SKRIPSI
R. OCTA ARDIE PRADANA 0612010092/ FE/EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
dan Hidayah-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul “PENGARUH SIKAP KONSUMEN DAN NORMA SUBYEKTIF TERHADAP MINAT BELI PRODUK SEPEDA MOTOR YAMAHA ”SCORPIO” DI PT. SURYA TIMUR SAKTI MOTOR SURABAYA”.
Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini Peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil maupun materiil, khususnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Muhadjir Anwar, SE., MM. Selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
MINAT BELI PRODUK SEPEDA MOTOR YAMAHA ”SCORPIO” DI PT. SURYA TIMUR SAKTI MOTOR SURABAYA
Yang Diajukan Oleh
OCTA ARDIE PRADANA 0612010092/ FE/EM
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun Skripsi oleh:
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Kustini, MSi. Tanggal : ………..
Mengetahui
Ketua Progam Studi Manajemen
Dr. Muhadjir Anwar, SE, MM NIP. 196509071991031001
Yang Diajukan Oleh
OCTA ARDIE PRADANA 0612010092/ FE/EM
Disetujui untuk Ujian Lisan oleh:
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Kustini, MSi. Tanggal : ………..
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
MINAT BELI PRODUK SEPEDA MOTOR YAMAHA ”SCORPIO” DI PT. SURYA TIMUR SAKTI MOTOR SURABAYA
Yang Diajukan Oleh
OCTA ARDIE PRADANA 0612010092/ FE/EM
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 27 Mei 2011
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Dra. Ec. Kustini, MSi. Drs. Ec. H. R. A. Suwaidi, MS Sekretaris
Dra. Ec. Kustini, MSi.
Anggota
Wiwik Handayani, SE., Msi
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Timur.
6. Kepada kedua orangtuaku yang tercinta yang telah mendoakan dan memberikan dukungan baik moril ataupun material.
7. Kepada teman, dan sahabat yang telah membantu dan memberikan dukungan selama ini.
8. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu Peneliti sangat berharap saran dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.
Akhir kata, sebagai ungkapan dan doa semoga jasa baik yang diberikan oleh semua pihak akan mendapat pahala yang berlimpah dari Allah S.W.T. dan harapan Peneliti semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang ingin mempelajari dan mengkaji pokok-pokok yang terkandung didalamnya.
Salam hormat, Surabaya, Mei 2010
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ABSTRAKSI ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 7
2.2. Landasan Teori... 8
2.2.1. Definisi Pemasaran... 8
2.2.2. Manajemen Pemasaran... 9
2.2.3. Konsep Pemasaran ... 10
2.2.4. Perilaku Konsumen ... 11
2.2.4.1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 11
2.2.4.2. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen... 12
2.2.4.3. Keputusan Pembelian Konsumen ... 19
2.2.4.4. Model Perilaku Pembelian ... 19
2.2.4.5. Proses keputusan Pembelian Konsumen .... 21
2.2.6. Norma Subyektif ... 27
2.2.6.2. Indikator Yang Membentuk Norma Subyektif ... 29
2.2.7. Minat Beli Konsumen ... 29
2.2.7.1. Indikator Yang Membentuk Minat Beli Konsumen ... 30
2.2.8. Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Minat Beli ... 31
2.2.9. Pengaruh Norma Subyektif Terhadap Minat Beli... 32
2.3. Kerangka Konseptual ... 33
2.4. Hipotesis... 34
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 35
3.1.1. Definisi Operasional... 35
3.1.2. Pengukuran Variabel ... 37
3.2 Teknik Penentuan Populasi dan Sampel ... 38
3.2.1. Populasi ... 38
3.2.2. Sampel... 38
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 39
3.3.1 Jenis dan Sumber Data ... 39
3.3.2 Metode Pengumpulan Data... 40
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 40
3.4.1. Teknik Analisis SEM ... 40
3.4.2. Uji Reliabilitas dan Validitas ... 41
3.4.2.1. Uji Validitas... 41
3.4.2.2. Uji Reliabilitas ... 41
3.4.3. Uji Outliers Univariat dan Multivariat ... 42
3.4.6. Uji Hipotesis... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 45
4.1.1. Deskripsi Karakteristik Responden... 45
4.1.2. Deskripsi Sikap Konsumen ... 48
4.1.3. Deskripsi Norma Subyektif... 50
4.1.4. Deskripsi Minat Beli Konsumen ... 52
4.2. Analisis Data ... 54
4.2.1. Evaluasi Outlier 54 4.2.2. Evaluasi Reliabilitas... 55
4.2.3. Evaluasi Validitas... 57
4.2.4. Evaluasi Construct Reliability dan Varance Extracted ... 58
4.2.5. Evaluasi Normalitas ... 59
4.2.6. Model Pengukuran Measurement... 60
4.2.6.1. Analisis Unidimensi First Order ... 60
4.2.7. Structural Equation Modeling (SEM)... 64
4.3.7.1. Analisis Model One-Step Approach To SEM ... 64
4.2.8. Evaluasi Kausalitas ... 63
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 64
4.3.1. Pengujian Hipotesis Hubungan Sikap Konsumen Terhadap Minat Beli Konsumen ... 6
4.3.2. Pengujian Hipotesis Hubungan Norma Subyektif Terhadap Minat Beli Konsumen ... 66
TABEL Hal 1.1 Data Penjualan Sepeda Motor Yamaha “Scorpio” PT. Surya Timur
Sakti Motor Surabaya Tahun 2009...4
4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...45
4.2. Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan ...46
4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan ...47
4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Sikap Konsumen ...48
4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Norma Subyektif ...50
4.6. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Minat Beli Konsumen ...52
4.7. Outlier Data ...55
4.8. Reliabilitas Data ...56
4.9. Validitas Data ...57
4.10. Construct Reliability Dan Variance Extracted...58
4.11. Normalitas Data...59
4.12. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One Step Approach-Base Model ...61
4.13. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One Step Approach-Modifikasi ...62
4.14. Hasil Uji Kausalitas...63
GAMBAR Hal
2.1. Model Perilaku Pembelian ... 20 2.2. Proses Keputusan Pembeli ... 21 2.3. Kerangka Konseptual... 38 3.1. Structural Equation Model Untuk Penelitian Pengaruh
Sikap Konsumen dan Norma Subyektif Terhadap Produk Sepeda Motor Yamaha “Scorpio” di PT Surya Timur Sakti
Motor Surabaya... 45 4.1. Model Pengukuran dan Struktural Customer Attitude,
Subjective Norm, & Purchase Intention
One Step Approach – Base Model ... 61
4.2. Model Pengukuran dan Struktural Customer Attitude,
Subjective Norm, & Purchase Intention
One Step Approach – Modification Model ... 62
Lampiran 1 : Kuesioner
Lampiran 2 : Tabulasi Jawaban Responden
Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas Lampiran 4 : Hasil Uji Outlier
Oleh
OCTA ARDIE PRADANA
ABSTRAKSI
Sebagai salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia bahkan dunia, perusahaan Yamaha memilki tanggung jawab untuk memuaskan para pelanggan dengan berbagai keunggulan, misalnya kualitas disain, warna, simbol dan ciri khas tertentu yang mampu mendongkrak penjualan dan juga menciptakan kesan tersendiri di benak pelanggan. Dari fenomena selama tahun 2009, penjualan sepeda motor Yamaha “SCORPIO” PT. Surya Timur Sakti Motor Surabaya, tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pihak manajemen perusahaan, turunnya minat beli konsumen akan sepeda motor Yamaha ”SCORPIO” ini kemungkinan disebabkan karena banyak sekali bermunculan merek sepeda motor dengan berbagai model, desain, memberikan kualitas yang bagus dan harga yang cukup bersaing.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini tujuan untuk mengetahui pengaruh sikap konsumen dan norma subyektif terhadap minat beli konsumen pada sepeda motor Yamaha ”SCORPIO”.
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada 110 responden dengan menggunakan teknik aksidental sampling. Teknik analisis yang dipergunakan adalah Structural Equation Modeling untuk mengetahui kausalitas antar variabel yang dianalisis.
Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diperoleh kesimpulan bahwa faktor Sikap Konsumen berpengaruh positif terhadap faktor Minat Beli Konsumen, tidak dapat diterima atau tidak signifikan (positif), dan faktor Norma Subyektif berpengaruh positif terhadap faktor Minat Beli Konsumen, dapat diterima atau signifikan (positif). Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori tidak sepenuhnya didukung oleh fakta.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin meningkatnya kebutuhan alat transportasi membawa angin segar bagi perusahaan otomotif terutama dibidang sepeda motor, yang mana sangat dibutuhkan oleh banyak orang, selain harganya terjangkau dan juga mudah perawatannya.
Konsumen akan memilih produk yang mengandung atribut – atribut yang diyakininya relevan dengan yang dibutuhkannya. Untuk itu produsen perlu mengetahui bagaiman konsumen menilai atribut – atribut dari produk yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan penilaian dari konsumen tersebut akan mempengaruhi niat beli konsumen..
Menurut Sigit (2006 : 82) niat adalah salah satu faktor internal (Individu) yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen untuk melakukan pembelian. Dalam proses pembelian, niat beli konsumen ini berkaitan erat dengan motif yang dimilikinya untuk memakai ataupun membeli produk tertentu.
desain, dengan memberikan kualitas yang bagus dan harga yang cukup bersaing, dengan begitu minat beli masyarakat akan tinggi
Minat seseorang untuk membeli suatu produk dipengaruhi oleh sikapnya terhadap perilaku atau tindakan pembelian dan norma subyektif, dimana persepsi seseorang bahwa orang lain yang baginya akan bertindak terhadap perilaku itu. (Schiffman dan Manuk (2000) dalam Sigit (2006 : 83)
Menurut teori Reasoned Action dan Fishbein (1975) dalam Sigit (2006 : 82), menyatakan bahwa tindakan seseorang adalah realisasi dari keinginan atau niat seseorang untuk bertindak dan faktor yang mempengaruh minat adalah sikap pada tindakan dan norma subyektif yang menyangkut persepsi seseorang apakah orang lain yang dianggap penting akan mempengaruhi perilakunya.
Menurut Umar (2003 : 435) Sikap adalah merupakan sebagai evaluasi, perasaan dan kecenderungan seseorang yang relatif terhadap suatu objek atau gagasan sebelum melakukan pembelian, Konsumen akan mempunyai kesetiaan terhadap produk apabila pihak perusahaan bisa memahami dan memberikan apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Oleh sebab itu pihak perusahaan harus bisa menjaga kepercayaan dan kualitas dari produk yang dihasilkan serta harus bisa membidik pasar dan menentukan segmen pasarnya.
atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi niat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan
Penelitian yang dilakukan oleh Sigit (2006) membuktikan bahwa minat seseorang untuk membeli suatu produk dipengaruhi oleh sikap dan norma subyektif, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zahra (2008) yang membuktikan bahwa Norma Subyektif berpengaruh terhadap Minat Mahasiswa dalam menggunakan internet sebagai sumber pustaka.
Sebagai salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia bahkan dunia, perusahaan Yamaha memilki tanggung jawab untuk memuaskan para pelanggan dengan berbagai keunggulan, misalnya kualitas disain, warna, simbol dan ciri khas tertentu yang mampu mendongkrak penjualan dan juga menciptakan kesan tersendiri di benak pelanggan. Ciri dan sifat inilah yang menjadikan perusahaan otomotif ini memiliki keistimewaan dimata konsumen jika dibandingkan dengan perusahaan lainnya dan pada akhirnya akan dapat mempengaruhi minat konsumen untuk membelinya.
Tabel 1.1.
Data Penjualan Sepeda Motor Yamaha “SCORPIO” PT. Surya Timur Sakti Motor Surabaya
Tahun 2009
Tahun 2009 Penjualan (Unit)
Kenaikan / Penurunan
Tingkat Pertumbuhan (%)
Triwulan I 439
Triwulan II 123 -316 -71,98
Triwulan III 164 41 33,33
Triwulan IV 114 -50 -30,49
Sumber : PT. Surya Timur Sakti Motor Surabaya, 2009
Dari tabel 1.1 di atas menunjukan bahwa minat beli konsumen akan produk sepeda motor Yamaha ”SCORPIO” pada triwulan ke II tahun 2009 mengalami penurunan sebanyak 316 unit atau turun sebesar 71,98% dari hasil penjualan pada triwulan I, Untuk triwulan ke III kembali mengalami kenaikkan sebanyak 41 unit atau naik sebesar 33,33% dari hasil penjualan pada triwulan II, akan tetapi untuk triwulan ke IV kambali mengalami penurunan sebanyak 50 unit atau turun sebesar 30,49% dari hasil penjualan pada triwulan III.
Atas dasar hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Pengaruh Sikap Konsumen dan Norma Subyektif Terhadap Minat Beli Produk Sepeda Motor Yamaha “SCORPIO” di PT. Surya Timur Sakti Motor Surabaya”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut di atas, maka perumusan masalah yang dapat diajukan dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah faktor Sikap Konsumen berpengaruh terhadap minat beli produk sepeda motor Yamaha “SCORPIO” di PT. Surya Timur Sakti Motor Surabaya?
2. Apakah faktor Norma Subyektif berpengaruh terhadap minat beli produk sepeda motor Yamaha “SCORPIO” di PT. Surya Timur Sakti Motor Surabaya?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu :
2. Untuk mengetahui pengaruh faktor Norma Subyektif terhadap minat beli produk sepeda motor Yamaha “SCORPIO” di PT. Surya Timur Sakti Motor Surabaya
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu antara lain :
1. Bagi Perusahaan
Dapat digunakan sebagai solusi alternatif dalam pengambilan keputusan untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan pengaruh sikap dan norma subyektif terhadap minat beli konsumen.
2. Bagi Peneliti Lain
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan faktor – faktor yang berpengaruh terhadap minat beli konsumen, antara lain :
Murwanto Sigit (2007) dengan judul: “Analisis Sikap Dan Norma Subyektif terhadap Niat Beli Mahasiswa Sebagai Konsumen Potensial Produk Pasta Gigi Close Up. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh langsung dari Sikap dan Norma Subyektif terhadap niat untuk membeli produk Pasta Gigi Close Up, sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis regreso linier berganda dan berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis diperoleh hasil: (1) Sikap dan Norma Subyektif secara bersama – sama (simultan) berpengaruh terhadap niat beli (2) Sikap secara parsial berpengaruh terhadap niat beli (3) Norma Subyektif secara parsial berpengaruh terhadap niat beli
kualitas informasi, kemampuan individu, dan norma subyektif terhadap minat mahasiswa dalam menggunakan internet sebagai sumber informasi pustaka, sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis
Structural Equation Model Analysis dan berdasarkan hasil analisis dan uji
hipotesis diperoleh hasil: (1) Kualitas informasi, kemampuan individu, dan norma subyektif secara bersama – sama (simultan) berpengaruh terhadap minat mahasiswa dalam menggunakan internet sebagai sumber informasi pustaka, (2) Norma subyektif secara parsial berpengaruh terhadap minat mahasiswa dalam menggunakan internet sebagai sumber informasi pustaka,
Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah membahas mengenai faktor – faktor yang berpengaruh terhadap minat beli konsumen, sedangkan perbedaannya terletak pada objek dan periode penelitian, sehingga penelitian sekarang bukan merupakan replikasi.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Definisi Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan seseorang atau perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, mengembangkan usahanya dan untuk mendapatkan laba. Definisi pemasaran menurut beberapa ahli antara lain :
apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pencitaan, penawaran, dan pertukaran produk yang bernilai bagi pihak lainnya.
Menurut Mowen dan Minor (2002 : 8) pemasaran yaitu kegiatan manusia yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran . Dari definisi ini muncul dua kegiatan pemasaran yang utama. Pertama, para pemasar berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran mereka. Kedua, pemasaran meliputi studi tentang proses pertukaran dimana terdapat dua pihak yang mentransfer sumber daya diantara keduannya.
Dari pengertian-pengertian pemasaran di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pemasaran adalah mencakup kegiatan perusahaan yang diawali dengan mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan konsumen, penentuan produk, produksi, menyatukan harga serta promosi yang akan dipakai, dan menyalurkan produk tersebut.
2.2.2. Manajemen Pemasaran
Rangkaian kegiatan pemasaran yang saling berhubungan sesuai dengan definisi pemasaran tersebut haruslah dikelola dan dikoordinasi secara baik sehingga dikenal dengan istilah manajemen pemasaran.
penyaluran gagasan barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.
Menurut Swastha (2003:7) manajemen pemasaran adalah penganalisaan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang ditujukan dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong serta melayani pasar.
Manajemen pemasaran dirumuskan sebagai proses manajemen yang meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan, kegiatan ini bertujuan menimbulkan pertukaran yang diinginkan baik yang menyangkut barang dan jasa atau benda-benda lain yang dapat memenuhi kebutuhan sosial, kebudayaan dan psikologis.
2.2.3. Konsep Pemasaran
Menurut Swastha (2003:10) konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
diarahkan pada usaha untuk mengetahui kebutuhan pembeli, kemudian memutuskan kebutuhan tersebut dengan mendapatkan laba yang layak dalam jangka panjang.
Definisi lain dikemukakan oleh Stanton (1985:14) dalam maknanya yang utuh konsep pemasaran adalah suatu filsafat bisnis yang mengatakan bahwa kepuasan keinginan konsumen adalah dasar kebenaran sosial dan ekonomi sebuah perusahaan.
Sudah sewajarnya jika segala kegiatan perusahaan harus dicurahkan untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen dan kemudian memuaskan keinginan-keinginan itu, dan sudah tentu pada akhirnya perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan konsumen, atau berorientasi pada konsumen.
2.2.4. Perilaku Konsumen
2.2.4.1. Pengertian Perilaku Konsumen
perusahaan selalu dituntut untuk menyesuaikan dan menyempurnakan kemampuan akan produk yang dibuatnya serta mengamati kebutuhan dan keinginan konsumen saat ini maupun dimasa yang akan datang.
Definisi perilaku konsumen menurut Swasta ( 1987 : 9 ) adalah kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan dan persiapan serta penentuan kegiatan tersebut.
Sedangkan perilaku konsumen menurut Mangkunegara (2000 : 3) dinyatakan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok dan organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah serangkaian tindakan yang dilakukan konsumen yang didahului maupun diikuti oleh proses pembuatan keputusan dalam mendapatkan dan menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhaannya.
2.2.4.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Menurut Kotler (1997:153–177) Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh yang paling luas dan dalam terhadap perilaku konsumen. Faktor-faktor yang tercakup didalamnya adalah :
a. Kebudayaan
Kebudayaan merupakan salah satu hal yang kompleks yang meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adat, kebiasaan dan norma-norma yang berlaku yang paling mendasar dan dapat didefinisikan sebagai hasil kreatifitas dari suatu generasi de generasi berikutnya yang sangat menentukan bentuk perilaku dalam kehidupan sebagai anggota masyarakat. Dari budaya tersebut bisa didapat kesimpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarganya dan lembaga-lembaga penting lain.
b. Sub Budaya
Sub budaya terdiri dari bangsa, agama, ras dan daerah geografis. Banyak sub budaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering merancang produk dan program yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan saja tetapi juga pekerjaan, pendidikan dan tempat tinggal. Kelas sosial menunjukkan preferensi produk dan merek yang berbeda dalam banyak hal, termasuk pakaian, perabot rumah tangga, kegiatan dalam waktu luang dan mobil. Kotler ( 1997 : 155-156 ) mengatakan bahwa kelas sosial adalah bagian-bagian relatif homogen dan tetap di dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hierarki dan anggota-anggota memiliki tata nilai minat dan perilaku yang mirip. Kelas-kelas sosial ini memiliki beberapa karakteristik. Pertama, orang-orang di dalam masing-masing kelas sosial cenderung untuk berperilaku sama daripada orang-orang dari dua kelas sosial yang berbeda. Kedua, orang-orang merasa menempati posisi yang inferior atau superior sehubungan dengan kelas sosial mereka. Ketiga, kelas sosial seseorang ditandai dengan sekumpulan variabel seperti pekerjaan, pengahasilan, kesejahteraan, pendidikan dan pandangan terhadap nilai daripada suatu variabel. Keempat, individu dapat dipindah dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lain, ke atas dan ke bawah sepanjang hidup mereka.
Perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti :
a) Kelompok Acuan
Kelompok acuan adalah semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan.
b) Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang ekstensif. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.
c) Peran dan Status
Seseorang berpartisi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya dalam keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam tiap-tiap kelompok dapat didefinisikan dalam peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang.
3. Faktor Pribadi
a. Usia dan Tahap Siklus Hidup
Seseorang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Selera orang terhadap pakaian, perabot, dan rekreasi juga berhubungan dengan usia.
b. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasikan kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk jasa tertentu. c. Keadaan Ekonomi
Dalam memilih produk yang akan dikonsumsi, keadaan ekonomi sangat mempengaruhi seseorang untuk mendapatkan sebuah produk tersebut. Keadaan ekonomi terdiri dari penghasilan yang dapat dibelanjakan (tingkat kestabilan, pola waktu), tabungan dan aktiva, hutang, kemampuan untuk meminjam dn sikap atas belanja daripada menabung.
d. Gaya Hidup
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Yang dimaksud dengan kepribadian adalah karakteristik psikologi yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen.
4. Faktor Psikologis a. Motivasi
Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak. Dengan memuaskan kebutuhan tersebut ketegangan akan berkurang. Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogenis, muncul dari tekanan biologis seperti rasa lapar, haus, tidak nyaman. Teori-teori motivasi antara lain :
Teori Motivasi Freud
Mengasumsikan bahwa kekuatan-kekuatan psikologis yang sebenarnya membentuk perilaku manusia sebagian besar tidak disadari.
Teori Motivasi Mashlow
Teori Motivasi Hezberg
Mengembangkan teori motivasi dengan dua faktor yang membedakan yaitu dissatisfier (faktor - faktor yang menyebabkan ketidakpuasan) dan satisfier (faktor yang menyebabkan kepuasan ).
b. Persepsi
Persepsi adalah proses bagaimana seorang individu memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang berarti di dunia.
c. Pembelajaran
Pembelajaran menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.
d. Keyakinan
Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dianut seseorang tentang suatu hal.
e. Sikap
Jadi antara strategi pemasaran dan perilaku konsumen sangat erat hubungannya. Strategi pemasaran yang baik adalah yang bisa mengerti tentang keinginan konsumen. Untuk itu perusahaan haruslah mengetahui dan mempelajari karakteristik dari perilaku konsumen yang berbeda-beda, sehingga diharapkan konsumen merasa puas dengan produk perusahaan.
2.2.4.3. Keputusan Pembelian Konsumen
Dalam melakukan pembelian terhadap suaatu produk konsumen akan melakukan pertimbangan apakah produk tersebut sesuai dengan kebutuhan dan dapat memuaskan keinginannya atau tidak. Pemahaman tentang perilaku pembelian konsumen terhadap suatu produk sangat penting bagi suatu perusahaan dalam merancang produk dan mengembangkan strategi pemasarannya.
2.2.4.4. Model Perilaku Pembelian
Gambar 2.1. Model Perilaku Pembelian
Pembeli Keputusan Pembeli
Produk Pencarian informasi Keputusan membeli Perilaku Pasca pembelian
Pemilihan Produk Pemilihan Merek Pemilihan Pemasok Penentuan waktu Jumlah Pembelian Sumber : Kotler, 2004, Manajemen Pemasaran I, Edisi kesepuluh , terjemahan Molan, PT.
Indeks, Jakarta, hal 183.
Model tersebut di atas menjelaskan bahwa stimuli pemasaran terdiri dari ”4 P” yaitu Product, Price, Place, Promotion merupakan faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. Stimuli lainnya mencakup kekuatan dan peristiwa besar dalam lingkungan pembeli yaitu ekonomi, teknologi, politik, dan budaya, merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Semua input ini memasuki ”kotak hitam” atau black box pembeli yang akan berubah menjadi respon pembeli yang dapat diamati, diantaranya mengenai pemilihan produk, pemillihan merek, pemilihan pemasok atau agen, penentuan waktu pembelian, dan berapa jumlah pembelian.
2.2.4.5. Proses Keputusan Pembelian
Tahap yang dilewati konsumen untuk mencapai keputusan pembelian meliputi lima tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli, dan tingkah laku pasca pembelian (seperti pada gambar 2.2).
Gambar 2.2. Proses Keputusan Pembeli
Mengenali
Sumber : Kotler & Amstrong, 1997, Dasar-dasar Pemasaran, jilid I, terjemahan Sindoro, PT. Prenhallindo, Jakarta, hal. 162.
Berikut uraian kelima tahap proses keputusan pembeli : 1. Pengenalan Kebutuhan
Tahap pertama keputusan pembeli yaitu ketika konsumen mengenali adanya masalah atau kebutuhan yang diinginkan. Pemasar harus meneliti konsumen untuk mengetahui kebutuhan atau masalah apa yang muncul, apa yang menarik bagi mereka, dan bagaimana hal menarik tersebut membawa konsumen pada produk tertentu.
2. Pencarian Informasi
menggunakan produk. Sebuah perusahaan harus merancang bauran pemasarannya untuk membuat calon pembeli menyadari dan mengetahui mereknya. Disini perusahaan harus cermat mengenali sumber informasi konsumen.
3. Evaluasi Alternatif
Merupakan tahap ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam perangkat pilihan. Evaluasi alternatif tergantung pada masing-masing individu, dalam suatu keadaan konsumen menggunakan perhitungan yang cermat dan logis, namun di waktu lain bahkan tidak mengevaluasi sama sekali. Pemasar harus mempelajari bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif merek sehingga dapat diambil langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan pembeli.
4. Keputusan Membeli
Dalam tahap ini konsumen telah benar-benar membeli produk. Ada dua faktor yang muncul antara niat untuk membeli dana keputusan untuk membeli yaitu sikap orang lain dan faktor situasi yang tidak diantisipasi. Pilihan dan bahkan niat untuk membeli tidak selalu berakhir pada benar-benar membeli barang yang sudah dipilih.
5. Tingkah laku Pasca Pembelian
menentukan rasa puas atau tidak puas tersebut adalah hubungan antara harapan konsumen dan prestasi yang diterima dari produk. Kepuasan atau ketidakpuasan ini akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Pembeli yang tidak puas akan menyampaikan keluhan mereka pada perusahaan. Sebaliknya jika konsumen merasa puas akan memberikan probabilitas yang lebih tinggi untuk membeli produk tersebut.
2.2.4.6. Jenis Perilaku Pembelian
Perilaku konsumen melibatkan berbagai peran yang berada dalam suatu pengambilan keputusan pembelian (Kotler, 2004:202) antara lain :
Initiator atau pencetus yaitu seseorang yang pertama kali mengusulkan
untuk membeli suatu produk atau jasa tertentu; Influencer atau pemberi pengaruh yaitu seseorang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan pembelian; Decider atau pengambil keputusan yaitu seseorang yang mengambil keputusan untuk setiap komponen keputusan pembelian, apakah membeli, tidak membeli, bagaimana membeli, dan dimana akan membeli; Buyer atau pembeli yaitu seseorang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya; dan User atau pemakai yaitu seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa yang bersangkutan.
a. Perilaku Pembelian Yang Rumit
Para konsumen mempunyai perilaku pembelian yang rumit ketika mereka terlibat dalam suatu pembelian dan menyadari adanya perbedaan-perbedaan yang nyata diantara berbagai merek. Konsumen tersebut sangat terlibat dalam suatu pembelian apabila produk itu mahal, jarang dibeli, beresiko, dan mempunyai ekspresi diri yang tinggi. Biasanya konsumen tidak mengetahui banyak mengenai kategori produk dan harus banyak belajar. Pembeli ini akan melalui suatu proses belajar yang pertama ditandai dengan menumbuhkan kepercayaan mengenai produk, kemudian mengembangkan pendirian, dan selanjutnya membuat suatu pilihan pembelian yang bijaksana. Contohnya pada pembelian komputer pribadi, mobil, rumah.
b. Perilaku Pembelian Mengurangi Ketidaknyamanan
membeli. Dalam kasus seperti ini konsumen terserbut dalam melakukan pembelian adalah bertindak dulu, kemudian memperoleh kepercayaan baru, dan berakhir dengan serangkaian pendirian. Contohnya pada pembelian karpet.
c. Perilaku Pembelian Karena Kebiasaan
Banyak produk yang dibeli dengan keterlibatan konsumen yang rendah dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara satu merek dengan yang lainnya. Konsumen memiliki kerterlibatan yang rendah terhadap barang-barang yang murah dan sering dibeli. Perilaku konsumen dalam hal ini tidak melalui urutan pendirian atau perilaku yang normal. Konsumen tidak secara ekstensif mencari informasi tentang merek,mengevaluasi karakteristiknya, dan membuat keputusan penuh pertimbangan mengenai apa yang dibeli. Contohnya pada pembelian garam.
d. Perilaku Pembelian Yang Mencari Variasi
merek yang lain. Peralihan merek ini terjadi karena alasan untuk mencari variasi. Contohnya pada pembelian biskuit atau kue.
2.2.5. Sikap Konsumen
Sikap merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan tindakan pembelian. Dengan mengetahui sikap konsumen terhadap suatu produk merupakan informasi yang sangat berharga bagi manajer pemasaran, untuk digunakan sebagai dasar dalam menentukan segmentasi pasar (Muksin, dkk. 2006 :3)
Menurut Wahyuni (2008 : 32) Sikap adalah sebagai suatu evaluasi yang menyeluruh dan memungkinkan seseorang untuk merespon dengan cara yang menguntungkan atau tidak terhadap terhadap objek yang dinilai.
Sedangkan menurut Robbins (2000 : 169) sikap adalah pernyataan – pernyataan atau penilaian evaluatif berkaitan dengan objek, orang atau suatu peristiwa.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah sebagai “evaluasi, perasaan dan kecenderungan seseorang yang relatif terhadap sesuatu obyek atau gagasan”.
2.2.5.1. Indikator Yang Membentuk Sikap Konsumen
Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel Sikap, seperti yang dikembangkan oleh Wahyuni (2008)
1. Cognitive Component (X1.1)
Merupakan kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang objek, yang dimaksud objek adalah atribut produk, semakin positif kepercayaan terhadap suatu merek atau suatu produk, maka keseluruhan komponen kognitif akan mendukung sikap secara keseluruhan.
2. Affective Component (X1.2)
Merupakan emosional yang merefleksikan perasaan seseorang terhadap suatu objek, apakah objek tersebut diinginkan atau disukai.
3. Behavioral Component (X1.3)
Merupakan emosional yang merefleksikan kecenderungan dan perilaku aktual terhadap suatu objek, yang mana komponen ini menunjukkan kecenderungan melakukan suatu tindakan.
2.2.6. Norma Subyektif
menggunakan produk tersebut. Faktor ini bisa berasal dari teman dekat, saran dosen atau rekan kerjanya.
Norma subyektif (subjective norms) adalah persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi niat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan (Hartono 2007).
Sedangkan menurut Umar (2003 : 436 – 437), mengatakan bahwa norma subyektif merupakan komponen yang bersifat eksternal yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku individu. Komponen ini dapat dihitung dengan cara mengalikan nilai kepercayaan normatif individu terhadap atribut dengan motivasi untuk mengetahui atributnya
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Norma subyektif merupakan persepsi dari seseorang yang akan mempengaruhi niat seseorang untuk melakukan tindakan, dimana norma subyektif menunjukkan sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen untuk melakukan tindakan pembelian.
2.2.6.1. Indikator Yang Membentuk Norma Subyektif
Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel Norma subyektif, seperti yang dikembangkan oleh Sigit (2006) antara lain:
1. Keyakinan normatif (X2.1)
Keyakinan bahwa orang lain atau kelompok acuan yang dianggap penting berpendapat sebaiknya melakukan atau tidak melakukan tindakan tertentu.
2. Menuruti kemauan orang lain (X2.2)
Merupakan dorongan untuk menuruti kemauan orang lain atau referan atau kelompok acuan
3. Keyakinan Keluarga (X2.3)
Akan selalu memakai produk karena dari dulu keluarga juga memakai produk tersebut.
2.2.7. Minat Beli Konsumen
Menurut Sigit (2006 : 82) niat adalah salah satu faktor internal (Individu) yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen untuk melakukan pembelian.
Sedangkan menurut Schiffman dan Manuk (2000) dalam (Sigit, 2006 : 83) Minat Beli Konsumen adalah ”suatu bentuk pikiran yang nyata dari refleksi rencana pembeli untuk membeli beberapa unit dari jumlah tertentu dari beberapa merk yang tersedia dalam periode waktu tertentu
Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa minat beli konsumen adalah merupakan tahap perencana sebelum seorang membeli atau melakukan tindakan (action). Minat pembelian merupakan salah satu tahap dari tanggapan konsumen.
Dalam proses pembelian, minat beli konsumen ini berkaitan erat dengan motif yang dimilikinya untuk memakai ataupun membeli produk Yamaha “Scorpio”.
2.2.7.1. Indikator Yang Membentuk Minat Beli Konsumen
Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel minat beli konsumen menurut Ferdinand (2006 : 242), sebagai berikut :
1. Intensitas pencarian informasi (Y3.1)
2. Keinginan segera membeli (Y3.2)
Keinginan segera membeli yaitu seseorang berkeinginan segera membeli suatu produk yang diinginkannya.
3. Keinginan preferensial (Y3.3)
Keinginan prefersial yaitu dimana produk tertentu yang diinginkan seseorang untuk membeli dan mengabaikan pihak lain.
2.2.8. Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Minat Beli
Sikap merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan tindakan pembelian. (Muksin, dkk. 2006 :3)
Konsumen akan mempunyai kesetiaan terhadap suatu produk apabila pihak perusahaan bisa memahami dan memberikan apa yang dibutuhkan oleh konsumen, hal ini berarti semakin baik sikap yang dimiliki oleh konsumen pada suatu produk maka niat beli konsumen juga semakin tinggi.
sikap, Sehingga dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen.
2.2.8. Pengaruh Norma Subyektif Terhadap Minat Beli
Selain sikap, faktor norma subyektif (subjective norms) juga dapat mempengaruhi minat beli konsumen. Menurut Hartono (2007) Norma subyektif adalah persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan pembelian. Agar konsumen memiliki persepsi dan perasaan terhadap produk yang dikeluarkan perusahaan, maka produk harus benar – benar memiliki keistimewaan dan keunggulan tersendiri yang bisa membedakan produknya dengan produk pesaing.
2.3. Kerangka Konseptual
Berdasarkan rumusan masalah, dan untuk memudahkan analisis, maka dapat digambarkan dalam suatu bagan konseptual, yaitu:
Gambar 2.3.
Bagan Kerangka Konseptual
Minat Beli (Y) Sikap Konsumen
(X1)
2.4. Hipotesis
Berdasarkan bagan kerangka konseptual di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Diduga sikap konsumen berpengaruh positif terhadap minat beli produk Yamaha “SCORPIO” di PT. Surya Timur Sakti Motor Surabaya
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 (dua) variabel bebas (X)
yaitu Sikap Konsumen (X1) dan Norma Subyektif (X2), dan 1 (satu) variabel
terikat yaitu Minat beli (Y).
Adapun definisi dari masang – masing variabel, sebagai berikut :
1. Sikap (X1)
Sikap merupakan sebagai evaluasi, perasaan dan kecenderungan
seseorang yang relatif terhadap suatu objek.
Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel Sikap, seperti
yang dikembangkan oleh Wahyuni (2008), adalah sebagai berikut :
a. Cognitive Component (X1.1)
Merupakan kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang sepeda
motor Yamaha “Scorpio”,
b. Affective Component (X1.2)
Merupakan emosional yang merefleksikan perasaan seseorang
terhadap suatu objek, bahwa sepeda motor Yamaha “Scorpio”
c. Behavioral Component (X1.3)
Merupakan emosional yang merefleksikan kecenderungan dan
perilaku aktual terhadap suatu objek yaitu keinginan responden
untuk memiliki sepeda motor Yamaha “Scorpio”.
2. Norma Subyektif (X2)
Norma subyektif (subjective norms) merupakan persepsi atau
pandangan seseorang atau kelompok acuan terhadap
kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi Minat beli seseorang.
Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel Norma
subyektif, seperti yang dikembangkan oleh Sigit (2006) antara lain:
1. Keyakinan normatif (X2.1)
Keyakinan atas pendapat orang lain yang dianggap penting atau
kelompok acuan tentang sepeda motor Yamaha “Scorpio”.
2. Menuruti kemauan orang lain (X2.2)
Merupakan keyakinan untuk membeli sepeda motor Yamaha
“Scorpio” karena menuruti kemauan orang lain atau referan atau
kelompok acuan.
3. Keyakinan Keluarga (X2.3)
Anda akan selalu memakai sepeda motor Yamaha “Scorpio” karena
3. Minat Beli (Y)
Minat beli merupakan suatu bentuk pikiran yang nyata dari
refleksi rencana pembeli untuk membeli suatu produk
Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel minat beli
konsumen, menurut Ferdinand (2006 : 242) antara lain :
a. Intensitas pencarian informasi (Y3.1)
Intensitas responden dalam mencari informasi mengenai sepeda
motor Yamaha “Scorpio” sebelum membeli motor tersebut.
b. Keinginan segera membeli (Y3.2)
Keinginan responden untuk segera membeli sepeda motor Yamaha
“Scorpio” setelah mengetahui keunggulan yang dimilikinya.
c. Keinginan preferensial (Y3.3)
Keinginan responden untuk membeli sepeda motor Yamaha
“Scorpio” dan mengabaikan produk lain.
3.1.2. Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
interval dan teknik pengukuran yang digunakan adalah semantik deferensial,
Menurut Sugiyono (2002; 91) skala tersebut berusaha untuk mengukur sikap
Responden diminta untuk menilai suatu konsep atau objek pada suatu
skala yang mempunyai dua kata adjektif yang bertentangan, yaitu :
Nilai
1 7 Sangat tidak setuju Sangat setuju
3.2 Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah calon pembeli
sepeda motor, khususnya Yamaha “SCORPIO” di PT. Surya Timur Sakti
Motor Surabaya
3.2.2. Sampel
Teknik pengambilan sampel merupakan bagian dalam melaksanakan
suatu penelitian, untuk itu teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode non probability sampling, dengan teknik
Purposive sampling yaitu pengambilan sampel terbatas pada jenis orang
tertentu yang dapat memberikan informasi yang diinginkan karena mereka
adalah satu – satunya yang memiliki atau memenuhi beberapa beberapa
kriteria yang ditentukan oleh peneliti (Sekaran,2006:136). Kriteria sampel
membeli sepeda motor Yamaha “SCORPIO” di PT . Surya Timur Sakti
Motor Surabaya.
Berdasarkan pendapat Sudman dalam (Aaker, Kumar & Day 1998 :
406) menyatakan bahwa jumlah sampel seharusnya cukup besar, sehingga
jika dibagi dalam suatu kelompok – kelompok akan menjadi ukuran sampel
minimal 100, sedangkan menurut Sugiyono (2002 : 73), bila populasinya
besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Berdasarkan teknik penentuan sampel tersebut, maka jumlah sampel
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 110 orang calon pembeli
sepeda motor Yamaha “SCORPIO” di Surabaya, dengan alasan untuk
mengurangi resiko apabila data yang diberikan oleh responden kurang
lengkap sehingga masih mencukupi jumlah minimal sampel tersebut.
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer,
disebar pada 110 orang calon pembeli sepeda motor Yamaha “SCORPIO” di
Surabaya.
3.3.2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,
adalah sebagai berikut : (Nazir, 2005 : 212).
1. Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan penelitian
langsung pada obyek yang diteliti. Dalam penelitian ini observasi
dilakukan pada PT. Surya Timur Sakti Motor di Surabaya
2. Angket (Kuesioner).
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pembagian lembar
pertanyaan yang harus diisi oleh responden guna melengkapi data. Pada
penelitian ini kuesioner diberikan kepada 110 orang calon pembeli sepeda
motor Yamaha “SCORPIO” di Surabaya.
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Tehnik Analisis SEM
Model SEM adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal yang
secara simultan. Hubungan yang rumit itu dapat dibangun antara satu atau
beberapa variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel independen.
Masing-masing variabel dependen dan independen dapat berbentuk faktor
(atau konstruk yang dibangun dari beberapa indikator). Tentu saja
variabel-variabel itu dapat berbentuk sebuah variabel-variabel tunggal yang diobservasi atau
yang diukur langsung dalam sebuah proses penelitian.
Permodelan penelitian melalui SEM memungkinkan seorang peneliti
dapat menjawab pertanyaan penelitian yang bersifat regresif maupun
dimensional yaitu mengukur apa dimensi-dimensi sebuah konsep atau
konstruk (seperti yang lazim dilakukan dalam analisis faktor) dan pada saat
yang sama peneliti ingin mengukur pengaruh hubungan antara faktor yang
telah diidentifikasikan dimensi-dimensinya itu, SEM akan menjadi
alternatif jawaban yang layak dipertimbangkan. (Ferdinand, 2002 : 6-7).
3.4.2. Uji Reliabilitas dan Validitas
Dimensi yang diukur melalui indikator-indikator dalam daftar
pertanyaan perlu dilihat reliabilitasnya dan validitasnya dimana hal ini
dijelaskan sebagai berikut :
Validitas yang digunakan disini adalah validitas konstruk yang
merujuk pada sejauh mana uji dapat mengukur apa yang sebenarnya yang
kita ukur.
3.4.2.2. Uji Reliabilitas
Uji ini ditafsirkan dengan menggunakan koefisien alpha Cronbach.
Jika nilai alpha cukup tinggi (berkisar 0,50 – 0,60) dapat ditafsirkan suatu
hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau
lebih, dengan kata lain instrument tersebut dapat diandalkan. (Ferdinand,
2002 : 193).
3.4.3. Uji Outlier Univariat dan Multivariat
Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim
baik secara univariat maupun secara multivariate yaitu yang muncul karena
kombinasi karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh
berbeda dari observasi-observasi lainnya. (Ferdinand, 2002 : 52).
3.4.3.1. Uji Outlier Univariat
Deteksi terhadap adanya outlier univariat dapat dilakukan dengan
menentukan ambang batas yang akan dikatagorikan sebagai outlier dengan
biasa disebut z-score, yang mempunyai rata-rata nol dengan standar deviasi
sebesar satu. Bila nilai - nilai itu telah dinyatakan dalam format yang
standar (z-score), maka perbandingan antar besaran nilai dengan mudah
dapat dilakukan. Untuk sampel ambang batas dari z-score itu berada pada
rentang 3 sampai 4 (Hair dkk, 1995 dalam Ferdinand, 2002 : 98). Oleh
karena itu apabila ada observasi-observasi yang memiliki z-score≥ 3,0 akan
dikatagorikan sebagai outlier.
3.4.3.2. Uji Outlier Multivariat
Evaluasi terhadap multivariat outlier perlu dilakukan sebab
walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat
univariat, tetapi observasi itu dapat menjadi outlier bila sudah saling
dikombinasikan. Jarak Mahalanobis (The Mahalanobis Distance) untuk tiap
observasi dapat dihitung dan menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata
semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional. Uji terhadap
multivariate dilakukan dengan menggunakan kriteria jarak Mahalanobis
pada tingkat p < 0,001. Jarak mahalanobis dapat dievaluasi dengan
menggunakan nilai 2 pada derajat kebebasan sebesar jumlah item yang
digunakan dalam penelitian, dan apabila jarak mahalanobisnya lebih besar
3.4.4. Uji Normalitas dan Linieritas
Sebaran data harus dianalisis untuk melihat apakah asumsi
normalitas dipenuhi sehingga data dapat diolah lebih lanjut untuk
pemodelan SEM ini. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar
histogram data atau dapat diuji dengan metode-metode statistik.uji
normalitas ini perlu dilakukan baik untuk normalitas terhadap data tunggal
maupun normalitas multivariate dimana beberapa variabel digunakan
sekaligus dalam analisis akhir. Uji linieritas dapat dilakukan dengan
mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan
dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya linieritas.
3.4.5. Analisis Faktor dan Konfirmatori
Salah satu teknik analisis multivariate adalah analisis faktor
konfirmatori yang digunakan untuk menguji sebuah konsep yang dibangun
dengan menggunakan beberapa indikator tertentu.
Confirmatory factor analysis dapat dikembangkan untuk analisis
terhadap lebih dari satu faktor atau variabel laten sekaligus baik untuk
faktor-faktor yang diperlukan sebagai variabel laten independen maupun
sebagai variabel dependen.
Dalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk
mengukur atau menguji hipotesis mengenai model (Hair et.al., 1995 ;
Joreskog dan Sordom, 1989 : Long, 1983 ; Tabachnick dan Fidell, 1996).
Umumnya terhadap berbagai jenis fit index yang digunakan untuk mengukur
derajat kesesuaian anatara model yang dihipotesiskan dengan data yang
disajikan, peneliti diharapkan untuk melakukan pengujian dengan
menggunakan beberapa fit indeks untuk mengukur “kebenaran” model yang
diajukan.
Model yang dimaksud dalam penelitian ini terlihat pada gambar
berikut :
Gambar 3.1.
Structural Equation Model untuk Penelitian
Pengaruh Sikap Konsumen dan Norma Subyektif Terhadap Minat Beli Produk Sepeda Motor Yamaha “Scorpio” di PT. Surya Timur Sakti Motor
Keterangan simbol-simbol di atas adalah sebagai berikut :
Faktor / konstruk / laten variable / unobserved
variable yaitu variabel bentukan, yang dibentuk
melalui indikator yang diamati dalam dunia
nyata.
Variabel terukur / observed variable / indicator
variable yaitu variabel yang datanya harus
dicari melalui observasi misalnya melalui
instrument-instrumen survey.
Garis dengan anak panah satu arah │→│ ═ garis yang
menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan antara dua variabel yang dituju
anak panah merupakan variabel dependen.
Garis dengan anak panah dua arah │↔│═ garis yang
menunjukkan hubungan yang tidak dapat dihipotesiskan antara dua variabel
dimana kedua variabel berkorelasi.
Keterangan gambar 2 :
X1 = Variabel Sikap Konsumen
X2 = Variabel Norma Subyektif
Y1 = Variabel Minat Beli
X1.i = Indikator Sikap Konsumen yang sudah di komposit
Y1.i = Indikator Minat Beli yang sudah di komposit.
e_i = Error terms masing-masing indikator yang sudah dikomposit.
d_i = Disturbance error masing-masing variabel laten (konstrain).
Berikut ini disajikan beberapa indeks kesesuaian dan cut - off
valuenya untuk digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat
diterima atau ditolak.
1. GFI (goodness of fit indeks)
Indeks kesesuaian (fit indeks) ini akan menghitung proporsi
tertimbang dari varians dalam matriks kovarians sampel yang
dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan
(Bentler, 1983 ; Tanaka dan Huba, 1989).
2. CMIN / DF
The minimum sample discrepancy function (CMIN) di bagi
dengan degree of freedomnya akan menghasilkan indeks CMIN / DF,
yang umumnya dilaporkan oleh para peneliti sebagai salah satu
indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model dalam hal ini
(MIN / DF tidak lain adalah statistic chi-square, 2 dibagi DFnya
sehingga 2 relatif. Nilai 2 relatif kurang dari 20 atau bahkan kadang
kurang dari 3,0 adalah indikasi dari acceptatable fit antara model dan
data (Arbuckle, 1997).
Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1,
dimana semakin mendekati 1, mengindikasikan tingkat fit yang paling
tinggi a very good fit (Arbuckle, 1997). Nilai yang direkomendasikan
adalah CFI ≥ 0,95. Keunggulan dari indeks ini adalah bahwa indeks ini
besarannya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat
baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model (Hulland
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Karakteristik Responden
Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui
jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam
kuisioner yang telah diberikan. Dari jawaban-jawaban tersebut diketahui
hal-hal seperti dibawah ini.
a. Jenis Kelamin
Dari 110 responden yang menjawab kuisioner yang telah
diberikan dapat diketahui jenis kelamin dari responden yaitu pada
tabel berikut ini :
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1 Laki-laki 76 70%
2 Perempuan 34 30%
110 100%
Sumber : Data kuisioner diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang
berjenis kelamin laki-laki mempunyai proporsi yang lebih dominan
yaitu 70% dibandingkan yang berjenis kelamin perempuan dengan
b. Tingkat Pendidikan
Dari 110 responden yang menjawab kuisioner yang telah
diberikan dapat diketahui jenis kelamin dari responden yaitu pada
tabel berikut ini :
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah Persentase (%) 1 SMP/Sederajat 7 6,4 %
2 SMU/Sederajat 57 51,8 %
3 S-1 30 27,3 %
4 S-2 6 5,5 %
5 Lainnya 10 9,0 %
Total 110 100 %
Sumber : Data kuisioner diolah
Berdasarkan distribusi pendidikan terakhir yang ada
menunjukkan bahwa sebagian besar responden tamatan
SMU/Sederajat dengan persentase 51,8 %, urutan kedua
terbanyak adalah tamatan S-1 dengan persentase 27,3 %, urutan
ketiga adalah tamatan lainnya dengan persentase 9,0 %, urutan
keempat dengan persentase 7,4 % adalah responden tamatan
c. Tingkat Penghasilan
Dari 110 responden yang menjawab kuisioner telah
diberikan dapat diketahui tingkat penghasilan para responden yaitu
pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.3. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Penghasilan
No Usia (Tahun) Jumlah Persentase 1 < Rp 1.050.000,- 30 27,3 % 2 Rp 1.100.000,- s.d. Rp 2.000.000,- 47 42,7 % 3 >Rp 2.000.000,- 33 30 %
Total 110 100 % Sumber : Data kuisioner diolah
Tabel karakteristik responden berdasarkan tingkat
penghasilan responden menunjukkan bahwa sebagian besar
responden berpenghasilan antara Rp 1.100.000,- s.d. Rp 2.000.000,-
dengan persentase 42,7 %. Urutan kedua terbanyak adalah
responden berpenghasilan > Rp 2.000.000,- dengan persentase
30%, urutan ketiga terbanyak responden berpenghasilan <
4.1.2. Deskripsi Sikap Konsumen (X1)
Tabel 4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Sikap Konsumen
” sebagai pilihan favorit
Sumber : Data diolah
Berdasarkan Tabel di atas diketahui sebagai berikut :
1. Indikator pertama dari Sikap Konsumen yaitu pengetahuan tentang
keunggulan sepeda motor Yamaha ”SCORPIO”, mendapat respon
terbanyak ada skor 3 dengan jumlah responden sebanyak 26 atau
23,6 %, kemudian terbanyak kedua pada skor 2 dengan jumlah
responden sebanyak 21 atau 19,1 %. Artinya sebagian besar
responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 26 responden
atau 23,6 %, kemudian yang menjawab tidak setuju sebanyak 21
atau 19,1 % sedangkan yang menjawab netral sebanyak 13
responden atau sebanyak 11,8% dan yang menjawab setuju
2. Indikator kedua dari Sikap Konsumen yaitu Sepeda motor Yamaha
”SCORPIO” sebagai pilihan favorit, mendapat respon terbanyak
pada skor 3 dengan jumlah responden sebanyak 31 atau 28,2%,
kemudian terbanyak kedua pada skor 2 dengan jumlah responden
sebanyak 22 atau 20%. Artinya sebagian besar responden yang
menjawab kurang setuju sebanyak 31 responden atau 28,2 %,
kemudian yang menjawab tidak setuju sebanyak 22 atau sebanyak
20 % sedangkan yang menjawab netral sebanyak 13 responden atau
sebanyak 11,8 % dan yang menjawab agak setuju sebanyak 18
responden atau 16,4 %.
3. Indikator ketiga dari Sikap Konsumen yaitu keunggulan sepeda
motor Yamaha ”SCORPIO” sesuai dengan keinginan, mendapat
respon terbanyak pada skor 3 dengan jumlah responden sebanyak 23
atau 20,9 %, kemudian terbanyak kedua pada skor 2 dengan jumlah
responden sebanyak 21 atau 19,1%. Artinya sebagian besar
responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 23 responden
atau 20,9%, kemudian yang menjawab tidak setuju sebanyak 21
atau sebanyak 19,1 % sedangkan yang menjawab netral sebanyak 17
responden atau sebanyak 15,4 % dan yang menjawab agak setuju
4.1.3. Deskipsi Norma Subyektif (X2)
Tabel 4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden MengenaiNorma Subyektif
Sumber : Data diolah
Berdasarkan Tabel di atas diketahui sebagai berikut :
1. Indikator pertama dari Norma Subyektif yaitu Keyakinan normatif
terhadap sepeda motor Yamaha ”SCORPIO”, mendapat respon
terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 26
atau 23,6%, kemudian terbanyak kedua pada skor 3 dengan jumlah
responden sebanyak 22 atau 20 %. Artinya sebagian besar
responden yang menjawab agak setuju sebanyak 26 responden atau
23,6 %, kemudian yang menjawab kurang setuju sebanyak 22 atau
22 responden atau sebanyak 20 % dan yang menjawab tidak setuju
sebanyak 20 responden atau 18,2 %.
2. Indikator kedua dari Norma Subyektif yaitu Ketertarikan terhadap
sepeda motor Yamaha ”SCORPIO”, mendapat respon terbanyak
pada skor 3 dengan jumlah responden sebanyak 35 atau 31,9 %,
kemudian terbanyak kedua pada skor 5 dengan jumlah responden
sebanyak 21 atau 19,1 %. Artinya sebagian besar responden yang
menjawab kurang setuju sebanyak 35 responden atau 31,9 %,
kemudian yang menjawab agak setuju sebanyak 21 atau sebanyak
19,1 % sedangkan yang menjawab tidak setuju sebanyak 16
responden atau sebanyak 14,5 % dan yang menjawab netral
sebanyak 13 responden atau 11,8 %.
3. Indikator ketiga dari Norma Subyektif yaitu Motivasi untuk
memiliki sepeda motor Yamaha ”SCORPIO”, mendapat respon
terbanyak pada skor 3 dengan jumlah responden sebanyak 27
atau 24,5 %, kemudian terbanyak kedua pada skor 5 dengan
jumlah responden sebanyak 20 atau 18,2 %. Artinya sebagian besar
responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 27 responden
atau 24,5 %, kemudian yang menjawab agak setuju sebanyak 20
atau sebanyak 18,2 % sedangkan yang menjawab tidak setuju
sebanyak 18 responden atau sebanyak 16,4 % dan yang menjawab
4.1.4. Deskripsi Minat Beli
Tabel 4.6. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Minat Beli
Skor Jawaban
Sumber : Data diolah
Berdasarkan Tabel di atas diketahui sebagai berikut :
1. Indikator pertama dari Minat Beli yaitu Intensitas Pencarian
informasi tentang sepeda motor Yamaha ”SCORPIO”, mendapat
respon terbanyak pada skor 3 dengan jumlah responden sebanyak
33 atau 30%, kemudian terbanyak kedua pada skor 2 dengan jumlah
responden sebanyak 19 atau 17,3%. Artinya sebagian besar
responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 33 responden
atau 30 %, kemudian yang menjawab tidak setuju sebanyak 19
sebanyak 17 responden atau sebanyak 15,4 % dan yang menjawab
setuju sebanyak 15 responden atau 13,6%.
2. Indikator kedua dari Minat Beli yaitu Timbulnya keinginan membeli
sepeda motor Yamaha ”SCORPIO”, mendapat respon terbanyak
pada skor 3 dengan jumlah responden sebanyak 29 atau 26,4 %,
kemudian terbanyak kedua pada skor 5 dengan jumlah responden
sebanyak 19 atau 17,3 %. Artinya sebagian besar responden yang
menjawab kurang setuju sebanyak 29 responden atau 26,4 %,
kemudian yang menjawab agak setuju sebanyak 17 atau
sebanyak 15,4 % sedangkan yang menjawab tidak setuju
sebanyak 17 responden atau sebanyak 15,4 % dan yang menjawab
netral sebanyak 14 responden atau 12,7 %.
3. Indikator ketiga dari Minat Beli yaitu Bukti keunggulan sepeda
motor Yamaha ”SCORPIO” menimbulkan minat beli, mendapat
respon terbanyak pada skor 3 dengan jumlah responden sebanyak 25
atau 22,7 %, kemudian terbanyak kedua pada skor 2 dengan jumlah
responden sebanyak 18 atau 16,4 %. Artinya sebagian besar
responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 25 responden
atau 22,7 %, kemudian yang menjawab tidak setuju sebanyak 18
atau sebanyak 16,4 % sedangkan yang menjawab setuju sebanyak 17
responden atau sebanyak 15,4 % dan yang menjawab agak setuju
sebanyak 16 responden atau 14,5 %.
4.2. Analisis Data
4.2.1. Evaluasi Outlier
Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik
unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya
dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal
atau variabel kombinasi atau multivariat (Hair, 1998). Evaluasi terhadap
outlier multivariate (antar variabel) perlu dilakukan sebab walaupun data
yang dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariate,
tetapi observasi itu dapat menjadi outlier bila sudah saling
dikombinasikan. Jarak antara Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi dari
rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional (Hair.dkk,
1998; Tabachnick & Fidel, 1996). Uji terhadap outliers multivariate
dilakukan dengan menggunakan Jarak Mahalanobis pada tingkat p < 1%.
Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan χ2 (chi kuadrat)
pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam
Hasil uji outlier tampak pada tabel berikut :
Tabel 4.7. Outlier Data
Minimu
Standard Error of Predicted Value 3.419 12.460 7.132 1.881 110 Adjusted Predicted Value 15.395 101.204 55.228 21.942 110
Residual -62.364 69.123 0.000 23.423 110
Std. Residual -2.550 2.827 0.000 0.958 110
Stud. Residual -2.695 3.161 0.005 1.018 110
Deleted Residual -69.669 86.426 0.272 26.490 110
Stud. Deleted Residual -2.785 3.315 0.005 1.032 110
Mahalanobis Distance [MD] 1.140 27.308 8.918 5.285 110
Cook's Distance 0.000 0.250 0.014 0.032 110
Centered Leverage Value 0.010 0.251 0.082 0.048 110
(a) Dependent Variable
:NO.RESP
Sumber : Lampiran
Deteksi terhadap multivariate outlier dilakukan dengan
menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat p < 0,001.
Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan χ2 pada
derajaat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam
penelitian. Bila kasus yang mempunyai Jarak Mahalanobis lebih besar
dari nilai chi-square pada tingkat signifikansi 0,001 maka terjadi
multivariate outliers. Nilai χ2 0,001 dengan jumlah indikator 9 adalah
sebesar 27,877. Hasil analisis Mahalanobis diperoleh nilai 27,308 kurang
dari χ2 tabel 27,877 tersebut. Dengan demikian, tidak terjadi multivariate