• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KERETA API KELAS EKONOMI JURUSAN SURABAYA – JAKARTA DI STASIUN GUBENG SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EVALUASI KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KERETA API KELAS EKONOMI JURUSAN SURABAYA – JAKARTA DI STASIUN GUBENG SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE."

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP

KERETA API KELAS EKONOMI

J URUSAN SURABAYA – J AKARTA

DI STASIUN GUBENG SURABAYA

DENGAN MENGGUNAKAN METODE

STATED PREFERENCE

TUGAS AKHIR

Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh

Gelar Sarjana Teknik Sipil (S-1)

Disusun Oleh : SEKAR PANDAN ARUM

NPM. 0853010052

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”

J AWA TIMUR

2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(2)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

EVALUASI KEPUASAN PENUMPANG ERHADAP KERETA API

EKONOMI J URUSAN SURABAYA – J AKARTA DI STASIUN

GUBENG SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE

STATED PREFERENCE

Disusun Oleh : SEKAR PANDAN ARUM

NPM. 0853010052

Telah diuji, dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada hari Rabu 12 Desember 2012

Pembimbing : Tim Penguji :

1. Pembimbing I, 1. Penguji I,

Masliyah, ST, MT Dra. Anna Rumintang, MT

NIP. 19620630 198903 2 00 1

2. Pembimbing II, 2. Penguji II,

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Ir. NANIEK RATNI J AR, M. Kes NIP. 19590729 198603 2 00 1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(3)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

EVALUASI KEPUASAN PENUMPANG ERHADAP KERETA API

EKONOMI J URUSAN SURABAYA – J AKARTA DI STASIUN

GUBENG SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE

STATED PREFERENCE

Disusun Oleh : SEKAR PANDAN ARUM

NPM. 0853010052

Telah diuji, dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada hari Rabu 12 Desember 2012

Pembimbing : Tim Penguji :

1. Pembimbing I, 1. Penguji I,

Masliyah, ST, MT. Dra. Anna Rumintang, MT.

NIP. 19620630 198903 2 00 1

2. Pembimbing II, 2. Penguji II,

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Ir. NANIEK RATNI J AR, M. Kes NIP. 19590729 198603 2 00 1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(4)

i

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat terselesaikannya Tugas Akhir ini dengan judul :

”EVALUASI KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KERETA API KELAS EKONOMI JURUSAN SURABAYA – JAKARTA DI STASIUN GUBENG SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

Penyusunan Tugas Akhir ini dibuat untuk memenuhi kurikulum perkuliahan Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, UPN “Veteran” Jawa Timur, juga untuk memperdalam disiplin ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan.

Diharapkan kesediaan pembaca untuk menyumbangkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan kemajuan Tugas Akhir ini. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, terutama kepada :

1. Ibu Ir. Naniek Ratni JAR, M.Kes selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 2. Bapak Ibnu Solichin, ST. MT. selaku Kepala Program Studi Teknik Sipil

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah berkenan memberikan bimbingan selama pengerjaan Tugas Akhir sampai selesai.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(5)

ii

3. Ibu Masliyah, ST., MT. selaku dosen pembimbing utama Tugas Akhir yang telah berkenan memberikan bimbingan selama pengerjaan Tugas Akhir sampai selesai.

4. Bapak Nugroho Utomo, ST., MT. selaku dosen pembimbing pendamping Tugas Akhir yang telah berkenan memberikan bimbingan selama pengerjaan Tugas Akhir sampai selesai.

5. Bapak Ir. Made D. Astawa, MT. selaku dosen wali yang banyak memberikan nasehat dan dukungan.

6. Segenap dosen dan staff pengajar program Studi Teknik Sipil Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

7. Keluarga di rumah dan Reza Achda Marta beserta keluarga yang selalu memberikan doa, semangat dan bantuan selama kuliah sampai terselesaikannya Tugas Akhir ini.

8. Teman – teman angkatan 2008 dan yang lainnya yang selalu memberikan dorongan dan bantuan selama kuliah sampai terselesaikannya Tugas Akhir ini.

9. Pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penulis berharap agar Tugas Akhir ini dapat berguna bagi siapa saja yang membutuhkan.

Surabaya, Desember 2012

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(6)

iv DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Lokasi Studi ... 4

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Pengertian Kepuasan ... 5

2.2 Pengukuran Kepuasan Pelayanan ... 6

2.3 Hal-hal Pembentuk Kepuasan Pelanggan ... 10

2.4 Standar Pelayanan Minimum Untuk Angkutan Orang Dengan Kereta Api ... 11

2.5 Metode Stated Preference ... 13

2.5.1 Pengertian Metode Stated Preference ... 13

2.5.2 Survei Data Stated Preference ... 14 2.5.3 Pengujian Terhadap Koefisien Regresi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(7)

v

Secara Parsial (t-test) ... 16

2.5.4 Pengaruh Pengujian Atribut Secara Bersama (F-test) ... 17

2.6. Kuisioner ... 17

2.6.1 Uji Kuisioner ... 19

2.7 Mengukur Kepuasan Pelanggan ... 20

2.8 Sistem Pengukuran Variabel Kepuasan Pelanggan ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Umum ... 26

3.2 Studi Literatur ... 26

3.3 Pengumpulan Data ... 27

3.4 Bagan Alur Metode Penelitian ... 31

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1 Analisa Deskripsi Frekuensi ... 30

4.1.1 Uji F ... 37

4.1.2 Uji t ... 39

4.1.3 Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 41

4.1.4 Uji Validitas ... 43

4.1.5 Uji Reliabilitas ... 46

4.2 Pengukuran Variabel Kepuasan Pelanggan ... 51

BAB V PENUTUP ... 62

5.1 Kesimpulan ... 62

5.2 Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(8)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jalur Kereta Api Ekonomi Gaya Baru Malam

Selatan ... 4

Gambar 2.2 Skema Variabel ... 14

Gambar 2.3 Diagram Kartesius Kepuasan Penumpang ... 24

Gambar 3.4 Variabel-variabel Berdasarkan Penelitian Sebelumnya ... 27

Gambar 3.5 Bagan Alur Metode Penelitian ... 31

Gambar 4.6 Grafik Karakteristik Pengguna Kereta Api Berdasarkan Jenis Kelamin ... 34

Gambar 4.7 Grafik Karakteristik Pengguna Kereta Api Berdasarkan Usia ... 35

Gambar 4.8 Grafik Karakteristik Pengguna Kereta Api Berdasarkan Maksud Perjalanan ... 36

Gambar 4.9 Grafik Karakteristik Pengguna Kereta Api Berdasarkan Tingkat Pendapatan ... 37

Gambar 4.10 Grafik Karakteristik Pengguna Kereta Api Berdasarkan Alasan Dalam Memilih Moda ... 39

Gambar 4.11 Kurva Distribusi Normal Untuk Hasil Uji F ... 41

Gambar 4.12 Diagram Kartesius Kepuasan Penumpang ... 59

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(9)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik Pengguna Kereta Api Berdasarkan Jenis

Kelamin ... 33

Tabel 4.2 Karakteristik Pengguna Kereta Api Berdasarkan Usia ... 34

Tabel 4.3 Karakteristik Pengguna Kereta Api Berdasarkan Maksud Perjalanan ... 35

Tabel 4.4 Karakteristik Pengguna Kereta Api Berdasarkan Tingkat Pendapatan ... 36

Tabel 4.5 Karakteristik Pengguna Kereta Api Berdasarkan Alasan Dalam Memilih Moda ... 38

Tabel 4.6 Hasil Uji t Untuk Kenyamanan Yang Diberikan Kereta Api Ekonomi Gaya Baru Malam Selatan ... 43

Tabel 4.7 Mencari Nilai Kritis Koefisien Linier Sederhana Pada Taraf Nyata 5% dan 1% ... 45

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas ... 46

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Varian ... 50

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Indeks Reliabilitas Alpha Cronbach ... 52

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Tingkat Kesesuaian Responden ... 57

Tabel 4.12 Perhitungan Rata-rata dari Penilaian Pelaksanaan dan Penilaian Kepentingan pada Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelanggan Penumpang Kereta Api ... 58

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(10)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Jadwal Perjalanan Kereta Api Lampiran II Kuisioner

Lampiran III Foto Dokumentasi Selama Survei Lampiran IV Tabel F

Lampiran V Tabel t

Lampiran VI Langkah-langkah Menggunakan Program SPSS dan Hasil Perhitungan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(11)

iii

EVALUASI KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KERETA API KELAS EKONOMI J URUSAN SURABAYA - J AKARTA

DI STASIUN GUBENG SURABAYA

DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

Sekar Pandan Arum 0853010052

ABSTRAK

Pengoperasian Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan merupakan salah satu upaya untuk melayani kebutuhan transportasi yang terjangkau bagi mereka yang termasuk dalam tingkat ekonomi menengah ke bawah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan pengguna terhadap pengoperasian Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuisioner kepada 100 orang responden pada hari kerja (Senin – Jumat) maupun hari libur (Sabtu – Minggu). Untuk mengukur kepuasan responden terhadap berbagai faktor yang berkaitan dengan pengoperasian Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan digunakan metode sated preference, yaitu dengan menganalisa harapan responden dan pelaksanaan yang dirasakan terhadap pelayanan yang diberikan selama menggunakan Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan.

Atribut yang digunakan dalam penelitian ini dianalisa dengan menggunakan program SPSS dan excel yang kemudian dimasukkan ke dalam diagram kartesius untuk mengetahui tingkat kepuasan penumpang terhadap atribut-atribut tersebut. Berdasarkan hasil analisa kuisioner dengan metode Stated Preference disimpulkan bahwa terdapat tiga faktor yang menurut responden menjadi prioritas untuk ditingkatkan karena belum memuaskan, yaitu meliputi fasilitas (toilet, kereta makan/restorasi dan sirkulasi udara), keamanan (penempatan petugas keamanan di tiap gerbong) dan jadwal keberangkatan (1 hari 2 kali keberangkatan).

Kata kunci : kereta api, kepuasan, Stated Preference

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar kegiatan perekonomian wilayah yang tercermin pada semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa transportasi bagi mobilitas orang dan barang. Transportasi juga berperan sebagai penggerak, penunjang, serta pendorong bagi pertumbuhan daerah yang memiliki potensi.

Upaya untuk mengatasi tingginya mobilitas orang dan barang telah mendorong pemerintah untuk menciptakan sarana angkutan umum khususnya kereta api, yang aman, nyaman, tepat waktu, terjangkau oleh semua lapisan masyarakat dan dapat diandalkan. Peran angkutan umum terutama kereta api sangat penting dalam sistem transportasi, karena sebagian masyarakat kota membutuhkannya untuk memenuhi kebutuhan mobilitasnya. Jarak yang jauh dan harga perjalanan yang murah menjadi alasan mengapa masyarakat banyak menggunakan kereta api kelas ekonomi.

Banyaknya masyarakat yang tergantung pada angkutan umum kereta api ini tampaknya tidak diimbangi dengan penyediaan armada yang memadai, terutama ditinjau dari segi kapasitas angkut. Jasa angkutan umum akan menjadi sesuatu yang bermanfaat apabila didasarkan pada kepentingan atau kepuasan pelanggan dan kinerjanya bagi perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(13)

2 Pada dasarnya pengertian kepuasan atau ketidakpuasan penumpang merupakan perbedaan antara harapan dan kinerja yang dirasakan. Jadi, pengertian kepuasan penumpang berarti bahwa kinerja perusahaan jasa transportasi umum kereta api sekurang-kurangnya sama dengan apa yang diharapkan.

Pada tugas akhir ini dilakukan penelitian terhadap tingkat kepuasan pengguna angkutan umum kereta api kelas ekonomi Gaya Baru Malam Selatan dengan rute Surabaya (Gubeng) - Jakarta (Pasar Senen) yang ditinjau dari segi kenyamanan, keamanan dan ketepatan waktu. Alasan pemilihan Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan sebagai bahan studi dalam tugas akhir ini adalah dengan jarak perjalanan yang jauh yaitu Surabaya - Jakarta dan tarif perjalanan yang murah menyebabkan jumlah okupansi penumpang tinggi yang dipengaruhi oleh tingkat ekonomi dan keterjangkauan biaya perjalanan para penumpang.

Gaya Baru Malam Selatan (GBMS) merupakan kereta api kelas ekonomi dengan relasi Stasiun Pasar Senen - Stasiun Surabaya Gubeng melewati Stasiun Lempuyangan Yogyakarta. Jarak yang ditempuh sekitar 825 km. Dalam sekali jalan, biasanya kereta ini ditarik menggunakan loko CC201 dan membawa 10 K3 (gerbong ekonomi) dan satu KMP3 (kereta makan dan pembangkit kelas tiga).

1.2. Perumusan Masalah

Dalam menganalisa tingkat kepuasan moda angkutan umum kereta api rute Surabaya (Gubeng) – Jakarta (Pasar Senen) terdapat beberapa permasalahan yang timbul, antara lain :

1. Bagaimana tingkat kepuasan pengguna angkutan umum kereta api ekonomi Gaya Baru Malam Selatan rute Surabaya (Gubeng) – Jakarta (Pasar Senen)?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(14)

3 1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui tingkat kepuasan pengguna angkutan umum kereta api ekonomi Gaya Baru Malam Selatan rute Surabaya (Gubeng) – Jakarta (Pasar Senen).

1.4. Batasan Masalah

Batasan masalah yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah : 1. Tidak membahas tentang manajemen yang digunakan oleh pengelola kereta api

ekonomi.

2. Hanya fokus membahas kereta api kelas ekonomi Gaya Baru Malam Selatan. 3. Meninjau pada tingkat ekonomi menengah ke bawah.

4. Hanya melakukan penelitian pada rute Surabaya (Gubeng) – Jakarta (Pasar Senen) di Stasiun Gubeng Surabaya.

5. Tidak meninjau tentang biaya operasional kendaraan.

6. Penelitian ini hanya ditinjau dari segi konsumen sebagai pelaku perjalanan. 7. Hanya menggunakan uji statistik kuantitatif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(15)

5 BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kepuasan

Seseorang merasa puas jika kebutuhannya terpenuhi secara nyata. Menurut

Gerson, kepuasan adalah bila sebuah produk atau jasa memenuhi atau melampaui harapan seseorang. Kepuasan menurut Mowen adalah keseluruhan sikap seseorang setelah memperoleh dan menggunakan barang/layanan yang diberikan. Sedangkan menurut Philip Kotler (1994), kepuasan yaitu seseorang akan merasa puas setelah pembelian bergantung pada kinerja penawaran sehubungan dengan harapan pelanggan. Menurut Oliver (1980), kepuasan adalah tingkat perasaaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapannya. Secara umum, kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk atau jasa dan harapan-harapannya.

Kepuasan terjadi bila produk sesuai atau lebih dari harapan seseorang. Sedangkan ketidakpuasan terjadi bila harapan terhadap produk tidak terpenuhi. Dengan semakin ketatnya persaingan, maka perusahaan-perusahaan jasa sarana transportasi kereta api khususnya kelas ekonomi merasa perlu mempertahankan pelanggannya. Cara untuk menarik dan mempertahankan pelanggan yaitu dengan memberikan pelayanan yang lebih baik dari pesaing, sehingga pelanggan merasa puas dan tidak akan beralih ke pesaing.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(16)

6 2.2. Pengukuran Kepuasan Pelayanan

Prinsip dari kepuasan penumpang dapat diukur menjadi tiga faktor, yaitu : a. Pilihan tentang ukuran kinerja

b. Proses pengukuran secara normatif

c. Instrumen serta teknik pengukuran yang digunakan untuk menciptakan suatu indikator

Beberapa jenis ukuran kinerja adalah sebagai berikut :

a. Ukuran kinerja diskiptif yang menyediakan wawasan tentang operasi suatu sistem tanpa menilai kualitas dari operasi tersebut.

b. Ukuran kinerja evaluatif yang menyediakan suatu norma atau ukuran yang digunakan sebagai pedoman untuk menilai situasi yang sebenarnya.

c. Ukuran kinerja ekonomis merupakan bagian dari kinerja evaluatif yang berlandaskan norma ekonomis.

Kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Aplikasi kualitas sebagai sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan bagian utama strategi perusahaan dalam rangka meraih keunggulan yang berkesinambungan, baik sebagai pemimpin pasar ataupun sebagai strategi untuk terus tumbuh. Keunggulan suatu produk jasa adalah tergantung dari keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginan penumpang. Philip Kotler (1994) membagi-bagi macam-macam jasa sebagai berikut :

a. Barang berwujud murni, hanya terdiri dari barang berwujud (misalnya benda seperti sabun, pasta gigi) dan tidak ada jasa yang menyertai produk tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(17)

7 b. Barang berwujud yang disertai jasa, merupakan barang berwujud yang disertai

satu atau lebih jasa untuk mempertinggi daya tarik pelanggan. Misalnya produsen mobil tidak hanya menjual produk mobil, melainkan juga kualitas dan pelayanan kepada pelanggannya seperti reparasi, pelayanan pasca jual, dll. c. Campuran, yang terdiri dari barang dan jasa dengan proporsi yang sama.

Contohnya adalah restoran yang harus didukung oleh makanan dan pelayannya. d. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan, terdiri dari jasa utama dan

jasa tambahan atau barang pelengkap (contoh: penumpang kereta api membeli jasa transportasi. Mereka sampai ditempat tujuan tanpa sesuatu hal berwujud yang memperlihatkan pengeluaran mereka, namun perjalanan tersebut meliputi barang-barang berwujud seperti makanan dan minuman serta potongan tiket. Jasa tersebut membutuhkan barang padat modal (kereta api) agar terealisasi, tetapi komponen utamanya adalah jasa).

e. Jasa murni, hanya terdiri dari jasa. Contohnya adalah jasa menjaga bayi, psikoterapi, dll).

Akibat dari adanya macam-macam jasa ini, maka sulit untuk menyamaratakan jasa kecuali dengan pembedaan yang lebih jauh, yaitu :

a. Berdasarkan basis peralatan atau basis orang (contohnya adalah pencuci mobil ototmatis, mesin berjalan, dan jasa akutansi)

b. Kehadiran klien (contohnya adalah potong rambut)

c. Kebutuhan bisnis (contohnya adalah dokter akan menetapkan harga yang berbeda untuk pasien perorangan dan kelompok karyawwan perusahaan)

d. Penyedia jasa berbeda dalam sasarannya (laba dan nirlaba) dan kepemilikan (swasta atau publik)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(18)

8 Suatu cara perusahaan jasa untuk tetap dapat unggul bersaing adalah memberikan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaingnya secara konsisten. Harapan pelanggan dibentuk oleh pengalaman masa lalunya, pembicaraan dari mulut ke mulut, serta promosi yang dilakukan oleh perusahaan jasa, kemudian membandingkannya.

Untuk membentuk kualitas jasa yang menyoroti syarat-syarat utama dalam memberikan kualitas jasa yang diharapkan, menurut Parasuraman, Zeithaml, dan

Berry (1991) diidentifikasi menjadi lima kesenjangan yang mengakibatkan kegagalan penyampaian jasa, yaitu :

a. Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen, dimana manajemen tidak selalu mengetahui benar apa yang menjadi keinginan pelanggan.

b. Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa.

c. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa. Para personil mungkin tidak terlatih baik dan tidak mampu memenuhi standar.

d. Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal, di mana harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat wakil-wakil dan iklan perusahaan.

e. Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan, hal ini terjadi apabila konsumen mengukur kinerja perusahaan dengan cara yang berbeda dan memiliki persepsi yang keliru mengenai kualitas jasa.

Dalam kelima kesenjangan tersebut terdapat lima determinan kualitas jasa yang dapat dirincikan sebagai berikut (Philip Kotler, 1994) :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(19)

9 a. Keandalan (reability) : kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan

dengan tepat dan terpercaya.

b. Keresponsifan (responsiveness) : kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat dan tanggap.

c. Keyakinan (confidence) : pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan atau “assurance”.

d. Empati (empaty) : syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi pelanggan.

e. Berwujud (tangible) : penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan media komunikasi.

Berbagai hasil studi menunjukkan bahwa perusahaan jasa yang dikelola dengan sangat baik memiliki sejumlah persamaan, di antaranya adalah (Philip Kotler, 1994) :

a. Konsep strategis : perusahaan jasa ternama memiliki pengertian yang jelas mengenai pelanggan sasaran dan kebutuhan pelanggan yang akan mereka puaskan. Untuk itu dikembangkan strategi khusus untuk memuaskan kebutuhan ini yang menghasilkan kesetiaan pelanggan.

b. Sejarah komitmen kualitas manajemen puncak : tidak hanya melihat pada prestasi keuangan bulanan, melainkan juga pada kinerja jasa.

c. Penetapan standar tinggi : penyedia jasa terbaik menetapkan standar kualitas jasa yang tinggi, antara lain berupa kecepatan respon terhadap keluhan pelanggan (ketepatan).

d. Sistem untuk memonitor kerja jasa.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(20)

10 e. Sistem untuk memuaskan keluhan pelanggan : menanggapi keluhan pelanggan

dengan cepat dan ramah.

f. Memuaskan karyawan sama seperti pelanggan : percaya bahwa hubungan karyawan akan mencerminkan hubungan pelanggan. Manajemen menjalankan pemasaran internal dan menciptakan lingkungan yang mendukung dan menghargai prestasi pelayanan karyawan yang baik. Secara teratur manajemen memeriksa kepuasan karyawan dan pekerjaannya.

2.3. Hal-hal Pembentuk Kepuasan Pelanggan

Apabila produk atau layanan yang diberikan oleh badan usaha dapat memenuhi semua kebutuhan pelanggan, maka timbulah perasaan puas. Kepuasan merupakan hasil evaluasi konsumen terhadap suatu produk dengan cara membandingkan apakah produk yang diterimanya telah sesuai dengan harapannya. Terdapat 3 hal yang menjadi pembentuk kepuasan pelanggan, yaitu :

1. Pelayanan

a. Kelengkapan fasilitas kereta api kelas ekonomi b. Keramahan pelayanan dalam kereta

c. Keleluasan duduk dalam kereta

d. Kelayakan kondisi tempat duduk di dalam kereta e. Kelayakan kondisi kereta

f. Kebersihan di dalam kereta 2. Aksesibilitas

a. Kenyamanan perjalanan dalam kereta b. Pembatasan penumpang dalam tiap gerbong

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(21)

11 3. Ketepatan Waktu

a. Ketentuan jadwal keberangkatan b. Ketepatan dalam pelaksanaan

2.4. Standar Pelayanan Minimum Untuk Angkutan Orang Dengan Kereta Api

Berdasar surat keputusan yang dikeluarkan oleh Menteri Perhubungan melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 41 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 9 Tahun 2011 maka ditetapkan beberapa standar pelayanan minimum untuk angkutan orang dengan kereta api, diantaranya adalah : 1. Per lengkapan Penunjang Kereta Penumpang

Menurut Pasal 20 ayat (1) tentang perlengkapan penunjang kereta penumpang, ruang penumpang sekurang-kurangnya terdiri atas :

a. Pintu b. Jendela

c. Tempat duduk d. Rak bagasi e. Pegangan tangan

f. Pengatur sirkulasi udara g. Lampu penerangan h. Informasi penumpang

Pengatur sirkulasi udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf f, dapat berupa :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(22)

12 a. Kipas angin

b. Penghisap udara

c. Pengatur temperatur udara (AC)

2. Standar Pelayanan Minimal Dalam Perjalanan Pada Kereta Api Anta r Kota

Menurut Pasal 4 ayat (2), standar pelayanan minimal dalam perjalanan pada kereta api antar kota yaitu meliputi :

a. Pintu dan jendela

b. Tempat duduk dengan konstruksi tetap yang mempunyai sandaran dan nomor tempat duduk

c. Toilet dilengkapi dengan air sesuai dengan kebutuhan d. Lampu penerangan

e. Kipas angin f. Rak bagasi g. Restorasi

h. Informasi stasiun yang dilewati/disinggahi secara berurutan

i. Fasilitas khusus dan kemudahan bagi penyandang cacat, wanita hamil, anak di bawah 5 (lima) tahun, orang sakit, dan orang lanjut usia

j. Fasilitas kesehatan, keselamatan, dan keamanan k. Nama dan nomor urut kereta

l. Informasi gangguan perjalanan kereta api m.Ketepatan jadwal kereta api

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(23)

13 2.5. Metode Stated Preference

2.5.1. Pengertian Metode Stated Preference

Teknik stated preference merupakan pendekatan terhadap responden untuk mengetahui respon mereka terhadap situasi yang berbeda. Pada teknik ini faktor-faktor yang ada pada situasi yang dihipotesis dapat diawasi secara penuh. Masing-masing individu ditanya tentang responnya jika mereka dihadapkan kepada situasi yang diberikan dalam keadaan yang sebenarnya (bagaimana preferensinya terhadap pelayanan yang diberikan).

Kebanyakan metode stated preference menggunakan cara partisipasi sebagai alat untuk mengumpulkan data. Data stated preference adalah suatu data yang dikumpulkan berdasarkan pendapat orang lain (responden) mengenai suatu masalah atau pilihan yang akan dipilih pada masa yang akan datang. Menurut Permain D. dan Swanson J. (1991) dalam Stated Preference Techniques : A Guide to Practice dikatakan bahwa dalam survei dengan data stated preference tidak ada suatu teori tertentu untuk menentukan besar jumlah sampel yang dibutuhkan untuk suatu penelitian. Steer Davies Gleave dalam Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan,

oleh Prof. J. Supranto, M. A. mengungkapkan bahwa untuk mendapatkan hasil yang baik, jumlah sampelnya yaitu antara 75 sampai 100 sampel. Keuntungan dari teknik ini adalah bahwa efek dari setiap atribut yang direspon lebih mudah diidentifikasi (Permain D and Swanson J. 1991).

Teknik stated preference dicirikan dengan adanya penggunaan desain eksperimen untuk membangun alternatif hipotesa terhadap situasi, yang kemudian disajikan kepada responden. Selanjutnya responden ditanya mengenai pilihan apa yang mereka inginkan untuk melakukan sesuatu atau bagaimana mereka membuat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(24)

14 rating atau rangking atau pilihan tertentu di dalam satu atau beberapa situasi dugaan. Dengan menggunakan teknik stated preference ini, peneliti dapat mengontrol secara penuh faktor-faktor yang ada pada situasi yang dihipotesis. Data stated preference

yang diperoleh dari responden selanjutnya dianalisa untuk mendapatkan suatu model berupa formulasi yang mencerminkan utilitas individu dalam perjalanannya.

Dalam tugas akhir ini, atribut yang digunakan adalah fasilitas (facility), keamanan (security), waktu tempuh perjalanan (travel time) dan jadwal keberangkatan (headway). Skema variabel dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini :

Gambar 2.2 Skema Variabel

2.5.2. Survei Data Stated Preference

Kemampuan penggunaan stated preference terletak pada kebebasan membuat desain eksperimen dalam upaya menemukan variasi yang luas bagi keperluan penelitian. Kemampuan ini harus diimbangi oleh keperluan untuk memastikan bahwa respon yang diberikan cukup realistis. Survei stated preference

memiliki sifat-sifat utama, yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(25)

15 1. Didasarkan pada pertanyaan pendapat responden tentang bagaimana respon

mereka terhadap beberapa alternatif hipotesa.

2. Setiap pilihan dipresentasikan sebagai “paket” dari atribut yang berbeda seperti waktu, ongkos, headway, reability, dan lain-lain.

3. Peneliti membuat alternatif hipotesa sedemikian rupa sehingga pengaruh individu pada setiap atribut dapat diestimasi. Data ini diperoleh dengan teknik desain eksperimen (experimental design).

4. Alat interview (kuisioner) harus memberikan alternatif hipotesa yang dapat dimengerti oleh responden, tersusun rapi dan masuk akal.

5. Responden menyatakan pendapatnya pada setiap pilihan dengan melakukan rangking, rating dan choice pendapat sebaiknya sepasang atau sekelompok pernyataan.

6. Respon sebagai jawaban yang diberikan oleh individu dianalisa untuk mendapatkan ukuran secara kuantitatif mengenai hal yang penting (relatif) pada setiap atribut.

Survei yang sering digunakan dalam stated preference adalah : 1. Wawancara

Wawancara adalah suatu alat pengumpul data untuk memperoleh informasi langsung dari responden sebagai sumbernya. Faktor yang mempengaruhi dalam proses wawancara adalah (Warsito, 1992) :

a. Pewawancara b. Responden

c. Pedoman wawancara d. Situasi wawancara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(26)

16 Bila dilihat berdasarkan Warsito bahwa pewawancara dan resonden memegang peranan penting dalam menghasilkan data yang dikumpulkan apakah valid atau tidak. Di sini peran pewawwancara sebagai pengumpul data diharapkan dapat menyampaikan informasi dan pertanyaan dengan jelas serta merangsang responden dan mengarahkan responden dalam memberikan tanggapan atas pertanyaan yang diajukan sebagai pewawancara.

2. Telepon

Wawancara ini dilakukan per telepon seperti halnya saat melakukan wawancara yang dilakukan di rumah. Cara ini lebih murah dan banyak responden yang dapat diwawancarai lewat telepon. Tetapi cara ini banyak memiliki kelemahan karena pewawancara tidak berhadapan muka secara langsung dengan responden sehingga apabila ada hal yang kurang jelas yang sulit diterangkan melalui telepon akan berakibat fatal dalam mengisi atau menjawab pertanyaan yang disampaikan.

2.5.3. Pengujian Terhadap Koefisien Regresi Secara Parsial (t-test)

Penentuan nilai t-kritis dalam pengujian hipotesa terhadap koefisien regresi ditentukan dengan menggunakan tabel distribusi-t dengan memperhatikan level of

significance (α) dan degree of freedom (df).

= − ... (2.1)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(27)

17 dimana :

n = jumlah observasi

k = jumlah atribut.

2.5.4. Pengaruh Pengujian Atribut Secara Ber sama (F-test)

Penentuan nilai F-kritis dalam pengujian hipotesa terhadap koefisien regresi ditentukan dengan menggunakan tabel distribusi-F dengan memperhatikan level of significance (α) dan degree of freedom (df).

= − 1 ... (2.2)

= − − 1 ... (2.3)

dimana :

n = jumlah observasi

k = jumlah atribut.

2.6. Kuisioner

Pada penelitian stated preference penggunaan kuisioner merupakan hal yang pokok untuk pengumpulan data. Hasil tersebut berupa angka-angka, tabel-tabel, analisa statistik dan uraian serta kesimpulan penelitian. Analisa kuantitatif dilandaskan pada hasil kuisioner tersebut. Teknik pengumpulan data dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(28)

18 menggunakan kuisioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna.

Suatu sifat yang baik dari daftar pertanyaan adalah daftar pertanyaan tersebut disusun dengan teliti dan tenang sehingga penyusunan serta perumusan pertanyaannya dapat mengikuti sistematika sesuai dengan masalah yang diteliti (Koentjaraningrat, 1984). Keunggulan dari penggunaan kuisioner adalah banyak orang dapat dijangkau melalui kuisioner yang diedarkan dengan jumlah tertentu. Sehingga dengan jumlah tersebut dapat diperkirakan lamanya waktu dalam pengedaran kuisioner. Sedangkan untuk kelemahan kuisioner adalah pertanyaan yang ada dalam kuisioner sudah ditetapkan terlebih dahulu isinya, sehingga tidak menangkap suasana khusus yang ada di tengah masyarakat pada saat pengumpulan data dilaksanakan. Terdapat dua bentuk pertanyaan pada kuisioner, yaitu :

a. Pertanyaan terbuka

Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang memberikan suatu kebebasan kepada responden untuk menjawab pertanyaan yang ada pada kuisioner tersebut dengan bebas sesuai dengan pengertiannya sendiri dan gaya bahasa responden itu sendiri, sehingga responden dapat memberikan jawaban dengan kalimat yang panjang atau dengan kalimat pendek sesuai dengan keinginannya.

b. Pertanyaan tertutup

Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang tidak memungkinkan para responden untuk memberikan jawaban secara panjang lebar sesuai dengan pikirannya. Suatu pertanyaan tertutup dirumuskan sedemikian rupa sehingga kemungkinan jawaban yang dapat diberikan oleh responden sangat terbatas, dan biasanya responden hanya memilih jawaban yang telah disediakan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(29)

19 2.6.1. Uji Kuisioner

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu derajat ketepatan antara suatu alat untuk mengukur penelitian tentang isi sebenarnya yang diukur. Analisa validitas item bertujuan untuk menguji apakah butir pertanyaan benar-benar telah sah. Paling tidak kita mampu menetapkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang diyakini dalam pengukuran. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

a. Jika r hitung positif, serta r hitung > r tabel (α 5%), maka butir atau variabel tersebut valid.

b. Jika r hitung tidak positif (negatif), serta r hitung < r tabel (α 5%), maka butir atau variabel tersebut tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah pengujian yang dimaksudkan untuk menunjukkan sifat suatu alat ukur dalam pengertian apakah alat ukur yang digunakan cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa yang ingin diukur. Pengukuran reliabilitas menggunakan nilai Cronbach Alpha, suatu kuisioner dikatakan reliabel bila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60. Atau dapat juga dihitung dengan persamaan berikut :

= (1− ∑ ) ... (2.4)

Dengan,

: Koefisien reliabilitas

: Varians butir-butir pertanyaan (soal)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(30)

20 : Variasi skor tes

k : Jumlah butir pertanyaan (item)

Dengan varians skor pertanyaan ke-1 menggunakan rumus :

= ∑ (

(∑ ) )

... (2.5)

Dengan,

: Varians skor pertanyaan ke-1 (dengan i = 1,2,3,....) Xi : Skor pertanyaan ke-i

n : Jumlah sampel atau responden

Kemudian dilakukan pengujian dengan hipotesa statistik sebagai berikut : H0 : Hasil pengukuran tidak konsisten

H1 : Hasil pengukuran konsisten

Daerah penolakan :

Tolak H0 jika nilai > 0,6 artinya hasil pengukuran konsisten atau alat ukur

reliabel.

2.7. Mengukur Kepuasan Pelanggan

Terdapat 4 metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu : 1. Sistem Keluh dan Saran

Media yang digunakan dalam metode ini biasanya berupa kotak saran yang diletakkan di tempat-tempat yang strategis (yang mudah dijangkau atau sering dilewati oleh pelanggan), kartu komentar (yang biasanya diisi langsung maupun yang bisa dikirim via pos pada perusahaan), saluran telepon khusus bebas pulsa dan lain-lain. Akan tetapi, karena metode ini bersifat pasif maka sulit

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(31)

21 mendapatkan gambaran lengkap mengenai kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan.

2. Ghost Shopphing

Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang (Ghost Shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan/pembeli potensial produk atau jasa perusahaan dan pesaing.

3. Lost Customer Analysis

Menganalisis alasan para konsumen yang telah berhenti membeli, menggunakan atau telah pindah pemasok dengan menghubungi mereka agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan untuk perbaikan/penyempurnaan selanjutnya.

4. Survey Kepuasan Pelanggan

Metode ini digunakan dengan cara melakukan survei, baik dengan survei melalui pos, telepon, mapun wawancara pribadi. Melalui survey balik (feedback) secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda sinyal positif memberikan kesan bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap pelanggannya.

2.8. Sistem Pengukuran Variabel Kepuasan Pelanggan

Dalam menganalisis data penelitian ini digunakan metode diskriptif kuantitatif. Untuk menjawab perumusan masalah mengenai sampai sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan-pelanggan terhadap kinerja perusahaan jasa sarana transportasi kereta api ekonomi, maka digunakan importance-performance analysis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(32)

22

John A. Martila dan John C. James atau Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja atau Kepuasan Pelanggan.

Dalam hal ini digunakan skala 5 tingkat yang terdiri dari sangat penting, penting, cukup penting, kurang penting, dan tidak penting. Kelima penilaian tersebut diberikan bobot sebagai berikut :

a. Jawaban sangat penting diberi bobot 5 b. Jawaban penting diberi bobot 4 c. Jawaban cukup penting diberi bobot 3 d. Jawaban kurang penting diberi bobot 2 e. Jawaban tidak penting diberi bobot 1

Untuk kinerja atau penampilan diberikan 5 penilaian dengan bobot sebagai berikut: a. Jawaban sangat baik diberi bobot 5, berarti penumpang sangat puas

b. Jawaban baik diberi bobot 4, berarti penumpang puas

c. Jawaban cukup baik diberi bobot 3, berarti penumpang cukup puas d. Jawaban kurang baik diberi bobot 2, berarti penumpang kurang puas e. Jawaban tidak baik diberi bobot 1, berarti penumpang tidak puas

Berdasarkan hasil penilaian tingkat kepentingan dan hasil penilaian kinerja maka akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dengan tingkat pelaksanaannya oleh perusahaan jasa sarana transportasi kereta api ekonomi. Tingkat kesesuaian inilah yang akan menentukan urutan prioritas peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Adapun rumus yang digunakan menurut Supranto (2001) adalah :

= 100% ... (2.6)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(33)

23 Dengan,

Tki = Tingkat kesesuaian responden

Xi = Skor penilaian kinerja perusahaan

Yi = Skor penilaian kepentingan pelanggan

Selanjutnya sumbu mendatar (X) akan diisi oleh skor tingkat pelaksanaan, sedangkan sumbu tegak (Y) akan diisi skor tingkat kepentingan. Dalam penyederhanaan rumus, maka untuk setiap faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan yaitu dengan rumus berikut :

= ... (2.7)

= ... (2.8)

Dimana : X’ = skor rata-rata tingkat pelaksanaan atau kepuasan Y’ = skor rata-rata tingkat kepentingan

n = jumlah responden

Diagram kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (X” dan Y”), dimana X” merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat pelaksanaan atau kepuasan penumpang seluruh faktor atau atribut dan Y” adalah rata-rata dari rata-rata skor tingkat kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan (misal terdapat 10 faktor, maka K=10). Rumus selanjutnya adalah :

" = / ... (2.9)

" = / ... (2.10)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(34)

24 Dimana :

K = banyaknya atribut atau faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan atau penumpang

Selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut dijabarkan dan dibagi menjadi empat bagian ke dalam diagram kartesius seperti pada gambar 2.2 berikut ini :

Gambar 2.3 Diagram Kartesius Kepuasan Penumpang

Keterangan :

a. Kuadran A, merupakan faktor-faktor yang dianggap penting oleh responden tetapi pada kenyataannya faktor-faktor ini belum sesuai dengan harapan responden. Tingkat kepuasan yang dirasakan oleh responden masih sangat rendah, sehingga variabel-variabel yang masuk dalam kuadran ini perlu ditingkatkan.

b. Kuadran B, menunjukkan faktor-faktor yang menurut responden penting dan responden telah mendapatkan sesuai dengan harapannya (memuaskan). Variabel-variabel yang masuk dalam kuadran ini harus tetap di pertahankan.

Y'

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(35)

25 c. Kuadran C, menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya

bagi responden dan menunjukkan responden tidak menerima pelayanan seperti yang diharapkan (tidak memuaskan), sehingga dianggap kurang penting.

d. Kuadran D, menunjukkan faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh responden, tetapi pelayanannya dirasakan terlalu berlebihan oleh responden.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(36)

26 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Umum

Metodologi penelitian merupakan suatu rancangan yang berisi langkah-langkah dalam melakukan penelitian Tugas Akhir, sehingga dapat terencana dengan baik agar tujuan dan arah permasalahannya tidak menyimpang. Metodologi penelitian berisi tentang bagaimana mendapatkan data-data yang diperlukan, perhitungan yang diperlukan dalam pengolahan data, dan menarik kesimpulan serta saran-saran yang dapat diberikan dari hasil yang diperoleh. Pada bab ketiga ini akan dijelaskan secara detail langkah-langkah yang akan dilakukan selama penelitian dilaksanakan sehingga didapatkan hasil akhir penelitian yang diharapkan.

3.2. Studi Literatur

Pada tahap ini dilakukan tinjauan pustaka untuk membantu proses pengumpulan data, pengolahan data dan penyelesaian masalah. Data-data yang digunakan dalam studi ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang berupa kegiatan survey kuisioner dengan cara melakukan wawancara terhadap penumpang kereta api kelas ekonomi Gaya Baru Malam Selatan berdasarkan kebutuhan data yang diperlukan untuk dianalisis. Data sekunder yang berupa data-data penunjang yang diperlukan dalam studi ini didapatkan dari Dishub, PT. KAI, Daeop 8 Surabaya, buku , serta tesis sebagai referensi yang berkaitan dengan studi ini. Salah satu tesis yang digunakan sebagai dasar pengambilan variabel adalah tesis milik Masliyah, ST., MT, 2006 yang berisi mengulas tentang analisa kepuasan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(37)

27 terhadap moda transportasi Bus dengan menggunakan Metode Stated Preference dengan cara polynomial. Selanjutnya tugas akhir milik Ahmad Fauzi, 2011 yang juga mengulas tentang probabilitas pilihan penumpang antara Bus dan Kereta Api Komuter yang menggunakan Metode Stated Preference Binomial. Kemudian, tugas akhir milik Septian Cripsy Pratama, 2011 yang mengulas tentang kepuasan penumpang terhadap Bus Jurusan Bungurasih – Tanjung Perak. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian-penelitian tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.4 Variabel-variabel Berdasarkan Penelitian Sebelumnya

3.3. Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data, terlebih dahulu dilakukan survei pendahuluan untuk memperoleh gambaran permasalahan yang lebih jelas, merancang tahapan penyelesaian masalah, merancang metode pengumpulan data dan untuk memperkirakan kesulitan yang mungkin ada dalam pelaksaan penelitian ini. Adapun survei pendahuluan yang dilakukan adalah melakukan pendataan mengenai waktu untuk setiap pemberangkatan kereta api sekaligus jumlah penumpang dan melakukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(38)

28 survei dengan menggunakan alat kuisioner dalam mengukur kinerja dan operasional kelayakan moda angkutan umum kereta api Gaya Baru Malam Selatan. Sehingga dari data survei pendahuluan tersebut selanjutnya dilakukan hal-hal sebagai berikut : a. Menentukan waktu survei

b. Menentukan jumlah sampel

c. Menentukan teknik pengambilan data d. Menentukan sumber responden

Selanjutnya untuk keperluan analisis dibutuhkan beberapa data yang dibagi dua yaitu data primer dan data sekunder, yang diuraikan sebagai berikut :

1. Data Primer

Data-data primer yang diperoleh di lapangan antara lain : a. Observasi

Observasi yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung di lapangan dan pada obyek yang diteliti.

b. Kuisioner

Kuisioner disebarkan bagi penumpang kereta api dan dilakukan di stasiun. Dimaksudkan untuk dapat mengetahui tingkat kepuasan dan tingkat kebutuhan para penumpang akan keberadaannya kereta api ekonomi Gaya Baru Malam Selatan di rute Surabaya-Jakarta. Pertanyaan-pertanyaan kepada penumpang disajikan dalam bentuk form survei.

c. Survei kondisi kereta api

Survei kondisi kereta api dilakukan untuk mengetahui kondisi kereta api yang ada saat ini apakah sudah memenuhi segi kelayakan, segi keefektifan, segi keamanan dan kenyamanan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(39)

29 Cara pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan cara :

a. Pengamatan

Pengamatan adalah cara untuk mengumpulkan data dengan melakukan suatu pengamatan dan pencatatan yang sistematik terhadap subyek penelitian, baik menggunakan peralatan tertentu maupun tidak. Penggunaan peralatan tertentu misalnya menggunakan kamera dan tape recorder. Bila tidak menggunakan peralatan tertentu berarti langsung mengamati dan mencatat segala sesuatu yang diperlukan untuk penelitian.

b. Eksperimen

Eksperimen adalah cara untuk mengumpulkan data dengan melakukan percobaan tertentu yang biasanya dilakukan di laboraturium dan data yang dicatat biasanya masih berupa data mentah. Data mentah adalah suatu data yang diperoleh langsung dari hasil pengukuran dan masih berupa catatan yang belum diolah dan disusun.

c. Partisipasi

Partisipasi adalah cara untuk mengumpulkan data dengan cara turut ambil bagian dalam situasi nyata pada obyek penelitan. Sehingga dapat menambah wawasan dalam membuat daftar pertanyaan dan data yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Dishub, PT. KAI dan Daeop 8 Surabaya berupa arsip-arsip dan dokumen yang berhubungan dengan penelitian. Adapun data-data tersebut adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(40)

30 1. Gambar lokasi trayek

Gambar ini diperoleh dari PT. KAI Daerah Operasi 8 Surabaya.

2. Standar Pelayanan Minimal Dalam Perjalanan Pada Kereta Api Antar Kota Standar pelayanan minimal dalam perjalanan pada kereta api antar kota yaitu standar pelayanan minimum yang harus tersedia selama perjalanan pada kereta api antar kotayang diperoleh dari Dishub Surabaya di bidang perkeretaapian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(41)

31 3.4. Bagan Alur Metode Penelitian

Gambar 3.5 Bagan Alur Metode Penelitian

Identifikasi Permasalahan

Pengumpulan Data : 1. Studi Literatur

2. Studi Lapangan

3. Menentukan Populasi dan Sampel Penelitian

4. Perancangan Kuisioner

Penetapan Variabel Kepuasan Pengguna Moda Angkutan Kereta Api Ekonomi Dari Instansi Terkait

Penyebaran Kuisioner

Tidak

Analisa Data Dengan Metode Stated Preference

1. Menghitung Tingkat KesesuaianResponden

2. Menghitung besar nilai X dan Y serta X” dan Y” untuk dapat dimasukkan ke dalam Diagram Kepuasan Penumpang

Penumpang merasa puas atau tidak puas terhadap kereta api ekonomi Gaya Baru

Malam Selatan

Uji Validitas (r hitung > r tabel) Realibilitas (αc> 0,6)

Ya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(42)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, data primer yang didapat dari hasil penyebaran kuisioner dengan data sekunder yang didapat dari PT. KAI Daop 8 Surabaya secara bersama saling mendukung dalam menentukan hasil dari penelitian ini. Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan yang diteliti dalam penelitian ini memiliki jadwal keberangkatan 1 kali dalamr 1 hari dan dengan jumlah penumpang yang cukup banyak tiap tahunnya dirasa perlu ditingkatkan pelayanannya agar lebih banyak calon penumpang yang akan memilih Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan ini sebagai transportasi pilihan.

Salah satu kelebihan dari moda transportasi ini adalah ongkosnya yang lebih murah dibandingkan dengan moda transportasi lainnya jika dilihat dari jarak tempuhnya. Selain itu, moda transportasi ini dapat menjadi alternatif untuk menghindari kemacetan lalu lintas. Moda transportasi ini juga memiliki kelemahan, yaitu dalam segi pelayanannya. Kelemahan itulah yang akan diteliti agar dapat diperbaiki menjadi lebih baik dengan menggunakan metode stated preference, yaitu dengan menganalisa harapan responden dan pelaksanaan yang dirasakan terhadap pelayanan yang diberikan selama menggunakan Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan.

4.1. Analisa Deskripsi Frekuensi

Analisa deskripsi frekuensi digunakan untuk mengetahui karakteristik responden yang ditabelkan. Nilai yang paling besar atau prosentase tertinggi dari tiap

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(43)

variabel menunjukkan bahwa variabel tersebut merupakan variabel yang paling dominan. Responden dari survei ini merupakan masyarakat yang pernah dan sedang menggunakan kereta api ekonomi Gaya Baru Malam Selatan rute Surabaya (Stasiun Surabaya Gubeng) – Jakarta (Stasiun Senen). Adapun distribusi responden terhadap kereta api ekonomi jika dilihat dari kondisi karakteristik dari pengguna yaitu sebagai berikut :

a. Jenis Kelamin

Karakteristik pengguna modakereta api Gaya Baru Malam Selatan berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada tabel 4.1. berikut ini :

Tabel 4.1. Karakteristik Pengguna Kereta Api Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin

Kereta Api Gaya Baru

Malam Selatan Total

Jumlah %

1 Laki-laki 57 57 57

2 Perempuan 43 43 43

Jumlah 100 100 100

Sumber : Pengolahan Data

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa karakteristik pengguna kereta api ekonomi Gaya Baru Malam Selatan berdasarkan jenis kelamin lebih didominasi oleh laki-laki dengan persentase sebesar 57% dan jumlah perempuan sebesar 43%. Grafik tentang karakteristik pengguna kereta api berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada gambar 4.6 berikut ini :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(44)

Gambar 4.6. Grafik Karakteristik Pengguna Kereta Api Berdasarkan Jenis Kelamin

b. Usia

Karakteristik pengguna moda kereta api Gaya Baru Malam Selatan berdasarkan usia ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2. Karakteristik Pengguna Kereta Api Berdasarkan Usia

No. Usia

Kereta Api Gaya Baru

Malam Selatan Total

Jumlah %

1 < 20 tahun 6 6 6

2 21 - 35 tahun 31 31 31

3 36 - 40 tahun 32 32 32

4 41 - 55 tahun 28 28 28

5 > 56 tahun 3 3 3

Jumlah 100 100 100

Sumber : Pengolahan Data

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa kereta api ekonomi Gaya Baru Malam Selatan didominasi oleh penumpang usia 36-40 tahun dengan persentase sebesar

0 20 40 60

1 2

Perem puan

Laki-laki

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(45)

32%. Grafik tentang karakteristik pengguna kereta api berdasarkan usia ditunjukkan pada gambar 4.7 berikut ini :

Gambar 4.7. Grafik Karakteristik Pengguna Kereta Api Berdasarkan Usia

c. Maksud Perjalanan

Karakteristik pengguna moda kereta api Gaya Baru Malam Selatan berdasarkan maksud perjalanan ditunjukkan pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3. Karakteristik Pengguna Kereta Api Berdasarkan Maksud Perjalanan

No. Maksud Perjalanan

Kereta Api Gaya Baru

Malam Selatan Total

Jumlah %

1 Perjalanan Dinas 16 16 16

2 Bisnis 29 29 29

3 Keperluan Keluarga 31 31 31

4 Rekreasi/Berlibur 19 19 19

5 Lain-lain 5 5 5

Jumlah 100 100 100

Sumber : Pengolahan Data

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa mayoritas penumpang menggunakan kereta api ekonomi Gaya Baru Malam Selatan untuk keperluan keluarga, dengan

0 5 10 15 20 25 30 35

< 20 t ahun 21 - 35 t ahun 36 - 40 t ahun 41 - 55 t ahun > 56 t ahun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(46)

persentase sebesar 31%. Grafik tentang karakteristik pengguna kereta api berdasarkan maksud perjalanan ditunjukkan pada gambar 4.8 berikut ini :

Gambar 4.8. Grafik Karakteristik Pengguna Kereta Api Berdasarkan Maksud Perjalanan

d. Tingkat Pendapatan

Karakteristik pengguna moda kereta api Gaya Baru Malam Selatan berdasarkan tingkat pendapatan ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut ini :

Tabel 4.4. Karakteristik Pengguna Kereta Api Berdasarkan Tingkat Pendapatan

No. Tingkat pendapatan

Kereta Api Gaya Baru

Malam Selatan Total

Jumlah %

1 < Rp.500.000 13 13 13

2 Rp.500.000 - Rp.1.000.000 17 17 17

3 Rp.1.000.000 - Rp.1.500.000 48 48 48 4 Rp.1.500.000 - Rp.2.000.000 21 21 21

5 > Rp.2.000.000 1 1 1

Jumlah 100 100 100

Sumber : Pengolahan Data

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa tingkat pendapatan penumpang kereta api ekonomi Gaya Baru Malam Selatan dengan persentase terbesar adalah

0 10 20 30 40

Perjalanan Dinas Bisnis Keperluan Keluarga Rekreasi/ Berlibur Lain-lain

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(47)

Rp.1.000.000 – Rp.1.500.000 yaitu 48%. Grafik tentang karakteristik pengguna kereta api berdasarkan tingkat pendapatan ditunjukkan pada gambar 4.9 berikut ini :

Gambar 4.9. Grafik Karakteristik Pengguna Kereta Api Berdasarkan Tingkat

Pendapatan

e. Alasan Dalam Memilih Moda

Karakteristik pengguna moda kereta api Gaya Baru Malam Selatan berdasarkan alasan dalam memilih moda ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut ini :

0 10 20 30 40 50 60

< Rp.500.000 Rp.500.000 - Rp.1.000.000 Rp.1.000.000 - Rp.1.500.000 Rp.1.500.000 - Rp.2.000.000 > Rp.2.000.000

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(48)

Tabel 4.5. Karakteristik Pengguna Kereta Api Berdasarkan Alasan Dalam Memilih Moda

No. Alasan Memilih Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan

Kereta Api Gaya Baru

Malam Selatan Total

Jumlah %

1 Waktu perjalanan lebih singkat 29 29 29

2 Ongkos lebih murah 37 37 37

3 Ketepatan waktu berangkat 10 10 10

4

Kemudahan akses/pencapaian menuju stasiun dan dari stasiun

menuju tempat tujuan

24 24 24

Jumlah 100 100 100

Sumber : Pengolahan Data

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa mayoritas penumpang kereta api ekonomi Gaya Baru Malam Selatan memilih menggunakan alat transportasi ini karena ongkos yang dirasa jauh lebih murah bila dibandingkan dengan alat transportasi lain, dengan persentase sebesar 37%. Grafik tentang karakteristik pengguna kereta api berdasarkan alasan dalam memilih moda ditunjukkan pada gambar 4.10 berikut ini :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(49)

Gambar 4.10. Grafik Karakteristik Pengguna Kereta Api Berdasarkan Alasan Dalam

Memilih Moda

4.1.1. Uji F

Uji F dikenal dengan Uji Serentak atau Uji Anova, yaitu uji untuk melihat bagaimana pengaruh semua variabel bebasnya (facility, security, travel time dan

headway) terhadap variabel terikat (kereta api). Uji F juga dapat digunakan untuk menguji apakah model regresi yang kita buat signifikan atau tidak signifikan. Jika model signifikan, maka dapat digunakan untuk prediksi atau peramalan. Sebaliknya, jika tidak signifikan maka model regresi tidak bisa digunakan untuk peramalan. Berikut merupakan dasar pengambilan keputusan :

1. Berdasarkan Probailitas (Pvalue) :

Pvalue> 0,05 maka H1 diterima

Pvalue< 0,05 maka H1 ditolak

0 5 10 15 20 25 30 35 40

Wakt u perjalanan lebih singkat Ongkos lebih murah Ket epat an w akt u berangkat Kem udahan akses/ pencapaian menuju st asiun dan dari st asiun

menuju t empat t ujuan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(50)

2. Parameter Varians :

Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak

Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima

Hipotesis :

H0 = Tidak terdapat pengaruh facility, security, travel time, dan headway terhadap

kenyamanan selama dalam Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan.

H1 = Terdapat pengaruh facility, security, travel time dan headway terhadap

kenyamanan selama dalam Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan.

Pengujian hipotesis terhadap variasi nilai utilitas (F-test) dilakukan untuk memastikan pengaruh semua atribut yang terdapat dalam persamaan selisih utilitas secara bersama-sama. Ftabel dapat dicari pada tabel statistik untuk signifikasi 0,05.

df1 = k – 1

= 4 – 1 = 3

df2 = n – k – 1

= 100 – 4 – 1 = 95

Keterangan : k = jumlah variabel n = jumlah responden

maka didapatkan nilai Ftabel 2,700 (Ftabel dapat dilihat pada lampiran IV)

Dari uji Anova atau F-test dengan memasukkan semua atribut didapatkan Fhitung

adalah 3,795 dengan Pvalue 0,000. Karena Fhitung> Ftabel dan Pvalue< 0,05 maka H0

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(51)

ditolak dan H1 diterima. Dapat dinyatakan bahwa atribut facility, security, travel time

dan headway secara bersama-sama berpengaruh terhadap kenyamanan dalam Kereta Api Ekonomi Gaya Baru Malam Selatan.

Gambar 4.11 Kurva Distribusi Normal Untuk Hasil Uji F

4.2.2. Uji t

Uji t merupakan uji hipotesis untuk menguji signifikan variabel independen (facility, security, travel time dan headway) dan variabel dependen (kereta api). Salah satu contoh perhitungan dapat dilihat terhadap atribut facility pada Kereta Api Ekonomi Gaya Baru Malam Selatan.

Hipotesis :

H0 = Tidak ada pengaruh facility terhadap kenyamanan selama dalam Kereta Api

Gaya Baru Malam Selatan

H1 = Ada pengaruh facility terhadap kenyamanan selama dalam Kereta Api Gaya

Baru Malam Selatan Dasar pengambilan keputusan :

1. Dengan membandingkan thitung dengan ttabel

Jika thitung < ttabel maka H0 diterima

Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(52)

thitung = 40,223

α = 5% (0,05) df = n – k

= 100 – 4 = 96 Keterangan :

k = jumlah variabel independen n = jumlah responden

maka didapatkan nilai ttabel = 1,661 (ttabel dapat dilihat pada lampiran V). Dapat

diketahui bahwa thitung (40,223) > ttabel (1,661) jadi H0 ditolak dan H1 diterima,

dapat dinyatakan terdapat pengaruh facility terhadap kenyamanan selama dalam Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan.

2. Berdasarkan probabilitas (Pvalue) :

Pvalue > 0,05 maka H0 diterima

Pvalue < 0,05 maka H0 ditolak

Dari kolom signifikan didapatkan Pvalue< 0,05 (0,000 < 0,05 ) maka H0 ditolak dan

H1 diterima, dapat dinyatakan terdapat pengaruh facility terhadap kenyamanan

selama dalam Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan.

Hasil uji t dari masing-masing atribut dapat dilihat dalam tabel berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(53)

Tabel 4.6. Hasil Uji t Untuk Kenyamanan Yang Diberikan Kereta Api Ekonomi Gaya Baru Malam Selatan

Sumber : Hasil uji statistik dengan Program SPSS

Dari hasil uji t diatas maka dapat dilihat bahwa berdasarkan variabel facility, security, travel time dan headway, thitung > ttabel dan Pvalue < 0,05 (H0 ditolak) yang

artinya facility, security, travel time dan headway berpengaruh terhadap kenyamanan selama dalam Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan.

4.2.3. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Analisa koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase sumbangan pengaruh variabel independen (facility, security, travel time dan headway) terhadap variabel dependen (kereta api). Dari tabel Model Summary (lihat lampiran VI) dapat diketahui nilai R2 (Adjust R Square) adalah 0,297. Hal ini berarti 29,7% variabel independen (facility, security, travel time dan

Varian t df Sig Kesimpulan

Varian ke-1 40,223 99 0,000 H0 ditolak Varian ke-2 18,956 99 0,000 H0 ditolak Varian ke-3 25,417 99 0,000 H0 ditolak Varian ke-4 31,530 99 0,000 H0 ditolak Varian ke-5 29,649 99 0,000 H0 ditolak Varian ke-6 16,627 99 0,000 H0 ditolak Varian ke-7 66,188 99 0,000 H0 ditolak Varian ke-8 20,840 99 0,000 H0 ditolak Varian ke-9 48,787 99 0,000 H0 ditolak Varian ke-10 68,953 99 0,000 H0 ditolak Varian ke-11 36,393 99 0,000 H0 ditolak Varian ke-12 45,280 99 0,000 H0 ditolak Varian ke-13 24,905 99 0,000 H0 ditolak Varian ke-14 0 99 0,000 H0 diterima Varian ke-15 90,793 99 0,000 H0 ditolak Varian ke-16 38,697 99 0,000 H0 ditolak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(54)

headway) berpengaruh terhadap variabel dependen (kereta api) pada Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan. Kemungkinan lain yang mempengaruhi adalah persepsi dan selera orang terhadap moda yang tersedia yang akhirnya membuat orang cenderung untuk memilih moda tertentu untuk melakukan suatu perjalanan.

Nilai R2 didapat dengan menggunakan program SPSS dengan memasukkan hasil kuisioner untuk semua responden. Berikut langkah-langkahnya :

1. Membuka program SPSS dan kemudian semua data hasil kuisioner untuk semua responden dimasukkan.

2. Mengklik Analyzedan pilih Regression. 3. Pilih Linear.

4. Setelah itu akan muncul kotak dialog Linear Regression. Variabel responden dimasukkan ke kotak Dependent dan kemudian masukkan variabel yang lain ke kotak Independent(s).

5. Kemudian pilih Statistic. Selanjutnya akan muncul kotak dialog Statistic.

6. Aktifkan pilihan Estmates, Model Fit dan Descriptives. Selanjutnya klik continue. 7. Berikutnya akan muncul kembali kotak dialog Linear Regression. Diklik pilihan

Options sehingga muncul kotak dialog Linear Regression : Options.

8. Pada Steping Method Criteria, pilih Use Probability of F dengan tingkat signifikasi 0,05. Pada model regresi, konstanta akan dimasukkan dalam persamaan sehingga pilihan Include Constant in Equation tetap aktif.

9. Selanjutnya klik Continue dan Ok. Hasil pada jendela output akan muncul.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(55)

4.2.4. Uji Validitas

Untuk menentukan nilai r tabel berdasarkan tabel 4.6 maka digunakan pedoman n – 2 dimana jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden, sehingga dihitung 100 – 2 = 98. Karena pada tabel R tidak tersedia untuk sampel dengan jumlah 98, maka diambil jumlah yang mendekati yaitu 100. Jadi, yang digunakan pada penelitian ini adalah V = 100 pada level α = 5% yaitu sebesar 0,197.

Untuk mencari nilai kritis koefisien linier sederhana pada taraf nyata 5% dan 1% ditunjukkan pada tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.7 Mencari Nilai Kritis Koefisien Linier Sederhana Pada Taraf Nyata 5% dan 1%

3 0.879 0.959 28 0.361 0.463

4 0.811 0.917 29 0.355 0.456

5 0.754 0.874 30 0.349 0.449

6 0.707 0.834 32 0.339 0.437

7 0.666 0.798 34 0.329 0.424

8 0.632 0.765 36 0.321 0.413

9 0.602 0.735 38 0.312 0.403

10 0.576 0.708 40 0.304 0.393

11 0.553 0.684 45 0.288 0.372

12 0.532 0.661 50 0.273 0.354

13 0.514 0.641 55 0.262 0.34

14 0.514 0.623 60 0.25 0.325

15 0.497 0.606 70 0.232 0.302

16 0.482 0.59 80 0.217 0.283

17 0.456 0.575 90 0.205 0.267

18 0.444 0.561 100 0.197 0.254

19 0.433 0.549 125 0.174 0.288

20 0.423 0.537 150 0.159 0.208

21 0.413 0.526 175 0.148 0.194

22 0.404 0.515 200 0.138 0.181

23 0.396 0.505 300 0.113 0.148

24 0.388 0.497 400 0.098 0.128

25 0.318 0.487 500 0.088 0.115

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(56)

Dalam uji validitas, ke 16 varian yang digunakan merupakan atribut dalam kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut merupakan hasil uji validitas yang didapat dengan menggunakan programexcel yang ditunjukkan pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas

No. Pertanyaan Item Total Correlation (R Hitung)

R Tabel

(α = 5%) Keterangan Varian ke-1 0.181075 0.197 Tidak Valid

Varian ke-2 0.22133 0.197 Valid

Varian ke-10 0.03202 0.197 Tidak Valid

Varian ke-11 0.1057 0.197 Tidak Valid

Varian ke-12 0.20266 0.197 Valid

Varian ke-13 0.14399 0.197 Tidak Valid

Varian ke-14 0 0.197 Tidak Valid dari segi kebersihan dan ketersediaan air

Varian ke-2 = harapan responden untuk atribut ke-1 yaitu facility yang ditinjau dari segi kereta makan/restorasi

Varian ke-3 = harapan responden untuk atribut ke-1 yaitu facility yang ditinjau dari segi sirkulasi udara

Varian ke-4 = harapan responden untuk atribut ke-2 yaitu security yang ditinjau dari segi penempatan petugas keamanan di tiap gerbong

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(57)

Varian ke-5 = harapan responden untuk atribut ke-2 yaitu security yang ditinjau dari segi pelarangan pedagang kaki lima (PKL) masuk ke dalam kereta api

Varian ke-6 = harapan responden untuk atribut ke-2 yaitu security yang ditinjau dari segi pemeriksaan barang bawaan penumpang

Varian ke-7 = harapan responden untuk atribut ke-3 yaitu travel time yang ditinjau dari waktu tempuh yang diubah menjadi 14 jam

Varian ke-8 = harapan responden untuk atribut ke-4 yaitu headway yang ditinjau dari waktu keberangkatan yang diubah menjadi 2 kali keberangkatan dalam 1 hari

Varian ke-9 = pelaksanaan yang dirasakan responden untuk atribut ke-1 yaitu

facility yang ditinjau dari segi kebersihan dan ketersediaan air Varian ke-10 = pelaksanaan yang dirasakan responden untuk atribut ke-1 yaitu

facility yang ditinjau dari segi kereta makan/restorasi

Varian ke-11 = pelaksanaan yang dirasakan responden untuk atribut ke-1 yaitu

facility yang ditinjau dari segi sirkulasi udara

Varian ke-12 = pelaksanaan yang dirasakan responden untuk atribut ke-2 yaitu

security yang ditinjau dari segi penempatan petugas keamanan di tiap gerbong

Varian ke-13 = pelaksanaan yang dirasakan responden untuk atribut ke-2 yaitu

security yang ditinjau dari segi pelarangan pedagang kaki lima (PKL) masuk ke dalam kereta api

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Gambar

Gambar 2.2 Skema Variabel
Gambar 2.3 Diagram Kartesius Kepuasan Penumpang
Gambar 3.4 Variabel-variabel Berdasarkan Penelitian Sebelumnya
Gambar 3.5   Bagan Alur Metode Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Akhir yang berjudul “ RANGKAIAN

(OCB) sebagai perilaku prososial yang terjadi dalam organisasi baik yang.. diberi maupun yang tidak diberi imbalan oleh

Penduduk yang bekerja pada Februari 2012 bertambah sebesar 3,1 juta orang dibanding keadaan Agustus 2011 dan bertambah 1,5 juta orang dibanding keadaan setahun yang lalu..

Andi (2007:25), menjelaskan bahwa “ informasi adalah data yang telah dirangkum atau dimanipulasi dalam bentuk lain untuk tujuan pengambilan..

Bapak Umar selaku bagian pengawas dan produksi mengatakan : “ Pelaksanaan pengendalian kualias produk yang saya lakukan dalam industri ini adalah dengan menerapkan

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memperkuat hipotesis sebelumnya bahwa manusia modern awal berkarakter Australomelanesid memang pendukung budaya dari (1) lapisan

Berdasarkan hasil analisis tersubut dapat di jelaskan bahwa aspek kecakapan kerja dalam kemampuan kerja bagi pegawai sangat di butuhkan sekali bagi kemajuan organisasi terutama

Berdasarkan informasi perolehan skor dan nilai prestasi belajar Peserta diklat dalam penguasaan suatu mata pelajaran, seorang guru dapat memilih Peserta diklat -Peserta