BENTUK PENYAJIAN TARI SARAH HADRALMAUT
PADA MASYARAKAT MELAYU DI DESA NAGUR
KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebahagian Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Purnomo S
NIM 2113142060
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena
senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta kesehatan sehingga penulis
dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Bentuk Penyajian Tari
Sarah Hadralmaut pada Masyarakat Melayu di Desa Nagur Kabupaten Serdang Bedagai”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang sudah ditetapkan untuk
memperoleh gelar Serjana Pendidikan di Jurusan Sendratasik, Program Studi
Pendidikan Tari, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan. Dalam
penyusunan Skripsi ini, penulis mengalami kesulitan dan penulis menyadari
dalam penelitian ini masih jauhdari kesempurnaan, baik dari segi penulisan, tata
bahasa dan penyampaian ide penulis. Untuk itu penulissangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang membangun demi kesempurnaan Skripsiini.
Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis mengalami berbagai kendala
namun berkat doa, bantuan dan semangat dari berbagai pihak, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan Skripsi ini. Maka dalam kesempatan ini pulapenulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr Syawal Gultom, M.Pd, Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
3. Uyuni Widiastuti, M.Pd, Ketua Jurusan Sendratasik
4. Sitti Rahmah, S.Pd, M.Si, Ketua Prodi Pendidikan Tari
5. Yusnizar Heniwaty, S.S.T., M.Hum, Dosen Pembimbing I
6. Martozet, S.Sn., M.A, Dosen Pembimbing II
7. Drs Inggit Prastiawan, M.Sn, Pembimbing Akademik
8. Nurwani, S.S.T., M,Hum, Narasumber
9. Dra. Dilinar Adlin, M.Pd Dra. Rr. Rhd Nugrahaningsih M.Si dan Irwansyah,
M.Sn Dosen Pendidikan Tari yang selama ini memberikan ilmu, perhatian
dan kasih sayang baik selama pembelajaran maupun perkuliahan.
10. Terkhusus dan teristimewa yang paling penulis sayangi dan cintai Alm
doa, dukungan, perhatian, jerih payah dan pengorbanan ayah dan ibu
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan dapat membanggakan Ayah
dan Ibu.
11. Terimakasih pada Narasumber penulis Bpk Saibun telah meluangkan waktu,
pikiran serta ikut serta dalam menuangkan ide, sehingga Skripsi ini dapat
diselesaikan.
12. Terimakasih buat keluarga besar penulis, Kakak, Abang dan Adik tersayang
sudah berkorban dari segi materi, perhatian, doa, motivasi dan juga sampai
saat ini masih mendukung segala hal positif yang penulis lakukan, sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi ini.
13. Sahabat sekaligus teman seperjuangan penulis M.arifin syahputra, M.fitra,
M.khadafi, elsa lestari, putri khairani, khazari pradana, ayan, kak Eyi,
meliza hijjrati, dan Nazila yang telah banyak menghabiskan waktu, tenaga,
kenangan, kisah dan peristiwa persahabatan yang menjadi keluarga.
Terimakasih buat doa dukungan dan motivasinya.
14. Buat tim IMT GT terimakasih sudah membantu dan memberi semangat
serta motivasi.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak
yang turut membantu dan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, September 2015
Penulis
ABSTRAK
Purnomo S, NIM 2113142060, Bentuk PenyajianTari Sarah Hadralmaut Pada Masyarakat Melayu di Desa Nagur Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan. 2015
Tari Sarah Hadralmaut merupakan tarian yang berasal dari orang-orang Hadralmaut yang sekarang ini dikenal dengan negara Yaman, tepatnya diselatan jazirah Arabiah. Tari Sarah Hadralmaut memiliki ciri khas pada gerak kaki, hampir sama halnya dengan zapin. Tujuan penelitian yaitu membahas tentng Bentuk Penyajian Tari Sarah Hadralmaut Pada Masyarakat Melayu di Desa Nagur Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai.
Adapun teori-teori yang digunakan dalam penuangan hasil penelitian ini adalah yang berhubungan dengan topik penelitian yaitu teori Bentuk, teori tari dan pengertian Penyajian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yang memberikan hasil tentang gambaran struktur tari Sarah Hadralmaut. Waktu penelitian , dilakukan selama 2 bulan, yaitu pada bulan Juni 2015 sampai bulan Juli 2015. tempat penelitian adalah di Desa Nagur, Kecamatan Tanjung Beringin. Populasi adalah masyarakat Desa Nagur, Seniman-seniman, penari-penari, dan sempel terdiri dari yaitu 4 Orang Penari yang mengerti tari Sarah Hadralmaut.Tekhnik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa Tari Sarah Hadralmaut lebih dominan pada gerakan kaki sedangkan gerakan tangan menyesuaikan langkah kaki, instrumen musik pengiring tari Sarah Hadralmaut yaitu Gambus, rebana, biola, accordion dan gendang Sedangkan riasan yang dipakai oleh penari adalah riasan cantik dikarenakan penari Sarah Hadralmaut adalah kaum wanita, kemudian busana penari memakai baju kurung melayu model lama. Untuk pola lantai tari Sarah Hadralmaut ialah pola lantai satu baris horizontal, satu baris vertikal, jajar genjang, persegi empat dan segitiga. Namun pola lantai tersebut bukan pola lantai baku.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 PetaSerdangBedagai ... 24
Gambar 4.2 Kec.TanjungBeringin ... 26
Gambar 4.3 Gambus... 52
Gambar 4.4 Rebana ... 53
Gambar 4.5 Biola ... 54
Gambar 4.6 Accordion ... 55
Gambar 4.7 Gendang... 56
Gambar 4.8 Rias Penari... 57
Gambar 4.8 BajuKurung ... 58
Gambar 4.9 CelanaPanjang ... 59
Gambar 4.10 Selendang ... 60
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Luas Wilayah danRasion... 25
Tabel 4.2 RagamGerak... 38
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang
Kebudayaan merupakan suatu sistem yang membentuk tatanan kehidupan
dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh individu dengan
individu lainnya atau antara kelompok satu dengan kelompok lainnya, hasilnya
membentuk jaringan pergaulan yang bisa membedakan dan menghubungkan yang
satu dengan yang lainnya. Kebudayan yang mengakar dan mempengaruhi
bentuk-bentuk kebudayaan yang ada di wilayah pesisir Melayu adalah kebudayaan Islam.
Kebudayaan Islam adalah kebudayaan besar di dunia yang berasal dari sebuah
peradaban manusia yang mengakar dan menyebar di seluruh benua.
Kebudayaan Islam terus menyebar dari mulai abad ke-13 sampai sekarang
ini. Eksistensinya menunjukkan kepada dunia bahwa kebudayaan Islam mampu
memperlihatkan keragamannya sekaligus mampu mengikuti perkembangan
zaman dan waktu. Kebudayaan islam meski bermula dari semenanjung Arab kini
menyebar merata keseluruh dunia dengan berbagai adaptasi dan aplikasi yang
diterjemahkan oleh masyarakat pendukungnya. Masing-masing masyarakat Islam
dunia memiliki karakternya sendiri dalam melahirkan kebudayaan yang
mencerminkan dinamika kehidupannya. Dalam satu kebudayaan, seni tari tumbuh
dan berkembang karena masyarakat pendukungnya memerlukan aktivitas untuk
meningkatkan kapasitas dan kwalitas hidupnya, yang sekaligus menguatkan
2
Kelompok-kelompok masyarakat dalam satu kebudayaan sudah lazim
memiliki bentuk seni atau tarinya sendiri. Sebab, suatu kelompok masyarakat
memiliki kepentingan sendiri untuk menguatkan identitasnya. Akhirnya seni tari
menjadi sebuah ekspresi masyarakat yang memunculkan dinamika kebudayaan
suku maupun bangsa. Bentuk-bentuk tari yang kuat dipertahankan suatu
kelompok atau masyarakat, dipastikan mempunyai hubungan yang dekat dengan
tata nilai yang dipegang masyarakatnya. Hubungan dan tata nilai itu umpamanya
yang menyangkut falsafah yang dimilikinya, spirit yang dikandungnya, syiar
syariat yang disampaikannya sampai kepada tentunya nilai-nilai estetis yang
dimiliki tari tersebut. Sepanjang hubungan itu memiliki keterkaitan yang kuat,
tari tetap tumbuh sebagai bagian dari kehidupan masyarakatnya.
Salah satu jenis seni tari tradisi yang hampir dilupakan masyarakat adalah
tari sarah hadralmaut. Tari sarah adalah tari yang hanya ada di desa Nagur daerah
Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai. Desa Nagur adalah desa tertua di bedagai.
Mengenai desa ini ada beberapa risalah yang telah menyebutkan, Diantaranya
adalah uraian Tengku Lukman Sinar bahwa “Kota-kota dagang dari kerajaaan
Haru itu selain kota Cina dekat Labuhan Deli juga meliputi Pulau Kampai (Teluk
Haru di Langkat), Bedagai (di hulunya ada pusat kerajaan Batak Nagur) dan kota
Arakat (Rantau Prapat) yang di pedalamannya ada pusat kerajaan Pannai dengan
bekas reruntuhan candi-candi di Padang Lawas. (Anis.2000:54)
Wilayah pesisir Sumatera Utara termasuk Bedagai, sejak dahulu telah
dikenal banyak menyimpan keragaman budaya serta bentuk-bentuk seni tari yang
3
bangsa. Hal ini mengingat letak wilayah pesisir Bedagai yang cukup strategis.
Bedagai berhadapan langsung dengan Selat Melaka yang dahulunya kawasan itu
dipergunakan sebagai pelabuhan masuk bagi kaum pedagang. Bedagai termasuk
kawasan Melayu Sumatera Timur yang dahulunya sangat dikenal. Sumatera
Timur yang diuraikan oleh TM. Lah Husny bahwa daerahnya menjulur dari
dataran pantai barat hingga sampai kedataran berbukit-bukit mulai dari kabupaten
Aceh Timur, Langkat, Deli Serdang, Asahan, sampai dengan daerah Labuhan
Batu, sepanjang 280 km dari barat laut ke tenggara. (T.M Lah Husnim 1975:7).
Mengenai Sumatera Timur, Belanda menetapkan menjadi keresidenan
sendiri yaitu keresidenan Sumatera Timur. Dalam wilayah keresidenan Sumatera
Timur terdapat beberapa kesultanan Melayu yaitu Langkat, Deli, Serdang dan
Asahan. Dari wilayah kesultanan Melayu inilah berbagai karakter kebudayaan dan
kesenian Melayu berkembang dan memberi kontribusi yang besar terhadap
dinamika kebudayaan Melayu di Sumatera Utara sekarang ini.
Etnis Melayu dalam konteks kebijakannya menghadapi kontinuitas dan
perubahan budaya, menggunakan empat klasifikasi adat: (1) adat sebenarnya adat,
yaitu hukum alam yang seyogyanya harus terjadi menurut waktu dan ruang, jika
dikurangi merusak, jika dilebihi mubazir. Selanjutnya (2) adat yang diadatkan,
yaitu adat yang berasal dari musyawarah dan mufakat masyarakat yang
dipercayakan kepada pemimpinnya. Kemudian (3) adat yang teradat, yaitu
kebiasaan-kebiasaan yang lama kelamaan atau tiba-tiba menjadi adat. Dan yang
4
berbagai kebiasaan, dan cenderung diartikan sebagai upacara-upacara khusus.
(dalam M.Takari dan Heristina 2008:50)
Dari kondisi ini bentuk-bentuk kesenian atau seni tari yang ada tumbuh
dan berkembang atau sebaliknya, pergeseran fungsi kesenian tersebut mengalami
benturan dengan nilai-nilai yang baru. Tari Sarah Hadralmaut termasuk yang
mengalami hal itu. Tari Sarah Hadralmaut adalah seni yang mendapat pengaruh
dari kebudayaan Islam terutama para pedagang Arab dari Yaman. Seiring
dengan usaha pedagang Arab mengembangkan agama Islam di daerah-daerah
yang kuat berkebudayaan Melayu, mereka juga telah meninggalkan tari Sarah
Hadralmaut di daerah-daerah yang dikunjungi termasuk di Bedagai. Mulanya tari
Sarah Hadralmaut adalah tari yang hanya dilakukan oleh komunitas orang-orang
Arab. Bila ramai-ramai mereka berkumpul, tari Sarah Hadralmaut selalu saja
menjadi hiburan yang selalu mereka ditampilkan. Bentuk tari hiburan terasa
dalam penyajian tari Sarah Hadralmaut. Musiknya bertempo kencang ataupun
cepat dan geraknya lebih cepat sedikit dari tari Zapin yang lebih populer dari tari
Sarah Hadralmaut. Namun lama-kelamaan tari Sarah Hadralmaut mulai diwarisi
masyarakat Melayu Bedagai. Awalnya masyarakat setempat ada yang
mempelajari sekadar hiburan, tetapi selanjutnya menjadi bagian hidup masyarakat
dan diwarisi dari satu generasi ke generasi berikutnya, sehingga menjadi tradisi
bagi masyarakat melayu.
Proses akulturasi tentu terjadi juga dalam tari Sarah Hadralmaut. Bila jenis
tari ini di berbagai daerah lain penarinya kaum lelaki, berbeda dengan tari Sarah
5
wanita, ditarikan oleh 6 orang penari hal ini yang menjadi keunikan tari Sarah
Hadralmaut yang dibawa oleh pedagang Arab ke pesisir nusantar yang dilakukan
oleh kaum lelaki. Meski demikian tari Sarah Hadralmaut tetap bertahan beberapa
generasi yang diterima masyarakat sebagai nilai-nilai dalam mengungkapkan
kegembiraan.
Sebagai seni yang bernuansakan Arab, sangat jelas sekali bahwa tari Sarah
Hadralmaut memiliki ciri-ciri kebudayaan Arab, baik dari ritme musik, maupun
dari gerakannya. Gerakannya lincah seperti tidak beraturan. Namun memiliki
harmonisasi penyajian karena memiliki hubungan gerakan dengan penari-penari
lainnya. Tari Sarah Hadralmaut memang tidak sepopuler tari Zapin. Padahal
keduanya sama-sama dipengaruhi oleh kebudayaan Arab yang masuk ke pesisir
nusantara. Pada tari Zapin, gerakannya sudah lebih teratur karena memiliki
ragam-ragam dan gerakan tertentu yang sudah baku. Zapin diiringi dengan musik
yang bisa dilagukan melalui pantun berbentuk empat baris sebagaimna pantun
Melayu yang kita kenal. Sementara tari Sarah Hadralmaut hanya iringan musik
saja tanpa adanya lagu ataupun pantun yang mengirinya.
Hal ini kemudian menarik minat penulis untuk mengkaji bagaimana tari
Sarah Hadralmaut yang dipertunjukan
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan hal-hal yang menjadi pernyataan bagi para
6
luas. Dalam kata lain identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan
akibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan
keadaan-keadaan, dan lain sebagainya) yang menimbulkan beberapa pertanyaan. Uraian
latar belakan diatas menunjukkan bahwa hal-hal yang menarik untuk diteliti. Tari
Sarah Hadralmaut adalah tari yang pernah ada di Desa Nagur. Kondisinya bisa
dipandang dari berbagai sisi. Tetapi untuk pengkajian perlu identifikasi masalah
agar masalah yang diteliti dapat dikenali lebih dekat. Memunculkan identifikasi
masalah supaya permasalahannya juga lebih spesifik, sehingga penelitian yang
akan dilakukan lebih terarah dan terfokus
Adapun kerangka yang akan dicapai dari adanya identifikasi masalah
terhadap materi penelitian adalah apa dan bagaimana tari Sarah Hadralmaut pada
masyarakat Melayu di Desa Nagur Bedagai kabupaten Serdang Bedagai.
Kemudian identifikasi masalah diperjelas sebagaimana dipilahkan dalam uraian
berikut ini :
1. Bagaimana bentuk penyajian tari Sarah Hadralmaut pada masyarakat
Melayu di Desa NagurKabupaten Serdang Bedagai ?
2. Bagaimanakah ragam dan gerak tari Sarah Hadralmaut pada masyarakat
Melayu di Desa Nagur Kabupaten Serdang Bedagai ?
3. Bagaimana busana tari Sarah Hadralmaut pada masyarakat Melayu di
Desa NagurKabupaten Serdang Bedagai ?
4. Bagaimana musik pengiring tari Sarah Hadralmaut pada masyarakat
7
C. Batasan Masalah
Suatu masalah mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perumusan
masalah dan belum tentu masalah-masalah yang telah di identifikasi dapat ditelit.
Agar masalah dapat terjawab secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu
perlu dirumuskan secara spesifik. Hal ini dilakukan agar dalam proses penelitian
dan penganalisian data nantinya pembahasan tidak meluas dan melebar sehingga
penelitian ini lebih terarah. Berkaitan dengan penelitian Rekonstruksi struktur
penyajian dan fungsi tari Sarah pada masyarakat Melayu desa Nagur Bedagai
kabupaten Serdang Bedagai, penulis ingin memberi batasan masalah. Batasan
masalah sangat penting dalam suatu kajian penelitian.Untuk kepentingan
penelitian karya ilmiah suatu hal yang sangat diperhatikan adalah bahwa
penelitian sedapat mungkin tidak terlalu luas. Masalah yang luas akan
menghasilkan analisis yang sangat sempit dan sebaliknya jika mengungkapkan
permasalahan yang sempit dapat mengharapkan analisis secara luas dan
mendalam.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis membatasi masalah penelitian ini
sebagai berikut ;
1. Bagaimana bentuk penyajian tari tari Sarah Hadralmaut pada masyarakat
8
D. Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah seperti yang telah diungkapkan sebelumnya,
maka akan dijelaskan rumusan masalah penelitian ini. Rumusan masalah
merupakan pertanyaan yang lengkap mengenai ruang lingkup permasalahan yang
akan diteliti berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Dalam
perumusan masalah kita akan mampu untuk lebih memperkecil batasan-batasan
masalah yang sekaligus lebih mempertajam arah penelitian. Rumusan masalah
dalam penelitian adalah sebagai berikut : Bagaimanakah bentuk penyajian tari
sarah hadralmaut pada masyarakat melayu di Desa Nagur Kabupaten Serdang
Bedagai.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian selalu dirumuskan untuk mendapatkan gambaran yang
jelas tentang hasil yang akan dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi
Arikunto (1978:69) yang menyatakan “penelitian adalah rumusan kalimat yang
menunjukkan adanya hasil yang diperoleh setelah penelitian itu selesai”. Berhasil
atau tidaknya suatu penelitian yang dilakukan terlihat dari tercapai tidaknya tujuan
penelitian yang telah ditetapkan.
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ;
1. Mendeskripsikan bentuk penyajian tari sarah hadralmaut pada
9
F. Manfaat Penelitian
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, manfaat adalah gunna atau
faedah. Manfaat penelitian juga diharapkan dapat memberi dampak positif
terhadap berbagai kalangan. Baik untuk instansi dan institusi terkait,
lembaga-lembaga kesenian formal maupun non formal, maupun kalangan praktisi kesenian
di Sumatera Utara. Adapun manfaat penelitian terhadap penelitian ini adalah
sebagai berikut ;
a. Mengetahui bentuk penyajian tari Sarah Hadralmaut pada masyarakat
Melayu di Desa Nagur Bedagai kabupaten Serdang Bedagai.
b. Menambah wawasan apresiatif terhadap keberadaan tari yang berkarakter
tari pesisir Bedagai.
c. Dapat memberikan inspirasi bagi kalangan praktisi tari.
d. Sebagai resensi dan literatur untuk melihat keberadaan tari tradisional
lainnya di Sumatera Utara.
e. Menumbuhkan kesadaran untuk memperhatikan dan mengangkat
keberadaan tari tradisional yang hampir dilupakan masyarakat.
f. Sebagai media informasi terhadap pengetahuan tentang sejarah, bentuk,
BAB V
PENUTUP
A.Simpulan
Simpulan yang melengkapi penelitian ini dengan judul bentuk penyajian
Tari Sarah hadralmaut Pada Masyarakat Melayu Desa Nagur Bedagai Kabupaten
Serdang Bedagai tersimpul dalam beberapa catatan. Bahwa tari sarah hadralmaut
adalah bentuk penyajian seni tari dan musik yang mulanya dilakukan oleh
orang-orang Hadralmaut. Mengenai kedatangan orang-orang-orang-orang Hadralmaut sejalan dengan
perkembangan kebudayaan Islam yang dibawa oleh para pedagang Islam
kebeberapa daerah pesisir Melayu termasuk di Batubara.
Kemudian masa berikutnya tari ini diwarisi oleh masyarakat Melayu Desa
Nagur dan masyarakat lebih banyak menyebut tari tersebut sebagai tari Sarah
hadralmaut. Dari penelitian yang dilakukan dapat didekati struktur tari Sarah yaitu
tentang Ragam dan gerak, musik dan alat musik pengiring tari, dan busananya.
Tentang sejarah dan perkembangannya sampai pada kondisi terakhir dapat juga
dideskripsikan untuk memberi latar belakang kedudukkannya.
Tari Sarah hadralmaut adalah tari yang sangat spesifik.Kondisi terakhir
tari ini sudah hampir dilupakan masyarat setempat dan menyisakan beberapa
pelaku yang dalam hal ini dijadikan nara sumber untuk penelitian ini. Adapun
upaya untuk mengetahui struktur tari Sarah hadralmaut adalah dengan
66
B.Saran
Penelitiantentangtari Sarah hadralmautmerupakan penelitian yang sangat
menarik.Sebab banyak hal yang dapat dicatat untuk menyempurnakan penelitian
ini.Namun karena keterbatasan penulis merangkai catatan, maka penelitian ini
masih kurang maksimal. Oleh karena itu penulis memberi saran sebagai berikut;
1. Perlu diperbanyak penelitian-penelitian tentang tari di Sumatera Utara.
2. Kurangnya buku yang berkaitan dengan keberadaan tari tradisonal di
Sumatera Utara, oleh karena itu perlu didata dan dibukukan hasil-hasil
penelitian untuk menambah refensi tentang tari Sumatera Utara.
3. Lembaga-lembagakeseniandiSumatera Utara hendaknyamendokumentasikan
67
DAFTAR PUSTAKA
Al Anis, Moh. 2000. Zapin Melayu di Nusantara. Kuala Lumpur. Yayasan warisan Johor.
Arikunto, Suharsimi. 1978. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta : Rimka Cipta
Hadi Y, Sumandiyo, 2007. Kajian tari, Yogyakarta : Pustaka Book Publisher.
Husny, TM Lah. 1975. Lintasan Sejarah Peradaban dan Budaya Penduduk Melayu Pesisir Deli Sumatera Timur 1612 – 1950. BP. Husny Medan.
Koetjaraningrat, 1976. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Murgianto, Sal. 1979. Seni Menata Tari. Jakarta. Dewan Kesenian Jakarta.
Murgianto, Sal. 1983. Koreografi Pengetahuan Dasar Komposisi Tari. Jakarta. Departemen Pendidikan Dan Kebudayan.
Nasution, S.1992. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito.
Poerwadarminta, WJS. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sinar, T. Luckman. 1990. Pengantar Etnomusikologi dan Tarian Melayu. Medan : Percetakan Perwira.
Sinar, T. Luckman. 1988. Sejarah Deli Serdang, Lubuk Pakam : Badan Penerbit Pemerintah Daerah Tingkat II Deli Serdang.
Soedarsono. 1995. Pengantar Pengetahuan Tari. Jakarta : Lagaligo.
Soedarsono. 1977. Tari-Tarian Indonesia I. Jakarta : Proyek pengembangan Media kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Suparta, IGA Soepardjan, N. 1982. Pengantar Pengetahuan Tari. Surabaya. .
68
Takari, Drs. Muhammad dan Heristina. 2008. Budaya Musik dan tari Melayu Sumatera Utara. Medan : USU Press.