• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh nutrisi AB Mix sebagai alternatif pengganti pupuk subsidi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays saccharata)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh nutrisi AB Mix sebagai alternatif pengganti pupuk subsidi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays saccharata)"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

PENGARUH NUTRISI AB MIX SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI PUPUK SUBSIDI TERHADAP PERTUMBUHAN

DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea Mays Saccharata) di KELOMPOK TANI KARYA BAKTI DESA TULUNGREJO KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI

PROGRAM STUDI

PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

BAGUS ESA IQBAL TAWAKHAL 04.01.18.088

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2022

(2)

i

LAPORAN TUGAS AKHIR

PENGARUH NUTRISI AB MIX SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI PUPUK SUBSIDI TERHADAP PERTUMBUHAN

DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea Mays Saccharata) di KELOMPOK TANI KARYA BAKTI DESA TULUNGREJO KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI

Diajukan sebagai syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr.P)

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

BAGUS ESA IQBAL TAWAKHAL 04.01.18.088

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2022

(3)

ii

HALAMAN PERUNTUKAN

Alhamdulillah

Yang utama dari segalanya

Sembah sujudku kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, Maha Agung dan Maha Adil, atas takdir-Mu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman serta bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi salah satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.

Teruntuk Ayahanda, Ibunda dan Adik Tercinta

Tugas Akhir ini saya persembahkan sepenuhnya kepada keluarga yang sangat hebat, yang Allah takdirkan dalam hidup saya, kedua orang tua saya dan adik saya. Ayahanda Sugeng Santoso, Ibunda Hariani dan Adik Bryan Raffi Arkhana. Mereka lah yang membuat segalanya menjadi mungkin sehingga saya bisa sampai pada tahap dimana Tugas Akhir ini akhirya selesai. Terima kasih atas segala pengorbanan, nasihat dan doa terbaik yang tidak pernah henti kalian panjatjan kepadaku. Selamanya aku bersyukur dengan kehadiran kalian sebagai keluargaku.

Dosen Pembimbing

Ibu Dr. Eny Wahyuning Purwanti, SP, MP. Dan Bapak Achmad Nizar, SST, M.Sc, Terima kasih banyak. Saya sudah dibimbing, dibantu, dinasehati,selama ini. Saya tidak akan pernah lupa atas bantuan dan kesabaran dari Bapak dan Ibu.

Seluruh pihak yang telah membantu Tugas Akhir saya

Kepada seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan Tugas Akhir saya, teruntuk Bpk. Sunandar, SP., Bpk. H. Iwan Amalia, SE., Bunda Ririen, SE., Edo Reka, Yenny Permata, Masdalifa Ula, Wiwit Trisna, M. Vicky, Yusron dan Firman Tri yang sudah membantu Tugas Akhir saya.

(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya Bagus Esa Iqbal Tawakhal menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah TA ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain sebagai Tugas Akhir untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan ataupun diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah TA ini terbukti terdapat unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia TA ini digugurkan dan gelar vokasi yang telah saya peroleh (S.Tr.P) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Malang, Agustus 2022 Mahasiswa

(5)

iv

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

PENGARUH NUTRISI AB MIX SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI PUPUK SUBSIDI TERHADAP PERTUMBUHAN

DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea Mays Saccharata) di KELOMPOK TANI KARYA BAKTI DESA TULUNGREJO KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI

BAGUS ESA IQBAL TAWAKHAL 04.01.18.088

Malang, 10 Agustus 2022

Menyetujui,

(6)

v

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

PENGARUH NUTRISI AB MIX SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI PUPUK SUBSIDI TERHADAP PERTUMBUHAN

DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea Mays Saccharata) di KELOMPOK TANI KARYA BAKTI DESA TULUNGREJO KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI

BAGUS ESA IQBAL TAWAKHAL 04.01.18.088

Telah dipertahankan di depan penguji Pada Tanggal 5 Agustus 2022 Dinyatakan telah memenuhi syarat

Malang, 10 Agustus 2022

Menyetujui,

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Pengaruh Nutrisi Ab Mix Sebagai Alternatif Pengganti Pupuk Subsidi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata) Di Kelompok Tani Karya Bakti Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri”

Laporan ini disusun sebagai penanggungjawab dalam pelaksanaan Tugas Akhir yang merupakan kewajiban bagi mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Malang. Dalam penyusunan Laporan ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dr. Eny Wahyuning Purwanti, SP. MP, selaku Pembimbing I Tugas Akhir sekaligus Ketua Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Politeknik Pembangunan Pertanian Malang.

2. Acmad Nizar, SST, M.Sc, selaku Pembimbing II Tugas Akhir

3. Dr. Setya Budhi Udrayana, S.Pt, M.Si, selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Malang.

4. Semua pihak yang terlibat dan telah membantu dalam penyusunan Proposal Tugas Akhir.

Demikian, semoga Allah S.W.T. memberikan balasan kepada semua pihak yang membantu dalam penulisan laporan ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan masih banyak kekurangan oleh karena itu mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki dan menyempurnakan proposal kedepannya.

Malang, ... Juni, 2022

Penulis

(8)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERUNTUKAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... iv

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... v

KATA PENGANTAR ... vi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan ... 3

1.4 Manfaat ... 4

1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa ... 4

1.4.2 Manfaat Bagi Institusi ... 4

1.4.3 Manfaat Bagi Petani ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Penelitian Terdahulu ... 5

2.2 Landasan Teori ... 8

2.2.1 Jagung Manis ... 8

2.2.2 Morfologi Jagung Manis ... 9

2.2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Jagung Manis ... 11

2.2.4 Deskripsi Varietas ... 13

2.2.5 Budidaya Jagung Manis ... 15

2.2.6 Nutrisi AB Mix ... 17

2.2.7 Pupuk Anorganik ... 18

2.3 Aspek Penyuluhan ... 19

2.3.1 Definisi Penyuluhan ... 19

2.3.2 Tujuan Penyuluhan ... 20

2.3.3 Metode Penyuluhan ... 21

2.3.4 Media Penyuluhan ... 22

2.3.5 Sasaran Penyuluhan ... 23

2.3.6 Evaluasi Penyuluhan Pertanian ... 23

2.3.7 Aspek Pengetahuan ... 24

2.4 Kerangka Pikir ... 27

(9)

v

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 28

3.1 Lokasi Penelitian ... 28

3.2 Metode Penelitian... 28

3.2.1 Rancangan Penelitian ... 28

3.2.2 Alat dan Bahan ... 29

3.2.3 Prosedur Pelaksanaan ... 30

3.2.4 Parameter Pengamatan ... 32

3.2.5 Analisis Data ... 33

3.3 Desain Penyuluhan ... 34

3.3.1 Tujuan Penyuluhan ... 34

3.3.2 Sasaran Penyuluhan ... 34

3.3.3 Materi Penyuluhan ... 34

3.3.4 Metode Penyuluhan ... 35

3.3.5 Media Penyuluhan ... 35

3.4 Metode Implementasi Desain Penyuluhan ... 35

3.4.1 Persiapan Penyuluhan ... 35

3.4.2 Pelaksanaan Penyuluhan ... 36

3.4.3 Rencana Tindak Lanjut ... 36

3.5 Evaluasi Penyuluhan ... 36

3.5.1 Populasi dan Sampel... 36

3.5.2 Metode Evaluasi Penyuluhan ... 37

3.6 Definisi Operasional ... 38

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Tinggi Tanaman ... 41

4.2 Diameter Batang ... 43

4.3 Lebar Daun ... 44

4.4 Panjang Tongkol ... 45

4.5 Diameter Tongkol ... 47

4.6 Berat Tongkol Dengan Klobot ... 48

4.7 Berat Tongkol Tanpa Klobot ... 50

4.8 Derajat Kemanisan ... 51

4.9 Pengaruh Nutrisi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis ... 53

4.10 Rincian Kebutuhan Nutrisi AB Mix ... 54

V. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ... 55

5.1 Identifikasi Potensi Wilayah ... 55

5.1.1 Kondisi Geografis ... 55

(10)

vi

5.1.2 Keadaan Penduduk ... 56

5.2 Rancangan Penyuluhan ... 56

5.2.1 Lokasi dan Waktu ... 57

5.2.2 Penetapan Tujuan Penyuluhan ... 57

5.2.3 Penetapan Sasaran Penyuluhan ... 57

5.2.4 Penetapan Materi Penyuluhan ... 57

5.2.5 Penetapan Metode Penyuluhan ... 58

5.2.6 Penetapan Media Penyuluhan ... 58

5.2.7 Persiapan Penyuluhan ... 59

5.2.8 Pelaksanaan Penyuluhan ... 60

5.3 Evaluasi Penyuluhan ... 60

5.3.1 Pengumpulan Data Evaluasi ... 60

5.3.2 Aspek Pengetahuan ... 61

VI. PEMBAHASAN ... 63

6.1 Pembahasan Hasil Implementasi dan Evaluasi Penyuluhan ... 63

6.1.1 Tahapan Penyuluhan ... 63

6.1.2 Hasil Implementasi ... 65

6.1.3 Evaluasi Penyuluhan ... 65

6.2 Rencana Tindak Lanjut ... 67

VII. PENUTUP ... 68

7.1 Kesimpulan ... 68

7.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(11)

vii

DAFTAR TABEL

No Halaman

Tabel 4.1 Rata-rata Tinggi Tanaman Jagung Manis ... 42

Tabel 4.2 Rata-rata Diameter Batang Tanaman Jagung Manis ... 43

Tabel 4.3 Rata-rata Lebar Daun Tanaman Jagung Manis ... 45

Tabel 4.4 Rata-rata Panjang Tongkol Jagung Manis ... 46

Tabel 4.5 Rata-rata Diameter Tongkol Jagung Manis ... 48

Tabel 4.6 Rata-rata Diameter Berat Tongkol Dengan Klobot ... 49

Tabel 4.7 Rata-rata Diameter Berat Tongkol Tanpa Klobot... 50

Tabel 4.8 Rata-rata Derajat Kemanisan ... 52

Tabel 4.9 Tabel Hasil Beda Nyatarincian ... 53

Tabel 4.10 Rincian Biaya Penggunaan Pupuk Anorganik ... 54

Tabel 5.1 Data Penduduk Desa Tulungrejo Berdasarkan Mata Pencaharian ... 56 51

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 27 Gambar 3.1 Denah Pengambilan Sampel ... 29 Gambar 5.1 Peta Desa Tulungrejo Pare Kediri ... 53

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

Lampiran 1. Hasil Uji T Parameter Tinggi Tanaman ... 73

Lampiran 2. Hasil Uji T Parameter Diameter Batang ... 74

Lampiran 3. Hasil Uji T Parameter Lebar Daun ... 75

Lampiran 4. Hasil Uji T Parameter Panjang Tongkol ... 76

Lampiran 5. Hasil Uji T Parameter Diameter Tongkol... 77

Lampiran 6. Hasil Uji T Parameter Berat Tongkol Dengan Klobot ... 78

Lampiran 7. Hasil Uji T Parameter Berat Tongkol Tanpa Klobot ... 79

Lampiran 8. Hasil Uji T Parameter Derajat Kemanisan ... 80

Lampiran 9. Media Penyuluhan ... 81

Lampiran 10. Sinopsis ... 82

Lampiran 11. Lembar Persiapan Menyuluh (LPM) ... 84

Lampiran 12. Berita Acara Penyuluhan ... 86

Lampiran 13. Daftar Hadir Penyuluhan ... 87

Lampiran 14. Kuesioner Evaluasi ... 89

Lampiran 15. Hasil Uji Validitas Kuesioner ... 93

Lampiran 16. Dokumentasi Kajian Teknis ... 94

Lampiran 17. Dokumentasi Kegiatan Penyuluhan ... 97

(14)

x RINGKASAN

Bagus Esa Iqbal Tawakhal, NIRM. 04.01.18.088. Pengaruh Nutrisi Ab Mix Sebagai Alternatif Pengganti Pupuk Subsidi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata) Di Kelompok Tani Karya Bakti Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri. Komisi Pembimbing : Dr. Eny Wahyuning Purwanti, SP, MP. dan Achmad Nizar, SST, M.Sc.

Tujuan dari penelitian ini antara lain: 1) Mengetahui pengaruh Nutrisi AB Mix sebagai pupuk pengganti pupuk bersubsidi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays saccharate L). 2) Merumuskan rancangan penyuluhan tentang penggunaan Nutrisi AB Mix sebagai pengganti pupuk bersubsidi pada tanaman jagung manis. 3) Mengetahui peningkatan pengetahuan petani terhadap penggunaan Nutrisi AB Mix sebagai pengganti pupuk bersubsidi.

Penelitian menggunakan 2 petak perlakuan, perlakuan pertama menggunakan nutrisi AB Mix dengan konsentrasi 3,75 ml / L dengan dosis 250 ml per tanaman. Perlakuan kedua menggunakan pupuk anorganik urea 3,2 gr ; KCl 1,6 gr ; SP36 1,6 gr. Jumlah populasi tanaman sebanyak 310 per petak perlakuan dengan sampel sebanyak 52 tanaman. Sampel diambil dengan teknik pengambilan sampel model U dengan jumlah tanaman antara sebanyak 3 tanaman. Parameter pertumbuhan yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, dan lebar daun. Parameter hasil yang diamati adalah panjang tongkol, diameter tongkol, berat tongkol dengan klobot, derat tongkol tanpa klobot, da derajat kemanisan. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan Uji T dengan tingkat signifikansi pada kesalahan 5%. Pada aspek perancangan penyuluhan disesuaikan dengan hasil penelitian serta karakteristik sasaran penyuluhan pertanian.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui pengaruh nutrisi AB Mix terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis sebagai berikut : 1) Pada parameter tinggi tanaman menunjukan hasil berbeda nyata dengan hasil signifikansi sebesar 0,02. 2) Pada parameter diameter batang menunjukan hasil berbeda nyata dengan hasil signifikansi sebesar 0,03. 3) Pada parameter lebar daun menunjukan hasil berbeda nyata dengan hasil signifikansi sebesar 0,01. 4) Pada parameter panjang tongkol menunjukan hasil tidak berbeda nyata dengan hasil signifikansi sebesar 0,55. 5) Pada parameter diameter tongkol menunjukan hasil tidak berbeda nyata dengan hasil signifikansi sebesar 1,73. 6) Pada parameter berat tongkol dengan klobot menunjukan hasil berbeda nyata dengan hasil signifikansi sebesar 0,00. 7) Pada parameter berat tongkol tanpa klobot menunjukan hasil berbeda nyata dengan hasil signifikansi sebesar 0,03. 8) Pada parameter derajat kemanisan menunjukan hasil berbeda nyata dengan hasil signifikansi sebesar 0,00. Implementasi rancangan penyuluhan pertanian disusun dengan menetapkan tujuan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan petani terhadap penggunaan nutrisi AB Mix sebagai pupuk pengganti pupuk anorganik bersubsidi pada tanaman jagung manis. Materi yang digunakan yaitu penggunaan Nutrisi AB Mix sebagai alternative pupuk pengganti pupuk anorganik bersubsidi pada tanaman jagung manis dengan metode ceramah dan diskusi, media yang digunakan berupa folder. Evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi hasil menggunakan hasil Pre-Test dan Post-TestI, diperoleh efektifitas penyuluhan pertanian sebesar 59,4% dan masuk kategori cukup efektif.

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jagung manis merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki prospek besar untuk terus dikembangkan. Jagung manis (sweet corn) termasuk kelompok komoditas tanaman palawija dalam keluarga Gramineae atau rumput- rumputan. Jagung manis memiliki rasa manis dan tekstur yang cukup lunak sehingga banyak digemari konsumen karena rasanya yang enak. Seiring berjalanya waktu banyak bermunculan produk olahan berbahan dasar jagung manis dengan berbagai macam jenis dan bentuk. Hal ini membuat permintaan akan ketersediaan jagung manis meningkat setiap tahunya.

Pada tahun 2018, produksi tanaman jagung manis di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 3,91% naik menjadi 30 juta ton. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya 2017, produksi tanaman jagung manis nasional hanya sebesar 28,9 juta ton. Sejak tahun 2016, Indonesia mengimpor tanaman jagung manis kurang lebih 1 juta ton, namun pada tahun 2018 impor jagung manis ke Indonesia meningkat sebesar 42,46% menjadi 737,2 ton yang sebelumnya 517,5 ribu ton pada tahun 2017 ( BPS, 2019 ).

Berdasarkan data BPS pada tahun 2019, maka setiap tahunya Indonesia masih mengimpor tanaman Jagung Manis untuk memenuhi kebutuhan jagung manis Nasional. Dapat ditarik kesimpulan bahwa produksi jagung manis Nasional belum memenuhi kebutuhan Jagung Nasinal. Masalah ini perlu dilakukan pengkajian, mengingat komoditas jagung manis merupakan komoditas pangan yang cukup banyak permintaan di Indonesia. Salah satu upaya dalam peningkatan produktivitas tanaman jagung manis adalah melakukan pemupukan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman jagung manis.

(16)

Pupuk merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial yang berguna untuk pertumbuhan tanaman (Handiuwito, 2008). Istilah pupuk umumnya identic dan berhubungan dengan pupuk buatan (Amini dan Syamsidi, 2006). Untuk pertumbuhan tanaman secara normal harus diperlukan minimal 16 unsur yang di dalamnya harus terdapat 3 unsur mutlak yaitu N,P, dan K. Permasalahan yang ada dan sering terjadi dalam kurangnya produktivitas tanaman jagung manis yaitu ketersediaan pupuk sebagai sumber unsur hara cukup terbatas. Hal tersebut dikarenakan adanya pengurangan volume pupuk bersubsidi.

Dampak dari pengurangan pupuk bersubsidi jelas sangat dirasakan petani.

Volume pupuk bersubsidi yang menurun setiap tahunya, menyebabkan harga eceran pupuk bersubsidi meningkat (Sucihatiningsih, 2021). Faktor-faktor yang mempengaruhi kelangkaan pupuk bersubsidi yaitu keterbatasan sumber daya, perbedaan letak geografis, pertambahan jumlah penduduk, keterbatasan kemampuan produksi dan factor lain seperti bencana alam (Dewi dan Raning, 2009). Dampak langkanya pupuk bersubsidi, membuat petani jagung manis kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi guna kegiatan produksi tanaman jagung manis.

Nutrisi AB Mix menurut Nugraha (2014), AB Mix adalah larutan hara yang terdiri dari larutan stok A yang memiliki kandungan unsur hara makro dan larutan stok B yang memiliki kandungan hara mikro. Nutrisi AB Mix merupakan larutan yang dibuat dari bahan-bahan kimia yang diberikan ke media tanam, yang memiliki fungsi sebagai nutrisi bagi tanaman agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Nutrisi yang mengandung unsur makro yaitu nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah banyak seperti N, P, K, S, Ca, dan Mg. Nutrisi yang mengandung unsur mikro merupakan nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit seperti Mn, Cu, Zn, Cl, Cu, Na dan Fe (Hidayanti Lilik dan Kartika Trimin, 2019).

(17)

Desa Tulungrejo Kecamatan Pare merupakan desa dengan jumlah petani jagung cukup tinggi. Luas areal pertanaman jagung di Desa Tulungrejo yaitu seluas 335 Ha dengan produksi jagung rata-rata 6,36 ton/Ha sekali musim tanam.

Masalah yang dominan yaitu tidak tersedianya pupuk yang sesuai jenis, jumlah, dan waktu pada saat dibutuhkan oleh petani (Programa Desa Tulungrejo, 2021).

Di Desa Tulungrejo terdapat kelompok tani bernama Karya Bhakti. Anggota kelompok tani Karya Bhakti menggunakan Nutrisi AB Mix sebagai pengganti pupuk subsidi dalam kegiatan budidaya tanaman jagung. Akan tetapi belum ada penelitian atau kajian terkait pengaruh penggunaan Nutrisi AB Mix terhadap tanaman jagung manis yang ditanam secara konvensional.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh Nutrisi AB Mix sebagai pupuk pengganti pupuk bersubsidi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays saccharate L) ?

2. Bagaimana rancangan penyuluhan tentang penggunaan Nutrisi AB Mix sebagai pengganti pupuk bersubsidi pada tanaman jagung manis.

3. Bagaimana peningkatan pengetahuan petani terhadap penggunaan Nutrisi AB Mix sebagai pengganti pupuk bersubsidi ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengaruh Nutrisi AB Mix sebagai pupuk pengganti pupuk bersubsidi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays saccharate L).

2. Merumuskan rancangan penyuluhan tentang penggunaan Nutrisi AB Mix sebagai pengganti pupuk bersubsidi pada tanaman jagung manis.

3. Mengetahui peningkatan pengetahuan petani terhadap penggunaan Nutrisi AB Mix sebagai pengganti pupuk bersubsidi.

(18)

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa

1. Meningkatkan pengetahuan dan memperluas wawasan tentang pengaruh Nutrisi AB Mix sebagai pupuk pengganti pupuk bersubsidi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays saccharate L).

2. Sebagai syarat untuk meraih gelar sarjana terapan di Politeknik Pembangunan Pertanian Malang.

1.4.2 Manfaat Bagi Institusi

1. Manfaat untuk Institusi Politeknik Pembangunan Pertanian Malang adalah meningkatkan kerjasama dengan stakeholder maupun pihak pemerintah yang terkait di lokasi penelitian.

2. Hasil penelitian diharapkan bisa dikembangkan dan juga menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.4.3 Manfaat Bagi Petani

1. Harapan dari hasil penelitian ini adalah agar Nutrisi AB Mix menjadi solusi sebagai pupuk pengganti apabila terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi.

2. Harapan dari hasil penelitian ini adalah agar menjadi solusi bagi petani, khususnya petani jagung manis untuk peningkatan produksi dalam budidaya tanaman jagung manis.

(19)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian Moh. Helmi Aziz pada tahun 2021 dengan judul Uji Pengunaan Pupuk AB Mix dan Penambahan Pupuk Hayati Mikoriza Terhadap pertumbuhan dan Produksi Benih Semangka (Citrullus lanatus L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kosentrasi pupuk Abmix yang terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi benih semangka (Citrullus Lanatus L.), mengetahui pengaruh pupuk hayati mikoriza terhadap pertumbuhan dan produksi benih semangka (Citrullus Lanatus L.). mengetahui pengaruh interaksi penggunaan pupuk abmix dan penambahan pupuk hayati mikoriza terhadap pertumbuhan dan produksi benih semangka (Citrullus Lanatus L.). Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor, yaitu kosentrasi pupuk AB mix yang terdiri dari 4 level dan penambahan Mikoriza 2 level yang diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian uji penggunaan pupuk AB mix dan penambahan pupuk hayati mikoriza terhadap produksi pertumbuhan dan produksi benih semangka, bahwa pemberian pupuk abmix berpengaruh nyata pada parameter panjang tanaman umur 21 HST, bobot buah, bobot benih/buah, berat 1000 butir dan produksi benih per hektar,dan hasil yang terbaik di setiap parameter terjadi dengan kosentrasi pupuk ABmix 10 ml/ liter dan pada pemberian mikoriza berpengaruh nyata pada parameter panjang tanaman saat umur 14 dan 21 HST, berat buah, bobot benih/buah, berat 1000 butir dan hasil panen per hektar dengan dosis 10 gr/tanaman.

Dalam penelitian Muhaimin dan Muhammad pada tahun 2019 yang berjudul Respons Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) Terhadap Berbagai Media Tanam Dan Sumber Nutrisi Pada Sistem Tanam Hidroponik Vertikultur Bokas.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1). Mengatahui respons tanamam padi terhadap

(20)

media tanam pada sistem hidroponik: 2). Mengatahui respons tanaman padi terhadap nutrisi tanaman pada sistem hidroponik: 3). Mengatahui interaksi tanaman padi terhadap media tanam dan nutrisi tanaman pada sistem hidroponik.

Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi (Split plot design) yang terdiri dari dua faktor (3x3) faktor utaman ( sabagai petak utama) Pemberian Nutrisi (N) yang terbagi tiga taraf : N1 = AB mix 1400 ppm, N2 = POC 1400 ppm, N3 = NPK 1400 ppm dan faktor kedua (sebagai anak petak) perlakuan media (M) terdiri dari tiga media : M1 = Arang Sekam 132 (cm3), M2 = Batu Bata 132 (cm3), M3 = Serbu Gergaji 132 (cm3), yang masing-masing di ulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan nutris AB mix berpegaruh nyata terhadap pertumbuhan, hasil produksi tanaman padi dan sebagai perlakuan yang terbaik.

Dalam penelitian Pahala L. L. Sianturi, Chichi J. F. Manalu, Eben Ezer Marpaung pada tahun 2021 dengan judul Pengaruh Konsentrasi Dan Interval Waktu Pemberian Pupuk Cair AB Mix Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.) di Polybag. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah nutrisi AB mix (N) terdiri dari 3 taraf yaitu : N1 = 1000 ppm, N2 = 1250 ppm dan N3 = 1500 ppm. Faktor kedua adalah waktu pemberian nutrisi AB mix (W) terdiri dari 3 taraf yaitu : W1 = 1 x 2 hari, W2 = 1 x 4 hari dan W3 = 1 x 6 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi nutrisi AB Mix 1500 ppm berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman namun tidak berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, jumlah buah per tanaman, diameter buah dan Panjang buah.

Dalam penelitian Bagas Akmala Putra pada tahun 2017 yang berjudul Pengaruh Komposisi Nutrisi dan Media Tanam terhadap Cabai Hias (Capsicum annuum L.) dalam Pot. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari serta menentukan media tanam dan pupuk yang tepat untuk meningkatkan keragaan 3

(21)

varietas cabai hias (Syakira, Lembayung, dan Ayesha) dalam pot. Percobaan menggunakan Split Plot RKLT. Petak utama adalah pemupukan: P0 (tanpa pemupukan), P1 (AB mix), dan P2 (NPK + Gandasil D) dan anak petak adalah media tanam dengan perbandingan sama 2:1:1 (v/v): M1 (arang sekam : tanah : pupuk kandang), M2 (perlit : tanah : pupuk kandang), dan M3 (kokopit : tanah : pupuk kandang). Pupuk NPK + Gandasil D menghasilkan tinggi tanaman, jumlah cabang, bunga, dan buah cabai tertinggi. Pupuk AB mix menghasilkan diameter buah terbesar pada varietas Ayesha serta panjang buah yang terpanjang pada varietas Syakira dan Ayesha. Perlakuan media arang sekam dan kokopit menghasilkan jumlah cabang dan bunga lebih banyak dibandingkan media perlit.

Dalam penelitian Armaeni Dwi Humaerah pada tahun 2013 yang berjudul Budidaya Padi (Oryza Sativa) Dalam Wadah Dengan Berbagai Jenis Pupuk Pada Sistem Tanam Berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh system tanam (hidroponik dan non hidroponik), ukuran wadah (pot) dan pupuk majemuk terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi. Penelitian dilaksanakan dalam bentuk percobaan, menggunakan rancangan petak-petak terbagi (split-split plot design). Petak utama adalah sistem budidaya (S), terdiri atas dua perlakuan yaitu sistem non-hidroponik (s1) dan hidroponik (s2). Sebagai anak petak adalah diameter wadah tanam (pot) (W), terdiri atas dua taraf, yakni pot berdiameter 30 cm (w1) dan pot berdiameter 40 cm (w2), sedangkan anak-anak petaknya adalah jenis pupuk majemuk (P) dengan tiga perlakuan yakni pupuk organik cair Super V3 Hartani (p1), pupuk hyponex (p2) dan pupuk AB mix (p3).

Setiap perlakuan dikombinasikan dan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 36 unit perlakuan. Masing-masing unit perlakuan terdiri terdiri atas 2 tanaman sehingga keseluruhan terdapat 72 tanaman. Hasil pengamatan dan pengukuran dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan bila ada perlakuan yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf alpha 0,05. Adapun

(22)

hasil penelitian ini adalah Sistem tanam konvensional dapat memberikan pertumbuhan dan produksi tanaman padi yang lebih tinggi dari pada sistem hidroponik. Namun demikian, sistem hidroponik dapat memberikan hasil yang cukup layak untuk dikembangkan. Diameter pot mempengaruhi jumlah malai yang dihasilkan tanaman padi. Diameter 40 cm lebih menghasilkan malai yang lebih banyak daripada pot berdiameter 30 cm. Pupuk Super V3 Hartani, Hyponex dan AB mix tidak memberikan pengaruh berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Jagung Manis

Jagung manis (Zea mays Saccharata) adalah salah satu tanaman yang dipanen muda dan banyak dibudidayakan di daerah tropis. Jagung manis atau yang lebih popular dikenal sebagai sweet corn mulai dikenal di Indonesia pada awal tahun 1980 melalui hasil persilangan (Koswara, 1986). Karakteristik jagung manis berbeda dengan jagung pangan. Jagung manis memilikir ciri-ciri kulit biji tipis, endosperm berwarna bening, memiliki kandungan pati yang rendah, dan apabila waktu masak biji berkerut. Bagian tanaman jagung manis yang utama adalah buah atau tongkolnya. Biji jagung manis memiliki warna dan bentuk serta kandungan endosperm yang bervariasi tergantung jenis jagung manis itu sendiri.

Biji jagung manis terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji (seed coat), endosperm dan embrio (Koswara, 2009).

Adapun klasifikasi tanaman jagung manis menurut Falah (2009) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae

(23)

Kelas : Monocotiledon Ordo : Graminae Famili : Graminaceae Genus : Zea

Spesies : Zea mays Saccharata Sturt L.

Tanaman jagung manis merupakan tanaman semusim, tanaman jagung manis dipanen pada saat masih muda yaitu 69-82 hari setelah tanam atau biasa disebut pada saat masak susu / milking stage. Proses pemasakan merupakan proses perubahan gula sehingga biji jagung manis yang masih muda (belum masak) memiliki kandungan gula yang lebih tinggi dan kadar pati yang lebih rendah. Ini disebabkan karena adaya gen sugari (su) resesif yang berguna untuk menghambat perubahan gula menjadi pati. Gen resesif tersebut menyebabkan jagung manis 4-8 kali lebih manis dibandingkan dengan jagung biasa atau jagung pangan, dengan kandungan gula yang tinggi membuat biji jagung manis menjadi berkeriput (Rifianto,2010).

2.2.2 Morfologi Jagung Manis a. Akar

Tanaman jagung manis memiliki akar serabut yang memiliki tiga macam akar yaitu akar seminal, akar adventif dan akar kait atau akar penyangga. Akar seminal tumbuh secara melambat setelah plumulae muncul diatas permukaan tanah. Akar adventif adalah akar yang muncul dari buku pada ujung mesokotil, kemudian berkembang dari setiap buku secara berurutan diantara buku ke 7-10, akar adventif akan tumbuh dan menjadi akar serabut yang tebal. Akar seminal berperan pasif dalam sikuls pertumbuhan tanaman jagung (Subekti et al, 2007).

Akar kait atau penyangga merupakan akar adventif yang muncul dalam tiga atau dua buku pada bagian atas permukaan tanah. Akar kait berfungsi menjaga agar

(24)

tanaman jagung manis tetap tegak. Proses pertumbuhan akar jagung tergantung pada kondisi jagung dan kondisi tanah.

b. Batang dan Daun

Tanaman jagung tidak memiliki cabang, berbentuk silindris, terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas. Dua tunas berkembang menjadi tongkol terdapat pada buku ruas. Dalam dua tunas paling atas akan tumbuh menjadi tongkol produktif yang memiliki tiga bagian utama diantaranya kulit (eoidermis), jaringan pembuluh (bundles vaskuler), dan pusat batang (pith). Semakin kuat batang tanaman jagung berarti semakin banyak lapisan jaringan sklerenkimI berdinding tebal dibawah epidermis batang dan di sekitar jaringan pembuluh (Subekti et al, 2007).

Tanaman jagung manis memiliki daun sebanyak berkisar antara 10-18 helai tiap tanaman. Proses tumbuhnya daun sempurna berada pada hari ke 3-4 pada setiap daun. Besar ukuran sudut daun jagung mempengaruhi tipe daun.

Tanaman jagung juga memiliki bentuk ujung daun yang berbeda diantaranya yaitu runcing, runcing sedikit bulat, bulat, bulat agak tumpul, dan tumpul. Berdasarkan golonganya daun jagung dibedakan menjadi dua yaitu tipe tegak dan tipe menggantung. Daun jagung memiliki tulang daun sejajar. Kepadatan atau kerapatan tanaman yang tinggi juga mempengaruhi hasil tinggi dan Panjang daun jagung (Bilman WS, 2001).

c. Bunga

Tanaman jagung memiliki bunga jantan dan betina yang terpisah, keadaan ini biasa disebut tanaman berumah dua. Bunga jantan terdapat pada malai yang terletak pada ujung tanaman jagung, sedangkan bunga betina terletak pada rambut yang terdapat pada tongkol jagung. Tongkol dan bunga betina muncul dari perkembangan axillary apices tajuk. Pertumbuhan bunga jantan atau tassel tumbuh dari titik tumbuh apicial di ujung tanaman (Subekti et al, 2007). Proses

(25)

penyerbukan tanmana jagung dapat terjadi apabila serbuk sari yang terdapat pada bunga jantan menempel pada rambut jagung yang ada pada tongkol. Tanaman jagung merupakan protandry dimana mayoritas varietas, bunga jantanya muncul 1-3 hari sebelum bunga betina/rambut jagung muncul. Pollen atau serbuk sari akan mulai terlepas dari spikelet yang berada pada spike di tengah yang berukuran 2-3 cm.

d. Tongkol dan Biji

Dalam satu tanaman jagung manis biasanya terdapat 1 sampai 2 tongkol tergantung jenis varietas jagung manis tersebut. Tongkol jagung mnis terbungkus dengan klobot, klobot merupakan daun pembungkus tongkol jagung. Tongkol jagung manis terletak di bagian atas dan umumnya tongkol tersebut terbentuk lebih awal dan memiliki ukuran yang lebih besar daripada tongkol yang terletak di bagian bawah. Setiap tongkol jagung manis terdiri dari 10-16 baris biji. Biji tanaman jagung tersusun dari 3 bagian utama diantaranya dinding sel, endosperma, dan embrio. Biji pada bagian ini adalah bagian yang terpenting dari hasil pemanenan (Permanasari dan Kastono, 2012).

2.2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Jagung Manis 1. Iklim

Tanaman jagung manis berasal dari daerah tropis yang dapat beradaptasi dan tumbuh dengan baik diluar lingkungan tersebut. Tanaman jagung manis tumbuh di daerah yang beriklim sedang hingga daerah beriklim tropis hingga sub- tropis biasa terletak pada 0-5° LU hingga 0-40° LS. Tanaman jagung manis memerlukan curah hujan yang ideal 85-200 mm/bulan pada lahan tadah hujan.

Tanaman jagung manis cocok ditanam pada awal musim penghujan. Agar mendaatkan hasil biji yang sempurna tanaman jagung manis harus mendapatkan sinar matahari yang cukup. Suhu yang dibutuhkan tanaman jagung manis agar

(26)

tumbuh optimal yaitu antara 21-34° celcius. Dalam proses perkecambahan jagung manis membutuhkan suhu optimal 30° celcius.

Tanaman jagung manis lebih baik dipanen pada saat musim kemarau, hal ini bertujuan agar tongkol dan biji jagung manis masak dengan sempurna. Pada umur 55-65 hari tanaman jagung manis sudah memasuki tahap fisiologis. Biji-biji yang ada pada tongkol sudah mencapai bobot maksimum pada tahap fisiologis ini.

Kelobot akan tetap berwarna hijau meskipun jagung manis sudah masak fisiologis.

Kadar air yang terkandung dalam biji jagung manis sekitar 30-35% dari bobot kering jagung manis (Hanum,2008).

2. Media Tanam

Media tanam merupakan kumpulan bahan yang ditanam maupun disebarkan yang berguna sebagai tempat perkecambahan dan tumbuhnya tanaman. Media tanam biasanya dapat berasal dari beberapa bahan atau satu jenis saja. Media tanam memiliki persyaratan, adapaun beberapa persyaratanya yaitu cukup kuat memegang atau menahan air. Artinya apabila media tanam disiram atau terkena air, tanah tersebut tidak langsung meloloskan air namun juga tidak menggenang.

Persyaratan yang lain yaitu media tanam harus mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman. Berikut ini kondisi media tanam yang diinginkan tanaman jagung manis :

a. dalam proses budidaya tanaman jagung kondisi tanah harus gembur, subur dan kaya unsur hara agar produktivitas jagung manis optimal.

b. Kondisi tanah tidak terlalu asam, pH tanah yang cocok yaitu antara 5,6 – 7,5.

c. Memiliki air cang cukup (Izzah,2009).

3. Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat berpengaruh dalam proses pertumbuhan dan produktivitas tanaman jagung manis. Tanaman jagung dapat tumbuh pada dataran

(27)

rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian tempat antara 1000-1800 mdpl.

Akan tetapi dalam proses budidaya tanaman jagung manis agar mendapatkan hasil produksi yang optimal, tanaman jagung manis direkomendasikan ditanam pada ketinggian 0 – 600 mdpl (Izzah, 2009).

2.2.4 Deskripsi Varietas

Varietas talenta merupakan salah satu varietas jagung manis yang di produksi oleh PT. Agri Makmur Pertiwi sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 3634/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 19 Oktober 2009.

Adapun deskripsi varietas jagung manis talenta, yaitu sebagai berikut : - Asal : PT. Agri Makmur Pertiwi

- Silsilah : Suw2/SF1:2-1-2-1-5-3-2-1-1-bk x Pcf5/HB6:4-4-1-1-2-3-3-2-1-bk - Golongan varietas : Hibrida Silang Tunggal

- Bentuk tanaman : Tegak

- Tinggi tanaman : 157,7 – 264,0 cm - Kekuatan perakaran : Kuat

- Ketahanan terhadap kerebahan

: Tahan - Bentuk penampang

batang

: Bulat

- Diameter batang : 2,9 – 3,2 cm - Warna batang : Hijau

- Bentuk daun : Bangun Pita

- Ukuran daun : panjang 75,0 – 89,4 cm dan lebar 7,0 – 9,7 cm

- Warna daun : Hijau - Tepi daun : Rata - Bentuk ujung daun : Runcing

(28)

- Permukaan daun : Agak Kasar

- Bentuk malai (tassel) : Terbuka dan Bengkok - Warna malai (anther) : Kuning

- Umur panen : 67 – 75 hari setelah tanam - Bentuk tongkol : Kerucut

- Ukuran tongkol : panjang 19,7 – 23,5 cm, diameter 4,5 – 5,4 cm

- Warna rambut : Kuning

- Berat per tongkol : 221,2 – 336,7 g - Jumlah tongkol

pertanaman

: 1 Tongkol - Baris biji : Lurus

- Jumlah baris biji : 12 – 16 Baris - Warna biji : Kuning - Tekstur biji : Lembut

- Kadar gula : 13,1 – 14,6 obrix - Berat 1000 biji : 150 – 152 g - Hasil tongkol : 13,0 – 18,4 ton/ha - Populasi per hektar : 51.700 tanaman - Berat per tongkol : 221,2 – 336,7 g - Kebutuhan benih per

hektar

: 10,7 – 11,0 kg

- Daya simpan tongkol : 3 – 4 hari setelah panen

- Keterangan : beradaptasi dengan baik di dataran rendah sampai medium

dengan altitude 150 – 650 m dpl

- Pengusul : PT. Agri Makmur Pertiwi Peneliti : Andre Christantius,

(29)

Moedjiono, Ahmad Muhtarom Novia Sriwahyuningsih (PT. Agri Makmur

Pertiwi), Kuswanto (Universitas Brawijaya)

2.2.5 Budidaya Jagung Manis 1. Persiapan Lahan

Dalam kegiatan budidaya tanaman jagung manis langkah awal dalam persiapan lahan yaitu pembersihan areal yang akan ditanami dari gulma dan sisa- sisa tanaman sebelumnya (Zulkarnain, 2013). Selanjutnya dapat dilakukan penggemburan tanah dengan kedalaman 30-40 cm dan kemudian dibuat bedengan dengan lebar dan Panjang menyesuaikan Panjang lahan, jarak antar bedengan dapat dibuat 30 cm (BPTP Riau, 2010). Kegiatan olah tanah dalam persiapan tanam biasa dikelompokkan menjadi olah tanah pertama dan olah tanah kedua. Olah tanah yang pertama bertujuan untuk menata ulang bongkahan tanah dan memperbaiki struktur tanah menjadi remah, sehingga iar lebih cepat turun dan cukup dalam pertukaran udara. Olah tanah yang kedua yaitu bertujuan untuk menciptakan kondisi tanah yang lebih halus (Larossa dkk, 2014).

2. Penanaman

Penanaman tanaman jagung dilaksanakan pada pagi hari, benih jagung ditanam dengan menggunakan tugal. Menurut Pratama Hendra (2014) kedalaman tugal 5 cm merupakan kedalaman yang optimal untuk perkecambahan tanaman jagung manis. Setelah dilakukan penugalan, benih ditanam sebanyak 3 butir benih kemudian dilakukan penutupan lubang dengan menggunakan pupuk bokashi.

Setelah 7 hari dilakukan penjarangan tanaman jagung agar tidak terjadi kompetisi antar tanaman jagung (Hikmawati Meiyana, 2019).

(30)

3. Pemupukan

Pemupukan tanaman jagung bertujuan untuk menmabhkan unsur hara di dalam tanah yang belum tersedia dan belum mencukupi untuk pertumbuhan tanaman. Dosis pupuk kendang terbaik dalam budidaya tanaman jagung manis yaitu 20 ton/ha (Trisnadewi dkk, 2012). Dosis pupuk anorganik untuk tanaman jagung manis yaitu Urea 200 kg/Ha, SP36100 kg/Ha, Dan Kcl 100 kg/Ha. Untuk penggunaan pupuk NPK Phonska dosis yang digunakan yaitu 300 kg/Ha dengan Urea 300 kg/Ha ( Dinpertan Purbalingga, 2019). Pemupukan dengan menggunakan pupuk anorganik dapat dilakukan menggunakan tugal dengan jarak 5cm dari tanaman untuk pemupukan yang pertama, dan untuk seterusnya dapat dilakukan dengan jarak 10 cm dari tanaman (BPTP Riau, 2010). Pupuk juga dapat diberikan ke tanaman dengan cara membuat alur diantara baris tanaman dengan jarak kurang lebih 15 cm dari tanaman dengan kedalaman pemberian pupuk 5-10 cm (Zulkarnain, 2013).

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman jagung manis terdiri dari pengairan, penyiangan, penjarangan, pembumbunan dan pengendalian hama dan penyakit. Pengairan pada tanaman jagung manis dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman, hal yang perlu diingat yaitu penting untuk menjaga ketersediaana air agar tanaman jagung manis tidak kekurangan maupun kelebihan air. Kegiatan selanjutnya yaitu penyiangan yang dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada umur 21 HST, 42 HST, dan menjelang waktu panen (BPTP Riau, 2010). Dalam pemeliharaan tanaman jagung manis juga terdapat kegiatan penjarangan pada saat tanaman jagung manis berumur 3 minggu setelah tanam (Admaja, 2006). Kegiatan selanjutnya yaitu pembumbunan, pembumbunan dilakukan pada saat tanaman jagung manis berumur 4 minggu setelah tanam (Syofia dkk, 2014). Untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman jagung manis, direkomendasikan untuk menggunakan

(31)

komponen-komponen pengendalian yang meliputi varietas jagung manis yang tahan penyakit, menggunakan system kultur teknis serta melibatkan musuh alami dan juga menggunakan pestisida nabati (BPTP Sulawesi Tengah, 2007).

5. Panen

Umur panen tanaman jagung manis ditentukan oleh varietas jagung manis yang ditanam. Kegiatan pemanenan dilaksanakan pada saat tanaman jagung manis sudah menunjukan gejala masak fisiologis. Adapun ciri-cirinya yaitu rambut pada tongkol jagung mengalami perubahan warna dari kuning menjadi coklat serta tongkol telah terisi penuh. (Suntoro dan Astuti, 2014). Kegiatan pemanenan dilakukan dengan cara mematahkan tongkol jagung manis tanpa mematahkan batang utama tanaman jagung (Larossa dkk, 2014).

2.2.6 Nutrisi AB Mix

Nutrisi AB Mix merupakan salah satu nutrisi anorganik yang biasa digunakan dalam budidaya tanaman sayur secara hidroponik. Nutrisi AB Mix terdiri dari 2 komponen, komponen tersebut tersusun dari pekatan A dan pekatan B.

pada umumnya dalam satu paket nutrisi AB Mix mengandung 16 unsur yang terbuat dari bahan kimia sintesis (Sutiyoso, 2004). Budidaya sayuran daun secara hidroponik biasanya menggunakan larutan nutrisi hidroponik AB Mix (Nugraha dan Susila, 2015). Kandungan nutrisi AB Mix disinyalir memiliki komposisi yang seimbang sehingga dapat menunjang pertumbuhan tanaman secara optimal.

Dalam komposisi hara yang seimbang mengandung unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Menurut Akmala Bagas (2017) konsentrasi AB Mix untuk 1 liter air yaitu 5 ml / liter, dengan dosis larutan air nutrisi 250 ml per tanaman. Untuk tanaman jagung manis dengan jarak tanam 80x20 cm, maka untuk luasan 1 hektar membutuhkan 78 pekatan A dan B.

Stok pupuk / pekatan A mengandung unsur kalsium yang didalamnya tidak boleh dicampur dengan sulfat dan fosfat yang terdapat dalam pupuk / pekatan B.

(32)

Keadaan ini harus dihindari agar tidak terjadi proses pengendapan yang menyebabkan unsur-unsur tidak dapat terserap oleh tanaman. Apabila kation kalsium yang ada dalam pekatan A bertemu dengan anion sulfat yang ada dalam pekatan B, maka terjadi endapan kalsium sulfat yang menyebabkan kalsium beserta sulfat tidak terserap maksimal oleh tanaman. Akibatnya tanaman akan menunjukan gejala difisiensi kalium dan sulfur. Hal tersebut terjadi juga pada kation kalsium yang bertemu dengan anion fosfat akan menyebabkan endapan ferry fosfat sehingga unsur kalsium dan besi tidak dapat terserap maksimal oleh tanaman (Sutiyoso, 2009).

Nutrisi AB Mix memiliki kandungan 16 unsur hara esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Adapaun 16 unsur tersebut ada yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak (makro), adapun unsur makro tersebut yaitu N, P, K, Ca, Mg, S. Unsur lainya yaitu 10 unsur dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang sedikit (mikro) yaitu Fe, Mn, Bo, Cu, Zn, Mo, Cl, Si, Na dan Co (Sesanti dan Sismanto, 2016).

2.2.7 Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik yaitu pupuk yang diproduksi oleh pabrik secara kimia.

Pupuk anorganik dikelompokkan berdasarkan kandungan hara penyusunya, yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal yaitu pupuk yang hanya memiliki satu kandungan hara saja. Adapun contoh pupuk tunggal yaitu Urea (N), KCl (Kalium Chlorat – Unsur K), serta SP36 (Super Phospat – unsur P). sedangkan pupuk majemuk yaitu pupuk yang memiliki lebih dari satu unsur hara didalamnya.

Pupuk yang memenuhi persyaratan sebagai pupuk majemuk NPK apabila kandungan didalamnya terdapat N, P2O5 dan K2O minimal 30%. Contoh pupuk majemuk yang biasa dijumpai dipasaran yaitu pupuk majemuk Phonska 15-15-15 , pupuk majemuk Pelangi 20-10-10, dan pupuk majemuk Mutiara 16-16-16. Pupuk

(33)

majemuk juga bisa dimodifikasi ditambahkan dengan unsur hara S, Mg atau unsur hara mikro (Cu dan Zn) (Kasno,2009).

Pupuk buatan merupakan semua jenis pupuk yang diproduksi oleh tangan manusia di pabrik maupun industry. Pupuk buatan bisa dikatakan sebagai pupuk anorganik karena unsur penyusunya dari senyawa-senyawa anorganik atau kimia yang mengandung unsur hara tertentu dengan kadar yang tinggi (Fatimah, 2011).

2.3 Aspek Penyuluhan 2.3.1 Definisi Penyuluhan

Menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UU SP3K), arti penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Penyuluhan berasal dari kata “suluh” yang berarti “obor” atau “pelita” atau

“yang memberi terang”. Dengan penyuluhan diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengetahuan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan yang sudah tahu menjadi lebih tahu. Keterampilan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari yang tidak mampu menjadi mampu melakukan suatu pekerjaan yang bermanfaat. Sikap dikatakan meningkat, bila terjadi perubahandari yang tidak mau menjadi mau memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang diciptakan. ( Ibrahim, et.al, 2003).

Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu social yang mempelajari system dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar

(34)

dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan (Setiana. L. 2005). Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan untuk orang dewasa. Dalam bukunya A.W. van den Ban dkk. (1999) dituliskan bahwa penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar.

2.3.2 Tujuan Penyuluhan

Menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UU SP3K) Tujuan pengaturan sistem penyuluhan meliputi pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan modal sosial, yaitu:

a. Memperkuat pengembangan pertanian, perikanan, serta kehutanan yang maju dan modern dalam sistem pembangunan yang berkelanjutan;

b. Memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha dalam peningkatan kemampuan melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, penumbuhan motivasi, pengembangan potensi, pemberian peluang, peningkatan kesadaran, dan pendampingan serta fasilitasi

c. Memberikan kepastian hukum bagi terselenggaranya penyuluhan yang produktif, efektif, efisien, terdesentralisasi, partisipatif, terbuka, berswadaya, bermitra sejajar, kesetaraan gender, berwawasan luas ke depan, berwawasan lingkungan, dan bertanggung gugat yang dapat menjamin terlaksananya pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan

d. Memberikan perlindungan, keadilan, dan kepastian hukum bagi pelaku utama dan pelaku usaha untuk mendapatkan pelayanan penyuluhan serta bagi penyuluh dalam melaksanakan penyuluhan; dan

(35)

e. Mengembangkan sumber daya manusia, yang maju dan sejahtera, sebagai pelaku dan sasaran utama pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan.

Tujuan lain dari penyuluhan pertanian adalah menumbuhkan perubahan perilaku petani dan keluarganya, sehingga akan tumbuh minat untuk mengembangkan kemauan guna melaksanakan kegiatan usaha taninya agar tercapai produktivitas usaha yang tinggi. Perubahan perilaku yang ada diharapkan petani lebih terbuka dalam menerima petunjuk dan bimbingan serta lebih aktif dan dinamis dalam melaksanakan usaha taninya (Azwar,S. 2001).

Menurut Kartasapoetra (1994), tujuan penyuluhan pertanian dibedakan menjadi 2 yaitu;

1. Tujuan jangka pendek, yaitu menimbulkan dan merubah pengetahuan, kecakapan, sikap dan bentuk tidakan petani serta merubah sifat petani yang pasif dan statis menjadi aktif dan dinamis.

2. Tujuan jangka panjang, yaitu meningkatkan taraf hidup masyarakat tani atau agar kesejahteraan hidup petani lebih terjamin.

2.3.3 Metode Penyuluhan

Metode penyuluhan merupakan cara melakukan kegiatan penyuluhan untuk mengubah perilaku sasaran dengan langkah yang sistematis, untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien (Isbandi, 2005).

Suhardiyono(1992), menyatakan bahwa metode penyuluhan merupakan suatu cara pengajaran yang bersifat khusus (berorientasi pada kepentingan petani) guna membangkitkan motivasi dan kemauan petani untuk meningkatkan kondisi sosialnya serta meningkatkan kepercayaan diri untuk mampu melakukan langkah-langkah perbaikan dalam berusaha tani guna meningkatkan kesejahteraan seperti yang diharapkan.

(36)

Metode Penyuluhan Pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan kepada petani baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi baru.

Yang menjadi dasar pertimbangan dalam pemilihan metode penyuluhan pertanian adalah :

1. Sasaran, meliputi tingkat pengetahuan, ketrampilan dan sikap sasaran, sosial budaya dan jumlah sasaran,

2. Sumberdaya Penyuluh, meliputi kemampuan penyuluh, materi penyuluhan serta sarana dan biaya penyuluhan,

3. Keadaan daerah, yang meliputi musim, keadaan usahatani dan keadaan lapang,

4. Kebijakan pemerintah

5. Jaringan sosial yang ada di masyarakat.

2.3.4 Media Penyuluhan

Media atau saluran komunikasi adalah alat pembawa pesan yang disampaikan dari sumber kepada penerima. Media komunikasi penyuluhan berdasarkan jenisnya dibagi menjadi media perorangan (PPL, petugas), media forum (ceramah, diskusi), media cetak (koran, poster, leaflet, folder) dan media dengar pandang (TV, radio, film). Media penyuluhan sangat diperlukan agar penyuluh memberi manfaat sehingga penetapan bentuk penyuluhan diharapkan berdasarkan atas pertimbangan waktu, penyampaian, isi, sasaran dan pengetahuan sasaran (Levis, 1996).

Penyuluhan dalam prakteknya menurut Kartasapoetra (1994), dapat dilaksanakan dengan menggunakan media penyuluhan langsung dan tidak langsung. Media penyuluhan langsung, yaitu dimana penyuluh dengan petani dapat berhadapan untuk mengadakan acara tukar pikiran yang memungkinkan penyuluh dapat berkomunikasi secara langsung dan memperoleh respon

(37)

langsung dari sasaran dalam waktu yang relatif singkat, sedangkan media penyuluhan tidak langsung, lewat perantara orang lain, surat kabar atau media lain yang tidak memungkinkan penyuluh dapat menerima respon dari sasarannya dalam waktu yang relatif singkat.

2.3.5 Sasaran Penyuluhan

Menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UU SP3K) yaitu :

1. Pihak yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi sasaran utama dan sasaran antara.

2. Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama dan pelaku usaha.

3. Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku kepentingan lainnya yang meliputi kelompok atau lembaga pemerhati pertanian, perikanan, dan kehutanan serta generasi muda dan tokoh masyarakat.

2.3.6 Evaluasi Penyuluhan Pertanian a. Pengertian Evaluasi Penyuluhan

Menurut PUSLUH DEPTAN (1995) evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian adalah upaya penilaian atas sesuatu kegiatan oleh evaluator, melalui pengumpulan dan penganalisaan informasi secara sistematik mengenai perencanaan, pelaksanaan, hasil dan dampak kegiatan untuk menilai relevansi, efektivitas, efisiensi pencapaian hasil kegiatan, atau untuk perencanaan dan pengembangan selanjutnya dari suatu kegiatan.

Padmowihardjo (1996) evaluasi penyuluhan pertanian adalah sebuah proses sistematis untuk memperoleh informasi yang relevan tentang sejauhmana program tujuan program penyuluhan pertanian disuatu wilayah dapat dicapai sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan, kemudian digunakan untuk mengambil keputusan dan pertimbangan-pertimbangan terhadap program penyuluhan yang dilakukan.

(38)

Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan seberapa jauh suatu hal itu berharga, bermutu dan bernilai. Jadi dalam evaluasi ada dua unsur utama yaitu menilai dan mengukur (Thomas,2005). Evaluasi penyuluhan pertanian adalah upaya penilaian terhadap suatu kegiatan, melalui pengumpulan dan penganalisisan informasi dan fakta-fakta secara sistematis mengenai perencanaan, pelaksanaan hasil dan dampak kegiatan tersebut, untuk menilai hasil relevansi, efektivitas dan efisiensi pencapaian hasil kegiatan. Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Pengolahan dan analisis data dilakukan oleh petugas penyuluh yang bertugas diwilayah BPP yang bersangkutan.

b. Tujuan Evaluasi Penyuluhan

Tujuan evaluasi adalah memperbaiki program/kegiatan yang sedang berjalan maupun umpan balik untuk perbaikan program yang akan datang dan pengambilan keputusan. (Cerbea and Tepping, 1977; FAO, 1984, dalam Werimon A., 1992). Tujuan melakukan evaluasi adalah:

1. Menentukan tingkat perubahan perilaku petani setelah penyuluhan dilaksanakan

2. Perbaikan program, sarana, prosedur, pengorganisasian petani dan pelaksanaan penyuluhan pertanian

3. Penyempurnaan kebijakan penyuluhan pertanian.

2.3.7 Aspek Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba menurut Bachtiar yang dikutip dari Notoatmodjo (2012).

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang

(39)

berbeda – beda. Secara garis besarnya dibagi 6 tingkat, yakni : (Notoatmodjo, 2014)

a. Tahu (know) Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

b. Memahami (Comprehensif) Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat mengintreprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

c. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen- komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.

e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen- komponen pengetahuan yang dimiliki.

f. Evaluasi Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

Menurut Nurhasim (2013) pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang yang ingin atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkat pengetahuan responden yang meliputi tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Adapun pertanyaan yang dapat dipergunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu pertanyaan subjektif, misalnya jenis pertanyaan essay dan pertanyaan

(40)

objektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda, betul - salah dan pertanyaan menjodohkan. Cara mengukur pengetahuan dengan memberikan pertanyaan, kemudian dilakukan penilaian 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya prosentase kemudian digolongkan menjadi 3 kategori yaitu kategori baik (76 -100%), sedang atau cukup (56 – 75%) dan kurang (<55%) (Arikunto, 2013).

(41)

2.4 Kerangka Pikir

(42)

28 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Lahan milik P4S Hikmah Farm Desa Tertek Kecamatan Pare Kabupaten Kediri dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2022. Lokasi yang ditetapkan sebagai tempat penyuluhan adalah di Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang akan dilaksanakan pada bulan Juni 2022.

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan Uji T, untuk mengetahui beda nyata secara signifikan mengenai pengaruh Nutrisi AB Mix terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Dalam penelitian ini tanaman jagung ditanam langsung pada lahan sawah yang memiliki karakteristik yang sama dengan kondisi lahan yang ada di Desa Tulungrejo.

Penelitian ini menggunakan 2 jenis perlakuan yang terdiri dari : 1. P1 : Nutrisi AB Mix

Perlakuan AB Mix yang digunakan yaitu 1500 ppm dengan konversi 1 ml pekatan A dan 1 ml pekatan B dicampur dengan air 1 liter dapat menaikan 200 ppm. Konsentrasi Nutrisi AB Mix yaitu 3,75 ml pekatan A dan B untuk 1 liter air.

Dosis larutan air nutrisi AB Mix 250 ml per tanaman, diberikan 1 kali seminggu dengan cara dikocorkan di dekat perakaran tanaman jagung manis.

2. P2 : Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik yang digunakan yaitu Urea, SP36, dan KCl dengan dosis Urea 3,2 gr per tanaman; SP36 1,6 gr per tanaman; dan KCl 1,6 gr per tanaman.

Pupuk diberikan dengan cara di tugal di dekat perakaran dengan, diberikan

(43)

sebanyak 4 kali pada umur jagung manis 15 Hst, 30 Hst, 45 Hst dan 60 hst.

Tanaman jagung manis ditanam dalam 2 petak lahan dengan luasan 100 m² dengan pembagian petak 1 untuk perlakuan dengan Nutrisi AB Mix dan petak ke 2 untuk perlakuan dengan pupuk anorganik. Tanaman jagung manis ditanam dengan jarak tanam 80 cm x 20 cm dengan jumlah populasi tanaman 620 tanaman. Dengan pembagian 310 tanaman dengan perlakuan Nutrisi AB Mix dan 310 tanaman dengan perlakuan pupuk anorganik.

Pengambilan sampel menggunakan model U dan diambil secara mengalir seperti gerakan mengular, kisi-kisi denah pengambilan sampel sebagai berikut :

Keterangan :

- Gambar berwarna merah merupakan tanaman tepi / border - Tanaman berwarna hitam merupakan tanaman antara - Tanaman berwarna hijau merupakan sampel

Pada masing-masing petak perlakuan total populasi tanaman jagung manis yaitu 310. Dengan jumlah tanaman tepi / border 78 tanaman dan tanaman antara 3 tanaman sehingga sampel yang digunakan yaitu 52 tanaman.

3.2.2 Alat dan Bahan

Dalam penelitian ini alat yang digunakan yaitu cangkul, tugal, gelas ukur, pengaduk dari paralon, ember, gunting, tali raffia, plastic mika, spidol, meteran, timbangan, jangka sorong, refractometer dan alat-alat pendukung lainya.

x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

(44)

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nutrisi AB Mix, pupuk anorganik, air. Banyaknya nutrisi AB Mix yang diperlukan untuk populasi 310 tanaman membutuhkan 2,9 liter pekatan A dan B. Untuk kebutuhan pupuk anorganik sebanyak 3,9 kg Urea, 2 kg SP36, dan 2 kg KCl. Bahan pendukung juga dibutuhkan seperti Benih jagung manis dapat diperoleh dari toko pertanian.

Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan peralatan yang digunakan yaitu leaflet, benda sesungguhnya, daftar hadir, lembar persiapan menyuluh (LPM), synopsis, kuesioner, kamera, berita acara dan alat tulis. Sedangkan untuk bahan yang diperlukan untuk kegiatan penyuluhan yaitu nutrisi AB Mix, pupuk anorganik Urea, SP36, KCl.

3.2.3 Prosedur Pelaksanaan 1. Persiapan Lahan

Kegiatan persiapan lahan dilakukan sebelum penanaman tanaman jagung manis dilakukan. System olah tanah yang dipakai yaitu system olah tanah maksimum (maximum tillage). System olah tanah maksimum berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Hadianto Wira, 2019). Pada saat pengolahan lahan semua tanaman atau gulma yang ada di lahan dibabat habis, disingkirkan dan dibakar. Kemudian dilakukan pengolahan lahan, dibuat bedengan dengan lebar bedengan 1 meter dan Panjang bedengan di sesuaikan dengan panjang lahan serta ketinggian bedengan 20 cm.

2. Penanaman

Penanaman tanaman jagung dilaksanakan pada pagi hari, benih jagung ditanam dengan menggunakan tugal. Menurut Pratama Hendra (2014) kedalaman tugal 5 cm merupakan kedalaman yang optimal untuk perkecambahan tanaman jagung manis. Setelah dilakukan penugalan, benih ditanam sebanyak 2 butir benih kemudian dilakukan penutupan lubang dengan menggunakan pupuk bokashi.

(45)

Setelah 7 hari dilakukan penjarangan tanaman jagung agar tidak terjadi kompetisi antar tanaman jagung (Hikmawati Meiyana, 2019).

3. Pemeliharaan Tanaman a. Pengairan

Pengairan pada tanaman jagung dilakukan dengan irigasi permukaan.

Kegiatan irigasi dilakukan dengan memanfaatkan jaringan irigasi yang ada di lahan sawah. System irigasi ini juga cukup efisien dilakukan pada budidaya tanaman jagung. (Prabowo Agung dkk, 2014).

b. Penyiangan dan Pembumbunan

Kegiatan penyiangan dilakukan dilakukan agar tanaman jagung tidak terjadi kompetisi penyerapan unsur hara dengan gulma. Penyiangan dilakukan dengan menggunakan cangkul sekaligus dilakukan pembumbunan pada tanaman jagung. Pembumbunan dilakukan agar perakaran tanaman jagung kokoh dan menjaga tanaman jagung manis tidak mudah roboh. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 3 minggu, penyiangan kedua dilakukan pada umur 9 minggu. Kegiatan penyiangan dilakukan berbarengan dengan kegiatan pembumbunan. (Hikmawati Meiyana, 2019).

d. Pemupukan

Pemupukan dengan menggunakan pupuk anorganik dilakukan dengan cara ditugal dengan jarak 10 cm dari samping baris tanaman, kemudian diisi pupuk dan ditutup dengan menggunakan tanah. Pemupukan dilakukan sebanyak 4 kali pada saat tanaman jagung berumur 15-30-45-60 HST (Hikmawati Meiyana, 2019).

e.Pengamatan

Pengamatan pertumbuhan dilakukan saat tanaman sudah berada pada akhir masa pertumbuhan pada minggu ke 8. Pengamatan hasil dilakukan pada saat tanaman jagung manis sudahh siap untuk dipanen.

(46)

4. Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada saat tanaman jagung manis sudah masak fisiologis. Tanaman jagung manis dapat dipanen pada saat tanaman sudah berumur 65-70 hari setelah tanam. Cara pemanenan tanaman jagung manis cukup dengan mematahkan tongkol dari batang tanaman jagung manis.

3.2.4 Parameter Pengamatan 1. Tinggi Tanaman

Parameter pada tinggi tanaman diamati mulai dari tanaman yang tumbuh dari permukaan tanah hingga titik tumbuh tanaman jagung manis. Pengamatan dilakukan saat tanaman jagung sudah memasuki akhir masa pertumbuhan, ditandai dengan munculnya bunga jantan pada minggu ke 8.

2. Diameter Batang

Parameter diameter batang diamati saat tanaman jagung sudah memasuki akhir masa pertumbuhan, ditandai dengan munculnya bunga jantan pada minggu ke 8.

3. Lebar Daun

Parameter lebar daun diamati menggunakan bantuan alat penggaris.

Pengamatan dilakukan saat tanaman jagung sudah memasuki akhir masa pertumbuhan, ditandai dengan munculnya bunga jantan pada minggu ke 8.

4. Panjang Tongkol

Parameter panjang tongkol diamati dengan cara mengukur panjang tongkol jagung manis dengan menggunakan bantuan alat penggaris. Pengamatan dilakukan dengan cara memisahkan terlebih dahulu tongkol dengan klobot, baru dilakukan pengukuran.

5. Diameter Tongkol

Parameter diameter tongkol diamati dengan cara mengukur diameter tongkol jagung manis dengan menggunakan bantuan alat jangka sorong.

(47)

Pengamatan dilakukan dengan cara memisahkan terlebih dahulu tongkol dengan klobot, baru dilakukan pengukuran.

6. Berat Tongkol tanpa klobot

Parameter berat tongkol tanpa klobot dilakukan dengan menimbang tongkol jagung manis yang sudah bersih dari klobot. Tongkol jagung ditimbang menggunakan timbangan digital dan dilakukan saat tanaman jagung saat selesai dipanen.

7. Berat tongkol dengan klobot

Parameter berat tongkol dengan klobot dilakukan dengan menimbang tongkol jagung manis yang masih terbungkus dengan klobot. Tongkol jagung ditimbang menggunakan timbangan digital dan dilakukan saat tanaman jagung saat selesai dipanen.

8. Derajat kemanisan

Parameter derajat kemanisan jagung manis diukur pada saat tanaman jagung manis setelah dipanen. Pengukuran dilakukan segera setelah tanaman jagung manis dipanen. Pengukuran derajat kemanisan diukur dengan menggunakan bantuan alat refractometer.

3.2.5 Analisis Data

Setelah diperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, selanjutnya dilakukan pengolahan data. Seluruh data yang diperoleh akan dilakukan analisis menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variable independent terhadap variable dependen (Widjarjono, 2010). Dalam analisis data menggunakan uji t, terdapat hipotesis. Hsipotesis yaitu jawaban yang bersifat sementara terhadap rumusan masalah penelitian, rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Hipotesis bersifat jawaban sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA APLIKASI ALGEBRATOR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PERSAMAAN GARIS. LURUS SISWA MTs DARUL HIKMAH TAWANGSARI TULUNGAGUNG

Based on the research using Clue Game towards students‟ Grammar Mastery at the second semester of the eighth class of MTs Negeri Kalianda, Lampung Selatan in 2013/2014,

(3) Arsip yang tercipta pada lembaga negara, pemerintahan daerah, dan perguruan tinggi negeri yang berkaitan dengan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2) wajib

25 Mina Wuwu Demen, Sriharjo, Imogiri, Bantul induk lele 2 paket. 26 Mino Lestari Kediwung, Mangunan, Dlingo induk lele

Sujud Tilawah adalah sujud bacaan, maksudnya dalah sujud yang yang dilakukan baik di dalam sholat ataupun di luar sholat sewaktu membaca atau mendengar bacaan

Hasil analisis korelasi pada tanaman berumur 7, 10, dan 13 tahun dengan analisis dua arah pada taraf uji 1% menunjukkan variabel curah hujan dan hari hujan memiliki hubungan

Pada penelitian ini, metode Adaptive Neuro fuzzy inference system (ANFIS ) yang merupakan gabungan jaringan syaraf tiruan dan teori fuzzy diterapkan untuk

Pendidikan Karakter dalam Tafsir Al-Huda mentransmisikan nilai-nilai budi pekerti Jawa yang merupakan akumulasi dari cipta-rasa- karsa yang dilandasi kegiatan berpikir atau olah