PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA PEMBELAJARAN LUAS BANGUN DATAR TRAPESIUM MELALUI
PENDEKATAN OPEN-ENDED
(Penelitian Pre-Eksperimen di Kelas V SDN Cieunteung 2 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya )
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh Ade Novia NIM 1004185
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA 2014
ADE NOVIA
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA PEMBELAJARAN LUAS BANGUN DATAR TRAPESIUM MELALUI
PENDEKATAN OPEN-ENDED
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Dr. Hj. Epon Nuraeni, M.Pd NIP. 195710131983032001
Pembimbing II
Drs. H. Oyon Haki Pranata, M.Pd NIP.195606061986031002
Mengetahui,
Ketua program studi PGSD
UPI Kampus Tasikmalaya
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
PADA PEMBELAJARAN LUAS BANGUN DATAR
TRAPESIUM MELALUI PENDEKATAN
OPEN-ENDED
Oleh
Ade Novia
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Ade Novia 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
iii
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA
PADA PEMBELAJARAN MATERI LUAS BANGUN DATAR TRAPESIUM
MELALUI PENDEKATAN OPEN-ENDED population and sample 2 with 21 fifth grade students using this type of research Pree-gathering techniques exsprimental through pre-test and posttest on the broad concept of flat trapezoidal wake as the object of research with the goal after learning through open-ended approachthere is an increase in students' ability to think creatively on a broad concept of waking flat trapezoid. after statistical analysis, descriptive, N-Gain test and test welcoxson, then there is an increase in the quality of students' creative thinking ability in middle category. to test the hypothesis test welcoxson with asymp sig value of 0.00, mk obtained asymp sig value <0.05. so can simbulkan that rejected and accepted, which means there are differences in students' increased ability to think creatively on a broad concept of flat trapezoidal account after waking do learning through open ended approach.
Kurangnya kemampuan berpikir kreatif siswa selalu menjadi masalah yang terus dicari solusinya. Berbagai pendekatan dengan berbagai variasi dan rangsangan telah dihasilkan, dengan kelebihan dan kekurangannya. Maka salah satunya peneliti mengembangkan pembelajaran melalui pendekatan open-ended. Penelitian ini berlokasi di SDN Cieunteung 2 dengan populasi dan sampel 21 siswa kelas V, dengan menggunakan jenis penelitian pre-exsperimental melalui teknik pengumpulan data pre-test dan posttest pada konsep luas bangun datar trapesium sebagai objek penelitian dengan tujuan setelah pembelajaran melalui pendekatan open-ended terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep luas bangun datar trapesium. Setelah dilakukan analisis statistik deskriptif, uji N-Gain dan uji wilcoxson, maka terdapat peningkatan kualitas kemampuan berpikir kreatif siswa berada pada kategori sedang. Untuk uji hipotesis dilakukan uji wilcoxson dengan nilai
asymp sig sebasar 0,00, maka diperoleh nilai asymp sig < 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa H ditolak dan H diterima yang artinya, ada perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep luas bangun datar trapesium setelah menggunakan pembelajaran melalui pendekatan open-ended.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………... ... i
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Geometri ... 9
B. Pembelajaran Konsep Bangun Datar Trapesium ... 10
C. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 17
D. Pendekatan Open-ended dalam Pembelajaran Matematika ... 20
E. Kerangka Pemikiran ... 26
F. Hipotesis ... 27
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 28
B. Populasi dan Sampel ... 29
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 30
D. Instrumen Penelitian ... 31
F. Teknik Pengumpulan Data ... 42
G. Teknik Analisis Data ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 48
1. Analisis Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kreatif berdasarkan Pre-test dan Post-test ... 48
2. Uji N-Gain ... 60
3. Uji Asumsi data Pre-test dan Post-test ... 62
B. Pembahasan ... 63
1. Kemampuan Berpikir Kreatif Konsep Luas Bangun Datar Trapesium Siswa Kelas V SDN Cieunteung 2 sebelum Pembelajaran melalui Pendekatan Open-ended ... 64
2. Proses Pembelajaran Pendekatan Open-ended pada Konsep Luas Bangun Datar Trapesium untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa di Kelas V SDN Cieunteung 2... 74
3. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Konsep Luas bangun Datar Trapesium dengan Pembelajaran melalui Pendektan Open-ended ... 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 88
B. Saran ... 89
DAPTAR PUSTAKA ... 90
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi- kisi Instrumen ... 32
Tabel 3.2 Rubik Skor Kemampuan Berpikir Kreatif pada Konsep Luas Bangun Datar Trapesium ... 34
Tabel 3.3 Interpretasi Koefisiean Korelasi (rxy) Menurut Arikunto…... 37
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas………... 37
Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Reliabilitas (R11) Menurut Guilford… 38 Tabel 3.6 Interpretasi Tingkat Kesukaran Soal……… 39
Tabel 3.7 Tingkat Kesukaran Soal……….. 40
Tabel 3.8 Interpretasi Daya Pembeda Soal………. 41
Tabel 3.9 Daya Pembeda Soal……… . 41
Tabel 3.10 Interval Kategor menurut Cece Rahmat dan Solehudin……. 44
Tabel 3.11 Interpretasi Kriteria N-Gain………. . 45
Tabel 4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Pre-Test ………. . 48
Tabel 4.2 Interval Kategori Pre-Test Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa terhadap Konsep Luas Bangun Datar Trapesium………. 50
Tabel 4.3 Data Statistik Pre-Test ……….…. . 52
Tabel 4.4 Tabel Distribusi Frekuensi Post-Test……….. 53
Tabel 4.5 Interval Kategori Post-Test Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa terhadap Konsep Luas Bangun Datar Trapesium………... . 55
Tabel 4.6 Data Statistik Post-Test………. . 57
Tabel 4.7 Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Pre-test dan Posttest……….. 59
Tabel 4.8 Hasil Keseluruhan Uji N-Gain……… 61
Tabel 4.9 Uji Wilcoxon……….. 63
Tabel 4.10 Statistik Uji Wilcoxon……… 64
pada Indikator 1………. . 67
Tabel 4.12 Interval Kategori Kemampuan Awal Siswa pada Indikator 2……… . 69
Tabel 4.13 Interval Kategori Kemampuan Awal Siswa pada Indikator 3……… . 71
Tabel 4.14 Interval Kategori Kemampuan Awal Siswa pada Indikator 4………. 73
Tabel 4.15 Fokus Pembelajaran Setiap Pertemuan……….. 75
Tabel 4.16 Hasil uji N-Gain Indikator 1………. . 80
Tabel 4.17 Hasil uji N-Gain Indikator 2……….. . 82
Tabel 4.18 Hasil uji N-Gain Indikator 3………... 83
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Bagan 2.1 Jenis-jenis Trapesium……… 12
Gambar 2.1 Sama Kaki……… 13
Gambar 2.2 Trapesium Siku-siku……….. 13
Gambar 2.3 Trapesium Sebarang………. 14
Gambar 2.4 Luas Daerah Trapesium……….. 15
Gambar 2.5 Rumus Bangun Datar Trapesium dengan Menggunakan Pendekatan Bangun Datar Segi Tiga………. 15
Gambar 2.6 Rumus Bangun Datar Trapesium dengan Menggunakan Pendekatan Bangun Datar Persegi Panjang ……… 16
Gambar 2.7 Rumus Bangun Datar Trapesium dengan Menggunakan Pendekatan Bangun Datar Jajar Genjang ……… 17
Gambar 4.1 Grafik Pre-Test Kemampuan Berpikir Kreatif Konsep Luas Bangun Datar Trapesium……… 49
Gambar 4.2 Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif pada Uji Pre-Tes……… 51
Gambar 4.3 Grafik Post-Test Berpikir Kreatif Konsep Luas Bangun Datar Trapesium……… . 54
Gambar 4.4 Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Uji Post-Tes……….. 56
Gambar 4.5 Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Pre-Test dan Post Test……….. 60
Gambar 4.6 Pre-Test Soal No. 1……….. 66
Gambar 4.7 Kategori Kemampuan Awal Siswa pada Indikator 1…….. 67
Gambar 4.8 Pre-Test Soal No. 2……….. 68
Gambar 4.9 Kategori Kemampuan Awal Siswa pada Indikator 2…….. 70
Gambar 4.10 Pre-Test Soal No. 3……….. 71
Gambar 4.12 Kategori Kemampuan Awal Siswa pada Indikator 3……. . 72
Gambar 4.13 Pre-Test Soal No. 4………... 73
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia dalam rangka merubah
kualitas diri, untuk dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu
memperbaiki pembangunan bangsa dan negara, terutama pada zaman era globalisasi
sekarang ini masyarakat dan negara dituntut menjadi diri yang bukan hanya cerdas
tapi juga kreatif yang penuh inisiatif untuk menciptakan penemuan-penemuan baru,
ide-ide baru, dan teknologi baru untuk dapat bersaing dari negara yang sudah maju.
Karena pada dasarnya pemikiran kreatif merupakan suatu kemampuan yang
dimiliki oleh setiap orang dengan tingkat yang berbeda-beda. Menurut Treffinger
(dalam Supriadi, 1994: 15) mengemukakan bahwa “tidak ada seorang pun manusia
yang intelegensinya nol”. Seperti halnya pemikiran kreatif, tidak ada orang yang
sama sekali tidak mempunyai pemikiran kreatif. Maka diperlukan sikap, pemikiran,
dan prilaku kreatif dipupuk sejak dini, agar siswa kelak tidak hanya menjadi
konsumen pengetahuan, tetapi menciptakan pengetahuan baru, tidak hanya menjadi
pencari kerja, tetapi mampu menciptakan pekerjaan baru (wiraswasta).
Sebagaimana yang tertuang dalam undang-undang sistem pendidikan
nasional no.20 tahun 2003, tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional Indonesia,
yaitu :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Kualitas suatu pendidikan tentu tak bisa lepas dari peran guru yang
2
Munandar (dalam Nashori, 2002:25) “pendidikan formal di Indonesia terutama
menekankan pada pemikiran konvergen”. Murid-murid jarang dirangsang untuk
melihat suatu masalah dari berbagai macam sudut pandang atau untuk memberikan
alternatif-alternatif penyelesaian suatu masalah. Biasanya siswa hanya diajarkan
untuk menemukan satu jawaban terhadap suatu masalah tersebut benar atau salah
sehingga menjadikan semua siswa berpikiran seragam, pola pikir seperti ini hanya
cocok dan efektif untuk menyelesaikan permasalahan sederhana. Pengembangan
kemampuan berpikir kreatif yaitu berpikir untuk menemukan ide atau gagasan
jawaban penyelesaian terhadap suatu masalah belum menjadi prioritas dalam tujuan
pembelajaran. Evaluasi pembelajaran yang diberikan pun belum mampu mengukur
kemampuan berpikir kreatif siswa. Sehingga hasil evaluasi maupun pembelajaran
belum mampu memperlihatkan pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa
Maka berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru dan siswa
diketahui beberapa faktor yang saling berhubungan yang menyebabkan kurangnya
kemampuan berpikir kreatif siswa. Proses pembelajaran dikelas lebih bersifat teacher
centre dan transfer knowledge. Menurut Ausubel (dalam Herman dkk, 2007:42)
“membedakan antara belajar menemukan dan belajar menerima, pembelajaran yang
terjadi lebih pada belajar menerima, siswa hanya menerima konsep/materi begitu saja
dari guru kemudian menghapalkannya”, guru kurang memberi kesempatan kepada
siswa untuk bereksplorasi. Sedangkan menghapal merupakan sesuatu yang
membingungkan dan sulit untuk di pahami, sehingga tidak sedikit siswa yang merasa
kesulitan dalam proses pembelajaran. Selain itu proses “menghapal secara mekanis
juga dapat menghambat berpikir kreatif siswa” (Munandar, 2004 : 228).
Dari kondisi tersebut maka pembelajaran yang terjadi kurang bermakna,
sehingga siswa kelas V di SDN Cieunteung 2, terjadinya motivasi yang kurang
terhadap pembelajaran matematika, banyak siswa merasa tidak senang dalam
mengerjakan tugas-tugas dan merasa bahwa matematika merupakan pelajaran yang
sulit, menakutkan, dan tidak semua orang dapat mengerjakannya karena karakteristik
3
membingungkan. Akibatnya hasil evaluasi pada mata pelajaran matematika masih
belum memuaskan, terutama pada materi mengenai geometri tentang luas bangun
datar trapesium, karena dalam belajar geometri inilah siswa dituntut belajar secara
logis, sistematis, sistemik dan penuh dengan rumus, serta pembelajaran bersifat
continue dan memiliki keterhubungan antara satu dan lainnya. Sehingga siswa harus
menggabungkan dan menciptakan kembali konsep yang dipahami sebelumnya.
Dalam hal ini, peranan guru sebagai salah satu komponen pembelajaran
sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Untuk itu guru harus
menentukan kegiatan pembelajaran yang tepat. Menurut Wankat dan Oreovoce
(dalam Wena, 2001 : 138) pembelajaran yang dapat meningkatkan pemikiran kreatif
siswa dapat dilakukan dengan : “ mendorong siswa untuk kreatif, Mengajari siswa
beberapa metode untuk menjadi kreatif. menerima ide-ide kreatif yang dihasilkan
siswa. Guru mempunyai dampak yang besar tidak hanya pada prestasi pendidikan
anak, tetapi juga pada sikap anak terhadap sekolah dan terhadap belajar.
Dari pendapat diatas, salah satu pendekatan yang dapat meningkatkan
kemampuan berfikir kreatif siswa penulis menggunakan pendekatan open – ended,
yaitu pendekatan yang membantu siswa melakukan penyelesaian masalah secara
kreatif sehingga dapat mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam
menyelesaikan suatu permasalahan melalui proses menemukan sesuatu yang baru
sehingga banyak cara untuk memperoleh penyelesaian dan masalah pun dapat
diselesaikan.
Beberapa penelitian tentang pendekatan open-ended telah membuktikan
bahwa pendekatan open-ended memberikan dampak positif terhadap ketercapaian
belajar dan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Nuryatin ( 2008: 52 )
“Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan open –ended telah terbukti mampu
meningkatkan kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan serta dapat meningkatkan berpikir kreatif siswa.
Solihat (2010: 59) “ Salah satu manfaat pendekatan open- ended ialah menjadikan
4
Pendekatan pembelajaran open-ended diharapkan dapat menumbuhkan
kemampuan berfikir kreatif siswa guna menyelesaikan masalah yang mereka hadapi
dalam geometri pada konsep luas bangun datar trapesium yang akan peneliti uji.
Karena pada dasarnya setiap siswa mempunyai potensi, daya tangkap serta
kemampuan berpikir kreatif yang berbeda-beda terhadap suatu pembelajaran,
disinilah tugas guru sebagai pengelola pembelajaran untuk dapat menyampaikan
materi pembelajaran secara bermakna dan menyeluruh, maka perlunya memberi
kesempatan siswa untuk berpikir bebas sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Selain itu penggunaan pendekatan open-ended diharapkan dapat mengaktifkan siswa
dalam proses pembelajaran. Sehingga memberikan suatu pengalaman pembelajaran
pada siswa bahwa matematika tidak lagi dirasakan sebagai pelajaran yang sulit, tetapi
sebaliknya, matematika akan menjadi pelajaran yang menyenangkan yang membuat
siswa selalu tertarik untuk mempelajarinya.
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, kurangnya kemampuan
berpikir kreatif siswa selalu menjadi masalah yang terus dicari solusinya. Berbagai
pendekatan dengan berbagai variasi dan rangsangan telah dihasilkan, dengan
kelebihan dan kekurangannya. Salah satunya adalah pendekatan open-ended. Maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SDN Cieunteung 2 di kelas V, dengan
menetapkan judul: “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif pada
5 B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
a. Pendidikan formal di Indonesia lebih menekankan pada pemikiran konvergen.
b. Pembelajaran lebih bersifat teacher centre dan transfer knowledge, guru hanya
menyampaikan konsep/materi saja tanpa memberi kesempatan kepada siswa
untuk bereksplorasi.
c. Menghapal secara mekanis menjadi proses dalam pembelajaran yang dapat
menghambat berpikir kreatif siswa.
d. Kurangnya perhatian guru terhadap keberagaman siswa.
e. Persepsi siswa yang merasa tidak senang dalam mengerjakan tugas-tugas dan
f. Merasa bahwa matematika merupakan salah satu pelajaran yang sulit,
menakutkan, dan tidak semua orang dapat mengerjakannya karena karakteristik
materi matematika yang bersifat abstrak, logis, sistematis, penuh dengan rumus
yang membingungkan.
2. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka permasalahan
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa kelas V SDN Cieunteung 2
terhadap konsep luas bangun datar trapesium?
2. Bagaimana proses pembelajaran pendekatan open-ended dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran konsep luas bangun datar
trapesium dikelas V SDN Cieunteung 2 ?
3. Apakah terjadi peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap konsep
6 C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian yang hendak dilakukan
terhadap permasalahan tersebut diatas adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa kelas V SDN Cieunteung 2
pada konsep luas bangun datar trapesium.
2. Untuk mengetahui proses pembelajaran konsep luas bangun datar trapesium
melalui pendekatan open-ended dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa kelas V SDN Cieunteung 2.
3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep
luas bangun datar trapesium setelah pembelajaran melalui pendekatan open-ended
di kelas V SDN Cieunteung 2.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dengan
permasalahan dalam penelitian ini, secara umum manfaat hasil kegiatan penelitian
adalah untuk perbaikan dan peningkatan pembelajaran, khususnya peningkatan
kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran matematika melalui pendekatan
open-ended.
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis kegiatan penelitian adalah menambah wawasan tentang
pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan open-ended untuk peningkatan
kemampuan berpikir kreatif pada materi konsep luas bangun datar trapesium.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, sebagai sumber informasi tentang penggunaan pendekatan open-ended
dalam pembelajaran matemaatika.
b. Bagi sekolah, menjadi sebuah manivestasi yang baik bagi peningkatan mutu
7
c. Bagi pembaca khususnya mahasiswa, diharapkan menjadi bahan kajian yang
menarik untuk kemudian diteliti lebih lanjut dan lebih mendalam pada masa yang
akan datang.
d. Bagi Penulis, menjadi ilmu dan pengalaman yang berharga dalam permasalahan
pendidikan ke depan.
E. Struktur Organisasi Skripsi
1. BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Identifikasi Masalah Penelitian
c. Rumusan Masalah Penelitian
d. Tujuan Penelitian
e. Manfaat Penelitian
f. Struktur Organisasi Skripsi
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
a. Kajian Pustaka
1. Geometri
2. Pembelajaran Konsep Bangun Datar Trapesium
3. Kemampuan Berpikir Kreatif
4. Pedekatan Open-ended dalam Pembelajaran Matematika
b. Kerangka Pemikiran
c. Hipotesis Penelitian
3. BAB III METODE PENELITIAN
a. Metode dan Desain Penelitian
b. Populasi dan Sampel Penelitian
c. Definisi Operasional Variabel Penelitian
d. Instrumen Penelitian
8
f. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
g. Prosedur Penelitian
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
a. Hasil Penelitian
b. Pembahasan Penelitian
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitaif dengan
metode penelitian eksperimen. Menurut Hatimah, dkk. (2010:120) “eksperimen
merupakan observasi yang berada pada kondisi buatan yang dibuat atau diataur oleh
peneliti.” Penelitian eksperimen bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
terhadap suatu perlakuan pada kelas eksperimen, dengan adanya situasi atau kelas
pembanding pada kelas kontrol atau situasi sebelum diberi perlakuan. Didalam
penelitian eksperimen dibutuhkan desain penelitian. Desain penelitian merupakan
pemaparan yang spesifik yang dilakukan dalam penelitian.
Menurut Sugiono (2012 :108-109), ada beberapa bentuk desai penelitian
eksperimen yaitu, “pre-experimental design, true-experimental design, factoral
experimental design, dan quasi experimental design”.
Berdasarkan bentuk desain eksperimen, eksperimen yang digunakan adalah
penelitian pre-eksperimental design. Adapun bentuk desain penelitiannya yaitu
dengan menggunakan one group-pretest-posttest design. Desain ini dipilih karena
peneliti ingin mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa antara sebelum
menggunakan pembelajaran melalui pendekatan open-ended dan sesudah
menggunakan pembelajaran melalui pendekatan open-ended melalui uji pre-test dan
posttest yang dilakukan pada satu kelas eksperimen.
Dengan demikian hasil perlakuannya dapat diketahui lebih akurat, karena
dapat dibandingkan sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
Dengan bentuk desain penelitian yaitu sebagai berikut :
(Sugiyono, 2012: 110-111)
x
29 Keterangan :
= Nilai pretest (tes kemampuan berpikir kreatif konsep luas bangun
datar trapesium sebelum diberikan perlakuan)
X = Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open-ended
= Nilai posttest (setelah diberikan perlakuan)
Peningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran konsep
luas bangun datar trapesium melalui pendekatan open – ended = ( – ).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Cieunteung 2 kecamatan Cihideung
kota Tasikmalaya pada rentang waktu semester II (genap) tahun pelajaran 2013/2014.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah generalisasi dari objek yang akan diteliti. Menurut Sugiyono
(2010 : 61) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian ini
adalah kelas V SDN Cieunteung 2 dengan sampel siswa kelas V SDN Cieunteung 2
sebanyak 21 orang.
Menurut Sugiyono (Hatimah, dkk., 2010 : 94) “sampel adalah sebagian dari
jumlah atau karakteristik populasi”. Dalam menentukan sampel penelitian, dapat
digunakan beberapa teknik sampling. Margono (Hatimah, dkk., 2010 : 96)
menyatakan bahwa:
“Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif”.
Teknik sampling digunakan untuk menentukan sampel dari populasi yang
30
dalam memperoleh data populasi, jika peneliti memiliki keterbatasan dalam meneliti
populasi secara keseluruhan baik dari segi waktu, tenaga, dan dana.
Berdasarkan jenisnya, teknik sampling yang digunakan yaitu nonprobability
sampling dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (Hatimah,
dkk, 2010 : 99) “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel”. Alasan lain yang mendukung terhadap
pemilihan sampel penelitian ini yaitu, berdasarkan metode dan desain penelitian yang
digunakan, peneliti hanya membutuhkan satu kelas V untuk dijadikan sampel sebagai
kelas eksperimen.
Berdasarkan pertimbangan dan teknik sampling yang digunakan, maka
diperoleh data sampel yaitu siswa kelas V SDN Cieunteung 2 yang berjumlah 21
orang. Pengambilan sampel tidak dilakukan secara random sehingga tidak dilakukan
uji normalitas dan uji kesamaan rata-rata, karena hanya satu kelas yang dijadikan
sebagai objek penelitian yaitu kelas eksperimen.
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian. Dalam penelitian ini ada dua macam variabel, yaitu variabel bebas
disebut variabel penyebab atau independen variabel (X) dan variabel terikat atau
dependen variabel (Y).
Dalam penelitian ini penulis menetapkan dua variabel yang saling
mempengaruhi, yaitu:
1. Variabel penelitian
a. Variabel Bebas
Menurut Sugiyono (2012 : 4) bahwa “Variabel Bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
terikat.” Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan open-ended.
31
Menurut Sugiyono (2012 : 4) bahwa “Variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.” variabel terikat
pada penelitian ini adalah pemahaman siswa terhadap konsep matematika.
2. Definisi Operasional Variabel
a. Pembelajaran Melalui Pendekatan Open-ended
Pendekatan yang memberikan problem terbuka kepada siswa sehingga dapat
mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan
sesuatu yang baru dengan banyak cara untuk memperolehnya.
b. Peningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Terhadap Konsep Luas
Bangun Datar Trapesium
Menurut J.G. Rawlinson (1983 : 11) Berpikir kreatif adalah menghubungkan
ide atau hal-hal yang sebelumnya tidak berhubungan.
Dengan ciri-ciri aptitude yang berhubungan dengan kognitif meliputi;
1)keterampilan berpikir lancar; 2) keterampilan berpikir luwes (fleksibel); 3)
keterampilan berpikir orisinal; 4) keterampilan memperinci (mengelaborasi).
(Munandar dalam Solihat, 2010:17-18)
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan instrumen tes. Instrumen
tes yang digunakan yaitu tes subjektif (uraian). Tes berupa soal materi konsep luas
sebagai soal pret-tes dan posttes, yang bertujuan untuk mengukur kemampuan
berpikir kreatif awal siswa dan kemampuan berpikir kreatif setelah dilakukan
treatment. Siswa dituntut untuk menjawab secara bebas sesuai kemampuan
berdasarkan pengetahuan dan konsep matematika yang telah dilakukan pada
treatment sehingga dapat diketahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa
berdasarkan tahapan indikator menurut Munandar. Instrumen tes dibuat melalui
32
1. Menentukan tujuan tes berpikir kreatif, yaitu mengetahui pencapaian berpikir
kreatif luas bangun datar trapesium dengan menggunakan tes berpikir menurut
Munandar.
2. Membuat batasan terhadap materi yang diujikan, Mulai dari konsep yang paling
sederhana sampai yang paling kompleks yaitu pengertian, jenis-jenis, sifat dan
luas bangun datar trapesium.
3. Membuat kisi-kisi instrumen dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
berdasarkan KTSP, sedangkan indikatornya peneliti buat sesuai dengan tujuan
pembelajaran pada open-ended.
4. Membuat soal sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat
Soal pre-test dan posttes terlampir.
Untuk mengetahui pencapaian berpikir kreatif siswa, peneliti analisis
berdasarkan jawaban siswa terhadap setiap soal. Setiap soal memiliki skor yang
berbeda sesuai dengan tingkat kesukaran soal. Berikut tabel skor dan kisi-kisi
instrumen untuk setiap soal pre-test dan posttes.
Tabel 3.1
Aspek yang diukur Tipe soal
open-ended
1 Berpikir lancar Dalam waktu yang singkat
33
1 2 3 4 5 6
2 Berpikir luwes Siswa mampu memberikan
berbagai macam penafsiran
terhadap gambar, cerita
atau masalah
mengklasifik
asikan
2 Sedang
3 Berpikir
originalitas
Siswa mampu melahirkan
cara-cara baru dan unik
untuk menyelesaikan
masalah, Siswa mampu
mengkombinasikan
cara-cara lama dan
menghasilkan cara baru
pengukuran 3 Sukar
4 Berpikir
elaborasi
Siswa mampu menambah
atau merinci detail-detail
dari objek, gagasan atau
situasi sehingga menjadi
menarik.
mengklasifik
asikan
34
Untuk mengetahui pencapaian kemampuan berpikir kreatif siswa, peneliti
analisis berdasarkan jawaban siswa terhadap setiap soal. Setiap soal memiliki skor
yang berbeda sesuai dengan tingkat kesukaran soal dan gagasan-gagasan yang
diberikan. Berikut tabel skor untuk setiap soal pre-test dan posttes.
Tabel 3.2
Rubik Skor Kemampuan Berpikir Kreatif
pada Konsep Luas Bangun Datar Trapesium
No. Kriteria Skor Skor Maksimum
- Menyebutkan jumlah dari setiap
jenis trapesium yang ditemukan
- Penjabaran dari trapesium
siku-siku
- Penjabaran dari trapesium sama
kaki
- Penjabaran dari trapesium sebarang
35
1 2 3 4
3
- Menggambar bangun datar
trapesium dengan benar 5
40
- Jawaban yang dikemukakan
lengkap dan benar 35
- Jawaban yang dikemukakan
lengkap tetapi jawaban salah 20
- Mendapatkan jawaban tetapi
tidak ada cara penyelesaian 10
- Tidak menjawab 0
4
Menggabungkan bangun datar lain
menjadi bangun datar trapesium
- Menemukan bangun datar
trapesium lebih dari 4
- Menemukan bangun datar
trapesium kurang dari sama dengan
4
- Menemukan 2 bangun datar
trapesium
- Menggambarkan dan menyebutkan
jenis trapesium yang ditemukan skor
di tambah 5
Setelah pembuatan instrumen selesai, langkah selanjutnya adalah pengujian
36
soal open-ended siswa terhadap materi luas bangun datar trapesium. Sebelum
instrumen diujikan kepada siswa, instrumen harus terlebih dahulu diuji kelayakannya.
Menurut Sudjana (2010 : 12) menyatatakan bahwa “suatu alat penilaian dikatakan
mempunyai kualitas yang baik apabila memiliki nilai ketepatan atau validitas dan
keajegan atau reliabilitasnya”. Oleh karena itu, uji kelayakan tes dilakukan dengan
validitas dan reliabilitasnya yang dilengkapi dengan uji tingkat kesukaran soal dan
daya pembeda untuk memperoleh kualitas instrument yang lebih baik. Pengujian
dilaksanakan di kelas V SDN Cieunteung Gede Kecamatan Cihideung Kota
Tasikmalaya dengan Jumlah siswa 30 orang. Perhitungan terhadap uji validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda adalah sebagai berikut :
1. Pengujian Validitas
Alat pengumpulan data yang baik dan dapat dipercaya adalah alat
pengumpulan data yang telah terpenuhi validitas dan reabilitasnya. Menurut Arikunto
( Ridwan, 2011 : 97 ) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat
keandalan atau kesahihan suatu instrumen, suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi untuk menentukan validitas tes yang diberikan, Validitas
yang digunakan pada instrumen ini adalah dengan menggunakan program aplikasi
Microsoft Office Excel 2007 atau secara rumus korelasi Pearson Product Moment,
rXY = koefisien validitas antara variabel x dan variabel y
X = skor setiap butir soal masing-masing siswa
Y = skor total masing-masing siswa
N = banyaknya siswa/ responden uji coba
Perhitungan uji validitas dilakukan dengan bantuan komputer program
37
(rxy) menurut Arikunto (2012 : 89) sebagaimana dijelaskan pada tabel 3.3. Dilakukan
dengan mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total.
Tabel 3.3
Interpretasi Koefisiean Korelasi (rxy) Menurut Arikunto
No. Interval Kriteria
1 0,80 < r ≤ 1,00 Validitas Sangat Tinggi
2 0,60 < r ≤ 0,80 Validitas Tinggi
3 0,40 < r ≤ 0,60 Validitas Cukup
4 0,20 < r ≤ 0,40 Validitas Rendah
5 r ≤ 0,20 Validitas Sangat Rendah
Instrumen dikatakan valid jika r hitung > r tabel dengan taraf signifikansi
0,05. Sebaliknya, jika r hitung < r tabel maka instrumen dikatakan tidak valid. Setelah
diperoleh hasil perhitungannya, selanjutnya diinterpretasikan kedalam interpretasi
koefisiean korelasi (rxy) menurut Arikunto (2012 : 89) untuk memperoeh kriteria
validitas setiap butir soal. Berikut data hasil uji validitas yang telah dilakukan.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas
No. Soal Nilai rXY Kriteria Validitas
1 0.688697 Validitas Tinggi
2 0.798191103 Validitas Tinggi
3 0.69482 Validitas Tinggi
4 0.417463 Validitas Cukup
38 2. Reliabilitas Instrumen
Menurut Wahyudin,dkk. (2006 : 141) bahwa, “tes yang reliabel atau tes yang
dapat dipercaya adalah tes yang menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah
walaupun diteskan pada situasi dan waktu yang berbeda-beda.” Reliabilitas tes
dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Conbach,
r11 =[ ( )] . [1-
^
] , dengan 2 = - (( ) / ) , dengan
σt = Jumlah kuadrat skor siswa – ! ! " # / jumlah siswa
Keterangan:
2
= Variansi Butir Soal
ΣX = jumlah dari kuadrat skor item soal seluruh siswa
N = Jumlah Siswa
n = Jumlah Soal
Perhitungan uji reabilitas menggunakan program Microsoft Office Excel 2007
dengan interpretasi Koefisien Reliabilitas (r11) menurut Guilford (Ruseffendi, 2005 :
160) sebagaimana dijelaskan pada tabel 3.5.
Tabel 3.5
Interpretasi Koefisien Reliabilitas (R11) Menurut Guilford
No. Interval Kriteria
1 r ≤ 0,20 Reliabilitas Kecil
2 0,20 < r ≤ 0,40 Reliabilitas Rendah
3 0,40 < r ≤ 0,60 Reliabilitas Sedang
4 0,60 < r ≤ 0,80 Reliabilitas Tinggi
5 0,80 < r ≤ 1,00 Reliabilitas Sangat Tinggi
Instrumen dikatakan reliabel jika r hitung > r tabel dengan taraf signifikansi
0,05. Sebaliknya, jika r hitung < r tabel maka instrumen dikatakan tidak reliabel.
39
interpretasi Koefisien Reliabilitas (r11) menurut Guilford (Ruseffendi, 2005, hlm.
160). Berdasarkan hasil perhitungan, ditetapkan bahwa instrumen tes memiliki nilai
r11 = 0.548085 dengan kriteria Reliabilitas Sedang.
3. Tingkat Kesukaran Soal
Untuk memperoleh instrumen tes atau soal yang berkualitas, selain dilakukan
dengan uji validitas dan reliabilitas maka, perlu dilakukan pula uji tingkat kesukaran
soal. Tingkat kesukaran soal dimaksudkan untuk mengetahui butir soal yang
dianggap mudah, sedang, dan sulit yang akan berpengaruh terhadap kemungkinan
benar atau salahnya jawaban siswa terhadap suatu butir soal. Menurut Sudjana (2010:
135) “Kriteria kesukaran soal dapat ditentukan melalui uji tingkat kesukaran soal
yang didasarkan kepada jawaban siswa, bukan dari pendapat guru sebagai pembuat
soal”. Uji tingkat kesukaran soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Tingkat Kesukaran = )*+, &(*- ./. 0( 1 2 ' (3*(&'( , dengan
Mean = 4/.5(6 -*+, - -7( 3(2( 8/ , -+(5 ', ' / 8( 0(* - -7(
Perhitungan uji tingkat kesukaran soal, peneliti menggunakan bantuan
program Microsoft Office Excel 2007 dengan interpretasi tingkat kesukaran soal
menurut Sudjana (2010, hlm. 137) sebagaimana dijelaskan pada tabel 3.6.
Tabel 3.6
Interpretasi Tingkat Kesukaran Soal
No. Interval Kriteria
1 0,00 - 0,30 Sukar
2 0,31 - 0,70 Sedang
40
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap tingkat kesukaran soal, maka
diperoleh data pada tabel 3.7.
Tabel 3.7
Tingkat Kesukaran Soal
No. Soal Tingkat
Kesukaran
Kriteria Tingkat
Kesukaran
1 0.375 Sedang
2 0.491666667 Sedang
3 0.241667 Sukar
4 0.15 Sukar
5 0.058333 Sukar
4. Daya Pembeda
Menurut Sudjana (2010 : 141) “Daya pembeda soal bertujuan untuk menilai
kemampuan soal dalam mengklasifikasikan siswa dalam kelompok pandai dan siswa
dalam kelompok kurang.” Item soal yang tidak memiliki daya pembeda diprediksikan
bahwa soal tersebut terlalu sulit atau terlalu mudah, sehingga soal tersebut perlu
untuk direvisi ulang.
Menghitung daya pembeda soal dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:
Daya Pembeda item Soal = (,( ( ,( ( *'5+.3+* ( (-) (,( ( ,( ( *'5+.3+* 8(7(6)-*+, .(*- ./. -+(5
Perhitungan uji Daya Pembeda item soal, peneliti menggunakan bantuan
program Microsoft Office Excel 2007 dengan interpretasi tingkat kesukaran soal pada
41 Tabel 3.8
Interpretasi Daya Pembeda Soal
No. Interval Kriteria
1 Negatif Sangat Jelek
2 0,00 - 0,20 Jelek
3 0,21 – 0,40 Cukup
4 0,41 – 0,70 Baik
5 0,71 – 1, 00 Sangat Baik
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap uji daya pembeda soal, maka
diperoleh data pada tabel 3.9.
Tabel 3.9
Daya Pembeda Soal
Berdasarkan Uji kelayakan tes pengujian validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran soal, dan daya pembeda maka soal yang di ujikan untuk pre-test dan No.
Soal
Tingkat Daya Pembeda
Soal
Kriteria Daya
Pembeda Sola
1 0,50 Baik
2 0,78 Sangat Baik
3 0,28 Cukup
4 0,25 Cukup
42
posttes yaitu soal nomor 1, 2, 3, dan 4. Untuk soal nomor 5 soal tidak di ujikan
dengan beberapa alasan :
1. Memiliki tingkat validitas rendah.
2. Memiliki daya pembeda yang jelek karena lebih banyaknya jumlah siswa dari
kelompok pandai yang menjawab dengan tepat suatu soal dari pada jumlah siswa
dari kelompok yang kurang pandai.
3. Untuk mempertimbangkan tingkat kepraktisan dari segi pelaksanaan, waktu yang
dibutuhkan seta cara pemeriksaan dan pengolahan. (Cece Rahmat dan Solehudin
2006:77).
5. Teknik Pengumpulan data
Setelah uji coba instrumen, langkah berikutnya yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah skor kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran
materi luas bangun datar trapesium. Data tersebut diperoleh dari penilalaian tes
kemampuan berpikir kreatif yang sebelumnya dilakukan pembelajaran terlebih
dahulu kemudian baru menyebarkan soal instrumen untuk mendapatkan data
penelitian
( posttest).
Untuk peningkatan kemampuan berfikir kreatif siswa dengan menggunakan
pendekatan open-ended. Dilakukan penelitian dengan menggunakan tes uraian
sebanyak 4 soal.
Dalam penilaian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah pre-test
dan posttest.
1. Pre-test
Kegiatan untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum diberikan
perlakuan.
43
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open-ended
untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran
konsep luas bangun datar trapesium.
3. Posttest
Kegiatan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa setelah
dilakukan perlakuan (Treatment).
6. Teknik Analisis Data
Setelah pengumpulan data kemudian data dianalisis, langkah-langkah analisis
data secara garis besar adalah sebagai berikut:
a. Persiapan
Mengecek kelengkapan pengisi, mengecek kelengkapan data, dan mengecek
isian data.
b. Tabulasi
Memberi skor pada setiap item-item pertanyaan serta mentabulasikan setiap
data yang berhasil dikumpulkan. Yang bertujuan untuk memperoleh data mentah
berdasarkan hasil uji pre-test dan posttest. Pada penelitian ini, analisis data hanya
dilakukan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Hal ini karena pada
penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimen dengan sampel jenuh. Sehingga,
tidak dilakukan uji normalitas dan uji kesamaan rata-rata sebagai salah satu syarat
dalam perhitungan statistik inferensial.
c. Statistika Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang
terkumpul sebagaimana adanya melalui penjabaran dengan beberapa kalimat tanpa
bermaksud membuat generalisasi. Data ditampilkan untuk melihat perbandingan
rata-rata sampel sebelum dan sesudah diberi perlakuan serta untuk mengetahui
44
ditemukan gambaran ada tidaknya peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa
terhadap konsep luas bangun datar trapesium memalui pembelajaran pendekatan
open-ended. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Office Excel
2007 dan SPSS 16.0. Kemudian dikategorikan pada kategori kemampuan berpikir
kreatif berdasarkan interval kategori kemampuan berpikir kreatif yang diadaptasi dari
interval kategori menurut Cece Rahmat dan Solehudin (Putri, 2012 : 38). Dengan
ketentuan sebagai berikut :
Tabel 3.10
Interval Kategor menurut Cece Rahmat dan Solehudin
Penjelasan:
9:2'(5 = 92'(5
;2'(5 = <9:2'(5
d. Uji N-Gain
Uji Gain Factor (N-Gain) digunakan untuk mengetahui sejauh mana
peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap konsep luas bangun datar
trapesium antara sebelum pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open–
ended dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open-ended.
Analisis terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa didasarkan atas
kemampuan siswa dalam menjawab setiap butir ide dan gagasan yang bervariatif
dengan tepat sesuai konsep matematis, sebagai implikasi dari kemampuan siswa
No Interval Kategori
1 X≥ X=!> + 1,5 S!> Sangat Tinggi
2 X=!> + 0,5 S!> ≤ X < X=!> + 1,5 S!> Tinggi
3 X=!> - 0,5 S!> ≤ X < X=!> + 0,5 S!> Sedang
4 X=!> - 1,5 S!> ≤ X < X=!> -0,5 S!> Rendah
45
dalam mencapai indikator berpikir kreatif menurut Munandar. Uji N-Gain dilakukan
pada setiap butir soal menggunakan bantuan program Microsoft Office Excel 2007
dengan mengaplikasikan rumus N-Gain menurut Putri (2012:41) sebagai berikut:
Uji N-Gain atau Gain Faktor menggunakan rumus :
Keterangan:
G = Nilai Normal Gain
S Post Test = Skor pada uji Post Test
S Pre-Test = Skor pada uji Pre-Test
S Maksimum = Skor maksimum pada setiap butir soal
Setelah diketahui nilai Normal Gain (N-Gain), kemudian dikategorikan
peningkatan setiap siswa dengan menghitung rata-rata nilai N-Gain yang diperoleh
masing-masing siswa pada setiap butir soal. Sehingga diketahui peningkatan
kemampuan berpikir kreatif siswa pada setiap indikatornya. Berikut interpretasi
kategori peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap konsep luas bangun
datar treapesium untuk setiap butir soal menurut Anggraeni (2010:42) peneliti sajikan
pada tabel 3.11
Kriteria tingkat gain adalah :
Tabel 3.11
Interpretasi Kriteria N-Gain
No. Rentang Data Kriteria
1. N-gain > 0,7 Tinggi
2. 0,3 < N-gain ≤ 0,7 Sedang
3. N-gain ≤ 0,3 Rendah
46 e. Uji Asumsi Data Pre-Test dan Post-Test
Uji asumsi terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Karena sampel
bersifat sampel jenuh dengan jumlah 21 siswa, maka data diasumsikan tidak normal.
Begitupun dengan uji homogenitas diasumsikan data homogen. Hal ini karena data
pre-test dan posttest berasal dari variansi yang sama. Berdasarkan penjelasan diatas,
diketahui bahwa pada penelitian ini menggunakan uji non-parametrik dengan
metode Rank sum test (wilcoxon).
Uji wilcoxon digunakan untuk menganalisis hasil-hasil pengamatan yang
berpasangan dari dua data apakah berbeda atau sama. Dalam penelitian ini, uji
wilcoxon digunakan untuk menganalisis ada tidaknya perbedaan hasil pre-test dan
posttest setiap siswa. Perhitungan uji wilcoxon dilakukan dengan bantuan program
SPSS 16.00 dengan mengaplikasikan menggunakann rumus sebagai berikut.
Z
=
N [Q R (RSP)P ]
√ Q R (RSP)( RSP)P
(Gempur Safar)
Keterangan:
N = Banyak data yang berubah setelah diberi perlakuan berbeda.
T = Jumlah ranking dari selisih yang yang negative = jumlah ranking dari selisih
yang positive.
f. Prosedur penelitian
Adapun prosedur yang dilakukan pada penelitian, yaitu :
a. Tahap Persiapan
1) Memperoleh surat keputusan tentang bimbingan skripsi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
2) Melakukan konsultasi dengan pembimbing I dan II untuk mengajukan judul atau
47
3) Menyusun proposal penelitian, kemudian dikonsultasikan dengan pembimbing I
dan II untuk diseminarkan.
4) Mengajukan permohonan pelaksanaan seminar proposal penelitian kepada dosen
pembimbing.
5) Melakukan seminar proposal penelitian.
6) Melakukan revisi proposal penelitian berdasarkan hasil seminar serta arahan dari
pembimbing I dan II.
7) Membuat surat pengantar penelitian untuk diajukan kepada kepala sekolah SDN
Cieunteung 2 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Konsultasi kepada kepala sekolah dan guru kelas mengenai penelitian yang akan
dilaksanakan.
2) Melakukan observasi
3) Mengkonsultasikan pelaksanaan penelitian dengan guru kelas.
4) Pemilihan sample sebagai subjek penelitian
5) Menguji cobakan instrumen penelitian di kelas yang bukan sample penelitian.
6) Melaksanakan penelitian
a). Pre-test
Siswa diberi tes awal untuk mengetahui tingkat berfikir kreatif pada materi luas
bangun datar trapesium ketika belum diberikan perlakuan.
b). Perlakuan
Pada kegiatan ini guru menjelaskan materi pelajaran yaitu luas bangun datar
trapesium melalui pendekatan open-ended.
c). Posttest
Posttest dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan berpikir kreatif
siswa melalui pendekatan open – ended pada pembelajaran luas bangun datar
88
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitan, pengolah, dan analisis data, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan Berpikir kreatif siswa sebelum pembelajaran melalui pendekatan
open-ended termasuk pada kategori kemampuan berpikir kreatif rendah. Hal ini
merupakan pengaruh dari kemampuan siswa pada pencapaian empat indikator
berpikir kretif, yaitu: 1)keterampilan berpikir lancar, berada pada kategori
kemampuan tinggi diperoleh oleh 15 siswa, kategori kemampuan sedang
diperoleh oleh 6 siswa; 2) keterampilan berpikir luwes (fleksibel), berada pada
kategori kemampuan tinggi diperoleh oleh 5 siswa, kategori kemampuan rendah
diperoleh oleh 12 siswa dan kategori kemampuan sangat rendah diperoleh oleh 4
siswa; 3) keterampilan berpikir orisinal, berada pada kategori kemampuan rendah
diperoleh oleh 3 siswa dan kategori kemampuan sangat rendah diperoleh oleh 18
siswa; 4) keterampilan memperinci (mengelaborasi), berada pada kategori
kemampuan sedang diperoleh oleh 12 siswa, kategori kemampuan rendah
diperoleh oleh 8 siswa dan kategori sangat rendah diperoleh oleh 1 siswa.
2. Proses pembelajaran pendekatan open-ended dalam meningkatakan kemampuan
berpikir kreatif pada konsep luas bangun datar trapesium diarahakan untuk dapat
memahami masalah, merencanakan berbagai alternatif untuk memecahkan
masalah, menyelesaikan masalah sesuai rencana, menggeneralisasikan
pnegetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan baru yang dipelajari
sehingga menjadi sebuah rangkaian pengetahuan yang sistematis, sistemik dan
memiliki keterhubungan antara satu dan lainnya sehingga dapat menghasilkan
sebuah pemikiran atau ide yang kreatif, yaitu dituntut untuk dapat berpikir lancar,
89
ingin tahu, bersifat imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan, sifat berani
mengambil resiko, sifat menghargai, sehingga siswa dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif.
3. Terjadi peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap konsep luas
bangun datar trapesium melalui pendekatan open-ended dapat diketahui melalui
uji hipotesis dengan uji wilcoxon . Berdasarkan hasil uji wilcoxon diketahaui skor
posttest setiap siswa lebih besar dari skor pre-test dan peningkatan perolehan
skor siswa menunjukan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa setelah
pembelajaran melalui pendekatan open-ended. Peningkatan kualitas kemampuan
berpikir kreatif siswa setelah pembelajaran melalui pendekatan open-ended
berada pada kategori sedang.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, maka peneliti
menyarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Pembelajaran melalui pendekatan open-ended dapat dijadikan sebagai alternatif
pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
SD.
2. Penelitian terhadap pendekatan open-ended disarankan untuk dilanjutkan dengan
aspek penelitian pada materi yang lain dalam matematika atau mengukur aspek
90
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Backer, J. & Shimada, S. (1997). The Open Ended Approach : A New proposal
for Teaching Mathematics. Reston, VA: NCTM
De Bono, Edwar. (1992). Mengajar Berpikir. Jakarta : Erlangga
Dedi. (2012). Definisi Geometri. [On Line]. Tersedia:
http://matematikadedi.wordpress.com/2012/08/07/definisi-geometri/[03 Januari 2014]
DEPDIKNAS. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Rawlinson, J.G. (1983). Berpikir Kreatif & Brainstroming. Jakarta :
ERLANGGA
Supriadi, Dedi. (1994). Kreativitas, kebudayaan & perkembangan IPTEK. Bandung : ALPABETA
Solihat,Elih. (2010). Pengaruh Pendekatan Open-ended dalam belajar
matematika untuk meningkatkan berpikir kreatif siswa.Skripsi UIN
Jakarta : Diterbitkan.
Undang-Undang SISDIKNAS (2010). UU RI No. 20 Tahun 2003. Jakarta: Sinar Grapika
Solihat,Elih. (2010). Pengaruh Pendekatan Open-ended dalam belajar
matematika untuk meningkatkan berpikir kreatif siswa.Skripsi UIN
Jakarta : Diterbitkan.
Fardah, D. (2012). Analisis Proses dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
91
Hatimah, Susilana, dan Aedi. (2010). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI PRESS.
Herman, T, dan Karlimah. (2006). Pendidikan Matematika I. Bandung : UPI PRESS.
Huzaifah, Eva. (2011). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Geometri
Siswa Dengan Menggunakan Teori Van Hiele. Skripsi, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Rahmat C, dan Solehudin. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung : UPI PRESS.
Munandar S. C. Utami (2004). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nashori, Fuad, (2002). Mengembangkan KREATIVITAS Dalam Perspektif
PSIKOLOGI ISLAM. Jogjakarta: Menara Kudus Jogjakarta.
Nur’aeni, E. (2010). Pengembangan kemampuan komunikasi geometris siswa
sekolah dasar melalui pembelajaran berbasisi teori Van Hiele. Jurnal Saung Guru, 1 (2), hlm. 28 – 34.
Nuryati, Titin. (2008). Pendekatan Open-Ended dalam Pembelajaran
Matematika di Sekolah Dasar di Kelas IV SDN 1 Karangbenda Kabupaten Ciamis. Skripsi UPI. Tasikmalaya : Tidak Diterbitkan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. (2007). Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Prabawanto S, dan Mujono. (2006). Analisis Data dan Peluang. Bandung : UPI PRESS.
Putri, S.R.D., (2012). Meningkatkan Berpikir Kreatif Siswa Pada Pelajaran
Matematika Materi Pecahan Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah.
Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.
92
Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Rosyada, Dede. (2004). Pradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Kencana. [April 2011}].
Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, Erman dkk. (2003). Strategi Belajar Matematika. Jakarta: DepDikBud.
Tarigan, Daitin. (2006). Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagakertjaan: Alfabeta.
Universitas Pendidikan Indonesia (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta :Kencana.
Wahyudin, dkk. dan Mohamad, N. (2006). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: UPI PRESS.
Wena, made. (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : PT. Bumi aksara.