• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Identifikasi Asam dan basa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Identifikasi Asam dan basa"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyesaikan laporan lengkap kimia yang berjudul “Identifikasi Larutan Asam dan Basa”.

Dalam laporan ini telah saya susun sesuai dengan syarat-syarat yang telah di berikan oleh guru bidang studi. Dengan demikian, melalui laporan ini dapat diketahui dan dipelajari tentang bagaimana pengaruh konsentrasi dan luas permukaan terhadap laju reaksi.

Saya penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, saya menerima segala saran dan kritikan yang bersifat membangun guna perbaikan penulisan laporan dikemudian hari. Semoga laporan lengkap ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya.

Tanuntung, 20 Januari 2016

(2)

DAFTAR ISI

SAMPUL...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...2

C. Tujuan Penelitian...2

D. Manfaat Penelitian...2

BAB II LANDASAN TEORI A. Asam dan Basa...4

B. Derajat Keasaman...6

C. Lakmus...7

BAB III METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan...9

B. Prosedur Kerja...10

C. Waktu dan Tempat...11

(3)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil...12 B. Pembahasan...12

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...15 B. Saran ...16

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari tentu saja kita seringkali menjumpai sesuatu yang bersifat asam dan basa, bahkan dalam pembelajaran kimia tentunya kita berkecimpung dengan teori dan penerapan asam dan basa. Asam merupakan suatu zat yang sangat penting dalam kehidupan kita. Banyak kejadian disekitar kita bahkan di dalam tubuh yang melibatkan zat asam, baik itu untuk melepas maupun memerlukan. Proses pencernaan dan memasak adalah contoh kejadian yang melibatkan asam dan basa.

Suatu zat atau senyawa dapat dikenali jika itu asam dan basa biasanya dengan cara dicicipi, namun cara ini membahayakan dan tidak lazim karena banyak diantara asam dan basa tersebut bersifat racun sehingga dapat merusak kulit. Oleh karena itu perlu digunakan alat yang dapat membedakan antara sifat asam dan basa suatu zat. Alat atau zat seperti ini disebut indikator.

(5)

Berdasarkan hal tersebut, saya bermaksud melakukan sebuah percobaan

dengan judul “Identifikasi Larutan Asam dan Basa”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam praktikum ini yaitu :

1. Bagaimana perubahan warna yang terjadi pada larutan indikator alami terhadap larutan asam dan basa?

2. Bagaimana perubahan warna yang terjadi pada beberapa larutan dengan menggunakan kertas lakmus?

3. Bagaimana trayek pH larutan yang diuji berdasarkan alat pengukur keasaman?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan berdasarkan rumusan masalah praktikum ini yaitu :

1. Untuk mengetahui perubahan warna yang terjadi pada larutan indikator alami terhadap larutan asam dan basa.

2. Untuk mengetahui perubahan warna yang terjadi pada beberapa larutan dengan menggunakan kertas lakmus.

(6)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat di peroleh dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Dapat dijadikan bahan referensi bagi penulis lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan mengenai larutan asam dan basa.

2. Manfaat Praktis

(7)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Asam dan Basa 1. Teori asam dan basa

Teori asam-basa juga banyak digunakan dalam mempelajari kimia antara lain teori asam-basa Arrhenius, teori asam-basa Bronsted-Lawry dan teori asam-basa G.N Lewis. Ketiga teori ini mempunyai dasar pemikiran yang berbeda, tetapi saling melengkapi dan memperkaya. Hal-hal yang tidak bisa dijelaskan oleh teori Arrhenius dapat dijelaskan dan dilengkapi oleh teori Bronsted-Lawry dan tidak bertentangan dengan teori Arrhenius. Demikian pula dengan teori G.N Lewis dapat melengkapi hal-hal terkait asam-basa yang tidak dapat dijelaskan oleh teori Bronsted-Lawry. Menurut Bronsted Lawry, asam-basa adalah suatu spesies kimia (molekul atau ion) yang dapat mendonorkan proton kepada spesies kimia yang lain atau dengan kata lain sebagai akspektar.

a. Teori Asam-Basa Arrhenius

(8)

b. Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry

Menurut teori Bronsted-Lowry, asam adalah (ion atau molekul) yang berperan sebagai proton donor (pemberi proton atau H+) kepada suatu spesi yang lain. Basa adalah spesi (molekul atau ion) yang bertindak menjadi proton akseptor (penerima proton atau H+). (Sudarmo, U. 2014: 187)

c. Teori Asam-Basa Lewis

Menurut teori Lewis, asam adalah suatu senyawa yang mampu menerima pasangan elektron dari senyawa lain, atau akseptor pasangan elektron. Basa adalah senyawa yang dapat mebeerikan pasangan elektron kepada senyawa lain atau donor pasangan elektron. (Sudarmo, U. 2014: 186)

2. Pengertian asam dan basa

Asam dan Basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum zat-zat yang berasa masam mengandung asam, misalnya asam sitrat pada jeruk, asam cuka, dan asam semut pada semut. Basa pada umumnya mempunyai sifat yang licin dan terasa pahit, misalnya sabun. Istilah asam berasal dari bahasa Latin yaitu “Acetem” yang berarti cuka, karena diketahui zat utama dalam cuka adalah asam aseta. Adapun basa berasal dari bahasa Arab yang berarti abu, contohnya pada jeruk yang mengandung asam stral, pada lambung manusia juga mengandung klorida yang berguna untuk membunuh kuman yang masuk dalam tubuh. (http://asamdanbassa.blogspot.co.id/

2015/04/asam-dan-basa.html?m=1)

(9)

senyawa kovalen dan akan bersifat asam bila sudah larut kedalam air. Misalnya gas hidrogen klorida bukan merupakan asam, tetapi bila sudah dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion H+. Asam juga merupakan suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa) atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka), asam sulfat (digunakan dalam aki mobil). Secara umum asam memiliki sifat korosif (dapat menghancurkan logam), berasa masam atau kecut, serta dapat mengubah warna lakmus biru menjadi merah.

Asam juga dikelompokkan menjadi dua yaitu asam organik dan asam anorganik. Asam organik merupakan senyawa karbon yang dihasilkan oleh tumbuhan dan hewan. Sedangkan asam anorganik merupakan asam yang dibuat dari minereal-mineral dan non logam. Asam anorganik dalam keadaan pekat biasanya karosif sehingga dapat melukai kulit dan dapat melarutkan logam dengan sangat cepat.

(10)

B. Derajat Keasaman

Suatu larutan asam atau larutan basa memiliki tingkat keasaman atau tingkat kebasaan yang berbeda. Tingkat keasaman atau kebasaan dari suatu larutan disebut derajat keasaman yang dilambangkan dengan pH. Nilai derajat keasaman dari suatu larutan berkisar antara 0-14. Nilai pH dari suatu larutan menetukan sifat dari larutan tersebut. Makin besar nilai pH-nya, maka derajat kebasaannya makin kuat. Artinya, larutan tersebut makin bersifat basa.

Untuk larutan yang memiliki nilai pH kurang dari 7, maka larutan tersebut bersifat asam. Sedangkan untuk larutan yang memiliki nila pH lebih dari 7, maka larutan tersebut bersifat basa. Jika suatu larutan memiliki nilai pH= 7, maka larutan tersebut bersifat garam (netral). (Sudarmo, U. 2007: 147)

C. Lakmus

Lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan berubah warna jika dicelupkan kedalam larutan asam atau basa. Nilai pH ditunjukkan dengan skala secara sistematis dengan nomor 0-14.

Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa, dan larutan bersifat netral berbeda. Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing kertas lakmus tersebut sebagai berikut :

(11)

2. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru dan dalam netral berwarna biru.

3. Metil merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna kuning dan dalam netral berwarna kuning.

4. Metil jingga dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna kuning dan dalam netral berwarna kuning.

(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan 1. Praktikum I

a. Alat

Adapun alat dalam praktikum pertama adalah sebagai berikut : 1. Gelas plastik

2. Lidi b. Bahan

Adapun bahan dalam praktikum pertama adalah sebagai berikut : 1. Larutan cuka

2. Larutan pasta gigi 3. Larutan bunga lavender 2. Praktikum II

a. Alat

Adapun alat dalam praktikum kedua adalah sebagai berikut : 1. Gelas plastik

2. Lidi b. Bahan

Adapun bahan dalam praktikum kedua adalah sebagai berikut : 1. Larutan cuka

(13)

3. Larutan garam

b. Meneteskan larutan bunga lavender kedalam larutan cuka dan pasta gigi menggunakan lidi.

c. Melihat perubahan warna yang terjadi pada setiap larutan. 2. Praktikum II

a. Menyediakan alat dan bahan

b. Mengambil sepotong kertas lakmus merah dan biru, kemudian celupkan kedalam larutan obat, gula, garam, pasta gigi, detergen, dan cuka.

c. Melihat perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus.

d. Mengambil alat pengukur pH lalu dicelupkan kedalam setiap larutan. e. Melihat perubahan warna yang terjadi pada pengukur pH kemudian

(14)

C. Waktu dan Tempat 1. Praktikum I

Adapun waktu dan tempat pada praktikum pertama yaitu: Hari dan waktu : Minggu/ 15.00 - selesai

Tanggal : 10 Januari 2016 Tempat : Rumah

2. Praktikum II

Adapun waktu dan tempat pada praktikum kedua yaitu: Hari dan waktu : Kamis/ 7.30 - selesai

Tanggal : 14 Januari 2016 Tempat : Ruangan kelas

D. Variabel Percobaan

(15)

BAB IV Bunga lavender Ungu Biru keabuan Pink keunguan

2. Praktikum II

3 Cuka Merah Merah 4 Asam

(16)

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, bunga lavender dengan warna ekstrak ungu yang merupakan indikator alami ketika diteteskan pada larutan cuka (asam) menghasilkan warna biru keabuan, tetapi lain halnya pada saat bunga lavender dengan warna ekstrak ungu ketika diteteskan pada larutan pasta gigi (basa) menghasilkan warna pink keunguan.

2. Praktikum II

Salah satu sifat asam adalah dapat memerahkan kertas lakmus biru, sedangkan pada basa dapat membirukan lakmus merah. Selain menggunakan kertas lakmus untuk mengetahui suatu senyawa maupun larutan termasuk asam dan basa, maka dapat juga diuji menggunakan alat tes derajat keasaman (pH) yang ditandai dengan angka berkisar 0-14. Ketika menunjukkan angka kurang dari 7 maka larutan tersebut bersifat asam, lebih dari 7 maka bersifat basa, dan jika hanya menunjukkan angka 7 maka itu bersifat netral.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, beberapa larutan yang diuji menunjukkan hasil yang berbeda, yaitu :

a. Larutan sabun termasuk basa karena dapat membirukan lakmus merah dan juga karena larutan tersebut memiliki derajat keasaman/ pH 12.

b. Cuka termasuk asam karena dapat memerahkan lakmus biru dan juga karena larutan tersebut memiliki derajat keasaman/ pH 4.

c. Larutan obat termasuk basa karena dapat membirukan lakmus merah dan juga karena larutan tersebut memiliki derajat keasaman/ pH 8

(17)

e. Larutan pasta gigi dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru dan kertas lakmus biru tetap biru. Hal ini menunjukkan larutan pasta gigi tersebut bersifat basa. Namun ditinjau dari derajat keasaman, larutan pasta gigi memiliki pH 7 yang menunjukkan larutan tersebut termasuk netral.

f. Larutan gula termasuk netral karena tidak terdapat perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus merah maupun biru. Namun ditinjau dari derajat keasaman, larutan gula memiliki pH 5 yang menunjukkan larutan tersebut termasuk asam. Sama halnya dengan hasil yang diperoleh pada larutan pasta gigi, kekeliruan pada larutan gula ini bisa saja terjadi karena kurangnya ketelitian pada saat pengukuran pH, ataukah kertas lakmus maupun larutan yang digunakan sudah terkontaminasi dengan zat dari luar yang dapat mempengaruhi hasil yang diperoleh.

(18)

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan terhadap masalah yang dikemukakan dalam laporan ini, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu :

1. Perubahan warna yang terjadi pada indikator alami (bunga lavender ungu) ketika ditetesi larutan bersifat asam menghasilkan warna biru keabuan sedangkan saat ditetesi larutan basa menghasilkan warna pink keunguan. 2. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, ada beberapa larutan yang

dapat mengubah warna kertas lakmus, seperti larutan sabun, pasta gigi, dan obat dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru, sedangkan larutan cuka dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah, serta ada pula yang tidak terjadi perubahan warna seperti pada larutan gula dan garam.

3. Derajat keasaman/ pH pada larutan yang diuji masing-masing menampilkan hasil yang berbeda. Seperti sabun dengan pH 12, pasta gigi pH 7, cuka pH 4, obat pH 8, gula pH 5, dan garam pH 7.

B. Saran

Demi tercapainya hasil yang optimal dari penulisan laporan ini, maka penulis menyarankan:

1. Bagi pembimbing, agar lebih membantu siswa dalam pembuatan laporan ini. 2. Bagi peneliti, agar harus melaksanakan aturan cara kerja dengan baik dan

(19)

DAFTAR PUSTAKA

(20)

s

Arjuna, Arry. 2014. Laporan Praktikum Asam Basa. Online: ( http://arryarjunaasam.blogspot.co.id/2014/05/laporan-praktikum-asam-basa.html?m=1). Diakses tanggal 20 Januari 2016.

Wikipedia. Lakmus. Online: (https://id.m.wikipedia.org/wiki/lakmus.). Diakses tanggal 20 Desember 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan larutan yang bersifat basa jika diuji dengan lakmus merah warnanya menjadi biru, lakmus biru warnanya tetap, metil jingga berwarna kuning, dan fenolflatin berwarna

Bagaimanakah cara untuk mengidentifikasi suatu zat yang mengandung senyawa asam, basa, atau garam dengan menggunakan indikator kertas lakmusA. Apa yang terjadi jika larutan

Ada beberapa jenis indikator yang dapat digunakan untuk membedakan larutan yang bersifat asam dari larutan yang bersifat basa, antara lain kertas lakmus, indikator universal,

Seperti halnya asam, larutan basa pun akan bereaksi dengan indikator sehingga dapat mengubah arna indikator tersebut.. Basa akan mengubah arna kertas lakmus

Warna Indikator Dalam Larutan Asam Cuka Garam NaOH 1. Perubahan warna apa yang terjadi pada ekstrak yang ditetesi dengan larutan asam, basa.. Penentuan Skala Keasaman dan Kebasaan

Indikator asam basa adalah senyawa khusus yang ditambahkan pada larutan dengan tujuan mengetahui kisaran pH dari larutan tersebut. Indikator asam basa akan memberikan

Sifat larutan tersebut dapat ditunjukkan dengan menggunakan indikator asam-basa, yaitu zat-zat warna yang menghasilkan warna berbeda dalam larutan asam dan basa. Cara

 Kertas lakmus, nama lakmus berasal dari kata litmus yaitu suatu tanaman yang dapat menghasilkan warna jika bereaksi dengan asam atau basa. Kertas lakmus terdiri