• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan percobaan asam basa Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan percobaan asam basa Indonesia"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PERCOBAAN ASAM BASA

LAPORAN PRAKTIKUM

(Selasa 19 November 2013)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Kimia di Sekolah Dasar

Oleh

Syina Rustilani 1003614

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS CIBIRU

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

A. TUJUAN

1. Membedakan kekuatan asam dan basa senyawa yang ada dalam kehidupan sehari-hari

2. Membuat indikator asam basa dari bahan alam yang ada di lingkungan sekitar

3. Mendemonstrasikan reaksi asam basa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

B. PENGANTAR

Dalam kehidupan kita sehari-hari banyak sekali menggunakan senyawa kimia yang bersifat asam maupun basa. sifat umum dari senyawa asam adalah selain rasanya asam, ia mampu menimbulkan korosi pada logam seperti besi. Asam banyak terdapat dalam makanan dan zat pembersih rumah tangga. Dalam air, asam akan melepaskan ion H+, sedangkan basa melepaskan ion OH-.

(3)

tubuh (sabun) ataupun deterjen. Zat yang digunakan untuk mendeteksi kandungan asam dan basa suatu bahan disebut indikator asam basa.

Bila senyawa asam dan basa direaksikan, maka akan terbentuk senyawa garam. Jenis garam yang terbentuk bermacam-macam tergantung dari kekuatan asam dan basa yang direaksikan.

C. ALAT DAN BAHAN 1. ALAT

Gelas Kimia 250 mL Labu erlenmeyer 300 mL

Lumpang dan alu Pipet tetes

Botol semprot Tabung reaksi dan rak tabung

gelas kimia 1 L pisau

Gelas kimia 1L corong kaca

penyaring kain botol kaca berpenutup

pembakar spirtus kassa

kaki tiga spatula

batang pengaduk Neraca Ohauss

2. BAHAN

Aquades Air kapur

Sabun mandi Kubis ungu

Deterjen Asam sitrat/sitrun

KI (Potassium Iodide) Garam dapur

NaOH Alumunium nitrat

Kopi Minuman soda

soda kue Alkohol

Pasta gigi Aceted acid

minuman rasa jeruk Kertas lakmus merah dan biru

indikator universal Obat sakit maag

(4)

3. MSDS (Material Safety Data Sheet) a. Aquades

Tidak menyebabkan iritasi mata dan kulit apabila kontak, apabila tertelan tidak berbahaya, apabila terhisap tidak menyebabkan irtasi paru-paru.

b. KI (Potassium Iodide)

c. Potensi Efek Kesehatan Akut: Sedikit berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), menelan, inhalasi. Potensi Efek Kesehatan kronis: Efek karsinogenik: Tidak tersedia. Efek mutagenik: mutagenik untuk sel somatik mamalia. Efek teratogenik: Tidak tersedia. PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Baris Sistem reproduksi / toksin / wanita, Pengembangan toksin [MUNGKIN]. Substansi mungkin beracun untuk tiroid. Berulang atau berkepanjangan paparan substansi dapat menghasilkan kerusakan organ sasaran.

d. NaOH (Natrium Hidroksida)

NaOH murni berwarna putih solid yang tersedia di pelet, serpih, butir, dan sebagai 50% larutan jenuh. Sangat basa, keras dan rapuh menunjukkan pecahan hablur. Apabila dibiarkan di udara akan cepat menyerap CO2 dan lembab, mudah larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter.

(5)

e. Soda Kue (NaHCO3)

Berwarna orange, reaktivitas sedikit, tidak mudah terbakar dan tidak menyebabkan gangguan kesehatan yang serius. Apabila terhirup dalam konsentrasi/jumlah tinggi dari debu dapat menyebabkan batuk dan ersin. Apabila tertelan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Tidak ada efek samping apabila kontak kulit. Apabila kontak dengan mata dapat menyebabkan iritasi ringan, kemerahan dan nyeri. f. HCl

Potensi Efek Kesehatan Akut: Sangat berbahaya dalam kasus kontak kulit (korosif, iritan, permeator), kontak mata (iritan, korosif), menelan sedikit berbahaya dalam kasus inhalasi ( paruparu sensitizer ). Non -korosif bagi paru-paru. Cairan atau semprotan kabut dapat menghasilkan kerusakan jaringan terutama pada selaput lendir mata, mulut dan saluran pernapasan. Kontak kulit dapat menghasilkan luka bakar. Menghirup kabut semprotan dapat menghasilkan iritasi parah dari saluran pernapasan, yang ditandai dengan batuk, tersedak, atau sesak napas. Parah over-eksposur dapat mengakibatkan kematian. Radang mata ditandai dengan kemerahan, berair, dan gatal-gatal. Kulit peradangan ditandai dengan gatal, scaling, kemerahan, atau kadang-kadang terik.

(6)

sangat beracun dapat menghasilkan kerusakan umum kesehatan oleh akumulasi dalam satu atau banyak organ tubuh manusia .

g. Al(NO3)3.9H2O (Alumunium Nitrat)

Potensi Efek Kesehatan Akut: Berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), menelan, inhalasi. Sedikit berbahaya dalam kasus kontak kulit (permeator). Kontak yang terlalu lama dapat menyebabkan luka bakar pada kulit dan ulserasi. Over-exposure terhirup dapat menyebabkan iritasi pernapasan. Potensi Efek Kesehatan kronis: Efek karsinogenik: Tidak tersedia. Efek mutagenik: Tidak tersedia. Efek teratogenik: Tidak tersedia. PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Tidak tersedia. Substansi adalah racun bagi paru-paru, selaput lendir. Berulang atau berkepanjangan paparan substansi dapat menghasilkan kerusakan organ sasaran.

h. Asam Sitrat/sitrun (C6H8O7)

Bentuknya kristal/serbuk putih yang merupakan senyawa intermedier dari asam organik. Asam sitrat mudah larut dalam air, spiritus, dan etanol. Tidak berbau dan berasa asam. Namun dapat menyebabkan ganguan mata berat, dan mengiritasi.

i. Aceted Acid (C2-H4-O2)

Potensi Efek Kesehatan Akut: Sangat berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), menelan, inhalasi. Berbahaya dalam kasus kulit kontak (korosif, permeator), kontak mata (korosif). Cairan atau semprotan kabut dapat menghasilkan kerusakan jaringan terutama pada selaput lendir mata, mulut dan saluran pernapasan. Kontak kulit dapat menghasilkan luka bakar. Menghirup kabut semprotan mungkin menghasilkan iritasi parah saluran pernapasan, yang ditandai dengan batuk, tersedak, atau sesak napas. Radang mata ditandai dengan kemerahan, berair, dan gatal-gatal. Peradangan kulit yang ditandai dengan gatal, scaling, kemerahan, atau, kadang-kadang, terik.

(7)

mutagenik: mutagenik untuk sel somatik mamalia. Mutagenik untuk bakteri dan / atau ragi. Teratogenik EFEK: Tidak tersedia. PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Tidak tersedia. Substansi mungkin beracun untuk ginjal, mukosa membran, kulit, gigi. Berulang atau berkepanjangan paparan substansi dapat menghasilkan kerusakan organ sasaran. Repeatedp. 2 atau kontak berkepanjangan dengan semprotan kabut dapat menghasilkan iritasi mata kronis dan iritasi kulit yang parah. Berulang atau berkepanjangan paparan kabut semprotan dapat menghasilkan iritasi saluran pernafasan menyebabkan serangan sering infeksi bronkus.

j. Pb(NO3)2 (Lead Nitrate)

Potensi Efek Kesehatan Akut: Sangat berbahaya dalam kasus menelan. Berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), inhalasi. Sedikit berbahaya dalam kasus kontak kulit (permeator). Kontak yang terlalu lama dapat menyebabkan luka bakar pada kulit dan ulserasi. Over-exposure terhirup dapat menyebabkan iritasi pernapasan.

Potensi Efek Kesehatan kronis: Efek karsinogenik: Classified A3 (Terbukti untuk hewan.) Oleh ACGIH, 2B (Mungkin bagi manusia.) Oleh IARC. Mutagenik EFEK: mutagenik untuk sel somatik mamalia. Efek teratogenik: Tidak tersedia. PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Baris Sistem reproduksi / toksin / wanita, sistem reproduksi / toksin / laki-laki [DIDUGA]. Substansi mungkin menjadi racun bagi darah, ginjal, sistem reproduksi, sistem saraf perifer, sistem saraf pusat (SSP). berulang atau paparan substansi dapat menghasilkan sasaran organ kerusakan.

D. CARA KERJA

1. MEMBUAT LARUTAN INDIKATOR ASAM BASA ALAMI

(8)

- Didihkan campuran air dan kubis ungu, sambil diaduk sekali-kali. Setelah mendidih, biarkan mendingin pada suhu kamar .

- Saringlah ekstrak kubis ungu ke dalam wadah kaca berpenutup. Bila ingin tahan lama, setelah digunakan sebagai indikator asam basa, simpanlah sisa larutan dalam wadah tertutup di dalam lemari es.

2. UJI KANDUNGAN ASAM BASA DENGAN KERTAS LAKMUS

- Siapkanlah larutan berikut ini dengan menggunakan aquades: air kapur, sabun mandi, deterjen, asam asetat encer, HCl encer, asam sitrat/sitrun, garam dapur, kopi, alumunium nitrat, soda kue, alkohol, NaOH, aceted acid, minuman rasa jeruk, obat sakit maag dan pasta gigi dalam tabung reaksi yang terpisah. Siapkan pula aquades dan minuman bersoda dalam tabung reaksi lain secara terpisah. Catat warna larutan.

- Tes masing-masing sampel dalam tabung kandungan asam basanya menggunakan kertas lakmus merah dan biru. Catatlah perubahan warna yang terjadi dan penggolongan asam basa sampel dalam bentuk tabel (catatan: larutan yang sudah Anda buat jangan dibuang).

3. MENGGUNAKAN INDIKATOR ASAM BASA ALAMI UNTUK MENGUJI KANDUNGAN ASAM DAN BASA

- Siapkan larutan seperti pada percobaan 2 (sampel dari percobaan 2 jangan dibuang). Catat warna larutan.

- Masukkanlah ke dalam tiap tabung reaksi tetes demi tetes larutan indikator kubis ungu hingga tampak adanya perubahan warna. Catat pengamatan Anda pada tabel.

(9)

4. MEMBANDINGKAN KEKUATAN ASAM DAN BASA

- Setelah Anda mengelompokkan bahan ke dalam senyawa asam dan basa, pilihlah dua sampel senyawa asam atau dua sampel senyawa basa untuk kemudian Anda bandingkan kekuatan asam atau basanya. Atau Anda dapat memilih satu sampel senyawa asam atau satu senyawa basa dan membuat dua larutan dengan konsentrasi yang berbeda.

- Bandingkanlah kekuatan asam atau basa dari larutan yang Anda pilih menggunakan kertas indikator universal.

5. REAKSI ASAM BASA

- Buatlah 1000 mL larutan Pb(NO3)2 dengan konsentrasi 2 M (catatan: larutan ini dapat digunakan oleh seluruh kelompok).

- Encerkan 100 mL larutan KI dengan akuades hingga volume larutan menjadi 1000 mL (catatan: larutan ini dapat digunakan oleh seluruh kelompok)

- Siapkan 25 mL larutan Pb(NO3)2 2 M dalam gelas kimia 250 mL. Dengan menggunakan pipet, tambahkan lautan KI tetes demi tetes ke dalam larutan PB(NO3)2 hingga ada perubahan. Ujilah keasaman larutan hasil reaksi menggunakan kertas lakmus merah dan biru, juga menggunakan indikator kol ungu. Catat hasil pengamatan Anda.

E. TABEL HASIL PENGAMATAN

(10)

Mandi

7. Asam Jeruk Orange Merah Merah

8. Soda Kue Putih 2. Uji Kandungan Asam Basa dengan Larutan Indikator

Tabel 2.1

2. Detergen Putih Hijau Melon

3. Garam Dapur Bening Ungu muda

4. Sitrun Bening Merah

5. Obat Magh Hijau Hijau Pandan

6. NaOH Bening Orange

7. Asam Jeruk Orange Merah Keorangenan

8. Soda Kue Putih

10 Acid Aceted Bening Merah muda

11 Kopi Hitam Kopi/Coklat

12 HCl Bening Merah

(11)

14 Pasta Gigi Putih Biru Muda

4. Membandingkan Kekuatan Asam dan Basa Tabel 4.1

Setelah diencerkan dengan menggunakan aquades, menjadi

larutan yang tak

Setelah diencerkan dengan aquades cairan lebih encer dan berwarrna kuning bening

3. Pb(NO3)2+KI - Setelah kedua senyawa

(12)

reaksi yang sangat lambat. Setelah diaduk rata, endapat menghilang dan warna larutan menjadi kuning pekat merata.

FOTO-FOTO PELAKSANAAN PRAKTIKUM

(13)

(14)

F. PEMBAHASAN

(15)

dan alu, sampai menjadi halus. Setelah itu kol yang telah halus dicampur dengan aquades untuk sedikit pengenceran dan dididihkan. Setelah mendidih angkat dan dinginkan hingga suhunya normal, lalu saring dengan kertas saring, maka didapatlah sari dari kol ungu yang akan digunakan sebagai indicator alami.

Pada percobaan kedua yaitu menentukan asam basa pada sebuah senyawa dengan menggunakan kertas lakmus merah dan lakmus biru, lakmus merah adalah kertas lakmus yang dapat menentukan senyawa tersebut adalah basa sedangkan kertas lakmus biru dapat menentukan senyawa tersebut adalah asam. Dari tabel 1.1 menunjukkan bahwa larutan-larutan seperti sitrun, air jeruk, alumunium nitrat, acid aceted, kopi, HCl, alkohol, dan minuman bersoda mengandung senyawa asam. Itu dibuktikan dari perubahan warna kertas lakmus biru menjadi warna merah. Sedangkan larutan-larutan seperti sabun mandi, detergen, obat magh, NaOH, soda kue, pasta gigi, dan kapur mengandung senyawa basa yang ditunjukkan oleh perubahan warna kertas lakmus merah menjadi warna biru. Namun ada juga larutan yang bersenyawa netral yaitu larutan garam yang dibuktikan dengan tidak merubah warna kertas lakmus biru dan lakmus merah. Seperti yang dikemukakan oleh Atep Sujana (2007:265) “dalam suasana asam lakmus berwarna merah, sedangkan dalam keadaan basa lakmus berwarna biru”.

(16)

perubahan warna merah, acid aceted dengan perubahan warna merah muda, kopi dengan perubahan warna coklat, HCl dengan perubahan warna merah dan larutan terakhir adalah minuman bersoda dengan perubahan warna merah bata. Untuk larutan-larutan yang mengandung senyawa netral berdasarkan percobaan diatas adalah garam dapur dengan perubahan warna ungu muda, dan alkohol dengan perubahan warna ungu. Sedangkan untuk larutan-larutan yang mengandung senyawa basa adalah sabun mandi dengan perubahan warna hijau, detergen dengan perubahan warna hijau melon, obat magh dengan perubahan warna hijau pandan, soda kue dengan perubahan warna hijau toska tua, pasta gigi dengan perubahan warna biru muda dan kapur dengan perubahan warna hijau melon.

Percobaan selanjutnya adalah membandingkan asam basa dengan menggunakan kertas indikator universal dengan menggunakan dua sampel yaitu NaOH dan Alumuniun Nitrat. Untuk mengetahui asam basa kedua larutan tersebut, dapat dilihat dari perubahan warna lalu perubahan warna tersebut di bandingkan dengan table warna keasaman maka akan terlihat seberapa kuat keasaman senyawa tersebut. Seperti senyawa asam menunjukan nilai PH 1-7 semakin kecil suatu nilai PH maka keasamannya semakin kuat sedangkan 7-14 menunjukan bahwa senyawa tersebut basa, semakin besar nilai PH maka semakin kuat sifat kebasaannya. Berdasarkan tabel 3.1 larutan NaOH memiliki pH 14 dengan hasil perubahan warna kertas sehingga termasuk kedalam larutan basa kuat. Sedangkan alumunium nitrat memiliki pH 3 dengan perubahan warna sehingga termasuk larutan asam lemah.

(17)

magh memiliki pH 9. Diantara keempat larutan sampel diatas, NaOH memiliki pH yang paling besar diantara larutan sampel yang lain. Sehingga NaOH termasuk kedalam golongan basa kuat. Sedangkan untuk larutan sabun mandi dan obat magh dengan pH 10 dan pH 9 termasuk golongan basa lemah. Untuk larutan alumunium nitrat termasuk asam kuat dengan pH 3.

Pada percobaan kelima adalah melakukan reaksi asam basa pada senyawa Pb(NO3)2 dengan senyawa KI. Berdasarkan tabel 5.1 senyawa Pb(NO3)2 sebelum diencerkan memiliki ciri fisik, berwujud serbuk dengan warna putih. Sedangkan senyawa KI berwujud cair dengan warna kuning bening. Pada saat larutan KI dimasukkan kedalam larutan Pb(NO3)2, untuk beberapa waktu terlihat ada endapan dan mengalami reaksi kimia yang cukup lama. Itu terlihat dari proses percampuran larutan dan perubahan warna yang lama, sehingga harus di batu dengan proses pengadukan. Pada saat reaksi berlangsung terlihat ada warna kuning pekat yang menggumpal dan mengendap. Setelah dilakukan proses pengadukan gumpalan dan endapan pun menghilang dan warna kuning pekat pun merata keseluruh bagian campuran larutan tersebut. Pada percobaan tersebut terjadi reaksi kimia yang dibuktikan dengan adanya perubahan warna, suhu dan terbentuknya endapan. Warnanya berubah dari larutan yang bening dan kuning bening menjadi kuning pekat. Suhu awal normal menjadi agak hangat dan mengendap.

G. KESIMPULAN

(18)

larutan bersenyawa netral tidak menunjukkan perubahan warna pada kertas lakmus biru maupun lakmus merah. Perubahan warna pada kertas indikator universal menjukkan tingkat keasaman suatu larutan dengan mengukur pH larutan tersebut. Kita dapat mengetahui pH larutannya dengan mencocokkan warna yang dihasilkan dengan patokan warna pada bungkus kertas indikator universal. Sedangkan untuk larutan indikator, perubahan warna larutan sampel yang dihasilkan setelah menuangkan beberapa tetes larutan indikator kedalamnya juga menunjukkan senyawa yang dikandung larutan tersebut.

Untuk membedakan kandungan senyawa asam atau basa suatu larutan, kita dapat menggunakan larutan indikator yang berasal dari alam. Contoh bahan yang dapat kita gunakan sebagai larutan indikator adalah kol ungu, kunyit, bunga sepatu, dan kulit manggis. Bahan-bahan tersebut mudah kita dapatkan karena ada dilingkungan sekitar kita. Kita dapat membuat sendiri larutan indikator tersebut karena cara membuatnya sangat mudah.

Dalam kehidupan sehari-hari, bahnyak sekali bahan yang mengandung senyawa asam, basa dan netral yang kita jumpai dan digunakan. Seperti air jeruk, pasta gigi, sabun mandi, alkohol, kopi, garam dan banyak lagi bahan-bahan yang lain. Kita dapat menguji sendiri kandungan senyawa yang terdapat dalam bahan-bahan tersebut dengan menggunakan larutan indikator yang telah kita buat. Selain itu bahan yang telah kita ketahui kandungan senyawanya, dapat kita reaksikan satu sama lain untuk mengetahui perubahan-perubahan apa saja yang terjadi. Dengan demikian kita mengetahui hasil dari reaksi asam basa tersebut.

H. SOLUSI ATAU REKOMENDASI

(19)

telah dibuat. Selain itu kita dapat mengkaji hasil percobaan yang sama yang telah dilakukan oleh orang lain. Dengan demikian kita mengetahui penyebab terjadinya kesalahan sehigga kita dapat meminimalisir kesalahan tersebut.

Dengan demikian cara yang mungkin kita lakukan untuk menghindari kesalahan tersebut adalah mengkaji hasil laporan praktikum yang dilakukan oleh orang lain. Dari hasil laporan tersebut kita dapat mengetahui langkah kerja yang benar, kesalahan yang mungkin timbul dan hal apa saja yang harus diamati dengan teliti agar mendapatkan data yang akurat. Terlebih pada percobaan asam basa ini banyak sekali larutan yang diujicobakan dan memiliki perubahan warna yang berbeda.

I. JAWABAN PERTANYAAN

1. MEMBUAT LARUTAN INDIKATOR ASAM BASA ALAMI

a. Zat apakah yang menyebabkan warna ungu pada indikator yang adanya campuran dari asam-basa yang diteteskan ke cairan kubis ungu tersebut sehingga menghasilkan cairan reaksi yang memberi sebuah perubahan dari ungu menjadi warna merah muda dan biru yang menarik.

b. Adakah bahan alami lain yang dapat digunakan sebagai indikator asam dan basa? jelaskan cara pembuatannya dan sebutkan kandungan indikator yang terdapat di dalamnya.

Jawaban: Ada, yaitu kunyit, bunga sepatu, kulit manggis dsb. Cara membuat Indikator Alami dari Kulit Manggis adalah:

(20)

2)

Ambil kulit manggis lalu tumbuk .

3)

Beri sedikit air lalu disaring .

4)

Teteskan ekstrak kulit manggis ke dalam:

Air suling (netral)

Larutan cuka (asam)

Air kapur (basa)

Ekstrak kulit manggis pada keadaan netral berwarna ungu. Jika ekstrak kulit manggis, ditetesi larutan asam, maka warna ungu akan berubah menjadi cokelat kemerahan dan jika ditetesi larutan basa akan berubah menjadi biru kehitaman. Jadi ekstrak kulit manggis yang dapat dijadikan sebagai larutan indikator, karena mengandung zat antosianin.

2. UJI KANDUNGAN ASAM BASA DENGAN KERTAS LAKMUS a. Perubahan yang menyebabkan perubahan warna pada kertas lakmus

biru menunjukkan bahwa senyawa yang diuji mengandung senyawa...(1) Sedangkan perubahan warna pada kertas lakmus merah menunjukkan bahwa senyawa yang diuji mengandung senyawa....(2)

Jawaban: (1) Asam, (2) Basa

b. Zat kimia apakah yang terdapat dalam kertas lakmus merah dan biru?

Jawaban: Zat yang terkandung pada kertas lakmus adalah ekstrak rumput laut atau orchein.

3. MENGGUNAKAN INDIKATOR ASAM BASA ALAMI UNTUK MENGUJI KANDUNGAN ASAM DAN BASA

(21)

Jawaban: karena setiap larutan memilki derajat keasaman atau senyawa asam atau basa yang berbeda, kekuatan asam atau basanya pun berbeda.

b. Tuliskanlah perubahan warna yang terjadi pada larutan golongan asam, basa dan netral setelah ditambahkan indikator.

Jawaban: Larutan yang bersifat asam apabila ditambahkan indikator kol ungu akan berubah warna menjadi orange/merah/pink. Larutan yang bersifat basa apabila ditambahkan indikator kol ungu akan berubah warna menjadi biru/hijau.

Larutan yang bersifat netral apabila ditambahkan dengan indikator kol ungu maka akan berubah warna menjadi ungu.

c. Ketika Anda mencampurkan larutan yang telah diuji dengan indikator, apakah terjadi perubahan warna? Mengapa hal ini dapat terjadi?

Jawaban: Ya. karena senyawa yang berbeda antara indikator dan larutan yang telah duji mengalami reaksi sehingga mengakibatkan perubahan warna, sedangkan pada larutan nertal reaksi warna yang terjadi adalah mengikuti warna indikator yang ditambahkan. 4. MEMBANDINGKAN KEKUATAN ASAM DAN BASA

a. Zat apakah yang terdapat pada kertas indikator universal?

Jawaban: ekstrak rumput laut, terdiri dari beberapa zat diantaranya fenolftalein.

b. Faktor apakah yang menyebabkan perbedaan pH larutan yang diuji? Jawaban: Konsentrasi senyawa dan derajat keasaman suatu larutan. c. Jika terdapat dua larutan asam sulfat dengan konsentrasi 1 M dan 0,1

M diuji menggunakan indikator universal, larutan manakah yang memiliki pH lebih tinggi? Jelaskan.

(22)

d. Jika larutan diganti dengan larutan KOH dengan konsentrasi yang sama seperti di atas, larutan manakah yang memiliki pH lebih tinggi? Mengapa?

Jawab: larutan yang memiliki pH yang tinggi adalah KOH, karena semakin tinggi konsentrasi KOH semakin tinggi pula/kuat kebasaannya dan pH dari larutan KOH pun semakin tinggi.

5. REAKSI ASAM BASA

a. Untuk membuat larutan Pb(NO3)2 2 M, berapa gramkah Pb(NO3)2 padat yang diperlukan?

Jawaban: mol=Mrgr gr = mol x Mr

Gr NaOH = Mol Pb(NO3)2 x Mr Pb(NO3)2 = 2 mol x 331g/mol = 662 g

b. Berapakah konsentrasi KI yang telah diencerkan? Jawaban: V1 : V2 = M2 : M1

100 mL : 1000 mL = M2 : 1 M2 ¿1000100 x1

= 0,1 M

c. Tuliskan persamaan reaksi Pb(NO3)2 antara KI!

Jawaban: Contoh reaksinya :Pb(NO3)2 + KI –> PbI2 + 2KNO3 Garam I + Garam II –> Garam III + Garam IV (dengan catatan, salah satunya mengendap).

d. Apakah Anda mengamati terbentuknya endapan? Jelaskan mengapa hal ini terjadi. Jika tidak ada endapan, cara apakah yang dapat Anda lakukan untuk memperoleh endapan dari larutan tersebut?

(23)

menambahkan zat yang memiliki masa jenis lebih tinggi daripada larutan tersebut.

e. Jelaskan pula kandungan asam basa larutan hasil reaksi.

Jawaban: Kandungan asam basa larutan hasil reaksi setelah diuji dengan menggunakan indikator kertas lakmus menunjukan bahwa larutan tersebut merupakan senyawa basa karena yang direaksikan adalah basa kuat dengan asam lemah.

J. LITERATUR

Sudjana, Atep. et.al. (2007). Konsep Dasar Kimia untuk SD. Bandung: UPI Press.

Noname. (2005). Material Safety Data Sheet. [online]. Tersedia: http://scienlab.com/msds.alkohol. [25 November 2013].

Noname. (2012). Pengertian Asam, Basa, dan Garam. [online]. Tersedia:

http://ilmupengetahuanalam.com/pengertian-asam-basa-dan-garam.html [25 November 2013]

Gambar

NamaTabel 2.1WarnaPerubahan Warna
Tabel 3.1Asam

Referensi

Dokumen terkait

Geommetri lereng mencakup tinggi lereng dan sudut kemiringan lereng, lereng yang terlalu tinggi akan mengakibatkan menjadi tidak mantap dan cenderung untuk

Ruas jalan purwodadi – Wirosari merupakan jalan Prorinsi atau jalan utama penghubung antar kota, yang sering dilalui kendaraan dengan tujuan baik luar kota maupun dalam kota,

Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa Profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap Company Value, Risiko Bisnis diukur

Berdasarkan hal tersebut maka timbul permasalahan apakah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tindak pidana pembunuhan dalam keluarga di wilayah hukum Polresta Denpasar,

Berdasarkan data yang dikumpulkan pada pukul 13.00, bidan vitri membuat diagnosis bahwa ibu Rohati adalah primigravida, dalam fase laten persalinan dengan DJJ normal,

Kota Batu dan Kabupaten Malang, Kota Malang merupakan bagian dari kesatuan wilayah yang dikenal dengan Malang Raya (Wilayah Metropolitan Malang). Wilayah Malang Raya

Number of School, Teachers, and Students in Primary School under Ministry of National Education Jambi Province by Regency/Municipality, 2007-2008 Kabupaten/Kota

behavioristik  dalam  kontek  materi  fisika  yang   sesuai  dengan  karakteristik  materinya.. Menerapkan  teori  belajar  aliran  kognitif