KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat yang
diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagian
persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi dalam
jenjang Strata Satu Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur dengan Judul “Analisis Rasio Keuangan Terhadap Kinerja
Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Dalam menulis skripsi ini penulis telah mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak yang telah diberikan motivasi, bimbingan, saran serta dorongan moril baik
langsung maupun tidak langsung sampai terselesaikanya penyusunan skripsi ini.
Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan rasa hormat & terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof.Dr.H.R.Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr.Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs.Ec.H.RA.Suwaidi, MS selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi
4. Ibu Dr.Sri Trisnaningsih, SE, Msi selaku Ketua program studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”veteran” Jawa Timur.
5. Bapak DRS.EC.EKO RIYADI, MAKS selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga & pikiran dalam membimbing skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan banyak bekal ilmu
pengetahuan dan suri tauladan kepada penulis selama menjadi mahasiswa
UPN.
7. Kedua orang tua yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan
bantuan secara moril maupun materil yang telah diberikan selama ini sehingga
mampu menghantarkan penulis menyelesaikan studinya.
8. Kepada teman-temanku dikoz ( Rizki Rj, Kiki, Bejo, Iksan, & Galoh). Dan
teman-temanku dikampuz (Maziaten, Eny, Devi, Dewi, Shely, Lia, Hamdan
serta gank ambarowo, p-Mant, Rizky, Aam) serta Oky yang membatu penulis
dari awal hingga akhir penulisan dan anak-anak pasukan 2006, dan semua
pihak yang belum disebutkan namanya satu persatu penulis berterima kasih
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan atas kebaikan dengan
limpahan rahmatnya yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan didalam penulisan ini, oleh karenanya penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan
penulis, semoga sskripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, Mei 2011
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAK ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 7
2.2. Landasan Teori ... 12
2.2.1 Laporan Keuangan ... 12
2.2.1.1 Definisi Laporan Keuangan ... 12
2.2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 12
2.2.1.3 Jenis - jenis Laporan Keuangan ... 13
2.2.1.4 Karakteristik Laporan Keuangan ... 14
2.2.1.5 Pengguna Laporan Keuangan ... 16
2.2.1.6 Keterbatasan Laporan Keuangan ... 18
2.2.2 Analisis Laporan Keuangan ... 20
2.2.2.3 Keterbatasan Analisis
Laporan Keuangan ... 22
2.2.3 Analisis Rasio Keuangan ... 23
2.2.3.1 Definisi Analisis Rasio Keuangan ... 23
2.2.3.2 Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan ... 24
2.2.3.3 Penggolongan Rasio Keuangan ... 24
2.2.3.4 Rasio Lancar (Current Ratio) ... 26
2.2.3.5 Return On Asset (ROA) ... 27
2.2.3.6 Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)... 28
2.2.3.7 Rasio Utang (Debt to Total Assets Ratio) ... 29
2.2.4 Penilaian Kinerja Keuangan ... 29
2.2.5 Pengaruh Rasio Lancar Terhadap Kinerja Keuangan ... 31
2.2.6 Pengaruh Rasio ROA Terhadap Kinerja Keuangan ... 32
2.2.7 Pengaruh Rasio Perputaran Total Aktiva Terhadap Kinerja Keuangan ... 32
2.2.8 Pengaruh Rasio Debt To Total Assets Terhadap Kinerja Keuangan ... 33
2.2.9 Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan ... 33
2.3. Kerangka Pimikiran ... 35
2.4. Hipotesis ... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 36
3.2 Teknik Penarikan Sampel ... 39
3.2.1 Populasi ... 39
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 40
3.3.1 Jenis dan Sumber Data ... 40
3.3.2 Pengumpulan Data ... 40
3.4 Uji Kualitas Data ... 41
3.4.1 Uji Normalitas ... 41
3.4.2 Uji Asumsi Klasik ... 41
3.5 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 44
3.5.1. Teknik Analisis ... 44
3.5.2. Uji Hipotesis ... 44
3.5.2.1.Uji Kesesuaian Model atau Uji F ... 44
3.5.2.2.Uji Parsial atau Uji t ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek penelitian ... 47
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 50
4.2.1 Uji Normalitas ... 55
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 56
4.3 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 59
4.3.1 Teknik Analisis Regerensi Linier Berganda ... 59
4.3.2 Uji Hipotesis ... 61
4.3.2.1Uji Kesesuaian Model atau Uji F... 61
4.3.2.2Uji Parsial atau Uji T ... 62
4.4 Pembahasan ... 64
4.4.1 Implikasi ... 64
4.4.2 Perbedan dengan Penelitian Sebelumnya ... 68
Tujuan dan Manfaat ... 68
4.4.4 Keterbatasan Penelitian ... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 70
5.2 Saran ... 71
DAFTAR TABEL Tabel :
1.1 Data Tingkat “Laba Setelah Pajak”
Perusahaan Otomotif ... 4
4.1 Rekapitulasi Data “Rasio Lancar (X1)” Periode 2005-2009 ... 50
4.2 Rekapitulasi Data “Return On Assets (ROA) (X2)” Periode 2005-2009 ... 51
4.3 Rekapitulasi Data “Perputaran Total Aktiva (X3)” Periode 2005-2009 ... 52
4.4 Rekapitulasi Data “Debt to Total Assets (X4)” Periode 2005-2009 ... 53
4.5 Rekapitulasi Data “Kinerja Keuangan (Y)” Periode 2005-2009 ... 54
4.6 Hasil Uji Normalitas ... 55
4.7 Hasil Uji Multkolineritas ... 57
4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 58
4.9 Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Berganda ... 59
4.10 Hasil Analisis Hubungan Kesesuaian Model ... 61
4.11 Koefisien Determinasi (R Square / R2) ... 62
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rasio Lancar (X1)
Lampiran 2 Return On Assets (ROA) (X2)
Lampiran 3 Perputaran Total Aktiva (X3)
Lampiran 4 Debt to Total Assets (X4)
Lampiran 5 Kinerja Keuangan (Y) Lampiran 6 Uji Normalitas
ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Doris Welly Jayanta
Abstrak
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Pengambilan keputusan bisa menyangkut bidang manajerial dan operasional baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hasil keputusan akan terdeskripsi pada laporan keuangan perusahaan seperti neraca, laporan laba rugi, arus kas dan perubahan laba. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peranan rasio keuangan terhadap kinerja keuangan perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Variabel penelitian adalah Rasio Lancar (Xı), Return On Assets (X2), Rasio Perputaran Total Aktiva (X3), Debt To Total Assets (X4) dan kinerja keuangan (Y) Sampel penelitian ini 7 perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sedangkan Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel yang ditunjukan untuk tujuan tertentu dan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis secara kesesuaian model (uji F) dan secara parsial (uji t)
Hasil pengujian diperoleh bahwa terdapat kecocokan model pengaruh yang signifikan antara rasio keuangan terhadap kinerja keuangan, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa rasio keuangan yang meliputi rasio lancar,
return on assets, rasio perputaran total aktiva, debt to total assets berpengaruh
terhadap kinerja keuangan telah teruji kebenaranya. Sedangkan secara parsial
return on assets dan debt to total assets yang berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pasar Modal merupakan pertemuan pihak yang memerlukan dana
(borrower) dengan pihak yang bisa menyediakan dana atau yang mempunyai
kelebihan dana (lender). Kehadiran pasar modal memperbanyak pilihan
sumber dana bagi perusahaan. Manfaat lebih lanjut dari adanya pasar modal
adalah meningkatnya kemampuan perusahaan untuk menentukan struktur
modal yang optimal. Sementara itu, bagi para investor, pasar modal
merupakan wahana yang dapat dimanfaatkan untuk menginvestasikan
dananya sebagai sumber pendapatan. (Husnan, 2001 : 4).
Sebelum melakukan suatu investasi, seorang investor harus
mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya dengan melakukan penilaian
terhadap kinerja keuangan perusahaan tersebut. Dengan mengetahui kinerja
keuangan perusahaan maka dapat memperoleh gambaran tentang
perkembangan finansial dari perusahaan tersebut, kemudian menganalisisnya,
sehingga kita dapat menilai hal apa yang dicapai di masa lalu dan di masa
yang sedang berjalan.
Analisis rasio merupakan suatu bentuk atau cara yang umum
digunakan dalam menganalisis laporan finansial suatu perusahaan. Dengan
menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau
menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan
faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi
posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan (Munawir,
2002 : 64).
Menurut Sutrisno (2003: 247-254) ada beberapa cara menggolongkan
atau mengklasifikasi dari analisa rasio, yaitu Rasio likuiditas, Rasio Leverage
Rasio aktivitas dan Rasio keuntungan.
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang
segera harus dipenuhi. Kewajiban yang segera harus dipenuhi adalah hutang
jangka pendek, oleh karena itu rasio ini bisa digunakan untuk mengukur
tingkat keamanan kreditur jangka pendek, serta mengukur apakah operasi
perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini segera
ditagih.
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sampai
seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang
dipergunakan untuk membayar hutang.
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya. Rasio
aktivitas dinyatakan sebagai perbandingan penjualan dengan berbagai elemen
aktiva. Rasio ini membandingkan tingkat penjualan dengan investasi dalam
Rasio keuntungan adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
efektifitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Rasio ini juga
digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas pengelolah (manajemen)
perusahan yang ditunjukan oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari
penjualan dan investasi seperti profit margin, earning power, return on total
assets, return on equity, return on investment
Bagi manajemen finansial, dengan menghitung rasio-rasio akan
memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi
oleh perusahaan dibidang finansial, sehingga dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan bagi kepentingan perusahaan untuk masa yang akan
datang (Harahap, 2006 : 297).
Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan melalui analisa rasio
keuangan tersebut dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan
finansial dari perusahaan, sehingga kita dapat menilai hal apa yang telah
dicapai di masa lalu dan di masa yang sedang berjalan. Dalam penelitian ini
untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, digunakan laba setelah pajak,
karena laba merupakan sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan,
yang memberikan informasi berkaitan dengan tanggung jawab menajemen
dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
(Munawir, 2002 : 68).
Dipilihnya perusahaan Otomotif sebagai sampel dikarenakan
perusahaan tersebut memiliki persaingan bisnis yang kuat akibat dari
aktivitas perdagangan bebas. Selain itu perusahaan tersebut merupakan
bagian dari kebutuhan pokok yang memiliki perubahan yang sangat cepat
Berikut ini merupakan laba setelah perusahaan Otomotif selama
periode 2005 – 2009, yang dapat disajikan pada tabel 1.1, sebagai berikut :
Tabel 1 : Data Tingkat “Laba Setelah Pajak”
Perusahaan Otomotif
perusahaan mengalami penurunan. Dengan menurunnya kemampuan
perusahaan memperoleh laba, menunjukkan bahwa kinerja keuangan
perusahaan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh para investor,
sehingga menyebabkan investor ragu dalam melakukan investasi pada
perusahaan tersebut. Hal ini bisa menjadi ukuran seberapa besar tingkat
resiko yang akan dihadapi, serta seberapa besar dividen yang akan mereka
terima dimasa yang akan datang (Husnan, 2001 : 7).
Sesuai dengan latar balakang yang telah dikemukakan, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Rasio
Keuangan terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang tersebut di atas, maka dirumuskan suatu
masalah, yaitu apakah rasio keuangan yang terdiri dari Rasio lancar, Return
on Assets (ROA), Perputaran total aktiva, dan Debt to Total Assets
berpengaruh terhadap Kinerja keuangan pada perusahaan Otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh dari Rasio lancar,
Return on Assets (ROA), Perputaran total aktiva, dan Debt to Total Assets
6
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1 Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai solusi
alternatif dalam pengambilan keputusan untuk memecahkan
permasalahan yang berhubungan analisis rasio keuangan terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
2 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan
khasanah perpustakaan, bahan referensi, dan bahan masukan bagi
penelitian lebih lanjut, yang berhubungan dengan masalah yang ada.
3 Bagi Peneliti
Sebagai langkah kongkrit untuk penerapan ilmu berdasarkan teori
yang selama ini didapat, serta dapat menambah pengetahuan tentang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu 1. Meriewati dan Setyani (2005)
a Judul: “Analisis rasio keuangan terhadap perubahan kinerja pada
perusahaan di industri food and beverages yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta”
b Perumusan Masalah: “Apakah rasio keuangan berpengaruh
terhadap perubahan kinerja pada perusahaan di industri food and
beverage yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta?”
c Hipotesis: Rasio keuangan (rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan
profitabilitas) terhadap perubahan kinerja (EAT dan OP) pada
tahun 1999-2003.
d Kesimpulan:
1. Rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap
perubahan kinerja (untuk earning after tax) adalah rasio Total
Capital Assets, Total Assets Turnover, dan Return On
Investment.
2. Rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap
perubahan kinerja (untuk operating profit) adalah Current
2. Wahyuni Dewi, Marita dan Satoyo (2006)
a. Judul: “Analisi rasio keuangan terhadap perubahan kinerja pada
industri automotive dan allied yang terdaftar di (BEJ).
b. Perumusan Masalah: apakah rasio keuangan berpengaruh terhadap
perubahan kinerja pada industri automotive dan allied product yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
c. Hipotesis: rasio keuangan serta persial berpengaruh signifikan
terhadap perubahan kinerja (dengan komponen laba: operating
profit and EAT) pada industri automotive and allied products.
d. Hasil Penelitian:
1. Rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap
perubahan kinerja pada variabel dependen operating profit
adalah long term debt to equity ratio, avarege day’s inventory,
workcapital turnover, gross profit margin, dan return on
ivesment. Rasio keuangan cenderung berpengaruh signifikan
pada operating profit dibandingkan pada EAT, dikarenakan
operating profit lebih mudah untuk diprediksi, karena berasal
dari operasional perusahaan.
2. Rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap
perubahan kinerja pada variabel dependen terhadap earning
after tax adalah average day’s inventory. Rasio keuangan yang
inventory, dikarenakan pendapatan yang berasal dari extra
ordiniory item sulit untuk diprediksi.
3. Suprihatmi dan Wahyudin (2005)
a.Judul: “Pengaruh rasio keuangan terhadap kemampuan
memprediksi perubahan laba pada perusahaan-perusahaan
maufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta”.
b.Perumusan masalah: apakah rasio keuangan berpengaruh
terhadap kemampuan memprediksi perubahan laba
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta.
c. Hipotesis: rasio keuangan serta persial berpengaruh
signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
d.Hasil Penelitian:
1. Delapan variabel yang digunakan yaitu debt to equity,
leverage ratio, gross profit margin, net profit margin,
inventory turnover, total asset turnover, return on
investment, dan return on equity secara simultan
berpengaruh terhadap perubahan laba.
2. Secara parsial variabel gross profit margin, inventory
turnover, return on investment, dan return on equity
berpengaruh terhadap perubahan laba. Dari hasil uji – t
turnover dan return on unvestment mempunyai
pengaruh positif sedangkan untuk varibel gross profit
margin, dan return on equity mempunyai pengaruh
negatif terhadap perubahan laba.
4. Candra Puspita (2010)
a. Judul: “Analisis rasio keuangan terhadap perubahan kinerja perusahaan manufaktur (food and beverage) yang terdaftar di Bursa Efek Indoesia periode (2005-2008)”.
b. Perumusan masalah: “Apakah analisis rasio keuangan (rasio lancar, return on assets, perputaran total aktiva, debt to
total assets) berpengaruh terhadap perubahan kinerja
perusahaan Manufaktur ( Food and Beverage) yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode (2005-2008)”.
c. Hipotesis: Diduga variabel-variabel rasio keuangan (rasio lancar, return on assets, rasio perputaran total aktiva, debt
to total assets), berpengaruh terhadap perubahan kinerja
perusahaan Manufaktur (Food and Beverages) yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode (2005-2008).
d. Hasil penelitian: Variabel – variable rasio keuangan (rasio lancar, return on assets, perputaran total aktiva, debt to
total assets), berpengaruh terhadap perubahan kinerja
perusahaan manufaktur (food and beverages) yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode (2005-2008)
tidak dapat terbukti kebenarannya, karena berdasarkan
hasil pengujian hanya variable return on assets yang
terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja
Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dan penelitian
Analisis rasio keuangan terhadap perubahan kinerja pada perusahaan di industri food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Analisi rasio keuangan terhadap perubahan kinerja pada industri automotive dan allied yang terdaftar di (BEJ).
Pengaruh rasio keuangan terhadap
kemampuan memprediksi perubahan laba pada
perusahaan-perusahaan maufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Analisis rasio keuangan terhadap perubahan kinerja perusahaan manufaktur (food and beverage) yang terdaftar di Bursa Efek Indoesia periode (2005-2008). Analisis rasio kuangan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Laporan Keuangan
2.2.1.1.Definisi Laporan Keuangan
Definisi Laporan Keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan
(2009: 1) adalah: ”Laporan keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan. Laporan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara, seperti laporan arus kas, atau laporan arus
dana), catatan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi
tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi
keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh
perubahan harga”.
Kasmir (2010: 7) “Laporan keuangan adalah laporan yang
menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam periode
tertentu”.
2.2.1.2.Tujuan Laporan Keuangan
Mengenai tujuan pelaporan keuangan dapat kita lihat melalui
beberapa pendapat antara lain : Menurut Standart Akuntansi Keuangan
(2009: 3) “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi”.
Kasmir (2010: 10) “secara umum laporan keuangan bertujuan
untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat
tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat
disusun secara mendadak sesuaikebutuhan perusahaan maupun secara
berkala. Jelasnya laporan keuangan mampu memberikan informasi
keuangan kepadapihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki
kepentingan terhadapperusahaan.
2.2.1.3.Jenis-jenis Laporan Keuangan
Sedangkan jenis laporan keuangan menurut Darsono (2005: 18)
menjelaskan bahwa PSAK NO.1, laporan keuangan dibagi menjadi 5 yang
terdiri dari:
1. Neraca adalah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada
tanggal tertentu seperti yang tertera dalam neraca.
2. Laporan laba/rugi (atau untuk lembaga non profit disebut laporan Sisa
Hasil Usaha) merupakan akumulasi aktivitas yang berkaitan dengan
pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu, misalnya
bulanan atau tahunan.
3. Laporan arus kas, laporan ini menggambarkan perputaran uang (kas
Laporan arus kas terdiri dari kas untuk kegiatan operasional, kas untuk
kegiatan investasi, dan kas untuk kegiatan pendanaan.
4. Laporan perubahan ekuitas menjelaskan perubahan modal, laba
ditahan, agio/disagio. Laporan ini menggambarkan saldo dan
perubahan hak si pemilik yang melekat pada perusahaan.
5. Catatan atas laporan keuangan, isi catatan ini adalah penjelasan umum
tentang perusahaan, kebijakan akuntansi yang dianut, dan penjelasan
tiap-tiap akun neraca dan laba rugi. Apabila penjelasan tiap akun
neraca dan laba rugi masih perlu dirinci, maka dijabarkan dalam
lampiran.
2.2.1.4.Karakteristik Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat
informasi dalam laporan keuangan yang berguna bagi pengguna. Terdapat
empat karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut Standar
Akuntansi Keuangan (2009: 5) diuraikan sebagai berikut:
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dipahami oleh pengguna.
Maksudnya pengguna laporan keuangan diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan
seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat
dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut
terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pengguna tertentu.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki
kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pengguna dengan membeantu mereka mengevaluasi peristiwa masa
lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil
evaluasi pengguna di masa lalu.
3. Keandalan
Agar bermanfaat informasi juga harus andal (reliable). Informasi
memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material dan dapat diandalkan penggunanya sebagai
penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang
seharusnya disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4. Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan
antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi
keuangan dan kinerja perusahaan. Pengguna juga harus dapat
memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta posisi keuangan secara
dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara
konsisten untuk perusahaan tersebut, antarperiode perusahaan yang
sama dan untuk perusahaan yang berbeda.
2.2.1.5.Pengguna Laporan Keuangan
Berdasarkan Standart Akuntansi Keuangan (2009: 2-3) “Pengguna
laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial,
karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya,
pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga dan masyarakat”. Mereka
menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan
informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi:
a. Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan
risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang
mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu
menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi
tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk
membayar deviden.
b. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili, mereka
tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
memberikan balas jasa, imbalan pascakerja dan kesempatan kerja.
c. Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi
yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha
berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih
pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan
utama mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
e. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam
perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada perusahaan.
f. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah
kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena
itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka membutuhkan
pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional
dan statistik lainnya.
g. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai
cara. Misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan
dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi
kecenderungan (tren) dan perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat
umum, dan tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi
setiap pengguna lain.
2.2.1.6.Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2010: 16), keterbatasan laporan keuangan yang
dimiliki perusahaan antara lain:
1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis),
di mana data-data yang diambil dari data masa lalu.
2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang bukan
hanya untuk pihak tertentu saja.
3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan
4. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidak
pastian.
5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang
ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan
kepada sifat formalnya.
Keterbatasan laporan keuangan menurut Darsono (2005: 25) antara
lain:
1. Penyajian dikelompokkan pada akun-akun yang material, tidak bisa
rinci sekali.
2. Laporan keuangan sering disajikan terlambat, sehingga informasinya
kadaluarsa. Keterlambatan sebenarnya tergantung pada keterlibatan
administrasinya, jika sistemnya baik, maka akan cepat tersaji apalagi
menggunakan komputerisasi.
3. laporan keuangan menekankan pada harga historis (harga perolehan),
sehingga jika terjadi perubahan nilai perlu dilakukan penyesuaian.
4. Penyajian laopran keuangan dilakukan dengan bahasa teknis akuntansi,
sehingga bagi orang awam perlu belajar dulu, tetapi bagi pelaku bisnis
akan mudah karena menggunakan bahasa bisnis.
5. Laporan keuangan mengikuti satandar (SAK) yang mungkin terjadi
perubahan aturan setiap tahun.
2.2.2. Analisis Laporan Keuangan
2.2.2.1.Definisi dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan terdiri dari 2 kata, yaitu analisis dan
laporan keuangan. Ini berarti juga bahwa analisis laporan keuangan
merupakan suatu kegiatan menganalisis laporan keuangan suatu
perusahaan. Pengertian analisis laporan keuangan menurut Prastowo
(2005: 56) yaitu: “Suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke
dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan
menelaah hubungan diantara unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk
memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan
keuangan itu sendiri”.
Agar analisis yang dilakukan bersifat efisien dan terarah, maka
tujuan analisis harus ditentukan terlebih dahulu. Hal ini penting karena
masing-masing tujuan memerlukan data yang berbeda. Analisis laporan
keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan antara lain
(Prastowo, 2005: 57):
1. Sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau
manajer.
2. Sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di
masa datang.
3. Sebagai proses diagnosa terhadap masalah-masalah manajemen,
opersasi atau masalah lainya.
2.2.2.2.Metode Analisis Laporan Keuangan
Untuk menilai kinerja perusahaan baik atau tidak, dalam
pelaksanaanya harus ada suatu ukuran yang dapat dijadikan perbandingan.
Ukuran perbandingan yang biasanya dipakai adalah kinerja keuangan
perusahaan. Oleh karena itu perlu adanaya metode dan teknik analisa
laporan keuangan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara
pos-pos yang ada dalam laporan sehingga dapat diketahui perubahan dari
masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari
beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan
dengan alat-alat pembanding lainya, misalnya diperbandingkan dengan
laporan keuangan perusahaan lainya.
Menurut Jumingan (2006: 242) berdasarkan tekniknya analisis
keuangan dapat dibedakan mejadi beberapa analisis antara lain:
1. Analisis perbandingan laporan keuangan, merupakan teknik analisis
dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih
dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah (absolut) maupun
dalam presentase (relatif).
2. Analisis tren (tendensi posisi), merupakan teknik analisis untuk
mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan
atau penurunan.
3. Analisis presentase per komponen (common size), merupakan teknik
analisis untuk mengetahui presentase investasi pada masing-masing
4. Analisis sumber penggunaan modal kerja, merupakan teknik analisis
untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja
melalui dua periode waktu yang dibandingkan.
5. Analisis sumber penggunaan kas, merupakan teknik analisis untuk
mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan pada suatu
periode waktu tertentu.
6. Analisis rasio keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk
mengetahui hubungan diantara pos tertentu dalam neraca maupun
laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.
7. Analisis perubahan laba kotor, merupakan teknik analisis untuk
mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba.
8. Analisis Break Even, merupakan teknik analisis antuk mengetahui
tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami
kerugian, tetapi pada tingkat penjualan tersebut perusahaan belum
memperoleh keuntungan.
2.2.2.3. Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan
Keterbatasan analisa laporan keuangan menurut Hanafi dan Abdul
Halim (2005: 93) yaitu:
1. Data yang dicatat dan dilaporkan oleh laporan keuangan mendasarkan
pada harga perolehan (historical cost). Metode harga perolehan dipakai
dibanding metode lain seperti metode harga pasar atau hara
penggantian saat ini (crrent replascement cost).
2. Penyusunan laporan keuangan juga didasarkan pada beberapa
alternative metode akuntansi (missal metode FIFO, LIFO, rata-rata
persediaan).
3. Upaya perbaikan barang kali bisa dilakukan oleh pihak manajemen
untuk memperbaiki laporan keuangan sehingga laporan keuangan
nampakbagus.
4. Banyak perusahaan mempunyai beberapa devisi atau anak perusahaan
yang bergerakpada beberapa bidang usaha (industry).
5. Inflasi atau deflasi mempengaruhi laporan keuangan terutama yang
berkaitan dengan rekening-rekening jangka pajang seperti investasi
jangka pajang.
6. Rata-rata industri merupakan rata-rata perusahaan yang ada dalam
industri. Ada beberapa perusahaan yang tidak bagus yang dipakai juga
untuk perhitungan rata-rata industri.
2.2.3. Analisis Rasio Keuangan
2.2.3.1.Definisi Analisis Rasio Keuangan
Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang
menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur yang lainnya
dalam laporan keuangan. Menurut Jumingan (2006: 242) “Analisis rasio
dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun
bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos tertentu, baik
dalam neraca maupun laporan laba rugi”.
2.2.3.2.Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Sawir (2005: 44) Keterbatasan analisis rasio keuangan
antara lain adalah:
1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan
yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa
bidang usaha.
2. Rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh
cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil
manipulasi.
3. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang
berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode
penilaian persediaan.
4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan
perkiraan.
2.2.3.3.Penggolongan Rasio Keuangan
Pada dasarnya angka-angka rasio dapat dikelompokkan menjadi
dua golongan. Galongan yang pertama adalah angka-angka rasio yang
tersebut diperoleh, dan golongkan yang kedua adalah angka-angka rasio
yang disusun berdasarkan tujuan penganalisis dalam mengevaluasi suatu
perusahaan. Menurut Jumingan (2006: 120-121) berdasarkan sumber
datanya, dari mana rasio itu dibuat maka rasio itu dapat dibedakan menjadi
tiga yaitu sebagai berikut:
1. Rasio-rasio neraca (balance sheet ratio), yaitu rasio yang disusun dari
data yang berasal dari neraca, misalnya rasio lancar (current ratio),
ratio tunai (quick ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio
tetap dengan utang jangka dan sebagainya.
2. Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratios), yaitu
rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan perhitungan laba
rugi, misalnya rasio laba bruto dengan penjualan neto, rasio laba usaha
dengan penjualan neto, operating ratio, dan sebagainya.
3. Rasio-rasio antar laporan (inter-statement ratio), yaitu rasio-rasio yang
disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi,
misalnya rasio penjualan neto dengan aktiva usaha, rasio penjualan
kredit dengan piutang rata-rata, rasio harga pokok penjualan dengan
persediaan rata-rata dan sebagainya.
Menurut Sartono (2001:114) rasio keuangan dibagi menjadi 4, yaitu :
1) Rasio likuiditas
Adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tpat pada
2) Rasio aktivitas
Adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan
dalam menggunakan asset untuk memperoleh penjualan.
3) Financial leverage ratio
Adalah rasio yang menunjukkan kapasitas perusahaan untuk
memenuhi kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka panjang.
4) Rasio profitabilitas
Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar
kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya
dengan penjualan, assets maupun laba bagi modal sendiri.
2.2.3.4.Rasio Lancar (Current Ratio)
Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang
segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan
Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama
dalam banyak keputusan dividen. Ada beberapa macam rasio likuiditas
yang dapat digunakan tetapi rasio yang paling sering digunakan adalah
rasio lancar (current ratio). Current ratio merupakan ukuran yang paling
umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban
jangka pendek, oleh karena rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh
diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh
tempo utang. (Wetson & Copeland, 1992: 226)
Current Ratio (CR) merupakan salah satu bentuk ratio keuangan
yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang
jangka pendek yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar, sehingga
seseorang investor lebih berminat pada keampuan likuiditas perusahaan.
(Riyanto, 1995: 332)
Merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk
mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasio
ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek
dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode
yang sama dengan jatuh tempo utang.
Aktiva Lancar Rasio Lancar =
Hutang Lancar
(Sawir, 2005: 8)
2.2.3.5.Return On Asset (ROA )
Return On Assets (ROA) menujukkan pengukuran efektivitas
kegiatan operasional manajemen dalam mendayagunakan seluruh aktiva
perusahaan untuk menghasilkan laba (Sartono, 2001: 123). Return On
Assets merupakan indikator keberhasilan manajemen menjalankan
kegiatan operasionalnya. Semakin besar nilai ROA, maka semakin baik
ROA yaitu rasio yang menuunjukkan hasil (return) atas jumlah
aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukiuran tentang
manajemen. Rasio ini menujukkan produktivitas dari seluruh dana
perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Return On Assets
merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan semua aktiva yang dimilki (Sutrisno, 2003: 254)
Laba Bersih (Net Income)
ROA (Return on Assets)= X 100%
Total Aktiva (Total Assets)
(Sutrisno, 2003: 254)
2.2.3.6.Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)
Rasio ini menunjukan efektifitas penggunaan seluruh harta
perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan
berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah
yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Kalau perputaranya
lambat, ini menunjukan bahwa aktiva yang dimiliki terlalu besar
diandingkan denga kemampuan untuk menjual.
Penjualan (Sales) Rasio Perputaran Total Aktiva =
Total Aktiva (Total Assets)
2.2.3.7.Rasio Utang (Debt to Total Assets Ratio)
Debt to Total Asset merupakan salah satu ukuran rasio leverage.
Debt to Total Asset merupakan rasio yang mengukur prosentase total dana
yang disediakan para kreditor. Yang termasuk hutang adalah kewajiban
lancer dan semua obligasi (hutang jangka panjang).
Rasio Debt to Total Asset mengukur jumlah aktiva perusahaan
yang dibiayai oleh hutang yang berasal dari kreditur. Semakin besar rasio
maka semakin besar pula resiko yang dihadapi. (Fakhrudin, Sopian 2001:
61).
Merupakan rasio yang mengukur jumlah aktiva perusahaan yang
dibiayai oleh hutang yang berasal dari kreditur. Skala pengukuran datanya
adalah rasio. Satuan pengukuran yang digunakan persen (%). Rumus untuk
menghitung Debt to Total Asset adalah (Sutrisno, 2003:249):
Total Hutang
Debt To Total Assets = X 100% Total Aktiva
(Sutrisno, 2003: 249)
2.2.4. Penilaian Kinerja Keuangan
Menurut Meriewaty dan Yuli (2005: 278) kinerja keuangan
perusahaan adalah pengukuran prestasi perusahaan yang ditimbulkan
sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen yang
kompleks dan sulit, karena menyangkut efektivitas pemanfaatan modal,
satu indikator kinerja dalam suatu perusahaan. Salah satu bentuk informasi
akuntansi yang penting dalam proses penilaian kinerja perusahaan adalah
berupa rasio-rasio keuangan perusahaan untuk periode tertentu. Dengan
rasio-rasio keuangan tersebut akan tampak jelas berbagai indikator
keuangan yang dapat mengungkapkan kondisi keuangan suatu perusahaan
maupun kinerja yang telah dicapai perusahaan untuk periode tertentu.
Menurut Helfert (1996: 68) hubungan antara analisa rasio dengan
kinerja adalah agar dapat menunjukkan perubahan dalam kondisi
keuangan atau kinerja operasi, dan dapat membantu menggambarkan
kecenderungan serta pola perubahan tersebut, yang pada gilirannya dapat
menunjukkan kepada analisis rasio dan peluang bagi perusahaan yang
sedang ditelaah. Ukuran-ukuran kinerja akan mengidentifikasi efektifitas
penggunaan aktiva oleh perusahaan, dan berbagai rasio yang digunakan
untuk mengukur kinerja akan memberikan gambaran yang memadai
(Helfert, 1996: 345).
Menurut Munawir (2002: 31) tujuan penilaian kinerja yaitu:
1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas yaitu kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi
atau kemampuan untuk memenuhi kewajiban saat ditagih.
2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan
3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas yaitu menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu.
4. Untuk mengetahui stabilitas usaha yaitu kemampuan perusahaan untuk
melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali
pokok hutangnya dengan tepat waktu, serta kemaampuan perusahaan
untuk membayar deviden secara teratur kepada pemegang saham tanpa
mengalami hambatan atau krisis keuangan.
2.2.5. Pengaruh Rasio Lancar Terhadap Kinerja Keuangan
Pada rasio aktiva lancar kemampuannya untuk menutup hutang
lancar juga disebut sebagai modal kerja. Karena modal kerja merupakan
selisih lebih antara aktiva lancar di atas hutang lancar. Manajer akan
melihat kinerja perusahaan berdasarkan keuntungan atau laba dari setiap
kegiatan operasi yang dilakukan (Meriewaty dan Yuli, 2005: 284).
Semakin tinggi rasio lancar seharusnya semakin besar kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Tetapi rasio lancar
yang terlalu tinggi juga menunjukkan manajemen yang buruk atas sumber
likuiditas. Dalam melihat rasio lancar, analisis juga harus memperhatikan
kondisi dan lingkungan perusahaan seperti rencana manajemen, sektor
2.2.6. Pengaruh Rasio ROA Terhadap Kinerja Keuangan
Return On Assets memperlihatkan sejauh manakah perusahaan
mengelola aktiva secara efektif. ROA diperoleh dari hasil membagi laba
bersih dangan total aktiva. Semakin besar angka rasio ini maka akan
semakin baik, karena hal tersebut menunjukkan dahwa aktiva perusahaan
dimanfaatkan secara efektif dalam menghasilkan laba. Dengan
menggunakan rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien
dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan
(Darsono, 2005: 57).
2.2.7. Pengaruh Rasio Perputarn Total Aktiva Terhadap Kinerja Keuangan
Perputaran total aktiva adalah penjualan bersih dibagi rata-rata
total aktiva. Kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang
dimiliki untuk menghasilkan penjualan digambarkan dalam rasio ini.
Dengan melihat rasio ini, kita bisa mengetahui efektivitas penggunaan
aktiva dalam menghasilkan penjualan (Darsono, 2005: 60). Rasio
perputaran adalah salah satu dari beberapa petunjuk yang secara
bersama-sama dapat menunjukkan kinerja yang baik atau kurang baik (Helfert,
2.2.8. Pengaruh Rasio Debt To Total Assets Terhadap Kinerja Keuangan
Debt To Total Assets yaitu rasio total kewajiban terhadap asset.
Rasio ini menekankan pentingnya pandanaan hutang dengan jalan
menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang.
Rasio ini juga menyediakan informasi tenteng kemampuan perusahaan
dalam mengadaptasi kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian tanpa
mengurangi pembayaran bunga pada kredito. Nilai rasio yang tinggi
menunjukkan peningkatan dari risiko pada kreditor berupa
ketidakmampuan perusahaan dalam membayar semua kewajibannya. Dari
pihak pemegang saham, rasio yang tinggi akan mengakibatkan
pembayaran bunga yang tinggi yang pada akhirnya akan mengurangi
pembayaran dividen. Untuk menilai rasio ini faktor lain yang perlu
dipertimbangkan adalah stabilitas laba perusahaan. Pada perusahaan yang
memiliki catatan laba yang stabil, peningkatan dalam hutang lebih bisa
ditoleransi dari pada perusahaan yang memiliki catatan laba yang tidak
stabil (Darsono, 2005: 54). Ukuran-ukuran kinerja akan
mengidentifikasikan efektifitas penggunaan aktivitas oleh perusahaan, dan
berbagai rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja akan memberikan
gambaran yang memadai.
2.2.9. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kinerja Keuangan
Hubungan antara analisis rasio dengan kinerja adalah agar dapat
dapat membantu menggambarkan kecenderungan serta pola perubahan
tersebut, yang pada gilirannya dapat menunjukkan kepada analisis risiko
dan peluang bagi perusahaan yang ditelaah (Helfert, 1996: 68).
Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil dari suatu proses dengan
mengorbankan berbagai sumber daya. Salah satu parameter kinerja
tersebut adalah laba. Laba bagi perusahaan sangat diperlukan karena untuk
kelangsungan hidup perusahaan. Untuk memperolah laba, perusahaan
harus melakukan kegiatan operasional. Kegiatan operasional ini dapat
terlaksana jika perusahaan mempunyai sumber daya sumber daya
perusahaan tercantum di dalam neraca, dan hubungan antara unsur-unsur
yang membentu necara dapat ditunjukkan oleh rasio keuangan. Rasio
keuangan adalah perbandian antara dua elemen laporan keuangan yang
menunjukkan suatu indikator kesehatan keuangan pada waktu tertentu.
Dengan demikian, rasio keuangan bermanfaat untuk menentukan kekuatan
hubungan rasio keuangan dengan fenomena ekonomi (Meriewaty dan
Yuli, 2005: 279).
Laba dapat memberikan sinyal yang positif mengenai prospek
perusahaan di masa depan tentang kinerja perusahaan. Dengan adanya
pertumbuham laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun, akan
memberiakan sinyal yang positif mengenai kinerja perusahaan (Meriewaty
dan Yuli, 2005: 279). Ukuran-ukaran kinerja akan mengindikasikan
35
digunakan untuk mengukur kinerja akan memberikan gambaran yang
memadai.
2.3. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan landasan teori yang
dijelaskan di atas maka dapat dibuat kerangka pikir yang ditunjukkan pada
gambar 2.1:
Analisis Regresi Linier Berganda
Debt To Total Assets
(X4) Rasio Lancar
(X1)
ROA
(X2) Kinerja
Keuangan (Y) Rasio Perputaran Total Aktiva
(X3)
Gambar 2.1:
2.4. Hipotesis
Diduga variabel-variabel Rasio keuangan (Rasio lancar, Return On Assets,
Rasio perputaran total aktiva, Debt To Total Assets), berpengaruh terhadap
Kinerja keuangan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan Analisis Rasio sebagai variabel bebas (X)
yang terdiri dari Rasio lancar (X1), Return on Assets (ROA)(X2), Perputaran
total aktiva (X3), Debt to total assets (X4), dan Kinerja keuangan sebagai
variabel terikat (Y).
Agar dapat memperjelas definisi dan untuk memudahkan pengukuran
terhadap masing-masing variabel, maka diperlukan definisi operasional atas
variabel-variabel tersebut.
Adapun definisi operasional dari masang – masing variabel tersebut,
yaitu sebagai berikut :
Variabel Bebas (X)
Analisis Rasio, terdiri dari : 1. Rasio Lancar (X1)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus
dipenuhi
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ratio dan satuan
pengukurannya adalah kali (x).
Rasio Lancar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Lancar Hutang
lancar Aktiva lancar
2. Return on Assets (ROA) (X2)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ratio dan satuan
pengukurannya adalah persen (%).
Return On Assets (ROA) dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Sumber : Sutrisno (2003 : 254)
3. Perputaran Total Aktiva (X3)
Merupakan rasio yang menunjukan efektifitas penggunaan
seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau
menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan
oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan.
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ratio dan satuan
pengukurannya adalah kali (x).
Perputaran Total Aktiva dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Merupakan rasio yang menunjukan besarnya utang yang
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ratio dan satuan
pengukurannya adalah persen (%).
Debt to Total Assets dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Debt to Total Assets =
Aktiva Total
Hutang Total
x 100%
(Sutrisno, 2003: 249)
Variabel Terikat (Y) Kinerja Keuangan
Merupakan pengukuran prestasi perusahaan yang ditimbulkan sebagai
akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen yang kompleks dan
sulit, karena menyangkut efektifitas pemanfaatan modal, efisiensi dan
rentabilitas dari kegiatan perusahaan.
Pada penelitian ini untuk mengukur kinerja keuangan digunakan nilai
dari laba bersih setelah pajak, dengan alasan bahwa laba merupakan salah
satu indikator kinerja suatu perusahaan (Meriewaty dan Yuli, 2005: 278).
Dan laba bersih yaitu kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode
akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan tahunan suatu perusahaan.
Kinerja perusahaan diambil berdasarkan pada laba setelah pajak.
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ratio dan satuan
pengukurannya adalah rupiah (Rp).
Kinerja keuangan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
3.2.Teknik Penentuan Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi adalah himpunan individu, unit, elemen, yang memiliki ciri
atau karakteristik yang sama (Sugiyono, 2006 : 55), Dari pengertian
tersebut maka populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
data laporan keuangan perusahaan Otomotif yang terdaftar di PT. Bursa
Efek Indonesia tahun 2005 sampai tahun 2009, tercatat sebanyak 19
perusahaan.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006 : 56). Teknik pengambilan sampel
merupakan bagian dalam melaksanakan suatu penelitian, untuk itu teknik
pengambilan sampel yang dilakuakan dalam penelitian ini adalah Purposive
Sampling yaitu teknik penentuan sampel yang ditujukan untuk tujuan
tertentu dan berdasarkan kriteria – kriteria yang telah ditetapkan.
(Sugiyono, 2006 : 78).
Adapun kriteria – kriteria dalam pengambilan sampel tersebut yaitu
antara lain :
1. Perusahaan sampel adalah perusahaan Otomotif yang terdaftar di PT.
Bursa Efek Indonesia per 31 Desember 2005 sampai per 31 Desember
2009, serta yang masih aktif dalam melakukan perdagangan saham
2. Perusahaan sampel adalah perusahaan Otomotif yang mempunyai
3. Perusahaan sampel adalah perusahaan Otomotif yang selama 5 (lima)
tahun berturut – turut yaitu tahun 2005 – 2009 memperoleh laba.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan
sampel tersebut di atas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 7 perusahaan.
Adapun nama-nama perusahaan yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
1. PT. Astra Otoparts Tbk
2. PT. Branta Mulia Tbk
3. PT. Intraco Penta Tbk
4. PT. Multistrada Arah Sarana Tbk
5. PT. Selamat Sempurna Tbk
6. PT. Tunas Ridean Tbk
7. PT. Unaited Tractors Tbk
3.3.Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa
laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi perusahaan Otomotif per 31
Desember 2005 sampai per 31 Desember 2009, dan sumber data berasal
dari PT. Bursa Efek Indonesia.
3.3.2. Pengumpulan Data
menganalisa laporan keuangan tahunan (Anual report), dari perusahaan
yang dijadikan sampel dan tersedia di PT. Bursa Efek Indonesia. Dan data
yang digunakan untuk menganalisis rasio keuangan yaitu laporan Neraca
dan Laporan Laba Rugi perusahaan Otomotif per 31 Desember 2005
sampai per 31 Desember 2009
3.4.Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data
tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode
Kolmogorov Smirnov, dengan menggunakan program SPSS (Sumarsono,
2004: 40).
Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data
mngikuti distribusi normal adalah :
1. Jika nilai signifikan (nilai profitabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka
distribusi adalah tidak normal.
2. Jika nilai signifikasi (nilai profitabilitasnya) lebih besar dari nilai 5%,
maka distribusi adalah normal.
3.4.2. Uji Asumsi Klasik
Teknik Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
melalui uji regrasi ini tidak bias (Sesuai dengan tujuan) Untuk mengambil
keputusan BLUE, maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi klasik yang
tidak boleh dilanggar oleh persamaan tersebut, yaitu tidak boleh ada
autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedasitas (Gujarati, 1999 : 153)
1. Autokorelasi
Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model linier ada korelasi antara korelasi pengganggu periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji apakah terjadi
autokorelasi atau tidak, digunakan uji Durbin-Watson (DW-Test).
Suatu observasi dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika nilai Durbin
Watson terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du)
(Ghozali, 2006:99).
Menurut Santoso (2000 : 218) deteksi adanya Autokolerasi
adalah :
a. Angka D-W di bawah - 2, hal ini berarti ada Autokolerasi positif.
b. Angka D-W diantara -2 sampai +2, hal ini berarti tidak ada
Autokolerasi.
c. Angka D-W di atas + 2, hal ini berarti ada Autokolerasi negatif.
2. Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2006: 95) uji multikolinieritas bertujuan intuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal
adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol. Alat uji yang digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dalam penelitian ini dengan
melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF).
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF (Variance
Inflation Factor) < 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi
tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas
Multikolinieritas (Santoso, 2000: 206)
3. Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2006:125) uji heteroskedastisitas bertujuan
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance
dari residual suatu pengamat ke pengamat yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas. Dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah model yang bersifat homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas. Alat uji yang digunakan untuk
mengetahui adanya heteroskedastisitas secara kuantitatif dalam suatu
persamaan regresi dapat dilakukan dengan uji korelasi Rank Spearman.
Menurut Santoso (2000:301) deteksi adanya heteroskedastisitas
adalah:
a. Nilai probabilitas > 0,05, hal ini berarti bebas dari
3.5.Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.5.1. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Adapun model persamaan regresi yang digunakan yaitu sebagai berikut
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
(Djarwanto, 2001: 176)
Keterangan :
Y = Kinerja Keuangan
X1 = Rasio Lancar
X2 = Return On Assets (ROA)
X3 = Perputaran Total Aktiva
X4 = Debt to Total Assets
bo = Konstanta
b1,2,3,4 = Koefisien regresi
e = Standart Error
3.5.2. Uji Hipotesis
3.5.2.1. Uji Kesesuaian Model atau Uji F
Uji ini dilakukan untuk menguji sesuai tidaknya model regresi
yang dihasilkan guna melihat pengaruh dari rasio keuangan yang terdiri
dari Rasio lancar, Return on Assets (ROA), Perputaran total aktiva, dan
Debt to Total Assets terhadap Kinerja keuangan.
Prosedur Uji F :
1. H0 : b1,,,b4 = 0 (artinya model regresi yang dihasilkan tidak cocok
guna melihat pengaruh dari rasio keuangan yang
terdiri dari Rasio lancar, Return on Assets (ROA),
H1 : b1,,,b4≠ 0 (artinya model regresi yang dihasilkan cocok guna
melihat pengaruh dari rasio keuangan yang terdiri dari
Rasio lancar, Return on Assets (ROA), Perputaran
total aktiva, dan Debt to Total Assets terhadap Kinerja
keuangan.
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05.
3. Kriteria keputusan
i. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
yang berarti bahwa model regresi yang dihasilkan tidak cocok
guna melihat pengaruh dari rasio keuangan yang terdiri dari
Rasio lancar, Return on Assets (ROA), Perputaran total aktiva,
dan Debt to Total Assets terhadap Kinerja keuangan.
ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
yang berarti bahwa model regresi yang dihasilkan cocok guna
melihat pengaruh dari rasio keuangan yang terdiri dari Rasio
lancar, Return on Assets (ROA), Perputaran total aktiva, dan
Debt to Total Assets terhadap Kinerja keuangan.
3.5.2.2. Uji Parsial atau Uji t
Uji ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan secara
empiris pengaruh dari rasio keuangan yang terdiri dari Rasio lancar,
46
Prosedur Uji t :
1. H0 : bj = 0 (artinya tidak ada pengaruh dari rasio keuangan yang
terdiri dari Rasio lancar, Return on Assets (ROA),
Perputaran total aktiva, dan Debt to Total Assets secara
parsial terhadap Kinerja keuangan.
H1 : bj ≠ 0 (artinya ada pengaruh dari rasio keuangan yang terdiri
dari
Rasio lancar, Return on Assets (ROA), Perputaran total
aktiva, dan Debt to Total Assets secara parsial terhadap
Kinerja keuangan.
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05
3. Kriteria keputusan :
i. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak,
yang berarti bahwa tidak ada pengaruh dari rasio keuangan yang
terdiri dari Rasio lancar, Return on Assets (ROA), Perputaran
total aktiva, dan Debt to Total Assets secara parsial terhadap
Kinerja keuangan.
ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima,
yang berarti bahwa ada pengaruh dari rasio keuangan yang terdiri
dari Rasio lancar, Return on Assets (ROA), Perputaran total
aktiva, dan Debt to Total Assets secara parsial terhadap Kinerja
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 7 perusahaan
Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Untuk itu lebih jelasnya,
berikut ini merupakan gambaran umum dari masing-masing perusahaan yang
dijadikan sampel, yaitu :
1. PT. Astra Otoparts, Tbk
PT. Astra Otoparts, Tbk didirikan dengan berdasarkan akta
Notaris No. 150, yang dibuat dihadapkan Eliza Pondang, SH, tanggal 20
Febuari 1957.
Ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah bergerak dibidang
industri kendaraan bermotor, alat-alat berat dan sektor usaha elektronik
dengan kantor pusat yang berkedudukan di Gedung AMDI 2th Floor,
tepatnya di Jl. Gayah Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta dan perseroan
memulai kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1958.
2. PT. Branta Mulia, Tbk
PT. Branta Mulia, Tbk, didirikan pada tanggal 8 Juli 1981,
dengan berdasarkan akta Notaris No. 83 yang dibuat dihadapkan Ridwan
Suselo, SH.
Perseroan bergerak dalam bidang Industri pembuatan dan
pemasaran ban, Filamen yarn, nylon tire cord (Benang nilon untuk ban)
Jendral Sudirman Kav. 70-71 Jakarta, dengan pabrik berlokasi di Jl.
Pahlawan Desa Karang Asem Timur Citeureup, Bogor. dan Perseroan
memulai kegiatan operasi secara komersial pada tanggal 1 April 1987.
3. PT. Intraco Penta, Tbk
PT. Intraco Penta, Tbk, didirikan pada tanggal 10 Mei 1975,
dengan berdasarkan akta Notaris No. 13 yang dibuat dihadapkan Milly
Karmila Sareal, SH.
Perseroan bergerak dalam bidang perdagangan dan penyewaan
alat – alat berat dan suku cadang serta memberikan jasa pelayanan yang
berkenaan dengan perakitan dan perbengkelan, dengan kantor pusat yang
berkedudukan di Jl Pangeran Jayakarta No. 115 Blok C1-2-3 Jakarta dan
Perseroan memulai kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1975.
4. PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk
PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk, didirikan pada tanggal 20
April 1988, dengan berdasarkan akta Notaris No.63 yang dibuat
dihadapkan Lukman Kirana, S.H.
Perseroan bergerak dalam bidang usaha industri ban yang
mencakup usaha pembuatan ban untuk semua jenis kendaraan bermotor,
dengan kantor pusat dan pebriknya yang berkedudukan di Jl. Raya
Lemahabang KM 58,3, Cikarang Timur, propinsi Jawa Barat, dan
Perseroan memulai kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1995.
5. PT. Selamat Sempurna, Tbk
PT. Selamat Sempurna, didirikan pada tanggal 19 Januari 1976,