BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang MasalahManusia adalah salah satu makhluk yang diciptakan oleh Tuhan dari sekian banyaknya makhluk yang diciptakan-Nya. Perbedaan manusia dengan makhluk lainnya, Tuhan beri suatu kelebihan yaitu akal, dengan akal itu manusia dapat berpikir mana yang baik dan mana yang buruk. Manusia juga memiliki sifat kemanusiaan dan keterbatasan seperti makan, minum, kenyamanan, kebahagiaan, dan lainnya. Tuhan beri manusia akal ditambah dengan nafsu, berbeda dengan makhluk Tuhan lainnya seperti Malaikat yang Tuhan beri akal saja tidak dengan nafsu, maka wajar malaikat tidak pernah melakukan dosa. Ada juga makhluk Allah diberi nafsu saja tanpa akal yaitu hewan, tidak mempedulikan apa yang ada disekitarnya, yang penting perutnya kenyang. Maka jika manusia bisa menahan nafsu dengan akalnya maka ia akan selamat.
Tidak terasa usia manusia semakin bertambah, semakin dewasa, semakin tua, dan semakin mendekat batas akhir usia. Tidak terasa pula manusia semakin banyak berbuat dosa baik yang disadari maupun tidak disadari, baik yang dzahir maupun yang batin. Bila hal ini dapat manusia cegah maka hidupnya dalam keselamatan dunia maupun akhirat.1
1Joko Suharto, Menuju Ketenangan Jiwa, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), h. 26.
Manusia adalah makhluk yang sering melakukan dosa dan kesalahan, baik disengaja maupun tidak.2 Makanya setiap agama pasti mengajak dan selalu mengingatkan kebaikan kepada penganutnya. Tetapi sayangnya di zaman sekarang justru kemaksiatan merajalela dimana-mana, dimanapun berada pasti menemukan kemaksiatan tersebut. Makanya diperlukan pencegahan agar tidak terpengaruh pergaulan bebas, dengan cara menanamkan ajaran agama serta mengamalkan apa yang diperintahkan oleh agama dan menjauhkan apa yang dilarang oleh agama.
Agama adalah kepercayaan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa dan hukum yang diwahyukan kepada utusan-Nya untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan di akhirat.3 Agama di dunia begitu banyak tapi di Indonesia ada 6 agama yang diakui oleh negara, yaitu Hindu, Buddha, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Islam dan Konghucu. Agama dalam kehidupan manusia merupakan unsur yang sangat penting, peran agama bagi manusia adalah sebagai pedoman hidup mengantarkan kepada jalan yang benar. Dengan agama manusia merasakan kedamaian baik dzahir ataupun batin, namun ironisnya, sebagian manusia justru mencari kedamaian dan ketenangan batin dengan berbuat yang dilarang agama, seperti meminum minuman yang memabukkan agar masalah bisa hilang, padahal semua ajaran agama melarangnya.
2Abdul Mustaqim, Akhlak Tasawuf Lelaku Suci Menuju Revolusi Hati, (Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2013), h. 51.
3Mukhti Ali, Etika Agama Dalam Pembentukan Kepribadian Nasional, (Yogyakarta: Yayasan Nida, 1969), h. 9.
Islam berasal dari bahasa Arab yaitu Aslama yang artinya selamat atau kedamaian. Aslama juga bisa diartikan menerima, menyerah atau tunduk. Dengan begitu Islam diartikan sebagai jalan keselamatan, jalan kedamaian atau tunduk kepada Allah SWT. Islam adalah agama monoteisme yang lahir di Jazirah Arab pada waktu sekitar abad keenam Masehi yang dibawa melalui Nabi Muhammad SAW. Islam merupakan salah satu agama yang memiliki pengikut terbesar di dunia. Penganut agama Islam saat ini berjumlah sekitar 1,6 miliar atau 23% dari populasi global dan menjadi penganut agama terbanyak kedua di dunia. Adapun penganut agama Islam disebut kaum muslim (muslimin bagi laki-laki dan muslimat bagi perempuan).4
Sebagai umat Islam yakin dan percaya bahwa ajaran Islam sampai kapanpun akan berguna walau masa telah berubah. Inilah salah satu mukjizat dari agama Islam, walaupun agama Islam turun pada 14 abad yang lalu ajaran Islam akan berfungsi dan berguna kepada seluruh manusia hingga di zaman yang akan datang. Ajaran agama Islam berpedoman kepada Al-Qur‟an dan Hadis. Seperti Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu’anhu, bahwa Rasulullah pernah bersabda:
خَُْس َٗ ِ هاللَّ َةبَزِم ِِٔث ٌُْزََْصَزْعا ُِِإ َُٓذْعَث اُّ٘ي ِضَر َِْى بٍَ ٌُْنِٞف ُذْم َشَر ْذَق َٗ
ِِٔٞجَّ
4Mohammad Zazuli, Sejarah Agama Manusia, (Yogyakarta: Narasi, 2018), h. 48.
Artinya: “Sungguh telah aku tinggalkan pada kalian sesuatu yang tidak akan menjadikan kalian tersesat selagi kalian berpegang teguh dengannya yaitu Al-Qur‟an dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Muslim).5
Dalil ini menjelaskan bahwa umat Islam jika ingin selamat dunia dan akhirat maka manusia harus berpegang teguh dengan al-qur‟an dan hadis, jika tidak maka kesesatan dunia dan akhirat yang akan manusia terima.
Tetapi zaman sekarang sudah banyak orang Islam meninggalkan ajaran itu lebih mengejar kehidupan dunia dengan berlebihan seperti harta maupun jabatan, hingga rela berbuat apa saja demi mendapatkan harta dan jabatan tersebut. Inilah penyebab manusia itu lalai dari agamanya karena menurutnya pernak-pernik dunia inilah yang membuat dirinya menjadi bahagia, padahal Allah berfirman:
َََِْف ِۗ ِخََِٰٞقْىا ًَ َْ٘ٝ ٌُْم َس ُْ٘جُا َُ ْ٘هف َُ٘ر بََهِّا َٗ ِِۗد ََْْ٘ىا ُخَقِٕىۤاَر ٍسْفَّ ُّوُم ُعبَزٍَ هلَِّا ٓبَُّّْٞذىا ُحَٰ٘ٞحْىا بٍَ َٗ ِۗ َصبَف ْذَقَف َخهَْجْىا َو ِخْدُا َٗ ِسبهْىا َِِع َح ِضْح ُص ِس ْٗ ُشُغْىا
Artinya; “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada Hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya” (QS. Ali Imran:185).6
Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya atau hanya membuat manusia jauh dari Allah SWT. Apalagi manusia yang diperbudak nafsu, seakan-akan dunia segalanya. Dengan ini manusia berani berbuat dosa, demi kesenangan dunia tersebut. Padahal bahaya maksiat dan
5Imam Muslim, Shahih Muslim, (Kairo: Dar Alhadith, 2008).
6Kementerian Agama, Al-Qur’an al-Karim Dan Terjemahnya, (Jakarta: Halim Publishing & Distributing, 2014), h. 74.
dosa sungguh sangat besar, karena dia pasti menyebabkan kehinaan dan kerugian, serta terhalangnya seseorang dari jalan Allah dan mewariskan kerendahan. Maksiat dapat melenyapkan kenikmatan dan berganti bencana.
Hilangnya kenikmatan dan datangnya bencana, tentu sebabnya karena dosa.7 Allah Ta‟ala berfirman:
ٍِۗشِْٞثَم َِْع ا ُْ٘فْعَٝ َٗ ٌُْنِْٝذَْٝا ْذَجَسَم بََِجَف ٍخَجْٞ ِصٍُّ ٍِِّْ ٌُْنَثبَصَا ٓبٍَ َٗ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS. Asy-Syura: 30)8
Allah Ta‟ala telah menjelaskan bahwa Dia tidak menghilangkan kenikmatan yang terdapat pada seseorang sehingga orang itu sendiri yang menghilangkannya, yaitu dengan merubah ketaatan menjadi kemaksiatan, syukur menjadi kufur, perkara yang mendatangkan keridhaan menjadi perkara yang mendatangakan kemurkaan. Itulah balasan yang setimpal atas tindakannya. Sesungguhnya Allah tidak pernah menzalami hamba-Nya.9
Manusia memang makhluk yang paling sempurna, tetapi bukan yang paling suci, semua manusia pernah membuat kesalahan, melakukan sesuatu yang dilarang, manusia tidak luput dari dosa, tetapi akan ada waktu dimana kebaikan akan muncul sebagai pemenang yang membawa manusia menjadi
7Abdul Hadi bin Hasan Wahby, Taubat Jalan Menuju Surga, (Shafar: Al-Maktab at-Ta‟awuni Lid-Da‟wah wal Irsyad wa Tau‟iyatil Jaliat bi as-Sulay, 2008), h. 9.
8Kementerian Agama, Al-Qur’an al-Karim Dan Terjemahnya, (Jakarta: Halim Publishing & Distributing, 2014), h. 486.
9Abdul Hadi bin Hasan Wahby, Taubat Jalan Menuju Surga, (Al-Maktab at- Ta‟awuni Lid-Da‟wah wal Irsyad wa Tau‟iyatil Jaliat bi as-Sulay, 2008), h. 10.
insan yang mulia.10 Selagi manusia itu masih hidup dan bernafas maka pintu ampunan Allah terbuka luas baginya, jangan pernah menganggap manusia tidak pantas untuk meraih ampunan Allah karena banyaknya dosa yang pernah dilakukan. Sebab sebesar apapun dosa yang pernah dilakukan, keampunan Allah jauh lebih besar. Manusia wajib bertaubat karena sesungguhnya taubatlah yang mengantar manusia kepada pintu ampunan Allah.
بًَْٞ ِح هس ا ًس ُْ٘فَغ َ هاللَّ ِذ ِجَٝ َ هاللَّ ِشِفْغَزْسَٝ هٌُث َٗٔسْفَّ ٌِْيْظَٝ َْٗا اًء ُْۤ٘س ْوََْعهٝ ٍَِْ َٗ
Artinya; “Dan barangsiapa berbuat kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampunan kepada Allah, niscaya dia akan mendapatkan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang” (QS. An-Nisa‟:
110).11
Di dalam agama Islam taubat artinya menyesal atau kembali (dengan menyesal keadaan yang berlalu).12 Taubat adalah ajaran utama agama Islam, taubat inilah yang mengantarkan manusia dekat kepada Tuhannya, karena Allah sangat mencintai hamba-Nya yang bertaubat. Menurut Islam ketika manusia itu bertaubat dengan sungguh-sungguh maka dosa-dosanya dihapuskan oleh Allah, begitu sayangnya Allah kepada orang yang bertaubat, tidak mempedulikan dosa hamba-Nya yang begitu banyak. Di
10Zaki Taufik Hidayat, Konsep Taubat dalam Al-qur’an menurut Sayyid Qutb, (Riau: UIN Sultan Syarif, 2010), h. 3.
11Kementerian Agama, Al-Qur’an al-Karim Dan Terjemahnya, (Jakarta: Halim Publishing & Distributing, 2014), h. 96.
12Ahmad Rivai Harahap, Dkk, Ensiklopedia Praktis Kerukunan Umat Beragama, (Jakarta: Perdana Publishing, 2012), h. 275.
riwayatkan Ibnu Majah dari Ibnu Mas‟ud Radhiyallahu’anhu berkata, Rasullulah SAW pernah bersabda:
ِتّْهزىا ِْ ٍِ ُتِئب هزىا ٌَهيَس َٗ َِْٔٞيَع ُ هاللَّ ٚهيَص ِ هاللَّ ُهُ٘س َس َهبَق َُٔى َتَّْر َلَّ ِْ َََم
“Orang yang bertaubat dari dosa, bagaikan orang yang tidak ada dosanya.”13
ٚهيَص ِالله َه ُْ٘س َس ُذْعََِس : َهبَق ، َُْْٔع ُالله َٜ ِض َس ٍلِىبٍَ ِِث ِسََّأ َِْع ٌهيَس َٗ َِْٔٞيَع ُالله : ُه ُْ٘قَٝ
ُالله َهبَق بٍَ َلهّإ ، ًََدآ َِْثا بَٝ : ٚـَىبَعَر َٗ َك َسبَجَر
َِْثا بَٝ ، ِْٜىبَثُأ َلَّ َٗ َلِْٞف َُبَم بٍَ َٚيَع َلَى ُد ْشَفَغ َِْْٜر َْ٘ج َس َٗ َِْْٜر َْ٘عَد َلَّ َٗ َلَى ُد ْشَفَغ ، َِْْٜر ْشَفغَزْسا هٌُث ، ِءبََهسىا َُبََْع َلُثُُّ٘ر ْذَغَيَث َْ٘ى ًََدآ ، ِْٜىبَثُأ َلَّ َْْٜزِٞقَى هٌُث ، بَٝبَطَخ ِض ْسَ ْلْا ِةا َشُقِث َِْْٜزَْٞرَأ َْ٘ى َلهِّإ ًََدآ َِْثا بَٝ
ًح َشِفْغٍَ بَٖثا َشُقِث َلُزَْٞرَ َلْ ، بًئَْٞش ِْٜث ُك ِشْشُر
Artinya; Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu berkata “Aku mendengar Rasulullah bersabda, Allah SWT berfirman, „Hai anak Adam!
Sesungguhnya selama engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli.
Wahai anak Adam! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam! Jika engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” (HR. At-Tirmidzi)14
Hadis ini menunjukkan bahwa “Allah menerima pemohonan ampun dari orang yang meninggalkan dosa, bahkan tidak hanya sekali, jika mengulangi lagi istighfarnya. Ini adalah kabar gembira yang sangat besar
13Imam Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, (Mesir: Darul Kutub Ilmiyah).
14Imam at-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, (Mesir: Darul Kutub Ilmiyah).
dan layak disambut dengan senang dan pujian dengan hamba Allah karena luas dan kasih sayang-Nya rahmat Allah kepada hamba-Nya”.15
Taubat merupakan ajaran utama dalam Islam, karena taubat merupakan realisasi dari etika manusia terhadap Allah. Taubat dipandang sebagai akhlak sekaligus kewajiban manusia terhadap Allah karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang tidak terlepas dari dosa. Oleh karena itu taubat diwajibkan untuk membersihkan diri dari kotoran dosa dan maksiat, agar manusia menjadi bersih dan suci kembali sehingga mudah berhubungan dengan Allah, karena Allah itu Maha Suci dan tidak bisa didekati oleh orang yang tidak suci. Taubat juga adalah menyesali segala kekurangan dan kesalahan yang telah dilakukan, meliputi perilaku anggota tubuh dan perilaku rohani, baik yang secara sadar disengaja maupun tidak.16 Sesungguhnya taubat merupakan pintu masuk bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan mencari ridha-Nya.17
Tokoh-tokoh agama Islam seperti Syekh Abdul Qadir, Imam Al- Ghazali, Imam Sayyid Qutb, dll, selalu mengajarkan taubat di dalam kitab- kitab mereka, apalagi ahli tasawuf sangat menganjurkan para umat Islam untuk bertaubat, karena taubat ini sangatlah penting untuk membersihkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah.
Dengan ini Islam mewajibkankan umatnya untuk bertaubat, walau sering melakukan dosa atau maksiat, sebagai umat Islam jangan pernah
15Tuhfatuz-Zakirin, h. 257.
16Buku 3T (Taubat, Tasbih, Tahajjud), Bab Taubat, h. 81.
17Ali Ridho, Konsep Taubat Menurut Imam Ghazali Dalam Kitab Minhajul
‘Abidin, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2019), h. 1.
bosan dengan taubat. Ingat manusia memang makhluk yang sebaik-baiknya tetapi tidak pernah luput dari dosa, jangan pernah berfikir dosa manusia tidak diampuni Allah yang begitu banyak, Allah Maha Sempurna mudah Allah menghapus dosa manusia, yang penting manusia itu mau berusaha dan menyesal sebenar-benarnya untuk meminta ampun kepada Allah dengan cara bertaubat. Allah berfirman;
َشِّفَنُّٝ َُْا ٌُْنُّث َس ٚ ٰسَع ِۗبًح ُْ٘صهّ ًخَث َْ٘ر ِ هاللَّ َٚىِا ا ُْٓ٘ث ُْ٘ر ا ٍَُْْٰ٘ا َِِْٝزهىا بََُّٖٝبٰٓٝ
ٙ ِضْخُٝ َلَّ ًَ َْ٘ٝ ُُۙش َّْٰٖ ْلَّا بَِٖزْحَر ٍِِْ ْٛ ِشْجَر ٍذهَْج ٌُْنَي ِخْذُٝ َٗ ٌُْنِرٰبَِّٞس ٌُْنَْْع هِٜجهْىا ُ هاللَّ
ٌِِّْٖبَََْٝبِث َٗ ٌِِْْٖٝذَْٝا ََِْٞث ٰٚعْسَٝ ٌُْٕ ُس ُّْ٘ َٗۚٗٔعٍَ ا ٍَُْْٰ٘ا َِِْٝزهىا َٗ
شِْٝذَق ٍءَْٜش ِّوُم ٰٚيَع َلهِّا ٗۚبََْى ْشِفْغا َٗ بَّ َس ُّْ٘ بََْى ٌَِْْرَا ٓبَْهث َس َُ ُْ٘ى ُْ٘قَٝ
Artinya: “Hai orang-orang yang berimaan, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan tuhan kalian akan menghapuskan kesalahan-kesalahan kalian dan memasukkan kalian kedalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, „Ya Tuhan kami, sempurnakanlah cahaya kami dan ampunilah kami, sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. At-Tahrim: 8).18
Ajaran taubat tidak hanya di agama Islam saja tetapi agama lain juga mempunyai ajaran taubat. Seperti di agama Kristen ajaran tobat sangat diwajibkan kepada penganutnya. Umat Kristen tidak menyebut taubat tetapi mereka menyebut tobat. Kristen berasal dari kata Kristus, yang artinya gelar kehormatan keagamaan buat Yesus di Nazareth, Kristus dari Bahasa Yunani yang berarti diurapi. Kristen dibedakan menjadi dua golongan, yaitu Kristen Katolik dan Kristen Protestan.19
18 Kementerian Agama, Al-Qur’an al-Karim Dan Terjemahnya, (Jakarta: Halim Publishing & Distributing, 2014), h.561.
19Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Pusat Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Perbandingan Agama, Jakarta, 1981, h. 175.
Agama Kristen adalah agama yang syari‟atnya dibawakan oleh Yesus Kristus. Orang Kristen kadang menyebut kitab suci mereka Injil, Bible, atau Alkitab. Bagi umat Kristiani Alkitab adalah pedoman bagi umat untuk mencapai keselamatan dunia dan akhirat. Dengan meraih keselamatan tentu manusia harus mencari cara agar dikasih sayang oleh Tuhan, salah satunya yaitu dengan cara bertobat. Kejatuhan manusia dalam dosa tidak disebabkan oleh Adam dan Hawa, melainkan bersumber pada hati manusia yang dipenuhi keegoisan untuk menjadi manusia yang bebas tanpa ingin terikat dengan aturan Allah. Alkitab tidak menerangkan dengan jelas mengenai sumber dosa, tetapi para penulis Alkitab membimbing manusia kepada pengakuan dosa karena dosa yang dilakukan manusia harus dipertanggungjawabkan manusia itu sendiri. 20 Sehingga disinilah diperlukan tobat dalam agama Kristen.
Pertobatan berarti berbalik dari dosa. Dalam Alkitab bertobat berarti berubah pikiran. Dua hal menunjukkan kepada manusia bahwa bertobat adalah perubahan pikiran dan hati secara internal bukan hanya menyesali dosa atau hanya perubahan perilaku. Pertobatan merupakan prasyarat yaitu kondisi yang dibutuhkan untuk keselamatan.21
Pertobatan merupakan istilah yang tidak asing bagi kekristenan.
Pertobatan sering dibicarakan di dalam homili-homili gereja ataupun pengajaran-pengajaran lain di dalam gereja. Sebab ini adalah masalah
20Harun Hadiwijono, Iman Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), h. 232, 236.
21John Pipper, Apa Yang Yesus Tuntut Dari Dunia, (Malang: Literatur SAAT, 2016), h. 31.
penting setelah seseorang percaya dan dibaptis di dalam Kristus. Namun sayang masih banyak umat yang salah paham tentang pertobatan. Pertobatan secara umum hanya dimengerti sebagai pengakuan dosa kepada imam atau pendeta di gereja atau kepada seseorang yang lain. Pertobatan bukan hanya soal pengakuan dosa atau meminta pengampunan dari Allah melalui gereja ataupun secara pribadi langsung. Tetapi Rasul Paulus mengajarkan pertobatan adalah mengajarkan keselamatan seumur hidup. Pertobatan adalah gaya hidup orang percaya keselamatan. Pertobatan harus dilandasi oleh dukacita atau kesedihan akan dosa-dosa yang dilakukan. Pertobatan sehari-hari dengan tangisan air mata akan membersihkan akal budi dan hati dari kekotoran dosa sehingga tubuh ini kembali suci.22
Tobat merupakan kewajiban dalam agama yang harus dikerjakan.23 Dosa-dosa manusia dapat diampuni dengan cara meminta ampun atau bertobat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dosa disamakan dengan kematian dan pembebasan dari dosa-dosa disamakan dengan kebangkitan menuju hidup baru atau kemuliaan dalam hidup. Dalam kehidupan baru ini bisa disamakan ketika kemuliaan Tuhan dinyatakan kepada orang berdosa tersebut dengan pengampunan.24 Alkitab mengajarkan mengenai pertobatan sejati seperti halnya pada Matius 4:17, “Bertobatlah, sebab Kerajaan surga sudah dekat”. Kristen mengajarkan untuk melakukan pertobatan sesering mungkin. Karena itu adalah bentuk penebusan dosa. Jadi tidak dapat
22Hendi, Formasi Rohani: Fondasi, Purifikasi, & Deifikasi, (Yogyakarta:
Leutikaprio, 2018), h. 178.
23Yusuf Qhardawi, Kitab Petunjuk Tobat, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2000), h.
19.
24Laurensius Dihe, Sakramen Tobat Ditengah Globalisasi, (Yogyakarta: IKAPI, 2013), h. 24.
dihindari, semua manusia mempunyai dosa masing-masing, jangan pernah merasa menjadi manusia yang suci tanpa dosa. “Jika kita mengatakan bahwa kita tidak memiliki dosa, maka sama saja itu menipu diri sendiri, dan kebenaran tidak akan pada kita, maka ia adalah setia dan adil, sehingga mengampuni dosa-dosa kita, dan menyucikan kita dari semua ketidak benaran. (Yohanes 1:8-9). Atas dosa-dosa yang pernah mereka perbuat maka dikatakan dalam Alkitab “Karena itu, bertobatlah dan berbaliklah supaya dosa-dosamu dihapuskan, sehingga waktu menyegerakan akan datang dari hadirat Tuhan”. (Kisah Para Rasul 3:9).25
Desa Bandar Khalipah termasuk desa yang kriminalitasnya yang cukup tinggi disebabkan fenomena-fenomena sosial dengan perkembangan zaman yang tidak dihindari dari sisi negatifnya seperti pergaulan bebas, kesenjangan ekonomi, dan minimnya ajaran agama sehingga kriminalitas di Desa Bandar Khalipah cukup tinggi. Dengan begitu pentingnya peran tokoh agama dalam memberikan bimbingan terhadap masyarakatnya terkait ajaran yang baik. Tentunya ini menjadi usaha dan upaya tokoh agama untuk meningkatkan masyarakat yang lebih baik pada nilai-nilai taubat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan taubat menurut Islam dan Kristen?
2. Bagaimana perspektif tokoh agama Islam dan Kristen di Desa Bandar Khalipah terhadap taubat?
25G.C. Van Niftrik, B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2008), h. 488.
C. Batasan Istilah
Untuk memberikan persamaan persepsi antara pembaca dan penulis, dan untuk menghindarkan kesalahpahaman di antara pokok-pokok permasalahan yang terkandung dalam penelitian tersebut, maka dibuatlah batasan dari istilah tersebut, yaitu:
a. Perspektif: merupakan sudut pandang atau pandangan.26 Dapat dipahami bahwa yang dimaksud perspektif adalah dimana sesuatu itu dipandang dari sudut pandang tertentu untuk dapat diketahui atau untuk mengetahui sesuatu yang diamati.
b. Tokoh agama: merupakan orang yang memiliki ilmu agama ditambah amal dan akhlak yang sesuai dengan ilmunya.27 Tokoh agama yang dimaksud penulis adalah orang yang paham dengan agama dan diakui oleh masyarakat sebagai tokoh agama.
c. Agama: merupakan kepercayaan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa dan hukum yang diwahyukan kepada utusan-utusan-Nya untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia maupun di akhirat.28
d. Agama Islam: merupakan agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.29
e. Agama Kristen: merupakan agama yang disampaikan oleh Kristus.30
26Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Pusat Bahasa, 2008), h. 1167.
27Saiful Akhyar Lubis, Konseling Islami Kyai dan Pesantren, (Yogyakarta:
eLSAQ Press, 2007), h. 169.
28Mukhti Ali, Etika Agama Dalam Pembentukan Kepribadian Nasional, (Yogyakarta: Yayasan Nida, 1969), h.9.
29Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Pusat Bahasa, 2008), h. 601.
30Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Pusat Bahasa, 2008), h. 820.
f. Taubat: merupakan sadar dan menyesal dari perbuatan dosa atau perbuatan yang salah atau jahat dan berniat akan memperbaiki tingkah laku dan perbuatan.31
g. Desa Bandar Khalipah: merupakan salah satu Desa yang terdapat di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara, Indonesia, dengan luas kurang lebih 883 Ha.32 Berdasarkan batasan istilah di atas, maka judul ini secara keseluruhan menurut penulis adalah Perspektif Tokoh Agama Islam Dan Kristen Tentang Taubat Di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
D. Tujuan Penelitian
Dalam setiap langkah maupun usaha pasti mempunyai sesuatu tujuan. Begitu pula dalam hal penulisan ini penulis bertujuan untuk menjawab permasalahan diatas, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian taubat dalam Islam dan Kristen.
2. Untuk mengetahui perspektif tokoh agama Islam dan Kristen di Desa Bandar Khalipah tentang taubat.
E. Manfaat Penelitian
31Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Pusat Bahasa, 2008), h. 1218.
32Suparyo, Buku Gambaran Umum Desa Bandar Khalipah, Pada Tanggal 19 Juni 2022, Pukul 12.30 Wib.
Dengan tercapai tujuan penelitian diatas, maka diharapkan hasil penelitian ini memliki manfaat dan kegunaan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai menambah wawasan kepada mahasiswa/i tentang gambaran pentingnya belajar memahami ilmu pengetahuan agama terutama terkait masalah taubat dan beserta perspektif tokoh agama Islam dan Kristen di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang terhadap taubat.
b. Secara Praktis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan atau informasi bagi pembaca khususnya mahasiswa/i Universitas Islam Negeri Sumatera Utara terkait Perspektif Tokoh Agama Islam Dan Kristen Tentang Taubat Di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bacaan pada masyarakat umum khususnya masyarakat Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lainnya ketika akan melakukan penelitian yang bersangkutan dengan judul penelitian.
Berdasarkan manfaat di atas, maka judul ini secara kesuluruhan menurut penulis adalah mengetahui Perspektif Tokoh Agama Islam Dan
Kristen Tentang Taubat Di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Dan manfaat penelitian ini dengan prodi Studi Agama-Agama adalah untuk sebagai refrensi tambahan bagi mahasiswa Studi Agama-Agama mengenai taubat dan dapat mengetahui tentang taubat yang benar menurut agama Islam dan Kristen.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan salah satu komponen yang paling penting untuk kelancaran sebuah penelitian yang akan dilakukan. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berjenis Field Research (studi lapangan). Strategi penelitian ini menggunakan metode pendekatan Fenomenologi Agama. Penelitian dengan pendekatan fenomenologi agama adalah berusaha untuk memahami makna dari berbagai peritiwa berbagai macam agama seperti tata cara peribadatan, doa-doa, perwujudan iman dalam kehidupan sehari-hari, dan sebagainya.33 Sedangkan teori pendekatannya adalah teori interaksi simbolik. Teori interaksi simbolik adalah teori yang berfokus pada perilaku peran, interaksi antar individu, serta tindakan-tindakan dan komunikasi yang diamati.34 Teori interaksi simbolik diperkenalkan oleh tokoh sosiolog yaitu George Hebert Mead.35 Keterkaitan teori interaksi simbolik dengan judul penelitian ini adalah teori ini dipakai untuk menjelaskan bagaimana interaksi tokoh agama dengan masyarakat agama Islam dan Kristen di Desa Bandar Khalipah mengenai tentang taubat, bagaimana tokoh agama mengkaji tentang taubat kepada
33Dhavamony, Mariasusai, Fenomenologi Agama, (Yogyakarta: Kanisius), h. 43.
34Dadi Ahmadi, Interaksi Simbolik: Suatu Pengantar, (Bandung: MediaTor, 2008), h. 302.
35Emy Susanti, Metode Penelitian Sosial, Berbagai Penelitian Alternatif, (Jakarta:
Kencana, 2008), h. 167.
masyarakat di Desa Bandar Khalipah, dan bagaimana perilaku-perilaku keagamaan orang Islam dan Kristen di Desa Bandar Khalipah yang telah bertaubat.
Menurut Sutopo, pendekatan fenomenologi agama menekankan pada berbagai aspek subjektif dari perilaku manusia beragama supaya dapat memahami tentang bagaimana dan apa makna agama yang mereka bentuk dari berbagai peristiwa dalam kehidupan mereka sehari-hari. Keterkaitan pendekatan fenomenologi agama dengan judul penelitian adalah bagaimana fenomena-fenomena keberagamaan masyarakat Islam dan Kristen dalam melakukan taubat dan setelah melakukan taubat.36 Berikut ini penulis paparkan metodologi dalam penelitian ini:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu memaparkan dan menggambarkan keadaan serta fenomena yang lebih jelas mengenai situasi yang terjadi dengan langsung terjun ke lapangan untuk mencari data lebih.
2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.37 Populasi dalam penelitian ini adalah tokoh-tokoh agama di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang terbagi
36 Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Surakarta: UNS Press, 2002), h. 27.
37Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 124.
17 dusun berjumlah kurang lebih 51. 143 jiwa (penganut Islam 44.823 jiwa dan penganut Kristen 5.877 jiwa).
Sampel adalah bagian dari populasi (contoh) untuk dijadikan sebagai bahan penelaah dengan harapan contoh yang diambil dari populasi tersebut dapat mewakili (representive) terhadap populasi. Sampelnya 17 tokoh agama (12 tokoh agama Islam dan 5 tokoh agama Kristen), 3 orang beragama Islam yang bertaubat dan 3 orang beragama Kristen yang bertaubat.
3. Sumber Data
Dalam hal ini peneliti mengklasifikasikan sumber menajadi dua kategori yaitu sember primer dan sumber sekunder,
a. Primer
Sumber data primer dalam penelitian ini melibatkan wawancara dengan beberapa informan yaitu tokoh agama Islam dan Kristen di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
b. Sekunder
Sumber data sekunder yang peneliti dapatkan yaitu dokumen pemberitaan di berbagai media, buku, skripsi, jurnal, artikel, yang berhubungan dengan Perspektif Tokoh Agama Islam Dan Kristen Tentang Taubat Di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
4. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Peneliti melakukan pengumpulan beberapa macam data dengan beberapa cara, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah teknik atau cara menganalisis secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik observasi partisipasi. Obsevasi partisipasi adalah pengamatan penelitian dengan cara peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.38 Metode observasi digunakan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai perspektif tokoh agama Islam dan Kristen tentang taubat di Desa Bandar Khalipah. Di samping itu bahwa observasi merupakan langkah berinteraksi dengan para tokoh atau para cendikiawan yang berkaitan dengan penelitian ini. Sekaligus peneliti mencatat peristiwa yang terjadi di lapangan dengan mengamati yang ada di lapangan. Adapun yang menjadi objek pengamatan adalah perspektif tokoh agama Islam dan Kristen tentang taubat di Desa Bandar Khalipah. Dan dapat
38Sugiyono, Metode Pendidikan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2011), h. 227-228.
membantu untuk mempermudah peneliti dalam membuat hasil penelitian.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara.39 Dalam penelitian ini penulis mewawancari beberapa tokoh agama Islam dan Kristen yang ada di Desa Bandar Khalifah, ini dilakukan oleh peneliti untuk dapat mengkonfirmasikan serta mendikusikan validilitas data-data dengan sumber yang dipandang mengenal serta mengetahui tentang taubat agamanya. Selain itu, wawancara ini juga dilakukan oleh peneliti untuk dapat mengetahui taubat yang benar sesuai agama Islam dan Kristen.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik akhir yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini. Dokumentasi yaitu teknik pencarian data melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang berhubungan dengan objek penelitian. Menurut Sanapiah Faesal bahwa dokumentasi yaitu sumber informasinya berupa bahan-bahan tertulis atau tercatat, contohnya buku, majalah, jurnal, dan lainnya.
39Abdurrahman Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skiripsi, (Jakarta: Rineka Cipta,2011), h. 104.
Dokumentasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan “Perspektif Tokoh Agama Islam Dan Kristen Tentang Taubat Di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang”.
G. Kajian Terdahulu
Untuk menjelaskan permasalah atau pokok untuk mencapai tujuaan penelitian yang disebutkan di atas, maka perlu dilakukan tinjauan terhadap kajian-kajian terdahulu, baik melalui penelitian maupun literatur (pustaka).
Berikut beberapa kajian terdahulu yang peneliti temukan terkait penelitian ini:
1. Buku dengan judul Intisari Kitab Ihya Ulumuddin Karya Imam Al- Ghazali Tahun 2017 oleh Sa‟id Hawwa yang membahas mengenai Taubat yang konsisten.
2. Buku dengan judul Samudera Ma‟rifat ke-2 Tahun 2005 oleh Ibnu
„Athoillah As-Sakandari yang membahas mengenai taubat.
3. Buku dengan judul Teologi Moral Tobat Tahun 1999 oleh DR. Kees Maas, SVD yang membahas mengenai tobat dalam hidup Kristen.
4. Jurnal karangan Foriaman Zega, Hendi dengan judul Konsep Pertobatan Menurut 2 Korintus 7:8-11 membahas mengenai mengerjakan pertobatan terus menerus di dalam kehidupan sehari- hari untuk menyatu dengan Allah.
5. Skripsi Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang dengan judul Konsep Taubat Dan Implementasinya Menurut Perspektif Imam Nawawi. Dalam skripsi ini menjelaskan
bahwa tentang hadits taubat dalam kitab Imam Nawawi dan implementasinya.
6. Skripsi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) dengan judul Taubat Dalam Pandangan Islam Dan Kristen. Dalam skripsi ini menjelaskan perbandingan tentang taubat Islam dan Kristen.
7. Skripsi Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo dengan judul Konsep Taubat Dalam Kitab Minhajul ‘Abidin Karya Imam Al-Ghazali Dan Relevansinya Dengan Materi Aqidah Akhlak Kelas X Madrasah Aliyah. Dalam Skripsi Ini menjelaskan relevansi konsep taubat dalam kitab Minhajul „Abidin karya Imam Al-Ghazali dengan materi aqidah akhlak kelas x madrasah Aliyah.
8. Skripsi Mahasiswa UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh dengan judul Konsep Taubat Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Dalam skripsi ini menjelaskan Taubat menurut Syekh Abdul Qadir Al- Jailani.
Dari hasil penelitian yang sudah ditemukan penelitian di atas, ternyata belum ada satupun yang melakukan penelitian secara mendalam mengenai Perspektif Tokoh Agama di Desa Bandar Khalipah tentang masalah taubat. Oleh karena itu peneliti mencoba meneliti “Perspektif Tokoh Agama Islam Dan Kristen Tentang Taubat Di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang” secara mendalam dengan kelanjutan serta perlengkapan bagi penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
H. Sistematika Penelitian
BAB I Pendahuluan: Pada bagian ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Istilah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Kajian Terdahulu, dan Sistematika Pembahasan.
BAB II Gambaran Umum Lokasi Penelitian: Pada bagian ini terdiri dari Kondisi Geografi, Agama Penduduk, Mata Pencaharian, Kondisi Sosial Masyarakat, dan Sarana Dan Prasarana.
BAB III Taubat Menurut Agama Islam Dan Kristen: Pada bagian ini terdiri dari Pengertian Taubat Dari Islam Dan Kristen, Syarat-Syarat dan Tujuan Taubat Dalam Islam Dan Kristen, Dalil-Dalil Tentang Taubat Dalam Islam Dan Kristen, dan Keberadaan Taubat Dalam Islam Dan Kristen.
BAB IV Eksistensi Tokoh Agama Islam Dan Kristen Tentang Taubat: Pada bagian ini terdiri dari Proses Pelaksanaan Taubat, Keberadaan Tokoh Agama Tentang Taubat, Persamaan dan Perbedaan Pandangan, dan Analisis.
BAB V Penutup: Pada bagian ini berisikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, serta menguraikan mengenai saran dari peneliti terhadap tokoh agama dan pemerintah.