32 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini, objek yang diteliti adalah jasa layanan pengantaran makanan (food delivery) ShopeeFood dan yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian adalah masyarakat Jakarta yang pernah menggunakan jasa layanan pengantaran makanan dari ShopeeFood.
3.2 Disain Penelitian
Disain Penelitian yang akan digunakan untuk penelitian ini yaitu diambil dari desain penelitian menurut Cooper & Schlinder (2017:148) yaitu:
3.2.1 Tingkat Perumusan Masalah
Berdasarkan pada tingkat perumusan masalahnya, penelitian yang akan dilakukan ini termasuk ke dalam desain penelitian formal (formalized study), karena penelitian ini dilakukan karena adanya batasan masalah dan
bertujuan untuk menguji hipotesis dan mencoba menjawab pertanyaan- pertanyaan yang terdapat dalam sebuah batasan masalah tersebut.
3.2.2 Metode Pengumpulan Data
Berdasarkan pada metode pengumpulan data, penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode studi komunikasi yaitu dengan
33
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dikemas dalam sebuah kuesioner yang tujuannya untuk bisa mengumpulkan jawaban dari hasil kuesioner tersebut (Cooper dan Schlinder, 2017:148). Kemudian kuesioner tersebut akan disebarkan kepada responden dengan menggunakan bantuan google form agar memudahkan dalam hal menjangkau para responden yang dituju.
3.2.3 Tujuan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis memilih untuk menggunakan desain penelitian yaitu desain deskriptif, yaitu bersifat suatu paparan yang digunakan untuk mendeskripsikan hal-hal yang ditanyakan dalam penelitian yaitu ingin mengetahui dan menjelaskan apakah ada pengaruh antara digital marketing dan kualitas layanan terhadap keputusan pembelian makanan melalui aplikasi layanan ShopeeFood di Jakarta.
3.2.4 Dimensi Waktu
Penelitian ini dipandang sebagai suatu studi lintas bagian (cross- section). Hal ini disebabkan penelitian ini hanya mewakili satu periode tertentu saja dalam sebuah kurun waktu dan pengumpulan data juga hanya dilakukan satu kali dalam satu waktu.
3.2.5 Ruang Lingkup Topik Bahasan
Penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan studi statistik yang berupaya untuk bisa memperoleh karakteristik populasi dengan membuat sebuah kesimpulan dari karakteristik sampel. Penelitian ini berupa studi
34
statistik terhadap sampel konsumen yang pernah menggunakan jasa pelayanan pengantaran makanan dari ShopeeFood di Jakarta.
3.2.6 Lingkungan Penelitian
Berdasarkan ruang lingkup penelitian yang dilakukan, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian survei yang dimana peneliti membuat beberapa pertanyaan yang dikemas dalam sebuah survei atau kuesioner. Kemudian kuesioner tersebut akan disebarkan melalui bantuan google form yang kemudian akan di bagikan kepada para responden untuk bisa menjawab beberapa pertanyaan-pertanyaan yang telah disajikan.
3.3 Populasi dan Sampel
Dalam hal melakukan penelitian ini dibutuhkan populasi dan sampel yang digunakan sebagai objek dari penelitian ini:
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2018:126) mengemukakan bahwa populasi adalah sebuah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk bisa dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini skala populasi yang diambil adalah masyarakat yang sudah pernah menggunakan layanan aplikasi ShopeeFood.
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2018:127) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari total jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Pada penelitian ini, penulis memilih untuk menggunakan teknik
35
pengambilan non probability sampling. Menurut Sugiyono (2018:131) mengemukakan non probability sampling adalah teknik dalam pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama untuk setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan, dalam pengambilan sampel untuk keperluan penelitian, penulis menggunakan teknik sampling purposive, dalam teknik ini menjelaskan bahwa dalam menentukan sampel memerlukan beberapa pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2018:133).
Dalam menentukan jumlah sampel yang akan diambil, penulis menggunakan beberapa referensi teori untuk dijadikan acuan dalam penentuan sampel penelitian ini, seperti yang dikemukakan oleh Roscoe dalam Sugiyono (2018:144) yang mengatakan bahwa dalam ukuran sampel dalam sampel penelitian memiliki beberapa kriteria tertentu yaitu ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah berkisar dari 30-500 responden dan jika dalam penelitian melakukan analisis dengan multivariate maka jumlah anggota sampel yang diambil yaitu minimal 10 kali dari jumlah variabel yang akan diteliti. Sedangkan menurut Hair et al dalam Mardhiyyah dan Fadilla (2021:346) yang menyatakan bahwa bila ukuran sampel yang terlalu besar maka akan menyulitkan peneliti dalam mendapatkan responden yang cocok, maka disarankan ukuran sampel yang sesuai yaitu antara 100- 200 responden, dan Hair et al dalam Mardhiyyah dan Fadilla (2021:346) mengemukakan rumus cara menentukan jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
N = 5 x Variabel Indikator Penelitian
36
Berdasarkan hasil perhitungan rumus tersebut, didapatkan bahwa jumlah indikator yang akan di teliti yaitu berjumlah 22 indikator, maka jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 110 responden. Pada penelitian ini sampel responden yang akan diambil adalah masyarakat yang sudah pernah menggunakan layanan aplikasi ShopeeFood dengan kriteria yaitu masyarakat yang berusia 17 tahun keatas dan bertempat tinggal di wilayah Jakarta.
3.4 Variabel Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah ada beberapa analisis yang harus diteliti yaitu berkaitan dengan digital marketing, Kualitas Layanan dan Keputusan Pembelian pengguna layanan ShopeeFood
3.4.1 Variabel Digital Marketing dengan pengukurannya yaitu:
Tabel 3. 1
Variabel Digital Marketing
Variabel Dimensi Indikator Skala
Digital Marketing
Customer Engagement
Konten iklan ShopeeFood kreatif Likert
Permission Marketing
• Saya bersedia berlangganan di ShopeeFood karena mendapatkan diskon makanan
• Saya bersedia berlangganan di ShopeeFood karena mendapatkan diskon biaya pengiriman
Likert
Content Marketing
• ShopeeFood menampilkan konten iklan diskon makanan yang menarik
Likert
37
• ShopeeFood menampilkan konten iklan diskon biaya pengiriman yang menarik Sumber: Chaffey dan Chadwick (2016: 43)
3.4.2 Variabel Kualitas Layanan dengan pengukurannya yaitu:
Tabel 3. 2
Variabel Kualitas Layanan
Variabel Dimensi Indikator Skala
Kualitas Layanan
Kehandalan (Reliability)
• Driver ShopeeFood mengirimkan makanan sesuai dengan estimasi tiba
• Driver ShopeeFood mampu menangani masalah pelanggan dengan baik
Likert
Daya Tanggap (Responsiveness)
• Driver ShopeeFood memberikan pelayanan pengiriman yang cepat
• Driver ShopeeFood bersedia memenuhi permintaan pelanggan dengan baik
Likert
Jaminan (Assurance)
• Driver ShopeeFood menjamin keamanan makanan sampai dengan tujuan
• Saya merasa aman saat bertransaksi melalui layanan ShopeeFood menggunakan ShopeePay
Likert
Empati (Emphaty)
Driver ShopeeFood memberikan perhatian ekstra kepada konsumen
38
yang memberikan keluhan dan masukan
Bukti Fisik (Tangible)
• Driver ShopeeFood
berpenampilan baik dan ramah
• Aplikasi ShopeeFood memiliki kemudahan dalam
pengunaannya
Likert
Sumber: Kotler dan Keller (2016: 442)
3.4.3 Variabel Keputusan Pembelian dengan pengukurannya yaitu:
Tabel 3. 3
Variabel Keputusan Pembelian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Keputusan Pembelian
Pilihan Produk Saya memesan makanan menggunakan aplikasi layanan food delivery ShopeeFood karena pilihan produk makanan yang tersedia sangat beragam
Likert
Pilihan Merek Saya selalu menggunakan aplikasi layanan food delivery ShopeeFood untuk memesan makanan
Likert
Pilihan Penyalur • Saya menggunakan aplikasi layanan food delivery ShopeeFood karena biaya pengiriman yang lebih murah
• Saya menggunakan aplikasi layanan food delivery
ShopeeFood karena diskon yang diberikan
• Saya menggunakan aplikasi layanan food delivery ShopeeFood karena
Likert
39
penggunaannya yang sangat mudah
Jumlah Pembelian
Stock makanan yang tersedia di ShopeeFood selalu tersedia
Likert
Waktu Pembelian
Dalam satu bulan saya memesan makanan menggunakan aplikasi layanan food delivery ShopeeFood sebanyak.... kali
Likert
Metode Pembayaran
Saya memilih menggunakan aplikasi layanan food delivery ShopeeFood karena kemudahan dalam metode pembayarannya
Likert
Sumber: Wardhana (2019:3994)
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik komunikasi yaitu dengan cara menyebarkan kuesioner secara online dengan menggunakan bantuan google form kepada para responden yang
pernah menggunakan jasa pelayanan pengantaran makanan dari ShopeeFood di Jakarta. Skala yang digunakan dalam kuesioner tersebut yaitu menggunakan skala likert. Sugiyono (2018:146) mengungkapkan bahwa skala likert dipakai untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai fenomena sosial. Dengan menggunakan skala likert, variabel yang akan di ukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian variabel tersebut akan dijadikan sebagai titik tolak dalam menyusun item-item instrumen yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan, dan jawaban dari setiap item
40
instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai skala lima poin sebagai berikut:
Tabel 3. 4
Pengukuran Skala Likert
No. Keterangan Bobot
1 Tidak Setuju (TS) 1
2 Kurang Setuju (KS) 2
3 Cukup Setuju (CS) 3
4 Setuju (S) 4
5 Sangat Setuju (SS) 5
3.6 Teknik Analisa Data
Setelah melakukan pengumpulan data dan data terkumpul melalui kuesioner, data harus diolah agar dapat berguna dan memudahkan dalam hal penelitian. Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.6.1 Uji Validitas
Menurut Ghozali (2018:51), Uji Validitas pada umumnya dipakai untuk mengukur dan mengetahui sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Sebuah kuesioner bisa dikatakan valid apabila jika pertanyaan yang ada pada kuesioner mampu untuk mendeskripsikan sesuatu yang ingin diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi pada uji validitas disini ingin mencoba mengukur apakah pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang dibuat itu sudah dapat mengukur apa yang akan hendak untuk diukur.
41
𝑟 =
𝑛(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋 ∑ 𝑌)
√[𝑛 ∑ 𝑋2 −( ∑ 𝑋)2 ] [𝑛(∑ 𝑌2 ) −(∑ 𝑌)2
Uji validitas pada umumnya dilakukan untuk bisa memastikan bahwa masing-masing pertanyaan dalam instrumen penelitian mampu mengukur variabel yang ditetapkan dalam penelitian ini sehingga nantinya tidak ada lagi pertanyaan atau pernyataan yang keluar dari topik.
Sebuah kuesioner dikatakan valid, jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signfikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05. Artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi siginifikan terhadap skor total. Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan uji validitas korelasi bivariate pearson (Produk Momen Pearson) dimana setelah r hitung ditemukan, r hitung dibandingkan dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n - 2. Kriteria pengambilan keputusan:
1. Jika nilai r hitung > r tabel (0,361), pada nilai signifikasi 5% maka instrumen dinyatakan valid.
2. Jika nilai r hitung < r tabel (0,361), pada nilai signifikasi 5% maka instrumen dinyatakan tidak valid.
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment yaitu sebagai berikut:
𝑟 = 𝑛(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋 ∑ 𝑌)
√[𝑛 ∑ 𝑋2 −( ∑ 𝑋)2 ] [𝑛(∑ 𝑌2 ) −(∑ 𝑌)2
Keterangan
𝑟 = Koefisien Korelasi
42 x = Skor Variabel
y = Skor total dari variabel (jawaban responden) n = Jumlah responden
3.6.2 Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2016:47), sebuah kuesioner dikatakan reliabel atau handal apabila jawaban seseorang terhadap pernyataan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap pertanyaan yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama pula. Uji reliabilitas juga mengukur apakah suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel atau handal.
Dapat dikatakan handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >
0.700. Kriteria pengambilan keputusan:
1. Nilai alpha cronbach > nilai r tabel (0,70), maka instrumen dinyatakan reliabel
2. Nilai alpha cronbach < nilai r tabel (0,70), maka instrumen dinyatakan tidak reliabel
Dalam melakukan uji reliabilitas, peneliti menggunakan alat ukur yaitu Cronbanch Alpha, yaitu sebagai berikut:
𝑟𝑖𝑖 =
[
𝑘𝑘−1
] [1 −
∑ 𝜎𝑏2𝜎𝑡2
Keterangan:
𝑟𝑖𝑖 = Reliabilitas Instrument
𝑘 = Jumlah butir dalam skala pengukuran
43
∑𝜎𝑏2 = Jumlah Varian butir σt2 = Varian total
3.6.3 Analisis Deskriptif
Menurut Ghozali (2018:45) mengemukakan analisis deskriptif dapat memberikan gambaran atau deskripsi mengenai suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan kemencengan distribusi.
A. Rata-Rata Hitung (Mean)
Mean bertujuan untuk menjumlahkan seluruh nilai data suatu kelompok sampel yang kemudian dibagi dengan jumlah sampel tersebut, dan mean dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑥 =
1𝑛
∑
𝑛𝑖=1𝑥𝑖
Keterangan
𝑥 = Rata-Rata Hitung
𝑥𝑖 = Nilai sampel ke-𝑖𝜎𝑏2 = Jumlah Varian butir 𝑛 = Jumlah sampel
B. Analisis Persentase (%)
Analisis persentase biasanya digunakan agar dapat mengetahui jumlah jawaban terbanyak yang dikemas dalam bentuk persentase, rumus yang dipakai adalah sebagai berikut:
Fr =
∑𝐹𝑛
x 100%
Keterangan
Fr : Frekuensi Relative
44 F : Frekuensi
n : Responden C. Rentang Skala
Pada penelitian ini, rentang skala digunakan dalam hal untuk menggambarkan keseluruhan pernyataan responden atas suatu variabel, dan rumus yang digunakan yaitu:
range =
𝑚−𝑛𝑏 Keterangan
𝑚
: Rata-Rata nilai tertinggi𝑝
: Rata-Rata nilai terendah𝑏
: Jumlah kelas atau banyaknya kategoriDengan peringkat jawaban tertinggi yaitu 5 dan terendah yaitu 1, serta dengan jumlah kelas atau kategori yaitu 5, maka dapat ditentukan rentang skalanya yaitu sebagai berikut:
RS = 5−1
5 = 0,8
Gambar 3. 1 Rentang Skala
Sumber: (Ghozali, 2018)
Keterangan
1,00 – 1,80 = Tidak Setuju (TS) 1,81 – 2,60 = Kurang Setuju (KS) 2,61 – 3,40 = Cukup Setuju (CS) 3,41 – 4,20 = Setuju (S)
4,21 – 5,00 = Sangat Setuju (SS)
1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00
TS KS CS S SS
45 3.6.4 Analisis Regresi
Menurut Ghozali (2018:95), analisis regresi selain digunakan untuk dapat mengukur hubungan antara dua variabel atau lebih, juga digunakan untuk hal mengetahui hubungan variabel independen terhadap variabel dependen dengan persamaan linier. Jika menggunakan satu variabel independen maka dapat disebut analisis regresi linier sederhana, karena penelitian ini terdapat dua variabel independen yang diteliti maka menggunakan analisis regresi linier berganda.
A. Uji Asumsi Klasik
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan analisis regresi linier berganda sehingga sebelum analisis ini dilakukan maka harus dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Dan uji asumsi klasik ini digunakan untuk menguji kualitas data yang akan diregresikan. Uji asumsi klasik yang akan diuji yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas. Dalam uji asumsi klasik memiliki rumus yang dijelaskan sebagai berikut
Y = 𝛽0 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + Ɛ
Keterangan
Y : Variabel Dependen 𝛽0 : Konstanta
𝛽1 : Koefisiensi regresi variabel 𝑋1
𝛽2 : Koefisiensi regresi variabel 𝑋2
𝑋1 : Digital Marketing 𝑋2 : Kualitas Layanan
46 1. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2018:161), Uji normalitas bertujuan untuk bisa menguji apakah pada sebuah model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi yang normal. Pada umumnya, model regresi yang baik seharusnya memiliki distribusi data yang normal ataupun mendekati normal
Untuk uji normalitas dapat menggunakan uji statistic non- parametrik kolmogorov-smirnov. Dasar dalam pengambilan keputusannya yaitu jika nilai kolmogorov-smirnov > tingkat signifikansi (= 5%) maka data terdistribusi secara normal. Sebaliknya apabila nilai kolmogorov-smirnov < tingkat signifikansi (=5%), maka tidak terdistribusi normal.
Hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut Ho = Data terdistribusi normal
Ha = Data tidak terdistribusi normal 2. Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2018:137), Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah pada sebuah model regresi telah terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamat ke pengamat yang lain. Jika variansi dari residual satu pengamat ke pengamat lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka disebut dengan heterokedastisitas. Model regresi yang baik pada umumnya adalah yang memiliki homokedastisitas atau yang tidak terjadi heterokedastisitas
47
Deteksi dari adanya sebuah heterokedastisitas yaitu dengan melihat apakah ada tidaknya pola tertentu pada grafik atau menggunakan statistik uji. Statistik uji yang digunakan adalah Uji Glesjser. Uji Glesjser disini dilakukan dengan cara meregrasi nilai absolute dari nilai residual terhadap variabel independen. Dari hasil regresi tersebut, dapat diketahui bahwa terjadi atau tidak heteroskedastisitas. Untuk kriteria keputusannya yaitu:
A. Jika P-value ≤ nilai α (α = 5%), maka terbukti terjadi heteroskedastisitas.
B. Jika P-value ≥ nilai α (α = 5%), maka tidak terbukti terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolonieritas
Menurut Ghozali (2018:107), uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi yang ditemukan memiliki korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik pada umumnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen.
Dasar pengambilan keputusan uji multikolinearitas yaitu
A. Jika VIF < 10 dan Tolerance > 0,10, maka bebas multikolonieritas.
B. Jika VIF > 10 dan Tolerance < 0,10, maka terdapat multikolonieritas.
B. Uji Signifikansi Keseluruhan dari Regresi Sample (Uji Statistik F) Menurut Frost (2019:67), Uji F pada umumnya dilakukan untuk bisa melihat apakah variabel independen terdapat pengaruh terhadap
48
variabel dependen. Uji F digunakan untuk menunjukkan signifikansi model regresi, apakah model regresi yang digunakan telah layak atau dinyatakan baik (good of fit), sehingga agar dapat dipastikan apakah model tersebut dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (5%) dengan kriteria penolakan atau penerimaan hipotesis sebagai berikut:
1. Jika nilai Sig. < 0,05 dan F hitung > F tabel, maka tolak Ho yang berarti model dapat dikatakan layak untuk digunakan dalam penelitian.
2. Jika nilai Sig. > 0,05 dan F hitung < F tabel, maka terima Ho yang berarti model dapat dikatakan tidak layak untuk digunakan dalam penelitian..
Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
Ho : β1 = β2 = ... = β5 = 0 Ha : 𝛽1 ≠ 𝛽2 ≠ ... ≠ 𝛽𝑘 ≠ 0
C. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Menurut Priyatno dalam Ernanda (2017), Uji statistik t pada umumnya dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh antara satu variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α = 5%). Adapun penerimaan atau penolakan dari hipotesis dalam uji t berdasarkan pada kriteria berikut:
49
1. Jika nilai signifikasi ≤ 0,05, maka tolak Ho yang berarti variabel independen secara individual berpengaruh dan signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikasi ≥ 0,05, maka terima Ho yang berarti variabel independen secara individual berpengaruh dan tidak signifikan terhadap variabel dependen.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
Ho : 𝛽1 = 0 Ha : 𝛽1 ≠ 0
D. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2018:97), uji koefisien determinasi (R²) pada umumnya dipakai untuk dapat mengukur seberapa jauh dari kemampuan model dalam mencoba menerangkan variasi pada variabel dependen.
Nilai pada koefisien determinasi akan selalu positif karena merupakan hasil rasio dari jumlah kuadrat, antara 0 dan 1. Dengan kriteria sebagai berikut:
1. R² = 0, artinya bahwa variabel independen (X) secara sepenuhnya tidak mempunyai kemampuan untuk menjelaskan variabel dependen (Y).
2. R² = 1, artinya bahwa variabel independen (X) secara sepenuhnya mempunyai kemampuan untuk menjelaskan variabel dependen (Y)