• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN MOTORIK KASAR MELALUI TEKNIK GERAK TARI IMITATIF BAGI ANAK USIA DINI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN MOTORIK KASAR MELALUI TEKNIK GERAK TARI IMITATIF BAGI ANAK USIA DINI."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MENINGKATKAN MOTORIK KASAR MELALUI

TEKNIK GERAK TARI IMITATIF BAGI ANAK USIA DINI

Neng Dina Yuliana 1010085

Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan yang ada pada kelompok B2 di TK Fatma, dimana kemampuan motorik kasar anak masih rendah. Padahal kemampuan motorik kasar berperan sangat penting bagi perkembangan fisiologis anak, sosial dan emosional anak, dan kognitif anak. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui peningkatan motorik kasar melalui teknik gerak tari imitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, dengan subjek penelitian yaitu anak kelompok B2 yang berjumlah 15 anak terdiri dari 9 aanak perempuan dan 6 anak laki-laki, dengan menggunakan kegiatan pembelajaran motorik kasar melalui teknik gerak tari imitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi, catatan anekdot dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri dari dua tindakan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pada tiap siklusnya. Presentase pada kondisi awal sebelum tindakan, kemampuan motorik kasar anak pada kategori baik (B) berada pada nilai presentase 20%, pada siklus I meningkat menjadi 53,33%, dan pada siklus II, kenaikannya mencapai 86,67%. Berdasarkan hasil peningkatan pada setiap siklus, membuktikan bahwa kegiatan menari, dapat meningkatkan motorik kasar pada anak di TK Fatma kelompok B2 Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung. Adapun kegiatan menari melalui tari imitatif yang dapat meningkatkan motorik kasar anak diantaranya: menurikan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelentuan, keseimbangan dan kelincahan, dan melakukan koordinasi gerakan kaki-tangan-kepala dalam menirukan tarian atau senam. Saran bagi peneliti selanjutnya, yang menggunakan teknik gerak tari imitatif dalam kegiatan pembelajaran motorik kasar, agar lebih bervariasi dalam memilih jenis tarian yang sesuai dengan usia anak.

(2)

ABSTRACT

IMPROVING MOTOR THROUGH ROUGH

Imitative MOTION DANCE TECHNIQUE FOR EARLY AGE CHILDREN

Dina neng Yuliana

1010085

The research was conducted on the basis of the existing problems in the B2 group Fatma in kindergarten, where children gross motor skills are still low. Though gross motor skills were instrumental to the development of children's physiological, social and emotional, and cognitive child. The aim of this study was to determine the increase in gross motor skills through dance technique imitative. This type of research is action research, the research subjects are children B2 group numbering 15 children consisted of 9 women and 6 aanak boys, using gross motor learning activities through imitative dance techniques. Data collection techniques in this study is the observation, anecdotal records and documentation. This research was conducted in two cycles, each cycle consisting of two actions. The results showed an increase in each cycle. Percentage of the initial conditions before the action, gross motor ability of children to either category (B) are the percentage value of 20%, in the first cycle increased to 53.33%, and the second cycle, the increase reached 86.67%. Based on the results of the increase in each cycle, proving that dance activities, may improve gross motor skills in children in kindergarten Fatma group B2 Solokanjeruk District of Bandung Regency. The dancing through dance imitative activity that can improve children's gross motor skills such as: menurikan body movements are coordinated to train kelentuan, balance and agility, and to coordinate the movement of the hand-foot-head in imitation of a dance or gymnastics. Suggestions for further research, which uses dance techniques imitative learning gross motor activities, to be more varied in choosing the type of dance that is appropriate to the age of the child.

(3)
(4)

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

DAFTAR LAMPIRAN...viii

BAB I PENDAHULUAN... ... 1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... .... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

E. Struktur Organisasi Skripsi... 5

BAB II KAJIAN TEORI... 6

A. KONSEP PERKEMBANGAN MOTORIK... 6

1. Perkembangan Motorik Anak... 6

2. Pentingnya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar AUD... 8

B. GERAK PADA ANAK USIA DINI... 9

1. Gerak Dasar Anak... 9

2. Perkembangan Gerak Anak... 11

C. GERAK DASAR TARI PADA AUD... 15

1. Kemampuan Gerak Dasar Tari AUD... 15

2. Aspek yang Mempengaruhi Unsur Gerak... 17

(5)

iv

BAB III METODE PENELITIAN... 21

A. Lokasi dan Subjek Penelitian... 21

B. Desain Penelitian... 22

C. Metoda Penelitian... 30

D. Penjelasan Istilah... 31

E. Teknik Pengumpulan Data... 32

F. Instrumen Penelitian... 33

G. Proses Pengembangan Instrumen... 35

H. Analisis Data... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...39

A. Hasil Penelitian... 39

B. Pembahasan... 67

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 71

A. Simpulan... 71

B. Saran... 72

DAFTAR PUSTAKA... 73

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Wahyudin & Agustin (2012: 13) berdasarkan aspek pedagogis, masa usia dini merupakan masa peletak dasar dan pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Artinya, masa kanak-kanak yang bahagia merupakan dasar bagi keberhasilan di masa yang akan datang dan sebaliknya. Anwar & Ahmad (2009: 23) mengemukakan bahwa belajar pada masa kecil akan membekas sampai dewasa dan akan memberikan semangat yang kuat kepada anak, atau apa yang diajarkan pada masa ini akan dipegang teguh sang anak sampai dewasa dan mereka dengan mudah memahami apa yang diajarkan kepadanya, sebaliknya belajar pada masa dewasa akan mengalami kesulitan karena sulit memahami dan cepat lupa. Pendidikan anak usia dini berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang sisitem pendidikan nasional bab 1 pasal 1 butir 14 dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan pada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut Wahyudin & Agustin (2012).

(7)

menurut Montolalu ( 2008 :4.6 ) kegiatan-kegiatan bagi anak usia 4-5 tahun sebaiknya lebih banyak menggunakan otot-otot besar daripada otot-otot halus. Kegiatan seperti melempar, memanjat, berguling-guling, berlari lebih cocok bagi mereka dari pada kegiatan-kegiatan dengan kertas atau pensil. Pengembangan motorik kasar penting dilakukan sejak dini untuk kelangsungan hidupnya di masa yang akan datang, seperti menurut Sujiono (2008:2.10) pentingnya meningkatkan kemampuan motorik kasar sejak dini adalah untuk meningkatkan aspek-aspek kemampuan lain yang dimiliki anak seperti perkembangan kognitif dan perkembangan sosial emosional anak. Selain itu, meningkatnya keterampilan gerak dan fisik anak akan berperan penting untuk menjaga kesehatan tubuh anak, sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil.

Setelah peneliti melakukan observasi selama 1 semester di TK Fatma Kelompok B2, Desa Rancakasumba, Kecamatan Solokanjeruk, Kabupaten Bandung, ternyata banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya perkembangan motorik kasar anak. Diantaranya, menirukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan dan kelincahan dan melakukan koordinasi gerakan kaki-tangan-kepala dalam menirukan tarian atau senam.

Peneliti menyadari bahwa kegiatan menari memang membutuhkan koordinasi gerakan yang sesuai dengan jenis tarian dan perlu beberapa kali latihan agar dapat pandai menari. Apalagi pemilihan jenis tarian untuk anak usia dini harus sesuai dengan kebutuhan gerak dan karakteristik anak. Kegiatan motorik kasar di TK Fatma melalui tari hanya dilakukan satu kali dalam satu minggu, dikarenakan ketidak guru kurang aktif dan kreatif dalam mengajarkan dan menciptakan gerakan tari untuk anak. Padahal kegiatan motorik kasar sangat penting untuk anak supaya dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal seperti yang telah dikemukakan oleh Sujiono (2008).

(8)

sosial emosional dan bahasa adalah dengan cara meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui Teknik gerak dasar dalam tari imitatif. Peneliti memilih gerak tari untuk dikembangkan di TK Fatma, karena gerak tari jarang diberikan kepada anak. Pemilihan gerak tari sesuai dengan PERMENDIKNAS No.58 Tahun 2009 bahwa tingkat pencapaian perkembangan diantaranya melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan dan kelincahan, melakukan koordinasi gerakan kaki tangan kepala dalam menirukan tarian atau senam, melakukan permainan fisik dengan aturan, terampil menggunakan tangan kanan dan kiri dan melakukan kegiatan kebersihan diri. Gerak dasar tari dipilih peneliti sebagai kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan beberapa aspek perkembangan diantaranya, kognitif, bahasa, sosial emosional dan yang paling penting adalah fisik motorik. Mudah-mudahan kegiatan menari akan membantu anak dalam meningkatkan kemampuan motorik kasarnya sehingga anak akan tumbuh dan berkembang secara optimal.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui teknik gerak tari imitatif bagi anak usia dini “.

B. Rumusan Masalah

Untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar anak melalui Teknik gerak tari imitatif, peneliti memandang perlu menuntaskan jawaban terhadap pertanyaan berikut:

1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan motorik kasar anak di TK Fatma kelompok B2 sebelum dierapkannya teknik gerak tari dalam tari imitatif?

(9)

3. Bagaimana kemampuan peningkatan motorik kasar anak di TK Fatma setelah menggunakan Teknik gerak tari dalam tari imitatif ?

C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui kemampuan motorik kasar anak di TK Fatma.

2. Mengetahui pembelajaran melalui penerapan Teknik gerak dasar tari dalam tari imitatif untuk meningkakan kemampuan motorik kasar anak di TK Fatma kelompok B2.

3. Mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar anak dalam kemampuan motorik kasar dengan menggunakan Teknik gerak dasar tari dalam tari imitatif?

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: 1. Bagi Anak Didik

a. Membantu anak menemukan ide baru melalu teknik gerak dasar tari dalam tari imitatif.

b. Menanamkan nilai-nilai keindahan melalui tarian sederhana. c. Menyiapkan anak menjadi manusia cerdas, sehat dan terampil. 2. Bagi Guru

a. Lebih percaya diri ketika menghadapi anak selama kegiatan pembelajaran

b. Membangkitkan kreativitas guru dalam menciptakan gerakan menari.

c. Memudahkan guru untuk melatih keterampilan anak. 3. Bagi Sekolah

1. Sekolah dijadikan senter dari sekolah lain di lingkungannya.

(10)

Memperoleh pengetahuan dan pengalaman praktis yang diharapkan dapat bermanfaat.

E. Srtuktur Organisasi skripsi

Penulisan skripsi penelitian tindakan kelas ini terdiri dari:

Bab. I Menjelaskan latar belakang masalah serta membahas tentang keadaan yang terjadi di tempat penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan srtruktur ognanisasi skripsi.

Bab II Menjelaskan tentang landasan teoritik mengenai konsep

perkembangan motorik, gerak pada anak usia dini, gerak dasar tari AUD,dan teknik gerak dasar tari.

Bab III Berisi penjabaran terkait metoda penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, penjelasan istilah dan teknik pengumpulan data.

Bab IV Mendeskripsikan proses pelaksanaan penelitian, profil sekolah dan hasil temuan di lapangan yang dilakukan dengan mengungkapkan peningkatan kreativitas anak setelah melakukan kegiatan gerak

dasar tari.

(11)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

[image:11.596.160.466.442.698.2]

Penelitian ini dilaksanakan di TK Fatma Jln. Rancakasumba No. 283 Kecamatan Solokan jeruk, Kabupaten Bandung pada semester II bulan Maret sampai bulan Mei tahun pelajaran 2013-2014. Subjek dalam penelitian ini adalah anak-anak kelompok B2, dengan jumlah anak 15 terdiri dari 9 anak perempuan dan 6 anak laki-laki. Peneliti memilih TK Fatma sebagai tempat penelitian dikarenakan karena peneliti mengajar di Sekolah tersebut sehingga terlibat langsung dalam proses pembelajaran di Kelas khususnya dalam mencermati berbagai permasalahan yang muncul dalam permasalahan. Subjek dalam penelitian tergambarkan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 3.1

Subjek Penelitian kelompok B2 TK Fatma

No Nama Anak L/P

1 Reva P

2 Refa P

3 Sri P

4 Rasya L

5 Christian L

6 Diki L

7 Nala P

8 Fatih L

9 Denis L

10 Rihadz L

11 Ginta P

12 Resya P

13 Difa P

14 Ana P

(12)

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam prosedur penelitian tindakan kelas ini adalah model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kurt Lewin(Arikunto, 2007:83) didasarkan atas pokok bahwa penelitian tindakan kelas terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah yaitu: (1) Perencanaan (Planing), (2) Tindakan (Acting), (3) Observasi (Observing), (4) Refleksi (Reflection).

Kegiatan ini disebut dengan satu siklus kegiatan pemecahan masalah. Apabila satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda perubahan ke arah perbaikan (peningkatan), maka kegiatan dilanjutkan pada siklus kedua. Hal ini dapat kita lihat dari bagian siklus kegiatan seperti pada gambar di bawah ini:

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Rencana Selanjutnya

Alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas Kemmis dan Taggart

(13)

1. Perencanaan

Perencanaan diawali dengan proses observasi yang bertujuan untuk memperoleh gambaran awal mengenai kemampuan motorik kasar anak dan pembelajaran yang selama ini dilakukan di Tk Fatma.

Menurut Arikunto (2002) rencana tindakan kelas, berisikan kegiatan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan motorik kasar anak melalui teknik gerak dasar tari. Perencanaan ini dimulai dengan menetapkan lingkungan pembelajaran yang akan menunjang pada perkembangan motorik kasar anak, mempersiapkan media yang akan digunakan anak ketika proses pembelajaran

berlangsung serta mempersiapkan perangkat pembelajaran mulai dari rencana kegiatan harian, skenario pembelajaran, lembar observasi anak, serta rencana berapa siklus yang akan diambil.

[image:13.596.131.516.134.682.2]

2. Pelaksanaan / Tindakan

Tabel 3.2 Waktu Pelaksanaan

Siklus Hari Ke Tanggal Pelaksanaan

Perbaikan I 1 2 3 4 5 6

5 Mei 2014 6 Mei 2014 7 Mei 2014 8 Mei 2014 10 Mei 2014 12 Mei 2014

II

1 2 3

17 Mei 2014 19 Mei 2014 20 Mei 2014

(14)

Kegiatan perbaikan pengembangan ini diawali dengan kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan refleksi untuk mengetahui kekurangan yang masih terjadi untuk dijadikan dasar dalam menyusun rancangan perbaikan berikutnya.

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan diawali dengan kegiatan refleksi untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan (pembelajaran) serta melaksananakan analisis-analisis terhadap permasalahan pengembangan yang teridentifikasi sehingga dapat ditemukan akar permasalahan penyebab kekurangan keberhasilan yang telah dilaksanakan untuk dirumuskan pemecahan perbaikannya.

Kegiatan refleksi dilaksanakan dengan teman sejawat, setelah ditemukan permasalahan penyebab kekurangan keberhasilan, peneliti merumuskan pemecahan perbaikannya dengan menuangkan ke dalam RKH dan skenario pembelajaran yang dirancang peneliti, kemudian rancangan ini diserahkan kepada teman sejawat untuk membantu mengamati pelaksanaan perbaikan pengembangan.

Setelah ada kesiapan teman sejawat untuk membantumengamati pelaksanaan perbaikan, langkah berikutnya peneliti mempersiapkan hal yang diperlukan dalam pelaksanaan seperti mempersiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan, tempat duduk pengamat, dan sabagainya. Peneliti merencanakan kegiatan tindakan alternatif perbaikan dalam bentuk Rencana Kegiatan Harian (RKH). Dalam RKH setiap awal pertemuan peneliti membuka kegiatan pengembangan dengan mengkondisikan murid agar siap untuk belajar, yaitu memeriksa kelengkapan alat-alat pembelajaran dan tempat yang kondusif untuk belajar siswa.

(15)

Siklus I Tindakan I

RKH 1 : Gerakan tangan untuk persiapan tari kusir RKH 2 : Gerakan kaki untuk persipan tari kusir

RKH 3 : Gerakan tangan dan kaki untuk persiapan tari kusir Tindakan II

RKH 4 : Gerak dasar tari kusir

RKH 5 : Tari kusir RKH 6 : Tari kusir

b. Tahap Pelaksanaan Siklus I:

1) Guru menyediakan tempat untuk kegiatan menari 2) Guru mempersiapkan tape recorder

3) Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran

4) Guru mengkondisikan anak berdiri melingkar dan berbaris ketika menari

5) Guru memperagakan gerakan dasar yang lebih bervariasi untuk persiapan tari kusir, diantaranya gerakan: - Memutar pergelangan tangan ke luar dan ke dalam -Tangan kanan ke depan dengan teratur

(16)

-Menirukan tarian sederhana

-Menirukan tarian dengan lebih kompleks - Menari tanpa didampingi oleh guru

6) Guru mengamati kemampuan anak menirukan gerakan dalam tari kusir

7) Guru memberikan pujian terhadap anak-anak yang terampil bergerak dalam tari kusir.

c. Tahap Observasi

Dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan siklus ini

menggunakan:

1. Instrument yang digunakan:

a) Rencana satu siklus (terlampir).

b) Rencana kegiatan enam RKH (terlampir).

c) Skenario pembelajaran RKH 1 sampai 6 (terlampir). 2. Data Observasi

a) Lembar observasi untuk guru b) Lembar observasi untuk anak

Aspek yang diobservasi pada anak didik meliputi:

-Anak mampu memutar pergelangan tangan ke luar dan ke dalam

-Anak mampu menggerakan tangan kanan ke depan

dengan teratur

-Anak mampu menggerakan kedua tangan ke depan

dengan teratur

-Anak mampu melenggangkan tangan ke depan dan ke belakang

-Anak mampu melenggangkan tangan ke atas dan ke bawah

(17)

-Anak mampu berdiri dengan satu kaki secara bergantian

-Anak mampu berjalan maju dan mundur dengan aturan

-Anak mampu melompat dengan satu kaki dan dua kaki secara bergantian ke kanan dan ke kiri -Anak mampu menirukan tarian sederhana

-Anak mampu menirukan tarian dengan lebih kompleks

-Anak mampu menirukan tarian tanpa didampingi oleh guru

d. Refleksi

Berdasarkan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran dan pengembangan, peneliti melakukan refleksi diri yaitu dengan menilai apa saja yang telah peneliti lakukan dalam perbaikan ini. Kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan motorik kasar melalui gerak dasar tari ternyata belum berhasil sepenuhnya diantaranya, masih banyak anak yang kurang tertarik dalam kegiatan menari. Dikarenakan penyampaian gerakan yang terlalu cepat, gerakan yang sulit dipahami oleh anak dan gerakan yang kurang bervariasi sehingga anak kurang antusias dalam mengikuti gerak dasar tari. supaya mendapatkan hasil yang optimal maka kegiatan tari dalam meningkatkan motorik kasar anak perlu ada perbaikan lagi pada kegiatan-kegiatan pengembangan di siklus ke 2 agar pembelajaran lebih efektif.

2. Siklus II

(18)

Tindakan yang akan dilaksanakan/alternatif perbaikan dalam rancangan satu siklus pada siklus II, peneliti merencanakan tindakan atau alternatif perbaikan dalam bentuk Rencana Kegiatan Harian (RKH). Siklus II

Tindakan I

RKH 1 : -Gerakan tangan untuk persiapan tari bunga -Gerakan kaki untuk persipan tari bunga -Gerakan tangan dan kaki untuk persiapan tari bunga

Tindakan II

RKH : Tari bunga

RKH : Tari bunga b. Tahap Pelaksanaan Siklus II:

1) Guru menyediakan tempat untuk menari 2) Guru mempersiapkan tape recorder 3) Guru mengajak anak mengamati bunga 4) Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran

5) Guru mengkondisikan anak berdiri melingkar dan berbaris ketika menari

6) Guru memperagakan gerakan tangan yang lebih bervariasi untuk persiapan tari bunga, diantaranya gerakan: -Gerakan memutar pergelangan tangan ke luar dan ke dalam

-Gerakan tangan ke depan secara bergantian -Gerakan kedua tangan ke depan

-Gerakan melenggangkan tangan ke kanan dan ke kiri -Gerakan melenggangkan tangan ke atas dan ke bawah -Gerakan melenggangkan tangan ke depan dan ke belakang -Gerakan berjalan maju dengan aturan

(19)

-Gerakan berdiri dengan satu kaki secara bergantian -Gerakan berjinjit dengan satu kaki

-Gerakan melompat dengan satu kaki dan dua kaki secara bergantian

7) Guru mengamati kemampuan anak menirukan gerakan dalam

tari bunga

8) Guru memberikan pujian terhadap anak-anak yang terampil bergerak dalam tari bunga.

Teknik gerak dasar tari melalui tari bunga dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak mulai menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, karena sebelum dilakukan gerakan tari ada kegiatan eksplorasi yaitu mengamati objek nyata (Bunga) sebagai acuan untuk dijadikan suatu tarian.

c. Tahap Observasi

Dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan siklus ini menggunakan:

1. Instrument yang digunakan:

a) Rencana satu siklus (terlampir).

b) Rencana kegiatan tiga RKH (terlampir).

c) Skenario pembelajaran RKH 1 sampai 3 (terlampir) 2. Data Observasi

a) Lembar observasi untuk guru b) Lembar observasi untuk anak

-Anak mampu memutar pergelangan tangan ke luar dan ke dalam

-Anak mampu menggerakan tangan kanan ke depan

dengan teratur

-Anak mampu menggerakan kedua tangan ke depan

dengan teratur

(20)

-Anak mampu melenggangkan tangan ke atas dan ke bawah

-Anak mampu melenggangkan tangan ke kanan dan ke kiri

-Anak mampu berdiri dengan satu kaki secara bergantian

-Anak mampu berjalan maju dan mundur dengan aturan

-Anak mampu melompat dengan satu kaki dan dua kaki secara bergantian ke kanan dan ke kiri -Anak mampu menirukan tarian sederhana

-Anak mampu tarian menurut musik yang didengar -Anak mampu menirukan tarian tanpa didampingi oleh guru

d. Refleksi

Berdasarkan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran dan pengembangan, peneliti melakukan refleksi diri yaitu dengan menilai apa saja yang telah peneliti lakukan dalam perbaikan ini. Kegiatan pembelajaran pada siklus ke 2 ini sudah mencapai pada tujuan yang sudah ditentukan dalam tujuanperbaikan yaitu anak sudah mulai memahami dan bersemangat dalam mengikutikegiatan pembelajaran gerak dasar melalui tari yang bertujuan untuk meningkatkan motorik kasar anak.

3. Pengamatan

(21)

bahan evaluasi untuk melakukan refleksi pada tahapan selanjutnya (Jasmine, 2007).

4. Refleksi

Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan dalam proses pembelajaran motorik kasar tujuannya adalah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari tindakan yang dilakukan untuk diperbaiki pada siklus berikutnya. Untuk merencanakan perbaikan, pada siklus I perlu dilakukan identifikasi masalah, analisis dan perumusan masalah. Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang pembelajaran yang dikelola, kemudian dianalisis dengan melakukan refleksi dan menelaah berbagai dokumenterkait, dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa perlu dilakukan perbaikan pada siklus II (Jasmine, 2007).

C. Metoda Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran yang sudah ada, serta mengatasi permasalahan pembelajaran mengenai pembelajaran motorik kasar yang terjadi di TK Fatma Kelompok B2 Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung, melalui teknik gerak dasar tari. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan tersebut peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Lebih jelas Arikunto (2002: 51) mengemukakan tujuan dari penelitian tindakan kelas yaitu:

1. Suatu cara untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

2. Sebagai bahan kajian guru dalam mempraktekkan kegiatan pembelajaran.

(22)

4. Sebagai jembatan antara teori dan praktek dimana seorang guru

dapat menggabungkan teori dengan kegiatan

pembelajaran.

Wiriatmadja (2007 : 12) mengemukakan bahwa Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil tindakan yang sudah ditetapkan.

D. Penjelasan Istilah 1. Motorik Kasar

Gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar tubuh anak. Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot tangan, kaki dan seluruh tubuh anak. Gerakan ini mengandalkan kematangan dalam koordinasi Sujiono (2008). Dalam Permendiknas no 58 Tahun 2009 kemampuan motorik kasar diantaranya melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan dan kelincahan, koordinasi gerakan kaki-tangan-kepala dalam menirukan tarian atau senam, melakukan permainan fisik dengan aturan dan terampil menggunakan tangan kanan dan kiri. 2. Teknik Gerak Dasar Tari

Teknik gerak tari merupakan gerak-gerak dasar tari yang bila dipadupadankan dengan cara-cara yang berbeda, akan membuat bentuk gerak yang baru (Ardjo, 2008)

Adapun langkah-langkah menari bagi anak usia dini (Pekerti, 2012) sebagai berikut:

a. Materi pokok dalam belajar gerak dasar tari

(23)

benda atau meraba suatu benda untuk merasakan halus dan kasar.

2) Anak melakukan eksplorasi, yaitu pengalaman melakukan penjajakan gerak untuk menghasilkan ragam gerak. Pada kegiatan belajar ini anak berimajinasi dan melakukan interpretasi terhadap apa yang dilihat, didengar atau dirabanya, ia bergerak bebas mengikuti imajinasi dan interpretasinya.

3) Anak melakukan improvisasi, yaitu pengalaman secara spontan mencoba- coba mencari kemungkinan ragam gerak yang telah diperoleh melalui eksplorasi.

4) Anak melakukan evaluasi, yaitu pengalaman untuk menilai dan menyeleksi ragam gerak yang dihasilkan pada tahap improvisasi.

5) Anak bersama guru membuat komposisi tari yaitu, ragam gerak, desain lantai sesuai dengan musik yang telah ditentukan. Seperti, tari kusir dan tari bunga.

6) Anak melakukan tarian setelah mereka memahami gerakan dasar dengan teknik yang telah diajarkan guru.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat perlu disusun pengumpulan data yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan permasalahan dalam penelitian. Seperti menurut Sujiono (2008), bahwa teknik pengumpulan data adalah hal yang sangat penting dalam penelitian karena tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh data diantaranya, observasi, catatan anekdot dan dokumentasi.

Di bawah ini adalah penjelasan pengumpulan data setelah melihat langkah-langkah yang telah dipaparkan oleh Sujiono (2008).

1) Observasi

(24)

observasi dilakukan untuk melihat kemampuan motorik kasar anak meliputi gerakan untuk kelenturan, keseimbangan, kelincahan dalam menirukan tarian, selama tindakan observasi dilakukan untuk melihat kemampuan guru dalam membimbing dan mengarahkan anak didik dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui gerakan - gerakan dasar yang telah direncanakan sebelumnya dan setelah tindakan, observasi dilakukan untuk mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilaksanakan dengan melihat kembali kemampuan motorik kasar anak setelah ditarapkannya teknik gerak dasar tari.

2) Catatan Anekdot

Catatan anekdot digunakan untuk mencatat kejadian yang tidak terduga yang dilakukan oelh anak didik ketika kegiatan pembelajaran pengembangan motorik kasar melalui teknik gerak dasar tari sedang berlangsung.

3) Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperjelas data penelitian, dengan menggunakan kamera foto. Rekaman gambar yang diperoleh dari setiap siklus pada saat dilakukan observasi yaitu kegiatan guru dan anak didokumentasikan untuk dijadikan sebagai salah satu bahan analisis. Hasilnya berupa gambar atau foto yang dapat dilampirkan dalam penelitian sehingga gambar aktivitas anak selama dalam proses pembelajaran berlangsung terlihat lebih jelas.

F. Instrumen Penelitian

(25)
[image:25.596.117.518.381.753.2]

studi dokumentasi. Prosedur pengembangan instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Teknik Gerak Dasar Tari Bagi Anak Usia Dini

Variabe

l Sub Variabel Indikator Item

Motorik Kasar

Menirukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan. 1.Terampil menggerakka n tangan kanan dan kiri. a.Anak mampu memutar pergelangan tangan ke luar dan ke dalam b.Anak mampu menggerakan tangan

kanan ke depan dengan teratur c.Anak mampu menggerakan kedua

(26)

Menirukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih keseimbanga n.

Menirukan gerakan tubuh secara terkoordinasi ntuk melatih kelincahan.

Melakukan koordinasi gerakan kaki-tangan-kepala dalam menirukan tarian. 1.Berdiri dengan satu kaki 2.Berjalan

1.Melompat menurut ketinggian yang telah ditentukan 1.Menari menurut musik yang didengar teratur d.Anak mampu melenggangka n

tangan ke depan

dan ke belakang e.Anak mampu melenggangka n tangan

ke atas dan ke bawah

f.Anak mampu

melenggangka n tangan

ke kana dan ke kiri

a.Anak

mampu berdiri dengan satu kaki secara bergantian

b.Anak mampu berjalan

maju dan mundur

dengan aturan

(27)

mampu melompat dengan satu kaki dan dua kaki secara bergantian ke kanan dan ke kiri

a.Anak mampu menirukan tarian sederhana

b.Anak mampu menirukan tarian menurut musik yang

didengar

c.Anak mampu menirukan tarian tanpa didampingi oleh guru

Sumber Permen 58 Tahun 2009 tentang Standar PAUD

(28)
[image:28.596.112.519.158.562.2]

Tabel 3.4

Pengembangan instrumen Meningkatkan Motorik Kasar melalui Teknik gerak dasar tari bagi AUD

Item Kemampuan

B C K

Anak mampu memutar pergelangan tangan ke luar dan ke dalam

Anak mampu menggerakkan tangan kanan ke depan dengan teratur

Anak mampu menggerakkan kedua tangan ke depan dengan teratur

Anak mampu melenggangkan tangan ke depan dan ke belakang

Anak mampu melenggangkan tangan ke atas dan ke bawah

Anak mampu melenggangkan tangan ke kanan dan ke kiri

Anak mampu berdiri dengan satu kaki secara bergantian

Anak mampu berjalan maju dan mundur dengan aturan

Anak mampu melompat dengan satu kaki dan dua kaki secara bergantian ke kanan dan ke kiri

Anak mampu menirukan tarian sederhana

Anak mampu menirukan tarian menurut musik yang didengar

Anak mampu menirukan tarian tanpa didampingi oleh guru

H. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah gabungan antara data kualitatif dan data kuantitatif, dimana data yang diperoleh dilapangan merupakan hasil dari instrumen yang dibuat penulis untuk diteliti.

Untuk lebih jelasnya Sugiyono (2010) menguraikan bahwa:

(29)

mencari tema dan polanya serta membuang hal-hal yang tidak perlu.

2. Penyajian data adalah teknik penyajian yang terorganisir atau tersusun dalam pola hubungan, sehingga mempermudah dalam penyajian karena dilakukan secara bertahap. 3. Penarikan kesimpulan merupakan pengambilan keputusan dengan didukung bukti yang utuh dan konsisten, dalam penelitian ini setelah penyajian data kemudian dilakukan kesimpulan dengan cara diskusi dengan guru lain.

[image:29.596.116.516.503.772.2]

Menurut Moleong (2002: 103) teknik analisis data kuantitatif menggunakan pendekatan statistik. Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan statistik deskriptif yaitu menganalisis data dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul menggunakan distribusi persen. Distribusi persen adalah pengaturan data yang dihitung dalam bentuk persen, adapun cara untuk perhitungan kemampuan motorik kasar menggunakan tabel ditribusi frekuensi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Skor sikap perilaku anak

No Kategori Interval Tally F %

1 B 28 – 36

2 C 20 – 27

3 K 12 – 19

Keterangan:

1. Mencari interval

a. Mencari jumlah indikator/item x nilai tertinggi (keterangan pada

pedoman observasi)

12 x 3 = 36

(30)

36 – 12 = 24

c. Hasil pengurangan : jumlah kategori (keterangan pada pedoman

observasi)

24 : 3 = 8

Sehingga ditentukan jumlah interval adalah 8 yang ditetapkan pada kategori. B = 28 - 36

C = 20 - 27

K = 12 – 19

2. Mengisi Tally dan Frekuensi (F)

Mengisi kolom tally dan frekuensi berdasarkan hasil hasil skor kemampuan motorik kasar melalui teknik gerak dasar tari.

3. Mencari presentase

Mencari presentase dengan rumus : P = Fx100%

N

Keterangan : P = Persentase yang diharapkan

F = Hasil yang dicapai anak didik

(31)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia dini melalui teknik gerak tari imitatif di TK Fatma, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Kemampuan motorik kasar anak kelompok B2 TK Fatma kurang optimal, ternyata banyak faktor yang mempengaruhi kurangnya perkembangan motorik kasar anak. Diantaranya, menirukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan dan kelincahan dan melakukan koordinasi gerakan kaki-tangan-kepala dalam menirukan tarian atau senam.

2. Kegiatan pembelajaran motorik kasar dengan teknik gerak tari imitatif ini sangat menarik minat anak, terlihat anak antusias dan semua anak ikut serta dalam proses kegiatan menari. Dalam siklus I peneliti mengajarkan tarian imitatif dengan memilih jenis tarian yang sesuai dengan usia anak yaitu dengan tari kusir, karena tari kusir identik

dengan binatang “kuda” yang disukai oleh anak. Tetapi dalam

pelaksanaanya masih mengalami hambatan dikarenakan anak belum mampu menirukan gerakan tari dengan teratur untuk menirukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan dan kelincahan dalam menirukan suatu tarian dan kegiatan pembelajaran yang monoton serta gerakan yang diajarkan kurang menarik variatif.

Sehingga peneliti melanjutkan pelaksanaan kegiatan dengan memberikan tindakan pada siklus II.

(32)

lancar, tanpa mengalami hambatan, hal ini terlihat dari semakin meningkatnya motorik kasar anak dalam menirukan tarian imitatif (tari bunga).

3. Kemampuan motorik kasar anak kelompok B2 pada TK Fatma melalui teknik gerak tari imitatif mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari setiap siklus, dimana kemampuan motorik kasar anak dalam menirukan tari imitatif semakin menunjukkan peningkatan, dibandingkan kemampuan motorik kasar anak sebelum melakukan kegiatan menari. Pada kondisi awal kemampuan motorik kasar anak pada kategori baik sebesar 20%, mulai meningkat pada siklus I sebesar 53,33% dan meningkat lagi pada siklus II yaitu sebesar 86,67%.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis akan menyampaikan beberapa saran yang berkaitan upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar melalui Teknik Gerak Tari Imitatif bagi Anak Usia Dini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi guru

Terdapat banyak teknik pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak, salah satunya adalah pengembangan kemampuan motorik kasar anak melalui teknik gerak dasar tari yang terbukti efektif.

2. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah diharapkan dapat membantu mengembangkan hasil penelitian ini kepada guru atau sekolah lain ksususnya bagi yang memiliki permasalahan yang sama. Selain itu, kepala sekolah juga harus memfasilitasi alat dan tempat yang nyaman dan aman agar terlaksana kegiatan menari yang menyenangkan bagi anak.

(33)

Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan teknik gerak yang berbeda dan lebih menarik dalam membantu meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia dini.

4. Bagi Orang Tua

(34)

Anwar & Ahmad, A. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini ( panduan praktis bagi ibu dan calon ibu). Bandung: Alfabeta.

Mulyasa, H.E. (2012). Manajemen Paud. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sujiono, B. (2008). Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Montolalu, B.E.F. (2008). Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.

Ardjo, D.I. (2008). KAWIT Teknik Gerak dan Tari Dasar Sunda. Bandung: Pusbitasari Press.

Pekerti, W. (2012). Metode Pengembangan Seni. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rachmi, T. (2010). Keterampilan Musik dan Tari. Jakarta: Universitas Terbuka.

Yulindrasari, H. (2011). “Current Issues in Early Chidhood”.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Wiriatmadja, R. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Jasmine, J. (2007). Mengajar Berbasis Multiple Intelligences. Bandung: Nuansa.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta.

Moleong, L.J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Waktu Pelaksanaan
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Meningkatkan Kemampuan
Tabel 3.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok IV : diberi diet rendah zat besi dan minuman standar selama 3 minggu setelah adaptasi dan diberikan ekstrak daun kelor dengan dosis 800 mg/ekor/hr selama 2

Oleh karena itu safety system diperlukan untuk semua komponen yang terlibat dalam proses produksi atau kerja (Berg, 2010), khususnya untuk komponen yang berisiko terjadi

• Pelayanan kesehatan masyarakat sekunder menerima rujukan kesehatan dari pelayanan kesehatan masyarakat primer dan memberikan fasilitasi dalam bentuk sarana, teknologi, dan sumber

menganalisis surat-surat pembaca tersebut dengan teori genre dan tindak tutur. Dari hasil analisisnya, sekuen yang wajib muncul dalam tuturan mengeluh adalah. tahap pembuka

Dari variabel kualitas layanan yang terdapat pada WebQual 4.0 masing-masing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap User Satisfaction SIAKAD di STKIP PGRI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pengaruh pendekatan latihan dan bermain terhadap kemampuan passing bawah sepakbola pada mahasiswa putra Program Studi

penelitian ini adalah untuk mengetahui peran perpustakaan SMA Negeri 1 Medan dalam mendukung proses belajar siswa.. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif