PADA ERA PANDEMI COVID-19
DI KECAMATAN PACET KABUPATEN CIANJUR
LAPORAN TUGAS AKHIR
REZA ARFI PANGESTU 020118043
PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
2022
PADA ERA PANDEMI COVID-19
DI KECAMATAN PACET KABUPATEN CIANJUR
REZA ARFI PANGESTU 020118043
LAPORAN TUGAS AKHIR
Sebagai salah satu syarat memperoleh sebutan profesional Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr.P)
Pada Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
2022
i
HALAMAN PERSETUAN PENGUJI
Judul : Motivasi Petani Milenial dalam Mengakses Informasi Pertanian pada era Pandemi Covid-19 di Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur
Nama : Reza Arfi Pangestu
NIM : 02.01.18.043
Prodi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Jurusan Pertanian
Laporan ini telah diuji dan dipertahankan di depan Sidang Ujian Akhir Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan pada Selasa, 26 Juli 2022
Disahkan oleh
ii
HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Judul : Motivasi Petani Milenial dalam Mengakses Informasi Pertanian pada era Pandemi Covid-19 di Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur
Nama : Reza Arfi Pangestu
NIM : 02.01.18.043
Prodi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Jurusan Pertanian
Disahkan oleh
iii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamin kupanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan laporan
Tugas Akhir. Setiap cobaan yang engkau berikan pastilah sesuai dengan kemampuan hambanya. Selanjutnya saya persembahkan karya tulis ini untuk kedua orang tua saya, bapak saya Arianto dan ibunda tersayang Fitri Andri Yani kemudian kepada adikku satu satunya Muhammad Mahdi Saman Alfaridjie yang
selalu ada menemani Ketika keadaan sulit sekalipun, juga terimakasih kepada seluruh keluarga saya yang mendukung selama saya kuliah ini.
Terimakasih kepada orang tua tercinta yang telah melahirkan,merawat, mendidik serta selalu mendukung kemana kaki ini melangkah dengan iringan doa
yang selalu di panjatkan siang dan malam untuk keberhasilan anaknya. Izinkan anakmu untuk mewujudkan impiannya. Selajutnya terimakasih kepada bapak
atas semua pengorbanan dan kerja keras membanting tulang memenuhi kebutuhan anakmu ini. Bapak engkau rela melakukan apa saja demi mewujudkan
kesuksesan anak mu ini, saya bersyukur dan berdoa semoga bapak dan bunda diberi Kesehatan dan umur yang Panjang. Aamiin.
Karya tulis ini saya persembahkan untuk almarhum kakek saya Nasimin dan kedua almarhum atok saya Asnawi dan Habib Nirida yang telah memberikan
kasih sayang kepada cucunya hingga tuhan memanggil mereka sebelum menyaksikan cucunya ini selesai menempuh Pendidikan di Politeknik
Pembangunan Bogor.
Spesial terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Dedy Kusnadi, SP., M.Si., dan Bapak Dr.Yoyon Haryanto, SST., MP telah iklas memberikan bimbingan dan motivasi,serta terimakasih juga kepada teman teman kelompok penelitian Rifki Meidy Pratama,Reska Lestari, Ranni Dhea Septiani, Rahmawati Bakri, dan Wahyu
Binarti yang selama proses Penelitian banyak membantu saya dalam hal apapun juga mensupport saya Ketika saya lelah dan capek. Juga terima kasih kepada teman kamar saya A.Rizky Andareza, Muhammad Dendi Faizi, Rico Aliarachman,
iv
Amd.T dan Rizki Ananda, Amd.T yang sudah menemani saya selama 4 tahun di kampus polbangtan bogor.
Selanjutnya terimakasih kepada Bapak Ibu Penyuluh Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur, kepada Bapak Nurhadianto,SP. Dan Bapak Deni Juwaaeni,SP.
Sebagai pembimbing dan konselor saya di lapangan dan teman teman Colocasia Esculenta yang menjadikan perjalanan selama menempuh Pendidikan di Polbangtan Bogor ini menjadi indah dan menyenangkan. Terima kasih kepada
pihak yang mendukung yang tidak dapat ku sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan yang membalas kebaikan kalian semua dan semoga menjadi ladang amal yang terus mengalir nantinya. Sekali lagi terima kasih atas do’a dan dukungannya
yang telah mengantarkan saya menyelesaikan studi saya di Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor semoga ilmu ini dapat memberi manfaat dan
perubahan yang lebih baik bagi semua orang. Aamiin Ya Robbala’alamiin.
v
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir berjudul Motivasi Petani Milenial Dalam Mengakses Informasi Pertanian Pada Era Pandemi Covid- 19 Di Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur adalah karya saya sendiri yang di buat dibawah arahan dan bimbingan Dosen pembimbing. Judul ini belum pernah diajukan dalam bentuk penelitian apapun di perguruan tinggi manapun.
Bahan rujukan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan di cantumkan dalam daftar Pustaka dibagikan di akhir tulisan ini.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan plagiarisme tulisan ini, maka saya menerima sangki sesuai peraturan yang berlaku.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Tugas Akhir dengan judul “Motivasi Petani milenial Dalam Mengakses Informasi Pertanian Pada Era Pandemi covid-19 di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur.”
ini dengan baik serta tepat pada waktunya.
Laporan Penelitian Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan D-IV Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan di Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor. Laporan ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Dedy Kusnadi, SP., M.Si selaku pembimbing I dan Dr. Yoyon Haryanto, SST., MP selaku pembimbing II yang telah secara intensif membimbing penyusunan proposal ini. Tak lupa penulis juga menyampaikan terimakasih yang sebesar-besar nya kepada Dr. Detia Tri Yunandar, SP., M.Si selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor yang telah memfasilitasi berbagai hal untuk mendukung penyusunan Laporan Penelitian Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa Laporan Penelitian Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan Laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Cianjur, Juni 2022
Reza Arfi Pagestu
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sumatera Utara Medan pada tanggal 20 juni 2000 dari pasangan Bapak Arianto dan Ibu Fitri Andri Yani sebagai anak pertama dari dua bersaudara. Pendidikan usia dini ditempuh di TK Islammiyah Guppi Lulus pada tahun 2006. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) ditempuh di SD MIS Islamiyah Guppi dan lulus pada tahun 2012. Sekolah Menengah Pertama (SMP) di MTS Islamiyah Guppi lulus pada tahun 2015. Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 13 Medan lulus pada tahun 2018. Pada tahun 2018 penulis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan Pendidikan Program D-IV Beasiswa Kementerian Pertanian di Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor pada Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan.
Laporan Tugas Akhir ini adalah salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Diploma IV di politeknik Pembangunan Pertanian Bogor untuk mendapatkan sebutan professional sebagai Sarjana Terapan (S.Tr). Dengan selesainya Laporan Tugas Akhir ini di susun, menandakan Penulis berhasil menyelesaikan jenjang Pendidikan di Politeknik Pembangunan Pembangunan pertanian (POLBANGTAN) Bogor.
Cianjur, Juni 2022 Penulis
Reza Arfi Pangestu
viii ABSTRAK
REZA ARFI PANGESTU, Motivasi Petani Milenial Dalam Mengakses Infromasi Pertanian Pada Era Pandemi Covid-19 di Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.
Dibimbing oleh DEDY KUSNADI dan YOYON HARYANTO.
Penelitian dilakukan karena terdapat permasalahan yang ada yaitu tenaga kerja pertanian yang saat ini didominasi oleh petani yang sudah berumur lanjut. Salah satu cara untuk mempertahankan pertanian adalah dengan meningkatkan motivasi petani milenial di kecamatan tersebut khususnya di Kecamatan pacet Desa Sukanagalih, Cibodas, Cupitri. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan motivasi petani milenial, menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap motivasi petani milenial, dan menemukan strategi dalam meningkatkan motivasi petani milenial terhadap mengakses informasi pertanian. Metode pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif yang didukung oleh pendekatan kualitatif.
Penelitian telah dilaksanakan di Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur selama 3 bulan, terhitung dari bulan Maret-Juni 2022. Pengambilan populasi dan sampel menggunakan Sensus sejumlah 68 orang. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskripsi, regresi linear berganda. Tingkat motivasi petani milenial dalam mengakses informasi pertanian pada era pandemi covid-19 di Kecamatan Pacet menunjukkan dari tiga indikator tersebut tingkat presentase motivasi terdapat pada kategori rendah. Faktor yang mempengarui motivasi petani milenial dalam mengakses informasi pertanian pada era pandemi covid 19 adalah karakteristik individu, faktor eksternal dan teknologi informasi dan komunikasi. Strategi untuk meningkatkan motivasi petani milenial dalam mengakses informasi pertanian dapat dilakukan dengan memaksimalkan pendidkan non formal dengan diadakan pelatian kepada petani milenial, memanfaatkan sarana dan prasarana dengan lebi cermat dan tepat, petani milenial memanfaatkan pasar yang ada disekitar desa.
Dan petani milenial mampu mempelajari nateri yang diberikan penyuluh.
Kata Kunci: Motivasi, petani milenial, Informasi Pertanian
ix DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUAN PENGUJI i
HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR ii
LEMBAR PERSEMBAHAN iii
SURAT PERNYATAAN v
KATA PENGANTAR vi
RIWAYAT HIDUP vii
ABSTRAK viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan 3
Manfaat 3
TINJAUAN PUSTAKA 4
Motivasi 4
Petani Milenial 6
Dukungan Kelompok Tani 6
Budidaya Pakcoy (Brassica rapa L) 7
Penyuluhan Pertanian 9
Metode Penyuluhan Pertanian 10
Kelompok Tani 10
Karakteristik Individu 11
Faktor Eksternal 14
Teknologi Informasi dan Komunikasi 18
Motivasi Petani Milenial 20
Kerangka Berpikir 21
METODE PELAKSANAAN 23
Jenis atau Pendekatan Pengkajian 23
Waktu dan Tempat 23
x
Populasi dan Sampel 23
Instrumen 25
Uji Validitas 25
Uji Reliabilitas 25
Pengumpulan dan Analisis Data 28
Deskriptif 28
Analisis Regresi Linier Berganda 28
HASIL DAN PEMBAHASAN 30
Keragaan Wilayah Penelitian 30
Kondisi Daya Dukung Tanah 32
Kondisi Iklim dan Curah Hujan 32
Sumber Daya Manusia 33
Sumber Daya Aparatur Penyuluh 33
Kelembagaan Penyuluhan 33
Deskripsi Variabel Karakteristik Individu 34
Deskripsi Variabel Karakteristik Eksternal 37
Deskripsi Variabel Teknologi Informasi dan Komunikasi 38
Deskripsi Variabel Motivasi 38
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Petani Milenial 39 Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Motivasi 41
Pengaruh Faktor Eksternal Terhadap Motivasi 43
Pengaruh Faktor Teknologi Infromasi dan Komunikasi 44
Pengaruh Simultan Terhadap Motivasi 45
Strategi Meningkatkan Motivasi Petani Milenial 46
RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENYULUHAN 49
Rancangan Penyuluhan 49
Pelaksanaan Penyuluhan 50
Petak Percontohan 52
KESIMPULAN DAN SARAN 55
DAFTAR PUSTAKA 56
LAMPIRAN 59
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 populasi kelompok petani milenial 24
Tabel 2 Indikator, parameter dan skala pengukuran karakteristik individu 26 Tabel 3 Indikator, parsmeter dan skala pengukuran faktor eksternal 26 Tabel 4 Indikator, parameter dan skala pengukuran teknologi informasi dan
komunikasi 27
Tabel 5 Indikator, parameter dan skala pengukuran motivasi petani dalam
mengakses informasi pertanian 27
Tabel 6. Jumlah Penduduk Pendidikan 33
Tabel 7. Karakteristik kelembagaan pelaku utama pertanian 34
Tabel 8. Kategori umur petani milenial 34
Tabel 9. Penggolongan tingkat pendidikan 35
Tabel 10. Kategori pengalaman usaha 36
Tabel 11. Kategori luas lahan 37
Tabel 12. Keragaan faktor eksternal 37
Tabel 13. Keragaan teknologi informasi dan komunikasi 38 Tabel 14. Tingkat menentukan motivasi petani milenial 38
Tabel 15. Descriptive statistics 39
Tabel 16. Model summary 40
Tabel 17. Coeffecients 40
Tabel 18. Anova 46
Tabel 19.Pelaksanaan penyuluhan pertanian 50
Tabel 20 Tabel 20. Asumsi Analisis usaha budidaya pakcoy (luas = 370 m2) 53
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Krangka Berpikir Motivasi Petani Milenial 22 Gambar 2 Strategi menentukan motivasi petani milenial 46
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hasil penelitian tentang pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan pemasaran hasil pertanian menunjukkan bahwa 55,56% hasil pertanian petani sudah dibeli oleh tengkulak sebelum waktu panen. Petani yang tidak mengetahui informasi penjualan langsung menyerahkan hasil tanamnya kepada tengkulak, sehingga apabila hasil panen baik banyak petani yang dirugikan karena hasil tanam dibeli oleh tengkulak (Yuantari et al., 2016).
Pandemi Corona Virus (Covid-19) salah satunya berdampak pada bidang ekonomi, baik secara makro maupun sektoral, termasuk sektor pertanian. Sektor pertanian diharapkan dapat menampung tambahan tenaga kerja karena adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) atau pengusaha sektor-sektor lain yang mengalami kebangkrutan (Sudaryanto et al. 2020). Pandemi Covid-19 berdampak terhadap sektor pertanian terutama pada kehidupan petani dan usaha taninya.
Pertanian merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan, akan tetapi belum didukung oleh sumberdaya manusia yang memadai dan bahkan cenderung mengalami penurunan minat pemuda pada pertanian karena pendapatan sektor pertanian yang kurang menjanjikan dan secara status sosial masih dipandang rendah. Kondisi ini membuat generasi muda mengalami penurunan minat dan enggan masuk bidang pertanian (Saparyati 2008).
Petani milenial mempunyai peran penting untuk saat ini. Karena, untuk melanjutkan pembangunan di sektor pertanian dibutuhkan dukungan dari SDM pertanian yang maju, mandiri, dan modern. Dan tentunya itu bisa didapatkan dari bangku pendidikan vokasi. Karena, pengembangan pendidikan vokasi menjadi kunci terhadap cikal bakal lahirnya petani milenial.
Hal tersebut telah dikatakan oleh Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi, bahwa jumlah petani Indonesia saat ini di tahun 2020 ada sekitar 33 juta jiwa.
Dari jumlah itu, didapat data bahwa hanya 29% petani yang usianya kurang dari 40 tahun, atau disebut sebagai petani milenial.
2
Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini berdampak pada banyaknya media komunikasi yang dapat digunakan dalam mend iseminasikan informasi pertanian. Media komunikasi yang dapat digunakan adalah komunikasi dunia maya atau media internet.Kemajuan TIK (Teknologi Komunikasi dan Informasi) berpotensi menjadi peluang yang besar bagi pelaku pembangunan pertanian. Pemanfaatan teknologi komunikasi dalam pembangunan pertanian memerlukan kompetensi dari pengguna teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Petani merupakan salah satu pihak yang lemah akses terhadap sumber informasi sehingga hanya dapat mengandalkan Motivasi penyuluh untuk mendampinginya mengembangkan proses belajar inovasi pertanian.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka saya memilih judul “Motivasi Petani milenial Dalam Mengakses Informasi Pertanian Pada Era Pandemi Covid-19 Di Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh pada motivasi petani milenial dalam mengakses informasi pertanian Pada era pandemi covid-19 Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur
2. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi petani milenial dalam motivasi mengakses informasi pertanian pada era pandemi covid-19 di kecamatan Pacet, kabupaten Cianjur?
3. Bagaimana strategi dalam meningkatkan motivasi petani milenial dalam mengakses sumber informasi pertanian pada era pandemi covid-19 di kecamatan Pacet, kabupaten Cianjur?
3 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian motivasi petani milenial dalam mengakses informasi petani pada era pandemi covid-19 ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan motivasi petani milenial dalam mengakses informasi pertanian pada era pandemi covid-19 di kecamatan Pacet, kabupaten Cianjur.
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi petani milenial dalam mengakses informasi pertanian pada era pandemi covid-19 di kecamatan Pacet, kabupaten Cianjur.
3. Merumuskan strategi dalam meningkatkan motivasi petani milenial dalam memahami sumber teknologi yang datang di kecamatan Pacet, kabupaten Cianjur
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian motivasi petani milenial dalam mengakses informasi pertanian pada era pandemi covid-19 sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan, menganalisis faktor-faktor, dan menemukan strategi untuk meningkatkan motivasi petani milenial dalam mengakses informasi pertanian pada era pandemi covid-19 di kecamatan Pacet, kabupaten Cianjur serta mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh petani minial dan upaya pemecahannya.
2. Petani milenial di kecamatan Pacet, kabupaten Cianjur dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi terkait mencari dan menerima sumber informasi teknologi maupun pengetahuan ini.
3. Pengkajian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam penyusunan atau perencanaan program selanjutnya.
Mencarikan jalan keluar atau solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi oleh petani milenial khususnya dalam mengakses informasi pertanian.
4
TINJAUAN PUSTAKA Motivasi
Motivasi merupakan suatu kekuatan yang mendorong untuk melakukan suatu kegiatan (Sutikno 2012). Sedangkan menurut (Ashari, 2010), menjelaskan bahwa motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu, dan menurut (Mardianto 2012), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan atau keinginan yang dapat dicapai dengan perilaku tertentu dalam suatu usahanya. (Munandar 2001), menjelaskan bahwa motivasi adalah suatu proses diamana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan yang mengarah tercapainya tujuan tertentu. Individu yang berhasil mencapai tujuannya tersebut maka berarti kebutuhan-kebutuhan dapat terpenuhi atau terpuaskan.
Motivasi adalah alat pendorong yang menyebabkan seseorang merasa terpanggil dengan segala senang hati untuk melakukan suatu kegiatan (dalam hal ini yang dimaksud adalah motivasi dalam arti positif, yaitu untuk dapat memberikan sesuatu yang terbaik dalam pekerjaan). Motivasi sangat penting, artinya dalam mencapai suatu tujuan organisasi atau sasaran kerja. Karena itu, motivasi bagi seseorang merupakan modal utama untuk berprestasi sebab akan memberikan dorongan bagi sesorang untuk melakukan sesuatu. Tetapi juga harus diakui bahwa tidak mudah bagi seorang pemimpin menumbuhkan motivasi kerja bagi bawahannya karena keinginan dan sifat setiap orang yang sangat bervariasi serta berubah-ubah, sehingga sangat sulit ditentukan. Semua itu dipengaruhi oleh situasi dan kondisi (Maga 2016).
Timbulnya motivasi didasari oleh desakan kebutuhan, namun tidak semua kebutuhan tersebut timbul secara bersama untuk menumbuhkan motivasi tergantung dari obyek dan problem yang sedang berlangsung seperti halnya petani dalam mengelolah usahataninya berbeda bagi setiap petani. Motivasi dapat dinyatakan sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya. Karena itulah terdapat perbedaan dalam kekuatan motivasi yang dtunjukkan oleh seseorang dalam menghadapi situasi tertentu disbanding dengan orang lain dalam menghadapi situasi yang sama (Maga 2016).
Batasan mengenai motivasi sebagai “The process by which behavior is energized directed” (suatu proses, dimana tingkahlaku tersebut dipupuk dan
5
diarahkan), para ahli psikologi memberikan kesamaan anatara motif dengan needs (dorongan, kebutuhan). Batasan di atas, dapat disimpulkan, bahwa motivasi adalah yang melatarbelakangi individu untuk berbuat mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan pengertian mengenai motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif atau dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. Jadi motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja, oleh sebab itu motivasi kerja dalam karya biasa disebut pendorong semangat kerja (Anoraga 2001).
Motivasi dibagi dalam dua bentuk yang meliputi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik timbul tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhan. Sedangkan motivasi ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu (Hamzah 2008).
1. Motivasi Instrinsik
Motivasi Instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya.
Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik, motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh itu seseorang akan belajar, karena besok akan ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik atau agar mendapat hadiah.
6
Petani Milenial
Dalam proses peningkatan produktivitas serta pertumbuhan ekonomi pada bidang pertanian, dimana pada era modernisasi saat ini, masih banyak petani yang belum mengembangkan dan memanfaatkan media sosial. Dibalik kurang berkembangnya suatu sarana, juga dikarenakan minimnya ilmu pengetahuan dan informasi yang didapat. Banyak petani yang masih menggunakan metode tradisional, tetapi tidak menutup kemungkinan juga beberapa petani lainnya yang sudah mulai memasuki ranah petani milenial.(Savira, et al 2020)
Petani milenial adalah petani yang mampu memanfaatkan suatu teknologi dan inovasi dalam pengolahan lahan, penanaman pemeliharan, monitoring, panen, pengolahan hasil dan pemasaran produk. Pemanfaatan teknologi dan smart farming yaitu untuk menjadikan pertanian lebih efisien, menguntungkan dan ramah lingkungan secara berkelanjutan. Ringkasnya, kerja lebih sedikit tapi memberi keuntungan yang lebih besar (Simamarta, 2019).
Petani milenial adalah petani yang berusia sekitar 19-39 tahun. Dengan adanya petani milenial, maka akan meningkatkan inovasi pertanian. Sektor pertanian pun diharapkan dapat beradaptasi di bidang teknologi dan informasi sehingga peran petani milenial tersebut yang akan menjadi pemrakarsa di masa yang akan datang.(Savira, et al 2020)
Karaketistik dari petani milenial antara lain: (1) petaninya mahir teknologi digital (digital farmer) (2) kegiatan on farm merupakan padat modal dan teknologi atau inovasi, (3) pengolahan hasil (agroindusri) berbasis inovasi untuk meningkatkan daya saing, nilai tambah dan benefit, dan (4) pemasaran efisien dengan memanfaatkan teknologi informasi/digital. (Simamarta, 2019).
Dapat disimpulkan bahwa Petani milenial ad alah generasi muda yang berkecimpung dalam usaha pertanian yang memiliki usia sekitar 19 sampai dengan 39 tahun. Dan petani milenial mampu mengakses media social sehingga lebih cepat menyerap atau menerapkan suatu inovasi atau teknologi terbaru
Dukungan Kelompok Tani
Kelompok tani didefinisikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani, yang terdiri atas petani dewasa, pria dan wanita tua dan muda, yang
7
terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani (Deptan RI, 1980 dalam Mardikanto, 1996).
Menurut Babang (2008) penguatan kelompok merupakan cara strategis untuk memberi solusi pemecahan masalah dalam usaha berdasarkan pada hasil identifikasi masalah dan potensi secara bersama-sama dengan stakeholder.
Kelompok tani berfungsi menjadi titik penting untuk menjalankan dan menterjemahkan konsep hak petani ke dalam kebijakan, strategi, dan program yang layak dalam satu kesatuan utuh dan sebagai wadah transformasi dan pengembangan ke dalam langkah operasional (Mosher, 1968 dalam Djiwandi, 1994).
Darajat (2011), mengungkapkan bahwa kelompok tani merupakan salah satu upaya pemberdayaan petani untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan kesejahteraan petani. Dengan demikian, fungsi kelompok tani sebagai agent of change di tingkat petani. Oleh karena itu petani sebaiknya membentuk dan bergabung dalam suatu kelompok tani, karena keanggotaan dalam suatu kelompok akan lebih memudahkan mendapat akses informasi, kredit, teknologi dan kemudahan dari suatu kebijakan pemerintah (Kutsiyah et al., 2009).
Maka dapat disimpulkan bahwa kelompok tani ialah sekumpulan dari beebrapa petani yang memiliki visi dan misi yang sama untuk memperkuat sistem kelembagaan pertanian mereka dengan adanya dukungan dari kelompok tani tersebut akan berpengaruh besar kepada kehidupan pertanian mereka dimana kemudahan akan akses pasar,informasi teknologi maupun bantuan pemerintah akan lebih mudah didapatkan dari pada tidak ikut serta dalam kelompok tani tersebut.
Budidaya Pakcoy (Brassica rapa L)
Tanaman sawi pakcoy termasuk dalam jenis sayur sawi yang mud ah diperoleh dan cukup ekonomis. Pakcoy dimanfaatkan oleh masyarakat dalam berbagai masakan, hal ini cukup meningkatkan kebutuhan masyarakat akan tanaman pakcoy. Tanaman pakcoy cukup mudah untuk dibudidayakan dan hanya
8
memerlukan waktu yang pendek berkisar 3 sampai 4 minggu. Perawatannya juga tidak terlalu sulit dibandingkan dengan budidaya tanaman yang lainnya. Budidaya tanaman sawi pakcoy dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat dengan menggunakan media tanam dalam polybag. Media tanam dapat dibuat dari campuran tanah dan kompos (Erma, et al, 2014).
Hasil penelitian Ismoyo (2014) mengenai analisis usaha budidaya sawi pakcoy bahwa dari aspek ekonomis dan bisnisnya layak untuk dikembangkan atau diusahakan untuk memenuhi permintaan konsumen yang cukup tinggi serta adanya peluang pasar internasional yang cukup besar. Produksi sawi pada tahun 2011 hingga tahun 2013 selalu meingkat yaitu 480.969 ton, 593.934 ton, dan 635.728 ton (Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Bina Produksi, 2015).
Pengembangan pakcoy mempunyai prospek baik untuk mendukung upaya peningkatan petani, peningkatan gizi masyarakat, perluasan kesempatan kerja dan sebagainya. Selain itu, upaya budidaya pakcoy ditunjang oleh kondisi wilayah tropis Indonesia yang cocok untuk komoditas tersebut. Kelebihan lain dalam budidaya pakcoy ini adalah kemudahan dalam proses budidaya, umur panen yang relatif pendek yaitu sekitar berumur 30 - 45 hari untuk mendapatkan produksi optimum. Dari sisi ekonomi, usaha budidaya sawi pakcoy yang menggunakan polibeg bisa jauh lebih mahal karena dilihat dari pengolahan dan budidaya harus teliti supaya hasilnya bagus (Sumpena dan Permana, 2014).
Dewasa ini sistem pertanian Indonesia khususnya sayuran mulai berkembang. Sistem pertanian sudah mengarah kepada sistem pertanian berkelanjutan. Manusia mulai menyadari efek negatif yang ditimbulkan bagi kesehatan tubuh dan lingkungan dari sistem pertanian konvensional, Adapun tujuan sistem pertanian berkelanjutan tersebut adalah mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan, dan melestarikan sumberdaya alam (SDA) lebih luas lagi, dengan mengurangi biaya atau modal produksi dengan mengoptimalkan penggunaan bahan sumberdaya alam yang ada, menghasilkan produk pertanian yang sehat, serta modernisasi teknologi kearifan lokal (Nurlaeny, 2013).
Tanah merupakan salah satu bagian penting dalam budidaya tanaman.
Dalam pertanian, fungsi utama tanah adalah sebagai media tanam tanaman.
9
Manfaat tanah yaitu media untuk tanaman tumbuh tegak, tempat berkembangbiaknya biota tanah, sebagai tempat laboratorium kimiafisika alami, dan sumber penyedia nutrisi bagi tanaman. Di Indonesia sebaran tanah cukup beragam. Keragaman tanah ini dibagi berdasarkan klasifikasi tanah dari sifat-sifat morfologinya (Hardjowigeno, 2013). Berdasarkan tingkat kualitasnya, tanah dibagi menjadi tanah subur hingga tanah tidak subur. Penilaian kualitas tanah dapat diamati berdasarkan indikator sifat biologi, fisik, dan kimia tanahnya.
Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup, hal tersebut tercantum dalam Undang - undang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) No. 16 Tahun 2006.
Menurut (Effendy dan Surohman 2012) dalam (Nurholis 2020) Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesad aran dalam melestarikan fungsi lingkungan hidup. Penyuluhan diselenggarakan berazaskan demokrasi, manfaat, kesetaraan, keterpaduan, keseimbangan, keterbukaan, kerjasama, partisipatif, kemitraan, berkelanjutan, berkeadilan, pemerataan, dan bertanggung jawab.
Penyuluh dapat diartikan sebagai seseorang yang atas nama Pemerintah atau lembaga penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh (calon) penerima manfaat penyuluhan untuk mengadopsi inovasi. Menurut (Noor 2012), fungsi penyuluh pertanian adalah berperan sebagai motivator, fasilitator, dan dinamisator dalam kegiatan penyuluhan pertanian seperti membantu mencarikan informasi inovasi/ teknologi,
10
permodalan, pemasaran, mengajarkan keterampilan , menawarkan/
merekomendasikan paket teknologi, menfasilitasi, dan mengembangkan swadaya dan swakarya petani.
Metode Penyuluhan Pertanian
Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian adalah penyampaian informasi dan teknologi pertanian kepada penggunanya materi penyuluhan pertanian, materi penyuluhan pertanian yang akan disampaikan penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian diharapkan dapat memberikan dampak yang positif kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Menurut UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang (SP3K), materi penyuluhan pertanian didefinisikan sebagai bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum, dan kelestarian lingkungan. Materi penyuluhan pertanian dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian dengan memperhatikan pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya pertanian.
Sumber materi penyuluhan pertanian d apat kelompokkan menjadi: a.) Sumber resmi dari instansi pemerintah, seperti : Kementerian /dinas-dinas terkait, lembaga penelitian dan pengembangan, pusat-pusat pengkajian, pusat-pusat informasi, pengujian lokal yang dilaksanakan oleh penyuluh; b.) Sumber resmi dari lembaga-lembaga swasta/lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dibidang penelitian, pengkajian dan penyebaran informasi; c.) Pengalaman petani, baik pengalaman usahataninya sendiri atau hasil dari petak pengalaman yang dilakukan secara khusus dengan atau tanpa bimbingan penyuluhnya; d.) Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya: informasi pasar dari para pedagang, perguruan tinggi dan lain-lain (Mardikanto 1993).
Kelompok Tani
Kelompok tani merupakan kelembagaan tani yang langsung mengorganisir para petani dalam mengembangkan usaha taninya. Kelompok tani merupakan organisasi yang dapat dikatakan berfungsi ada secara nyata, disamping berfungsi sebagai wahan penyuluhan dan penggerak anggotanya. Beberapa kelompok tani
11
juga mempunyai kegiatan lain, seperti gotong royong, usaha simpan pinjam dan arisan kerja untuk kegiatan usahatani (Hermanto, 2007).
Peraturan mentri pertanian mengenai kelembagaan petani No. 67 tahun 2016, yang berisikan bahwa pemberdayaan Petani dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan penyuluhan dengan pendekatan kelompok. Kegiatan penyuluhan melalui pendekatan kelompok untuk mendorong terbentuknya Kelembagaan Petani yang mampu membangun sinergitas antar Petani dan antar Poktan dalam upaya mencapai efisiensi usaha. Selanjutnya, dalam upaya meningkatkan kemampuan Poktan dilakukan pembinaan dan pendampingan oleh Penyuluh Pertanian, dengan melaksanakan penilaian Klasifikasi Kemampuan Poktan secara berkelanjutan yang disesuaikan dengan kondisi perkembangannya.
Fungsi kelompok tani antara lain adalah (a) kelas belajar: Poktan merupakan wadah belajar mengajar bagi anggota untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap agar tumbuh dan berkembang menjadi Usahatani yang mandiri melalui pemanfaatan dan akses kepada sumber informasi dan teknologi sehingga dapat meningkatkan produktivitas, pendapatan serta kehidupan yang lebih baik; (b) wahana kerja sama: Poktan merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama, baik di antara sesama Petani dalam Poktan dan antarpoktan maupun dengan pihak lain, sehingga diharapkan Usahatani lebih efisien dan mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan serta lebih menguntungkan; dan (c) unit produksi: Usahatani masing-masing anggota Poktan secara keseluruhan merupakan satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi usaha, denganmenjaga kuantitas, kualitas dan kontinuitas.
Karakteristik Individu
Karakteristik dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu karakter demografi, karakter sosial ekonomi dan karakter sosial budaya (Agunggunanto 2011).
Umur
Umur seseorang dapat mempengaruhi tingkat kemampuan yang dimiliki dalam melakukan aktivitas atau usaha. Umur berdasarkan taraf perkembangan individu dikenal pada pengelompokan usia balita, usia remaja, usia dewasa d an
12
usia lanjut. Umur berkaitan dengan kemampuan fisik, cara-cara berfikir, dan respons terhadap suatu inovasi dalam menjalankan usahatani (Anantanyu 2009).
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh (Ardi 2018) menunjukkan secara parsial faktor umur berpengaruh terhadap motivasi petani dalam melakukan usahatani, umur petani muda biasanya akan lebih termotivasi dalam melakukan usahatani. Responden yang termasuk dalam kategori muda adalah responden yang berumur kurang dari 40 tahun, dimana petani yang berumur muda mempunyai fisik yang kuat dan memiliki semangat yang tinggi untuk bekerja. Fenomena tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh (Soekarwati 2005), bahwa semakin muda umur petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu apa yang belum mereka ketahui, sehingga dengan demikian mereka berusaha untuk lebih cepat melakukan adopsi suatu inovasi, walaupun sebenarnya mereka belum berpengalaman dalam soal adopsi inovasi tersebut.
Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu syarat memperlancar dalam pembangunan pertanian, keterbatasan pendidikan yang dimiliki seseorang dapat menjadi kendala pembangunan yaitu terdapat cara berpikir serta mengambil keputusan petani yang berpendidikan tinggi akan lebih rasional dalam berpikir dibandingkan dengan petani yang berpendidikan rendah (Muttakin 2014). Tingkat pendidikan formal adalah tingkat pendidikan yang meliputi sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK) dan perguruan tinggi (Diploma/Sarjana). Bentuk pendidikan non formal terdiri dari pelatihan, kursus, penataran, magang dan penyuluhan.
Tingkat pendidikan menggambarkan seberapa lama seseorang mengenyam pendidikan. Hal ini berpengaruh terhadap daya pikir dan pemahaman para masyarakat untuk termotivasi melakukan usahatani. Perubahan perilaku yang ditimbulkan oleh proses kegiatan pendidikan dapat dilihat melalui (1) perubahan dalam hal pengetahuan (2) perubahan dalam ketrampilan atau kebiasaan dalam melakukan sesuatu dan (3) perubahan dalam sikap mental terhadap segala sesuatu yang dirasakan (Subagio 2008).
13 Pengalaman Usaha Tani
Pengalaman usaha adalah sesuatu yang pernah dialami, dijalani, dirasakan, dan ditanggung oleh petani dalam menjalankan kegiatan usahatani dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai tujuan usahatani yaitu memperoleh pendapatan bagi kebutuhan hidup petani dan keluarganya (Subagio 2008). (Sita 2015) mengatakan pengalaman berusaha merupakan salah satu faktor yang mendorong masyarakat memilih alternatif terbaik untuk memilih usaha yang menguntungkan. (Dewi 2017) juga mengatakan bahwa petani yang sudah lama bertani akan lebih mudah menerapkan teknologi dari pada petani pemula, karena pengalaman yang lebih banyak menyebabkan petani mudah mengambil keputusan, semakin lama pengalaman bertani yang dimiliki oleh petani maka cenderung memiliki keterampilan tertinggi
Luas Lahan
Menurut Moehar dalam Zulfitriani, seka (2016) di dalam Dalam Marufah, Anisyatul (2020) lahan adalah tahan yang digunakan sebagai usaha pertanian, tidak semua tanah merupakan lahan pertanian tetapi sebaliknya semua lahan pertanian adalah tanah. Lahan dan tanah menjadi unsur utama d alam bidang pertanian hal ini karena tidak semua jeni tanah bisa digunakan sebagai usaha pertanian. Luas tidaknnya lahan garapan yang dimiliki berpengaruh terhadap kesejahteraan hidup petani itu sendiri dan keluarga petaniLahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh faktor produksi komoditas pertanian.
Nasution Rusdiah (2008) menyatakan bahwa luas lahan pada sektor pertanian memiliki peranan yang penting dalam usaha pertanian dan proses produksi. Hal ini dikarenakan lahan mempunyai produktivitas dalam menghasilkan bahan nabati maupun hewani, sebagai bahan mentah pembuatan bermacam-macam barang, memiliki daya serap terhadap cairan, penyalur sebagian air hujan untuk mengisi air lahan, dan lain-lain. Petani yang mempunyai luas lahan yang lebih luas akan lebih mudah menerapkan inovasi dibandingkan dengan petani yang berlahan sempit. Hal ini dikarenakan keefektifan dan efisiensi dalam penggunaan sarana produksi
Maka dari itu semakin luas lahan yang digunakan dalam usaha pertanianya, maka akan berpengaruh pula pada tingginya tingkat efisiensi yang
14
dihasilkan. Sebaliknya, jika penguasaan lahan relatif sempit akan menurunkan tingkat efisiensi dihasilkan dan tentunya efisiemsinya akan berbeda dengan penguunaan lahan yang luas
Faktor Eksternal
Lingkungan sosial meliputi semua faktor atau kondisi dalam masyarakat yang dapat menimbulkan pengaruh atau perubahan sosiologis (Suprayitno 2011).
Dukungan lingkungan sosial terdiri dari kelembagaan petani dan akses terhadap lembaga penunjang, keberadaan lembaga tersebut menjadi suatu motivasi terhadap petani milenial agar tertarik pada pertanian. Penguatan kelembagaan dilakukan melalui pengelolaan kelembagaan, menumbuhkan dan mengembangkan kerjasama antar petani dalam kelompok serta diluar kelompoknya, memfasilitasi petani mendapatkan akses informasi sesuai dengan kebutuhan, memotivasi dan memfasilitasi petani akses terhadap modal usaha (Suprayitno 2011).
Layanan Penyuluh
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian merupakan serangkaian proses yang berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan petani; untuk itu materi dan metode penyuluhan pertanian merupakan bagian dari kualitas kegiatan penyuluhan pertanian (Abubakar et al. 2015). Kualitas penyuluhan pertanian dapat diketahui dengan cara membandingkan kepuasan para petani atas layanan yang diterima dengan layanan yang diharapkan petani. Lebih jauh lagi (Abubakar et al. 2015) menjelaskan bahwa kegiatan pada penyuluhan pertanian diharapkan agar mampu menjembatani berbagai fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungan petani dengan perkembangan ilmu pengetahuan, baik yang bersifat temporer maupun bersifat tetap. Keberadaan penyuluh pertanian sebagai ujung tombak dari proses penyelenggaraan pembangunan pertanian diharapkan mampu menyampaikan pesan-pesan inovasi sesuai kebutuhan para petani serta mampu untuk menerjemahkan kebijakan dari pemerintah terkait dengan pembangunan pertanian. Dengan kata lain, penyuluhan pertanian diharapkan mampu memenuhi kebutuhan petani untuk mengembangkan usahataninya sehingga petani merasa puas.
15
Dalam hubungannya dengan metode-metode dalam penyuluhan, untuk meningkatkan efektivitas metode, pemilihan dan penggunaan metode harus didasarkan atas kondisi para petani, yaitu perhatian, minat, kepercayaan, hasrat, tindakan dan kepuasan. Kondisi petani penting diperhatikan agar penyuluhan yang dilakukan dapat ikut membantu para petani memenuhi kebutuhannya, sehingga dengan demikian menimbulkan kepuasan bagi petani dan penyuluhan seperti itu merupakan penyuluhan yang berkualitas. (Puspadi 2010) menjelaskan bahwa pada hakekatnya kualitas dari kegiatan penyuluhan pertanian merupakan fungsi kualitas sumberdaya manusia penyuluh pertanian. Kualitas kegiatan penyuluhan pertanian diukur dengan lima indikator, yaitu:
1. Efektifitas Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan yang disusun berdasarkan kebutuhan informasi peternak dan jenis informasi yang dibutuhkan, maka proses komunikasi akan berjalan dengan baik sehingga adopsi teknologi dapat ditingkatkan.
Materi penyuluhan berasal dari lembaga-lembaga penelitian, instansi- instansi pelaksana, atau dari petani lainnya. Materi tersebut kemudian diolah penyuluh, dirumuskan, selanjutnya diformulakan sesuai dengan tujuan dan tahapan-tahapan yang dilaksanakan oleh penyuluh. Dalam menyusun materi penyuluhan harus disesuaikan dan dipertimbangkan berdasarkan kebutuhan dan kondisi lapangan, serta budidaya yang dikelola petani, juga yang tidak boleh dilupakan adalah iklim yang ada diwilayah pertanian (Suhardiyono 1990) dalam (Suprianti 2019).
2. Peran Penyuluh
Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan dorongan kepada petani agar mau mengubah cara befikir, cara kerja dan cara hidup yang lebih sesuai dengan perkembangan jaman, perkembangan teknologi pertanian yang lebih maju. Dengan demikian seorang penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugasnya mempunyai tiga peranan: a). Berperan sebagai pendidik, memberikan pengetahuan atau cara-cara baru dalam budidaya tanaman agar petani lebih terarah dalam usahataninya, meningkatkan hasil dan mengatasi
16
kegagalan kegagalan dalam usaha taninya; b). Berperan sebagai pemimpin, yang dapat membimbing dan memotivasi petani agar mau merubah cara berfikir, cara kerjanya agar timbul keterbukaan dan mau menerima cara-cara bertani baru yang lebih berdaya guna dan berhasil, sehingga tingkat hidupnya lebih sejahtera; c). Berperan sebagai penasehat, yang dapat melayani, memberikan petunjuk-petunjuk dan membantu para petani baik dalam bentuk peragaan atau contoh-contoh kerja dalam usahatani memecahkan segala masalah yang dihadapi (Kartasapoetra 1994) dalam (Revikasari 2010).
3. Intensitas Penyuluhan
Faktor utama penyebab rendahnya motivasi pemuda pada usahatani adalah kurangnya frekuensi kegiatan penyuluhan yang diikuti oleh pemuda/petani, rendahnya dukungan lembaga penyedia input produksi, tingkat pendidikan formal petani yang rendah, dan lemahnya kinerja penyuluh dalam memberikan proses pembelajaran kepada petani (Facthiya 2010).
Intensitas penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh tergolong rendah. intensitas rendah sama artinya dengan penyuluhan jarang dilakukan. Hal ini dilihat dari kegiatan pertemua kelompoktani, keterlibatan petani pada kegiatan penyuluhan dan kehadiran penyuluhan (Suyadi 2018). Hal ini juga slearas dengan (Suprayitno et al. 2011) yang menyatakan instensitas peran penyuluh memberikan pengaruh paling kuat terhadap tingkat kemampuan petani.
4. Kesesuaian Metode Penyuluhan
Metode Penyuluhan Pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan kepada petani baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi baru. Ketepatan metode penyuluhan yang digunakan oleh penyuluha tergolong rendah. kurang tepatnya metode penyuluhan yang digunakan dilihat dari aktifitas penyuluh denga ceramah, diskusi atau tanya jawab, kujungan lapang ataus studi lapang, sekolah lapang dan pemberian bulu atau majalah. Yang menjadi dasar pertimbangan dalam
17
pemilihan metode penyuluhan pertanian adalah : (1) Sasaran, meliputi tingkat pengetahuan, ketrampilan dan sikap sasaran, sosial budaya dan jumlah sasaran, (2) Sumberdaya Penyuluh, meliputi kemampuan penyuluh, materi penyuluhan serta sarana dan biaya penyuluhan, (3) Keadaan daerah, yang meliputi musim, keadaan usahatani dan keadaan lapang, (4) Kebijakan pemerintah dan (5) Jaringan sosial yang ada di masyarakat (Purnomo 2015).
Sarana dan Prasarana
Menurut KBBI (2007) sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan, alat, Sedangkan Menurut KBBI (2007: 999) prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek, dan sebagainya). Berbeda dengan pendapat Daryanto (2008: 51) secara bahasa yang disebut dengan prasarana berarti alat yang tidak langsung digunakan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan. Menurut Nana Syaodih (2009, h.49)
“Fasilitas belajar merupakan semua yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikan berjalan lancar, teratur, efektif dan efisien”.
Menurut Sanjaya (2010, h. 18) “ Sarana belajar adalah segala sesuatu yang mendukung terhadap kelancaran proses pembelajaran “. Dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana belajar sekolah sangat penting dalam proses pembelajaran untuk mendukungjalannya proses pembelajaran. Dengan berbagai macam sarana dan prasarana belajar sekolah yang tersedia dan pemanfaatan yang dapat menunjang kegiatan belajar
Sejalan dengan undang undang sistem pendidikan nasional. (Dengan akronim UU sisdiknas ) yaitu UU No. 20 tahun 2003 di sebutkan bahwa setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kemajuan peserta didik.
Menurut Wina Sanjaya (2008:200) Sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.
18
Maka dari itu Sarana prasarana ialah segala sesuatu yang mendukung jalannya proses pembelajaran, dengan keefektifan dan ketersediannya sarana prasarana yang baik membuat kelas belajar akan berjalan dengan lancar , teratur dan efektif pula sehingga persebaran dan penyampaian informasi bisa lebih maksimal pula.
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Informasi Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No.10 tahun 2010, informasi merupakan keterangan, pernyataan, gagasan, dan tandatanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca, yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik atau nonelektronik.
Akses Informasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No.10 tahun 2010, akses Informasi adalah kemudahan yang diberikan kepada seseorang atau masyarakat untuk memperoleh informasi publik yang dibutuhkan. Adapun kaitan antara akses informasi dengan kegiatan penyuluhan adalah memberikan rekomendasi dan mengikhtiarkan akses petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribsnis ke sumber informasi dan sumber daya yang akan membantu mereka dalam pemecahan masalahnya, sehingga salah satu kegiatan administrasi dalam penyuluhan pertanian adalah memfasilitasi penyediaan dan penyebaran informasi penyuluhan.
Beberapa informasi yang harus dapat tersedia dan terakses di Balai Penyuluhan Pertainan dintarnya mengenai informasi teknologi, informasi modal dan informasi pasar. Berdasarkan UU No. 26 tahun 2006 ruang lingkup masing- masing informasi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
Informasi Teknologi
Informasi teknologi yang diperlukan yakni berkaitan dengan teknologi budidaya, pasca panen, pengolahan dan pemasaran serta manejemen usaha tani/usaha perikanan/usaha kehutanan
19 Informasi Modal
Informasi pembiayaan dapat disebut juga informasi modal. Informasi yang dimuat terutama menyangkut satuan biaya untuk melaksanakan suatu usaha agribisnis baik budidaya, panen, pasca panen, pengolahan dan pemasaran serta sumber-sumber mendapatkan modal tersebut.
Informasi Pasar
Informasi pasar diantaranya harga komoditi, permintaan komoditi (jumlah, mutu, kapan diperlukan pembeli/konsumen) dan sumber produksi.
Akses Sumber Informasi. Akses teknologi, modal dan pasar dan dilakukan dengan cara mengakses informasi-informasi mengenai tiga hal tersebut ke sumbernya masing-masing seperti Litbang, Dinas Perdagangan, Bank, dll. Akses ke sumber informasi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara baik secara langsung maupu tidak langsung dengan mudah. BPP memiliki peran agar informasi dari
sumber-sumber informasi tersebut dapat terakses dengan mudah oleh sasaran.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengakses informasi, antara lain : a. Internet
Aplikasi internet resmi yang tengah tersedia bagi penyuluh untuk mengakses informasi-informasi tersebut dari Kementrian Pertanian adalah Cyber extension.
Cyber extension adalah suatu mekanisme pertukaran informasi pertanian melalui area cyber, suatu ruang imajiner-maya di balik interkoneksi jaringan komputer melalui peralatan komunikasi.
Cyber extension terdiri dari dua kata berbahasa inggris, yaitu cyber dan extension. Cyber berarti yang berhubungan dengan teknologi-informasi, internet, dan virtual reality. Sedangkan Extension secara harfiah dapat disebut sebagai
"tindakan atau proses memperluas atau memperpanjang sesuatu". Perluasan tersebut dapat berupa area, waktu maupun ruang.
Cyber extension berdasarkan konteks yang diterapkan dalam bidang pertanian dapat diartikan sebagai sebuah upaya untuk menggunakan kekuatan jaringan online, komunikasi komputer dan multimedia interaktif digital untuk memfasilitasi penyebarluasan teknologi pertanian.
20
Aplikasi teknologi informasi melalui sarana komputer maupun telepon seluler (handphone-hp) dalam implementasi cyber extension di beberapa negara dapat berfungsi untuk memepercepat proses pembelajaran masyarakat. Melalui proses komunikasi yang konvergen, cyber extension sangat bermanfaat baik bagi masyarakat pengguna, peneliti, maupun penyuluh. Dengan demikian, cyber extension merupakan salah satu sumber terpercaya guna mengumpulkan berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh penyuluh untuk disebarkan kepada sasaran baik pelaku utama maupun pelaku usaha.
Motivasi Petani Milenial
Indikator untuk menganalisis motivasi antara lain kemauan, kebutuhan, dan kemampuan (Nas et al. 2016).
Kemauan
Motivasi menurut (Nas et al. 2016) adalah proses yang terjadi dalam diri yang menciptakan tujuan, yan`g memberikan energi bagi perilaku seseorang.
Kemauan merupakan salah satu fungsi hidup manusia, berupa aktifitas psikis yang mengandung usaha aktif berhubungan dengan sesuatu untuk membentuk dan mengembangkan segala potensi atau kemampuannya dalam meningkatkan taraf kehidupan sehingga menghasilkan suatu keputusan (Nas et al. 2016).
Kebutuhan
Motivasi adalah dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan sesuai persepsi terhadap inovasi yang dapat memberikan manfaat dan keuntungan bagi kelangsungan hidupnya (Nas et al.
2016. Sapawi (2014) dalam (Nas et al. 2016) mengatakan kebutuhan manusia dibagi menjadi dua: (1) Kebutuhan primer yaitu kebutuhan yang sudah ada sejak seseorang lahir seperti lapar, haus, tidur, bernafas, dan lain-lain. (2) Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang timbul dari hasil interaksi antar orang dengan lingkungannya.
Kemampuan
Setiap manusia berbeda tingkat motivasinya dan setiap manusia mempunyai keterbatasan kemampuan dalam mengungkapkan atau menyatakan isi pikiran dan perasaannya dalam menangkap arti pernyataan orang lain juga selalu ada keterbatasan kemampuan. Motivasi adalah suatu kekuatan yang dihasilkan
21
dari keinginan seseorang untuk berusaha/berupaya sekuat tenaga untuk memuaskan kebutuhan dan mencapai tujuan organisasi yang ditentukan oleh kemampuan usaha individu. Kemampuan berhubungan dengan kemampuan fisik dan mental yang dimiliki orang untuk melaksanakan pekerjaan dan bukan yang ingin dilakukannya (Nas et al. 2016).
Kerangka Berpikir
Motivasi petani dalam mengakses informasi pertanian ditentukan oleh beberapa faktor baik yang berasal dari faktor internal individu maupun faktor eksternal berupa agribisnis dan faktor pendukung. Berdasarkan rumusan yang akan dikaji terdapat faktor X dan Y yang saling berpengaruh pada motivasi petani milenial dalam mengakses informasi pertanian. Kerangka berfikir ini dapat digunakan untuk mempermudah dalam mengkaji, menentukan instrumen pengkajian, dan menemukan strategi penyuluhan yang akan diberikan kepada kelompok tani.
Dalam kajian ini, Petani milenial sebagai variabel (Y) meliputi kemauan, kebutuhan, dan kemampuan. Karakteristik Individu sebagai variabel (X1) meliputi umur, Pendidikan, dan Pengalaman Bertani dan Luas Lahan. Faktor Eksternal (X2) meliputi layanan penyuluhan, sarana dan prasarana, dan dukungan kelompok tani. Teknologi Informasi Dan Komunikasi ( X3) Meliputi Informasi Teknologi, Informasi Modal, Informasi Pasar.
22
Gambar 1 Krangka Berpikir Motivasi Petani Milenial X1. Karakteristik Petani
milenial X1.1 Umur X1.2 .Pendidika n X1.3 .Penga la ma n usa ha X1.4 Lua s La ha n
Y.1 .Motivasi Petani Milenial Dalam Mengakses informasi pertanian Y.1.1 .Kema ua n Y.1.2 .Kema mpua n Y.1.3 Kebutuha n
X3 .Teknologi Informasi Dan Komunikasi X3.1 . Informa si Teknologi X3.2 .Informa si Moda l X3.3 .Informa si Pa sa r
X2. Faktor Eksternal X2.1 .La ya nan penyuluhan X2.2 .Sa ra na da n Pra sa ra na X2.3 . Dukunga n Kelompok ta ni
23
METODE PELAKSANAAN
Jenis atau Pendekatan Pengkajian
Metode yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah pendekatan kuantitatif (sosial) yang didukung oleh pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang diterapkan pada tugas akhir ini berupa survei (penyebaran kuisioner). Penelitian survei merupakan suatu Teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara Menyusun daftar pertanyaan yang akan di ajukan pada responden dalam bentuk sampel dari sebuah populasi. Pengumpulan data bisa diambil dengan cara penyebaran kuesioner ataupun wawancara dengan pihak yang bersangkutan.
Waktu dan Tempat
Kegiatan Penugasan Akhir akan dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu terhitung dari tanggal 15 Maret 2022 s.d 15 Juni 2022 yang bertempat di Desa Sukanagalih, Desa Cibodas, dan Desa Ciputri Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat.
Populasi dan Sampel Populasi
Populasi dalam kajian ini merupakan petani milenial yang tersebar di Desa Sukanagalih, Desa Cibodas, dan Desa Ciputri. Populasi dipilih berdasarkan kriteria yaitu Umur petani milenial dan lama usaha, pengetahuan tentang motivasi pertanian mau menerapkan pengetahuan mengakses informasi pertanian Pada era pandemi covid-19 sesuai dengan arahan rekomendasi dari penyuluh. Berdasarkan kriteria tersebut didapatkan enam kelompok tani yang tersebar di Desa Sukanagalih, Desa Cibodas, dan Desa Ciputri.
24
Dari enam kelompok tani tersebut terdapat jumlah populasi petani milenial yaitu sebanyak 68 orang seperti yang terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1 populasi kelompok petani milenial
No Desa Kelompok tani Jumlah anggota
(orang)
1 Sukanagalih Adhie lestari
Taman Pak Tani
10 15
2 Cibodas Tani mandiri
Salawi Mukti
10 10
3 Ciputri Harapan
Sumber Tani
13 10
Jumlah populasi 68
Sumber : Programan Penyulihan Pertanian Kecamatan Pacet 2021
Namun, dikarenakan keterbatasan waktu, biaya, tenaga dan terbatas nya perkumpulan petani di karenakan Covid-19 ini saya mengambil ramdom sampling di 6 desa sehingga penentuan jumlah populasi dibatasi secara sengaja berdasarkan kriteria tertentu yaitu umur petani milenial dan berusahatani. tahun sebanyak 68 orang dengan pertimbangan umur dan lamanya petani milenial dalam berusaha tani kurang lebih 2 tahun. Oleh karena itu jumlah populasi dari masing masing 6 kelompok tani yang terpilih yaitu Poktan Adhie lestari(Suka Nagalih) 10 orang, poktan Taman Pak Tani(Suka Nagalih) 15 orang, Poktan Tani Mandiri(Cibodas) 10 orang, Poktan Salawi Mukti(Cibodas) 10 orang, Poktan Harapan(Ciputri) 13 Orang, dan Poktan Sumber Tani(Ciputri) 10 orang sehingga jumlah populasi terpilih sebanyak 68 orang.
Sampel
Sampel menurut sugiyono (2018) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan ukuran sampelmerupakan suatu langkah untuk menentukan besarnya sampel yang diambil dalam melaksanakan suatu penelitian.Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan jenis Non Probability Sampling atau tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.
Teknik Non Probability Sampling yang dipilih adalah Sampling Jenuh (sensus) yaitu metode penarikan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Dengan demikian, maka jumlah sampel yang digunakan yaitu sebanyak 68 orang
25 Instrumen Uji Validitas
Validitas dalam penelitian kualitatif atau kuantitatif adalah derajat ketepatan antara data yang terdapat di lapangan tempat penelitian dan data yang dilaporkan oleh peneliti Lapau dalam (Rohman Abdul D 2020). Menurut Sugiyono (2009) bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Menentukan validitas berdasarkan formula koefisien korelasi.
Sebelum suatu instrument di gunakan pada responden yang sesunggungnya, maka instrument diuji terlebih dahulu. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan oleh pihak ketiga diluar Responden penelitian yang ada di Kecamatan Pacet dengan jumlah 30 orang. Kriteria penguji Validitas dalam penelitian ini yaitu penujian validitas yang mengkorelasi antar masing masing skor item inikator dengan total konstruk. Tingkat singnifikansi yang digunakan yaitu 0,05 atau 5%.
Uji Validitas instrumen penelitian Motivasi Petani Milenial Dalam Mengakses Informasi Pertanian pada Era Pandemi Covid-19 di Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur ini dilakukan terhadap 30 orang responden diantaranya yaitu para penyuluh dan fasilitator pertanian Kecamatan Pacet dan Kecamatan Cipanas.
Pengujian validitas menggunakan bantuan Microsoft Exel terhadap 37 soal dalam bentuk kuesioner dinyatakan “Valid” dengan tingkat singkat signifikansi 5%. Seluruh soal dinyatakan valid karena sesuai dengan kriteria yaitu r hitung > r Tabel. Penentuan R Tabel diperoleh dari df (N-2) atau df (30-2) = 28 dengan tingkat signifikansi 5% yaitu 0,361.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas pada kajian ini dengan menggunakan metode Cronbach’s alpha perhitungannya dengan bantuan Software SPSS versi 26 dan software Microsoft Excel 2010. Instrumen dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s alpha> 0,60 (Sugiyono, 2018).
Uji Reliabilitas instrumen penelitian ini dilakukan pada 30 orang responden dengan menggunakan bantuan Microsoft Exel dan aplikasi SPSS 26 yang mendapatkan hasil perhitungan Cronbach’s alpha 0,899 yaitu dapat dikatakan
26
bahwa instrumen penelitian ini reliabel sesuai dengan yang dinyatakan oleh (Sugiyono, 20018) bahwa instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s alpha> 0,60.
Karakteristik Individu
Dalam kajian ini, karakteristik Individu sebagai variabel (X1) meliputi umur, tingkat pendidikan, Pengalaman Usaha tani dan Luas lahan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Indikator, parameter dan skala pengukuran karakteristik individu
No Indikator Parameter Jenis Data
1 Umur Jumlah tahun sejak responden lahir sampai sekarang dengan satuan tahun
Rasio 2 Tingkat Pendidikan Jumlah tahun responden
mengiktu pendidikan.
Rasio
3 Pengalaman usaha tani
Keluasan wawasan terhadap pengalaman usaha yang di dapat dan jumlah tahun lamanya Bertani
Interval
4 Luas Lahan Jumlah Luas Lahan Untuk Bertani Interval Sumber : Diolah penulis 2022
Faktor Eksternal
Dalam kajian ini, faktor eksternal sebagai variabel (X2) meliputi Layanan Penyuluhan, Saranan Dan Prasarana, dan dukungan Kelompok Tani dapat dilihat di Tabel 3.
Tabel 3 Indikator, parsmeter dan skala pengukuran faktor eksternal
No Indikator Parameter Skala
Pengukuran 1 Layanan Penyuluhan Upaya penyuluh untuk mengakses
informasi pertanian bagi petani milenial 1,2,3,4 2 Sarana Dan Prasarana
Upaya petani milenial dalam mendapatkan alat yang dibutuh kan
utnuk Bertani 1,2,3,4
3 Dukungan Kelompok tani Upaya Kelompok tani dalam
mendukung kegiatan. 1,2,3,4
Sumber : Diolah penulis 2022
Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Dalam penelitian kali ini, faktor eksternal semabagai variabel (X3) meliputi Informasi Teknologi, Informasi Modal, Informasi Pasar dapat dilihat diTabel 4.