• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA PEMBELAJARAN LUAS BANGUN DATAR TRAPESIUM MELALUI PENDEKATAN OPEN-ENDED (Penelitian Pre-Eksperimen di Kelas V SDN Cieunteung 2 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA PEMBELAJARAN LUAS BANGUN DATAR TRAPESIUM MELALUI PENDEKATAN OPEN-ENDED (Penelitian Pre-Eksperimen di Kelas V SDN Cieunteung 2 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya )."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA PEMBELAJARAN LUAS BANGUN DATAR TRAPESIUM MELALUI

PENDEKATAN OPEN-ENDED

(Penelitian Pre-Eksperimen di Kelas V SDN Cieunteung 2 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya )

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh Ade Novia NIM 1004185

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2014

(2)

ADE NOVIA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA PEMBELAJARAN LUAS BANGUN DATAR TRAPESIUM MELALUI

PENDEKATAN OPEN-ENDED

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Dr. Hj. Epon Nuraeni, M.Pd NIP. 195710131983032001

Pembimbing II

Drs. H. Oyon Haki Pranata, M.Pd NIP.195606061986031002

Mengetahui,

Ketua program studi PGSD

UPI Kampus Tasikmalaya

(3)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

PADA PEMBELAJARAN LUAS BANGUN DATAR

TRAPESIUM MELALUI PENDEKATAN

OPEN-ENDED

Oleh

Ade Novia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Ade Novia 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(4)

iii

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

PADA PEMBELAJARAN MATERI LUAS BANGUN DATAR TRAPESIUM

MELALUI PENDEKATAN OPEN-ENDED population and sample 2 with 21 fifth grade students using this type of research Pree-gathering techniques exsprimental through pre-test and posttest on the broad concept of flat trapezoidal wake as the object of research with the goal after learning through open-ended approachthere is an increase in students' ability to think creatively on a broad concept of waking flat trapezoid. after statistical analysis, descriptive, N-Gain test and test welcoxson, then there is an increase in the quality of students' creative thinking ability in middle category. to test the hypothesis test welcoxson with asymp sig value of 0.00, mk obtained asymp sig value <0.05. so can simbulkan that rejected and accepted, which means there are differences in students' increased ability to think creatively on a broad concept of flat trapezoidal account after waking do learning through open ended approach.

Kurangnya kemampuan berpikir kreatif siswa selalu menjadi masalah yang terus dicari solusinya. Berbagai pendekatan dengan berbagai variasi dan rangsangan telah dihasilkan, dengan kelebihan dan kekurangannya. Maka salah satunya peneliti mengembangkan pembelajaran melalui pendekatan open-ended. Penelitian ini berlokasi di SDN Cieunteung 2 dengan populasi dan sampel 21 siswa kelas V, dengan menggunakan jenis penelitian pre-exsperimental melalui teknik pengumpulan data pre-test dan posttest pada konsep luas bangun datar trapesium sebagai objek penelitian dengan tujuan setelah pembelajaran melalui pendekatan open-ended terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep luas bangun datar trapesium. Setelah dilakukan analisis statistik deskriptif, uji N-Gain dan uji wilcoxson, maka terdapat peningkatan kualitas kemampuan berpikir kreatif siswa berada pada kategori sedang. Untuk uji hipotesis dilakukan uji wilcoxson dengan nilai

asymp sig sebasar 0,00, maka diperoleh nilai asymp sig < 0,05. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa H ditolak dan H diterima yang artinya, ada perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep luas bangun datar trapesium setelah menggunakan pembelajaran melalui pendekatan open-ended.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR………... ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Geometri ... 9

B. Pembelajaran Konsep Bangun Datar Trapesium ... 10

C. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 17

D. Pendekatan Open-ended dalam Pembelajaran Matematika ... 20

E. Kerangka Pemikiran ... 26

F. Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 28

B. Populasi dan Sampel ... 29

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 30

D. Instrumen Penelitian ... 31

(6)

F. Teknik Pengumpulan Data ... 42

G. Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 48

1. Analisis Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kreatif berdasarkan Pre-test dan Post-test ... 48

2. Uji N-Gain ... 60

3. Uji Asumsi data Pre-test dan Post-test ... 62

B. Pembahasan ... 63

1. Kemampuan Berpikir Kreatif Konsep Luas Bangun Datar Trapesium Siswa Kelas V SDN Cieunteung 2 sebelum Pembelajaran melalui Pendekatan Open-ended ... 64

2. Proses Pembelajaran Pendekatan Open-ended pada Konsep Luas Bangun Datar Trapesium untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa di Kelas V SDN Cieunteung 2... 74

3. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Konsep Luas bangun Datar Trapesium dengan Pembelajaran melalui Pendektan Open-ended ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 89

DAPTAR PUSTAKA ... 90

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi- kisi Instrumen ... 32

Tabel 3.2 Rubik Skor Kemampuan Berpikir Kreatif pada Konsep Luas Bangun Datar Trapesium ... 34

Tabel 3.3 Interpretasi Koefisiean Korelasi (rxy) Menurut Arikunto…... 37

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas………... 37

Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Reliabilitas (R11) Menurut Guilford… 38 Tabel 3.6 Interpretasi Tingkat Kesukaran Soal……… 39

Tabel 3.7 Tingkat Kesukaran Soal……….. 40

Tabel 3.8 Interpretasi Daya Pembeda Soal………. 41

Tabel 3.9 Daya Pembeda Soal……… . 41

Tabel 3.10 Interval Kategor menurut Cece Rahmat dan Solehudin……. 44

Tabel 3.11 Interpretasi Kriteria N-Gain………. . 45

Tabel 4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Pre-Test ………. . 48

Tabel 4.2 Interval Kategori Pre-Test Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa terhadap Konsep Luas Bangun Datar Trapesium………. 50

Tabel 4.3 Data Statistik Pre-Test ……….…. . 52

Tabel 4.4 Tabel Distribusi Frekuensi Post-Test……….. 53

Tabel 4.5 Interval Kategori Post-Test Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa terhadap Konsep Luas Bangun Datar Trapesium………... . 55

Tabel 4.6 Data Statistik Post-Test………. . 57

Tabel 4.7 Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Pre-test dan Posttest……….. 59

Tabel 4.8 Hasil Keseluruhan Uji N-Gain……… 61

Tabel 4.9 Uji Wilcoxon……….. 63

Tabel 4.10 Statistik Uji Wilcoxon……… 64

(8)

pada Indikator 1………. . 67

Tabel 4.12 Interval Kategori Kemampuan Awal Siswa pada Indikator 2……… . 69

Tabel 4.13 Interval Kategori Kemampuan Awal Siswa pada Indikator 3……… . 71

Tabel 4.14 Interval Kategori Kemampuan Awal Siswa pada Indikator 4………. 73

Tabel 4.15 Fokus Pembelajaran Setiap Pertemuan……….. 75

Tabel 4.16 Hasil uji N-Gain Indikator 1………. . 80

Tabel 4.17 Hasil uji N-Gain Indikator 2……….. . 82

Tabel 4.18 Hasil uji N-Gain Indikator 3………... 83

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Bagan 2.1 Jenis-jenis Trapesium……… 12

Gambar 2.1 Sama Kaki……… 13

Gambar 2.2 Trapesium Siku-siku……….. 13

Gambar 2.3 Trapesium Sebarang………. 14

Gambar 2.4 Luas Daerah Trapesium……….. 15

Gambar 2.5 Rumus Bangun Datar Trapesium dengan Menggunakan Pendekatan Bangun Datar Segi Tiga………. 15

Gambar 2.6 Rumus Bangun Datar Trapesium dengan Menggunakan Pendekatan Bangun Datar Persegi Panjang ……… 16

Gambar 2.7 Rumus Bangun Datar Trapesium dengan Menggunakan Pendekatan Bangun Datar Jajar Genjang ……… 17

Gambar 4.1 Grafik Pre-Test Kemampuan Berpikir Kreatif Konsep Luas Bangun Datar Trapesium……… 49

Gambar 4.2 Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif pada Uji Pre-Tes……… 51

Gambar 4.3 Grafik Post-Test Berpikir Kreatif Konsep Luas Bangun Datar Trapesium……… . 54

Gambar 4.4 Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Uji Post-Tes……….. 56

Gambar 4.5 Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Pre-Test dan Post Test……….. 60

Gambar 4.6 Pre-Test Soal No. 1……….. 66

Gambar 4.7 Kategori Kemampuan Awal Siswa pada Indikator 1…….. 67

Gambar 4.8 Pre-Test Soal No. 2……….. 68

Gambar 4.9 Kategori Kemampuan Awal Siswa pada Indikator 2…….. 70

Gambar 4.10 Pre-Test Soal No. 3……….. 71

Gambar 4.12 Kategori Kemampuan Awal Siswa pada Indikator 3……. . 72

Gambar 4.13 Pre-Test Soal No. 4………... 73

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia dalam rangka merubah

kualitas diri, untuk dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu

memperbaiki pembangunan bangsa dan negara, terutama pada zaman era globalisasi

sekarang ini masyarakat dan negara dituntut menjadi diri yang bukan hanya cerdas

tapi juga kreatif yang penuh inisiatif untuk menciptakan penemuan-penemuan baru,

ide-ide baru, dan teknologi baru untuk dapat bersaing dari negara yang sudah maju.

Karena pada dasarnya pemikiran kreatif merupakan suatu kemampuan yang

dimiliki oleh setiap orang dengan tingkat yang berbeda-beda. Menurut Treffinger

(dalam Supriadi, 1994: 15) mengemukakan bahwa “tidak ada seorang pun manusia

yang intelegensinya nol”. Seperti halnya pemikiran kreatif, tidak ada orang yang

sama sekali tidak mempunyai pemikiran kreatif. Maka diperlukan sikap, pemikiran,

dan prilaku kreatif dipupuk sejak dini, agar siswa kelak tidak hanya menjadi

konsumen pengetahuan, tetapi menciptakan pengetahuan baru, tidak hanya menjadi

pencari kerja, tetapi mampu menciptakan pekerjaan baru (wiraswasta).

Sebagaimana yang tertuang dalam undang-undang sistem pendidikan

nasional no.20 tahun 2003, tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional Indonesia,

yaitu :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Kualitas suatu pendidikan tentu tak bisa lepas dari peran guru yang

(11)

2

Munandar (dalam Nashori, 2002:25) “pendidikan formal di Indonesia terutama

menekankan pada pemikiran konvergen”. Murid-murid jarang dirangsang untuk

melihat suatu masalah dari berbagai macam sudut pandang atau untuk memberikan

alternatif-alternatif penyelesaian suatu masalah. Biasanya siswa hanya diajarkan

untuk menemukan satu jawaban terhadap suatu masalah tersebut benar atau salah

sehingga menjadikan semua siswa berpikiran seragam, pola pikir seperti ini hanya

cocok dan efektif untuk menyelesaikan permasalahan sederhana. Pengembangan

kemampuan berpikir kreatif yaitu berpikir untuk menemukan ide atau gagasan

jawaban penyelesaian terhadap suatu masalah belum menjadi prioritas dalam tujuan

pembelajaran. Evaluasi pembelajaran yang diberikan pun belum mampu mengukur

kemampuan berpikir kreatif siswa. Sehingga hasil evaluasi maupun pembelajaran

belum mampu memperlihatkan pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa

Maka berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru dan siswa

diketahui beberapa faktor yang saling berhubungan yang menyebabkan kurangnya

kemampuan berpikir kreatif siswa. Proses pembelajaran dikelas lebih bersifat teacher

centre dan transfer knowledge. Menurut Ausubel (dalam Herman dkk, 2007:42)

“membedakan antara belajar menemukan dan belajar menerima, pembelajaran yang

terjadi lebih pada belajar menerima, siswa hanya menerima konsep/materi begitu saja

dari guru kemudian menghapalkannya”, guru kurang memberi kesempatan kepada

siswa untuk bereksplorasi. Sedangkan menghapal merupakan sesuatu yang

membingungkan dan sulit untuk di pahami, sehingga tidak sedikit siswa yang merasa

kesulitan dalam proses pembelajaran. Selain itu proses “menghapal secara mekanis

juga dapat menghambat berpikir kreatif siswa” (Munandar, 2004 : 228).

Dari kondisi tersebut maka pembelajaran yang terjadi kurang bermakna,

sehingga siswa kelas V di SDN Cieunteung 2, terjadinya motivasi yang kurang

terhadap pembelajaran matematika, banyak siswa merasa tidak senang dalam

mengerjakan tugas-tugas dan merasa bahwa matematika merupakan pelajaran yang

sulit, menakutkan, dan tidak semua orang dapat mengerjakannya karena karakteristik

(12)

3

membingungkan. Akibatnya hasil evaluasi pada mata pelajaran matematika masih

belum memuaskan, terutama pada materi mengenai geometri tentang luas bangun

datar trapesium, karena dalam belajar geometri inilah siswa dituntut belajar secara

logis, sistematis, sistemik dan penuh dengan rumus, serta pembelajaran bersifat

continue dan memiliki keterhubungan antara satu dan lainnya. Sehingga siswa harus

menggabungkan dan menciptakan kembali konsep yang dipahami sebelumnya.

Dalam hal ini, peranan guru sebagai salah satu komponen pembelajaran

sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Untuk itu guru harus

menentukan kegiatan pembelajaran yang tepat. Menurut Wankat dan Oreovoce

(dalam Wena, 2001 : 138) pembelajaran yang dapat meningkatkan pemikiran kreatif

siswa dapat dilakukan dengan : “ mendorong siswa untuk kreatif, Mengajari siswa

beberapa metode untuk menjadi kreatif. menerima ide-ide kreatif yang dihasilkan

siswa. Guru mempunyai dampak yang besar tidak hanya pada prestasi pendidikan

anak, tetapi juga pada sikap anak terhadap sekolah dan terhadap belajar.

Dari pendapat diatas, salah satu pendekatan yang dapat meningkatkan

kemampuan berfikir kreatif siswa penulis menggunakan pendekatan open – ended,

yaitu pendekatan yang membantu siswa melakukan penyelesaian masalah secara

kreatif sehingga dapat mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam

menyelesaikan suatu permasalahan melalui proses menemukan sesuatu yang baru

sehingga banyak cara untuk memperoleh penyelesaian dan masalah pun dapat

diselesaikan.

Beberapa penelitian tentang pendekatan open-ended telah membuktikan

bahwa pendekatan open-ended memberikan dampak positif terhadap ketercapaian

belajar dan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Nuryatin ( 2008: 52 )

“Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan open –ended telah terbukti mampu

meningkatkan kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan serta dapat meningkatkan berpikir kreatif siswa.

Solihat (2010: 59) “ Salah satu manfaat pendekatan open- ended ialah menjadikan

(13)

4

Pendekatan pembelajaran open-ended diharapkan dapat menumbuhkan

kemampuan berfikir kreatif siswa guna menyelesaikan masalah yang mereka hadapi

dalam geometri pada konsep luas bangun datar trapesium yang akan peneliti uji.

Karena pada dasarnya setiap siswa mempunyai potensi, daya tangkap serta

kemampuan berpikir kreatif yang berbeda-beda terhadap suatu pembelajaran,

disinilah tugas guru sebagai pengelola pembelajaran untuk dapat menyampaikan

materi pembelajaran secara bermakna dan menyeluruh, maka perlunya memberi

kesempatan siswa untuk berpikir bebas sesuai dengan minat dan kemampuannya.

Selain itu penggunaan pendekatan open-ended diharapkan dapat mengaktifkan siswa

dalam proses pembelajaran. Sehingga memberikan suatu pengalaman pembelajaran

pada siswa bahwa matematika tidak lagi dirasakan sebagai pelajaran yang sulit, tetapi

sebaliknya, matematika akan menjadi pelajaran yang menyenangkan yang membuat

siswa selalu tertarik untuk mempelajarinya.

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, kurangnya kemampuan

berpikir kreatif siswa selalu menjadi masalah yang terus dicari solusinya. Berbagai

pendekatan dengan berbagai variasi dan rangsangan telah dihasilkan, dengan

kelebihan dan kekurangannya. Salah satunya adalah pendekatan open-ended. Maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SDN Cieunteung 2 di kelas V, dengan

menetapkan judul: “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif pada

(14)

5 B. Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan dapat

diidentifikasi sebagai berikut:

a. Pendidikan formal di Indonesia lebih menekankan pada pemikiran konvergen.

b. Pembelajaran lebih bersifat teacher centre dan transfer knowledge, guru hanya

menyampaikan konsep/materi saja tanpa memberi kesempatan kepada siswa

untuk bereksplorasi.

c. Menghapal secara mekanis menjadi proses dalam pembelajaran yang dapat

menghambat berpikir kreatif siswa.

d. Kurangnya perhatian guru terhadap keberagaman siswa.

e. Persepsi siswa yang merasa tidak senang dalam mengerjakan tugas-tugas dan

f. Merasa bahwa matematika merupakan salah satu pelajaran yang sulit,

menakutkan, dan tidak semua orang dapat mengerjakannya karena karakteristik

materi matematika yang bersifat abstrak, logis, sistematis, penuh dengan rumus

yang membingungkan.

2. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka permasalahan

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa kelas V SDN Cieunteung 2

terhadap konsep luas bangun datar trapesium?

2. Bagaimana proses pembelajaran pendekatan open-ended dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran konsep luas bangun datar

trapesium dikelas V SDN Cieunteung 2 ?

3. Apakah terjadi peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap konsep

(15)

6 C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian yang hendak dilakukan

terhadap permasalahan tersebut diatas adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa kelas V SDN Cieunteung 2

pada konsep luas bangun datar trapesium.

2. Untuk mengetahui proses pembelajaran konsep luas bangun datar trapesium

melalui pendekatan open-ended dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif siswa kelas V SDN Cieunteung 2.

3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep

luas bangun datar trapesium setelah pembelajaran melalui pendekatan open-ended

di kelas V SDN Cieunteung 2.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dengan

permasalahan dalam penelitian ini, secara umum manfaat hasil kegiatan penelitian

adalah untuk perbaikan dan peningkatan pembelajaran, khususnya peningkatan

kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran matematika melalui pendekatan

open-ended.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis kegiatan penelitian adalah menambah wawasan tentang

pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan open-ended untuk peningkatan

kemampuan berpikir kreatif pada materi konsep luas bangun datar trapesium.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, sebagai sumber informasi tentang penggunaan pendekatan open-ended

dalam pembelajaran matemaatika.

b. Bagi sekolah, menjadi sebuah manivestasi yang baik bagi peningkatan mutu

(16)

7

c. Bagi pembaca khususnya mahasiswa, diharapkan menjadi bahan kajian yang

menarik untuk kemudian diteliti lebih lanjut dan lebih mendalam pada masa yang

akan datang.

d. Bagi Penulis, menjadi ilmu dan pengalaman yang berharga dalam permasalahan

pendidikan ke depan.

E. Struktur Organisasi Skripsi

1. BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

b. Identifikasi Masalah Penelitian

c. Rumusan Masalah Penelitian

d. Tujuan Penelitian

e. Manfaat Penelitian

f. Struktur Organisasi Skripsi

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

a. Kajian Pustaka

1. Geometri

2. Pembelajaran Konsep Bangun Datar Trapesium

3. Kemampuan Berpikir Kreatif

4. Pedekatan Open-ended dalam Pembelajaran Matematika

b. Kerangka Pemikiran

c. Hipotesis Penelitian

3. BAB III METODE PENELITIAN

a. Metode dan Desain Penelitian

b. Populasi dan Sampel Penelitian

c. Definisi Operasional Variabel Penelitian

d. Instrumen Penelitian

(17)

8

f. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

g. Prosedur Penelitian

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

a. Hasil Penelitian

b. Pembahasan Penelitian

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

(18)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitaif dengan

metode penelitian eksperimen. Menurut Hatimah, dkk. (2010:120) “eksperimen

merupakan observasi yang berada pada kondisi buatan yang dibuat atau diataur oleh

peneliti.” Penelitian eksperimen bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

terhadap suatu perlakuan pada kelas eksperimen, dengan adanya situasi atau kelas

pembanding pada kelas kontrol atau situasi sebelum diberi perlakuan. Didalam

penelitian eksperimen dibutuhkan desain penelitian. Desain penelitian merupakan

pemaparan yang spesifik yang dilakukan dalam penelitian.

Menurut Sugiono (2012 :108-109), ada beberapa bentuk desai penelitian

eksperimen yaitu, “pre-experimental design, true-experimental design, factoral

experimental design, dan quasi experimental design”.

Berdasarkan bentuk desain eksperimen, eksperimen yang digunakan adalah

penelitian pre-eksperimental design. Adapun bentuk desain penelitiannya yaitu

dengan menggunakan one group-pretest-posttest design. Desain ini dipilih karena

peneliti ingin mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa antara sebelum

menggunakan pembelajaran melalui pendekatan open-ended dan sesudah

menggunakan pembelajaran melalui pendekatan open-ended melalui uji pre-test dan

posttest yang dilakukan pada satu kelas eksperimen.

Dengan demikian hasil perlakuannya dapat diketahui lebih akurat, karena

dapat dibandingkan sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

Dengan bentuk desain penelitian yaitu sebagai berikut :

(Sugiyono, 2012: 110-111)

x

(19)

29 Keterangan :

= Nilai pretest (tes kemampuan berpikir kreatif konsep luas bangun

datar trapesium sebelum diberikan perlakuan)

X = Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open-ended

= Nilai posttest (setelah diberikan perlakuan)

Peningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran konsep

luas bangun datar trapesium melalui pendekatan open – ended = ().

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Cieunteung 2 kecamatan Cihideung

kota Tasikmalaya pada rentang waktu semester II (genap) tahun pelajaran 2013/2014.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah generalisasi dari objek yang akan diteliti. Menurut Sugiyono

(2010 : 61) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian ini

adalah kelas V SDN Cieunteung 2 dengan sampel siswa kelas V SDN Cieunteung 2

sebanyak 21 orang.

Menurut Sugiyono (Hatimah, dkk., 2010 : 94) “sampel adalah sebagian dari

jumlah atau karakteristik populasi”. Dalam menentukan sampel penelitian, dapat

digunakan beberapa teknik sampling. Margono (Hatimah, dkk., 2010 : 96)

menyatakan bahwa:

“Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif”.

Teknik sampling digunakan untuk menentukan sampel dari populasi yang

(20)

30

dalam memperoleh data populasi, jika peneliti memiliki keterbatasan dalam meneliti

populasi secara keseluruhan baik dari segi waktu, tenaga, dan dana.

Berdasarkan jenisnya, teknik sampling yang digunakan yaitu nonprobability

sampling dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (Hatimah,

dkk, 2010 : 99) “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel”. Alasan lain yang mendukung terhadap

pemilihan sampel penelitian ini yaitu, berdasarkan metode dan desain penelitian yang

digunakan, peneliti hanya membutuhkan satu kelas V untuk dijadikan sampel sebagai

kelas eksperimen.

Berdasarkan pertimbangan dan teknik sampling yang digunakan, maka

diperoleh data sampel yaitu siswa kelas V SDN Cieunteung 2 yang berjumlah 21

orang. Pengambilan sampel tidak dilakukan secara random sehingga tidak dilakukan

uji normalitas dan uji kesamaan rata-rata, karena hanya satu kelas yang dijadikan

sebagai objek penelitian yaitu kelas eksperimen.

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian. Dalam penelitian ini ada dua macam variabel, yaitu variabel bebas

disebut variabel penyebab atau independen variabel (X) dan variabel terikat atau

dependen variabel (Y).

Dalam penelitian ini penulis menetapkan dua variabel yang saling

mempengaruhi, yaitu:

1. Variabel penelitian

a. Variabel Bebas

Menurut Sugiyono (2012 : 4) bahwa “Variabel Bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

terikat.” Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan open-ended.

(21)

31

Menurut Sugiyono (2012 : 4) bahwa “Variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.” variabel terikat

pada penelitian ini adalah pemahaman siswa terhadap konsep matematika.

2. Definisi Operasional Variabel

a. Pembelajaran Melalui Pendekatan Open-ended

Pendekatan yang memberikan problem terbuka kepada siswa sehingga dapat

mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan

sesuatu yang baru dengan banyak cara untuk memperolehnya.

b. Peningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Terhadap Konsep Luas

Bangun Datar Trapesium

Menurut J.G. Rawlinson (1983 : 11) Berpikir kreatif adalah menghubungkan

ide atau hal-hal yang sebelumnya tidak berhubungan.

Dengan ciri-ciri aptitude yang berhubungan dengan kognitif meliputi;

1)keterampilan berpikir lancar; 2) keterampilan berpikir luwes (fleksibel); 3)

keterampilan berpikir orisinal; 4) keterampilan memperinci (mengelaborasi).

(Munandar dalam Solihat, 2010:17-18)

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan instrumen tes. Instrumen

tes yang digunakan yaitu tes subjektif (uraian). Tes berupa soal materi konsep luas

sebagai soal pret-tes dan posttes, yang bertujuan untuk mengukur kemampuan

berpikir kreatif awal siswa dan kemampuan berpikir kreatif setelah dilakukan

treatment. Siswa dituntut untuk menjawab secara bebas sesuai kemampuan

berdasarkan pengetahuan dan konsep matematika yang telah dilakukan pada

treatment sehingga dapat diketahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

berdasarkan tahapan indikator menurut Munandar. Instrumen tes dibuat melalui

(22)

32

1. Menentukan tujuan tes berpikir kreatif, yaitu mengetahui pencapaian berpikir

kreatif luas bangun datar trapesium dengan menggunakan tes berpikir menurut

Munandar.

2. Membuat batasan terhadap materi yang diujikan, Mulai dari konsep yang paling

sederhana sampai yang paling kompleks yaitu pengertian, jenis-jenis, sifat dan

luas bangun datar trapesium.

3. Membuat kisi-kisi instrumen dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar

berdasarkan KTSP, sedangkan indikatornya peneliti buat sesuai dengan tujuan

pembelajaran pada open-ended.

4. Membuat soal sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat

Soal pre-test dan posttes terlampir.

Untuk mengetahui pencapaian berpikir kreatif siswa, peneliti analisis

berdasarkan jawaban siswa terhadap setiap soal. Setiap soal memiliki skor yang

berbeda sesuai dengan tingkat kesukaran soal. Berikut tabel skor dan kisi-kisi

instrumen untuk setiap soal pre-test dan posttes.

Tabel 3.1

Aspek yang diukur Tipe soal

open-ended

1 Berpikir lancar Dalam waktu yang singkat

(23)

33

1 2 3 4 5 6

2 Berpikir luwes Siswa mampu memberikan

berbagai macam penafsiran

terhadap gambar, cerita

atau masalah

mengklasifik

asikan

2 Sedang

3 Berpikir

originalitas

Siswa mampu melahirkan

cara-cara baru dan unik

untuk menyelesaikan

masalah, Siswa mampu

mengkombinasikan

cara-cara lama dan

menghasilkan cara baru

pengukuran 3 Sukar

4 Berpikir

elaborasi

Siswa mampu menambah

atau merinci detail-detail

dari objek, gagasan atau

situasi sehingga menjadi

menarik.

mengklasifik

asikan

(24)

34

Untuk mengetahui pencapaian kemampuan berpikir kreatif siswa, peneliti

analisis berdasarkan jawaban siswa terhadap setiap soal. Setiap soal memiliki skor

yang berbeda sesuai dengan tingkat kesukaran soal dan gagasan-gagasan yang

diberikan. Berikut tabel skor untuk setiap soal pre-test dan posttes.

Tabel 3.2

Rubik Skor Kemampuan Berpikir Kreatif

pada Konsep Luas Bangun Datar Trapesium

No. Kriteria Skor Skor Maksimum

- Menyebutkan jumlah dari setiap

jenis trapesium yang ditemukan

- Penjabaran dari trapesium

siku-siku

- Penjabaran dari trapesium sama

kaki

- Penjabaran dari trapesium sebarang

(25)

35

1 2 3 4

3

- Menggambar bangun datar

trapesium dengan benar 5

40

- Jawaban yang dikemukakan

lengkap dan benar 35

- Jawaban yang dikemukakan

lengkap tetapi jawaban salah 20

- Mendapatkan jawaban tetapi

tidak ada cara penyelesaian 10

- Tidak menjawab 0

4

Menggabungkan bangun datar lain

menjadi bangun datar trapesium

- Menemukan bangun datar

trapesium lebih dari 4

- Menemukan bangun datar

trapesium kurang dari sama dengan

4

- Menemukan 2 bangun datar

trapesium

- Menggambarkan dan menyebutkan

jenis trapesium yang ditemukan skor

di tambah 5

Setelah pembuatan instrumen selesai, langkah selanjutnya adalah pengujian

(26)

36

soal open-ended siswa terhadap materi luas bangun datar trapesium. Sebelum

instrumen diujikan kepada siswa, instrumen harus terlebih dahulu diuji kelayakannya.

Menurut Sudjana (2010 : 12) menyatatakan bahwa “suatu alat penilaian dikatakan

mempunyai kualitas yang baik apabila memiliki nilai ketepatan atau validitas dan

keajegan atau reliabilitasnya”. Oleh karena itu, uji kelayakan tes dilakukan dengan

validitas dan reliabilitasnya yang dilengkapi dengan uji tingkat kesukaran soal dan

daya pembeda untuk memperoleh kualitas instrument yang lebih baik. Pengujian

dilaksanakan di kelas V SDN Cieunteung Gede Kecamatan Cihideung Kota

Tasikmalaya dengan Jumlah siswa 30 orang. Perhitungan terhadap uji validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda adalah sebagai berikut :

1. Pengujian Validitas

Alat pengumpulan data yang baik dan dapat dipercaya adalah alat

pengumpulan data yang telah terpenuhi validitas dan reabilitasnya. Menurut Arikunto

( Ridwan, 2011 : 97 ) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat

keandalan atau kesahihan suatu instrumen, suatu instrumen yang valid atau sahih

mempunyai validitas tinggi untuk menentukan validitas tes yang diberikan, Validitas

yang digunakan pada instrumen ini adalah dengan menggunakan program aplikasi

Microsoft Office Excel 2007 atau secara rumus korelasi Pearson Product Moment,

rXY = koefisien validitas antara variabel x dan variabel y

X = skor setiap butir soal masing-masing siswa

Y = skor total masing-masing siswa

N = banyaknya siswa/ responden uji coba

Perhitungan uji validitas dilakukan dengan bantuan komputer program

(27)

37

(rxy) menurut Arikunto (2012 : 89) sebagaimana dijelaskan pada tabel 3.3. Dilakukan

dengan mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total.

Tabel 3.3

Interpretasi Koefisiean Korelasi (rxy) Menurut Arikunto

No. Interval Kriteria

1 0,80 < r ≤ 1,00 Validitas Sangat Tinggi

2 0,60 < r ≤ 0,80 Validitas Tinggi

3 0,40 < r ≤ 0,60 Validitas Cukup

4 0,20 < r ≤ 0,40 Validitas Rendah

5 r ≤ 0,20 Validitas Sangat Rendah

Instrumen dikatakan valid jika r hitung > r tabel dengan taraf signifikansi

0,05. Sebaliknya, jika r hitung < r tabel maka instrumen dikatakan tidak valid. Setelah

diperoleh hasil perhitungannya, selanjutnya diinterpretasikan kedalam interpretasi

koefisiean korelasi (rxy) menurut Arikunto (2012 : 89) untuk memperoeh kriteria

validitas setiap butir soal. Berikut data hasil uji validitas yang telah dilakukan.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas

No. Soal Nilai rXY Kriteria Validitas

1 0.688697 Validitas Tinggi

2 0.798191103 Validitas Tinggi

3 0.69482 Validitas Tinggi

4 0.417463 Validitas Cukup

(28)

38 2. Reliabilitas Instrumen

Menurut Wahyudin,dkk. (2006 : 141) bahwa, “tes yang reliabel atau tes yang

dapat dipercaya adalah tes yang menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah

walaupun diteskan pada situasi dan waktu yang berbeda-beda.” Reliabilitas tes

dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Conbach,

r11 =[ ( )] . [1-

^

] , dengan 2 = - (( ) / ) , dengan

σt = Jumlah kuadrat skor siswa – ! ! " # / jumlah siswa

Keterangan:

2

= Variansi Butir Soal

ΣX = jumlah dari kuadrat skor item soal seluruh siswa

N = Jumlah Siswa

n = Jumlah Soal

Perhitungan uji reabilitas menggunakan program Microsoft Office Excel 2007

dengan interpretasi Koefisien Reliabilitas (r11) menurut Guilford (Ruseffendi, 2005 :

160) sebagaimana dijelaskan pada tabel 3.5.

Tabel 3.5

Interpretasi Koefisien Reliabilitas (R11) Menurut Guilford

No. Interval Kriteria

1 r ≤ 0,20 Reliabilitas Kecil

2 0,20 < r ≤ 0,40 Reliabilitas Rendah

3 0,40 < r ≤ 0,60 Reliabilitas Sedang

4 0,60 < r ≤ 0,80 Reliabilitas Tinggi

5 0,80 < r ≤ 1,00 Reliabilitas Sangat Tinggi

Instrumen dikatakan reliabel jika r hitung > r tabel dengan taraf signifikansi

0,05. Sebaliknya, jika r hitung < r tabel maka instrumen dikatakan tidak reliabel.

(29)

39

interpretasi Koefisien Reliabilitas (r11) menurut Guilford (Ruseffendi, 2005, hlm.

160). Berdasarkan hasil perhitungan, ditetapkan bahwa instrumen tes memiliki nilai

r11 = 0.548085 dengan kriteria Reliabilitas Sedang.

3. Tingkat Kesukaran Soal

Untuk memperoleh instrumen tes atau soal yang berkualitas, selain dilakukan

dengan uji validitas dan reliabilitas maka, perlu dilakukan pula uji tingkat kesukaran

soal. Tingkat kesukaran soal dimaksudkan untuk mengetahui butir soal yang

dianggap mudah, sedang, dan sulit yang akan berpengaruh terhadap kemungkinan

benar atau salahnya jawaban siswa terhadap suatu butir soal. Menurut Sudjana (2010:

135) “Kriteria kesukaran soal dapat ditentukan melalui uji tingkat kesukaran soal

yang didasarkan kepada jawaban siswa, bukan dari pendapat guru sebagai pembuat

soal”. Uji tingkat kesukaran soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Tingkat Kesukaran = )*+, &(*- ./. 0( 1 2 ' (3*(&'( , dengan

Mean = 4/.5(6 -*+, - -7( 3(2( 8/ , -+(5 ', ' / 8( 0(* - -7(

Perhitungan uji tingkat kesukaran soal, peneliti menggunakan bantuan

program Microsoft Office Excel 2007 dengan interpretasi tingkat kesukaran soal

menurut Sudjana (2010, hlm. 137) sebagaimana dijelaskan pada tabel 3.6.

Tabel 3.6

Interpretasi Tingkat Kesukaran Soal

No. Interval Kriteria

1 0,00 - 0,30 Sukar

2 0,31 - 0,70 Sedang

(30)

40

Berdasarkan hasil perhitungan terhadap tingkat kesukaran soal, maka

diperoleh data pada tabel 3.7.

Tabel 3.7

Tingkat Kesukaran Soal

No. Soal Tingkat

Kesukaran

Kriteria Tingkat

Kesukaran

1 0.375 Sedang

2 0.491666667 Sedang

3 0.241667 Sukar

4 0.15 Sukar

5 0.058333 Sukar

4. Daya Pembeda

Menurut Sudjana (2010 : 141) “Daya pembeda soal bertujuan untuk menilai

kemampuan soal dalam mengklasifikasikan siswa dalam kelompok pandai dan siswa

dalam kelompok kurang.” Item soal yang tidak memiliki daya pembeda diprediksikan

bahwa soal tersebut terlalu sulit atau terlalu mudah, sehingga soal tersebut perlu

untuk direvisi ulang.

Menghitung daya pembeda soal dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:

Daya Pembeda item Soal = (,( ( ,( ( *'5+.3+* ( (-) (,( ( ,( ( *'5+.3+* 8(7(6)-*+, .(*- ./. -+(5

Perhitungan uji Daya Pembeda item soal, peneliti menggunakan bantuan

program Microsoft Office Excel 2007 dengan interpretasi tingkat kesukaran soal pada

(31)

41 Tabel 3.8

Interpretasi Daya Pembeda Soal

No. Interval Kriteria

1 Negatif Sangat Jelek

2 0,00 - 0,20 Jelek

3 0,21 – 0,40 Cukup

4 0,41 – 0,70 Baik

5 0,71 – 1, 00 Sangat Baik

Berdasarkan hasil perhitungan terhadap uji daya pembeda soal, maka

diperoleh data pada tabel 3.9.

Tabel 3.9

Daya Pembeda Soal

Berdasarkan Uji kelayakan tes pengujian validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran soal, dan daya pembeda maka soal yang di ujikan untuk pre-test dan No.

Soal

Tingkat Daya Pembeda

Soal

Kriteria Daya

Pembeda Sola

1 0,50 Baik

2 0,78 Sangat Baik

3 0,28 Cukup

4 0,25 Cukup

(32)

42

posttes yaitu soal nomor 1, 2, 3, dan 4. Untuk soal nomor 5 soal tidak di ujikan

dengan beberapa alasan :

1. Memiliki tingkat validitas rendah.

2. Memiliki daya pembeda yang jelek karena lebih banyaknya jumlah siswa dari

kelompok pandai yang menjawab dengan tepat suatu soal dari pada jumlah siswa

dari kelompok yang kurang pandai.

3. Untuk mempertimbangkan tingkat kepraktisan dari segi pelaksanaan, waktu yang

dibutuhkan seta cara pemeriksaan dan pengolahan. (Cece Rahmat dan Solehudin

2006:77).

5. Teknik Pengumpulan data

Setelah uji coba instrumen, langkah berikutnya yang diperlukan dalam

penelitian ini adalah skor kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran

materi luas bangun datar trapesium. Data tersebut diperoleh dari penilalaian tes

kemampuan berpikir kreatif yang sebelumnya dilakukan pembelajaran terlebih

dahulu kemudian baru menyebarkan soal instrumen untuk mendapatkan data

penelitian

( posttest).

Untuk peningkatan kemampuan berfikir kreatif siswa dengan menggunakan

pendekatan open-ended. Dilakukan penelitian dengan menggunakan tes uraian

sebanyak 4 soal.

Dalam penilaian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah pre-test

dan posttest.

1. Pre-test

Kegiatan untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum diberikan

perlakuan.

(33)

43

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open-ended

untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran

konsep luas bangun datar trapesium.

3. Posttest

Kegiatan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa setelah

dilakukan perlakuan (Treatment).

6. Teknik Analisis Data

Setelah pengumpulan data kemudian data dianalisis, langkah-langkah analisis

data secara garis besar adalah sebagai berikut:

a. Persiapan

Mengecek kelengkapan pengisi, mengecek kelengkapan data, dan mengecek

isian data.

b. Tabulasi

Memberi skor pada setiap item-item pertanyaan serta mentabulasikan setiap

data yang berhasil dikumpulkan. Yang bertujuan untuk memperoleh data mentah

berdasarkan hasil uji pre-test dan posttest. Pada penelitian ini, analisis data hanya

dilakukan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Hal ini karena pada

penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimen dengan sampel jenuh. Sehingga,

tidak dilakukan uji normalitas dan uji kesamaan rata-rata sebagai salah satu syarat

dalam perhitungan statistik inferensial.

c. Statistika Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang

terkumpul sebagaimana adanya melalui penjabaran dengan beberapa kalimat tanpa

bermaksud membuat generalisasi. Data ditampilkan untuk melihat perbandingan

rata-rata sampel sebelum dan sesudah diberi perlakuan serta untuk mengetahui

(34)

44

ditemukan gambaran ada tidaknya peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

terhadap konsep luas bangun datar trapesium memalui pembelajaran pendekatan

open-ended. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Office Excel

2007 dan SPSS 16.0. Kemudian dikategorikan pada kategori kemampuan berpikir

kreatif berdasarkan interval kategori kemampuan berpikir kreatif yang diadaptasi dari

interval kategori menurut Cece Rahmat dan Solehudin (Putri, 2012 : 38). Dengan

ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3.10

Interval Kategor menurut Cece Rahmat dan Solehudin

Penjelasan:

9:2'(5 = 92'(5

;2'(5 = <9:2'(5

d. Uji N-Gain

Uji Gain Factor (N-Gain) digunakan untuk mengetahui sejauh mana

peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap konsep luas bangun datar

trapesium antara sebelum pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open–

ended dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open-ended.

Analisis terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa didasarkan atas

kemampuan siswa dalam menjawab setiap butir ide dan gagasan yang bervariatif

dengan tepat sesuai konsep matematis, sebagai implikasi dari kemampuan siswa

No Interval Kategori

1 X≥ X=!> + 1,5 S!> Sangat Tinggi

2 X=!> + 0,5 S!> ≤ X < X=!> + 1,5 S!> Tinggi

3 X=!> - 0,5 S!> ≤ X < X=!> + 0,5 S!> Sedang

4 X=!> - 1,5 S!> ≤ X < X=!> -0,5 S!> Rendah

(35)

45

dalam mencapai indikator berpikir kreatif menurut Munandar. Uji N-Gain dilakukan

pada setiap butir soal menggunakan bantuan program Microsoft Office Excel 2007

dengan mengaplikasikan rumus N-Gain menurut Putri (2012:41) sebagai berikut:

Uji N-Gain atau Gain Faktor menggunakan rumus :

Keterangan:

G = Nilai Normal Gain

S Post Test = Skor pada uji Post Test

S Pre-Test = Skor pada uji Pre-Test

S Maksimum = Skor maksimum pada setiap butir soal

Setelah diketahui nilai Normal Gain (N-Gain), kemudian dikategorikan

peningkatan setiap siswa dengan menghitung rata-rata nilai N-Gain yang diperoleh

masing-masing siswa pada setiap butir soal. Sehingga diketahui peningkatan

kemampuan berpikir kreatif siswa pada setiap indikatornya. Berikut interpretasi

kategori peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap konsep luas bangun

datar treapesium untuk setiap butir soal menurut Anggraeni (2010:42) peneliti sajikan

pada tabel 3.11

Kriteria tingkat gain adalah :

Tabel 3.11

Interpretasi Kriteria N-Gain

No. Rentang Data Kriteria

1. N-gain > 0,7 Tinggi

2. 0,3 < N-gain ≤ 0,7 Sedang

3. N-gain ≤ 0,3 Rendah

(36)

46 e. Uji Asumsi Data Pre-Test dan Post-Test

Uji asumsi terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Karena sampel

bersifat sampel jenuh dengan jumlah 21 siswa, maka data diasumsikan tidak normal.

Begitupun dengan uji homogenitas diasumsikan data homogen. Hal ini karena data

pre-test dan posttest berasal dari variansi yang sama. Berdasarkan penjelasan diatas,

diketahui bahwa pada penelitian ini menggunakan uji non-parametrik dengan

metode Rank sum test (wilcoxon).

Uji wilcoxon digunakan untuk menganalisis hasil-hasil pengamatan yang

berpasangan dari dua data apakah berbeda atau sama. Dalam penelitian ini, uji

wilcoxon digunakan untuk menganalisis ada tidaknya perbedaan hasil pre-test dan

posttest setiap siswa. Perhitungan uji wilcoxon dilakukan dengan bantuan program

SPSS 16.00 dengan mengaplikasikan menggunakann rumus sebagai berikut.

Z

=

N [Q R (RSP)P ]

Q R (RSP)( RSP)P

(Gempur Safar)

Keterangan:

N = Banyak data yang berubah setelah diberi perlakuan berbeda.

T = Jumlah ranking dari selisih yang yang negative = jumlah ranking dari selisih

yang positive.

f. Prosedur penelitian

Adapun prosedur yang dilakukan pada penelitian, yaitu :

a. Tahap Persiapan

1) Memperoleh surat keputusan tentang bimbingan skripsi sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

2) Melakukan konsultasi dengan pembimbing I dan II untuk mengajukan judul atau

(37)

47

3) Menyusun proposal penelitian, kemudian dikonsultasikan dengan pembimbing I

dan II untuk diseminarkan.

4) Mengajukan permohonan pelaksanaan seminar proposal penelitian kepada dosen

pembimbing.

5) Melakukan seminar proposal penelitian.

6) Melakukan revisi proposal penelitian berdasarkan hasil seminar serta arahan dari

pembimbing I dan II.

7) Membuat surat pengantar penelitian untuk diajukan kepada kepala sekolah SDN

Cieunteung 2 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Konsultasi kepada kepala sekolah dan guru kelas mengenai penelitian yang akan

dilaksanakan.

2) Melakukan observasi

3) Mengkonsultasikan pelaksanaan penelitian dengan guru kelas.

4) Pemilihan sample sebagai subjek penelitian

5) Menguji cobakan instrumen penelitian di kelas yang bukan sample penelitian.

6) Melaksanakan penelitian

a). Pre-test

Siswa diberi tes awal untuk mengetahui tingkat berfikir kreatif pada materi luas

bangun datar trapesium ketika belum diberikan perlakuan.

b). Perlakuan

Pada kegiatan ini guru menjelaskan materi pelajaran yaitu luas bangun datar

trapesium melalui pendekatan open-ended.

c). Posttest

Posttest dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan berpikir kreatif

siswa melalui pendekatan open – ended pada pembelajaran luas bangun datar

(38)

88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitan, pengolah, dan analisis data, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan Berpikir kreatif siswa sebelum pembelajaran melalui pendekatan

open-ended termasuk pada kategori kemampuan berpikir kreatif rendah. Hal ini

merupakan pengaruh dari kemampuan siswa pada pencapaian empat indikator

berpikir kretif, yaitu: 1)keterampilan berpikir lancar, berada pada kategori

kemampuan tinggi diperoleh oleh 15 siswa, kategori kemampuan sedang

diperoleh oleh 6 siswa; 2) keterampilan berpikir luwes (fleksibel), berada pada

kategori kemampuan tinggi diperoleh oleh 5 siswa, kategori kemampuan rendah

diperoleh oleh 12 siswa dan kategori kemampuan sangat rendah diperoleh oleh 4

siswa; 3) keterampilan berpikir orisinal, berada pada kategori kemampuan rendah

diperoleh oleh 3 siswa dan kategori kemampuan sangat rendah diperoleh oleh 18

siswa; 4) keterampilan memperinci (mengelaborasi), berada pada kategori

kemampuan sedang diperoleh oleh 12 siswa, kategori kemampuan rendah

diperoleh oleh 8 siswa dan kategori sangat rendah diperoleh oleh 1 siswa.

2. Proses pembelajaran pendekatan open-ended dalam meningkatakan kemampuan

berpikir kreatif pada konsep luas bangun datar trapesium diarahakan untuk dapat

memahami masalah, merencanakan berbagai alternatif untuk memecahkan

masalah, menyelesaikan masalah sesuai rencana, menggeneralisasikan

pnegetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan baru yang dipelajari

sehingga menjadi sebuah rangkaian pengetahuan yang sistematis, sistemik dan

memiliki keterhubungan antara satu dan lainnya sehingga dapat menghasilkan

sebuah pemikiran atau ide yang kreatif, yaitu dituntut untuk dapat berpikir lancar,

(39)

89

ingin tahu, bersifat imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan, sifat berani

mengambil resiko, sifat menghargai, sehingga siswa dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif.

3. Terjadi peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap konsep luas

bangun datar trapesium melalui pendekatan open-ended dapat diketahui melalui

uji hipotesis dengan uji wilcoxon . Berdasarkan hasil uji wilcoxon diketahaui skor

posttest setiap siswa lebih besar dari skor pre-test dan peningkatan perolehan

skor siswa menunjukan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa setelah

pembelajaran melalui pendekatan open-ended. Peningkatan kualitas kemampuan

berpikir kreatif siswa setelah pembelajaran melalui pendekatan open-ended

berada pada kategori sedang.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, maka peneliti

menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Pembelajaran melalui pendekatan open-ended dapat dijadikan sebagai alternatif

pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa

SD.

2. Penelitian terhadap pendekatan open-ended disarankan untuk dilanjutkan dengan

aspek penelitian pada materi yang lain dalam matematika atau mengukur aspek

(40)

90

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Backer, J. & Shimada, S. (1997). The Open Ended Approach : A New proposal

for Teaching Mathematics. Reston, VA: NCTM

De Bono, Edwar. (1992). Mengajar Berpikir. Jakarta : Erlangga

Dedi. (2012). Definisi Geometri. [On Line]. Tersedia:

http://matematikadedi.wordpress.com/2012/08/07/definisi-geometri/[03 Januari 2014]

DEPDIKNAS. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Rawlinson, J.G. (1983). Berpikir Kreatif & Brainstroming. Jakarta :

ERLANGGA

Supriadi, Dedi. (1994). Kreativitas, kebudayaan & perkembangan IPTEK. Bandung : ALPABETA

Solihat,Elih. (2010). Pengaruh Pendekatan Open-ended dalam belajar

matematika untuk meningkatkan berpikir kreatif siswa.Skripsi UIN

Jakarta : Diterbitkan.

Undang-Undang SISDIKNAS (2010). UU RI No. 20 Tahun 2003. Jakarta: Sinar Grapika

Solihat,Elih. (2010). Pengaruh Pendekatan Open-ended dalam belajar

matematika untuk meningkatkan berpikir kreatif siswa.Skripsi UIN

Jakarta : Diterbitkan.

Fardah, D. (2012). Analisis Proses dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

(41)

91

Hatimah, Susilana, dan Aedi. (2010). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI PRESS.

Herman, T, dan Karlimah. (2006). Pendidikan Matematika I. Bandung : UPI PRESS.

Huzaifah, Eva. (2011). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Geometri

Siswa Dengan Menggunakan Teori Van Hiele. Skripsi, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Rahmat C, dan Solehudin. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung : UPI PRESS.

Munandar S. C. Utami (2004). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Nashori, Fuad, (2002). Mengembangkan KREATIVITAS Dalam Perspektif

PSIKOLOGI ISLAM. Jogjakarta: Menara Kudus Jogjakarta.

Nur’aeni, E. (2010). Pengembangan kemampuan komunikasi geometris siswa

sekolah dasar melalui pembelajaran berbasisi teori Van Hiele. Jurnal Saung Guru, 1 (2), hlm. 28 – 34.

Nuryati, Titin. (2008). Pendekatan Open-Ended dalam Pembelajaran

Matematika di Sekolah Dasar di Kelas IV SDN 1 Karangbenda Kabupaten Ciamis. Skripsi UPI. Tasikmalaya : Tidak Diterbitkan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. (2007). Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Prabawanto S, dan Mujono. (2006). Analisis Data dan Peluang. Bandung : UPI PRESS.

Putri, S.R.D., (2012). Meningkatkan Berpikir Kreatif Siswa Pada Pelajaran

Matematika Materi Pecahan Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah.

Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

(42)

92

Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Rosyada, Dede. (2004). Pradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Kencana. [April 2011}].

Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, Erman dkk. (2003). Strategi Belajar Matematika. Jakarta: DepDikBud.

Tarigan, Daitin. (2006). Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagakertjaan: Alfabeta.

Universitas Pendidikan Indonesia (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta :Kencana.

Wahyudin, dkk. dan Mohamad, N. (2006). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: UPI PRESS.

Wena, made. (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : PT. Bumi aksara.

Gambar

Tabel 4.12  Interval Kategori Kemampuan Awal Siswa
Tabel 3.1 Kisi – kisi Instrumen
Tabel 3.2 Rubik Skor Kemampuan Berpikir Kreatif
Tabel 3.4
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini ditunjukkan dari uji paired t test dan tabel penurunan skala nyeri antara sebelum dan sesudah pemberian mahkota dewa.Ini berarti ada pengaruh ekstrak mahkota dewa

63 Gambar 4.24 Peta Pola Spasial Lokasi Berbelanja Daring Produk Makanan dan Minuman Mahasiswa Universitas Pendidikan

DM atau sering disebut dengan kencing manis adalah suatu penyakit kronik yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin atau.. tidak dapat

Dim AddStatus As Boolean Dim StrFilePath As String Dim SQLTemp As String Dim NewForm As Form. Private Sub cmdHapus_Click() On Error

Nyawanya meninggalkan tubuhnya dengan sebuah senyum khas di wajahnya dan video kamera mengambil gambar wajahnya dari berbagai sudut, sebagai bukti akan dua hal: (i) bahwa ini

Penelitian tentang ”Pengaruh Penambahan Atonik dan BAP (Benzil Amino Purin) Pada Media ½ MS Terhadap Kultur Primordial Daun Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)” telah

PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI BERHITUNG PERKALIAN PADA ANAK TUNARUNGU SDLB KELAS IV DI SLB NEGERI CICENDO KOTA BANDUNG.. Universitas

 Bagaimana anda sebagai admin mengelola dan memantau kegiatan aktif jurnalistik warga pada Group Facebook Kabar Salatiga?.