PEMBANGUNAN DESA DI DESA SUKA DAMAI
Disusun Oleh : SUNARTO SITINJAK
070903084
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
KATA PENGANTAR
Dengan Kasih Tuhan yang Maha Esa, akhirnya skripsi yang sederhana ini
dapat diselesaikan dengan judul “Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka
Damai”. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa syukur yang
sedalam-dalamnya kepada Tuhan.
Dalam penulisan skripsi ini, dari awal hingga akhirnya Penulis sangat
banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu secara langsung maupun
tidak, termasuk doa-doa untuk kelancaran penulisannya. Sehingga dalam
kesempatan ini, Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Kepada kedua Orang Tua saya tercinta yaitu Jonis Sitinjak dan Dame br
Napitupulu,Mpd, yang tidak henti-hentinya memberikan doa dan semangat
di sepanjang hidup saya. Dua insan yang selalu hadir dan setia
mendampingi saya di segala keadaan sulit maupun bahagia. Semoga selalu
diberikan berkat dan sukacita di dalam hidupnya dan saya bersyukur telah
menjadi bagian dari kehidupan kalian. Terima kasih.
2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin, Nst, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu
Admnistrasi Negara.
3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP selaku Sekretaris Departemen Ilmu
Administrasi Negara.
4. Ibu Nurlela Kataren, M.SP selaku dosen pembimbing saya yang telah
semoga tetap bisa memberikan kebanggaan bagi Ibu selaku dosen
pembimbing saya.
5. Seluruh Bapak/Dosen Departemen Ilmu Administrasi Negara. Terima
kasih atas ilmu dan pendidikan yang telah saya terima selama
diperkuliahan di kampus.
6. Bapak Poniran, selaku Kepala desa suka Damai yang telah memberi izin
bagi penelitian saya. Serta para pegawai kantor kepala desa Suka Damai
yang telah meluangkan waktu dan ikut membantu jalannya penelitian saya.
7. Kepada masyarakat Suka Damai yang telah menerima saya dalam
melakukan penelitian sehingga penelitian ini dapat selesai.
8. Kepada Kakak saya Tiolida Am.Keb Terima kasih atas dukungannya
selama ini, yang selalu memberikan dorongan dan motivasi bagi saya
selama berjuang menyelesaikan skripsi ini. Semoga kita berdua bisa
menjadi kebanggaan buat orang tua dan keluarga.
9. Buat Tunangan saya tercinta Mayalia Sihombing, S.S yang selalu setia dan
tetap memberi dukungan, semangat, serta doa buat saya dalam
penyelesaian skripsi ini.
10.Untuk sahabat-sahabat saya, Noa, Tommy Fabregas, Juliando, Kak Dwi,
Suji, Martha, Yofitha, Andre, Efry, Sonasa Gulo, dan special buat Apeles
Mendrofa sebagai teman sepenanggungan dan seperjuangan yang selalu
menghadirkan canda dan tawa yang menghibur, karena kehadirannya
satu motivasi saya juga sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Thanks
ya..Guys…
11.Untuk rekan-rekan Ocops brothers semoga tetap jaya….
12.Rekan-rekan stambuk 2007 yang sama-sama berjuang dalam meraih
pendidikan di kampus tercinta ini. Sukses slalu ya…
13.Untuk Kak Dian dan Kak Mega yang telah banyak membantu masalah
administrasi di Kampus.
Demikian dan Terima Kasih.
Medan, September 2010
Penulis
ABSTRAKSI
PENGARUH PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PEDESAAN DI DESA SUKA DAMAI
Nama : Sunarto Sitinjak
NIM : 070903084
Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Nurlela Kataren, M.SP
Adapun judul dari penelitian ini adalah Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di Desa Suka Damai. Desa suka damai sejak tahun 2008-2010 telah mendapatkan alokasi dana dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Namun dengan adanya PNPM Mandiri Pedesaan ini apakah dapat memberikan pengaruh terhadap pembangunan desa di desa suka Damai. Hal ini menjadi latar belakang peneliti untuk melakukan penelitian di desa Suka Damai. Adapun tujuan melihat pengaruh Program Nasional Pemberdayaan (PNPM) Mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di Desa Suka Damai. Adapun populasi dalam penelitian ini sebesar 1004 kepala keluarga maka oleh karna itu jumlah sampel yaitu ada 105 orang yang terdiri dari 100 kepala keluarga dan 5 aparatur desa. Metode analisa dan data statistik yang digunakan yaitu analisa korelasi product moment (r) untuk menentukan pengaruh antara variabel X terhadap Y. Hasil penelitian menunjukkan didalam distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden untuk PNPM Mandiri Pedesaan (variabel x) berada pada kategori sedang dengan nilai jawaban berada pada 2,62-3,42 dengan besar presentase 81,9%. Kemudian dalam distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden untuk pembangunan desa (variabel y) menunjukkan berada pada kategori sedang dengan nilai jawaban berada pada 2,62-3,42 dengan besar presentase 72,4%. Maka terdapat adanya pengaruh dan searah antara PNPM Mandiri Pedesaan terhadap pembangunan desa. Dilihat dari nilai rxy sebesar 0,34 yang positif dan hubungannya tergolong rendah. Dalam pengujian Hipotesis diperoleh thit untuk rxy sebesar 3,67 dan ttabel sebesar 2,05 maka dapat dibandingkan bahwa untuk signifikasi variabel x dan variabel y thit > ttabel. Oleh karena itu untuk rtabel sebesar 0,19. Dengan demikian rxy sebesar 0,34 lebih besar dari rtabel tersebut sehingga disimpulkan bahwa hipotesis kerja (Ha) yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan terhadap pembangunan Desa di desa Suka Damai. Sedangkan pengujian koefisien determinasi didapat hasilnya sebesar 11,56% selebihnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan kepada pihak pelaksana program ini untuk terus melakukan evaluasi sehingga tercapai pada tujuan yang maksimal dan juga penelitian awal ini dapat dimanfaatkan bagi penelitian di masa mendatang.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………...i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL………vi
DAFTAR LAMPIRAN………....xi
ABSTRAK………....xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 4
1.3Tujuan Penelitian ... 5
1.4Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Kerangka Teori ... 6
1.5.1 Pengertian Pemberdayaan ... 6
1.5.2 Gambaran Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan ... 7
1.5.2.1 Visi, Misi, dan Tujuan PNPM Mandiri Perdesaan………...7
1.5.2.2 Prinsip Dasar PNPM Mandiri Pedesaan………...9
1.5.2.3 Ketentuan Dasar PNPM Mandiri Perdesaan………...11
1.5.2.4 Komponen Program pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan……15
1.5.2.5 Ruang Lingkup PNPM Mandiri Perdesaan………16
1.5.2.6 Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan………..17
1.5.2.7 Kegiatan Pokok Program PNPM Mandiri Pedesaan………..19
1.5.2.8 Indikator PNPM Mandiri Pedesaan………20
1.5.3. Pembangunan Desa………..22
1.5.3.1 Pembangunan……….22
1.5.3.2 Desa………24
1.5.3.3 Pembangunan Desa………27
1.5.3.4 Indikator Pembangunan Desa……….28
1.5.3.5 Pembangunan Desa melalui Kelembagaan………....28
1.8Defenisi Operasional ... 32
1.9 Sistematika Penulisan ... 34
BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian ... 35
2.2 Lokasi Penelitian ... 35
2.3 Populasi dan Sampel ... 35
2.3.1 Populasi ... 35
2.3.2 Sampel ... 36
2.4 Teknik Pengunpulan Data .. ...36
2.5 Teknik Penentuan Skor...37
2.6 Teknik Analisa Data...38
BAB III DESKRPISI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Desa Suka Damai………..42
3.1.1. Letak Geografis………42
3.1.2. Luas Wilayah………42
3.1.3. Dinamika Penduduk……….43
3.1.4. Gambaran PNPM Mandiri Pedesaan di desa suka damai…..…… 46
BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1. Identitas Responden………48
4.2. Variabel x………54
4.3 Variabel y ………79
4.4 Hasil wawancara………...90
BAB V ANALISA DATA 5.1. Klasifikasi Data………102
5.1.1. Variabel x………..103
5.1.2. variabel y………104
5.2. Pengujian Korelasi……….104
5.3. Analisa Data………..109
6.1. Kesimpulan……….116
6.2. Saran………..117
DAFTAR TABEL No. Tabel
Halaman
1.1: Jumlah alokasi dana PNPM Mandiri Pedesaan di Suka Damai………4
3.1 : Luas wilayah desa Suka Damai……….…42
3.2 : Klasifikasi penduduk desa Suka Damai berdasarkan jenis kelamin………...…43 3.3 : Klasifikasi penduduk desa Suka Damai berdasarkan agama………...44 3.4 : Klasifikasi penduduk desa Suka Damai berdasarkan suku bangsa……….44 3.5 : Klasifikasi penduduk desa Suka Damai berdasarkan tingkat pendidikan………..…45 3.6 : Klasifikasi penduduk desa Suka Damai berdasarkan pekerjaan……….45
4.1 : Identitas responden berdasarkan usia………..49
4.2 : Identitas responden berdasarkan jenis jelamin………...……….50
4.3 : Identitas responden berdasarkan agama………..50
4.4 : Identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir………....51
4.5 : Identitas responden berdasarkan pekerjaan……….52
4.6 : Identitas responden berdasarkan jumlah pendapatan………..53
4.7 : Identitas responden berdasarkan sarana dan prasarana……….………54 4.8 : Tanggapan responden pengertian PNPM mandiri Pedesaan……….54
4.9 : Tanggapan responden tentang pelatihan……….55
4.10: Tanggapan responden tentang masyarakat yang ikut pelatihan………...…..56
4.11: Tanggapan responden tentang pemahaman pelatihan……….57
4.13: Tanggapan responden tentang pengarahan oleh PNPM Mandiri Pedesaan……….59 4.14: Tanggapan responden tentang pengaruh pendampingan yang diberikan…...60 4.15: Tanggapan responden tentang bimbingan lembaga yang diberikan……….61 4.16: Tanggapan responden tentang mengikuti bimbingan lembaga………...62
4.17: Tanggapan responden tentang kualitas pembimbing………....63
4.18: Tanggapan responden tentang pemberian bantuan/dukungan lembaga………...64 4.19: Tanggapan responden tentang prioritas lembaga dalam memberikan bantuan...65 4.20: Tanggapan responden tentang pengarahan lembaga dalam tata kelola usaha………...…66 4.21: Tanggapan responden tentang hasil kerja setelah ada pengarahan………..67 4.22: Tanggapan responden tentang infrakstruktur desa sekarang ini………68
4.23: Tanggapan responden tentang perbaikan infrastruktur………...69
4.24: Tanggapan responden tentang perbaikan oleh PNPM Mandiri Pedesaan……….69
4.25: Tanggapan responden tentang infrastruktur baru……….70
4.26: Tanggapan responden tentang infrastruktur baru dengan harapan masyarakat………..71 4.27: Tanggapan responden tentang mengikuti penyuluhan yang diberikan………...72
4.28: Tanggapan responden tentang keberadaan penyuluhan……….73
4.29: Tanggapan responden tentang kualitas penyuluhan………...74
4.34: Tanggapan responden tentang pelayanan yang diberikan kepada masyarakat tidak mampu………...77 4.35: Tanggapan responden tentang pelayanan secara terbuka………78 4.36: Tanggapan responden tentang pendapat masyarakat tentang pembangunan desa……….79
4.37: Tanggapan responden tentang pekerjaan masyarakat………..80
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 : Variabel X
Lampiran 3 : Variabel Y
Lampiran 4 : Koefisien Product Moment
Lampiran 5 : Tabel “r” Product Moment
Lampiran 6 : Tabel Nilai-Nilai dalam ditribusi “t”
Lampiran 7 : Surat Permohonan Pengajuan Judul
Lampiran 8 : Surat Undangan Seminar Proposal
Lampiran 9 : Surat Penunjukkan Dosen Pembimbing
Lampiran 10 : Surat Izin Penelitian dari Fisip USU
ABSTRAKSI
PENGARUH PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PEDESAAN DI DESA SUKA DAMAI
Nama : Sunarto Sitinjak
NIM : 070903084
Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Nurlela Kataren, M.SP
Adapun judul dari penelitian ini adalah Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di Desa Suka Damai. Desa suka damai sejak tahun 2008-2010 telah mendapatkan alokasi dana dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Namun dengan adanya PNPM Mandiri Pedesaan ini apakah dapat memberikan pengaruh terhadap pembangunan desa di desa suka Damai. Hal ini menjadi latar belakang peneliti untuk melakukan penelitian di desa Suka Damai. Adapun tujuan melihat pengaruh Program Nasional Pemberdayaan (PNPM) Mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di Desa Suka Damai. Adapun populasi dalam penelitian ini sebesar 1004 kepala keluarga maka oleh karna itu jumlah sampel yaitu ada 105 orang yang terdiri dari 100 kepala keluarga dan 5 aparatur desa. Metode analisa dan data statistik yang digunakan yaitu analisa korelasi product moment (r) untuk menentukan pengaruh antara variabel X terhadap Y. Hasil penelitian menunjukkan didalam distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden untuk PNPM Mandiri Pedesaan (variabel x) berada pada kategori sedang dengan nilai jawaban berada pada 2,62-3,42 dengan besar presentase 81,9%. Kemudian dalam distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden untuk pembangunan desa (variabel y) menunjukkan berada pada kategori sedang dengan nilai jawaban berada pada 2,62-3,42 dengan besar presentase 72,4%. Maka terdapat adanya pengaruh dan searah antara PNPM Mandiri Pedesaan terhadap pembangunan desa. Dilihat dari nilai rxy sebesar 0,34 yang positif dan hubungannya tergolong rendah. Dalam pengujian Hipotesis diperoleh thit untuk rxy sebesar 3,67 dan ttabel sebesar 2,05 maka dapat dibandingkan bahwa untuk signifikasi variabel x dan variabel y thit > ttabel. Oleh karena itu untuk rtabel sebesar 0,19. Dengan demikian rxy sebesar 0,34 lebih besar dari rtabel tersebut sehingga disimpulkan bahwa hipotesis kerja (Ha) yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan terhadap pembangunan Desa di desa Suka Damai. Sedangkan pengujian koefisien determinasi didapat hasilnya sebesar 11,56% selebihnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan kepada pihak pelaksana program ini untuk terus melakukan evaluasi sehingga tercapai pada tujuan yang maksimal dan juga penelitian awal ini dapat dimanfaatkan bagi penelitian di masa mendatang.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki jumlah
penduduk yang besar dan memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Dengan posisi
geografis Indonesia yang strategis menjadikan negara Indonesia memiliki peranan
yang penting dalam perkembangan perekonomian global. Melihat potensinya
seharusnya negara Indonesia dapat menuju sebagai negara yang maju namun
kenyataannya Indonesia masih belum bisa melepaskan diri dari permasalahan
bangsa terutama permasalahan perekonomian dan pembangunan yang
menyangkut kehidupan warga negaranya.
Adapun permasalahan perekonomian yang selalu dihadapi bangsa
Indonesia adalah tingginya tingkat kemiskinan dengan diikuti pembangunan yang
belum merata. Hal ini berbanding terbalik dengan potensi negara Indonesia yang
besar tetapi masyarakatnya lebih banyak yang hidup digaris kemiskinan dan
pembangunan belum maksimal. Fenomena ini menunjukkan bahwa Indonesia
memang masih jauh dari cita-cita bangsa yang tertuang dalam undang undang
dasar 1945.
Permasalahan kemiskinan dan pembangunan yang cukup kompleks ini
membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun
penanganannya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia
dalam kehidupan masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan
dan pemecahan akar permasalahan.
Melihat Permasalahan bangsa yang cukup kompleks ini, pemerintah
Indonesia mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri yang telah dikukuhkan secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia
pada 30 April 2007 di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Dimana Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri terdiri dari PNPM Mandiri
Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan
desa tertinggal. (
http://id.shvoong.com/social/social-sciences/sociology/1867470-pto-pnpm-mandiri-pedesaan/).
Selama pelaksanaan PPK (PPK I, PPK II, PPK III dan PNPM PPK) sejak
1998-2007, program pemberdayaan masyarakat terbesar ini telah menjangkau
lebih dari separuh desa termiskin di tanah air. Pada 2007 saja, pelaksanaan PNPM
Mandiri Perdesaan (PNPM-PPK) menjangkau 26.724 desa dari 1.837 kecamatan
di 32 provinsi. Pada 2008, PNPM Mandiri Perdesaan dinikmati di 34.031 desa
dari 2.230 kecamatan di 32 provinsi di tanah air. Sedangkan pada 2009, jumlahnya
mencapai 50.201 desa dari 3.908 kecamatan di tanah air. Pada 2010, berdasarkan
ancar-ancar Lokasi dan Alokasi BLM PNPM Mandiri yang dikeluarkan per
Agustus 2009, pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan akan meliputi 4.805
kecamatan di 32 provinsi atau mencapai 75,9% dari total lokasi PNPM Mandiri.
(http://id.wikipedia.org/wiki/PNPM_Mandiri_Pedesaan)
PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat
penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM
Kecamatan (PPK), yang selama ini telah berjalan. Manfaat dari adanya PPK
antara lain berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok
rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan
kebersamaan dan partisipasi masyarakat.
Secara umum tujuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Pedesaan meningkatkan kesehjateraan masyarakat melalui
pengembangan kultur kewirausahaan, penguatan lembaga keuangan mikro,
penggalangan partisipasi masyarakat dan kegiatan usaha ekonomi produktif
lainnya yang berbasis sumber daya local dan berkelanjutan. Bentuk Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan seperti kegiatan
pembangunan atau perbaikan prasarana dasar yang dapat memberikan manfaat
jangka pendek maupun jangka panjang secara ekonomi bagi masyarakat miskin
atau rumah tangga miskin, peningkatan bidang pelayanan kesehatan, pendidikan
termasuk kegiatan pelatihan pengembangan ketrampilan masyarakat.
Sejak adanya Undang-Undang tentang pemekaran daerah maka salah satu
daerah yang ikut mengalami pemekaran adalah Serdang Bedagai. Pembentukan
Kabupaten Serdang Bedagai diatur dalam Undang-Undang No.36 tahun 2003.
Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu kabupaten yang berdiri sejak
18 Desember 2003. Kabupaten Serdang bedagai merupakan salah satu daerah
hasil pemekaran dari kabupaten Deli Serdang. Secara administratif di dalam
kabupaten Serdang Bedagai terdapat 17 kecamatan yang salah satunya adalah
Kecamatan Sei Bamban. Kecamatan Sei Bamban memiliki 10 desa salah satunya
kesehjateraan. Ini terjadi karena berbagai masalah seperti kurangnya modal,
kurang fasilitas, rendah taraf hidup, kurangnya keterampilan dan keahlian yang
dimiliki menyebabkan masyarakat tidak dapat berkembang.
Adapun tabel jumlah alokasi dana Program Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri yang diterima oleh desa Suka Damai
TABEL 1.1
NO TAHUN JUMLAH DANA ALOKASI DANA
1 2008 RP 43.500.000 Perbaikan Jalan I, Saluran air
2 2009 RP 50.000.000 Perbaikan jalan II, Pemberian modal usaha pengelasan
3 2010 RP 54.000.000 Pemberian modal usaha jahi-menjahit, simpan pinjam
Sumber : Kecamatan Sei Bamban Tahun 2010
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa desa suka damai sejak tahun 2008-2010
telah mendapatkan alokasi dana dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri. Namun dengan adanya PNPM Mandiri Pedesaan ini apakah
memberikan pengaruh terhadap pembangunan desa di desa suka Damai?
Maka oleh karena itu, penulis terdorong untuk meneliti dan
menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul : “Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ( PNPM ) Mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di Desa Suka Damai Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai.”
1.2. Perumusan masalah
` Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan
“ Bagaimanakah pengaruh pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ( PNPM ) Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di Desa Suka Damai kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai? ”
1.3. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai tujuan yang hendak
dicapai dalam proses penyelenggaraannya. Adapun yang menjadi tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh Program Nasional
Pemberdayaan (PNPM) Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di Desa
Suka Damai
1.4. Manfaat Penelitian
1. Secara subjektif, sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan
kemampuan berpikir ilmiah, sistematis dan kemampuan untuk
menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian- kajian teori
dan aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan atau
sumbangan pemikiran bagi pemerintah serta masyarakat luas mengenai
Program PNPM Mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa.
3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat melengkapi ragam
penelitian yang telah dibuat mahasiswa dan dapat menjadi bahan referensi
I.5 Kerangka Teori
Kerangka teori ini diperlukan untuk memudahkan penelitian, sebab itu
merupakan pedoman berpikir bagi peneliti. Oleh karena itu, seseorang peneliti
harus terlebih dahulu memiliki suatu kerangka teori sebagai landasan berpikir
untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang
dipilihnya. Kerangka teori adalah serangkaian asumsi, konsep dan konstruksi,
defenisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis
dengan cara merumuskan hubungan antar konsep (Masri Singarimbun, 1997:37)
Berdasarkan rumusan di atas, maka dalam kerangka teori ini penulis akan
mengemukakan teori, pendapat, gagasan yang akan dijadikan titik landasan
berpikir dalam penelitian ini.
I.5.1 Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah terjemahan dari kata “empowerment” yang
mengandung kata “empower” yang juga dapat berarti pemberian kekuasaan,
karena power bukan sekedar daya, tetapi juga kekuasaan, sehingga kata daya tidak
saja bermakna mampu tetapi juga mempunyai kuasa. (Wrihatnolo dan Riant,
2007:1)
Pengertian mengenai pemberdayaan menurut Haw.Widjaja (2003:169)
pemberdayaan adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki
masyarakat sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri, harkat dan
martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara
mandiri baik di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya.
Dasar proses pemberdayaan adalah pengalaman dan pengetahuan
mereka menjadi lebih baik. Menurut Payne dalam Rukminto (2003:54) suatu
proses pemberdayaan, pada intinya ditujukan guna membantu klien dalam
memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang
akan dilakukan yang terkait dengan diri mereka, mengurangi efek hambatan
pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan.
Dengan demikian pemberdayaan bertujuan untuk memberikan kekuatan
terhadap masyarakat agar memiliki posisi baik terhadap negara, posisi ini
selanjutnya menjadi kekuatan untuk mengontrol kekuasaan negara dalam
menyelenggarakan manajemen pemerintahan sehingga hak-hak masyarakat tidak
tereksploitasi dan dapat berpartisipasi secara aktif dan bebas.
I.5.2 Gambaran Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan
I.5.2.1 Visi, Misi, dan Tujuan PNPM Mandiri Perdesaan
Mulai tahun 2007 Pemerintah Indonesia mencanangkan Program
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang terdiri dari PNPM Mandiri
Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan
desa tertinggal. PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat
penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM
Mandiri Pedesaan merupakan pengembangan dari Program Pengembangan
Kecamatan (PPK) yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK
adalah berupaya penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat
miskin, efisiensi dan efektifitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan
Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan
kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya
kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri
untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses
sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk
mengatasi masalah kemiskinan.
(http://id.shvoong.com/social/social-sciences/sociology/1867470-pto-pnpm-mandiri-pedesaan/).
Misi PNPM Mandiri Pedesaan adalah:
1. peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya
2. pelembagaan sistem pembangunan partisipatif
3. pengektifan fungsi dan peran pemerintahan local
4. peningkatan kualitas dan kuantitas sarana sosial dasar dan ekonomi
masyarakat
5. pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan.
Dalam rangka mencapai visi dan misi PNPM Mandiri Pedesaan, strategi
yang dikembangkan PNPM Mandiri Pedesaan yaitu menjadikan rumah tangga
miskin (RTM) sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem pembangunan
partipatif, serta mengembangkan kelembagaan kerja sama antar desa. Berdasarkan
visi, misi, dan strategi yang dikembangkan, maka PNPM Mandiri Perdesaan lebih
menekankan pentingnya pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih. Melalui
PNPM Mandiri Perdesaan diharapkan masyarakat dapat menuntaskan tahapan
pemberdayaan yaitu tercapainya kemandirian dan keberlanjutan, setelah tahapan
Tujuan Umum PNPM Mandiri Perdesaan adalah meningkatnya
kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan
mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan
pembangunan. Tujuan khusus meliputi :
1. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat
miskin atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan.
2. Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan
menggunakan sumber daya lokal.
3. Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfalisitasi
pengelolaan pembangunan partisipatif.
4. Menyediakan prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi yang
diprioritaskan oleh masyarakat.
5. Melembagakan pengelolaan dana bergulir.
6. Mendorong terbentuk dan berkembangnya Badan Kerja Sama Antar Desa
(BKAD)
7. Mengembangkan kerja sama anatar pemangku kepentingan dalam upaya
penanggulangan kemiskinan perdesaan.
I.5.2.2 Prinsip Dasar PNPM Mandiri Pedesaan
PNPM Mandiri Perdesaan mempunyai prinsip atau nilai-nilai dasar yang
selalu menjadi landasan atau acuan dalam setiap pengambilan keputusan maupun
tindakan yang akan diambil dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan PNPM
1. Transparansi dan Akuntabilitas. Masyarakat harus memiliki akses yang
memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan,
sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan
dipertanggungjawabkan, baik secara moral, teknis, legal maupun
administratif.
2. Desentralisasi. Kewenangan pengelola kegiatan pembangunan sektoral dan
kewilayahan dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah atau masyarakat,
sesuai dengan kapasitasnya.
3. Keberpihakan pada Orang/Masyarakat miskin. Semua kegiatan yang
dilaksanakan mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat
miskin dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung.
4. Otonomi. Masyarakat diberi kewenangan secara mandiri untuk
berpartisipasi dalam menentukan dan mengelola kegiatan pembangunan
secara swakelola.
5. Partisipasi/Pelibatan Masyarakat. Masyarakat terlibat secara aktif dalam
setiap proses pengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong
royong menjalankan pembangunan.
6. Prioritas Usulan. Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan
pemenuhan kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan, kegiatan mendesak
dan bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya masyarakat, dengan
mendayagunakan secara optimal berbagai sumber daya yang terbatas.
7. Kesetaraan dan Keadilan Gender. Laki-laki dan perempuan mempunyai
8. Kolaborasi. Semua pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan
kemiskinan didorong untuk mewujudkan kerjasama dan sinergi
antar-pemangku kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan.
9. Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan
kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat, tidak hanya untuk saat
ini tetapi juga di masa depan, dengan tetap menjaga kelestarian
lingkungan.
I.5.2.3 Ketentuan Dasar PNPM Mandiri Perdesaan
Ketentuan dasar PNPM Mandiri Perdesaan merupakan
ketentuan-ketentuan pokok yang digunakan sebagai acuan bagi masyarakat dan pelaku
lainnya dalam melaksanakan kegiatan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan pelestarian. Untuk mencapai tujuan secara lebih terarah,
ketentuan dasar tersebut meliputi:
1. Desa Berpartisipasi
Seluruh desa di kecamatan penerima PNPM Mandiri Perdesaan berhak
berpartisipasi dalam seluruh tahapan program. Untuk dapat berpartisipasi dalam
PNPM Mandiri Perdesaan, dituntut adanya kesiapan dari masyarakatdan desa
dalam menyelenggarakan pertemuan-pertemuan musyawarah secara swadaya dan
menyediakan kader-kader desa yang bertugas secara sukarela serta adanya
kesanggupan untuk mematuhi dan melaksanakan ketentuan dalam PNPM Mandiri
2. Kriteria dan Jenis Kegiatan
Kegiatan yang akan dibiayai dana Bantuan Langsung Masyarakat diutamakan
untuk kegiatan yang memenuhi kriteria:
a. Lebih bermanfaat bagimasyarakat miskin atau rumah tangga miskin
b. Berdampak langsungdalam peningkatan kesejahteraan.
c. Dapat dikerjakan oleh masyarakat.
d. Didukung oleh sumber daya yang ada.
e. Memiliki potensi berkembang dan berkelanjutan.
Jenis-jenis kegiatan yang dibiayai melalui Bantuan Langsung Masyarakat
PNPM Mandiri Perdesaan adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat
memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang secara
ekonomi bagi masyarakat miskin atau rumah tangga miskin.
b. Kegiatan peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan,
termasuk kegiatan pelatihan pengembangan keterampilan masyarakat
(pendidikan non formal).
c. Kegiatan peningkatan kapasitas/keterampilan kelompok usaha ekonomi
terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis
sumber daya lokal.
d. Penambahan permodalan simpan pinjam untuk kelompok perempuan.
e. Mekanisme Usulan Kegiatan
Setiap desa dapat mengajukan 3 (tiga) usulan untuk dapat didanai dengan
merupakan 1 (satu) jenis kegiatan yang secara langsung harus berkaitan. Tiga
usulan tersebut adalah:
a. Usulan kegiatan sarana prasarana dasar atau kegiatan peningkatan kualitas
hidup masyarakat (kesehatan atau pendidikan) atau peningkatan
kapasitas/keterampilan kelompok usaha ekonomi yang ditetapkan oleh
musyawarah desa khusus perempuan.
b. Usulan kegiatan simpan pinjam bagi kelompok perempuan (SPP) yang
ditetapkan oleh musyawarah desa khususnya perempuan.
c. Usulan kegiatan sarana prasarana dasar, kegiatan peningkatan kualitas
hidup masyarakat (kesehatan atau pendidikan) dan peningkatan
kapasitas/keterampilan kelompok usaha ekonomi yang ditetapkan oleh
musyawarah desa perencanaan
3. Jenis Kegiatan yang Dilarang
Jenis kegiatan yang tidak boleh didanai melalui PNPM Mandiri Perdesaan
adalah:
a. Pembiayaan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan militer atau angkatan
bersenjata, pembiayaan kegiatan politik praktis/partai politik.
b. Pembangunan/rehabilitasi bangunan kantor pemerintah dan tempat ibadah.
c. Pembelian senjata, bahan peledak, asbes dana bahan-bahan lain yang
merusak lingkungan (pestisida, obat-obatan terlarang dan lain-lain).
d. Pembelian kapal ikan yang berbobot diatas 10 ton dan perlengkapannya.
e. Pembiayaan gaji pegawai negeri sipil.
g. Kegiatan yang berkaitan dengan produksi, penyimpanan, atau penjualan
barang-barang yang mengandung tembakau.
h. Kegiatan apapun yang dilakukan pada lokasi yang ditetapkan sebagai
cagar alam, kecuali ada izin tertulis dari instansi yang mengelola lokasi
tersebut.
i. Kegiatan pengolahan tambang atau pengambilan dan penggunaan terumbu
karang.
j. Kegiatan yang berhubungan pengelolaan sumber daya air dari sungai yang
mengalir dari atau menuju negara lain.
k. Kegiatan yang berkaitan dengan pemindahan jalur kegiatan.
l. Kegiatan yang berkaitan dengan reklamasi daratan yang luasnya lebih dari
50 hektar (Ha).
m. Pembangunan jaringan irigasi baru yang luasnya lebih dari 50 Ha.
n. Kegiatan pembangunan bendungan atau penampungan air dengan
kapasitas besar, lebih dari 10.000 meter kubik.
4. Sanksi
Sanksi adalah salah satu bentuk pemberlakuan kondisi dikarenakan
adanyapelanggaran atas peraturan dan tata cara yang telah ditetapkan dalam
PNPM Mandiri Perdesaan. Sanksi bertujuan untuk menumbuhkan rasa
tanggungjawab berbagai pihak terkait dalam pengelolaan kegiatan PNPM Mandiri
Perdesaan. Sanksi tersebut dapat berupa:
a. Sanksi Masyarakat, yaitu sanksi yang ditetapkan melalui kesepakatan
dalam musyawarah masyarakat. Semua kesepakatansanksi dituangkan
b. Sanksi Hukum, yaitu sanksi yang diberikansesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
c. Sanksi Program, yaitupemberhentian bantuan apabilakecamatan atau desa
yang bersangkutan tidak dapat mengelola PNPM Mandiri
Perdesaandengan baik, seperti menyalahi prinsip-prinsip, penyalagunaan
dana atau wewenang, penyimpangan prosedur, hasil kegiatan tidak
terpelihara atau hasil kegiatan tidak dapat dimanfaatkan. Kecamatan
tersebut akan dimasukan sebagai kecamatan bermasalah sehingga dapat
ditunda pencairan dana yang sedang berlangsung, serta tidak dialokasikan
untuk tahun berikutnya.
I.5.2.4 Komponen Program pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan
Komponen pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan dalam mengatasi
kemiskinan masyarakat, yaitu :
1. Pengembangan Masyarakat
Komponen pengembangan masyarakat mencakup serangkaian kegiatan
untuk membangun kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat yang terdiri dari
pemetaan potensi, masalah dan kebutuhan masyarakat, perencanaan partisipatif,
pengorganisasian, pemanfaatan sumber daya, pemantauan, dan pemeliharaan
hasil-hasil yang telah dicapai. Untuk mendukung rangkaian kegiatan tersebut,
disediakan dana pendukung kegiatan pembelajaran masyarakat, pengembangan
relawan, dan operasional pendampingan masyarakat dan fasilitator,
pengembangan kapasitas, mediasi dan advokasi. Peran fasilitator terutama pada
2. Bantuan Langsung Masyarakat
Komponen Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) adalah dana stimulan
keswadayaan yang diberikan kepada kelompok masyarakat untuk membiayai
sebagian kegiatan yang direncanakan oleh masyarakat dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan terutama masyarakat miskin.
3. Peningkatan Kapasitas Pemerintahan dan Pelaku Lokal
Komponen peningkatan kapasitas pemerintahan dan pelaku lokal adalah
serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan pelaku
lokal/kelompok peduli lainnya agar mampu menciptakan kondisi yang kondusif
dan sinergi yang positif bagi masyarakat terutama kelompok miskin dalam
menyelanggarakan hidupnya secara layak. Kegiatan terkait dalam komponen ini
antara lain seminar, pelatihan, lokakarya, kunjungan lapangan yang dilakukan
secara selektif dan secara selektif dan sebagainya.
4. Bantuan Pengelolaan dan Pengembangan Program
Komponen bantuan pengelolaan dan pengembangan program meliputi
kegiatan-kegiatan untuk mendukung pemerintah dan berbagai kelompok peduli
lainnyadalam pengelolaan kegiatan seperti penyediaan konsultan manajemen,
pengendalian mutu, evaluasi, dan pengembangan program.
I.5.2.5 Ruang Lingkup PNPM Mandiri Perdesaan
Ruang lingkup kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan pada dasarnya terbuka
bagi semua kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati
masyarakat, meliputi:
a. Penyediaan dan perbaikan prasarana/sarana lingkungan pemukiman, sosial
b. Penyediaan sumber daya keuanggan melalui dana bergulir dan kredit
mikro untuk pengembangan kegiatan ekonomi masyarakat miskin.
Perhatian yang lebih besar diberikan bagi kaum perempuan untuk
memanfaatkan dana bergulir ini.
c. Kegiatan terkait peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama yang
bertujuan mempercepat pencapaian target MGDs.
d. Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan lokal melalui
penyadaran kritis, pelatihan keterampilan usaha, manajemen organisasi
dan keuangan, serta penerapan tata kepemerintahan yang baik.
I.5.2.6 Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan
Masyarakat desa terutama dari rumah tangga miskin merupakan sasaran
dari PNPM Mandiri Perdesaan sekaligus juga sebagai pelaku utama dari setiap
tahapan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan.Mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan sampai pelestarian. Sedangkan pelaku-pelaku lainnya dari aparat dan
konsultan di tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan seterusnya lebih berperan
sebagai fasilitator, pembimbing dan pembina agar tujuan, prinsip, kebijakan,
prosedur dan mekanisme PNPM Mandiri Perdesaan dapat tercapai dan
dilaksanakan secara benar dan konsisten.
Adapun beberapa pihak yang terlibat dalam pelaksanaan PNPM Mandiri
Perdesaan adalah sebagai berikut :
a. Kepala Desa
Peran Kepala Desa adalah sebagai Pembina dan pengendali kelancaran serta
terjadinya proses pelembagaan prinsip dan prosedur PNPM Mandiri
Perdesaan sebagai pola pembangunan partisipatif, serta pengembangan dan
pelestarian asset PNPM Mandiri Perdesaan yang telah ada di desa. Kepala
desa juga berperan mewakili desanya dalam pembentukan badan kerja sama
anatar desa.
b. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan, BPD berperan sebagai
lembaga yang mengawasi proses setiap tahapan PNPM Mandiri Perdesaan,
mulaidari sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan sampai pelestarian di desa.
Selain itu, juga berperan dalam melegalisasi atau mengesahkan peraturan desa
yang berkaitan dengan pelembagaan dan pelestarian PNPM Mandiri
Perdesaan di desa.
c. Tim Pengelola Kegiatan (TPK)
TPK berasal dari anggota masyarakat yang dipilih melalui musyawarah desa
yang secara umum mempunyai fungsi dan peran untuk mengelola dan
melaksanakan PNPM Mandiri Perdesaan. TPK terdiri dari Ketua sebagai
penanggung jawab operasional kegiatan di lapangan dan pengelolaan
administrasi serta keuangan program. Sekretaris dan Bendahara mebantu
Ketua TPK terutama dalam masalah administrasi dan keuangan.
d. Tim Penulis Usulan (TPU)
TPU berasal dari anggota masyarakat yang dipilih melalui musyawarah desa.
Peran TPU adalah menyiapkan dan menyusun gagasan-gagasan kegiatan
yang telah ditetapkan dalam musyawarah desa dan musywrah dea khusus
berdasarkan keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan jenis kegiatan
yang diajukan masyarakat.
e. Tim Pemantau
Tim pemantau adalah warga desa yang secara sukarela menjalankan fungsi
pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan yang
ada di desa. Keangotaannya berasal dari anggota masyarakat yang dipilih
melalui musyawarah desa. Jumlah anggota tim pemantau sesuai dengan
kebutuhan dan kesepakatan saat musyawarah. Hasil pemantauan kegiatan
disampaikan saat musywarah desa dan atar desa (jika diperlukan).
I.5.2.7 Kegiatan Pokok Program PNPM Mandiri Pedesaan
Lingkup kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan pada prinsipnya adalah
peningkatan kesehjateraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin pedesaan
secara mandiri melalui peningkatan partisipasi masyarakat ( terutama masyarakat
miskin, kelompok perempuan dan komunitas/kelompok yang terpinggirkan ),
meningkatnya kapsitas kelembagaaan masyarakat dan pemerintah, meningkatnya
modal sosial masyarakat serta inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna.
Usulan kegiatan yang dapat didanai dalam PNPM Mandiri Pedesaan dapat
diklasifikasikan atas 4 jenis kegiatan yang meliputi :
1. Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat
memberikan jangka pendek maupun jangka panjang secara ekonomi bagi
masyarakat miskin atau rumah tangga miskin.
2. Peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan termasuk
3. Kegiatan peningkatan kapasitas/ketrampilan kelompok usaha ekonomi
terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis
sumber ekonomi terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan
produksi berbasis sumber daya lokal.
4. Penambahan Modal Simpan Pinjam untuk kelompok Perempuan ( SPP ).
1.5.2.8 Indikator Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan
Edi Suharno (2008:38) mengungkapkan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan sebagai gerakan dalam perwujudan capital
building yang bernuansa pada pemberdayaan sumber daya manusia melalui
pengembangan kelembagaan, sarana dan prasarana, serta pengembangan
masyarakat.
Program pemberdayaan masyarakat ini dapat dilihat dari keberdayaan mereka
yang menyangkut kemampuan ekonomi, kemampuan mengakses manfaat
kesehjateraan, dan kemampuan kultural dan politis. Ketiga aspek tersebut
dikaitkan dengan empat dimensi kekuasaan yaitu kekuasaan didalam, kekuasaan
untuk, kekuasaan atas dan kekuasaan dengan yakni sebagai berikut:
1. Kebebasan mobilitas: kemampuan individu untuk pergi keluar rumah
atau wilayah tempat tinggalnya, seperti kepasar, fasilitas medis,
bioskop, rumah ibadah, kerumah tetangga. Tingkat mobilitas ini
dianggap tinggi jika individu mampu pergi sendirian.
2. Kemampuan membeli komoditas kecil: kemampuan individu untuk
membeli barang-barang kebutuhan keluarga sehari-hari ( beras, minyak
sabun mandi, rokok, bedak, sampo). Individu dianggap mampu
melakukan kegiatan ini terutama jika dia dapat membuat keputusan
sendiri tanpa meminta izin pasangannya: terlebih jika dia dapat
membeli barang-barang tersebut dengan menggunakan uangnya
sendiri.
3. Kemampuan membeli komoditas besar: kemampuan individu untuk
membeli barang-barang sekunder dan tersier, seperti lemari pakaian,
tv, radio, Koran, majalah pakaian keluarga. Seperti halnya indikator
diatas, poin tinggi diberikan terhadap individu yang dapat membuat
keputusan sendiri tanpa meminta izin pasangannya; terlebih jika ia
dapat membeli barang-barang tersebut dengan mengunakan uangnya
sendiri.
4. Terlibat dalam pembuatan keputusan-keputusan rumah tangga; mampu
membuat keputusan secara sendiri maupun bersama suami/istri
mengenai keputusan keluarga. Misalnya mengenai renovasi rumah,
pembelian hewan ternak, memperoleh kredit usaha
5. Kebebasan Relatif dari dominasi keluarga: responden ditanya
mengenai apakah dalam satu terakhir ada seseorang ( suami, istri,
anak-anak) yang mengambil uang, tanah, perhiasan dari dia tanpa
izinnya; yang melarang mempunyai anak; atau melarang bekerja diluar
rumah
6. Kesadaran hokum dan politik: mengetahui nama salah seorang
setempat; nama presiden; mengetahui pentingnya memiliki surat nikah
dan hokum-hukum waris.
7. Keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes; seorang dianggap
berdaya jika ia terlibat dalam kampanye atau bersama orang lain
melakukan protes.
8. Jaminan ekonomi dalam kontribusi terhadap keluarga; memiliki
rumah, asset, tanah, tabungan, seseorang dianggap memiliki poin
tinggi jika ia memilki aspek-aspek tersebut secara sendiri atau terpisah
dari pasangannya.
1.5.3 Pembangunan Desa
1.5.3.1 Pembangunan
Gerakan pembangunan ialah usaha yang berwatak kemanusiaan dan lahir
dari suatu kesaksian dan komitmen akan harkat dan martabat manusia. Secara
normatif pembangunan itu mesti mewujudkan manusiawi dan tampil sebagai
manisfestasi serta aktualisasi dari nilai-nilai insaniah yang penuh harkat dan
martabat. (Richard M Steers, 1980:67)
Oleh karena itu dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembangunan
bertujuan untuk meningkatkan derajat kemanusiaan yang berangkat dari nilai
hidup dan kebutuhan yang hendak dicapai oleh manusia.
Dalam mendorong dan melaksanakan pembangunan diperlukannya peran
aktif negara/pemerintah dengan diikuti oleh stakeholder lainnya dan masyarakat.
Peran pemerintah lebih diutamakan melalui perumusan, penetapan, pelaksanaan,
dan pengawasan kebijaksanaan pembangunan. Dalam pembangunan pemerintah
melaksanakan pembangunan tersebut. Administrasi negara juga memberikan
peran dalam mendukung proses pembangunan yakni mendukung proses
perubahan, memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan, serta mendorong
partisipasi aktif masyarakat. ( Nurlela Kataren, 2011:5)
Kehadiran administrasi pembangunan sebenarnya merupakan salah satu
paradigma admnistrasi negara yaitu paradigma yg berkembang setelah ilmu
administrasi negara sebagai ilmu administrasi pada sekitar tahun 1970. Mengacu
dari kerangka perkembangan administrasi pembangunan seperti tersebut di atas
Kristiadi (1994:21) memberi pengertian tentang Administrasi Pembangunan
adalah Administrasi Negara yang mampu mendorong kearah proses perubahan
dan pembaharuan serta penyesuaian. Oleh karena itu administrasi pembangunan
juga merupakan pendukung perencanaan dan implementasinya.
Masalah yg serius dihadapi oleh negara-negara berkembang adalah lemah
kemampuan birokrasi dalam menyelenggarakan pembangunan. Dari latar
belakang ini maka administrasi pembangunan yg berkembang di negara-negara
sedang berkembang memiliki perbedaan ruang lingkup dan karakteristik dengan
negara-negara yang telah maju. Dasar inilah Bintoro Tjokroamidjojo (1995)
mengemukakan bahwa administrasi pembangunan mempunyai tiga fungsi:
1. penyusunan kebijaksanaan penyempurnaan administrasi negara
yang meliputi upaya penyempurnaan organisasi pembinaan
lembaga yang diperlukan kepegawaian dan pengurusan
sarana-sarana administrasi lainnya. Ini disebut the development of
dikenal dengan istilah “Administrative Reform” (reformasi
admnistrasi).
2. perumusan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan program-programa
pembangunan di berbagai bidang serta pelaksanaan secara efektif.
Ini disebut the administration of development (Administrasi untuk
pembangunan). Administrasi untuk pembangunan (the
development of administration)
3. pencapaian tujuan-tujuan pembangunan tak mungkin terlaksana
dari hasil kegiatan pemerintahan saja. Faktor yg lebih penting
adalah membangun partisipasi masyarakat.
Administrasi pembangunan berperan aktif dan berkempentingan terhadap
tujuan-tujuan pembangunan dan berorientasi pada upaya yang mendorong
perubahan-perubahan kearah ke keadaan yang lebih baik dan berorientasi pada
masa depan.
1.5.3.2Desa
Desa dalam Undang Undang nomor 22/1999 desa sebagai suatu kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang
diakui dalam system pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten.
Beberapa ahli juga mengutarakan defenisi desa antara lain, menurut Yayuk
dan Mangku (2003) desa berarti tempat asal, tempat tinggal, negeri asal atau tanah
leluhur yang merajuk pada suatu kesatuan hidup dengan kesatuan norma serta
memiliki batas yang jelas. Ahli lain seperti Zakaria (2003:91) mengutarakan
yang memiliki suatu organisasi pemerintahan dengan serangkaian
peraturan-peraturan yang ditetapkan sendiri, serta berada di bawah pimpinan desa yang
dipilih dan ditetapkan sendiri.
Dalam defenisi ini menegaskan bahwa desa sebagai satu unit
kelembagaan pemerintahan mempunyai kewenangan pengelolaan wilayah
pedesaan. Wilayah pedesaan sendiri diartikan sebagai wilayah yang
penduduknyamempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber
daya alam dengan susunan fungsi wilayah sebagai pemukiman pedesaan,
pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
CorolieNdraha (1990:15), mengartikan pembangunan sebagai usaha untuk
meningkatkan kemampuan manusia untuk mempengaruhi masa depannya.
Sebaliknya dia mengatakan implikasi dari depenisi tersebut yaitu :
a. Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan optimal manusia baik
individu maupun kelompok ( Capacity ).
b. Pembangunan berarti mendorong tumbuhnya kebersamaan dan kemerataan
nilai dan kesejahteraan ( equity )
c. Menaruh kepercayaan kepada masyarakat untuk membangun dirinya
sendiri sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Kepercayaan ini
dinyatakan dalam bentuk kesempatan yang sama, kebebasan memilih dan
kekuasaan untuk memutuskan ( Empowerment).
d. Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan untuk membangun
e. Pembangunan berarti mengurangi ketergantungan Negara yang satu
dengan yang lainnya dan menciptakan hubunga yang saling menghormati (
Intrdepedence ).
Sedangkan menurut Bryan dan White( 1989 : 21-22 ) Pembangunan
sebagai upaya suatu peningkatan kapasitas untuk mempengaruhi masa depan
mempunyai beberapa implikasi antara lain :
a. Ia memberikan perhatian terhadap “ kapasitas “ terhadap apa yang ingin
dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan tenaga guna membuat
perubahan
b. Ia mencakup keadilan ( Equity )
c. Penumbuhan kuasa dan wewenang dalam pengertian bahwa jika
masyarakat mempunyai kuasa dan wewenang tertentu maka mereka akan
menerima mamfaat pembangunan.
d. Pembangunan berarti perhatian sunggu-sungguh terhadap saling
ketergantungan di dunia serta perlu menjamin bahwa masa depan dapat di
tunjang kelangsungannya.
Pendekatan pembangunan desa melalui cara pandang Demokrasi desa
sangat diperlukan sekali dalam era otonomi daerah pada saat ini dikarenakan
proses pembangunan desa tidak bisa terlepas dari segi demokrasi yang
mempunyai nilai-nilai kebersamaan dalam suatu masyarakat, Agenda
demokratisasi pada tingkat desa tidak dapat dipisahkan dengan beberapa variabel
pengaruh, antara lain : Derajat dan kualitas demokrasi, kapasitas kelembagaan
pemerintah desa,sumber daya masyarakat dalam proses pembangunan, desa
desa memiliki arti sangat strategis sebagai basis penyelenggaraan proses
pembangunan yang lebih mengutamakan ruang lingkup demokrasi bagi desa.
1.5.3.3 Pembangunan Desa.
Dalam pelaksanaan pembangunan di suatu desa, keterpaduan langkah dan
tujuan akan menentukan hasil yang akan dicapai. Pada dasarnya hakekat
pembangunan desa adalah pencapaian serta terciptanya kehidupan yang sejahtera,
aman, tertib, dan sehat bagi seluruh warga desa atau terciptanya masyarakat adil
dan makmur berdasarkan pancasila. ( I Nyoman Beratha, 1991:123)
Pembangunan masyarakat desa merupakan sesuatu proses dimana anggota
masyarakat desa pertama-tama mendiskusikan dan menentukan keinginan mereka,
kemudian merencanakan dan mengerjakan bersama untuk memenuhi keinginan
mereka tersebut. Oleh karna itu pembangunan desa adalah kegiatan atau proses
yang bertujuan untuk lebih mensehjaterakan atau meningkatkan derajat kehidupan
dari yang kurang baik kepada yang lebih baik disamping juga pembangunan desa
lebih mengutamakan keinginan warga desa dan ditujukan untuk kebaikan
bersama. (A. Suryadi, 1984:1).
Yan Indra mengemukakan ( 1997:43) tiga faktor yang dominant dalam
pembangunan desa:
1. Kebijakan Pemerintah (Top Down), dalam arti sebagai motivator,
fasilitator, dan dinamisator dalam mengerakkan masyarakat desa untuk
memberi respon yang positif melalui sikap mental (attitudes), rasa
memiliki (sence of belonging) dan mempunyai rasa tanggung jawab.
pelaksanaan, penikmatan manfaat atau hasil dan keikutsertaan dalam
mengevaluasi hasil-hasil pembangunan.
3. Suatu lembaga atau instansi baru yang bersifat otonom, berperan
menghimpun dana dan biaya, guna mengoptimalkan kegiatan
lembaga-lembaga pemerintah.
1.5.3.4 Indikator Pembangunan Desa
Pembangunan desa hanya mungkin berhasil dengan adanya rencana yang
baik, masuk akal dan dapat direalisasikan dalam jangka waktu yang direncanakan
sesuai dengan kebutuhan, tersedianya sumber tenaga manusia, modal dan sumber
daya lainnya serta adanya organisasi yang mampu untuk mewujudkan rencana
menjadi hasil. ( BN. Marbun, 1988:34)
R. Agusthoha Kuswata (1985:34) Mendefenisikan pembangunan desa adalah
usaha yang dilakukan dimana konsentrasinya lebih berfokus kepada peningkatan
pembangunan ekonomi desa dan peningkatan pembangunan sosial desa.
1.5.3.5 Pembangunan Desa Melalui Kelembagaan Desa
Istilah lembaga dan organisasi secara umum penggunaannya dapat
dipertukarkan dan hal tersebut menyebabkan keambiguan dan kebingungan
diantara keduanya. Pembedaan antara lembaga dan organisasi masih sangat kabur.
Organisasi yang telah mendapatkan kedudukan khusus dan legitimasi dari
masyarakat karena keberhasilannya memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat
dalam waktu yang panjang dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut telah
melembaga.Menurut Syahyuti (2006:37) setidaknya ada empat cara membedakan
kelembagaan dengan organisasi, yaitu:
2. Kelembagaan dari masyarakat itu sendiri, organisasi datang dari atas
3. Kelembagaan dan organisasi berada dalam satu kontinuum.
Organisasi adalah kelembagaan yang belum melembaga yang
sempurna adalah organisasi yang melembaga.
4. Organisasi merupakan bagian dari kelembagaan. Organisasi sebagai
organ kelembagaan.
Pemerintahan desa merupakan lembaga yang ada di dalam desa, dengan
control dari Badan Perwakilan Desa. Pemerintahan desa yang dipimpin oleh
kepala desa bertanggung jawab dalam melaksanakan kebijakan termasuk
melaksanakan proses pembangunan di daerahnya. Agar pembangunan dapat tepat
sasaran maka pemerintah desa bertugas untuk mengidentifikasi pembangunan
yang sesuai dengan di daerahnya sehingga peran pemerintah desa sebagai sarana
penyampaian kebijakan pemerintah kecamatan maupun kebijakan pemerintah
kabupaten dapat sampai di desa.
1.5.3.6 Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan
Proses pembangunan yang berkelanjutan memerlukan kerja sama dalam
semua pihak termasuk partisipasi masyarakat. Menurut Abdul A.S proyek
pembangunan yang melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan
pelaksanaan nya ternyata lebih baik dari tatacara konvensional yang bersifat top
down. Beberapa alasan partisipasi penting dalam proses pembangunan:
1. Partisipasi dalam praktek yang sederhana telah lama dibangun
dalam pemahaman, kesadaran dan kehidupan masyarakat
jika perubahan ini hanya dilakukan oleh sebagian kecil atau
kelompok tertentu yang tidak terlibat langsung
3. Pemecahan permasalahan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat
secara menyeluruh hanya dapat dilakukan melalui proses
interaksi, kerjasama dan berbagai peran.
4. Penggunaan sumber daya dan pelayanan bagi masyarakat tidak
dapat tercapai oleh gagasan yang dibangun oleh pemerintah atau
pengambil kebijakan saja, karena sumber daya pendukung lebih
banyak dimiliki oleh individu, kelompok atau organisasi
masyarakat. Oleh karena itu, kontribusi dan kerangka mekanisme
pelayanan harus melibatkan masyarakat sebagai pemilik dan
pengguna pelayanan itu.
5. Partisipasi merupakan suatu proses pelibatan orang lain terutama
kelompok masyarakat yang terkena langsung untuk merumuskan
masalah dan mencari solusi secara bersamaan.
6. Masyarakat memiliki informasi yang sangat penting untuk
merencanakan program yang lebih baik termasuk tujuan,
pengetahuan, situasi, struktur sosial dan pengalaman
menggunakan teknologi untuk kepentingannya
7. Masyarakat akan lebih termotivasi untuk bekerja sama dalam
program pembangunan, jika ikut terlibat dan bertanggung jawab
8. Dalam kehidupan demokratis, secara umum masyarakat menerima
bahwa mereka berhak berpartisipasi dalam keputusan mengenai
tujuan dan harapan yang ingin dicapai
9. Banyak permasalahan pembangunan dibidang pertanian,
kesehatan, ekonomi, pendidikan, dan kelembagaan yang tidak
mungkin dipecahkan dengan pengambilan keputusan perorangan.
Partisipasi kelompok sasaran dalam keputusan kolektif sangat
dibutuhkan.
I.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara suatu penelitian yang mana
kebenarannya perlu untuk diuji serta dibuktikan melalui penelitian. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dikatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empiris. (Sugiyono,
2005:70).
Berdasarkan pengertian tersebut, penulis mengetengahkan suatu hipotesis
yang dilandaskan pada teori yang relevan, yaitu :
Ho : terdapat pengaruh program nasioanal pemberdayaan
masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan terhadap pembangunan
desa.
Ha : tidak terdapat pengaruh program nasioanal pemberdayaan
I.7 Defenisi Konsep
Konsep merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang
menjadi pusat penelitian ilmu sosial (Singarimbun, 1995 : 33). Berdasarkan
pengertian tersebut, maka penulis mengemukakan defenisi dari beberapa konsep
yang digunakan :
1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan
merupakan sebagai gerakan perwujudan capital building yang bernuansa
pada pemberdayaan sumber daya manusia melalui pengembangan
kelembagaan, sarana dan prasarana, serta pengembangan masyarakat
2. Pembangunan desa adalah usaha yang dilakukan dimana konsentrasinya
lebih berfokus kepada peningkatan pembangunan ekonomi desa dan
peningkatan pembangunan sosial desa
1.8 Defenisi Operasional
Defenisi Operasional adalah unsur-unsur penelitian yang
memberitahukan bagaimana mengukur suatu variabel sehingga dengan
pengukuran tersebut dapat diketahui indikator-indikator apa saja untuk
mendukung analisa dari variabel-variabel tersebut. ( Singarimbun, 1989: 46)
Defenisi Operasional merupakan spesialisasi kegiatan penelitian dalam
mengukur suatu variabel. Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam
penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas/ Independen Variabel (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Program Nasional Pemberdayaan
A. Pemberdayaan sumber daya manusia
a. Pelatihan masyarakat
b. Pendampingan kepada masyarakat secara berkelanjutan
B. Pengembangan kelembagaan
a. Pembimbingan lembaga masyarakat
b. Pemberian dukungan/bantuan kepada lembaga masyarakat
c. Pengkoordinasian lembaga masyarakat dalam kemitraan
C. Sarana dan Prasarana
a. Perbaikan infrastruktur
b. Menciptakan infrastruktur baru
D. Pengembangan Masyarakat
a. Penyuluhan yaituproses perubahan prilaku masyarakat melalui sosialiasai
agar mau melakukan perubahan tersebut demi tercapainya perbaikan
kehidupan
b. Memfasilitasi yaitu sesuatu yang dapat membantu dan memudahkan
penggunanya dalam melaksanakan sesuatu
c. Pelayanan yaitu merupakan usaha melayani kebutuhan masyarakat
2. Variabel Terikat/ Dependent Variabel (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Pembangunan Desa dengan
indikatornya adalah:
A. Pembangunan desa dalam bidang ekonomi
B. Pembangunan desa dalam bidang sosial
a) Peningkatan pendidikan masyarakat
b) Peningkatan kesehatan masyarakat
1.9 Sistematika Penulisan
Bab 1 : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi
konsep, defenisi operasional, dan sistematika penulisan.
Bab II : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi
dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.
Bab III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan data atau karakteristik objek yang relevan dengan
topik penelitian.
Bab IV : PENYAJIAN DATA
Bab ini menyajikan data yang diperoleh selama peneliti di lapangan
dan atau berupa dokumen-dokumen yang akan dianalisis.
Bab V : ANALISA DATA
Bab ini berisikan tentang kajian dan analisa data yang diperoleh
pada saat penelitian dan memberikan interprestasi terhadap
masalah yang diajukan.
Bab VI : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran atas penelitian yang telah
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
analisa kuantitatif dengan maksud mencari pengaruh antara variabel independen
dengan variabel dependen. Dengan metode ini diharapkan dapat menggambarkan
dan menerangkan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang
diperoleh.
2.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Suka Damai Kecamatan Sei Bamban
Kabupaten serdang Bedagai.
2.3. Populasi dan Sampel 2.3.1. Populasi
Menurut Sugiyono (2004:72), Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah kepala keluarga sebanyak 1004 orang dan ditambah aparatur desa yang
2.3.2 Sampel
Menurut Singarimbun (1995:104) sampel diartikan sebagai bagian dari
populasi yang menjadi sumber data sebenarnya. Dengan kata lain sampel adalah
bagian dari populasi. Pengambilan sampel dimaksudkan sebagai representative
dari seluruh populasi, sehingga kesimpulannya juga berlaku bagi keseluruhan
populasi.
Menurut Arikunto (1998:104) apabila subjek penelitian kurang dari 100
orang, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian
populasi. Apabila lebih dari 100 orang, maka diambil 10 % sampai 15 % atau 20%
sampai 25 % atau lebih. Adapun jumlah subjek dalam penelitian ini adalah adalah
kepala keluarga di desa ini berjumlah 1004 x 10% = 100 kepala keluarga dan
ditambah aparatur desa yang berjumlah 5 orang.
2.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam data menurut
klasifikasi jenis dan sumbernya yaitu :
1. Pengumpulan data primer, adalah pengumpulan data yang dilakukan
secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer tersebut
dilakukan dengan instrument sebagai berikut :
a. Metode Angket ( kuisioner ), yaitu pemberian daftar pertanyaan
secara tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan
beberapa alternative jawaban.
b. Metode Observasi ( Pengamatan ), yaitu melakukan pengamatan
secara langsung terhadap fenomena- fenomena yang berkaitan
2. Pengumpulan data sekunder adalah kegiatan penelitian yang dilakukan
dengan cara menelaah sejumlah buku, karya ilmiah dan, dokumen/arsip
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
2.5. Teknik Penentuan Skor
Teknik penentuan skor oleh nilai yang digunakan dalam penelitian ini
adalah memakai skala ordinal yang menjawab kuisioner yang disebarkan kepada
responden. (Singarimbun, 1995:102)
Melalui penyebaran kuisioner yang berisikan beberapa pertanyaan yang
akan diajukan kepada responden, maka ditentukan skor pada setiap pertanyaan.
Penentuan ini dihitung berdasarkan alternatif a, b, c, d dan e yang akan diberikan
skor sebagai berikut:
Untuk alternatif jawaban a diberi skor 5
Untuk alternatif jawaban b diberi skor 4
Untuk alternatif jawaban c diberi skor 3
Untuk alternatif jawaban d diberi skor 2
Untuk alternatif jawaban e diberi skor 1
Kemudian untuk uji scoring pada data dan informasi dengan cara memberi
skor pada data dan informasi yang dianalisis dan kemudian dihitung rata-rata
persentasenya. Hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan kesimpulan yang
dapat memberikan arahan terhadap saran atau rekomendasi sebagai upaya
Untuk mengetahui kategori jawaban dari masing-masing variable apakah
termasuk tinggi, sedang atau rendah ditentukan skala interval dengan formula
sebagai berikut :
Maka diperoleh : 0,80
Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing
variabel yaitu:
KATEGORI NILAI
Sangat Tinggi 4,25 – 5,00
Tinggi 3,43 – 4,23
Sedang 2,62 – 3,42
Rendah 1,81 – 2,61
Sangat Rendah 1,00 – 1,80
2.6 TEKNIK ANALISA DATA
Teknik analisa data yang digunakan penulis adalah teknik analisa data kuantitatif,
yaitu analisa yang digunakan untuk menguji hubungan atau pengaruh variabel bebas (X)
dan variabel terikat (Y), yaitu dengan menggunakan:
a. Koefisien Korelasi Product Moment
Untuk mengetahui koefisien korelasi x terhadap variabel y digunakan rumus
Product Momen (Sugiyono, 2005:212) sebagai berikut:
rxy=
2 2
2
2
y y
N x x
N
y x xy
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antar variabel x (skor subjek tiap butir) dengan
variabel y (total skor subjek dari keseluruhan butir).
x = Variabel bebas
y = Variabel terikat
N = jumlah sampel
Untuk menggunakan rumus di atas, maka langkah-langkah yang ditempuh
adalah sebagai berikut:
1. Mentabulasi data skor ke dalam tabel.
2. Menghitung ∑x, ∑y, ∑y²,(∑x)², (∑y)², ∑xy.
3. Menghitung rxy dengan rumus di atas.
4. Membandingkan r xy hasil perhitungan dengan tabel harga kritik r product
moment, dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r
tabel).
Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan tiga kemungkinan
yaitu:
1. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r = 0) berarti
hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada.
2. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +) artinya kenaikan nilai
variabel yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan positif.
3. Koefisien korelasi yang diperoleh negatif (r = -) artinya kedua variabel
negatif dan menunjukkan meingkatnya variabel yang satu diikuti
Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah antara
kedua berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau
interpretasi angka sebagai berikut :
Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang
diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel
korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila r tersebut
signifikan, artinya hipotesis kerja/hipotesis alternatif dapat diterima.
b. Pengujian hipotesis
Untuk menguji hipotesis, pengaruh antara Pemungutan Pajak Reklame (X)
denga