commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pariwisata saat ini telah menjadi kebutuhan bagi berbagai lapisan
masyarakat. Keberadaan pariwisata dapat membantu kemajuan perekonomian
pemerintah daerah setempat, sehingga dalam penanganannya harus dilakukan
secara serius dan melibatkan pihak-pihak yang terkait.
Sektor pariwisata saat ini telah menjadi bagian penting dalam pemerintah
daerah sebagai upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) disamping
sektor lain seperti pertanian, jasa yang telah lama memegang fungsi dominant
dalam mendukung peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Hal ini dilakukan karena
sistem Pemerintah Daerah pada saat ini mempergunakan Sistem Otonomi,
sehingga manjemen pemerintahan dan manajemen keuangan dilakukan secara
parsial masing-masing daerah dengan variasi kebijakan yang beragam antara
daerah yang satu dengan daerah yang lainnya, sesuai dengan karakteristik, potensi
dan kemampuan keuangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya
Alam (SDA) daerah itu sendiri.
Pemilihan sektor pariwisata sebagai media peningkatan Pendapatan Asli
Daerah telah dengan sungguh-sungguh dilakukan oleh masing-masing pemerintah
daerah dengan serangkaian kebijakan strategis yang mendukung teciptanya
IndustriPariwisata di daerah, dan pada akhirnya akan tercapai peningkatan taraf
hidup dan kesejahteraen penduduk setempat. Karena itulah daerah-daerah ada
commit to user
mengeksplorasi potensi pariwisata yang ada, guna dijadikan komoditi yang
endukung peningkatan pendapatan asli daerah sesuai denga karakteristik dan
potensi yang relevan untuk dikembangkan.
Hal demikian berlaku pula pada Kabupaten Semarang Provinsi Jawa
Tengah yang pada sat sedang melakukan beberap kebijakan penting guna
memberdayakan potensi pariwisata yang ada di sana. Salah satu potensi pariwisata
yang saat ini dikembangkan adalah Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran yang
terletak dalam area perkebunan Kopi PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero)
Bawen Kabupaten Semarang.
Luas lahan pertanian di kabupaten Semarang tahun 2010 mencapai 83 %
dari luas wilayah Kabupaten Semarang. Seperti tahun sebelumnya, produksi
pertanian dan perkebunan tahun 2010 mengalami kenaikan secara signifkan baik
kualitas maupun kuantitasnya dan ini merupakan indiktor bahwa penduduk
Kabupaten Semarang masih sangat bergantung mata pencahariannya pada profesi
sebagai petani tersebut. Berdasar kondisi tersebutlah maka pemilihan Agrowisata
Kampoeng Kopi Banaran sebagai lokasi kepariwisataan sangat relevan dengan
kondisi geografis dan latar belakang mata pencaharian penduduk Kabupaten
Semarang yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, baik petani
pertanian maupun petani perkebunan.(semarangkab.go.id, 17-6-2011)
Melihat komposisi mata pencaharian penduduk dan sektor ekonomi yang
mengiringinya tersebut, maka kondisi ini merupakan opsi ideal bagi
pengembangan potensi kepariwisataan dengan memberdayakan sebagian besar
commit to user
yang layak dijual kepada wisatawan baik lokal, regional maupun wisatawan asing
yang datang ke Indonesia. Salah satu lokasi yang potensial guna pengembangan
kepariwisataan tersebut adalah area perkebunan kopi Bawen Kabupaten Semarang
Jawa Tengah yang mempunyai prospek bagus dalam pengembangan agrowisata
atau lebih dikenal dengan Kampoeng Kopi Banaran. Kampoeng Kopi Banaran ini
lebih dikenal dengan Banaran Coffee yakni sebuah resto yang berada di lokasi
agrowisata tersebut.
Kampoeng Kopi Banaran tepatnya terletak di Jalan Raya Semarang-Solo
Km 1,5 Bawen Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Agrowisata ini masuk dalam
areal perkebunan kopi PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero), yang memiliki
wilayah cakupan tugas beberapa kabupaten diantaranya adalah kabupaten
Semarang, Kabupaten Salatiga dan Kabupaten Ambarawa. Di lokasi Agrowisata
Kampoeng Kopi Banaran terdapat beberapa fasilitas atraksi wisata yang variatif
peruntukannya baik wisata anak-anak maupun wisata orang dewasa, dengan
beberapa pilihan baik sarana maupun lokasi wisatanya tersebut yang dapat
dijadikan area untuk kegiatan outbond dan taman bermain bagi anak.
Bagi wisatawan yang ingin melihat area wisata secara keseluruhan
disediakan kereta wisata guna mengelilingi dan melihat area perkebunan kopi
tersebut dari semua sudut pandang yang ada. Sedangkan fasilitas utama yang
terdapat di sini berupa “Banaran Coffee” yaitu resto yang menyediakan aneka
ragam ninuman yang berbahan dasar kopi dengan beberapa pilihan menu dan
commit to user
Karena adanya beberapa keterbatasan baik keterbatasan pengembangan
maupun keterbatasan financial dan publikasi dari Agrowisata Kampoeng Kopi
Banaran, pada saat ini kapasitas Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran di daerah
Bawen Kabupaten Semarang, Jawa Tengah belum familiar didengar masyarakat
luas. Hal ini meupakan suatu tantangan tersendiri bagi Pemerintah Daerah dan
masyarakat sekitar untuk mengembangkan potensi tersebut mengingat prospek
yang sangat potensial dikembangkan di lokasi tersebut sangatlah terbuka dan
rasional pencapaiannya melalui beberapa tindakan strategis dan sistematis dari
semua elemen yang berkompeten.
Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut perlulah kiranya diadakan
penelitian dan pengkajian lebih lanjut dalam usaha mengembangkan Agroiwisata
Kampoeng Kopi Banaran dan dalam hal ini disusun dalam bentuk Laporan Tugas
Akhir yang berjudul “Potensi dan Pengembangan Agrowisata Kampoeng Kopi
Banaran di Kabupaten Semarang Jawa Tengah” sehingga hasil akhirnya penelitian
ini dapat memberikan alternatif bagi pihak pengelola tentang upaya-upaya yang
harus dilakukan guna pengembangan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran agar
lebih dikenal dan familiar kepada masyarakat luas yang secara stimulant akan
mengangkat derajat perekonomian masyarakat sekitar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka masalah yang akan
dibahas adalah mengidentifikasi permasalahan dan mengkaji secara rinci terhadap
commit to user
wisata yang sangat potensial di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Berdasarkan
identifikasi permasalahan dan observasi yang dilakukan di lapangan, maka dapat
merumuskan beberapa permasalahan mendasar yang menjadi kendala dalam
penmgembangan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran tersebut antara lain :
1. Potensi apa yang memungkinkan pengembangannya di Agrowisata Kampoeng
Kopi Banaran?
2. Upaya-upaya apa yang harus ditempuh oleh Pihak Pengelola guna
pengembangan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran?
3. Kendala-kendala apa yang menjadi tantangan dalam mengembangkan
Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran?
C. Tujuan Penelitian
Sebagaimana lazimnya diadakan penelitian, maka sudah pasti penelitian
tersebut mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai, demikian pula dalam
penelitian Agro Wisata Kampoeng Kopi Banaran ini juga mempunyai tujuan
utama yaitu untuk memperoleh beberapa alternative penyelesaian permasalahan
dalam pengembangan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran tersebut. Secara
umum penelitian Agrowisata Kmpoeng Kopi Banaran yang penulis lakukan
mempunyai beberapa tujuan yang akan dicapai yaitu :
1. Mendeskripsikan potensi yang terdapat di Agrowisata Kampoeng Kopi
Banaran.
2. Mengetahui upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pihak pengelola dalam
commit to user
3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mengembangkan
Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan
manfaat antara lain sebagai berikut :
1. Manfaat Praktis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran kepada pihak pengelola sehingga dapat menjadi masukan bagi
pengembangan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran menuju pada tahap
lokasi wisata yang lebih baik, dan juga membantu instansi pemerintah untuk
membuat kebijakan guna mengambil keputusan yang tepat dalam
meningkatkan mutu pariwisata pada lokasi tersebut serta meningkatkan taraf
hidup masyarakat sekitar lokasi.
2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca khususnya dan kalangan masyarakat pada umumnya yang dapat
memberi motivasi untuk memberikan gagasan-gagasan baru dalam rangka
meningkatkan perkembangan kepariwisataan dan memberikan masukan
kepada pembaca sebagai bahan tambahan bacaan dan sumber data bagi
commit to user
3. Manfaat Akademis
Teori yang diperoleh selama perkuliahan dapat diaplikasikan secara
langsung sesuai dengan keadaan yang sebenarnya serta memperoleh data-data
yang didapat oleh penulis untuk menyusun laporan penelitian yang dibuat
sebagai Tugas Akhir guna memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan
Program Diploma III di Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
E. Kajian Pustaka
Pengembangan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran memerlukan
beberapa serangkaian tindakan kajian strategis yang dalam hal ini, penulis
mempergunakan kajian pustaka sebagai alat untuk mengupas permasalahan yang
ada dan menemukan beberapa alternatif penyelesaiannya yang layak dijadikan
acuan, baik secara teoritis dan rasional dilakukan dalam menentukan beberapa
kebijakan penting pengembangan lokasi tersebut.
Sebelum melangkah lebih jauh dalam mengupas permasalahan yang ada
maka penulis diuraikan pengertian-pengertian dari variabel-variabel yang
dipergunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini yaitu:
1) Pengertian Pariwisata
Definisi atau pengertian pariwisata adalah sebagai berikut:
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara
waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan
commit to user
yang dikunjungi, tapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut
guna bertamasya atau rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang
beraneka ragam (Oka A. Yoeti, 2001 : 109).
MenurutGamal Suwantoro pariwisata adalah suatu proses
kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain diluar
tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai
kepentingan, baik karena kepentinga ekonomi, sosial, kebudayaan, politik,
agama, kesehatan maupun untuk belajar (Gamal Suwantoro, 1997 : 3).
Kepariwisataan adalah sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau
sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta
bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata (Oka A.
Yoeti, 2001 : 146).
Menurut UU No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan terdiri
dari 70 pasal yang mengandung ketentuan meliputi 15 hal :
Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
a) Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
commit to user
b) Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul
sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara
wisatawan dan masyarakat setempat, sesame wisatawan, Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan pengusaha.
c) Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,
budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan
kunjungan wisatawan.
d) Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata
adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah
administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas
umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling
terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
e) Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa
bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
f) Pengusaha Pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang
melakukan kegiatan usaha pariwisata.
g) Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling
terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi
pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.
h) Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi
commit to user
pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih
aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan
sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan
dan keamanan.
i) Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh pekerja
pariwisata untuk mengembangkan profesionalitas kerja.
j) Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha dan pekerja
pariwisata untuk mendukung peningkatan mutu produk pariwisata,
pelayanan, dan pengelolaan kepariwisataan.
k) Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
l) Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota, dan
perangkat daerah sebagai unsure penyelenggara pemerintahan daerah
m) Menteri adalah menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
kepariwisataan. (depdagri.go.id)
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan sementara waktu, dari satu
tempat ke tempat lain yang memiliki daya tarik wisata yang dilakukan
commit to user
2) Pengertian Obyek Wisata
Pengertian Obyek Wisata atau “tourist attraction” ,istilah yang
sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik seseorang
untuk mengunjungi suatu daerah tertentu (Pengantar Ilmu Pariwisata, Drs.
Oka A. Yoeti, 1983 : 104). Kepariwisataan yaitu segala sesuatu yang
menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat, disebut atraksi atau
lazim pula dinamakan obyek wisata (Ilmu Pariwisata, Nyoman S. Pendit,
1994).
3) Pengertian Agrowisata
Agrowisata adalah kegiatan wisata yang berlokasi atau berada di
kawasan pertanian atau perkebunan. Menyadari bahwa kemampuan
bersaing produk wisata Indonesia di pasaran internasional masih lemah
maka upaya menciptakan iklim yang menggairahkan di bidang pariwisata
perlu terus ditingkatkan. Salah satu upayanya menciptakan wisata baru
(diversifikasi), diantaranya agrowisata. Selama ini agrowisata merupakan
produk yang belum banyak dimanfaatkan oleh kalangan usaha perjalanan
padahal minat wisatawan terhadap kegiatan agrowisata cukup besar,
sehingga agrowisata sebagai salah satu potensi wisata mulai ditawarkan
kepada wisatawan.
Pengembangan Agrowisata merupakan upaya terhadap
pemanfaatan potensi atraksi wisata pertanian. Berdasarkan surat keputusan
commit to user
pertanian No. KM. 47/PW.DOW/MPPT-89 dan No.
201/kpts/hk/050/4/1989, Agrowisata adalah sebagian dari obyek wisata
diartikan sebagai suatu bentuk kegiatan yang memanfaatkan usaha agro
sebagai obyek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan,
pengalaman rekreasi, dan hubungan pengusaha di bidang pertanian.
Agrowisata telah diberi batasan sebagai wisata yang memanfaatkan
obyek-obyek pertanian. Secara umum ruang lingkup dan potensi
agrowisata yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut :
a. Perkebunan
Kegiatan usaha perkebunan meliputi perkebunan tanaman keras
dan tanaman lainnya yang dilakukan oleh perkebunan besar swasta
nasioanl maupun asing, BUMN, dan perkebunan rakyat. Berbagai kegiatan
obyek wisata perkebunan dapat berupa pra produksi (pembibitan),
produksi dan pasca produksi (pengolahan dan pemasaran).
Daya tarik perkebunan sebagai sumber daya wisata antara lain :
1. Daya tarik historis perkebunan yang sudah diusahakan sejak lama.
2. Lokasi wilayah perkebunan yang terletak di pegunungan yang
memberikan pemandangan indah serta berhawa segar.
3. Cara-cara tradisional dalam pola tanam, pemeliharaan, pengelolaan
dan prosesnya.
commit to user
b. Tanaman Pangan dan Holtikultura
Lingkup kegiatan wisata tanaman pangan yang meliputi usaha
tanaman padi dan palawija serta holtikultura yakni bunga, buah, sayur, dan
jamu-jamuan. Berbagai proses kegiatan mulai dari pra panen, pascapanen
berupa pengolahan hasil, sampai kegiatan pemasarannya dapat dijadikan
obyek wisata.
c. Perikanan
Ruang Lingkup usaha kegiatan perikanan dapat berupa kegiatan
budi daya perikanan sampai proses pasca panen. Daya tarik perikanan
sebagai sumber daya wisata diantaranya pola tradisional dalam perikanan
serta kegiatan lain, misalnya memancing ikan.
d. Peternakan
Daya tarik peternakan sebagai sumber daya wisata antara lain pola
beternak, cara tradisional dalam peternakan serta budi daya hewan ternak.
4) Pengertian Pengembangan
Menurut J.S Badudu di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,
Definisi pengembangan adalah hal, cara, atau hasil kerja mengembangkan,
sedangkan mengembangkan berarti membuka, memajukan, menjadikan
jadi maju dan bertambah baik. Pengertian pengembangan kaitannya dalam
mengembangkan agrowisata Kampoeng Kopi Banaran adalah
commit to user
yang dikenal masyarakat umum sehingga menjadi salah satu obyek wisata
andalan di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
F. Metode Penelitian
1. Lokasi dan waktu penelitian
Sesuai dengan materi yang dibahas dalam penelitian ini, penelitian
diadakan di Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran di daerah Bawen Kabupaten
Semarang, Jawa Tengah. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
1-30 bulan September 2008.
2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik :
a) Observasi
Observasi adalah pengamatan yang berarti setiap kegiatan untuk
melakukan pengukuran. Observasi dalam arti sempit yaitu pengamatan
dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan
pertanyaan-pertanyaan. Observasi dilakukan dengan cara mengunjungi
langsung tentang tempat atau lokasi obyek yang ada di obyek secara
sistematis sehingga data yang diperoleh merupakan data yang otentik
(Irawan Soeharto, 1995 : 70). Data didapat dengan melihat secara
langsung yang berkaitan dengan kondisi dan potensi yang dapat
dikembangkan dalam meningkatkan daya tarik wisata di Agrowisata
Kampoeng Kopi Banaran. Dalam penelitian ini, kegiatan yang dilakukan
commit to user
dari obyek, apa saja fasilitas yang tersedia, dan potensi apa saja yang
dimiliki. Kegiatan tersebut dilakukan pada bulan September 2008.
b) Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan
menggunakan cara tanya jawab secara langsung kepada informan dan
jawaban dari informan tersebut kemudian dicatat. Wawancara dilakukan
dengan beberapa pihak yakni Totok Indarto yang menjabat sebagai
Manager Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran, Dyah Ernawati selaku
administrasi dan keuangan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran,
Mochammad Ervan selaku koordinator event, serta Chandra, Mardyan dan
Iwan sebagai pengunjung.
c) Studi Pustaka
Studi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan
cara mengadakan analisa terhadap dokumen tertentu yang berhubungan
dengan bahan penelitian. Data yang diperoleh dengan mencari
sumber-sumber dari buku-buku di perpustakaan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Lab Tour DIII Usaha Perjalanan Wisata, dan juga diperoleh
melalui file atau dokumen dari internet.
3. Analisis Data
Sedangkan analisis yang dipergunakan dalam mengupas
permasalahan diatas adalah Analisis Deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Pemilihan tipe analisis tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa tidak hanya
commit to user
interpretasi terhadap data dan fakta yang ada. Oleh karena itu dalam penulisan
ini konsep-konsep yang dipilih bukan diuji tetapi konsep-konsep itu
dipergunakan sebagai alat bantu untuk menginterpretasikan hakekat suatu
gejala atau realitas yang diteliti di kawasan Agrowisata Kampoeng Kopi
Banaran.
G. Sistematika Penelitian
Sistematika ini merupakan realisasi dari pemikiran dan pengelompokan
uraian-uraian, sedangkan antara kelompok uraian yang satu dengan yang lain
mempunyai jalinan yang logis. Pengelompokan urauian tersebut didasarkan pada
kenyataan yang diperoleh dari penelitian dan pendapat para sarjana yang didapat
melalui studi kepustakaan. Kesemuanya ini dipadu sehingga menghasilkan suatu
pemikiran yang diwujudkan dalam Laporan Tugas Akhir ini.
BAB I merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian
pustaka, metode penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II adalah gambaran umum mengenai Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran
sebagai obyek wisata di Kabupaten Semarang Jawa Tengah.
BAB III ini mengupas teoritis yang diperoleh dan hipotesis yang didapatkan
untuk diformulasikan menjadi suatu pemecahan masalah melalui beberapa analisis
yang penulis pergunakan dalam mengembangkan Agrowisata Kampoeng Kopi
commit to user
BAB IV Pada bab ini mengemukakan kesimpulan dari keseluruhan materi yang
telah disajikan terdahulu, kemudian dilengkapi dengan saran-saran sebagai buah
pikiran yang bermanfaat untuk perbaikan dan kesempurnaan bagi Pengembangan