,13 % dari seluruh jumlah penduduk di kawasan KTM Kikim.

3.2. Transportasi dan Komunikasi

Jalan merupakan prasarana untuk memperlancar dan mempermudah mobilitas penduduk dalam melakukan kegiatan sehari-hari maupun kegiatan perekonomian internal kawasan ataupun antara Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) dengan daerah sekitarnya. Adapun pelaksanaan pekerjaan jalan pada pusat KPB/KTM Kikim seperti data yang diperoleh dari unit teknis setempat dibawah ini:

Dari data tabel pelaksanaan sarana dan prasarana Jalan diatas dapat dilihat proses pelaksanaan pekerjaan jalan pada KPB/KTM Kikim telah dilaksanakan dalam 5 tahun terakhir antara 2011-2015 dengan biaya yang dikeluarkan kurang lebih sekitar 26 milyar. Tabel diatas juga menunjukan pekerjaan jalan yang dilaksanakan beragam mulai dari pembangunan jalan boulevard pada pusat KTM, pembangunan jalan sekunder, jalan penghubung, peningkatan jalan, maupun pengembangan jalan di Kawasan KTM/KPB Kikim. Selanjutnya dari hasil pekerjaan tersebut diharapkan mampu meningkatakan mobilitas petani maupun masyarakat setempat yang

berpangkal pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat di Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan.

(55)

Adapun kondisi jalan pada Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim dilihat dari kondisi permukaannya sesuai data Kecamatan Kikim Selatan, Kikim Barat dan Kikim Tengah sebagian besar jalan lapisannya sudah diperkeras 41 % sedangkan sebagian kecil jalan lapisan permukaannya adalah tanah 14 %, seperti yang dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini.

Tabel 3.1

Kondisi Permukaan Jalan di KPB/KTM Kikim

Kecamatan/Desa Lapisan Permukaan

Aspal Diperkeras Tanah

A Kikim Barat 1 Ds. Darma RaHarja √ 2 Ds. Suka Bakti √ 3 Ds. Sidomakmur √ 4 Ds. Saung Naga √ 5 Ds. Penantian √ 6 Ds. Singapura √ 7 Ds. Babat Baru √ 8 Ds. Wonorejo √ 9 Ds. Purwo Rejo √ 10 Ds. Bandarjaya √ 11 Ds. Wanaraya √ 12 Ds. Purnamasari √ 13 Ds. Mekar Jaya √ B Kikim Selatan 14 Ds. Keban Agung Sp I √ 15 Ds. Keban Agung √ 16 Ds. Beringin Jaya √ 17 Ds. Padang Bindu √ 18 Ds. Lubuk Lungkang √ C Kikim Tengah 19 Ds. Maspura √ 20 Ds. Sungai Laru √ 21 Ds. Banyumas √ 22 Ds. Purbamas √ Total (%) 41% 45% 14%

(56)

Gambar 3.1

Diagram Lapisan Permukaan Jalan di KPB/KTM Kikim

Gambar 3.2

Prasarana Jalan dan Jembatan Di KPB / KTM Kikim

41%

45% 14%

Diagram Lapisan Permukaan Tanah di KPB/KTM Kikim 2014 Aspal Diperkeras Tanah

(57)

Selain jalan, sarana/prasarana pos dan telekomunikasi juga sangat membantu cepat lambatnya pergerakan perekonomian suatu daerah.

Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Ada beberapa jenis sarana transportasi yang tersedia di Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim yaitu bus, mobil carteran, angkutan umum, ojek dan sepeda. kegiatan aktivitas sehari-hari yang dilakukan antar desa di Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim umumnya penduduk menggunakan sepeda dan motor.

Di Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim jumlah sarana dan prasarana pos dantelekomunikasi masih sangat kurang hal ini dapat dilihat pada tabel 2.17 yang menunjukkan masih minimnya fasilitas pos dan telekomunikasi yang ada di setiap desa atau kecamatan di wilayah Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota TerpaduMandiri (KTM) Kikim. Namun keberadaan signal telpon genggam sangat membantu komunikasi di Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim, sehingga sebagian besar wilayah sudah terjangkau signal telpon genggam.

(58)

Tabel 3.2

Jumlah Sarana Komunikasi di KPB/KTM Kikim

Kecamatan/Desa

Jenis Sarana Komunikasi (Unit)

Warnet Fasteldes Pos Pembantu Menara BTS /

Telp. Selular A Kikim Barat 1 Ds. Darma RaHarja - - - - 2 Ds. Suka Bakti - - - - 3 Ds. Sidomakmur - - - - 4 Ds. Saung Naga - - - - 5 Ds. Penantian - - - - 6 Ds. Singapura - - - 1 7 Ds. Babat Baru - - - - 8 Ds. Wonorejo - - - - 9 Ds. Purwo Rejo - - - 1 10 Ds. Bandarjaya - - - - 11 Ds. Wanaraya - 1 - 12 Ds. Purnamasari - - - - 13 Ds. Mekar Jaya - - - - B Kikim Selatan 1 Ds. Keban Agung Sp I - 1 - - 2 Ds. Keban Agung - 1 - - 3 Ds. Beringin Jaya - 1 - - 4 Ds. Padang Bindu - 1 - - 5 Ds. Lubuk Lungkang - 1 - - C Kikim Tengah 1 Ds. Maspura - - - - 2 Ds. Sungai Laru - - - - 3 Ds. Banyumas - - - - 4 Ds. Purbamas 1 - - - Total 1 5 1 2

(59)

Tabel 3.3

Sinyal Telepon Genggam di KPB/KTM Kikim

Kecamatan/Desa Sinyal Telepon Genggam

Ada Kuat Ada Lemah Tidak Ada

A Kikim Barat 1 Ds. Darma RaHarja √ - - 2 Ds. Suka Bakti √ - - 3 Ds. Sidomakmur √ - - 4 Ds. Saung Naga √ - - 5 Ds. Penantian √ - - 6 Ds. Singapura √ - - 7 Ds. Babat Baru √ - - 8 Ds. Wonorejo √ - - 9 Ds. Purwo Rejo √ - - 10 Ds. Bandarjaya √ - - 11 Ds. Wanaraya √ - - 12 Ds. Purnamasari √ - - 13 Ds. Mekar Jaya √ - - B Kikim Selatan 1 Ds. Keban Agung Sp I √ - - 2 Ds. Keban Agung √ - - 3 Ds. Beringin Jaya √ - - 4 Ds. Padang Bindu √ - - 5 Ds. Lubuk Lungkang √ - - C Kikim Tengah 1 Ds. Maspura √ - - 2 Ds. Sungai Laru √ - - 3 Ds. Banyumas - √ - 4 Ds. Purbamas - √ - Total 91% 9% 0

Sumber: Kecamatan Kikim Selatan, Tengah, dan Barat dalam angka tahun 2014

3.3. Kelembagaan

Kelembagaan merupakan hal yang sangat penting dalam mengorganisir kegiatan masyarakat disuatu daerah, dimana kelembagaan berfungsi untuk menjalankan, mengontrol dan mengakomodasi seluruh kegiatan-kegiatan baik sosial, ekonomi maupun pemerintahan, sehingga terwujud keamanan, ketertiban, dan kesejahteraan.

(60)

Adapun kelembagan-kelembagaan yang terdapat pada Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim yaitu berupa lembaga perekonomian maupun pemerintahan.

3.3.1. Lembaga Ekonomi dan Sosial

Sarana perekonomian merupakan salah satu tempat yang sering menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dari sarana-sarana tersebut dapat terlahir lembaga-lembaga ekonomi yang sangat berperan dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Kelembagaan ekonomi juga berperan penting dalam pengelolaan dan peningkatan fasilitas ekonomi seperti pasar-pasar tradisional, toko-toko dan koperasi.

Lembaga ekonomi maupun fasilitas ekonomi pada Kawasan Perkotaan Baru (KPB)/Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kikim yang terbanyak adalah Toko/Warung Kelontong 268 unit, sedangkan paling sedikit Koperasi Industri Kecil dan Kerajinan Rakyat sebanyak 1 unit dan Koperasi Pegawai 1 unit. Dengan pengelolaan lembaga, maupun

sarana-sarana perekonomian tersebut diharapkan mampu

memberikan peningkatan terhadap perekonomian Kawasan

Gambar

Grafik Curah Hujan KPB/KTM Kikim 2014 0 100 200 300 400 500 600 700 800 Curah Hujan (mm)
Grafik Jumlah  Bangunan Pendidikan di KPB/KTM Kikim2014
Tabel  2.13  dan  gambar  2.5  menunjukkan  bahwa  data  untuk  jumlah  murid  pada  Kawasan  Perkotaan  Baru  (KPB)  /  Kota  Terpadu  Mandiri  (KTM)  Kikim  secara  akumulatif  terbesar  terdapat  pada  kecamatan Kikim Barat dan terendah terdapat pada ke
Diagram Lapisan Permukaan Jalan di KPB/KTM Kikim

Referensi

Dokumen terkait

evaluasi pelaksanaan program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perkotaan di Kelurahan Lontar Baru Kota Serang mencapai angka 72,7% lebih besar dari angka yang

- Tapak berada di lingkungan dekat permukiman penduduk diharapkan dengan adanya pelatihan keterampilan di Panti Asuhan Terpadu di Kota Semarang ini dapat dijadikan

Penduduk Kota Pematang Siantar pada tahun 2010 (data Badan Pusat Statistik tahun 2012) mencapai 234.698 jiwa yang tersebar pada 8 (delapan) kecamatan, dimana Kecamatan Siantar

Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa jumlah penduduk kawasan perkotaan yang paling besar adalah Kota Rembang yakni mencapai 16.632 jiwa pada tahun 2016 dengan luas

Jumlah penduduk Kota Payakumbuh pada tahun 2015 adalah 127.826 jiwa, dengan. pertumbuhan penduduk pada tahun 2015

Pelaksanaan kegiatan Pinjaman Bergulir dalam PNPM Mandiri Perkotaan bertujuan untuk menyediakan akses layanan keuangan kepada rumah tangga miskin dengan pinjaman

Gambar 2.4. : Kawasan Kumuh Kampung Bugis.. Sementara itu untuk lokasi permukiman kumuh di Kota Tanjungpinang tersebar di Kelurahan Tanjung unggat, Tanjung Ayun Sakti,

bahwa untuk mendapatkan wilayah potensial di Kabupaten Sumbawa yang ditetapkan sebagai pengembangan permukiman transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan wilayah baru