• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PROGRAM MENTORING AGAMA ISLAM SEBAGAI ALTERNATIF PEMBENTUKAN PERILAKU SISWA DALAM PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAKSANAAN PROGRAM MENTORING AGAMA ISLAM SEBAGAI ALTERNATIF PEMBENTUKAN PERILAKU SISWA DALAM PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ………. i

KATA PENGANTAR ………. ii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. iii

DAFTAR ISI ………. vii

DAFTAR TABEL ………. xi

DAFTAR GAMBAR ………. xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….. 1

B. Rumusan Masalah ……… 8

C. Tujuan Penelitian ………. 8

D. Manfaat Penelitian ………... 9

E. Definisi Operasional ……… 10

F. Metode Penelitian ……… 11

BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan ……… 12

1. Definisi Pendidikan ……… 12

2. Pendidikan Remaja ………. 14

B. Pendidikan Karakter ………. 18

(2)

2. Unsur-Unsur Karakter ……… 20

3. Induk-Induk Karakter Baik ……… 22

4. Induk-Induk Karakter Buruk ……….. 24

5. Komponen Pembentuk Karakter ……… 27

6. Pendidikan Karakter ………... 29

7. Tujuan Pendidikan Karakter ……….. 31

C. Sistem Pembelajaran ……… 33

1. Perencanaan Pembelajaran ………. 33

2. Pelaksanaan Pembelajaran ……….. 41

3. Evaluasi Pembelajaran ……… 57

D. Mentoring Agama Islam ……….. 60

1. Mentoring Agama Islam Sebagai Alternatif Pembentukan Karakter Pelajar Islami ……… 60

2. Definisi Mentoring Agama Islam ………... 62

3. Tujuan Mentoring Agama Islam ……… 63

4. Kurikulum Mentoring Agama Islam ……….. 63

5. Metode Pembelajaran Dan Bentuk Kegiatan Mentoring Agama Islam ……….. 65

6. Karakteristik Kepribadian Pelajar Dalam Kegiatan Mentoring Agama Islam ………. 66

(3)

B. Subjek Penelitian ……….. 72

C. Lokasi Penelitian ……….. 74

D. Teknik Pengumpulan Data ………... 74

E. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ………... 76

F. Sumber Data Penelitian ……… 78

G. Teknik Analisis Data ……… 78

H. Keabsahan Data ……… 80

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ……… 82

1. Perencanaan Mentoring Agama Islam ……… 83

2. Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam ………. 95

3. Evaluasi Program Mentoring Agama Islam …………... 111

4. Dampak Mentoring Agama Islam Terhadap Siswa …… 113

B. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 115

1. Perencanaan Program Mentoring Agama Islam ………. 117

2. Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam ………. 120

3. Evaluasi Program Mentoring Agama Islam …………... 143

4. Dampak Mentoring Agama Islam Terhadap Siswa …… 146

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ………... 148

(4)

DAFTAR PUSTAKA ………. 155

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………. 158

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sebuah proses kehidupan yang terus menerus bagi

seorang manusia, proses pendidikan bermula ketika manusia terlahir dan

kemudian berakhir seiring dengan berakhirnya usia manusia itu sendiri. Proses

pendidikan yang terus menerus dan berkelanjutan ini tentunya bukan dengan

tanpa alasan, sebab pada fitrahnya manusia oleh Allah SWT, dibekali dengan

segenap potensi sebagai amanah kepemimpinannya di dunia ini.

Pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia agar memiliki jati diri yang

utuh, cerdas secara intelektual, cerdas emosional, cerdas spiritual dan sehat secara

fisik. Melalui proses pendidikan inilah manusia tumbuh menjadi pribadi yang

bertaqwa, cerdas, terampil dan mandiri. Hal ini tentunya bersandar pada apa yang

terdapat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

pasal 3 yang menjelaskan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasar pada rumusan tersebut bahwa melalui proses pendidikan itu di

(6)

individu yang seutuhnya atau insan kamil. Dan tentunya cita-cita mulia ini perlu

untuk diapresiasi oleh segenap elemen masyarakat untuk bersama-sama

mewujudkan cita-cita tersebut menjadi sebuah kenyataan.

Salah satu yang menjadi permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa

Indonesia saat ini adalah pendidikan Indonesia belum mampu mencetak individu

yang memiliki kepribadian atau karakter yang utuh, output pendidikan Indonesia

masih terlihat parsial, pendidikan di Indonesia masih cenderung di dominasi oleh

penguasaan aspek kognitif dan cenderung lemah pada aspek afektif atau prilaku.

Sehingga pada kenyataannya banyak dijumpai orang cerdas, pintar tetapi lemah

dari segi moralitas, akhlak, akhirnya terjadi maraknya tindakan amoral seperti

pencurian, tawuran pelajar, seks bebas, korupsi dan lain-lain.

Informasi yang di sampaikan oleh Litbang Kompas patut untuk menjadi

sebuah gambaran tentang permasalahan yang disebutkan di atas, dimana dari

Litbang Kompas diperloleh data sebagai berikut;

(1). 158 kepala daerah tersangkut korupsi sepanjang 2004-2011, (2). 42 anggota DPR terseret korupsi pada kurun waktu 2008-2011, (3). 30 anggota DPR periode 1999-2004 terlibat kasus suap pemilihan DGS BI, (4). Kasus korupsi terjadi diberbagai lembaga seperti KPU,KY, KPPU, Ditjen Pajak, BI, dan BKPM

Begitupun halnya dengan generasi muda Indonesia. Saat ini generasi muda

Indonesia telah menjadi sorotan berbagai kalangan, banyak sekali permasalahan

yang menyerbu generasi muda Indonesia. Hingga tidak jarang muncul sebuah

sikap pesimis terhadap masa depan bangsa ini, tak lain akibat minimnya generasi

muda yang memiliki integritas kepribadian yang utuh, cerdas, moralis, jujur dan

(7)

Dari data dan informasi yang dikemukakan oleh Dharma Kesuma, dkk (2011:

2) diperoleh data dan informasi sebagai berikut:

1. Kondisi moral/akhlak generasi muda yang rusak/hancur. Hal ini ditandai

dengan maraknya seks bebas di kalangan remaja (generasi muda), peredaran

narkoba di kalangan remaja, tawuran pelajar, peredaran foto dan video porno

pada kalangan pelajar, dan sebagainya. Dimana data hasil survey mengenai

seks bebas di kalangan remaja Indonesia menunjukkan 63% remaja Indonesia

melakukan seks bebas.

2. Menurut Direktur Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi BKKBN,

M Masri Muadz, data itu merupakan hasil survai oleh sebuah lembaga survai

yang mengambil sampel di 33 provinsi di Indonesia pada tahun 2008.

Sedangkan remaja korban narkoba di Indonesia ada 1,1 juta orang atau 3,9%

dari total jumlah korban Berdasarkan data Pusat Pengendalian Ganguan Sosial

DKI Jakarta, pelajar SD, SMP, dan SMA, yang terlibat tawuran mencapai 0,08

persen atau sekitar 1.318 siswa dari total 1.647.835 siswa DKI Jakarta.

Bahkan, 26 siswa diantaranya meningal dunia.

3. Pengangguran terdidik yang mengkhawatirkan (lulusan SMA, SMK dan

perguruan tinggi). Data Badan Pusat Statistik atau BPS menyebutkan, lulusan

SMK tertinggi yakni 17,26%, disusul tamatan SMA (Sekolah Menengah Atas)

14,31%, lulusan universitas 12,59%, serta Diploma I/II/III 11,21%. Tamatan

SD ke bawah justru paling sedikit menganggur takni 4,57% dan SMP 9,39%.

4. Rusaknya moral bangsa dan menjadi akut (korupsi, asusila, kejahatan, tindak

(8)

merajalela. Berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia tahun 2009

ini naik menjadi 2,8% dari 2,6% pada tahun 2008. Dengan skor ini, peringkat

Indonesia terdongkrak cukup signifikan, yakni berada di ututan 111 dari 180

negara yang disurvai IPK-nya oleh Transparancey International (TI).

Keprihatinan akan ketimpangan kepribadian tersebut sejak dulu sudah

disampaikan oleh Hamka, dimana beliau memberikan gambaran tentang

banyaknya sosok manusia yang pandai tetapi memiliki pribadi yang lemah.

Seperti dijelaskannya:

Banyak guru, dokter, hakim, insinyur, banyak orang yang bukunya satu

gudang dan diplomanya segulung besar, tiba dalam masyarakat menjadi ”mati”,

sebab dia bukan orang masyarakat. Hidupnya hanya mementingkan dirinya, diplomanya hanya untuk mencari harta, hatinya sudah seperti batu, tidak mampunyai cita-cita, lain dari pada kesenangan dirinya. Pribadinya tidak kuat. Dia bergerak bukan karena dorongan jiwa dan akal. Kepandaiannya yang banyak itu kerap kali menimbulkan takutnya. Bukan menimbulkan keberaniannya memasuki lapangan hidup.

Gambaran negatif tentang karakter manusia Indonesia pernah disuarakan oleh

budayawan dan wartawan senior Mochtar Lubis yang dikutip oleh Adian Husaini

dimana beliau mendeskripsikan ciri-ciri umum manusia Indonesia sebagai

berikut: munafik, enggan bertanggung jawab, berjiwa feodal, masih percaya

takhayul, lemah karakter, cenderung boros, suka jalan pintas, dan sebagainya.

(Sumber:http://insistnet.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1

79:manusia-indonesia&catid=23:pendidikan-islam&Itemid=23)

Dari pemaparan di atas tentunya membuahkan keprihatinan yang besar

terhadap kondisi moralitas pejabat bangsa ini, betapa degradasi moral ini

menggrogoti wajah orang yang seharusnya memberikan suri tauladan bagi

(9)

Data dan fakta tersebut tentunya menjadi suatu potret buram generasi muda

saat ini, serta memunculkan berbagai kekhawatiran sekaligus tandatanya yang

besar dalam benak kita semuanya. Munculnya kekhawatiran karena hal tersebut

bukan tanpa sebab, jelas saja kondisi tersebut akan mengakibatkan buramnya

masa depan mereka secara pribadi maupun masa depan masyarakat dimana ia

tinggal dan juga masa depan bangsa dan Negara. Betapa tidak, dari data dan fakta

yang ada menunjukan bahwa trend angka demoralisasi tersebut semakin marak

variannya serta semakin tinggi intensitasnya.

Seorang pakar pendidikan karakter asal Amerika, Thomas Lickona seperti

dikutip oleh Anita Syaharudin mengungkapkan, bahwa sebuah bangsa sedang

menuju jurang kehancuran, jika memiliki sepuluh tanda-tanda zaman, yaitu:

(1). meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, (2). membudayanya

ketidak jujuran, (3). sikap fanatik terhadap kelompok/peer group,

(4).rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, (5). semakin kaburnya

moral baik dan buruk, (6). penggunaan bahasa yang memburuk, (7).

meningkatnya perilaku merusak diri seperti penggunaan narkoba, alkohol dan

seks bebas, (8). rendahnya rasa tanggung jawab sebagai individu dan sebagai

warga negara, (9). menurunnya etos kerja, (10). dan adanya rasa saling curiga

dan kurangnya kepedulian di antara sesama.

(Sumber:http://insistnet.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1

77:pendidikan-karakter-apa-lagi&catid=23:pendidikan-islam&Itemid=23)

Pendidikan karakter, sekarang ini mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah

saja, tapi dirumah dan di lingkungan sosial. Bahkan sekarang ini peserta

pendidikan karakter bukan lagi anak usia dini hingga remaja, tetapi usia dewasa.

(10)

Karakter adalah kunci keberhasilan individu. Dari sebuah penelitian di

Amerika, 90 persen kasus pemecatan disebabkan oleh perilaku buruk seperti tidak

bertanggung jawab, tidak jujur, dan hubungan interpersonal yang buruk. Selain

itu, terdapat penelitian lain yang mengindikasikan bahwa 80 persen keberhasilan

seseorang di masyarakat ditentukan oleh emotional quotient.

(Sumber:http://www.pendidikankarakter.com/pentingnya-pendidikan-karakter-dalam-dunia-pendidikan/)

Dalam pelaksanaannya, diperlukan sebuah pendekatan tersendiri dalam

melakukan pola pembinaan karakter terhadap pelajar atau remaja saat ini, agar

proses penanaman karakter pada pelajar dapat dilakukan secara baik dan benar

dalam membentuk kepribadian pelajar yang utuh. Mengingat jika dilihat

bahwasannya pola pembelajaran yang dilakukan saat ini masih bercorak klasikal

atau tradisional, dimana dalam proses pembelajaran sehari-hari di kelas, seorang

guru menangani 40 siswa, tentunya hal ini kurang maksimal untuk proses

pendidikan karakter yang seharusnya lebih fokus dan memerlukan pendekatan

serta perhatian intensif terhadap siswa.

Diantara model pembelajaran yang digunakan dalam proses pendidikan

karakter yang saat ini sedang berkembang adalah mentoring. Mentoring

merupakan model pembelajaran yang dilakukan dalam lingkup lebih kecil.

Dimana dalam satu kelompok mentoring terdapat 8-12 orang yang dipimpin oleh

seorang mentor. Proses pembelajaran dalam model mentoring ini tergolong efektif

(11)

perhatian terhadap upaya problem solving terhadap masing-masing anggota

kelompok dapat berjalan dengan baik.

Efektifitas pembinaan remaja dengan pendekatan mentoring ini ditunjukan

di Kota Jakarta untuk menekan tingkat tawuran yang marak di kalangan pelajar,

pihak Dinas Pendidikan setempat memberlakukan mentoring bagi pelajar di

sekolah untuk penanaman nilai-nilai moral – agama yang dalam pelaksanaan

merupakan kerjasama pihak sekolah bersama dengan yayasan sosial yang ada.

Keberhasilan dari pola pembinaan ini adalah karena adanya beberapa faktor yang

kurang atau tidak ditemui dalam pola pendidikan orang tua atau pendidikan

konvensional seperti pola klasikal di sekolah yang cenderung menempatkan

remaja sekedar obyek saja.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti

bermaksud untuk melakukan sebuah penelitian yang mendalam tentang model

mentoring ini kaitannya dengan pendidikan karakter dalam ruang lingkup sekolah.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mencoba melakukan penelitian terhadap

hal tersebut dengan judul “Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif pembentukan perilaku siswa dalam pendidikan berbasis karakter di SMP IT Qordova Kab. Bandung”.

Peneliti memilih SMP IT Qordova Kab. Bandung sebagai tempat

penelitian, berdasarkan acuan studi yang peneliti lakukan bahwa program

(12)

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini bertitik tolak dari permasahan berikut: “Bagaimana

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai Alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam Pendidikan Berbasis Karakter di SMP

IT Qordova Kab. Bandung”.

Untuk menjawab permasalahan yang ada, maka dijabarkan sub – sub

masalah sebagai berikut :

a. Bagaimanakah perencanaan program Mentoring Agama Islam dalam

pendidikan berbasis karakter di SMP IT Qordova Kab. Bandung?

b. Bagaimanakah pelaksanaan program Mentoring Agama Islam dalam

pendidikan berbasis karakter di SMP IT Qordova Kab. Bandung?

c. Bagimanakah pelaksanaan evaluasi program Mentoring Agama Islam

dalam pendidikan berbasis karakter di SMP IT Qordova Kab. Bandung?

d. Bagaimanakah dampak program Mentoring Agama Islam dalam

perubahan perilaku siswa dalam pendidikan berbasis karakter di SMP IT

Qordova Kab. Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program

Mentoring Agama Islam sebagai alternative pembentukan perilaku siswa

dalam pendidikan berbasis karakter di SMP IT Qordova Kab. Bandung.

Adapun tujuan dari penelitian ini secara spesifik adalah sebagai

(13)

a. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan program mentoring Agama

Islam dalam pendidikan berbasis karakter pelajar di SMP IT Qordova Kab.

Bandung.

b. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program mentoring Agama

Islam dalam pendidikan berbasis karakter di SMP IT Qordova Kab.

Bandung.

c. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi program Mentoring Agama Islam

dalam pendidikan berbasis karakter di SMP IT Qordova Kab. Bandung.

d. Untuk mengetahui dampak program mentoring Agama Islam terhadap

perilaku siswa dalam pendidikan berbasis karakter di SMP IT Qordova

Kab. Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik yang

bersifat teoritis maupun praktis, diantaranya :

Bagi Peneliti

Dengan dilakukannya penelitian ini, dapat mengetahui dengan jelas

penerapan program Mentoring Agama Islam terhadap pembentukan perilaku/

akhlak siswa SMP IT Qordova dalam bingkai pendidikan karakter. Selain itu

bermanfaat pula dalam pengembangan disiplin ilmu peneliti berkenaan dengan

pengembangan kurikulum serta pengembangan pembelajaran dan strategi

(14)

Bagi SMPIT Qordova

Sebagai masukan, diharapkan penelitian dapat menjadi bahan kajian

berkaitan dengan perencanaan dan pengembangan program pendidikan

karakter di SMP IT Qordova sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya

manusia SMP IT Qordova yang berkarakter, cerdas, dan bertaqwa.

Bagi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Diharapkan dapat menambah literature kajian bidang Ilmu Kurikulum

Teknologi Pendidikan dan dapat menjadi bahan untuk pengkajian lebih lanjut

serta dapat menambah sumbangan pikiran bagi Program Teknologi

Pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas lulusannya.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah-istilah

yang dipergunakan dalam skripsi ini, maka perlu adanya penjelasan sebagai

berikut :

1. Mentoring Agama Islam

Yang dimaksud Mentoring Agama Islam dalam penelitian ini adalah

program pembinaan akhlak dengan sistem kelompok kecil (small group

environment) dengan didukung dengan kegiatan-kegiatan penunjang yang

diperuntukan bagi peserta didik yang berada dilingkungan SMP IT Qordova.

2. Perilaku Siswa dalam Pendidikan Berbasis Karakter

Pembatasan kajian yang diteliti pada perubahan perilaku siswa dalam

(15)

a. Memiliki aqidah/keimanan yang lurus (Salimul Aqidah )

b. Benar dalam beribadah (Sohihul Ibadah)

c. Memiliki kemuliaan akhlaq (Matinul Khuluq)

d. Memiliki pengetahuan luas (Mutsaqaful Fikri)

e. Sehat jasmani (Qawiyyul Jismi)

f. Teratur dalam segala urusannya (Munazham fii syu’unihi)

g. Memiliki manajemen waktu yang baik (Haritsun ala waktihi)

h. Mampu mengendalikan emosi (Mujahidun linafsihi)

i. Memilki semangat wirausaha (Qadirun alal kasbi)

j. Bermanfaat bagi orang lain (Nafiun lighairihi)

F. Metode penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan dalam sebuah

penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian atau sering disebut

juga metodologi penelitian adalah sebuah desain atau rancangan penelitian.

Rancangan ini berisi rumusan tentang objek atau subjek yang akan diteliti,

teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan dan analisis data berkenaan

dengan fokus masalah tertentu.

Berdasarkan fokus telaahan dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan

mengenai program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif pembentukan

perilaku siswa dalam pendidikan berbasis karakter di SMP IT Qordova Kab.

Bandung, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan dalam sebuah

penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian atau sering disebut

juga metodologi penelitian adalah sebuah desain atau rancangan penelitian.

Rancangan ini berisi rumusan tentang objek atau subjek yang akan diteliti,

teknik-teknik pengumpulan data, tahapan pelaksanaan penelitian, dan prosedur

pengumpulan dan analisis data berkenaan dengan fokus masalah tertentu.

Menurut Sukmadinata (2009; 72) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif

adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik

fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Kemudian Alwasilah

(2003: 137) mengemukakan bahwa deskripsi adalah mempertanyakan apa yang

sebenarnya terjadi ihwal tingkah laku atau kejadian sebagaimana terobservasi

(atau secara potensial terobservasi) oleh peneliti.

Kemudian menurut Arikunto (2010; 234) mengemukakan bahwasannya dalam

penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi

hanya menggambarkan “apa adanya” tentang variable, gejala atau keadaan.

Berdasarkan fokus telaahan dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan

mengenai peran mentoring Agama Islam terhadap pembentukan karakter pelajar

(17)

adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif analitik dalam

penelitian ini, digunakan untuk menjelaskan bagaimana perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi, dan dampak program mentoring agama Islam sebagai

alternatif pembentukan perilaku siswa dalam pendidikan berbasis karakter di SMP

IT Qordova

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan salah satu komponen utama yang mempunyai

kedudukan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena dalam subjek

penelitian terdapat variable-variabel yang menjadi kajian untuk diteliti.

Menurut Arikunto (2010: 88) mengemukakan bahwasannya subjek penelitian

adalah benda, hal atau orang tempat data untuk variable melekat, dan yang

dipermasahkan.

Sumber data dalam penelitian ini adalah benda, hal atau orang tempat dimana

peneliti mengamati. Oleh karena itu informan yang banyak dan kaya akan variasi

lebih penting dari pada jumlah responden yang banyak.

Dalam menentukan subjek penelitian dalam hal ini narasumber penelitian,

peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Yaitu menentukan subjek/objek

penelitian sesuai dengan tujuan penelitian, dimana peneliti memilih unit analisis

tersebut berdasarkan kebutuhan dan menganggap bahwa unit analisis tersebut

representative. (Djam’an Satori dan Aan Komarian, 2010; 48)

Peneliti berkesimpulan yang menjadi subjek informasi pada penelitian ini

(18)

mentoring Agama Islam. Lebih terperinci, yang menjadi subjek dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut;

1. Koordinator Tim Pengelola

Koordinator tim pengelola merupakan penanggungjawab langsung program

mentoring agama Islam yang diselenggarakan di SMP IT Qordova, koordinator

mentoring yang menjadi subjek penelitian ini adalah Susi Susilawati, koordinator

tim pengelola ini dijadikan sebagai subjek penelitian untuk menggali informasi

terkait tujuan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti pada program mentoring

agama Islam di SMP IT Qordova.

2. Pementor

Pementor dalam mentoring agama Islam di SMP IT Qordova berperan sebagai

guru, pendamping dan mentor yang menjadi pelaksana aktifitas mentoring dan

berinteraksi secara langsung dengan siswa atau peserta mentoring dalam kegiatan

mentoring setiap pekannya. Dari pementor inilah akan digali informasi terkait

proses pelaksanaan pembelajaran mentoring agama Islam dan informasi-informasi

lainnya yang relevan tentang kegiatan mentoring agama Islam, pementor yang

dijadikan sebagai subjek dalam penelitian ini berjumlah tiga orang yaitu Lusi

Indriani, Asmidasari Harahap, dan Agus Akmaludin.

3. Siswa SMP IT Qordova.

Siswa yang sering juga disebut mentee adalah peserta program mentoring

agama Islam SMP IT Qordova. Siswa yang dijadikan sebagai subjek penelitian ini

(19)

Musabbih Setiawan, dan Karima Sarah. Siswa yang dijadikan merupakan

siswa-siswi yang duduk dikelas IX Al-Fath.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMIT Qordova Rancaekek, Jl. Raya

Rancaekek-Majalaya No. 378A.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data akan dilakukan dengan alat

pengumpul data sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan

yang sedang berlangsung.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:156). ”observasi adalah sebuah

pengamatan yang meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek

dengan menggunakan seluruh alat indra”. Pelaksanaan observasi dalam penelitian

ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan hal-hal yang

berhubungan dengan masalah dari penelitian ini, sehingga peneliti memperoleh

data dari informasi yang dikumpulkan mengenai pelaksanaan kegiatan Mentoring

Agama Islam di SMP IT Qordova.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui proses perencanaan,

(20)

Isalam di SMP IT Qordova. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data

untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui

percakapan atau Tanya jawab. Wawancara dalam penelitian ini sifatnya

mendalam karena ini mengeksplorasi informasi secara holistik dan jelas dari

informan. (Aan Komariah, 2010; 130)

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang

berupa catatan-catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, legger, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 1998; 236)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan

studi dokumentasi untuk menghimpun data-data yang berhubungan dengan

variabel penelitian. Dalam hal ini, studi dokumentasi digunakan untuk melengkapi

beberapa data yang dirasakan perlu oleh peneliti dan tidak dapat didapatkan oleh

instrumen penelitian yang sebelumnya telah dipilih.

Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mempelajari dan

mendalami dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Teknik ini juga digunakan

untuk memperoleh data dan informasi untuk melengkapi data yang diperlukan,

diantaranya:

a. Profil sekolah

b. Kurikulum Pembelajaran

c. Kurikulum Mentoring Agama Islam

d. Program Tahunan

(21)

Instrumen yang digunakan oleh peneliti pada penelitian yang akan

dilakukan adalah peneliti sendiri dan kisi-kisi yang akan disusun menjadi

pedoman wawancara, pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman

studi dokumentasi.

E. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini ditempuh secara bertahap dan berkesinambungan. Untuk

memperoleh hasil penelitian yang berkualitas, maka perlu memperhatikan

tahap-tahap penelitian yang harus ditempuh oleh seorang peneliti. Tahapan tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Tahap Prapenelitian

Tahap ini merupakan tahapan persiapan yang diperlukan sebelum peneliti

terjun ke lapangan. Tahapan awal yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan

survey awal untuk mendapatkan sejumlah informasi dan gambaran mengenai

objek dan subjek penelitian. Termasuk dalam tahapan ini diantaranya adalah

penyusunan proposal penelitian yang diajukan pada dosen akademik, kemudian

proposal tersebut mendapatkan masukan dan arahan dari dosen yang

bersangkutan, Setelah pembuatan proposal, peneliti mengurus surat ijin dan Surat

Keputusan (SK) pembimbing dari Fakultas Ilmu Pendidikan. Surat ijin yang

diperoleh digunakan untuk melakukan penelitiandi SMP IT Qordova Kab.

Bandung. Kemudian peneliti menyusun kisi-kisi penelitian dan pedoman

wawancara.

(22)

Tahapan ini merupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi sesuai

dengan focus yang akan diteliti yaitu tentang bagaimana pengaruh program

Mentoring Agama Islam terhadap perubahan perilaku siswa dalam pendidikan

berbasis karakter di SMP IT Qordova. Pengumpulan data dan informasi yang akan

dilakukan menggunakan teknik observasi, wawancara, angket atau kuisioner dan

studi dokumentasi.

Tahapan penelitian terbagi menjadi beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut:

a. Orientasi

Selanjutnya, dengan berbekal surat ijin untuk melakukan penelitian maka

peneliti menuju lokasi penelitian, yaitu SMP IT Qordova Kab. Bandung.

Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu dilakukan orientasi, yaitu

penyampaian maksud dan tujuan penelitian serta prosedur atau

langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini kepada pihak SMP IT

Qordova.

b. Eksplorasi

Tahapan ini dilakukan oleh peneliti dengan berbagai kegiatan pengumpulan

data/informasi dengan cara studi dokumentasi dan mengobservasi lingkungan

sekolah serta proses pelaksanaan mentoring. Peneliti juga melakukan

wawancara dengan responden yang terkait kepada koordinator program

mentoring agama Islam, pementor dan beberapa siswa SMP IT Qordova Kab.

Bandung dalam upaya menentukan jawaban atas rumusan masalah atau

(23)

F. Sumber Data Penelitian

1. Unsur manusia sebagai instrument kunci yaitu peneliti yang terlibat langsung

dalam observasi, unsur informan terdiri atas koordinator pengelola program,

pementor, dan mentee (siswa).

2. Unsur non manusia sebagai data pendukung penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif

model Miles dan Huberman. Teknis ini menurut Miles dan Hubermen diterapkan

melalui tiga alur, yaitu :

1. Reduksi Data

Sebagai langkah awal dalam analisis data terkait dengan penelitian ini

dilakukan reduksi data (data reduction). Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan

demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan

memberikan kemudahan peneliti untuk melakukan pengumpulan data.

Data yang telah teridentifikasi terkait penelitian kemudian diberi kode agar

dapat diketahui darimana sumber asalnya dan dengan teknik apa data tersebut

dikumpulkan. Kode tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

(1) Kode (A) untuk data yang berkaitan dengan Perencanaan Program Mentoring

Agama Islam.

(2) Kode (B) untuk data yang berkaitan dengan Pelaksanaan Program Mentoring

(24)

(3) Kode (C) untuk data yang berkaitan dengan Evaluasi Program Mentoring

Agama Islam.

(4) Kode (D) untuk data yang berkaitan dengan dampak penerapan Program

Mentoring Agama Islam terhadap siswa.

(5) Kode (1) untuk data yang diperoleh dari informan pertama, yaitu koordinator

Program Mentoring Agama Islam.

(6) Kode (2) untuk data yang diperoleh dari informan kedua, yaitu pementor

Program Mentoring Agama Islam.

(7) Kode (3) untuk data yang diperoleh dari informan ketiga, yaitu siswa.

(8) Kode (a) untuk data yang diperoleh dari hasil wawancara

(9) Kode (b) untuk data yang diperoleh dari hasil observasi

(10)Kode (c) untuk data yang diperoleh dari hasil studi dokumentasi.

2. Penyajian Data

Penyajian data bisa dilakukan dalm bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

antar katagori, flowchart, dan sejenisnya. Dengan display data, akan memudahkan

untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan

apa yang telah dipahami.

3. Penarikan kesimpulan/verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, kemudian akan

berubah bila ditemukan bukti yang lebih kuat yang mendukung selama proses

penelitian. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kesimpulan yang relevan dengan

kenyataannya, peneliti melakukan verifikasi yaitu mempelajari kembali data-data

(25)

dan masukan dari para responden. Baru kemudian dapat diambil kesimpulan

akhir.

H. Keabsahan Data

Menurut Satori (2010: 100) dalam peneilitan dilakukan pengecekan keabsahan

data melalui :

1. Kredibilitas (Validitas Internal)

Keabsahan atas hasil-hasil penelitian dilakukan melalui :

a. Meningkatkan kualitas keterlibatan peneliti dalam kegiatan di lapangan;

b. Pengamatan secara terus menerus;

c. Trianggulasi, baik metode, dan sumber untuk mencek kebenaran data dengan

membandingkannya dengan data yang diperoleh sumber lain, dilakukan, untuk

mempertajam tilikan kita terhadap hubungan sejumlah data;

d. Pelibatan teman sejawat untuk berdiskusi, memberikan masukan dan kritikan

dalam proses penelitian;

e. Menggunakan bahan referensi untuk meningkatkan nilai kepercayaan akan

kebenaran data yang diperoleh, dalam bentuk rekaman, tulisan, copy-an, dll

f. Membercheck, pengecekan terhadap hasil-hasil yang diperoleh guna

perbaikan dan tambahan dengan kemungkinan kekeliruan atau kesalahan

dalam memberikan data yang dibutuhkan peneliti.

2. Transferabilitas

Bahwa hasil penelitian yang didapatkan dapat diaplikasikan oleh pemakai

(26)

memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas tentang konteks dan fokus

penelitian.

3. Comformabilitas dan Dependabilitas

Dilakukan dengan audit trail berupa komunikasi dengan pembimbing dan

dengan pakar lain dalam bidangnya guna membicarakan

permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam penelitian berkaitan dengan data yang harus

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Secara umum implementasi pembelajaran dalam mentoring Agama Islam di

Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Qordova merupakan salah satu

alternatif model pendidikan karakter bagi siswa SMP yang ditujukan untuk

membentengi remaja dari pengaruh moral yang destruktif dan membentuk

perilaku siswa sesuai dengan norma-norma, tata nilai dan tujuan yang telah di

tetapkan baik secara makro sebagaimana yang terdapat dalam tujuan pendidikan

nasional maupun dalam skala mikro yang tertuang dalam tujuan pendidikan di

satuan pendidikan khususnya di SMP IT Qordova.

Hal tersebut ditunjukan dalam pelaksanaan program mentoring maupun yang

tertuang dalam panduan kurikulum mentoring agama Islam SMP IT Qordova,

dimana terdapatnya komponen-komponen pendidikan dan pembelajaran seperti

halnya tujuan program mentoring Agama Islam, materi pembelajaran, sumber

daya, metode dan media pembelajaran, serta proses evaluasi pembelajaran yang

dilakukan. Semua itu menggambarkan pengelolaan sistem pembelajaran yang

mengarah kepada tercapainya pembentukan perilaku siswa berbasis pendidikan

karakter.

Secara khusus, deskripsi pelaksanaan program mentoring agama Islam

(28)

di SMP IT Qordova dapat dilihat dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, serta

dampaknya terhadap perubahan perilaku siswa, sebagai berikut:

1. Perencanaan program

Perencanaan program mentoring agama Islam yang diperuntukan pada

pembentukan karakter siswa berbasis muwashafat tarbiyah yaitu dengan

disusunnya perencanaan dalam bentuk panduan kurikulum mentoring agama

Islam yang menjadi panduan bagi para pengelola dan juga pementor. Perencanaan

pembelajaran mentoring telah menunjukkan sejumlah kriteria perencanaan yang

baik karena disertai aspek-aspek yang seharusnya ada di dalam komponen

perencanaan pembelajaran seperti tujuan pembelajaran, isi/materi yang menjadi

bahan pembelajaran, media dan metode pembelajaran serta sumber daya mentor

yang menjadi pelaksana program di lapangan dan instrument evaluasi yang

digunakan.

Selain itu, perencanaan mentoring agama Islam juga tertuang dalam program

kerja tahunan dimana terdapat sejumlah kegiatan yang merupakan bagian dari

perangkat-perangkat program mentoring agama Islam seperti kegiatan sarasehan

mentoring, mentoring gabungan, MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa),

pelatihan motivasi, bedah buku, rihlah/tafakur alam dan pesantren kilat, dimana

kegiatan tersebut dilakukan secara terpadu dan berorientasi pada pembentukan

karakter peserta didik.

2. Pelaksanaan program

Pelaksanaan pembelajaran pada MAI SMP IT Qordova dikenal dengan sistem

(29)

mentoring dibatasi jumlahnya maksimal 12 orang dan pimpin oleh seorang

mentor. Suasana pembelajaran dalam mentoring di didesain dengan

menyenangkan, tidak tegang, hal tersebut agar dapat menumbuhkan minat peserta

didik untuk bisa menikmati aktifitas mentoring dengan baik tanpa adanya beban

psikologis yang begitu berarti. Interaksi yang dilakukan antara pementor dengan

siswa cukup dinamis, peserta didik dipandang bukan hanya sebagai objek

pembelajaran akan tetapi mereka juga merupakan subjek pembelajaran yang turut

berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, hal karena pendekatan

pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan andragogi.

Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan melalui tahap pembuka,

tahap inti dan tahap penutup. Dalam penyampaian materi, pementor menggunakan

media pembelajaran meskipun kurang bervariatif akan tetapi hal tersebut tidak

menjadi kendala yang berarti karena proses pembelajaran ditunjang dengan

metode pembelajaran yang kreatif dan bisa menghidupkan suasana pembelajaran.

Kemudian dalam proses penanaman karakter ketika pembelajaran dilakukan

dengan pembiasaan, keteladanan, dan pembelajaran contextual teaching learning

(CTL).

3. Evaluasi program

Evaluasi pembelajaran karakter dalam kegiatan mentoring ini dilakukan

sebagai umpan balik terhadap program yang telah dilaksanakan, sehingga dari

hasil evaluasi tersebut tentunya bisa melihat sejauhmana dampak pelaksanaan

program terhadap perubahan perilaku siswa setelah mengikuti rangkaian kegiatan

(30)

lembar mutaba’ah yaumiyah (evaluasi aktifitas harian), pengamatan/observasi

serta dengan melakukan wawancara. Adapun yang menjadi kriteria dalam proses

penilaian adalah 10 muwashafat yaitu salimul aqidah, shahihul ibadah, matnul

khuluq, mutsaqaful fikr, qowwiyul jismi, mujahidul li nafsi, munazham fii

syu’unihi, qadirun alal kasbi, harisun ‘ala waqthi, dan nafi’un li ghoirihi. Kriteria

evaluasi program mentoring ini juga mengacu kepada standar quality assurance

(QA) yang sudah ditetapkan.

4. Dampak Mentoring Agama Islam terhadap Perubahan Perilaku Siswa Berbasis Pendidikan Karakter

Dampak suatu perbuatan/aktifitas yang dilakukan bisa dirasakan oleh orang

yang melaksanakan aktifitas, kegiatan atau suatu perbuatan tersebut. Selain itu

dampak dari perubahan yang terjadi juga dapat dirasakan oleh orang-orang yang

ada di lingkungan dimana yang bersangkutan berada. Demikian halnya dengan

program mentoring agama Islam yang dilaksanakan di SMP IT Qordova

berdampak positif terhadap perubahan perilaku siswa baik di lingkungan sekolah

mapun di lingkungan rumahnya. Dampak positif yang dirasakan oleh siswa dan

juga oleh sekolah dan orang tua siswa yang bersangkutan menjadi suatu parameter

keberhasilan tersendiri terhadap program yang dijalankan, setidaknya hal ini

menjadi hal positif bagi pembelajaran yang mengedepankan nilai-nilai afektif

terhadap siswa dimana dewasa ini proses pembelajaran yang berlangsung lebih

dominan mengedepankan aspek kognitif dan cenderung mengabaikan nilai-nilai

(31)

menunjang prestasi akademis siswa sehingga terjadi keseimbangan dalam diri

individu siswa bersangkutan, akademiknya baik dan juga perilakunya juga baik.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian diatas dan pengalaman yang

dialami, maka penulis mencoba untuk memberikan saran ataupun masukan:

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah memiliki peranan yang strategis dalam menjalankan

kepemimpinannya di sekolah. Terutama dalam mengorganisasikan, menggerakan

dan menyelaraskan segenap stake holder atau sumber daya pendidikan yang di

miliki sekolah. Sehingga kemudian dengan kepemimpinan kepala sekolah mampu

membuat semua komponen-kompenen yang ada di sekolah baik itu guru, staff

administrasi, siswa, orang tua siswa dan pihak lainnya untuk turut terlibat dalam

pencapaian program pembentukan karakter secara optimal dan efektif. Sehingga

dari sinilah tercipta lingkungan belajar yang lebih kondusif bagi terciptanya tujuan

pendidikan karakter.

Kemudian, terkait dengan pelaksanaan pembelajran mentoring, hendaknya

para mentor lebih difasilitasi dalam memperkaya media dan sumber belajar yang

ada di sekolah. Selain itu program-program untuk meningkatkan kapasitas dan

kualitas pementor juga perlu untuk lebih ditingkatkan lagi. Hal ini mengingat

dalam program mentoring, pementor merupakan ujung tombak kegiatan

pembelajaran sudah barang tentu harus menjadi perhatian kepala sekolah dam

(32)

2. Tim Pelaksana

Sebagaimana diketahui bahwasannya program mentoring agama Islam ini di

kelola oleh sebuah tim yang dibentuk sekolah. Tim ini bertugas untuk

mengorganisasikan program mentoring dari mulai proses perencanaan,

pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program. Oleh karena itu, hendaknya tim

pelaksana lebih cermat menganalisa segala macam kebutuhan yang diperlukan

dalam kegiatan mentoring, melakukan perencanaan dengan baik dan juga

menyusun dokument evaluasi yang lebih rapih dan lebih cermat. Serta dalam

pelaksanaannya melakukan koordinasi yang lebih intensif dengan

element-element terkait baik dengan kepala sekolah maupun dengan para pementor.

3. Pementor

Pementor di dalam program mentoring agama Islam merupakan ujung

tombak bagi tercapainya tujuan penerapan program mentoring berbasis

muwashafat. Hal tersebut dikarenakan pementor merupakan sosok yang secara

langsung berperan besar dalam pembentukan karakter siswa, pementor adalah

figur atau teladan dalam penerapan perilaku baik yang menjadi cerminan bagi

siswa atau adik mentornya. Oleh sebab itu, para mentor hendaknya senantiasa

menghiasi setiap perbuatannya dengan kebaikan karena proses pembelajaran

karakter pada hakikatnya bukan semata-mata transfer pengetahuan saja melainkan

proses pewarisan nilai. Selain itu, sudah barang tentu pementor hendaknya

meningkatkan keterampilannya dalam mengelola kegiatan pembelajaran, hal ini

dimulai dengan membuat perencanaan yang baik dan sistematis sesuai dengan

(33)

menyenangkan dan nyaman, serta memperkaya khazanah pengetahuannya seputar

pembelajaran dengan proaktif mengikuti pelatihan-pelatihan untuk pengembangan

skill pementor.

4. Peneliti selanjutnya

Penelitian ini membahas mengenai pendidikan karakter, dimana yang menjadi

fokus penelitian adalah salah satu alternatif program pembentukan karakter bagi

siswa yaitu program mentoring agama Islam. Pendidikan karakter, saat ini

merupakan salah satu isu pendidikan yang sedang menjadi sorotan banyak pihak

dikarenakan kondisi moralitas bangsa ini yang semakin hari semakin terpuruk.

Pendidikan karakter ini menentukan kualitas moral dan arah dari generasi muda

dalam mengambil keputusan dan tingkah laku. Oleh karena itu, berbagai

penelitian sebagai upaya untuk terus menggali berbagai macam alternatif program

pendidikan dan pembelajaran karakter ini perlu terus menerus di gali dan di

kembangkan agar semakin banyak solusi untuk mengatasi permasalahan bangsa

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim Mahmud, Ali. (2003). Tarbiyah Khuluqiyah. Solo: Media Insani Press

Abdullah, Yatimin. (2007). Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Amzah.

Adi, Kuncoro. (2012). Artikel Mentoring Dan The Law Of Legacy. [Online] tersedia: http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2012/06/17/mentoring-dan-the-law-of-legacy/

Alwasilah, A. Chaedar. (2003). Pokoknya Kualitatif; Dasar-Dasar Merancang

dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Az-Zabalawi, Sayyid Muhammad. (2007). Pendidikan Remaja antara Islam dan

Ilmu Jiwa. Jakarta: Gema Insani

Harefa, Andrias. (2001). Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara

Husaini, Adian. (2010). Artikel Perlukah Pendidikan Karakter. [Online] tersedia: http://insistnet.com/index.php?option=com_content&view=article&id=133:perluk ah-pendidikan-berkarakter&catid=1:adian-husaini

Kesuma, Dharma; Triatna, Cepi; Permana Johar. (2011). Pendidikan Karakter

Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Lubis, Satria Hadi. (2006). Rahasia Kesuksesan Halaqah (Usrah). Jakarta: Fatahillah Bina Alfikri (FBA).

Majid, Abdul. (2012). Perencanaan Pembelajaran; Mengembangkan Standar

(35)

Majid, Abdul dan Andayani, Dian. (2012). Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Matta, Muhammad Anis. (2002). Membentuk Karakter Cara Islam. Jakarta:

Al-I’tishom.

Mu’in, Fatchul. (2011). Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik & Praktik.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Mulyasana, Dedy. (2011). Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2011). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Munthe, Bermawi. (2010). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Nata, Abuddin. (2009). Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Prayitno dan Manulang, Belferik. (2011). Pendidikan Karakter dalam

Pembangunan Bangsa. Jakarta: PT Grasindo.

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sanjaya, Wina. (2002). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Kencana.

Sanjaya, Wina. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana

Sanjaya, Wina. (2011). Perencanaan dan Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Satori, Djam`an dan Aan Komariah. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

(36)

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Susilana, dkk. (2006). Kurikulum & Pembelajaran. Bandung: Jurusan kurikulum dan Teknologi Pendidikan.

Syah, Muhibbin. (2002). Psikologi Pendidikan; Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tafsir, Ahmad. (2011). Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Zaini, Hisyam; Munthe, Bermawi; Aryani Sekar Ayu. (2008). Strategi

Referensi

Dokumen terkait

keywords: Islamic Education Teachers, Character.. Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Karakter Siswa SMAN 2 Sragen. Sekolah Pasca Sarjana

Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam pembentukan akhlak siswa SMP Negeri

Mentoring Agama Islam di SMA Negeri 5 Yogyakarta adalah salah satu strategi pembinaan karakter bagi siswa yang dilakukan melalui lingkup yang lebih kecil (kelompok

Model pengembangan kurikulum berbasis karakter pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya dan SMP Ta’miriyah Surabaya secara

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pendidikan karakter melalui pembelajaran Pendidikan agama Islam dan implementasinya pada

Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini antara lain: (1) Untuk mengetahui realisasi pelaksanaan program mentoring agama Islam yang telah berjalan di SMAN 10

Dari hasil penelutian dapat disimpulkan dan dipahami bahwa perana yang dilakuan oleh Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan karakter siswa kelas VIII di SMPN 2 Sukadana Lampung

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan dan dipahami bahwa peran yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan karakter disiplin siswa kelas X Otomotif B di SMK PGRI