Motivasi Kunjungan ke Dataran Tinggi Dieng dan Pengaruhnya
pada Minat Berkunjung Ulang
Stefanus Chandra Perdana Kusuma Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja Motivasi Wisatawan ketika berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng, apakah ada perbedaan motivasi dilihat dari karakteristik konsumen yaitu asal wisatawan dan pendapatan, dan apakah ada perbedaan minat kunjung kembali dilihat dari motivasi wisatawan. penelitian ini dilakukan dengan dua tahap penelitian yaitu tahap pertama dilakukan dengan metode wawancara dengan tiga responden yang memiliki kompetensi dalam bidang pariwisata untuk mengetahui secara jelas apa saja Motivasi Wisatawan berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng. hasil dari penelitian tahap pertama digunakan sebagai dasar untuk membuat kuesioner yang akan digunakan pada penelitian tahap kedua. Pada penelitian tahap kedua dilakukan dengan metode kuesioner dengan pengambilan sampel menggunakan teknik convenience sampling dan disebar sebanyak 100 responden yang sedang berkunjung di Dataran Tinggi Dieng.
Motivation in Visiting Dieng Plateau and Its Influences on Interest to
Revisit
Stefanus Chandra Perdana Kusuma Sanata DharmaUniversity
Yogyakarta, 2016
This research aims to find out tourists’ motivation during a visit to the Dieng Plateau. Whether there is any difference in motivation as seen in consumer characteristics, namely origins and incomes; and whether there is any difference in interest to revisitas seen in tourist motivation. This research is conducted in two stages. The first stage of research is conducted by interviewing three respondents who have competence in the field of tourism to clearly find out tourists’ motivation in visitingDieng Plateau. The result from the first stage of research is used as a basis to develop a questionnaire that will be used in the second stage. The second stage of research is conducted by composing a questionnaire.The questionnaires is distributed to 100 respondents who visited Dieng Plateau. The respondents were chosen by convenience sampling.
Motivasi Kunjungan ke Dataran Tinggi Dieng dan Pengaruhnya
pada Minat Berkunjung Ulang
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun Oleh:
Stefanus Chandra Perdana Kusuma 112214071
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
Motivasi Kunjungan ke Dataran Tinggi Dieng dan Pengaruhnya
pada Minat Berkunjung Ulang
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun Oleh:
Stefanus Chandra Perdana Kusuma 112214071
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Bayangan tidak selamanya hitam, bayangan dapat menjadi indah seperti apa
yang kita mau. Hidup kita hanya kita yang tahu”
(Penulis)
“Ketidak sempurnaan dan kegagalanku sama banyaknya dengan berkat Tuhan
yang diberikan dalam bentuk sukses dan kemampuan, dan keduanya
kupersembahkan di kakiNya”
(M ahatma G andhi)
Skripsi ini aku persembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu
menyertaiku
Orangtuaku dan adik-adikku semua
Kekasih, teman-teman angkatan 2011, dan
semua yang mendukung dalam menyusun
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Motivasi Kunjungan ke Dataran Tinggi Dieng dan Pengaruhnyapada Minat Berkunjung Ulang”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Untuk
itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang dalam dan tulus kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu menyertai kehidupan penulis melalui berkat
dan kuasaNya.
2. Bapak Dr. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Kepala Program Studi
Manajemen Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing I yang
bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan bimbingan,
perhatian, masukan, yang sangat berharga dengan penuh kesabaran sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Ibu Lucia Kurniawati, S.P.d., MSM, selaku Dosen Pembimbing II yang
bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan bimbingan,
perhatian, masukan, yang sangat berharga dengan penuh kesabaran sehingga
viii
6. Bapak Bambang Sutejo, selaku Kepala Sesi (Kasie) Dinas Pariwisata
Kabupaten Wonosobo yang telah memberikan dukungan berupa informasi
dan pengalamannya di bidang pariwisata dalam pelaksanaan penelitian ini.
7. Bapak Sukirman, selaku Kepala Calya Tour and Travel yang telah memberikan dukungan berupa informasi dan pengalamannya di bidang
pariwisata dalam pelaksanaan penelitian ini.
8. Bapak Muhadi, selaku Ketua Paguyuban Pengelola Wisata Dieng (PPWD)
yang telah memberikan dukungan berupa informasi dan pengalamannya di
bidang pariwisata dalam pelaksanaan penelitian ini.
9. Seluruh dosen dan staf sekretariat Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan pengarahan untuk
membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
10.Responden yang telah membantu penulis dengan mengisi kuesioner guna
melengkapi data yang penulis perlukan.
11.Kedua orang tuaku yang selalu mendukung melalui doa, kasih sayang,
semangat, nasihat untuk selalu sabar dan bersyukur dalam melakukan segala
hal.
12.Kedua adikku Bryan dan Aura tersayang, kakak angkatku dari SMA Alfonsus
Prasanto Wibowo, dan Alexander Christian, Mikail Adi V serta teman-teman
SMA yang selalu mendukung melalui semangat, dan doa.
13.Christina Desty Ambarwati yang selama ini selalu mendampingi dalam
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... x
HALAMAN DAFTAR TABEL ...xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ...xiv
HALAMAN DAFTAR GRAFIK ...xiv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv
HALAMAN ABSTRAK ...xvi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Batasan Penelitian ... 9
E. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur... 12
B. Perumusan Hipotesis ... 33
xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ... 37
B. Penelitian Tahap I ... 38
C. Penelitian Tahap II ... 41
D. Variabel Penelitian ... 44
E. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ... 45
F. Skala Pengukuran Data ... 48
G. Teknik Penguji Instrumen ... 49
H. Teknik Analisis Data ... 51
BAB IV GAMBARAN UMUM DESTINASI WISATA DATARAN TINGGI DIENG A. Gambaran Umum Dataran Tinggi Dieng ... 54
B. Daya Tarik Wisata Dataran Tinggi Dieng ... 56
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Tahap I ... 72
B. Penelitian Tahap II ... 81
C. Pembahasan ...109
BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN A. Kesimpulan Penelitian Tahap I ...112
B. Kesimpulan Penelitian Tahap II ...113
C. Implikasi Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo ...115
D. Implikasi Bagi Pemangku Kepentingan Pariwisata ...116
E. Implikasi Bagi Penelitian Selanjutnya ...117
DAFTAR PUSTAKA ...119
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
I.1 Jumlah Turis Mancanegara ... 2
I.2 Jumlah Daya Tarik Wisata di Jawa Tengah ... 3
I.3 Data Jumlah Pengunjung, Persentase, dan Pertumbuhan Wisatawan Domestik dan MancanegaraDaya Tarik Wisata Dataran Tinggi DiengTahun 2001 – 2008 ... 5
V.1 Persentase Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 81
V.2 Persentase Wisatawan Berdasarkan Asal ... 81
V.3 Persentase Wisatawan Berdasarkan Umur ... 82
V.4 Persentase Pekerjaan Wisatawan ... 83
V.5 Persentase Wisatawan Berdasarkan Status Kunjungan ... 83
V.6 Persentase Moda Transportrasi yang Digunakan Wisatawan... 84
V.7 Persentase Lama Tinggal atau Berkunjung Wisatawan ... 85
V.8 Persentase Kedatangan Wisatawan Bersama ... 86
V.9 Persentase Pengeluaran Wisatawan per Bulan ... 86
V.10 Persentase Asal Info Wisata Dieng ... 87
V.11 Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Daya Tarik Wisata ... 88
V.12 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi ... 89
V.13 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Kunjung Kembali ... 90
V.14 Hasil Uji Reliabilitas ... 91
V.15 Hasil Interpretasi Rata-rata Respons dari Responden ... 92
xiii
V.17 Analisis Deskriptif Variabel Minat Kunjung Kembali ... 95
V.18 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 96
V.19 Hasil Analisis Faktor ... 97
V.20 Analisis Silang Variabel Asal Wisatawan Dengan Variabel Motivasi ... 100
V.21 Hasil Perhitungan Chi Square Perbedaan Motivasi Berdasarkan Asal Wisatawan ... 100
V.22 Analisis Silang Variabel Pendapatan Wisatawan dengan Variabel Motivasi ... 103
V.23 Analisis Perhitungan Chi Square Perbedaan Motivasi Berdasarkan Pendapatan Wisatawan ... 103
V.24 Hasil Perhitungan Post Hoc Motivasi Berkunjung ... 106
V.25 Mean Minat Berkunjung Kembali Masing-masing Kluster ... 107
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
I.1 Model Proses Motivasi ... 7
II.1 Konsep Motif dan Motivasi ... 17
II.2 Model Penelitian ... 36
IV.1 Telaga Warna ... 58
IV.2 Telaga Pengilon ... 59
IV.3 Gua Semar ... 60
IV.4 Gua Sumur ... 61
IV.5 Gua Jaran ... 62
IV.6 Kawah Chandradimuka ... 63
IV.7 Kawah Sikidang ... 64
IV.8 Dieng Theater ... 66
IV.9 Candi Arjuna ... 67
IV.10 Kebun Teh Tambi ... 68
IV.11 Festival Kebudayaan Ruwatan ... 69
IV.12 Tarian Jathilan ... 71
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Daftra Pertanyaan dan Hasil Penelitian Tahap I ... 124
Lampiran 2 Kuesioner ... 138
Lampiran 3 Deskripsi Responden ... 145
Lampiran 4 Hasil Tabulasi dan Penelitian Tahap II ... 151
Lampiran 5 Hasil Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 170
Lampiran 6 Hasil Output Analisis Faktor ... 175
Lampiran 7 Hasil Output Hubungan Antar Variabel dan Chi Square ... 176
Lampiran 8 Hasil Output Post-Hoc Bonferroni ... 178
xvi
ABSTRAK
Motivasi Kunjungan ke Dataran Tinggi Dieng dan Pengaruhnya
pada Minat Berkunjung Ulang
Stefanus Chandra Perdana Kusuma Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja Motivasi Wisatawan ketika berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng, apakah ada perbedaan motivasi dilihat dari karakteristik konsumen yaitu asal wisatawan dan pendapatan, dan apakah ada perbedaan minat kunjung kembali dilihat dari motivasi wisatawan. penelitian ini dilakukan dengan dua tahap penelitian yaitu tahap pertama dilakukan dengan metode wawancara dengan tiga responden yang memiliki kompetensi dalam bidang pariwisata untuk mengetahui secara jelas apa saja Motivasi Wisatawan berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng. hasil dari penelitian tahap pertama digunakan sebagai dasar untuk membuat kuesioner yang akan digunakan pada penelitian tahap kedua. Pada penelitian tahap kedua dilakukan dengan metode kuesioner dengan pengambilan sampel menggunakan teknik convenience sampling dan disebar sebanyak 100 responden yang sedang berkunjung di Dataran Tinggi Dieng.
xvii
ABSTRACT
Motivation in Visiting Dieng Plateau and Its Influences on
Interest to Revisit
Stefanus Chandra Perdana Kusuma Sanata DharmaUniversity
Yogyakarta, 2016
This research aims to find out tourists‟ motivation during a visit to the Dieng Plateau. Whether there is any difference in motivation as seen in consumer characteristics, namely origins and incomes; and whether there is any difference in interest to revisitas seen in tourist motivation. This research is conducted in two stages. The first stage of research is conducted by interviewing three respondents who have competence in the field of tourism to clearly find out tourists‟ motivation in visitingDieng Plateau. The result from the first stage of research is used as a basis to develop a questionnaire that will be used in the second stage. The second stage of research is conducted by composing a questionnaire.The questionnaires is distributed to 100 respondents who visited Dieng Plateau. The respondents were chosen by convenience sampling.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pariwisata merupakan sebuah kegiatan yang sangat penting bagi
seseorang, dan atau sekelompok orang. Setelah disibukkan oleh rutinitas
sehari-hari, baiknya pada hari libur seseorang dapat melakukan perjalanan wisata karena
dengan perjalanan wisata banyak manfaat yang didapatkan. Menurut
Undang-Undang No.10 tahun 2009 tentang Pariwisata, “Pariwisata adalah berbagai macam
wkegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintas daerah”. Dari arti pariwisata
tersebut kita dapat menarik kesimpulan bahwa pariwisata erat kaitannya dengan
kehidupan sosial dan ekonomi.
Pariwisata adalah salah satu sektor yang berpotensi untuk meningkatkan
devisa negara. Menteri Pariwisata Arief Yahya (Sumber : traveling.bisnis.com)
mangatakan bahwa berdasarkan analisis kunjungan wisatawan selama ini 40%
kunjungan ke Bali, 30% ke Jakarta, 25% ke Batam, dan 5% sisanya ke berbagai
wilayah di Indonesia. Pemerintah akan memperkuat daerah-daerah ini untuk
memenuhi target kunjungan. Hal ini diperkuat dengan naiknya anggaran APBN
tahun 2015 dari Rp 1,3 triliun menjadi Rp 4 triliun untuk mempromosikan
pariswisata. Dengan naiknya anggaran promosi pariwisata ini diharapkan
masalah-masalah yang timbul selama ini sehubungan dengan pariwisata dapat
2
Indonesia adalah negara yang memiliki banyak tempat wisata yang sangat
indah dan telah diakui oleh dalam negeri ataupun mancanegara. Hal ini
menyebabkan para wisatawan asing atau domestik sangat senang untuk
mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia. Menurut data BPS,
berikut ini adalah tabel dan grafik pertumbuhan jumlah turis asingdi Indonesia
sejak 2008-2013
Tabel I.1Jumlah Turis Mancanegara
Sumber : Data BPS tahun 2014
Grafik I.1 Pertumbuhan Jumlah Turis Asing di Indonesia Sejak 2008-2013 Sumber : Data BPS tahun 2014
Dari data di atas kita dapat melihat bahwa jumlah wisatawan asing yang
berkunjung ke Indonesia terus meningkat secara signifikan. Hal ini menjadi
catatan penting untuk Pemerintah Pusat ataupun Pemerintah Daerah, karena
Pemerintah harus memberikan pelayanan yang baik dari aspek infrastruktur dan
6.234.497 6.323.730
7.002.944
7.649.731 8.044.462
8.802.129
2008 2009 2010 2011 2012 2013
3
aspek lainnya agar membuat wisatawan ini merasa nyaman ketika berkunjung dan
mau untuk berkunjung kembali.
Selain menjadi salah satu sektor untuk meningkatkan devisa negara,
pariwisata dengan kekayaan alam, seni budaya, tradisi dalam mayarakat, dan
fasilitas-fasilitas pendukungnya menjadi modal terpenting untuk membangun dan
mengembangkan suatu daerah.
Tabel I.2 Jumlah Daya Tarik Wisata di Jawa Tengah Tahun Jumlah Daya Tarik Wisata Pertumbuhan
2006 246 -
2007 233 -5.28%
2008 255 9.44%
2009 257 0.78%
2010 266 3.50%
2011 284 6.76%
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Tengah Tahun 2006 – 2011 (penelitian tahun 2013)
Tabel di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan obyek wisata dari tahun
2006-2011 di Jawa Tengahselalu berfluktuatif. Hal ini menjadi peringatan bagi
pemerintah daerah Jawa Tengah, dan menjadi bahan evaluasi kedepannya agar
jumlah wisatawan dapat meningkat secara signifikansehingga dapat meningkatkan
pendapatan daerah di Provinsi Jawa Tengah.
Sehubungan dengan diberlakukannya UU No.23 tahun 2014 bahwa dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat
4
adalah penyelenggara urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pemabntuan dengan
prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Daerah Otonom yang selanjutnya disebut Daerah
adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus Urusan Pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
dalam sistem Negara kesatuan Republik Indonesia.
Di Provinsi Jawa Tengah banyak terdapat daya tarikwisata, mulai dari
wisata rohani, wisata sejarah, wisata edukasi, hingga wisata alam. Dataran Tinggi
Dieng merupakan dataran tinggi yang tertinggi kedua di dunia setelah Tibet atau
Nepal, dan yang terluas di Pulau Jawa. Dieng terletak pada posisi 7‟ 12‟ Lintang
Selatan dan 109‟ 54‟ Bujur Timur, berada pada ketinggian 6.802 kaki atau 2.093
m dpl. Secara administratif, Dieng mencangkup Desa Dieng Kulon, Kecamatan
Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo.Dataran Tinggi Dieng menjadi salah satu daya tarik wisata yang
menawarkan berbagai macam wisata, mulai dari wisata alam yaitu : Telaga
Warna, Kebun Teh Tambi, Telaga Menjer, Telaga Pengilon, Kawah Sikidang,
5
Waja dan lainnya. Untuk wisata sejarah yaitu Candi Gathotkaca, Candi Arjuna,
Candi Bima, Candi Semar, Candi Punthadewa, dan Candi Srikandi, candi-candi
tersebut adalah peninggalan Mataram Kuno. Wisata-wisata tersebut menyebabkan
Dataran Tinggi Dieng menjadi salah satu obyek wisata yang diandalkan oleh
Provinsi Jawa Tengah.
Berikut adalah Tabel jumlah pengunjung, presentase, dan pertumbuhan
daya tarik wisata Dataran Tinggi Dieng selama tahun 2001-2008 :
TABEL I.3 Data Jumlah Pengunjung, Persentase, dan PertumbuhanWisatawan Domestik dan MancanegaraDaya Tarik
WisataDataran Tinggi DiengTahun 2001 – 2008
Tahun Wisatawan Jumlah
Wisatawan Domestik (orang) Persent ase (%) Pertum buhan (%) Wisatawan Mancanega ra (orang) Persent ase (%) Pertum buhan (%)
2001 64.209 91,4 - 6.024 8,6 - 70.223
2002 58.395 88,3 (9,05) 7.727 11,7 28,27 66.122 2003 60.812 94,0 4,13 3.385 6,0 (56,19) 64.677 2004 66.857 92,7 9,94 4.920 7,3 45,34 71.777 2005 62.680 91,6 (6,24) 5.695 8,4 15,75 68.375 2006 52.166 91,1 (16,67) 5.062 8,9 (11,11) 57.228 2007 70.833 96,1 35,78 2.874 3,9 (43,22) 73.707 2008 65.217 94,6 (7,92) 3.715 5,4 29,26 68.932
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Banjarnegara (penelitian tahun 2010)
Dari data di atas terlihat bahwa jumlah kedatangan wisatawan domestik
pada tahun 2001-2008 masih sangat berfluktuatif. Puncak kedatangan wisatawan
domestik ke Dataran Tinggi Dieng adalah pada tahun 2007 dengan jumlah
6
terendah pada tahun 2006 yaitu hanya 52.166 orang atau 91,1% dalam satu tahun.
Begitu pula dengan wisatawan asing, jumlah kunjungan wisatawan asing ke
Dataran Tinggi Dieng juga berfluktuatif. Puncak kedatangan wisatawan asing
yaitu pada tahun 2002 dengan jumlah wisatawan asing sebanyak 7.727 orang atau
11,7% dalam satu tahun dan jumlah terendah yaitu pada tahun 2007 dengan
jumlah wisatawan asing sebanyak 2.874 orang atau 3,9%.
Pariwisata erat kaitannya dengan sudut sosial dan sudut ekonomi
masyarakat. Arti sudut sosial adalah bahwa dengan adanya obyek pariwisata dapat
menumbuhkan rasa kebersamaan di antara wisatawan, karena akan terjadi
interaksi di antara wisatawan tersebut. Selain itu tumbuhnya rasa cinta pada
Indonesia, karena Indonesia memiliki obyek-obyek pariwisata yang indah.
Sedangkan dari sudut ekonomi dapat di analisis dari berbagai bidang, mulai dari
bidang pengelolaan pariwisata, sumber daya pariwisata, hingga pemasaran
pariwisata tersebut.
Menurut Kotler, dan Keller (2008:5), “Pemasaran adalah mengidentifikasi
dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan
singkat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang
menguntungkan.” Orientasi pemasaran adalah konsumen dan pesaing. Dalam
menjalankan perekonomian bahkan perekonomian pariwisata, pemasaran sangat
dibutuhkan. Karena dengan adanya analisis pemasaran yang baik dan tepat maka
sasaran organisasi dapat dicapai.
Motivasi adalah salah satu faktor terpenting yang dimiliki wisatawan
7
bermacam-macam, ada yang berwisata dengan tujuan pendidikan, wisatawan
dapat berwisata ke tempat pembelajaran seperti museum. Ada yang berwisata
dengan tujuan rohani, wisatawan dapat berwisata ke goa maria atau tempat rohani
lainnya. Ada juga yang berwisata dengan tujuan rekreasi, wisatawan dapat
berwisata ke tempat-tempat hiburan atau dapat berwisata yang menawarkan
keindahan alam.Schiffman, dan Kanuk (2007:72), menyebutkan bahwa Motivasi
dapat digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa
mereka untuk bertindak. Tenaga pendorong tersebut dihasilkan oleh keadaan
tertekan, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Individu
secara sadar maupun tanpa sadar berjuang untuk mengurangi ketegangan ini
melalui perilaku yang mereka harapkan akan memenuhi kebutuhan mereka dan
dengan demikian akan membebaskan mereka dari tekanan yang mereka rasakan.
Tujuan tertentu yang mereka pilih dan pola tindakan yang mereka lakukan untuk
mencapai tujuan tertentu merupakan hasil dari pemikiran dan proses belajar
individu.
Sumber: Schiffman, dan Kanuk (2007)
Gambar I.1 Model Proses Motivasi
8
Minat kunjungan kembali wisatawan dapat diartikan sebagai loyalitas
konsumen terhadap suatu barang atau produk. Minat kunjung kembali wisatawan
pada suatu obyek wisata berarti bahwa wisatawan loyal terhadap obyek wisata tersebut. Membangun loyalitas wisatawan lebih sulit daripada memuaskan
wisatawan. Memuaskan wisatawan dapat dengan memberikan pelayanan yang
terbaik sesuai apa yang wisatawan inginkan. Dalam hal ini membangun loyalitas
wisatawan harus sangat diperhatikan karena tidak hanya berhenti pada wisatawan
tersebut sering datang ke suatu obyek wisata, namun juga dapat mereferensikan
obyek wisata tersebut kepada oranglain. Kotler, dan Keller (2007:175)
menjelaskan bahwa loyalitas atau kesetiaan didefinisikan sebagai komitmen yang
dipegang kuat untuk membeli atau berlangganan lagi produk atau jasa tertentu di
masa depan meskipun pengaruh situasi dan usaha pemasaran yang berpotensi
menyebabkan perubahan perilaku.
Segmentasi pasar sangat penting dalam manajemen pemasaran.
Segmentasi pasar membantu pengambil keputusan (manajer pemasaran) untuk
mengklasifikasi konsumen secara spesifik agar tepat sasaran. Menurut Schiffman
dan Kanuk (2007:37), segmentasi pasar dapat didefinisikan sebagai proses
membagi pasar menjadi irisan-irisan konsumen yang khas yang mempunyai
kebutuhan atau sifat yang sama dan kemudian memilih satu atau lebih segmen
yang akan dijadikan sasaran bauran pemasaran yang berbeda.
Pendapatan adalah salah satu faktor penting bagi seseorang untuk
9
pendapatan yang lebih tinggi akan berbeda dengan seseorang atau kelompok yang
berpendapatan lebih rendah dalam hal mengambil sebuah keputusan. Orang atau
sekelompok orang yang memiliki pendapatan yang tinggi akan lebih cenderung
berwisata keluar negeri atau daerah wisata yang menurutnya menarik untuk
dikunjungi. Berbeda dengan orang yang berpendapatan rendah lebih cenderung
untuk berwisata yang disesuaikan dengan budget atau pendapatannya.
B. Rumusan Masalah
Dataran Tinggi Dieng menawarkan wisata alam dan juga wisata
pengetahuan atau sejarah. Dataran Tinggi Dieng menjadi salah satu sektor
pariwisata yang baik untuk dikembangkan agar menjadi daerah wisata yang
dikenal tidak hanya dalam negeri, namun hingga mancanegara. Berdasarkan
potensi tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi manajer (pemasaran) Wisata di
Dataran Tinggi Dieng untuk meningkatkan promosi dan menjaga loyalitas
wisatawan agar mau datang kembali.
Berdasarkan Rumusan Masalah tersebut, maka penelitian ini mengajukan
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Apa saja motivasi wisatawan ketika berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng ?
2. Apakah ada perbedaan motivasi dilihat dari karakteristik konsumen, yaitu
10
3. Apakah ada perbedaan minat kunjung kembali dilihat dari motivasi
berkunjung ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui motivasi wisatawan ketika berkunjung ke Dataran
Tinggi Dieng.
2. Untuk mengetahui perbedaan motivasi dilihatdari karakteristik konsumen,
yaitu asal wisatawan dan pendapatan.
3. Untuk mengetahui perbedaan minta kunjung kembali dilihat dari motivasi
berkunjung.
D. Batasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dataran Tinggi Dieng, karena akan meneliti
tentang apa saja motivasi wisatawan ketika mereka berkunjung ke Dataran Tinggi
Dieng. Lalu akan meneliti apakah ada perbedanan minat kunjung kembali
wisatawan dilihat dari karakteristik wisatawan, yaitu motivasi berkunjung.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Peneliti berharap penelitian ini bisa menjadi salah satu bentuk penerapan
pengetahuan dan teori yang diperoleh selama ini kepada realita kerja yang
11
2. Bagi Universitas
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan
sumber bacaan di perpustakaan dan sebagai acuhan penelitian selanjutnya.
3. Bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat menjadi referensi dalam mengambil kebijakan publik
12
BAB II
TINJAUAN LITERATUR dan PERUMUSAN HIPOTESIS
A.
Tinjauan Literatur
1. Manajemen Pariwisata
1.1. Pengertian Manajemen
Manajemen mempunyai arti yang sangat luas, dapat berarti proses, seni,
ataupun ilmu. Dikatakan proses karena manajemen terdapat beberapa
tahapan untuk mencapai tujuan, yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan. Dikatakan seni karena manajemen merupakan
suatu cara atau alat untuk seorang manajer dalam mencapai tujuan. Dimana
penerapan dan penggunaannya tergantung pada masing-masing manajer
yang sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi dan pembawaan manajer.
Dikatakan ilmu karena manajemen dapat dipelajari dan dikaji
keberadaannya (Athoillah, 2010).
1.2. Pengertian Pariwisata
Menurut Undang-Undang No.10 tahun 2009 tentang Pariwisata,
“Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah,
13
E. Guyer Freuler (2013), merumuskan pengertian pariwisata dengan
memberikan batasan sebagai berikut : “…Pariwisata dalam arti modern
adalah merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan
menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya
disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas
manusia sebagai hasil dari perkembangan perniagaan, industri, serta
penyempurnaan dari alat–alat pengangkutan ”.
1.3. Pengertian Manajemen Pariwisata
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen
Pariwisata adalah suatu tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta
mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya
manusia dan sumberdaya lainnya dalam bidang pariwisata.
2. Perilaku Konsumen
2.1. Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Kotler dan Keller (2009:166) perilaku konsumen adalah studi
tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi, memilih, membeli,
menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Sedangkan menurut
14
diperlihatkan konsumen untuk mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan
akan memuaskan kebutuhan mereka”.
2.2. Tujuan Perilaku Konsumen
Tujuan mempelajari dan menganalisis perilaku konsumen adalah
sebagai berikut (Sangadji dan Sopiah, 2013:10) :
1. Untuk mengimplementasikan konsep pemasaran sebagai rencana
untuk mempengaruhi calon konsumen.
2. Untuk memahami pengaruh yang kompleks ketika konsumen
mengonsumsi produk yang dibeli.
3. Untuk meningkatkan kepercayaan diri manajer (pemasaran) untuk
mempredikasi respons konsumen setelah strategi pemasaran
ditetapkan dan dilaksanakan.
4. Untuk menghindari kriteria rujuk-diri (self-referance criterion). Setiap konsumen memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda
tentang produk yang dibelinya. Ada yang tingkat pemahamannya
15
Mc Kechnie (2012) menyebutkan beberapa keuntungan memahami
perilaku konsumen adalah sebagai berikut :
1. Analisis konsumen menjadi dasar bagi manajemen pemasaran
untuk merancang strategi pemasaran.
2. Analisis konsumen membantu pengembangan kebijakan publik
bagi perusahaan.
3. Analisis konsumen berkontribusi dalam pemasaran altruistik.
Pemasaran altruistik adalah bidang studi yang (a) meneliti
penyebab kelalaian perilaku konsumen. (b) mengaplikasikan
penemuan untuk mengambangkan metode pemeliharaan dan/atau
mencegah guna mengurangi tindakan konsumen yang
menyimpang.
4. Analisis konsumen membentuk konsumen yang lebih efektif dalam
16
2.3. Faktor-Faktor Utama Penentu Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:250), ada tiga faktor utama
yang mempengaruhi konsumen untuk mengambil keputusan, yaitu :
1. Faktor Psikologis
Faktor Psikologis mencangkup presepsi, motivasi, pembelajaran,
sikap dan kepribadian. Sikap dan kepercayaan merupakan faktor
psikologis yang mempengaruhi keputusan pembeliankonsumen. Sikap
adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap
penawaran produk dalam situasi dan kondisi tertentu secara konsisten.
Sikap mempengaruhi kepercayaan, dan kepercayaan mempengaruhi
sikap. Kepribadian merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi
perilaku konsumen. Kepribadian adalah pola individu untuk merespons
stimulus yang muncul dari lingkungannya.
2. Pengaruh Faktor Situasional
Faktor situasional mencangkup keadaan sarana dan prasarana
tempat belanja, waktu belanja, penggunaan produk, dan kondisi saat
pembelian.
3. Pengaruh Faktor Sosial
Faktor sosial mencangkup undang-undang atau peraturan,
17
3. Motivasi
3.1.Pengertian Motivasi
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:72), motivasi dapat digambarkan
sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk
bertindak. Tenaga pendorong tersebut dihasilkan oleh keadaan tertekan,
yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Individu secara
sadar maupun tanpa sadar berjuang untuk mengurangi ketegangan ini
melalui perilaku yang mereka harapkan akan memenuhi kebutuhan mereka
dan dengan demikian akan membebaskan mereka dari tekanan yang mereka
rasakan. Tujuan tertentu yang mereka pilih dan pola tindakan yang mereka
lakukan untuk mencapai tujuan tertentu merupakan hasil dari pemikiran dan
proses belajar individu.
3.2.Konsep Motif dan Motivasi
Sangadji dan Sopiah (2013:157) menyebutkan bahwa konsep motif dan
[image:37.595.87.515.232.730.2]motivasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar II.1Konsep Motif dan Motivasi
Sumber : Setiadi, 2003 (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013:159) Penerangan materil dan non
materil oleh internal dan eksternal perusahaan
Pemenuhan kebutuhan Daya penggerak dan
18
Penjelasan untuk gambar II.1 adalah sebagai berikut :
1. Perangsang materil dan non materil tercipta oleh internal dan
eksternal perusahaan.
2. Rangsangan menciptakan keinginan (want) dan mempengaruhi perilaku konsumen.
3. Keinginan menjadi daya penggerak dan kemauan konsumen.
4. Kemauan konsumen menghasilkan penemuan kebutuhan dan
kepuasan.
5. Kebutuhan dan kepuasan mendorong penciptaan perangsang yang
selanjutnya (siklus).
3.3. Macam-macam Motivasi Perjalanan
1. Dilihat Dari Kelompok Motivasi (McIntosh:1977; dalam Hayati, 2012:5)
a. Physiological Motivation (motivasi yang bersifat fisik atau fisiologis), antara lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan.
Berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, bersantai, dan
sebagainya.
b. Cultural Motivation (motivasi budaya), yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi, dan kesenian daerah lain.
Termasuk juga ketertarikan akan berbagai objek tinggalan
budaya (monument bersejarah).
19
menemui mitra kerja, melakukan hal-hal yang di anggap
mendatangkan gengsi (nilai pretise), melakukan ziarah, pelarian dari situasi-situasi yang membosankan.
d. Fantasy Motivation (motivasi karena fantasi), yaitu adanya fantasi bahwa di daerah lain seseorang akan bisa lepas dari
rutinitas keseharian yang menjemukan. (Pitana, 2005: 59)
2. Dilihat Dari Sifat MotivasiPerjalanan (dalam Pertiwi, 2011:12) a. Motivasi yang bersifat Internal (in order motive)
Motivasi ini berasal dari dalam diri seseorang yang mendorong
seseorang itu untuk melakukan suatu tindakan dengan
mengharapkan tercapainya suatu tujuan, dan tingkah laku ini
datang dengan sendirinya atau kesadaran sendiri. Diantaranya
adalah hobi yang ada pada diri wisatawan itu sendiri dan dengan
adanya dorongan dari finansial yang mencukupi oleh wisatawan
itu.
b. Motivasi yang bersifat eksternal (because motive)
Wisatawan melakukan suatu kegiatan kegiatan itu dikarenakan
ada yangmempengaruhinyaatau dirangsang dari luar diri yang
20
3.4. Kategori Motivasi
Menurut McIntosh, Goeldner and Ritchie (1995), (dalam Sayangbatti,
2013:2), motivasi dibagi kedalam 4 (empat) kategori yaitu:
1. Motivasi Fisik, yang berkaitan dengan penyegaran tubuh dan pikiran,
tujuan kesehatan, olahraga dan kesenangan. Disini aktivitas yang
dilakukan lebih mengarah pada aktivitas yang mengurangi tekanan
yang dihadapi seharihari.
2. Motivasi Budaya, yang diidentifikasi oleh keinginan untuk melihat
dan tahu lebih banyak tentang budaya lain, untuk mencari tahu
tentang penduduk asli suatu negara, gaya hidup mereka, musik, seni,
cerita rakyat, tari, dll. Keinginan untuk mengetahui budaya, adat,
tradisi, dan kesenian daerah lain.
3. Motivasi Interpersonal, kelompok ini termasuk keinginan untuk
bertemu orang baru, mengunjungi teman atau kerabat, dan mencari
pengalaman baru dan berbeda. Keinginan untuk relax dari rutinitas
mencari suasana baru atau mengunjungi beberapa kerabat.
4. Motivasi Status dan prestise: ini termasuk keinginan untuk kelanjutan
pendidikan.
3.5. Faktor Pendorong Motivasi Wisata (dalam Hayati, 2012:5) Berikut beberapa contoh faktor pendorong Motivasi Wisatawan
21
2. Relaxation. Keinginan untuk rekuperasi/penyegaran, yang juga berhubungan dengan motivasi untuk escape di atas.
3. Play. Ingin menikmati kegembiraan, melalui berbagai permainan yang merupakan permunculan kembali dari sifat kekanak-kanakan
dan melepaskan diri sejenak dari berbagai urusan yang serius.
4. Strengthening family bonds. Ingin mempererat hubungan kekerabatan, khususnya dalam konteks VFR (Visiting Freinds and Relations). Keakraban hubungan kekerabatan ini juga terjadi di antara anggota keluarga yang melakukan perjalanan bersama-sama,
karena kebersamaan sangat sulit diperoleh dalam suasana kerja
sehari-hari di negara industri.
5. Prestige. Untuk menunjukkan gengsi, dengan mengunjungi destinasi yang menunjukkan kelas dan gaya hidup, yang juga merupakan
dorongan untuk meningkatkan status atau derajat sosial. Bagi
berbagai masyarakat, perjalanan keluar merupakan salah satu bentuk
„inisiasi‟.
6. Social interaction. Untuk dapat melakukan interaksi sosial dengan teman sejawat atau dengan masyarakat lokal yang dikunjungi.
7. Romance. Keinginan untuk bertemu denngan orang-orang yang bisa memberikan suasana romantis atau untuk memenuhi kebutuhan
seksual, khususnya dalam pariwisata seks.
22
kebudayaan etnis lain. Ini merupakan pendorong yang dominan di
dalam pariwisata.
9. Self-fulfilment. Keinginan untuk menemukan diri sendiri ( self-discovery), karena diri sendiri biasanya bisa ditemukan pada saat kita menemukan daerah atau orang yang baru.
10.Wish-fulfilment. Keinginan untuk merealisasikan mimpi-mimpi yang lama dicitacitakan, sampai mengorbankan diri dengan cara berhemat
agar bisa melakukan perjalanan. Hal ini juga sangat jelas dalam
perjalanan wisata religius, sebagai bagian dari keinginan tau
dorongan yang kuat dari dalam diri.
4. Segmentasi
4.1. Pengertian Segmentasi
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:37), segmentasi pasar dapat
didefinisikan sebagai proses membagi pasar menjadi irisan-irisan konsumen
yang khas yang mempunyai kebutuhan atau sifat yang sama dan kemudian
memilih satu atau lebih segmen yang akan dijadikan sasaran bauran
pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar yaitu mengidentifikasi dan
memilih-milih kelompok pembeli yang berbeda-beda yang mungkin
23
4.2. Dasar Segmentasi PasarBerdasarkan Karakteristik Konsumen Kotler dan Keller (2008:234), merumuskan dasar-dasar untuk membuat
segmentasi pasar berdasarkan karakteristik konsumen sebagai berikut :
1. Segmentasi Demografis. Segmentasi demografis membagi pasar
menjadi kelompok berdasarkan variabel seperti usia, jenis kelamin,
ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan,
pendidikan, agama, ras, generasi, dan kebangsaan. Fakor-faktor
demografis tersebut adalah dasar paling umum yang digunakan
untuk menetapkan segmentasi kelompok pelanggan. Salah satu
alasannya adalah bahwa tingkat variasi kebutuhan, keinginan, dan
penggunaan konsumen sering berhubungan erat dengan variabel
demografis. Variabel demografis merupakan variabel yang paling
mudah diukur di bandingkan dengan variabel lainnya.
2. Segmentasi Geografis. Segmentasi geografis membutuhkan
pembagian pasar menjadi unit geografis yang berbeda seperti negara,
wilayah, negara bagian, daerah, kota,atau bahkan lingkungan sekitar.
Suatu perusahaan mungkin memutuskan untuk beroperasi disatu atau
beberapa wilayah geografis, atau beroperasi di seluruh wilayah tetapi
memberi perhatian pada perbedaan geografis dalam kebutuhan dan
keinginan.
3. Segmentasi Psikografis. Segmentasi psikografis membagi pembeli
menjadi kelompok berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup,
24
demografis yang sama bisa memiliki komposisi psikografis yang
sangat berbeda.
4. Segmentasi Perilaku. Segmentasi perilaku membagi pembeli menjadi
kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau
respons terhadap sebuah produk. Banyak pemasar percaya bahwa
variabel perilaku adalah titik awal terbaik untuk membangun
segmen pasar.
4.3. Segmentasi Berdasarkan Respons Konsumen
Segmentasi ini mengelompokkan pembeli berdasarkan pada
pengetahuan, sikap, penggunaan, atau reaksi mereka terhadap produk
(Lupiyoadi, 2013:60)
1. Segmentasi Manfaat. Segmentasi manfaat membagi pasar menjadi
kelompok menurut beraneka manfaat yang dicari konsumen dari
produk.
2. Segmentasi Penggunaan. Segmentasi penggunaan membagi
konsumen dalam pengguna berat, pengguna menengah, dan
pengguna ringan. Pengguna berat biasanya hanya memiliki
presentase kecil dari seluruh pasar, tetapi memiliki presentase yang
tinggi dari total pembelian.
3. Segmentasi Respons Promosi. Segmentasi respons promosi
mengelompokkan konsumen berdasarkan bagaimana konsumen
25
4. Segmentasi Loyalitas. Pasar dapat disegmentasikan berdasarkan
loyalitas konsumen. Beberapa konsumen benar-benar setia atau
loyal terhadap satu macam produk.
5. Segmentasi Jasa. Segmentasi berdasarkan jaas berfokus pada apakah
penawaran jasa dapat dibedakan. Apakah sebuah produk
membutuhkan level jasa yang sama. Serta, bisakah
pengelompokkan konsumen diidentifikasikan dengan permintaan
jasa yang sama.
4.4. Manfaat Segmentasi
Berikut adalah manfaat dari segmentasi :
1. Mendesain jasa yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar.
Ketika membuat sebuah produk, produk kita nantinya menjadi tepat
sasaran dengan apa yang dibutuhkan oleh konsumen atau produk kita
sesuai dengan keinginan konsumen yang sudah kita tetapkan di awal.
2. Menganalisis pasar. Kita dapat menganalisis pasar sasaran, melihat
dan menganalisis SWOT dari perusahaan kita.
3. Menemukan peluang. Dalam bisnis kita selalu memiliki pesaing,
dengan kita melakukan segmentasi terlebih dahulu, maka kita akan
menemukan peluang bisnis apa yang kita kuasai, dengan demikian
kita akan menjadi berbeda walau termasuk dalam bisnis yang sama.
4. Menguasai posisi yang superior (unggul) dan kompetitif. Keuntungan
26
5. Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien. Segmentasi
erat kaitannya dengan pemasaran, sehingga dengan adanya
segmentasi juga dapat menentukan strategi komunikasi yang baik
untuk promosi terhadap konsumen.
5. Minat Kunjung Kembali
Menurut Ajzen and Fishbein (dalam Petrick, Morais dan Norman
2001:42) keinginan untuk melakukan perjalanan di masa depan dipengaruhi
oleh sikap mereka terhadap pengalaman masa lalunya. Dari sudut pandang
manajerial, pengukuran sikap, norma dan kontrol bisa menjadi sangat sulit
dan mahal, sementara pengukuran perilaku masa lalu dapat dicapai dengan
pencatatan yang sederhana.(Quellete dan Kayu, dalam Petrick, Morais, dan
Norman, 2001:42).
Menurut Sonmez dan Graeffe (1998) menyebutkan bahwa penelitian di
bidang pariwisata menunjukkan bahwa pengalaman perjalanan masa lalu ke
tujuan tertentu meningkatkan niat untuk melakukan perjalanan ke sana lagi.
6. Loyalitas
6.1. Pengertian Loyalitas
Menurut Oliver (2005) loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan
secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian
ulang produk atau jasa terpilih secara konsisten di masa yang akan datang,
meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi
untuk menyebabkan perubahan perilaku. Berdasarkan definisi tersebut
27
ditunjukkan dengan pembelian rutin dan didasarkan pada unit pengambilan
keputusan
6.2. Karakteristik Loyalitas Konsumen
Konsumen yang loyal merupakan aset penting bagi perusahaan. Hal ini
dapat dilihat dari karakteristik yang dimilikinya. Griffin (2005) menyatakan
bahwa konsumen yang loyal memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Melakukan pembelian secara teratur (makes regular repeat purchases)
2. Melakukan pembelian di semua lini produk atau jasa (purchases across product and service lines)
3. Merekomendasikan produk lain (refres other)
4. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing
(demonstrates on immunity to the full of the competition) 6.3. Merancang dan Menciptakan Loyalitas
Dalam kaitannya dengan pengalaman pelanggan, Morais (2005)
mengungkapkan bahwa loyalitas pelanggan tidak bisa tercipta begitu saja,
tetapi harus dirancang oleh perusahaan. Adapun tahap-tahap perancangan
loyalitas tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi nilai pelanggan (define customer value) a. Identifikasi segmen pelanggan sasaran
b. Definisikan nilai pelanggan sasaran dan tentukan pelanggan
mana yang menjadi pendorong keputusan pembelian dan
28
c. Ciptakan diferensiasi janji merek
2. Merancang pengalaman pelanggan bermerek (design the branded customer experience)
a. Mengembangkan pemahaman pengalaman pelanggan
b. Merancang perilaku karyawan untuk merealisasikan janji merek
c. Merancang perubahan strategi secara keseluruhan.
3. Melengkapi orang dan menyampaikan secara konsisten (equip people and deliver consistently)
a. Mempersiapkan pemimpin untuk menjalankan dan memberikan
pengalaman kepada pelanggan.
b. Melengkapi pengetahuan dan keahlian karyawan untuk
mengembangkan dan memberikan pengalaman kepada
pelanggan dalam setiap interaksi yang dilakukan pelanggan
terhadap perusahaan.
c. Memperkuat kinerja perusahaan melalui pengukuran dan
tindakan kepemimpinan.
4. Menyokong dan meningkatkan kinerja (sustain and enchance performance)
a. Gunakan respons timbal balik pelanggan dan karyawan untuk
memelihara karyawan secara berkesinambungan dan untuk
mempertahankan pengalaman pelanggan
29
langsung dalam pemberian dan penciptaan pengalaman
pelanggan.
c. Secara terus menerus mengembangkan dan atau
mengkomunikasikan hasil untuk menanamkan pengalaman
konsumen bermerek yang telah dijalankan perusahaan.
6.4. Tahap-tahap Loyalitas
Griffin (2005) menyatakan bahwa tahapan loyalitas pelanggan terbagi
menjadi 8, yaitu :
1. Terduga (suspects), meliputi semua orang yang mungkin akan membeli barang atau jasa perusahaan, tetapi sama sekali belum
mengenal perusahaan dan barang atau jasa yang ditawarkan.
2. Prospek (prospects), merupakan orang-orang yeng memiliki kebutuhan akan produk atau jasa tertentu dan mempunyai
kemampuan untuk membelinya. Meskipun belum melakukan
pembelian, para prospek telah mengetahui keberadaan perusahaan
dan barang atau jasa yang ditawarkan karena seseorang telah
merekomendasikan barang atau jasa tersebut kepadanya.
3. Prospek terdiskualifikasi (disqualified prospects), yaitu prospek yang telah mengetahui keberadaan barang atau jasa tertentu, tetapi tidak
mempunyai kebutuhan akan barang atau jasa tertentu, atau tidak
30
4. Pelanggan mula-mula (first time customer), yaitu pelanggan yang membeli untuk pertama kalinya. Mereka masih menjadi pelanggan
yanag baru.
5. Pelanggan berulang (repeat customer), yaitu pelanggan yang telah membeli produk yang sama sebanyak dua kali atau lebih, atau
membeli dua macam produk yang berbeda dalam dua kesempatan
yang berbeda pula.
6. Klien, membeli semua barang atau jasa yang ditawarkan dan
dibutuhkan. Mereka membeli secara teratur. Hubungan dengan jenis
pelanggan ini sudah kuat dan berlangsung lama, yang membuat
mereka tidak terpengaruh oleh produk pesaing.
7. Pendukung (advocates), seperti halnya klien, pendukung membeli barang atau jasa yang ditawarkan dan yang dibutuhkan, serta
melakukan pembelian secara teratur. Selain itu mereka mendorong
teman-teman mereka agar membeli barang atau jasa perusahaan atau
merekomendasikan perusahaan tersebut pada orang lain. Dengan
begitu, secara tidak langsung mereka telah melakukan pemasaran
dan membawa pelanggan untuk perusahaan.
8. Mitra, merupakan bentuk hubungan yang paling kuat antara
pelanggan dan perusahaan, dan berlangsung terus-menerus karena
kedua pihak melihatnya sebagai hubungan yang saling
31
6.5. Prinsip-prinsip Loyalitas
Kotler, Philip (2005), mengemukakan bahwa pada hakikatnya loyalitas
pelanggan dapat diibaratkan sebagai perkawinan antara perusahaan dan
publik (terutama pelanggan inti). Jalinan relasi ini akan langsung bila
dilandasi sepuluh prinsip pokokloyalitas pelanggan berikut :
1. Kemitraan yang didasarkan pada etika dan integritas utuh
2. Nilai tambah (kualitas, biaya, waktu siklus, tekhnologi, profitabilitas,
dan sebagainya), dalam kemitraan antara pelanggan dan pemasok.
3. Sikap saling percaya antara manajer dan karyawan, serta antara
perusahaan dan pelanggan inti.
4. Keterbukaan (saling berbagi data tekhnologi, strategi, dan biaya)
antara pelanggan dan pemasok.
5. Pemberian bantuan secara aktif dan konkret.
6. Tindakan berdasarkan semua unsur antusiasme konsumen.
7. Fokus pada faktor-faktor tidak terduga yang bisa menghasilkan
kesenangan pelanggan.
8. Kedekatan dengan pelanggan internal dan eksternal.
9. Pembinaan relasi dengan pelanggan pada tahap purnabeli.
32
6.6. Mempertahankan Loyalitas Pelanggan
Zeithmal dan Bitner (2005), mengemukakan bahwa untuk mewujudkan
dan mempertahankan loyalitas pelanggan dibutuhkan langkah kunci yang
saling terikat, yaitu :
1. Komitmen dan keterlibatan manajemen puncak
2. Tolok ukur internal (internal benchmarking) 3. Identifikasi kebutuhan pelanggan
4. Penilaian kapabilitas persaingan
5. Pengukuran kepuasan dan loyalitas pelanggan
6. Analisis umpan balik dari pelanggan, mantan pelanggan, non
pelanggan, dan pesaing
7. Perbaikan berkesinambungan.
6.7. Mengukur Loyalitas
Tjiptono (2005) mengemukakan enam indikator yang dapat digunakan
untuk mengukur loyalitas konsumen, yaitu :
1. Pembelian ulang
2. Kebiasaan mengkonsumsi merek
3. Rasa suka yang besar pada merek
4. Ketetapan pada merek
5. Keyakinan bahwa merek tertentu adalah merek terbaik
33
B. Perumusan Hipotesis
1.a. Perbedaan motivasi dilihat dari karakteristik konsumen, yaitu asal
wisatawan.
Asal wisatawan dapat mempengaruhi motivasi wisatawan untuk
berkunjung atau melakukan perjalanan wisata. Dalam ilmu manajemen
pemasaran, pengetahuan tentang asal wisatawan sangat penting untuk
menentukan strategi yang akan digunakan untuk menarik wisatawan agar
mau berkunjung. Dalam manajemen pemasaran asal wisatawan atau
konsumen masuk dalam segmentasi pasar, yaitu segmentasi geografis.
Segmentasi geografis membutuhkan pembagian pasar menjadi unit
geografis yang berbeda seperti negara, wilayah, negara bagian, daerah,
kota,atau bahkan lingkungan sekitar. Suatu perusahaan mungkin
memutuskan untuk beroperasi di satu atau beberapa wilayah geografis,
atau beroperasi di seluruh wilayah tetapi memberi perhatian pada
perbedaan geografis dalam kebutuhan dan keinginan. (Kotler dan Keller, 2008:234)
Berdasarkan argumentasi di atas, maka penelitian ini mengajukan
Hipotesis, sebagai berikut :
34
1.b. Perbedaan motivasi dilihat dari karakteristik konsumen, yaitu pendapatan.
Pendapatan juga menjadi salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi motivasi wisatawan untuk berkunjung atau melakukan
perjalanan wisata. Tingkat pendapatan yang berbeda-beda antara satu
orang dengan yang lainnya, mengakibatkan tujuan wisata yang mereka
inginkan juga berbeda-beda. Dalam manajemen pemasaran pendapatan
masuk dalam segmentasi pasar, yaitu segmentasi demografis.
Segmentasi Demografis. Segmentasi demografis membagi pasar
menjadi kelompok berdasarkan variabel seperti usia, jenis kelamin, ukuran
keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan,
agama, ras, generasi, dan kebangsaan. Fakor-faktor demografis tersebut
adalah dasar paling umum yang digunakan untuk menetapkan segmentasi
kelompok pelanggan. Salah satu alasannya adalah bahwa tingkat variasi
kebutuhan, keinginan, dan penggunaan konsumen sering berhubungan erat
dengan variabel demografis. Variabel demografis merupakan variabel
yang paling mudah diukur dibandingkan dengan variabel lainnya.
Berdasarkan argumentasi diatas, maka penelitian ini mengajukan
Hipotesis, sebagai berikut :
35
2. Perbedaan minat kunjung kembali dilihat dari motivasi berkunjung
Menurut Ajzen and Fishbein (dalam Petrick, Morais dan Norman
2001:42) keinginan untuk melakukan perjalanan di masa depan
dipengaruhi oleh sikap mereka terhadap pengalaman masa lalunya. Dari
sudut pandang manajerial, pengukuran sikap, norma dan kontrol bisa
menjadi sangat sulit dan mahal, sementara pengukuran perilaku masa lalu
dapat dicapai dengan pencatatan yang sederhana.(Quellete dan Kayu,
dalam Petrick, Morais, dan Norman, 2001:42).
Menurut Sonmez dan Graeffe (1998) menyebutkan bahwa
penelitian di bidang pariwisata menunjukkan bahwa pengalaman
perjalanan masa lalu ke tujuan tertentu meningkatkan niat untuk
melakukan perjalanan ke sana lagi.
Banyak hal yang memotivasi wisatawan untuk melakukan
perjalanan wisata. Motivasi-motivasi tersebut dapat timbul dari internal
wisatawan ataupun eksternal wisatawan. Seperti penjelasan di atas
pengalaman masa lalu wisatawan adalah salah satu faktor internal yang
membuat wisatawan tersebut melakukan perjalanan wisata dan atau
melakukan perjalanan ke daerah wisata tersebut kembali. Faktor eksternal
yang mempengaruhi wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata
biasanya dikarenakan (a) Adanya promosi daerah wisata dari tour agent perjalanan atau iklan-iklan lainnya, entah iklan dari media cetak atau
media visual. (b) Adanya dorongan atau ajakan melakukan perjalanan
36
Harga yang terjangkau apabila memilih perjalanan wisata tersebut.
(d)Keunikan kebudayaan yang ada pada daerah wisata tersebut, entah dari
lingkungannya, makanan khas daerahnya, ataupun faktor lainnya.
Berdasarkan argumentasi diatas, maka penelitian ini mengajukan
H2 sebagai berikut :
H2: Ada perbedaan minat kunjung kembali dilihat dari motivasi berkunjung.
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kedua hipotesis tersebut, maka secara sederhana peneliti
[image:56.595.88.514.208.641.2]dapat menggambarkan model penelitian sebagai berikut :
Gambar II.2 Model Penelitian
Motivasi
Karakteristik
Konsumen
37
BAB III
METODE PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2014:24) mengatakan bahwa “Metode penelitian pada
dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu”.
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua jenis metode penelitian (mixed method), yaitu metode kualitatif dan metode kuantitif. Menurut Sugiyono (2014:475), metode penelitian kombinasi adalah suatu metode penelitian
yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode kuantitatif
dan metode kualitatif untuk digunakan secara bersema-sama dalam suatu
kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komperhensif,
valid, reliabel, dan objektif. Penelitian tahap pertama dimaksudkan untuk
mendapatkan atribut-atribut yang nantinya akan digunakan pada penelitian
tahap kedua sebagai pengembangan data kuisioner untuk penelitian tahap
kedua. Penelitian tahap pertama mencari atribut-atribut tentang apa saja
motivasi wisatawan ketika berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng.
Sedangkan penelitian tahap kedua akan meneliti dan menjelaskan rumusan
masalah dua dan tiga, penelitian tahap kedua menggunakan penelitian
kuantitatif, dengan menggunakan metode survei melalui kuisioner yang
38
2. Penelitian Tahap I
2.1. Tujuan Penelitian
Penelitian tahap pertama dilakukan peneliti dengan tujuan untuk
mendapatkan atribut-atribut yang relevan dengan motivasi wisatawan
yang berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng yang nantinya akan
digunakan penelitian selanjutnya (penelitian tahap II).
2.2. Jenis Penelitian
Penelitian tahap pertama menggunakan metode kualitatif yang
menjelaskan mengenai hal-hal yang akan berkaitan dengan motivasi
wisatawan yang berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng.
2.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian tahap pertama dilakukan oleh peneliti pada bulan
November - Desember 2015, dengan lokasi penelitian tahap pertama
adalah sebagai berikut :
a. Dinas Pariwisata Kabupaten Wonosobo.
b. Calya Wisata Tour and Travel.
c. PPWD (Paguyuban Pengelola Wisata Dieng).
2.4. Metode Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk penelitian tahap I yaitu wawancara.
Wawancara dimaksudkan untuk menggali informasi yang relevan
dengan tujuan penelitian serta pembicaraan yang terarah. Komunikasi
akan dilakukan secara informal, yaitu pewawancara hanya mengingat
39
metode wawancara yaitu peneliti dapat menggali informasi
sebanyak-banyaknya dan sedalam mungkin seputar penelitian yang sedang
diteliti.
2.5. Narasumber
Pada tahap pertama, peneliti akan menggunakan narasumber untuk
membantu menjelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
“Motivasi Wisatawan Berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng” dengan
harapan memperoleh informasi yang mendukung untuk melakukan
penelitian tahap selanjutnya. Peneliti mempunyai target sebagai
narasumber adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Wonosobo. Peneliti memilih
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Wonosobo sebagai
narasumber pertama karena menurut peneliti beliau
berkompeten di bidang pariwisata, dan beliau membawahi
semua Daerah Tujuan Wisata yang ada di seluruh Kabupaten
Wonosobo.
2. Pemilik Calya Wisata Tour and Travel. Peneliti memilih pemilik calya wisata tour and travel sebagai narasumber kedua karena calya wisata tour and travel adalah agen perjalanan wisata ke Dieng yang jasanya telah banyak dipakai oleh wisatawan.
3. Ketua PPWD (Paguyuban Pengelola Wisata Dieng). Peneliti
memilih ketua PPWD sebagai narasumber ketiga karenaPPWD
40
2.6. Teknik Analisis Data
Data yang dapat di analisis merupakan gagasan-gagasan yang
dapat disimpulkan menjadi sebuah atribut penelitian, dengan metode
content analysis (atribut-atribut yang sering diucapkan secara terus-menerus oleh narasumber) dan common-theme approach (atribut-atribut yang diucapkan serupa dengan narasumber lain) yang bersumber dari
hasil wawancara dengan narasumber.
2.7. Jenis-jenis Sumber Data
Menurut Sugiyono (2014:28), data kualitatif adalah data yang
berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif ini
penulis dapatkan menggunakan teknik pengumpulan data dengan
wawancara. Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh
melalui rekaman video ataupun bentuk foto. Data kualitatif berfungsi
untuk mengetahui kualitas dari sebuah objek yang akan diteliti. Pada
penelitian ini data kualitatifnya adalah hasil wawancara yaitu penelitian
tahap pertama.
2.8. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2014:224), wawancara merupakan teknik
pengumpulan data dimana pewawancara (peneliti atau yang diberi
tugas melakukan pengumpulan data) dalam mengumpulkan data
mengajukan suatu pertanyaan kepada yang diwawancarai. Metode
pengumpulan data primer yang dilakukan dengan cara komunikasi
41
secara lisan dengan responden yang menjawab pertanyaan secara lisan.
Wawancara tatap muka dapat dilakukan di tempat bekerja responden,
atau tempat lainnya yang dirasa cocok untuk melakukan wawancara.
3. Penelitian Tahap II
3.1. Tujuan Penelitian
Penelitian tahap kedua dapat dilakukan setelah mendapatkan hasil
data penelitian tahap pertama, yaitu berbagai atribut penelitian
(instrumen penelitian) yang akan digunakan dalam kuesioner.
3.2. Jenis Penelitian
Penelitian tahap kedua menggunakan metode kuantitatif untuk
menganalisis variabel-variabel apa saja yang berpengaruh pada
pembentukan Motivasi Wisatawan Berkunjung ke Dataran Tinggi
Dieng.
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian tahap kedua akan dilakukan oleh peneliti pada bulan
Januari 2016, dengan lokasi penelitian tahap kedua adalah Objek-objek
42
3.4. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2014:148), “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Adapun
yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah responden yang
pernah dan sedang berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014:149). Dalam
penelitian ini menggunakan convenience sampling, karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan dengan
menentukan kriteria untuk ketersediaan anggota populasi.
3.5. Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel non probability sampling. Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah convenience sampling. Peneliti telah menentukan kriteria untuk ketersediaan anggota populasi untuk mendukung penelitian dan
43
penelitian. Kriteria yang dimaksud adalah wisatawan yang sedang
berkunjung atau pernah berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng.
3.6. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan
sampel dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini yang
menjadi subjek penelitian adalah wisatawan yang sedang atau
pernah berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng. Alasannya karena
wisatawan yang pernah berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng
merupakan individu-individu yang sudah melakukan pembelian
produk wisata tersebut.
2. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian
adalah Motivasi, Asal Wisatawa, Pendapatan dan Minat Kunjung
Kembali.
3.7. Jenis-jenis Sumber Data
Menurut Sugiyono (2014:28), data kuantitatif adalah data yang
berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data
kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik
perhitungaan matematika atau statistika. Data kuantitatif berfungsi
44
diteliti. Pada penelitian ini data kuantitaif adalah hasil dari kuesioner
yaitu penelitian tahap kedua.
3.8. Teknik Pengumpulan Data
Kuesioner adalah merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi berbagai pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini kuesioner yang
digunakan untuk mengumpulkan data dari para responden yang telah
ditentukan. (Sugiyono, 2014:230).
4. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2014:95) variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian
ditarik kesimpulan. Menurut hubungannya antara satu variabel dengan
variabel yang lain, maka variabel penelitian dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu :
1. Independent Variable atau biasa disebut sebagai variabel bebas yang merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terkait. Dalam penelitian