• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUALITAS PELAYANAN e-KTP DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH KOTA SURABAYA BERDASARKAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT. (Studi Perekaman e-KTP di Smart Office Royal Plaza Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KUALITAS PELAYANAN e-KTP DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH KOTA SURABAYA BERDASARKAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT. (Studi Perekaman e-KTP di Smart Office Royal Plaza Surabaya)."

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

KUALITAS PELAYANAN e-KTP DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN

CATATAN SIPIL PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BERDASARKAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

(Studi Perekaman e-KTP di Smart Office Royal Plaza Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN “Veteran” J awa Timur

Disusun oleh :

FEBRIANA TRIWAHYU HIDAYANTI

NPM. 1041010010

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

(2)
(3)
(4)
(5)

Disusun Oleh :

FEBRIANA TRIWAHYU HIDAYANTI NPM : 1041010010

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skr ipsi

Menyetujui :

Pembimbing,

Tukima n, S.Sos.Msi NIP. 196103231989031001

Mengetahui :

Deka n Falutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembanguna n Nasionl ”Vetera n” J awa Timur

(6)

KEPUASAN

MASYARAKAT

(St udi

Per ekaman e-KTP di Smar t Office Royal

Plaza Sur abaya)

NAMA MAHASISWA : FEBRIANA TRIWAHYU H.

NPM : 1041010010

PROGRAM STUDI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Menyataka n bahwa Skr ipsi ini telah dir evisi dan disa hkan

Pada Tanggal 28 Mei 2014

Mengeta hui/Menyetujui :

Dosen Penguji I, Dosen Penguji II, Dosen Penguji III,

Dr s. Pud jo Adi, M.Si NIP. 19510510973031001

Dr a . Sr i Wibawani, M.Si

NIP.19670406 199403 2001

(7)

FEBRIANA TRIWAHYU H. NPM : 1041010010

Telah Diper tahankan Dihadapan Dan Diter ima Oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogra m Studi Administr asi Negar a Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Univer sitas Pemba ngunan Nasional “Veter an” J awa Timur

Pada Tanggal : 22 MEI 2014

Dosen Pembimbing, Tim Penguji :

Tukiman, S.Sos.Msi NIP. 196103231989031001

1. Dosen Penguji I,

Dr s. Pudjo Adi, M.Si NIP. 19510510973031001

2. Dosen Penguji II,

Dr a . Sr i Wibawani, M.Si

NIP.19670406 199403 2001

3. Dosen Penguji III,

Tukiman, S.Sos.Msi NIP. 196103231989031001

Mengetahui :

Dekan Fa kulta s Ilmu Sosia l dan Ilmu Politik

Univer sita s Pembangunan Nasiona l “ Veter an “ J a wa Timur

(8)

HidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul

“Kualitas Pelayanan e-KTP Di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Pemerintah

Kota Sur abaya Berdasar kan Indeks Kepuasan Masyarakat (Studi Kasus perekaman

e-KTP Di Smart Office Royal Plaza Surabaya).” Skripsi ini dibuat dalam memenuhi

persyaratan kurikulum pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Berkat Rahmat dan KaruniaNya, skripsi penelitian ini dapat terselesaikan sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan. Segala kesulitan baik yang bersifat teknis maupun non

teknis serta berbagai kendala dan hambatan menyebabkan proses penyelesaian skripsi ini

menjadi panjang dan memakan waktu. Namun berkat bimbingan dan kesabaran dosen

pembimbing, penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam tersusunnya skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada Tukiman, S.Sos., MSi selaku dosen pembimbing, yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahanya kepada penulis.

Disamping itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Hj. Suparwati, MSi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak DR. H. Lukman Arif, M.Si selaku Ketua Progam Studi Ilmu Administrasi Negara.

3. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberi bekal dalam proses belajar mengajar di

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

4. Seluruh masyarakat yang telah bersedia menjadi responden, yang telah banyak membantu

(9)

ini.

6. Semua pihak yang membantu baik moril atau materiil sehingga terselesaikannya skripsi

ini.

Demikian laporan peneliltian dalam bentuk skripsi ini semoga dapat bermanfaat bagi

semua pihak.

Surabaya , Mei 2014

(10)

Lembar Revisi ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Gambar ... xi

Daftar Tabel ... xii

Abstrak ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJ IAN PUSTAKA ... 11

A. Penelitian Terdahulu ... 11

B. Landasan Teori ... 13

1. Pelayanan ... 13

a. Pengertian Pelayanan ... 13

b. Sasaran Pelayanan ... 14

c. Pelayanan Sebagai Proses ... 15

(11)

b. Asas-asas Pelayanan Publik ... 23

c. Prinsip-prinsip Pelayanaan Publik ... 24

d. Kelompok Pelayanan Publik ... 26

e. Kualitas Pelayanan Publik ... 27

f. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik ... 29

g. Standart Pelayanan Publik ... 31

3. Kepuasan Masyarakat ... 32

a. Pengertian Kepuasan ... 32

b. Unsur-unsur Kepuasan ... 33

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Masyarakat ... 34

4. Indeks Kepuasan masyarakat (IKM) ... 35

a. Maksud Dan Tujuan Indeks Kepuasan Masyarakat 35

5. Definisi e-KTP ... 38

a. Dasar Hukum ... 40

6. Fungsi e-KTP ... 41

7. Format e-KTP ... 42

8. Keunggulan e-KTP ... 43

9. Kelemahan e-KTP ... 44

(12)

B. Populasi, sampel Dan Teknik Penentuan Jumlah Sampel ... 51

C. Teknik Pengumpulan Data ... 55

D. Teknik Analisis ... 56

E. Perangkat pengolahan ... 57

F. Penguji Kualitas Data ... 58

G. Laporan Hasil Penyusunan Indeks ... 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 61

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian... 61

1. Profil Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah Kota Surabaya ... 61

2. Legalitas Organisasi... 62

3. Visi dan Misi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah Kota Surabaya ... 63

4. Tujuan, Strategi dan Kebijakan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah Kota Surabaya ... 63

5. Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah Kota Surabaya ... 64

6. Tugas pokok dan Fungsi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah Kota Surabaya... 66

(13)

d. Sub Bidang Kepegawaian... 68

e. Bidang Mobilitas Penduduk... 69

f. Seksi Mutasi WNI dan Orang Asing... 69

g. Seksi Fasilitas Kependudukan... 70

h. Bidang Pengendalian Urbanisasi... 70

i. Seksi Pembinaan... 71

j. Seksi Identifikasi... 72

k. Bidang Catatan Sipil... 72

l. Seksi Kelahiran, Pengakuan Anak dan Kematian.... . 73

m. Seksi Perkawinan, Pengesahan Anak dan Perceraian.. 73

n. Bidang Data dan Informasi... 74

o. Seksi Pengolahan dan Penyimpanan Data... 75

p. Seksi Pelayanan Informasi... 75

7. Komposisi Pegawai Pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah Kota Surabaya ... 76

8. Sarana dan PrasaranaDinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah Kota Surabaya ... 79

9. KTP Smart Office Royal Plaza Surabaya ... 82

(14)

1. Profil Responden ... 87

2. Penyajian Data Tentang Jawaban Responden Pada Masing-masing Unsur Pelayanan ... 90

3. Penyajian Data Semua Unsur Pelayanan ... 103

C.Analisis Data ... 105

D.Pembahasan ... 110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 115

A.Kesimpulan ... 115

B.Saran... 116

(15)

Gambar 1 Kerangka Berfikir Penelitian ... 45 Gambar 2 Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan

(16)

Tabel 1 Instrumen Pengukuran Variabel Kualitas Pelayanan Perekaman

e-KTP ... 51

Tabel 2 Tabel Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM, Mutu Pelayanan, dan Kinerja Unit Pelayanan ... 58

Tabel 3 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin ... 77

Tabel 4 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pangkat dan Golongan ... 78

Tabel 5 Komposisi Pegawai Organik (PNS) Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 78

Tabel 6 Komposisi Pegawai Outsourcing Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 79

Tabel 7 Daftar Loket Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah Kota Surabaya ... 80

Tabel 8 Fasilitas Ruangan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah Kota Surabaya ... 81

Tabel 9 Fasilitas Umum Pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah Kota Surabaya ... 82

Tabel 10 Fasilitas Khusus Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah Kota Surabaya ... 82

Tabel 11 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin ... 85

Tabel 12 Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 86

Tabel 13 Fasilitas Pada Kantor KTP Smart Office Royal Plaza Surabaya .. 87

Tabel 14 Profil Responden Berdasarkan Usia ... 88

Tabel 15 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 89

Tabel 16 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 90

Tabel 17 Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan Utama ... 90

Tabel 18 Data Penilaian Unsur Pelayanan ... 92

Tabel 19 Data Penilaian Unsur Persyaratan Pelayanan... 93

Tabel 20 Data Penilaian Unsur Kejelasan Petugas Pelayanan ... 94

Tabel 21 Data Penilaian Unsuru Kedisiplinan Petugas Pelayanan ... 95

Tabel 22 Data Penilaian Unsur Tanggung Jawab Petugas Pelayanan ... 96

Tabel 23 Data Penilaian Unsur Kemampuan Petugas Pelayanan ... 97

Tabel 24 Data Penilaian Unsur Kecepatan Pelayanan ... 97

Tabel 25 Data Penilaian Unsur Keadilan Mendapatkan Pelayanan ... 98

Tabel 26 Data Penilaian Unsur Kesopanan dan Keramahan Petugas ... 99

Tabel 27 Data Penilaian Unsur Kewajaran Biaya Pelayanan ... 100

Tabel 28 Data Penilaian Unsur Kepastian Biaya Pelayanan ... 101

Tabel 29 Data Penilaian unsur Kepastian Jadwal pelayanan... 102

Tabel 30 Data Penilaian Unsur Kenyamanan Lingkungan ... 103

(17)
(18)

Perekaman e-KTP di Smart Office Royal Plaza Sur abaya).

Penelitian ini didasarkan pada latar belakang bagaimana Kualitas Pelayanan e-Ktp Di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Pemerintah Kota Surabaya Berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat (Studi Kasus Perekaman e-Ktp Di Smart Office Royal Plaza Surabaya), hal ini untuk menunjang kepentingan masyarakat (Publik) mempermudah dan mempercepat proses pembuatan e-KTP di wilayah Pemerintahan Kota Surabaya.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui Kualitas Pelayanan e-Ktp Di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Pemerintah Kota Surabaya Berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat (Studi Kasus Perekaman e-KTP di Smart Office Royal Plaza Surabaya). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang memiliki satu variabel yaitu tentang Kualitas Pelayanan Perekaman e-KTP Berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat.

Untuk mengukur kualitas pelayanan maka digunakan 14 unsur sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri PAN Nomor : 25/KEP/M.PAN/2/2004. Di dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah masyarakat yang melakukan perekaman e-KTP dari daerah surabaya sebanyak 150 responden, pengumpulan data menggunakan kuesioner.

Hasil dari penelitian ini adalah besarnya nilai Indeks Kepuasan Masyarakat pada penelitian ini yaitu 80,25 masuk dalam kategori nilai persepsi 3, nilai interval Koversi IKM 62,51 – 81,25 dengan mutu pelayanan B sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja unit pelayanan Perekaman e-KTP Berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) termasuk dalam kategori BAIK.

Penyelengaraan pelayanan perekaman e-KTP semua unsur (14) mendapat penilaian baik dan Kualitas pelayanan belum sesuai dengan tujuan pelayanan adalah untuk mencapai tingkat kepuasan masyarakat yang maksimal. hal ini dibuktikan dengan prosentase terbesar jawaban responden berada pada jawaban b dengan skor 3 tetapi yang seharusnya berada pada pilihan jawaban a dengan skor 4 hanya menduduki urutan ke 2 setelah jawaban b untuk semua unsur pelayanan perekaman e-KTP Masih terdapat masyarakat yang memberikan penilaian dengan jawaban d dengan skor 1 dimana skor 1 adalah skor terendah dalam penilaian IKM demikian juga masih ada masyarakat yang memberikan penilaian dengan jawaban c skor 2, jawaban d dengan jumlah 9 masyarakat/responden masih ditentukan kepastian jadwal pelayanan.

Kata Kunci : Indek Kepuasan Masyarakat, Kualitas Pelayanan,

(19)

A. Latar Belakang Masalah

Pelayanan publik merupakan bagian integral mekanisme sistem

pemerintahan di samping fungsi lainnya dalam pemerintahan. Hal pokok yang

menjadi perhatian adalah bahwa suatu pelayanan itu terdiri dari

penyelenggaraan dan penerimaan layanan (Costumer). Makin luasnya lingkup

pelayanan dan jasa-jasa publik (public service) yang dikelola pemerintah

meliputi segenap aspek kehidupan masyarakat, hendaknya diikuti oleh

kualitas pelayanan yang baik.

Pemerintah dalam menjalankan pelayanan memiliki tiga fungsi pokok

dengan tidak melihat tingkatan atau strata dalam masyarakat (deskriminasi),

yaitu publik services function (fungsi pelayanan masyarakat), development

function (fungsi pembangunan), dan protection function (fungsi perlindungan)

yang kemudian akan melahirkan barang dan jasa yang dibutuhkan dalam Etika

Adminitrasi Negara.

Pelayanan yang baik dan berkualitas bukan hanya tercermin dari sikap

ramah dan senyum saja. Sikap ramah dan senyum hanya merupakan bagian

kecil dari unsur-unsur yang bisa menciptakan kepuasan masyarakat. Pada

hakekatnya ada lima dimensi dari kualitas pelayanan. (1).tangible (bukti fisik)

sesuatu yang kasat mata seperti pakaian, fasilitas fisik, termasuk senyum dan

sikap ramah. (2).reliability (keandalan) yaitu kemampuan memberikan

(20)

(3).responsiveness (daya tanggap) yaitu memberikan respon yang tepat dan

segera. Respon ini harus konsisten dari waktu ke waktu. (4).assurance

(jaminan) yaitu kepastian yang menjamin kepada masyarakat mencakup

kemampuan, pengetahuan, dapat di percaya dan bebas dari keragu-raguan.

(5).empaty meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang

baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan masyarakat.

Peranan pemerintah di dalam sebuah negara untuk menciptakan sebuah

lingkungan yang kondusif dalam menghadapi era globalisasi merupakan

sesuatu yang mutlak harus dilakukan. Visi pemerintah sebuah negara selain

memiliki dimensi internal (cita-cita bangsa yang bersangkutan) tidak pula

dapat dilepaskan dengan aspek eksternal yang ada, terutama yang

berhubungan dengan trend hubungan-hubungan antar negara dan antar

anggota masyarakat di era-era mendatang.

Untuk mendukung peran pemerintah dalam penyelenggaraan pelayanan

publik, Upaya peningkatan kualitas pelayanan dilaksanakan secara konsisten

dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan masyarakat, sehingga

pelayanan pemerintah kepada masyarakat dapat selalu diberikan secara cepat,

tepat, murah, terbuka, sederhana dan mudah dilaksanakan serta tidak

diskriminatif. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas pelayanan kepada

masyarakat merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara terus-menerus dan

berkelanjutan oleh semua jajaran aparatur negara pada semua tingkatan Dalam

upaya meningkatkan kualitas pelayanan, Kementerian Pendayagunaan

(21)

Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap unit pelayanan instansi

pemerintah. Pedoman umum ini, selain dimaksudkan sebagai acuan untuk

mengetahui tingkat kinerja masing-masing unit pelayanan instansi pemerintah,

juga diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk

menilai secara obyektif dan periodik terhadap perkembangan kinerja unit

pelayanan publik (Keputusan MENPAN Nomor : KEP/25/M.PAN/2/2004).

Kualitas pelayanan publik selalu mengedepankan kepentingan

masyarakat sebagai pelanggan, namun selama ini masyarakat mengkonotasikan

pelayanan yang diberikan oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat

cenderung kurang baik dan tidak berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya pengaduan yang diajukan kepada oknum aparatur pemerintah yang

memberikan layanan kepada masyarakat. Salah satu keluhan yang sering

terdengar dari masyarakat yang berhubungan dengan aparatur pemerintah

adalah selain berbelit-belit akibat birokrasi yang kaku, juga perilaku oknum

aparatur yang kadang kala kurang bersahabat. Hal tersebut sering menjadi

alasan utama masyarakat terhadap kegunaan mereka untuk menggunakan jasa

pelayan publik. Terlepas dari hal tersebut saat ini instansi-instansi pemerintah

mulai menata dan berlomba-lomba memberikan pelayanan yang terbaik bagi

masyarakat.

Argumen dasar dari penelitian ini adalah bahwa untuk bisa menilai

kualitas pelayanan publik, diperlukan suatu pemahaman yang bisa membantu

memahami bagaimana seharusnya lembaga pelayanan publik ini bekerja

(22)

mencakup output yang bagus dan sesuai dengan tingkat kepuasan masyarakat

salah satunya adalah pelayanan kependudukan tentang Kartu Tanda

Penduduk.

Dalam rangka mewujudkan tertib administrasi kependudukan serta

keberlangsungan penyediaan data kependudukan secara nasional, pemerintah

bertanggungjawab dalam menyediakan data kependudukan yang akurat dan

terkini. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 5 Tahun 2011

Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dalam penjelasan

umum, menjelaskan bahwa Kartu Tanda Penduduk, yang selanjutnya

disingkat KTP adalah identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang

diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Untuk mendapatkan KTP diwajibkan bagi

warga Negara Indonesia yang telah mencapai usia tujuh belas tahun.

Seiring dengan perkembangan jaman adanya KTP non elektronik mulai

digantikan dengan berlakunya program Kartu Tanda Penduduk elektronik atau

electronic-KTP yang selanjutnya disingkat e-KTP. e-KTP adalah Kartu Tanda

Penduduk (KTP) yang dibuat secara elektronik, dalam artian baik dari segi

fisik maupun penggunaannya berfungsi secara komputerisasi. Berdasarkan

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2013 Tentang

Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 Tentang

Penerapan Kartu Tanda Penduduk Yang Berbasis Nomor Induk

(23)

bagi penduduk yang belum mendapatkan e-KTP sampai dengan paling lambat

tanggal 31 Desember 2014.

Program e-KTP diluncurkan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik

Indonesia pada bulan Februari 2011 dimana pelaksanannya terbagi dalam dua

tahap. Tahap pertama dimulai pada tahun 2011 dan berakhir pada 30 April

2012 yang mencakup 67 juta penduduk di 2348 kecamatan dan 197

kabupaten/kota. Sedangkan tahap kedua mencakup 105 juta penduduk yang

tersebar di 300 kabupaten/kota lainnya di Indonesia. Secara keseluruhan, pada

akhir 2012, ditargetkan setidaknya 172 juta penduduk sudah memiliki e-KTP.

Program e-KTP dilatarbelakangi oleh sistem pembuatan KTP

konvensional/nasional di Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat

memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis data

terpadu yang menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. Fakta

tersebut memberi peluang penduduk yang ingin berbuat curang dalam hal-hal

tertentu dengan manggandakan KTP-nya. Misalnya dapat digunakan untuk :

1. Menghindari pajak

2. Memudahkan pembuatan paspor yang tidak dapat dibuat diseluruh kota

3. Mengamankan korupsi atau kejahatan/kriminalitas lainnya

4. Menyembunyikan identitas (seperti teroris)

5. Memalsukan dan menggandakan ktp

Untuk pelaksanaan pemerintahan elektronik (e-Government) serta untuk

dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, Kementerian

(24)

kependudukan yang berbasiskan teknologi yaitu Kartu Tanda Penduduk

elektronik atau e-KTP.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan, dijelaskan bahwa : "penduduk hanya

diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor Induk

Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan

berlaku seumur hidup". Nomor NIK yang ada di e-KTP nantinya akan

dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan

penerbitan dokumen identitas lainnya. Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun

2009 tentang Penerapan KTP berbasis Nomor Induk Kependudukan, yang

berbunyi :

1. KTP berbasis NIK memuat kode keamanan dan rekaman elektronik

sebagai alat verifikasi dan validasi data jati diri penduduk

2. Rekaman elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi

biodata, tanda tangan, pas foto, dan sidik jari tangan penduduk yang

bersangkutan

3. Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk disimpan dalam basis

data kependudukan

4. Pengambilan seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) dilakukan pada saat pengajuan permohonan

(25)

kecamatan; dan untuk orang asing yang memiliki izin tinggal tetap

dilakukan di instansi pelaksana

5. Rekaman sidik jari tangan penduduk yang dimuat dalam KTP berbasis

NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berisi sidik jari telunjuk

tangan kiri dan jari telunjuk tangan kanan penduduk yang

bersangkutan;

6. Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan

7. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perekaman sidik jari diatur

oleh Peraturan Menteri.

Dinas kependudukan dan catatan sipil yang kemudian disingkat

DISPENDUK CAPIL menjadi salah satu organisasi pemerintah yang menjadi

pelaksana pembuatan e-KTP. Tentunya pembuatan e-KTP ini berlaku bagi

semua warga yang terdata sebagai penduduk wilayah Kota Surabaya. Pada

dinas kependudukan dan catatan sipil terdapat sebuah permasalahan yang

berupa keterlambatan pembuatan e-KTP, banyak warga kota surabaya yang

telah mengurus pembuatan e-KTP di kecamatan masing–masing tetapi dalam

kenyataan di lapangan masih banyak warga surabaya yang masih belum

mendapatkan bentuk asli dari e-KTP tersebut.

Pada saat ini kasus sering diketahui di berbagai media mengenai

(26)

masih banyak warga kota Surabaya yang belum melakukan perekaman e-KTP

bahkan belum mengganti KTP mereka yang lama dengan e-KTP.

Salah satu kasus mengenai program e-KTP yang ditulis oleh Redaksi SurabayaKita, 21 Oktober 2013, "Kami berharap Surabaya tetap bisa menyelesaikan program e-KTP ini tepat waktu sesuai deadline pemerintah. Karenanya tiap hari kami selalu memberikan layanan e-KTP termasuk di Royal Plaza," ujar Suharto. Sementara Moh. Suharto Wardoyo, Kepala Dispendukcapil Kota Surabaya mengatakan pihaknya sudah melakukan upaya jemput bola... (SurabayaKita.com, Surabaya, Senin 21 Oktober 2013, 08:51 WIB).

Kasus yang kedua mengenai program e-KTP yang ditulis oleh Redaksi SurabayaKita, 15 November 2013, Surabaya terancam tak memenuhi target menuntaskan perekaman e-KTP sampai akhir tahun 2013 ini. Hingga saat ini yang belum terekam e-KTP masih 478.369 orang. Untuk mengejar target harus selesai ini sebenarnya sudah banyak upaya yang dilakukan Dinas Kependudukan dan catatan Sipil Pemkot Surabaya. Sebab perekaman e-KTP yang telah diselesaikan juga tak sedikit, 1.670.047 orang... (SurabayaKita.com, Surabaya, Jumat 15 November 2013, 10:06 WIB).

Berdasarkan informasi diatas pelaksanaan perekaman e-KTP belum

sesuai dengan harapan masyarakat maupun Dinas Kependudukan Dan Catatan

Sipil Kota Surabaya Dan dalam rangka menyukseskan pelaksanaan pelayanan

perekaman e-KTP, Dinas kependudukan dan catatan sipil kota Surabaya

melakukan usaha jemput bola yaitu dengan membuka pelayanan perekaman

e-KTP di pusat perbelajaan yaitu di Mall Royal Plaza Surabaya dengan nama

Smart Office Royal Plaza Surabaya. Pelayanan perekaman e-KTP ini

dimaksudkan untuk memudahkan warga Surabaya yang sampai saat ini belum

melakukan perekaman e-KTP terutama bagi anak-anak remaja yang sudah

mulai berumur enam belas tahun keatas. Usaha ini dilakukan untuk menjaring

(27)

karena lokasinya di pusat perbelanjaan yang sering dikunjungi oleh

masyarakat. Selain itu pelayanan perekaman e-KTP di Smart Office Royal

Surabaya dapat dilakukan tanpa adanya Kartu Keluarga.

Berdasarkan Latar belakang diatas, maka penulis menetapkan judul dalam

penelitian adalah “KUALITAS PELAYANAN e-KTP DI DINAS

KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH KOTA

SURABAYA BERDASARKAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

(Studi Kasus Per ekaman e-KTP di Smar t Office Royal Plaza Sur abaya)”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat

pernyataan yang hendak dicarikan jawabannya melalui sebuah penelitian.

Perumusan masalah penelitian ini adalah : “Bagaimana Kualitas Pelayanan

e-Ktp Di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Pemer intah Kota

Sur abaya Berdasar kan Indeks Kepuasan Masyarakat (Studi Kasus

Per ekaman e-Ktp Di Smar t Office Royal Plaza Sur abaya)?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini : Untuk

mengetahui Kualitas Pelayanan e-Ktp Di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil

Pemerintah Kota Surabaya Berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat (Studi

Kasus Perekaman e-KTP di Smart Office Royal Plaza Surabaya).

D. Manfaat Penelitian

(28)

1. Bagi Penulis

penelitian ini merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan

berfikir melalui penulisan karya ilmiah dan untuk menerapkan teori-teori

yang penulis peroleh selama perkulian di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik.

2. Bagi Pemerintah

hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan

pemikiran sebagai masukan dalam pengambilan keputusan di Dinas

kependudukan dan catatan sipil .

3. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “VETERAN” JATIM

Untuk melengkapi ragam penelitian yang telah dibuat oleh para

mahasiswa dan dapat menambah bahan bacaan dan referensi dari satu

(29)

A.Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat

dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan

penelitian ini, yaitu :

1. Adinda Hardiyanti Putri Utami (2011), Dengan judul penelitian

“Analisis Kinerja Pelayanan Dengan Indeks Kepuasan Masyarakat

Pada Pelayanan Perpanjangan KTP Smart Office Royal Plaza

Sur abaya.” Hasil dari penelitian ini adalah besarnya indeks kepuasan

masyarakat pada kualitas kinerja pelayanan yang diperoleh di KTP

SMART OFFICE ROYAL MALL PLAZA SURABAYA adalah 80,92

sehingga dapat dikatagorikan BAIK dan memiliki mutu pelayanan B. Dari

ke 14 unsur pelayanan yang terbaik adalah Unsur Tangung Jawab Petugas

Pelayanan (U5) dengan nilai IKM 0,25.

2. Deni Ngajis Hartono (2012), Dengan judul Penelitian “Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM) Pelayanan KTP Di Unit Pelayanan Satu

Pintu Kecamatan Bambanglipur o.” Tujuan yang diambil oleh peneliti

adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan dan mengetahui faktor-faktor

yang menjadi kendala dalam peningkatan kualitas pelayanan yang terkait

dengan implementasi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah. Dari hasil penelitian tersebut dan pengolahan data

(30)

dapat disimpulkan bahwa Indeks kepuasan Masyarakat tentang kualitas

pelayanan KTP diunit Pelayan Satu Pintu Kecamatan Bambanglipuro

termasuk kategori baik. Serta faktor yang menjadi kendala peningkatan

kualitas pelayanan di Kecamatan Bambanglipuro adalah : a. Faktor aturan

yang menjadi landasan kerja pelayanan kurang dipedomani oleh para

petugas b. Faktor kesadaran pejabat dan petugas yang berkecimpung

dalam pelayanan kurang c. Faktor organisasi yang merupakan alat serta

sistem yang memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan

berjalan kurang baik d. Faktor ketrampilan dari petugas kurang e Faktor

sarana dan prasarana penunjang kurang Sehingga untuk langkah kedepan

yang harus dilakukan oleh aparat birokrasi adalah meningkatkan kelima

faktor yang menjadi penghambat/kendala peningkatan pelayanan tersebut.

3. Fahmi Rezha, Dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Kualitas

Pelayanan Publik Ter hadap Kepuasan Masyarakat (Studi tentang

Pelayanan Per ekaman Kartu Tanda Penduduk Elektronik

(e-KTP).” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas

pelayanan e-KTP terhadap kepuasan masyarakat di Depok dan untuk

menentukan subvariabel dari kualitas pelayanan yang paling

berpengaruh terhadap kepuasan masyarakat. Sampel yang diambil

adalah 100 orang dari seluruh populasi ini 1.020.002 orang dengan

rumus Slovin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan

memiliki pengaruh positif dalam kepuasan masyarakat 0,758 dengan

(31)

yang menerima pelayanan perekaman data e-KTP di Depok dapat

dipengaruhi oleh beberapa subvariabel seperti bukti fisik, reliabilitas,

daya tanggap, jaminan, dan empati dan sisanya 24,2% adalah

dipengaruhi oleh variabel independen lain yang belum ditunjukkan

dalam penelitian ini, yang paling berpengaruh dalam memuaskan

masyarakat yang menerima layanan perekaman data e-KTP adalah

reliabilitas dengan koefisien regresi sebesar 0.867.

B.Landasan Teori

Sebuah penulisan ilmiah harus didasarkan pada pemikiran yang

bersumber dari teori-teori yang secara ilmiah dapat dipertanggung-jawabkan.

Untuk itu dalam subabb ini akan diuraikan teori-teori yang berkaitan dengan

variabel penelitian ini.

1. Pelayanan

a. Pengertian Pelayanan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan pengertian

pelayanan bahwa “pelayanan adalah suatu usaha untuk membantu

menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan orang lain. Sementara

istilah publik, yang berasal dari bahasa Inggris (public), terdapat beberapa

pengertian, yang memiliki variasi arti dalam bahasa indonesia, yaitu

umum, masyarakat dan negara.

Menurut Moenir (2006:27), Pelayanan pada hakekatnya adalah

(32)

berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh

kehidupan orang dalam masyarakat.

Pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata (tidak dapat

diraba) yang melibatkan uasaha-usaha manusia dan menggunakan

peralatan. Ini adalah devinisi paling simpel yang dikutip oleh Ratminto

dan Atik dari devinisi yang diberikan oleh Ivancevik. (2005 :2).

Selanjutnya Ratminto dan Atik memberikan ciri pokok pelayanan adalah

tidak kasat mata dan melibatkan upaya manusia atau peralatan yang

disediakan oleh perusahaan penyelenggara pelayanan (2005:3).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah

kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok

orang untuk menolong menyediakan apa saja yang diperlukan orang lain

dalam memenuhi keinginannya sesuai dengan haknya yang dihasilkan

melalui tata kerja, prosedur kerja, sistem kerja, dan waktu kerja yang

efisien. Selain itu kegiatan pelayanan adalah bagian dari kewajiban dari

pemberi layanan dalam hal ini pemerintah kepada penerima layanan yaitu

masyarakat.

b. Sasaran Pelayanan

Sasaran pelayanan sederhana saja, yaitu kepuasan. Meskipun

sasaran itu sederhana tetapi untuk mencapainya diperlukan kesungguhan

dan syarat-syarat yang sering kali tidak mudah dilakukan. Hal ini

berkaitan dengan masalah kepuasan yang tidak dapat diukur dengan pasti

(33)

kepuasan manusia sangat berbeda satu dengan yang lain terhadap satu hal

tertentu.menurut moenir (2006:196)

Seperti yang di tulis oleh kotler dan lee dalam bukunya pemasaran

di sektor publik (terjemahan) alih bahasa taufik amir (2007:187)

dinyatakan bahwa selalu memperhatikan kebutuhan pelanggan akan

menjadi kekuatan dalam urusan pelayanan kemampuan untuk selalu

mengemas ulang organisasi dan cara kita memberikan pelayanan akan

menentukan kelanggengan kita di masa depan yang berubah dengan

cepat mereka yang dapat terus menerus mendefinisikan ulang pekerjaan

sesuai dengan perubahan akan selalu tumbuh dan makmur.

Berkaitan dengan sasaran pelayanan, menurut ratminto (2005:28)

ukuran keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat

kepuasan penerima pelayanan kepuasan menerima pelayanan dicapai

apabila penerima pelayanan memperoleh pelayanan sesuai dengan

dibutuhkan dan diharapakan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sasaran pelayanan

adalah menciptakan tingkat kepuasan masyarakat yang maksimal sesuai

dengan norma dan aturan yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat sebagai penerima pelayanan.

c. Pelayanan Sebagai Proses

Menurut Moenir (2006:16) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

manusia berusaha, baik melalui aktifitas sendiri, maupun secara tidak

(34)

penggunaan akal, pikiran, panca indra dan anggota badan dengan atau

alat bantu yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu

yang diinginkan baik dalam bentuk barang maupun jasa. Proses

pemenuhan kebutuhan melaui aktivitas orang lain yang langsung inilah

dinamakan pelayanan.

Menurut Barata (2004:9-10) suatu pelayanan akan terbentuk

karena adanya proses pemberian layanan tertentu dari pihak penyedia

layanan kepada pihak yang dilayani baik yang dilakukan atas dasar

kesukarelaan masing-masing pihak(non-komersial) tujuan komersial

antara pesona ataupun karena orang-orang mempunyai ketertarian kerja

dalam organisasi yang bertujuan komersil maupun non komersil.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelayanan pada

hakikatnya adalah serangkaian kegiatan atau sebuah proses, karena itu

pelayanan merupakan proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung

secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan

masyarakat.

d. Bentuk pelayanan

Menurut moenir (2006: 190-195) layanan umum yang dilakukan

oleh siapapun bentuknya tidak terlepas dari 3 macam yaitu 1) layanan

dengan lisan 2) layan melalui tulisan 3) layanan dengan perbuatan ke-3

bentuk layanan itu memang tidak selamanya berdiri sendiri secara murni

(35)

1) Layanan dengan lisan

Layanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas dibidang

Hubungan Masyarakat,bidang layanan informasi bidang-bidang lain

yang tugasnya memberikan pejelasan atau keterangan kepada

siapapun yang memerlukan agar supaya layanan lisan berhasil sesuai

dengan yang diharapkan

2) Layanan melalui tulisan

Layanan melalui tulisan merupakan bentuk layanan paling menonjol

dalam pelaksanaan tugas tidak hanya dalam segi jumlah tetapi juga

dari segi peranannya apalagi kalau diingat bahwa system layanan

pada abad informasi ini menggunakan system layanan jarak jauh

dalam bentuk lisan pada dasarnya layanan melalui tulisan cukup

efesien terutama bagi layanan jarak jauh karena faktor biaya. Agar

layanan dalam bentuk tulisan dapat memuaskan pihak yang dilayani

satu hal yang harus diperhatikan ialah faktor kecepatan,baik dalam

pengolahan masalah maupun dalam proses penyelesaian .

3) Layanan berbentuk perbuatan

Pada umumnya layanan dalam bentuk 70-80% dilakukan oleh

petugas-petugas tingkat menengah dan bawah karena itu faktor

keahlian dan keterampilan petugas tesebut sangat menentukan

terhadap hasil perbuatan atau pekerjaan. Dalam kenyataan sehari-hari

jenis layanan ini memang tidak terhindar dari layanan lisan jadi

(36)

e. Sar ana pelayanan

Sarana pelayanan yang dimaksud di sini menurut moenir

(2006:119-123) ialah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan

fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam

pelaksanaan pekerjaan, dan juga berfungsi sosial dalam rangka

kepentingan orang-orang yang sedang berhubungan dengan organisasi

kerja itu. Fungsi sarana pelayanan tersebut antara lain:

1) Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat

menghemat waktu

2) Meningkatkan produktivitas, baik barang atau jasa

3) Kualitas produk yang lebih baik/terjamin

4) Ketepatan susunan dan stabilitas ukuran terjamin

5) Lebih mudah/sederhana dalam gerak para pelakunya

6) Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang

berkepentingan

7) Menimbulkan perasaan puas pada orang-orang yang berkepentingan

sehingga dapat mengurangi sifat emosional mereka.

Maka dari itu peranan sarana pelayanan sangat penting disamping

unsur manusianya sendiri.berikut sarana dan fasilitas pelayanan:

1) Sarana Kerja

Sarana kerja ditinjau dari segi kegunaannya terdiri atas 3 golongan:

2) Peralatan kerja, yaitu semua jenis benda yang berfungsi langsung

(37)

memproses suatu barang menjadi barang lain yang berlainan fungsi

dan gunanya

3) Perlengkapan kerja, semua jenis benda yang berfungsi sebagai alat

bantu tidak langsung dalam produksi, mempercepat proses,

membangkitkan dan menambah kenyamanan dalam pekerjaan

4) Perlengkapan bantu atau fasilitas, yaitu semua jenis benda yang

berfungsi membantu kelancaran gerak dalam pekerjaan misalnya

mesin lift, mesin pendingin ruangan, mesin absensi, mesin

pembangkit tenaga.

Peralatan kerja itu sendiri kalau ditinjau dari segi perannya

dibagi atas 2 jenis, yaitu:

a) Peralatan kerja tunggal-guna (single purpose equipment) yaitu

peralatan yang hanya dipakai untuk satu jenis peran, misalnya

mesin tulis (manual atau listrik)

b) Peralatan kerja serba-guna (multi-purpose equipment) yaitu

peralatan yang dapat dipakai untuk bermacam-macam peran,

misalnya personal computer (PC).

5) Fasilitas Pelayanan

Beberapa fasilitas pelayanan yang dimaksud di sini, antara lain:

a) Fasilitas ruangan, yang terdiri dari ruang-ruang:

(38)

2. Informasi, dilengkapi dengan bahan-bahan yang penting yang

secara umum ingin diketahui oleh orang-orang yang

berkepentingan

3. Tunggu, dilengkapi dengan penerangan yang cukup untuk

dapat membaca, tempat duduk, meja kecil seperlunya, asbak

dan bak sampah

4. Ibadah, terutama bagi mereka yang beragama Islam (mushola)

agar sambil menunggu selesainya urusan, mereka dapat

melaksanakan kewajiban shalat dhuhur dan ashar

5. Kamar kecil, dilengkapi dengan sistem pengairan yang baik,

agar tidak menimbulkan bau tidak sedap dan terjaga

kebersihannya

6. Kantin murah selain untuk keperluan pegawai juga melayani

orang-orang yang sedang menunggu. Setidaknya di ruang

tunggu disediakan minuman air putih.

b) Telepon Umum

Lokasi telepon umum ini hendaknya tidak terlalu jauh dengan

ruang tunggu dan masih dalam lingkungan halaman kantor yang

bersangkutan.

c) Alat Panggil

Untuk ruangan tunggu yang luas dan banyak loket/pintu (gate)

sangat perlu fasilitas alat panggil yang mudah didengar atau dibaca

(39)

2. Pelayanan Publik

a. Pengertian Pelayanan Publik

Menurut Ratminto dan Winarsih (2006:5) pelayanan publik

adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik

maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan

dilaksanakan oleh instansi pemerintah dipusat, di daerah dan lingkungan

Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam

rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam konteks pelayanan publik,dikemukakan oleh Kurniawan

(2005:7) bahwa pelayanan umum adalah mendahulukan kepentingan

umum mempermudah urusan publik mempersingkat waktu,mempermu

dah urusan publik mempersingkat waktu pelaksanaan urusan publik

memberikan kepuasan kepada publik. Sekaligus dalam buku

Transformasi pelayanan publik Kurniawan juga mengutip pendapat

moenir yang juga mengukapkan bahwa pelayan publik adalah kegiatan

yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang dengan landasasn

faktor materiel melalui sistem prosedur dan metode tertentu dalam usaha

memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya.

Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 2009, Pelayanan Publik

adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan

(40)

setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan

administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No.11

tahun 2005, tentang pelayanan publik di propinsi Jawa Timur Pelayanan

Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar

sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga Negara dan penduduk atas

suatu barang, Jasa, atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh

penyelenggara yang terkait dengan kepentingan publik.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor : 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tanggal 10 Juli 2003 bahwa pengertian

umum pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang

dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan pelaksanaan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Hakekat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima

kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur

pemerintah sebagai abdi masyarakat.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

pelayanan publik adalah pelayanan yang dilakukan oleh penyelenggara

pelayanan publik yaitu instansi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan

layanan sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga negara dan penduduk

atas suatu barang, jasa dan pelayanan administrasi yang tingkatan

(41)

dilayani. Sehingga pada akhirnya penerima mendapatkan haknya melalui

sistem prosedur dan metode tertentu sesuai dengan perundang-undangan.

b. Asas-Asas Pelayanan Publik

Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan Menurut

Ratminto & Atik (2005:19-20),penyelenggaraan pelayanan harus

memenuhi azaz-azaz pelayanan sesuai yang diamanatkan dalam

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomer 63 tahun

2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik sebagai

berikut :

1. Transparansi

Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang

membutuhkan dan disediakan secara memadai serta secara mudah

dimengerti.

2. Akuntabilitas

Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

3. Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima

pelayanan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas.

4. Partisipatif

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan

(42)

5. Kesamaan Hak

Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama,

golongan, gender dan status ekonomi.

6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan

kewajiban masing-masing pihak.

c. Pr insip-pr insip Pelayanan Publik

Penyelenggaraan pelayanan publik, menurut Ratminto dan Atik

(2005:21) perlu memperhatikan dan menerapkan prinsip, stándar pola

penyelenggaraan, biaya, penyelenggaraan bagi penyandang cacat lanjut,

usia, wanita hamil dan balita, pelayanan khusus biro jasa pelayanan

tinggkat kepuasan masyarakat pengawas penyelenggara penyelesaian

pengaduan sengketa, serta evaluasi kinerja penyelenggaraan pelayanan

publik semuanya akan dijelaskan dalam subbab subbab di bawah ini.

Untuk memenuhi segala hal yang berhubungan penyelenggaraan

publik, Ratminti dan Atik (2005:21-23) mengutip prinsip pelayanan

publik dari Keputusan MENPAN Nomor 63 tahun 2003 Tanggal 10 Juli

2003 ;

1. Prinsip Kesederhanaan

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan

(43)

2. Kejelasan

a. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik yang

seharusnya .

b. Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab

dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan atau

persoalan atau sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik

c. Rincian biaya pelayanan publik dan tatacara pembayaran

pelayanan publik

3. Kepastian Waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu

yang telah ditentukan.

4. Akurasi

Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah sesuai

ketentuan.

5. Keamanan

Proses produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan

kepastian hukum.

6. Tanggung Jawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang

ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan

penyelesaian keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan

(44)

7. Kelengkapan sarana dan prasaran

Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan

pendukung lainya yang memadai termasuk penyedia sarana

teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).

8. Kemudahan Akses

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah

dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi,

telekomunikasi dan informatika.

9. Kedisiplinan, Kesopanan, Keramahan

Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah,

serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.

10. Kenyamanan

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu

yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta

dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan seperti parkir,

toilet, tempat ibadah dan lain-lain.

d. Kelompok Pelayanan Publik

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 63 Tahun 2003 Tanggal 10 Juli 2003 pelayanan publik dapat

dikelompokkan menjadi 3 (tiga) antara lain:

1. Kelompok Pelayanan Administratif yaitu pelayanan yang

menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh

(45)

kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang dan

sebagainya. Dokumen-dokumen ini antara lain Kartu Tanda

Penduduk (KTP), Akte Pernikahan, Akte Kelahiran, Akte Kematian,

Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Ijin Mengemudi

(SIM), Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK), Ijin

Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat Kepemilikan atau

Penguasaan Tanah dan sebagainya yang dibutuhkan oleh masyarakat.

2. Kelompok Pelayanan Barang yaitu pelayanan yang menghasilkan

berbagai bentuk/jenis barang yang digunakan oleh publik misalnya

jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik, air bersih dan sebagainya.

3. Kelompok Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan

berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik bukan dalam

bentuk barang atau produk melainkan dalam bentuk jasa misalnya

pendidikan, pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan transportasi,

asuransi dan sebagainya.

e. Kualitas Pelayanan Publik

Menurut Barata (2004:36-37) menyatakan bahwa berbicara

mengenai kualitas pelayanan ukuranya bukan hanya ditentukan oleh

pihak yang dilayani saja tetapi lebih banyak ditentukan oleh pihak yang

dilayani karena merekalah menikmati layanan sehingga dapat mengukur

kualitas pelayanan berdasarkan harapan-harapan mereka dalam

memenuhi kepuasannya, sekarang ini pelanggan semakin pintar mereka

(46)

pelayanan yang sesuai dengan harapan para pelanggan sedikit saja

penyimpangan misalnya pelayanan tidak sesuai dengan yang diharapkan

para pelanggan akan menilai jelek.

Menurut Barata kualitas pelayanan dikelompokan menjadi dua

yaitu :

1) kualitas layanan internal.

Kualiatas pelayanan internal berkaitan dengan interaksi jajaran

pegawai organisasi atau perusahaan dengan berbagai fasilitas yang

tersedia.

2) Kualitas layanan eksternal

Kualitas pelayanan eksternal berkaitan dengan kualitas layanan

kepada pelanggan eksternal.

Penilaian kinerja pelayanan publik menurut Kurniawan (2005:51-52)

menyebutkan bahwa apa yang dikembangkan birokrasi dalam kaitan dengan

penilaian kinerja pelayanan publik masih dalam taraf mengukur

keberhasilan atau kegagalan kinerja dari perspektif internal. Pengetian

kualitas menurut fandi ciptono yang dikutip oleh Kurniawan adalah :

a). Kesesuaian dengan persyaratan

b). Kecocokan untuk pemakaian

c). Perbaikan berkelanjutan

d). Bebas dari kerusakan

e). Pemenuhan kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat

(47)

g). Sesuatu yang bisa menghargai pelanggan.

Dari beberapa definisi yang telah di uraikan di atas maka dapat

disimpulkan bahwa pengertian kualitas pelayanan adalah segala upaya

yang dilakukan organisasi dalam memenuhi keinginan atau kebutuhan

pelanggan dengan berdasarkan pada standar dan asas-asas pelayanan yang

telah ditetapkan .

Jadi kualitas pelayanan merupakan hal yang memegang peranan

penting dalam membentuk persepsi pelanggan sehingga organisasi baik

publik maupun swasta berlomba-lomba untuk dapat menarik pelanggan

dengan layanan yang dihasilkan karena pelayanan sering kali membentuk

image masyarakat terhadap organisasi pelayanan publik.

f. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik

Menurut pendapat Berry dan Parasuraman dalam Nasution (2004:5)

mengidentifikasi lima kelompok karakteristik yang digunakan dalam

mengevaluasi kualitas jasa, yaitu:

1. Bukti Langsung (Tangibles)

Meliputi fasilitas fisik, pelengkapan, pegawai dan sarana

komunikasi.

2. Keandalan (Reliability)

Yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan

(48)

3. Daya Tanggap (Responsiveness)

Yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan

memberi pelayanan dengan tanggap.

4. Jaminan (Assurance)

Mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang

dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keraguan.

5. Empati (Emphaty)

Kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan

memahami kebutuhan para pelanggan.

Menurut Gasperz dalam lukman (2002:2) ada beberapa dimensi atau

atribut yang harus diperhatikan dalam perbaikan kualitas pelayanan yang

sebenarnya jika dijabarkan dalam 9 dimensi yaitu:

1. Ketepatan waktu pelayanan : berkaitan dengan waktu tunggu dan

proses.

2. Akurasi pelayanan : berkaitan dengan reliabilitas pelayanan dan bebas

dari kesalahan-kesalahan.

3. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan. Ini terutama

bagi mereka yang berinteraksi langsung dengan pelanggan eksternal

yaitu : operator telepon, satpam, pengemudi, staf administrasi, kasir,

dan lain-lain.

4. Tanggung Jawab : berkaitan dengan penerimaan pesanan, dan

(49)

5. Kelengkapan : menyangkut lingkup pelayanan dan ketersediaan sarana

pendukung serta pelayanan komplementer lainnya.

6. Kemudahan mendapatkan pelayanan : berkaitan dengan banyaknya

outlet dan banyaknya petugas yang melayani.

7. Variasi model pelayanan : berkaitan dengan inovasi untuk memberikan

pola-pola baru dalam pelayanan, teatures (keistimewaan) dari

pelayanan dan lain-lain.

8. Pelayanan pribadi : berkaitang dengan fleksibilitas penanganan

permintaan khusus, dan lain-lain.

9. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan : berkaitan dengan lokasi,

ruang dan tempat pelayanan, kemudahan menjangkau, tempat parkir

kendaraan, petunjuk-petunjuk dan bentuk lain.

g. Standar Pelayanan Publik

Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar

pelayanan dan publikasi sebagai jaminan adanya kepastian sebagai

penerima pelayanan.

Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam

penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi

pelayanan atau penerima pelayanan. Standar pelayanan menurut

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 tahun

(50)

1. Prosedur Pelayanan

Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima

pelayanan termasuk pengaduan.

2. Waktu penyelesaian

Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak pengajuan permohonan

sampai dengan waktu penyelesaian pengaduan.

3. Biaya Pelayanan

Biaya/ tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam

proses pemberian pelayanan.

4.Produk Pelayanan

Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang

ditetapkan.

5.Sarana dan Prasarana

Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh

penyelenggara pelayanan publik.

6.Kompetensi petugas pemberi pelayanan

Kompetensi pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat

berdasarkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan, sikap, dan

perilaku yang dibutuhkan.

3. Kepuasan Masyarakat

a. Pengertian Kepuasan

Kata ‘kepuasan’ atau satisfaction berasal dari bahasa latin ‘satis’

(51)

sehingga secara sederhana dapat diartikan sebagai ‘upaya pemenuhan

sesuatu’. Namun, ditinjau dari perspektif perilaku konsumen, istilah

‘kepuasan pelanggan’ lantas menjadi sesuatu yang kompleks. Bahkan,

sebenarnya sampai saat ini belum dicapai kesepakatan mengenai konsep

kepuasan pelanggan (Tjiptono, 2000:89).

Menurut Kotler dalam Tjiptono (2000:146), menyatakan bahwa

kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorag setelah

membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan

harapannya.

Menurut Barata (2003 : 14) Kepuasan masyarakat adalah tingkat

kepuasan yang diperoleh para pelanggan itu biasanya sangat berkaitan

erat dengan standar kualitas barang dan jasa yang mereka nikmatin serta

layanan pra-jual saat transaksi purnajual.

Menurut Gerson (2004 : 3) Kepuasan masyarakat adalah persepsi

pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Kepuasan

Masyarakat adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

kinerja atau hasil yang dirasakan yang berkaitan erat dengan standar

kualitas barang dan jasa yang mereka nikmati bahwa harapannya telah

terpenuhi.

b. Unsur-Unsur Kepuasan

Unsur kepuasan dapat juga dikelompokkan menjadi empat faktor

(52)

a. Silent service adalah fasilitas yang tersedia untuk menunjang

pelayanan utama, misalnya toilet, telepon umum, ruang tunggu.

b. Image adalah citra instansi yang dipengaruhi oleh suasana

psikologis masyarakat, misalnya keamanan, kenyamanan, dan

kebersihan.

c. Proactive service menunjukkan mutu service yang diberikan

karyawan kepada masyarakat. Mutu layanan (service)

diidentifikasikan dengan, keramahan, kesigapan, dan kesabaran

karyawan dalam memberikan pelayanan.

d. Quality berkaitan dengan spesifikasi barang/jasa, seperti model,

feature, nilai estetika, kepraktisan, dan kecanggihan teknologi yang

digunakan.

c. Faktor Faktor Yang Mempengar uhi Kepuasan Masyarakat

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan masyarakat menurut

Rangkuti (2002:30) antara lain :

1. Persepsi Pelanggan

Persepsi pelanggan terhadap produk atau jasa berpengaruh terhadap

tingkat kepentingan pelanggan, kepuasan pelanggan, nilai. Proses

persepsi terhadap suatu jasa tidak mengharuskan pelanggan tersebut

menggunakan jasa terlebih dahulu tetapi persepsi pelanggan terhadap

(53)

2. Harga

Harga yang rendah menimbulkan persepsi produk tidak berkualitas.

Harga yang terlalu rendah menimbulkan persepsi yang tidak percaya

kepada penjual.

3. Citra

Citra yang buruk menimbulkan persepsi produk tidak berkualitas

sehingga pelanggan mudah marah untuk kesalahan sekecilpun. Citra

yang baik menimbulkan persepsi produk berkualitas sehingga

pelanggan memaafkan suatu kesalahan meskipun tidak untuk

kesalahan selanjutnya.

4. Tahap Pelayanan

Kepuasan pelanggan ditentukan oleh berbagai jenis pelayanan yang

didapatkan oleh pelanggan selama ia menggunakan beberapa tahapan

pelayanan tersebut. Ketidakpuasan yang diperoleh pada tahap awal

pelayanan menimbulkan persepsi berupa kualitas pelayanan yang

buruk untuk tahap pelayanan selanjutnya sehingga pelanggan merasa

tidak puas dengan pelayanan secara keseluruhan.

5. Momen Pelayanan (Situasi pelayanan)

Situasi pelayanan dikaitkan dengan kondisi pelanggan sehingga

mempengaruhi kinerja pelayanan. Sedangkan kinerja pelayanan

ditentukan oleh pelayanan, proses pelayanan, lingkungan fisik dimana

(54)

4. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Pengertian umum menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 Tanggal 24 Februari 2004

tentang Indeks Kepusaan Masyarakat (IKM) menyatakan bahwa pengertian

Indeks Kepuasan Masyarakat adalah data dan informasi tentang tingkat

kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara

kuantitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari

aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara

harapan dan kebutuhannya.

a. Maksud dan tujuan indeks kepuasan masyarakat

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

(KEPMENPAN) Nomor 25 Tahun 2004 tentang Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) menyatakan bahwa pedoman penyusunan IKM

dimaksudkan sebagai acuan unit pelayanan instansi pemerintah dalam

menyusun IKM, dengan tujuan untuk mengetahui tinggkat kinerja unit

pelayanan secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan

dalam rangka peningkatan kulitas pelayanan publik selanjutnya. Bagi

masyarakat, IKM dapat digunakan sebagai gambaran tentang kinerja

pelayanan unit yang bersangkutan.

b. Dasar Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat

Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam Kep

Menpan Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tanggal 10 juli 2003 tentang

(55)

menjadi 14 unsur yang “relavan,valid, dan reliable”, sebagai unsur

minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) seperti yang tertuang di dalam Kep Menpan Nomor

KEP/25/M.PAN /2/2004 Tanggal 24 Februari 2004 tentang Pedoman

Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Instansi Pemerintah

yaitu :

1. Pr osedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.

2. Persyar atan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang

diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis

pelayanannya.

3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas

yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan

tanggung jawabnya)

4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam

memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai

ketentuan yang berlaku

5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan

tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian

(56)

6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan

yang dimiliki petugas dalam memberikan/ menyelesaikan pelayanan

kepada masyarakat

7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan

dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan

8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan

tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani

9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah

serta saling menghargai dan menghormati

10.Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap

besamya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan

11.Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang

dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan

12.Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan

13.Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan

yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman

kepada penerima pelayanan

14.Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan

unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga

masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap

(57)

5. Definisi e-KTP

Kartu Tanda Penduduk elektronik atau electronic-KTP (e-KTP)

adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dibuat secara elektronik, dalam

artian baik dari segi fisik maupun penggunaannya berfungsi secara

komputerisasi. Program e-KTP diluncurkan oleh Kementerian Dalam

Negeri Republik Indonesia pada bulan Februari 2011 dimana pelaksanannya

terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama dimulai pada tahun 2011 dan

berakhir pada 30 April 2012 yang mencakup 67 juta penduduk di 2348

kecamatan dan 197 kabupaten/kota. Sedangkan tahap kedua mencakup 105

juta penduduk yang tersebar di 300 kabupaten/kota lainnya di Indonesia.

Secara keseluruhan, pada akhir 2012, ditargetkan setidaknya 172 juta

penduduk sudah memiliki e-KTP.

Secara sederhana, e-KTP berasal dari kata electronic-KTP, atau

Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau sering disingkat e-KTP. Lebih

rincinya, menurut situs resmi e-KTP, KTP elektronik adalah dokumen

kependudukan yang memuat sistem keamanan/pengendalian baik dari sisi

administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada basis data

kependudukan nasional. Program e-KTP dilatarbelakangi oleh sistem

pembuatan KTP konvensional/nasional di Indonesia yang memungkinkan

seseorang dapat memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum

adanya basis data terpadu yang menghimpun data penduduk dari seluruh

(58)

curang dalam hal-hal tertentu dengan manggandakan KTP-nya. Misalnya

dapat digunakan untuk:

1. Menghindari pajak

2. Memudahkan pembuatan paspor yang tidak dapat dibuat diseluruh

kota

3. Mengamankan korupsi atau kejahatan/kriminalitas lainnya

4. Menyembunyikan identitas (seperti teroris)

5. Memalsukan dan menggandakan KTP

Oleh karena itu, didorong oleh pelaksanaan pemerintahan elektronik

(e-Government) serta untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada

masyarakat, Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia menerapkan

suatu sistem informasi kependudukan yang berbasiskan teknologi yaitu

Kartu Tanda Penduduk elektronik atau e-KTP.

a. Dasar Hukum

1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan, dijelaskan bahwa:

"penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang

tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan

identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup".

Nomor NIK yang ada di e-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam

penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan

Gambar

Gambar 1 Kerangka Berfikir Penelitian
Tabel 1 Instrumen Pengukuran Variabel Kualitas Pelayanan
Tabel 2 Nilai Persepsi, Interval  Indeks Kepuasan Masyarakat, Interval Konversi Indeks
Gambar 2 Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun fungsi merek menurut Kapferer (1997) dalam Tjiptono (2005, 21), diantaranya adalah; (a) Identifikasi, yang dapat dilihat dengan jelas, memberikan makna bagi produk,

Terakhir, Warga Kampung Tepi Sungai ini dapat mengurangi biaya transportasi, kemacetan di kota dan polusi transportasi Dan tetap diperlukan pengembangan lanjutan

Salah satu upaya yang harus dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk menekan bahkan menurunkan tingkat resistensi vektor adalah mengganti jenis larvasida yang digunakan

Perkembangan share produksi dari sumber protein asal ternak akan berubah menyesuaikan dengan besarnya permintaan masyarakat untuk konsumsi daging, telur dan susu

Sebenarnya, tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional telah juga merumuskan karakter

keandalan pada kualitas pelayanan tersebut ditingkatkan tidak hanya pada keandalan melainkan pada kualitas pelayanan yang lain seperti daya tanggap, jaminan, dan lain sebagainya

Dengan mengetahui nilai rata-rata INP pada setiap tingkat pertumbuhan vegetasi mangrove yang terdapat di Desa Khatulistiwa, selanjutnya ditentukan nilai dari potensi

prototype pintu geser otomatis yang diaplikasikan sebagai akses masuk laboratorium serta dipadukan dengan sistem multi akses kartu mahasiswa dimana dalam sistem ini