KecamatanGaneasKabupatenSumedang)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh SILYAWATI
0903224
PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGGUNAAN METODESPEED READING, SQ3R DAN SUPER GREAT MEMORYUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACACEPAT
(PenelitianTindakanKelas Di Kelas V SD NegeriGaneas 1 KecamatanGaneasKabupatenSumedang)
Oleh SILYAWATI
Sebuahskripsi yang
diajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratmemperolehgelarSarjanapada Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar
© Silyawati2013
UniversitasPendidikan Indonesia Juni 2013
HakCiptadilindungiundang-undang.
Skripsiinitidakbolehdiperbanyakseluruhyaatausebagian,
PENGGUNAAN METODESPEED READING, SQ3R DAN SUPER GREAT MEMORYUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACACEPAT
(PenelitianTindakanKelas Di Kelas V SD NegeriGaneas 1 KecamatanGaneasKabupatenSumedang)
Disetujuidandisahkanoleh:
Pembimbing I
Drs. H. DedeTatangSunarya, M.Pd. NIP. 195703251985031005
Pembimbing II
AniNurAeni, M.Pd. NIP. 197608222005012002
Mengetahui,
Ketua Program Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Kelas
LEMBAR PENGESAHAN
PENGGUNAAN METODESPEED READING, SQ3R DAN SUPER GREAT MEMORYUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACACEPAT
(PenelitianTindakanKelas Di Kelas V SD NegeriGaneas 1 KecamatanGaneasKabupatenSumedang)
Oleh: SILYAWATI
0903224
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Penguji I Penguji II Penguji III
Julia Kartawinata, M.Pd. NIP. 198205132008121002
Drs. H. DedeTatang S, M.Pd. NIP. 195703251985031005
Maulana, M.Pd. NIP. 198001252002121002
Mengetahui,
Ketua Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar S1 Kelas
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan Judul “PenggunaanMetodeSpeed Reading, SQ3Rdan Super Great MemoryuntukMeningkatkanKemampuanMembacaCepat(PenelitianTindakanKela
sdi Kelas V SDNegeriGaneas 1 KecamatanGaneasKabupatenSumedang)”, beserta
isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada yang mengklaim dari pihak lain
terhadap keaslian karya saya ini.
Sumedang, Juni 2013 Yang membuat pernyataan
PENGGUNAAN METODE SPEED READING, SQ3R DAN SUPER GREAT MEMORY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA CEPAT
(PenelitianTindakanKelas Di Kelas V SD NegeriGaneas 1 KecamatanGaneasKabupatenSumedang)
SILYAWATI ABSTRAK
Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan terhadap siswa kelas V SDN Ganeas 1 diketahui bahwa tingkat kemampuan siswa dalam membaca cepat masih jauh dari harapan. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata / bahasa tulis (Tarigan, 2008:7). Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan menerapkan suatu metode pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam membaca cepat dan menemukan gagasan utama.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menerapkan metode pembelajaran speed reading, SQ3R dan super great memory yaitu, 1) Setiap siswa diberikan teks bacaan oleh guru, 2) guru menugaskan siswa untuk melakukan kegiatan membaca cepat dengan menggunakan metode speed reading yaitu dengan tidak melakukan kebiasaan buruk membaca seperti, gerakan bibir, bersuara, gerakan kepala, dan menunjuk bacaan dengan jari, lalu dengan menggunakan metode SQ3R dengan langkah - langkah, survey, question, read, recite ataureccal, dan review, 3) Siswa melakukan kegiatan membaca cepat dan menemukan gagasan utama dengan menggunakan metode.
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desain penelitian yang mengacu pada model Spiral Kemmis dan Mc.Taggart dengan empat tahapan, yaitu: tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan refleksi. Subjek dalam penelitian yang dilakukan yaitu siswa SDN Ganeas 1 kelas V tahun ajaran 2012-2013 sebanyak 34 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan, dan lembar tes hasil belajar siswa. Validasi data yang digunakan yaitu teknik member check, triangulation, audit trail, dan expert opinion.
i
LEMBAR PENGESAHAN ... i
MOTTO ... iii
LEMBAR PERNYATAAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
UCAPAN TERIMA KASIH ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. RumusandanPemecahanMasalah ... 7
1. Rumusan Masalah ... 7
2. Pemecahan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 13
D. Manfaat Penelitian ... 13
E. Batasan Istilah ... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. HakikatPembelajaranBahasa Indonesia di SekolahDasar ... 16
1. PembelajaranBahasa Indonesia di SD ... 16
2. PrinsipPembelajaranBahasa Indonesia ... 17
3. TujuanPembelajaranBahasa Indonesia di SD ... 19
4. LandasanPembelajaranBahasa Indonesia ... 19
B. PembelajaranMembacadi SD ... 20
1. PengertianMembaca ... 20
2. ManfaatMembaca ... 21
3. TujuanMembaca ... 22
4. Prinsip-PrinsipMembaca ... 24
5. Macam-MacamMembaca ... 25
6. FokusPerhatianMembaca ... 26
C. MembacaCepatatauSpeed Reading ... 26
1. PengertianMembacaCepatatauSpeed Reading ... 26
2. ManfaatMembacaCepatatauSpeed Reading ... 27
3. Pemahaman aalam Speed Reading ... 28
4. Penghambat MembacaCepatatauSpeed Reading dan Cara Mengatasinya ... 29
5. Teknik MembacaCepatatauSpeed Reading ... 32
D. MetodeSQ3R ... 33
ii
2. ManfaaatSQ3R ... 34
E. MetodeSuper Great Memory ... 34
1. PengertianSuper Great Memory ... 34
2. ManfaatSuper Great Memory ... 35
F. HasilPenelitian yang Relevan ... 35
G. Hipotesis ... 37
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan WaktuPenelitian ... 38
1. LokasiPenelitian ... 38
a. KondisiSekolah ... 38
b. KeadaanSiswa ... 39
c. Keadaan Guru ... 40
2. WaktuPenenlitian ... 40
B. SubjekPenelitian ... 41
C. MetodedanDesainPenenlitian ... 41
1. MetodePenelitian ... 41
2. DesainPenelitian ... 43
D. ProsedurPenelitian ... 45
1. TahapPerencanaanTindakan ... 46
2. TahapPelaksanaanTindakan ... 47
3. TahapObservasi ... 49
4. TahapAnalisisdanRefleksi ... 49
a. Analisis Data ... 49
b. Refleksi ... 49
E. Instrumen ... 50
1. LembarObservasi ... 50
2. PedomanWawancara ... 51
3. CatatanLapangan ... 51
4. LembarTesHasilBelajar ... 52
F. TeknikPengolahan Data danAnalisis Data ... 52
1. TeknikPengolahan ... 52
a. Pengolahan Data ... 52
b. Pengolahan Data HasilBelajar ... 56
2. Analisis Data ... 58
G. Validasi Data ... 58
1. Member Check ... 59
2. Triangulasi ... 59
3. Audit Trail ... 59
4. Expert Opinion ... 60
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 61
1. Data HasilObservasiKinerja Guru ... 61
2. Data HasilObservasiAktivitassiswa ... 62
iii
2. Paparan Data PerencanaanSiklus I ... 69
3. Paparan Data PelaksanaanSiklus I ... 71
4. Paparan Data HasilSiklus I ... 76
5. AnalisisdanRefleksiSiklus I ... 79
C. Paparan data TindakanSiklus II ... 82
1. Paparan Data PerencanaanSiklus II ... 83
2. Paparan Data PelaksanaanSiklus II ... 85
3. Paparan Data HasilSiklus II ... 90
4. AnalisisdanRefleksiSiklus II... 97
D. Paparan Data TindakanSiklus III ... 100
1. Paparan Data PerencanaanSiklus III ... 101
2. Paparan Data PelaksanaanSiklus III... 103
3. Paparan Data HasilSiklus III ... 107
4. AnalisisdanRefleksiSiklus III ... 110
E. PaparanPendapatSiswadan Guru ... 111
1. PaparanPendapatSiswa ... 112
2. PaparanPendapat Guru ... 112
F. Pembahasan ... 113
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 118
B. Saran ... 120
DAFTAR PUSTAKA ... 123
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 DaftarSiswa SDN Ganeas 1 ... 39
Tabel 3.2 DaftarTenagaPengajar SDN Ganeas I... 40
Tabel 4.1 Data HasilObservasiAktivitasSiswapada Data Awal ... 64
Tabel 4.2HasilTesKecepatanMembacadanPemahamanBacaanSiswa Kelas V SDN Ganeas 1 pada Data Awal ... 65
Tabel 4.3Kebiasaanyang MunculpadaSaat Proses MembacaCepat Berlangsungpada Data Awal ... 66
Tabel 4.4Data HasilObservasiKinerja Guru Siklus I ... 73
Tabel 4.5Data HasilObservasiAktivitasSiswaSiklus I ... 75
Tabel 4.6HasilTesKecepatanMembacadanPemahamanBacaanSiswa Kelas V SDN Ganeas 1 PadaSiklus I ... 77
Tabel 4.7Kebiasaan Yang MunculpadaSaat Proses MembacaCepat BerlangsungpadaSiklus I ... 78
Tabel 4.8RangkumanHasilSiklus 1 ... 82
Tabel 4.9Data HasilObservasiKinerja Guru Siklus II ... 87
Tabel 4.10Data HasilObservasiAktivitasSiswaSiklus II ... 89
Tabel 4.11PeningkatanHasilAktivitasSiswa ... 90
Tabel 4.12HasilTesKecepatanMembacadanPemahamanBacaanSiswa Kelas V SDN Ganeas 1 padaSiklus II ... 91
Tabel 4.13Kebiasaanyang MunculPadaSaat Proses MembacaCepat BerlangsungpadaSiklus II ... 92
Tabel 4.14RangkumanHasilSiklus II ... 100
Tabel 4.15Data HasilObservasiKinerja Guru Siklus III ... 105
Tabel 4.16Data HasilObservasiAktivitasSiswaSiklus III ... 106
Tabel 4.17 PeningkatanHasilAktivitasSiswa ... 107
Tabel 4.18 HasilTesKecepatanMembacadanPemahamanBacaanSiswa Kelas V SDN Ganeas 1 padaSiklus III... 108
Tabel 4.19 Kebiasaanyang MunculpadaSaat Proses MembacaCepat BerlangsungpadaSiklus III ... 109
Tabel 4.20 RangkumanHasilSiklus III ... 111
v
Gambar1.1Rumus untukMencari KEM ... 11 Gambar 3.1 Denah SDN Ganeas 1 ... 39 Gambar 3.2 Model Spiral dariKemmisdan Taggart ... 44 Gambar 4.1PeningkatanPersentaseKinerja Guru, AtivitasSiswa, dan
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
LAMPIRAN A DATA AWAL
A.1Tabel Data AwalTesHasilBelajarSiswa ...
126A.2HasilAwalTesBelajarSiswa ... 127
LAMPIRAN B SIKLUS I B.1RencanaPelaksanaanPembelajaranSiklus I ... 129
B.2 TabelHasilTesBelajarSiswaSiklusI ... 134
B.3 HasilTesBelajarSiswaSiklusI ... 136
B.4HasilLembarKerjaSiswaSiklus I ... 151
B.5HasilObservasiKinerja Guru Siklus I ... 159
B.6HasilObservasiAktivitasSiswaSiklus I ... 160
B.7HasilCatatanLapanganSiklus I ... 161
B.8FotoKegiatanPembelajaranSiklus I ... 163
LAMPIRAN C SIKLUS II C.1RencanaPelaksanaanPembelajaranSiklus II ... 165
C.2 TabelHasilTesBelajarSiswaSiklusII ... 170
C.3 HasilTesBelajarSiswaSiklusII ... 172
C.4HasilLembarKerjaSiswaSiklus II ... 181
C.5HasilObservasiKinerja Guru Siklus II ... 191
C.6HasilObservasiAktivitasSiswaSiklus II ... 192
C.7HasilCatatanLapanganSiklus II ... 193
C.8FotoKegiatanPembelajaranSiklus II ... 195
LAMPIRAN D SIKLUS III D.1RencanaPelaksanaanPembelajaranSiklusIII... 198
D.2 TabelHasilTesBelajarSiswaSiklusIII ... 202
D.3 HasilTesBelajarSiswaSiklusIII... 204
D.4HasilLembarKerjaSiswaSiklus III ... 214
D.5HasilObservasiKinerja Guru Siklus III ... 224
D.6HasilObservasiAktivitasSiswaSiklus III ... 225
D.7HasilWawancaraSiswaSiklus ... 226
D.8HasilWawancara Guru Siklus ... 227
D.9HasilCatatanLapanganSiklus III ... 228
vii
E.1.2 SoalTesHasilBelajarSiklusII ...
235E.1.3 SoalTesHasilBelajarSiklusIII ... 238
E.2Format TesHasilBelajar ... 240E.3LembarKerjaSiswa ... 245
E.3.1 LembarKerjaSiswaSiklus I ... 245
E.3.2 LembarKerjaSiswaSiklus II ... 249
E.3.3LembarKerjaSiswaSiklus III ... 253
E.4 Format ObservasiKinerja Guru... 257
E.5 FormatObservasiAktivitasSiswa ... 263
E.6PedomanWawancaraPadaSiswa ... 266
E.76Pedoman WawancaraPada Guru... 267
E.8CatatanLapangan ... 268
LAMPIRAN F SURAT-SURAT F.1JadwalPenelitian ... 270
F.2SK Pembimbing ... 271
F.3SuratIjinPenelitian ... 272
F.4SuratKeteranganPenelitian ... 273F.5 Monitoring ... 274
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,
dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam memelajari
semua bidang studi.Menyadari peran yang demikian, pembelajaran bahasa
diharapkan dapat membantu siswa mengenal dirinya, budayanya dan budaya
orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartsipasi dalam masyarakat
yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan
kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya (KTSP, 2006:317).
Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa
berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
masyarakat Indonesia (KTSP, 2006:231).
Pada hakikatnya bahasa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi.Oleh
karena itu pembelajaran bahasa harus diarahkan agar siswa terampil
berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan.
Keterampilan berbahasa merupakan suatu keterampilan yang perlu
dikuasai oleh setiap orang.Karena, dengan terampilnya seseorang berbahasa, maka
diharapkan seseorang itu mampu untuk mengimbangi perkembangan dan adanya
kemajuan jaman.
Pengembangan keterampilan berbahasa di Sekolah Dasar sangat
diperlukan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah seluruh pengetahuan yang
akan diterima oleh para siswa, dengan melatih berbahasa berarti melatih
keterampilan berpikir siswa. Dengan adanya hal tersebut, guru mempunyai
kewajiban untuk memberikan berbagai latihan keterampilan berbahasa secara
formal, dengan memberikan pembelajaran keterampilan berbahasa berdasarkan
kaidah-kaidah bahasa yang telah ditentukan didalam kurikulum.
Sehubungan dengan kaidah-kaidah tersebut Tarigan (2008:1)
yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca,
dan keterampilan menulis.”Setiap keterampilan mempunyai hubungan yang erat
dengan proses-proses yang mendasari pemerolehan bahasa.Semakin terampil
seseorang dalam berbahasa maka semakin jelas jalan pikirannya, karena bahasa
seseorang mencerminkan jalan pikirannya.
Keterampilan membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan
berbahasa.Setiap guru haruslah menyadari serta memahami benar-benar bahwa
membaca adalah suatu keterampilan berbahasa yang kompleks, rumit, dan
mencakup serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Kemampuan
membaca tidak dapat dilaksanakan dengan cara yang cepat melainkan harus
dengan belajar yang berkelanjutan. Pada pembelajaran di SD membaca
merupakan satu keterampilan yang cukup sulit, maka setiap guru haruslah dapat
membantu serta membimbing para pelajar untuk mengembangkan serta
meningkatkan keterampilan-keterampilan yang mereka butuhkan dalam membaca.
Pada keterampilan membaca tidak hanya kemampuan untuk mengenal
huruf-huruf yang disusun menjadi kalimat atau kemampuan melafalkannya saja
tetapi keterampilan membaca juga melatih kemampuan mental yang terarah
sehingga sanggup menangkap dan memahami gagasan-gagasan yang tersirat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010) membaca adalah melihat
serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau dalam hati).
Membaca merupakan kegiatan yang positif karena memberikan banyak manfaat
kepada siapa pun diantara kita yang melakukannya.Salah satu manfaatnya adalah
menambah wawasan dan pengetahuan.
Membaca merupakan suatu kegiatan yang banyak melibatkan banyak hal
diantaranya melafalkan tulisan, melibatkan aktivitas visual, berpikir,
psikolinguistik, dan metakognitif.Seperti yang diungkapkan oleh Djuanda
(2008:112) bahwa membaca pada hakikatnya adalah “suatu kegiatan yang banyak
melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga
melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif”.
Membaca adalah proses yang harus dilakukan dan digunakan oleh
3
melaluipenguraian kode-kode ke dalam bunyi atau menguraikan kode-kode grafis
yang mewakili bahas ke dalam makna tertentu.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan melalui media
kata-kata/ bahasa tulis (Tarigan, 2008: 7).Jadi, dapat disimpulkan bahwa membaca
adalah suatu proses yang dilakukan pembaca untuk memperoleh pesan atau
makna yang hendak disampaikan oleh penulis dengan menerjemahkan simbol
tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan.
Kegiatan membaca ini memiliki berbagai tujuan.Dalam kegiatan
pembelajaran, tujuan adalah sasaran yang ingin dicapai setelah mengajarkan
pokok atau sub pokok bahasan.
Dalam pembelajaran membaca, tujuan membaca bermacam-macam,
tergantung dari mana seseorang memandangnya.Downing and Leong, (Nurhadi,
2008:134) menyimpulkan :
1. Gerakan bola mata waktu membaca berubah kecepatannya sejalan dengan perubahan tujuan membacanya;
2. Kemampuan seseorang dalam memahami bahan bacaan secara nyata dipengaruhi oleh tujuan membacanya (tujuan yang jelas akan meningkatkan pemahaman bacaan, sedangkan tujuan yang kurang jelas akan menghambat pemahaman);
3. Tujuan membaca yang terumuskan secara jelas akan mempengaruhi pemerolehan pemahaman bacaan;
4. Seseorang yang mempunyai daya baca tinggi (baik), mampu memanfaatkan teknik membaca yang bervariasi sejalan dengan tujuan membaca yang akan dicapainya.
Jadi menurut Downing dan Leong, adanya tujuan membaca dapat
mempengaruhi gerakan bola mata saat membaca dan meningkatkan pemahaman
seorang pembaca.Hal ini diperkuat oleh pendapat dari Nurhadi (2008).
Salah satu keterampilan membaca yaitu kemampuan membaca cepat perlu
dilatihkan kepada setiap orang sejak dini.Seiring perkembangan zaman dan
kemajuan teknologi.
Muchlishoh (1992: 153) mengatakan membaca cepat yaitu jenis membaca
yang diberikan dengan tujuan agar para siswa dalam waktu singkat dapat
membaca secara lancar, serta dapat memahami isinya.
Pemahaman akan isi bacaan berjalan seiring dengan kecepatan kita saat
membaca. Seperti yang diungkapkan oleh Widiatmoko (2011:20) bahwa dalam
membaca cepat, terkandung pemahaman yang cepat pula.
Keterampilan membaca cepat jarang dilatihkan kepada anak usia sekolah
karena keterbatasan waktu yang dimiliki guru untuk melatihkan keterampilan
tersebut. Metode dan teknik membaca yang diterapkan untuk melatihkan
keterampilan membaca cepat belum efektif dan terkesan monoton.Akibatnya,
kemampuan membaca anak relatif rendah terutama dalam kecepatan membaca
dan pemahaman bacaan.
Selain itu, rendahnya minat baca juga menjadi faktor pendukung
rendahnya tingkat kecepatan membaca. Dengan minat baca yang tinggi, motivasi
membaca akan semakin tinggi sehingga dengan sendirinya tumbuh kebiasaan
membaca dan kecepatan membaca semakin meningkat dan pemahan yang
meningkat pula.
Berdasarkan uraian di atas, siswa harus mampu menguasai kemampuan
membaca yang baik, karena membaca sangat signifikan bagi kehidupan siswa di
masa yang akan mendatang. Siswa tidak hanya dituntut untuk bisa membaca kata
demi kata, kalimat demi kalimat, atau paragraf demi paragraf, tetapi juga siswa
harus mampu membaca cepat dan memahami apa makna yang telah dibaca dalam
membaca cepat.
Dalam kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006,
terdapat standar kompetensi membaca yakni, memahami teks dengan membaca
teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan membaca puisi. Serta dalam
kompetensi dasar yaitu, menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca
5
Namun pada kenyataan yang terjadi di lapangan, tujuan pembelajaran
dalam membaca cepat 75 kata/menit dan menemukan utama dalam suatu bacaan
belum sepenuhnya tercapai.Hal ini didapat berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan di kelas V SDN Ganeas I terhadap kemampuan membaca cepat. Dalam
temuan hasil pengamatan antara lain siswa belum mampu melaksanakan membaca
cepat dan efektif, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menemukan gagasan
utama suatu bacaan dengan membaca cepat. Berikut adalah data observasi
aktivitas siswa pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia dalam kegiatan
membaca cepat, terlihat:
1. Pada awal pembelajaran siswa terlihat kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran.
2. Siswa terlihat kurang meminati teks bacaan yang sudah guru sediakan. Karena
teks bacaan membaca cepat yang disediakan oleh guru tidak sesuai dengan
tingkat keterbacaan siswa kelas V.
3. Siswa tidak terlalu memahami bacaan dalam teks sehingga siswa sulit untuk
menemukan gagasan utama.
4. Dalam pembelajaran di kelas masih banyak siswa yang bergurau dan
mengobrol dengan temannya sehingga suasana kelas tidak efektif dan efisien.
5. Munculnya masalah-masalah yang terkait dalam proses membaca, diantaranya
siswa banyak melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat menghambat
kegiatan membaca sehingga dapat mengurangi kecepatan membaca siswa.
Dari hasil penelitian yang didapat, ternyata masih banyak siswa yang
melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dapat menghambat proses membaca cepat,
kebiasaan-kebiasaan tersebut di antaranya; gerakan bibir, gerakan kepala,
bersuara, dan menunjuk bacaan dengan jari.
Dari hasil observasi aktivitas siswa berdasarkan aspek kemampuan siswa
membaca cepat 75 kata/menit dapat diketahui bahwa hanya ada 1 orang atau 3%
dikatakan baik, 22 orang atau 65% cukup, dan 11 orang siswa atau 32% yang
Selain data observasi aktivitas siswadi atas, dianalisis juga kinerja guru
pada saat proses pembelajaran keterampilan membaca cepat adalah sebagai
berikut:
1. Guru tidak melakukan apersepsi dan tidak berusaha membuka skemata awal
siswa.
2. Guru tidak menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran.
3. Guru tidak membuat LKS.
4. Guru tidak mengetahui bagaimana cara menghitung keterbacaan suatu teks
bacaan.
5. Pembelajaran masih bersifat konvensional dan terkesan monoton.
6. Pengelolaan kelas yang dilakukan guru kurang kondusif, sehingga tujuan
pembelajaran tidak tercapai dengan optimal.
7. Guru langsung memberikan tugas untuk membaca cepat tanpa memberi
petunjuk.
8. Guru kurang memahami tentang berbagai metode, strategi, dan teknik
pembelajaran membaca cepat.
9. Guru tidak melakukan refleksi terhadap pembelajaran.
Hasil tes akhir pada kecepatan membaca siswa yang diukur menggunakan
stopwatch dan pemahaman siswa dalam menemukan gagasan utama suatu bacaan
pada data observasi data awal masih rendah hanya 9 orang atau 27% yang tuntas
dari jumlah total siswa 34, dan 25 orang atau 73% yang belum tuntas. Hal tersebut
belum mencapai standar yang dikemukakan oleh para ahli.Menurut Harjasujana
(1997:59) bahwa pemahaman seseorang dalam kegiatan membaca minimal 70%.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas V SDN Ganeas 1
Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang, maka peneliti mengadakan penelitian
tindakan kelas dengan alternatif pemecahan masalah, yaitu Penggunaan
MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super Great Memory untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Cepat dan Menemukan Gagasan Utama. Karena pada
hakikatnya membaca itu harus melalui tahapan-tahapan pramembaca, saat
membaca, dan pasca membaca, sehingga pembelajaran membaca bisa lebih
7
Teknik Speed Reading merupakan salah satu metode membaca cepat yang
didalamnya melalui tahapan-tahapan kegiatan membaca yang disertai dengan
latihan-latihan untuk meningkatkan kecepatan membaca dengan melatih gerakan
mata secara cepat.Di dalam tahapannya peneliti mengembangkan berdasarkan
teori skemata dan reading process.Rahim (2005:38) menyatakan bahwa, “Memahami suatu teks merupakan suatu proses interaktif antara latar belakang pengetahuan pembaca dengan teks bacaan”. Dengan adanya teori membaca ini, maka guru harus mampu mengarahkan siswa dalam kegiatan pra membaca, saat
baca, dan pasca membaca.Maka diharapkan dengan diterapkannya metode Speed
Reading ini dapat meningkatkan kecepatan membaca siswa.
Metode SQ3R merupakan suatu metode membaca yang semakin popular
digunakan.Metode ini dimaksudkan untuk menemukan gagasan utama dalam
suatu bacaan.Menurut Hidayah (2012:74) Metode membaca ini dikemukakan oleh
Francis P. Robinson pada tahun 1941. Metode membaca SQ3R terdiri dari lima
tahapan yaitu, Survey, Question, Read, Recite, dan Review.
Metode Super Great Memory merupakan suatu metode yang praktis
dilakukan oleh anak usia dini untuk meningkatkan daya ingat anak dengan cepat,
hal tersebut sependapat dengan Widiatmoko (2011:124) yang menyatakan bahwa “Super Great Memory adalah metode lengkap dan praktis untuk melejitkan daya
ingat berdasarkan cara kerja otak, yaitu otak kiri dan otak kanan”. Dengan
penggunaan metode Super Great Memory ini maka dapat meningkatkan daya
ingat siswa dengan apa yang telah dibacanya.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti mengadakan penelitian dengan judul
“Penggunaan MetodeSpeed Reading, SQ3R Dan Super Great Memoryuntuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Cepat Siswa Kelas V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang”.
B. Rumusan Masalah Dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran MetodeSpeed Reading, SQ3R dan
Super Great Memory dalam meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa
kelas V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang?
b. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran MetodeSpeed Reading, SQ3R
dan Super Great Memory dalam meningkatkan kemampuan membaca cepat
siswa kelas V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang?
1) Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V
V SDN Ganeas 1 dengan menggunakan MetodeSpeed Reading, SQ3R dan
Super Great Memory?
2) Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas
V SDN Ganeas 1 dengan menggunakan MetodeSpeed Reading, SQ3R dan
Super Great Memory?
c. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca cepat siswa kelas V SDN
Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang dengan menerapkan
MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super Great Memory?
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya yakni siswa kelas
V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang mengalami kesulitan
dalam dalam membaca cepat 75 kata/menit dan menemukan gagasan utama dalam
suatu bacaan.
Adapun target hasil yang ingin dicapai untuk kriteria ketuntasan belajar
adalah 75% artinya apabila rata-rata kelas sudah mencapai 75% maka
pembelajaran sudah dianggap tuntas. Target proses (kinerja guru dan aktivitas
siswa) adalah 90% artinya apabila rata-rata penilaian kinerja guru sudah mencapai
90% maka pembelajaran sudah dianggap tuntas.
Tindakan yangpeneliti lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut
ialah dengan cara menggunakan MetodeSpeed Reading, SQ3R Dan Super Great
Memory dalam membaca cepat dengan kecepatan 75 kata/menit.Dengan
digunakannya metode Speed Reading dalam pembelajaran membaca cepat yaitu
9
isi bacaan dengan tepat tanpa siswa melakukan kebiasaan-kebiasaan membaca
yang dapat menghambat proses membaca cepat. Kebiasaan-kebiasaan itu
diantaranya adanya gerakan bibir, gerakan kepala, bersuara, dan menunjuk bacaan
dengan jari.
Dalam pembelajaran membaca cepat siswa diharapkan tidak melakukan
kebiasaan-kebiasaaan tersebut, adapun cara untuk menghilangkan kebiasaan
tersebut adalah dalam proses membaca posisi duduk siswa harus tegak, lalu
tangan kiri menempel pada pipi sehingga jika siswa melakukan gerakan kepala
dapat terasa, dan jari telunjuk pada tangan kanan disimpan dibawah bibir, hal
tersebut untuk mengatasi jika siswa membaca dengan bersuara dan melakukan
gerakan bibir, maka dengan hal tersebut siswa tidak dapat menunjuk bacaan
dengan jari, karena kedua tangannya sudah mempunyai tugas masing-masing
sehingga kebiasaan tersebut dapat diatasi dengan mudah.
Kesulitan siswa dalam menemukan gagasan utama dapat dibantu oleh
metode SQ3R, dengan penggunaan metode ini diharapkan siswa dapat dengan
cepat menemukan gagasan utama pada suatu bacaan dengan tepat dan cepat.
Karena di dalam metode SQ3R ini terdapat lima tahapan yang harus dilakukan
ketika kita mau membaca suatu teks bacaan.
Menurut Soedarso (2006:59) SQ3R merupakan proses membaca yang
terdiri dari lima langkah, yaitu:
a. Survey b. Question c. Read
d. Recite atau Recall e. Review
Survei atau disebut juga dengan proses prabaca adalah suatu teknik untuk
mengenal suatu bacaan sebelum kegiatan membaca dilakukan. Kegiatan survey
atau prabaca ini dilakukan hanya beberapa menit, tetapi dengan cara yang
sistematis ini, dapat menemukan gagasan utama dalam suatu bacaan. Adapun
langkah-langkah kegiatan Survei ini menurut Soedarso (2006:61) pada Survei
artikel yaitu:
b. Baca semua subjudul.
c. Amati juga tabel dan lain-lain, kalau ada.
d. Baca pengantar, kalau tidak ada pengantar, baca dua paragraph pertama.
e. Baca kalimat utama sub-bab.
Question.Bersamaan pada saat survei, ajukan pertanyaan
sebanyak-banyaknya tentang isi bacaan itu, dengan mengubah judul dan subjudul serta sub
dari subjudul menjadi sebuah pertanyaan.
Read. Setelah melewati tahap survei dan question, maka langkah
selanjutnya adalah: read atau membaca. Dalam kegiatan membaca ini dilakukan
dengan kegiatan membaca cepat. Baca semua yang ada dalam bacaan, dan
temukan jawaban atas pertanyaan yang telah dibuat pada tahap kedua yaitu
question. Pada tahap ini fokuskan pada penguasaan untuk menemukan gagasan
utama.Menurut Soedarso (2006:63), pada tahap ini ada dua hal yang perlu
diperhatikan yaitu, (1) jangan membuat catatan-catatan. Ini akan memperlambat
kegiatan membaca. (2) jangan membuat tanda-tanda seperti garis bawah pada
kata.
Recite atau recall. Kegiatan ini adalah kegiatan dimana kita akan berusaha
mengingat-ingat dan menceritakan kembali isi bacaan yang sudah kita baca.
Sependapat dengan Hidayah (2012:90) yaitu, “… jadi pengertian dari recite secara
umum adalah mengingat kembali isi bacaan kemudian menyebutnya atau
menceritakannya kembali dengan bahasa kita sendiri”.
Terdapat berapa langkah yang menurut Soedarso (2006:63) penting untuk
melakukan langkah recite ini yaitu “setiap selesai membaca suatu bagian,
berhentilah sejenak, cobalah menjawab bagian-bagian penting dari bagian itu,
buat catatan seperlunya, jika masih kesulitan, ulangi membaca bab itu sekali lagi”.
Review.Setelah keempat langkah di atas selesai, maka ulangi untuk
menelusuri kembali judul-judul dan subjudul dan bagian penting lainnya dengan
menemukan pokok-pokok penting yang perlu diingat kembali.Tahap ini
membantu daya ingat dan memperjelas pemahaman pada suatu bacaan.
Metode Super Great Memory dimaksudkan untuk membantu anak untuk
11
menggunakan metode Super Great Memory, siswa diharapkan dapat mengingat
bacaan yang telah dibacanya.
Berdasarkan latar belakang tersebut diharapkan dengan penerapan
MetodeSpeed Reading, SQ3R Dan Super Great Memory ini dapat mengatasi
permasalahan siswa dalam membaca cepat dan menemukan gagasan utama tanpa
melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dapat menghambat proses membaca cepat.
Untuk mengukur keberhasilan siswa dalam membaca cepat dan
menemukan gagasan utama maka yang digunakan adalah penghitungan KEM
(Kecepatan Efektif Membaca).
Gambar 1.1
Rumus untuk Mencari KEM Widiatmoko (2011:8) Keterangan :
K = jumlah kata
Wd = waktu baca (detik)
B = soal yang benar
SI = skor ideal
Kpm = kecepatan (kata per menit)
P = pemahaman
Adapun prosedur pelaksanaan membaca cepat dengan MetodeSpeed
Reading, SQ3R dan Super Great Memory adalah sebagai berikut.
a. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang membaca cepat dan
menemukan gagasan utama.
b. Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pembelajaran. Rumus untuk mencari KEM
Kecepatan (kata per menit) = [ �
�� × 60] Pemahaman = B × SI
c. Guru memberikan intruksi untuk kegiatan membaca cepat agar siswa tidak
melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dapat menghambat proses membaca
cepat.
d. Siswa memperhatikan guru yang sedang memberikan intruksi yang
menghambat kegiatan membaca.
e. Guru menjelaskan petunjuk yang harus dilakukan siswa pada saat membaca
cepat berlangsung dengan menggunakan langkah-langkah pada metode SQ3R,
yaitu pertama, siswa harus melakukan survey teks bacaan, keduaquestion,
ketiga read,keempat recite atau recall, dan yang terakhir review.
f. Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan petunjuk kegiatan
membaca cepat.
g. Guru memberikan teks untuk membaca cepat kepada masing-masing siswa,
secara bergantian siswa yang satu melakukan membaca cepat dan teman
sebangku mengawasi siswa yang sedang membaca cepat dengan menghitung
juga dengan menggunakan stopwatch.
h. Siswa melakukan kegiatan membaca cepat dengan petunjuk yang guru
sampaikan dan dihitung dengan menggunakan stopwatch.
i. Guru memperhatikan dan membimbing siswa yang sedang melakukan proses
membaca cepat.
j. Apabila ada siswa yang telah selesai membaca maka teman sebangku yang
menghitung kecepatan menuliskannya pada kertas selembar.
k. Begitupun selanjutnya sampai semua siswa selesai membaca.
l. Setelah semua siswa selesai membaca, siswa harus menuliskan gagasan utama
pada setiap paragraf tanpa melihat ulang teks bacaan.
m. Guru mengawasi siswa yang sedang menuliskan gagasan utama.
n. Setiap siswa diberikan lembar kerja siswa (LKS) dan LKS yang satu
didalamnya terdapat sekumpulan kata yang harus dibaca dengan cepat dan
siswa kembali menuliskannya pada kolom yang telah disediakan, LKS ini
13
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan masalah yang peneliti kemukakan di atas, maka tujuan
penulisan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran Metode MetodeSpeed Reading,
SQ3R dan Super Great Memory dalam meningkatkan kemampuan membaca
cepat siswa kelas V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang.
2. Untuk mengetahui proses pembelajaran MetodeSpeed Reading, SQ3R dan
Super Great Memory dalam meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa
kelas V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang.
a. Untuk mengetahui kinerja guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di
kelas V SDN Ganeas 1 dengan menggunakan MetodeSpeed Reading,
SQ3R dan Super Great Memory dalam meningkatkan kemampuan
membaca cepat.
b. Untuk mengetahuiaktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di
kelas V SDN Ganeas 1 dengan menggunakan MetodeSpeed Reading,
SQ3R dan Super Great Memory dalam meningkatkan kemampuan
membaca cepat.
3. Untuk mengetahui hasil pembelajaran MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super
Great Memory dalam meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa kelas
V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Merujuk pada rumusan masalah, maka manfaat yang diharapkan dalam
penelitian ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran
Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi:
1. Siswa
a. Dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar.
b. Melalui pembelajaran menggunakan MetodeSpeed Reading, SQ3R dan
Super Great Memory, siswa diharapkan memperoleh pengalaman dalam
c. Mempermudah siswa dalam membaca cepat dan memahami makna isi
bacaan untuk menemukan gagasan utama.
d. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca cepat serta
meningkatkan hasil belajar.
e. Dapat merasakan pengalaman belajar yang menarik dan menyenangkan.
2. Guru
a. Dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai MetodeSpeed
Reading, SQ3R Dan Super Great Memory dalam membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam membaca cepat.
b. Meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar khususnya pembelajaran
Bahasa Indonesia di SD dalam membaca cepat 75 kata/menit.
c. Mengembangkan kemampuan mengajar guru dalam memecahkan masalah
yang dihadapi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
d. Bermanfaat juga sebagai bahan refensi bagi guru dalam mengajar.
e. Meningkatkan atau memperbaiki mutu proses pembelajaran di kelas
sekaligus ketercapaian ketuntasan belajar siswa.
3. Sekolah
a. Memberikan motivasi yang positif bagi sekolah untuk menemukan
cara-cara yang tepat dalam menciptakan suasana pembelajaran yang lebih
kondusif.
b. Sebagai bahan evaluasi dan tolak ukur pencapaian tujuan mengajar di
sekolah dasar.
c. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah.
d. Sebagai peran yang dapat membantu sekolah dalam menggunakan model
pembelajaran terbaru dalam perkembangan pendidikan.
e. Memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas kelulusan.
4. Peneliti
Meningkatkan pemahaman dari disiplin ilmu yang telah dipelajari, serta
15
perkuliahan. Serta dapat dijadikan sebagai pengalaman yang berharga bagi
peneliti sehingga dapat dijadikan sebagai sumber belajar.
E. Batasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap pokok-pokok masalah yang
diteliti, berikut ini akan dijelaskan secara operasional beberapa istilah yang
dipandang perlu untuk diketahui kejelasannya sebagai berikut ini.
1. Speed Reading merupakan sistem membaca cepat dengan memperhitungkan
waktu baca dan tingkat pemahaman terhadap bahan yang di bacanya(Ahmad,
2010: 41).
2. Metode Super Great Memory adalah metode lengkap dan praktis untuk
melejitkan daya ingat berdasarkan cara kerja otak, yaitu otak kiri dan otak
kanan(Widiatmoko, 2011: 124).
3. Metode SQ3R merupakan suatu metode membaca yang semakin popular
digunakan. Metode ini dimaksudkan untuk menemukan gagasan utama dalam
suatu bacaan. Metode membaca ini dikemukakan oleh Francis P. Robinson
pada tahun 1941. Metode membaca SQ3R terdiri dari lima tahapan yaitu,
Survey, Question, Read, Recite, dan Review(Hidayah, 2012:74).
4. Membaca cepat yaitu jenis membaca yang diberikan dengan tujuan agar para
siswa dalam waktu singkat dapat membaca secara lancar, serta dapat
38 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Ganeas
1 yang terletak di Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang. Pemilihan tempat ini
didasarkan pada pertimbangan bahwa di sekolah dasar ini terdapat kelas yang
mempunyai permasalahan dalam membaca cepat dan menemukan gagasan utama,
khususnya di kelas V (lima).
Adapun alasan dipilihnya lokasi penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
a. Dalam pembelajaran membaca di sekokah dasar, masih banyak siswa yang
mengalami kesulitan dalam pembelajaran membaca cepat dan menemukan
gagasan utama.
b. Masih perlunya pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi siswa
secara maksimal.
c. Masih membutuhkan solusi dan inovasi pembelajaran yang kreatif dan
menyenangkan dalam pembelajaran membaca cepat dan menemukan gagasan
utama.
a. Kondisi Sekolah
Sekolah ini memiliki tujuh ruangan kelas, satu ruangan perpustakaan, satu
ruang guru dan ruang kepala sekolah, satu dapur, satu WC guru, dua WC siswa,
satu lapangan, satu mushola dan satu gudang. Berikut adalah denah lokasi SDN
39
Gambar 3.1
Denah SDN Ganeas I Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang b. Keadaan Siswa
Keadaaan siswa pada penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Ganeas I
Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2012/2013, yang
berjumlah 34 orang siswa yang terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 15 orang
siswa perempuan.
Tabel 3.1
Daftar Siswa SDN Ganeas I
No Kelas
Banyak Siswa
Jumlah Laki-laki Perempuan
1 I 25 24 49
2 II 17 21 38
3 III 31 18 49
4 IV 24 20 44
5 V 19 15 34
6 VI 25 18 43
Jumlah 140 116 257
Keterangan : Subjek Penelitian
[image:30.595.114.516.112.740.2]c. Keadaan Guru
SDN Ganeas I Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang mempunyai
tenaga pengajar sebanyak 16 orang, yang terdiri dari pegawai negeri sipil 13 orang
[image:31.595.101.561.228.604.2]dan sukwan sebanyak 3 orang. Selain itu terdapat 1 orang penjaga sekolah.
Tabel 3.2
Daftar Tenaga Pengajar SDN Ganeas I
No Nama NIP Gol Jabatan
1 Upi Ahmad Hanafi. S.Pd. 196004031981091002 IV/a Kepala Sekolah 2 Ating Sutisna, S.Pd.SD. 196003051982041006 IV/a Guru kelas VI 3 H. Sadikin, S.Pd.I. 196105181982041001 IV/a Guru Kelas IV 4 Nana Sukmana, S.Pd. 196306011984101003 IV/a Guru kelas II 5 Yati Haryati, S.Pd. 196310101984102011 IV/a Guru PJOK 6 Mimin Mintarsih, S.Pd. 196512051986102006 IV/a Guru kelas III 7 Wawat Sunengsih, S.Pd.I. 196605291986102002 IV/a Guru PAI II-VI 8 Eni Kartini, S.Pd.SD. 196708082006042015 II/d Guru kelas I 9 Dewi Setiawati, S.Pd.SD. 197204042003122006 III/a Guru kelas IV 10 Aas Aryani, S.Pd. 198302172009022003 II/c Guru Kelas III 11 Dadan Kurnia, S.Pd. 198309082009021001 II/c Guru kelas VI 12 Teja Rosita, S.Pd. 198412172010012014 III/a Guru kelas I 13 Neneng Yulianingsih, S.Pd. 198612162010012009 III/a Guru kelas V
14 Rahmat Adi Wijaya - - Guru PJOK II-IV
15 Sri Hartini, S.Pd.I - - Guru PAI kelas I
16 Ending Laelasari, S.Pd. - - Guru B. Inggris III-VI
17 Otong Suwardi - - Penjaga
2. Waktu Penelitian
Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini direncanakan
selama tujuh bulan terhitung dari bulan Desember 2012 sampai dengan Juni
2013.Waktu tersebut mencakup waktu penyusunan perencanaan, pelaksanaan
penelitian hingga penyusunan laporan hasil penelitian (jadwal penelitian
41
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Ganeas 1
tahun ajaran 2012/2013 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang yang berjumlah
34 siswa, yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Alasan
penelitian dilakukan terhadap siswa kelas V SDN Ganeas 1, dengan pertimbangan
bahwa siswa dalam kemampuan membaca cepat dan menemukan gagasan utama
masih rendah, sehingga dibutuhkan perbaikan dalam pengajaran agar hasil
pembelajaran siswa dapat meningkat.
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK).PTK termasuk ke dalam penelitian yang menggunakan
pendekatan kualitatif. Digunakannya metode kualitatif dalam penelitian tindakan
kelas adalah didasarkan pada pendapat yang dikemukakan oleh Moleong (1994:
5):
Penelitian kualitatif lebih mudah apabila dihadapkan dengan kenyataan ganda, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden, dan pendekatan kualitatif ini lebih peka dan lebih dapat menyelesaikan diri dengan banyak penajaman bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
Dalam hubungannya antara peneliti dengan responden tersebut terjadi
pada seorang guru dan siswa di dalam kelas, sehingga jika penelitian tindakan
kelas menggunakan penelitian kualitatif dapat lebih efisien karena penyelesaian
masalah dalam pembelajaran di kelas akan lebih mudah teratasi. Karena PTK
termasuk kepada penelitian yang mendesak sehingga permasalahan yang
ditemukan di lapangan dapat segera diatasi dengan baik serta maksimal.
Terdapat beberapa pengertian tentang penelitian kualitatif yang
dikemukakan oleh para ahli. Menurut Creswell (Wiriaatmadja, 2005: 8):
menganalisis kata-kata.Melaporkan pandangan atau opini para imforman, dan keseluruhan studi berlangsung dalam latar situasi yang alamiah/wajar (natural setting).
Bogdan dan Taylor (Sumadayo, 2013: 3) mendefinisikan bahwa
“Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati”.McMillan dan Schumacher (Syamsuddin, 2006) mendefinisikan
bahwa “Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan investigasi karena biasanya
peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka secara langsung dan
berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian”.
Menurut Sumadayo (2013: 5) mengemukakan bahwa:
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Dari beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif
adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti suatu keadaan sosial sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Penelitian dilakukan dengan dengan cara
menganalisis hal-hal yang telah ditemukan dan dilaporkan dalam bentuk deskriptif
berdasarkan fakta sesungguhnya yang ada di lapangan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research).Metode Penelitian tindakan Kelas
(PTK) digunakankarena permasalahan dalam penelitian ini muncul dari
permasalahan faktual yang terjadi pada praktik pembelajaran sehari-hari yang
dirasakan langsung oleh guru dan siswa di dalam kelas, yaitu masalah
pembelajaran membaca cepat dan menemukan gagasan utama.Kasbolah (1999:22)
mengemukakan bahwa “Permasalahan faktual adalah permasalahan yang timbul
dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru”.Oleh karena
itu, diperlukan suatu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik
43
Ada beberapa pengertian penelitian tindakan (PTK) menurut beberapa
para ahli adalah sebagai berikut:
Ebbut (Wiriaatmadja, 2005:12) menjelaskan bahwa:
Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
Selanjutnya menurut Hopkins (Muslich, 2009:8) bahwa PTK adalah suatu
bentuk reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan
memperdalam pemahaman terhadao kondisi dalam pembelajaran.
Sedangkan menurut Kemmis (dalam Wiriaatmadja, 2005: 12) bahwa:
Penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalisme dan keadilan dari: a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka; b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan itu; dan c) situasi yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan praktek itu.
Berdasarkan definisi dari pendapat beberapa para ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses
pembelajaran yang dapat mengevaluasi kegiatan proses belajar-mengajar yang
dilaksanakan secara sistematik dan menggunakan teknik-teknik yang relevan.
2. Desain Penelitian
Adapun desain dalam penelitian ini adalah mengacu pada rancangan
penelitian model spiral dari Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriatmadja, 2005).Desain
Kemmis dan Mc. Taggart ini menggunakan model yang dikenal sistem spiral
refleksi diri yang dimulai dengan tahap perencanaan (planning), tindakan (action),
pengamatan (observing), refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali. Desain
Kemmis dan Mc. Taggart ini berupa untaian-untaian dengan satu perangkat yang
terdiri dari empat komponen yaitu, perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi.Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dinamakan satu
yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.Namun pada
pelaksanaannya siklus ini sangat tergantung pada permasalahan yang dihadapi dan
perlu dipecahkan.
Berikut ini merupakan gambar model Spiral menurut Kemmis dan Mc.
[image:35.595.124.496.221.701.2]Taggart. RENCANA OBSERVASI R E F L E K S I T IN D A K A N PERBAIKAN RENCANA OBSERVASI R E F L E K S I T IN D A K A N OBSERVASI R E F L E K S I T IN D A K A N PERBAIKAN RENCANA Gambar 3.2
45
Perencanaan (planning) berdasarkan identifikasi masalah yang telah
dilakukan melalui pengamatan awal di lapangan telah ditemukan bahwa siswa
kurang mampu untuk membaca cepat dan menemukan gagasan utama dalam suatu
bacaaan.Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca
cepat dan menemukan gagasan utama merencanakan tindakan dengan
menerapkan MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super Great Memory.
Pelaksanaan (action) tindakan merupakan implementasi dari semua
rencana yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan ini berupa langkah-langkah yang
dilakukan untuk melaksanakan rencana yang telah disusun yaitu Ppnggunaan
MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super Great Memory untuk meningkatkan
kemampuan membaca cepat siswa kelas V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas
Kabupaten Sumedang.
Pengamatan (observing) dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan
tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan
hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen yang
dikembangkan oleh peneliti. Kegiatan ini yaitu mengamati proses kinerja guru dan
aktivitas siswa serta hasil yang diperoleh setelah pembelajaran dilaksanakan.
Refleksi (reflecting) merupakan tahapan untuk memproses data yang
diperoleh saat dilakukan pengamatan.Data yang telah diperoleh kemudian
ditafsirkan serta dianalisis terhadap semua informasi yang diperoleh dari hasil
observasi selama model pembelajaran dilaksanakan.Refleksi tersebut bertujuan
untuk memperbaiki segala kekurangan pada saat pembelajaran berlangsung,
sehingga diharapkan adanya peningkatan pembelajaran pada siklus selanjutnya.
Tahapan dalam desain penelitian ini dilakukan selama penelitian
dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa siklus hingga target
penelitian dapat tercapai.
Adapun pelaksanaan setiap siklus pada pembelajaran membaca cepat dan
menemukan gagasan utama dengan penggunaan metodespeed reading, SQ3Rdan
super great memory adalah sebagai berikut.
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan disusun berdasarkan pada masalah yang hendak
dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan agar terjadi suatu perubahan dan
peningkatan dalam pembelajaran membaca cepat dan menemukan gagasan utama
dengan penggunaan metodespeed reading, SQ3R dan super great memory.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut.
a. Melakukan kunjungan ke SD, mengurus perizinan kepada kepala sekolah
mengenai penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan.
b. Mewawancarai guru kelas yang kelasnya akan dijadikan objek penelitian
mengenai kendala-kendala dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
c. Mengadakan penelitian awal untuk memperoleh data pada proses
pembelajaran dan data hasil pembelajaran membaca cepat di kelas V SDN
Ganeas 1.
d. Peneliti mengolah data awal dari berbagai instrumen dan merumuskan
permasalahan yang harus diatasi di kelas.
e. Berdiskusi dengan guru untuk mengadakan perbaikan terhadap hasil
pembelajaran awal yang sudah dilaksanakan dengan penggunaan metodespeed
reading, SQ3Rdan super great memory untuk meningkatkan keterampilan
membaca cepat dan menemukan gagasan utama.
f. Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan menyusun persiapan
mengajar lainnya dengan penggunaan metodespeed reading, SQ3R dan super
great memory untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat dan
menemukan gagasan utama.
g. Membuat lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, format
wawancara guru dan siswa, catatan lapangan, serta dokumentasi untuk melihat
kinerja guru mengajar dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dalam
47
h. Menyiapkan format wawancara guru dan siswa untuk mengetahui bagaimana
permasalahn yang dihadapi selama proses pembelajaran dalam belajar bahasa
Indonesia.
i. Membuat alat evaluasi yang sesuai untuk mengetahui adanya peningkatan
hasil belajar siswa setelah pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini, tindakan yang peneliti lakukan adalah menjadi guru
praktisi dengan dibantu oleh seorang guru lain sebagai observer. Tindakan yang
dilakukan peneliti yaitu penggunaan metodespeed reading, SQ3Rdan super great
memory untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat dan menemukan
gagasan utama di kelas V SDN Ganeas 1.
Tahapan yang dilakukan dalam tindakan ini adalah sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
1) Membuat rencana pembelajaran.
2) Menyiapkan sumber belajar.
3) Menyiapkan materi pelajaran.
4) Menyiapkan media pembelajaran.
5) Menyiapkan alat pengumpul data.
b. Kegiatan Awal
1) Guru mengucapkan salam.
2) Guru mengkondisikan siswa untuk ke dalam situasi belajar.
3) Siswa duduk dengan rapi.
4) Siswa berdo’a bersama.
5) Guru mengecek kehadiran siswa
6) Guru memberitahukan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan.
7) Guru melakukan apersepsi tentang gagasan utama dan membaca cepat
dengan tanya jawab kepada siswa.
c. Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang membaca cepat dan
2) Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi
pembelajaran.
3) Guru memberikan intruksi untuk kegiatan membaca cepat agar siswa tidak
melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dapat menghambat proses membaca
cepat.
4) Siswa memperhatikan guru yang sedang memberikan intruksi yang
menghambat kegiatan membaca.
5) Guru menjelaskan petunjuk yang harus dilakukan siswa pada saat
membaca cepat berlangsung dengan menggunakan langkah-langkah pada
metode SQ3R.
6) Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan petunjuk kegiatan
membaca cepat.
7) Guru memberikan teks untuk membaca cepat kepada masing-masing
siswa, secara bergantian siswa yang satu melakukan membaca cepat dan
teman sebangku mengawasi siswa yang sedang membaca cepat dengan
menghitung juga dengan menggunakan stopwatch .
8) Siswa melakukan kegiatan membaca cepat dengan petunjuk yang guru
sampaikan dan dihitung dengan menggunakan stopwatch.
9) Guru memperhatikan dan membimbing siswa yang sedang melakukan
proses membaca cepat.
10)Apabila ada siswa yang telah selesai membaca maka teman sebangku yang
menghitung kecepatan menuliskannya pada kertas selembar.
11)Begitupun selanjutnya sampai semua siswa selesai membaca.
12)Setelah semua siswa selesai membaca, siswa harus menuliskan gagasan
utama pada setiap paragraf tanpa melihat ulang teks bacaan.
13)Guru mengawasi siswa yang sedang menuliskan gagasan utama.
14)Setiap siswa diberikan lembar kerja siswa (LKS) dan LKS yang satu
didalamnya terdapat sekumpulan kata yang harus dibaca dengan cepat dan
siswa kembali menuliskannya pada kolom yang telah disediakan, LKS ini
untuk melatih daya ingat siswa.
49
1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.
2) Sebagai tindak lanjut guru memberikan penjelasan tentang makna yang
dapat diambil dari kegiatan tersebut.
3) Guru menutup pelajaran.
3. Tahap Observasi
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses pelaksanaan
tindakan yang dilakukan. Fokus pengamatan adalah perilaku guru dan aktivitas
siswa selama pembelajaran.Tahap ini merupakan pelaksanaan teknik
pengumpulan data menurut observasi, alat yang berupa pedoman observasi dan
catatan lapangan digunakan. Adapun observer yang akan dilibatkan pada tahap ini
direncanakan sebanyak satu orang dengan tugas sebagai observer kinerja guru dan
observer aktivitas siswa.
4. Tahap Analisis dan Refleksi a. Analisis
Agar data bermakna sebagai dasar untuk mengambil keputusan, data
tersebut harus dianalisis atau diberi makna.Analisis data dilakukan setelah satu
paket perbaikan selesai dimplementasikan secara keseluruhan.Jika perbaikan ini
direncanakan untuk beberapa kali pembelajaran maka analisis dapat dilakukan
setelah kegiatan pembelajaran itu tuntas dilaksanakan.
Analisis dapat dilakukan secara bertahap, pertama dengan menyeleksi dan
mengelompokkan, kedua dengan memaparkan atau mendeskripsikan data, dan
terakhir menyimpulkan atau memberi makna.
b. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengetahui segala hal yang terjadi dan diperoleh
dalam proses dan hasil pembelajaran. Pada prinsipnya yang dimaksud refleksi
adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh peneliti dan pihak yang terkait dalam
suatu penelitian tindakan kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Kasbolah
tindakan apa yang akan dilakukan, 2) Ketika tindakan sedang dilakukan, 3)
Setelah tindakan itu dilakukan.
Adapun kegiatan refleksi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Mengecek data yang diperoleh selama melakukan penelitian. Data yang
diperoleh yaitu dari hasil lembar pengamatan observasi kinerja guru dan
aktivitas siswa, hasil wawancara guru dan siswa, serta evaluasi hasil belajar
siswa sesuai format penilaian membaca cepat.
2) Mendiskusikan hasil yang diperoleh dengan pihak-pihak yang terkait dalam
pelaksanaan penelitian.
3) Menyusun rencana yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya, untuk
mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki dalam siklus selanjutnya.
E. Instrumen Penelitian
Menyusun instrumen merupakan langakh penting dalam penelitian.
Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang
diperlukan. Menyusun instrumen pada dasarnya adalah menyusun alat evaluasi,
karena mengevaluasi adalah memperoleh data tentang sesuatu yang diteliti, dan
hasil yang diperoleh dapat diukur dengan menggunakan standar yang telah
ditentukan sebelumnya.
Adapun teknik dan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan instrumen untuk pengamatan langsung di
lokasi penelitian.Sedangkan observasi adalah upaya mengamati dan
mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsung.Menurut
Maulana (2009: 35), “Observasi merupakan pengamatan langsung dengan
menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan jika perlu
pengecapan’’.
Lembar observasi digunakan untuk mengamati dan mengetahui kinerja
guru dan aktivitas siswa kelas V SDN Ganeas 1 ketika mengikuti pembelajaran
51
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara merupakan alat yang harus ada pada saat
berlangsung percakapan antara pewawancara dengan yang diwawancara.Denzin
(Wiriatmadja, 2005:117) menyatakan bahwa “Wawancara merupakan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat
memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu”.
Wawancara bertujuan untuk mengetahui secara jelas tentang sesuatu yang
tidak terlihat atau teramati lewat penglihatan atau perabaan, sehingga untuk
diperoleh data yang valid dapat dilakukan wawancara kepada orang lain guna
mengetahui secara jelas keadaan sebenarnya yang terjadi di dalam kelas.
Wawancara dilakukan kepada siswa dan guru mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan membaca cepat dan menemukan gagasan utama. Materi yang
diberikan kepada guru adalah berkaitan dengan kesan-kesan yang timbul,
kelebihan dan kekurangan, kesulitan yang dirasakan, manfaat yang bisa diambil,
dan respon siswa serta pengaruhnya terhadap kemampuan siswa dalam proses
pembelajaran Bahasa Indonesia mengenai membaca cepat dan menemukan
gagasan utama dengan menggunakan MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super
Great Memory. Dalam tahap ini peneliti melukan wawancara dengan bertatap
muka secara langsung kepada responden atau subjek yang diteliti yaitu guru dan
satu orang siswa yaitu Lilis M.
3. Catatan Lapangan
Bogdan & Biklen (Moleong, 1994: 153) memberikan penjelasan bahwa
“Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data kualitatif dan refleksi
terhadap data dalam penelitian kualitatif”. Dengan demikian, catatan lapangan
merupakan catatan yang ditulis apa yang didengar, dialami, dilihat, dan dipikirkan
selama pembelajaran membaca membaca cepat dan menemukan gagasan utama
di kelas V SDN Ganeas 1.
Kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan catatan lapangan adalah
pengelolaan kelas, interaksi guru dan siswa, interaksi siswa dan siswa yang terjadi
dalam proses pembelajaran mengenai membaca cepat dan menemukan gagasan
utama dari awal sampai akhir pembelajaran.
4. Lembar Tes Hasil Belajar
Hermawan, Mujono, dan Suherman(2007:170) menyatakan bahwa “Tes
adalah pengumpul data yang bersifat mengukur, karena berisi pernyataan atau
pertanyaan yang alternatif jawabannya memiliki standar tertentu”.
Tes hasil belajar dilakukan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan
dan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran setelah dilakukannya
tindakan melalui alat pengumpul data yang digunakan. Alat instrumen tes berupa
format penilaian yang berisi sejumlah aspek-aspek penilaian meliputi jumlah kata,
waktu baca, kecepatan baca, pemahaman, dan KEM, serta format penilaian
kebiasaan yang muncul pada saat proses membaca cepat berlangsung diantaranya
gerakan bibir, gerakan kepala, bersuara, dan menunjuk bacaan dengan jari.
F. Teknik Pengolahan Data Dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data terdiri dari pengolahan data hasil observasi dan hasil
belajar, berikut akan dipaparkan mengenai pengolahan data hasil observasi dan
hasil belajar.
a. Pengolahan Data Hasil Observasi 1) Kinerja Guru
Pengolahan data hasil obeservasi kinerja guru dilakukan saat guru
melaksanakan pembelajaran. Adapun hal-hal yang menjadi penilaian kinerja guru
terdiri dari perencanaan, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir proses
pembelajaran membaca cepat dan menemukan gagasan utama. Berikut ini adalah
cara pengolahan data hasil observasi kinerja guru.
Setiap aspek memiliki skor maksimal 3 dengan rincian sebagai berikut.
3 = Jika semua indikator dilaksanakan.
53
1= Jika hanya satu indikator yang dilaksanakan.
0 = Jika tidak ada indikator yang dilaksanakan.
Interpretasi nilai yang diperoleh adalah sebagai berikut.
Penafsiran kriteria:
Baik Sekali = Jika persentase 81% - 100%
Baik = Jika persentase 61% - 80%
Cukup = Jika persentase 41% - 60%
Kurang = Jika persentase 21% - 40%
Kurang sekali = Jika persentase 0% - 20%
Rumus persentase :
% = x 100
X = Jumlah perolehan skor
Y = Jumlah skor maksimal
100 = Angka baku dalam persen
Target keberhasilan kinerja guru adalah 90%.
Untuk menilai kinerja guru dalam mengajar, aspek yang dinilai yaitu
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan guru mulai dari perencanaan, kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Adapun aspek yang harus dinilai sudah
tercantum dalam format observasi kinerja guru (terlampir). Nilai tersebut
d