• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi kunjungan ke dataran tinggi Dieng dan pengaruhnya pada minat berkunjung ulang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Motivasi kunjungan ke dataran tinggi Dieng dan pengaruhnya pada minat berkunjung ulang."

Copied!
201
0
0

Teks penuh

(1)

Motivasi Kunjungan ke Dataran Tinggi Dieng dan Pengaruhnya

pada Minat Berkunjung Ulang

Stefanus Chandra Perdana Kusuma Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja Motivasi Wisatawan ketika berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng, apakah ada perbedaan motivasi dilihat dari karakteristik konsumen yaitu asal wisatawan dan pendapatan, dan apakah ada perbedaan minat kunjung kembali dilihat dari motivasi wisatawan. penelitian ini dilakukan dengan dua tahap penelitian yaitu tahap pertama dilakukan dengan metode wawancara dengan tiga responden yang memiliki kompetensi dalam bidang pariwisata untuk mengetahui secara jelas apa saja Motivasi Wisatawan berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng. hasil dari penelitian tahap pertama digunakan sebagai dasar untuk membuat kuesioner yang akan digunakan pada penelitian tahap kedua. Pada penelitian tahap kedua dilakukan dengan metode kuesioner dengan pengambilan sampel menggunakan teknik convenience sampling dan disebar sebanyak 100 responden yang sedang berkunjung di Dataran Tinggi Dieng.

(2)

Motivation in Visiting Dieng Plateau and Its Influences on Interest to

Revisit

Stefanus Chandra Perdana Kusuma Sanata DharmaUniversity

Yogyakarta, 2016

This research aims to find out tourists’ motivation during a visit to the Dieng Plateau. Whether there is any difference in motivation as seen in consumer characteristics, namely origins and incomes; and whether there is any difference in interest to revisitas seen in tourist motivation. This research is conducted in two stages. The first stage of research is conducted by interviewing three respondents who have competence in the field of tourism to clearly find out tourists’ motivation in visitingDieng Plateau. The result from the first stage of research is used as a basis to develop a questionnaire that will be used in the second stage. The second stage of research is conducted by composing a questionnaire.The questionnaires is distributed to 100 respondents who visited Dieng Plateau. The respondents were chosen by convenience sampling.

(3)

Motivasi Kunjungan ke Dataran Tinggi Dieng dan Pengaruhnya

pada Minat Berkunjung Ulang

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun Oleh:

Stefanus Chandra Perdana Kusuma 112214071

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

Motivasi Kunjungan ke Dataran Tinggi Dieng dan Pengaruhnya

pada Minat Berkunjung Ulang

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun Oleh:

Stefanus Chandra Perdana Kusuma 112214071

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Bayangan tidak selamanya hitam, bayangan dapat menjadi indah seperti apa

yang kita mau. Hidup kita hanya kita yang tahu”

(Penulis)

“Ketidak sempurnaan dan kegagalanku sama banyaknya dengan berkat Tuhan

yang diberikan dalam bentuk sukses dan kemampuan, dan keduanya

kupersembahkan di kakiNya”

(M ahatma G andhi)

Skripsi ini aku persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus yang selalu

menyertaiku

Orangtuaku dan adik-adikku semua

Kekasih, teman-teman angkatan 2011, dan

semua yang mendukung dalam menyusun

(8)
(9)
(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Motivasi Kunjungan ke Dataran Tinggi Dieng dan Pengaruhnyapada Minat Berkunjung Ulang”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Untuk

itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang dalam dan tulus kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu menyertai kehidupan penulis melalui berkat

dan kuasaNya.

2. Bapak Dr. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Kepala Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing I yang

bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan bimbingan,

perhatian, masukan, yang sangat berharga dengan penuh kesabaran sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Ibu Lucia Kurniawati, S.P.d., MSM, selaku Dosen Pembimbing II yang

bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan bimbingan,

perhatian, masukan, yang sangat berharga dengan penuh kesabaran sehingga

(11)

viii

6. Bapak Bambang Sutejo, selaku Kepala Sesi (Kasie) Dinas Pariwisata

Kabupaten Wonosobo yang telah memberikan dukungan berupa informasi

dan pengalamannya di bidang pariwisata dalam pelaksanaan penelitian ini.

7. Bapak Sukirman, selaku Kepala Calya Tour and Travel yang telah memberikan dukungan berupa informasi dan pengalamannya di bidang

pariwisata dalam pelaksanaan penelitian ini.

8. Bapak Muhadi, selaku Ketua Paguyuban Pengelola Wisata Dieng (PPWD)

yang telah memberikan dukungan berupa informasi dan pengalamannya di

bidang pariwisata dalam pelaksanaan penelitian ini.

9. Seluruh dosen dan staf sekretariat Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan pengarahan untuk

membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

10.Responden yang telah membantu penulis dengan mengisi kuesioner guna

melengkapi data yang penulis perlukan.

11.Kedua orang tuaku yang selalu mendukung melalui doa, kasih sayang,

semangat, nasihat untuk selalu sabar dan bersyukur dalam melakukan segala

hal.

12.Kedua adikku Bryan dan Aura tersayang, kakak angkatku dari SMA Alfonsus

Prasanto Wibowo, dan Alexander Christian, Mikail Adi V serta teman-teman

SMA yang selalu mendukung melalui semangat, dan doa.

13.Christina Desty Ambarwati yang selama ini selalu mendampingi dalam

(12)
(13)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ...xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ...xiv

HALAMAN DAFTAR GRAFIK ...xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv

HALAMAN ABSTRAK ...xvi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Batasan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur... 12

B. Perumusan Hipotesis ... 33

(14)

xi

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 37

B. Penelitian Tahap I ... 38

C. Penelitian Tahap II ... 41

D. Variabel Penelitian ... 44

E. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ... 45

F. Skala Pengukuran Data ... 48

G. Teknik Penguji Instrumen ... 49

H. Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV GAMBARAN UMUM DESTINASI WISATA DATARAN TINGGI DIENG A. Gambaran Umum Dataran Tinggi Dieng ... 54

B. Daya Tarik Wisata Dataran Tinggi Dieng ... 56

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Tahap I ... 72

B. Penelitian Tahap II ... 81

C. Pembahasan ...109

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN A. Kesimpulan Penelitian Tahap I ...112

B. Kesimpulan Penelitian Tahap II ...113

C. Implikasi Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo ...115

D. Implikasi Bagi Pemangku Kepentingan Pariwisata ...116

E. Implikasi Bagi Penelitian Selanjutnya ...117

DAFTAR PUSTAKA ...119

(15)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

I.1 Jumlah Turis Mancanegara ... 2

I.2 Jumlah Daya Tarik Wisata di Jawa Tengah ... 3

I.3 Data Jumlah Pengunjung, Persentase, dan Pertumbuhan Wisatawan Domestik dan MancanegaraDaya Tarik Wisata Dataran Tinggi DiengTahun 2001 – 2008 ... 5

V.1 Persentase Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 81

V.2 Persentase Wisatawan Berdasarkan Asal ... 81

V.3 Persentase Wisatawan Berdasarkan Umur ... 82

V.4 Persentase Pekerjaan Wisatawan ... 83

V.5 Persentase Wisatawan Berdasarkan Status Kunjungan ... 83

V.6 Persentase Moda Transportrasi yang Digunakan Wisatawan... 84

V.7 Persentase Lama Tinggal atau Berkunjung Wisatawan ... 85

V.8 Persentase Kedatangan Wisatawan Bersama ... 86

V.9 Persentase Pengeluaran Wisatawan per Bulan ... 86

V.10 Persentase Asal Info Wisata Dieng ... 87

V.11 Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Daya Tarik Wisata ... 88

V.12 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi ... 89

V.13 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Kunjung Kembali ... 90

V.14 Hasil Uji Reliabilitas ... 91

V.15 Hasil Interpretasi Rata-rata Respons dari Responden ... 92

(16)

xiii

V.17 Analisis Deskriptif Variabel Minat Kunjung Kembali ... 95

V.18 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 96

V.19 Hasil Analisis Faktor ... 97

V.20 Analisis Silang Variabel Asal Wisatawan Dengan Variabel Motivasi ... 100

V.21 Hasil Perhitungan Chi Square Perbedaan Motivasi Berdasarkan Asal Wisatawan ... 100

V.22 Analisis Silang Variabel Pendapatan Wisatawan dengan Variabel Motivasi ... 103

V.23 Analisis Perhitungan Chi Square Perbedaan Motivasi Berdasarkan Pendapatan Wisatawan ... 103

V.24 Hasil Perhitungan Post Hoc Motivasi Berkunjung ... 106

V.25 Mean Minat Berkunjung Kembali Masing-masing Kluster ... 107

(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

I.1 Model Proses Motivasi ... 7

II.1 Konsep Motif dan Motivasi ... 17

II.2 Model Penelitian ... 36

IV.1 Telaga Warna ... 58

IV.2 Telaga Pengilon ... 59

IV.3 Gua Semar ... 60

IV.4 Gua Sumur ... 61

IV.5 Gua Jaran ... 62

IV.6 Kawah Chandradimuka ... 63

IV.7 Kawah Sikidang ... 64

IV.8 Dieng Theater ... 66

IV.9 Candi Arjuna ... 67

IV.10 Kebun Teh Tambi ... 68

IV.11 Festival Kebudayaan Ruwatan ... 69

IV.12 Tarian Jathilan ... 71

(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Daftra Pertanyaan dan Hasil Penelitian Tahap I ... 124

Lampiran 2 Kuesioner ... 138

Lampiran 3 Deskripsi Responden ... 145

Lampiran 4 Hasil Tabulasi dan Penelitian Tahap II ... 151

Lampiran 5 Hasil Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 170

Lampiran 6 Hasil Output Analisis Faktor ... 175

Lampiran 7 Hasil Output Hubungan Antar Variabel dan Chi Square ... 176

Lampiran 8 Hasil Output Post-Hoc Bonferroni ... 178

(19)

xvi

ABSTRAK

Motivasi Kunjungan ke Dataran Tinggi Dieng dan Pengaruhnya

pada Minat Berkunjung Ulang

Stefanus Chandra Perdana Kusuma Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja Motivasi Wisatawan ketika berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng, apakah ada perbedaan motivasi dilihat dari karakteristik konsumen yaitu asal wisatawan dan pendapatan, dan apakah ada perbedaan minat kunjung kembali dilihat dari motivasi wisatawan. penelitian ini dilakukan dengan dua tahap penelitian yaitu tahap pertama dilakukan dengan metode wawancara dengan tiga responden yang memiliki kompetensi dalam bidang pariwisata untuk mengetahui secara jelas apa saja Motivasi Wisatawan berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng. hasil dari penelitian tahap pertama digunakan sebagai dasar untuk membuat kuesioner yang akan digunakan pada penelitian tahap kedua. Pada penelitian tahap kedua dilakukan dengan metode kuesioner dengan pengambilan sampel menggunakan teknik convenience sampling dan disebar sebanyak 100 responden yang sedang berkunjung di Dataran Tinggi Dieng.

(20)

xvii

ABSTRACT

Motivation in Visiting Dieng Plateau and Its Influences on

Interest to Revisit

Stefanus Chandra Perdana Kusuma Sanata DharmaUniversity

Yogyakarta, 2016

This research aims to find out tourists‟ motivation during a visit to the Dieng Plateau. Whether there is any difference in motivation as seen in consumer characteristics, namely origins and incomes; and whether there is any difference in interest to revisitas seen in tourist motivation. This research is conducted in two stages. The first stage of research is conducted by interviewing three respondents who have competence in the field of tourism to clearly find out tourists‟ motivation in visitingDieng Plateau. The result from the first stage of research is used as a basis to develop a questionnaire that will be used in the second stage. The second stage of research is conducted by composing a questionnaire.The questionnaires is distributed to 100 respondents who visited Dieng Plateau. The respondents were chosen by convenience sampling.

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata merupakan sebuah kegiatan yang sangat penting bagi

seseorang, dan atau sekelompok orang. Setelah disibukkan oleh rutinitas

sehari-hari, baiknya pada hari libur seseorang dapat melakukan perjalanan wisata karena

dengan perjalanan wisata banyak manfaat yang didapatkan. Menurut

Undang-Undang No.10 tahun 2009 tentang Pariwisata, “Pariwisata adalah berbagai macam

wkegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan

masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintas daerah”. Dari arti pariwisata

tersebut kita dapat menarik kesimpulan bahwa pariwisata erat kaitannya dengan

kehidupan sosial dan ekonomi.

Pariwisata adalah salah satu sektor yang berpotensi untuk meningkatkan

devisa negara. Menteri Pariwisata Arief Yahya (Sumber : traveling.bisnis.com)

mangatakan bahwa berdasarkan analisis kunjungan wisatawan selama ini 40%

kunjungan ke Bali, 30% ke Jakarta, 25% ke Batam, dan 5% sisanya ke berbagai

wilayah di Indonesia. Pemerintah akan memperkuat daerah-daerah ini untuk

memenuhi target kunjungan. Hal ini diperkuat dengan naiknya anggaran APBN

tahun 2015 dari Rp 1,3 triliun menjadi Rp 4 triliun untuk mempromosikan

pariswisata. Dengan naiknya anggaran promosi pariwisata ini diharapkan

masalah-masalah yang timbul selama ini sehubungan dengan pariwisata dapat

(22)

2

Indonesia adalah negara yang memiliki banyak tempat wisata yang sangat

indah dan telah diakui oleh dalam negeri ataupun mancanegara. Hal ini

menyebabkan para wisatawan asing atau domestik sangat senang untuk

mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia. Menurut data BPS,

berikut ini adalah tabel dan grafik pertumbuhan jumlah turis asingdi Indonesia

sejak 2008-2013

Tabel I.1Jumlah Turis Mancanegara

Sumber : Data BPS tahun 2014

Grafik I.1 Pertumbuhan Jumlah Turis Asing di Indonesia Sejak 2008-2013 Sumber : Data BPS tahun 2014

Dari data di atas kita dapat melihat bahwa jumlah wisatawan asing yang

berkunjung ke Indonesia terus meningkat secara signifikan. Hal ini menjadi

catatan penting untuk Pemerintah Pusat ataupun Pemerintah Daerah, karena

Pemerintah harus memberikan pelayanan yang baik dari aspek infrastruktur dan

6.234.497 6.323.730

7.002.944

7.649.731 8.044.462

8.802.129

2008 2009 2010 2011 2012 2013

(23)

3

aspek lainnya agar membuat wisatawan ini merasa nyaman ketika berkunjung dan

mau untuk berkunjung kembali.

Selain menjadi salah satu sektor untuk meningkatkan devisa negara,

pariwisata dengan kekayaan alam, seni budaya, tradisi dalam mayarakat, dan

fasilitas-fasilitas pendukungnya menjadi modal terpenting untuk membangun dan

mengembangkan suatu daerah.

Tabel I.2 Jumlah Daya Tarik Wisata di Jawa Tengah Tahun Jumlah Daya Tarik Wisata Pertumbuhan

2006 246 -

2007 233 -5.28%

2008 255 9.44%

2009 257 0.78%

2010 266 3.50%

2011 284 6.76%

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Tengah Tahun 2006 – 2011 (penelitian tahun 2013)

Tabel di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan obyek wisata dari tahun

2006-2011 di Jawa Tengahselalu berfluktuatif. Hal ini menjadi peringatan bagi

pemerintah daerah Jawa Tengah, dan menjadi bahan evaluasi kedepannya agar

jumlah wisatawan dapat meningkat secara signifikansehingga dapat meningkatkan

pendapatan daerah di Provinsi Jawa Tengah.

Sehubungan dengan diberlakukannya UU No.23 tahun 2014 bahwa dalam

rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat

(24)

4

adalah penyelenggara urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pemabntuan dengan

prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan

Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan

kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Daerah Otonom yang selanjutnya disebut Daerah

adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang

berwenang mengatur dan mengurus Urusan Pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat

dalam sistem Negara kesatuan Republik Indonesia.

Di Provinsi Jawa Tengah banyak terdapat daya tarikwisata, mulai dari

wisata rohani, wisata sejarah, wisata edukasi, hingga wisata alam. Dataran Tinggi

Dieng merupakan dataran tinggi yang tertinggi kedua di dunia setelah Tibet atau

Nepal, dan yang terluas di Pulau Jawa. Dieng terletak pada posisi 7‟ 12‟ Lintang

Selatan dan 109‟ 54‟ Bujur Timur, berada pada ketinggian 6.802 kaki atau 2.093

m dpl. Secara administratif, Dieng mencangkup Desa Dieng Kulon, Kecamatan

Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten

Wonosobo.Dataran Tinggi Dieng menjadi salah satu daya tarik wisata yang

menawarkan berbagai macam wisata, mulai dari wisata alam yaitu : Telaga

Warna, Kebun Teh Tambi, Telaga Menjer, Telaga Pengilon, Kawah Sikidang,

(25)

5

Waja dan lainnya. Untuk wisata sejarah yaitu Candi Gathotkaca, Candi Arjuna,

Candi Bima, Candi Semar, Candi Punthadewa, dan Candi Srikandi, candi-candi

tersebut adalah peninggalan Mataram Kuno. Wisata-wisata tersebut menyebabkan

Dataran Tinggi Dieng menjadi salah satu obyek wisata yang diandalkan oleh

Provinsi Jawa Tengah.

Berikut adalah Tabel jumlah pengunjung, presentase, dan pertumbuhan

daya tarik wisata Dataran Tinggi Dieng selama tahun 2001-2008 :

TABEL I.3 Data Jumlah Pengunjung, Persentase, dan PertumbuhanWisatawan Domestik dan MancanegaraDaya Tarik

WisataDataran Tinggi DiengTahun 2001 – 2008

Tahun Wisatawan Jumlah

Wisatawan Domestik (orang) Persent ase (%) Pertum buhan (%) Wisatawan Mancanega ra (orang) Persent ase (%) Pertum buhan (%)

2001 64.209 91,4 - 6.024 8,6 - 70.223

2002 58.395 88,3 (9,05) 7.727 11,7 28,27 66.122 2003 60.812 94,0 4,13 3.385 6,0 (56,19) 64.677 2004 66.857 92,7 9,94 4.920 7,3 45,34 71.777 2005 62.680 91,6 (6,24) 5.695 8,4 15,75 68.375 2006 52.166 91,1 (16,67) 5.062 8,9 (11,11) 57.228 2007 70.833 96,1 35,78 2.874 3,9 (43,22) 73.707 2008 65.217 94,6 (7,92) 3.715 5,4 29,26 68.932

Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Banjarnegara (penelitian tahun 2010)

Dari data di atas terlihat bahwa jumlah kedatangan wisatawan domestik

pada tahun 2001-2008 masih sangat berfluktuatif. Puncak kedatangan wisatawan

domestik ke Dataran Tinggi Dieng adalah pada tahun 2007 dengan jumlah

(26)

6

terendah pada tahun 2006 yaitu hanya 52.166 orang atau 91,1% dalam satu tahun.

Begitu pula dengan wisatawan asing, jumlah kunjungan wisatawan asing ke

Dataran Tinggi Dieng juga berfluktuatif. Puncak kedatangan wisatawan asing

yaitu pada tahun 2002 dengan jumlah wisatawan asing sebanyak 7.727 orang atau

11,7% dalam satu tahun dan jumlah terendah yaitu pada tahun 2007 dengan

jumlah wisatawan asing sebanyak 2.874 orang atau 3,9%.

Pariwisata erat kaitannya dengan sudut sosial dan sudut ekonomi

masyarakat. Arti sudut sosial adalah bahwa dengan adanya obyek pariwisata dapat

menumbuhkan rasa kebersamaan di antara wisatawan, karena akan terjadi

interaksi di antara wisatawan tersebut. Selain itu tumbuhnya rasa cinta pada

Indonesia, karena Indonesia memiliki obyek-obyek pariwisata yang indah.

Sedangkan dari sudut ekonomi dapat di analisis dari berbagai bidang, mulai dari

bidang pengelolaan pariwisata, sumber daya pariwisata, hingga pemasaran

pariwisata tersebut.

Menurut Kotler, dan Keller (2008:5), “Pemasaran adalah mengidentifikasi

dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan

singkat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang

menguntungkan.” Orientasi pemasaran adalah konsumen dan pesaing. Dalam

menjalankan perekonomian bahkan perekonomian pariwisata, pemasaran sangat

dibutuhkan. Karena dengan adanya analisis pemasaran yang baik dan tepat maka

sasaran organisasi dapat dicapai.

Motivasi adalah salah satu faktor terpenting yang dimiliki wisatawan

(27)

7

bermacam-macam, ada yang berwisata dengan tujuan pendidikan, wisatawan

dapat berwisata ke tempat pembelajaran seperti museum. Ada yang berwisata

dengan tujuan rohani, wisatawan dapat berwisata ke goa maria atau tempat rohani

lainnya. Ada juga yang berwisata dengan tujuan rekreasi, wisatawan dapat

berwisata ke tempat-tempat hiburan atau dapat berwisata yang menawarkan

keindahan alam.Schiffman, dan Kanuk (2007:72), menyebutkan bahwa Motivasi

dapat digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa

mereka untuk bertindak. Tenaga pendorong tersebut dihasilkan oleh keadaan

tertekan, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Individu

secara sadar maupun tanpa sadar berjuang untuk mengurangi ketegangan ini

melalui perilaku yang mereka harapkan akan memenuhi kebutuhan mereka dan

dengan demikian akan membebaskan mereka dari tekanan yang mereka rasakan.

Tujuan tertentu yang mereka pilih dan pola tindakan yang mereka lakukan untuk

mencapai tujuan tertentu merupakan hasil dari pemikiran dan proses belajar

individu.

Sumber: Schiffman, dan Kanuk (2007)

Gambar I.1 Model Proses Motivasi

(28)

8

Minat kunjungan kembali wisatawan dapat diartikan sebagai loyalitas

konsumen terhadap suatu barang atau produk. Minat kunjung kembali wisatawan

pada suatu obyek wisata berarti bahwa wisatawan loyal terhadap obyek wisata tersebut. Membangun loyalitas wisatawan lebih sulit daripada memuaskan

wisatawan. Memuaskan wisatawan dapat dengan memberikan pelayanan yang

terbaik sesuai apa yang wisatawan inginkan. Dalam hal ini membangun loyalitas

wisatawan harus sangat diperhatikan karena tidak hanya berhenti pada wisatawan

tersebut sering datang ke suatu obyek wisata, namun juga dapat mereferensikan

obyek wisata tersebut kepada oranglain. Kotler, dan Keller (2007:175)

menjelaskan bahwa loyalitas atau kesetiaan didefinisikan sebagai komitmen yang

dipegang kuat untuk membeli atau berlangganan lagi produk atau jasa tertentu di

masa depan meskipun pengaruh situasi dan usaha pemasaran yang berpotensi

menyebabkan perubahan perilaku.

Segmentasi pasar sangat penting dalam manajemen pemasaran.

Segmentasi pasar membantu pengambil keputusan (manajer pemasaran) untuk

mengklasifikasi konsumen secara spesifik agar tepat sasaran. Menurut Schiffman

dan Kanuk (2007:37), segmentasi pasar dapat didefinisikan sebagai proses

membagi pasar menjadi irisan-irisan konsumen yang khas yang mempunyai

kebutuhan atau sifat yang sama dan kemudian memilih satu atau lebih segmen

yang akan dijadikan sasaran bauran pemasaran yang berbeda.

Pendapatan adalah salah satu faktor penting bagi seseorang untuk

(29)

9

pendapatan yang lebih tinggi akan berbeda dengan seseorang atau kelompok yang

berpendapatan lebih rendah dalam hal mengambil sebuah keputusan. Orang atau

sekelompok orang yang memiliki pendapatan yang tinggi akan lebih cenderung

berwisata keluar negeri atau daerah wisata yang menurutnya menarik untuk

dikunjungi. Berbeda dengan orang yang berpendapatan rendah lebih cenderung

untuk berwisata yang disesuaikan dengan budget atau pendapatannya.

B. Rumusan Masalah

Dataran Tinggi Dieng menawarkan wisata alam dan juga wisata

pengetahuan atau sejarah. Dataran Tinggi Dieng menjadi salah satu sektor

pariwisata yang baik untuk dikembangkan agar menjadi daerah wisata yang

dikenal tidak hanya dalam negeri, namun hingga mancanegara. Berdasarkan

potensi tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi manajer (pemasaran) Wisata di

Dataran Tinggi Dieng untuk meningkatkan promosi dan menjaga loyalitas

wisatawan agar mau datang kembali.

Berdasarkan Rumusan Masalah tersebut, maka penelitian ini mengajukan

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apa saja motivasi wisatawan ketika berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng ?

2. Apakah ada perbedaan motivasi dilihat dari karakteristik konsumen, yaitu

(30)

10

3. Apakah ada perbedaan minat kunjung kembali dilihat dari motivasi

berkunjung ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui motivasi wisatawan ketika berkunjung ke Dataran

Tinggi Dieng.

2. Untuk mengetahui perbedaan motivasi dilihatdari karakteristik konsumen,

yaitu asal wisatawan dan pendapatan.

3. Untuk mengetahui perbedaan minta kunjung kembali dilihat dari motivasi

berkunjung.

D. Batasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dataran Tinggi Dieng, karena akan meneliti

tentang apa saja motivasi wisatawan ketika mereka berkunjung ke Dataran Tinggi

Dieng. Lalu akan meneliti apakah ada perbedanan minat kunjung kembali

wisatawan dilihat dari karakteristik wisatawan, yaitu motivasi berkunjung.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Peneliti berharap penelitian ini bisa menjadi salah satu bentuk penerapan

pengetahuan dan teori yang diperoleh selama ini kepada realita kerja yang

(31)

11

2. Bagi Universitas

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan

sumber bacaan di perpustakaan dan sebagai acuhan penelitian selanjutnya.

3. Bagi Pemerintah

Penelitian ini dapat menjadi referensi dalam mengambil kebijakan publik

(32)

12

BAB II

TINJAUAN LITERATUR dan PERUMUSAN HIPOTESIS

A.

Tinjauan Literatur

1. Manajemen Pariwisata

1.1. Pengertian Manajemen

Manajemen mempunyai arti yang sangat luas, dapat berarti proses, seni,

ataupun ilmu. Dikatakan proses karena manajemen terdapat beberapa

tahapan untuk mencapai tujuan, yaitu perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengawasan. Dikatakan seni karena manajemen merupakan

suatu cara atau alat untuk seorang manajer dalam mencapai tujuan. Dimana

penerapan dan penggunaannya tergantung pada masing-masing manajer

yang sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi dan pembawaan manajer.

Dikatakan ilmu karena manajemen dapat dipelajari dan dikaji

keberadaannya (Athoillah, 2010).

1.2. Pengertian Pariwisata

Menurut Undang-Undang No.10 tahun 2009 tentang Pariwisata,

“Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai

fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah,

(33)

13

E. Guyer Freuler (2013), merumuskan pengertian pariwisata dengan

memberikan batasan sebagai berikut : “…Pariwisata dalam arti modern

adalah merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan

menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya

disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas

manusia sebagai hasil dari perkembangan perniagaan, industri, serta

penyempurnaan dari alat–alat pengangkutan ”.

1.3. Pengertian Manajemen Pariwisata

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen

Pariwisata adalah suatu tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta

mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya

manusia dan sumberdaya lainnya dalam bidang pariwisata.

2. Perilaku Konsumen

2.1. Pengertian Perilaku Konsumen

Menurut Kotler dan Keller (2009:166) perilaku konsumen adalah studi

tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi, memilih, membeli,

menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk

memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Sedangkan menurut

(34)

14

diperlihatkan konsumen untuk mencari, membeli, menggunakan,

mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan

akan memuaskan kebutuhan mereka”.

2.2. Tujuan Perilaku Konsumen

Tujuan mempelajari dan menganalisis perilaku konsumen adalah

sebagai berikut (Sangadji dan Sopiah, 2013:10) :

1. Untuk mengimplementasikan konsep pemasaran sebagai rencana

untuk mempengaruhi calon konsumen.

2. Untuk memahami pengaruh yang kompleks ketika konsumen

mengonsumsi produk yang dibeli.

3. Untuk meningkatkan kepercayaan diri manajer (pemasaran) untuk

mempredikasi respons konsumen setelah strategi pemasaran

ditetapkan dan dilaksanakan.

4. Untuk menghindari kriteria rujuk-diri (self-referance criterion). Setiap konsumen memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda

tentang produk yang dibelinya. Ada yang tingkat pemahamannya

(35)

15

Mc Kechnie (2012) menyebutkan beberapa keuntungan memahami

perilaku konsumen adalah sebagai berikut :

1. Analisis konsumen menjadi dasar bagi manajemen pemasaran

untuk merancang strategi pemasaran.

2. Analisis konsumen membantu pengembangan kebijakan publik

bagi perusahaan.

3. Analisis konsumen berkontribusi dalam pemasaran altruistik.

Pemasaran altruistik adalah bidang studi yang (a) meneliti

penyebab kelalaian perilaku konsumen. (b) mengaplikasikan

penemuan untuk mengambangkan metode pemeliharaan dan/atau

mencegah guna mengurangi tindakan konsumen yang

menyimpang.

4. Analisis konsumen membentuk konsumen yang lebih efektif dalam

(36)

16

2.3. Faktor-Faktor Utama Penentu Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:250), ada tiga faktor utama

yang mempengaruhi konsumen untuk mengambil keputusan, yaitu :

1. Faktor Psikologis

Faktor Psikologis mencangkup presepsi, motivasi, pembelajaran,

sikap dan kepribadian. Sikap dan kepercayaan merupakan faktor

psikologis yang mempengaruhi keputusan pembeliankonsumen. Sikap

adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap

penawaran produk dalam situasi dan kondisi tertentu secara konsisten.

Sikap mempengaruhi kepercayaan, dan kepercayaan mempengaruhi

sikap. Kepribadian merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi

perilaku konsumen. Kepribadian adalah pola individu untuk merespons

stimulus yang muncul dari lingkungannya.

2. Pengaruh Faktor Situasional

Faktor situasional mencangkup keadaan sarana dan prasarana

tempat belanja, waktu belanja, penggunaan produk, dan kondisi saat

pembelian.

3. Pengaruh Faktor Sosial

Faktor sosial mencangkup undang-undang atau peraturan,

(37)

17

3. Motivasi

3.1.Pengertian Motivasi

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:72), motivasi dapat digambarkan

sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk

bertindak. Tenaga pendorong tersebut dihasilkan oleh keadaan tertekan,

yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Individu secara

sadar maupun tanpa sadar berjuang untuk mengurangi ketegangan ini

melalui perilaku yang mereka harapkan akan memenuhi kebutuhan mereka

dan dengan demikian akan membebaskan mereka dari tekanan yang mereka

rasakan. Tujuan tertentu yang mereka pilih dan pola tindakan yang mereka

lakukan untuk mencapai tujuan tertentu merupakan hasil dari pemikiran dan

proses belajar individu.

3.2.Konsep Motif dan Motivasi

Sangadji dan Sopiah (2013:157) menyebutkan bahwa konsep motif dan

[image:37.595.87.515.232.730.2]

motivasi dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar II.1Konsep Motif dan Motivasi

Sumber : Setiadi, 2003 (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013:159) Penerangan materil dan non

materil oleh internal dan eksternal perusahaan

Pemenuhan kebutuhan Daya penggerak dan

(38)

18

Penjelasan untuk gambar II.1 adalah sebagai berikut :

1. Perangsang materil dan non materil tercipta oleh internal dan

eksternal perusahaan.

2. Rangsangan menciptakan keinginan (want) dan mempengaruhi perilaku konsumen.

3. Keinginan menjadi daya penggerak dan kemauan konsumen.

4. Kemauan konsumen menghasilkan penemuan kebutuhan dan

kepuasan.

5. Kebutuhan dan kepuasan mendorong penciptaan perangsang yang

selanjutnya (siklus).

3.3. Macam-macam Motivasi Perjalanan

1. Dilihat Dari Kelompok Motivasi (McIntosh:1977; dalam Hayati, 2012:5)

a. Physiological Motivation (motivasi yang bersifat fisik atau fisiologis), antara lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan.

Berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, bersantai, dan

sebagainya.

b. Cultural Motivation (motivasi budaya), yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi, dan kesenian daerah lain.

Termasuk juga ketertarikan akan berbagai objek tinggalan

budaya (monument bersejarah).

(39)

19

menemui mitra kerja, melakukan hal-hal yang di anggap

mendatangkan gengsi (nilai pretise), melakukan ziarah, pelarian dari situasi-situasi yang membosankan.

d. Fantasy Motivation (motivasi karena fantasi), yaitu adanya fantasi bahwa di daerah lain seseorang akan bisa lepas dari

rutinitas keseharian yang menjemukan. (Pitana, 2005: 59)

2. Dilihat Dari Sifat MotivasiPerjalanan (dalam Pertiwi, 2011:12) a. Motivasi yang bersifat Internal (in order motive)

Motivasi ini berasal dari dalam diri seseorang yang mendorong

seseorang itu untuk melakukan suatu tindakan dengan

mengharapkan tercapainya suatu tujuan, dan tingkah laku ini

datang dengan sendirinya atau kesadaran sendiri. Diantaranya

adalah hobi yang ada pada diri wisatawan itu sendiri dan dengan

adanya dorongan dari finansial yang mencukupi oleh wisatawan

itu.

b. Motivasi yang bersifat eksternal (because motive)

Wisatawan melakukan suatu kegiatan kegiatan itu dikarenakan

ada yangmempengaruhinyaatau dirangsang dari luar diri yang

(40)

20

3.4. Kategori Motivasi

Menurut McIntosh, Goeldner and Ritchie (1995), (dalam Sayangbatti,

2013:2), motivasi dibagi kedalam 4 (empat) kategori yaitu:

1. Motivasi Fisik, yang berkaitan dengan penyegaran tubuh dan pikiran,

tujuan kesehatan, olahraga dan kesenangan. Disini aktivitas yang

dilakukan lebih mengarah pada aktivitas yang mengurangi tekanan

yang dihadapi seharihari.

2. Motivasi Budaya, yang diidentifikasi oleh keinginan untuk melihat

dan tahu lebih banyak tentang budaya lain, untuk mencari tahu

tentang penduduk asli suatu negara, gaya hidup mereka, musik, seni,

cerita rakyat, tari, dll. Keinginan untuk mengetahui budaya, adat,

tradisi, dan kesenian daerah lain.

3. Motivasi Interpersonal, kelompok ini termasuk keinginan untuk

bertemu orang baru, mengunjungi teman atau kerabat, dan mencari

pengalaman baru dan berbeda. Keinginan untuk relax dari rutinitas

mencari suasana baru atau mengunjungi beberapa kerabat.

4. Motivasi Status dan prestise: ini termasuk keinginan untuk kelanjutan

pendidikan.

3.5. Faktor Pendorong Motivasi Wisata (dalam Hayati, 2012:5) Berikut beberapa contoh faktor pendorong Motivasi Wisatawan

(41)

21

2. Relaxation. Keinginan untuk rekuperasi/penyegaran, yang juga berhubungan dengan motivasi untuk escape di atas.

3. Play. Ingin menikmati kegembiraan, melalui berbagai permainan yang merupakan permunculan kembali dari sifat kekanak-kanakan

dan melepaskan diri sejenak dari berbagai urusan yang serius.

4. Strengthening family bonds. Ingin mempererat hubungan kekerabatan, khususnya dalam konteks VFR (Visiting Freinds and Relations). Keakraban hubungan kekerabatan ini juga terjadi di antara anggota keluarga yang melakukan perjalanan bersama-sama,

karena kebersamaan sangat sulit diperoleh dalam suasana kerja

sehari-hari di negara industri.

5. Prestige. Untuk menunjukkan gengsi, dengan mengunjungi destinasi yang menunjukkan kelas dan gaya hidup, yang juga merupakan

dorongan untuk meningkatkan status atau derajat sosial. Bagi

berbagai masyarakat, perjalanan keluar merupakan salah satu bentuk

„inisiasi‟.

6. Social interaction. Untuk dapat melakukan interaksi sosial dengan teman sejawat atau dengan masyarakat lokal yang dikunjungi.

7. Romance. Keinginan untuk bertemu denngan orang-orang yang bisa memberikan suasana romantis atau untuk memenuhi kebutuhan

seksual, khususnya dalam pariwisata seks.

(42)

22

kebudayaan etnis lain. Ini merupakan pendorong yang dominan di

dalam pariwisata.

9. Self-fulfilment. Keinginan untuk menemukan diri sendiri ( self-discovery), karena diri sendiri biasanya bisa ditemukan pada saat kita menemukan daerah atau orang yang baru.

10.Wish-fulfilment. Keinginan untuk merealisasikan mimpi-mimpi yang lama dicitacitakan, sampai mengorbankan diri dengan cara berhemat

agar bisa melakukan perjalanan. Hal ini juga sangat jelas dalam

perjalanan wisata religius, sebagai bagian dari keinginan tau

dorongan yang kuat dari dalam diri.

4. Segmentasi

4.1. Pengertian Segmentasi

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:37), segmentasi pasar dapat

didefinisikan sebagai proses membagi pasar menjadi irisan-irisan konsumen

yang khas yang mempunyai kebutuhan atau sifat yang sama dan kemudian

memilih satu atau lebih segmen yang akan dijadikan sasaran bauran

pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar yaitu mengidentifikasi dan

memilih-milih kelompok pembeli yang berbeda-beda yang mungkin

(43)

23

4.2. Dasar Segmentasi PasarBerdasarkan Karakteristik Konsumen Kotler dan Keller (2008:234), merumuskan dasar-dasar untuk membuat

segmentasi pasar berdasarkan karakteristik konsumen sebagai berikut :

1. Segmentasi Demografis. Segmentasi demografis membagi pasar

menjadi kelompok berdasarkan variabel seperti usia, jenis kelamin,

ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan,

pendidikan, agama, ras, generasi, dan kebangsaan. Fakor-faktor

demografis tersebut adalah dasar paling umum yang digunakan

untuk menetapkan segmentasi kelompok pelanggan. Salah satu

alasannya adalah bahwa tingkat variasi kebutuhan, keinginan, dan

penggunaan konsumen sering berhubungan erat dengan variabel

demografis. Variabel demografis merupakan variabel yang paling

mudah diukur di bandingkan dengan variabel lainnya.

2. Segmentasi Geografis. Segmentasi geografis membutuhkan

pembagian pasar menjadi unit geografis yang berbeda seperti negara,

wilayah, negara bagian, daerah, kota,atau bahkan lingkungan sekitar.

Suatu perusahaan mungkin memutuskan untuk beroperasi disatu atau

beberapa wilayah geografis, atau beroperasi di seluruh wilayah tetapi

memberi perhatian pada perbedaan geografis dalam kebutuhan dan

keinginan.

3. Segmentasi Psikografis. Segmentasi psikografis membagi pembeli

menjadi kelompok berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup,

(44)

24

demografis yang sama bisa memiliki komposisi psikografis yang

sangat berbeda.

4. Segmentasi Perilaku. Segmentasi perilaku membagi pembeli menjadi

kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau

respons terhadap sebuah produk. Banyak pemasar percaya bahwa

variabel perilaku adalah titik awal terbaik untuk membangun

segmen pasar.

4.3. Segmentasi Berdasarkan Respons Konsumen

Segmentasi ini mengelompokkan pembeli berdasarkan pada

pengetahuan, sikap, penggunaan, atau reaksi mereka terhadap produk

(Lupiyoadi, 2013:60)

1. Segmentasi Manfaat. Segmentasi manfaat membagi pasar menjadi

kelompok menurut beraneka manfaat yang dicari konsumen dari

produk.

2. Segmentasi Penggunaan. Segmentasi penggunaan membagi

konsumen dalam pengguna berat, pengguna menengah, dan

pengguna ringan. Pengguna berat biasanya hanya memiliki

presentase kecil dari seluruh pasar, tetapi memiliki presentase yang

tinggi dari total pembelian.

3. Segmentasi Respons Promosi. Segmentasi respons promosi

mengelompokkan konsumen berdasarkan bagaimana konsumen

(45)

25

4. Segmentasi Loyalitas. Pasar dapat disegmentasikan berdasarkan

loyalitas konsumen. Beberapa konsumen benar-benar setia atau

loyal terhadap satu macam produk.

5. Segmentasi Jasa. Segmentasi berdasarkan jaas berfokus pada apakah

penawaran jasa dapat dibedakan. Apakah sebuah produk

membutuhkan level jasa yang sama. Serta, bisakah

pengelompokkan konsumen diidentifikasikan dengan permintaan

jasa yang sama.

4.4. Manfaat Segmentasi

Berikut adalah manfaat dari segmentasi :

1. Mendesain jasa yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar.

Ketika membuat sebuah produk, produk kita nantinya menjadi tepat

sasaran dengan apa yang dibutuhkan oleh konsumen atau produk kita

sesuai dengan keinginan konsumen yang sudah kita tetapkan di awal.

2. Menganalisis pasar. Kita dapat menganalisis pasar sasaran, melihat

dan menganalisis SWOT dari perusahaan kita.

3. Menemukan peluang. Dalam bisnis kita selalu memiliki pesaing,

dengan kita melakukan segmentasi terlebih dahulu, maka kita akan

menemukan peluang bisnis apa yang kita kuasai, dengan demikian

kita akan menjadi berbeda walau termasuk dalam bisnis yang sama.

4. Menguasai posisi yang superior (unggul) dan kompetitif. Keuntungan

(46)

26

5. Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien. Segmentasi

erat kaitannya dengan pemasaran, sehingga dengan adanya

segmentasi juga dapat menentukan strategi komunikasi yang baik

untuk promosi terhadap konsumen.

5. Minat Kunjung Kembali

Menurut Ajzen and Fishbein (dalam Petrick, Morais dan Norman

2001:42) keinginan untuk melakukan perjalanan di masa depan dipengaruhi

oleh sikap mereka terhadap pengalaman masa lalunya. Dari sudut pandang

manajerial, pengukuran sikap, norma dan kontrol bisa menjadi sangat sulit

dan mahal, sementara pengukuran perilaku masa lalu dapat dicapai dengan

pencatatan yang sederhana.(Quellete dan Kayu, dalam Petrick, Morais, dan

Norman, 2001:42).

Menurut Sonmez dan Graeffe (1998) menyebutkan bahwa penelitian di

bidang pariwisata menunjukkan bahwa pengalaman perjalanan masa lalu ke

tujuan tertentu meningkatkan niat untuk melakukan perjalanan ke sana lagi.

6. Loyalitas

6.1. Pengertian Loyalitas

Menurut Oliver (2005) loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan

secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian

ulang produk atau jasa terpilih secara konsisten di masa yang akan datang,

meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi

untuk menyebabkan perubahan perilaku. Berdasarkan definisi tersebut

(47)

27

ditunjukkan dengan pembelian rutin dan didasarkan pada unit pengambilan

keputusan

6.2. Karakteristik Loyalitas Konsumen

Konsumen yang loyal merupakan aset penting bagi perusahaan. Hal ini

dapat dilihat dari karakteristik yang dimilikinya. Griffin (2005) menyatakan

bahwa konsumen yang loyal memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Melakukan pembelian secara teratur (makes regular repeat purchases)

2. Melakukan pembelian di semua lini produk atau jasa (purchases across product and service lines)

3. Merekomendasikan produk lain (refres other)

4. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing

(demonstrates on immunity to the full of the competition) 6.3. Merancang dan Menciptakan Loyalitas

Dalam kaitannya dengan pengalaman pelanggan, Morais (2005)

mengungkapkan bahwa loyalitas pelanggan tidak bisa tercipta begitu saja,

tetapi harus dirancang oleh perusahaan. Adapun tahap-tahap perancangan

loyalitas tersebut adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi nilai pelanggan (define customer value) a. Identifikasi segmen pelanggan sasaran

b. Definisikan nilai pelanggan sasaran dan tentukan pelanggan

mana yang menjadi pendorong keputusan pembelian dan

(48)

28

c. Ciptakan diferensiasi janji merek

2. Merancang pengalaman pelanggan bermerek (design the branded customer experience)

a. Mengembangkan pemahaman pengalaman pelanggan

b. Merancang perilaku karyawan untuk merealisasikan janji merek

c. Merancang perubahan strategi secara keseluruhan.

3. Melengkapi orang dan menyampaikan secara konsisten (equip people and deliver consistently)

a. Mempersiapkan pemimpin untuk menjalankan dan memberikan

pengalaman kepada pelanggan.

b. Melengkapi pengetahuan dan keahlian karyawan untuk

mengembangkan dan memberikan pengalaman kepada

pelanggan dalam setiap interaksi yang dilakukan pelanggan

terhadap perusahaan.

c. Memperkuat kinerja perusahaan melalui pengukuran dan

tindakan kepemimpinan.

4. Menyokong dan meningkatkan kinerja (sustain and enchance performance)

a. Gunakan respons timbal balik pelanggan dan karyawan untuk

memelihara karyawan secara berkesinambungan dan untuk

mempertahankan pengalaman pelanggan

(49)

29

langsung dalam pemberian dan penciptaan pengalaman

pelanggan.

c. Secara terus menerus mengembangkan dan atau

mengkomunikasikan hasil untuk menanamkan pengalaman

konsumen bermerek yang telah dijalankan perusahaan.

6.4. Tahap-tahap Loyalitas

Griffin (2005) menyatakan bahwa tahapan loyalitas pelanggan terbagi

menjadi 8, yaitu :

1. Terduga (suspects), meliputi semua orang yang mungkin akan membeli barang atau jasa perusahaan, tetapi sama sekali belum

mengenal perusahaan dan barang atau jasa yang ditawarkan.

2. Prospek (prospects), merupakan orang-orang yeng memiliki kebutuhan akan produk atau jasa tertentu dan mempunyai

kemampuan untuk membelinya. Meskipun belum melakukan

pembelian, para prospek telah mengetahui keberadaan perusahaan

dan barang atau jasa yang ditawarkan karena seseorang telah

merekomendasikan barang atau jasa tersebut kepadanya.

3. Prospek terdiskualifikasi (disqualified prospects), yaitu prospek yang telah mengetahui keberadaan barang atau jasa tertentu, tetapi tidak

mempunyai kebutuhan akan barang atau jasa tertentu, atau tidak

(50)

30

4. Pelanggan mula-mula (first time customer), yaitu pelanggan yang membeli untuk pertama kalinya. Mereka masih menjadi pelanggan

yanag baru.

5. Pelanggan berulang (repeat customer), yaitu pelanggan yang telah membeli produk yang sama sebanyak dua kali atau lebih, atau

membeli dua macam produk yang berbeda dalam dua kesempatan

yang berbeda pula.

6. Klien, membeli semua barang atau jasa yang ditawarkan dan

dibutuhkan. Mereka membeli secara teratur. Hubungan dengan jenis

pelanggan ini sudah kuat dan berlangsung lama, yang membuat

mereka tidak terpengaruh oleh produk pesaing.

7. Pendukung (advocates), seperti halnya klien, pendukung membeli barang atau jasa yang ditawarkan dan yang dibutuhkan, serta

melakukan pembelian secara teratur. Selain itu mereka mendorong

teman-teman mereka agar membeli barang atau jasa perusahaan atau

merekomendasikan perusahaan tersebut pada orang lain. Dengan

begitu, secara tidak langsung mereka telah melakukan pemasaran

dan membawa pelanggan untuk perusahaan.

8. Mitra, merupakan bentuk hubungan yang paling kuat antara

pelanggan dan perusahaan, dan berlangsung terus-menerus karena

kedua pihak melihatnya sebagai hubungan yang saling

(51)

31

6.5. Prinsip-prinsip Loyalitas

Kotler, Philip (2005), mengemukakan bahwa pada hakikatnya loyalitas

pelanggan dapat diibaratkan sebagai perkawinan antara perusahaan dan

publik (terutama pelanggan inti). Jalinan relasi ini akan langsung bila

dilandasi sepuluh prinsip pokokloyalitas pelanggan berikut :

1. Kemitraan yang didasarkan pada etika dan integritas utuh

2. Nilai tambah (kualitas, biaya, waktu siklus, tekhnologi, profitabilitas,

dan sebagainya), dalam kemitraan antara pelanggan dan pemasok.

3. Sikap saling percaya antara manajer dan karyawan, serta antara

perusahaan dan pelanggan inti.

4. Keterbukaan (saling berbagi data tekhnologi, strategi, dan biaya)

antara pelanggan dan pemasok.

5. Pemberian bantuan secara aktif dan konkret.

6. Tindakan berdasarkan semua unsur antusiasme konsumen.

7. Fokus pada faktor-faktor tidak terduga yang bisa menghasilkan

kesenangan pelanggan.

8. Kedekatan dengan pelanggan internal dan eksternal.

9. Pembinaan relasi dengan pelanggan pada tahap purnabeli.

(52)

32

6.6. Mempertahankan Loyalitas Pelanggan

Zeithmal dan Bitner (2005), mengemukakan bahwa untuk mewujudkan

dan mempertahankan loyalitas pelanggan dibutuhkan langkah kunci yang

saling terikat, yaitu :

1. Komitmen dan keterlibatan manajemen puncak

2. Tolok ukur internal (internal benchmarking) 3. Identifikasi kebutuhan pelanggan

4. Penilaian kapabilitas persaingan

5. Pengukuran kepuasan dan loyalitas pelanggan

6. Analisis umpan balik dari pelanggan, mantan pelanggan, non

pelanggan, dan pesaing

7. Perbaikan berkesinambungan.

6.7. Mengukur Loyalitas

Tjiptono (2005) mengemukakan enam indikator yang dapat digunakan

untuk mengukur loyalitas konsumen, yaitu :

1. Pembelian ulang

2. Kebiasaan mengkonsumsi merek

3. Rasa suka yang besar pada merek

4. Ketetapan pada merek

5. Keyakinan bahwa merek tertentu adalah merek terbaik

(53)

33

B. Perumusan Hipotesis

1.a. Perbedaan motivasi dilihat dari karakteristik konsumen, yaitu asal

wisatawan.

Asal wisatawan dapat mempengaruhi motivasi wisatawan untuk

berkunjung atau melakukan perjalanan wisata. Dalam ilmu manajemen

pemasaran, pengetahuan tentang asal wisatawan sangat penting untuk

menentukan strategi yang akan digunakan untuk menarik wisatawan agar

mau berkunjung. Dalam manajemen pemasaran asal wisatawan atau

konsumen masuk dalam segmentasi pasar, yaitu segmentasi geografis.

Segmentasi geografis membutuhkan pembagian pasar menjadi unit

geografis yang berbeda seperti negara, wilayah, negara bagian, daerah,

kota,atau bahkan lingkungan sekitar. Suatu perusahaan mungkin

memutuskan untuk beroperasi di satu atau beberapa wilayah geografis,

atau beroperasi di seluruh wilayah tetapi memberi perhatian pada

perbedaan geografis dalam kebutuhan dan keinginan. (Kotler dan Keller, 2008:234)

Berdasarkan argumentasi di atas, maka penelitian ini mengajukan

Hipotesis, sebagai berikut :

(54)

34

1.b. Perbedaan motivasi dilihat dari karakteristik konsumen, yaitu pendapatan.

Pendapatan juga menjadi salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi motivasi wisatawan untuk berkunjung atau melakukan

perjalanan wisata. Tingkat pendapatan yang berbeda-beda antara satu

orang dengan yang lainnya, mengakibatkan tujuan wisata yang mereka

inginkan juga berbeda-beda. Dalam manajemen pemasaran pendapatan

masuk dalam segmentasi pasar, yaitu segmentasi demografis.

Segmentasi Demografis. Segmentasi demografis membagi pasar

menjadi kelompok berdasarkan variabel seperti usia, jenis kelamin, ukuran

keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan,

agama, ras, generasi, dan kebangsaan. Fakor-faktor demografis tersebut

adalah dasar paling umum yang digunakan untuk menetapkan segmentasi

kelompok pelanggan. Salah satu alasannya adalah bahwa tingkat variasi

kebutuhan, keinginan, dan penggunaan konsumen sering berhubungan erat

dengan variabel demografis. Variabel demografis merupakan variabel

yang paling mudah diukur dibandingkan dengan variabel lainnya.

Berdasarkan argumentasi diatas, maka penelitian ini mengajukan

Hipotesis, sebagai berikut :

(55)

35

2. Perbedaan minat kunjung kembali dilihat dari motivasi berkunjung

Menurut Ajzen and Fishbein (dalam Petrick, Morais dan Norman

2001:42) keinginan untuk melakukan perjalanan di masa depan

dipengaruhi oleh sikap mereka terhadap pengalaman masa lalunya. Dari

sudut pandang manajerial, pengukuran sikap, norma dan kontrol bisa

menjadi sangat sulit dan mahal, sementara pengukuran perilaku masa lalu

dapat dicapai dengan pencatatan yang sederhana.(Quellete dan Kayu,

dalam Petrick, Morais, dan Norman, 2001:42).

Menurut Sonmez dan Graeffe (1998) menyebutkan bahwa

penelitian di bidang pariwisata menunjukkan bahwa pengalaman

perjalanan masa lalu ke tujuan tertentu meningkatkan niat untuk

melakukan perjalanan ke sana lagi.

Banyak hal yang memotivasi wisatawan untuk melakukan

perjalanan wisata. Motivasi-motivasi tersebut dapat timbul dari internal

wisatawan ataupun eksternal wisatawan. Seperti penjelasan di atas

pengalaman masa lalu wisatawan adalah salah satu faktor internal yang

membuat wisatawan tersebut melakukan perjalanan wisata dan atau

melakukan perjalanan ke daerah wisata tersebut kembali. Faktor eksternal

yang mempengaruhi wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata

biasanya dikarenakan (a) Adanya promosi daerah wisata dari tour agent perjalanan atau iklan-iklan lainnya, entah iklan dari media cetak atau

media visual. (b) Adanya dorongan atau ajakan melakukan perjalanan

(56)

36

Harga yang terjangkau apabila memilih perjalanan wisata tersebut.

(d)Keunikan kebudayaan yang ada pada daerah wisata tersebut, entah dari

lingkungannya, makanan khas daerahnya, ataupun faktor lainnya.

Berdasarkan argumentasi diatas, maka penelitian ini mengajukan

H2 sebagai berikut :

H2: Ada perbedaan minat kunjung kembali dilihat dari motivasi berkunjung.

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kedua hipotesis tersebut, maka secara sederhana peneliti

[image:56.595.88.514.208.641.2]

dapat menggambarkan model penelitian sebagai berikut :

Gambar II.2 Model Penelitian

Motivasi

Karakteristik

Konsumen

(57)

37

BAB III

METODE PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2014:24) mengatakan bahwa “Metode penelitian pada

dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu”.

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis metode penelitian (mixed method), yaitu metode kualitatif dan metode kuantitif. Menurut Sugiyono (2014:475), metode penelitian kombinasi adalah suatu metode penelitian

yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode kuantitatif

dan metode kualitatif untuk digunakan secara bersema-sama dalam suatu

kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komperhensif,

valid, reliabel, dan objektif. Penelitian tahap pertama dimaksudkan untuk

mendapatkan atribut-atribut yang nantinya akan digunakan pada penelitian

tahap kedua sebagai pengembangan data kuisioner untuk penelitian tahap

kedua. Penelitian tahap pertama mencari atribut-atribut tentang apa saja

motivasi wisatawan ketika berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng.

Sedangkan penelitian tahap kedua akan meneliti dan menjelaskan rumusan

masalah dua dan tiga, penelitian tahap kedua menggunakan penelitian

kuantitatif, dengan menggunakan metode survei melalui kuisioner yang

(58)

38

2. Penelitian Tahap I

2.1. Tujuan Penelitian

Penelitian tahap pertama dilakukan peneliti dengan tujuan untuk

mendapatkan atribut-atribut yang relevan dengan motivasi wisatawan

yang berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng yang nantinya akan

digunakan penelitian selanjutnya (penelitian tahap II).

2.2. Jenis Penelitian

Penelitian tahap pertama menggunakan metode kualitatif yang

menjelaskan mengenai hal-hal yang akan berkaitan dengan motivasi

wisatawan yang berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng.

2.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian tahap pertama dilakukan oleh peneliti pada bulan

November - Desember 2015, dengan lokasi penelitian tahap pertama

adalah sebagai berikut :

a. Dinas Pariwisata Kabupaten Wonosobo.

b. Calya Wisata Tour and Travel.

c. PPWD (Paguyuban Pengelola Wisata Dieng).

2.4. Metode Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk penelitian tahap I yaitu wawancara.

Wawancara dimaksudkan untuk menggali informasi yang relevan

dengan tujuan penelitian serta pembicaraan yang terarah. Komunikasi

akan dilakukan secara informal, yaitu pewawancara hanya mengingat

(59)

39

metode wawancara yaitu peneliti dapat menggali informasi

sebanyak-banyaknya dan sedalam mungkin seputar penelitian yang sedang

diteliti.

2.5. Narasumber

Pada tahap pertama, peneliti akan menggunakan narasumber untuk

membantu menjelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

“Motivasi Wisatawan Berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng” dengan

harapan memperoleh informasi yang mendukung untuk melakukan

penelitian tahap selanjutnya. Peneliti mempunyai target sebagai

narasumber adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Wonosobo. Peneliti memilih

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Wonosobo sebagai

narasumber pertama karena menurut peneliti beliau

berkompeten di bidang pariwisata, dan beliau membawahi

semua Daerah Tujuan Wisata yang ada di seluruh Kabupaten

Wonosobo.

2. Pemilik Calya Wisata Tour and Travel. Peneliti memilih pemilik calya wisata tour and travel sebagai narasumber kedua karena calya wisata tour and travel adalah agen perjalanan wisata ke Dieng yang jasanya telah banyak dipakai oleh wisatawan.

3. Ketua PPWD (Paguyuban Pengelola Wisata Dieng). Peneliti

memilih ketua PPWD sebagai narasumber ketiga karenaPPWD

(60)

40

2.6. Teknik Analisis Data

Data yang dapat di analisis merupakan gagasan-gagasan yang

dapat disimpulkan menjadi sebuah atribut penelitian, dengan metode

content analysis (atribut-atribut yang sering diucapkan secara terus-menerus oleh narasumber) dan common-theme approach (atribut-atribut yang diucapkan serupa dengan narasumber lain) yang bersumber dari

hasil wawancara dengan narasumber.

2.7. Jenis-jenis Sumber Data

Menurut Sugiyono (2014:28), data kualitatif adalah data yang

berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif ini

penulis dapatkan menggunakan teknik pengumpulan data dengan

wawancara. Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh

melalui rekaman video ataupun bentuk foto. Data kualitatif berfungsi

untuk mengetahui kualitas dari sebuah objek yang akan diteliti. Pada

penelitian ini data kualitatifnya adalah hasil wawancara yaitu penelitian

tahap pertama.

2.8. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2014:224), wawancara merupakan teknik

pengumpulan data dimana pewawancara (peneliti atau yang diberi

tugas melakukan pengumpulan data) dalam mengumpulkan data

mengajukan suatu pertanyaan kepada yang diwawancarai. Metode

pengumpulan data primer yang dilakukan dengan cara komunikasi

(61)

41

secara lisan dengan responden yang menjawab pertanyaan secara lisan.

Wawancara tatap muka dapat dilakukan di tempat bekerja responden,

atau tempat lainnya yang dirasa cocok untuk melakukan wawancara.

3. Penelitian Tahap II

3.1. Tujuan Penelitian

Penelitian tahap kedua dapat dilakukan setelah mendapatkan hasil

data penelitian tahap pertama, yaitu berbagai atribut penelitian

(instrumen penelitian) yang akan digunakan dalam kuesioner.

3.2. Jenis Penelitian

Penelitian tahap kedua menggunakan metode kuantitatif untuk

menganalisis variabel-variabel apa saja yang berpengaruh pada

pembentukan Motivasi Wisatawan Berkunjung ke Dataran Tinggi

Dieng.

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian tahap kedua akan dilakukan oleh peneliti pada bulan

Januari 2016, dengan lokasi penelitian tahap kedua adalah Objek-objek

(62)

42

3.4. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2014:148), “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Adapun

yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah responden yang

pernah dan sedang berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014:149). Dalam

penelitian ini menggunakan convenience sampling, karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan dengan

menentukan kriteria untuk ketersediaan anggota populasi.

3.5. Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel non probability sampling. Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah convenience sampling. Peneliti telah menentukan kriteria untuk ketersediaan anggota populasi untuk mendukung penelitian dan

(63)

43

penelitian. Kriteria yang dimaksud adalah wisatawan yang sedang

berkunjung atau pernah berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng.

3.6. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan

sampel dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini yang

menjadi subjek penelitian adalah wisatawan yang sedang atau

pernah berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng. Alasannya karena

wisatawan yang pernah berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng

merupakan individu-individu yang sudah melakukan pembelian

produk wisata tersebut.

2. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian

adalah Motivasi, Asal Wisatawa, Pendapatan dan Minat Kunjung

Kembali.

3.7. Jenis-jenis Sumber Data

Menurut Sugiyono (2014:28), data kuantitatif adalah data yang

berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data

kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik

perhitungaan matematika atau statistika. Data kuantitatif berfungsi

(64)

44

diteliti. Pada penelitian ini data kuantitaif adalah hasil dari kuesioner

yaitu penelitian tahap kedua.

3.8. Teknik Pengumpulan Data

Kuesioner adalah merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi berbagai pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini kuesioner yang

digunakan untuk mengumpulkan data dari para responden yang telah

ditentukan. (Sugiyono, 2014:230).

4. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:95) variabel penelitian adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian

ditarik kesimpulan. Menurut hubungannya antara satu variabel dengan

variabel yang lain, maka variabel penelitian dibedakan menjadi 2 macam,

yaitu :

1. Independent Variable atau biasa disebut sebagai variabel bebas yang merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel terkait. Dalam penelitian

Gambar

Gambar II.1Konsep Motif dan Motivasi
Gambar II.2 Model Penelitian
Gambar IV.2 Telaga Pengilon Dataran Tinggi Dieng
Gambar IV.3 Gua Semar Dataran Tinggi Dieng
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ada hubungan yang sangat signifikan antara sumbangan pemberian makanan tambahan pemulihan terhadap perubahan status gizi (indeks BB/U) balita gizi buruk (p= 0,002)..

Secara umum pada tahun 2019 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Palangka Raya telah berhasil mencapai target indikator yang ditetapkan yaitu pencapaian kinerja KKP Kelas III

Pada prinsipnya pengetahuan yang harus diketahui oleh warga negara berkaitan dengan hak dan kewajiban/peran sebagai warga negara dan pengetahuan yang mendasar

Pembuatan minyak atsiri dengan penyulingan atau destilasi dipengaruhi oleh 3 faktor, antara lain: besarnya tekanan uap yang digunakan, bobot molekul

Informan 3 :”Lingkung an desa kami mayoritas remajanya tamatan SMA dan menurut mereka dengan lulusnya sekolah SMA sudah bisa mengurangi beban orang tua

Adapun narasumber dalam penelitian ini yaitu Anon¸ Harry Fandinus, dan Ligorius Niang (Tokoh Masyarakat). Sumber data yang diambil adalah saat peneliti sedang melakukan

Lempung adalah bahan berbutir halus (<0,002mm), terdapat secara alami dan bersifat tanah, tersusun oleh mineral-mineral lempung (senyawa alumina silikat hidrat) dan