• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESENSI BUKU Esa Martianingsih UAS PIS

N/A
N/A
esa martia

Academic year: 2023

Membagikan "RESENSI BUKU Esa Martianingsih UAS PIS"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

RESENSI BUKU

PERISTIWA TIGA DAERAH: Revolusi Dalam Revolusi

A. Identitas buku

Judul Buku : Peristiwa Tiga Daerah Nama Penulis : Anton E Lucas

Nama Penerbit : PT. Pustaka Utama Grafiti Tahun Terbit : 1989

Jumlah Halaman : 376 halaman

ISBN : 9794440674

Kategori Buku : Sejarah Lokal

(2)

B. Isi Buku

Buku Peristiwa Tiga Daerah ini merupakan sebuah buku yang menjelaskan suatu peristiwa revolusi Indonesia yang terjadi antara Oktober sampai Desember 1945 di kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, di karesidenan Pekalongan (Jawa tengah), di mana seluruh elite birokrat, pangreh praja (residen, bupati wedana dan camat), dan sebagian besar kepala desa, “didaulat”

dan diganti oleh aparat pemerintahan baru, yang terdiri dari aliran-aliran Islam, Sosialis, dan Komunis.

Ada 3 penyebab yang melandasi kejadian revolusi. Pertama, kemerosotan kehidupan ekonomi rakyat pedesaan pada zaman kolonial, yang disusul dengan kemelaratan hebat pada zamann kependudukan jepang dan politik sebelum perang dunia kedua. Kedua, dampak kependudukan jepang yang membebani rakyat dengan wajib setor padi, romusha, tanam paksa dan penjatahan bahan pokok. Ketiga, terlihatnya ciri-ciri revolusi sosial dimasa revolusi di pekalongan mengenai pembagian kekayaan, pengusiran/ penggeseran elite lama seperti kepala desa, camat, wedana, bupati dan pemimpin tradisionallain yang dianggap terlalu keras terhadap rakyat dan setia kepada Belanda dan jepang.

Buku yang berjudul “Peristiwa Tiga daerah, Revolusi dalam revolusi” yang aslinya adalah sebuah disertasi dari penulisnya yang berjudul “ The Bambo Spear Pierces the Payung : The Revolution against the Bureaucratic Ellite in North Central Java In 1945. Peristiwa tiga daerah adalah suatu peristiwa dalam sejarah revolusi Indonesia yang terjadi antara bulan Oktober samapai Desember 1945 di Kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, di Karesidenan Pekalongan Jawa Tengah dimana seluruh elite birokrat , pangreh praja (residen, bupati, wedana, dan camat) dan sebagian besar kepala desa di daulat dan diganti oleh aparat baru yang terdiri dari aliran- aliran Islam, sosialis dan komunis. Peristiwa ini sebelumnya masih merupakan sebuah kontroversi yang tidak berkesudahan. Lazimnya sebuah historiografi yang menjadi kontroversi dikarenakan isinya yang tidak menaikkan gengsi penguasa, peristiwa di tiga daerah inipun sering diasosiasikan dengan perampokan, penjarahan dan percobaan kudeta dalam skala kecil.

Anton E Lucas menulisnya lebih sebagai sebuah ekspresi keresahan masyarakat yang ternyata mendapat dukungan dari pemimpin-pemimpin yang tepat dan cakap. Layaknya hukum rimba sebuah revolusi social, yang kuat akan menang.suasana penuh ketegangan karena situasi politik yang tidak menentu pada akhirnya mdirasakan sebagai sebuah situasi krisis yang berbahaya.

Dalam buku ini di ceritakan setelah Proklamasi Kemerdekaan, kelompok komunis bawah tanah mulai muncul. Mereka memulai memasuki organisasi-organisasi masa dan pemuda seperti Angkatan Pemuda Indonesia (API), Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI). Dengan menggunakan organisasi masa pemuda , orang-orang komunis memimpin aksi penggantian para pejabat pemerintah di Kabupaten,Karesidenan Pekalongan yang meliputi wilayah Kabupaten Brebes, Tegal tetapi gagal. Pada tanggal 8 Oktober 1945 AMRI talang di pimpin oleh Kutil yang melakukan terror. Meraka menangkapi pejabat pemerintah dan melakukan pembunuhan yang mengerikan di jembatan Talang. Pada tanggal 4 November 1945 pasukan AMRI dan masa yang mereka pengaruhi melancarkan penyerbuan ke kota Tegal. Mereka menyerang Kabupaten dan menyerang markas TKR namun berhasil di gagalkan. Setelah gerakan di Tegal gagal tokoh-tokoh komunis membentuk gabungan badan perjuangan Tiga daerah yang di pimpin oleh K.Mijayadan melakukan perebutan kekuasaan di Karesidenan Pekalongan. Anton Lukas juga mengungkapkan dalam peristiwa Tiga daerah adanya

(3)

keterlibatan para bandit yang disebut lenggaong di dalam revolusi. Dalam peristiwa Tiga daerah di Brebes, Tegal dan Pekalongan mereka memimpin aksi Dombreng dan meyerang lurah-lurah dan mantan pejabat kolonial semasa revolusi sosial bulan oktober 1945.Aksi-aksi tersebut lebih terlihat sebagai bentuk pembalasan terhadap struktur masa lalu yang tidak lagi punya kekuasaan untuk berkuasa. Dombreng berasal dari tong dan bring dua bunyi kata jawa yang menggambarakan pukulan pada kayu atau kaleng kosong, kentongan kayu yang dipukul para pengaraknya. Memang pada arak-arakan dombreng selalu diiringi bunyi kentongan sebagai tanda untuk menyiarkan berita bahawa mereka telah menangkap pencuri desa yang dalam hal ini merujuk kepada para pejabat desa yang korup. Contoh menarik dari aksi lengaong dari masa revolusi adalah barisan Cengkrong di Comal tokohnya adalah Grace, Tarboo sebagai wakilnya kelompok ini mengangkat Ilham seorang guru desa bekas anggota syarekat rakyat dan syarekat Islam sebagai penasehat politiknya barisan cangkrong melancarkan barisannya dengan memecat lurah Petarukan yang korup.Tak hanya itu barisan cengkrong mengambil barisan petarukan Lenggaong lain yang juga sama terkenalnya adalah Kutil. Pada bulan oktober 1945 dedengkot Lenggong ini mendirikan AMRI, ABRI dan mengunakan bank rakyat Talang sebagai markasnya. Tujuan membentuk AMRI adalah pembagian kekayaan kepada rakyat tujuan lain dari gerakan yang dipimpinnya adalah menumpas orang-orang yang dicurigsi menjadi agen NICA. Pada akhir peristiwa tiga daerah aksi para Lenggaong tersebut berhasil ditumpas oleh TKR sebagian anggotanya dipenjara di Wirogunan Yogyakarta. Dari segi sejarah diketahui bahwa kemunculan perbanditan tidak terlepas dari kondisi eko-sospol yang mengikuti setiap zaman. Pada periode colonial, perbanditan yang bernuansa resipansi politik merupakan versi dari penindasan kolonial, sedangkan pada masa revolusi seperti yang terjadi pada peristiwa tiga daerah perbanditan menjadi manifestasi perasaan dendam kepada pejabat kolonial dan keterpurukan ekonomi yang membelit kehidupan rakyat.

Hal menarik dalam bab I yakni deskripsi tentang para lenggaong. Lucas menjelaskan arti lenggaong punya status tertentu karena ilmu dan kemampuan magis yang mengantarkan lenggaong mencapai tingkat kekebalandan kesucian. para petani memandang lenggaong dengan rasa segan, takut dan takjub mereka dinilai sebagai jagoan atau pendekar. ada level terendah,lenggaong diisi oleh para bajingan dan pencoleng dengan keahlian berkelahi yang tinggi. Ada kasus revolusi sosial di tiga daerah itu, paralenggaong lah yang menurut lucas menggerakan kaum bawah untuk melakukan revolusi.

Bab II pada buku ini, berkisar dari kondisi sosial-ekonomi masyarakat pada masa pada masa pendudukan jepang. Dengan demikian, pendekatan struktur masih digunakan lucas untuk memetakan tatanan masyarakat. pemetaan masyarakat pada masa ini ternyata tidak jauh berbeda dengan masa kolonial belanda. Penderitaan kelas bawah tergambar jelas penempatan lima sub bagian.Kelima sub bagian tersebut yakni, wajib setor padi, penjatahan beras ,penjatahan bahan sandang,dan kerja paksa. Seperti masa kolonial sebelumnya,kaum elite pribumi sebenernya menempati posisi klien dari patronnya, yaitu pemerintah Dai Nippon.

Pada bab III, diuraikan tentang berita proklamasi dengan berbagai respondari masyarakat di tiga daerah. Rakyat sangat bersuka cita mendengar berita proklamasi ini. Reaksi yang berbeda ditunjukan kaum elite yang menampakan sikap yang penuh keraguan. Mereka khawatir atas reaksi jepang terkait proklamasi.

Bab IV Sikap lain kaum elit terutama para pangreh praja terhadap proklamasi adalah sikap berharap. Mereka menghendaki status quo mereka tetap terjaga dengan penyerahan

(4)

kembali Indonesia kepada Belanda. Sikap seperti ini menjadi pemicu perpecahan kaum elit yang nasionalis dengan para prangreh praja dan kaum priyayi tua yang tidak terlibat gerakan revolusioner. Pendekatan konflik tentang lahirnya revolusi sangat tepat terdapat pada bab ini.

Inti dari dimulainya Revolusi sosial di tiga daerah tersaji pada bab V. Gerakan sosial masyarakat segara terjadi ditengah situasi vacum of power pada tahap ini, revolusi terbagi dua arah. pertama terhadap Jepang. Kedua terhadap kaum elite pangreh praja yang sudah dibenci rakyat sejak dulu. Pendekatan teori konflik sangat banyak pada bagian buku ini.

C. Kelebihan Buku

Buku ini sangat menarik karena menguak sejarah di karesidenan Pekalongan dimasa kependudukan Jepang berisi data-data yang objektif. Apalagi saat membacanya membuat kita masuk ke dalam peristiwa tersebut,buku ini sangat cocok buat orang yang suka sejarah,bisa dijadikan sebagai pengetahuan juga buat para pembacanya. Kita bisa mengetahui cerita di dalam nya bahwa revolusi itu ada dan bisa tejadi dalam tiga daerah. Dan buku ini juga dibuat dari pendekatan yang dilakukan penulis dari berbagai sudut pandang

D. Kekurangan Buku

Saya akan berpendapat bahwa buku ini bisa saja tidak cocok untuk semua orang. Sebab ada beberapa pandangan yang menurut saya cukup ekstrem karena selama ini tidak terbiasa dengan pandangan yang baru dan sangat berbeda dengan yang diajarkan di sekolah. Buku ini beberapa kali menggunakan istilah yang jarang dipakai dan sukar dipahami dalam penggunaan Bahasa Indonesia. Untuk membaca buku ini saya sarankan supaya memiliki pengetahuan dasar terlebih dahulu mengenai sejarah dan agama. Agar pembaca bisa menarik kesimpulan yang bijak serta menjadi pengetahuan yang bermanfaat untuk memandang masalah dari berbagai perspektif.

E. Apakah Buku Ini Menggunakan Ilmu Bantu?

Buku ini menggunakan berbagai disiplin ilmu. Diantaranya ilmu geografi, ilmu sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu hukum dan histori. Ilmu geografi menjelaskan keadaan geografis masyarakat pada waktu itu,ilmu sosiologi menjelaskan tentang interkasi antar manusia yang sangat tidak adil bagi negara Indonesia pada waktu itu, Sebagai Contoh Revolusi sosial yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia pasca kemerdekaan pada umumnya dapat diakarkan kepada penderitaan panjang yang dialami oleh rakyat semenjak masa kolonial yang berlanjut hingga masa kemerdekaan, buku ini tidak hanya membahas mengenai sejarah revolusi dari dahulu hingga saat ini, namun secara tersirat juga menjelaskan bagaimana keadilan yang terjadi pada masa revolusi saat itu.dan membuat kita dapat memahami isi buku ini secara keseluruhan.

Karya Lucas ini menggambarkan bahwa, hal yang paling mendasar lahirnya gerakan sosial adalah adanya struktur masyarakat yang bermasalah.Revolusi sosial di tiga daerah berawal dari masalah struktur hirarkis denganhubungan patronase yang merugikan pihak bawah. Penekanan hubungan yang buruk ini terutama masalah hak sosial dan distribusi ekonomi bagi kelas bawah.

Referensi

Dokumen terkait

Istilah dan definisi yang digunakan dalam standar ini adalah sebagai berikut: 3.1 benda uji contoh uji yang telah dipadatkan dan diratakan sesuai ukuran cetakan 3.2 CBR

Penulis mengamati secara langsung aktifitas yang berkaitan dengan administrasi pada klinik ibu dan anak solopeduli di jebres, surakarta yang sudah berjalan selama

Status kerentanan vektor DBD stadium larva di Kota Banda Aceh dan Lhokseumawe terhadap temefos 0,02 ppm menunjukkan masih rentan kecuali di Kabupaten Aceh Besar sudah

Menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawaslu Provinsi berkaitan dengan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota yang

Dan apabila dilihat dengan menggunakan T-Test Independent, dapat dijelaskan bahwa kadar protein dari keripik tempe yang digoreng menggunakan teknik penggorengan

Misalnya, berkenalan, berkomunikasi, mengumpul maklum balas pelanggan (Facebook, Instagram, Ning), mencari kepakaran (Google Scholar, LinkedIn), menyediakan

Dengan memperhatikan pertumbuhan penjualan, Pegadaian juga harus memperhatikan likuiditas dan leverage perusahaan untuk mendukung kegiatan usaha dan dapat memastikan kecukupan

1) Biaya ini disediakan untuk membayar upah pewawancara. 2) Biaya ini dibayarkan kepada setiap pewawancara didasarkan pada jumlah Daftar SDKI07-RT, SDKI07-WPK, SDKI07-PK,