LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM
“PENGUKURAN pH LARUTAN”
Dosen Pengampu : Anif Rizqianti Haris, S.T.,M.Si
Nama : Itsna Nabilatuz Zahra NIM : 2008086018
Asisten Dosen : Urfun Nadhiroh
LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN WALISONGO SEMARANG 2020
ACARA 8
“PENGUKURAN pH LARUTAN”
06 Desember 2020
A. TUJUAN
Menentukan pH larutan dengan menggunakan beberapa indikator.
B. DASAR TEORI
pH adalah jumlah konsentrasi ion Hidrogen (H+ ) pada larutan yang menyatakan tingkat keasaman dan kebasaan yang dimiliki. pH merupakan besaran fisis dan diukur pada skala 0 sampai 14 [1]. Bila pH < 7 larutan bersifat asam, pH > 7 larutan bersifat basa dan pH = 7 larutan bersifat netral [2]. Pengukuran pH biasanya dilakukan dengan menggunakan pH meter. Salah satu pengukuran dengan memanfaatkan pH meter adalah pengukuran pH pada larutan mesin pencuci film radiografi.
pH meter merupakan alat yang dapat mengukur tingkat pH larutan.
Sistem pengukuran dalam pH meter menggunakan sistem pengukuran secara potensimetri. pH meter berisi elektroda kerja dan elektroda referensi. Perbedaan potensial antara dua elektroda tersebut sebagai fungsi dari pH dalam larutan yang diukur [3]. Sinyal tegangan yang dihasilkan pada pengukuran dengan elektrode pH berada pada kisaran mV, sehingga perlu diperkuat dengan penguat operasional [4].
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion H, sedangkan basa akan terurai menjadi ion OH. Menurut Brownsted-Lowry, asam adalah senyawa yang memberikan proton, sementara basa adalah senyawa yang menerima proton. Selanjutnya, Lewis mengemukakan bahwa asam adalah senyawa yang menerima pasangan elektron, sedangkan basa adalah senyawa yang memberikan pasangan elektron.
Derajat keasaman (pH) merupakan banyaknya konsentrasi ion H dalam suatu senyawa. Nilai pH berkisar antara 1-14. Nilai 1-6.9 menunjukkan sifat asa, 7 netral, dan 7.1- 14 bersifat basa. Untuk mengetahui pH dari suatu larutan dapat
digunakan berbagai indikator, antara lain indikator alami seperti kunyit, maupun indikator universal seperti metal merah atau fenolftalein.
Indikator adalah zat kimia yang warnanya tergantung pada keasaman atau kebasaan suatu larutan. Indikator yang biasa digunakan adalah kertas lakmus.
Apabila dicelupkan ke dalam larutan basa, kertas lakmus merah akan berubah menjadi biru, sedangkan kertas lakmus biru akan berwarna merah jika dicelupkan dalam larutan asam. Warna lakmus yang semakin merah tua menunjukkan pH yang semakin kecil, sedangkan warna lakmus yang semakin biru tua menunjukkan nilai pH yang semakin besar. Cara lainnya dapat menggunakan kertas indikator dan pH meter yang memiliki ketelitian sangat tinggi.
Contoh dari beberapa indicator tersebut adalah : 1. Kertas Indikator Universal
Kertas indikator universal dapat digunakan untuk menentukan harga pH dari suatu larutan. Dengan harga pH tersebut, larutan dapat bersifat asam (pH < 7), netral (pH = 7), atau bersifat basa (pH > 7)
Kertas indikator universal tersebut dicelupkan pada larutan yang akan ditentukan nilai pHnya. Ketika sudah tercelup, warna pada kertas indikator akan berubah.
Warna yang berubah dicocokkan dengan skala pH dari 0 sampai 14 yang terdapat pada kemasan kertas indikator.
2. pH meter
penentuan pH larutan yang lebih akurat, dapat dilakukan menggunakan alat pH meter. Alat ini bekerja berdasarkan elektrolit larutan asam dan basa. Bagian utamanya adalah sebuah elektrode yang peka terhadap konsentrasi ion H+ dalam larutan yang akan diukur pHnya. Jika elektrode tersebut dicelupkan ke dalam larutan yang akan diuji, pH meter menunjukkan angka yang sesuai dengan harga pH larutan tersebut.
3. Larutan Indikator
Indikator asam-basa merupakan suatu zat yang dapat berubah warna pada pH yang berbeda-beda. Sifat inilah yang dimanfaatkan untuk mengetahui nilai pH suatu 16 larutan. Perubahan warna zat atau larutan indikator memiliki rentang (trayek) tertentu yang disebut trayek indikator. Suatu larutan yang ditetesi larutan indikator akan menghasilkan warna tertentu. Selanjutnya, warna ini dicocokkan dengan tabel
warna yang menunjukkan harga pH tertentu sehingga perkiraan harga pH dapat diketahui.
Trayek pH beberapa indikator
Indikator Perubahan warna Trayek Ph
Lakmus Merah-biru 4,5 - 8,3
Bromtimol biru Kuning-biru 6,0 - 7,6
Fenolftalein Tak berwarna-pink 8,3 – 10
Metil jingga Merah-kuning 3,1 - 4,4
Metil merah Merah-kuning 4,4 - 6,2
C. ALAT DAN BAHAN Alat
1. Tabung reaksi 2. Rak tabung reaksi 3. Pipet tetes
4. Kertas lakmus 5. Plat Tetes
Bahan
1. Bromtimol biru 2. Fenolftalein 3. Metil merah 4. Metil orange 5. Larutan kapur 6. Air jeruk nipis 7. Larutan garam 8. Larutan deterjen D. CARA KERJA
Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Setelah tersedia, kemudian masukan bahan- bahan yang tersedia kedalam gelas reaksi. Lalu, masukan kedalam setaip gelas reaksi yang terisi bahan masing-masing satu buah kertas lakmus. Kemudian, amati perubahan yang terjadi pada kertas lakmus tersebut. Dan tentukan pH pada setiap bahan tadi.
Kedua masukan beberapa tetes bahan pada plat tetes. Lalu tetesi setiap bahan dengan bromtimol biru, fenoftalein, metil merah, dan metil orange. Amati perubahan warna pada setiap bahan yang telah ditetsi dengan bahan-bahan kimia tadi. Setelah terjadi perubahan maka tentukan pH pada masing-masing bahan tersebut.
Setelah kedua percobaan tersebut dilakukan maka bandingkan pH pada masing_masing bahan tersebut.
E. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil
Percobaan pertama kertas lakmus
Bahan pH Lakmus merah Lakmus biru Jenis larutan
Larutan kapur 13 biru tetap Basa
Air jeruk nipis 3 Tetap Merah Asam
Larutan garam 7 tetap tetap Netral
Larutan deterjen 7 tetap tetap Netral
Percobaan kedua
bromtimol biru fenoftalein metil orange
Air jeruk nipis biru pink Kuning
Larutan kapur kuning putih Merah
Larutan garam hijau putih Kuning
Larutan deterjen hijau Putih Kuning
2. Pembahasan
Derajat keasaman (pH) merupakan banyaknya konsentrasi ion H dalam suatu senyawa. Nilai pH berkisar antara 1-14. Nilai 1-6.9 menunjukkan sifat asa, 7 netral, dan 7.1- 14 bersifat basa. Untuk mengetahui pH dari suatu larutan dapat digunakan berbagai indikator, antara lain indikator alami seperti kunyit, maupun indikator universal seperti bromtimol biru, fenoftalein, metil merah, atau metil orange.
Pada praktikum kali ini kita ingin mengetahui pH pada larutan kapur, air jeruk nipis,
larutan garam, dan larutan deterjen. Dengan menggunakan indicator alami yaitu kertas lakmus dan indicator bahan kimia yaitu bromtimol biru, fenoftalein, dan metil orange.
Pada percobaan pertama dengan menggunakan kertas lakmus menghasilkan larutan kapur pada lakmus merah menjadi biru dan pada lakmus biru tetap. Pada air jeruk nipis merah tetap biru menjadi merah. Sedangkan pada larutan garam dan deterjen lakmus merah dan biru sama-sama tetap. Jadi larutan garam bersifat basa, air jeruk nipis bersifat asam, dan larutan deterjen dan garam bersifat netral.
Pada percobaan kedua bahan-bahan dicampurkan dengan indicator bahan kimia
Pada larutan Kapur berubah menjadi warna menjadi ke pink-pink an pada saat dicampurkan dengan fenoftalein, menjadi kekuning-kuningan saat dicampur dengan metil orange dan berubah menjadi biru ketika dicampur dengan bromtimol biru.
Pada air jeruk nipis berubah menjadi lebih bersih seperti air biasa pada saat dicampurkan dengan fenoftalein, menjadi kemerah-merahan saat dicampur dengan metil orange dan berubah menjadi kuningan-kuningan ketika dicampur dengan bromtimol biru.
Pada larutan garam dan larutan deterjen tetap warna putih bersih pada saat dicampurkan dengan fenoftalein, menjadi kuning saat dicampur dengan metil orange dan berubah menjadi hijau ketika dicampur dengan bromtimol biru.
F. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini kita menentukkan pH pada larutan kapur, air jeruk nipis, larutan garam, dan larutan deterjen menggunakan indicator berbahan alami yaitu kertas lakmus baik biru maupun merah dan indicator berbahan kimia yaitu fenoftalein, metil orange, dan brotimol biru. Dan praktikum ini menghasilkan kesimpulan bahwa larutan kapur bersifat basa, air jeruk nipis bersifat asan dan larutan deterjen serta garam bersifat netral.
G. DAFTAR PUSTAKA
[1] Astria F., M. Subito, D.W. Nugraha. (2014), Rancang Bangun Alat Ukur pH dan Suhu Berbasis Short Message Service (SMS) Gateway, Jurnal Mektrik, 1(1) : 47-55.
[2] Ihsanto E, S. Hidayat. (2014), Rancang Bangun Sistem Pengukuran Ph Meter dengan Menggunakan Mikrokontroller Arduino Uno, Jurnal Teknik Elektro, 3(5) : 139-146.
[3] Rifky A., Faiqoturrifda, A.N. Shochib. (2014), Pengukuran Sensor pH Larutan Disimpan pada Kartu SD, Semarang : Politeknik Negeri Semarang.
[4] Ramya V., B. Palaniappan. (2012), Embeddeb pH Data Acquisition and Logging, Advanced Computing: An International Journal ( ACIJ ), 1 (3) : 45- 63.
Ridwan, Achmad. Yulia Rahmawati. 2017. Bahan Ajar Asam Basa berbasis Steam (Science, Technology Enginering, Art, and Mathematics). LPPM Universitas Negeri Jakarta.
Rahayu, Suparni setyowati. 2009. Pengukuran pH. biochemical oxygen demand , Chemical Oxygen Demand , hidrogen , kebutuhan oksigen biokimiawi , Pengukuran pH
, reference electrode.
Putri, Laili Mei Ari. Prihandono, tripsilo. 2017. Pengaruh Konsentrasi Larutan Terhadap Laju Kenaikan Suhu Larutan. Jurnal Pembelajaran Fisika. 4(2) : 147-153.