• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSFORMASI HUJAN-DEBIT BERDASARKAN ANALISIS TANK MODEL DAN GR2M DI DAS DENGKENG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TRANSFORMASI HUJAN-DEBIT BERDASARKAN ANALISIS TANK MODEL DAN GR2M DI DAS DENGKENG."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Dalam perencanaan pengembangan sumber daya air seringkali diperlukan data debit yang banyak dan valid. Namun pada kenyataannya ketersediaan data debit di lapangan sangat terbatas sedangkan data yang tersedia di lapangan hanya data curah hujan. Sehingga untuk mendapatkan data debit lebih sering dilakukan dengan mengolah data curah hujan yang tersedia menjadi data debit (Fenny Hapsari A, 2000).

Cara mengolah data hujan menjadi data debit tersebut sering dilakukan dengan pemodelan hidrologi. Menurut Hilda Julia (2014) dalam Yosephina P S (2015) pemodelan adalah suatu cara penyederhanaan untuk menerangkan proses alami ke dalam gambar atau bahasa matematika sehingga lebih mudah dipahami. Model yang sudah pernah digunakan untuk transformasi hujan – debit di Indonesia diantaranya adalah Metode Mock, NRECA, Rainrun, Tank Model, dan GR2M.

Model GR2M (Global Rainfall-Runoff Model) merupakan salah satu metode yang tidak mempertimbangkan DAS basah maupun DAS kering. Selain itu, model

GR2M memiliki kelebihan yaitu penggunaan sedikit data dan memiliki kalibrasi

dan validasi yang cukup mudah dibanding dengan metode Mock dan NRECA namun dapat menghasilkan debit Flow Duration Curve yang cukup andal sehingga dikenal di kalangan hidrologi (Yosephina P S, 2015).

Tank Model merupakan metode yang dikembangkan oleh Dr. M. Sugawara dari

Jepang. Tank Model adalah model non - linear sederhana yang akan mengubah curah hujan menjadi debit untuk peramalan debit harian atau debit banjir. Tank

Model tidak hanya diaplikasikan di Jepang, tetapi juga di Asia, Afrika,Eropa dan

(2)

2

Tank Model mendiskripsikan daerah tangkapan air hujan dapat digantikan dengan

rangkaian tangki untuk mewakili struktur tanah pada daerah tersebut. Rangkaian ini dibedakan menjadi dua jenis rangkaian, yaitu tangki seri, tangki paralel, dan tangki gabungan. Jumlah tangki pada rangkaian seri ditentukan berdasarkan jumlah aquifer yang terdapat pada Daerah Aliran Sungai (DAS). Namun pada kenyataannya data mengenai kondisi geologis DAS lebih sulit didapatkan. Berdasarkan penelitian sebelumnya yaitu oleh Fenny Hapsari A, 2000, “Simulasi Jumlah Tangki dan Susunannya dalam Analisis Run-off dengan Metode Tank

Model DAS Bendo” yang menganalisis Tank Model rangkaian seri dan paralel

memberikan kesimpulan bahwa rangkaian tangki yang memberikan hasil paling mendekati lapangan adalah rangkaian seri dengan 4 tangki.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui susunan Tank Model yang terbaik bila tidak diketahui kondisi tanahnya dan mengetahui metode yang lebih baik antara Tank Model dan GR2M untuk transformasi hujan-debit di DAS Dengkeng. Susunan Tank Model yang terbaik diperoleh dengan cara melakukan simulasi jumlah tangki Tank Model. Pengujian simulasi dilakukan dengan uji korelasi antara hasil transformasi hujan-debit Tank

Model dengan debit lapangan. Metode yang lebih baik antara Tank Model dan

GR2M untuk transformasi hujan-debit diperoleh dengan uji korelasi debit hasil

transformasi sususan terbaik Tank Model dan GR2M dengan debit lapangan. Dianggap terbaik apabila memiliki koefisien korelasi paling mendekati 1.

(3)

3

1.2.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini

1. Berapa susunan terbaik Tank Model untuk transformasi hujan-debit di DAS Dengkeng ?

2. Apa metode transformasi hujan-debit yang lebih baik antara Tank Model dan

GR2M di DAS Dengkeng ?

1.3.

Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian dilakukan di DAS Dengkeng.

2. Data hujan yang digunakan adalah data hujan Stasiun Hujan Deles, Stasiun Hujan Gantiwarno dan Stasiun Hujan Weru pada tahun 2005 - 2014.

3. Data klimatologi yang digunakan adalah data hasil pengamatan stasiun klimatologi Waduk Cengklik tahun 2005 - 2014.

4. Data debit lapangan yang digunakan adalah data hasil pengamatan pos duga air Jarum tahun 2005 - 2014.

5. Penelitian menganalisis transformasi hujan – debit Tank Model dan GR2M. 6. Susunan Tank Model dibatasi pada rangkaian seri dengan jumlah tangki 1-5. 7. Pemilihan susunan terbaik Tank Model dilakukan dengan uji korelasi antara

debit hasil Tank Model dengan debit lapangan.

8. Pemilihan metode transformasi hujan-debit yang lebih baik antara Tank Model

dan GR2M dilakukan dengan uji korelasi antara debit hasil Tank Model dan

GR2M dengan debit lapangan.

1.4.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui susunan terbaik Tank Model untuk transformasi hujan-debit di DAS Dengkeng.

2. Mengetahui metode transformasi hujan-debit yang lebih baik antara Tank

(4)

4

1.5.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

Sebagai tambahan informasi dalam ilmu pengetahuan, khususnya yang terkait dengan hidrologi berupa transformasi hujan-debit dengan GR2M dan Tank Model.

2. Manfaat Praktis

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mendapatkan hasil kalibrasi konstanta ( m ) Mononobe untuk mengubah hujan harian menjadi hujan jam-jaman, (2) Mendapatkan hasil

Merujuk kepada latar belakang yang telah diuraikan, penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis debit aliran sungai di Sub DAS Ciliwung Tengah dengan menggunakan

Tujuan dari penilitian ini adalah mengkalibrasi debit aliran dan laju sedimen berdasarkan data tinggi muka air (TMA), mengaplikasikan Tank Model untuk menggambarkan

Proses simulasi model diawali dengan mengeliminasi data dengan metode sampling, kemudian melakukan perhitungan dengan model untuk mendapatkan data hujan kembali dengan metode

Berdasarkan hasil pemodelan data hujan tahun 2011 didapatkan debit maksimum 223,9 m 3 /s yang terjadi pada tanggal 25 Maret 2011 sedangkan untuk debit observasi debit maksimum

Rekomendasi penggunaan model merupakan kelanjutan dari tahap kalibrasi, verifikasi dan simulasi, masing skema sehingga diperoleh skema yang memberikan estimasi

Memperhatikan indikator kinerja dari setiap jenis model yang dihasilkan dengan masukan set data testing, tampak nyata bahwa model tangki susunan gabungan berbasis AG cenderung

KESIMPULAN Pemodelan hidrologi pada DAS Cisadane bagian hulu dengan menggunakan Transformasi Watershed bisa digunakan sebagai salah satu prediksi nilai debit pada DAS tersebut Dari