PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK
ROLE PLAYING
TERHADAP PENGURANGAN RASA
MALU SISWA DI SMA NEGERI 1 AIR PUTIH
TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
OLEH:
ARI ASMIDA RITONGA
1103151005
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK
ROLE PLAYING
TERHADAP PENGURANGAN RASA
MALU SISWA DI SMA NEGERI 1 AIR PUTIH
TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
OLEH:
ARI ASMIDA RITONGA
1103151005
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memnerikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis pada kesempatan ini dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat neriring salam penulis tujukan kepada junjungan Nani Besar Muhammad SAW yang telah memnawa ummat manusia keluar dari alam kegelapan.
Dari awal sampai selesai skripsi ini penulis telah nanyak menerima nimningan, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada
1. Bapak Prof. Dr. Innu Hajar, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan
2. Bapak Drs. Nasrun Nasution, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan neserta Pemnantu Dekan I, Pemnantu Dekan II, dan Pemnantu Dekan III serta seluruh stafnya
3. Bapak Prof. Dr. Andul Munir, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Bimningan dan Konseling Universitas Negeri Medan.
4. Inu Dra. Nurarjani, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimningan Program Studi Bimningan dan Konseling dan juga selaku dosen penguji yang telah nanyak memnerikan masukan untuk pernaikan skripsi ini.
5. Inu Dra. Pastiria Semniring, M.Pd,.Kons, Dosen pemnimning skripsi yang telah meluangkan waktunya dalam memnantu penyelesaian skripsi.
6. Inu Dra. Nurmaniah,M.Pd selaku pemnimning akademik
iii
8. Inu Dra. Zuraida Lunis, M.Pd, selaku dosen penguji yang telah memnantu mengkoreksi kesempurnaan skripsi ini.
9. Seluruh dosen program studi Bimningan dan Konseling yang telah memnimning dan mendidik penulis selama dinangku perkuliahan
10. Bapak Yahya Shamadi selaku kepala SMA Negeri 1 Air Putih
11. Bapak Maharlin Sihomning selaku wakil kepala sekolah nidang kurikulum SMA Negeri 1 Air Putih
12. Inu Delpi Purna, S.Pd.I.,M.Pd selaku koordinator BK SMA Negeri 1 Air Putih
13. Teristimewa penulis sampaikan kepada sosok-sosok yang luar niasa yakni Ayahanda dan Inunda tercinta, atas semua nantuannya, pengornanannya serta doa restunya hingga peneliti dapat menjadi seperti sekarang ini dan melahirkan serta memnesarkan anak-anak yang luar niasa
14. Bou dan Amangnoru tersayang yang senantiasa memnerikan doa dan dukungan kepada penulis.
15. Teman-teman satu kelas di BK Reguler C 2010 atas kenersamaannya selama ini.
Penulis menyadari masih nanyak kesalahan naik dari isi maupun tata nahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari pemnaca demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat nermanfaat nagi kita semua.
Medan, Agustus 2014
ABSTRAK
ARI ASMIDA RITONGA. NIM. 1103151005. PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING TERHADAP PENGURANGAN RASA MALU SISWA DI SMA NEGERI 1 AIR PUTIH TAHUN AJARAN 2013/2014. SKRIPSI. PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN. FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN. MEDAN. 2014
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada penlaruh layanan bimbinlan kelompok teknikrole playingterhadap penluranlan rasa malu siswa di SMA Neleri 1 Air Putih T.A 2013/2014 ?. Sedanlkan tujuan penelitian ini adalah untuk menletahui ada penlaruh layanan bimbinlan kelompok teknik role playing terhadap penluranlan rasa malu siswa di SMA Neleri 1 Air Putih T.A 2013/2014”.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-MS 4 SMA Neleri 1 Air Putih
T.A 2013/2014 yanl berjumlah 10 oranl menllunakan purposive sampling.
Instrumen yanl dilunakan adalah anlket untuk menjarinl data tentanl rasa malu yanl sebelumnya diuji cobakan untuk menletahui validitas dan reliabilitas anlket. Dari 32 item anlket yanl disebarkan, diketahui ada 28 item yanl valid dan 4 item yanl tidak valid, yaitu 4, 10, 14, dan 32. Instrumen diberikan sebelum dan sesudah layanan bimbinlan kelompok teknik role playing. Teknik analisis data menllunakan uji wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan bimbinlan kelompok mempunyai penlaruh terhadap penluranlan rasa malu siswa di SMA Neleri 1 Air Putih T.A 2013/2014. Hal ini diuji denlan menllunakan uji wilcoxon yanl diperoleh dari perhitunlan denlan hasil zhitunl <ztabel = -2,803<1,96, artinya hipotesis yanl diajukan berbunyi “Ada penlaruh yanl silnifikan layanan bimbinlan kelompok teknik role playing terhadap penluranlan rasa malu siswa di SMA Neleri 1 Air Putih T.A 2013/2014, dapat diterima.
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Pemberian Skor Angket... 46
Tabel 2. Kisi-Kisi Angket Rasa Malu... 47
Tabel 3. Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok... 47
Tabel 4. Jumlah Ruangan di SMA Negeri 1 Air Putih... 51
Tabel 5. Hasil Sebelum Melakukan BKPRole Playing... 55
Tabel 6. Hasil Sesudah Melakukan BKPRole Playing... 55
Tabel 7. Hasil Sebelum dan Sesudah BKPRole Playing... 56
Tabel 8. Ringkasan Perhitungan Angket Rasa Malu Siswa... 70
Tabel 9. Perhitungan Reliabilitas Angket Rasa Malu Siswa... 73
Tabel 10. Tabulasi Data Penelitian... 79
Tabel 11. Perhitungan Kategori Rasa Malu Sebelum diberi Layanan... 82
Tabel 12. Perhitungan Kategori Rasa Malu Sesudah diberi Layanan... 86
Tabel 13. Pre-Test dan Post-Test dengan wilcoxon... 88
Tabel 14. Data Untuk Menjelaskan Uji Median... 91
Tabel 15. Kategori Ketercapaian Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok TeknikRole Playing... 145
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Angket Rasa Malu Yang Belum Valid... 65
Lampiran 2. Sebaran Uji Coba Validasi Angket Rasa Malu... 67
Lampiran 3. Perhitungan Validasi Angket Rasa Malu... 68
Lampiran 4. Perhitungan Reliabilitas Angket Rasa Malu... 72
Lampiran 5. Angket Rasa Malu Yang Sudah Valid... 75
Lampiran 6. Sebaran Data Pre-Test... 77
Lampiran 7. Sebaran Data Post-Test... 78
Lampiran 8. Tabulasi Data Penelitian... 79
Lampiran 9. Perhitungan Harga Rata-Rata (M), Standar Deviasi (SD) Pre-Test... 80
Lampiran 10. Perhitungan Kategori Rasa Malu Sebelum diberi Layanan... 82
Lampiran 11 Perhitungan Harga Rata-Rata (M), Standar Deviasi (SD) Post-Test... 84
Lampiran 12. Perhitungan Kategori Rasa Malu Sesudah diberi Layanan... 86
Lampiran 13. Pengujian Hipotesis... 88
Lampiran 14. Perhitungan Pengurangan Rasa Malu... 92
Lampiran 15. RPL, Skenario, dan InstrumenRole Playing... 93
Lampiran 16. Dokumentasi... 146
1
BAB B
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3
menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam usaha
membina dan membentuk manusia yang berkualitas tinggi untuk menghadapi era
globalisasi ini, dibutuhkan sumber daya manusia yang mampu menghadapi
tantangan akibat dari perubahan dan perkembangan yang cepat, baik dari aspek
sosial, budaya, dan teknologi. Untuk menghadapi tantangan ini diperlukan
kesiapan individu secara fisik dan mental, agar lebih mampu mengatasi berbagai
hal dalam mencapai kesuksesan.
Secara umum, perkembangan individu dari masa anak-anak ke masa
dewasa dapat dilihat dari perkembangan fisik, psikis, dan sosial. Perkembangan
fisik individu ditandai pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada tubuhnya.
2
malu. Oleh karena itu anda akan merasa terluka dari dalam, hanya karena rasa
malu. Menurut Goleman (Z. Coky:149) rasa malu bisa timbul ketika melanggar
kesepakatan sosial, entah dengan terlalu dekat, kehilangan keseimbangan diri,
atau dengan melakukan dan mengatakan hal yang salah.
Menurut Zimbardo (http://sajadstudio.info/articale/malu.pdf) yang
merupakan perintis di dalam kajian tentang malu, menegaskan bahawa keadaan
tersebut lahir sebagai sesuatu yang berterusan. Terdapat beberapa jenis malu yaitu;
‘true blue’ iaitu malu yang kronik, malu pada situasi tertentu dan ‘shy extroverts’
iaitu mereka yang mau bergaul dan bersosial tetapi di dalam dirinya masih ada
perasaan malu. Kita umumnya bisa merasa malu di depan khalayak ramai
( bimbang mengenai bagaimana kemungkinan diri kita pada pandangan orang lain)
atau malu tersendiri ( yang menumpukan kepada pemikiran dan perasaan
berkaitan dengan diri). Zimbardo juga menegaskan bahawa terdapat juga kebaikan
daripada kesan perasaan malu dan dalam keadaan tertentu malu bukanlah satu
‘masalah’ yang mesti dihapuskan semuanya. Emosi malu menjadi kental
sekiranya orang yang pemalu mempercayai dirinya serba kekurangan untuk
tampil di khalayak dan penampilan tersebut akan menelanjangi kekurangannya
kepada orang lain. Menurut Garducci (http://sajadstudio.info/articale/malu.pdf)
yang merupakan seorang professor dan pengarah di Southeast’s Shyness Research
Institut, Indiana University, mendapati bahawa seseorang itu tidak dilahirkan
malu. Menurut beliau malu mempunya kreteria-kreteria seperti; kesedaran diri
yang melampau (excessive self-consciousness), penilaian diri yang negatif
(negative self-evaluaition) dan keasyikan memikirkan sesuatu tentang diri (self
3
Berdasarkan penelitian efektivitas cognitive behaviour modification (cbm)
terhadap perilaku malu pada siswa MAKN Surakarta ditemukan hasil hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa modifikasi perilaku kognitif efektif dalam
menurunkan perilaku malu pada siswa makn surakarta, terlihat dalam nilai
perilaku malu pada kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen dari sesudah
pelatihan dan dua minggu setelah pelatihan yang mempunyai sumbangan sebesar
67%. dalam uji normalitas dan homogenitas menunjukkan bahwa subjek dalam
penelitian ini normal dan homogen sehingga dapat diteruskan untuk mencari
analisis data. dengan demikian nilai perilaku malu pada kelompok kontrol lebih
tinggi dari pada kelompok eksperimen hal ini terlihat dalam nilai perilaku malu
sesudah pelatihan, dua minggu setelah pelatihan dengan perbedaan nilai rata-rata
kelompok sesudah pelatihan sebesar kelompok eksperimen =43,85, kelompok
kontrol =52,42, sedangkan nilai rata-rata kelompok pada tahap dua minggu
setelah pelatihan sebesar kelompok eksperimen =38,15, kelompok kontrol =54,92.
hal ini menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang mendapatkan perlakuan
pelatihan modifikasi perilaku kognitif menunjukkan penurunan nilai perilaku
malu, sedangkan untuk kelompok kontrol sebagai waiting lists setelah pelatihan
berakhir menunjukkan kenaikan nilai perilaku malu yang disebabkan tidak
memperoleh perlakuan pelatihan modifikasi perilaku kognitif.
Hal ini menunjukkan bahwa modifikasi perilaku kognitif efektif dalam
menurunkan perilaku malu dilihat dari adanya perbedaan skor rerata pada tahap
4
dengan kelompok kontrol berbeda secara sangat signifikan, dikuatkan dengan
hasil pengukuran sebelum pelatihan, susudah pelatihan dan dua minggu setelah
pelatihan pada kelompok eksperimen yang menunjukkan perbedaan nilai yang
sangat signifikan.
Dari pengalaman waktu PPL (program pengalaman lapangan) yang
dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Nopember 2013, ternyata
banyak siswa yang mendapat prestasi belajar rendah dan kesulitan menjalin
hubungan pertemanan yang baik bukan disebabkan karena tingkat intelegensi
yang rendah melainkan masalah dengan keadaan dirinya dalam hal ini
berhubungan dengan rasa malu. Rasa malu yang dimiliki membuat siswa tidak
mau mengikuti kegiatan-kegiatan di kelas, gerogi saat tampil di depan kelas,
siswa kurang percaya diri dalam bergaul, tidak banyak bicara dan sulit untuk
mengemukakan pendapat serta lebih menyendiri. Banyak siswa cenderung
bersikap tertutup terhadap keadaan disekitarnya dan terlihat lebih menarik diri
dari lingkungan sosial sesama teman sebaya, sehingga hubungan pertemanan yang
seharusnya terjalin dengan akrab dan hangat justru tampak renggang.. Jika hal ini
terus-menerus dibiarkan dan tidak dibantu, maka akan berpengaruh terhadap
perilakunya dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, konselor harus melakukan
upaya dalam mereduksi rasa malu siswa agar memiliki rasa harga diri yang lebih
positif.
Kegiatan bimbingan dan konseling merupakan salah satu cara untuk
membantu siswa memecahkan permasalahannya secara mandiri. Juntika (2007:9)
bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu
5
sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih,
mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam
jabatan yang dipilihnya itu (F.Parson dan Jones dalam Prayitno, 2009:93).
Sedangkan konseling menurut Jones (dalam Prayitno 2009:101) adalah kegiatan
dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan pada
masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, dimana ia diberi
bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan itu.
Dalam kegiatan bimbingan dan konseling 9 beberapa jenis layanan yaitu
layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran,
layanan penguasaan konten, layanan konseling individual, layanan bimbingan
kelompok,layanan konseling kelompok, layanan mediasi, dan layanan konsultasi.
Layanan yang diambil peneliti untuk digunakan dalam penelitian ini adalah
layanan bimbingan kelompok yang disingkat BKP.
Layanan bimbingan kelompok memungkinkan sejumlah siswa secara
bersama-sama membahas pokok persoalan tertentu untuk menunjang pemahaman
dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau
tindakan tertentu melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik
dapat memperoleh bahan dan pengembangan kemampuan sosial. Bimbingan
kelompok menurut Gazda (dalam Prayitno 2009:309) adalah kegiatan informasi
kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan
keputusan yang tepat.Juntika (2009:23) aktivitas bimbingan kelompok diarahkan
6
memecahkan masalah-masalah sosial yang dialami oleh individu melalui kegiatan
bermain peran.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini diberi judul :
“Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing Terhadap
Pengurangan Rasa Malu Siswa Di SMA Negeri 1 Air Putih Tahun Ajaran
2013/2014”.
B. Bdentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalahnya
adalah sebagai berikut :
1. Siswa tidak mau mengikuti kegiatan di kelas
2. Siswa tidak mampu menyesesuaikan dirinya dengan lingkungan
3. Siswa tidak berani bertanya dan menyatakan pendapat
4. Siswa gerogi saat tampil di depan kelas
5. Siswa kurang percaya diri dalam bergaul
6. Siswa tidak banyak bicara
7. Siswa lebih sering menyendiri
C. Batasan Masalah
Dengan perhitungan keterbatasan kemampuan peneliti, waktu serta
luasnya ruang lingkup masalah yang dihadapi siswa SMA Negeri 1 Air Putih,
maka dalam penelitian ini masalah yang akan di teliti oleh peneliti yakni :
“Pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik role tlaying terhadap
pengurangan rasa malu siswa di SMA Negeri 1 Air Putih Tahun Ajaran
7
D. Perumusan Masalah
“Apakah ada pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik role tlaying
terhadap pengurangan rasa malu siswa di SMA Negeri 1 Air Putih Tahun Ajaran
2013/2014 ?”
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan peneliti adalah “untuk
mengetahui ada pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik role tlaying
terhadap pengurangan rasa malu siswa di SMA Negeri 1 Air Putih Tahun Ajaran
2013/2014”.
F. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka diharapkan penelitian ini
bermanfaat untuk :
1. Manfaat Teoritis
Manfaat dalam penelitian ini sebagai bentuk pembekalan diri yang lebih
baik, menambah pengetahuan tentang konsep rasa malu dan dapat diaplikasikan
ke arah yang lebih positif. Selain itu juga sebagai bahan pengembangan dan
pembelajaran dalam bimbingan konseling.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, sebagai bekal untuk bertingkah laku yang baik, penyesuaian
diri dengan lingkungan yang baik dan dapat menambah pengalaman dan
8
b. Bagi guru BK, sebagai program perencanaan bimbingan dan konseling di
sekolah sekaligus sebagai ilmu pengetahuan dalam mengembangkan
pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah.
c. Bagi peneliti, sebagai wadah untuk menambah pengalaman, pengetahuan,
dan wawasan yang luas terutama dalam bertingkah laku yang baik,
mengelola emosi dan membentuk kepribadian kearah yang positif.
d. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi tentang konsep rasa
malu dan dapat digunakan untuk mengembangkan karya tulis di masa
61
BAB B
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdeserken hesil penelitien sebelum diberi perlekuen bimbinnen
kelompok teknikrole playingmempunyei rete-rete (M) = 89,3 sedennken sesudeh
diberi perlekuen bimbinnen kelompok teknikrole playing diperoleh nilei rete-rete
(M) = 69,4. Sehinnne diperoleh hipotesis Zhitunn < Ztebel = -2,803< -1,96, meke
depet disimpulken behwe ede penneruh yenn sinnifiken leyenen bimbinnen
kelompok teknik role playing terhedep pennurennen rese melu siswe Di SMA
Neneri 1 Air Putih Tehun Ajeren 2013/2014.
Rese Melu edeleh rese tidek nyemen, cemes den tekut didelem kenieten
sosiel khususnye kerene mereke tidek memehemi linnkunnennye. Rese melu yenn
tinnni depet dikurenni dennen leyenen bimbinnen kelompok teknikrole playing.
Bimbinnen kelompok teknik role playing edeleh proses bentuen yenn
diberiken oleh nuru pembimbinn kepede sekelompok orenn (siswe) dennen
memenfeetken dinemike kelompok yenn dilekuken dennen mendremeken tinnkeh
leku untuk mennembennken siswe menjedi positif den meninnketken stebilites
emosionel siswe sehinnne siswe berkesempeten melekuken, menefsirken, den
62
B. SARAN
Berdeserken kesimpulen dietes, meke sebenei tindek lenjut penelitien ini
diserenken hel-hel sebenei berikut:
e. Hesil penelitien ini diserenken untuk pembekelen diri yenn lebih beik,
menembeh pennetehuen tentenn konsep rese melu den depet dieplikesiken
ke ereh yenn lebih positif. Selein itu june sebenei behen pennembennen
den pembelejeren delem bimbinnen konselinn.
e. Hesil penelitien ini diserenken beni siswe sebenei bekel untuk bertinnkeh
leku yenn beik, penyesueien diri dennen linnkunnen yenn beik den depet
menembeh pennelemen den wewesen untuk kehidupennye serte mempu
mennhedepi rintennen tunes secere optimel.
b. Hesil penelitien ini diserenken beni nuru BK, sebenei pronrem
perenceneen bimbinnen den konselinn di sekoleh sekelinus sebenei ilmu
pennetehuen delem mennembennken pelekseneen pronrem bimbinnen den
konselinn di sekoleh.
c. Hesil penelitien ini diserenken sebenei wedeh untuk menembeh
pennelemen, pennetehuen, den wewesen yenn lues teruteme delem
bertinnkeh leku yenn beik, mennelole emosi den membentuk kepribedien
keereh yenn positif.
d. Hesil penelitien ini diserenken beni peneliti selenjutnye, sebenei behen
referensi tentenn konsep rese melu den depet dinuneken untuk
63
DAFTAR PUSTATA
Agus ria. 2011. Sikap Pemalu dan kurang percaya diri. (http://agusria. wordpress.com/2011/03/07/sikap-pemalu-dan-kurang-percaya-diri/). Diakses 16 Maret 2014
Alwi, A. 2013. Pengaruh Pelaksanaan Layanan Bimbingan TelompokTerhadap Etika Pergaulan Pada Siswa Telas VIII di SMP Ar- Rahman Medan Helvetia Tahun Ajaran 2013/2014. Medan: universitas negeri medan. Skripsi tidak dipublikasikan.
Anggarasari, N.H. 2007. Efektivitas Pelatihan Tomunikasi Interpersonal Untuk Mengurangi Rasa Malu. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia
Arikunto. 2006.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT Bumi Aksara
Bradshaw, John. 2006. Melepas Ikatan Rasa Malu. Jakarta: PT Buana Ilmu Populer
Dewi, Rosmala. 2012. Penelitian Pendidikan (Desain Emperikal dan PTT)
Medan: Pasca Sarjana Unimed.
Hardjana, Agus. 2012.Rahasia Sukses Pergaulan. Yogyakarta: Kanisius
Hartina, S. 2009. Tonsep dasar bimbingan kelompok. Bandung: PT Refika Aditama
Hidayat, Aziz Halimul. 2010.Metode Penelitian Tesehatan Paradigma Tuantitatif.Surabaya: Health Books Publishing
Hidayat, Dede. 2011. Psikologi Tepribadian Dalam Tonseling. Bogor: Galia Indonesia
Istarani. 2011.58model pembelajaran inovatif. Medan: Media Persada.
Lestari, Sumi. ___. Efektivitas Cognitive Behaviour Modification (CBM) Terhadap Perilaku Malu Pada Siswa MATN Surakarta.Diakses 12 Mei 2014
64
_____________ 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Tonseling. Jakarta: Rineka Cipta
_______. 1995. Layanan bimbingan dan konseling kelompok (dasar dan profil).Jakarta: Galia indonesia
Sajab.2000. Malu (Shyness). (http://sajadstudio.info/articale/malu2.pdf.) diakses 21 Maret 2013
Sujana. 2002.Metoda Statistika.Bandung: Penerbit Tarsito
Sukardi, D, K & Kusnawati, N. 2008.Proses bimbingan dan konseling sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta
Suriati.2012. faktor-faktor penyebab perilaku pemalu pada anak sekolah dasar. (http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_3133071pb.pdf) diakses 13 Mei 2014
Wibowo, M, E. 2005.Tonseling Telompok Perkembangan.Semarang: UNNES Press
Winkel, W, S & Hastuti, S. 2012. Bimbingan dan Tonseling di Institusi Pendidikan.Yogyakakarta: Media Abadi