• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab VI - DOCRPIJM 1503558809006 BAB VI PROFIL KABUPATEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Bab VI - DOCRPIJM 1503558809006 BAB VI PROFIL KABUPATEN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Bab

VI

Profil

Kabupaten

Lamongan

6.1.

GAMBARAN

GEOGRAFIS

DAN

ADMINISTRATIF

WILAYAH

6.1.1. WilayahAdministrasiKabupatenLamongan

Kabupaten Lamongan memiliki luas wilayah kurang lebih 1.812,80 Km² setara 181.280 Ha atau + 3.78 % dari luas wilayah Propinsi Jawa Timur dengan panjang garis pantai sepanjang 47 Km. Batas wilayah administratif Kabupaten Lamongan adalah

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Jawa

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Gresik

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kab. Jombang dan Kab. Mojokerto Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kab. Bojonegoro dan Kab. Tuban.

Letak dan Kondisi Geografis Kabupaten Lamongan secara geografis terletak pada 6º 51’ 54” sampai dengan 7º 23’ 6” Lintang Selatan dan diantara garis bujur timur 112° 4’ 41” sampai 112° 33’ 12” bujur timur.Wilayah Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik yaitu :

Bagian Tengah Selatan : Merupakan dataran rendah yang relatif subur yang

(2)

Bagian Selatan dan Utara : Merupakan pegunungan kapur berbatu batu dengan

kesuburan sedang. Kawasan ini terdiri dari Kecamatan Mantup,nSambeng, Ngimbang, Bluluk, Sukorame, Modo, Brondong, Paciran, dan Solokoro.

Bagian Tengah Utara : Merupakan daerah Bonorowo yang merupakan daerah

rawan banjir. Kawasan ini meliputi Kecamatan Sekaran, Maduran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Turi, Karangbinangun dan Glagah.

Tabel 6.1. Luas Wilayah Kabupaten Bangkalan Tahun 2013

No Kecamatan LuasWilayah JarakKeIbuKota

Kabupaten

(3)

Gambar 6.1. Wilayah Administrasi Kabupaten Lamongan

6.1.2. PenggunaanLahanKabupatenLamongan

(4)

Tabel 6.2. Penggunaan Lahan Kabupaten lamongan

No JenisPenggunaanLahan Luas(Ha) Porsentase

(%)

1 Permukiman 13.030,00 7,19

2 Sawah Irigasi 45.841,00 25,29

3 Sawah Tadah Hujan 33.479,00 18,47

4 Perkebunan 9.919,14 5,47

5 Hutan 33.717,30 18,60

6 Hutan Rakyat 7.098,10 3,92

7 Tambak 1.380,05 0,76

8 Sungai 8.760,00 4,83

9 Waduk 8.719,50 4,81

10 Tegalan / Ladang 12.138,91 6,70

11 Pertambangan 1.200,00 0,66

12 Peruntukan lainnya (Rawa, Tanah Tandus, dll) 5.997,00 3,31

Jumlah 181.280,00 100,00

Sumber:KabupatenLamonganDalamAngkaTahun2013

(5)

6.2.

GAMBARAN

DEMOGRAFIS

6.2.1. JumlahPenduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Lamongan hingga tahun 2013 yaitu 1.179.059 jiwa dimana wilayah dengan jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Paciran sebesar 90.700 jiwa sedangkan wilayah dengan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Sukorame sebesar 20.126 jiwa, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel .

Tabel 6.3. Jumlah penduduk Kabupaten Lamongan Tahun 2013

NO KECAMATAN LAKILAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 Sukorame 9.916 10.210 20.126

2 Bluluk 10.321 11.108 21.429

3 Ngimbang 21.610 22.068 43.678

4 Sambeng 23.677 24.321 47.998

5 Mantup 21.067 21.683 42.750

6 Kembangbahu 22.910 23.122 46.032

7 Sugio 26.639 27.839 54.478

8 Kedungpring 24.138 26.175 50.313

9 Modo 21.754 23.234 44.988

10 Babat 37.491 38.687 76.178

11 Pucuk 18.838 20.215 39.053

12 Sukodadi 24.554 26.128 50.682

13 Lamongan 31.864 33.219 65.083

14 Tikung 20.511 20.972 41.483

15 Sarirejo 11.102 11.401 22.503

16 Deket 20.466 20.579 41.045

17 Glagah 17.232 17.782 35.014

18 Karangbinangun 16.160 17.125 33.285

19 Turi 23.522 24.189 47.711

20 Kalitengah 14.438 15.656 30.094

21 Karanggeneng 17.323 19.286 36.609

22 Sekaran 15.685 17.758 33.443

23 Maduran 12.234 14.054 26.288

24 laren 16.729 19.763 36.492

25 Solokuro 18.384 21.146 39.530

26 Paciran 43.986 46.714 90.700

27 Brondong 30.287 31.787 62.074

Jumlah 572.838 606.221 1.179.059

(6)

6.2.2. KepadatanPenduduk

Kepadatan penduduk Kabupaten Lamongan di masing – masing kawasan memiliki tipikal yang berbeda hal ini dipengaruhi oleh faktor luasan serta jumlah penduduk yang ada pada kawasan tersebut. Dilihat dari tingkat kepadatannya pada tahun 2013 penduduk Kecamatan Paciran mempunyai tingkat kepadatan paling tinggi dibandingkan Kecamatan lainnya yaitu sebesar 1.894 Jiwa/Km². Tingkat

kepadatan paling rendah yaitu berada di Kecamatan Sambeng dengan kepadatan penduduk sebesar 246 Jiwa/Km². Selanjutnya rincian tingkat kepadatan dan jumlah

penduduk di Kabupaten Lamongan dapat dilihat pada Tabel.

Tabel 6.4. Kepadatan Penduduk Kabupaten Lamongan Tahun 2013

No Kecamatan LuasWilayah

(7)

6.3.

GAMBARAN

TOPOGRAFI

Jika dilihat dari tingkat kemiringan tanahnya, wilayah Kabupaten Lamongan merupakan wilayah yang relatif datar, karena hampir 72,5% lahannya adalah datar atau dengan tingkat kemiringan 0‐2% yang tersebar di kecamatan Lamongan, Deket, Turi,Sekaran, Tikung, Pucuk, Sukodadi, Babat, Kalitengah, Karanggeneng,Glagah, Karangbinagun,Mantup, Sugio, Kedongpring, Sebagian Bluluk, Modo, dan Sambeng, sedangkan hanya sebagian kecil dari wilayahnya adalah sangat curam, atau kurang dari 1% (0,16%) yang mempunyai tingkat kemirimgan lahan 40% lebih.

Kondisi topografi Kabupaten Lamongan dapat ditinjau dari ketinggian wilayah di atas permukaan laut dan kelerengan lahan. Kabupaten Lamongan terdiri dari dataran rendah dan berawa dengan ketinggian 0‐20 m dengan luas 50,17% dari luas Kabupaten Lamongan, daratan ketinggian 25‐100 m seluas 45,68% dan sisanya 4,15% merupakan daratan dengan ketinggian di atas 100 m.

(8)

24 Laren 7.285 2.315 ‐ ‐ 9.6 25 Solokuro 2.110 7.850 142 ‐ 10.102 26 Paciran ‐ 4.314 425 50 4.789 27 Brondong 5.047 2.337 75 ‐ 7.459 Jumlah 131.352 40.474 9.172 282 181.28

LamonganDalamAngkaTahun2013

6.4.

GAMBARAN

GEOHIDROLOGI

Secara umum keberadaan air di Kabupaten Lamongan didominasi oleh air permukaan, dimana pada saat musim penghujan dijumpai dalam jumlah yang melimpah hingga mengakibatkan bencana banjir namun sebaliknya pada saat musim kemarau disebagian besar wilayah Kabupaten Lamongan relatif berkurang. Ketersediaan air permukaan ini sebagian tertampung di waduk‐waduk, rawa, embung dan sebagian lagi mengalir melalui sungai‐sungai. Kabupaten Lamongan dilewati oleh 3 buah sungai besar, yaitu Sungai Bengawan Solo sepanjang ± 68 Km dengan debit rata–rata 531,61 m3/bulan (debit maksimum 1.758,46 m3 dan debit minimum 19,58 m3) yang bermata air di Waduk Gajah Mungkur (Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah), Kali Blawi sepanjang ± 27 Km dan Kali Lamong sepanjang ± 65 Km yang bermata air di Kabupaten Lamongan.

Wilayah Kabupaten Lamongan mempunyai morfologi yang relatif datar bahkan pada beberapa wilayah banyak dijumpai cekungan–cekungan yang saat ini berupa rawa. Di beberapa daerah masih terdapat area dengan keadaan genangan yang berlangsung periodik selama setengah bulan sampai dengan tiga bulan pada musim kemarau.

6.5.

GAMBARAN

GEOLOGI

(9)

masih berupa lautan (bagian dari Cekungan Jawa Timur). Selanjutnya terjadi proses sedimentasi secara berurutan ke atas berupa penghamparan batuan sedimentasi laut yang kaya unsur karbonatan. Proses ini berlangsung hingga kurang lebih 19 juta Tahun (hingga Kala Polisen). Pada kurang lebih 1,8 juta Tahun yang lalu terjadi aktifitas tektonik (Orogenesa Plio‐Pleistosen) yang menyebabkan terangkatnya Kabupaten Lamongan muncul ke permukaan laut.

6.6.

GAMBARAN

KLIMATOLOGI

Aspek klimatologi ditinjau dari kondisi suhu dan curah hujan. Keadaan iklim di Kabupaten Lamongan merupakan iklim tropis yang dapat dibedakan atas 2 (dua) musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember sampai dengan bulan Mei, sedangkan pada bulan‐bulan lain curah hujan relatif rendah. Rata‐rata curah hujan pada Tahun 2013 dari hasil pemantauan 25 stasiun pengamatan hujan tercatat sebanyak 1.403 mm dan hari hujan tercatat 71.16 hari.

6.7.

KONDISI

SOSIAL

DAN

EKONOMI

Sebagai langkah strategis dalam mengimplementasikan kebijakan pembangunan ekonomi daerah, maka ada komponen utama yang perlu diketahui yaitu potensi unggulan daerah. Dengan mengetahui dan memahami potensi unggulan daerah dapat diketahui sektor‐sektor basis dan unggulan yang dapat dipacu/diakselerasi dan dioptimalkan guna memacu perkembangan kondisi perekonomian / pembangunan daerah pada wilayah tersebut. Hal ini tentunya akan digunakan sebagai pendorong dalam mewujudkan pembangunan ekonomi berbasis potensi sumber daya yang ada di Kabupaten Lamongan.

(10)

1. Sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan dan perikanan,

2. Sektor industri pengolahan (khususnya sub sektor industri tanpa migas: industri tekstil, barang kulit, barang kayu, kertas dan barang cetakan),

3. Sektor bangunan / kontruksi,

4. Sektor perdagangan, hotel dan restoran (khususnya sub sektor perdagangan besar dan eceran dan sub sektor hotel),

5. Sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan serta

6. Sektor jasa (khususnya sub sektor sosial dan kemasyarakatan, hiburan, rekreasi, dan perorangan dan rumah tangga).

Selain berdasarkan hasil analisis diatas, potensi unggulan suatu daerah juga dapat dilihat dari kondisi sumberdaya yang dimiliki. Berdasarkan kondisi sumber daya alam yang ada, potensi unggulan daerah Kabupaten Lamongan di sektor pertanian khususnya nampak pada sub sektor tanaman pangan dan sub sektor perikanan. Dengan total baku lahan sawah seluas 83.213 hektare(sekitar 7,23% dari total Jawa Timur Kabupaten Lamongan pada tahun 2013 mampu memberikan kontribusi produksi gabah sebanyak 776.085 ton GKG (7,14% dari total produksi gabah di Jawa Timur atau terbesar ke‐2 di Jawa Timur). Kabupaten Lamongan juga merupakan penghasil nomor 5 (lima) terbesar di Jawa Timur untuk komoditi jagung, yaitu sebesar 5,61% dari total Jawa Timur.

Sedangkan untuk sub sektor perikanan, Kabupaten Lamongan mampu memberikan kontribusi sebesar 15,25% dari total produksi ikan di Jawa Timur atau merupakan penghasil ikan terbesar di Jawa Timur, yaitu sekitar 65.874,984 ton senilai kurang lebih Rp.446 milyard. Kontribusi terbesar produksi ikan di Kabupaten Lamongan disumbangakan oleh produksi ikan air tawar (sawah tambak) dan produksi perikanan laut. Perikana sawah tambak yang didukung areal 22.422,49 hektare mampu memberikan produksi ikan air tawar sebesar di Jawa Timur, sedangkan perikanan laut yang didukung 19.994 nelayan dan 5.385 armada kapal penangkap ikan mampu menghasilkan produksi ikan terbesar nomor 3 (tiga) di Jawa Timur setelah Kabupaten Sumenep dan Probolinggo.

(11)

Lamongan berkembang 13.676 unit industri non formal dan 445 unit industri formal yang kesemuanya memberikan kontribusi yang tidak sedikit terhadap perekonomian daerah dan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Lamongan.

Sektor bangunan /kontruksi merupakan salah satu sektor unggulan daerah di Kabupaten Lamongan.Hal ini menunjukkan suatu indikasi cepatnya laju gerak pembangunan sarana prasarana di Kabupaten Lamongan, baik itu berupa gedung,jalan jembatan,sarana irigasi dan infrastruktur lainnya seperti pelabuhan penyeberangan (ASDP), obyek wisata (WBL) dan kawasan industri (LIS) yang didukung peranan swasta/ investor.

Besarnya volume perdagangan di Kabupaten Lamongan khususnya komoditi pertanian, pertambangan dan penggalian dan industri hasil produk lamongan merupakan suatu potensi unggulan daerah yang perlu didukung dengan system pemasaran yang efisien dan dukungan sarana prasarana (infrastruktur) yang baik. Surplus beras pada tahun 2013 yang kurang lebih mencapai 358.000 ton merupakan salah satu komodoti perdagangan unggulan daerah, demikian juga komoditi perikanan air tawar (sawah tambak) dan perikanan laut yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian daerah. Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2013 memberikan perumbuhan ekonomi tertinggi, yaitu sebesar 10,37%.

Sedangkan untuk sektor jasa, khususnya sub sektor hiburan dan rekreasi menunjukkan suatu perkembangan yang nyata/ significant untuk memberikan kontribusi yang semakin meningkat terhadap perokonomian daerah Kabupaten Lamongan. Pembangunan Wisata Bahari Lamongan (WBL) nampak nyata memberikan pengaruh langsung terhadap besarnya kontribusi sub sektor ini terhadap PDRB. Dengan kunjungan wisatawan mencapai kurang lebih 850.000 per tahun merupakan suatu potensi daerah yang besar untuk terus dikembangkan dan disinergikan dengan obyek wisata lainnya seperti wisata religi / ziarah Makam Sunan Drajat dan Goa Maharani. Keberadaan WBL juga secara tidak langsung memberikan multiplayer effect terhadap kembang tumbuhnya kegiatan ekenomi produktif lainnya di masyarakat. Pada tahun 2013 sub sektor hiburan dan rekreasi mampu tumbuh sebesar 5,23%.

(12)

yang terkandung dan tersedia di daerah tersebut, tetapi juga meliputi potensi ekonomi di luar teritori Wilayah Lamongan yang dapat mendatangkan manfaat bagi Lamongan. Melalui riset peta potensi unggulan daerah baik yang bersifat internal maupun lingkungan eksternal‐luar daerah, propinsi bahkan nasional disertai dengan strategi pemasaran daerah, Kab.Lamongan memanfaatkan peluang dan potensi tersebut demi terwujudnya kemajuan perekonomian daerah dan masyarakat Lamongan. Wilayah Kab.Lamongan yang mempunyai letak strategis di antara pusat‐ pusat pertumbuhan di Jawa Timur merupakan potensi yang cukup besar untuk dioptimalkan dalam rangka pengembangan wilayah.

Model pembangunan ekonomi daerah dengan pendekatan kutub pertumbuhan (Growth Pole Approach), yaitu menciptakan pusat‐pusat pertumbuhan (growth pole) khususnya di wilayah pantura dengan pihak investor merupakan strategi yang telah dikembangkan selama beberapa tahun ini. Diharapkan pusat‐ pusat pertumbuhan tersebut bisa menjadi engine of growth dari perekonomian Kabupaten Lamongan secara keseluruhan tanpa mengesampingkan pengembangan wilayah lainnya.

A. Pertumbuhan

Nilai total PDRB ADHK (Atas Dasar Harga Konstan) Kabupaten Lamongan pada tahun 2013 (yang masih merupakan angka estimasi/sangat sementara) adalah sebesar Rp.4,082 triliun. Sedangkan berdasarkan atas dasar berlaku (ADHB), PDRB Kabupaten Lamongan mencapai Rp.5,872 triliun atau meningkat sebesar 10,24% dibandingkan tahun 2012 dimana sebesar Rp.2,283 triliun disumbangkan oleh sektor pertanian .

Perkembangan pencapaian kemajuan perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari nilai pertumbuhan perekonomian yang dicapai tiap tahunnya. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamongan pada tahun 2013 mencapai 5,11%. Pertumbuhan ekonomi selama 5 (Lima) tahun terakhir (2009 s/d 2013) menunjukkan pola kecenderungan yang semakin meningkat. Namun demikian pencapaian pertumbuhan ekonomi tersebut disadari masih dibawah rata‐rata pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan Nasional yang pada tahun 2013 mencapai 5,5%.

(13)

rata‐rata Jawa Timur dan Nasional Persoalan struktural yang dialami oleh sektor pertanian selama ini mengakibatkan rendahnya kontribusi sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Hal ini dapat dilihat dari nilai pertumbuhan ekonomi yang disumbangakan oleh sektor pertanian selam kurun waktu 2009‐ 2013 relatip stagnan, dimana pada tahun 2013 hanya tumbuh sebesar 1,72%, paling rendah dibandingkan pertumbuhan sektor‐sektor lainnya. Berkaitan dengan kondisi tersebut, upaya peningakatan nilai tambah produk‐produk komoditi pertanian pada tahun‐tahuin mendatang melalui pengembangan kegiatan pengolahan hasil komoditi pertanian (industri pengolahan berbasis komoditi pertanian) menjadi salah satu pemecahannya.

Berdasarkan data perkembangan selama 5 (Lima) tahun terakhir (2009 s/d2013) struktur perekonomian Kabupaten Lamongan masih belum banyak mengalami perubahan yaitu masih ditopang utamanya oleh sektor primer (khususnya oleh sektor pertanian). Meski demikian peranan sektor primer menunjukkan kecenderungan samakin menurun, sedangkan sektor tersier (khususnya sektor perdagangan, hotel & restoran dan sektor jasa‐jasa) menunjukkan kecenderungan meningkat. Pada tahun 2009 sektor pertanian masih memberikan kontribusi terbesar yaitu 43,22% terhadap total PDRB ADHK Kabupaten Lamongan, kemudian berturut‐turut diikuti oleh sektor perdagangan, hotel & restoran (29,58%) dan sektor jasa‐jasa (11,48 %), dan sektor industri pengaolahan sebesar 5,51 %.

Pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamongan mencapai 7,08% dengan 2 (dua) sektor mengalami pertumbuhan melampaui 10% yaitu sektor pembangunan dan konstruksi, dan sektor jasa‐jasa masing‐masing 25,10% dan 15,37%. Pada tahun 2013 perekonomian Kabupaten Lamongan tumbuh 7,12% dengan pertumbuhan sektor tertinggi oleh sektor bangunan/kontruksi dan sektor perdagangan, hotel dan restoran masing‐masing tumbuh 12,11% dan 9,16%.

(14)

Tabel 6.6. Pertumbuhan PDRB Sektoral Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2010‐2012

No Sektor 2010 2011 2012

1 Pertanian 4,63% 3,88% 5,63%

2 Pertambangan & Penggalian 1,48% 8,73% 7,06%

3 Industri Pengolahan 7,63% 8,75% 6,60%

4 Listrik, Gas & Air Bersih 5.80% 6,28% 4,00%

5 Bangunan / Konstruksi 3,50% 25,10% 12,11%

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 9,85% 8,27% 9,16%

7 Pengangkutan dan Komunikasi 6,83% 6,97% 4,16%

8 Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan 12,23% 8,48% 7,00%

9 Jasa‐Jasa 10,45% 15,37% 8,72%

PDRB 6,89% 7,08% 7,12%

Sumber:BPSKabupatenLamongan

1. Laju Inflasi PDRB Kabupaten Lamongan

Laju inflasi PDRB Kabupaten Lamongan tahun 2011 yaitu 3,48% dan naik di tahun 2012 menjadi 6,31%. Hal ini disebabkan oleh kondisi perekonomian baik nasional, regional maupun domestik yang relatif kurang stabil. Selain itu juga didukung dengan ketersediaan bahan pokok di Kabupaten Lamongan distribusinya kurang merata. Hal ini kurang menguntungkan bagi perkembangan perekonomian Kabupaten Lamongan yang ditandai dengan nilai investasi dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang kenaikannya kurang signifikan.

2. PDRB Per Kapita Kabupaten Lamongan

No Tahun PDRB Per Kapita Perubahan

(%)

1 2010 9.474.775 14,69 %

2 2011 10.771.552 15,62 %

3 2012 12.184.430 13,11 %

PDRB sebagai salah satu indikator makro ekonomi di Kabupaten Lamongan. Selanjutnya jika besaran PDRB tersebut diberi penimbang dengan jumlah penduduk, karena penduduk merupakan pelaku pembangun an yang menghasilkan output (PDRB) akan diperoleh angka PDRB per kapita.

(15)

Lamongan tahun 2011 sebesar Rp. 10.771.552,‐ atau tumbuh 15,62% dari tahun 2010 dan pada tahun 2012 menjadi Rp. 12.184.430 ‐ atau tumbuh 13,11% dari tahun 2011.

B. Kesejahteraan Sosial

Pembangunan daerah bidang kesejahteraan sosial terkait dengan upaya meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Kabupaten Lamongan yang tercermin pada angka melek huruf, angka rata‐rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni, angka kelangsungan hidup bayi, angka usia harapan hidup, presentase penduduk yang memiliki lahan, dan rasio penduduk yang bekerja. Indeks Pembang unan Manusia : Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks komposit nilai rata‐rata dari gabungan tiga komponen penilai kualitas sumber daya manusia, digunakan unutk mengukur pencapaian keberhasilan pembangunan manusia di suatu wilayah. Masing‐masing indeks dari komponen IPM memperlihatkan seberapa besar tingkat pencapaian yang telah dilakukan selama ini di bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi.

Gambar

Tabel 6.1. Luas Wilayah Kabupaten Bangkalan Tahun 2013
Gambar 6.1. Wilayah Administrasi Kabupaten Lamongan
Tabel 6.2. Penggunaan Lahan Kabupaten lamongan
Tabel 6.3. Jumlah penduduk Kabupaten Lamongan Tahun 2013
+4

Referensi

Dokumen terkait

selaku Kepala Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Akademik dan pembimbing skripsi yang telah

Dalam hal ini penulis akan lebih menekankan bagaimana implementasi pembangunan infrastruktur berbasis masyarakat yang ada pada Kelurahan Negeri Olok Gading

Dalam upaya mengimplementasikan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika di lingkungan SMAM 5 Yogyakarta, telah disusun berbagai kebijakan, yaitu bahwa sekolah bersifat

Angkat kedua tangan dari dinding perut ibu kemudian ambil stetoskop monoaural dengan tangan kiri, kemudian tempelkan ujungnya pada dinding perut ibu

Secara keseluruhan Vidar DosimetryPro Advantage unggul dalam pengujian ini.Hasil yang didapatkan terkait uji konsistensi, uji variasi film to film , uji uniformitas

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, maka rancangan yang dipergunakan dalam penelitian adalah quasy experiment. Dimana pengukuran dan

Laporan ini merupakan visualisasi dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Grobogan yang menggambarkan capaian hasil kinerja Pemerintah

Tujuan dari think marketing adalah untuk mendorong konsumen ikut serta dalam proses kolaborasi dan berpikir kreatif, di mana akan berdampak pada penilaian kembali terhadap