• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI - DOCRPIJM befa48a4bc BAB VIBab 6 Profil Kabupaten Kab Bantul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB VI - DOCRPIJM befa48a4bc BAB VIBab 6 Profil Kabupaten Kab Bantul"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

6.1

Gambaran Geografi dan Administratif Wilayah

Luas wilayah Kabupaten Bantul 506,85 Km2 (15,90 % dari Luas wilayah DIY). Letak geografis Kabupaten Bantul terletak antara 07° 44' 04" - 08° 00' 27" Lintang Selatan dan 110° 12' 34" - 110° 31' 08" Bujur Timur. Kabupaten Bantul terletak di sebelah Selatan Daerah Istimewa Yogyakarta, berbatasan dengan :

 Sebelah Utara: Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman

 Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

 Sebelah Timur : Kabupaten Gunung Kidul

 Sebelah Barat: Kabupaten Kulon Progo

Gambar 6. 1 Posisi kabupaten Bantul

Secara administratif Kabupaten Bantul terdiri dari 17 kecamatan yang dibagi menjadi 75 desa dan 933 pedukuhan. Pembagian administrasi dan luas masing-masing kecamatan dapat dilihat pada Tabel berikut ini. Desa-desa di Kabupaten Bantul dibagi lagi berdasarkan statusnya menjadi desa perdesaan (rural area) dan desa perkotaan (urban area).

Tabel 6. 1 Jumlah Desa, Pedukuhan, dan Luas Kecamatan di Kabupaten Bantul

No. Kecamatan Jumlah Desa Jumlah Pedukuhan Luas (Km2)

(2)

No. Kecamatan Jumlah Desa Jumlah Pedukuhan Luas (Km2)

Sumber : Bagian Tata Pemerintahan Setda Kab. Bantul

Tabel 6. 2 Status Desa (Pedesaan/Perkotaan) Kabupaten Bantul

No. Kecamatan

Status Desa/Kelurahan

Pedesaan Pekotaaan

1 Srandakan Poncosari Trimurti

2 Sanden Srigading Gadingsari

Gadingharjo

5 Bambanglipuro Sumbermulyo Sidomulyo

Mulyodadi

6 Pandak Caturharjo

Triharjo

(3)

7 Bantul Sabdodadi Palbapang

Ringinharjo

Bantul

Trirenggo

8 Imogiri Selopamioro

Sriharjo

12 Piyungan Sitimulyo Srimulyo

Srimartani

13 Banguntapan Tamanan

Jagalan

14 Sewon Pendowoharjo

Timbulharjo

Bangunharjo

Panggungharjo

15 Kasihan Tamantirto

Ngestiharjo

Bangunjiwo

Tirtonirmolo

(4)

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa Kecamatan Dlingo mempunyai wilayah paling luas, yaitu 55,87 Km2. Sedangkan jumlah desa dan pedukuhan yang terbanyak terdapat di Kecamatan Imogiri dengan delapan desa dan 72 pedukuhan. Berdasarkan RDTRK dan Perda mengenai batas wilayah kota, maka status desa/kalurahan dapat dipisahkan sebagai desa/kelurahan perdesaan dan perkotaan. Secara umum jumlah desa yang termasuk dalam wilayah perkotaan sebanyak 41 desa, sedangkan desa yang termasuk dalam kawasan perdesaan sebanyak 34 desa.

(Sumber: http://kewilayahan.bantulkab.go.id)

(5)

(Sumber: http://kewilayahan.bantulkab.go.id)

Gambar 6. 3 Wilayah Perkotaan Kabupaten Bantul

6.2

Gambaran Demografi

Profil demografi menjelaskan mengenai struktur penduduk Kabupaten Bantul. Profil demografi menjelaskan pula laju pertambahan dan kepadatan penduduk di Kabupaten Bantul.

4.2.1 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Profil demografi menjelaskan mengenai struktur penduduk Kabupaten Bantul. Profil demografi menjelaskan pula laju pertambahan dan kepadatan penduduk di Kabupaten Bantul.

Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

(6)

Sumber: BPS Kabupaten Bantul

Gambar 6. 4 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Per Kelompok Umur, 2013

Sumber: BPS Kabupaten Bantul

(7)

Sumber: BPS Kabupaten Bantul

Gambar 6. 6 Struktur Penduduk Kabupaten Bantul Berdasarkan Jenis Kelamin, 2013

4.2.2 Laju Pertambahan dan Kepadatan Penduduk

Dilihat dari laju pertumbuhan penduduk per kecamatan, Kecamatan Banguntapan tercatat sebagai kecamatan dengan laju pertumbuhan penduduk tertinggi yakni 3,11 persen pertahun. Kecamatan ini merupakan kawasan pertanian yang telah berkembang menjadi Kawasan Perkotaan Yogyakarta, sehingga banyak migrasi penduduk ke daerah tersebut. Adanya universitas yang ada di wilayah tersebut makin menambah kaum urban berdatangan.

Kecamatan Sanden merupakan Kecamatan yang memiliki tingkat pertumbuhan penduduk terkecil yaitu 0,38 persen per tahun. Rendahnya pertumbuhan penduduk di Kecamatan Sanden terutama disebabkan oleh banyaknya penduduk setempat yang migrasi ke daerah lain atau negara lain sebagai TKI.

.

Laki-laki

466.771

50%

Perempuan

(8)

Sumber: BPS Kabupaten Bantul, 2013

Gambar 6. 7 Laju Pertumbuhan Penduduk Kecamatan

Proyeksi penduduk Kabupaten Bantul tahun 2013-2019 disajikan dalam gambar di bawah ini.

Gambar 6. 8 Proyeksi Penduduk Kabupaten Bantul Tahun 2013-2019

Penduduk Kabupaten Bantul mendiami wilayah dengan luas 506,85 kilometer persegi, sehingga angka kepadatan penduduk Kabupaten Bantul tahun 2013 adalah 1.847 orang per kilo meter persegi. Kepadatan tertinggi adalah Kecamatan Banguntapan yaitu sebesar 4.218 orang per kilometer persegi. Kecamatan Dlingo dengan kepadatan 636 orang per kilometer persegi tercatat sebagai kecamatan dengan kepadatan terendah.

936.308

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Ji

wa

Tahun

(9)

Sumber: BPS Kabupaten Bantul, 2013

Gambar 6. 9 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Bantul, 2013

(10)

dan 11,44 persen. Sementara sebaran penduduk 14 kecamatan lainnya berkisar antara 3 sampai 7 persen.

Sumber: BPS Kabupaten Bantul, 2013

Gambar 4. 1 Distribusi Persentase Penduduk Kecamatan Kabupaten Bantul

6.3

Gambaran Topografi

(11)

No. Kecamatan Luas (Ha) 0-7m 7-25m 25-100m 100-500m >500m

1 Srandakan 1.058 776 - - - 1.834

2 Sanden 1.246 1.081 - - - 2.327

3 Kretek 924 1.335 190 101 - 2.550

4 Pundong - 1.938 230 199 - 2.376

5 Bambanglipuro - 1.494 788 - - 2.282

6 Pandak - 1.312 1.117 - - 2.429

7 Pajangan - 221 2.646 452 - 3.319

8 Bantul - - 2.199 - - 2.199

9 Jetis - - 2.549 11 - 2.560

10 Dlingo - - 815 4.819 - 5.634

11 Banguntapan - - 2.154 475 - 2.629

12 Pleret - - 1.783 345 - 2.128

13 Piyungan - - 1.965 1.347 - 3.312

14 Sewon - - 2.676 - - 2.676

15 Kasihan - - 2.608 630 - 3.238

16 Sedayu - - 3.262 149 - 3.411

17 Imogiri - 791 2.718 2.272 - 5.781

Jumlah 3.228 8.948 27.7099 10.800 - 50.685

(12)

Gambar 6. 11 Kondisi Ketinggian Tanah Kabupaten Bantul

(13)

yaitu DAS Progo, DAS Opak, dan DAS Oya. DAS Oya mempunyai satu DAS yaitu sub-DAS Oya. Untuk sub-DAS Opak mempunyai 12 sub-sub-DAS yaitu sub-sub-DAS Opak, Gawe, Buntung, Tepus, Kuning, Mruwe, Kedung Semerengan, Code, Gajah Wong, Winongo, Bulus, dan Belik. DAS Progo mempunyai satu sub-DAS yaitu sub-DAS Bedog. Secara keseluruhan DAS di wilayah Kabupaten Bantul menempati lahan seluas 323,5624 Ha. DAS yang menempati areal paling luas adalah DAS Opak dengan luas 218,7754 Ha. DAS Progo menempati luas 87,875 Ha, sedangkan DAS Oya menempati lahan seluas 16,9125 Ha. Sungai-sungai tersebut merupakan sungai yang berair sepanjang tahun (permanen), meskipun untuk sungai yang kecil pada musim kemarau debit airnya relatif sedikit. Salah satu fungsi dari masing-masing DAS adalah untuk mengairi areal pertanian. Untuk DAS Opak luas lahan yang diairi adalah 8.567 Ha dan untuk DAS Progo luas lahan yang diairi adalah 5.044 Ha. Di samping itu air sungai juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Secara umum wilayah kabupaten Bantul adalah wilayah basah, terdapat akuifer air tanah, kedalaman air tanah kurang dari 10 m. Berdasarkan kualitasnya air tanah banyak yang tercemar oleh nitrat dan bakteri coli, sedang air permukaan tercemar oleh limbah rumah tangga dan industri (gula, penyamakan kulit, batik, dsb).

Gambar 6. 13 Kondisi Daerah Aliran Sungai Kabupaten Bantul

(14)

banjir dan tsunami di wilayah pantai. Tanah dengan batuan dasar regosol mendominasi kawasan kabupaten Bantul, secara umum kesuburan bagus. Tekanan konversi lahan untuk urbanisasi tinggi pada kawasan dekat dengan ruas jalan utama.

Gambar 6. 14 Kondisi Geologi Kabupaten Bantul

(15)

Gambar 6. 15 Kondisi Jenis tanah Kabupaten Bantul

6.6

Gambaran Klimatologi

(16)

Gambar 6. 16 Kondisi Daerah Aliran Sungai Kabupaten Bantul

Data curah hujan disajikan sebagai perbandingan adalah data pada tahun 2012 dan 2013. Untuk mengetahui pola curah hujan pada suatu wilayah tertentu diperlukan parameter data minimal berupa banyaknya hari hujan dan intensitas curah hujan yang secara spasial tertuang dalam Peta Intensitas Curah Hujan Tahunan. Akan tetapi untuk keperluan analisis pola curah hujan akan lebih tepat apabila menggunakan data yang diambil dalam kurun waktu sedikitnya lima tahun yang berurutan.

Tabel 6. 4 Pola Curah Hujan Kab. Bantul Tahun 2012 dan 2013

No Bulan

2011 2012

HH mm HH mm

1. Januari 31 64,93 17,50 188,00

2. Februari 29 365,59 12,60 194,80

3. Maret 31 350,54 10,17 109,50

4. April 21 163,54 10,38 129,25

5. Mei 7 20,25 0 0

6. Juni 1 4,41 1,67 45,67

7. Juli 0 0 2,00 0

8. Agustus 0 0 0 0

9. September 0 0 0 0

(17)

HH mm HH mm

12. Desember 27 276,33 10,43 225,71

Jumlah 193 1780,71 72,74 1089,13

Rata-rata 16,08 148,39 6,06 90,76

Sumber : Dipertahut Kabupaten Bantul 2013

6.7

Kondisi Sosial dan Ekonomi

Selama kurun waktu lima tahun (2005-2009) pertumbuhan ekonomi yang dicapai Kabupaten Bantul memiliki kinerja yang cukup baik, bahkan saat gempa terjadi tahun 2006 (lihat Tabel berikut). Berdasarkan harga berlaku tampak pertumbuhan ekonomi yang dicapai fluktuatif dan pertumbuhan ekonomi berdasarkan harga konstan menunjukan kecenderungan yang lebih baik, yakni cenderung meningkat. Pada tahun 2009, dengan angka pertumbuhan harga berlaku yang lebih rendah dibandingkan tahun 2008 (9,84% dibanding 15,73%) menghasilkan angka pertumbuhan harga konstan yang relatif tetap (4,47% dibanding 4,90%). Artinya pertumbuhan yang dicapai tahun 2009 betul-betul disebabkan oleh bertambahnya barang dan jasa bukan oleh kenaikan harga semata. Hal yang sama tidak hanya terjadi pada tahun 2009 tetapi juga pada tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan angka pertumbuhan harga berlaku dan harga konstan.

Tabel 6. 5 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bantul Berdasarkan Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2005-2009

(18)

Domestik Regional Bruto Kabupaten Bantul tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 6. 6 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bantul Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

(19)

Tabel 6. 7 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bantul Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 – 2009 (Persen)

Dengan membandingkan PDRB dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun dapat diketahui besarnya perkembangan pendapatan PDRB per kapita Kab. Bantul 2009-2011 seperti disajikan table dibawah ini.

Tabel 6. 8 Produktivitas Per Sektor Kabupaten Bantul 2009-2011

No Sektor 2009 2010 2011

(Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 PDRB 3,779,948 100 3,968,198 100 3,967,433 -

1.1 Pertanian 919,417 24.32 947,062 23.87 942,185 23,75

1.2 Pertambangan dan Penggalian 35,783 0.95 36,525 0.92 35,786 0.90

1.3 Industri Pengolahan 610,781 16.16 647,737 16.16 611,222 15,41

1.4 Listrik, Gas & Air Bersih 34,448 0.91 37,257 0.94 37,611 0.95

1.5 Konstruksi 434,409 11.49 449,570 11.33 471,648 11.89

1.6 Perdagangan, Hotel & Restoran 746,833 19.76 791,789 19.95 799,437 20.15

1.7 Pengangkutan & Komunikasi 268,145 7.09 287,236 7.24 290.098 7,31

1.8 Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan

230,768 6.11 250,255 6.31 250,106 6,304

(20)

di Bantul sangat mempengaruhi munculnya pergeseran sistem nilai tradisional masyarakat pada pola moderen. Telah diinventarisasi 48 Kawasan Cagar Budaya di Bantul meliputi kawasan, kelompok bangunan, komponen bangunan dan bangunan tunggal. Antara lain meliputi kawasan Parangtritis, sebagian Kotagede, Ambarbinangun, dan Imogiri. Kurangnya fasilitas seni budaya sangat berpengaruh terhadap pelestarian seni pertunjukkan tradisional maupun pengembangan seni moderen dan kontemporer. Ketahanan budaya masyarakat perlu ditingkatkan dalam menghadapi derasnya pengaruh global. Penghargaan masyarakat pada kreativitas dan apresiasi seniman masih kurang memadai.

(21)

6.2 Gambaran Demografi ... 5

4.2.1 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 5

4.2.2 Laju Pertambahan dan Kepadatan Penduduk ... 7

6.3 Gambaran Topografi ... 10

6.4 Gambaran Geohidrologi ... 13

6.5 Gambaran Geologi ... 13

6.6 Gambaran Klimatologi ... 15

6.7 Kondisi Sosial dan Ekonomi ... 17

Tabel 6. 1 Jumlah Desa, Pedukuhan, dan Luas Kecamatan di Kabupaten Bantul ... 1

Tabel 6. 2 Status Desa (Pedesaan/Perkotaan) Kabupaten Bantul ... 2

Tabel 6. 3 Ketinggian Wilayah Kabupaten Bantul Per Kecamatan ... 11

Tabel 6. 4 Pola Curah Hujan Kab. Bantul Tahun 2012 dan 2013 ... 16

Tabel 6. 5 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bantul Berdasarkan Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2005-2009... 17

Tabel 6. 6 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bantul Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 ... 18

Tabel 6. 7 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bantul Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 – 2009 (Persen) ... 19

Tabel 6. 8 Produktivitas Per Sektor Kabupaten Bantul 2009-2011 ... 19

Gambar 6. 1 Posisi kabupaten Bantul ... 1

Gambar 6. 2 Peta Administratif Kabupaten Bantul ... 4

Gambar 6. 3 Wilayah Perkotaan Kabupaten Bantul ... 5

Gambar 6. 4 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Per Kelompok Umur, 2013 ... 6

Gambar 6. 5 Sex Ratio Penduduk Menurut Kecamatan ... 6

Gambar 6. 6 Struktur Penduduk Kabupaten Bantul Berdasarkan Jenis Kelamin, 2013 ... 7

Gambar 6. 7 Laju Pertumbuhan Penduduk Kecamatan ... 8

Gambar 6. 8 Proyeksi Penduduk Kabupaten Bantul Tahun 2013-2019... 8

Gambar 6. 9 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Bantul, 2013 ... 9

Gambar 6. 10 Jumlah Penduduk Per Kecamatan Kab. Bantul Tahun 2012 (BPS, 2012) ... 9

Gambar 6. 11 Kondisi Ketinggian Tanah Kabupaten Bantul ... 12

Gambar 6. 12 Kondisi Kemiringan Tanah Kabupaten Bantul ... 12

Gambar

Tabel 6. 1 Jumlah Desa, Pedukuhan, dan Luas Kecamatan di Kabupaten Bantul
Tabel 6. 2 Status Desa (Pedesaan/Perkotaan) Kabupaten Bantul
Gambar 6. 2  Peta Administratif Kabupaten Bantul
Gambar 6. 3 Wilayah Perkotaan Kabupaten Bantul
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah penduduk Kabupaten Gresik hingga tahun 2013 yaitu 1.307.995 jiwa dimana wilayah dengan jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Menganti sebesar 118.888

Jumlah penduduk miskin Kabupaten Seruyan pada periode tahun 2008 – 2012 juga menurun, berbanding terbalik dengan jumlah penduduk yang di atas garis kemiskinan. Pada tahun

penduduk Kabupaten Minahasa Selatan tersebar pada bentang wilayah dengan kepadatan yang.. cukup rendah dan sebagian besar terkonsentrasi di ibukota

Ketentuan jenis sistem yang dianjurkan pada tahapan pertumbuhan daerah perkotaan “dianjurkan dan layak“ diperhatikan untuk berbagai tingkat kepadatan penduduk

Peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Jember pada tahun 2007 tentu.. saja berdampak pada peningkatan kepadatan

Sumber: Musi Rawas Dalam Angka 2016, BPS Kabupaten Musi Rawas 2015. Grafik 2.2 Kepadatan Penduduk Kabupaten Musi Rawas

Bulukumba tahun 2010 sebanyak 35.594 orang atau 8,93% dari total penduduk Kabupaten Bulukumba termasuk dalam kategori penduduk miskin. Jumlah

Luas Wilayah Rata-rata, Jumlah Penduduk per Desa, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Empat Lawang Tahun 2012.. No Kecamatan