• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lomba Nasional PTK Jenjang SD 475

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Lomba Nasional PTK Jenjang SD 475"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI TIKTOK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS

SEKOLAH DASAR KELAS 5 DI MASA PANDEMI COVID-19

Umu Nasiba SDIT MTA Matesih email: [email protected]

PENDAHULUAN

Indonesia menjadi salah satu dari 223 negara yang terdampak wabah virus corona atau Covid-19. Data sebaran kasus korona di Indonesia per-tanggal 2 April 20201 yang dikeluarkan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Sosial, mencatat sebanyak 1,5 juta lebih penduduk terjangkit virus ini, 1,4 juta diantaranya berhasil sembuh, dan 41 ribu lebih kematian. Penyebaran virus ini merupakan ancaman besar terhadap kesehatan. Salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi penyebaran virus ini adalah menjag akebersihan, menjaga jarak (Social Distancing) bahkan penutupan akses keluar masuk suatu daerah (Lock Down) untuk beberapa waktu (Pramana C, 2020). Hal ini tentu memberikan dampak pada berbagai sektor, salah satunya pada sektor pendidikan (Dewi WAF, 2020).

Abstract

The spread of Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) has an impact on the education sector in Indonesia. During a pandemic, the learning process cannot be done face-to-face.

The teaching and learning process is carried out online. Video is one of the media used for learning media, for example in English vocabulary lessons. Unfortunately, the student mastery of English vocabulary is still low. This is evidenced by the post test results of 38 grade 5 students of SDIT MTA Matesih in the first semester. The percentage of students who completed was only 37%, namely 14 students who completed with a Minimum Completion Criteria (KKM) score of 80, and 24 students did not complete. This encourages the research to be carried out. The research was conducted for two cycles. Each cycle consists of planning, implementing, observing and evaluating, ending with reflection. The data collection techniques used were tests and observations. Data collection tools used were a written test instrument and an observation checklist. The data analysis used was quantitative data analysis. The results showed an increase in vocabulary mastery by 8%.

In addition, based on the results of the questionnaire filled out by students, 83% stated that it was easier to memorize vocabulary using TikTok as a media. As many as 81% of students said TikTok was more interesting. As many as 86% of students stated that TikTok was not boring and easy to repeat. As many as 77% of students stated that TikTok was easily accessible, and as many as 78% of students stated that they liked learning using TikTok.

Keywords: TikTok, Vocabulary, Learning Media

(2)

Selama masa pandemi, proses belajar tidak bisa dilakukan secara tatap muka, mengingat ancaman sebaran Covid-19 (Pramana C, 2020). Proses belajar mengajar dilakukan dalam jaringan atau daring. Salah satu media pembelajaran yang sering digunakan adalah video. Pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan stimulan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu (Yudianto, 2017).

Di Indonesia, aplikasi TikTok merupakan aplikasi video online paling popular di tahun 2020 dengan jumlah pengguna sebanyak 30,7 juta pengguna. Kemunculan aplikasi ini di tahun 2017 membawa pro dan kontra dari berbagai pihak. Pihak kontra menilai konten dalam video ini tidak menididik. Pada tahun 2018 Kementerian Komunikasi dan Informatika memutuskan untuk memblokir aplikasi ini. Namun, tidak berselang lama Kementerian Komunikasi dan Informatika kembali membuka akses aplikasi TikTok.

Pembukaan kembali akses aplikasi ini dilakukan setelah Kementerian Komunikasi dan Informatika menetapkan tim untuk memantau konten yang terdapat pada aplikasi ini.

Akses yang kembali dibuka ini kemudian menjadi salah satu acuan untuk membuat konten yang lebih baik terutama konten yang mendidik, dengan harapan video yang menarik akan meningkatkan antusiasme belajar pada anak (Hasiholan TP & Pratami R, 2020).

Tik Tok menjadi trend baru dan budaya populer di Indonesia. Budaya Populer merupakan budaya yang disukai oleh banyak orang dan tidak terikat dengan kelas sosial tertentu. Budaya populer saat ini semakin besar dampaknya di era digital karena kemudahan akses informasi. Hal ini memiliki dampak signifikan pada perkembangan suatu budaya popular yang ada di suatu negara. Generasi millennial berperan besar dalam perkembangan suatu budaya popular. Para millennial sangat aktif dan intens dengan teknologi baru, salah satunya adalah sebagai pengguna aplikasi TikTok dan menjadikannya budaya popular di Indonesia. Kelebihan ini menjadi salah satu alasan digunakannya TikTok sebagai media pemebelajaran penguasaan kosa kata bahasa Inggris (Hasiholan TP & Pratami R, 2020).

(3)

Kosakata merupakan dasar utama yang harus dimiliki seseorang dalam belajar bahasa, terutama bahasa asing. Kosakata merupakan kumpulan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa dan memberikan makna ketika digunakan (Sugiharti RE & Rifitna Y, 2018).

Kemampuan bahasa Inggris dapat dilihat dari kekayaan kosakata yang dimiliki seseorang (Fitriyani E & Nulandi PZ, 2017). Semakin kaya kosakata seseorang semakin besar kemungkinan seseorang untuk terampil berbahasa dan semakin mudah pula ia menyampaikan dan menerima informasi baik secara lisan, tulisan, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Pada prinsipnya kosakata dipelajari siswa bertujuan untuk dapat meningkatkan pertumbuhan kegiatan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dengan baik (Barnaba HY dan Tou AB, 2014).

Sayangnya, penguasaan kosakata bahasa Inggris pada siswa masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan hasil PAS (Penilaian Akhir Sekolah) 38 siswa kelas 5 SDIT MTA Matesih Semester 1 yang masih rendah. Presentase siswa yang tuntas hanya 37% yakni 14 siswa tuntas atau mencukupi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 80, dan 24 siswa tidak tuntas. Rendahnya ketuntasan nilai siswa ini disebabkan oleh guru yang menggunakan metode belajar satu arah, guru menyampaikan kosakata langsung secara lisan, namun hal ini membuat anak merasa jenuh dan tidak memperhatikan pelajaran yang disampaikan.

Video pembelajaran yang dikemas menarik menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan minat belajar pada siswa terutama dalam menghafal kosakata bahasa Inggris. Dalam proses pembelajaran media yang digunakan harus dapat menarik perhatian anak sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh anak dan memungkinkan anak menguasai tujuan pengajaran lebih baik, serta metode mengajar akan lebih bervariasi tidak sematamata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga anak tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga (Marlianingsih, 2016).

Anak-anak atau peserta didik sangat mengandalkan kemampuan reseptif (dalam sisi menyimak) dalam pemerolehan kosakata bahasa Inggris. Selain itu, untuk mengefektifkan penyerapan kosakata bahasa Inggris kepada anak-anak dapat dilakukan dengan memberikan media yang menarik. Proses pengenalan kosakata kepada anak-anak diharapkan melalui media yang dapat menumbuhkan minat belajar sehingga kosakata

(4)

yang mereka pelajari akan terus menempel di memori dan dapat diaplikasikan dalam keseharian. Salah satu cara yang paling efektif adalah mengenalkan kosakata sedini mungkin melalui media audio visual (Marlianingsih, 2016). Latar belakang inilah yang menjadi alasan peneliti mengangkat judul penelitian “Aplikasi TikTok Sebagai Media Pembelajaran Upaya Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Sekolah Dasar Kelas 5 di Masa Pandemi Covid-19”.

METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model refleksi awal atau prapenelitian sebagai sebagai langkah awal dalam perencanaan tindakan (planning) suatu PTK. Tahap refleksi meliputi diagnosis masalah penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SDIT MTA Matesih, dengan subjek penelitian siswa kelas V semester 2 tahun ajaran 2020/2021 yang berjumlah 38 siswa. Sumber data berupa siswa, guru, dan dokumen. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus 1 dan 2 terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah tes dan observasi. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah instrumen tes tertulis dan daftar ceklis observasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif. Data dari implementasi hasil belajar peserta didik dikumpulkan selama dua siklus, diolah menjadi data kuantitatif, kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil ceklis observasi dilakukan dengan perhitungan reabilitas dengan menggunakan rumus (Yusup F, 2018):

𝑟𝑖 = 𝑘

(𝑘 − 1){𝑠𝑡2− ∑ 𝑝1𝑞1 𝑠𝑡2 } Keterangan :

ri = Reabilitas internal instrumen k = Jumlah soal dalam instrumen

pi = Proporsi banyaknya subjek yang menjawab setiap soal qi = 1 - pi

𝑠𝑡2= Varians total

HASIL DAN PEMBAHASAN

Siklus 1 dan 2 dilaksanakan melalui empat tahap, yaitu refleksi, perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Tahap pertama yakni refleksi atau prapenelitian, peneliti

(5)

melakukan identifikasi masalah. Hasil prapenelitian menyatakan bahwa penguasaan kosakata bahasa Inggris pada siswa masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai Penilaian Akhir Sekolah (PAS), sebanyak 38 siswa kelas 5 SDIT MTA Matesih Semester 1 masih rendah. Presentase siswa yang tuntas hanya 37% yakni 14 siswa tuntas atau mencukupi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 80, dan 24 siswa tidak tuntas.

Pada siklus 1 dan 2 pertemuan pertama, guru memberikan materi kosakata baru menggunakan media TikTok. Guru mengenalkan kosakata baru dengan memberikan gerakan sederhana seperti menunjuk satu per satu tulisan kosakata. Video diberikan iringan musik agar lebih menarik dan menjadi ciri khas aplikasi TikTok yang digunakan sebagai media pembelajaran. Video ini merupakan video auto replay (otomatis mengulang) sehingga materi akan lebih mudah diingat siswa. Setelah melihat video, siswa mengerjakan soal posttest kosakata pada Google Form dengan link yang sudah dibagikan. Soal berupa kosakata bahasa Inggris seperti materi yang telah disampaikan, siswa memilih arti dalam bahasa Indonesia. Penilaian tindakan selanjutnya dilakukan dengan menganalisis hasil nilai posttest kosakata siswa.

Diagram lingkaran di atas menunjukkan presentase nilai posttest kosakata siswa pada siklus 1. Sebanyak 38 anak mengikuti posttest dengan hasil siswa tuntas atau nilai mencukupi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 80 adalah 79% siswa atau sebanayak 30 siswa. Terlihat bahwa terjadi peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris dari pra penelitian ke siklus 1. Jumlah siswa dengan nilai tuntas pada pra siklus

79%

21%

Diagram Nilai Posttest Siklus 1

Siswa Tuntas Siswa Tidak Tuntas

(6)

sebanyak 37% atau 14 siswa dan mengalami peningkatan menjadi 79% atau 30 siswa.

Jumlah siswa yang tidak tuntas atau nilai di bawah Kriteria Kelulusan Minimum (KKM) mengalami penurunan. Pada pra siklus 63% siswa atau sebanyak 24 siswa belum tuntas dan pada siklus 1 21% siswa atau sebanyak 8 siswa belum tuntas.

Diagram lingkaran di atas menunjukkan hasil posttest kosakata siklus 2. Sebanyak 38 anak mengikuti posttest dengan hasil siswa tuntas atau nilai mencukupi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 80 adalah 87% siswa atau sebanyak 30 siswa.

Terlihat bahwa terjadi peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris dari siklus 1 ke siklus 2 sebanyak 8%. Jumlah siswa yang tidak tuntas atau niali di bawah Kriteria Kelulusan Minimum (KKM) mengalami penurunan sebesar 8%. Pada siklus 1, 21% atau sebanyak 8 siswa belum tuntas. Pada siklus 2, 13% siswa belum tuntas atau sebanyak 5 siswa. Meningkatnya nilai posttest kosakata dari siklus 1 ke siklus 2 pada siswa merupakan salah satu tanda keberhasilan penggunaan TikTok sebagai media pembelajaran jarak jauh.

Setelah mengiktui pembelajan pada siklus 1 dan siklus 2, siswa mengisi kuisioner pada Google Form yang dibagikan melalui link. Kuisioner bersifat tertutup, artinya siswa memilih jawaban yang sudah disediakan. Tabel hasil pengisian kuisioner yang telah dilakukan siswa setelah mengikuti pembelajaran pada siklus 1 dan 2, digunakan untuk mengetahui efektivitas media pembelajaran. Pernyataan dalam lembar observasi mempunyai rerata nilai skor dari skor 0 (nol) dan skor 1 (satu). Siswa yang memilih setuju dengan pernyataan peneliti memilih jawaban “Ya” yang berniali 1 dan jawaban “Tidak”

87%

13%

Diagram Nilai Posttest Siklus 2

Siswa Tuntas Siswa Tidak Tuntas

(7)

bernilai 0. Data ini kemudian dihitung nilai reabilitasnya untuk menentukan valid atau tidaknya data sebagai pendukung dalam penelitian.

Tabel 1. Hasil Pengisian Kuisioner

No Penyataan Jawaban (%)

Ya Tidak

1. Menghafal kosakata lebih mudah dengan video (pembelajaran) TikTok

83 17

2. Video (pembelajaran) TikTok lebih menarik, sehingga menjadi semangat belajar.

81 19

3. Video (pembelajaran) TikTok singkat, sehingga tidak membosankan dan mudah diulang-ulang sampai hafal (kosakata).

86 14

4. Video (pembelajaran) TikTok mudah diakses dan penggunaan kuota yang sedikit.

77 23

5. Saya menyukai video (pembelajaran) menggunakan TikTok 78 22

Dari tabel tersebut diketahui bahwa 83% siswa menyatakan setuju bahwa menghafal kosakata lebih mudah dengan video (pembelajaran) Tiktok. Sebanyak 81%

siswa setuju video (pembelajaran) TikTok lebih menarik, sehingga menjadi semangat belajar. Sebanyak 86% siswa setuju video (pembelajaran) TikTok berdurasi singkat, sehingga tidak membosankan dan mudah diulang-ulang sampai hafal (kosakata).

Sebanyak 77% siswa setuju video (pembelajaran) TikTok mudah diakses dan penggunaan kuota yang sedikit. Sebanyak 78% siswa setuju menyukai video (pembelajaran) menggunakan TikTok.

Setelah dilakukan perhitungan reabilitas dari kuisioner tersebut, didapatkan nilai reabilitas 0.88. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila nilai koefisien reliabilitas lebih dari 0,70 (ri > 0,70). Instrumen yang valid dan reliabel dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel pula sehingga membawa pada kesimpulan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya (Yusup F, 2018).

Meningkatnya ketuntasan siswa dalam posttest kosakata dari siklus 1 ke siklus 2 dipengaruhi beberapa faktor, yakni penggunaan media audio-visual yang menarik menggunakan aplikasi TikTok. Penggunaan media audio-visual sendiri memberikan beberapa kelebihan ketika digunakan dalam pembelajaran untuk memberanikan siswa dalam balajar bahasa Inggris, karena siswa dapat melihat objek secara nyata. Selanjutnya, media audio-visual sangat penting untuk mempelajari bahasa Inggris karena media

(8)

tersebut menjelaskan kata dimana siswa belum mengerti sebelumnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran meningkatkan kosakata dengan menggunakan media audio-visual diharapkan: (1) siswa berperan aktif karena siswa berhadapan dengan lingkungan yang nyata, (2) siswa memiliki keterampilan dan pemahaman tentang pembelajaran kosakata karena di dalam pembelajaran menggunakan media audio visual diberikan pengertian yang mendalam bukan berupa hapalan, (3) siswa kritis karena siswa memahami materi yang dipelajari sehingga sering bertanya, (4) pembelajaran berlangsung dinamis karena kelas aktif, dan siswa akan memahami materi pembelajaran. Oleh sebab itu, guru dapat dengan mudah mengatur proses pembelajaran, (5) pembelajaran memuat sharing karena di dalam pembelajaran terdapat masyarakat belajar (learning community), (6) proses evaluasi tidak hanya pada hasil tetapi lebih menekankan pada proses pembelajaran (Muttaqien F, 2017).

Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar bahkan berpengaruh secara psikologis kepada siswa (Nurseto T, 2011). Aplikasi TikTok merupakan media pembelejaran audio visual yang menarik atau memiliki fungsi afektif yang dapat terlihat pada tingkatan kenikmatan siswa pada saat belajar. Media ini dapat menggugah emosi dan sikap siswa (Muttaqien F, 2017). Dalam kegiatan belajar mengajar, emosi dan psikologi anak didik sangat diperlukan. Hal tersebut menjadikan peserta didik lebih mudah memehami pelajarannya (Yudianto A, 2017). Sebagi media pembelajaran TikTok telah memenuhi syarat yakni mampu meningkatkan motivasi siswa sebagai hasil dari fungsi afektif. Siswa yang sudah tertarik dengan media pemebelajarannya akan lebih mudah dalam menyerap materi yang diberikan.

Aplikasi Tiktok juga memungkinkan siswa dapat mengulang-ulang video dengan mudah dan menyenangkan karena diiringi musik. Hal ini membuat siswa semakin mudah dalam mengingat kosakata yang diberikan. Metode repetition atau pengulangan dapat meningkatkan aktivasi otak dan menstimulasi audio visual jika dilakukan berulang dalam jangka waktu tertentu. Metode belajar ini membuat kosakata Bahasa Inggris masuk ke dalam pikiran bawah sadar sehingga tidak mudah lupa (Rifqiawan RA, 2016).

(9)

SIMPULAN

TikTok merupakan media pembelajaran yang mampu meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa inggris pada siswa. Keberhasilan ini ditunjukkan oleh peningkatan nilai ketuntasan pada posttest kosakata dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 8%. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan ini adalah TikTok merupakan media pembelajaran audio visual yang memudahkan siswa dalam menerima pebelajaran, sangat menarik sehingga mampu meningkatkan semangat belajar siswa, dan mudah diulang untuk memudahkan siswa dalam mengingat kosakata. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat memanfaatkan berbagai fitur pada aplikasi TikTok untuk membuat video pembelajaran yang lebih menarik dan bermanfaat bagi siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. (2020). Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah, Pembelajaran Berbasis Proyek Literasi, dan Pembelajaran Inkuiri dalam Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis. Profesi Pendidikan Dasar, 7(1), 37-52.

Barnaba, HY & Tou, AB (2014). Peningkatan penguasaan kosakata bahasa inggris melalui media anagram dalam metode kooperatif. Jurnal Prima Edukasia,, Vol. 2 No. 1, hlm. 81-89.

Dewi, WAF (2020). Dampak covid-19 terhadap implementasi pembelajaran daring di sekolah dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan,, Vol.2 No.1, hlm. 56-61.

Fitriyani E & Nulandi PZ, (2017). Efektivitas media flash cards dalam meningkatkan kosakata bahasa inggris. Jurnal Ilmiah Psikologi,, Vo.4 No.2, hlm. 167-182.

Hasiholan, TP & Pratami, R (2020). Pemanfaatan media sosial tiktok sebagai media kampanye gerakan cuci tangan di indonesia untuk pencegahan corona. Jurnal Ilmu Komunikasi,, Vol.5 No.2, hlm. 70-80.

Marlianingsih N, (2016). Pengenalan kosa kata bahasa inggris melalui media audio visual (animasi) pada PAUD. Jurnal Ilmiah Kependidikan,, Vol. 3 No. 2, hlm. 133-140.

Muttaqien, F (2017). Penggunaan media audio-visual dan aktivitas belajar dalam meningkatkan hasil belajar vocabulary siswa pada mata pelajaran bahasa inggris kelas x (quasy experiment: SMAN 8 garut). Jurnal Wawasan Ilmiah,, Vol. 8 No. 1, hlm.25-41.

Nurseto, T (2011). Membuat media pembelajaran yang menarik. Mu’allim Jurnal Pendidikan Islam,, Vol.8 No. 1, hlm. 19-35.

Paidi. (2008). Urgensi pengembangan kemam-puan pemecahan masalah dan metakog- nitif siswa SMA melalui pembelajaran biologi. Prosiding, Seminar dan Musyawarah Nasional MIPA yang diselenggarakan oleh FMIPA UNY, tanggal 30 Mei 2008. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Pramana, AM (2016). Pembelajaran pendidikan anak usia dini (PAUD) dimasa pandemi covid-19. Indonesian Journal of Early Childhood,, Vol.2 No.2, hlm. 116-124.

(10)

Rifqian, RA (2016). Smart repetition dan brain wave technology dalam pembuatan uudio book kosa kata bahasa inggris. DIMAS. Vol.16 No.1, hlm. 275-289.

Sugiharti, RE & Riftina, Y (2018). Upaya meningkatkan penguasaan kosakata bahasa inggris melalui model scramble pada siswa kelas 4 SDN jatimulya 04 tambun selatan. Indonesian Journal of Primary Education,, Vol. 2 No.2, hlm. 14-22.

Yudianto. (2017). Penerapan video sebagai media pembelajaran. Prosiding, Seminar Nasional Pendidikan 2017 yang diselenggarakan oleh FMIPA UMS, tanggal 9 Agustus 2017. Sukabumi : Universitas Muhammadiyah Sukabumi.

Yusup, F (2018). Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian kuantitatif. Jurnal Ilmiah Kependidikan,, Vol. 7 No. 1, hlm.17-23.

BIODATA PENULIS

Penulis bernama Umu Nasiba, S.Si, seorang guru Bahasa Inggris di SDIT MTA Matesih. Penulis lahir di Karanganyar, 01 Februari 1997. Penulis dapat dihubungi pada nomer 087883772053 atau email: [email protected].

Gambar

Diagram  lingkaran  di  atas  menunjukkan  presentase  nilai  posttest  kosakata  siswa  pada siklus 1
Diagram lingkaran di atas menunjukkan hasil posttest kosakata siklus 2. Sebanyak  38 anak mengikuti posttest dengan hasil siswa tuntas atau nilai mencukupi nilai Kriteria  Ketuntasan  Minimal  (KKM)  sebesar  80  adalah  87%  siswa  atau  sebanyak  30  sis

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan lain untuk program exchange student reciprocal dak akan dipungut biaya atau digra skan, exchange satu semester yang dak reciprocal disetarakan dengan

Sedangkan terbentuknya komunitas itu tidaklah lepas dari para anggotanya yang memiliki aktivitas yang sama dan kesamaan hobi, begitu pula dengan yang terjadi di

Selain merepresentasikan kadar polifenol (tanin kondensat) yang terdapat dalam ekstrak, bilangan Stiasny juga digunakan untuk menentukan kereaktifan tanin terhadap

Dinas Kimpraswil Kabupaten Rejang Lebong (2007), Laporan Hasil Pelaksanaan DAK/DAU Non DR Sub Bidang Permukiman dan Penataan Ruang Dinas Kimpraswil Kabupaten Rejang Lebong

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa telah ditemukan cacing Fasciola gigantica dengan karakteristik ukuran rata-rata panjang cacing 25,5

Dalam masa pandemi ini semua pembelajaran dilakukan secara daring guna memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 sehingga pembelajaran yang awalnya dilakukan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas V SD Negeri Sekarsuli 1 dengan judul Peningkatan Motivasi Belajar Peserta didik Kelas V pada Pembelajaran Online

Hasil penelitian Naimah dan Utama (2006:19) menunjukkan bahwa pada perusahaan-perusahaan besar, semakin banyak informasi non-akuntansi yang tersedia sepanjang tahun,