• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SIKAP DAN NORMA SUBYEKTIF TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PRODUK SEPEDA MOTOR YAMAHA ”SCORPIO” DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SIKAP DAN NORMA SUBYEKTIF TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PRODUK SEPEDA MOTOR YAMAHA ”SCORPIO” DI SURABAYA."

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

YAMAHA ”SCORPIO” DI SURABAYA

SKRIPSI

Oleh :

FARIZHAL 0412015064/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

PENGARUH SIKAP DAN NORMA SUBYEKTIF TERHADAP

MINAT BELI KONSUMEN PRODUK SEPEDA MOTOR

YAMAHA ”SCORPIO” DI SURABAYA

yang diajukan :

FARIZHAL 0412015064/FE/EM

disetujui untuk ujian lisan oleh

Pembimbing Utama

Drs. Ec. Prasetyo Hadi, SE, MM Tanggal : ……….

Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi

(3)

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “Pengaruh

Sikap dan Norma Subyektif Terhadap Minat Beli Konsumen Produk Sepeda

Motor Yamaha SCORPIO di Surabaya”.dapat terselesaikan dengan baik.

Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian

persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di

Surabaya.

Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari

sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas

Pembagunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Dr. Prasetyo Hadi, SE,MM. selaku Dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan memberikan

saran yang sangat berguna bagi penyusunan skripsi ini.

5. Para dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan

(4)

sebanyak - sebanyaknya, karena beliaulah yang selama ini telah memberi

dorongan semangat baik material maupun spiritual, dan memberikan curahan

kasih sayangnya sampai skripsi ini selesai.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya atas semua bantuan yang telah

mereka berikan selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dengan terbatasnya pengalaman serta kemampuan,

memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang mengarah kepada

kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Sebagai penutup penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan

sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu pengetahuan.

Surabaya, Januari 2011

(5)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

ABSTRAKSI ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Sebelumnya ... 6

2.2. Landasan Teori ... 7

2.2.1. Pemasaran ... 7

2.2.1.1. Pengertian Pemasaran ... 7

2.2.1.2. Konsep Pemasaran ... 8

2.2.1.3. Bauran Pemasaran ... 9

2.2.2. Perilaku Konsumen ... 12

2.2.2.1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 12

2.2.2.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruh Perilaku Konsumen ... 13

(6)

2.2.6. Pengaruh Sikap Terhadap Minat Beli Konsumen ... 21

2.2.7. Pengaruh Norma Subyektif Terhadap Minat Beli Konsumen ... 21

2.3. Kerangka Konseptual ... 22

2.4. Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Dan Teknik Pengukuran Variabel ... 24

3.1.1. Definisi Operasional ... 24

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 26

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 27

3.2.1. Populasi ... 27

3.2.2. Sampel ... 27

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.3.1. Jenis dan Sumber Data ... 28

3.3.2. Metode Pengumpulan Data ... 28

3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 29

3.4.1. Teknik Analisis ... 29

3.4.2. Uji Hipotesis ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Diskripsi Hasil Penelitian ... 35

4.2. Analisis Data ... 37

4.2.1. Uji Validitas ... 37

(7)

4.2.5. Uji Multicollinierity dan Singularity... 41

4.2.6. Uji Outlier ... 42

4.3. Confirmatory Factor Analysis ... 43

4.3.1. Confirmatory Factor Analysis Minat Beli (Y) ... 43

4.3.2. Confirmatory Factor Analysis Sikap (X1) ... 44

4.3.3. Confirmatory Factor Analysis Norma Subyrktif (X2)... 45

4.4. Structural Equation Model (SEM) Dan Pengujian Hipotesis ... 45

4.4.1. Evaluasi Model Dengan One - Step Approach to SEM .. 45

4.5. Uji Kausalitas ... 48

4.6. Pembahasan ... 49

4.6.1. Pengaruh Sikap Terhadap Minat Beli Konsumen ... 49

2.6.2. Pengaruh Norma Subyektif Terhadap Minat Beli Konsumen ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 51

5.2. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA

(8)

Halaman

Tabel. 1.1 Data Penjualan Sepeda Motor Yamaha “SCORPIO”

PT. Surya Timur Sakti Motor Surabaya Tahun 2009 ... 3

Tabel. 3.1 Goodness of Fit Index ... 32

Tabel. 4.1 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Sikap (X1) ... 35

Tabel. 4.2 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Norma Subyektif (X2) 36 Tabel. 4.3 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Minat Beli Konsumen (Y) ... 37

Tabel. 4.4. Hasil Uji Validitas Dengan Confirmatory Factor Analysis ... 38

Tabel. 4.5. Hasil Uji ReliabilitasDengan Koefisien Conbach’s Alphal ... 39

Tabel. 4.6. Hasil Uji Construct Reliability dan Variance Extacted ... 40

Tabel. 4.7. Hasil Uji Normalitas ... 41

Tabel. 4.8. Hasil Uji Outlier Multivariate ... 43

Tabel. 4.9. Hasil Uji Unidimensionalitas Minat Beli konsumen (Y) ... 44

Tabel. 4.10. Hasil Uji Unidimensionalitas Sikap (X1) ... 44

Tabel. 4.11. Hasil Uji Unidimensionalitas Norma Subyektif (X2) ... 45

Tabel. 4.12. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces ... 46

Tabel. 4.13. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces ... 47

(9)

Halaman

Gambar. 2.1. .Bagan Kerangka Konseptual ... 22

Gambar. 4.1. Model Pengukuran & Struktural Sikap, Norma Subyektif dan

Minat Beli Konsumen Model Specification : One Step Approach

- Base Model ... 46

Gambar. 4.2. Model Pengukuran & Struktural Sikap, Norma Subyektif dan

Minat Beli Konsumen Model Specification : One Step Approach

(10)

Oleh :

FARIZHAL

ABSTRAK

Saat ini banyak sekali bermunculan merek sepeda motor dengan berbagai model, desain, dan memberikan kualitas yang bagus dengan harga yang cukup bersaing. Hal ini membuat konsumen akan memilih produk yang mengandung atribut – atribut yang diyakininya relevan dengan yang dibutuhkannya. Minat seseorang untuk membeli suatu produk dipengaruhi oleh sikapnya terhadap perilaku atau tindakan pembelian dan norma subyektif, dimana persepsi seseorang bahwa orang lain yang baginya akan bertindak terhadap perilaku itu. Sikap merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan tindakan pembelian. Selain sikap dapat mendasari minat beli konsumen, maka faktor norma subyektif (subjective norms) juga dapat mempengaruhi minat beli konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dan menganalisis pengaruh dari sikap dan norma subyektif terhadap minat beli konsumen produk sepeda motor Yamaha “SCORPIO” di Surabaya.

Sampel yang digunakan dalam penelitan ini adalah 110 orang (responden) calon pembeli sepeda motor Yamaha “SCORPIO” di Surabaya. Sedangkan sumber data yang digunakan berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 110 responden dan kuesioner tersebut terdiri dari 9 item pernyataan yang dibagi menjadi 3 bagian. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan structural equation modelling.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Hipotesis I yang menyatakan bahwa diduga Sikap berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen produk sepeda motor Yamaha “SCORPIO” di Surabaya, dapat diterima dan Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa diduga Norma Subyektif berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen produk sepeda motor Yamaha “SCORPIO” di Surabaya, dapat diterima..

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin meningkatnya

kebutuhan alat transportasi membawa angin segar bagi perusahaan otomotif

terutama dibidang sepeda motor, yang mana sangat dibutuhkan oleh banyak

orang, selain harganya terjangkau dan juga mudah perawatannya.

Konsumen akan memilih produk yang mengandung atribut – atribut

yang diyakininya relevan dengan yang dibutuhkannya. Untuk itu produsen

perlu mengetahui bagaiman konsumen menilai atribut – atribut dari produk

yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan penilaian dari konsumen tersebut akan

mempengaruhi niat beli konsumen..

Menurut Sigit (2006 : 82) niat adalah salah satu faktor internal

(Individu) yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen untuk melakukan

pembelian. Dalam proses pembelian, niat beli konsumen ini berkaitan erat

dengan motif yang dimilikinya untuk memakai ataupun membeli produk

tertentu.

Agar konsumen memiliki persepsi dan perasaan terhadap produk yang

dikeluarkan perusahaan, maka produk harus benar – benar memiliki

keistimewaan dan keunggulan tersendiri yang bisa membedakan produknya

dengan produk pesaing, misalnya dengan melakukan inovasi, desain, dengan

memberikan kualitas yang bagus dan harga yang cukup bersaing, dengan

(12)

Minat seseorang untuk membeli suatu produk dipengaruhi oleh

sikapnya terhadap perilaku atau tindakan pembelian dan norma subyektif,

dimana persepsi seseorang bahwa orang lain yang baginya akan bertindak

terhadap perilaku itu. (Schiffman dan Manuk (2000) dalam Sigit (2006 : 83)

Menurut teori Reasoned Action dan Fishbein (1975) dalam Sigit

(2006 : 82), menyatakan bahwa tindakan seseorang adalah realisasi dari

keinginan atau niat seseorang untuk bertindak dan faktor yang mempengaruh

minat adalah sikap pada tindakan dan norma subyektif yang menyangkut

persepsi seseorang apakah orang lain yang dianggap penting akan

mempengaruhi perilakunya.

Menurut Umar (2003 : 435) Sikap adalah merupakan sebagai

evaluasi, perasaan dan kecenderungan seseorang yang relatif terhadap suatu

objek atau gagasan sebelum melakukan pembelian, Konsumen akan

mempunyai kesetiaan terhadap produk apabila pihak perusahaan bisa

memahami dan memberikan apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Oleh

sebab itu pihak perusahaan harus bisa menjaga kepercayaan dan kualitas dari

produk yang dihasilkan serta harus bisa membidik pasar dan menentukan

segmen pasarnya.

Selain sikap dapat mendasari minat beli konsumen, faktor norma

subyektif (subjective norms) juga dapat mempengaruhi minat beli konsumen.

Menurut (Hartono, 2007) Norma subyektif adalah persepsi atau pandangan

seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan

mempengaruhi niat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang

(13)

Menurut Sigit (2006) minat beli seseorang dipengaruhi oleh sikap dan

norma subyektif, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zahra

(2008) yang membuktikan bahwa norma subyektif berpengaruh terhadap

minat mahasiswa dalam menggunakan internet sebagai sumber pustaka.

Sebagai salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia bahkan

dunia, perusahaan Yamaha memilki tanggung jawab untuk memuaskan para

pelanggan dengan berbagai keunggulan, misalnya kualitas disain, warna,

simbol dan ciri khas tertentu yang mampu mendongkrak penjualan dan juga

menciptakan kesan tersendiri di benak pelanggan. Ciri dan sifat inilah yang

menjadikan perusahaan otomotif ini memiliki keistimewaan dimata

konsumen jika dibandingkan dengan perusahaan lainnya dan pada akhirnya

akan dapat mempengaruhi minat konsumen untuk membelinya.

Dari data yang diperoleh dari bagian penjualan pada PT. Surya Timur

Sakti Motor yang terletak di Jl. Basuki Rahmat no. 45 - 47 Surabaya, dapat

dilihat pada tabel 1.1, sebagai berikut .

Tabel 1.1. Data Penjualan Sepeda Motor Yamaha “SCORPIO” PT. Surya Timur Sakti Motor Surabaya

Tahun 2009

Tahun 2009 Penjualan (Unit)

Dari tabel 1.1 di atas menunjukan bahwa minat beli konsumen akan

(14)

mengalami penurunan sebanyak 316 unit atau turun sebesar 71,98% dari

hasil penjualan pada triwulan I, Untuk triwulan ke III kembali mengalami

kenaikkan sebanyak 41 unit atau naik sebesar 33,33% dari hasil penjualan

pada triwulan II, akan tetapi untuk triwulan ke IV kambali mengalami

penurunan sebanyak 50 unit atau turun sebesar 30,49% dari hasil penjualan

pada triwulan III.

Dari fenomena tersebut menunjukan bahwa selama tahun 2009,

penjualan untuk sepeda motor Yamaha “SCORPIO” di Surabaya, tidak sesuai

dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan, turunnya minat beli konsumen

akan sepeda motor Yamaha ”SCORPIO”, ini kemungkinan disebabkan

karena banyak sekali bermunculan merek sepeda motor dengan berbagai

model, desain, memberikan kualitas yang bagus dan harga yang cukup

bersaing.

Atas dasar hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul : “Pengaruh Sikap dan Norma

Subyektif Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sepeda Motor

Yamaha SCORPIO di Surabaya”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut di atas, maka perumusan

masalah yang dapat diajukan dalam penelitian ini yaitu

1. Apakah sikap berpengaruh terhadap keputusan pembelian Produk

(15)

2. Apakah norma subyektif berpengaruh terhadap keputusan pembelian

Produk Sepeda Motor Yamaha SCORPIO di Surabaya?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah

diuraikan sebelumnya, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini,

yaitu

1. Untuk membuktikan pengaruh dari sikap terhadap keputusan pembelian

produk sepeda motor Yamaha “SCORPIO” di Surabaya.

2. Untuk menganalisis pengaruh dari norma subyektif terhadap keputusan

pembelian produk sepeda motor Yamaha “SCORPIO” di Surabaya.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

berbagai pihak, yaitu antara lain :

1. Bagi Perusahaan

Dapat digunakan sebagai solusi alternatif dalam pengambilan

keputusan untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan

pengaruh sikap dan norma subyektif terhadap minat beli konsumen.

2. Bagi Peneliti Lain

Dapat digunakan sebagai tambahan khasanah perpustakaan,

bahan referensi dan bahan masukan bagi penelitian lebih lanjut, yang

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang

dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait

dengan faktor – faktor yang berpengaruh terhadap minat beli konsumen, telah

dilakukan oleh :

Murwanto Sigit (2007) dengan judul: “Analisis Sikap Dan Norma

Subyektif terhadap Niat Beli Mahasiswa Sebagai Konsumen Potensial

Produk Pasta Gigi Close Up. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menganalisis pengaruh langsung dari Sikap dan Norma Subyektif terhadap

niat untuk membeli produk Pasta Gigi Close Up, sedangkan teknik analisis

yang digunakan adalah teknik analisis regreso linier berganda dan

berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis diperoleh hasil: (1) Sikap dan

Norma Subyektif secara bersama – sama (simultan) berpengaruh terhadap

niat beli (2) Sikap secara parsial berpengaruh terhadap niat beli (3) Norma

Subyektif secara parsial berpengaruh terhadap niat beli

Femilia Zahra (2007) dengan judul: “Pengaruh Kualitas Informasi,

Kemampuan Individu, Dan Norma Subyektif Terhadap Minat Mahasiswa

Dalam Menggunakan Internet Sebagai Sumber Informasi Pustaka, Adapun

tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh langsung dari

kualitas informasi, kemampuan individu, dan norma subyektif terhadap minat

(17)

sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis Structural

Equation Model Analysis dan berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis

diperoleh hasil: (1) Kualitas informasi, kemampuan individu, dan norma

subyektif secara bersama – sama (simultan) berpengaruh terhadap minat

mahasiswa dalam menggunakan internet sebagai sumber informasi pustaka,

(2) Norma subyektif secara parsial berpengaruh terhadap minat mahasiswa

dalam menggunakan internet sebagai sumber informasi pustaka,

Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu

adalah membahas mengenai faktor – faktor yang berpengaruh terhadap minat

beli konsumen, sedangkan perbedaannya terletak pada objek dan periode

penelitian, sehingga penelitian sekarang bukan merupakan replikasi.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pemasaran

2.2.1.1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan ujung tombak untuk mencapai suatu

keberhasilan dalam perusahaan, apabila suatu perusahaan ingin berhasil

dalam melaksanakan proses pemasaran, maka manajemen perusahaan

harus dapat menerapkan suatu strategi pemasaran dengan baik, sehingga

tujuan perusahaan dapat terwujud sesuai dengan misi dan visi perusahaan.

Menurut Kotler (2005 : 10) pemasaran adalah sebagai proses

sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa

yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan,

dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan

(18)

Sedangkan Kotler dan Amstrong (2001:6) mengartikan pemasaran

adalah...”A social and managerial process where by individuals and

group obtain what they need and want through creating and excharging

product and value with other”. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan

manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang

mereka butuhkan serta inginkan melalui penciptaan dan pertukaran

timbale balik produk serta nilai dengan orang lain.

Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pemasaran adalah merupakan suatu kegiatan atau

proses dalam suatu sistem yang didalamnya terdapat individu atau

kelompok untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan dibutuhkan baik

barang atau jasa untuk memperoleh keuntungan serta dapat memuaskan

keinginannya.

2.2.1.2. Konsep Pemasaran

Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat dan persaingan

diantara perusahaan semakin ketat. Untuk mengatasi persaingan tersebut

salah satunya dengan menggunakan konsep pemasaran, karena konsep

pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan

kebutuhan konsumen:

Menurut Kotler (2005 : 22) Konsep pemasaran adalah sebagai

kunci untuk mencapai sasaran organisasi adalah perusahaan harus

menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan,

menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar

(19)

Sedangkan Umar (2003 : 31) mengartikan konsep pemasaran

merupakan suatu kunci atau keseluruhan sistem untuk meraih tujuan

perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha dalam

merencanakan, menentukan hingga melaksanakan kegiatan pemasaran.

Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa konsep pemasaran merupakan kunci untuk mencapai tujuan

organisasi yang berorientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen

yang didukung oleh pemasaran terpadu yang diarahkan kepada

terciptanya kepuasan konsumen sebagai kunci untuk mencapai tujuan

perusahaan.

2.2.1.3. Bauran Pemaasaran

Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan salah satu konsep

utama perusahaan. Dalam mencapai tujuan untuk memperoleh laba,

peusahaan perlu mepergunakan bauran pemasaran (marketing mix)

sebagai acuan kegiatan pemasarannya.

Menurut Zeithaml and Bitner dalam (Hurriyati, 2005:48)

mendefinisikan bauran pemasaran adalah sebagai : ”Marketing mix

defined as the elements an organization controls than can be used to

satisfy or communicate with customer. These elements appear as core

decision variables in any marketing text or marketing plan” Bauran

pemasaran didefinisikan sebagai unsure-unsur control sebuah organisasi

yang digunakan untuk memuaskan konsumen. Biasanya unsur-unsur ini

muncul sebagai variabel dari keputusan inti pada setiap rencana-rencana

(20)

Sedangkan menurut Kotler (2005 :17) bauran pemasaran

(Marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan oleh

perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar

sasaran.

Selanjutnya menurut Assauri (2004:198) terdapat empat variabel

bauran pemasaran (Marketing mix) yaitu:

1. Produk (Product)

Dalam marketing mix, strategi produk merupakan unsur yang

paling penting, karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran.

Dalam hal ini dengan membuat produk tersebut dapat menarik

perhatian konsumen. Tujuan utama strategi produk adalah untuk

dapat mancapai sasaran pasar yang dituju dengan meningkatkan

kemampuan bersaing atau mengatasi pasar.

2. Harga (Price)

Dalam penetapan harga perlu diperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi, baik langsung maupun tidak langsung. Faktor yang

mempengaruhi secara langsung adalah harga bahan baku, biaya

produksi, adanya peraturan pemerintah dan biaya pemasaran. Untuk

tujuan meningkatkan volume penjualan total dan laba perusahaan

dalam jangka panjang, strategi harga juga sangat efektif (catur dan

Suratno, 2001:191). Tujuan penetapan harga yaitu memperoleh laba

maksimum, mendapat share penjualan, meraih pasar, mencapai

tingkat hasil penerimaan penjualan maksimum, mencapai keuntungan

(21)

3. Promosi (Promotion)

Kegiatan promosi yang dilakukan sejalan dengan rencana

pemasaran secara keseluruhan, serta direncanakan akan diarahkan dan

dikendalikan dengan baik, diharapkan dapat berperan secara berarti

dalam meningkatkan penjualan. Strategi periklanan suatu produk

harus direncanakan dengan melihat siklus hidup produk dan posisi

produk di pasar persaingan dan keadaan produk pesaing. Promosi

juga dilakukan untuk memberitahukan bahwa harga yang ditawarkan

oleh perusahaan memiliki perbedaan dengan perusahaan lain agar di

kenal oleh masyarakat.

4. Saluran Distribusi (Place)

Penyaluran merupakan kegiatan penyampaian produk agar

sampai ke tangan konsumen tepat pada waktunya. Oleh karena itu,

kebijakan penyaluran merupakan salah satu kebijakan pemasaran

terpadu yang mencakup penentuan saluran pemasaran dan distribusi

fisik. Kedua faktor ini mempunyai hubungan yang erat dalam

keberhasilan penyaluran sekaligus keberhasilan manajemen produk

perusahaan. Efektifitas penggunaan saluran distribusi diperlukan

untuk menjamin tersedianya produk dimata rantai saluran tersebut.

Berdasarkan dari keempaat variabel tersebut adalah saling

berkaitan satu dengan yang lainnya, sehingga bila terdapat kelemahan

pada salah satu unsur saja maka akan mempengaruhi usaha pemasaran

yang berarti mempengaruhi tingkat atau volume penjualan yang dicapai

(22)

2.2.2. Perilaku Konsumen

2.2.2.1. Pengertian Perilaku Konsumen

Konsumen merupakan sasaran utama bagi suatu perusahaan dalam

memasarkan barang dan jasa. Perilaku konsumen biasanya diartikan

sebagai suatu kegiatan yang jelas dan mudah diamati tetapi

perkembangannya sekarang menunjukkan bahwa kegiatan yang jelas dan

mudah diamati hanya merupakan satu bagian dari proses pengambilan

keputusan.

Setiadi (2003:3) berpendapat bahwa perilaku konsumen adalah

tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan

menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang

mendahului dan menyusuli tindakan ini.

Sedangkan Swasta dan Irawan (2003:10) mendifinisikan Perilaku

konsumen adalah sebagai kegiatan – kegiatan individu yang secara

langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang –

barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan

pada persiapan dan penentuan kegiatan – kegiatan tersebut. Definisi

menjelaskan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan individu yang

secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang

dan jasa serta tindakan yang dilakukan sebelumnya, tetapi tidak

menjelaskan tindakan sesudah proses pengambilan keputusan.

Berdasarkan dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan

bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang secara langsung

terlibat pada proses yang meliputi tindakan untuk mendapatkan,

mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses

(23)

2.2.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Agar dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen

sasaran, maka perusahaan harus mengetahui faktor – faktor apa yang

mempengaruhi konsumen sasaran dalam membeli suatu produk.

Menurut Setiadi (2003 : 11) faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku konsumen dalam pembelian yaitu :

1. Faktor-faktor kebudayaan

a. Kebudayaan

Merupakan faktor penentu yang paling dasar dari

keinginan dan perilaku seseorang bila makhluk lainnya bertindak

berdasarkan naluri, maka perilaku manusia pada umumnya

dipelajari.

b. Sub-Kebudayaan

Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya-sub budaya

yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi

yang lebih spesifik untuk para anggotanya.

c. Kelas Sosial

Merupakan kelompok yang relatif homogen dan bertahan

lama dalam suatu masyrakat, yang tersusun secara hierarki dan

keanggotaannya mempuyai nilai dan perilaku yang serupa.

2. Faktor-faktor Sosial

a. Kelompok referensi

Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh

kelompok yang mempuyai pengaruh langsung maupun tidak

(24)

b. Keluarga

Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam

kehidupan pembeli yang pertama adalah : keluarga orientasi,

yang merupakan orang tua seseorang. Dari orangtualah seseorang

mendapatkan pandangan tentang agama, politik, ekonomi dan

merasakan ambisi pribadi nilai atau harga diri dan cinta. Kedua

adalah keluarga prokreasi yaitu pasangan hidup anak - anak

seorang keluarga merupakan organisasi pembeli dan konsumen

yang paling penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti

secara intensif.

c. Pasangan dan status

Seseorang umumnya berpartisipasi dalam sekelompok

seumur hidupnya keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang

adalah setiap kelompok dapat diidentifikasi dalam peran dan

status.

3. Faktor Pribadi

a. Umur dan tahapan dalam siklus hidup

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus

hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah

mengidentifikasi tahapan-tahapaan dalam siklus psikologis.

Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau

transformasi tertentu pada saat mengalami hidupnya.

b. Pekerjaan

Para pemasar berusaaha mengidentifikasi kelompok

pekerja yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk dan

(25)

c. Keadaan ekonomi

Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang

adalah terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkat

stabilitasnya dan polanya), kemampuan untuk meminjam dan

sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung.

d. Gaya hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang

diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat

seseorang,gambar hidup menggambarkan “seseorang secara

keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan, gaya hidup

juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas social seseorang.

e. Kepribadian dan konsep diri

Yang dimaksud dengan kepribadian adalah karakteristik

psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang

responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten.

Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna

dalam menganalisa perilaku konsumen.

4. Faktor-faktor psikologis

a. Motivasi

Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini

timbul dari sebuah keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa air,

rasa haus dan rasa tidak nyaman..

b. Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses, dimana seseorang

memilih mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi

(26)

c. Proses belajar

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku

seseorang yang timbul dari pengalaman dan latihan.

d. Kepercayaan dan sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang

dimiliki seseorang terhadap sesuatu, sedangkan sikap adalah

suatu kecenderungan yang dipelajari untuk memberikan respon

secara konsisten terhadap suatu obyek yang diserukan, seperti

merek.

2.2.3. Minat Beli Konsumen

Bagi perusahaan tanggapan konsumen terhadap produk yang

dihasilkan adalah sangat penting, termask penilaian konsumen terhadap

atribut – atri but produk. Untuk itu produsen perlu mengetahui bagaiman

konsumen menilai atribut – atribut dari produk yang dihasilkan. Hal ini

dikarenakan penilaian dari konsumen tersebut akan mempengaruhi niat beli

konsumen.

Menurut Sigit (2006 : 82) niat adalah salah satu faktor internal

(Individu) yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen untuk melakukan

pembelian.

Sedangkan menurut Schiffman dan Manuk (2000) dalam (Sigit,

2006 : 83) Minat Beli Konsumen adalah ”suatu bentuk pikiran yang nyata

dari refleksi rencana pembeli untuk membeli beberapa unit dari jumlah

(27)

Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas dapat diambil

kesimpulan bahwa minat beli konsumen adalah merupakan tahap perencana

sebelum seorang membeli atau melakukan tindakan (action). Minat

pembelian merupakan salah satu tahap dari tanggapan konsumen.

Dalam proses pembelian, niat beli konsumen ini berkaitan erat

dengan motif yang dimilikinya untuk memakai ataupun membeli produk

tertentu.

Menurut Ferdinand (2006 : 242) menyatakan bahwa indikator minat

beli

1. Intensitas pencarian informasi yaitu seseorang yang intens mencari

informasi mengenai suatu produk

2. Keinginan prefersial yaitu dimana produk tertentu yang diinginkan

seseorang untuk membeli dan mengabaikan pihak lain.

3. Keinginan segera membeli yaitu seseorang berkeinginan segera

membeli suatu produk yang diinginkannya

2.2.4. Sikap

Sikap merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat

mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan tindakan pembelian.

Dengan mengetahui sikap konsumen terhadap suatu produk merupakan

informasi yang sangat berharga bagi manajer pemasaran, untuk digunakan

sebagai dasar dalam menentukan segmentasi pasar (Muksin, dkk. 2006 :3)

Menurut Wahyuni (2008 : 32) Sikap adalah sebagai suatu evaluasi

yang menyeluruh dan memungkinkan seseorang untuk merespon dengan

(28)

Sedangkan menurut Robbin (2000 : 169) sikap adalah pernyataan –

pernyataan atau penilaian evaluatif berkaitan dengan objek, orang atau

suatu peristiwa.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sikap

adalah sebagai “evaluasi, perasaan dan kecenderungan seseorang yang

relatif terhadap sesuatu obyek atau gagasan”.

Sikap seseorang terhadap atribut produk dapat berbeda – beda,

karena keyakinan serta evaluasi terhadap atribut yang dimiliki oleh produk

tersebut.

Menurut Wahyuni (2008 : 32) ada 3 (tiga) indikator dalam sikap,

yaitu sebagai berikut :

1. Cognitive Component

Merupakan kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang

objek, yang dimaksud objek adalah atribut produk, semakin positif

kepercayaan terhadap suatu merek atau suatu produk, maka

keseluruhan komponen kognitif akan mendukung sikap secara

keseluruhan.

2. Affective Component

Merupakan emosional yang merefleksikan perasaan seseorang

terhadap suatu objek, apakah objek tersebut diinginkan atau disukai.

3. Behavioral Component

Merupakan emosional yang merefleksikan kecenderungan dan

perilaku aktual terhadap suatu objek, yang mana komponen ini

(29)

Selanjutnya menurut Loundan dan Delabitta (2004 : 217) adapun

indikator dalam sikap, yaitu sebagai berikut :

1. Cognitive Component

Merupakan kepercayaan terhadap merek

2. Affective Component

Merupakan evaluasi merek.

3. Behavioral Component

Menyangkut maksud atau atau naiatan untuk membeli

2.2.5. Norma Subyektif

Konsumen akan memilih produk yang mengandung atribut – atribut

yang diyakininya relevan dengan yang dibutuhkannya. Konsumen akan

memiliki niat untuk menggunakan produk tersebut jika dia merasa bahwa

orang terdekatnya akan menganggap bahwa dia akan lebih cocok jika

menggunakan produk tersebut. Faktor ini bisa berasal dari teman dekat,

saran dosen atau rekan kerjanya.

Norma subyektif (subjective norms) adalah persepsi atau pandangan

seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan

mempengaruhi niat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang

sedang dipertimbangkan (Hartono 2007).

Sedangkan menurut Umar (2003 : 436 – 437), mengatakan bahwa

norma subyektif merupakan komponen yang bersifat eksternal yang

mempunyai pengaruh terhadap perilaku individu. Komponen ini dapat

dihitung dengan cara mengalikan nilai kepercayaan normatif individu

(30)

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Norma

subyektif merupakan persepsi dari seseorang yang akan mempengaruhi niat

seseorang untuk melakukan tindakan, dimana norma subyektif

menunjukkan sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen

untuk melakukan tindakan pembelian.

Menurut teori Reasoned Action dan Fishbein (1975) dalam Sigit

(2006 : 82), menyatakan bahwa tindakan seseorang adalah realisasi dari

keinginan atau niat seseorang untuk bertindak dan faktor ini menyangkut

persepsi seseorang apakah orang lain yang dianggap penting akan

mempengaruhi perilakunya.

Berdasarkan teori tersebut dapat dijelaskan bahwa ada 2 (Dua)

indikator dari norma subyektif, yaitu

1. Keyakinan normatif

Keyakinan bahwa orang lain berpendapat bahwa saya sebaiknya

melakukan perilaku tertentu.

2. Kemauan menuruti orang lain

Motivasi menuruti kemauan orang lain atau referan

Sedangkan menurut umar (2003 ; 440) adapun indikator dari norma

subyektif, yaitu sebagai berikut :

1. Keyakinan normatif

Mengandung kuatnya keyakinan terhadap atribut produk yang

ditawarkan dalam mempengaruhi perilakunya terhadap obyek.

2. Motivasi

Menyangkut sikapnya terhadap atribut yang ditawarkan sebagai

(31)

2.2.6. Pengaruh Sikap Terhadap Minat Beli Konsumen

Sikap merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat

mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan tindakan pembelian.

(Muksin, 2006 :3) Konsumen akan mempunyai kesetiaan terhadap produk

apabila pihak perusahaan bisa memahami dan memberikan apa yang

dibutuhkan oleh konsumen. Semakin baik sikap yang dimiliki oleh

konsumen pada suatu produk maka niat beli konsumen juga semakin tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh Sigit (2006) dan Schiffman dan

Kanuk (2000) dalam Sigit (2006 : 83) membuktikan bahwa minat seseorang

untuk membeli suatu produk dipengaruhi oleh sikap, dan hal ini sesuai

dengan teori Reasoned Action dan Fishbein (1975) dalam Sigit (2006 : 82),

menyatakan bahwa tindakan seseorang adalah realisasi dari keinginan atau

niat seseorang untuk bertindak dan faktor yang mempengaruh minat adalah

sikap, Sehingga dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap

berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen

2.2.7. Pengaruh Norma Subyektif Terhadap Minat Beli Konusmen

Selain sikap, faktor norma subyektif (subjective norms) juga dapat

mempengaruhi minat beli konsumen. Menurut Hartono (2007) Norma

subyektif adalah persepsi atau pandangan seseorang terhadap

kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi niat untuk melakukan

pembelian. Agar konsumen memiliki persepsi dan perasaan terhadap

produk yang dikeluarkan perusahaan, maka produk harus benar – benar

memiliki keistimewaan dan keunggulan tersendiri yang bisa membedakan

produknya dengan produk pesaing.

Penelitian yang dilakukan oleh Sigit (2006) membuktikan bahwa

(32)

subyektif, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zahra

(2008), Schiffman dan Kanuk (2000) dalam Sigit (2006 : 83) yang juga

membuktikan bahwa minat seseorang untuk membeli suatu produk

dipengaruhi oleh norma subyektif, dimana persepsi seseorang bahwa orang

lain yang baginya akan bertindak terhadap perilaku itu. Sehingga dari

uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa norma subyektif berpengaruh

positif terhadap minat beli konsumen

2.3. Kerangka Konseptual

Berdasarkan rumusan masalah dan untuk memudahkan analisis, maka

dapat digambarkan dalam suatu bagan kerangka konseptual, yaitu

Gambar.1.1. Bagan Kerangka Konseptual

(33)

2.4. Hipotesis

Berdasarkan bagan kerangka konseptual di atas maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Diduga sikap berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk

sepeda motor Yamaha “SCORPIO” di Surabaya

2. Diduga norma subyektif berpengaruh positif terhadap keputusan

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 (dua) variabel bebas

(X) yaitu Sikap (X1) dan Norma Subyektif (X2), dan 1 (satu) variabel terikat

yaitu Keputusan Pembelian (Y)

Adapun definisi operasioanal dari masang – masing variabel,

sebagai berikut :

1). Sikap (X1)

Sikap merupakan sebagai evaluasi, perasaan dan

kecenderungan seseorang yang relatif terhadap suatu objek

Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel Sikap,

sebagai berikut (Wahyuni, 2008)

1 Cognitive Component (X1.1)

Cognitive Component adalah merupakan kepercayaan

konsumen dan pengetahuan tentang objek, yang dimaksud objek

adalah atribut produk.

2 Affective Component (X1.2)

Affective Component adalah merupakan emosional yang

merefleksikan perasaan seseorang terhadap suatu objek, apakah

(35)

3 Behavioral Component (X1.3)

Behavioral Component adalah merupakan emosional yang

merefleksikan kecenderungan dan perilaku aktual terhadap suatu

objek, yang mana komponen ini menunjukkan kecenderungan

melakukan suatu tindakan.

2). Norma Subyektif (X2)

Norma subyektif (subjective norms) merupakan persepsi atau

pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain

yang akan mempengaruhi niat beli seseorang

Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel Norma

subyektif, sebagai berikut (Wahyuni, 2008)

1 Keyakinan normatif (X2.1)

Keyakinan bahwa orang lain berpendapat bahwa saya

sebaiknya melakukan perilaku tertentu.

2 Menuruti kemauan orang lain (X2.2)

Motivasi menuruti kemauan orang lain atau referan

3 Motivasi (X2.3)

Menyangkut sikapnya terhadap atribut yang ditawarkan

sebagai faktor yang berpengaruh terhadap perilakunya.

3). Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan Pembelian merupakan suatu bentuk pikiran yang

(36)

Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel minat beli

konsumen, sebagai berikut (Ferdinand, 2006 : 242)

1 Intensitas pencarian informasi (Y3.1)

Intensitas pencarian informasi yaitu seseorang yang intens

mencari informasi mengenai suatu produk

2 Keinginan segera membeli (Y3.2)

Keinginan segera membeli yaitu seseorang berkeinginan

segera membeli suatu produk yang diinginkannya

3 Keinginan prefersial (Y3.3)

Keinginan prefersial yaitu dimana produk tertentu yang

diinginkan seseorang untuk membeli dan mengabaikan pihak lain.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

interval dan teknik pengukuran yang digunakan adalah semantik

deferensial, Sugiyono (2002 ; 91) menyatakan bahwa skala tersebut

berusaha untuk mengukur sikap dan karakteristik tertentu yang dimiliki

seseorang.

Responden diminta untuk menilai suatu konsep atau objek pada

suatu skala yang mempunyai dua kata adjektif yang bertentangan, yaitu

sebagai berikut :

Nilai

1 5

(37)

3.2. Teknik Penentuan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

(Sugiono, 1999:72). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pembelian sepeda motor Yamaha “Scorpio Tahun 2009” di PT. Surya

Timur Sakti Motor Surabaya, berjumlah 877 orang.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2002 : 56). Teknik pengambilan sampel

merupakan bagian dalam melaksanakan suatu penelitian, untuk itu teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

probability sampling (Penarikan Sample Secara Acak) yaitu setiap anggota

populasi memiliki peluang yang besarnya sudah diketahui untuk terpilih

sebagai sampel dan peneliti bisa memperkirakan besarnya kesalahan

penarikan sampel (Sampling Error). Sedangkan metode yang digunakan

adalah sampling random sampling yaitu setiap populasi mempunyai

peluang yang sama untuk ditarik sebagai sampel (Sumarsono, 2004:46).

Untuk mengetahui jumlah responden yang akan dijadikan sampling

digunakan rumus slovin, yaitu sebagai berikut :

2

1 Ne

N n

+

(38)

Dimana :

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi (877 orang)

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau

diinginkan (e=9%)

Berdasarkan dari perhitungan di atas, maka jumlah anggota sampel

yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 110 Responden.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer,

yaitu merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber

asli pihak pertama (Ikhsan dan Ishak, 2005: 109), Sedangkan sumber data

yang digunakan berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 110

(39)

3.3.2. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : .(Nazir, 2005 :

212).

1. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan

penelitian langsung pada obyek yang diteliti. Pada penelitian ini

observasi dilakukan di PT. Surya Timur Sakti Motor Surabaya

2. Angket (Kuesioner).

a. Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pembagian lembar

pertanyaan yang harus diisi oleh responden guna melengkapi data.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1. Teknik Analisis

1. Uji Validitas Instrumen Kuisioner

Validitas instrumen pertanyaan adalah suatu derajat ketepatan

alat ukur penelitian tentang isi yang sebenarnya diukur. Uji validitas

item untuk menguji apakah tiap butir pertanyaan benar-benar telah

valid /sahih.

Cara menguji : korelasikan masing-masing skor item pertanyaan

dengan skor totalnya. Gunakan tingkat signifikansi validitas ≤ 5%.

Tingkat signifikansi ini menunjukkan derajat konsistensi jawaban

(40)

2. Uji Reliabilitas Instrumen Kuisioner

Reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari

indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana

masing-masing indikator itu mengidentifikasikan sebuah konstruk atau

faktor latent umum.

Dengan kata lain bagaimana hal-hal yang spesifik saling

membantu dalam menjelaskan sebuah fenomena. Diukur dengan

Cronsbach's coefficient alpha, bila hasilnya < 0,6 berarti buruk ; 0,7

dapat diterima ; > 0,8 bagus

3. Uji Outlier Univariate

Deteksi terhadap adanya univariate outliers dapat dilakukan

dengan menentukan nilai ambang yang akan dikategorikan sebagai

outliers dengan cara mengkonversio nilai data penelitian ke dalam

standart score atau yang diserbut Z-score, yang mempunyai nilai

rata-rata nol dengan standar deviasi sebesar 1.00 (Hair et.al, 1995).

Pengujian univariate outliers dilakukan perkonstruk variabel

dengan program SPSS 11.00 pada menu descriptive statistic

summarise. Observasi data yang memiliki nilai Z-score ≥ 3.0 akan

dikategorikan sebagai outliers.

4. Uji Outlier Multivariate

Outliers merupakan observasi atau data yang memiliki

karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi -

(41)

untuk sebuah variabel tunggal maupun untuk variable - variabel

kombinasi (Hair et.al, 1995).

Adapun outliers dapat dievaluasi dengan dua cara, yaitu analisis

terhadap univariate outliers dan analisis terhadap multivariate outliers

(Hair et.al, 1995)

5. Uji Normalitas Data Univariate

Sebaran data harus dianalisis untuk mengetahui apakah asumsi

normalitas dipenuhi, sehingga data dapat diolah lebih lanjut pada path

diagram.

Untuk menguji normalitas distribusi data yang digunakan dalam

analisis, peneliti dapat menggunakan uji statistik. Uji yang paling

mudah adalah dengan mengamati skewness value dari data yang

digunakan, yang biasanya disajikan dalam statistik untuk menguji

normalitas itu disebut Z-value yang dihasilkan melalui rumus :

Nilai -z =

N 6 skewness

Dimana N adalah ukuran sampel bila nilai z lebih besar dari

nilai kritis atau critical ratio (Ferdinand, 2000 : 95), maka dapat diduga

distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan

berdasarkan tingkat signifikansi yang dikehendaki. Misalnya bila nilai

yang dihitung lebih besar dari ± 2,58 berarti kita dapat menolak asumsi

mengenai normalitas dari distribusi pada tingkat 0,01.

(42)

Untuk melihat apakah data yang digunakan dalam penelitian ini

terdapat multikolinearitas atau singularitas dalam kombinasi-kombinasi

variabel, maka yang perlu diamati oleh peneliti adalah determinan yang

kecil atau mendekati nol, hal ini mengidentifikasikan adanya

multikolinearitas atau singularitas, sehingga data itu tidak dapat

digunakan untuk penelitian (Ferdinand, 2000 : 108)

7. Uji Kausalitas

Variance extracted adalah ukuran yang menunjukkan varians

dari indikator-indikator yang diekstraksi oleh konstruk laten yang

dikembangkan. Nilai variance ekstanted ini direkomendasikan pada

tingkat paling sedikit 0,50.

3.4.2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah uji

kesesuaian model Goodness of fit indeks. Dalam analisis SEM tidak ada

alat uji statistik tunggal untuk mengukur atau menguji hipotesis mengenai

model. Peneliti diharapkan untuk malakukan pengujian dengan

menggunakan beberapa fit indeks, untuk mengukur "kebenaran" model

yang diajukan.

Berikut ini disajikan beberapa indeks kesesuaian valuenya untuk

digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak.

Sebagai berikut :

Tabel. 3.1 Goodness of Fit Index

Goodness of Fit Index Cut off Value

X2 – Chi Square Diharapkan kecil

Significance Probability ≥ 0.05

RMSEA ≤ 0,08

GFI ≥ 0,90

(43)

CMIN/DF ≤ 2,00

TLI ≥ 0,95

CFI ≥ 0,95

Berdasarkan pada tabel 3.1 di atas dapat diinterprrestasikan yaitu

sebagai berikut .

1. X2 - Chi Square Statistic

Chi-square bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel

yaitu sampel yang bersifat kecil (<50) maupun terhadap sampel yang

terlalu besar (>50). Penggunaan Chi-square hanya sesuai bila ukuran

sampel antara 100-200 sampel. Bila diluar rentang itu, uji signifikan

akan menjadi kurang reliabel. Oleh karena itu perlu dilengkapi dengan

alat yang lain. X2 yang kecil dan tidak signifikan yang diharapkan agar

hipotesis nol sulit ditolak.

2. RMSEA

Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08

merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan

close fit dari model itu berdasarkan degrees of freedom.

3. GFI

Indeks kesesuaian ini akan menghitung proporsi ketimbang dari

varians dalam matriks kovarians populasi yang terestimasikan, GFI

yang diharapkan adalah sebesar ≥ 0,90.

(44)

Untuk mencari besarnya nilai Indeks ini dapat dapat dicari

dengan rumus sebagai berikut :

AGFI = 1 - (1 - GFI)

AGFI yang diharapkan adalah sebesar ≥ 0,90.

5. CMIN/DF

Indeks ini disebut juga X2 relatif yang diperoleh dari

perbandingan antara nilai X2 dengan degrees of freedomnya X2 relatif

yang diharapkan adalah sebesar ≤ 2,0.

6. TLI (Tucler Lewis Index)

Indeks ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

d

C = Diskrepansi (ketidaksesuaian) dari model yang dievaluasi

d = Degrees of freedom dari model yang dievaluasi

Cb = Diskrepansi dari baseline model yang dijadikan pembanding

Db = Degrees of freedom dari baseline model yang dijadikan

pembanding

(45)

7. CFI (Comparative Fit Index)

Indeks ini adalah identik dengan Relative Noncentrality Index

(RNI), yang diperoleh dengan rumus :

CFI = RNI = 1 -

db Cb

d C

− −

(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

Sumber data yang digunakan berasal dari jawaban kuisioner yang

disebar pada 110 orang (responden) calon pembeli sepeda motor Yamaha

“SCORPIO” di Surabaya dan kuesioner tersebut terdiri dari 9 pernyataan

yang dibagi menjadi 3 bagian.

Untuk memperjelas uraian tersebut di atas, maka berikut ini adalah

hasil dari jawaban kuisioner untuk masing masing variabel.

1 Bagian I berkaitan dengan pernyataan mengenai “Sikap (X1)”

Sikap merupakan sebagai evaluasi, perasaan dan kecenderungan

seseorang yang relatif terhadap suatu objek

Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner mengenai Sikap

Konsumen, dapat dilihat pada tabel 4.1, yaitu sebagai berikut :

Tabel. 4.1. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai : Sikap (X1)

Sumber : Lampiran. 1

Berdasarkan dari tabel 4.1, dapat diketahui bahwa nilai rata – rata

(47)

yaitu sebesar 32,42% yang artinya bahwa sikao konsumen akan produk

sepeda motor Yamaha “SCORPIO” di Surabaya adalah rendah.

2 Bagian II berkaitan dengan pernyataan mengenai “Norma

Subyektif (X2)”

Norma subyektif (subjective norms) merupakan persepsi atau

pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang

akan mempengaruhi niat beli seseorang

Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner mengenai Norma

subyektif, dapat dilihat pada tabel 4.2, yaitu sebagai berikut :

Tabel. 4.2. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai : Norma Subyektif (X2)

Sumber : Lampiran. 2

Berdasarkan dari tabel 4.2, dapat diketahui bahwa nilai rata – rata

(mean) tertinggi berada pada skor 1 atau jawaban sangat tidak setuju

yaitu sebesar 31,52% yang artinya bahwa persepsi atau pandangan

responden akan produk sepeda motor Yamaha “SCORPIO” di Surabaya

adalah rendah.

3 Bagian III berkaitan dengan pernyataan mengenai “Minat Beli

(48)

Minat beli konsumen adalah merupakan suatu bentuk pikiran

yang nyata dari refleksi rencana pembeli untuk membeli atau melakukan

tindakan pembelian pada suatu produk

Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner mengenai Minat beli

konsumen, dapat dilihat pada tabel 4.3, yaitu sebagai berikut :

Tabel. 4.3. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai : Minat Beli Konsumen (Y)

Sumber : Lampiran. 3

Berdasarkan dari tabel 4.3, dapat diketahui bahwa nilai rata – rata

(mean) tertinggi berada pada skor 1 atau jawaban sangat tidak setuju

yaitu sebesar 29,70% yang artinya bahwa Minat beli responden akan

produk sepeda motor Yamaha “SCORPIO” di Surabaya adalah rendah.

4.2. Analisis Data

4.2.1. Uji Validitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah

indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang

seharusnya diukur, karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari

setiap latent variable / construct akan diuji dengan melihat loading faktor

dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable.

Analisis confirmatory factor analysis dilakukan peneliti dengan

program aplikasi statistik AMOS 4.01. Tiga construct utama yaitu Sikap,

(49)

pertanyaan. Ketika confirmatory factor analysis dilakukan untuk menguji

validitas konstruk, diperoleh hasil bahwa ke 9 instrumen tersebut

dinyatakan bervaliditas baik karena memiliki factor loadings ≥ 0.5

(MacLean dan Gray, 1998).

Berikut ini merupakan hasil pengukuran factor loading setiap butir

dan konstruk dengan confirmatory factor analysis, yang ditabulasikan

dalam bentuk tabel data, sebagai berikut :

Tabel. 4.4. Hasil Uji Validitas

Dengan Confirmatory Factor Analysis

Construct Indicator Komponen / Faktor

1 2 3 4

Minat beli konsumen (Y) Y1 0.988

Y2 0.275

Y3 0.830

Sumber : Lampiran. 1, data diolah

Berdasarkan pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa factor loadings

untuk masing masing butir pertanyaan yang membentuk setiap construct

adalah ≥ 0.5, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, hal ini berarti

bahwa butir-butir instrumentasi dari setiap konstruk tersebut dapat

dikatakan validitasnya baik dan dapat diterima.

4.2.2. Uji Reliabilitas

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa koefisien

(50)

(variabel atau indikator observasian). Sementara itu item to total

correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan

mengeliminasi butir-butir yang kehadirannya akan memperkecil koefisien

Cronbach’s Alpha yang dihasilkan (Purwanto, 2002)

Berdasarkan Uji Reliabilitas nilai Item to Total Correlation dan

Coefficient Cronbach’s Alpha setiap butir dan konstruk pengukuran dapat

dilihat pada tabel. 4.5, sebagai berikut :

Tabel. 4.5. Hasil Uji Reliabilitas

Dengan Koefisien Conbach’s Alpha

Minat beli konsumen (Y) Y1 0.895

0.762

Y2 0.728

Y3 0.859

Sumber : Lampiran. 3, data diolah

Berdasarkan pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai reliabilitas

konsistensi internal untuk setiap construct di atas menunjukkan hasil yang

baik karena koefisien Conbach’s Alpha yang diperoleh telah memenuhi

rules of thumb yang disyaratkan yaitu ≥ 0.7 (Hair et al., 1998).

4.2.3. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted

Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha,

(51)

Kedua pengujian tersebut masih dalam koridor uji konsistensi internal yang

akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa

indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama

(Purwanto, 2002). Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat

0,50.

Berdasarkan Uji Construct Reliability dan Extracted Variance,

diperoleh hasil, sebagai berikut :

Tabel. 4.6. Hasil Uji Construct Reliability dan Variance Extacted

Konstrak Indikator

Norma Subyektif (X2)

Sumber : Lampiran. 1, data diolah

Berdasarkan pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa hasil dari

pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan construct reliability

dan variance extracted menunjukkan instrumen reliabel, yang ditunjukkan

dengan nilai construct reliability seluruhnya ≥ 0,7. Meskipun demikian

angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang

dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70 pun masih dapat

diterima sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang terlihat dalam

(52)

4.2.4. Uji Normalitas

Uji Normalitas sebaran dilakukan dengan menggunakan Uji

Skweness Value dari data yang digunakan, yang biasanya disajikan dalam

statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji Normalitas itu disebut

z-value. Dengan ketentuan bahwa bila nilai-z lebih besar dari nilai kritis,

maka dapat diduga bahwa distribusi data tersebut adalah tidak normal

dengan ketentuan bahwa nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat

signifikansi 0,01 (1%) yaitu sebesar ± 2,58.

Berdasarkan dari hasil Uji Normalitas diperoleh hasil, yaitu sebagai

berikut :

Tabel. 4.7. Hasil Uji Normalitas

Assessment of Normality

Multivariate -0.202 -0.075

Batas Normal ± 2,58

Sumber : Lampiran. 4, data diolah

Berdasarkan pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai c.r.

mutivariate berada di luar ± 2,58 itu berarti asumsi normalitas tidak

terpenuhi. Fenomena ini tidak menjadi masalah serius seperti dikatakan

(53)

menggunakan maximum likelihood estimation (MLE) walau ditribusi

datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga

data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya.

4.2.5. Uji Multicollinierity dan Singularity

Pengujian terhadap gejala multikolinieritas antar variabel bebas

memperlihatkan tidak adanya gejala multikolonieritas yang merusak model

dan berdasarkan hasil Uji Multikolinieritas, dapat diketahui besarnya nilai

dari determinant of sample covariance matrix yaitu sebesar 8.307.477.966

dan angka ini jauh dari nol, dan sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas

atau singularitas dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi. Dengan

demikian besaran koefisien regresi masing-masing faktor dapat dipercaya.

4.2.6. Uji Outlier

Uji Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik

unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan

muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau

variabel kombinasi atau multivariat (Hair, 1998).

Evaluasi terhadap outlier multivariate (antar variabel) perlu

dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada

outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers

(54)

Jarak antara Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi dapat dihitung

dan akan menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata semua variabel

dalam sebuah ruang multidimensional (Hair.dkk, 1998; Tabachnick &

Fidel, 1996).

Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan

jarak Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi

dengan menggunakan nilai tabel χ² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar

jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Berdasarkan Uji Outlier Multivariate dapat diperoleh hasil, yaitu

sebagai berikut

Tabel. 4.8. Hasil Uji Outlier Multivariate

Residuals Statistics (a)

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 25.959 92.442 55.500 13.089 110 Std. Predicted Value -2.257 2.822 0.000 1.000 110 Standard Error of Predicted Value 5.821 14.542 8.982 1.792 110 Adjusted Predicted Value 25.672 90.947 55.251 13.249 110

Residual -61.481 75.570 0.000 29.089 110

Std. Residual -2.024 2.488 0.000 0.958 110

Stud. Residual -2.129 2.629 0.004 1.001 110

Deleted Residual -67.986 84.328 0.249 31.764 110 Stud. Deleted Residual -2.168 2.711 0.005 1.009 110

Mahalanobis Distance [MD] 3.014 24.001 8.918 3.984 110

Cook's Distance 0.000 0.080 0.009 0.013 110

Centered Leverage Value 0.028 0.220 0.082 0.037 110

(a) Dependent Variable : NO. RESP

Mahalanobis Distance : > 27.877 =CHIINV(0,001.9)

Sumber : Lampiran. 2, data diolah

Berdasarkan pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai

Mahalanobis Distance (MD) Maksimum yaitu sebesar 24,001, sedangkan

berdasarkan nilai tabel χ20.001dengan jumlah variabel 9 diperoleh nilai yaitu

(55)

nilai yang kurang dari χ2 tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa,

tidak terjadi multivariate outliers. sehingga asumsi terpenuhi

4.3. Confirmatory Factor Analysis

4.3.1. Confirmatory Factor Analysis Minat Beli Konsumen (Y)

Indikator yang digunakan pada variabel Minat beli konsumen (Y)

yaitu Intensitas pencarian informasi (Y1), Keinginan segera membeli (Y.2)

dan Keinginan prefersial (Y3) dan untuk mengetahui setiap indikator

tersebut merupakan dimensi dari variabel Minat beli konsumen (Y)

digunakan Analisis Factor Confirmatory.

Berdasarkan Analisis Factor Confirmatory dengan program AMOS

4.0. diperoleh hasil, sebagai berikut :

Tabel. 4.9. Hasil Uji Unidimensionalitas Minat Beli Konsumen (Y)

Variabel Ustd Estimated Std Estimated Prob.

Y1 Minat beli konsumen <-- 1.000 0.988 0.000 Y2 MInat beli konsumen <-- 0.317 0.275 0.002 Y3 Minat beli konsumen <-- 0.897 0.830 0.000

Sumber : Lampiran. 5, data diolah

Berdasarkan pada tabel 4.9 dapat diketahui dari hasil Uji Analisis

Factor Confirmatory menunjukan bahwa indikator dari variabel minat beli

konsumen (Y) terdapat unidimensi (sig < 0,05) yang artinya bahwa

variabel Y1, Y2 dan Y3 adalah indikator dari minat beli konsumen (Y).

4.3.2. Confirmatory Factor Analysis Sikap (X1)

Indikator yang digunakan pada variabel Sikap (X1) yaitu Cognitive

Component (X1.1), Affective Component (X1.2) dan Behavioral Component

(X1.3) dan untuk mengetahui setiap indikator tersebut merupakan dimensi

(56)

Berdasarkan Analisis Factor Confirmatory dengan program AMOS

4.0. diperoleh hasil, sebagai berikut :

Tabel. 4.10. Hasil Uji Unidimensionalitas Sikap (X1)

Variabel Ustd Estimated Std Estimated Prob.

X1.1 Sikap <-- 1.514 0.899 0.000

X1.2 Sikap <-- 1.287 0.851 0.000

X1.3 Sikap <-- 1.405 0.889 0.000

Sumber : Lampiran. 5, data diolah

Berdasarkan pada tabel 4.10 dapat diketahui dari hasil Uji Analisis

Factor Confirmatory menunjukan bahwa indikator dari variabel Sikap

konsumen (X1) terdapat unidimensi (sig < 0,05) yang artinya bahwa

variabel X1.1, X1,2 dan X1,3 adalah indikator dari variabel Sikap (X1).

4.3.3. Confirmatory Factor Analysis Norma Subyektif (X2)

Indikator yang digunakan pada variabel Norma Subyektif (X2) ada

tiga yaitu Keyakinan normatif (X2.1), Menuruti kemauan orang lain (X2.2)

dan Motivasi (X2.3) dan untuk mengetahui setiap indikator merupakan

dimensi dari variabel Norma Subyektif (X2). digunakan Analisis Factor

Confirmatory.

Berdasarkan Analisis Factor Confirmatory dengan program AMOS

4.0. diperoleh hasil, sebagai berikut :

Tabel. 4.11. Hasil Uji Unidimensionalitas Norma Subyektif (X2)

Variabel Ustd Estimated Std Estimated Prob.

X2.1 Norma Subyektif <-- 1.261 0.836 0.000

X2.2 Norma Subyektif <-- 1.483 0.880 0.000

X2.3 Norma Subyektif <-- 1.501 0.951 0.000

Sumber : Lampiran. 5, data diolah

Berdasarkan pada tabel 4.11 dapat diketahui dari hasil Uji Analisis

(57)

Subyektif (X2) terdapat unidimensi (sig < 0,05) yang artinya variabel X2.1,

X2,2 dan X2,3 adalah indikator dari variabel Norma Subyektif (X2).

4.4. Structural Equation Model (SEM) dan Pengujian Hipotesis

4.4.1. Evaluasi Model Dengan One - Step Approach to SEM.

Dalam model Structural Equation Model (SEM), model pengukuran

dan model struktural parameter-parameternya diestimasi secara

bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit

model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara

measurement model dan structural model yang diestimasi secara

bersama-sama (One Step Approach to Structural Equation Model (SEM).

One step aprroach to Structural Equation Model (SEM) digunakan

apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas &

reliabilitas data sangat baik (Hair et.al,1998) Hasil estimasi dan fit model

one step approach to SEM dengan menggunakan program aplikasi AMOS

4.01 terlihat pada Gambar dan Tabel Goodness of Fit di bawah ini.

Gambar

Gambar. 4.2.  Model Pengukuran & Struktural Sikap, Norma Subyektif dan
Tabel 1.1. Data Penjualan Sepeda Motor Yamaha “SCORPIO”
Tabel. 4.2. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai :
Tabel. 4.4. Hasil Uji Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar.. Jika

repulsive so that Jonas is forced to search for a new set of satisfiers that is higher in level. The memories he

Praktikum ini bertujuan untuk: 1) mengenal lalat buah ( Drosophila melanogaster ), 2) membedakan seks lalat buah dewasa secara morphologik, 3) mempelajari

Unsur hara P yang tinggi pada media tanam dan ditambah dengan pemberian pupuk organik cair wokozim berpengaruh nyata terhadap berat gabah pada padi ratun karena

Sebaiknya perusahaan tidak mengabaikan pengaruh perubahan harga secara umum terutama dalam perioda inflasi dengan menyesuaikan laporan keuangan historisnya dengan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui figur guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Padamra dan untuk mengetahui cara guru Pendidikan Agama Islam

Sebaliknya individu dengan kontrol diri rendah, cenderung bertingkah laku yang tidak sesuai atau perilakunya menyimpang dari kaidah atau norma- norma dan aturan-aturan yang

Sedangkan pada pasangan menantu perempuan dan ibu mertua 2 dan 4 adalah sebaliknya.Yang terjadi pada pasangan 1 dan 3 diantaranya adalah perbedaan pola asuh menantu dengan