ANALISIS KONTEN SERIAL FILM ANIMASI UPIN DAN IPIN MUSIM 8
DITINJAU DARI PRINSIP DESAIN PESAN PEMBELAJARAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Azuna Vion Harnadi NIM 12105241003
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
MOTTO
Tidak ada segala sesuatu yang terjadi secara kebetulan, semuanya telah di atur oleh Yang Maha Kuasa.
Jadi untuk itu, percaya pada Sang Maha Pencipta dan diri sendiri dalam melangkah menuju masa depan
PERSEMBAHAN
Dengan mengharapkan ridho Allah SWT, skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ibu dan bapak tercinta yang senantiasa mendoakan dan memberikan motivasi, perhatian serta semangat yang tiada hentinya.
ANALISIS KONTEN SERIAL FILM ANIMASI UPIN DAN IPIN MUSIM 8 DITINJAU DARI PRINSIP DESAIN PESAN PEMBELAJARAN
Oleh
Azuna Vion Harnadi NIM: 12105241003
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk prinsip desain pesan pembelajaran dalam serial film animasi Upin dan Ipin musim 8 (season 8) terkait konten yang disajikan dari aspek prinsip kesiapan dan motivasi, prinsip penggunaan alat pemusat perhatian, prinsip partisipasi aktif, prinsip umpan balik, dan prinsip perulangan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yang mengadopsi langkah-langkah Eriyanto. Analisis isi ini tidak menguji hipotesis ataupun hubungan antar variabel, namun menggambarkan aspek dan karakteristik dari suatu pesan. Dalam penelitian ini, analisis isi menggambarkan bentuk penerapan desain pesan pembelajaran pada serial film animasi Upin dan Ipin musim 8. Tahapan dalam penelitian ini meliputi perumusan tujuan analisis, konseptualisasi dan operasionalisasi, pembuatan lembar koding (coding sheet) atau kisi-kisi instrumen, penentuan populasi dan sampel, proses koding, input data, dan analisis. Hasil penelitian menunjukan bahwa konten yang disajikan dalam serial film animasi Upin dan Ipin musim 8 menerapkan prinsip desain pesan pembelajaran. Pada prinsip kesiapan dan motivasi adalah adalah pengenalan karakter yang bersemangat dan antusias. Pada prinsip alat pemusat perhatian adalah bentuk ekspresi karakter, efek animasi, dan visual yang mendukung elemen-elemen didalamnya memiliki nilai unik dan menarik sehingga menjadi daya tarik yang luar biasa yang berujung pada pemusatan perhatian penonton. Pada prinsip partisipasi aktif siswa atau penonton adalah pancingan atau stimulus kepada penonton untuk dipikirkan melalui berbagai adegan yang ada dalam film. Pada prinsip umpan balik adalah terjawabnya pertanyaan dari masalah-masalah atau misteri dalam film. Jawaban disini berupa flashback dan tambahan informasi. Dan pada prinsip perulangan adalah pengulangan informasi penting atau informasi yang menjadi topik bahasaan. Pengulangan informasi disini berupa tambahan, perincian, dan penguatan informasi yang diperbincangkan karakter dalam film.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS KONTEN SERIAL FILM ANIMASI UPIN DAN IPIN MUSIM 8 DITINJAU DARI PRINSIP DESAIN PESAN PEMBELAJARAN” dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Program Studi Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini izinkanlah penulis menyampaikan banyak ucapan terimakasih yang tulus kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberi kesempatan penulis menuntut ilmu di Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberi izin penelitian dalam proses menyelesaikan skripsi.
3. Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UNY telah memberi rekomendasi perizinan pendidikan.
4. Bapak Dr. Sugeng Bayu Wahyono, M.Si selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh dosen Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan.
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
MOTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 12
C. Batasan Masalah ... 13
D. Rumusan Masalah ... 13
E. Tujuan Penelitian ... 14
F. Manfaat Penelitian ... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ... 16
1. Pengertian Animasi ... 16
a) Pengertian Animasi ... 16
b) Prinsip Animasi ... 18
c) Animasi dalam Pembelajaran ... 22
2. Anatomi Film ... 24
3. Serial Film Animasi Upin dan Ipin ... 26
a) Profil Serial Film Animasi Upin dan Ipin ... 26
4. Desain Pesan Pembelajaran ... 39
a) Pengertian Desain Pesan Pembelajaran... 39
b) Desain Pesan Pembelajaran dalam Media Pembelajaran ... 40
c) Prinsip-prinsip Desain Pesan Pembelajaran ... 42
1) Prinsip Kesiapan dan Motivasi ... 42
2) Prinsip Penggunaan Alat Pemusat Perhatian ... 45
3) Prinsip Partisipasi Aktif Siswa atau Penonton ... 47
4) Prinsip Umpan Balik ... 51
5) Prinsip Perulangan ... 54
5. Desain Pesan Pembelajaran dalam Animasi Upin dan Ipin ... 58
B. Penelitian yang Relevan ... 61
C. Kerangka Pikir ... 63
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 66
B. Jenis Data ... 68
C. Pengadaan Data ... 68
D. Objek Penelitian ... 69
E. Instrumen Penelitian ... 70
F. Analisis Data ... 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Deskripsi Data ... 73
1. Data Sampel 1 ... 74
a) Prinsip Kesiapan dan Motivasi ... 80
b) Prinsip Alat Pemusat Perhatian ... 83
c) Prinsip Partisipasi Aktif Siswa atau Penonton ... 87
d) Prinsip Umpan Balik ... 90
e) Prinsip Perulangan ... 93
2. Data Sampel 2 ... 97
a) Prinsip Kesiapan dan Motivasi ... 104
c) Prinsip Partisipasi Aktif Siswa atau Penonton ... 110
d) Prinsip Umpan Balik ... 114
e) Prinsip Perulangan ... 116
B. Analisis Data dan Pembahasan ... 120
1. Prinsip Kesiapan dan Motivasi ... 123
2. Prinsip Alat Pemusat Perhatian ... 127
3. Prinsip Partisipasi Aktif Penonton ... 132
4. Prinsip Umpan Balik ... 139
5. Prinsip Perulangan ... 144
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 160
B. Saran ... 162
DAFTAR PUSTAKA ... 163
DAFTAR LAMPIRAN
hal Lampiran 1
Kategorisasi Film berdasarkan Prinsip Desain Pesan Pembelajaran .. 166
Lampiran 1.1 Kategorisasi Film berdasarkan Prinsip Desain Pesan Pembelajaran episode 1 ... 167
Lampiran 1.2 Kategorisasi Film berdasarkan Prinsip Desain Pesan Pembelajaran episode 14 ... 193
Lampiran 2 Konversi Persentase Adegan dan Konten ... 232
Lampiran 2.1 Formula Perhitungan Penentuan Hasil Nilai Persentase ... 233
Lampiran 2.2 Hasil Konversi Persentase Adegan ... 234
Lampiran 2.3 Hasil Konversi Persentase Konten ... 241
Lampiran 3 Contoh Adegan berdasarkan Prinsip Desain Pesan Pembelajaran ... 247
Lampiran 3.1 Contoh Adegan berdasarkan Prinsip Desain Pesan Pembelajaran ... 248
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian ... 253
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Animasi adalah satu elemen multimedia yang banyak menarik perhatian
pada masa ini karena mampu menciptakan (menuangkan) suatu fantasi manusia
kedalam alam realiti. Menurut Theresia Ari Prabawati bahwa animasi atau
animation berasal dari kataAnimate dan Motion. Kata Animate mempunyai arti
“hidup atau bernyawa”. Sedangkan Motion mempunyai arti gerakan atau
bergerak. Jadi yang dimaksud dengan animasi atau animation adalah gerakan
yang hidup dari sebuah gambar (Ari Theresia Prabawati,2008:95). Arti
menghidupkan disini bukan memberi nyawa kepada suatu gambar atau objek,
akan tetapi suatu objek, benda (gambar) diberikan dorongan kekuatan, semangat
dan emosi agar terkesan hidup. Animasi adalah suatu teknik yang banyak sekali
digunakan dalam dunia film masa kini, baik sebagai suatu kesatuan yang utuh,
bagian dalam suatu fim maupun bersatu dalam film. Dunia film sebenarnya
berakar dari fotografi, sedangkan animasi barakar dari dunia gambar, yaitu
ilustrasi desain grafis (desain komunikasi visual) (Yunita Syahfitri, 2011).
Animasi sebagai bentuk inovasi teknologi memberikan dampak yang
besar bagi seluruh tatanan industri. Mulai dari industri hiburan, industri
pendidikan, sampai industri periklanan. Animasi dirasa mempunyai prospek
menarik (attractive) bisa membius dan menarik minat para generasi muda serta
sesuai dengan zaman yang canggih saat ini. Untuk itu animasi diposisikan
sebagai salah satu pilar perkembangan hiburan, pendidikan, iklan dan film.
Dalam pendidkan animasi mengambil andil khususnya dalam pembelajaran.
Dalam kajian Mayer dan Moreno (2002) berkaitan dengan penggunaan animasi
sebagai BBM pada pembelajaran multimedia, mendapati bahwa terdapat kesan
yang konsisten terhadap penggunaan animasi dalam proses pembelajaran
multimedia berbanding dengan teknik tradisional yaitu menyampaikan pesan
secara verbal (lisan). Kajian ini menegaskan penggunaan multimedia seperti
animasi dalam proses pembelajaran menjadikan proses itu lebih bermakna dan
efektif. Selain itu Paivio (2006) dalam kajiannya tentang teori dwi-kod dalam
pendidikan mendapati bahwa dalam teori ini, proses pemerolehan bahasa melalui
saluran verbal dan visual menjadikan pembelajaran bahasa lebih efektif. Justru,
penggunaan animasi yang merangsang kesemua lima panca indera dan upaya
interaktifnya mampu menyumbangkan tahap pembelajaran yang terstruktur bagi
pelajar. Kajian Kayaoglu et al. (2011) mendapati, terjadi peningkatan yang
signifikan terhadap keputusan ujian post tes pelajar yang menggunakan animasi
dalam pembelajaran berbanding dengan mereka yang ujian pra tes. Justru, kajian
ini memberikan ide untuk mengintegrasikan aplikasi multimedia seperti animasi
dalam kelas-kelas pembelajaran bahasa sebagai elemen alternatif terhadap
suasana pembelajaran dalam kelas dan memberi motivasi kepada para pelajar.
animasi, film dan VCD banyak membantu pelajar dalam meningkatkan
kemahiran mendengar. Kerena mereka akan dapat memahami apa yang didengar
tersebut melalui gambar yang ditontonnya dan mereka dapat menebak suara yang
didengar. Selain itu, hasil kajian Abdul Rasid et al. (2012) mendapati animasi
adalah aplikasi yang paling kerap digunakan pelajar dalam pengajaran penulisan
karangan walaupun tahap kesadaran terhadap penggunaannya masih rendah
dalam kalangan guru yang mengajar penulisan karangan. Kajian ini mendapati
kesan positif penggunaan animasi yang mampu mewujudkan suasana yang
menyenangkan dan dapat mempengaruhi emosi pelajar. Kajian-kajian para ahli
di atas merupakan bukti bahwa animasi bisa membuat suasana baru dan
menyenangkan hingga membuat mental dan motivasi para pelajar menjadi lebih
baik serta membuat pembelajaran menjadi efektif dan meningkat dengan hasil
yang maksimal.
Dalam perkembangannya baik animasi maupun film dipublikasikan
melalui media massa televisi, karena media televisi mempunyai sifat audio visual
yang memang sangat cocok untuk animasi dan film. Televisi dinilai sebagai
media massa yang paling efektif saat ini dan banyak menarik simpati kalangan
masyarakat luas tidak memandang sosial ekonomi. Hal ini disebabkan sifat audio
visualnya yang tidak dimiliki media massa lainnya, sedang penayangannya
mempunyai jangkauan yang relatif tidak terbatas. Dengan modal audio visual
berjam-jam. Karena itulah televisi sangat bermanfaat sebagai upaya
pembentukan sikap perilaku dan sekaligus perubahan pola pikir.
Televisi sebagai salah satu media massa mempunyai banyak sekali
fungsi, diantaranya fungsi hiburan dan pendidikan. Umumnya media massa ini
dimaksudkan sebagai fungsi pendidikan (educational function of mass media)
(Harold, D. Laswell, 1948:38). Demikian pula dengan Wilbur Schramm melihat
fungsi media massa sebagai sarana promosi/iklan. “To sell goods for us” (Wilbur
Schramm, 1975:34). Melihat kedua pendapat tokoh di atas dapat dikatakan
bahwa media massa televisi ini sangat berperan besar sebagai penyalur
informasi, pendidikan, berita dan hal-hal lainnya. Sebenarnya fungsi-fungsi
media televisi saling terkait, antara fungsi hiburan, fungsi pendidikan, fungsi
promosi, dan fungsi berita dan penerangan. Contohnya pada fungsi hiburan, pasti
akan disisipkan fungsi berita dan fungsi pendidikan, agar nilai yang disampaikan
tidak hanya hiburan semata akan tetapi nilai-nilai yang lain. Karena itulah
acara-acara siaran televisi selalu diupayakan agar menjadi suguhan yang menarik dan
menyegarkan, sehingga bukan saja menjadikan penonton betah duduk didepan
pesawat televisi, tetapi juga yang paling penting adalah tontonan yang disaksikan
dapat menjadikan tuntunan.
Ada satu hal yang perlu diperhatikan, yaitu meneruskan nilai-nilai luhur
yang menjadi identitas (jati diri) bangsa ke generasi berikutnya. Dengan adanya
media massa televisi yang berisikan semua jenis informasi dan budaya luar
masuk dan mempengaruhi nilai-nilai budaya Indonesia. Tidak semua nilai-nilai
budaya luar (asing) itu negatif, ada nilai-nilai atau ide tertentu yang bisa
dipergunakan untuk menjadikan sesuatu lebih baik. Oleh karena itu, Indonesia
harus bisa memilah-milah nilai budaya baru tersebut yang tidak bertentangan
dengan falsafah hidup bangsa, yaitu Pancasila. Bahkan jika mungkin dapat
membantu ke arah perkembangan yang lebih baik.
Televisi merupakan media yang memiliki potensi untuk menunjang
pendidikan bagi anak-anak apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang
memiliki kompetensi dalam merancang dan mengembangkan kontennya.
Kemampuan mendesain pesan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi
penonton serta bentuk belajar yang diharapkan sangat diperlukan agar proses dan
hasil belajar melalui media menjadi optimal. Namun kurangnya kemampuan
dalam mendesain pesan pembelajaran tidak akan menghasilkan proses dan hasil
belajar yang sesuai harapan (Asri Budiningsih, 2003:6). Terbukti dengan
banyaknya tayangan televisi yang mayoritas memberikan nilai-nilai negatif.
Seperti mengajarkan perkelahian, percintaan dan lain-lain. Untuk anak dewasa
mungkin bisa memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk, jika
anak-anak khususnya umur-umur sekolah dasar mungkin akan sulit dan akan begitu
saja menerima keadaan yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Bila acara
televisi yang disebutkan di atas tidak diawasi oleh orang tua akan sangat
telah dialih bahasakan oleh Sugeng P, dalam buku Pengaruh Televisi, Video
Game, dan Komputer terhadap Pendidikan Anak.
“Menonton televisi dapat menjadi suatu kegiatan pasif yang mematikan
apabila orang tuanya tidak mengarahkan apa-apa yang boleh dilihat oleh
anak-anak mereka dan sekaligus mengajar anak-anak-anak-anak itu untuk menonton secara kritis
serta untuk belajar dari apa-apa yang mereka tonton” (Greenfield, 1989:3)
Menurut teori perkembangan kognitif Piaget, anak pada masa
kanak-kanak awal berada pada tahap perkembangan praoperasional (umur 2-7 tahun)
dan intuitif (umur 4-7 atau 8 tahun). Dalam tahap praoperasional anak telah
mampu menggunakan bahasa dan mengembangkan konsepnya, walaupun masih
sangat sederhana. Maka sering terjadi kesalahan dalam memahami objek. Tahap
intuitif anak telah dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang
agak abstraks. Dalam menarik kesimpulan sering tidak diungkapkan dengan
kata-kata. Oleh sebab itu, pada usia ini anak telah dapat mengungkapkan isi
hatinya secara simbolik terutama bagi mereka yang memiliki pengalaman yang
luas (Asri Budiningsih, 2012:37-38).
Dari pendapat ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa anak dalam
tahap praoperasional dan intuitif masih memiliki cara kerja pemikiran yang
sederhana dan belum matang, sehingga pada tahap ini sering terjadi kesalahan
presepsi atau pemahaman. Tidak hanya itu pada tahap ini anak belajar dari
lingkungan sekitar terutama keluarga dan teman yang sering berinteraksi dengan
dihasilkan dari lingkungan sekitarnya, terutama orang yang lebih dewasa dari
dirinya baik itu orang tua, kakak dan teman yang lebih dewasa dari dirinya.
Karena pada umur inilah anak banyak menyerap pengetahuan dan informasi
untuk mengetahui siapa jati dirinya. Dengan kata lain pada tahap ini terjadi
pembentukan perilaku imitasi, karena anak selalu melihat, merasakan, dan
mengaplikasikannya. Disinilah awal masalah jika anak dibiarkan terus-menerus
berteman dengan televisi (acara televisi) dan tanpa pengawasan dan bimbingan
orang tua. Hal tersebut akan mempengaruhi perkembangan sikap dan perilaku
anak. Untuk itulah pentingnya perhatian orang tua terhadap apa saja yang dilihat
dan ditonton anak-anak. Jika anak sampai salah menirukan nilai, sikap dan
perilaku akan menjadi masalah yang serius bagi perkembangannya dimasa
depan.
Saat ini banyak tayangan televisi cenderung melihat dari sisi bisnis,
bukan kualitas, sehingga walaupun tayangan tersebut kurang mendidik tetapi
menyedot perhatian para penonton, perusahaan akan tetap menanyangkan acara
tersebut karena penghasilan dan iklan akan tetap tinggi. Dengan keadaan seperti
itu ada salah satu serial film animasi yang sangat digemari oleh anak-anak. Film
animasi yang ramah dengan banyak sekali nilai-nilai moral didalamnya yang
membuat orang tua merasa tenang. Serial film animasi ini tayang selama 9 tahun,
mulai pada tahun 2007 yang tayang pada stasius TVRI kemudian beralih ke
di tengah keluarga, teman dan lingkungan sosial di Kampung Durian Runtuh.
Dengan tingkah lucu dan menggemaskannya anak usia belia (4-6 tahun) yang
dikemas dengan cerita yang sederhana namun menarik. Film animasi ini
mengangkat berbagai hal seputar anak usia dini, mulai dari kekreatifan,
kecerdasan, hubungan sosial dan lain-lain yang memang dimiliki oleh anak-anak
usia dini.
Serial film animasi Upin dan Ipin tidak seperti film animasi lain yang
biasanya mengangkat tema superhero dan imajinasi yang tinggi, film animasi ini
mengusung tema yang sederhana, logis dan sesuai dengan keadaan asli di
lingkungan sosial. Sehingga bisa menjadi acuan bagi para anak-anak bagaimana
bertingkah laku dan bermain sesuai dengan usia yang dimiliki. Dengan demikian
film animasi ini bisa menjadi sarana pembelajaran bagi anak-anak khususnya
anak usia dini, dengan pembawaan cerita yang sederhana dan mudah dipahami
yang tidak jauh berbeda dari keadaan aslinya. Tidak heran kenapa anak-anak
suka dengan film animasi ini, terbukti pada rating pertelevisian di Indonesia
serial film animasi ini tidak pernah turun dari peringkat 10 besar. “Selain acara
sinetron remaja, acara kartun anak-anak Upin Ipin juga termasuk yang
mempunyai rating yang lumayan. Serial kartun yang disiarkan MNC TV tersebut
masuk dalam daftar 10 besar acara tv dengan rating tertinggi”
(http://seleb.info/2016/01/11/rating-acara-tv-indonesia-per-10-januari-2016/). Serial film animasi Upin dan Ipin bersaing dengan sinetron dan film-film lain.
20 besar, sedangkan bila khusus acara animasi, animasi Upin dan Ipin berada
pada rating 5 besar, bersaing ketat dengan animasi Adit dan Sopo Jarwo. Film
animasi ini juga telah diteliti oleh beberapa orang, diantaranya oleh Fajar
Purwaka yaitu Penerapan Desain Pesan Pembelajaran dalam Serial Animasi
Upin dan Ipin (Purwaka Fajar, 2015:vi), yang diteliti adalah season 1 Upin dan
Ipin dengan tema bulan Ramadhan.
Penerapan desain pesan pembelajaran dalam serial film animasi
anak-anak merupakan hal yang relatif baru. Apalagi, film animasi Upin dan Ipin tidak
berbentuk format film instruksional, namun berbentuk naratif. Oleh karena itu,
bentuk penerapan desain pesan pembelajaran dalam film animasi Upin dan Ipin
berbeda dengan format video atau film instruksional maupun desain
pembelajaran dalam media pembelajaran yang lain seperti modul dan audio
pembelajaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Fajar Purwaka tentang bentuk penerapan
desain pesan pembelajaran dalam film animasi Upin dan Ipinseason, mendapati
hasil sebagai berikut:
Bahwa serial film animasi Upin dan Ipin season 1 menerapkan prinsip-prinsip desain pesan pembelajaran yang meliputi prinsip kesiapan dan motivasi, prinsip penggunaan alat pemusat perhatian, prinsip keaktifan siswa, prinsip umpan balik dan prinsip perulangan. Bentuk penerapan prinsip-prinsip desain pesan pembelajaran dalam serial film animasi Upin dan Ipin season 1 adalah sebagai berikut :
2. Prinsip penggunaan alat pemusat perhatian dalam serial film Upin dan Ipin meliputi daya tarik karakter berupa karakter yang atraktif, daya tarik rasa takut berupa adegan yang menampilkan rasa takut karakter utama akan misi yang akan dipikulnya, daya tarik humor, daya tarik kesalahan berupa kesalahan yang dibuat oleh Upin dan Ipin yang berpotensi menggagalkan puasanya, dan anthropomorphic berupa karakter asap dan ayam yang bertingkah selayaknya manusia sehingga kelihatan ganjil atau aneh.
3. Bentuk penerapan partisipasi aktif penonton yang dibangun oleh film animasi Upin dan Ipin season 1 berupa direct address. Lewat teknik direct address, Upin menginstruksikan penonton untuk duduk sebelum menonton.
4. Bentuk penerapan prinsip umpan balik dalam serial Upin dan Ipin season1 berupa umpan balik yang informatif, umpan balik peringatan, dan umpan balik motivasi. Umpan balik informatif berupa jawaban-jawaban Opah atas pertanyaan-pertayaan yang diajukan oleh Upin dan Ipin mengenai puasa Ramadhan. Umpan balik peringatan berupa peringatan Mei-mei kepada Upin dan Ipin agar tidak makan dan minum saat puasa meskipun tidak ada yang tahu. Umpan balik motivasi berupa dorongan Opah kepada Upin dan Ipin agar mereka berpuasa secara ikhlas.
5. Penerapan prinsip perulangan dalam serial film Upin dan Ipin season 1 terdapat berupa perulangan informasi mengenai waktu berbuka dan mengenai hukum berpuasa setengah hari. (Purwaka Fajar, 2015:44-45).
Selain penelitian yang dilakukan oleh Fajar Purwaka, serial film animasi
ini juga dikaji hubungannya dengan pembelajaran, khususnya pembelajaran di
kelas. Seperti penelitian oleh Maspupah yakni “Pengaruh Tayangan Kartun
Upin dan Ipin di Media Nusantara Citra Televisi Terhadap Penggunaan Kosa
Kata Murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah Kramat Jati Jakarta Timur”. Pada
penelitian ini diperoleh hasil bahwa teori imitasi terjadi di lingkungan
terdapat dalam serial film animasi Upin dan Ipin, seperti sebutan Cik Gu,
Seronok, Budak, Basikal, dan sebagainya. (Maspupah, 2011:79-80).
Dengan dua orang peneliti di atas membuktikan bahwa serial film
animasi Upin dan Ipin layak dan baik untuk digunakan dan diteliti. Untuk itu
peneliti ingin meneliti kelanjutan dari penerapan desain pesan yang lain dalam
serial animasi Upin dan Ipin ini, ditinjau dari konten yang disajikan. Perlu
diketahui serial film animasi Upin dan Ipin telah mencapai 10 musim (season),
dengan semakin berkembangnya berbagai hal dalam film animasi ini seperti
cerita, warna, gerakan, dan isi-isi lainnya. Untuk itu peneliti ingin meneliti dan
mengkaji tentang serial film animasi Upin dan Ipin dalam season selanjutnya,
khususnya musim 8 (season8).
Serial film animasi Upin dan Ipin musim 8 (season 8) berisikan 14
episode yaitu :Upin & Ipin Kesayanganku, Kail dan Laga, Belajar Sambil Main,
Cuai, Cuai, Cuai, Pengalaman Puasa, Raya Yang Bermakna, Warna Warni,
Jaga & Hargai Mata, Upin, Ipin dan Ultraman Ribut, Upin Ipin Angkasa, Hasil
Tempatan, Perangi Rasuah, Terompah Opah, dan Pokok Seribu Guna.
Penerapan desain pesan pembelajaran dalam musim 8 (season8) belum ada yang
mengkaji. Padahal dalam season atau musim 8 ini, banyak membahas dan
memberi contoh anak-anak zaman sekarang, dengan kata lain mengangkat isu
liburan dan sebagainya. Tidak hanya dari perkembangan isinya saja yang
membuat peneliti ingin meneliti musim 8 (season8) ini, tetapi hal-hal lainnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Fajar Purwaka di atas merupakan bukti
bahwa serial animasi Upin dan Ipin mengandung prinsip desain pesan
pembelajaran. Kelima prinsip desain pesan di atas juga didukung oleh pendapat
Asri Budiningsih. Menurut Asri Budiningsih (2003:119) berdasarkan teori
belajar kognitif, teori pemrosesan dan teori komunikasi, ada lima prinsip utama
desain pesan pembelajaran, yaitu prinsip kesiapan dan motivasi, prinsip
penggunaan alat pemusat perhatian, prinsip keaktifan siswa, prinsip umpan balik
dan prinsip perulangan.
Penelitian ini mengkaji penerapan prinsip-prinsip desain pesan
pembelajaran yang dikemukakan oleh salah satu ahli di atas yaitu Asri
Budiningsih dalam serial animasi Upin dan Ipin season 8 (musim 8) terkait
dengan konten (isi) yang disajikan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bentuk
masing-masing prinsip desain pesan pembelajaran di dalamnya.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat peneliti identifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Kurangnya pemanfaatan animasi dalam pembelajaran untuk anak-anak.
2. Perusahaan pertelevisian merupakan sebuah bisnis, sehingga cenderung
menanyangkan film yang populer saja dan kurang memperhatikan dari segi
3. Masih rendahnya pengetahuan dan pemahaman anak terhadap film atau
animasi yang ditonton, jadi akan berbahaya jika anak menangkap persepsi
yang salah dari film atau animasi yang ditonton.
4. Masih belum ada yang mengkaji secara spesifik kelanjutan dari serial film
animasi Upin dan Ipin khususnya musim 8 (season8).
C. Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas, peneliti memfokuskan pada
analisis konten serial film animasi Upin dan Ipin season 8 (musim 8) ditinjau
dari penerapan prinsip desain pesan pembelajaran yang meliputi prinsip kesiapan
dan motivasi, prinsip penggunaan alat pemusat perhatian, prinsip partisipasi
aktif, prinsip umpan balik, dan prinsip perulangan.
D. Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang di atas, peneliti merumuskan satu pokok
masalah atau satu pokok bahasan yakni bagaimana bentuk penerapan prinsip
desain pesan pembelajaran dalam serial film animasi Upin dan Ipin musim 8
(season 8) terkait konten yang disajikan dari aspek prinsip desain pesan
pembelajaran? Kemudian dari pokok permasalahan ini diperinci dengan isi dari
prinsip desain pesan itu sendiri yakni:
1. Bagaimana bentuk penerapan prinsip desain pesan pembelajaran dalam serial
film animasi Upin dan Ipin musim 8 (season8) terkait konten yang disajikan
2. Bagaimana bentuk penerapan prinsip desain pesan pembelajaran dalam serial
film animasi Upin dan Ipin musim 8 (season8) terkait konten yang disajikan
dari aspek prinsip penggunaan alat pemusat perhatian?
3. Bagaimana bentuk penerapan prinsip desain pesan pembelajaran dalam serial
film animasi Upin dan Ipin musim 8 (season8) terkait konten yang disajikan
dari aspek prinsip partisipasi aktif?
4. Bagaimana bentuk penerapan prinsip desain pesan pembelajaran dalam serial
film animasi Upin dan Ipin musim 8 (season8) terkait konten yang disajikan
dari aspek prinsip umpan balik?
5. Bagaimana bentuk penerapan prinsip desain pesan pembelajaran dalam serial
film animasi Upin dan Ipin musim 8 (season8) terkait konten yang disajikan
dari aspek prinsip perulangan?
E. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk prinsip desain pesan
pembelajaran dalam serial film animasi Upin dan Ipin musim 8 (season8) terkait
konten yang disajikan dari aspek prinsip kesiapan dan motivasi, prinsip
penggunaan alat pemusat perhatian, prinsip partisipasi aktif, prinsip umpan balik,
dan prinsip perulangan.
F. Manfaat
a. Penelitian ini dapat menggambarkan kelebihan dan kekurangan serial
film animasi Upin dan Ipin ditinjau dari segi penerapan prinsip desain
pesan pembelajaran.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai
penerapan prinsip desan pesan pembelajaran dalam media film dan
animasi lainnya.
2. Bagi Teknologi Pendidikan
Bagi Program Studi Teknologi Pendidikan, penelitian ini diharapkan
dapat memperkaya khazanah ilmu tentang penerapan prinsip desain pesan
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Animasi
a. Pengertian Animasi
y
z
animation animate motion Animate
y “ yw”. Sedangkan Motion mempunyai
arti gerakan atau bergerak. Jadi yang dimaksud dengan animasi atau
animation adalah gerakan yang hidup dari sebuah gambar (Theresia Ari
Prabawati, 2008:95). Senada dengan pendapat tokoh di atas, ada beberapa
tokoh yang mengemukakan definisi dari kata animasi. Menurut
Norazamudin (2005), kata animasi berasal dari kata latin yang membawa
arti “dihidupkan” ataupun “bring to life” dan menuju kepada suatu
proses menjadikan sesuatu objek yang pada dasarnya adalah statik agar
terlihat hidup. Tidak hanya itu, kata animasi itu sendiri sebenarnya
penyesuaian dari kata “animation” yang berasal dari kata dasar “to
animate” dalam kamus umum Inggris-Indonesia berarti mengidupkan
Dari beberapa pendapat tokoh di atas dapat peneliti simpulkan
bahwa animasi atau animation merupakan suatu teknik untuk membuat
suatu objek mati seperti gambar, dan benda-benda mati lainnya agar
terlihat hidup selayaknya benda hidup lainnya. Arti “terlihat hidup” disini
bukan memberi nyawa kepada suatu gambar atau objek mati seperti yang
dilakukan oleh Sang Maha Pecipta (Allah SWT). Akan tetapi suatu objek
mati atau benda (gambar) tersebut diberikan dorongan kekuatan,
semangat dan emosi agar terkesan hidup. Dalam hal ini tentu didukung
dengan peralatan dan software yang sesuai. Bila dahulu hanya dengan
peralatan yang sederhana, animasi yang dibuatpun sederhana. Sekarang
dengan berkembangnya zaman, baik teknologi, peralatan, dan software
bisa memfasilitasi pembuatan animasi sampai ke tingkat sekarang ini,
bahkan kadang kita bingung apakah itu asli atau animasi semata. Animasi
didasari dari ilusi, dari gambar diam kemudian secara bertahap
digerakkan. Dalam 1 gerakan biasanya terdapat 24 gambar agar terlihat
halus dan tampak realistik atau nyata. Dahulu mungkin animasi hanya
berdiri sendiri tetapi dengan kreatif, imajinatif dan inovatif sifatnya,
animasi bisa bergabung dalam sebuah film.
Jenis-jenis animasi yang ada sekarang ini mempunyai 3 jenis, yaitu
animasi 2D, 3D, dan 4D. Animasi yang ada pada umumnya adalah
juga termasuk dalam kategori animasi, karena teknik pembuatannya sama
dengan teknik pembuatan animasi lain, yaitu pergerakan dari benda mati
(gambar). Stop Motion menggunakan teknik kamera, dengan kata lain
foto berderet dari suatu benda atau objek yang diam. Semakin banyak
pergerakan foto dalam suatu adegan, maka akan menghasilkan stop
motion yang halus. Contoh animasi 2 dimensi adalah Dragon Ball dan
One Piece. Animasi 3 dimensi yaitu Upin dan Ipin, Adit Sopo Jarwo,
Pada Zaman Dahulu, Berbiedan sejenisnya. Animasi Stop Motion yaitu
Shaun The Sheep. Pada saat ini mayoritas animasi yang dibuat adalah
jenis 3 dimensi. Untuk animasi 2 dimensi mayoritas dibuat atau
diproduksi oleh Jepang dengan karaktekmanganya.
rnp Animasi
Menurut Djalle (2006, h. 28 dalam Febriyanto Saputro dan Amir
Fatah Sofyan, 2012: 16), prinsip film animiasi merupakan aturan baku
dan standar yang harus diketahui oleh para animator atau pembuat film
animasi. Dalam pembuatan animasi memang harus dimiliki oleh seorang
animator, tetapi animator juga harus memilikifeelingyang kuat mengenai
timing, pergerakan, pengamatan dan tingkah laku. Animator harus
menjadi seorang aktor, punya perasaan, dan logika agar dapat membuat
animasi terkesan hidup (nyata), alami, dan menarik. 12 prinsip animasi
1) Pose to Pose
Pose to poseatau penentuan gambarkey(utama/kunci) animation dan
inbetween (transisi) adalah cara animator menentukan posisi gerak
karakter dari posisi awal gerak, posisi gerak selanjutnya hingga posisi
akhir gerak.
2) Timing
Suatu gambar dimungkinkan hidup dan bergerak karena serangkaian
gambar terdapat perubahan beruntun, dan apabila diputar pada mesin
proyektor dalam satuan waktu tertentu akan memperlihatkan suatu
gerak dari gambar tersebut. Satuan waktu tersebut disebut timing.
3) Streeth and Squash
Gerak sebuah obyek agar terlihat hidup dan luwes (alami) dalam film
animasi, khususnya film kartun, perlu sedikit sentuhan kelenturan
agar tak terlihat kaku atau seperti sebuah benda tak berbobot. Streeth
and Squash merupakan prinsip animasi yang memberikan sentuhan
kelenturan pada suatu benda tertentu sesuai dengan karakter
materialnya, sehingga memberikan kesan obyek tersebut memiliki
bobot dan muatan tertentu bila sedang melakukan gerak animasi.
4) Anticipation
Anticipation adalah suatu gerak ancang-ancang ketika hendak
5) Secondary Action
Secondary Action atau aksi kedua merupakan gerakan yang muncul
dikarenakan adanya akibat suatu gaya dari gerakan atau aksi pertama
sebuah obyek benda animasi, contoh panah yang melesat kemudian
tertancap pada sebatang kayu. Panah yang melesat setelah gerak atau
aksi pertama itu berhenti dengan tiba-tiba menancap pada sebatang
kayu, maka ekor anak panah itu akan bergetar beberapa saat dengan
keras.
6) Follow Through and Overlapping Action
Prinsip ini melibatkan dua benda yang bisa saja sama atau berbeda
namun saling berkaitan satu dengan yang lain, dan bisa saling
mempengaruhi dalam setiap gerakannya. Atau dengan kata lain
reaksi yang terjadi atau gerakan overlap sebuah karakter animasi
setelah melakukan animasi utama atau gerakan utama.
7) Easy In and Ease Out
Easy In and Easy Out merupakan suatu kaidah animasi yang
berprinsip pada dasar hukum ilmu fisika yang berlaku yang berkaitan
sekali dengan gerak animasi, agar tampak logis, wajar, berbobot, dan
berkesan hidup pada saat ditonton. Prinsip ini berhubungan dengan
akselerasi ketika objek mengalami percepatan dan perlambatan saat
8) Arch
Prinsip animasi Arch atau gerak melengkung, agar tidak tampak
menjadi kaku, gerak setiap karakter animasi selalu melengkung agar
tidak tampak menjadi kaku, seperti gerakan menari, memutar,
berayun, melompat, berbelok, atau gerakan memutar. Tiap benda
mempunyai gaya atau kekuatan, kecuali benda yang sifatnya mekanis
atau tidak alami.
9) Exaggeration
Exaggeration yaitu teknik yang mendramatisasi adegan agar tampak
lebih ekspresif dan komunikatif.
10) Staging
Staging yaitu mengatur posisi pemain agar panggung sebagai bidang
(frame) pandangan penonton terisi dengan komposisi yang baik,
proposional enak dilihat dan komunikatif, sehingga penonton tidak
terlalu lelah dalam menyimak jalan cerita dan merasa terlibat disana.
11) Appeal
Kesan karakter yang disampaikan ini yang disebut Appealatau posisi
yang paling baik atau paling berkesan baik dalam jarak pengambilan
12) Personality
Karakter tokoh film animasi akan lebih kuat, bermakna, hidup, dan
berkarakter apabila dipahami terlebih dahulu segala sesuatunya
tentang karakter tersebut, seperti fisik, latar belakang sosial, ekonomi
dan budaya atau historisnya, sehingga dapat dideskripsikan dengan
baik bentuk karakter apa yang akan dikembangkan.
c. Animasi dalam Pembelajaran
Animasi sebagai bentuk inovasi teknologi memberikan dampak
yang besar bagi seluruh tatanan industri. Khususnya industri hiburan dan
industri periklanan. Animasi dirasa mempunyai prospek yang bagus di
masa yang akan datang, karena animasi yang bersifat baru dan menarik
(attractive) bisa membius dan menarik minat publik serta sesuai dengan
zaman yang canggih saat ini. Dengan potensinya tersebut animasi mulai
dikembangkan dan dirancang untuk industri pendidikan. Dengan sifatnya
yang menarik (attractive) dan dapat menyita perhatian publik, bukan
tidak mungkin bisa mempengaruhi para generasi muda khususnya
anak-anak masa sekolah. Untuk itu animasi diposisikan sebagai salah satu pilar
perkembangan pendidikan selain dari perkembangan hiburan, iklan dan
film. Dalam pendidikan animasi mengambil andil khususnya dalam
pembelajaran. Dalam kajian Mayer dan Moreno (2002) berkaitan dengan
penggunaan animasi sebagai BBM pada pembelajaran multimedia,
animasi dalam proses pembelajaran multimedia berbanding dengan
teknik tradisional yaitu menyampaikan pesan secara verbal (lisan). Kajian
ini menegaskan penggunaan multimedia seperti animasi dalam proses
pembelajaran menjadikan proses itu lebih bermakna dan efektif. Selain
itu Paivio (2006) dalam kajiannya tentang teori dwi-kod dalam
pendidikan mendapati bahawa dalam teori ini, proses pemerolehan
bahasa melalui saluran verbal dan visual menjadikan pembelajaran
bahasa lebih efektif. Justru, penggunaan animasi yang merangsang
kesemua lima panca indera dan upaya interaktifnya mampu
menyumbangkan tahap pembelajaran yang terstruktur bagi pelajar.
Kajian Kayaoglu et al. (2011) mendapati, terdapat peningkatan yang
signifikan terhadap keputusan ujian post tes pelajar yang menggunakan
animasi dalam pembelajaran berbanding dengan mereka yang ujian pra
tes. Justru, kajian ini memberikan ide untuk mengintegrasikan aplikasi
multimedia seperti animasi dalam kelas-kelas pembelajaran bahasa
sebagai elemen alternatif terhadap suasana pembelajaran dalam kelas dan
memberi motivasi kepada para pelajar. Menurut Rosni (2009), BBM
yang berbentuk rakaman bergambar seperti animasi, film dan VCD
banyak membantu pelajar dalam meningkatkan kemahiran mendengar.
Kerena mereka akan dapat memahami apa yang didengar tersebut melalui
animasi adalah aplikasi yang paling kerap digunakan pelajar dalam
pengajaran penulisan karangan walaupun tahap kesadaran terhadap
penggunaannya masih rendah dalam kalangan guru yang mengajar
penulisan karangan. Kajian ini mendapati kesan positif penggunaan
animasi yang mampu mewujudkan suasana yang menyenangkan dan
dapat mempengaruhi emosi pelajar. Kajian-kajian para ahli di atas
merupakan bukti bahwa animasi bisa membuat suasana baru dan
menyenangkan hingga membuat mental dan motivasi para pelajar
menjadi lebih baik serta membuat pembelajaran menjadi efektif dan
meningkat dengan hasil yang maksimal. Di atas merupakan bukti bahwa
animasi telah mulai digunakan untuk tujuan pendidikan khusunya
pembelajaran di kelas. Animasi dianggap bisa meningkatkan suasana,
emosi dan motivasi para pelajar menjadi lebih baik, sehingga
pembelajaran yang terjadi di kelas menjadi lebih bermakna dan hasil
yang dicapai pun memuaskan.
2. Anatomi Film
Sebuah film biasanya terdiri dari delapan sekuen. Delapan sekuen ini
merupakan formula yang sering dipakai dalam pembuatan film (Fajar
Purwaka, 2015:18). Namun, tidak semua film harus memakai formula ini,
karena film merupakan olah kreativitas pembuatnya. 8 sekuen dalam film
Sekuen satu, adalah bagian terpenting dalam sebuah film. Penonton
pada umumnya memutuskan akan terus menonton film atau berhenti
menonton film tergantung pada sekuen ini. Sekuen ini merupakan adegan
awal dalam sebuah film. Pada film panjang, sekuen satu umumnya
berlangsung sekitar lima menit. Sedangkan dalam film pendek atau film
serial, sekuen satu hanya berlangsung selama beberapa detik. Ada beberapa
unsure dalam sekuen satu (Fajar Purwaka, 2015:18), yaitu membangun
suasana, memberikan gambaran cerita, dan memperkenalkan karakter.
Sekuen satu ini bisa disebut sebagai prolog atau awalan sebuah cerita dan
film.
Sekuen dua, dalam sekuen ini karakter utama mulai mengetahui tujuan
dan rintangan yang akan dihadapinya. Dengan kata lain pada sekuen ini,
berisikan misi atau impian karakter utama. Sekuen tiga, adalah rintangan
pertama yang dihadapai oleh karakter utama. Ketika sudah memasuki
rintangan pertama ini, karakter utama sudah tidak memiliki pilihan untuk
menghindar dari tujuannya yang harus dicapai. Biasanya dalam sekuen ini,
masalah yang dihadapi belum terlalu berat. Tidak hanya itu karakter utama
biasanya mendapatkan teman atau bantuan untuk menyelesaikan masalahnya.
Sekuen empat, menceritakan karakter utama memperoleh penyelesaian
terhadap rintangan pertamanya. Sekuen lima, menceritakan karakter masuk
Sekuen tujuh, biasanya berisi twist dan ketegangan baru. Sekuen delapan,
adalah penutup dan penyelesaian masalah. Sekuen delapan dapat berupa
happy ending,sad ending, maupun cerita yang menggantung (Fajar Purwaka,
2015:19).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sekuen merupakan sebuah
alur dalam sebuah cerita atau film. Sekuen atau alur di atas merupakan alur
maju, dimana pada sekuen satu hingga sekuen delapan menceritakan
kerututan seorang tokoh utama yang mengejar impian atau tujuanya hingga
menghadapi permasalahan sampai dengan menyelesaikan permasalahannya.
Sebenarnya ada 3 jenis alur, yakni alur maju, alur mundur, dan alur
campuran. Alur mundur adalah kebalikan dari alur maju, biasanya konflik
atau permasalahan utama terdapat di awal cerita. Sedangkan alur campuran
adalah gabungan dari alur maju dan alur mundur.
3. Serial Film Animasi Upin dan Ipin
a. Profil Serial Film Animasi Upin dan Ipin
Serial film animasi Upin dan Ipin merupakan animasi yang tayang
pertama kali dan sekaligus memperoleh penghargaan “Animasi Terbaik”
dalam Festival Film International Kuala Lumpur. Serial film animasi
Upin dan Ipin pertama kali disiarkan pada September 2007 bertepatan
dengan bulan Ramadhan di stasiun televisi TV9 dan TVRI. Serial film
animasi ini sangat berpengaruh di kawasan Malaysia dan Indonsia. Pada
pencapaian serial animasi ini sangat fenomenal, yaitu mencapai 1.5 juta
penonton, menduduki peringkat kedua setelah Doraemon (1.6 juta
penonton) dan di atas SpongeBob SquarePants (800 ribu penonton)
(https://id.wikipedia.org/wiki/Upin_%26_Ipin). Dengan latar cerita yang
sederhana, kocak, berpendidikan serta bermakna animasi ini menarik
banyak perhatian, khusunya bagi anak-anak.
Pengambilan cerita serial film animasi Upin dan Ipin didasarkan
pada keadaan nyata suatu desa, dengan keadaannya yang rukun, gotong
royong dan rasa toleransi yang tinggi menjadikan serial animasi ini
sangat diminati baik oleh masyarakat Malaysia maupun masyarakat
Indonesia. Karena budaya antara Malaysia dan Indonesia tidak jauh
berbeda sehingga serial film animasi Upin dan Ipin bisa diterima dan
ditayangkan. Pada tahun 2008 serial film animasi beralih tayang yang
semula dari TVRI kemudian beralih ke TPI (sekarang menjadi MNC TV)
hingga sekarang. Selama perjalanan tayangannya, serial film animasi ini
mendapatkan prestasi dan penghargaan yang luar biasa antara lain
Penghargaan Shout!2009 sebagai Best On-Screen Chemistry, World
Brand Congress 2010 sebagaiBrand Leadership Award, NEF-Awani ICT
Awards 2010 sebagaiNEF-Awani Tun Dr Mahathir Award, Penghargaan
The BrandLaureate 2010 sebagai Best Brands in Animation, Malaysia
Paling Populer, dan sebagai Duta Besar Nasional UNICEF Malaysia
2013.
Sejak kemunculannya hingga sekarang, serial film animasi Upin
dan Ipin telah mencapai 9 musim dengan 117 episode. Dalam
pertelevisian Indonesia, rating serial film animasi ini masuk dalam
kategori 15 besar, bersaing dengan acara-acara yang lain, seperti sinetron,
talkshow, musik, dan lainnya. Jika dilihat dari segi acara animasi atau
kartun, serial film animasi Upin dan Ipin menduduki peringkat 3 besar,
bersaing ketat dengan animasi Indonesia,Adit Sopo Jarwo danKeluarga
Bang Somat.
Sinopsis Serial Film Animasi Upin dan Ipin
Serial film animasi Upin dan Ipin musim 8 berisikan 14 episode,
yaitu:Upin & Ipin Kesayanganku, Kail dan Laga, Belajar Sambil Main,
Cuai, Cuai, Cuai, Pengalaman Puasa, Raya Yang Bermakna, Warna
Warni, Jaga & Hargai Mata, Upin, Ipin dan Ultraman Ribut, Upin Ipin
Angkasa, Hasil Tempatan, Perangi Rasuah, Terompah Opah, dan Pokok
Seribu Guna.
Episode pertama (Upin & Ipin Kesayanganku) menceritakan
tentang kamar rahasia yang berada pada rumah Upin dan Ipin. Awal mula
episode ini ketika Upin dan Ipin diberikan tugas oleh Kak Ros untuk
yang terkunci dan membuat Upin dan Ipin penasaran. Ketika kakak
beradik ini berhasil membuka pintu, mereka menemukan sebuah pintu
rahasia yang didalamnya berisi cerita tentang keluarga besar Upin dan
Ipin yang diceritakan oleh ayah ibunya. Setelah mengetahui cerita
tersebut, mereka mencoba menggoda Kak Ros dan Opah dengan
pancingan-pancingan yang mengarah pada cerita yang diceritakan dalam
kamar rahasia. Ketegangan memuncak ketika Kak Ros bertanya langsung
kepada Upin dan Ipin beserta Opah yang sembunyi-sembunyi
mendengarkan. Misteri terungkap ketika Kak Ros tahu kebenaran cerita
yang ditulis oleh ayah ibunya, bahwa Kak Ros pun sangat disayangi tidak
hanya Upin dan Ipin saja. Kemudian Opah menjelaskan keberadaan
kamar rahasia tersebut beserta dengan sejarah yang mengikutinya.
Episode kedua (Kail dan Laga) menceritakan tentang ikan laga
(cupang) yang memiliki warna dan bentuk yang indah. Awal mula cerita
ketika Upin dan Ipin tertarik dengan ikan yang dibawa Ehsan, yang
kemudian diketahui bahwa ikan tersebut adalah ikan laga. Berbagai cara
dan masalah mulai muncul ketika Upin dan Ipin mencoba untuk mencari
ikan tersebut, mulai dari merayu Kak Ros untuk bisa ikut ke pasar hingga
bertanya kepada Atok. Kemudian puncak cerita ketika Upin dan Ipin
mengajak Atok memancing sekaligus mencari ikan laga. Setelah ikan
Mengadu ikan laga yang didapat, namun setelah diketahui bahwa akan
membunuh ikan laga tersebut, maka adu ikan dihentikan.
Episode ketiga (Belajar Sambil Main) menceritakan tentang
kecanggihan teknologi yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran.
Diceritakan untuk memperkenalkan kecanggihan teknologi pihak
sekolah Tadika Mesra menggunakan tablet untuk menggantikan
pembelajaran lama (ceramah) kepada pembelajaran yang baru. Dengan
adanya tablet ini memberikan motivasi kepada Upin dan Ipin beserta
kawan-kawan untuk lebih giat belajar sekaligus menghadirkan
pembelajaran yang menyenangkan, karena anak-anak bisa bermain
sekaligus belajar. Namun ada masalah muncul, karena anak-anak masih
belum begitu mengerti tentang kecanggihan teknologi, sehingga
menimbulkan efek kecanduan. Dalam episode ini juga dijelaskan tentang
dampak dan juga manfaat penggunaan tablet.
Episode keempat (Cuai, Cuai, Cuai) menceritakan tentang akibat
kecerobahan yang dilakukan oleh Upin dan Ipin. Pada episode ini
diceritakan tentang tindakan ceroboh Upin dan Ipin yang mengakibatkan
kerugian dalam kehidupan mereka. Bermula ketika kecerobohan mereka
menyebabkan Kak Ros cidera, kemudian berlanjut pada kecerobahan
mereka yang mengabaikan tugas yang diberikan oleh Kak Ros untuk
hilangnya buku yang harus dikembalikan pada perpustakaan keliling,
akibat dari kecerobohan Upin dan Ipin.
Episode kelima (Pengalaman Puasa) menceritakan tentang
pengalaman puasa Upin, Ipin, dan kawan-kawan. Pada episode ini
diceritakan tentang pengalaman yang menarik seputar puasa, mulai dari
berbagai jajanan pasar yang disediakan saat akan berbuka, hokum-hukum
puasa seperti wajib, sunnah, makruh. Kemudian cara agar puasa terjaga
dan mendapatkan pahalah atau amalan yang baik dikerjakan saat bulan
puasa. Dan bagaimana cara mengatasi cara lapar dan haus saat bulan
puasa.
Episode keenam (Raya Yang Bermakna) menceritakan tentang
istimewa dan bermaknanya hari raya idul fitri. Upin, Ipin belajar tentang
berbagai hal mengenai hari raya idul fitri. Mulai dari makna atau arti
ketupat yang dibuat sendiri serta menjalin silahturahmi dengan teman dan
orang lain dengan membagikan kartu ucapan selamat hari raya idul fitri.
Episode ketujuh (Warna Warni) menceritakan tentang
warna-warna yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari, dengan kata lain belajar
mengenai warna. Awal mula ketika Upin dan Ipin melihat Kak Ros
sedang mengerjakan tugas sekolah yang berhubungan dengan warna.
Tidak hanya melihat, Upin dan Ipin kemudian juga belajar tentang warna,
Ipin berkaitan dengan warna. Mulai saat bermain ketika teman-teman
menunjukkan warna-warna pelangi yang bisa dibuat atau bisa dilihat dari
berbagai benda. Kemudian berlanjut pada saat sekolah, Upin dan Ipin
membahas arti masing-masing warna yang di imajinasikan secara
menarik.
Episode kedelapan (Jaga & Hargai Mata) menceritakan tentang
bagaimana cara menjaga dan menghargai mata. Dalam episode ini
mengangkat tema untuk memperingati Hari Penglihatan Sedunia. Dalam
episode ini Upin dan Ipin belajar bagaimana cara menjaga mata,
menghargai mata, dan belajar tentang gejala-gejala penyakit mata, seperti
rabun dan juling. Bermula saat Kak Ros mengikuti lomba teka-teki silang
memperingati Hari Penglihatan Sedunia. Sehingga membuat Upin dan
Ipin tertarik mengikuti lomba tersebut yang berujung pada belajarnya
kakak beradik ini tentang mata.
Episode kesembilan (Upin, Ipin dan Ultraman Ribut)
menceritakan tentang lingkungan hidup yang tercemar, mulai dari
pembakaran sampah hingga pembakaran hutan, yang kemudian
mendatangkan Monster Kilat dan Monster Halilintar yang ingin merusak
dan menghancurkan bumi. Disini Upin, Ipin, dan kawan-kawan bertindak
sebagai ahli pertahanan bencana yang bertugas melindungi bumi, dibantu
berhasil mengalahkan monster-monster yang menyerang. Dari kejadian
ini, Upin dan Ipin sadar arti dari menjaga lingkungan.
Episode kesepuluh (Upin Ipin Angkasa) menceritakan tentang
imajinasi dan cita-cita Upin dan Ipin, yakni menjadi angkasawan atau
astronot. Dalam episode ini diceritakan bagaimana Upin dan Ipin
berimajinasi menjadi astronot dan menjelaskan berbagai hal tentang tata
surya, mulai dari planet, rotasi, revolusi, dan sebagainya. Bermula ketika
Kak Ros sedang mengerjakan proyek sains kemudian berlanjut ketika
disekolah diberikan tugas untuk menceritakan cita-citanya, yang berujung
pada penjelasan dan cerita Upin dan Ipin tentang sistem tata surya.
Episode kesebelas (Hasil Tempatan) menceritakan tentang
keberagaman buah-buahan yang bermanfaat dalam menyehatkan tubuh,
khususnya buah-buah lokal yang mudah didapat, aman, dan berkhasiat.
Dalam episode ini diceritakan bagaimana Upin, Ipin , dan kawan-kawan
belajar tentang khasiat buah-buahan seperti vitamin dan kegunaannya
bagi tubuh.
Episode keduabelas (Perangi Rasuah) menceritakan tentang apa
itu KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), bagaimana bahaya dari KKN,
jenis-jenis KKN, dan cara mencegah KKN. Dalam episode ini Upin, Ipin,
dan kawan-kawan belajar tentang KKN tersebut, dan mendapatkan
Episode ketigabelas (Terompah Opah) menceritakan tentang
kenangan Opah mengenai terompahnya dulu, terompah (bakiyah) yang
sangat disayangi. Awal cerita ketika Upin dan Ipin diberikan hadiah oleh
Mei-mei berupa aksesoris (miniatur) terompah yang berujung pada cerita
Opah mengenai terompah yang disayanginya dulu. Kemudian setelah itu
Upin dan Ipin berusaha untuk membuat terompah yang bagus dan cantik.
Kemudian dari bantuan Atok terompah yang cantik berhasil dibuat dan
membuat Opah bahagia.
Episode keempatbelas (Pokok Seribu Guna) menceritakan tentang
mengisi waktu liburan yang bermanfaat dan berkualitas. Diceritakan
Upin dan Ipin bingung mengisi waktu liburan dan mengajak Atok untuk
pergi berlibur. Kemudian Atok mengajak Upin dan Ipin untuk liburan
sekaligus belajar. Dalam episode ini Upin dan Ipin belajar tentang
manfaat dan kegunaan pohon kelapa yang disebut juga sebagai pohon
seribu guna. Upin dan Ipin banyak mengetahui benda-benda yang bisa
dihasilkan dari pohon seribu guna ini bersamaan dengan keuntungannya.
c. Karakter dalam Serial Film Animasi Upin dan Ipin
Serial film animasi Upin dan Ipin musim 8 memiliki beberapa
karakter atau penokohan didalam ceritanya. Karakter tersebut meliputi:
1) Upin dan Ipin
mereka dalam sebuah rumah di Kampong Durian Runtuh. Mereka sudah menjadi anak yatim piatu karena ibu dan ayahnya meninggal saat mereka masih bayi. Upin lahir 5 menit lebih awal dari Ipin, dan oleh karena itu memandang serius peranannya sebagai kakaknya Ipin. Upin lebih pandai dalam bidang komputer dan menjadi ilmuwan cilik di rumahnya. Ipin lebih imut dan lucu daripada Upin dan gemar makan ayam goreng. Ipin juga cenderung sering mengulang satu kata menjadi tiga kali dalam satu kalimat, khususnya "betul betul betul". Upin dan Ipin selalu bersikap manja pada nenek, dan suka menggoda Kak Ros. Upin dan Ipin bersekolah di TK Kasih Sayang (Tadika Mesra). Untuk membedakan saudara kembar yang berkepala botak ini, Upin memiliki sehelai rambut di kepalanya dan selalu memakai baju kuning yang tertulis huruf U. Sementara Ipin tidak memiliki rambut, memakai baju biru yang tertulis huruf I, dan selalu pakai kain merah di lehernya. Upin & Ipin lahir pada tanggal 24 Mei 2002.
2) Kak Ros
Kak Ros (Ida Shaheera) adalah kakak sulung Upin dan Ipin, dan cucu pertama dari nenek. Kak Ros memiliki nama lengkap Jeanne Roselia Fadhullah. Walaupun terlihat galak, ia terlihat cantik. Sebenarnya dia adalah seorang kakak yang penyayang. dia selalu mempermainkan adik-adiknya. Kak Ros selalu mengajari adiknya agar menjadi seorang adik yang baik, berbudi mulia dan harus berhemat. Kak Ros Lahir Tanggal 27 Maret 1995.
3) Opah
Mak Uda (Hajjah Ainon Ariff), adalah nenek Upin, Ipin, dan Kak Ros, nama aslinya yaitu Siti dan biasa dipanggil "Opah". beliau adalah orang yang baik hati kepada warga Kampung Durian Runtuh. beliau juga bijaksana mengenai hal duniawi dan keagamaan.
4) Abang Ghani
5) Abdul Salam
Abdul Salam adalah Ayah dari Kak Ros, Upin, & Ipin, ia telah meninggal sewaktu Upin dan Ipin masih bayi, namanya diketahui di episode Upin & Ipin Kesayanganku, ia adalah tentara yang telah gugur. Kostum, lencana, topi, dan sepatunya masih disimpan rapi oleh Opah di kamarnya.
6) Cikgu Melati
Cikgu Melati adalah pengganti posisi Cikgu Jasmin di Tadika Mesra. Setelah Cikgu Jasmin meninggalkan Tadika Mesra untuk melanjutkan studinya di Kuala Lumpur.
7) Jarjit Singh
Jarjit (Mohd Shafiq Mohd Isa) adalah seorang anak-anak laki-laki berketurunan India Punjabi. Meskipun sebaya usianya dengan teman-teman sekelasnya yang lain tetapi suaranya besar seolah-olah sudah dewasa. Sosok Jarjit juga dikenali karena kepandaian berjenaka dan berpantun.
8) Mohammad Al Hafezzy (Fizi)
Fizi (Ida Rahayu Yusoff) adalah kawan Upin Ipin. Dia akrab dengan Ehsan. Fizi selalu mengejek Ehsan sebagai “Intan Payung” yang berarti Anak Manja. Fizi sebenarnya anak yang baik hati, terutama kepada teman-temannya. Cita-citanya adalah tukang angkat sampah karena ia senang melihat tempat yang bersih dan sehat.
9) Ehsan bin Azaruddin
Ehsan (Fareez Daniel) adalah ketua Kelas Aman di Tadika Mesra. Ayah dan Fizi selalu memanggilnya "Intan Payung". Ehsan selalu memakai pita merah di lehernya sebagai bukti ketua kelas. Dia memiliki perut yang gemuk, dan suka makan. Ehsan selalu berdandan paling mewah antara kawan kawannya. Dia juga suka memakai kacamata karna menderita rabun jauh. Jika dia kalah bermain, dia menjadi agak marah. Cita-citanya adalah menjadi juru masak handal. Eshan suka makan gula - gula. Eshan sikat gigi 5 kali sehari.
10) Mei Mei
keturunan Tionghoa, dan beragama Konghucu. Walau begitu, Mei Mei tetap menasihati kawannya bila melakukan sesuatu yang salah. Dia bertutur kata yang sopan. Dia juga sahabat Devi dan Susanti. Mei Mei adalah seorang anak terpintar di kelas. Dia memakai kacamata besar ada masalah mata karena membaca buku terlalu dekat sampai larut malam. Mei Mei memiliki paras wajah yang imut. Jika di TK, dia sebangku dengan Mail. Mei Mei lahir pada bulan Mei dan bercita-cita menjadi guru.
11) Ismail bin Mail
Mail (Mohd. Hasrul) merupakan seorang anak yang paling rajin di kalangan kawan-kawan Upin dan Ipin, bukan saja di sekolah, bahkan juga gigih mencari rezeki dengan membantu ibunya menjual ayam goreng, es krim, dan jagung bakar. Mail dan Mei Mei sedikit bermusuhan. Kata emas dia adalah "dua singgit" atau berarti dua seringgitdansatu dua ringgit. Mail selalu memikirkan tentang uang.
12) Susanti
Susanti (Sarah Nadhirah Azman) merupakan anak perempuan yang berasal dari sebuah keluarga yang berasal dari Jakarta, Indonesia. Baru tinggal di Malaysia ini, dan belum terbiasa dengan obrolan anak-anak lainnya. Susanti ini suka bermain bulutangkis dan sangat mengidolakan pebulutangkis legendaris asal Indonesia, Susi Susanti.
13) Dzul dan Ijat
Dzul (Mohd Amirul Zarizan) & Ijat (Muhammad Izzat Ngathiman) merupakan dua orang teman sekelas Upin dan Ipin yang sering dilihat berdampingan. Ijat tidak pandai berbicara sehingga memerlukan bantuan Dzul untuk "menerjemahkan" kata-katanya. Dzul dan Ijat adalah teman terbaik di Tadika Mesra. Walaupun Dzul dan Ijat jarang keluar mereka tetap teman baik dengan Upin dan Ipin.
14) Devi
15) Cikgu Besar
Cikgu Besar adalah kepala sekolah di Tadika Mesra. Ia memiliki tubuh yang besar dan mengenakan kerudung. Ia juga sedikit galak, tetapi hatinya sangat baik pada murid-muridnya.
16) Tok Dalang
Senin bin Khamis, atau lebih dikenali sebagai Tok Dalang Ranggi (Abu Shafian Abdul Hamid) merupakan ketua penghulu Kampung Durian Runtuh dan dalang wayang kulit yang berkali-kali menjuarai pertandingan wayang kulit (seperti yang dilihat pada koleksi piala di rumahnya). Seperti Opah, Tok Dalang banyak diminta pertolongannya oleh Upin, Ipin dan kawan-kawan, di samping memberi nasihat kepada mereka. Kakek Dalang mempunyai beberapa batang pokok rambutan untuk dijual buahnya, dan seekor ayam jantan peliharaan bernama Rembo.
17) Uncle Muthu
Muthu (Mohd Shafiq Mohd Isa), disapa sebagai Uncle Muthu oleh para pemuda di kampung, merupakan satu-satunya penjual makanan di Kampung Durian Runtuh dan ayah dari Rajoo. Antara makanan dan minuman yang dihidangkan di warungnya ialah Roti ikan, Roti telur, Nasi lemak, Nasi goreng, Nasi goreng pattaya, Ayam goreng, Mie goreng, Telur mata sapi, Teh tarik, Es ABCD dan sebagainya. Dalam arti kata lain, tidak ada bedanya gerai Muthu dengan restoran yang dijumpai di kota. Uncle Muthu biasa mengenakan singlet dan sarung.
18) Abang Salleh
Salleh adalah tetangga dekat Upin dan Ipin. dia dikenal galak. Dia memang cerdas dalam berdagang secara online. Sally/Salleh dikenal sebagai pemuda galak dan sirik. dia selalu berkata “Amboi”. Dia juga menjadi pelayan perpustakaan gerak. Salleh sesekali berperan jadi orang lebai dan suka memotivasi.
19) Uncle Ah Tong
Ah Tong (Mohd Shafiq Mohd Isa). Seorang pedagang yang berpakaian serba merah dan selalu berbicara dengan dialek Cina yang kuat. Dia juga bekerja sebagai pengepul keliling.
20) Ultraman Ribut
21) Herasawa-san
Pemuda yang mucul di episode Upin Ipin dan Ultraman Ribut. Dia juga yang menjadi Ultraman Ribut.
22) Raksasa Halilintar
Sebuah monster yang muncul di episode Upin Ipin dan Ultraman Ribut.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_karakter_Upin_%26_Ipin)
4. Desain Pesan Pembelajaran
a. Pengertian Desain Pesan Pembelajaran
Kata desain menunjukkan adanya suatu proses dan hasil. Sebagai
suatu proses, desain pesan sengaja dilakukan mulai dari analisis masalah
pembelajaran hingga pemecahan, yang dirumuskan dalam bentuk produk.
Produk yang dihasilkan dapat dalam bentuk prototipe, naskah atau
storyboarddan sebagainya (Asri Budiningsih, 2003:7). Seels dan Richey
(1994:32) mempunyai pendapat yang sama bahwa desain adalah proses
untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain itu sendiri ialah untuk
menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro seperti program dan
kurikulum, dan pada tingkat mikro seperti pelajaran dan modul.
Sedangkan pesan adalah isi didikan atau isi ajaran yang tertuang
dalam kurikulum yang dituangkan ke dalam simbol-simbol tertentu
(encoding) (Sukiman, 2012:29). Dengan kata lain pesan merupakan
sekumpulan data yang disebarkan dengan panca indera dengan
Menurut Grabowski dalam Seels (1994:33) desain pesan meliputi
“perencanaan untuk memperkaya bentuk fisik dari pesan”. Pesan sendiri
adalah pola-pola isyarat atau simbol yang memodifikasi perilaku kognitif,
afektif, dan psikomotor.
Jadi dalam hal ini desain pesan pembelajaran adalah perencanaan
untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan atau informasi pembelajaran
yang kajiannya mencakup prinsip-prinsip perhatian, persepsi dan daya
serap yang mengatur penjabaran bentuk fisik dari pesan agar terjadi
komunikasi antara pengirim dan penerima atau antara pendidik dan
peserta didik (Asri Budiningsih, 2003:15).
! "#$ %n& "#$n& "m "l$' $ ($ )*$ +$m,"*%$&"m"l$'$ ($n
Heinich dan kawan-kawan dalam Sutirman (2013:15) mengartikan
bahwa media sebagai perantara yang mengantar informasi dari sumber
kepada penerima. Dengan demikian televisi, film, foto, radio, rekaman
audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan sejenisnya
adalah tergolong media. Apabila media tersebut membawa pesan-pesan
atau informasi yang mengandung maksud dan tujuan pengajaran maka
media itu disebut media pembelajaran.
Sependapat dengan pendapat di atas, Wang Qiyun dan Cheung
Wing Sum Sutirman (2013:15), menyatakan dalam konteks pendidikan,
media biasa disebut sebagai fasilitas pembelajaran yang membawa pesan
komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya,
sehingga media dapat dimanipulasi, dilihat, dibaca dan didengar.
Berpendapat sama, Sukiman (2012:29) menyimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang
pikiran, perasaaan, perhatian dan minat serta kemauan peserta didik
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran secara efektif.
Media merupakan komponen sumber belajar atau wahana fisik
yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Untuk itu media pembelajaran perlu
mendapatkan penanganan yang serius, terutama dari para Teknolog
Pendidikan atau Teknolog Pembelajaran yang memiliki kompetensi
dalam merancang dan mengembangkansoftware dengan cara mendesain
pesan-pesan pembelajaran yang akan diajarkan melalui teknologi
hardware. Perencanaan dan pengembangan software pesan-pesan
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta belajar, media yang
digunakan serta bentuk belajar yang diharapkan, akan mengoptimalkan
proses dan hasil belajar.
Dalam kegiatan mendesain pesan pembelajaran pada media