• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MELAKUKAN INSTALASI MOTOR LISTRIK DI KELAS XI SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MELAKUKAN INSTALASI MOTOR LISTRIK DI KELAS XI SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN MEDAN."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MELAKUKAN INSTALASI

MOTOR LISTRIK DI KELAS XI SMK NEGERI 1

PERCUT SEI TUAN MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

HENDRO E. L. SIANTAR

5103131021

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Hendro E. L. Siantar : Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Untuk Efektivitas Pembelajaran Melakukan Instalasi Motor Listrik Di Kelas XI SMK Negeri I Percut Sei Tuan

(7)

DAFTAR ISI

D. Penggunaan Software EKTS (Electrical Kontrol Tecnig Simulator) 24 E. Prosedur Pelaksanaan Dengan Menggunakan Media EKTS (Electrical Kontrol Tecnig Simulator) ... 29

F. Pengembangan Bahan Ajar ... 30

G. Kerangka Berfikir ... 33

H. Penelitian Yang Relevan ... 34

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis EKTS (Elektrical

(8)

Kontrol Technig Simulator) ... 35

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 45

C. Responden Penelitian ... 45

D. Instrumen Pengujian Aplikasi Pembelajaran ... 46

E. Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Analisis Kebutuhan dan Desain ... 49

B. Pengujian Program ... 50

C. Pembahasan Pokok ... 22

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi membawa dampak dan perubahan bagi tatanan kehidupan yang ditandai dengan tingkat persaingan yang tinggi dan menuntut penyeimbangan sumber daya manusia. Indonesia merupakan negara berkembang yang juga mengalami dampak globalisasi, oleh sebab itu Indonesia harus mempersiapkan diri menjawab tantangan globalisasi dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Perubahan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat dewasa ini perlu direspon oleh kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi. Kualitas pendidikan yang demikian itu sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas dan terampil agar bisa bersaing secara terbuka di eraglobal. Selain itu, kinerja pendidikan juga menuntut adanya pembenahan dan penyempurnaan terhadap aspek substansif yang mendukungnya, yaitu kurikulum dan tenaga profesional yang melaksanakan kurikulum tersebut. Kurikulum yang dikembangkan di Indonesia saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing - masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Dalam proses pembelajaran berdasar KBK, keberhasilan pembelajaran diukur berdasarkan pada ketercapaian kompetensi yang ditetapkan.

Pembelajaran yang sering dilakukan dalam dunia pendidikan terutama untuk mengerti suatu pelajaran kebanyakan hanya diukur pada tahap kognitif sesuai dengan teori Bloom yang direvisi oleh Anderson mengenai pembelajaran. Akan tetapi tingkatan yang sering menjadi tujuan pembelajaran adalah mengingat, memahami hingga menerapkan, dan tidak mencapai analisis dan sintesis.

(10)

Untuk itu perlu ditingkatkan kemampuan guru untuk menyediakan media pembelajaran untuk membangun minat siswa terhadap pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan siswa dapat menganalisis dan melakukan sintesis. Perhatian yang dibutuhkan bagi setiap guru adalah bagaimana seorang guru mampu memilih dan menggunakan media serta serta menyesuaikannya dengan materi, sifat dan karakteristik ilmu pengetahuan serta karakteristik dari siswa.

Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Namun melihat perkembangan media pada saat ini, media tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan terhadap siswa, akan tetapi media sudah seharusnya dikembambangkan menjadi sumber belajar. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Dari pengertian diatas, secara umum dapat dikatakan bahwa substansi dari media pembelajaran adalah bentuk saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima pesan atau pembelajar. Menurut Hamalik (2009: 235) Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan bahkan membawa pengaruh psikologi terhadap siswa.

(11)

dengan media,guru dapat mengatur kelas sehingga bukan hanya guru sendiri yang aktif tetapi juga siswanya.

Menurut Arikunto, (2011: 47) bahwa guru diharapkan mampu menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas tinggi sehingga mampu menghasilakan prestasi belajar siswa. Fungsi yang dapat diperankan guru dalam pembelajaran, yakni: (1) sebagai perancang pembelajaran, dimana seorang guru mampu merancang pembelajaran agar agar dapat terlaksana secara efektif dan efisien, (2) pengelola pembelajaran, seorang guru harus mampu mengelola seluruh proses kegiatan pembelajaran dengan menciptakan kondisi belajar yang dinamis dan kondusif, (3) evaluasi pembelajaran. Berdasarkan dengan fungsi tersebut guru dituntut memiliki pengetahuan tentang prinsip - prinsip belajar sebagai dasar untuk merancang kegiatan pembelajaran dengan memilih metode / pendekatan dan guru juga dituntut secara terus menerus memantau hasil belajar yang telah dicapai siswa, mengevaluasi kegiatan pembelajaran dan selalu berusaha meningkatkannya.

Berdasarkan apa yang telah diuraikan, maka perlu perbaikan – perbaikan proses pembelajaran, sehingga siswa lebih termotivasi dan lebih aktif dalam mengikuti pelajaran, sehingga lebih dapat memahaminya dan meningkatkan hasil belajar terutama dalam penelitian ini mencapai analisis dan sintesis.

(12)

Dilingkungan sekolah sudah diterapkan bagaimana sistem kerja industri dan bagaimana cara kerja suatu proses dalam industri itu sendiri, sehingga tidak asing lagi bagi sekolah teknik instalasi tenaga listrik untuk menerjunkan siswanya langsung ke industri untuk melakukan praktek ataupun magang. Namun akan lebih baik jika siswa itu sudah diajarkan terlebih dahulu mengenai sistem kerja industri dalam bentuk praktik maupun simulasi yang nantinya akan membantu siswa dalam mempelajari dan mengembangkan pengetahuan tersebut. Dalam praktiknya, tidak semua siswa dapat secara terampil dalam instalasi motor listrik. Rendahanya hasil belajar dlam instalasi motor listrik disebabkan : (1) Rasa takut siswa akan terjadinya kerusakan pada peralatan yang digunakan. (2) Terjadinya hubungan singkat listrik dengan pengguna (siswa) karena kurangnya pemahaman siswa dengan kompetensi pembelajaran Instalasi Motor Listrik. (3) Ketersediaan media pembelajaran yang masih minim.

(13)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat di identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran Instalasi Motor Listrik masih kurang efektif karena bahan ajar yang masih minim, sehingga pada proses pembelajaran guru kesulitan untuk menyampaikan materi pada siswa, karena bahan ajar yang ada hanya berbentuk modul sebagai pegangan guru, sementara itu siswa hanya bisa mengamati tanpa bisa mengoperasikannya sebagai bahan praktek.

2. Pembelajaran yang ditargetkan guru masih sampai kepada penerapan guru hanya mengajarkan pembelajaran sampai kepada penerapan yang dilakukan siswa mengenai pembelajaran tersebut sehingga siswa hanya mampu menerapkan, namun ketika ada kesalahan siswa tidak mampu untuk menganalisis.

3. Sulitnya memperoleh media yang efektif untuk pembelajaran Instalasi Motor Listrik sehingga kegiatan pembelajaran siswa lebih banyak yang vakum.

4. Kurang aktifnya siswa pada saat proses belajar mengajar karena siswa hanya melihat dan mendengar.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan dan adanya berbagai keterbatasan, sehingga perlu dilakukan pembatasan ruang lingkup pengkajian. Adapun yang menjadi ruang lingkup dari pengembangan ini adalah sebagai berikut :

1. Materi pelajaran yang dikembangkan hanya meliputi standar kompetensi “Instalasi Motor Listrik”. Pada kelas XI Program Keahlian Teknik Listrik SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Medan.

(14)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengembangan bahan ajar berbasis Multimedia dalam pembelajaran Instalasi Motor Litrik di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan?

2. Apakah pengembangan bahan ajar berbasis Multimedia yang dikembangkan efektif terhadap pembelajaran Instalasi Motor Listrik?

E. Tujuan Penelitian

Pengembangan dari penelitian ini bertujuan untuk:

1. Melakukan pengembangan bahan ajar berbasis Multimedia pada pembelajaran Instalasi Motor Listrik di kelas XI SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan

2. Untuk pengembangan bahan ajar berbasis Multimedia demi efektifitas pembelajaran

F. Manfaat Penelitian

(15)
(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini diambil berdasarkan pemaparan pada tujuan dan hasil pengujian media pembelajaran interaktif yang dikemas dalam bentuk CD interaktif, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Rancangan bangun media pembelajaran interaktif pada standar kompetensi melakukan perbaikan dan/ atau setting ulang koneksi jaringan LAN adalah sebuah produk media pembelajaran berbasis multimedia interaktif yang dikemas dalam bentuk CD interaktif dengan menggunakan model desain pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation).

2. Berdasarkan validasi media pembelajaran interaktif yang dirancang sebagai media pembelajaran bagi siswa dalam penelitian dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Untuk Kualitas Pembelajaran Melakukan Instalasi Motor Listrik di Kelas XI SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Medan” yang dilakukan oleh ahli media dan ahli materi didapat rata – rata peresentase validasi sebesar 93,33% dengan kategori sangat baik, serta pengujian yang dilakukan kepada 30 siswa mendapatkan respon yang sangat baik dan didapat ketertarikan siswa terhadap media adalah dengan rata – rata 83,13% dengan kategori sangat baik, maka media pembelajaran yang dirancang dinyatakan sangat layak dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran bagi siswa.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian rancang bangun media pembelajaran interaktif, maka beberapa saran yang dapat diajukan kepada guru, mahasiswa dan peneliti sendiri adalah sebagai berikut:

(17)

1. Diharapkan kepada guru untuk mendorong semangat siswa dalam mendalami media pembelajaran baik dalam mata pelajaran apapun agar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai berbagai media pembelajaran dan meningkatkan kemampuan siswa pada pemanfaatan komputer dan teknologi dalam pembelajaran. 2. Diharapkan kepada guru yang mengajar di kelas hendaknya berbeban dan bisa dalam

membuat media pembelejaran yang belum ada maupun mengembangkan media yang sudah ada menjadi lebih baik agar lebih mudah dan sesuai dengan keinginan siswa dalam menyampaikan pembelajaran.

3. Perlu dilakukan uji coba atau penelitian lanjutan untuk mengetahui efesiensi dan efektivitas multimedia pembelajaran interaktif yang telah diciptakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran yang dibuat.

4. Mahasiswa JPTE yang akan melakukan penelitian sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana hendaknya mempertimbangkan penelitian desain maupun pembelajaran menggunakan media interaktif terhadap dunia pendidikan terutama terhadap proses pembelajaran di SMK yang memproritaskan praktek dan kerja mandiri siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-dasar evaluasi pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Bloom 1956. Taksonomi Bloom dan Konsep Permasalahan dalam Belajar. Jakarta: Cipta Perkasa.

Hamilik, Oemar. 2009. Proses belajar mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Hendrik dkk. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Hofstetter. 2001. Multimedia Interaktif. Jakarta: Yudistira

(18)

Munaidi, Yudi. 2008. Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Bandung: Kencana Prenada Media Group.

Robert M Gagne. 2008. Teori Belajar Mengajar. Yogyakarta: Karya Persada Rosyada. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Bandung. Erlangga

S. Sadiman, Arief dkk. 2008. Media Pendidikan. Pengertian, Pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Sahatma Pangaribuan. (2014). Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Unimed. Rancang Bangun Multi Media Interaktif pada pembelajaran teknik komputer dan jaringan. Skripsi.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Bandung: Kencana Predaran Media Group.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono, N. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Jakarta : Alfhabeta Supriatna, Dadang dan Mochammad Mulyadi. Konsep Dasar Desain Pembelajaran. (Online).

(http://www.johmunthe.yolasite.com). Diakses tanggal 10 Agustus 2014.

Veryanto Sihaloho. (2012). Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Unimed. Penggunaan Software EKTS sebagai media dalam meningkatkan hasil belajar mengoperasikan sistem pengedali elektri maknetik. Skripsi.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-dasar evaluasi pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Bloom 1956. Taksonomi Bloom dan Konsep Permasalahan dalam Belajar. Jakarta: Cipta Perkasa.

Hamilik, Oemar. 2009. Proses belajar mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Hendrik dkk. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Hofstetter. 2001. Multimedia Interaktif. Jakarta: Yudistira

Lisana (2011). Pembuatan Aplikasi Multimedia Pembelajaran Cara Berkendara Yang Baik. Surabaya: Jurnal Teknologi Informasi Vol.1 No.2.

Munaidi, Yudi. 2008. Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Bandung: Kencana Prenada Media Group.

Robert M Gagne. 2008. Teori Belajar Mengajar. Yogyakarta: Karya Persada Rosyada. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Bandung. Erlangga

S. Sadiman, Arief dkk. 2008. Media Pendidikan. Pengertian, Pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Sahatma Pangaribuan. (2014). Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Unimed. Rancang Bangun Multi Media Interaktif pada pembelajaran teknik komputer dan jaringan. Skripsi.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Bandung: Kencana Predaran Media Group.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono, N. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

(20)

Supriatna, Dadang dan Mochammad Mulyadi. Konsep Dasar Desain Pembelajaran. (Online). (http://www.johmunthe.yolasite.com). Diakses tanggal 10 Agustus 2014.

Veryanto Sihaloho. (2012). Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Unimed. Penggunaan Software EKTS sebagai media dalam meningkatkan hasil belajar mengoperasikan sistem pengedali elektri maknetik. Skripsi.

Referensi

Dokumen terkait

Luas daerah yang diarsir dari gambar berikut adalah... Luas daerah yang diarsir dari gambar

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR

Aplikasi Pengelolaan Pengajuan Kegiatan dari Masyarakat Desa Cipagalo adalah suatu aplikasi yang dibuat untuk memberikan kemudahan pada masyarakat maupun pihak Kantor

The catalyst screening results pertaining to CO, OCM is also d€picled in Figures 2-4 and Figures 5-7 for MgO- and Ceor-based catalysts, respectively. The screening results

Dari beberapa uraian diatas maka dapat diketahui bahwa spiritualitas memiliki hubungan dengan manajemen stres, hal ini dikarenakan individu paruh baya yang

Segala puja dan puji hanya milik Allah SWT, Rabb semesta alam atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami selaku mahasiswa sekaligus penyusun dapat menyelesaikan skripsi

[r]

Apakah ibu bisa membagi waktu berinteraksi dengan anak seperti menemani belajar dan bermain anak serta berkumpul dengan keluarga?. Pembagian tanggung jawab