• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai."

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBANGUNAN DESA DI DESA SUKA DAMAI

Disusun Oleh : SUNARTO SITINJAK

070903084

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan Kasih Tuhan yang Maha Esa, akhirnya skripsi yang sederhana ini

dapat diselesaikan dengan judul “Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka

Damai”. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa syukur yang

sedalam-dalamnya kepada Tuhan.

Dalam penulisan skripsi ini, dari awal hingga akhirnya Penulis sangat

banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu secara langsung maupun

tidak, termasuk doa-doa untuk kelancaran penulisannya. Sehingga dalam

kesempatan ini, Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Kepada kedua Orang Tua saya tercinta yaitu Jonis Sitinjak dan Dame br

Napitupulu,Mpd, yang tidak henti-hentinya memberikan doa dan semangat

di sepanjang hidup saya. Dua insan yang selalu hadir dan setia

mendampingi saya di segala keadaan sulit maupun bahagia. Semoga selalu

diberikan berkat dan sukacita di dalam hidupnya dan saya bersyukur telah

menjadi bagian dari kehidupan kalian. Terima kasih.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin, Nst, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu

Admnistrasi Negara.

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP selaku Sekretaris Departemen Ilmu

Administrasi Negara.

4. Ibu Nurlela Kataren, M.SP selaku dosen pembimbing saya yang telah

(3)

semoga tetap bisa memberikan kebanggaan bagi Ibu selaku dosen

pembimbing saya.

5. Seluruh Bapak/Dosen Departemen Ilmu Administrasi Negara. Terima

kasih atas ilmu dan pendidikan yang telah saya terima selama

diperkuliahan di kampus.

6. Bapak Poniran, selaku Kepala desa suka Damai yang telah memberi izin

bagi penelitian saya. Serta para pegawai kantor kepala desa Suka Damai

yang telah meluangkan waktu dan ikut membantu jalannya penelitian saya.

7. Kepada masyarakat Suka Damai yang telah menerima saya dalam

melakukan penelitian sehingga penelitian ini dapat selesai.

8. Kepada Kakak saya Tiolida Am.Keb Terima kasih atas dukungannya

selama ini, yang selalu memberikan dorongan dan motivasi bagi saya

selama berjuang menyelesaikan skripsi ini. Semoga kita berdua bisa

menjadi kebanggaan buat orang tua dan keluarga.

9. Buat Tunangan saya tercinta Mayalia Sihombing, S.S yang selalu setia dan

tetap memberi dukungan, semangat, serta doa buat saya dalam

penyelesaian skripsi ini.

10.Untuk sahabat-sahabat saya, Noa, Tommy Fabregas, Juliando, Kak Dwi,

Suji, Martha, Yofitha, Andre, Efry, Sonasa Gulo, dan special buat Apeles

Mendrofa sebagai teman sepenanggungan dan seperjuangan yang selalu

menghadirkan canda dan tawa yang menghibur, karena kehadirannya

(4)

satu motivasi saya juga sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Thanks

ya..Guys…

11.Untuk rekan-rekan Ocops brothers semoga tetap jaya….

12.Rekan-rekan stambuk 2007 yang sama-sama berjuang dalam meraih

pendidikan di kampus tercinta ini. Sukses slalu ya…

13.Untuk Kak Dian dan Kak Mega yang telah banyak membantu masalah

administrasi di Kampus.

Demikian dan Terima Kasih.

Medan, September 2010

Penulis

(5)

ABSTRAKSI

PENGARUH PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PEDESAAN DI DESA SUKA DAMAI

Nama : Sunarto Sitinjak

NIM : 070903084

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Nurlela Kataren, M.SP

Adapun judul dari penelitian ini adalah Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di Desa Suka Damai. Desa suka damai sejak tahun 2008-2010 telah mendapatkan alokasi dana dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Namun dengan adanya PNPM Mandiri Pedesaan ini apakah dapat memberikan pengaruh terhadap pembangunan desa di desa suka Damai. Hal ini menjadi latar belakang peneliti untuk melakukan penelitian di desa Suka Damai. Adapun tujuan melihat pengaruh Program Nasional Pemberdayaan (PNPM) Mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di Desa Suka Damai. Adapun populasi dalam penelitian ini sebesar 1004 kepala keluarga maka oleh karna itu jumlah sampel yaitu ada 105 orang yang terdiri dari 100 kepala keluarga dan 5 aparatur desa. Metode analisa dan data statistik yang digunakan yaitu analisa korelasi product moment (r) untuk menentukan pengaruh antara variabel X terhadap Y. Hasil penelitian menunjukkan didalam distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden untuk PNPM Mandiri Pedesaan (variabel x) berada pada kategori sedang dengan nilai jawaban berada pada 2,62-3,42 dengan besar presentase 81,9%. Kemudian dalam distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden untuk pembangunan desa (variabel y) menunjukkan berada pada kategori sedang dengan nilai jawaban berada pada 2,62-3,42 dengan besar presentase 72,4%. Maka terdapat adanya pengaruh dan searah antara PNPM Mandiri Pedesaan terhadap pembangunan desa. Dilihat dari nilai rxy sebesar 0,34 yang positif dan hubungannya tergolong rendah. Dalam pengujian Hipotesis diperoleh thit untuk rxy sebesar 3,67 dan ttabel sebesar 2,05 maka dapat dibandingkan bahwa untuk signifikasi variabel x dan variabel y thit > ttabel. Oleh karena itu untuk rtabel sebesar 0,19. Dengan demikian rxy sebesar 0,34 lebih besar dari rtabel tersebut sehingga disimpulkan bahwa hipotesis kerja (Ha) yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan terhadap pembangunan Desa di desa Suka Damai. Sedangkan pengujian koefisien determinasi didapat hasilnya sebesar 11,56% selebihnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan kepada pihak pelaksana program ini untuk terus melakukan evaluasi sehingga tercapai pada tujuan yang maksimal dan juga penelitian awal ini dapat dimanfaatkan bagi penelitian di masa mendatang.

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………...i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL………vi

DAFTAR LAMPIRAN………....xi

ABSTRAK………....xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Kerangka Teori ... 6

1.5.1 Pengertian Pemberdayaan ... 6

1.5.2 Gambaran Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan ... 7

1.5.2.1 Visi, Misi, dan Tujuan PNPM Mandiri Perdesaan………...7

1.5.2.2 Prinsip Dasar PNPM Mandiri Pedesaan………...9

1.5.2.3 Ketentuan Dasar PNPM Mandiri Perdesaan………...11

1.5.2.4 Komponen Program pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan……15

1.5.2.5 Ruang Lingkup PNPM Mandiri Perdesaan………16

1.5.2.6 Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan………..17

1.5.2.7 Kegiatan Pokok Program PNPM Mandiri Pedesaan………..19

1.5.2.8 Indikator PNPM Mandiri Pedesaan………20

1.5.3. Pembangunan Desa………..22

1.5.3.1 Pembangunan……….22

1.5.3.2 Desa………24

1.5.3.3 Pembangunan Desa………27

1.5.3.4 Indikator Pembangunan Desa……….28

1.5.3.5 Pembangunan Desa melalui Kelembagaan………....28

(7)

1.8Defenisi Operasional ... 32

1.9 Sistematika Penulisan ... 34

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian ... 35

2.2 Lokasi Penelitian ... 35

2.3 Populasi dan Sampel ... 35

2.3.1 Populasi ... 35

2.3.2 Sampel ... 36

2.4 Teknik Pengunpulan Data .. ...36

2.5 Teknik Penentuan Skor...37

2.6 Teknik Analisa Data...38

BAB III DESKRPISI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Desa Suka Damai………..42

3.1.1. Letak Geografis………42

3.1.2. Luas Wilayah………42

3.1.3. Dinamika Penduduk……….43

3.1.4. Gambaran PNPM Mandiri Pedesaan di desa suka damai…..…… 46

BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1. Identitas Responden………48

4.2. Variabel x………54

4.3 Variabel y ………79

4.4 Hasil wawancara………...90

BAB V ANALISA DATA 5.1. Klasifikasi Data………102

5.1.1. Variabel x………..103

5.1.2. variabel y………104

5.2. Pengujian Korelasi……….104

5.3. Analisa Data………..109

(8)

6.1. Kesimpulan……….116

6.2. Saran………..117

(9)

DAFTAR TABEL No. Tabel

Halaman

1.1: Jumlah alokasi dana PNPM Mandiri Pedesaan di Suka Damai………4

3.1 : Luas wilayah desa Suka Damai……….…42

3.2 : Klasifikasi penduduk desa Suka Damai berdasarkan jenis kelamin………...…43 3.3 : Klasifikasi penduduk desa Suka Damai berdasarkan agama………...44 3.4 : Klasifikasi penduduk desa Suka Damai berdasarkan suku bangsa……….44 3.5 : Klasifikasi penduduk desa Suka Damai berdasarkan tingkat pendidikan………..…45 3.6 : Klasifikasi penduduk desa Suka Damai berdasarkan pekerjaan……….45

4.1 : Identitas responden berdasarkan usia………..49

4.2 : Identitas responden berdasarkan jenis jelamin………...……….50

4.3 : Identitas responden berdasarkan agama………..50

4.4 : Identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir………....51

4.5 : Identitas responden berdasarkan pekerjaan……….52

4.6 : Identitas responden berdasarkan jumlah pendapatan………..53

4.7 : Identitas responden berdasarkan sarana dan prasarana……….………54 4.8 : Tanggapan responden pengertian PNPM mandiri Pedesaan……….54

4.9 : Tanggapan responden tentang pelatihan……….55

4.10: Tanggapan responden tentang masyarakat yang ikut pelatihan………...…..56

4.11: Tanggapan responden tentang pemahaman pelatihan……….57

(10)

4.13: Tanggapan responden tentang pengarahan oleh PNPM Mandiri Pedesaan……….59 4.14: Tanggapan responden tentang pengaruh pendampingan yang diberikan…...60 4.15: Tanggapan responden tentang bimbingan lembaga yang diberikan……….61 4.16: Tanggapan responden tentang mengikuti bimbingan lembaga………...62

4.17: Tanggapan responden tentang kualitas pembimbing………....63

4.18: Tanggapan responden tentang pemberian bantuan/dukungan lembaga………...64 4.19: Tanggapan responden tentang prioritas lembaga dalam memberikan bantuan...65 4.20: Tanggapan responden tentang pengarahan lembaga dalam tata kelola usaha………...…66 4.21: Tanggapan responden tentang hasil kerja setelah ada pengarahan………..67 4.22: Tanggapan responden tentang infrakstruktur desa sekarang ini………68

4.23: Tanggapan responden tentang perbaikan infrastruktur………...69

4.24: Tanggapan responden tentang perbaikan oleh PNPM Mandiri Pedesaan……….69

4.25: Tanggapan responden tentang infrastruktur baru……….70

4.26: Tanggapan responden tentang infrastruktur baru dengan harapan masyarakat………..71 4.27: Tanggapan responden tentang mengikuti penyuluhan yang diberikan………...72

4.28: Tanggapan responden tentang keberadaan penyuluhan……….73

4.29: Tanggapan responden tentang kualitas penyuluhan………...74

(11)

4.34: Tanggapan responden tentang pelayanan yang diberikan kepada masyarakat tidak mampu………...77 4.35: Tanggapan responden tentang pelayanan secara terbuka………78 4.36: Tanggapan responden tentang pendapat masyarakat tentang pembangunan desa……….79

4.37: Tanggapan responden tentang pekerjaan masyarakat………..80

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 : Variabel X

Lampiran 3 : Variabel Y

Lampiran 4 : Koefisien Product Moment

Lampiran 5 : Tabel “r” Product Moment

Lampiran 6 : Tabel Nilai-Nilai dalam ditribusi “t”

Lampiran 7 : Surat Permohonan Pengajuan Judul

Lampiran 8 : Surat Undangan Seminar Proposal

Lampiran 9 : Surat Penunjukkan Dosen Pembimbing

Lampiran 10 : Surat Izin Penelitian dari Fisip USU

(13)

ABSTRAKSI

PENGARUH PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PEDESAAN DI DESA SUKA DAMAI

Nama : Sunarto Sitinjak

NIM : 070903084

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Nurlela Kataren, M.SP

Adapun judul dari penelitian ini adalah Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di Desa Suka Damai. Desa suka damai sejak tahun 2008-2010 telah mendapatkan alokasi dana dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Namun dengan adanya PNPM Mandiri Pedesaan ini apakah dapat memberikan pengaruh terhadap pembangunan desa di desa suka Damai. Hal ini menjadi latar belakang peneliti untuk melakukan penelitian di desa Suka Damai. Adapun tujuan melihat pengaruh Program Nasional Pemberdayaan (PNPM) Mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di Desa Suka Damai. Adapun populasi dalam penelitian ini sebesar 1004 kepala keluarga maka oleh karna itu jumlah sampel yaitu ada 105 orang yang terdiri dari 100 kepala keluarga dan 5 aparatur desa. Metode analisa dan data statistik yang digunakan yaitu analisa korelasi product moment (r) untuk menentukan pengaruh antara variabel X terhadap Y. Hasil penelitian menunjukkan didalam distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden untuk PNPM Mandiri Pedesaan (variabel x) berada pada kategori sedang dengan nilai jawaban berada pada 2,62-3,42 dengan besar presentase 81,9%. Kemudian dalam distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden untuk pembangunan desa (variabel y) menunjukkan berada pada kategori sedang dengan nilai jawaban berada pada 2,62-3,42 dengan besar presentase 72,4%. Maka terdapat adanya pengaruh dan searah antara PNPM Mandiri Pedesaan terhadap pembangunan desa. Dilihat dari nilai rxy sebesar 0,34 yang positif dan hubungannya tergolong rendah. Dalam pengujian Hipotesis diperoleh thit untuk rxy sebesar 3,67 dan ttabel sebesar 2,05 maka dapat dibandingkan bahwa untuk signifikasi variabel x dan variabel y thit > ttabel. Oleh karena itu untuk rtabel sebesar 0,19. Dengan demikian rxy sebesar 0,34 lebih besar dari rtabel tersebut sehingga disimpulkan bahwa hipotesis kerja (Ha) yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan terhadap pembangunan Desa di desa Suka Damai. Sedangkan pengujian koefisien determinasi didapat hasilnya sebesar 11,56% selebihnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan kepada pihak pelaksana program ini untuk terus melakukan evaluasi sehingga tercapai pada tujuan yang maksimal dan juga penelitian awal ini dapat dimanfaatkan bagi penelitian di masa mendatang.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki jumlah

penduduk yang besar dan memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Dengan posisi

geografis Indonesia yang strategis menjadikan negara Indonesia memiliki peranan

yang penting dalam perkembangan perekonomian global. Melihat potensinya

seharusnya negara Indonesia dapat menuju sebagai negara yang maju namun

kenyataannya Indonesia masih belum bisa melepaskan diri dari permasalahan

bangsa terutama permasalahan perekonomian dan pembangunan yang

menyangkut kehidupan warga negaranya.

Adapun permasalahan perekonomian yang selalu dihadapi bangsa

Indonesia adalah tingginya tingkat kemiskinan dengan diikuti pembangunan yang

belum merata. Hal ini berbanding terbalik dengan potensi negara Indonesia yang

besar tetapi masyarakatnya lebih banyak yang hidup digaris kemiskinan dan

pembangunan belum maksimal. Fenomena ini menunjukkan bahwa Indonesia

memang masih jauh dari cita-cita bangsa yang tertuang dalam undang undang

dasar 1945.

Permasalahan kemiskinan dan pembangunan yang cukup kompleks ini

membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun

penanganannya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia

(15)

dalam kehidupan masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan

dan pemecahan akar permasalahan.

Melihat Permasalahan bangsa yang cukup kompleks ini, pemerintah

Indonesia mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Mandiri yang telah dikukuhkan secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia

pada 30 April 2007 di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Dimana Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri terdiri dari PNPM Mandiri

Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan

desa tertinggal. (

http://id.shvoong.com/social/social-sciences/sociology/1867470-pto-pnpm-mandiri-pedesaan/).

Selama pelaksanaan PPK (PPK I, PPK II, PPK III dan PNPM PPK) sejak

1998-2007, program pemberdayaan masyarakat terbesar ini telah menjangkau

lebih dari separuh desa termiskin di tanah air. Pada 2007 saja, pelaksanaan PNPM

Mandiri Perdesaan (PNPM-PPK) menjangkau 26.724 desa dari 1.837 kecamatan

di 32 provinsi. Pada 2008, PNPM Mandiri Perdesaan dinikmati di 34.031 desa

dari 2.230 kecamatan di 32 provinsi di tanah air. Sedangkan pada 2009, jumlahnya

mencapai 50.201 desa dari 3.908 kecamatan di tanah air. Pada 2010, berdasarkan

ancar-ancar Lokasi dan Alokasi BLM PNPM Mandiri yang dikeluarkan per

Agustus 2009, pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan akan meliputi 4.805

kecamatan di 32 provinsi atau mencapai 75,9% dari total lokasi PNPM Mandiri.

(http://id.wikipedia.org/wiki/PNPM_Mandiri_Pedesaan)

PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat

penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM

(16)

Kecamatan (PPK), yang selama ini telah berjalan. Manfaat dari adanya PPK

antara lain berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok

rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan

kebersamaan dan partisipasi masyarakat.

Secara umum tujuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri Pedesaan meningkatkan kesehjateraan masyarakat melalui

pengembangan kultur kewirausahaan, penguatan lembaga keuangan mikro,

penggalangan partisipasi masyarakat dan kegiatan usaha ekonomi produktif

lainnya yang berbasis sumber daya local dan berkelanjutan. Bentuk Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan seperti kegiatan

pembangunan atau perbaikan prasarana dasar yang dapat memberikan manfaat

jangka pendek maupun jangka panjang secara ekonomi bagi masyarakat miskin

atau rumah tangga miskin, peningkatan bidang pelayanan kesehatan, pendidikan

termasuk kegiatan pelatihan pengembangan ketrampilan masyarakat.

Sejak adanya Undang-Undang tentang pemekaran daerah maka salah satu

daerah yang ikut mengalami pemekaran adalah Serdang Bedagai. Pembentukan

Kabupaten Serdang Bedagai diatur dalam Undang-Undang No.36 tahun 2003.

Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu kabupaten yang berdiri sejak

18 Desember 2003. Kabupaten Serdang bedagai merupakan salah satu daerah

hasil pemekaran dari kabupaten Deli Serdang. Secara administratif di dalam

kabupaten Serdang Bedagai terdapat 17 kecamatan yang salah satunya adalah

Kecamatan Sei Bamban. Kecamatan Sei Bamban memiliki 10 desa salah satunya

(17)

kesehjateraan. Ini terjadi karena berbagai masalah seperti kurangnya modal,

kurang fasilitas, rendah taraf hidup, kurangnya keterampilan dan keahlian yang

dimiliki menyebabkan masyarakat tidak dapat berkembang.

Adapun tabel jumlah alokasi dana Program Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri yang diterima oleh desa Suka Damai

TABEL 1.1

NO TAHUN JUMLAH DANA ALOKASI DANA

1 2008 RP 43.500.000 Perbaikan Jalan I, Saluran air

2 2009 RP 50.000.000 Perbaikan jalan II, Pemberian modal usaha pengelasan

3 2010 RP 54.000.000 Pemberian modal usaha jahi-menjahit, simpan pinjam

Sumber : Kecamatan Sei Bamban Tahun 2010

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa desa suka damai sejak tahun 2008-2010

telah mendapatkan alokasi dana dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri. Namun dengan adanya PNPM Mandiri Pedesaan ini apakah

memberikan pengaruh terhadap pembangunan desa di desa suka Damai?

Maka oleh karena itu, penulis terdorong untuk meneliti dan

menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul : “Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ( PNPM ) Mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di Desa Suka Damai Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai.”

1.2. Perumusan masalah

` Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan

(18)

“ Bagaimanakah pengaruh pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ( PNPM ) Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di Desa Suka Damai kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai? ”

1.3. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai tujuan yang hendak

dicapai dalam proses penyelenggaraannya. Adapun yang menjadi tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh Program Nasional

Pemberdayaan (PNPM) Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di Desa

Suka Damai

1.4. Manfaat Penelitian

1. Secara subjektif, sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan

kemampuan berpikir ilmiah, sistematis dan kemampuan untuk

menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian- kajian teori

dan aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan atau

sumbangan pemikiran bagi pemerintah serta masyarakat luas mengenai

Program PNPM Mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa.

3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat melengkapi ragam

penelitian yang telah dibuat mahasiswa dan dapat menjadi bahan referensi

(19)

I.5 Kerangka Teori

Kerangka teori ini diperlukan untuk memudahkan penelitian, sebab itu

merupakan pedoman berpikir bagi peneliti. Oleh karena itu, seseorang peneliti

harus terlebih dahulu memiliki suatu kerangka teori sebagai landasan berpikir

untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang

dipilihnya. Kerangka teori adalah serangkaian asumsi, konsep dan konstruksi,

defenisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis

dengan cara merumuskan hubungan antar konsep (Masri Singarimbun, 1997:37)

Berdasarkan rumusan di atas, maka dalam kerangka teori ini penulis akan

mengemukakan teori, pendapat, gagasan yang akan dijadikan titik landasan

berpikir dalam penelitian ini.

I.5.1 Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah terjemahan dari kata “empowerment” yang

mengandung kata “empower” yang juga dapat berarti pemberian kekuasaan,

karena power bukan sekedar daya, tetapi juga kekuasaan, sehingga kata daya tidak

saja bermakna mampu tetapi juga mempunyai kuasa. (Wrihatnolo dan Riant,

2007:1)

Pengertian mengenai pemberdayaan menurut Haw.Widjaja (2003:169)

pemberdayaan adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki

masyarakat sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri, harkat dan

martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara

mandiri baik di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya.

Dasar proses pemberdayaan adalah pengalaman dan pengetahuan

(20)

mereka menjadi lebih baik. Menurut Payne dalam Rukminto (2003:54) suatu

proses pemberdayaan, pada intinya ditujukan guna membantu klien dalam

memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang

akan dilakukan yang terkait dengan diri mereka, mengurangi efek hambatan

pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan.

Dengan demikian pemberdayaan bertujuan untuk memberikan kekuatan

terhadap masyarakat agar memiliki posisi baik terhadap negara, posisi ini

selanjutnya menjadi kekuatan untuk mengontrol kekuasaan negara dalam

menyelenggarakan manajemen pemerintahan sehingga hak-hak masyarakat tidak

tereksploitasi dan dapat berpartisipasi secara aktif dan bebas.

I.5.2 Gambaran Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan

I.5.2.1 Visi, Misi, dan Tujuan PNPM Mandiri Perdesaan

Mulai tahun 2007 Pemerintah Indonesia mencanangkan Program

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang terdiri dari PNPM Mandiri

Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan

desa tertinggal. PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat

penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM

Mandiri Pedesaan merupakan pengembangan dari Program Pengembangan

Kecamatan (PPK) yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK

adalah berupaya penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat

miskin, efisiensi dan efektifitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan

(21)

Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan

kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya

kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri

untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses

sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk

mengatasi masalah kemiskinan.

(http://id.shvoong.com/social/social-sciences/sociology/1867470-pto-pnpm-mandiri-pedesaan/).

Misi PNPM Mandiri Pedesaan adalah:

1. peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya

2. pelembagaan sistem pembangunan partisipatif

3. pengektifan fungsi dan peran pemerintahan local

4. peningkatan kualitas dan kuantitas sarana sosial dasar dan ekonomi

masyarakat

5. pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan.

Dalam rangka mencapai visi dan misi PNPM Mandiri Pedesaan, strategi

yang dikembangkan PNPM Mandiri Pedesaan yaitu menjadikan rumah tangga

miskin (RTM) sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem pembangunan

partipatif, serta mengembangkan kelembagaan kerja sama antar desa. Berdasarkan

visi, misi, dan strategi yang dikembangkan, maka PNPM Mandiri Perdesaan lebih

menekankan pentingnya pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih. Melalui

PNPM Mandiri Perdesaan diharapkan masyarakat dapat menuntaskan tahapan

pemberdayaan yaitu tercapainya kemandirian dan keberlanjutan, setelah tahapan

(22)

Tujuan Umum PNPM Mandiri Perdesaan adalah meningkatnya

kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan

mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan

pembangunan. Tujuan khusus meliputi :

1. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat

miskin atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan.

2. Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan

menggunakan sumber daya lokal.

3. Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfalisitasi

pengelolaan pembangunan partisipatif.

4. Menyediakan prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi yang

diprioritaskan oleh masyarakat.

5. Melembagakan pengelolaan dana bergulir.

6. Mendorong terbentuk dan berkembangnya Badan Kerja Sama Antar Desa

(BKAD)

7. Mengembangkan kerja sama anatar pemangku kepentingan dalam upaya

penanggulangan kemiskinan perdesaan.

I.5.2.2 Prinsip Dasar PNPM Mandiri Pedesaan

PNPM Mandiri Perdesaan mempunyai prinsip atau nilai-nilai dasar yang

selalu menjadi landasan atau acuan dalam setiap pengambilan keputusan maupun

tindakan yang akan diambil dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan PNPM

(23)

1. Transparansi dan Akuntabilitas. Masyarakat harus memiliki akses yang

memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan,

sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan

dipertanggungjawabkan, baik secara moral, teknis, legal maupun

administratif.

2. Desentralisasi. Kewenangan pengelola kegiatan pembangunan sektoral dan

kewilayahan dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah atau masyarakat,

sesuai dengan kapasitasnya.

3. Keberpihakan pada Orang/Masyarakat miskin. Semua kegiatan yang

dilaksanakan mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat

miskin dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung.

4. Otonomi. Masyarakat diberi kewenangan secara mandiri untuk

berpartisipasi dalam menentukan dan mengelola kegiatan pembangunan

secara swakelola.

5. Partisipasi/Pelibatan Masyarakat. Masyarakat terlibat secara aktif dalam

setiap proses pengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong

royong menjalankan pembangunan.

6. Prioritas Usulan. Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan

pemenuhan kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan, kegiatan mendesak

dan bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya masyarakat, dengan

mendayagunakan secara optimal berbagai sumber daya yang terbatas.

7. Kesetaraan dan Keadilan Gender. Laki-laki dan perempuan mempunyai

(24)

8. Kolaborasi. Semua pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan

kemiskinan didorong untuk mewujudkan kerjasama dan sinergi

antar-pemangku kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan.

9. Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan

kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat, tidak hanya untuk saat

ini tetapi juga di masa depan, dengan tetap menjaga kelestarian

lingkungan.

I.5.2.3 Ketentuan Dasar PNPM Mandiri Perdesaan

Ketentuan dasar PNPM Mandiri Perdesaan merupakan

ketentuan-ketentuan pokok yang digunakan sebagai acuan bagi masyarakat dan pelaku

lainnya dalam melaksanakan kegiatan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan, dan pelestarian. Untuk mencapai tujuan secara lebih terarah,

ketentuan dasar tersebut meliputi:

1. Desa Berpartisipasi

Seluruh desa di kecamatan penerima PNPM Mandiri Perdesaan berhak

berpartisipasi dalam seluruh tahapan program. Untuk dapat berpartisipasi dalam

PNPM Mandiri Perdesaan, dituntut adanya kesiapan dari masyarakatdan desa

dalam menyelenggarakan pertemuan-pertemuan musyawarah secara swadaya dan

menyediakan kader-kader desa yang bertugas secara sukarela serta adanya

kesanggupan untuk mematuhi dan melaksanakan ketentuan dalam PNPM Mandiri

(25)

2. Kriteria dan Jenis Kegiatan

Kegiatan yang akan dibiayai dana Bantuan Langsung Masyarakat diutamakan

untuk kegiatan yang memenuhi kriteria:

a. Lebih bermanfaat bagimasyarakat miskin atau rumah tangga miskin

b. Berdampak langsungdalam peningkatan kesejahteraan.

c. Dapat dikerjakan oleh masyarakat.

d. Didukung oleh sumber daya yang ada.

e. Memiliki potensi berkembang dan berkelanjutan.

Jenis-jenis kegiatan yang dibiayai melalui Bantuan Langsung Masyarakat

PNPM Mandiri Perdesaan adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat

memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang secara

ekonomi bagi masyarakat miskin atau rumah tangga miskin.

b. Kegiatan peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan,

termasuk kegiatan pelatihan pengembangan keterampilan masyarakat

(pendidikan non formal).

c. Kegiatan peningkatan kapasitas/keterampilan kelompok usaha ekonomi

terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis

sumber daya lokal.

d. Penambahan permodalan simpan pinjam untuk kelompok perempuan.

e. Mekanisme Usulan Kegiatan

Setiap desa dapat mengajukan 3 (tiga) usulan untuk dapat didanai dengan

(26)

merupakan 1 (satu) jenis kegiatan yang secara langsung harus berkaitan. Tiga

usulan tersebut adalah:

a. Usulan kegiatan sarana prasarana dasar atau kegiatan peningkatan kualitas

hidup masyarakat (kesehatan atau pendidikan) atau peningkatan

kapasitas/keterampilan kelompok usaha ekonomi yang ditetapkan oleh

musyawarah desa khusus perempuan.

b. Usulan kegiatan simpan pinjam bagi kelompok perempuan (SPP) yang

ditetapkan oleh musyawarah desa khususnya perempuan.

c. Usulan kegiatan sarana prasarana dasar, kegiatan peningkatan kualitas

hidup masyarakat (kesehatan atau pendidikan) dan peningkatan

kapasitas/keterampilan kelompok usaha ekonomi yang ditetapkan oleh

musyawarah desa perencanaan

3. Jenis Kegiatan yang Dilarang

Jenis kegiatan yang tidak boleh didanai melalui PNPM Mandiri Perdesaan

adalah:

a. Pembiayaan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan militer atau angkatan

bersenjata, pembiayaan kegiatan politik praktis/partai politik.

b. Pembangunan/rehabilitasi bangunan kantor pemerintah dan tempat ibadah.

c. Pembelian senjata, bahan peledak, asbes dana bahan-bahan lain yang

merusak lingkungan (pestisida, obat-obatan terlarang dan lain-lain).

d. Pembelian kapal ikan yang berbobot diatas 10 ton dan perlengkapannya.

e. Pembiayaan gaji pegawai negeri sipil.

(27)

g. Kegiatan yang berkaitan dengan produksi, penyimpanan, atau penjualan

barang-barang yang mengandung tembakau.

h. Kegiatan apapun yang dilakukan pada lokasi yang ditetapkan sebagai

cagar alam, kecuali ada izin tertulis dari instansi yang mengelola lokasi

tersebut.

i. Kegiatan pengolahan tambang atau pengambilan dan penggunaan terumbu

karang.

j. Kegiatan yang berhubungan pengelolaan sumber daya air dari sungai yang

mengalir dari atau menuju negara lain.

k. Kegiatan yang berkaitan dengan pemindahan jalur kegiatan.

l. Kegiatan yang berkaitan dengan reklamasi daratan yang luasnya lebih dari

50 hektar (Ha).

m. Pembangunan jaringan irigasi baru yang luasnya lebih dari 50 Ha.

n. Kegiatan pembangunan bendungan atau penampungan air dengan

kapasitas besar, lebih dari 10.000 meter kubik.

4. Sanksi

Sanksi adalah salah satu bentuk pemberlakuan kondisi dikarenakan

adanyapelanggaran atas peraturan dan tata cara yang telah ditetapkan dalam

PNPM Mandiri Perdesaan. Sanksi bertujuan untuk menumbuhkan rasa

tanggungjawab berbagai pihak terkait dalam pengelolaan kegiatan PNPM Mandiri

Perdesaan. Sanksi tersebut dapat berupa:

a. Sanksi Masyarakat, yaitu sanksi yang ditetapkan melalui kesepakatan

dalam musyawarah masyarakat. Semua kesepakatansanksi dituangkan

(28)

b. Sanksi Hukum, yaitu sanksi yang diberikansesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

c. Sanksi Program, yaitupemberhentian bantuan apabilakecamatan atau desa

yang bersangkutan tidak dapat mengelola PNPM Mandiri

Perdesaandengan baik, seperti menyalahi prinsip-prinsip, penyalagunaan

dana atau wewenang, penyimpangan prosedur, hasil kegiatan tidak

terpelihara atau hasil kegiatan tidak dapat dimanfaatkan. Kecamatan

tersebut akan dimasukan sebagai kecamatan bermasalah sehingga dapat

ditunda pencairan dana yang sedang berlangsung, serta tidak dialokasikan

untuk tahun berikutnya.

I.5.2.4 Komponen Program pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan

Komponen pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan dalam mengatasi

kemiskinan masyarakat, yaitu :

1. Pengembangan Masyarakat

Komponen pengembangan masyarakat mencakup serangkaian kegiatan

untuk membangun kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat yang terdiri dari

pemetaan potensi, masalah dan kebutuhan masyarakat, perencanaan partisipatif,

pengorganisasian, pemanfaatan sumber daya, pemantauan, dan pemeliharaan

hasil-hasil yang telah dicapai. Untuk mendukung rangkaian kegiatan tersebut,

disediakan dana pendukung kegiatan pembelajaran masyarakat, pengembangan

relawan, dan operasional pendampingan masyarakat dan fasilitator,

pengembangan kapasitas, mediasi dan advokasi. Peran fasilitator terutama pada

(29)

2. Bantuan Langsung Masyarakat

Komponen Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) adalah dana stimulan

keswadayaan yang diberikan kepada kelompok masyarakat untuk membiayai

sebagian kegiatan yang direncanakan oleh masyarakat dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan terutama masyarakat miskin.

3. Peningkatan Kapasitas Pemerintahan dan Pelaku Lokal

Komponen peningkatan kapasitas pemerintahan dan pelaku lokal adalah

serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan pelaku

lokal/kelompok peduli lainnya agar mampu menciptakan kondisi yang kondusif

dan sinergi yang positif bagi masyarakat terutama kelompok miskin dalam

menyelanggarakan hidupnya secara layak. Kegiatan terkait dalam komponen ini

antara lain seminar, pelatihan, lokakarya, kunjungan lapangan yang dilakukan

secara selektif dan secara selektif dan sebagainya.

4. Bantuan Pengelolaan dan Pengembangan Program

Komponen bantuan pengelolaan dan pengembangan program meliputi

kegiatan-kegiatan untuk mendukung pemerintah dan berbagai kelompok peduli

lainnyadalam pengelolaan kegiatan seperti penyediaan konsultan manajemen,

pengendalian mutu, evaluasi, dan pengembangan program.

I.5.2.5 Ruang Lingkup PNPM Mandiri Perdesaan

Ruang lingkup kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan pada dasarnya terbuka

bagi semua kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati

masyarakat, meliputi:

a. Penyediaan dan perbaikan prasarana/sarana lingkungan pemukiman, sosial

(30)

b. Penyediaan sumber daya keuanggan melalui dana bergulir dan kredit

mikro untuk pengembangan kegiatan ekonomi masyarakat miskin.

Perhatian yang lebih besar diberikan bagi kaum perempuan untuk

memanfaatkan dana bergulir ini.

c. Kegiatan terkait peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama yang

bertujuan mempercepat pencapaian target MGDs.

d. Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan lokal melalui

penyadaran kritis, pelatihan keterampilan usaha, manajemen organisasi

dan keuangan, serta penerapan tata kepemerintahan yang baik.

I.5.2.6 Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan

Masyarakat desa terutama dari rumah tangga miskin merupakan sasaran

dari PNPM Mandiri Perdesaan sekaligus juga sebagai pelaku utama dari setiap

tahapan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan.Mulai dari tahap perencanaan,

pelaksanaan sampai pelestarian. Sedangkan pelaku-pelaku lainnya dari aparat dan

konsultan di tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan seterusnya lebih berperan

sebagai fasilitator, pembimbing dan pembina agar tujuan, prinsip, kebijakan,

prosedur dan mekanisme PNPM Mandiri Perdesaan dapat tercapai dan

dilaksanakan secara benar dan konsisten.

Adapun beberapa pihak yang terlibat dalam pelaksanaan PNPM Mandiri

Perdesaan adalah sebagai berikut :

a. Kepala Desa

Peran Kepala Desa adalah sebagai Pembina dan pengendali kelancaran serta

(31)

terjadinya proses pelembagaan prinsip dan prosedur PNPM Mandiri

Perdesaan sebagai pola pembangunan partisipatif, serta pengembangan dan

pelestarian asset PNPM Mandiri Perdesaan yang telah ada di desa. Kepala

desa juga berperan mewakili desanya dalam pembentukan badan kerja sama

anatar desa.

b. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan, BPD berperan sebagai

lembaga yang mengawasi proses setiap tahapan PNPM Mandiri Perdesaan,

mulaidari sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan sampai pelestarian di desa.

Selain itu, juga berperan dalam melegalisasi atau mengesahkan peraturan desa

yang berkaitan dengan pelembagaan dan pelestarian PNPM Mandiri

Perdesaan di desa.

c. Tim Pengelola Kegiatan (TPK)

TPK berasal dari anggota masyarakat yang dipilih melalui musyawarah desa

yang secara umum mempunyai fungsi dan peran untuk mengelola dan

melaksanakan PNPM Mandiri Perdesaan. TPK terdiri dari Ketua sebagai

penanggung jawab operasional kegiatan di lapangan dan pengelolaan

administrasi serta keuangan program. Sekretaris dan Bendahara mebantu

Ketua TPK terutama dalam masalah administrasi dan keuangan.

d. Tim Penulis Usulan (TPU)

TPU berasal dari anggota masyarakat yang dipilih melalui musyawarah desa.

Peran TPU adalah menyiapkan dan menyusun gagasan-gagasan kegiatan

yang telah ditetapkan dalam musyawarah desa dan musywrah dea khusus

(32)

berdasarkan keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan jenis kegiatan

yang diajukan masyarakat.

e. Tim Pemantau

Tim pemantau adalah warga desa yang secara sukarela menjalankan fungsi

pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan yang

ada di desa. Keangotaannya berasal dari anggota masyarakat yang dipilih

melalui musyawarah desa. Jumlah anggota tim pemantau sesuai dengan

kebutuhan dan kesepakatan saat musyawarah. Hasil pemantauan kegiatan

disampaikan saat musywarah desa dan atar desa (jika diperlukan).

I.5.2.7 Kegiatan Pokok Program PNPM Mandiri Pedesaan

Lingkup kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan pada prinsipnya adalah

peningkatan kesehjateraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin pedesaan

secara mandiri melalui peningkatan partisipasi masyarakat ( terutama masyarakat

miskin, kelompok perempuan dan komunitas/kelompok yang terpinggirkan ),

meningkatnya kapsitas kelembagaaan masyarakat dan pemerintah, meningkatnya

modal sosial masyarakat serta inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna.

Usulan kegiatan yang dapat didanai dalam PNPM Mandiri Pedesaan dapat

diklasifikasikan atas 4 jenis kegiatan yang meliputi :

1. Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat

memberikan jangka pendek maupun jangka panjang secara ekonomi bagi

masyarakat miskin atau rumah tangga miskin.

2. Peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan termasuk

(33)

3. Kegiatan peningkatan kapasitas/ketrampilan kelompok usaha ekonomi

terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis

sumber ekonomi terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan

produksi berbasis sumber daya lokal.

4. Penambahan Modal Simpan Pinjam untuk kelompok Perempuan ( SPP ).

1.5.2.8 Indikator Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan

Edi Suharno (2008:38) mengungkapkan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan sebagai gerakan dalam perwujudan capital

building yang bernuansa pada pemberdayaan sumber daya manusia melalui

pengembangan kelembagaan, sarana dan prasarana, serta pengembangan

masyarakat.

Program pemberdayaan masyarakat ini dapat dilihat dari keberdayaan mereka

yang menyangkut kemampuan ekonomi, kemampuan mengakses manfaat

kesehjateraan, dan kemampuan kultural dan politis. Ketiga aspek tersebut

dikaitkan dengan empat dimensi kekuasaan yaitu kekuasaan didalam, kekuasaan

untuk, kekuasaan atas dan kekuasaan dengan yakni sebagai berikut:

1. Kebebasan mobilitas: kemampuan individu untuk pergi keluar rumah

atau wilayah tempat tinggalnya, seperti kepasar, fasilitas medis,

bioskop, rumah ibadah, kerumah tetangga. Tingkat mobilitas ini

dianggap tinggi jika individu mampu pergi sendirian.

2. Kemampuan membeli komoditas kecil: kemampuan individu untuk

membeli barang-barang kebutuhan keluarga sehari-hari ( beras, minyak

(34)

sabun mandi, rokok, bedak, sampo). Individu dianggap mampu

melakukan kegiatan ini terutama jika dia dapat membuat keputusan

sendiri tanpa meminta izin pasangannya: terlebih jika dia dapat

membeli barang-barang tersebut dengan menggunakan uangnya

sendiri.

3. Kemampuan membeli komoditas besar: kemampuan individu untuk

membeli barang-barang sekunder dan tersier, seperti lemari pakaian,

tv, radio, Koran, majalah pakaian keluarga. Seperti halnya indikator

diatas, poin tinggi diberikan terhadap individu yang dapat membuat

keputusan sendiri tanpa meminta izin pasangannya; terlebih jika ia

dapat membeli barang-barang tersebut dengan mengunakan uangnya

sendiri.

4. Terlibat dalam pembuatan keputusan-keputusan rumah tangga; mampu

membuat keputusan secara sendiri maupun bersama suami/istri

mengenai keputusan keluarga. Misalnya mengenai renovasi rumah,

pembelian hewan ternak, memperoleh kredit usaha

5. Kebebasan Relatif dari dominasi keluarga: responden ditanya

mengenai apakah dalam satu terakhir ada seseorang ( suami, istri,

anak-anak) yang mengambil uang, tanah, perhiasan dari dia tanpa

izinnya; yang melarang mempunyai anak; atau melarang bekerja diluar

rumah

6. Kesadaran hokum dan politik: mengetahui nama salah seorang

(35)

setempat; nama presiden; mengetahui pentingnya memiliki surat nikah

dan hokum-hukum waris.

7. Keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes; seorang dianggap

berdaya jika ia terlibat dalam kampanye atau bersama orang lain

melakukan protes.

8. Jaminan ekonomi dalam kontribusi terhadap keluarga; memiliki

rumah, asset, tanah, tabungan, seseorang dianggap memiliki poin

tinggi jika ia memilki aspek-aspek tersebut secara sendiri atau terpisah

dari pasangannya.

1.5.3 Pembangunan Desa

1.5.3.1 Pembangunan

Gerakan pembangunan ialah usaha yang berwatak kemanusiaan dan lahir

dari suatu kesaksian dan komitmen akan harkat dan martabat manusia. Secara

normatif pembangunan itu mesti mewujudkan manusiawi dan tampil sebagai

manisfestasi serta aktualisasi dari nilai-nilai insaniah yang penuh harkat dan

martabat. (Richard M Steers, 1980:67)

Oleh karena itu dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembangunan

bertujuan untuk meningkatkan derajat kemanusiaan yang berangkat dari nilai

hidup dan kebutuhan yang hendak dicapai oleh manusia.

Dalam mendorong dan melaksanakan pembangunan diperlukannya peran

aktif negara/pemerintah dengan diikuti oleh stakeholder lainnya dan masyarakat.

Peran pemerintah lebih diutamakan melalui perumusan, penetapan, pelaksanaan,

dan pengawasan kebijaksanaan pembangunan. Dalam pembangunan pemerintah

(36)

melaksanakan pembangunan tersebut. Administrasi negara juga memberikan

peran dalam mendukung proses pembangunan yakni mendukung proses

perubahan, memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan, serta mendorong

partisipasi aktif masyarakat. ( Nurlela Kataren, 2011:5)

Kehadiran administrasi pembangunan sebenarnya merupakan salah satu

paradigma admnistrasi negara yaitu paradigma yg berkembang setelah ilmu

administrasi negara sebagai ilmu administrasi pada sekitar tahun 1970. Mengacu

dari kerangka perkembangan administrasi pembangunan seperti tersebut di atas

Kristiadi (1994:21) memberi pengertian tentang Administrasi Pembangunan

adalah Administrasi Negara yang mampu mendorong kearah proses perubahan

dan pembaharuan serta penyesuaian. Oleh karena itu administrasi pembangunan

juga merupakan pendukung perencanaan dan implementasinya.

Masalah yg serius dihadapi oleh negara-negara berkembang adalah lemah

kemampuan birokrasi dalam menyelenggarakan pembangunan. Dari latar

belakang ini maka administrasi pembangunan yg berkembang di negara-negara

sedang berkembang memiliki perbedaan ruang lingkup dan karakteristik dengan

negara-negara yang telah maju. Dasar inilah Bintoro Tjokroamidjojo (1995)

mengemukakan bahwa administrasi pembangunan mempunyai tiga fungsi:

1. penyusunan kebijaksanaan penyempurnaan administrasi negara

yang meliputi upaya penyempurnaan organisasi pembinaan

lembaga yang diperlukan kepegawaian dan pengurusan

sarana-sarana administrasi lainnya. Ini disebut the development of

(37)

dikenal dengan istilah “Administrative Reform” (reformasi

admnistrasi).

2. perumusan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan program-programa

pembangunan di berbagai bidang serta pelaksanaan secara efektif.

Ini disebut the administration of development (Administrasi untuk

pembangunan). Administrasi untuk pembangunan (the

development of administration)

3. pencapaian tujuan-tujuan pembangunan tak mungkin terlaksana

dari hasil kegiatan pemerintahan saja. Faktor yg lebih penting

adalah membangun partisipasi masyarakat.

Administrasi pembangunan berperan aktif dan berkempentingan terhadap

tujuan-tujuan pembangunan dan berorientasi pada upaya yang mendorong

perubahan-perubahan kearah ke keadaan yang lebih baik dan berorientasi pada

masa depan.

1.5.3.2Desa

Desa dalam Undang Undang nomor 22/1999 desa sebagai suatu kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang

diakui dalam system pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten.

Beberapa ahli juga mengutarakan defenisi desa antara lain, menurut Yayuk

dan Mangku (2003) desa berarti tempat asal, tempat tinggal, negeri asal atau tanah

leluhur yang merajuk pada suatu kesatuan hidup dengan kesatuan norma serta

memiliki batas yang jelas. Ahli lain seperti Zakaria (2003:91) mengutarakan

(38)

yang memiliki suatu organisasi pemerintahan dengan serangkaian

peraturan-peraturan yang ditetapkan sendiri, serta berada di bawah pimpinan desa yang

dipilih dan ditetapkan sendiri.

Dalam defenisi ini menegaskan bahwa desa sebagai satu unit

kelembagaan pemerintahan mempunyai kewenangan pengelolaan wilayah

pedesaan. Wilayah pedesaan sendiri diartikan sebagai wilayah yang

penduduknyamempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber

daya alam dengan susunan fungsi wilayah sebagai pemukiman pedesaan,

pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

CorolieNdraha (1990:15), mengartikan pembangunan sebagai usaha untuk

meningkatkan kemampuan manusia untuk mempengaruhi masa depannya.

Sebaliknya dia mengatakan implikasi dari depenisi tersebut yaitu :

a. Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan optimal manusia baik

individu maupun kelompok ( Capacity ).

b. Pembangunan berarti mendorong tumbuhnya kebersamaan dan kemerataan

nilai dan kesejahteraan ( equity )

c. Menaruh kepercayaan kepada masyarakat untuk membangun dirinya

sendiri sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Kepercayaan ini

dinyatakan dalam bentuk kesempatan yang sama, kebebasan memilih dan

kekuasaan untuk memutuskan ( Empowerment).

d. Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan untuk membangun

(39)

e. Pembangunan berarti mengurangi ketergantungan Negara yang satu

dengan yang lainnya dan menciptakan hubunga yang saling menghormati (

Intrdepedence ).

Sedangkan menurut Bryan dan White( 1989 : 21-22 ) Pembangunan

sebagai upaya suatu peningkatan kapasitas untuk mempengaruhi masa depan

mempunyai beberapa implikasi antara lain :

a. Ia memberikan perhatian terhadap “ kapasitas “ terhadap apa yang ingin

dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan tenaga guna membuat

perubahan

b. Ia mencakup keadilan ( Equity )

c. Penumbuhan kuasa dan wewenang dalam pengertian bahwa jika

masyarakat mempunyai kuasa dan wewenang tertentu maka mereka akan

menerima mamfaat pembangunan.

d. Pembangunan berarti perhatian sunggu-sungguh terhadap saling

ketergantungan di dunia serta perlu menjamin bahwa masa depan dapat di

tunjang kelangsungannya.

Pendekatan pembangunan desa melalui cara pandang Demokrasi desa

sangat diperlukan sekali dalam era otonomi daerah pada saat ini dikarenakan

proses pembangunan desa tidak bisa terlepas dari segi demokrasi yang

mempunyai nilai-nilai kebersamaan dalam suatu masyarakat, Agenda

demokratisasi pada tingkat desa tidak dapat dipisahkan dengan beberapa variabel

pengaruh, antara lain : Derajat dan kualitas demokrasi, kapasitas kelembagaan

pemerintah desa,sumber daya masyarakat dalam proses pembangunan, desa

(40)

desa memiliki arti sangat strategis sebagai basis penyelenggaraan proses

pembangunan yang lebih mengutamakan ruang lingkup demokrasi bagi desa.

1.5.3.3 Pembangunan Desa.

Dalam pelaksanaan pembangunan di suatu desa, keterpaduan langkah dan

tujuan akan menentukan hasil yang akan dicapai. Pada dasarnya hakekat

pembangunan desa adalah pencapaian serta terciptanya kehidupan yang sejahtera,

aman, tertib, dan sehat bagi seluruh warga desa atau terciptanya masyarakat adil

dan makmur berdasarkan pancasila. ( I Nyoman Beratha, 1991:123)

Pembangunan masyarakat desa merupakan sesuatu proses dimana anggota

masyarakat desa pertama-tama mendiskusikan dan menentukan keinginan mereka,

kemudian merencanakan dan mengerjakan bersama untuk memenuhi keinginan

mereka tersebut. Oleh karna itu pembangunan desa adalah kegiatan atau proses

yang bertujuan untuk lebih mensehjaterakan atau meningkatkan derajat kehidupan

dari yang kurang baik kepada yang lebih baik disamping juga pembangunan desa

lebih mengutamakan keinginan warga desa dan ditujukan untuk kebaikan

bersama. (A. Suryadi, 1984:1).

Yan Indra mengemukakan ( 1997:43) tiga faktor yang dominant dalam

pembangunan desa:

1. Kebijakan Pemerintah (Top Down), dalam arti sebagai motivator,

fasilitator, dan dinamisator dalam mengerakkan masyarakat desa untuk

memberi respon yang positif melalui sikap mental (attitudes), rasa

memiliki (sence of belonging) dan mempunyai rasa tanggung jawab.

(41)

pelaksanaan, penikmatan manfaat atau hasil dan keikutsertaan dalam

mengevaluasi hasil-hasil pembangunan.

3. Suatu lembaga atau instansi baru yang bersifat otonom, berperan

menghimpun dana dan biaya, guna mengoptimalkan kegiatan

lembaga-lembaga pemerintah.

1.5.3.4 Indikator Pembangunan Desa

Pembangunan desa hanya mungkin berhasil dengan adanya rencana yang

baik, masuk akal dan dapat direalisasikan dalam jangka waktu yang direncanakan

sesuai dengan kebutuhan, tersedianya sumber tenaga manusia, modal dan sumber

daya lainnya serta adanya organisasi yang mampu untuk mewujudkan rencana

menjadi hasil. ( BN. Marbun, 1988:34)

R. Agusthoha Kuswata (1985:34) Mendefenisikan pembangunan desa adalah

usaha yang dilakukan dimana konsentrasinya lebih berfokus kepada peningkatan

pembangunan ekonomi desa dan peningkatan pembangunan sosial desa.

1.5.3.5 Pembangunan Desa Melalui Kelembagaan Desa

Istilah lembaga dan organisasi secara umum penggunaannya dapat

dipertukarkan dan hal tersebut menyebabkan keambiguan dan kebingungan

diantara keduanya. Pembedaan antara lembaga dan organisasi masih sangat kabur.

Organisasi yang telah mendapatkan kedudukan khusus dan legitimasi dari

masyarakat karena keberhasilannya memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat

dalam waktu yang panjang dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut telah

melembaga.Menurut Syahyuti (2006:37) setidaknya ada empat cara membedakan

kelembagaan dengan organisasi, yaitu:

(42)

2. Kelembagaan dari masyarakat itu sendiri, organisasi datang dari atas

3. Kelembagaan dan organisasi berada dalam satu kontinuum.

Organisasi adalah kelembagaan yang belum melembaga yang

sempurna adalah organisasi yang melembaga.

4. Organisasi merupakan bagian dari kelembagaan. Organisasi sebagai

organ kelembagaan.

Pemerintahan desa merupakan lembaga yang ada di dalam desa, dengan

control dari Badan Perwakilan Desa. Pemerintahan desa yang dipimpin oleh

kepala desa bertanggung jawab dalam melaksanakan kebijakan termasuk

melaksanakan proses pembangunan di daerahnya. Agar pembangunan dapat tepat

sasaran maka pemerintah desa bertugas untuk mengidentifikasi pembangunan

yang sesuai dengan di daerahnya sehingga peran pemerintah desa sebagai sarana

penyampaian kebijakan pemerintah kecamatan maupun kebijakan pemerintah

kabupaten dapat sampai di desa.

1.5.3.6 Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan

Proses pembangunan yang berkelanjutan memerlukan kerja sama dalam

semua pihak termasuk partisipasi masyarakat. Menurut Abdul A.S proyek

pembangunan yang melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan

pelaksanaan nya ternyata lebih baik dari tatacara konvensional yang bersifat top

down. Beberapa alasan partisipasi penting dalam proses pembangunan:

1. Partisipasi dalam praktek yang sederhana telah lama dibangun

dalam pemahaman, kesadaran dan kehidupan masyarakat

(43)

jika perubahan ini hanya dilakukan oleh sebagian kecil atau

kelompok tertentu yang tidak terlibat langsung

3. Pemecahan permasalahan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat

secara menyeluruh hanya dapat dilakukan melalui proses

interaksi, kerjasama dan berbagai peran.

4. Penggunaan sumber daya dan pelayanan bagi masyarakat tidak

dapat tercapai oleh gagasan yang dibangun oleh pemerintah atau

pengambil kebijakan saja, karena sumber daya pendukung lebih

banyak dimiliki oleh individu, kelompok atau organisasi

masyarakat. Oleh karena itu, kontribusi dan kerangka mekanisme

pelayanan harus melibatkan masyarakat sebagai pemilik dan

pengguna pelayanan itu.

5. Partisipasi merupakan suatu proses pelibatan orang lain terutama

kelompok masyarakat yang terkena langsung untuk merumuskan

masalah dan mencari solusi secara bersamaan.

6. Masyarakat memiliki informasi yang sangat penting untuk

merencanakan program yang lebih baik termasuk tujuan,

pengetahuan, situasi, struktur sosial dan pengalaman

menggunakan teknologi untuk kepentingannya

7. Masyarakat akan lebih termotivasi untuk bekerja sama dalam

program pembangunan, jika ikut terlibat dan bertanggung jawab

(44)

8. Dalam kehidupan demokratis, secara umum masyarakat menerima

bahwa mereka berhak berpartisipasi dalam keputusan mengenai

tujuan dan harapan yang ingin dicapai

9. Banyak permasalahan pembangunan dibidang pertanian,

kesehatan, ekonomi, pendidikan, dan kelembagaan yang tidak

mungkin dipecahkan dengan pengambilan keputusan perorangan.

Partisipasi kelompok sasaran dalam keputusan kolektif sangat

dibutuhkan.

I.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara suatu penelitian yang mana

kebenarannya perlu untuk diuji serta dibuktikan melalui penelitian. Dikatakan

sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dikatakan sebagai jawaban teoritis

terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empiris. (Sugiyono,

2005:70).

Berdasarkan pengertian tersebut, penulis mengetengahkan suatu hipotesis

yang dilandaskan pada teori yang relevan, yaitu :

Ho : terdapat pengaruh program nasioanal pemberdayaan

masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan terhadap pembangunan

desa.

Ha : tidak terdapat pengaruh program nasioanal pemberdayaan

(45)

I.7 Defenisi Konsep

Konsep merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk

menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang

menjadi pusat penelitian ilmu sosial (Singarimbun, 1995 : 33). Berdasarkan

pengertian tersebut, maka penulis mengemukakan defenisi dari beberapa konsep

yang digunakan :

1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan

merupakan sebagai gerakan perwujudan capital building yang bernuansa

pada pemberdayaan sumber daya manusia melalui pengembangan

kelembagaan, sarana dan prasarana, serta pengembangan masyarakat

2. Pembangunan desa adalah usaha yang dilakukan dimana konsentrasinya

lebih berfokus kepada peningkatan pembangunan ekonomi desa dan

peningkatan pembangunan sosial desa

1.8 Defenisi Operasional

Defenisi Operasional adalah unsur-unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana mengukur suatu variabel sehingga dengan

pengukuran tersebut dapat diketahui indikator-indikator apa saja untuk

mendukung analisa dari variabel-variabel tersebut. ( Singarimbun, 1989: 46)

Defenisi Operasional merupakan spesialisasi kegiatan penelitian dalam

mengukur suatu variabel. Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam

penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas/ Independen Variabel (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Program Nasional Pemberdayaan

(46)

A. Pemberdayaan sumber daya manusia

a. Pelatihan masyarakat

b. Pendampingan kepada masyarakat secara berkelanjutan

B. Pengembangan kelembagaan

a. Pembimbingan lembaga masyarakat

b. Pemberian dukungan/bantuan kepada lembaga masyarakat

c. Pengkoordinasian lembaga masyarakat dalam kemitraan

C. Sarana dan Prasarana

a. Perbaikan infrastruktur

b. Menciptakan infrastruktur baru

D. Pengembangan Masyarakat

a. Penyuluhan yaituproses perubahan prilaku masyarakat melalui sosialiasai

agar mau melakukan perubahan tersebut demi tercapainya perbaikan

kehidupan

b. Memfasilitasi yaitu sesuatu yang dapat membantu dan memudahkan

penggunanya dalam melaksanakan sesuatu

c. Pelayanan yaitu merupakan usaha melayani kebutuhan masyarakat

2. Variabel Terikat/ Dependent Variabel (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Pembangunan Desa dengan

indikatornya adalah:

A. Pembangunan desa dalam bidang ekonomi

(47)

B. Pembangunan desa dalam bidang sosial

a) Peningkatan pendidikan masyarakat

b) Peningkatan kesehatan masyarakat

1.9 Sistematika Penulisan

Bab 1 : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi

konsep, defenisi operasional, dan sistematika penulisan.

Bab II : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi

dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

Bab III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan data atau karakteristik objek yang relevan dengan

topik penelitian.

Bab IV : PENYAJIAN DATA

Bab ini menyajikan data yang diperoleh selama peneliti di lapangan

dan atau berupa dokumen-dokumen yang akan dianalisis.

Bab V : ANALISA DATA

Bab ini berisikan tentang kajian dan analisa data yang diperoleh

pada saat penelitian dan memberikan interprestasi terhadap

masalah yang diajukan.

Bab VI : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran atas penelitian yang telah

(48)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

analisa kuantitatif dengan maksud mencari pengaruh antara variabel independen

dengan variabel dependen. Dengan metode ini diharapkan dapat menggambarkan

dan menerangkan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang

diperoleh.

2.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Suka Damai Kecamatan Sei Bamban

Kabupaten serdang Bedagai.

2.3. Populasi dan Sampel 2.3.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2004:72), Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah kepala keluarga sebanyak 1004 orang dan ditambah aparatur desa yang

(49)

2.3.2 Sampel

Menurut Singarimbun (1995:104) sampel diartikan sebagai bagian dari

populasi yang menjadi sumber data sebenarnya. Dengan kata lain sampel adalah

bagian dari populasi. Pengambilan sampel dimaksudkan sebagai representative

dari seluruh populasi, sehingga kesimpulannya juga berlaku bagi keseluruhan

populasi.

Menurut Arikunto (1998:104) apabila subjek penelitian kurang dari 100

orang, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian

populasi. Apabila lebih dari 100 orang, maka diambil 10 % sampai 15 % atau 20%

sampai 25 % atau lebih. Adapun jumlah subjek dalam penelitian ini adalah adalah

kepala keluarga di desa ini berjumlah 1004 x 10% = 100 kepala keluarga dan

ditambah aparatur desa yang berjumlah 5 orang.

2.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam data menurut

klasifikasi jenis dan sumbernya yaitu :

1. Pengumpulan data primer, adalah pengumpulan data yang dilakukan

secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer tersebut

dilakukan dengan instrument sebagai berikut :

a. Metode Angket ( kuisioner ), yaitu pemberian daftar pertanyaan

secara tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan

beberapa alternative jawaban.

b. Metode Observasi ( Pengamatan ), yaitu melakukan pengamatan

secara langsung terhadap fenomena- fenomena yang berkaitan

(50)

2. Pengumpulan data sekunder adalah kegiatan penelitian yang dilakukan

dengan cara menelaah sejumlah buku, karya ilmiah dan, dokumen/arsip

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2.5. Teknik Penentuan Skor

Teknik penentuan skor oleh nilai yang digunakan dalam penelitian ini

adalah memakai skala ordinal yang menjawab kuisioner yang disebarkan kepada

responden. (Singarimbun, 1995:102)

Melalui penyebaran kuisioner yang berisikan beberapa pertanyaan yang

akan diajukan kepada responden, maka ditentukan skor pada setiap pertanyaan.

Penentuan ini dihitung berdasarkan alternatif a, b, c, d dan e yang akan diberikan

skor sebagai berikut:

Untuk alternatif jawaban a diberi skor 5

Untuk alternatif jawaban b diberi skor 4

Untuk alternatif jawaban c diberi skor 3

Untuk alternatif jawaban d diberi skor 2

Untuk alternatif jawaban e diberi skor 1

Kemudian untuk uji scoring pada data dan informasi dengan cara memberi

skor pada data dan informasi yang dianalisis dan kemudian dihitung rata-rata

persentasenya. Hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan kesimpulan yang

dapat memberikan arahan terhadap saran atau rekomendasi sebagai upaya

(51)

Untuk mengetahui kategori jawaban dari masing-masing variable apakah

termasuk tinggi, sedang atau rendah ditentukan skala interval dengan formula

sebagai berikut :

Maka diperoleh : 0,80

Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing

variabel yaitu:

KATEGORI NILAI

Sangat Tinggi 4,25 – 5,00

Tinggi  3,43 – 4,23

Sedang  2,62 – 3,42

Rendah  1,81 – 2,61

Sangat Rendah 1,00 – 1,80

2.6 TEKNIK ANALISA DATA

Teknik analisa data yang digunakan penulis adalah teknik analisa data kuantitatif,

yaitu analisa yang digunakan untuk menguji hubungan atau pengaruh variabel bebas (X)

dan variabel terikat (Y), yaitu dengan menggunakan:

a. Koefisien Korelasi Product Moment

Untuk mengetahui koefisien korelasi x terhadap variabel y digunakan rumus

Product Momen (Sugiyono, 2005:212) sebagai berikut:

rxy=

  

 

 

2 2

 

2

 

2

y y

N x x

N

y x xy

(52)

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antar variabel x (skor subjek tiap butir) dengan

variabel y (total skor subjek dari keseluruhan butir).

x = Variabel bebas

y = Variabel terikat

N = jumlah sampel

Untuk menggunakan rumus di atas, maka langkah-langkah yang ditempuh

adalah sebagai berikut:

1. Mentabulasi data skor ke dalam tabel.

2. Menghitung ∑x, ∑y, ∑y²,(∑x)², (∑y)², ∑xy.

3. Menghitung rxy dengan rumus di atas.

4. Membandingkan r xy hasil perhitungan dengan tabel harga kritik r product

moment, dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r

tabel).

Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan tiga kemungkinan

yaitu:

1. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r = 0) berarti

hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada.

2. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +) artinya kenaikan nilai

variabel yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan positif.

3. Koefisien korelasi yang diperoleh negatif (r = -) artinya kedua variabel

negatif dan menunjukkan meingkatnya variabel yang satu diikuti

(53)

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah antara

kedua berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau

interpretasi angka sebagai berikut :

Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang

diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel

korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila r tersebut

signifikan, artinya hipotesis kerja/hipotesis alternatif dapat diterima.

b. Pengujian hipotesis

Untuk menguji hipotesis, pengaruh antara Pemungutan Pajak Reklame (X)

denga

Gambar

TABEL 3.1 LUAS WILAYAH DESA SUKA DAMAI
TABEL 3.4 KLASIFIKASI PENDUDUK DESA SUKA DAMAI
Tabel 4.10 : Tanggapan responden mengenai mengikuti pelatihan yang
Tabel 4.11 : Tanggapan responden mengenai pemahaman masyarakat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan pendapatan masyarakat tahun 2016 ini berdasarkan data dan hasil wawancara dideskripsikan karena terealisasinya program PNPM mandiri yaitu pembuatan jalan

Dalam pelaksanaan proses pelaksanaan kegiatan program PNPM Mandiri dalam meningkatkan prasarana kehidupan di Kecamatan Siau Timurpada prinsipnya adalah

a) Bertumpu pada pembangunan manusia. Pelaksanaan PNPM Mandiri senantiasa bertumpu pada peningkatan harkat dan martabat manusia seutuhnya. Dalam pelaksanaan PNPM

02/Permen-KP/2013, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Kelautan dan Perikanan terdiri dari; (1) Pengembangan Usaha Mina Perdesaan (PUMP) Perikanan Tangkap,

“ Efektifitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Dalam Menunjang Pembangunan Desa (Studi Di Desa Buduran Kecamatan Buduran Kabupaten

IMAM AL FAQIH, 2015, Implementasi Bantuan Langsung Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) - Mandiri) Di Desa Sapeken, Kecamatan

Jenis Kegiatan PNPM Mandiri Terdapat beberapa jenis kegiatan yang ada di dalam pelaksanaan program PNPM Mandiri, kegiatan tersebut adalah: 1 Kegiatan pembangunan atau perbaikan sarana

Dengan adanya PNPM Mandiri Perdesaan yang memberikan pinjaman dana bergulir terhadap kegiatan usaha bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat penerima bantuan untuk kegiatan