• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI PERISTIWA ALAM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SDN 2 SUNTENJAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI PERISTIWA ALAM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SDN 2 SUNTENJAYA."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM

PEMBELAJARAN IPA MATERI PERISTIWA ALAM UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V

SDN 2 SUNTENJAYA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Listriana Pratiwi

1003385

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN AKTIVITAS LISAN SISWA

PADA MATERI PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH MELALUI

METODE MIND MAPPING BERGAMBAR DI KELAS V SDN 2

SUNTENJAYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh

Listriana Pratiwi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Listriana Pratiwi 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM

PEMBELAJARAN IPA MATERI PERISTIWA ALAM UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V

SDN 2 SUNTENJAYA

Oleh

Listriana Pratiwi

NIM 1003385

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Pembimbing I

Dr. Dharma Kesuma, M.Pd.

NIP. 195509271985031001

Pembimbing II

Drs. Nana Djumhana, M.Pd

NIP. 195905081984031002

Diketahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Drs. Nana Djumhana, M.Pd

(4)

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Hipotesis Tindakan ... 6

F. Definisi Operasional ... 6

BAB II IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI PERISTIWA ALAM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ... 9

A. Model Pembelajaran Problem Based Learning ... 9

1. Pengertian Model Problem Based Learning (PBL) ... 10

2. Karakteristik Model Problem Based Learning (PBL) ... 10

3. Langkah-Langkah Pembelajaran Model Problem Based Learning (PBL) ...12

4. Pendidik sebagai Fasilitator dalam Model Problem Based Learning (PBL) ...15

5. Peranan Siswa dalam Pembelajaran Model Problem Based Learning (PBL) ... 17

6. Manfaat Model Problem Based Learning (PBL) ... 18

(5)

viii

B. Kemampuan Berpikir Kritis ... 20

1. Pengertian Berpikir Kritis ... 20

2. Karakteristik Berpikir Kritis ... 21

3. Keterampilan Penting dalam Berpikir Kritis... 23

4. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis ... 24

5. Strategi Melatih Kemampuan Berpikir Kritis ... 27

C. Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 28

1. Pendidikan IPA di Sekolah Dasar ... 28

2. Tujuan Pembelajaran IPA ... 30

3. Ruang Lingkup Materi IPA ... 31

D. Kajian Penelitian Terdahulu ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Metode dan Pendekatan ... 33

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

C. Subjek Penelitian ... 33

D. Prosedur Penelitian ... 34

E. Instrumen Penelitian ... 38

F. Analisis dan Interpretasi Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Deskripsi Kondisi Awal ... 50

B. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ... 51

1. Pelaksanaan Tindakan Penelitian Siklus I ... 51

2. Pelaksanaan Tindakan Penelitian Siklus II ... 60

C. Hasil Penelitian ... 66

1. Hasil Penelitian Siklus I ... 66

a. Aktivitas Guru dan Siswa dengan Mengimplementasikan Model PBL ... 66

b. Analisis Berpikir Kritis Siswa pada Tahapan PBL ... 71

c. Hasil Belajar Siswa ... 74

(6)

2. Hasil Penelitian Siklus II ... 77

a. Aktivitas Guru dan Siswa dengan Mengimplementasikan Model PBL ... 77

b. Analisis Berpikir Kritis Siswa pada Tahapan PBL ... 81

c. Hasil Belajar Siswa ... 84

d. Refleksi Siklus II ... 86

D. Pembahasan ... 86

1. Pelaksanaan Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Model Problem Based Learning ... 86

2. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 90

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 95

A. Simpulan ... 95

B. Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 97

LAMPIRAN

(7)

ABSTRACT

PROBLEM BASED LEARNING IMPLEMENTATION IN TEACHING

SCIENCE CHAPTERS NATURAL EVENTS FOR IMPROVING CRITICAL THINKING SKILL FIFTH GRADE STUDENT OF

SUNTENJAYA 2 ELEMENTARY SCHOOL

Oleh

Listriana Pratiwi

1003385

This Classroom Action Research is about Problem Based Learning implementation in teaching science chapters natural events for improving crtitical thinking skill fifth grade student of Suntenjaya 2 Elementary School. The purpose of this research are describing the application of Problem Based Learningthat can improve critical thinking skill fifth grade student of Suntenjaya 2 Elementary School in teaching science chapters natural events. This research also has a special purpose to describing the application and enhancement of critical thinking skill through Problem Based Learning implementation. The research used Classroom

Action Research (CAR) methods, Kemiis and Taggart’s model. The experiment

was conducted in two cycles, with each cycle consisting of planning, implementation measures, observation, and reflection. Data collection done by using research instruments such as observation sheets, students worksheet, and test. The measures were applied to this model : (1) aware of the problem; (2) formulate the problem; (3) Formulate the hypothesis; (4) data collection; (5) test the hypothesis; (6) determine the problem solving. The research found that the application of this model can involve students actively in every steps. The research showed an improvement in critical thinking indicators from the first cycle to the second cycle. For the further research may be able to enhance every stage Problem Based Learning implementation to make it easier for students to understand.

(8)

PEMBELAJARAN IPA MATERI PERISTIWA ALAM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V

SDN 2 SUNTENJAYA

Oleh Listriana Pratiwi

1003385

Penelitian Tindakan Kelas berkenaan dengan implementasi Problem Based Learning dalam pembelajaran IPA materi peristiwa alam untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya. Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk memperoleh dan mendeskripsikan data mengenai implementasi Problem Based Learning dalam pembelajaran IPA materi Peristiwa Alam untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V. Adapun penelitian ini bertujuan khusus untuk memperoleh dan mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA dan peningkatan kemampuan berpikir kritis dengan mengimplementasikan Problem Based Learning. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan model Kemmis dan Taggart ke dalam dua siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui instrument penelitian berupa lembar kerja siswa (LKS) yang sudah dimodifikasi, lembar observasi aktivitas guru dan siswa serta lembar observasi kemampuan berpikir kritis pada tahapan PBL, dan tes formatif. Langkah yang diterapkan pada model ini berupa : (1) menyadari masalah; (2) merumuskan masalah; (3) merumuskan hipotesis; (4) mengumpulkan data; (5) menguji hipotesis; dan (6) menentukan pilihan penyelesaian. Hasil penelitian ditemukan bahwa dengan model ini dapat melibatkan siswa secara aktif dalam setiap tahapan pembelajaran. Terjadi peningkatan pencapaian indikator berpikir kritis siswa dari siklus I ke siklus II. Semoga peneliti selanjutnya yang menggunakan model PBL sebagai bahan penelitiannya agar mampu menyempurnakan lagi setiap tahapan PBL yang dilaksanakan dan membuat modifikasi LKS lanjutan yang akan lebih memudahkan siswa untuk mengerti dan melaksanakan setiap tahapan dalam PBL.

Kata Kunci : model pembelajaran, Problem Based Learning, kemampuan

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003,

pendidikan merupakan sebuah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara. Jadi dapat dimaknai bahwa pendidikan merupakan

suatu lembaga yang memfasilitasi setiap peserta didik agar menjadi manusia yang

mandiri dan menjadi bagian masyarakat di lingkungannya. Pendidikan juga menuntut

adanya pengembangan diri seorang peserta didik yang dibimbing dengan pendidikan

bermakna yang direncanakan oleh pendidik.

Sama halnya dengan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah

Dasar, IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih

lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses

pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara

ilmiah. Bila siswa sudah terbiasa memecahkan persoalan di kehidupan sehari-hari

(10)

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SDN 2 Suntenjaya menunjukan bahwa

pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung siswa kelas V kurang memberikan

respon. Dalam proses pembelajaran IPA siswa cenderung pasif sehingga guru harus

memberikan dorongan kepada siswa agar mau menjawab pertanyaan tersebut. Selama

pembelajaran berlangsung, siswa kurang bisa mengemukakan pendapatnya mengenai

masalah yang disajikan oleh guru. Hal ini ditandai dengan siswa yang tidak mau

bertanya kepada guru tentang materi pelajaran yang belum dipahami. Selain itu siswa

masih bingung ketika menjawab pertanyaan dengan kata tanya “Mengapa” dan

“Bagaimana”. Jawaban yang diberikan siswa cenderung singkat bahkan beberapa jawaban siswa masih asal tidak sesuai dengan konteks pertanyaan. Berdasarkan ini

dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran IPA di

kelas V masih rendah.

Pembelajaran IPA di SDN 2 Suntenjaya lebih dititik beratkan pada metode

ceramah yang diberikan oleh guru. Komunikasi yang terjalin selama pembelajaran

adalah komunikasi satu arah, sehingga guru tidak bisa memfasilitasi siswa dalam

berpikir lebih mendalam. Siswa hanya dibiasakan mendapatkan pengetahuan dari

buku dan penjelasan guru yang kemudian dicatat. Siswa terbiasa hanya menerima

pembelajaran dari guru sehingga tercipta suatu situasi dimana pelajaran di sekolah

hanya didapat dari penjelasan guru saja. Siswa belum terlatih untuk berani

mengungkapkan ide-idenya mengenai pembelajaran yang sedang berlangsung. Media

pembelajaran dan variasi metode pembelajaran yang sewaktu-waktu digunakan oleh

guru hanya dianggap sebagai sarana penarik perhatian, padahal seperti yang kita

ketahui penggunaan media dan metode pembelajaran yang bervariasi memiliki tujuan

agar siswa mampu mengkonstruksi dan mengembangkan pengetahuannya.

Fakta lain terungkap dari hasil wawancara dengan guru kelas bahwasanya selama

pembelajaran siswa-siswi kelas V bersikap apatis dan acuh terhadap materi

pembelajaran yang diberikan guru. Dari hasil observasi dan wawancara awal dapat

(11)

3

metode pembelajaran yang digunakan tidak menarik bagi siswa, sumber belajar yang

digunakan terbatas hanya dari guru dan buku pelajaran, dan yang tidak kalah

pentingnya yaitu kurangnya peran guru dalam menggali pengetahuan siswa

berdasarkan pemikiran dan pengalaman siswa itu sendiri.

Mengingat pentingnya hal tersebut, pembelajaran yang diharapkan adalah

pembelajaran yang berlangsung secara inovatif, efektif, dan efisien. Pembelajaran

pada dasarnya merupakan sebuah proses untuk membantu perkembangan

kemampuan berpikir siswa. Menurut Jufri (2013:44) “Proses pendidikan di sekolah

tidak hanya menekankan kepada akumulasi pengetahuan tentang materi pelajaran,

tetapi lebih mengutamakan kemampuan peserta didik untuk memperoleh

pengetahuannya sendiri (Self Regulated Learning)”. Oleh sebab itu, proses

pembelajaran yang berlangsung di kelas dapat memfasilitasi siswa untuk

mengeksplorasi dan mengelaborasi sendiri sekaligus melakukan konfirmasi sesuai

dengan proses berpikirnya sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, masalah berpikir kritis ini mampu

ditangani dengan menggunakan beberapa metode maupun model pembelajaran,

seperti model Problem Based Learning (PBL), metode diskusi, pendekatan CTL,

inquiry terbimbing, dan lain-lain. Agar proses berpikir kritis siswa terfasilitasi dengan

baik diperlukan sebuah model pembelajaran yang tepat, salah satunya adalah dengan

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

PBL merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia

nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir dan

keterampilan memecahkan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang

esensial dari materi pelajaran. PBL menekankan pada keaktifan siswa dalam

memecahkan suatu masalah, baik masalah yang disajikan guru maupun masalah yang

mereka munculkan sebagai bagian dari pengalamannya.

Menurut Arends (Putra, 2013:66) menyatakan bahwa :

(12)

menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, serta meningkatkan kepercayaan diri.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, peneliti tertarik untuk

melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul ”Implementasi Problem Based

Learning dalam Pembelajaran IPA Materi Peristiwa Alam Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V SDN 2 Suntenjaya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang

menjadi rumusan masalah umum dalam penelitian ini adalah “Bagaimana

implementasi Problem Based Learning dalam pembelajaran IPA materi Peristiwa

Alam untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa Kelas V SDN 2

Suntenjaya?”. Adapun rumusan masalah khusus dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA materi Peristiwa Alam melalui

implementasi model Problem Based Learning di Kelas V SDN 2 Suntenjaya?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa melalui

implementasi Problem Based Learning pada pembelajaran IPA materi Peristiwa

Alam di Kelas V SDN 2 Suntenjaya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh dan

mendeskripsikan data mengenai implementasi Problem Based Learning dalam

pembelajaran IPA materi Peristiwa Alam untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kritis siswa Kelas V SDN 2 Suntenjaya. Adapun penelitian ini bertujuan khusus

untuk memperoleh dan mendeskripsikan :

1. Pelaksanaan pembelajaran IPA materi Peristiwa Alam melalui implementasi

(13)

5

2. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa melalui implementasi

Problem Based Learning pada pembelajaran IPA materi Peristiwa Alam di Kelas

V SDN 2 Suntenjaya.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, siswa, guru, dan

sekolah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Melalui penelitian ini diharapkan peneliti memperoleh model pembelajaran yang

tepat dalam mengupayakan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas

V SDN 2 Suntenjaya melalui implementasi model Problem Based Learning

dalam pembelajaran IPA materi Peristiwa Alam.

2. Manfaat Praktis

a. Peneliti

Diharapkan dapat menjadi landasan teoritik dalam pengembangan ilmu

pembelajaran IPA, sehingga dapat menjadi masukan dalam upaya mengkaji

lebih luas tentang penggunaan model Problem Based Learning dalam

pembelajaran IPA.

b. Siswa

Penelitian ini bermanfaat untuk siswa sebagai sebuah pengalaman belajar

baru dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning.

c. Guru

Penelitian ini bermanfaat sebagai perbaikan mengajar yang mengutamakan

pada keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran IPA mengenai

Peristiwa Alam dan menambah pengetahuan serta keterampilan dalam

(14)

Learning, serta memberikan keterampilan yang mendukung pengembangan

peran guru sebagai peneliti.

d. Sekolah

Sebagai contoh dalam mengupayakan peningkatkan kualitas pembelajaran

IPA di SDN 2 Suntenjaya.

e. Sumbangan pemikiran dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas

pembelajaran IPA khususnya dan mutu serta kualitas pendidikan di sekolah

pada umumnya.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis mencoba untuk merumuskan

hipotesis yang akan diuji kebenarannya lebih lanjut, adalah sebagai berikut :

”Penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dalam pembelajaran IPA materi Peristiwa Alam”

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka definisi

operasional pada Implementasi Problem Based Learning dalam Pembelajaran IPA

Materi Peristiwa Alam untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

V SDN 2 Suntenjaya adalah sebagai berikut.

1. Model Problem Based Learning.

Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang menjadikan

masalah sebagai subjek pembelajaran dan menuntut siswa untuk secara aktif dalam

memecahkan masalah yang berasal dari kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus

(15)

7

kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Adapun langkah-langkah

pembelajaran model PBL yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

a. Menyadari Masalah

b. Merumuskan Masalah

c. Merumuskan Hipotesis

d. Mengumpulkan Data

e. Menguji Hipotesis

f. Menentukan Pilihan Penyelesaian

2. Kemampuan Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah suatu kegiatan berpikir tentang ide atau gagasan dengan

melalui proses mengamati, menganalisis, dan mengevaluasi sebelum mendapatkan

keputusan masuk akal tentang apa yang diyakini atau dilakukan. Kemampuan

berpikir kritis akan diukur pada saat proses pembelajaran dan tes formatif yang

diberikan setelah pembelajaran. Indikator berpikir kritis yang digunakan dalam proses

pembelajaran disajikan pada tabel 1.1.

Tabel 1.1.

Indikator Berpikir Kritis dalam Penelitian

No. Indikator Sub-Indikator Indikator Sasaran

1. Memberikan

Penjelasan

Sederhana

Memfokuskan

pertanyaan

Siswa mampu merumuskan

pertanyaan berdasarkan

masalah yang ditemukan

2. Menganalisis

Argumen

Siswa mampu membandingkan

hipotesis yang telah dibuat

dengan hasil percobaan yang

telah mereka lakukan

3. Membangun

keterampilan dasar

Mengobservasi dan

mempertimbangkan

Siswa mampu melaporkan

(16)

hasil observasi percobaan yang telah

dilakukan

4. Menyimpulkan Membuat induksi

dan

mempertimbangkan

induksi

Siswa mampu membuat

hipotesis sederhana dengan

bahasanya sendiri

Siswa mampu membuat

kesimpulan hipotesis mana

yang dapat diterima dan

hipotesis mana yang ditolak

5. Membuat strategi

dan taktik

Memutuskan suatu

tindakan

Siswa mampu mengambil

keputusan pemecahan masalah

yang memungkinkan untuk

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Kusumah dan Dwitagama

(2010:9) PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri

dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara

kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru,

sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Menurut Arikunto (2012:3) PTK merupakan suatu pencermatan terhadap

kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi

dalam sebuah kelas secara bersama.

Berdasarkan pendapat tiga ahli di atas, masalah yang digunakan dalam

penelitian tindakan kelas berawal dari keinginan guru dalam memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Suntenjaya yang

beralamat di Kampung Gandok, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang,

Kabupaten Bandung Barat.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014 yang disesuaikan dengan

jadwal pelajaran yang tersedia di sekolah.

(18)

Pada penelitian ini, subjek penelitiannya yaitu siswa kelas V Sekolah Dasar

Negeri 2 Suntenjaya dengan jumlah sebanyak 34 siswa, terdiri dari 13 siswa

laki-laki dan 21 siswa perempuan.

D. Prosedur Penelitian

Model PTK yang dikembangkan adalah model Kemmis & McTaggart. Model

ini merupakan pengembangan dari konsep dasar yang telah diperkenalkan oleh

Kurt Lewin.

Model Kemmis & Taggart pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau

untaian-untaian dengan satu perangkat tersendiri dari empat komponen, yaitu :

perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen tersebut

biasa dikenal dengan siklus. Siklus memiliki pengertian yaitu putaran kegiatan

yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Dalam

pelaksanaan jumlah siklus yang terjadi disesuaikan dengan keberhasilan

permasalahan yang terselesaikan.

Untuk lebih jelasnya PTK model Kemmis & Taggart dapat dilihat dalam

bagan sebagai berikut :

Gambar 3.1.

Bagan Model Kemmis & Taggart

Siklus I

Siklus II

Permasalahan Perencanaan

Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I

Pengamatan / Pengumpulan

Data I Refleksi

Tindakan I

Permasalahan Baru Hasil

Refleksi

Perencanaan Tindakan II

Pelaksanaan Tindakan II

Pengamatan / Pengumpulan

Data II Refleksi

(19)

35

Sumber : Arikunto (2012:74)

PTK diprediksi akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Dimana pada siklus I

dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan (2x35 menit), sedangkan

siklus II dirancang untuk dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan (3x35 menit). Pada

setiap siklus yang dilaksanakan akan melalui 4 tahapan, yaitu perencanaan

(Planning), pelaksanaan (Acting), pengamatan (Observing), dan refleksi

(Reflecting).

Siklus I

1. Tahap Perencanaan

a. Membuat surat permohonan izin penelitian di kantor Prodi PGSD.

b. Mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah SDN 2

Suntenjaya Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

c. Menetapkan materi pokok yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu

Peristiwa Alam.

d. Menentukan Indikator Capaian Kompetensi (ICK) pada materi Peristiwa

Alam yang akan digunakan pada siklus I.

e. Merancang materi pembelajaran yang akan digunakan pada saat penelitian,

yaitu Peristiwa Alam dengan menyesuaikan dengan Standar Kompetensi dan

Kompetensi dasar pembelajaran IPA.

f. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA materi pokok

Peristiwa Alam dengan menerapkan model PBL.

g. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa dengan menerapkan Model PBL.

h. Menyiapkan instrumen evaluasi pembelajaran yang dibuat berdasarkan ICK

dan disesuaikan pula dengan indikator kemampuan berpikir kritis.

i. Menyiapkan instrumen penelitian yang dibuat berdasarkan pertanyaan

penelitian dan data yang ingin diperoleh dalam penelitian, berupa lembar

observasi aktivitas guru dan siswa pada model PBL serta lembar observasi

(20)

j. Membuat media pelajaran yang mampu menunjang pembelajaran materi

Peristiwa Alam.

k. Membuat kesepakatan dengan guru sebagai observer dan memberikan

penjelasan kepada observer tentang hal-hal yang harus dilakukan dan

menjelasan instrumen lembar observasi yang harus diisi oleh observer.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan lembar observasi kepada observer untuk diisi.

b. Melaksanakan pembelajaran IPA materi Peristiwa Alam dengan menerapkan

model Problem Based Learning sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

c. Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai kemampuan

berpikir kritis siswa tentang Peristiwa Alam dalam pembelajaran IPA dengan

menerapkan model Problem Based Learning.

d. Mencatat dan merekam semua aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat

pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap

refleksi.

e. Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada

lembar observasi

3. Tahap Pengamatan

a. Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam

pembelajaran IPA dengan menerapkan model PBL

b. Observer mengisi lembar observasi.

4. Tahap Refleksi

Peneliti melakukan analisis terhadap semua data yang dikumpulkan dari

penelitian tindakan pada siklus I. Setelah menemukan point-point refleksi

berdasarkan data siklus I, peneliti menentukan tindak lanjut yang akan

dilaksanakan pada siklus II.

Siklus II

1. Tahap Perencanaan

(21)

37

b. Merancang materi pembelajaran yang akan digunakan pada saat penelitian

berdasarkan ICK yang telah ditentukan.

c. Menyusun RPP Siklus II yang dibuat berdasarkan hasil refleksi dari siklus I.

d. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa dengan menerapkan Model PBL

berdasarkan hasil refleksi dari siklus I.

e. Menyiapkan instrumen evaluasi pembelajaran yang dibuat berdasarkan

indikator capaian kompetensi dan disesuaikan pula dengan indikator

kemampuan berpikir kritis.

f. Menyiapkan instrumen penelitian yang dibuat berdasarkan pertanyaan

penelitian dan data yang ingin diperoleh dalam penelitian, berupa lembar

observasi aktivitas guru dan siswa pada model PBL serta lembar observasi

kemampuan berpikir kritis siswa.

g. Membuat media pelajaran yang mampu menunjang pembelajaran materi

Peristiwa Alam.

h. Membuat kesepakatan dengan guru sebagai observer dan memberikan

penjelasan kepada observer tentang hal-hal yang harus dilakukan dan

menjelasan instrumen lembar observasi yang harus diisi oleh observer.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan lembar observasi kepada observer untuk diisi.

b. Melaksanakan pembelajaran IPA materi Peristiwa Alam dengan menerapkan

model Problem Based Learning sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

c. Melakukan tes siklus II untuk mendapatkan data mengenai kemampuan

berpikir kritis siswa tentang Peristiwa Alam dalam pembelajaran IPA dengan

menerapkan model Problem Based Learning.

d. Mencatat dan merekam semua aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat

pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap

refleksi.

e. Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada

lembar observasi.

(22)

a. Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam

pembelajaran IPA dengan menerapkan model Problem Based Learning.

b. Observer mengisi lembar observasi.

4. Tahap Refleksi dan Hasil Penelitian

Pada tahap ini peneliti melakukan analisis data yang diperoleh setelah

pembelajaran dengan menggunakan model PBL dilaksanakan dalam 2 siklus.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar

Kerja Siswa (LKS), lembar observasi, dan Tes.

1. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS dalam penelitian ini disusun berdasarkan langkah-langkah model PBL

yang sudah disesuaikan dengan indikator berpikir kritis. LKS digunakan sebagai

petunjuk siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

model PBL. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dirancang untuk memandu siswa

dalam mengikuti pembelajaran dengan model PBL. LKS ini juga digunakan

sebagai instrumen data kemampuan berpikir kritis, dimana dalam LKS terdapat

pertanyaan-pertanyaan yang disusun berdasarkan langkah-langkah pembelajaran

model PBL dan indikator berpikir kritis yang akan dikembangkan dalam

penelitian ini. Berikut ini merupakan rancangan LKS pada siklus I yang disajikan

pada tabel 3.1.

Tabel 3.1.

Rancangan Lembar Kerja Siswa (LKS)

No. Soal pada LKS Tahapan PBL Indikator Berpikir Kritis yang Dikembangkan

1.

Apa masalah yang terjadi

dalam tayangan video dan

artikel yang telah kamu

baca?

Menyadari

masalah

(23)

39

2.

Buatlah pertanyaan

mengenai tayangan video

dan artikel yang telah

kamu baca!

Merumuskan

masalah

Siswa mampu merumuskan

pertanyaan berdasarkan

masalah yang ditemukan.

3.

Buatlah jawaban

sementara dari pertanyaan

yang telah kamu buat

disesuaikan dengan

tayangan video, artikel,

dan buku sumber yang

telah kamu baca!

Merumuskan

hipotesis

Siswa mampu membuat

hipotesis sederhana dengan

bahasanya sendiri.

4.

Jawablah

pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai

dengan percobaan yang

telah kamu lakukan!

a.Apa penyebab…?

b. Bagaimana proses

terjadinya…?

c.Apa akibat yang terjadi

berdasarkan percobaan

tersebut?

d. Bagaimana cara

menanggulangi peristiwa

tersebut berdasarkan

percobaan?

Mengumpulkan

data

Siswa mampu melaporkan

hasil pengamatan dari

percobaan yang telah

dilakukan.

5.

Sekarang, coba

bandingkan jawaban

sementara yang telah

kalian buat dengan

jawaban hasil percobaan

Menguji hipotesis Siswa mampu

membandingkan

(menemukan persamaan dan

perbedaan) hipotesis yang

(24)

yang telah kalian lakukan! percobaan yang telah mereka

lakukan.

Siswa mampu membuat

kesimpulan hipotesis mana

yang dapat diterima dan

hipotesis mana yang dapat

ditolak.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu

lembar observasi untuk melihat aktivitas guru dan siswa dalam penerapan

langkah-langkah model PBL dan lembar observasi kemampuan berpikir kritis

selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa

pada penelitian ini disatukan agar lebih memudahkan observer dalam mengamati

aktivitas pembelajaran yang diberikan guru dan juga respon siswa terhadap

tindakan yang diberikan oleh guru. Lembar observasi berpikir kritis siswa

digunakan sebagai alat untuk mengamati proses perkembangan kemampuan siswa

dalam menjawab LKS. Kedua lembar observasi yang digunakan berbentuk lembar

observasi terbuka yang akan diisi oleh pengamat secara deskriptif sesuai dengan

indikator yang telah ditentukan.

Tabel 3.2.

Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Tahapan PBL

Tahapan

Pembelajaran Aktivitas Guru

Terlaksana

Keterangan Ya Tidak

Menyadari

Masalah

Guru memberikan artikel

dan tayangan video

sebagai stimulus siswa

dalam menemukan

(25)

41

Merumuskan

Masalah

Guru mengarahkan siswa

untuk mengajukan

rumusan masalah yang

telah ditentukan.

Merumuskan

Hipotesis

Guru meminta siswa untuk

membuat jawaban

sementara berdasarkan

rumusan masalah yang

telah dibuat oleh siswa.

Mengumpul-kan

Data

Guru membimbing siswa

dalam mempersiapkan dan

melakuklan percobaan

yang akan dilakukan oleh

setiap kelompok.

Guru membimbing siswa

untuk menjawab

pertanyaan dalam LKS

sesuai dengan hasil

percobaan.

Menguji

Hipotesis

Guru membimbing siswa

dalam menguji hipotesis

Menentukan

pilihan

penyelesaian

Guru membimbing diskusi

(26)

Tabel 3.3.

Lembar Observasi Pencapaian Siswa dalam Tahapan PBL

Tahapan

Pembelajaran Pencapaian Siswa

Terlaksana

Keterangan Ya Tidak

Menyadari

Masalah

Siswa mampu

menemukan masalah inti

Merumuskan

Masalah

Siswa mampu membuat

rumusan masalah tentang :

Apa penyebab tanah longsor?

Bagaimana proses

terjadinya tanah longsor?

Apa dampak yang

ditimbulkan dari tanah

longsor?

Bagaimana solusinya?

Merumuskan

Hipotesis

Siswa mampu membuat

hipotesis berdasarkan

rumusan masalah yang

dibuat:

Tanah longsor disebabkan

oleh ………

Tanah longsor diawali

dengan ………

Dampak yang ditimbulkan

(27)

43

Solusi yang dapat

dilakukan …….

Mengumpulkan

Data

Siswa mampu melakukan

percobaan sesuai dengan

langkah-langkah yang

telah ditentukan :

 Siapkan alat dan bahan

yang akan digunakan,

seperti :

 Miniatur lingkungan

penduduk

 Wadah

dengan alas persegi

panjang

 Tanah

 Ember

 Gayung

 Air

 Taruhlah

miniatur lingkungan

penduduk di atas meja.

 Isilah

ember dengan air

secukupnya.

 Peganglah

wadah yang telah terisi

tanah dengan posisi

miring di atas miniature

lingkungan penduduk.

(28)

tuangkan air ke dalam

wadah berisi tanah.

 Bila air

terus menerus dimasukan,

apa yang akan terjadi?

Siswa mampu

menyajikan data hasil

percobaan tentang :

Penyebab tanah longsor Proses terjadinya longsor Dampak yang ditimbulkan

tanah longsor

Cara pencegahan tanah

longsor

Menguji

Hipotesis

Siswa mampu

membandingkan hipotesis

yang telah dibuat dengan

data hasil percobaan

tentang :

 Penyebab tanah longsor  Proses terjadinya tanah

longsor

 Dampak yang ditimbulkan

tanah longsor

 Cara pencegahan tanah longsor

Menentukan

pilihan

penyelesaian

Siswa mampu menyajikan

hasil diskusi kelompoknya

pada saat diskusi pleno

(29)

45

menentukan penyelesaian

masalah yang sesuai

berdasarkan hasil diskusi

pleno

Tabel 3.4.

Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis dalam Tahapan PBL

Kemampuan

Berpikir Kritis Indikator

Terlaksana

Keterangan Ya Tidak

Merumuskan

Masalah

Siswa membuat

pertanyaan yang

memberi arah untuk

memperoleh jawaban

Memberi

argumen

Siswa berargumentasi

sesuai konteks

Siswa dapat menunjukan

persamaan dan perbedaan

dengan argumentasi yang

diberikan oleh siswa

yang lain

Melakukan

deduksi

Siswa mampu

menentukan berbagai

kemungkinan

penyelesaian masalah

yang bisa digunakan

(Merumuskan hipotesis)

Melakukan

induksi

Siswa mampu

(30)

yang sesuai

Siswa mampu membuat

kesimpulan berdasarkan

data

[image:30.595.107.509.112.387.2]

Siswa mampu membuat

grafik (Mind Map)

berdasarkan kesimpulan

yang telah diambil

Memutuskan dan

melaksanakan

Siswa mampu memilih

kemungkinan solusi

Melakukan

evaluasi

Siswa mampu

memberikan alternatif

penyelesaian masalah

3. Tes

Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada

materi Peristiwa Alam setelah diberikan tindakan. Soal tes disusun berdasarkan

indikator berpikir kritis yang disesuaikan pula dengan indikator capaian

kompetensi yang telah ditentukan dalam RPP. Soal terdiri dari 6 butir essay pada

siklus 1 dan 5 butir essay pada siklus 2.

Dalam penelitian ini diperlukan beberapa ketompok data yaitu tentang data

proses pelaksanaan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dan

peningkatan kemampuan berpikir kritis melalui penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning. Teknik dan instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Data proses pelaksanaan penerapan model pembelajaran Problem Based

(31)

47

Data ini dikumpulkan melalui lembar observasi aktivitas guru dan siswa

yang mendeskripsikan kegiatan pembelajaran yang berlangsung dengan

menggunakan model PBL.

b. Data peningkatan kemampuan berpikir kritis melalui penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning

Data ini dikumpulkan melalui LKS dan tes tertulis yang mengukur

kemampuan berpikir kritis siswa. Selain itu, observasi juga dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana kemampuan berpikir kritis siswa berdasarkan

indikator-indikator dari aspek berpikir kritis yang telah ditentukan, yaitu merumuskan

pertanyaan, membuat hipotesis, melaporkan hasil pengamatan, membandingkan

hipotesis, menyimpulkan hipotesis yang diterima, dan mengambil keputusan

pemecahan masalah yang tepat.

F. Analisis dan Interpretasi Data

Setelah data-data penelitian terkumpul, data akan diolah dan dianalisis

berdasarkan kelompok data yang telah ditentukan sebelumnya. Jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif didapatkan

dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa pada setiap siklusnya. Hasil

observasi yang dilakukan oleh observer dituliskan di kolom deskripsi sesuai

dengan kriteria yang tersedia untuk selanjutnya deskripsi tersebut akan dianalisis

oleh peneliti. Selain itu, data kualitatif juga diperoleh dari lembar observasi

berpikir kritis dan LKS sebagai data hasil berpikir kritis siswa selama proses

pembelajaran. Kedua data tersebut dianalisis dengan mengelompokan jawaban

observer dan jawaban hasil pengerjaan LKS oleh siswa. dari hasil analisis data

kualitatif secara keseluruhan dapat disimpulkan bagaimana keterlaksanaan setiap

tahapan model Problem Based Learning dalam pembelajaran IPA materi peristiwa

alam. Analisis data kualitatif ini juga akan menunjukan peningkatan kemampuan

berpikir kritis siswa selama pembelajaran berlangsung. Dalam mendeskripsikan

(32)

perhitungan persentase yang digunakan dari Santoso (2005:57) dan penganalisaan

dilakukan dengan menggunakan rambu-rambu analisis berikut:

P =

Keterangan :

P = persentase,

f = jumlah siswa yang memenuhi kategori,

n = jumlah keseluruhan siswa,

[image:32.595.112.506.341.549.2]

100 = bilangan konstanta

Tabel 3.5.

Pedoman Tafsiran Data dalam Persentase (%) Kualitatif

Persentase Tafsiran

100 Seluruhnya

90-99 Hampir seluruhnya

70-89 Sebagian besar

51-69 Lebih dari setengahnya

50 Setengahnya

30-49 Hampir setengahnya

1-29 Setengah kecil

0 Tidak seorang pun

Santoso (2005:55)

Selain menggunakan analisis data kualitatif peneliti pun menggunakan

analisis data kuantitatif dalam pengolahan data hasil belajar siklus I dan II. Tes

tertulis tiap siklus dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Rumus

yang digunakan untuk menghitung rata-rata hasil belajar siswa adalah:

Keterangan :

(33)

49

= Total nilai yang diperoleh siswa

= Jumlah siswa

Menghitung Prosentase Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang ditetapkan. Prosentase ketuntasan belajar siswa secara

klasikal dapat ditentukan dengan rumus :

Keterangan :

= Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari

atau sama dengan 65

n = Banyak siswa

100% = Bilangan tetap

(34)

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian mengenai

implementasi Problem Based Learning dalam pembelajaran IPA materi peristiwa

alam untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SDN 2

Suntenjaya, maka beberapa simpulan yang diperoleh sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pembelajaran dengan mengimplementasikan Problem Based

Learning dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu: a. tahap menyadari

masalah yang dilakukan dengan terlebih dahulu menyajikan media

audiovisual dan artikel bacaan sebagai stimulus bagi siswa untuk menyadari

masalah; b. tahap merumuskan masalah dilakukan dengan membuat

beberapa pertanyaan berdasarkan masalah utama yang telah ditentukan oleh

siswa; c. tahap merumuskan hipotesis dilakukan dengan cara siswa

berdiskusi dengan teman-teman kelompoknya untuk menjawab pertanyaan

yang telah mereka buat sebelumnya sesuai dengan pengetahuan yang mereka

miliki; d. tahap mengumpulkan data dengan melakukan percobaan secara

berkelompok; e. tahap menguji hipotesis dilakukan dengan

membandingkan jawaban sementara dengan jawaban hasil percobaan melalui

tabel perbandingan, kemudian mencari persamaan antara kedua jawaban

tersebut sebagai hipotesis yang diterima; dan f. tahap menentukan pilihan

penyelesaian dilakukan dengan cara berdiskusi dengan semua kelompok

untuk menetukan penyelesaian masalah yang tepat diantara penyelesaian

yang telah dikemukakan setiap kelompok sebelumnya.

2. Melalui implementasi Problem Based Learning serta modifikasi LKS dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V. Peningkatan

kemampuan berpikir kritis yang terjadi adalah indikator sebagai berikut:

(35)

96

siswa mampu melaporkan hasil pengamatan dari percobaan yang telah

dilakukan; siswa mampu membandingkan hipotesis yang telah dibuat dengan

hasil percobaan yang telah mereka lakukan; dan siswa mampu membuat

kesimpulan hipotesis mana yang dapat diterima dan mana hipotesis yang

ditolak.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan maka berikut ini dikemukakan saran yang

diharapkan dapat memberikan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas

pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, khususnya dalam menerapkan dan

mengembangkan model Problem Based Learning.

1. Bagi Guru

Berdasarkan hasil penelitian, siswa menunjukan adanya peningkatan pada

beberapa indikator berpikir kritis, hal ini berarti bila guru menggunakan suatu

pendekatan, model, atau metode yang tepat dan sesuai dengan konten

pembelajaran akan memunculkan kemampuan-kemampuan siswa yang selama

ini terpendam. Oleh sebab itu, dalam proses pembelajaran alangkah baiknya bila

guru mau berinovasi dan terus menggali berbagai macam seni membelajarkan

suatu materi pembelajaran kepada siswa.

2. Bagi Sekolah

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menbembangkan kurikulum di

sekolah sehingga implementasi PBL dapat digunakan pada beberapa mata

pelajaran yang memiliki kaitan yang erat dengan permasalahan nyata sehingga

siswa dapat memiliki kemampuan pemecahan masalah dan tidak hanya sekedar

mengetahui sebuah pengetahuan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini mengimplementasikan model PBL dalam pembelajaran IPA

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SDN 2

Suntenjaya. Untuk itu, peneliti berharap kepada peneliti selanjutnya yang

menggunakan model PBL sebagai bahan penelitiannya agar mampu

(36)

berharap peneliti selanjutnya dapat membuat modifikasi LKS lanjutan yang akan

lebih memudahkan siswa untuk mengerti dan melaksanakan setiap tahapan dalam

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. T. (2013). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning : Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan. Jakarta : Kencana.

Arends, Richard I. (2008). Learning To Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Arikunto, et al. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Eggen dan Kauchak. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta : Indeks.

Fisher, Alec. (2009). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta : Erlangga.

Harisanti, Winda. (2014). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Problem Based Learning (PBL) dalam Mata Pelajaran IPS Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 10 Kota Bandung Kelas VIII-B. Skripsi. Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FPIPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Huda, M. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran : Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Jufri, A. W. (2013). Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung : Pustaka Reka Cipta.

Kusumah dan Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Indeks.

Putra, S. R. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta : Diva Press.

Rusman. (2013). Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan

Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Pers.

Rusmono. (2014). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu. Jakarta : Ghalia Indonesia.

(38)

Sanjaya, Wina. (2013). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.

Santoso, S. (2005). SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: Elek Media Komputindo.

Sidik, Eki Permana. (2010). Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran PKn Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 7 Bandung.

Skripsi. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Gambar

Tabel 1.1.
Gambar 3.1.
Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Jika darah kekurangan hemoglobin atau jumlah hemoglobin dalam darah kurang dari jumlah normalnya, maka tubuh akan mengalami anemia.Tujuan dari penelitian ini

This research study would like to examine the impact of board structure, managerial ownership and gender diversity to the ability in preventing financial distress as

Optimisasi Proses Koagulasi Flokulasi untuk Pengolahan Air Limbah.. Industri Jamu (Studi Kasus PT.

Program strategis dalam bidang pengabdian pada masyarakat meliputi: (1) pelaksanaan pengabdian pada masyarakat oleh mahasiswa sebagai bagian dari prestasi/kegiatan akademik,

Melalui penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa metode peramalan yang terbaik adalah Weight Moving Average dan perlu adanya penambahan jam produksi untuk meningkatkan

Terbimbing untuk meningkatkan kemampuan memahami kandungan ayat al- qur’an dan hadits di mts. Al-ikhlash

Untuk perancangan sistem Pengaman Motor menggunakan Smartcard ini, hardware yang di gunakan adalah Arduino Uno yang digunakan sebagai otak dari sistem ini dan

Hal ini dibuktikan dengan hasil regresi linier berganda yang menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen dan ukuran komite audit bukan merupakan variabel