• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODESPEED READING, SQ3R DAN SUPER GREAT MEMORYUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACACEPAT (PenelitianTindakanKelas Di Kelas V SD NegeriGaneas 1 KecamatanGaneasKabupatenSumedang).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN METODESPEED READING, SQ3R DAN SUPER GREAT MEMORYUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACACEPAT (PenelitianTindakanKelas Di Kelas V SD NegeriGaneas 1 KecamatanGaneasKabupatenSumedang)."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

KecamatanGaneasKabupatenSumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh SILYAWATI

0903224

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGGUNAAN METODESPEED READING, SQ3R DAN SUPER GREAT MEMORYUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MEMBACACEPAT

(PenelitianTindakanKelas Di Kelas V SD NegeriGaneas 1 KecamatanGaneasKabupatenSumedang)

Oleh SILYAWATI

Sebuahskripsi yang

diajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratmemperolehgelarSarjanapada Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar

© Silyawati2013

UniversitasPendidikan Indonesia Juni 2013

HakCiptadilindungiundang-undang.

Skripsiinitidakbolehdiperbanyakseluruhyaatausebagian,

(3)

PENGGUNAAN METODESPEED READING, SQ3R DAN SUPER GREAT MEMORYUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MEMBACACEPAT

(PenelitianTindakanKelas Di Kelas V SD NegeriGaneas 1 KecamatanGaneasKabupatenSumedang)

Disetujuidandisahkanoleh:

Pembimbing I

Drs. H. DedeTatangSunarya, M.Pd. NIP. 195703251985031005

Pembimbing II

AniNurAeni, M.Pd. NIP. 197608222005012002

Mengetahui,

Ketua Program Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Kelas

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGGUNAAN METODESPEED READING, SQ3R DAN SUPER GREAT MEMORYUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MEMBACACEPAT

(PenelitianTindakanKelas Di Kelas V SD NegeriGaneas 1 KecamatanGaneasKabupatenSumedang)

Oleh: SILYAWATI

0903224

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Penguji I Penguji II Penguji III

Julia Kartawinata, M.Pd. NIP. 198205132008121002

Drs. H. DedeTatang S, M.Pd. NIP. 195703251985031005

Maulana, M.Pd. NIP. 198001252002121002

Mengetahui,

Ketua Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar S1 Kelas

(5)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan Judul “PenggunaanMetodeSpeed Reading, SQ3Rdan Super Great MemoryuntukMeningkatkanKemampuanMembacaCepat(PenelitianTindakanKela

sdi Kelas V SDNegeriGaneas 1 KecamatanGaneasKabupatenSumedang)”, beserta

isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan

dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam

masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada yang mengklaim dari pihak lain

terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Juni 2013 Yang membuat pernyataan

(6)

PENGGUNAAN METODE SPEED READING, SQ3R DAN SUPER GREAT MEMORY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MEMBACA CEPAT

(PenelitianTindakanKelas Di Kelas V SD NegeriGaneas 1 KecamatanGaneasKabupatenSumedang)

SILYAWATI ABSTRAK

Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan terhadap siswa kelas V SDN Ganeas 1 diketahui bahwa tingkat kemampuan siswa dalam membaca cepat masih jauh dari harapan. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata / bahasa tulis (Tarigan, 2008:7). Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan menerapkan suatu metode pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam membaca cepat dan menemukan gagasan utama.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menerapkan metode pembelajaran speed reading, SQ3R dan super great memory yaitu, 1) Setiap siswa diberikan teks bacaan oleh guru, 2) guru menugaskan siswa untuk melakukan kegiatan membaca cepat dengan menggunakan metode speed reading yaitu dengan tidak melakukan kebiasaan buruk membaca seperti, gerakan bibir, bersuara, gerakan kepala, dan menunjuk bacaan dengan jari, lalu dengan menggunakan metode SQ3R dengan langkah - langkah, survey, question, read, recite ataureccal, dan review, 3) Siswa melakukan kegiatan membaca cepat dan menemukan gagasan utama dengan menggunakan metode.

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desain penelitian yang mengacu pada model Spiral Kemmis dan Mc.Taggart dengan empat tahapan, yaitu: tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan refleksi. Subjek dalam penelitian yang dilakukan yaitu siswa SDN Ganeas 1 kelas V tahun ajaran 2012-2013 sebanyak 34 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan, dan lembar tes hasil belajar siswa. Validasi data yang digunakan yaitu teknik member check, triangulation, audit trail, dan expert opinion.

(7)

i

LEMBAR PENGESAHAN ... i

MOTTO ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. RumusandanPemecahanMasalah ... 7

1. Rumusan Masalah ... 7

2. Pemecahan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 13

D. Manfaat Penelitian ... 13

E. Batasan Istilah ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. HakikatPembelajaranBahasa Indonesia di SekolahDasar ... 16

1. PembelajaranBahasa Indonesia di SD ... 16

2. PrinsipPembelajaranBahasa Indonesia ... 17

3. TujuanPembelajaranBahasa Indonesia di SD ... 19

4. LandasanPembelajaranBahasa Indonesia ... 19

B. PembelajaranMembacadi SD ... 20

1. PengertianMembaca ... 20

2. ManfaatMembaca ... 21

3. TujuanMembaca ... 22

4. Prinsip-PrinsipMembaca ... 24

5. Macam-MacamMembaca ... 25

6. FokusPerhatianMembaca ... 26

C. MembacaCepatatauSpeed Reading ... 26

1. PengertianMembacaCepatatauSpeed Reading ... 26

2. ManfaatMembacaCepatatauSpeed Reading ... 27

3. Pemahaman aalam Speed Reading ... 28

4. Penghambat MembacaCepatatauSpeed Reading dan Cara Mengatasinya ... 29

5. Teknik MembacaCepatatauSpeed Reading ... 32

D. MetodeSQ3R ... 33

(8)

ii

2. ManfaaatSQ3R ... 34

E. MetodeSuper Great Memory ... 34

1. PengertianSuper Great Memory ... 34

2. ManfaatSuper Great Memory ... 35

F. HasilPenelitian yang Relevan ... 35

G. Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan WaktuPenelitian ... 38

1. LokasiPenelitian ... 38

a. KondisiSekolah ... 38

b. KeadaanSiswa ... 39

c. Keadaan Guru ... 40

2. WaktuPenenlitian ... 40

B. SubjekPenelitian ... 41

C. MetodedanDesainPenenlitian ... 41

1. MetodePenelitian ... 41

2. DesainPenelitian ... 43

D. ProsedurPenelitian ... 45

1. TahapPerencanaanTindakan ... 46

2. TahapPelaksanaanTindakan ... 47

3. TahapObservasi ... 49

4. TahapAnalisisdanRefleksi ... 49

a. Analisis Data ... 49

b. Refleksi ... 49

E. Instrumen ... 50

1. LembarObservasi ... 50

2. PedomanWawancara ... 51

3. CatatanLapangan ... 51

4. LembarTesHasilBelajar ... 52

F. TeknikPengolahan Data danAnalisis Data ... 52

1. TeknikPengolahan ... 52

a. Pengolahan Data ... 52

b. Pengolahan Data HasilBelajar ... 56

2. Analisis Data ... 58

G. Validasi Data ... 58

1. Member Check ... 59

2. Triangulasi ... 59

3. Audit Trail ... 59

4. Expert Opinion ... 60

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 61

1. Data HasilObservasiKinerja Guru ... 61

2. Data HasilObservasiAktivitassiswa ... 62

(9)

iii

2. Paparan Data PerencanaanSiklus I ... 69

3. Paparan Data PelaksanaanSiklus I ... 71

4. Paparan Data HasilSiklus I ... 76

5. AnalisisdanRefleksiSiklus I ... 79

C. Paparan data TindakanSiklus II ... 82

1. Paparan Data PerencanaanSiklus II ... 83

2. Paparan Data PelaksanaanSiklus II ... 85

3. Paparan Data HasilSiklus II ... 90

4. AnalisisdanRefleksiSiklus II... 97

D. Paparan Data TindakanSiklus III ... 100

1. Paparan Data PerencanaanSiklus III ... 101

2. Paparan Data PelaksanaanSiklus III... 103

3. Paparan Data HasilSiklus III ... 107

4. AnalisisdanRefleksiSiklus III ... 110

E. PaparanPendapatSiswadan Guru ... 111

1. PaparanPendapatSiswa ... 112

2. PaparanPendapat Guru ... 112

F. Pembahasan ... 113

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 118

B. Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 123

(10)

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 DaftarSiswa SDN Ganeas 1 ... 39

Tabel 3.2 DaftarTenagaPengajar SDN Ganeas I... 40

Tabel 4.1 Data HasilObservasiAktivitasSiswapada Data Awal ... 64

Tabel 4.2HasilTesKecepatanMembacadanPemahamanBacaanSiswa Kelas V SDN Ganeas 1 pada Data Awal ... 65

Tabel 4.3Kebiasaanyang MunculpadaSaat Proses MembacaCepat Berlangsungpada Data Awal ... 66

Tabel 4.4Data HasilObservasiKinerja Guru Siklus I ... 73

Tabel 4.5Data HasilObservasiAktivitasSiswaSiklus I ... 75

Tabel 4.6HasilTesKecepatanMembacadanPemahamanBacaanSiswa Kelas V SDN Ganeas 1 PadaSiklus I ... 77

Tabel 4.7Kebiasaan Yang MunculpadaSaat Proses MembacaCepat BerlangsungpadaSiklus I ... 78

Tabel 4.8RangkumanHasilSiklus 1 ... 82

Tabel 4.9Data HasilObservasiKinerja Guru Siklus II ... 87

Tabel 4.10Data HasilObservasiAktivitasSiswaSiklus II ... 89

Tabel 4.11PeningkatanHasilAktivitasSiswa ... 90

Tabel 4.12HasilTesKecepatanMembacadanPemahamanBacaanSiswa Kelas V SDN Ganeas 1 padaSiklus II ... 91

Tabel 4.13Kebiasaanyang MunculPadaSaat Proses MembacaCepat BerlangsungpadaSiklus II ... 92

Tabel 4.14RangkumanHasilSiklus II ... 100

Tabel 4.15Data HasilObservasiKinerja Guru Siklus III ... 105

Tabel 4.16Data HasilObservasiAktivitasSiswaSiklus III ... 106

Tabel 4.17 PeningkatanHasilAktivitasSiswa ... 107

Tabel 4.18 HasilTesKecepatanMembacadanPemahamanBacaanSiswa Kelas V SDN Ganeas 1 padaSiklus III... 108

Tabel 4.19 Kebiasaanyang MunculpadaSaat Proses MembacaCepat BerlangsungpadaSiklus III ... 109

Tabel 4.20 RangkumanHasilSiklus III ... 111

(11)

v

Gambar1.1Rumus untukMencari KEM ... 11 Gambar 3.1 Denah SDN Ganeas 1 ... 39 Gambar 3.2 Model Spiral dariKemmisdan Taggart ... 44 Gambar 4.1PeningkatanPersentaseKinerja Guru, AtivitasSiswa, dan

(12)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

LAMPIRAN A DATA AWAL

A.1Tabel Data AwalTesHasilBelajarSiswa ...

126A.2HasilAwalTesBelajarSiswa ... 127

LAMPIRAN B SIKLUS I B.1RencanaPelaksanaanPembelajaranSiklus I ... 129

B.2 TabelHasilTesBelajarSiswaSiklusI ... 134

B.3 HasilTesBelajarSiswaSiklusI ... 136

B.4HasilLembarKerjaSiswaSiklus I ... 151

B.5HasilObservasiKinerja Guru Siklus I ... 159

B.6HasilObservasiAktivitasSiswaSiklus I ... 160

B.7HasilCatatanLapanganSiklus I ... 161

B.8FotoKegiatanPembelajaranSiklus I ... 163

LAMPIRAN C SIKLUS II C.1RencanaPelaksanaanPembelajaranSiklus II ... 165

C.2 TabelHasilTesBelajarSiswaSiklusII ... 170

C.3 HasilTesBelajarSiswaSiklusII ... 172

C.4HasilLembarKerjaSiswaSiklus II ... 181

C.5HasilObservasiKinerja Guru Siklus II ... 191

C.6HasilObservasiAktivitasSiswaSiklus II ... 192

C.7HasilCatatanLapanganSiklus II ... 193

C.8FotoKegiatanPembelajaranSiklus II ... 195

LAMPIRAN D SIKLUS III D.1RencanaPelaksanaanPembelajaranSiklusIII... 198

D.2 TabelHasilTesBelajarSiswaSiklusIII ... 202

D.3 HasilTesBelajarSiswaSiklusIII... 204

D.4HasilLembarKerjaSiswaSiklus III ... 214

D.5HasilObservasiKinerja Guru Siklus III ... 224

D.6HasilObservasiAktivitasSiswaSiklus III ... 225

D.7HasilWawancaraSiswaSiklus ... 226

D.8HasilWawancara Guru Siklus ... 227

D.9HasilCatatanLapanganSiklus III ... 228

(13)

vii

E.1.2 SoalTesHasilBelajarSiklusII ...

235E.1.3 SoalTesHasilBelajarSiklusIII ... 238

E.2Format TesHasilBelajar ... 240E.3LembarKerjaSiswa ... 245

E.3.1 LembarKerjaSiswaSiklus I ... 245

E.3.2 LembarKerjaSiswaSiklus II ... 249

E.3.3LembarKerjaSiswaSiklus III ... 253

E.4 Format ObservasiKinerja Guru... 257

E.5 FormatObservasiAktivitasSiswa ... 263

E.6PedomanWawancaraPadaSiswa ... 266

E.76Pedoman WawancaraPada Guru... 267

E.8CatatanLapangan ... 268

LAMPIRAN F SURAT-SURAT F.1JadwalPenelitian ... 270

F.2SK Pembimbing ... 271

F.3SuratIjinPenelitian ... 272

F.4SuratKeteranganPenelitian ... 273F.5 Monitoring ... 274

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam memelajari

semua bidang studi.Menyadari peran yang demikian, pembelajaran bahasa

diharapkan dapat membantu siswa mengenal dirinya, budayanya dan budaya

orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartsipasi dalam masyarakat

yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan

kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya (KTSP, 2006:317).

Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan

maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan

masyarakat Indonesia (KTSP, 2006:231).

Pada hakikatnya bahasa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi.Oleh

karena itu pembelajaran bahasa harus diarahkan agar siswa terampil

berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan.

Keterampilan berbahasa merupakan suatu keterampilan yang perlu

dikuasai oleh setiap orang.Karena, dengan terampilnya seseorang berbahasa, maka

diharapkan seseorang itu mampu untuk mengimbangi perkembangan dan adanya

kemajuan jaman.

Pengembangan keterampilan berbahasa di Sekolah Dasar sangat

diperlukan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah seluruh pengetahuan yang

akan diterima oleh para siswa, dengan melatih berbahasa berarti melatih

keterampilan berpikir siswa. Dengan adanya hal tersebut, guru mempunyai

kewajiban untuk memberikan berbagai latihan keterampilan berbahasa secara

formal, dengan memberikan pembelajaran keterampilan berbahasa berdasarkan

kaidah-kaidah bahasa yang telah ditentukan didalam kurikulum.

Sehubungan dengan kaidah-kaidah tersebut Tarigan (2008:1)

(15)

yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca,

dan keterampilan menulis.”Setiap keterampilan mempunyai hubungan yang erat

dengan proses-proses yang mendasari pemerolehan bahasa.Semakin terampil

seseorang dalam berbahasa maka semakin jelas jalan pikirannya, karena bahasa

seseorang mencerminkan jalan pikirannya.

Keterampilan membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan

berbahasa.Setiap guru haruslah menyadari serta memahami benar-benar bahwa

membaca adalah suatu keterampilan berbahasa yang kompleks, rumit, dan

mencakup serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Kemampuan

membaca tidak dapat dilaksanakan dengan cara yang cepat melainkan harus

dengan belajar yang berkelanjutan. Pada pembelajaran di SD membaca

merupakan satu keterampilan yang cukup sulit, maka setiap guru haruslah dapat

membantu serta membimbing para pelajar untuk mengembangkan serta

meningkatkan keterampilan-keterampilan yang mereka butuhkan dalam membaca.

Pada keterampilan membaca tidak hanya kemampuan untuk mengenal

huruf-huruf yang disusun menjadi kalimat atau kemampuan melafalkannya saja

tetapi keterampilan membaca juga melatih kemampuan mental yang terarah

sehingga sanggup menangkap dan memahami gagasan-gagasan yang tersirat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010) membaca adalah melihat

serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau dalam hati).

Membaca merupakan kegiatan yang positif karena memberikan banyak manfaat

kepada siapa pun diantara kita yang melakukannya.Salah satu manfaatnya adalah

menambah wawasan dan pengetahuan.

Membaca merupakan suatu kegiatan yang banyak melibatkan banyak hal

diantaranya melafalkan tulisan, melibatkan aktivitas visual, berpikir,

psikolinguistik, dan metakognitif.Seperti yang diungkapkan oleh Djuanda

(2008:112) bahwa membaca pada hakikatnya adalah “suatu kegiatan yang banyak

melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga

melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif”.

Membaca adalah proses yang harus dilakukan dan digunakan oleh

(16)

3

melaluipenguraian kode-kode ke dalam bunyi atau menguraikan kode-kode grafis

yang mewakili bahas ke dalam makna tertentu.

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan melalui media

kata-kata/ bahasa tulis (Tarigan, 2008: 7).Jadi, dapat disimpulkan bahwa membaca

adalah suatu proses yang dilakukan pembaca untuk memperoleh pesan atau

makna yang hendak disampaikan oleh penulis dengan menerjemahkan simbol

tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan.

Kegiatan membaca ini memiliki berbagai tujuan.Dalam kegiatan

pembelajaran, tujuan adalah sasaran yang ingin dicapai setelah mengajarkan

pokok atau sub pokok bahasan.

Dalam pembelajaran membaca, tujuan membaca bermacam-macam,

tergantung dari mana seseorang memandangnya.Downing and Leong, (Nurhadi,

2008:134) menyimpulkan :

1. Gerakan bola mata waktu membaca berubah kecepatannya sejalan dengan perubahan tujuan membacanya;

2. Kemampuan seseorang dalam memahami bahan bacaan secara nyata dipengaruhi oleh tujuan membacanya (tujuan yang jelas akan meningkatkan pemahaman bacaan, sedangkan tujuan yang kurang jelas akan menghambat pemahaman);

3. Tujuan membaca yang terumuskan secara jelas akan mempengaruhi pemerolehan pemahaman bacaan;

4. Seseorang yang mempunyai daya baca tinggi (baik), mampu memanfaatkan teknik membaca yang bervariasi sejalan dengan tujuan membaca yang akan dicapainya.

Jadi menurut Downing dan Leong, adanya tujuan membaca dapat

mempengaruhi gerakan bola mata saat membaca dan meningkatkan pemahaman

seorang pembaca.Hal ini diperkuat oleh pendapat dari Nurhadi (2008).

(17)

Salah satu keterampilan membaca yaitu kemampuan membaca cepat perlu

dilatihkan kepada setiap orang sejak dini.Seiring perkembangan zaman dan

kemajuan teknologi.

Muchlishoh (1992: 153) mengatakan membaca cepat yaitu jenis membaca

yang diberikan dengan tujuan agar para siswa dalam waktu singkat dapat

membaca secara lancar, serta dapat memahami isinya.

Pemahaman akan isi bacaan berjalan seiring dengan kecepatan kita saat

membaca. Seperti yang diungkapkan oleh Widiatmoko (2011:20) bahwa dalam

membaca cepat, terkandung pemahaman yang cepat pula.

Keterampilan membaca cepat jarang dilatihkan kepada anak usia sekolah

karena keterbatasan waktu yang dimiliki guru untuk melatihkan keterampilan

tersebut. Metode dan teknik membaca yang diterapkan untuk melatihkan

keterampilan membaca cepat belum efektif dan terkesan monoton.Akibatnya,

kemampuan membaca anak relatif rendah terutama dalam kecepatan membaca

dan pemahaman bacaan.

Selain itu, rendahnya minat baca juga menjadi faktor pendukung

rendahnya tingkat kecepatan membaca. Dengan minat baca yang tinggi, motivasi

membaca akan semakin tinggi sehingga dengan sendirinya tumbuh kebiasaan

membaca dan kecepatan membaca semakin meningkat dan pemahan yang

meningkat pula.

Berdasarkan uraian di atas, siswa harus mampu menguasai kemampuan

membaca yang baik, karena membaca sangat signifikan bagi kehidupan siswa di

masa yang akan mendatang. Siswa tidak hanya dituntut untuk bisa membaca kata

demi kata, kalimat demi kalimat, atau paragraf demi paragraf, tetapi juga siswa

harus mampu membaca cepat dan memahami apa makna yang telah dibaca dalam

membaca cepat.

Dalam kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006,

terdapat standar kompetensi membaca yakni, memahami teks dengan membaca

teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan membaca puisi. Serta dalam

kompetensi dasar yaitu, menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca

(18)

5

Namun pada kenyataan yang terjadi di lapangan, tujuan pembelajaran

dalam membaca cepat 75 kata/menit dan menemukan utama dalam suatu bacaan

belum sepenuhnya tercapai.Hal ini didapat berdasarkan hasil pengamatan yang

dilakukan di kelas V SDN Ganeas I terhadap kemampuan membaca cepat. Dalam

temuan hasil pengamatan antara lain siswa belum mampu melaksanakan membaca

cepat dan efektif, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menemukan gagasan

utama suatu bacaan dengan membaca cepat. Berikut adalah data observasi

aktivitas siswa pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia dalam kegiatan

membaca cepat, terlihat:

1. Pada awal pembelajaran siswa terlihat kurang antusias dalam mengikuti

pembelajaran.

2. Siswa terlihat kurang meminati teks bacaan yang sudah guru sediakan. Karena

teks bacaan membaca cepat yang disediakan oleh guru tidak sesuai dengan

tingkat keterbacaan siswa kelas V.

3. Siswa tidak terlalu memahami bacaan dalam teks sehingga siswa sulit untuk

menemukan gagasan utama.

4. Dalam pembelajaran di kelas masih banyak siswa yang bergurau dan

mengobrol dengan temannya sehingga suasana kelas tidak efektif dan efisien.

5. Munculnya masalah-masalah yang terkait dalam proses membaca, diantaranya

siswa banyak melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat menghambat

kegiatan membaca sehingga dapat mengurangi kecepatan membaca siswa.

Dari hasil penelitian yang didapat, ternyata masih banyak siswa yang

melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dapat menghambat proses membaca cepat,

kebiasaan-kebiasaan tersebut di antaranya; gerakan bibir, gerakan kepala,

bersuara, dan menunjuk bacaan dengan jari.

Dari hasil observasi aktivitas siswa berdasarkan aspek kemampuan siswa

membaca cepat 75 kata/menit dapat diketahui bahwa hanya ada 1 orang atau 3%

dikatakan baik, 22 orang atau 65% cukup, dan 11 orang siswa atau 32% yang

(19)

Selain data observasi aktivitas siswadi atas, dianalisis juga kinerja guru

pada saat proses pembelajaran keterampilan membaca cepat adalah sebagai

berikut:

1. Guru tidak melakukan apersepsi dan tidak berusaha membuka skemata awal

siswa.

2. Guru tidak menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran.

3. Guru tidak membuat LKS.

4. Guru tidak mengetahui bagaimana cara menghitung keterbacaan suatu teks

bacaan.

5. Pembelajaran masih bersifat konvensional dan terkesan monoton.

6. Pengelolaan kelas yang dilakukan guru kurang kondusif, sehingga tujuan

pembelajaran tidak tercapai dengan optimal.

7. Guru langsung memberikan tugas untuk membaca cepat tanpa memberi

petunjuk.

8. Guru kurang memahami tentang berbagai metode, strategi, dan teknik

pembelajaran membaca cepat.

9. Guru tidak melakukan refleksi terhadap pembelajaran.

Hasil tes akhir pada kecepatan membaca siswa yang diukur menggunakan

stopwatch dan pemahaman siswa dalam menemukan gagasan utama suatu bacaan

pada data observasi data awal masih rendah hanya 9 orang atau 27% yang tuntas

dari jumlah total siswa 34, dan 25 orang atau 73% yang belum tuntas. Hal tersebut

belum mencapai standar yang dikemukakan oleh para ahli.Menurut Harjasujana

(1997:59) bahwa pemahaman seseorang dalam kegiatan membaca minimal 70%.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas V SDN Ganeas 1

Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang, maka peneliti mengadakan penelitian

tindakan kelas dengan alternatif pemecahan masalah, yaitu Penggunaan

MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super Great Memory untuk Meningkatkan

Kemampuan Membaca Cepat dan Menemukan Gagasan Utama. Karena pada

hakikatnya membaca itu harus melalui tahapan-tahapan pramembaca, saat

membaca, dan pasca membaca, sehingga pembelajaran membaca bisa lebih

(20)

7

Teknik Speed Reading merupakan salah satu metode membaca cepat yang

didalamnya melalui tahapan-tahapan kegiatan membaca yang disertai dengan

latihan-latihan untuk meningkatkan kecepatan membaca dengan melatih gerakan

mata secara cepat.Di dalam tahapannya peneliti mengembangkan berdasarkan

teori skemata dan reading process.Rahim (2005:38) menyatakan bahwa, “Memahami suatu teks merupakan suatu proses interaktif antara latar belakang pengetahuan pembaca dengan teks bacaan”. Dengan adanya teori membaca ini, maka guru harus mampu mengarahkan siswa dalam kegiatan pra membaca, saat

baca, dan pasca membaca.Maka diharapkan dengan diterapkannya metode Speed

Reading ini dapat meningkatkan kecepatan membaca siswa.

Metode SQ3R merupakan suatu metode membaca yang semakin popular

digunakan.Metode ini dimaksudkan untuk menemukan gagasan utama dalam

suatu bacaan.Menurut Hidayah (2012:74) Metode membaca ini dikemukakan oleh

Francis P. Robinson pada tahun 1941. Metode membaca SQ3R terdiri dari lima

tahapan yaitu, Survey, Question, Read, Recite, dan Review.

Metode Super Great Memory merupakan suatu metode yang praktis

dilakukan oleh anak usia dini untuk meningkatkan daya ingat anak dengan cepat,

hal tersebut sependapat dengan Widiatmoko (2011:124) yang menyatakan bahwa “Super Great Memory adalah metode lengkap dan praktis untuk melejitkan daya

ingat berdasarkan cara kerja otak, yaitu otak kiri dan otak kanan”. Dengan

penggunaan metode Super Great Memory ini maka dapat meningkatkan daya

ingat siswa dengan apa yang telah dibacanya.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti mengadakan penelitian dengan judul

“Penggunaan MetodeSpeed Reading, SQ3R Dan Super Great Memoryuntuk

Meningkatkan Kemampuan Membaca Cepat Siswa Kelas V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang”.

B. Rumusan Masalah Dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

(21)

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran MetodeSpeed Reading, SQ3R dan

Super Great Memory dalam meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa

kelas V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang?

b. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran MetodeSpeed Reading, SQ3R

dan Super Great Memory dalam meningkatkan kemampuan membaca cepat

siswa kelas V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang?

1) Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V

V SDN Ganeas 1 dengan menggunakan MetodeSpeed Reading, SQ3R dan

Super Great Memory?

2) Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas

V SDN Ganeas 1 dengan menggunakan MetodeSpeed Reading, SQ3R dan

Super Great Memory?

c. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca cepat siswa kelas V SDN

Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang dengan menerapkan

MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super Great Memory?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya yakni siswa kelas

V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang mengalami kesulitan

dalam dalam membaca cepat 75 kata/menit dan menemukan gagasan utama dalam

suatu bacaan.

Adapun target hasil yang ingin dicapai untuk kriteria ketuntasan belajar

adalah 75% artinya apabila rata-rata kelas sudah mencapai 75% maka

pembelajaran sudah dianggap tuntas. Target proses (kinerja guru dan aktivitas

siswa) adalah 90% artinya apabila rata-rata penilaian kinerja guru sudah mencapai

90% maka pembelajaran sudah dianggap tuntas.

Tindakan yangpeneliti lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut

ialah dengan cara menggunakan MetodeSpeed Reading, SQ3R Dan Super Great

Memory dalam membaca cepat dengan kecepatan 75 kata/menit.Dengan

digunakannya metode Speed Reading dalam pembelajaran membaca cepat yaitu

(22)

9

isi bacaan dengan tepat tanpa siswa melakukan kebiasaan-kebiasaan membaca

yang dapat menghambat proses membaca cepat. Kebiasaan-kebiasaan itu

diantaranya adanya gerakan bibir, gerakan kepala, bersuara, dan menunjuk bacaan

dengan jari.

Dalam pembelajaran membaca cepat siswa diharapkan tidak melakukan

kebiasaan-kebiasaaan tersebut, adapun cara untuk menghilangkan kebiasaan

tersebut adalah dalam proses membaca posisi duduk siswa harus tegak, lalu

tangan kiri menempel pada pipi sehingga jika siswa melakukan gerakan kepala

dapat terasa, dan jari telunjuk pada tangan kanan disimpan dibawah bibir, hal

tersebut untuk mengatasi jika siswa membaca dengan bersuara dan melakukan

gerakan bibir, maka dengan hal tersebut siswa tidak dapat menunjuk bacaan

dengan jari, karena kedua tangannya sudah mempunyai tugas masing-masing

sehingga kebiasaan tersebut dapat diatasi dengan mudah.

Kesulitan siswa dalam menemukan gagasan utama dapat dibantu oleh

metode SQ3R, dengan penggunaan metode ini diharapkan siswa dapat dengan

cepat menemukan gagasan utama pada suatu bacaan dengan tepat dan cepat.

Karena di dalam metode SQ3R ini terdapat lima tahapan yang harus dilakukan

ketika kita mau membaca suatu teks bacaan.

Menurut Soedarso (2006:59) SQ3R merupakan proses membaca yang

terdiri dari lima langkah, yaitu:

a. Survey b. Question c. Read

d. Recite atau Recall e. Review

Survei atau disebut juga dengan proses prabaca adalah suatu teknik untuk

mengenal suatu bacaan sebelum kegiatan membaca dilakukan. Kegiatan survey

atau prabaca ini dilakukan hanya beberapa menit, tetapi dengan cara yang

sistematis ini, dapat menemukan gagasan utama dalam suatu bacaan. Adapun

langkah-langkah kegiatan Survei ini menurut Soedarso (2006:61) pada Survei

artikel yaitu:

(23)

b. Baca semua subjudul.

c. Amati juga tabel dan lain-lain, kalau ada.

d. Baca pengantar, kalau tidak ada pengantar, baca dua paragraph pertama.

e. Baca kalimat utama sub-bab.

Question.Bersamaan pada saat survei, ajukan pertanyaan

sebanyak-banyaknya tentang isi bacaan itu, dengan mengubah judul dan subjudul serta sub

dari subjudul menjadi sebuah pertanyaan.

Read. Setelah melewati tahap survei dan question, maka langkah

selanjutnya adalah: read atau membaca. Dalam kegiatan membaca ini dilakukan

dengan kegiatan membaca cepat. Baca semua yang ada dalam bacaan, dan

temukan jawaban atas pertanyaan yang telah dibuat pada tahap kedua yaitu

question. Pada tahap ini fokuskan pada penguasaan untuk menemukan gagasan

utama.Menurut Soedarso (2006:63), pada tahap ini ada dua hal yang perlu

diperhatikan yaitu, (1) jangan membuat catatan-catatan. Ini akan memperlambat

kegiatan membaca. (2) jangan membuat tanda-tanda seperti garis bawah pada

kata.

Recite atau recall. Kegiatan ini adalah kegiatan dimana kita akan berusaha

mengingat-ingat dan menceritakan kembali isi bacaan yang sudah kita baca.

Sependapat dengan Hidayah (2012:90) yaitu, “… jadi pengertian dari recite secara

umum adalah mengingat kembali isi bacaan kemudian menyebutnya atau

menceritakannya kembali dengan bahasa kita sendiri”.

Terdapat berapa langkah yang menurut Soedarso (2006:63) penting untuk

melakukan langkah recite ini yaitu “setiap selesai membaca suatu bagian,

berhentilah sejenak, cobalah menjawab bagian-bagian penting dari bagian itu,

buat catatan seperlunya, jika masih kesulitan, ulangi membaca bab itu sekali lagi”.

Review.Setelah keempat langkah di atas selesai, maka ulangi untuk

menelusuri kembali judul-judul dan subjudul dan bagian penting lainnya dengan

menemukan pokok-pokok penting yang perlu diingat kembali.Tahap ini

membantu daya ingat dan memperjelas pemahaman pada suatu bacaan.

Metode Super Great Memory dimaksudkan untuk membantu anak untuk

(24)

11

menggunakan metode Super Great Memory, siswa diharapkan dapat mengingat

bacaan yang telah dibacanya.

Berdasarkan latar belakang tersebut diharapkan dengan penerapan

MetodeSpeed Reading, SQ3R Dan Super Great Memory ini dapat mengatasi

permasalahan siswa dalam membaca cepat dan menemukan gagasan utama tanpa

melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dapat menghambat proses membaca cepat.

Untuk mengukur keberhasilan siswa dalam membaca cepat dan

menemukan gagasan utama maka yang digunakan adalah penghitungan KEM

(Kecepatan Efektif Membaca).

Gambar 1.1

Rumus untuk Mencari KEM Widiatmoko (2011:8) Keterangan :

K = jumlah kata

Wd = waktu baca (detik)

B = soal yang benar

SI = skor ideal

Kpm = kecepatan (kata per menit)

P = pemahaman

Adapun prosedur pelaksanaan membaca cepat dengan MetodeSpeed

Reading, SQ3R dan Super Great Memory adalah sebagai berikut.

a. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang membaca cepat dan

menemukan gagasan utama.

b. Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pembelajaran. Rumus untuk mencari KEM

Kecepatan (kata per menit) = [ �

�� × 60] Pemahaman = B × SI

(25)

c. Guru memberikan intruksi untuk kegiatan membaca cepat agar siswa tidak

melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dapat menghambat proses membaca

cepat.

d. Siswa memperhatikan guru yang sedang memberikan intruksi yang

menghambat kegiatan membaca.

e. Guru menjelaskan petunjuk yang harus dilakukan siswa pada saat membaca

cepat berlangsung dengan menggunakan langkah-langkah pada metode SQ3R,

yaitu pertama, siswa harus melakukan survey teks bacaan, keduaquestion,

ketiga read,keempat recite atau recall, dan yang terakhir review.

f. Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan petunjuk kegiatan

membaca cepat.

g. Guru memberikan teks untuk membaca cepat kepada masing-masing siswa,

secara bergantian siswa yang satu melakukan membaca cepat dan teman

sebangku mengawasi siswa yang sedang membaca cepat dengan menghitung

juga dengan menggunakan stopwatch.

h. Siswa melakukan kegiatan membaca cepat dengan petunjuk yang guru

sampaikan dan dihitung dengan menggunakan stopwatch.

i. Guru memperhatikan dan membimbing siswa yang sedang melakukan proses

membaca cepat.

j. Apabila ada siswa yang telah selesai membaca maka teman sebangku yang

menghitung kecepatan menuliskannya pada kertas selembar.

k. Begitupun selanjutnya sampai semua siswa selesai membaca.

l. Setelah semua siswa selesai membaca, siswa harus menuliskan gagasan utama

pada setiap paragraf tanpa melihat ulang teks bacaan.

m. Guru mengawasi siswa yang sedang menuliskan gagasan utama.

n. Setiap siswa diberikan lembar kerja siswa (LKS) dan LKS yang satu

didalamnya terdapat sekumpulan kata yang harus dibaca dengan cepat dan

siswa kembali menuliskannya pada kolom yang telah disediakan, LKS ini

(26)

13

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan masalah yang peneliti kemukakan di atas, maka tujuan

penulisan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran Metode MetodeSpeed Reading,

SQ3R dan Super Great Memory dalam meningkatkan kemampuan membaca

cepat siswa kelas V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang.

2. Untuk mengetahui proses pembelajaran MetodeSpeed Reading, SQ3R dan

Super Great Memory dalam meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa

kelas V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang.

a. Untuk mengetahui kinerja guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di

kelas V SDN Ganeas 1 dengan menggunakan MetodeSpeed Reading,

SQ3R dan Super Great Memory dalam meningkatkan kemampuan

membaca cepat.

b. Untuk mengetahuiaktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di

kelas V SDN Ganeas 1 dengan menggunakan MetodeSpeed Reading,

SQ3R dan Super Great Memory dalam meningkatkan kemampuan

membaca cepat.

3. Untuk mengetahui hasil pembelajaran MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super

Great Memory dalam meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa kelas

V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Merujuk pada rumusan masalah, maka manfaat yang diharapkan dalam

penelitian ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran

Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi:

1. Siswa

a. Dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar.

b. Melalui pembelajaran menggunakan MetodeSpeed Reading, SQ3R dan

Super Great Memory, siswa diharapkan memperoleh pengalaman dalam

(27)

c. Mempermudah siswa dalam membaca cepat dan memahami makna isi

bacaan untuk menemukan gagasan utama.

d. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca cepat serta

meningkatkan hasil belajar.

e. Dapat merasakan pengalaman belajar yang menarik dan menyenangkan.

2. Guru

a. Dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai MetodeSpeed

Reading, SQ3R Dan Super Great Memory dalam membantu siswa yang

mengalami kesulitan dalam membaca cepat.

b. Meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar khususnya pembelajaran

Bahasa Indonesia di SD dalam membaca cepat 75 kata/menit.

c. Mengembangkan kemampuan mengajar guru dalam memecahkan masalah

yang dihadapi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

d. Bermanfaat juga sebagai bahan refensi bagi guru dalam mengajar.

e. Meningkatkan atau memperbaiki mutu proses pembelajaran di kelas

sekaligus ketercapaian ketuntasan belajar siswa.

3. Sekolah

a. Memberikan motivasi yang positif bagi sekolah untuk menemukan

cara-cara yang tepat dalam menciptakan suasana pembelajaran yang lebih

kondusif.

b. Sebagai bahan evaluasi dan tolak ukur pencapaian tujuan mengajar di

sekolah dasar.

c. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan

pembelajaran di sekolah.

d. Sebagai peran yang dapat membantu sekolah dalam menggunakan model

pembelajaran terbaru dalam perkembangan pendidikan.

e. Memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas kelulusan.

4. Peneliti

Meningkatkan pemahaman dari disiplin ilmu yang telah dipelajari, serta

(28)

15

perkuliahan. Serta dapat dijadikan sebagai pengalaman yang berharga bagi

peneliti sehingga dapat dijadikan sebagai sumber belajar.

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap pokok-pokok masalah yang

diteliti, berikut ini akan dijelaskan secara operasional beberapa istilah yang

dipandang perlu untuk diketahui kejelasannya sebagai berikut ini.

1. Speed Reading merupakan sistem membaca cepat dengan memperhitungkan

waktu baca dan tingkat pemahaman terhadap bahan yang di bacanya(Ahmad,

2010: 41).

2. Metode Super Great Memory adalah metode lengkap dan praktis untuk

melejitkan daya ingat berdasarkan cara kerja otak, yaitu otak kiri dan otak

kanan(Widiatmoko, 2011: 124).

3. Metode SQ3R merupakan suatu metode membaca yang semakin popular

digunakan. Metode ini dimaksudkan untuk menemukan gagasan utama dalam

suatu bacaan. Metode membaca ini dikemukakan oleh Francis P. Robinson

pada tahun 1941. Metode membaca SQ3R terdiri dari lima tahapan yaitu,

Survey, Question, Read, Recite, dan Review(Hidayah, 2012:74).

4. Membaca cepat yaitu jenis membaca yang diberikan dengan tujuan agar para

siswa dalam waktu singkat dapat membaca secara lancar, serta dapat

(29)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Ganeas

1 yang terletak di Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang. Pemilihan tempat ini

didasarkan pada pertimbangan bahwa di sekolah dasar ini terdapat kelas yang

mempunyai permasalahan dalam membaca cepat dan menemukan gagasan utama,

khususnya di kelas V (lima).

Adapun alasan dipilihnya lokasi penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

a. Dalam pembelajaran membaca di sekokah dasar, masih banyak siswa yang

mengalami kesulitan dalam pembelajaran membaca cepat dan menemukan

gagasan utama.

b. Masih perlunya pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi siswa

secara maksimal.

c. Masih membutuhkan solusi dan inovasi pembelajaran yang kreatif dan

menyenangkan dalam pembelajaran membaca cepat dan menemukan gagasan

utama.

a. Kondisi Sekolah

Sekolah ini memiliki tujuh ruangan kelas, satu ruangan perpustakaan, satu

ruang guru dan ruang kepala sekolah, satu dapur, satu WC guru, dua WC siswa,

satu lapangan, satu mushola dan satu gudang. Berikut adalah denah lokasi SDN

(30)

39

Gambar 3.1

Denah SDN Ganeas I Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang b. Keadaan Siswa

Keadaaan siswa pada penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Ganeas I

Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2012/2013, yang

berjumlah 34 orang siswa yang terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 15 orang

siswa perempuan.

Tabel 3.1

Daftar Siswa SDN Ganeas I

No Kelas

Banyak Siswa

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 I 25 24 49

2 II 17 21 38

3 III 31 18 49

4 IV 24 20 44

5 V 19 15 34

6 VI 25 18 43

Jumlah 140 116 257

Keterangan : Subjek Penelitian

[image:30.595.114.516.112.740.2]
(31)

c. Keadaan Guru

SDN Ganeas I Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang mempunyai

tenaga pengajar sebanyak 16 orang, yang terdiri dari pegawai negeri sipil 13 orang

[image:31.595.101.561.228.604.2]

dan sukwan sebanyak 3 orang. Selain itu terdapat 1 orang penjaga sekolah.

Tabel 3.2

Daftar Tenaga Pengajar SDN Ganeas I

No Nama NIP Gol Jabatan

1 Upi Ahmad Hanafi. S.Pd. 196004031981091002 IV/a Kepala Sekolah 2 Ating Sutisna, S.Pd.SD. 196003051982041006 IV/a Guru kelas VI 3 H. Sadikin, S.Pd.I. 196105181982041001 IV/a Guru Kelas IV 4 Nana Sukmana, S.Pd. 196306011984101003 IV/a Guru kelas II 5 Yati Haryati, S.Pd. 196310101984102011 IV/a Guru PJOK 6 Mimin Mintarsih, S.Pd. 196512051986102006 IV/a Guru kelas III 7 Wawat Sunengsih, S.Pd.I. 196605291986102002 IV/a Guru PAI II-VI 8 Eni Kartini, S.Pd.SD. 196708082006042015 II/d Guru kelas I 9 Dewi Setiawati, S.Pd.SD. 197204042003122006 III/a Guru kelas IV 10 Aas Aryani, S.Pd. 198302172009022003 II/c Guru Kelas III 11 Dadan Kurnia, S.Pd. 198309082009021001 II/c Guru kelas VI 12 Teja Rosita, S.Pd. 198412172010012014 III/a Guru kelas I 13 Neneng Yulianingsih, S.Pd. 198612162010012009 III/a Guru kelas V

14 Rahmat Adi Wijaya - - Guru PJOK II-IV

15 Sri Hartini, S.Pd.I - - Guru PAI kelas I

16 Ending Laelasari, S.Pd. - - Guru B. Inggris III-VI

17 Otong Suwardi - - Penjaga

2. Waktu Penelitian

Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini direncanakan

selama tujuh bulan terhitung dari bulan Desember 2012 sampai dengan Juni

2013.Waktu tersebut mencakup waktu penyusunan perencanaan, pelaksanaan

penelitian hingga penyusunan laporan hasil penelitian (jadwal penelitian

(32)

41

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Ganeas 1

tahun ajaran 2012/2013 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang yang berjumlah

34 siswa, yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Alasan

penelitian dilakukan terhadap siswa kelas V SDN Ganeas 1, dengan pertimbangan

bahwa siswa dalam kemampuan membaca cepat dan menemukan gagasan utama

masih rendah, sehingga dibutuhkan perbaikan dalam pengajaran agar hasil

pembelajaran siswa dapat meningkat.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

tindakan kelas (PTK).PTK termasuk ke dalam penelitian yang menggunakan

pendekatan kualitatif. Digunakannya metode kualitatif dalam penelitian tindakan

kelas adalah didasarkan pada pendapat yang dikemukakan oleh Moleong (1994:

5):

Penelitian kualitatif lebih mudah apabila dihadapkan dengan kenyataan ganda, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden, dan pendekatan kualitatif ini lebih peka dan lebih dapat menyelesaikan diri dengan banyak penajaman bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Dalam hubungannya antara peneliti dengan responden tersebut terjadi

pada seorang guru dan siswa di dalam kelas, sehingga jika penelitian tindakan

kelas menggunakan penelitian kualitatif dapat lebih efisien karena penyelesaian

masalah dalam pembelajaran di kelas akan lebih mudah teratasi. Karena PTK

termasuk kepada penelitian yang mendesak sehingga permasalahan yang

ditemukan di lapangan dapat segera diatasi dengan baik serta maksimal.

Terdapat beberapa pengertian tentang penelitian kualitatif yang

dikemukakan oleh para ahli. Menurut Creswell (Wiriaatmadja, 2005: 8):

(33)

menganalisis kata-kata.Melaporkan pandangan atau opini para imforman, dan keseluruhan studi berlangsung dalam latar situasi yang alamiah/wajar (natural setting).

Bogdan dan Taylor (Sumadayo, 2013: 3) mendefinisikan bahwa

“Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati”.McMillan dan Schumacher (Syamsuddin, 2006) mendefinisikan

bahwa “Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan investigasi karena biasanya

peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka secara langsung dan

berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian”.

Menurut Sumadayo (2013: 5) mengemukakan bahwa:

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Dari beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif

adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti suatu keadaan sosial sesuai

dengan keadaan yang sebenarnya. Penelitian dilakukan dengan dengan cara

menganalisis hal-hal yang telah ditemukan dan dilaporkan dalam bentuk deskriptif

berdasarkan fakta sesungguhnya yang ada di lapangan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

tindakan kelas (Classroom Action Research).Metode Penelitian tindakan Kelas

(PTK) digunakankarena permasalahan dalam penelitian ini muncul dari

permasalahan faktual yang terjadi pada praktik pembelajaran sehari-hari yang

dirasakan langsung oleh guru dan siswa di dalam kelas, yaitu masalah

pembelajaran membaca cepat dan menemukan gagasan utama.Kasbolah (1999:22)

mengemukakan bahwa “Permasalahan faktual adalah permasalahan yang timbul

dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru”.Oleh karena

itu, diperlukan suatu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik

(34)

43

Ada beberapa pengertian penelitian tindakan (PTK) menurut beberapa

para ahli adalah sebagai berikut:

Ebbut (Wiriaatmadja, 2005:12) menjelaskan bahwa:

Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Selanjutnya menurut Hopkins (Muslich, 2009:8) bahwa PTK adalah suatu

bentuk reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan

kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan

memperdalam pemahaman terhadao kondisi dalam pembelajaran.

Sedangkan menurut Kemmis (dalam Wiriaatmadja, 2005: 12) bahwa:

Penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalisme dan keadilan dari: a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka; b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan itu; dan c) situasi yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan praktek itu.

Berdasarkan definisi dari pendapat beberapa para ahli di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses

pembelajaran yang dapat mengevaluasi kegiatan proses belajar-mengajar yang

dilaksanakan secara sistematik dan menggunakan teknik-teknik yang relevan.

2. Desain Penelitian

Adapun desain dalam penelitian ini adalah mengacu pada rancangan

penelitian model spiral dari Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriatmadja, 2005).Desain

Kemmis dan Mc. Taggart ini menggunakan model yang dikenal sistem spiral

refleksi diri yang dimulai dengan tahap perencanaan (planning), tindakan (action),

pengamatan (observing), refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali. Desain

Kemmis dan Mc. Taggart ini berupa untaian-untaian dengan satu perangkat yang

terdiri dari empat komponen yaitu, perencanaan, tindakan, pengamatan, dan

refleksi.Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dinamakan satu

(35)

yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.Namun pada

pelaksanaannya siklus ini sangat tergantung pada permasalahan yang dihadapi dan

perlu dipecahkan.

Berikut ini merupakan gambar model Spiral menurut Kemmis dan Mc.

[image:35.595.124.496.221.701.2]

Taggart. RENCANA OBSERVASI R E F L E K S I T IN D A K A N PERBAIKAN RENCANA OBSERVASI R E F L E K S I T IN D A K A N OBSERVASI R E F L E K S I T IN D A K A N PERBAIKAN RENCANA Gambar 3.2

(36)

45

Perencanaan (planning) berdasarkan identifikasi masalah yang telah

dilakukan melalui pengamatan awal di lapangan telah ditemukan bahwa siswa

kurang mampu untuk membaca cepat dan menemukan gagasan utama dalam suatu

bacaaan.Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca

cepat dan menemukan gagasan utama merencanakan tindakan dengan

menerapkan MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super Great Memory.

Pelaksanaan (action) tindakan merupakan implementasi dari semua

rencana yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan ini berupa langkah-langkah yang

dilakukan untuk melaksanakan rencana yang telah disusun yaitu Ppnggunaan

MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super Great Memory untuk meningkatkan

kemampuan membaca cepat siswa kelas V SDN Ganeas 1 Kecamatan Ganeas

Kabupaten Sumedang.

Pengamatan (observing) dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan

tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan

hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen yang

dikembangkan oleh peneliti. Kegiatan ini yaitu mengamati proses kinerja guru dan

aktivitas siswa serta hasil yang diperoleh setelah pembelajaran dilaksanakan.

Refleksi (reflecting) merupakan tahapan untuk memproses data yang

diperoleh saat dilakukan pengamatan.Data yang telah diperoleh kemudian

ditafsirkan serta dianalisis terhadap semua informasi yang diperoleh dari hasil

observasi selama model pembelajaran dilaksanakan.Refleksi tersebut bertujuan

untuk memperbaiki segala kekurangan pada saat pembelajaran berlangsung,

sehingga diharapkan adanya peningkatan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

Tahapan dalam desain penelitian ini dilakukan selama penelitian

dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa siklus hingga target

penelitian dapat tercapai.

(37)

Adapun pelaksanaan setiap siklus pada pembelajaran membaca cepat dan

menemukan gagasan utama dengan penggunaan metodespeed reading, SQ3Rdan

super great memory adalah sebagai berikut.

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan disusun berdasarkan pada masalah yang hendak

dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan agar terjadi suatu perubahan dan

peningkatan dalam pembelajaran membaca cepat dan menemukan gagasan utama

dengan penggunaan metodespeed reading, SQ3R dan super great memory.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut.

a. Melakukan kunjungan ke SD, mengurus perizinan kepada kepala sekolah

mengenai penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan.

b. Mewawancarai guru kelas yang kelasnya akan dijadikan objek penelitian

mengenai kendala-kendala dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

c. Mengadakan penelitian awal untuk memperoleh data pada proses

pembelajaran dan data hasil pembelajaran membaca cepat di kelas V SDN

Ganeas 1.

d. Peneliti mengolah data awal dari berbagai instrumen dan merumuskan

permasalahan yang harus diatasi di kelas.

e. Berdiskusi dengan guru untuk mengadakan perbaikan terhadap hasil

pembelajaran awal yang sudah dilaksanakan dengan penggunaan metodespeed

reading, SQ3Rdan super great memory untuk meningkatkan keterampilan

membaca cepat dan menemukan gagasan utama.

f. Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan menyusun persiapan

mengajar lainnya dengan penggunaan metodespeed reading, SQ3R dan super

great memory untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat dan

menemukan gagasan utama.

g. Membuat lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, format

wawancara guru dan siswa, catatan lapangan, serta dokumentasi untuk melihat

kinerja guru mengajar dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dalam

(38)

47

h. Menyiapkan format wawancara guru dan siswa untuk mengetahui bagaimana

permasalahn yang dihadapi selama proses pembelajaran dalam belajar bahasa

Indonesia.

i. Membuat alat evaluasi yang sesuai untuk mengetahui adanya peningkatan

hasil belajar siswa setelah pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, tindakan yang peneliti lakukan adalah menjadi guru

praktisi dengan dibantu oleh seorang guru lain sebagai observer. Tindakan yang

dilakukan peneliti yaitu penggunaan metodespeed reading, SQ3Rdan super great

memory untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat dan menemukan

gagasan utama di kelas V SDN Ganeas 1.

Tahapan yang dilakukan dalam tindakan ini adalah sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

1) Membuat rencana pembelajaran.

2) Menyiapkan sumber belajar.

3) Menyiapkan materi pelajaran.

4) Menyiapkan media pembelajaran.

5) Menyiapkan alat pengumpul data.

b. Kegiatan Awal

1) Guru mengucapkan salam.

2) Guru mengkondisikan siswa untuk ke dalam situasi belajar.

3) Siswa duduk dengan rapi.

4) Siswa berdo’a bersama.

5) Guru mengecek kehadiran siswa

6) Guru memberitahukan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan.

7) Guru melakukan apersepsi tentang gagasan utama dan membaca cepat

dengan tanya jawab kepada siswa.

c. Kegiatan Inti

1) Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang membaca cepat dan

(39)

2) Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi

pembelajaran.

3) Guru memberikan intruksi untuk kegiatan membaca cepat agar siswa tidak

melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dapat menghambat proses membaca

cepat.

4) Siswa memperhatikan guru yang sedang memberikan intruksi yang

menghambat kegiatan membaca.

5) Guru menjelaskan petunjuk yang harus dilakukan siswa pada saat

membaca cepat berlangsung dengan menggunakan langkah-langkah pada

metode SQ3R.

6) Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan petunjuk kegiatan

membaca cepat.

7) Guru memberikan teks untuk membaca cepat kepada masing-masing

siswa, secara bergantian siswa yang satu melakukan membaca cepat dan

teman sebangku mengawasi siswa yang sedang membaca cepat dengan

menghitung juga dengan menggunakan stopwatch .

8) Siswa melakukan kegiatan membaca cepat dengan petunjuk yang guru

sampaikan dan dihitung dengan menggunakan stopwatch.

9) Guru memperhatikan dan membimbing siswa yang sedang melakukan

proses membaca cepat.

10)Apabila ada siswa yang telah selesai membaca maka teman sebangku yang

menghitung kecepatan menuliskannya pada kertas selembar.

11)Begitupun selanjutnya sampai semua siswa selesai membaca.

12)Setelah semua siswa selesai membaca, siswa harus menuliskan gagasan

utama pada setiap paragraf tanpa melihat ulang teks bacaan.

13)Guru mengawasi siswa yang sedang menuliskan gagasan utama.

14)Setiap siswa diberikan lembar kerja siswa (LKS) dan LKS yang satu

didalamnya terdapat sekumpulan kata yang harus dibaca dengan cepat dan

siswa kembali menuliskannya pada kolom yang telah disediakan, LKS ini

untuk melatih daya ingat siswa.

(40)

49

1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.

2) Sebagai tindak lanjut guru memberikan penjelasan tentang makna yang

dapat diambil dari kegiatan tersebut.

3) Guru menutup pelajaran.

3. Tahap Observasi

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses pelaksanaan

tindakan yang dilakukan. Fokus pengamatan adalah perilaku guru dan aktivitas

siswa selama pembelajaran.Tahap ini merupakan pelaksanaan teknik

pengumpulan data menurut observasi, alat yang berupa pedoman observasi dan

catatan lapangan digunakan. Adapun observer yang akan dilibatkan pada tahap ini

direncanakan sebanyak satu orang dengan tugas sebagai observer kinerja guru dan

observer aktivitas siswa.

4. Tahap Analisis dan Refleksi a. Analisis

Agar data bermakna sebagai dasar untuk mengambil keputusan, data

tersebut harus dianalisis atau diberi makna.Analisis data dilakukan setelah satu

paket perbaikan selesai dimplementasikan secara keseluruhan.Jika perbaikan ini

direncanakan untuk beberapa kali pembelajaran maka analisis dapat dilakukan

setelah kegiatan pembelajaran itu tuntas dilaksanakan.

Analisis dapat dilakukan secara bertahap, pertama dengan menyeleksi dan

mengelompokkan, kedua dengan memaparkan atau mendeskripsikan data, dan

terakhir menyimpulkan atau memberi makna.

b. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengetahui segala hal yang terjadi dan diperoleh

dalam proses dan hasil pembelajaran. Pada prinsipnya yang dimaksud refleksi

adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh peneliti dan pihak yang terkait dalam

suatu penelitian tindakan kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Kasbolah

(41)

tindakan apa yang akan dilakukan, 2) Ketika tindakan sedang dilakukan, 3)

Setelah tindakan itu dilakukan.

Adapun kegiatan refleksi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Mengecek data yang diperoleh selama melakukan penelitian. Data yang

diperoleh yaitu dari hasil lembar pengamatan observasi kinerja guru dan

aktivitas siswa, hasil wawancara guru dan siswa, serta evaluasi hasil belajar

siswa sesuai format penilaian membaca cepat.

2) Mendiskusikan hasil yang diperoleh dengan pihak-pihak yang terkait dalam

pelaksanaan penelitian.

3) Menyusun rencana yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya, untuk

mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki dalam siklus selanjutnya.

E. Instrumen Penelitian

Menyusun instrumen merupakan langakh penting dalam penelitian.

Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang

diperlukan. Menyusun instrumen pada dasarnya adalah menyusun alat evaluasi,

karena mengevaluasi adalah memperoleh data tentang sesuatu yang diteliti, dan

hasil yang diperoleh dapat diukur dengan menggunakan standar yang telah

ditentukan sebelumnya.

Adapun teknik dan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan instrumen untuk pengamatan langsung di

lokasi penelitian.Sedangkan observasi adalah upaya mengamati dan

mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsung.Menurut

Maulana (2009: 35), “Observasi merupakan pengamatan langsung dengan

menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan jika perlu

pengecapan’’.

Lembar observasi digunakan untuk mengamati dan mengetahui kinerja

guru dan aktivitas siswa kelas V SDN Ganeas 1 ketika mengikuti pembelajaran

(42)

51

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara merupakan alat yang harus ada pada saat

berlangsung percakapan antara pewawancara dengan yang diwawancara.Denzin

(Wiriatmadja, 2005:117) menyatakan bahwa “Wawancara merupakan

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat

memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu”.

Wawancara bertujuan untuk mengetahui secara jelas tentang sesuatu yang

tidak terlihat atau teramati lewat penglihatan atau perabaan, sehingga untuk

diperoleh data yang valid dapat dilakukan wawancara kepada orang lain guna

mengetahui secara jelas keadaan sebenarnya yang terjadi di dalam kelas.

Wawancara dilakukan kepada siswa dan guru mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan membaca cepat dan menemukan gagasan utama. Materi yang

diberikan kepada guru adalah berkaitan dengan kesan-kesan yang timbul,

kelebihan dan kekurangan, kesulitan yang dirasakan, manfaat yang bisa diambil,

dan respon siswa serta pengaruhnya terhadap kemampuan siswa dalam proses

pembelajaran Bahasa Indonesia mengenai membaca cepat dan menemukan

gagasan utama dengan menggunakan MetodeSpeed Reading, SQ3R dan Super

Great Memory. Dalam tahap ini peneliti melukan wawancara dengan bertatap

muka secara langsung kepada responden atau subjek yang diteliti yaitu guru dan

satu orang siswa yaitu Lilis M.

3. Catatan Lapangan

Bogdan & Biklen (Moleong, 1994: 153) memberikan penjelasan bahwa

“Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data kualitatif dan refleksi

terhadap data dalam penelitian kualitatif”. Dengan demikian, catatan lapangan

merupakan catatan yang ditulis apa yang didengar, dialami, dilihat, dan dipikirkan

selama pembelajaran membaca membaca cepat dan menemukan gagasan utama

di kelas V SDN Ganeas 1.

Kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan catatan lapangan adalah

(43)

pengelolaan kelas, interaksi guru dan siswa, interaksi siswa dan siswa yang terjadi

dalam proses pembelajaran mengenai membaca cepat dan menemukan gagasan

utama dari awal sampai akhir pembelajaran.

4. Lembar Tes Hasil Belajar

Hermawan, Mujono, dan Suherman(2007:170) menyatakan bahwa “Tes

adalah pengumpul data yang bersifat mengukur, karena berisi pernyataan atau

pertanyaan yang alternatif jawabannya memiliki standar tertentu”.

Tes hasil belajar dilakukan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan

dan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran setelah dilakukannya

tindakan melalui alat pengumpul data yang digunakan. Alat instrumen tes berupa

format penilaian yang berisi sejumlah aspek-aspek penilaian meliputi jumlah kata,

waktu baca, kecepatan baca, pemahaman, dan KEM, serta format penilaian

kebiasaan yang muncul pada saat proses membaca cepat berlangsung diantaranya

gerakan bibir, gerakan kepala, bersuara, dan menunjuk bacaan dengan jari.

F. Teknik Pengolahan Data Dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data terdiri dari pengolahan data hasil observasi dan hasil

belajar, berikut akan dipaparkan mengenai pengolahan data hasil observasi dan

hasil belajar.

a. Pengolahan Data Hasil Observasi 1) Kinerja Guru

Pengolahan data hasil obeservasi kinerja guru dilakukan saat guru

melaksanakan pembelajaran. Adapun hal-hal yang menjadi penilaian kinerja guru

terdiri dari perencanaan, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir proses

pembelajaran membaca cepat dan menemukan gagasan utama. Berikut ini adalah

cara pengolahan data hasil observasi kinerja guru.

Setiap aspek memiliki skor maksimal 3 dengan rincian sebagai berikut.

3 = Jika semua indikator dilaksanakan.

(44)

53

1= Jika hanya satu indikator yang dilaksanakan.

0 = Jika tidak ada indikator yang dilaksanakan.

Interpretasi nilai yang diperoleh adalah sebagai berikut.

Penafsiran kriteria:

Baik Sekali = Jika persentase 81% - 100%

Baik = Jika persentase 61% - 80%

Cukup = Jika persentase 41% - 60%

Kurang = Jika persentase 21% - 40%

Kurang sekali = Jika persentase 0% - 20%

Rumus persentase :

% = x 100

X = Jumlah perolehan skor

Y = Jumlah skor maksimal

100 = Angka baku dalam persen

Target keberhasilan kinerja guru adalah 90%.

Untuk menilai kinerja guru dalam mengajar, aspek yang dinilai yaitu

kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan guru mulai dari perencanaan, kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Adapun aspek yang harus dinilai sudah

tercantum dalam format observasi kinerja guru (terlampir). Nilai tersebut

d

Gambar

Gambar 3.2 Model Spiral dariKemmisdan Taggart  ..................................     44    Gambar 4.1PeningkatanPersentaseKinerja Guru, AtivitasSiswa, dan HasilBelajarSiswaSetiapSiklus ..............................................
Gambar 1.1 Rumus untuk Mencari KEM
Gambar 3.1  Denah SDN Ganeas I Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang
Tabel 3.2 Daftar Tenaga Pengajar SDN Ganeas I
+2

Referensi

Dokumen terkait

STUDI TINGKAT KENYAMANAN BERTEMPAT TINGGAL DI JALAN LINTAS AKTIVITAS ANGKUTAN TRUK BATUBARA.. MUARA ENIM – PRABUMULIH

Yuridis artinya dalam penelitian ini menekankan pada peraturan-peraturan atau ketentuan- ketentuan yang digunakan sebagai dasar hukum dalam penerapan sanksi

situasi mengajar ini merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh seorang guru. Dalam pemakaian media pengajaran harus melihat tujuan dan bahan

Sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi ini denngan judul “ Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang

Rata-rata tersebut didapatkan dari persentase indikator yang ada dalam sub-variabel yaitu analisis kebutuhan memperoleh persentase 92.13% untuk kepala sekolah

Lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan tertinggi adalah jasa keuangan dengan pertumbuhan sebesar sebesar 9,0 persen diikuti oleh jasa pendidikan dan real estate

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Seiring dengan berkembangnya teknologi khususnya teknologi animasi, dapat dimanfaatkan tidak hanya dalam membuat gambar vektor dan video tetapi dengan adanya perkembangan